Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang prevalensi perkawinan anak di Indonesia yang masih tinggi meskipun ada komitmen pemerintah untuk mencapai target penghapusan praktik perkawinan anak pada 2030.
2. Provinsi Sulawesi Barat memiliki prevalensi tertinggi sedangkan Jawa Barat memiliki jumlah perkawinan anak tertinggi di Indonesia.
3. Faktor-faktor seperti p
1. TIDAK ADA USIA
MINIMUM
Walaupun usia menikah legal (tanpa memerlukan persetujuan orang tua) adalah 21 di UU Perkawinan
nomor 16 tahun 2019, dispensasi perkawinan dapat memberikan izin untuk anak-anak menikah di usia
yang lebih muda. *WHO. Global Health
Estimates (GHE), 2016.
Sebelum 18
Sebelum 15
>15%
10 - 15%
<10%
PENYEBARAN PREVALENSI
PERKAWINAN ANAK
SEBELUM 18 TAHUN
PREVALENSI PERKAWINAN ANAK DI INDONESIA
Dengan Persetujuan
Orang Tua
Dengan
Permohonan
Dispensasi
Di atas
19
0,56%
1.220.900
Di atas
19
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
0%
5%
10%
15%
20%
Semua data berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2018
yang melihat tren perkawinan anak sekaligus faktor terkait.
*Angka absolut diperoleh dari mengalikan prevalensi perkawinan
usia anak dengan proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan tujuan 5 - Target
5.3 - memiliki tujuan untuk menghapus semua praktik
berbahaya, termasuk perkawinan anak pada 2030.
Walaupun prevalensi perkawinan anak di Indonesia
tetap tinggi, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk
mencapai target tersebut.
Sulawesi Barat memiliki prevalensi tertinggi
(19,43%) sementara Jawa Barat memiliki angka
absolut tertinggi yang diperkirakan mencapai
273.300 perkawinan anak.
Dalam 10 tahun, perkawinan anak di daerah perdesaan berkurang 5,76 poin persen, sementara di
daerah perkotaan hanya berkurang 1 poin persen, mengindikasikan perkembangan yang lebih lambat
di perkotaan. Definisi perkawinan anak adalah perkawinan formal atau informal di mana salah satu
atau kedua pihak berusia di bawah 18 tahun. Prevalensi perkawinan anak adalah perempuan usia
20-24 tahun yang menikah sebelum berumur 18 tahun dibagi dengan jumlah perempuan usia 20-24
tahun.
PUSKAPA
Center on Child Protection & WellBeing
Perkawinan Anak
di Indonesia
Komplikasi pada
saat hamil dan
melahirkan anak
adalah penyebab
utama kematian
perempuan
berumur 15
sampai 19*
*UNICEF Indonesia, Maternal and Newborn Health
Disparities, 2017: https://data.unicef.org/wp-content
/uploads/country_profiles/Indonesia/country%20
profile_IDN.pdf
*Di antara Perempuan berusia 20-24 tahun yang
menikah sebelum usia 18 tahun di 2018, dengan
mengalikan prevalensi perkawinan anak dengan
proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015.
Bayi yang lahir dari ibu di
bawah 20 tahun hampir
2 kali lebih mungkin
meninggal selama 28 hari
pertama dibandingkan
bayi yang lahir dari ibu
berusia 20-29 tahun.*
Prevalensi Perempuan umur
20-24 tahun yang menikah
sebelum 15 tahun
(SUSENAS 2018)
Diperkirakan ada
anak perempuan yang menikah
sebelum berumur 18 tahun*
Pada tahun 2018, sekitar 11% atau
berumur 20-24 menikah sebelum berusia 18 tahun
Meningkatkan sumber daya manusia
berkualitas dan berdaya saing
dengan target untuk mengurangi
perkawinan anak dari 11,2% di
2018 ke 8,74% di 2024.
Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah Nasional
2020-2024
Tujuan
Pembangunan
Berkelanjutan
No.5
Mencapai kesetaraan
gender dan
memberdayakan
semua perempuan dan
anak perempuan.
Dipublikasikan pada tahun 2020
Pada tahun 2018, sekitar 1% atau
berumur 20-24 menikah sebelum berusia 18 tahun
Usia menikah
legal di Indonesia
(tanpa memerlukan
persetujuan orang tua)
21
DAMPAK GLOBAL
KERANGKA HUKUM
*di antara perempuan berusia 20-24 tahun yang menikah sebelum usia 18 tahun
*di antara perempuan berusia 20-24 tahun yang menikah
sebelum usia 18 tahun.
FAKTOR
Rumah Tangga Dengan
Kuintil Pengeluaran
Lebih Rendah
Anak perempuan* dari rumah tangga dengan
kuintil pengeluaran terendah hampir tiga kali
lebih mungkin untuk menikah sebelum umur 18
dibandingkan dengan anak perempuan dari rumah
tangga dengan kuintil pengeluaran tertinggi.
Daerah
Perdesaan
Anak perempuan* di daerah perdesaan
dua kali lebih mungkin untuk menikah
sebelum usia 18 dibandingkan dengan
anak perempuan dari daerah perkotaan.
Pendidikan
Rendah
Perempuan umur 20-24 tahun yang menikah
sebelum umur 18 memiliki kemungkinan
empat kali lebih rendah untuk menyelesaikan
sekolah menengah atas dibandingkan dengan
yang menikah setelah umur 18.
5
5
5
7
8
13
12
5
14
4
6
9 15
19
15 15
13
9
12
11
17
12
12
19
18
14 19
16
9
13
13
11
7
11
*Kidman, Rachel, ‘Child marriage and intimate
partner violence: a comparative study of 34
countries’, International Journal of
Epidemiology, 12 October 2016, pp. 1-14.
Anak perempuan
yang menikah lebih
rentan terhadap
kekerasan dalam
rumah tangga*
14,02
13,97
13,48
14,08
14,67
13,59 13,55
12,14
1,15
1,38
1,35
1,38
1,60
1,05 0,99 0,60
11,11 11,54
0,54 0,48 0,56
11,21
KERANGKA
KERJA
KEBIJAKAN
1 dari 9 perempuan
1 dari 100 laki-laki
BADAN PUSAT STATISTIK