Dokumen tersebut merangkum langkah-langkah penting dalam melakukan survei pendahuluan audit internal, mulai dari studi awal, pendokumentasian, bertemu klien, mengumpulkan bukti, pembuatan bagan alir, pelaporan, hingga membuat anggaran survei. Survei pendahuluan bertujuan untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai risiko yang akan diaudit.
DIbuat oleh Tri Adi Subangkit, Akuntansi UNNES angkatan 2013
Full hyperlink, PPT keren, Audit Internal Sawyer's, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
DIbuat oleh Tri Adi Subangkit, Akuntansi UNNES angkatan 2013
Full hyperlink, PPT keren, Audit Internal Sawyer's, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iiaDr. Zar Rdj
Kepentingan, peran, tanggung jawab, dan aktivitas auditor internal dan auditor eksternal saling melengkapi dan terkadang serupa. Dalam beberapa hal, keduanya terkadang bersinggungan. Misalnya, persinggungan antara auditor internal dan auditor eksternal terjadi pada saat melakukan analisis transaksi secara efisien; saat mendapatkan pemahaman atas tata kelola organisasi, manajemen risiko, dan sistem pengendalian internal; serta saat berbagi untuk mengembangkan laporan akhir yang akurat.
Hal ini bukan merupakan hal baru, tiap peran didasarkan pada disiplin profesi dan sesuai dengan standar profesi tersebut. Dengan demikian, auditor eksternal memberikan perhatian profesional atas ketidaktelitian dan salah saji yang mempengaruhi laporan keuangan (informasi keuangan). Auditor internal memberi perhaian atas berbagai aspek tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian internal (informasi non-keuangan). Perlu diingat bahwa audit internal dan audit eksternal tidak bersaing dan tidak pula bertentangan, tapi yang satu melengkapi yang lain. Keduanya sangat penting bagi tata kelola yang baik, dan mereka harus bertemu dan bekerja sama pada beberapa hal.
Namun, ada perbedaan peran dan batasan pekerjaan yang mereka lakukan. Perbedaannya, yang dirangkum di bawah ini, seringkali kurang dikenali, dan bahkan mungkin membuat kesalahpahaman dan kebingungan bagi para pemangku kepentingan.
Davia et al. mengelompokan fraud dalam ketiga kelompok sebagai berikut:
a. Fraud yang sudah ada tuntunan hukum (prosecution), tanpa memperhatikan bagamana keputusan pengadian.
b. Fraud yang ditemukan, tapi belum ada tuntunan hukum.
c. Fraud yang belum ditemukan.
Peranan auditor internal dalam tata kelola organisasi iiaDr. Zar Rdj
Kepentingan, peran, tanggung jawab, dan aktivitas auditor internal dan auditor eksternal saling melengkapi dan terkadang serupa. Dalam beberapa hal, keduanya terkadang bersinggungan. Misalnya, persinggungan antara auditor internal dan auditor eksternal terjadi pada saat melakukan analisis transaksi secara efisien; saat mendapatkan pemahaman atas tata kelola organisasi, manajemen risiko, dan sistem pengendalian internal; serta saat berbagi untuk mengembangkan laporan akhir yang akurat.
Hal ini bukan merupakan hal baru, tiap peran didasarkan pada disiplin profesi dan sesuai dengan standar profesi tersebut. Dengan demikian, auditor eksternal memberikan perhatian profesional atas ketidaktelitian dan salah saji yang mempengaruhi laporan keuangan (informasi keuangan). Auditor internal memberi perhaian atas berbagai aspek tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian internal (informasi non-keuangan). Perlu diingat bahwa audit internal dan audit eksternal tidak bersaing dan tidak pula bertentangan, tapi yang satu melengkapi yang lain. Keduanya sangat penting bagi tata kelola yang baik, dan mereka harus bertemu dan bekerja sama pada beberapa hal.
Namun, ada perbedaan peran dan batasan pekerjaan yang mereka lakukan. Perbedaannya, yang dirangkum di bawah ini, seringkali kurang dikenali, dan bahkan mungkin membuat kesalahpahaman dan kebingungan bagi para pemangku kepentingan.
Davia et al. mengelompokan fraud dalam ketiga kelompok sebagai berikut:
a. Fraud yang sudah ada tuntunan hukum (prosecution), tanpa memperhatikan bagamana keputusan pengadian.
b. Fraud yang ditemukan, tapi belum ada tuntunan hukum.
c. Fraud yang belum ditemukan.
ini adalah presentasi saya dalam memenuhi tugas kuliah mata kuliah Sistem Informasi Manajemen bab kertas kerja dan Bukti Audit. semoga berguna bagi yang membutuhkan. :)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. Presentasi Mata Kuliah Audit Internal
SURVEI
PENDAHULUAN
Malang, Oktober 2017
Oleh :
Hendy Surjono/ 165020304111007
2. • Hiro Tugiman (2003 : 56) mengemukakan bahwa :
“Survei merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi, tanpa melakukan verifikasi secara
terperinci, tentang kegiatan yang akan di audit”.
• Survei pendahuluan merupakan proses yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang me
ndalam mengenai risiko dari suatu unit yang akan diperiksa. Oleh karena itu survei pendahuluan d
i sini meliputi langkah-langkah analisis terhadap risiko mikro yang terkait dalam suatu unit yang ak
an diaudit.
• Survei pendahuluan dapat menjadi senjata terbaik bagi auditor untuk memperoleh pemahaman, in
formasi, dan perspektif yang dibutuhkan untuk kesuksesan audit.
Pendahuluan
3. Secara umum, tahapan auditor dalam melakukan survei pendahuluan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan studi awal
2. Pendokumentasian
3. Bertemu klien
4. Mengumpulkan bahan bukti
5. Pengamatan
6. Pembuatan bagan alir
7. Pelaporan
8. Membuat anggaran survei
Langkah-langkah Dasar Survei Pendahuluan
4. Studi Awal / Initial Study
Studi awal yang dilakukan internal auditor mencakup penelaahan atas :
1. Penelaahan atas Kertas Kerja Audit (KKA) tahun sebelumnya;
2. Temuan-temuan audit;
3. Bagan organisasi;
4. Dokumen lainnya.
Bila audit yang dilakukan merupakan penugasan rutin/baru, penelaahan literatur
atas subjek audit menjadi penting. Literatur tersebut dapat berupa jurnal profesi, b
uku-buku teks audit, hasil-hasil penelitian dan juga informasi lainnya yang bersum
ber dari media mainstream seperti internet.
5. Pendokumentasian / Documenting
Pendokumentasian adalah langkah penyiapan dokumen, baik bagi pertemuan aw
al antara auditor dengan manajer klien maupun bagi proses survei pendahuluan l
ainnya.
Dokumen yang diperlukan diantaranya :
1. Daftar pengingat;
2. Daftar isi;
3. Pengurangan biaya;
4. Catatan kesan;
5. Kuesioner.
6. 1. Daftar Pengingat / Reminder List
Daftar pengingat merupakan dokumen yang berisi langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
proses audit. Penyusunan daftar ini tidak ditujukan untuk menghambat inisiatif atau kreativitas,
namun untuk membantu pekerjaan auditor agar lebih terorganisir.
2. Daftar Isi / Table of Content
Daftar isi sebaiknya disiapkan sebelum tahap perencanaan audit, di bagian pertama kertas kerja.
Hal ini akan memaksa auditor untuk mendaftarkan masalah-masalah tertentu yang harus
ditangani, dan juga membuat acuan kertas kerja
Pendokumentasian / Documenting
7. 3. Pengurangan Biaya / Cost Reduction
Daftar pengurangan biaya merupakan daftar periksa yang digunakan auditor dalam memberikan
usulan/ rekomendasi kepada manajemen klien terkait pengurangan biaya operasi maupun
peningkatan efisiensi / efektivitas operasi. Daftar ini memuat indikasi-indikasi masalah yang
diperiksa seperti duplikasi, serta langkah yang direkomendasikan seperti menghilangkan,
mengggabungkan, dan menyederhanakan.
4. Catatan Kesan / Record of Impression
Catatan kesan dibuat auditor sebagai catatan atas pengamatan dan kesan selama audit.
Fungsinya sebagai pengingat ketika sedang melakukan pembicaraan dengan manajer senior.
Catatan ini dapat membantu mengidentifikasi gejala-gejala kemunduran yang membutuhkan
perhatian khusus dan membutuhkan perbaikan.
Pendokumentasian / Documenting
8. 5. Kuesioner
Kuesioner disusun oleh auditor guna memenuhi tujuan audit mereka dan sebagai sarana
mengetahui kondisi klien pada pertemuan awal. Pertanyaan-pertanyaan audit tersebut
dikembangkan berdasarkan dokumen permanen, laporan audit dan kertas kerja tahun
sebelumnya dan akta manajemen untuk aktivitas yang diaudit.
Kuesioner yang diberikan dapat berbentuk informal maupun formal.
Pendokumentasian / Documenting
9. Bertemu Klien
• Pertemuan auditor internal dengan klien bertujuan untuk menjelaskan tujuan, sasar
an, dan standar operasi, serta risiko bawaannya. Auditor internal juga ingin mengen
ali gaya manajemen yang diterapkan.
• Mengatur jadwal pertemuan
Pertemuan perlu diatur terlebih dahulu dan sebisa mungkin hindari pertemuan men
dadak, kecuali untuk audit tertentu seperti audit kas. Dalam meeting tersebut audito
r menyampaikan tujuan audit secara terbuka dan berterus terang.
• Wawancara
Internal auditor harus memiliki keahlian dalam teknik wawancara dan komunikasi ef
ektif. Kesuksesan atau kegagalan suatu wawancara sangat ditentukan oleh 6 (ena
m) langkah sbb. : Persiapan, penjadwalan, pembukaan, pelaksanaan, penutupan, d
an pencatatan. Cara auditor melakukan wawancara juga berpengaruh terhadap kes
uksesan atau kegagalan suatu wawancara.
10. Mengumpulkan Bahan Bukti
Bahan bukti dan informasi yang perlu dikumpulkan dapat diklasifikasikan berdasarkan 4 fungsi
dasar manajemen, yaitu :
1. Perencanaan
Contoh : Tujuan aktivitas/ organisasi, salinan kebijakan, salinan anggaran
2. Pengorganisasian
Contoh : Salinan bagan organisasi, salinan deskripsi jabatan, hubungan dengan organisa
si lain
3. Pengarahan
Contoh : Salinan instruksi operasional, pemahaman karyawan atas instruksi
4. Pengawasan
Contoh : Salinan standar dan pedoman kerja tertulis, telaah sistem kerja, telaah laporan o
perasi finansial
5. Hal-hal Umum
Duplikasi tugas dan dokumen, pemborosan, keluhan pelanggan
11. Pengamatan
Pengamatan terus dilakukan selama survei pendahuluan, dan bermanfaat untuk :
1. Menentukan tujuan, sasaran dan standar.
Audit berorientasi manajemen yang efektif (effective management oriented audit).
2. Menilai pengendalian/ kontrol untuk mencapai tujuan.
Auditor harus mengidentifikasi pengendalian apa, atau yang seharusnya, diterapk
an untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3. Mengevaluasi risiko.
Dalam survei pendahuluan, eksposur-eksposur potensial untuk aktivitas-aktivitas t
ertentu harus diidentifikasi
4. Menentukan pengendalian untuk memiminimalkan risiko.
Pengendalian yang dibutuhkan untuk melindungi dari eksposur risiko juga harus di
identifikasi dan dievaluasi.
12. Pengamatan
Pengamatan terus dilakukan selama survei pendahuluan, dan bermanfaat untuk :
5. Membuat penentuan risiko (risk assesment)
Memberikan rumusan matematis untuk mengevaluasi potensi risiko yang harus di
hadapi. Risiko yang biaya pengendaliannya lebih besar dari resiko yang dihadapi
seharusnya tidak direkomendasikan.
6. Manajemen yang Efektif
Selama survey pendahuluan, auditor bisa menilai manajer. Manajemen yang efekti
f, berpengetahuan, dan berpandangan luas sudah merupakan kontrol yang baik. D
engan gaya manajemen yang efektif, auditor internal dapat mengurangi cakupan a
udit.
7. Aspek Manusia
8. Pengamatan Fisik
13. Pembuatan Bagan Alir
• Bagan alir/ flow chart menjelaskan suatu proses penyelesaian suatu tugas/ pekerja
an dari awal hingga akhir, beserta dokumen yang diperlukan. Proses pembuatan flo
w chart oleh auditor ini memetakan proses bisnis yang dilakukan oleh perusahaan.
• Flow chart sebaiknya distandardisasi (berupa simbol-simbol) dalam departemen au
dit. Semua auditor harus menggunakan bentuk yang sama dan mengikuti instruksi
dasar yang sama. Biasanya akan sangat membantu bila bagan alir dikoordinasikan
dengan auditor eksternal/auditor independen sehingga masing-masing dapat meng
gunakan hasil pekerjaan satu sama lain.
• Tidak semua flow chart harus rinci, formal dan ekstensif. Beberapa auditor mungkin
merasa bahwa bagan yang sederhana memberikan gambaran system yang mudah
dibaca dan memenuhi kebutuhan mereka
14. Pelaporan
• Berdasarkan informasi yang dikumpulkan pada saat survei, auditor internal dapat m
engidentifikasi masalah-masalah yang ada, serta kualitas sistem dan pengendalian
manajemen yang ada. Berdasarkan hal tersebut, auditor memutuskan apakah pem
eriksaan lanjutan diperlukan.
• Auditor dapat menerbitkan laporan audit, bahkan jika tahap audit hanya sampai ke
survei pendahuluan saja.
• Jika hasil survei kemudian membutuhkan audit, ringkasan audit mencakup langkah-
langkah yang disarankan dan rasional. Auditor juga harus mengidentifikasikan aktivi
tas-aktivitas yang tidak akan diaudit dan menjelaskan alasannya, estimasi waktu da
n sumber daya yang dibutuhkan.
15. Membuat Anggaran Survei
• Memperkirakan waktu yang dibutuhkan merupakan faktor kunci dalam menganggar
kan survei pendahuluan. Waktu yang dibutuhkan tergantung beberapa faktor, seper
ti seberapa familiar auditor terhadap aktivitas yang ada, dan perubahan-perubahan
dalam tujuan, prosedur, sistem operasi, otomatisasi, organisasi, manajemen dan ka
ryawan.
• Tidak ada standar untuk anggaran survei pendahuluan. Berdasarkan informasi dari
praktisi, estimasi yang wajar adalah sebesar 10-20 persen dari total anggaran untu
k proyek audit.