Warga DKI Jakarta dan DI Yogyakarta menilai penerapan protokol kesehatan kini lebih kendor ketimbang di masa darurat bencana. Mereka juga mengaku yakin pemerintah dapat menangani pandemi, dan siap diberi sanksi tegas jika tak menerapkan protokol secara ketat.
Persepsi masyarakat ini terekam dalam hasil survei Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang didukung Knowledge Sector Initiative (KSI). Survei dilakukan terhadap 800 responden di Jakarta dan Yogyakarta, 13-18 Januari 2021.
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
PERSEPSI, EFEKTIVITAS DAN KEPATUHAN
1. Persepsi, Efektivitas, dan Kepatuhan
Masyarakat dalam Peneraparan Protokol
Kesehatan COVID-19
Periode Survei: 13-18 Januari 2021
Member of
Laporan hasil survei
laporan dapat diunduh di
covid19.csis.or.id/survei
2. Metode Survei
3
Populasi
Populasi survei adalah seluruh penduduk yang telah berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Sample
sepenuhnya dipilih menggunakan metode acak
Lokasi Survei Survei dilakukan di Provinsi DKI Jakarta dan DI Yogyakarta
Penarikan Sample
Penarikan sample sepenuhnya dilakukan secara acak menggunakan metode multistage random sampling. Penarikan sample
mempertimbangkan dua aspek, yaitu: (1) proporsi antara jumlah sample dengan jumlah penduduk di setiap provinsi; dan (2) proporsi
sample berjenis kelamin perempuan dan laki-laki
Jumlah Sample
Total sample sebesar 800, pada setiap provinsi dipilih secara acak 400 orang sample. 800 sample berada di 80 PSU (40 PSU di Jakarta
dan 40 di DI Yogyakarta
Margin of Error (MoE)
Margin of error survei pada level agregat dua provinsi dengan 800 sample sebesar +/- 3,46% dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
Sementara margin of error pada level provinsi sebesar +/- 4,9% pada tingkat kepercayaan 95%
Wawancara
Proses wawancara dilakukan secara tatap muka menggunakan kuesioner oleh pewawancara. Dalam wawancara enumerator dan
responden menerapkan protokol kesehatan. Pewawancara telah telah mengikuti proses pelatihan oleh koordinator provinsi
Quality Control Quality control dilakukan menelpon kembali 50% responden secara acak dari total sample
Periode Survei 13–18 Januari 2021
Dana Survei Survei didukung oleh Knowledge Sector Initiative (KSI)
Keanggotaan Profesi
CSIS adalah Ketua Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI) dan pelaksanaan survei sudah memperoleh izin dari
Kesbangpol Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Disclamer: Survei ini dilakukan di provinsi Jakarta dan DI Yogyakarta dan tidak berpretensi
melakukan generalisasi pada tingkat nasional
3. Tahapan Survei
4
Kegiatan Waktu
Perizinan Survei 4-8 Januari 2021
Sampling Frame 8-10 Januari 2021
Finalisasi kuesioner 5-8 Januari 2021
Pelatihan Enumerator di Daerah
12 Januari 2021 : Jakarta
13 Januari 2021 : Yogyakarta
Pengumpulan Data Lapangan 13 - 18 Januari 2021
Pengumpulan data ke koordinator provinsi 19 Januari 2021
Validasi dan verifikasi Data 20-21 Januari 2021
Pengiriman dan Data diterima di Jakarta 22-23 Januari 2021
Call-back data 23-24 Januari 2021
Data Entry 25-27 Januari 2021
Data cleaning 27-29 Januari 2021
Analisis Data dan Pembuatan Laporan 1 Februari – 7 Februari 2021
4. Distribusi dan Validasi Sample
5
Keterangan
% Populasi (BPS
2020)
% Sample
DKI JAKARTA
JAKARTA SELATAN 21.50 21.25
JAKARTA TIMUR 27.89 27.5
JAKARTA PUSAT 8.81 8.75
JAKARTA BARAT 24.59 25
JAKARTA UTARA 17.21 17.5
DI YOGYAKARTA
KULONPROGO 12.2 12.5
BANTUL 26.0 25.0
GUNUNGKIDUL 21.0 20.0
SLEMAN 29.4 30.0
YOGYAKARTA 11.3 12.5
5. Protokol wawancara
6
Penggunaan Protokol Kesehatan dalam
Survei
1. Sebelum memulai wawancara
surveyor wajib menggunakan masker
dan faceshied.
2. Surveyor memberikan masker dan
meminta kesediaan responden untuk
menggunakan masker selama proses
wawancara berlangsung.
3. Saat proses wawancara wajib
menjaga jarak minimal 1 meter dan
tidak boleh berkerumun.
No Keterangan Ya Tidak
1 Batuk parah 1 2
2 Sesak nafas 1 2
3 Demam tinggi 1 2
4 Kehilangan penciuman 1 2
Screning Responden
Sebelum wawancara dimulai, sesuai dengan
standar dan prosedur pelaksanaan survei
dalam masa pandemi COVID-19,
enumerator menanyakan kondisi kesehatan.
Bila responden mengalami gejala sakit,
wawancara dibatalkan.
6. Fokus dan pertanyaan survei
1) Faktor apakah yang mempengaruhi tingkat kepatuhan publik dalam menerapkan protokol
kesehatan?
2) Faktor apakah yang mempengaruhi tingkat kekhawatiran publik terhadap penyebaran COVID-
19?
3) Faktor apakah yang mempengaruhi tingkat kepercayaan publik program vaksinasi?
4) Faktor apakah yang mempengaruhi kesediaan publik untuk mengikuti program vaksinasi?
5) Bagaimana hubungan antara tanggung jawab sosial masyarakat, vaksin, dan faktor-faktor
demografi seperti umur, pendidikan, gender, dan tingkat pengeluaran?
6) Bagaimana persepsi publik terhadap kebijakan pemerintah dalam menangani COVID-19?
7) Bagaimana dampak ekonomi keluarga akibat COVID-19?
7 of 72
7. Struktur presentasi survei
1. Pengetahuan, dan kepatuhan publik dalam menerapkan protokol kesehatan
2. Persepsi terhadap Kebijakan Penanganan COVID-19
3. Tanggungjawab sosial dan COVID-19
4. Persepsi dan kekhawatiran publik terhadap risiko penyebaran COVID-19
5. Persepsi terhadap vaksin COVID-19
6. Dampak ekonomi akibat COVID-19
7. Demografi
8 of 72
9. Pengenalan terhadap transmisi COVID-19 dan
kekhawatiran terhadap penularan
10
Q: Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui cara penyebaran (transmisi) COVID-19 melalui medium di
bawah ini? Bila mengetahui, apakah Bapak/Ibu khawatir atau tidak dengan penularan COVID-19 melalui
medium tersebut?
Secara umum sebagian besar responden yang berada di Jakarta dan Yogyakarta sudah mengetahui cara penyebaran COVID-
19
Jakarta Yogyakarta
91,0%
88,8%
87,5%
84,0%
82,8%
75,0%
94,0%
92,1%
88,3%
90,2%
90,9%
90,0%
Penyebaran melalui kontak langsung dengan
orang yang telah terinfeksi
Penyebaran melalui air liur saat seseorang
berbicara/batuk)
Penyebaran melalui kontak erat dengan orang
lain (berada dalam jarak kurang dari 1 meter)
Penyebaran melalui kontak langsung (seperti
bersentuhan)
Penyebearan melalui benda-benda yang telah
terkontamisasi Covid-19
Penyebaran melalui udara
Tahu Khawatir (dari yang tahu)
94,8%
91,5%
89,5%
87,5%
86,3%
77,0%
91,3%
90,2%
86,9%
87,7%
89,6%
82,8%
Penyebaran melalui kontak langsung dengan
orang yang telah terinfeksi
Penyebaran melalui air liur saat seseorang
berbicara/batuk)
Penyebaran melalui kontak langsung (seperti
bersentuhan)
Penyebaran melalui kontak erat dengan orang
lain (berada dalam jarak kurang dari 1 meter)
Penyebearan melalui benda-benda yang telah
terkontamisasi Covid-19
Penyebaran melalui udara
Tahu Khawatir (dari yang tahu)
10. Pengenalan terhadap gejala-gejala COVID-19
11
Q: Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui gejala-gejala COVID-19 di bawah ini
Sebagian besar responden mengetahui gejala-gejala COVID-19
93,6 93,1 91,5 89,1
6,4 6,9 8,5 10,9
Sulit bernafas/sesak Batuk Demam /meriang Nyeri tenggorokan
Tahu Tidak Tahu
11. Frekuensi melakukan aktivitas untuk mencegah
penyebaran COVID-19
12
Q: Seberapa seringkah Bapak/Ibu/Saudara melakukan aktivitas di bawah ini untuk mencegah penyebaran
COVID-19?
Dari 7 aktivitas yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19, aktivitas yang lebih rendah dilakukan
adalah melakukan olahraga secara rutin dan menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut sebelum mencuci
tangan
Jakarta Yogyakarta
97,8%
96,5%
86,0%
81,8%
81,0%
76,8%
52,3%
2,3%
3,5%
14,0%
18,3%
19,0%
23,3%
47,8%
Menggunakan masker saat berada di luar
rumah
Mencuci tangan menggunakan sabun
Menjaga jarak minimal 1 meter saat
berada di luar rumah
Menghindari kerumunan
Menghindari kontak erat dengan orang
yang sakit
Menghindari menyentuh mata, hidung
dan mulut sebelum mencuci tangan
Melakukan olahraga secara rutin
Sering/cukup sering Jarang/tidak pernah
93,8%
93,0%
83,0%
82,0%
80,5%
69,0%
47,5%
6,3%
7,0%
17,0%
18,0%
19,5%
31,0%
52,5%
Menggunakan masker saat berada di luar
rumah
Mencuci tangan menggunakan sabun
Menghindari kerumunan
Menjaga jarak minimal 1 meter saat
berada di luar rumah
Menghindari kontak erat dengan orang
yang sakit
Menghindari menyentuh mata, hidung
dan mulut sebelum mencuci tangan
Melakukan olahraga secara rutin
Sering/cukup sering Jarang/tidak pernah
12. Pengenalan terhadap kelompok yang berisiko
tertular COVID-19
13
Q: Menurut Bapak/Ibu/Saudara seberapa berisikokah orang-orang di bawah ini tertular
COVID-19?
Keterangan Berisiko tinggi Sama saja Tidak berisiko Tidak tahu
Jakarta
Orang-orang dengan penyakit penyerta (hipertensi,
diabetes, jangtung, asma, gagal ginjal)
83.5% 6.0% 2.3% 8.3%
Orang berusia lanjut (di atas 60 tahun) 90.3% 5.5% .5% 3.8%
Orang dengan daya tahan (imunitas) yang rendah 89.5% 6.3% 1.3% 3.0%
Orang dengan berat badan yang berlebih (obesitas) 50.3% 17.5% 7.3% 25.0%
Yogyakarta
Orang-orang dengan penyakit penyerta (hipertensi,
diabetes, jangtung, asma, gagal ginjal)
82.0% 6.8% 3.0% 8.3%
Orang berusia lanjut (di atas 60 tahun) 83.5% 8.0% 2.5% 6.0%
Orang dengan daya tahan (imunitas) yang rendah 88.0% 3.8% 2.0% 6.3%
Orang dengan berat badan yang berlebih (obesitas) 53.0% 15.3% 10.8% 21.0%
Sebagian besar responden mengetahui kelompok-kelompok yang berisiko tertular COVID-19. Pengenalan terendah adalah
pada kelompok obesitas
13. Pengenalan terhadap kondisi penyakit bawaan
(komorbid)
14
Q: Apakah Bapak/Ibu/Saudara mempunyai penyakit bawaan (komorbid) di bawah ini?
Keterangan Ya
Data
Riskesdas
(2018)
Tidak
Tidak
bersedia
menjawab
Hipertensi 9.9 8.4 89.1 1.0
Diabetes melitus 5.1 2.0 93.9 1.0
Penyakit jantung 1.9 1.5 97.1 1.0
Penyakit auto imun 1.6 0.5* 96.3 2.1
Tuberkolosis/penyakit
paru
1.6 0.4 97.3 1.1
Tumor/kanker 1.6 1.8 97.4 1.0
Penyakit ginjal 1.4 3.8 97.8 0.9
Penyakit hipertensi dan diabetes adalah dua penyakit bawaan yang banyak dimiliki oleh responden
*data penyakit auto imun tahun 2017
14. Persentase positif COVID-19 di keluarga/lingkungan
15
Q: Apakah Bapak/Ibu/Saudara memiliki teman, kenalan, saudara, keluarga atau tetangga yang
pernah positif COVID-19?
27,5%
24,5%
14,0%
4,3%
39,0%
13,3% 12,8%
9,5%
1,0%
30,5%
Teman Kenalan Keluarga/kerabat yang
tidak serumah
Anggota keluarga dalam
satu rumah
Tetangga
Jakarta Yogyakarta
Dari beberapa kelompok yang diuji, rata-rata 21,86% responden di Jakarta dan 13,42% (Yogyakarta) mengenal seseorang
yang pernah positif COVID-19
15. Persentase kematian akibat COVID-19 di keluarga/
lingkungan
16
Q: Apakah Bapak/Ibu/Saudara memiliki teman, kenalan, saudara, keluarga atau tetangga yang
meninggal karena positif COVID-19?
5,3%
8,5%
1,5%
,5%
9,5%
3,8%
4,8%
2,5%
,5%
6,0%
Teman Kenalan Keluarga/kerabat yang
tidak serumah
Anggota keluarga dalam
satu rumah
Tetangga
Jakarta Yogyakarta
Dari beberapa kelompok yang diuji, rata-rata 14,5% responden di Jakarta dan 3,52% (Yogyakarta)
mengenal seseorang yang meninggal akibat COVID-19
Jumlah kasus meninggal COVID-19 di DKI (per 13 Januari 2021) – 3.634 orang (Pemprov DKI)
Jumlah kasus meninggal COVID-19 di DIY (per 13 Januari 2021) – 341 orang (Pemprov DIY)
16. Ketersediaan fasilitas cuci tangan di ruang publik
17
Q: Sepengetahuan Bapak/Ibu apakah sudah tersedia fasilitas cuci tangan pada tempat-tempat
di bawah ini?
96,0% 93,8% 91,5%
87,5% 86,3%
81,5%
2,5% 4,5% 5,8% 8,0% 10,8%
15,5%
1,5% 1,8% 2,8% 4,5% 3,0% 3,0%
Rumah
ibadah
Swalayan Pertokoan Mall Pasar
modern
Pasar
tradisional
Tersedia Tidak tersedia Tidak tahu
96,0% 93,8% 91,5%
87,5% 86,3%
81,5%
2,5% 4,5% 5,8% 8,0% 10,8%
15,5%
1,5% 1,8% 2,8% 4,5% 3,0% 3,0%
Rumah
ibadah
Swalayan Pertokoan Mall Pasar
modern
Pasar
tradisional
Tersedia Tidak tersedia Tidak tahu
Jakarta Yogyakarta
17. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan
masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan COVID-
19
18
Q: Menurut Bapak/Ibu/Saudara manakah diantara faktor di bawah ini yang menyebabkan
orang tidak patuh pada aturan/protokol kesehatan penanggulangan COVID-19?
47,0%
9,0%
6,0%
7,8%
8,8%
1,8%
13,0%
6,8%
36,5%
8,8%
6,5%
4,0%
11,0%
3,5%
24,8%
5,0%
Masyarakat sudah jenuh dengan situasi Covid-19
Sanksi hukum terlalu longgar sehingga tidak ada efek jera
Tidak ada kontrol dari pemerintah terhadap kebijakan yang ditetapkan
Kebijakan pemerintah yang tidak konsisten
Adanya kepercayaan di masyarakat bahwa hidup mati seseorang di tangan Tuhan
Tidak ada teladan yang dapat memberi contoh yang baik untuk taat aturan
Rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap bahaya Covid-19
TT/TJ
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
Data ini menunjukkan ketidakpatuhan responden bervariasi, baik di Jakarta maupun Yogyakarta. Di Jakarta, sebagian besar
ketidakpatuhan dipengaruhi oleh faktor kejenuhan. Sementara di Yogyakarta tingkat kejenuhan terhadap Covid lebih rendah
dibandingkan Jakarta
18. Hal yang paling efektif dilakukan pemerintah dalam
meningkatkan kepatuhan masyarakat pada protokol kesehatan
19
Q: Menurut Bapak/Ibu/Saudara manakah diantara hal di bawah ini yang paling efektif
dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap protokol
kesehatan?
46,0%
8,5%
30,0%
7,5%
4,0%
4,0%
45,5%
6,3%
31,3%
8,0%
3,3%
5,8%
Sanksi hukum dipertegas
Masyarakat diberi penghargaan bila menerapkan protokol kesehatan
Dibuka ruang dialog antara masyarakat dengan pemerintah untuk sosialisasi kebijakan
Memasukkan faktor kearifan lokal masyarakat dalam kebijakan
Lainnya
TT/TJ
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
Sebagian besar responden di Jakarta dan Yogyakarta menilai penegakan hukum yang tegas akan efektif dalam peningkatan
kepatuhan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan
20. Kemampuan pemerintahan pusat dan daerah dalam
menangani COVID-19
21
Q: Menurut Bapak/Ibu/Saudara seberapa mampukah pemerintah pusat dan pemerintahan provinsi dalam
menangani Pandemi COVID-19?
75,8%
23,5%
,8%
79,0%
20,0%
1,0%
Sangat mampu/cukup
mampu
Kurang mampu/tidak
mampu sama sekali
TT/TJ
Pemerintahan pusat Pemerintahan daerah
77,0%
20,8%
2,3%
77,8%
19,8%
2,5%
Sangat
mampu/cukup
mampu
Kurang
mampu/tidak
mampu sama sekali
TT/TJ
Pemerintah pusat Pemerintah daerah
Jakarta Yogyakarta
Sebagian besar responden menilai pemerintahan pusat dan daerah mampu dalam menangani COVID-19
21. Penilaian terhadap konsistensi pemerintah dalam
menangani Covid-19
78,5%
20,8%
,8%
76,5%
21,0%
2,5%
Sangat konsisten/cukup konsisten Kurang konsisten/tidak konsisten sama
sekali
TT/TJ
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
Q: Secara umum, bagaimana penilaian Bapak/Ibu/Saudara terhadap kebijakan pemerintah terkait upaya
penanggulangan COVID-19?
Sebagian besar responden di Jakarta dan Yogyakarta menilai kebijakan pemerintah konsisten dalam penanganan Covid-19
22. Persepsi terhadap transparansi pemerintah pusat dan
daerah dalam memberikan informasi COVID-19
23
Q: Menurut Bapak/Ibu/Saudara seberapa transparankah pemerintah pusat dan pemerintah provinsi dalam
memberikan informasi tentang COVID-19?
83,8%
15,8%
,5%
86,3%
12,8%
1,0%
Sangat transparan/cukup
transparan
Kurang transparan/tidak
transparan sama sekali
TT/TJ
Pemerintah pusat Pemerintah daerah
79,0%
17,8%
3,3%
80,8%
16,0%
3,3%
Sangat
transparan/cukup
transparan
Kurang
transparan/tidak
transparan sama sekali
TT/TJ
Pemerintah pusat Pemerintah daerah
Jakarta Yogyakarta
Secara umum pemerintahan pusat dan nasional dinilai transparan dalam memberikan informasi COVID-19
23. Pemberlakuan protokol kesehatan pada Masa
Darurat Bencana dan Masa New Normal
24
Q: Menurut Bapak/Ibu/Saudara seberapa ketatkah pemberlakuan protokol kesehatan COVID-19 saat Status
Darurat Bencana pada 29 Februari sampai 29 Mei 2020 dibandingkan saat Kondisi New Normal mulai 1 Juni 2020
sampai saat ini?
88,8%
10,8%
,5%
71,3%
28,3%
,5%
Sangat ketat/cukup
ketat
Kurang ketat/tidak ketat
sama sekali
TT/TJ
Masa Darurat Bencana Masa New Normal
87,5%
12,3%
,3%
70,8%
29,0%
,3%
Sangat ketat/cukup
ketat
Kurang ketat/tidak
ketat sama sekali
TT/TJ
Masa Darurat Bencana Masa New Normal
Jakarta Yogyakarta
Terjadi penurunan persepsi responden terhadap pemberlakukan protokol kesehatan dari Masa Darurat Bencara ke Masa New
Normal, baik responden di Jakarta atau Yogyakarta
24. Pelaksanaan protokol kesehatan dalam kegiataan keagamaan
pada Masa Darurat Bencana dan Masa New Normal
25
Q: Seberapa ketatkah penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan keagamaan pada saat Status Darurat Bencana
pada 29 Februari sampai 29 Mei 2020, dibandingkan Kondisi New Normal pada 1 Juni 2020 sampai saat ini?
94,0%
4,8% 1,3%
71,5%
27,3%
1,3%
Sangat ketat/cukup
ketat
Kurang ketat/tidak ketat
sama sekali
TT/TJ
Masa Darurat Bencana Masa New Normal
92,3%
6,8%
1,0%
77,3%
21,8%
1,0%
Sangat ketat/cukup
ketat
Kurang ketat/tidak
ketat sama sekali
TT/TJ
Masa Darurat Bencana Masa New Normal
Jakarta Yogyakarta
Data di atas menunjukkan turunnya pengetatan protokol kesehatan dalam kegiatan keagamaan pada saat Masa Darurat Bencana dan
Masa New Normal
25. Sikap terhadap penerapan PSBB dalam beberapa
kegiatan
26
Q: Pada bulan April tahun 2020 lalu, sejumlah pemerintahan daerah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dalam PSBB dilakukan kebijakan peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan pembatasan
kegiatan di tempat umum. Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu terhadap pembatasan kegiatan di bawah ini dalam PSBB?
63,5%
65,5%
80,8%
87,5%
36,3%
34,3%
18,8%
12,3%
,3%
,3%
,5%
,3%
Peliburan tempat kerja
Pembatasan kegiatan keagamaan
Peliburan tempat sekolah
Pembatasan kegiatan di tempat umum
Sangat mendukung/cukup mendukung
Kurang mendukung/tidak mendukung sama sekali
TT/TJ
Jakarta Yogyakarta
Di atas 80% responden yang berada di Jakarta dan Yogyakarta mendukung peliburan tempat sekolah dan pembatasan
kegiatan di tempat umum. Sementara di atas 60% mendukung peliburan tempat kerja dan pembatasan kegiatan keagamaan
88,3%
75,0%
72,5%
55,5%
11,5%
25,0%
27,5%
44,0%
,3%
,5%
Pembatasan kegiatan di tempat
umum
Peliburan tempat sekolah
Pembatasan kegiatan keagamaan
Peliburan tempat kerja
Sangat mendukung/cukup mendukung
Kurang mendukung/tidak mendukung sama sekali
TT/TJ
26. Kepercayaan terhadap penyampaian informasi
COVID-19 oleh sejumlah pihak
27
Q: Secara umum seberapa percayakah Bapak/Ibu/Saudara terhadap informasi COVID-19
yang disampaikan oleh pihak-pihak di bawah ini?
85,5% 89,3% 86,3% 85,5%
91,8%
14,5% 10,8% 13,8% 14,0%
8,0%
,5% ,3%
Informasi dari
Pemerintah
Pusat
Informasi dari
Gubernur
Informasi dari
Tokoh Agama
Informasi dari
Tokoh
Masyarakat
Informasi dari
Petugas
Kesehatan
(Dokter, Perawat,
Bidan)
Sangat percaya/cukup percaya
Kurang percaya/tidak percaya sama sekali
TT/TJ
87,0% 89,0% 87,5% 89,0% 92,0%
12,0% 9,8% 11,3% 10,3% 7,0%
1,0% 1,3% 1,3% ,8% 1,0%
Informasi dari
Pemerintah
Pusat
Informasi dari
Gubernur
Informasi dari
Tokoh Agama
Informasi dari
Tokoh
Masyarakat
Informasi dari
Petugas
Kesehatan
(Dokter,
Perawat, Bidan)
Sangat percaya/cukup percaya
Kurang percaya/tidak percaya sama sekali
TT/TJ
Sumber informasi dari petugas kesehatan paling dipercaya publik terkait COVID-19
Jakarta Yogyakarta
27. Khusus responden di Yogyakarta (N=400)
Efektivitas kearifan lokal keraton seperti Sapa Aruh dalam meningkatkan
kepatuhan masyarakat terhadap pelaksanaan protokol kesehatan di Yogyakarta
28
Q: Secara umum seberapa efektifkah kearifkan lokal Keraton seperti Sapa Aruh atau Sabda
Raja dalam meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam menaati protokol kesehatan COVID-
19?
25,5
52,8
7,5
1,3
13,0
Sangat efektif Cukup efektif Kurang efektif Tidak efektif sama sekali TT/TJ
Sebagian besar publik menilai kearifan lokal kraton efektif dalam menangani COVID-19
29. Hal yang dilakukan ketika berada dalam keadaan
sakit
30
Q: Dalam satu tahun terakhir, apa yang Bapak/Ibu/Saudara lakukan bila berada dalam keadaan
sakit?
Lebih dari 50% responden melakukan tiga kegiatan utama ketika sedang sakit, yaitu beristirahat, berkonsultasi ke dokter
atau berobat ke rumah sakit
13,50%
52,80%
4,00%
28,70%
0
20,00%
55,80%
4,30%
20,00%
Tetap melakukan
aktivitas/mengganggap
sebagai sesuatu yang biasa
Beristirahat/berkonsultasi
dengan tenaga
kesehatan/segera berobat
Lainnya Tidak pernah sakit dalam 1
tahun terakhir
TT/TJ
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
30. Persepsi terhadap kemungkinan menularkan COVID-19
pada orang lain
31
Q: Apakah Bapak/Ibu/Saudara merasa dapat menularkan COVID-19 pada orang lain?
51,3%
48,0%
,8%
50,3% 48,8%
1,0%
Ya Tidak TT/TJ
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
Responden terbelah saat ditanyakan kemungkinannya dapat atau tidak dapat menularkan COVID-19 pada orang lain
31. Inisiatif dalam memberikan masker pada orang lain
32
Q: Apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah mempunyai inisiatif untuk memberikan masker pada
orang lain?
79,3%
20,8%
60,8%
39,3%
Pernah Tidak
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
Inisiatif memberikan masker kepada orang lain lebih tinggi di Jakarta dibandingkan Yogyakarta
32. Perasaan bila melihat seseorang tidak menggunakan
masker
33
Q: Bagaimana perasaan Bapak/Ibu/Saudara bila melihat seseorang yang tidak menggunakan
masker berinteraksi dengan orang lain di luar rumah?
72,0%
27,5%
,5%
61,3%
36,5%
1,8% ,5%
Kesal Biasa saja Tidak kesal TT/TJ
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
Responden di Jakarta lebih kesal kepada seseorang yang tidak menggunakan masker dibandingkan responden di Yogyakarta
33. Perasaan malu bila melanggar protokol kesehatan
34
Q: Apakah Bapak/Ibu/Saudara merasa malu bila melakukan hal-hal di bawah ini?
Data di atas menunjukkan tantangan penerapan protokol kesehatan adalah sosialisasi menjaga jarak menimal 1 meter
92,5%
87,3% 85,0%
7,5%
12,8% 15,0%
Tidak menggunakan
masker di tempat umum
Tidak menjaga jarak saat
menghadiri acara yang
melibatkan kerumunan
Tidak menjaga jarak
minimal 1 meter dari
orang lain
Ya Tidak
87,0%
81,0% 79,5%
13,0%
19,0% 20,5%
Tidak menggunakan
masker di tempat umum
Tidak menjaga jarak saat
menghadiri acara yang
melibatkan kerumunan
Tidak menjaga jarak
minimal 1 meter dari
orang lain
Ya Tidak
Jakarta Yogyakarta
34. Perasaan bersalah bila melanggar protokol kesehatan
35
Q: Apakah Bapak/Ibu/Saudara merasa bersalah bila melakukan hal-hal di bawah ini?
Data di atas menunjukkan tantangan penerapan protokol kesehatan adalah sosialisasi menjaga jarak menimal 1 meter
Jakarta Yogyakarta
96,3%
91,3% 87,5%
3,8%
8,8% 12,5%
Tidak menggunakan
masker di tempat umum
Tidak menjaga jarak saat
menghadiri acara yang
melibatkan kerumunan
Tidak menjaga jarak
minimal 1 meter dari orang
lain
Ya Tidak
94,8%
89,8% 87,5%
5,3%
10,3% 12,5%
Tidak menggunakan
masker di tempat umum
Tidak menjaga jarak saat
menghadiri acara yang
melibatkan kerumunan
Tidak menjaga jarak
minimal 1 meter dari
orang lain
Ya Tidak
35. Kesediaan menerima sanksi bila melanggar protokol kesehatan
36
Q: Apakah Bapak/Ibu/Saudara bersedia menerima sanksi bila melanggar protokol kesehatan
COVID-19?
88,0%
8,0%
4,0%
82,3%
16,8%
1,0%
Bersedia Tidak bersedia TT/TJ
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
Sebagian besar responden mengaku bersedia menerima sanksi bila melanggar protokol kesehatan
36. Ketakutan yang dirasakan bila terkonfirmasi positif
COVID-19
37
Q: Apakah Bapak/Ibu takut atau tidak akan mengalami hal-hal di bawah ini bila terinfeksi
positif COVID-19?
74,8%
87,8% 89,8% 87,3% 84,8%
80,3%
90,5% 91,5%
87,0% 90,8%
Dikucilkan di masyarakat Biaya perawatan yang
mahal
Rasa sakit yang parah Meninggal dunia Belum ada obat
Jakarta Yogyakarta
Sebagian besar responden baik di Jakarta dan Yogyakarta mengkhawatirkan dampak sosial, kesehatan dan ekonomi bila
terkonfirmasi COVID-19
37. Perlakuan masyarakat terhadap seseorang yang
positif COVID-19
38
Q: Sepengetahuan Bapak/Ibu bagaimana perlakuan masyarakat sekitar terhadap seseorang
yang positif COVID-19?
49,0%
7,0%
38,3%
5,0%
,8%
50,8%
5,3%
38,5%
1,3%
4,3%
Masyarakat memberikan
dukungan bagi orang
tersebut
Masyarakat
mengucilkannya
Masyarakat membatasi
interaksi dengan keluarga
orang tersebut
Lainnya TT/TJ
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
Setengah dari responden memberikan dukungan kepada seseorang yang positif COVID-19
38. Keaktifan organisasi sosial, keagamaan, kepemudaan dan
petugas desa/kelurahan dalam menyosialisasikan
informasi COVID-19
39
Q: Secara umum menurut Bapak/Ibu/Saudara seberapa aktifkah organisasi di bawah ini dalam menyosialisasikan informasi
terkait COVID-19 kepada masyarakat di daerah ini?
Jakarta Yogyakarta
Petugas kelurahan dianggap mayoritas responden paling aktif dalam menyosialisasikan informasi COVID-19, sementara partai politik
paling tidak aktif
82,8%
61,8% 55,8% 48,3%
20,5% 20,0%
17,0%
37,5% 44,0% 50,5%
78,8% 78,0%
,3% ,8% ,3% 1,3% ,8% 2,0%
Sangat aktif/cukup aktif Kurang aktif/tidak aktif sama sekali TT/TJ
78,5%
56,0% 50,3% 50,3%
19,0% 17,3%
20,8%
40,3% 45,5% 46,5%
73,0% 74,8%
,8% 3,8% 4,3% 3,3% 8,0% 8,0%
Sangat aktif/cukup aktif Kurang aktif/tidak aktif sama sekali TT/TJ
39. Rencana bepergian ke luar kota
40
Q: Apakah dalam satu minggu ke depan, Bapak/Ibu/Saudara akan merencanakan bepergian ke
luar kota?
Ya, 5,1
Tidak, 94,9
41. Kepercayaan terhadap penyebaran COVID-19
42
Q: Seberapa percayakah Bapak/Ibu/Saudara terhadap penyebaran COVID-19?
89,5%
10,3%
,3%
93,8%
6,3%
0%
Sangat percaya/cukup percaya Kurang percaya/tidak percaya sama sekali TT/TJ
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
Sebagian besar responden percaya terhadap penyebaran COVID-19
42. Crosstabulasi: Kepercayaan terhadap penyebaran COVID-19
berdasarkan usia
43
Jakarta Yogyakarta
Ketidakpercayaan terhadap penyebaran vaksin lebih tinggi pada Gen Z (Usia 17-22 tahun) dibandingkan kelompok usia lainnya
81,8%
88,8% 88,5%
93,8%
18,2%
11,2% 10,9%
6,2%
,5%
Gen Z (17-22 tahun) Millennials (23-38 tahun) Gen X (39-54 tahun) Boomers (55-73 tahun)
Sangat percaya/cukup percaya Kurang percaya/tidak percaya sama sekali TT/TJ
78,6%
93,2% 94,4% 96,7%
81,3%
21,4%
6,8% 5,6% 3,3%
18,8%
Gen Z (17-22
tahun)
Millennials (23-38
tahun)
Gen X (39-54
tahun)
Boomers (55-73
tahun)
Silent (Di atas 74
tahun)
Sangat percaya/cukup percaya Kurang percaya/tidak percaya sama sekali
43. Crosstabulasi: Kepercayaan terhadap penyebaran COVID-19
berdasarkan kepercayaan pada vaksin
44
Sebagian besar responden yang tidak percaya COVID-19, tidak percaya pada kemanjuran vaksin
Keterangan Baseline
Percaya
vaksin
Tidak percaya
vaksin
TT/TJ Total
Jakarta
Percaya Covid 89.5 59.5% 38.8% 1.7% 100.0%
Tidak percaya Covid 10.3 24.4% 75.6% 100.0%
Yogyakarta
Percaya Covid 93.8 69.9% 27.7% 2.4% 100.0%
Tidak percaya Covid 6.3 40.0% 56.0% 4.0% 100.0%
44. Crosstabulasi: Kepercayaan terhadap penyebaran COVID-19
berdasarkan kesediaan untuk divaksin
45
Sebagian besar responden yang tidak percaya COVID-19, tidak bersedia mengikuti program vaksinasi
Keterangan Baseline
Bersedia
divaksin
Tidak
bersedia
divaksin
TT/TJ Total
Jakarta
Percaya Covid 89.5 59.5% 37.2% 3.4% 100.0%
Tidak percaya Covid 10.3 29.3% 63.4% 7.3% 100.0%
Yogyakarta
Percaya Covid 93.8 72.8% 25.6% 1.6% 100.0%
Tidak percaya Covid 6.3 40.0% 56.0% 4.0% 100.0%
45. Persepsi terhadap risiko tertular COVID-19
46
Q: Seberapa berisikokah Bapak/Ibu/Saudara akan tertular COVID-19?
28,3%
71,5%
,3%
39,3%
60,0%
,8%
Tidak berisiko sama sekali/kurang berisiko Cukup berisiko/Sangat berisiko TT/TJ
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
Responden yang berada di Jakarta merasa lebih berisiko tertular COVID-19 dibandingkan responden yang berada di
Yogkarta
46. Kekhawatiran terhadap penularan COVID-19
47
Q: Seberapa khawatirkah Bapak/Ibu/Saudara akan tertular COVID-19?
11,5%
88,3%
,3%
20,5%
79,5%
Tidak khawatir sama sekali/kurang khawatir Cukup khawatir/sangat khawatir TT/TJ
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
Sebagian besar responden merasa khawatir dengan penularan COVID-19. Namun responden di Jakarta lebih khawatir
dengan responden yang berada di Yogyakarta
47. Kekhawatiran terhadap penyebaran COVID-19 di
lingkungan tempat tinggal
48
Q: Seberapa khawatirkan Bapak/Ibu/Saudara dengan penyebaran COVID-19 di daerah ini?
10,8%
89,0%
,3%
27,8%
72,0%
,3%
Tidak khawatir sama sekali/kurang khawatir Cukup khawatir/sangat khawatir TT/TJ
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
Sebagian besar responden merasa khawatir dengan penyebaran COVID-19 lingkungan tempat tinggalnya. Namun
responden di Jakarta lebih khawatir dengan responden yang berada di Yogyakarta
48. Uji Regresi: kekhawatiran terhadap penyebaran
COVID-19 di lingkungan tempat tinggal
49
Q: Seberapa khawatirkan Bapak/Ibu/Saudara dengan penyebaran COVID-19 di daerah ini?
Kekhawatiran akan
penyebaran COVID-
19
Model (1) Model (2) Model (3)
Persepsi akan risiko
tertular COVID-19
2.383***
(3.76)
2.425***
(3.79)
2.511***
(3.88)
Tingkat
kekhawatiran
tertular COVID-19
14.03***
(10.91)
13.94***
(10.75)
14.04***
(10.62)
Merasa dapat
menularkan COVID-
19
1.607*
(2.04)
1.551
(1.88)
1.404
(1.38)
Kontrol usia dan
gender
✓ ✓
Kontrol pendidikan
dan pengeluaran
keluarga
✓
• Kekhawatiran masyarakat terhadap
situasi penyebaran COVID-19 sangat
bergantung kepada pemahaman atas
risiko yang bisa menimpa mereka.
• Semakin individu mempersepsikan
dirinya berisiko tertular, ia akan
cenderung lebih khawatir terhadap
kondisi penyebaran COVID-19 saat
ini.
• Dengan demikian komunikasi dan
informasi terkait bahaya dari virus
dan bagaimana risiko seseorang
dapat tertular masih merupakan hal
penting agar masyarakat lebih
waspada dan disiplin mengikuti
protokol kesehatan.
Exponentiated coefficients; t statistics in parentheses
* p<0.05, ** p<0.01, *** p<0.001
50. Kepercayaan terhadap kemanjuran vaksin COVID-19
51
Q: Seberapa percayakah Bapak/Ibu/Saudara terhadap kemanjuran vaksin untuk pencegahan
penyebaran COVID-19?
55,8%
42,5%
1,8%
68,0%
29,5%
2,5%
Sangat percaya/cukup percaya Kurang percaya/tidak percaya sama sekali TT/TJ
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
Kepercayaan responden di Yogyakarta terhadap kemanjuran vaksin lebih tinggi dibandingkan responden di Jakarta. 68% responden di
Yogyakarta percaya pada kemanjuran vaksin, dan hanya 55,8% di Jakarta yang percaya kemanjuran vaksin
51. Crosstabulasi: Kepercayaan terhadap kemanjuran vaksin
COVID-19 Berdasarkan Usia
52
Q: Seberapa percayakah Bapak/Ibu/Saudara terhadap kemanjuran vaksin untuk pencegahan penyebaran
COVID-19?
36,4%
46,9%
53,6%
73,2%
63,6%
53,1%
43,2%
25,8%
3,3%
1,0%
Gen Z (17-22 tahun) Millennials (23-38
tahun)
Gen X (39-54 tahun) Boomers (55-73
tahun)
Sangat percaya/cukup percaya
Kurang percaya/tidak percaya sama sekali
TT/TJ
44,4%
53,8%
58,7%
75,7% 75,0%
55,6%
45,7%
38,4%
21,6%
25,0%
,5%
2,9% 2,8%
Gen Z (17-22 tahun) Millennials (23-38
tahun)
Gen X (39-54 tahun) Boomers (55-73
tahun)
Silent (Di atas 74
tahun)
Sangat percaya/cukup percaya Kurang percaya/tidak percaya sama sekali TT/TJ
Jakarta Yogyakarta
Ketidakpercayaan pada kemanjuran vaksin lebih tinggi pada Gen Z (Usia 17-22 tahun) dibandingkan kelompok usia lainnya
52. Crosstabulasi: Kepercayaan terhadap kemanjuran vaksin
COVID-19 Berdasarkan Jenis Kelamin
53
Q: Seberapa percayakah Bapak/Ibu/Saudara terhadap kemanjuran vaksin untuk pencegahan penyebaran
COVID-19?
Jakarta Yogyakarta
Tidak terdapat perbedaan yang mencolok kepercayaan terhadap vaksi berdasarkan jenis kelamin
56,5%
42,0%
1,5%
55,0%
43,0%
2,0%
Sangat
percaya/cukup
percaya
Kurang
percaya/tidak
percaya sama sekali
TT/TJ
Laki-laki Perempuan
70,5%
28,0%
1,5%
65,5%
31,0%
3,5%
Sangat
percaya/cukup
percaya
Kurang
percaya/tidak
percaya sama sekali
TT/TJ
Laki-laki Perempuan
53. Crosstabulasi: Kepercayaan terhadap kemanjuran vaksin
COVID-19 Berdasarkan Pendidikan
54
Q: Seberapa percayakah Bapak/Ibu/Saudara terhadap kemanjuran vaksin untuk pencegahan penyebaran
COVID-19?
Jakarta Yogyakarta
Di Jakarta responden berpendidikan tinggi cenderung lebih percaya terhadap vaksin dibandingkan pendidikan rendah. Sementara di
Yogyakarta tidak terdapat perbedaan mencolok antara pendidikan rendah dan tinggi
57,3%
41,1%
1,6%
52,4%
47,1%
,5%
63,6%
30,3%
6,1%
Sangat percaya/cukup
percaya
Kurang percaya/tidak
percaya sama sekali
TT/TJ
Rendah (SD-SLTP) Menengah (SLTA) Tinggi (Diploma-Sarjana)
71,7%
24,1%
4,2%
63,9%
34,9%
1,2%
69,1%
29,4%
1,5%
Sangat percaya/cukup
percaya
Kurang percaya/tidak
percaya sama sekali
TT/TJ
Rendah (SD-SLTP) Menengah (SLTA) Tinggi (Diploma-Sarjana)
54. Kesediaan mengikuti program vaksin COVID-19 &
Alasan tidak bersedia divaksin (Jakarta N = 159/400; Yogyakarta 110/400)
55
Q: Apakah Bapak/Ibu/Saudara bersedia mengikuti program vaksinasi COVID-19?
Q: JIKA TIDAK BERSEDIA, apakah alasan Bapak/Ibu tidak bersedia menerima vaksin COVID-19?
56,3%
39,8%
4,0%
70,8%
27,5%
1,8%
Bersedia Tidak bersedia TT/TJ
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
Kesediaan Divaksin
43,4%
14,5%
3,8%
15,1%
8,8%
2,5%
4,4%
2,5%
5,0%
30,9%
15,5%
2,7%
20,9%
5,5% 5,5%
13,6%
4,5%
0,9%
Belum
yakin
dengan
kualitasnya
Belum
teruji
Belum
aman
Ada efek
samping
dari vaksin
Ragu
kehalalan
vaksin
Lainnya Takut
disuntik
Tidak
memenuhi
syarat
untuk
divaksin
TT/TJ
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
Alasan tidak bersedia (N = Jakarta 159/400 dan
N = Yogyakarta 110/400
Alasan tidak
bersedia
Kesediaan responden di Yogyakarta lebih tinggi untuk
divaksin dibandingkan responden di Jakarta
Hampir setengah dari responden di Jakarta (43,4%) yang tidak bersedia divaksin karena alasan
belum yakin dengan kualitasnya dan kurang dari sepertiga (30,9% responden di Yogya yang
mengatakan tidak bersedia karena alasan kualitas
55. Uji Regresi: Kepercayaan terhadap kemanjuran vaksin COVID-19
56
Q: Seberapa percayakah Bapak/Ibu/Saudara terhadap kemanjuran vaksin untuk pencegahan penyebaran COVID-19?
(1) (2) (3)
Percaya dengan
Covid-19
Percaya Vaksin
Covid-19
Bersedia di-
Vaksin Covid-19
Percaya dengan Covid-19
Sikap terhadap Vaksin
2.579**
(2.84)
2.148*
(2.34)
Percaya Vaksin 2.593**
9.787***
(2.86) (12.61)
Bersedia di-Vaksin 2.172
*
9.799
***
(2.37) (12.62)
Tanggung jawab sosial
Merasa bisa menularkan Covid-19 2.410**
1.139 1.252
(2.75) (0.70) (1.19)
Malu tidak bermasker 2.486
*
0.600 1.506
(2.09) (-1.41) (1.16)
Malu ikut kerumunan 0.734 1.615 1.487
(-0.57) (1.22) (1.02)
Malu tidak menjaga jarak 1.928 0.990 1.055
(1.35) (-0.03) (0.15)
Kondisi ekonomi
Kondisi ekonomi saat ini 0.891 1.107 1.442*
(-0.40) (0.56) (2.02)
Kondisi ekonomi tahun kemarin 1.740
*
1.118 0.843
(2.55) (0.89) (-1.36)
N 800 800 800
Exponentiated coefficients; t statistics in parentheses
*
p < 0.05, **
p < 0.01, ***
p < 0.001
Variabel kontrol demografi (umur, pendidikan, pengeluaran, gender)
• Terlihat ada hubungan yang kuat antara kepercayaan orang
terhadap penyebaran COVID-19 dengan kepercayaan orang
terhadap vaksin dan bersedia di vaksin. Dari data masih ada
sekitar 10.5 persen masyarakat di Yogyakarta dan 6.2 persen
masyarakat di Jakarta yang tidak percaya dengan COVID-19.
• Kepercayaan terhadap vaksin sangat berhubungan dengan
bersedia/tidak bersedianya orang mengikuti program vaksin.
Kelompok yang percaya terhadap vaksin berpeluang 9 kali
lipat lebih tinggi untuk di vaksin dibandingkan kelompok yang
tidak percaya dengan vaksin.
• Temuan ini membuat dengan sendirinya, sosialisasi tentang
vaksin mutlak sangat diperlukan untuk meyakinkan
masyarakat.
• Kesadaran/tanggung jawab sosial seperti malu tidak memakai
masker dan merasa bisa menularkan COVID-19 juga
berhubungan dengan kepercayaan yang tinggi terhadap
COVID-19.
• Dari varibel yang di kontrol, terlihat bahwa kelompok umur
usia tua lebih cenderung percaya dengan vaksin dibandingkan
kelompok umur muda. Terlihat pula bahwa kelompok laki-laki
lebih bersedia mengikuti program vaksin dibandingkan
kelompok perempuan.
57. Kondisi ekonomi keluarga saat ini dibandingkan
sebelum COVID-19
61
Q: Secara umum bagaimanakah kondisi ekonomi keluarga Bapak/Ibu/Saudara saat ini
dibandingkan sebelum pandemi COVID-19?
1,3%
27,5%
71,3%
3,5%
30,0%
66,5%
Lebih baik Sama saja Lebih buruk
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
Sebagian besar responden mengaku COVID-19 memperburuk situasi ekonomi keluarga dibandingkan sebelum COVID-19
58. Perkiraan kondisi ekonomi keluarga pada tahun ini
62
Q: Bagaimana perkiraan Bapak/Ibu/Saudara terhadap kondisi ekonomi keluarga pada tahun
ini?
18,5%
39,5%
42,0%
19,3%
47,0%
33,3%
,5%
Lebih baik Sama saja Lebih buruk TT/TJ
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
Hanya sekitar seperlima responden yang mengaku kondisi ekonomi keluarga lebih baik pada tahun ini.
59. Pernah/tidak mengalami pemutusan hubungan kerja
(PHK) saat masa pandemi COVID-19
63
Q: Apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) saat masa
COVID-19 ini?
8,5%
47,8%
3,3%
34,8%
5,8%
4,5%
70,3%
1,5%
20,0%
3,8%
Pernah Tidak Belum bekerja karena
masih sekolah/kuliah
Ibu rumah tangga Pensiunan
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
Pemutusan hubungan kerja di Jakarta lebih tinggi dibandingkan Yogyakarta
Menurut BPS (2020) terdapat kenaikan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi DKI Jakarta dari 6,54 persen (Aug 2019) menjadi 10,95 persen (Aug 2020).
Sedangkan di provinsi DIY, terdapat kenaikan TPT dari 3,18 persen (Aug 2019) menjadi 4,57 persen (Aug 2020)
61. Demografi: Usia
65
Q: Berapakah usia Bapak/Ibu/Saudara saat ini?
5,5%
24,5%
45,8%
24,3%
0,0%
3,5%
22,0%
40,3%
30,3%
4,0%
Gen Z (17-22 tahun) Millennials (23-38 tahun) Gen X (39-54 tahun) Boomers (55-73 tahun) Silent (Di atas 74 tahun)
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
62. Demografi: Agama
66
Q: Apakah agama yang Bapak/Ibu/Saudara anut?
94,3%
2,3% 3,0% ,3% ,3%
92,3%
3,0% 4,8%
Islam Protestan Katolik Budha Hindu
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
63. Demografi: Suku Bangsa
67
Q: Termasuk suku bangsa apakah Bapak/Ibu/Saudara?
40,0%
37,3%
11,8%
2,8% 2,3% 1,5% 1,3% ,5% ,5% ,3% ,3% ,3% ,3% 1,3% Jawa,
97,8%
Lainnya,
2,2%
Jakarta Yogyakarta
64. Demografi: Pendidikan Terakhir
68
Q: Apakah tingkat pendidikan terakhir Bapak/Ibu/Saudara
31,0%
52,5%
16,5%
41,5% 41,5%
17,0%
Rendah (SD-SLTP) Menengah (SLTA) Tinggi (Diploma-Sarjana)
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
65. Demografi: Status Pekerjaan
69
Q: Apakah saat ini Bapak/Ibu/Saudara bekerja atau memiliki pekerjaan?
24,8%
17,3%
14,2%
3,3%
34,8%
5,8%
46,8%
23,5%
4,0%
1,5%
20,0%
4,3%
Memiliki pekerjaan
tetap
Bekerja tidak
tetap/serabutan
Belum bekerja dan
saat ini menganggur
Belum bekerja karena
masih sekolah/kuliah
Ibu rumah tangga Pensiunan
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
66. Demografi: Jenis Pekerjaan
(Hanya ditanyakan kepada responden yang memiliki pekerjaan tetap atau
bekerja serabutan/tidak tetap)
70
Q: Apakah mata pencaharian Bapak/Ibu/Saudara?
26,8%
25,6%
17,3%
5,4%
4,2%
3,6%
1,8%
1,2%
,6%
13,7%
17,8%
12,1%
19,9%
,7%
4,6% 4,3%
1,1%
2,1%
,7%
1,8%
24,9%
10,0%
Pedagang
kecil/menengah
Pegawai swasta Buruh Pengemudi ojek Tukang Guru Honorer Aparatur Sipil
Negara (ASN)
Pegawai
BUMN/BUMD
Pedagang besar Petani Lainnya
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
67. Demografi: rata-rata pengeluaran keluarga dalam 1
bulan terakhir
71
Q: Secara umum berapakah rata-rata pengeluaran keluarga Bapak/Ibu/Saudara dalam
satu bulan terakhir?
12,8%
49,8%
30,0%
6,8%
,8%
24,3%
62,5%
9,0%
3,0% 1,3%
Dibawah Rp 1.000.000 Rp 1.000.001 - Rp
3.000.000
Rp 3.000.001 - Rp
5.000.000
Diatas Rp 5.000.000 TT/TJ
DKI JAKARTA DI YOGYAKARTA
68. Temuan utama
72
Isu 1 : Penyebaran COVID-19
• Tingkat pengetahuan publik di Jakarta dan Yogyakarta terhadap COVID-19, baik dari metode
transmisi, gejala, dan jenis-jenis penyakit komirbid sudah cukup tinggi.
• Penegakan hukum dianggap masyarakat sebagai cara yang paling efektif untuk menerapkan protokol
kesehatan.
• Masyarakat mempersepsikan terjadi penurunan pelaksanaan protokol kesehatan pada masa New
Normal dibandingkan masa Darurat Bencara.
• Informasi dari petugas kesehatan adalah informasi yang dianggap paling kredibel oleh masyarakat
terkait Covid. Dari sisi partisipasi organisasi, petugas desa/kelurahan dianggap paling aktif
menyosialisasi informasi seputar Covid.
• Sekitar 10,3% responden di Jakarta dan 6.3% responden di Yogyakarta mengaku tidak percaya pada
penyebaran COVID-19. Dari sisi usia, ketidakpercayaan terhadap penyebaran vaksin lebih tinggi pada
Gen Z (Usia 17-22 tahun) dibandingkan kelompok usia lainnya.
• Ketidakpercayaan pada Covid mempengaruhi tingkat kepercayaan terhadap vaksin serta kesediaan
mengikuti program vaksinasi.
69. Temuan utama
73
Isu 2 : Tanggung jawab sosial
• Tanggung jawab sosial publik menjadi pekerjaan rumah untuk mengerem laju penyebaran
COVID-19. Masih terdapat 28.3% responden di Jakarta yang berpendapat dirinya tidak
berisiko tertular dan 29,3% di Yogyakarta. Dan 50% responden juga merasa tidak dapat
menularkan Covid pada orang lain.
• Uji statistik menunjukkan kesadaran untuk menerapkan protokol kesehatan dipengaruhi
oleh kepercayaan terhadap COVID-19.
• Selain itu, kekhawatiran masyarakat terhadap penyebaran COVID-19 dipengaruhi oleh
pemahaman mereka atas risiko penularan covid-19.
70. Temuan utama
74
Isu 3: Program Vaksinasi
• Hampir 40% responden di Jakarta dan 27,5% di Yogyakarta mengaku tidak bersedia
divaksin. Saat ditanyakan alasan tidak bersedia, 43% responden di Jakarta dan 30,9%
responden di Yogyakarta mengaku belum yakin dengan kualitas vaksin.
• Kepercayaan responden di Jakarta terhadap kemanjuran vaksin lebih rendah daripada
responden yang berada di Yogyakarta. Dari sisi usia, ketidakpercayaan pada kemanjuran
vaksin lebih tinggi pada Gen Z (Usia 17-22 tahun) dibandingkan kelompok usia lainnya.
• Uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara kepercayaan pada penyebaran
COVID-19 dengan kepercayaan terhadap vaksin dan bersedia untuk divaksin.