Dokumen tersebut membahas fungsi-fungsi bisnis dalam siklus persediaan dan gudang, serta dokumen dan pencatatan terkait. Termasuk di dalamnya proses pembelian bahan baku, penerimaan, penyimpanan, produksi, penyimpanan barang jadi, pengiriman, dan audit persediaan seperti akuntansi biaya, pengamatan fisik, penetapan harga dan kompilasi.
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
Â
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Pengujian pengendalian merupakan pengujian terhadap kebijakan atau prosedur pengendalian internal instansi atas belanja subsidi untuk mendeteksi dan mencegah salah saji materil dalam suatu asersi laporan keuangan.
Siklus investasi suatu entitas atau perusahaan beriso kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengann kepemilikan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan lain.
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...Ilham Sousuke
Â
Ini adalah sebuah resume dari buku Auditing and Assurance Services An Integrated Approach oleh Alvin Aren. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)Dr. Zar Rdj
Â
Standar menggunakan istilah-istilah, sebagaimana didefinisikan secara khusus dalam Daftar Istilah. Unuk dapat memahami dan menerapkan Standar secara benar, perlu dipertimbangkan makna khusus istilah pada Daftar Istilah. Lebih lanjut, Standar menggunakan istilah ‘harus’ untuk persyaratan yang mutlak harus dipenuhi, dan istilah ‘semestinya’, untuk kesesuaian yang sangat dianjurkan (kecuali apabila berdasarkan pertimbangan profesional, keadaan yang ada membenarkan perlunya deviasi).
Standar terdiri dari dua kelompok utama: Standar Atribut dan Standar Kinerja. Standar Atribut mengatur atribut organisasi dan individu yang melaksanakan audit internal.
Standar Kinerja mengatur sifat audit internal dan menetapkan kriteria mutu untuk mengukur kinerja jasa audit internal. Standar Atribut dan Standar Kinerja diterapkan pada seluruh jenis jasa audit internal.
Standar Implementasi merinci Standar Atribut dan Standar Kinerja dengan menyajikan persyaratan tertentu untuk setiap jenis jasa audit internal, yaitu dengan kode (A) untuk asurans/Assurance, dan kode (C) untuk konsultansi/Consulting.
Jasa assurance (asurans) merupakan kegiatan penilaian bukti obyektif oleh auditor internal untuk memberikan pendapat atau simpulan mengenai suatu entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau subyek lainnya. Sifat dan ruang lingkup suatu penugasan asurans ditentukan oleh auditor. Pada umumnya, terdapat tiga pihak yang berperan serta dalam pelaksanaan jasa asurans, yaitu (1) seorang atau sekelompok orang yang terlibat secara langsung dengan entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau permasalahan lainnya – disebut pemilik proses; (2) seorang atau sekelompok orang yang melakukan penilaian/assessment – disebut auditor internal; (3) seorang atau sekelompok orang yang memanfaaatkan hasil penilaian/assessment – disebut pengguna.
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
Â
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Pengujian pengendalian merupakan pengujian terhadap kebijakan atau prosedur pengendalian internal instansi atas belanja subsidi untuk mendeteksi dan mencegah salah saji materil dalam suatu asersi laporan keuangan.
Siklus investasi suatu entitas atau perusahaan beriso kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengann kepemilikan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan lain.
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...Ilham Sousuke
Â
Ini adalah sebuah resume dari buku Auditing and Assurance Services An Integrated Approach oleh Alvin Aren. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)Dr. Zar Rdj
Â
Standar menggunakan istilah-istilah, sebagaimana didefinisikan secara khusus dalam Daftar Istilah. Unuk dapat memahami dan menerapkan Standar secara benar, perlu dipertimbangkan makna khusus istilah pada Daftar Istilah. Lebih lanjut, Standar menggunakan istilah ‘harus’ untuk persyaratan yang mutlak harus dipenuhi, dan istilah ‘semestinya’, untuk kesesuaian yang sangat dianjurkan (kecuali apabila berdasarkan pertimbangan profesional, keadaan yang ada membenarkan perlunya deviasi).
Standar terdiri dari dua kelompok utama: Standar Atribut dan Standar Kinerja. Standar Atribut mengatur atribut organisasi dan individu yang melaksanakan audit internal.
Standar Kinerja mengatur sifat audit internal dan menetapkan kriteria mutu untuk mengukur kinerja jasa audit internal. Standar Atribut dan Standar Kinerja diterapkan pada seluruh jenis jasa audit internal.
Standar Implementasi merinci Standar Atribut dan Standar Kinerja dengan menyajikan persyaratan tertentu untuk setiap jenis jasa audit internal, yaitu dengan kode (A) untuk asurans/Assurance, dan kode (C) untuk konsultansi/Consulting.
Jasa assurance (asurans) merupakan kegiatan penilaian bukti obyektif oleh auditor internal untuk memberikan pendapat atau simpulan mengenai suatu entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau subyek lainnya. Sifat dan ruang lingkup suatu penugasan asurans ditentukan oleh auditor. Pada umumnya, terdapat tiga pihak yang berperan serta dalam pelaksanaan jasa asurans, yaitu (1) seorang atau sekelompok orang yang terlibat secara langsung dengan entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau permasalahan lainnya – disebut pemilik proses; (2) seorang atau sekelompok orang yang melakukan penilaian/assessment – disebut auditor internal; (3) seorang atau sekelompok orang yang memanfaaatkan hasil penilaian/assessment – disebut pengguna.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
Â
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
Â
1. PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN (ScoPE)
2. HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN EVALUASI ATAS
3 BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN PENGENDALIAN INTERN
4. KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousingIlham Sousuke
Â
Ini adalah sebuah resume dari buku Auditing and Assurance Services An Integrated Approach oleh Alvin Aren. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
Â
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
Â
1. PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN (ScoPE)
2. HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN EVALUASI ATAS
3 BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN PENGENDALIAN INTERN
4. KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousingIlham Sousuke
Â
Ini adalah sebuah resume dari buku Auditing and Assurance Services An Integrated Approach oleh Alvin Aren. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Sipi, ririn setianingsih, prof. hapzi ali, cma, implementasi dan siklus penge...Ririn Setianingsih
Â
SIKLUS PENGELUARAN (PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS) Siklus Pengeluaran merupakan serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pengolahan data yang berhubungan dengan pembelian dan pembayaran atas barang dan jasa yang dibeli.
Tujuan Siklus Pengeluaran 1. Memastikan bahwa seluruh barang seluruh barang dan jasa dipesan sesuai keperluan (menurut kebutuhan soalnya persediaan yang mengendap merupakan biaya bagi perusahaan). 2. Menerima seluruh barang yang dipesan dan memvertivikasi bahwa barang tersebut adalah valid dan benar (sesusai dengan pesanan, sesuai dengan yang difaktur pembelian kita dan sesuai dengan faktur penjualan dari Vektor). 3. Menjaga barang tersebut sampai dibutuhkan (memelihara sampai bagian produksi mengambilnya atau kalau bahan jadi yang dibeli yang sampai akan dibeli pelanggan). 4. Memastikan bahwa faktur yang berhubungan dengan barang dan jasa adalah valid dan benar (maksudnya faktur pembelian dan faktur-faktur lain yang berhubungan dengan transaksi).
10, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Siklus Pengeluaran, Pembelian dan...Vhiie Audi
Â
10, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Siklus Pengeluaran, Pembelian dan Pembayaran Kas, Sistem Informasi Siklus Pengeluaran, Universitas Mercu Buana, 2018
(Pert 5) bab 19 penyelesaian siklus akuisisi dan pemabayaranIlham Sousuke
Â
Ini adalah sebuah resume dari buku Auditing and Assurance Services An Integrated Approach oleh Alvin Aren. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
10. si & pi, m hasim rafsanjani, prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,mpm,siklus p...Hasim Rafsanjani
Â
M Hasim Rafsanjani, siklus pengeluaran, pembelian dan pembayaran kas, sistem informasi siklus pengeluaran, universitas mercu buana (Mercu Buana University), Jakata Indonesia
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
Â
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
3. 1
Fungsi-Fungsi Bisnis Dalam Siklus
Serta Dokumen Dan Pencatatan Terkait
1. Pemprosesan Pesanan Pembelian
Diawali dengan akuisisi bahan baku untuk produksi. Pengendalian yang memadai atas
akuisisi harus digunakan untuk persediaan bahan baku (bagi perusahaan manufaktur) dan
barang jadi (bagi pedagang). Permintaan pembelian merupakan formulir yang digunakan
sebagai permintaan kepada departemen pembelian untuk memesan persediaan. Permintaan
ini biasanya diawali oleh personil dibagian persediaan ketika bahan baku diperlukan.
4. 1
Fungsi-Fungsi Bisnis Dalam Siklus
Serta Dokumen Dan Pencatatan Terkait
2. Penerimaan Bahan Baku
Penerimaan atas bahan baku yang dipesan, merupakan bagian siklus akuisisi dan
pembayaran, mencakup pemeriksaan jumlah dan kualitas bahan baku yang diterima.
Departemen penerimaan akan menyiapkan laporan penerimaan yang menjadi bagian dari
dokumentasi sebelum dilakukan pembayaran. Setelah diperiksa bahan baku dikirim ke bagian
penyimpanan, sedangkan salinan atas dokumen penerimaan barang atau notifikasi elektronik
atas peneriamaan barang dikirim ke bagian pembelian , bagian penyimpanan dan bagian utang
dagang.
5. 1
Fungsi-Fungsi Bisnis Dalam Siklus
Serta Dokumen Dan Pencatatan Terkait
3. Penyimpanan Bahan Baku
Saat diterima bahan baku disimpan di bagian penyimpanan. Ketika departemen lain
membutuhkan bahan baku untuk diproduksi, maka personil yang bertanggungjawab
menyerahkan surat permintaan atas pengadaan bahan baku, pesanan pekerjaan, atau
dokumen dan notifikasi elektronik terkait yang mengidikasikan jenis dan jumlah bahan baku
yang diperlukan. Dokumen permintaan tersebut digunakan untuk memperbaruhi berkas
utama persediaan perpetual dan mencatat perpindahan dari bahan baku ke akun barang
dalam proses.
6. 1
Fungsi-Fungsi Bisnis Dalam Siklus
Serta Dokumen Dan Pencatatan Terkait
4. Pemprosesan Produk
Departemen pengendalian produksi secara terpisah bertanggungjawab atas penentuan
jenis dan jumlah produksi, perngendalian bahan sisa, pengendalian kualitas, dan perlindungan
fisik terhadap barang dalam proses serta bertanggungjawab menelaah proses produksi yang
berkomputerisasi dan laporan atas bahan sisa, sehingga akan memberikan informasi bagi
akuntansi untuk pencatatan pengiriman bahan baku dan penentuan biaya produksi.
7. 1
Fungsi-Fungsi Bisnis Dalam Siklus
Serta Dokumen Dan Pencatatan Terkait
5. Penyimpanan Barang Jadi
Saat barang jadi selesai, barang disimpan untuk menunggu pengiriman. perusahaan
dengan pengendalian yang baik akan menyimpan barang jadi dengan pengendalian fisik yang
terpisah dan diwilayah yang terbatas. Pengendalian atas barang jdai biasanya merupakan
bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
8. 1
Fungsi-Fungsi Bisnis Dalam Siklus
Serta Dokumen Dan Pencatatan Terkait
6. Pengiriman Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Pengiriman actual atas barang ke konsumen untuk dibayarkan dengan kas atau asset lainnya
seperti piutang dagang akan menciptakan petukaran asset-asset yang diperlukan dalam
memenuhi criteria pengakuan pendapatan. Dalam transaksi penjualan, pengiriman barang jadi
menjadi pemicu dalam pengakuan piutang dagang dan penjualan dakam system akuntansi.
Pengiriman barang jadi harus diotorisasi mengunakan dokumen pengiriman yang disetujui.
12. 3 Audit Atas Akuntansi Biaya
• Adalah suatu proses yang memperngaruhi
persediaan fisik dan penelusuran biaya
terkait sejak bahan baku dipesan sampai
bahan baku selesai diproduksi dan
dipindahkan ke penyimpanan.
• Jenis pengendalian ini dipisahkan menjadi
dua kategori yaitu :
• 1. Pengendalian fisik atau bahan baku,
barang setengah jadi dan persediaan
barang jadi.
• 2. Pengendalian atas biaya terkait
Pengendalian
Akuntansi
Biaya
13. 3 Audit Atas Akuntansi Biaya
• Auditor harus memperhatikan empat
aspek dalam akuntansi biaya yaitu:
• 1. Pengendalian fisik atas
persediaan
• 2. Dokumentasi dan pencatatan
dalam pemindahan persediaan
• 3. Berkas utama persediaan
perpetual
• 4. Pencatatan biaya unit
Pengujian
Akutansi
Biaya
17. 5 Pengamatan Fisik Atas Persediaan
• Dalam metode pencatatan persediaan, klien harus melakukan perhitungan fisik
secara periodic atas persediaan, tetapi perlu setiap tahun, perhitungan dapat
dilakukan mendekati tanggal neraca, tanggal interim, atau berbasis siklus sepanajang
tahun.
Pengendalian atas perhitungan fisik
• Keputusan audit atas pengamatan fisik persedian sama dengan yang dilakukan pada
area audit lainnya. Keputusan ini mencakup penentuan prosedur audit, penetapan
waktu dilaksanakannya prosedur, penentuan jumlah sampel dan pemilihan sampel
untuk diuji. Tiga keputusan terakhir akan dibahas berikut ini, dengan mambahas
prosedur audit yang memadai untuk itu.
Keputusan Audit
• Kita asumsikan bahwa klien menghitung persediaan pada tanggal neraca dan
mencatat perhitungan persediaan menggunakan label bernomor urut maka auditor
juga harus memeriksa seluru area fisik dimana persediaan disimpan untuk
memastikan bahwa seluruh persediaan disimpan untuk memastikan bahwa seluruh
persediaan dihitung dan diberi label dengan benar.
Pengujian atas Pengamatan Fisik
19. 6 Audit Penetapan Harga Dan Kompilasi
> Pengendalian Harga dan Kompilasi
Klien perlu melakukan pengendaklian atas kompilasi persediaan untuk
memastikan perhitungan fisik diringkas dengan benar dan penetapan
harganya sama dengan pencatatan, dijumlahkan dengan benar, dan
dimasukkan dalam berkas utama persediaan perpetual dan akun buku
besar terkait dalam jumlah yang benar.
Verifikasi internal oleh pihak yang kompeten dan independen
merupakan pengendalian yang paling penting dilakukan atas akurasi
biaya per unit, perluasan dan penjumlahan didukung oleh dokumen
yang memadai dan hasil pencatatan saat perhitungan fisik.
20. 6 Audit Penetapan Harga Dan Kompilasi
> Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi
Auditor dapat menerapkan tujuan tersebut dengan
menggunakan informasi yang diperoleh dari klien sebagai
kerangka referensi, termasuk deskripsi masing-masing
persediaan, jumlah, harga per unit, dan nilai perluasannya.
Kita asumsikan bahwa informasi yang tercermin dalam daftar
persediaan perpetual dicatat dalam pesanan persediaan dengan
pencatatan terpisah antara bahan baku, barang setengah jadi
dan barang jadi. Dan total dari daftar ini harus sama dengan
saldo buku besar.
21. 6 Audit Penetapan Harga Dan Kompilasi
> Penilaian Persediaan
Dalam melakukan pengujian penilaian persediaan (pengujian
harga), auditor harus memperhatikan tiga hal.
1. Metodenya harus sesuai dengan SAK (Standard Akuntansi
Keuangan).
2. Penerapan metode harus konsisten dari tahun ke tahun.
3. Biaya persediaan versus harga pasar (biaya penggantian
atau nilai realisasi bersih) harus dipertimbangkan.
23. 7 Integrasi Pengujian
Pengujian atas Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Pengujian atas Siklus Penggajian dan Personalia
Pengujian atas Siklus Penjualan dan Penagihan
Pengujian Akuntansi Biaya
Persediaan Fisik, Penetapan Harga dan Kompilasi