SlideShare a Scribd company logo
PEKERJAAN LAPANGAN
1
1 ABRIANSA 7211417141
2 ELANG ARTA P 7211417143
3 DEVITA DAMAYANTI S 7211417144
4 MEI LINA 7211417145
HANDAYANI S 7211417146
5
PROSES DAN TUJUAN PEKERJAAN
LAPANGAN
Proses pekerjaan lapangan
Pekerjaan lapangan merupakan proses
untuk mendapatkan keyakinan secara
sistematis dengan mengumpulkan bahan
bukti secara objektif mengenai operasi
entitas, mengevaluasinya, dan (1) melihat
apakah operasi tesebut memenuhi standar
yang dapat diterima dan mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan dan (2)
menyediakan informasi untuk pengambilan
keputusan oleh manajemen.
Istilah “proses yang sistematis”
mengimplikasikan langkah-langkah audit
terencana yang dirancang untuk
memenuhi tujuan-tujuan audit. Istilah ini
juga memiliki makna bahwa auditor
internal akan menerapkan persyaratan
profesional dalam melakukan audit,
serta menerapkan penelaahan yang
tepat saat mengumpulkan, menyusun,
mencatat, dan mengevaluasi bahan
audit.
Tujuan pekerjaan lapangan
Tujan-tujuan audit terkait dengan tujuan-tujuan operasi tetapi memiliki sedikit
perbedaan. Dalam makna yang paling sedrhana, pekerjaan lapangan
merupakan pengumpulan bahan bukti untuk pengukuran dan evaluasi. Konsep
pengukuran memiliki signifikansi khusus bagi auditor internal. Jika auditor
internal bisa menangkap esensi ini secara penuh, maka mereka bisa dengan
sukses memeriksa operasi dalam suatu organisasi.
Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu pemberian
keyakinan dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang
ada di program audit, sesuai tujuan audit yang ingin dicapai.
PEMBUATAN STRATEGI UNTUK
MELAKUKAN PEKERJAAN LAPANGAN
Tahap persiapan untuk melakukan pekerjaan lapangan membutuhkan
perhatian dan perencanaan yang sama seperti halnya persiapan audit
keseluruhan.
Pada tahap ini, survei pendahuluan telah diselesaikan dan program
audit telah disiapkan. Auditor harus mengarahkan perhatian terkait
pembuatan strategi ini. Berikut ini merupakan bagian dari rencana strategis
sebagai berikut:
1. Kebutuhan pegawai
Perencanaan jumlah dan kuakifikasi staf yang akan melakukan audit.
2. Kebutuhan sumber daya dari luar
Bila staf audit yang ada tidak memiliki keahlian khusus, maka harus didapat dari
sumber di luar perusahaan.
4. Wewenang dan tanggung jawab
3. Pengorganisasian staf audit
Bagian ini terkait dengan struktur komando dari suatu tiim audit. Mencakup alur
wewenang yang berkaitan dengan penggambaran otorisasi yang didelegasikan ke
setiap lini dan staf dalam tim audit.
Perencanaan terkait bagian mana dari organisasi audit yang akan melakukan jenis
audit yang berbeda, seperti: audit keuangan, efisiensi, efektivitas keamananan aset
serta terkait rencana struktur audit seperti: berdasarkan fungsi, produk, lokasi atau
organisasi.
5. Struktur pekerjaan lapangan
6. Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan
7. Metode pekerjaan lapangan
Pada bagian ini, urut-urutan program audit direncanakan. Aktivitas yang berurutan
saling berhubungan untuk meyakinkan bahwa terdapat susunan alur kerja. Jadi,
staf auditor yang ditugaskan pada aktivitas tertentu tidak harus menunggu auditor
lainnya menyelesaikan tugasnya.
Ada enam metode yang biasa digunakan dalam pekerjaan lapangan, yang akan
dijelaskan lebih lanjut dalam bab ini, yakni:
`Observasi `Investigasi
`Konfirmasi `Analisis
`Verifikasi `Evaluasi
Proses membuat struktur pekerjaan lapangan memunculkan waktu
pelaksanaan pekerjaan lapangan.
9. Penyiapan laporan
10. Rencana kontijensi
Struktur laporan sering kali dirancang pada awal proses audit.
Struktur makro dari laporan audit harus direncanakan, hal ini merupakan
tahapan penyajian temuan audit dan kerangka kasar dari bagian-bagian
laporan. Juga, struktur mikro laporan, atau metode penyajian setiap temuan
audit harus direncanakan.
Hanya sedikit aktivitas yang akan berjalan sesuai rencana. Oleh karena itu,
rencana harus menyediakan kontijensi. Rencana harus memuat kondisi terbaik
yang bisa dicapai, yang biasa dan yang terburuk.
8. Metode pendokumentasian
Bagian ini melibatkan akumulasi bahaan bukti dan penyiapan kertas kerja.
Bagian ini membutuhkan antisipasi hasil-hasil metode pekerjaan lapangan dan
juga penggunaan akhir dari audit.
TIM AUDIT DAN PENGARAHAN
MANDIRI
Tim dengan pengarahan mandiri terpisah dari bentuk
manajemen tradisional yang beranggotakan direktur, wakil direktur,
asisten direktur, supervisor, manajer, dan karyawan.
Tim tersebut merupakan sebuah unit operasional, yang sering
kali terdiri dari ahli-ahli dalam berbagai bidang audit dan memiliki
kepemimpinan dalam rotasi atau dasar-dasar lainnya.
Tim audit ini membuat keputusan sendiri, sering kali dengan
bantuan ahli yang bersama pimpinan tim memberikan keahlian dan
bantuan dalam proses pengambilan keputusan.
AUDIT BERHENTI-KEMUDIAN
LANJUT
Teknik “audit berhenti-kemudian lanjut” membantu
menghilangkan audit dengan pengembalian yang rendah yang
melewati proses penyaringan awal.
Konsep dasar di balik teknik ini adalah untuk memberdayakan
auditor lapangan untuk menghentikan audit selama survei
pendahuluan, atau pada aktu-waktu lainnya, jika tidak ada indikasi
adanya risiko-risiko yang substansial atau tidak ada temuan-temuan
penyimpangan potensial.
Saat audit tersebut dihentikan, auditor pindah ke audit
selanjutnya yang termasuk dalam rencana audit tahunan
departemen. Dengan cara ini, setiap auditor bisa melakukan lebih
banyak audit setiap tahun dibandingkan berdasarkan pendekatan
audit tradisional yang menghabiskan semua anggaran waktu yang
tersedia untuk setiap audit tanpa memandang hasil-hasil kerja jika
diperlukan.
CONTROL SELF ASSESSMENT
Merupakan inovasi yang relatif baru yang sedang diterapkan
oleh banyak organisasi berukuran besar untuk mendukung, dalam
beberapa kasus untuk menggantikan proses audit internal mereka.
Pendukung teknik ini berhati-hati untuk menyatakan bahwa tidak ada
niat untuk menggantikan sepenuhnya fungsi audit internal.
Control self assessment menggunakan staf untuk
mengevaluasi aspek-aspek kontrol internal berdassarkan apa yang
mereka lihat, alami dan praktikkan.
BAGIAN-BAGIAN PEKERJAAN
LAPANGAN
TUJUAN-TUJUAN AUDIT
Tujuan-tujuan audit berbeda dari tujuan-tujuan operasi, sebagaimana
prosedur-prosedur audit juga berbeda dari prosedur-prosedur operasi.
Tujuan-tujuan audit terkait dengan tujuan-tujuan operasi, namun memiliki
maksud yang berbeda. Tujuan-tujuan audit dirancang untuk menentukan
apakah tujuan-tujuan operasi tertentu telah dicapai.
Tujuan audit dicapai dengan menerapkan prosedur-prosedur audit untuk
menentukan apakah prosedur-prosedur operasi berfungsi sebagaimana
mestinya dan mencapai tujuan-tujuan operasi.
Tujuan operasi ditetapkan oleh manajemen. Tujuan-tujuan audit ditetapkan
oleh auditor.
TUJUAN-
TUJUAN
OPERASI
PROSEDUR-
PROSEDUR
OPERASI
TUJUAN-
TUJUAN AUDIT
PROSEDUR-
PROSEDUR
AUDIT
Pembelian
Untuk mendapatkan
barang yang tepat.
Departemen
pengguna, bukan
departemen
pembelian, harus
menyiapkan surat
permintaan yang
disetujui, yang
menyebutkan produk-
produk yang
dibutuhkan.
Untuk menentukan
apakah pesanan
pembelian dikeluarkan
hanya untuk
pembelian produk-
produk yang memang
dibutuhkan organisasi.
Telaah sampel
pesanan pembelian
untuk melihat apakah
pesanan pembelian
didukung oleh surat
permintaan yang
disetujui dan apakah
ciri-ciri barang yang
dibeli, dalam surat
pesanan barang,
sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
Untuk mendapatkan
barang dengan harga
yang tepat.
Si pembeli harus
membuka penawaran
yang kompetitif untuk
semua pembelian di
atas jumlah yang
ditentukan, jelaskan
secara tertulis bila
gagal mendapatkn
penawaran.
Untuk menentukan
apakah penawaran
yang kompeitif benar-
benar diminta dan
apakah kegagalan
untuk mendapatkan
penawaran telah
dijelaskan, apakah
pesanan pembelian
Untuk sampel yang
dipilih, verifikasi bukti-
bukti dilakukannya
penawaran, dan
apakah penjelasan
atas gagalnya
penawaran adalah
wajar.
Tujuan dan prosedur (Operasi vs Audit)
TUJUAN-
TUJUAN
OPERASI
PROSEDUR-
PROSEDUR
OPERASI
TUJUAN-
TUJUAN AUDIT
PROSEDUR-
PROSEDUR
AUDIT
Pemrosesan klaim
Untuk memroses klaim
dengan segera.
Semua klaim
dimasukkan dalam
daftar. Pemrosesan
diawasi melalui
laporan periodik.
Untuk menentukan
apakah semua klaim
yang diterima telah
dimasukkan dalam
daftar dan diawasi
selama siklus
pemrosesan dan
apakah manajemen
telah waspada akan
adanya penagguhan
yang tidak wajar.
Telaah sampel klaim
yang dibayar untuk
menentukan dalam
daftar apakah telah
diproses dalam waktu
yang wajar. Periksa
akurasi dan ketepatan
waktu laporan ke
manajemen tentang
pemrosesan klaim.
Untuk memroses klaim
dengan benar.
Manajemen
menspesifikasikan
langkah-langkah yang
akan diambil dalam
memerisa klaim,
termasuk
perbandingannya
dengan kebijakan.
Juga membentuk
sistem penelaahan
dan tingkat
persetujuan,
tergantung nilai klaim.
Untuk menentukan
apakah klaim sah
telah dibayar sesuai
jumlah terutang.
Untuk sampel terpilih,
tentukan apakah
pembayaran benar
secara matematis,
memenuhi kebijakan,
menunjukkan bukti
penilaian jika
diperlukan, dan
memiliki bukti
penelaahan dan
persetujuan.
TUJUAN-
TUJUAN
OPERASI
PROSEDUR-
PROSEDUR
OPERASI
TUJUAN-
TUJUAN
AUDIT
PROSEDUR-
PROSEDUR
AUDIT
Penerimaan
Hanya menerima
barang-barang yang
dipesan.
Manajemen melakukan
penghitungan, penimbangan
dan pengukuran produk
yang diterima dan
menandatanganinya.
Prosedur pengambilan
sampel yang khusus
diperbolehkan jika layak.
Untuk menentukan
apakah hanya
barang-barang
yang dipesan
yang diterima, dan
dalam jumlah
sesuai pesanan.
Telaah sampel laporan
penerimaan yang
representatif untuk
mencari bukti
penghitungan,
penimbangan, dan
pengukuran.
Bandingkan catatan
gudang dengan
kuantitas yang
terdapat dalam
laporan penerimaan.
Hanya menerima
barang-barang yang
memenuhi spesifikasi.
Manajemen melakukan
inspeksi barang yang
dipesan, bandingkan sampel
barang yang diterima
dengan spesifikasinya.
Semua perubahan atas
spesifikasi harus dikirim
segera ke depatemen
inspeksi penerimaan.
Untuk menentukan
bahwa hanya
produk-produk
dengan kualitas
yang disyaratkan
yang diterima, dan
bahwa produk
yang ditolak sudah
dikembalikan dan
dibebankan ke
pemasok.
Untuk sampel-sampel
terpilih, telaah bukti
inspeksi. Telaah bukti
pengembalian barang-
barang yang ditolak.
Analisis catatan bahan
sisa untuk
menentukan apakah
produk-produk
berkualitas rendah
telah dipesan atau
Empat tahap dalam pelaksanaan audit ini :
1. Pemilihan bidang-bidang kunci untuk pengawasan dan penentuan;
2. Pengembangan indikator-indikator kunci untuk pengawasan dan
penentuan;
3. Implementasi;
4. Pemeliharaan teknik-teknik SMART
Pengukuran Kinerja
Untuk melakukan pemeriksaan, artinya auditor harus
mencari unit pengukuran dan standar yang digunakan.
Pengembangan Standar
Mengevaluasi fungsi fungsi manajemen yang belum
memiliki standar, sehingga perlu menemukan standar
yang otoritatif yang sesuai dengan tujuan operasi yang
diperiksa.
Penggunaan Tolak Ukur
Memilih praktik praktik terbaik yang dilakukan oleh
organisasi lain atau bagian organisasi itu sendiri yang
dimaksud membantu mencapai tujuan organisasi.
Aktivitas peningkatan organisasi dikelompokkan dalam
4 tahap:
1. Analisis proses audit
2. Merencanakan studi
3. Laksanakan studi
4. Dapatkan pemahaman
Evaluasi
Untuk mencapai pertimbangan yang benar secara
matematis, dan untuk menyatakan pertimbangan
tersebut.
Standar juga harus dievaluasi kelayakan dan
kecukupannya dalam mengukur kemajuan terhadap
tujuan dan sasaran organisasi.
Aspek Aspek Operasi
Pengukuran yang dilakukan oleh auditor internal
biasanya diarahkan ke tiga aspek, yaitu:
1. Kualitas
2. Biaya
3. Jadwal
Pengujian
Tujuan Pengujian Merencanakan pengujian
Tujuan Umum Pengujian
Menempatkan aktivitas transaksi
atau percobaan dalam memilih
beberapa bukti dan menentukan
kualitas atau karakteristik inheren
mereka.
Tujuan Khusus Pengujian
Proses menentukan:
1. Validitas
2. Akurasi
3. Ketaatan
4. Kompetensi Kontrol
Rencana diformalkan dengan
dokumentasi yang mencakup:
1. Pendefinisian tujuan
2. Pengidentifikasi jenis pengujian
untuk mencapai tujuan
3. Pengidentifikasi kebutuhan
pegawai
4. Penentuan urutan proses pengujian
5. Pendefinisian standar
6. Pendefinisian populasi
7. Keputusan metodologi
pengambilan sampel yang akan
dilakukan
8. Pemerksaan transaksi atau proses
terpilih
Pendefinisian Standar Kinerja atau
Kriteria
Standar Kinerja atau Kriteria berbentuk:
1. Eksplisit, bila dinyatakan secara jelas dalam
arahan,intruksi pekerjaan, spesifik, atau hukum
2. Implisit, bila manajemen telah menetapkan tujuan
dan sasaran, atau sedang mengupayakan penetapan,
tetapi tidak menyatakan secara eksplisit bagaimana
mencapainya.
Pendefinisian Populasi Pengujian
Populasi yang diuji harus dipertimbangkan sesuai
dengan tujuan audit.
Metodologi Pengambilan Sampel
yang Akan Dilakukan
Harus mengikuti rencana yang paling sesuai dengan
tujuan audit.
Teknik Pemeriksaan Transaksi atau
Proses Terpilih
1. Mengamati, yaitu melihat, memerhatikan, dan tidak
melewatkan hal yang dianggap penting
2. Mengajukan pertanyaan, yaitu teknik paling pervasive
bagi auditor yang menelaah operasi.
3. Menganalisis, yaitu memeriksa secara terperinsi.
4. Memverifikasi, yaitu mengonfirmasi kebenaran, akurasi,
keaslian, atau validitas sesuatu.
5. Menginvestigasi, yaitu menemukan fakta fakta
tersembunyi dan mencari kebenaran.
6. Mengevaluasi, yaitu menimbang apa yang telah dianalisis
dan menentukan kecukupan, efisiensi, dan
efektivitasnya.
Menganalisis
Menganalisis berarti memeriksa secara rinci, dimana memecahkan
entitas yang kompleks ke dalam bagian bagian kecil untuk
menentukan karakteristik sebenarnya.
Analisis dimaksudkan untuk mengetahui kualitas, penyebab,
dampak, motif, dan kemungkinan – kemungkinan atau sebagai
fasilitator untuk penelitian selanjutnya atau sebagai dasar
pertimbangan
Memverifikasi
Memverifikasi berarti mengonfirmasi kebenaran, akurasi,
keaslian, atau validitas sesuatu.
Verifikasi mencakup konfirmasi dan perbandingan
pernyataan dari seseorang dikonfirmasi melalui
pembahasan dengan orang – orang lain, atau satu
dokumen dibandingkan dengan satu atau lebih dokumen
lain yang valid
Menginvestigasi
Menginvestigasi berarti menemukan fakta – fakta yang
tersembunyi dan encari kebenaran untuk menemukan
bahan bukti atas terjadinya kesalahan.
Investigasi meliputi menyelidiki lebih dalam dan ekstensif
dengan maksud mendeteksi kesalahan. Setelah didapatkan
beberapa bukti atas terjadinya kesalahan, auditor harus
melaporkannya ke orang yang berpengalaman mengenai
masalah tersebut
Mengevaluasi
Mengevaluasi berarti menimbang apa yang telah
dianalisis dan menentukan kecukupan, efisiensi, dan
efektivitasnya.
Evaluasi mengimplikasikan pertimbangan profesional,
dan merupakan rangkaian yang berjalan melewati
keseluruhan proses audit yakni pemeriiksaan audit,
program audit, dan pengambilan sampel.
PEKERJAAN LAPANGAN II
Penerapan Teknik Audit
Teknik Audit
Teknik – teknik diterapkan dalam kerangka tertentu,
tergantung pada masalah yang menjadi subjek yang
diaudit. Hasil akhirnya adalah opini dan rekomendasi
audit.
Audit Fungsional
Adalah audit yang mengikuti proses dari awal hingga akhir, melintasi lini
organisasi. Audit ini cenderung berkonsentrasi pada operasi dan proses
dibandingkan pada administrasi dan orang – orag yang ada dalam organisasi.
Tujuannya untuk menentukan seberapa baik fungsi – fungsi dalam organisasi
akan saing berinteraksi dan bekerja sama.
Audit fungsional mencakup atas :
 Pemesanan, penerimaan, dan pembayaran bahan baku
 Pengiriman langsung perlengkapan atau jasa ke departemen pengguna
 Penerapan perubahan pada produk
 Pengumpulan, pemisahan, dan penjualan barang sisa
 Pengendalian dan praktik keselamatan
 Prograam untuk mendeteksi konflik kepentingan
 Pengelolaan aset – aset modal
 Formulasi anggaran
 Fungsi – fungsi pemasaran
Audit Organisasional (dan Evaluasi
Produktivitas)
Pada audit ini tidak hanya memerhatikan aktivitas yang
dilakukan dalam organisasi tetapi juga dengan kotrol
administratif yang digunakan untuk memastikan bahwa
aktivitas – aktivitas tersebut dilaksanakan. Pendekatan
organisaional yang tajam sering kai bisa memberikan
pandangan yang luas atas operasi, melebihi yang dipeoleh
hanya dari pengujian transaksi.
Dalam audit organisasional auditor internal harus mengetahui
prinsip – prinsip perencanaan, prinsip – prinsip pengarahan,
dan mentelaah produktivitas perusahaan.
 Identifikasi tujuan produktivitas
 Menetapkan sasaran – sasaran kuantitatif
 Merancang pengukuran yang sesuai dan memutuskan
informasi yang mereka butuhkan
 Menentukan penghambat produktivitas
Auditor harus tetap mengingat bahwa keberlangsungan suatu
usaha tergantung pada produktivitas dari setiap komponennya.
Saran – saran yang diberikan auditor internal yang inovatif akan
membantu entitas secara keseluruhan tetap bergerak maju.
Evaluasi produktivitas dilakukan dengan :
 Menganggap konsultan sebagai orang asing
 Walaupun konsultan yang berkompeten konsultan
harus mempelajari perusahaan secara mendalam
 Rekomendasi konsultan luar, bisa memancing reaksi
defensif dari klien
 Konsultan luar, biasanya mengenakan tarif yang
sangat mahal
Memorandum studi manajemen
No :
Tanggal :
Organisasi yang Menjadi Perhatian :
Ringkasan Kondisi :
Rincian Kondisi :
Solusi yang Diajukan :
Didiskusikan dengan :
Hasil Diskusi :
Didistribusikan Kepada :
 Idetifikasi audit manajemen
 Ringkasan sejumlah memorendum
 Identifikasi masalah-masalah yang lebih penting
 Diskusi secara umum mengenai kemajuan pekerjaan
 Estimasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
studi
 Evaluasi (membandingkan nilai dengan pencapaian)
 Evaluasi program (mengevaluasi apa yang telah
dicapai)
 Studi biaya manfaat ( mempertimbangkan antara
biaya dengan manfaat)
 Studi efektivitas biaya (mempertimbangkan hasil
dengan manfaat program baru)
 Kontrak lump-sum
 Kontrak biaya tambahan
 Kontrak harga per unit
Kontrak lump-sum
 Persaingan yang tidak memadai
 Ketentuan kenaikan
 Perubahan spesifikasi atau harga
Kontrak biaya tambahan
 Kualitas yang buruk
 Waktu lembar yang tidak terkendali
 Praktik kerja yang tidak bagus
Kontrak harga per unit
 Pembayaran berkala yang berlebihan
 Catatan lapangan yang tidak akurat
 Harga yang tidak berkaitan dengan biaya
LANJUTAN
 Audit berkelanjutan atasan elemen-elemen neraca dan
operasional
 Pelaksanaan audit atas tahap varians dari operasi klien
 Sebuah latihan dalam audit partisipatif
 Menggabungkan berbagai tahap audit internal
 Konsultan harus bisa dipercaya dan berkompeten
 Konsultan harus memiliki perjanjian atas lingkup dan
tujuan program audit
 Auditor harus memahami pekerjaan konsultan
 Laporan audit akhir merupakan tanggung jawab audit
internal
 Konsultan tidak boleh mengarahkan atau mengambil
hak prerogatif manajemen
Hal ini dianggap sebagai bagian dari penggunaan
sumber daya dari luar, umumnya dipahami sebagai
pengoperasian audit bila pihak luar melaksanakan
bagian dari audit internal bersamaan dengan aktivitas
audit organisasi
 Perbandingan informasi keuangan periode sekarang
dengan periode lalu
 Perbandingan informasi keuangan ekspektasi dan
realitas
 Penelahaan hubugan antaa informasi keuangan dan
non-keuangan
 Pemeliharaan aktivitas
 Statistik karyawan
 Perputaran persediaan
 Biaya karyawan dan perputaran karyawan
 Pengiriman persediaan
 Penyimpanan perlengkapan dan alat tulis kantor
 Catatan bahan baku
 Telpon dan komputer
BUKTI HUKUM
HUBUNGAN DENGAN BUKTI AUDIT
• Bukti hukum (legal evidence) sangat
mengandalkan pengakuan lisan
• Bukti audit (audit evidence) lebih mengandalkan
bukti bukti dokumen
BUKTI TERBAIK
• Bukti terbaik (best evidence),sering disebut
bukti primer, merupakan bukti yang paling
alami-bukti yang paling memuaskan mengenai
fakta fakta yang sedang diselidiki.
BUKTI SEKUNDER
• Bukti sekunder ( secondary evidence) mencakup
salinan bukti tertulis atau lisan.
BUKTI LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG
• Bukti langsung (direct evidence) membuktikan
fakta tanpa harus menggunakan pernyataan
atau rujukan untuk menetapkan suatu bukti.
• Bukti tak langsung (circumstantial evidence)
membuktikan fakta sementara, atau
sekumpulan fakta, yang dapat dirujuk seseorang
untuk mengetahui keberadaan beberapa fakta
primer yang signifikan atas masalah yang
sedang dipertimbangkan
BUKTI YANG MEYAKINKAN DAN
MENGUATKAN
• Bukti yang meyakinkan (conclusive evidence)
merupakan bukti yang tak terbantahkan, apa
pun bentuknya.
• Bukti yang menguatkan ( corroborative
evidence) merupakan bukti tambahan dari
karakter yang berbeda menyangkut hal yang
sama.
BUKTI OPINI
Opini merupakan salah satu hal yang penting dan
dapat menambah informasi apabila di olah dengan
baik
BUKTI KABAR ANGIN
Bukti yang tidak diterima secara langsung tanpa
ada nya pemeriksaan lebih lanjut
BUKTI AUDIT
Sifat Bukti Audit
Bukti audit (audit evidence) adalah informasi yang
diperoleh auditor internal melalui pengamatan
suatu kondisi, wawancara, dan pemeriksaan
catatan.
BUKTI
AUDIT
BUKTI FISIK
BUKTI
PENGAKUAN
BUKTI
DOKUMEN
BUKTI
ANALITIS
STANDAR BUKTI AUDIT
• Kecukupan
• Kompetensi
• Relevansi
PENANGANAN BUKTI YANG SENSITIF
Harus terdapat rencana yang dibuat untuk
menangani dan mengamankan bukti bukti yang
sensitif
KERTAS KERJA
Kertas kerja merupakan dasar pengembangan audit.
Ada beberapa jenis kertas kerja yang semuanya penting,
yaitu:
1. Kutipan dari sumber berwenang tentang kriteria dan
standar
2. Ringkasan wawancara, pertemuan, percakapan
3. Rincian pengamatan, termasuk diagram,foto,bagan,dll
4. Substansi verifikasi dan pemeriksaan dokumen seperti
perbandingan bahan bahan substantif dengan kriteria
atau dokumentasi terotorisasi.
5. Analisis temuan kertas kerja atau pengamatan lainnya
6. Perhitungan analitis terkait dengan audit
PEKERJAAN LAPANGAN DALAM
LINGKUNGAN BERTEKNOLOGI TINGGI
Menggunakan enterprise wide systems untuk
efektifitas dan efisiensi operasi perusahaan
AUDIT BERKELANJUTAN
AICPA memberikan definisi audit berkelanjutan
sebagai sebuah metode audit yang memungkinkan
auditor independen memberikan penjaminan atau
keyakinan (assurance) tertulis untuk sebuah
permasalahan yang menjadi tanggung jawab
manajemen melalui serangkaian penerbitan laporan
audit secara berkala dengan atau pada jangka waktu
yang pendek setelah terjadinya sebuah peristiwa pokok
yang menjadi permasalahan.
Masalah-masalah Audit Internal
Terkait dengan Risiko
Perdagangan Elektronik dan
Auditing Berkelanjutan

More Related Content

What's hot

Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiv...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiv...Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiv...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiv...
gitathiananda
 
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan   test of control & substa...(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan   test of control & substa...
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...
Ilham Sousuke
 
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGANAUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
Propaningtyas Windardini
 
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Asep suryadi
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Nony Saraswati Gendis
 
Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Audit Siklus Persediaan Dan PergudanganAudit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Luthfi Nk
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan auditIndah Dwi Lestari
 
Tujuan audit dan asersi atas laporan keuangan
Tujuan audit dan asersi atas laporan keuanganTujuan audit dan asersi atas laporan keuangan
Tujuan audit dan asersi atas laporan keuangan
Risa Martia
 
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
gitathiananda
 
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBKERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBmas ijup
 
Kerangka umum Standar Akuntansi Pemerintah Pusat
Kerangka umum Standar Akuntansi Pemerintah PusatKerangka umum Standar Akuntansi Pemerintah Pusat
Kerangka umum Standar Akuntansi Pemerintah Pusat
Dian N
 
Teori Akuntansi: Pendapatan
Teori Akuntansi: PendapatanTeori Akuntansi: Pendapatan
Teori Akuntansi: Pendapatan
ghiyats dewantara
 
Hubungan struktur pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaan
Hubungan struktur pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaanHubungan struktur pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaan
Hubungan struktur pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaanandiirwan777
 
AUDIT KAS DAN SETARA KAS
AUDIT KAS DAN SETARA KASAUDIT KAS DAN SETARA KAS
AUDIT KAS DAN SETARA KAS
Mandiri Sekuritas
 
Chp17 advanced accounting beams 11e
Chp17 advanced accounting beams 11eChp17 advanced accounting beams 11e
Chp17 advanced accounting beams 11e
Felix Novendra
 
KOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNISKOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNIS
Arthik Davianti
 
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhanetika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
perisuka
 
Struktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansiStruktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansi
Dyah A Fitria
 
Strategi audit
Strategi auditStrategi audit
Strategi audit
Danang Mahendra
 

What's hot (20)

Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiv...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiv...Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiv...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiv...
 
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan   test of control & substa...(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan   test of control & substa...
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...
 
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGANAUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
 
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Audit Siklus Persediaan Dan PergudanganAudit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 
Tujuan audit dan asersi atas laporan keuangan
Tujuan audit dan asersi atas laporan keuanganTujuan audit dan asersi atas laporan keuangan
Tujuan audit dan asersi atas laporan keuangan
 
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
 
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBKERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
 
Audit atas Persediaan
Audit atas PersediaanAudit atas Persediaan
Audit atas Persediaan
 
Kerangka umum Standar Akuntansi Pemerintah Pusat
Kerangka umum Standar Akuntansi Pemerintah PusatKerangka umum Standar Akuntansi Pemerintah Pusat
Kerangka umum Standar Akuntansi Pemerintah Pusat
 
Teori Akuntansi: Pendapatan
Teori Akuntansi: PendapatanTeori Akuntansi: Pendapatan
Teori Akuntansi: Pendapatan
 
Hubungan struktur pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaan
Hubungan struktur pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaanHubungan struktur pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaan
Hubungan struktur pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaan
 
AUDIT KAS DAN SETARA KAS
AUDIT KAS DAN SETARA KASAUDIT KAS DAN SETARA KAS
AUDIT KAS DAN SETARA KAS
 
Chp17 advanced accounting beams 11e
Chp17 advanced accounting beams 11eChp17 advanced accounting beams 11e
Chp17 advanced accounting beams 11e
 
KOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNISKOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNIS
 
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhanetika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
 
Struktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansiStruktur teori akuntansi
Struktur teori akuntansi
 
Strategi audit
Strategi auditStrategi audit
Strategi audit
 

Similar to Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1

Audit bab 2 langkah langkah audit
Audit bab 2 langkah langkah auditAudit bab 2 langkah langkah audit
Audit bab 2 langkah langkah audit
sugeng1990
 
Internal Audit 5-7.ppt
Internal Audit 5-7.pptInternal Audit 5-7.ppt
Internal Audit 5-7.ppt
PoppyIndrianiSEAkMSi
 
Presentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian
Presentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalianPresentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian
Presentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian
Nia Pratiwi
 
SELECTIVE MONITORING AND ASSESSMENTSS
SELECTIVE   MONITORING AND  ASSESSMENTSSSELECTIVE   MONITORING AND  ASSESSMENTSS
SELECTIVE MONITORING AND ASSESSMENTSS
AcengRohmana1
 
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
marchaaddina
 
Survei Pendahuluan - Audit Internal
Survei Pendahuluan - Audit InternalSurvei Pendahuluan - Audit Internal
Survei Pendahuluan - Audit Internal
Hendy Surjono
 
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja ManajemenAudit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
Yunita Tri Andra Yani
 
Survei pendahuluan audit internal
Survei pendahuluan audit internalSurvei pendahuluan audit internal
Survei pendahuluan audit internal
ppt education
 
Langkah audit manajemen
Langkah audit manajemenLangkah audit manajemen
Langkah audit manajemen
Sudybrt Sudybrt
 
Tugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluan
Tugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluanTugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluan
Tugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluanYusdi Sinathrya
 
Audit internal
Audit internalAudit internal
Audit internal
resig jeflin
 
Materi Refresh training ISO 9001_2015 PT. YOFI1.pptx.pdf
Materi Refresh training ISO 9001_2015 PT. YOFI1.pptx.pdfMateri Refresh training ISO 9001_2015 PT. YOFI1.pptx.pdf
Materi Refresh training ISO 9001_2015 PT. YOFI1.pptx.pdf
Agus Effendi
 
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, audit dan internal con...
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, audit dan internal con...Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, audit dan internal con...
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, audit dan internal con...
Serafinus Octavia Puspitasari
 
Audit internal
Audit internalAudit internal
Audit internal
padlah1984
 
Konsep Audit Manajemen
Konsep Audit ManajemenKonsep Audit Manajemen
Konsep Audit Manajemen
SintiaFarach46
 
Presentasi laporan akhir proyek perubahan diklat pim IV di PMPSDPM
Presentasi laporan akhir proyek perubahan diklat pim IV di PMPSDPMPresentasi laporan akhir proyek perubahan diklat pim IV di PMPSDPM
Presentasi laporan akhir proyek perubahan diklat pim IV di PMPSDPM
aliyudhi_h
 
Standard Auditing
Standard AuditingStandard Auditing
Standard Auditing
Sujatmiko Wibowo
 
Pengauditan internal survei_pendahuluan
Pengauditan internal survei_pendahuluanPengauditan internal survei_pendahuluan
Pengauditan internal survei_pendahuluan
BiroIsra
 
Audit kinerja
Audit kinerjaAudit kinerja
Audit kinerja
Ifik Firdaus
 
proses audit
proses auditproses audit
proses auditDitaIka
 

Similar to Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1 (20)

Audit bab 2 langkah langkah audit
Audit bab 2 langkah langkah auditAudit bab 2 langkah langkah audit
Audit bab 2 langkah langkah audit
 
Internal Audit 5-7.ppt
Internal Audit 5-7.pptInternal Audit 5-7.ppt
Internal Audit 5-7.ppt
 
Presentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian
Presentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalianPresentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian
Presentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian
 
SELECTIVE MONITORING AND ASSESSMENTSS
SELECTIVE   MONITORING AND  ASSESSMENTSSSELECTIVE   MONITORING AND  ASSESSMENTSS
SELECTIVE MONITORING AND ASSESSMENTSS
 
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
 
Survei Pendahuluan - Audit Internal
Survei Pendahuluan - Audit InternalSurvei Pendahuluan - Audit Internal
Survei Pendahuluan - Audit Internal
 
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja ManajemenAudit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
 
Survei pendahuluan audit internal
Survei pendahuluan audit internalSurvei pendahuluan audit internal
Survei pendahuluan audit internal
 
Langkah audit manajemen
Langkah audit manajemenLangkah audit manajemen
Langkah audit manajemen
 
Tugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluan
Tugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluanTugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluan
Tugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluan
 
Audit internal
Audit internalAudit internal
Audit internal
 
Materi Refresh training ISO 9001_2015 PT. YOFI1.pptx.pdf
Materi Refresh training ISO 9001_2015 PT. YOFI1.pptx.pdfMateri Refresh training ISO 9001_2015 PT. YOFI1.pptx.pdf
Materi Refresh training ISO 9001_2015 PT. YOFI1.pptx.pdf
 
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, audit dan internal con...
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, audit dan internal con...Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, audit dan internal con...
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, audit dan internal con...
 
Audit internal
Audit internalAudit internal
Audit internal
 
Konsep Audit Manajemen
Konsep Audit ManajemenKonsep Audit Manajemen
Konsep Audit Manajemen
 
Presentasi laporan akhir proyek perubahan diklat pim IV di PMPSDPM
Presentasi laporan akhir proyek perubahan diklat pim IV di PMPSDPMPresentasi laporan akhir proyek perubahan diklat pim IV di PMPSDPM
Presentasi laporan akhir proyek perubahan diklat pim IV di PMPSDPM
 
Standard Auditing
Standard AuditingStandard Auditing
Standard Auditing
 
Pengauditan internal survei_pendahuluan
Pengauditan internal survei_pendahuluanPengauditan internal survei_pendahuluan
Pengauditan internal survei_pendahuluan
 
Audit kinerja
Audit kinerjaAudit kinerja
Audit kinerja
 
proses audit
proses auditproses audit
proses audit
 

Recently uploaded

materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
RaraStieAmkop
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
HuseinKewolz1
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
muhammadarsyad77
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
ritaseptia16
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
JaffanNauval
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
anselmusl280
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
muhammadarsyad77
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
WiwikDewiSusilawati
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
kurikulumsdithidayah
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
EnoCasmiSEMBA
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Meihotmapurba
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
DwiAyuSitiHartinah
 

Recently uploaded (13)

materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
 

Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1

  • 1. PEKERJAAN LAPANGAN 1 1 ABRIANSA 7211417141 2 ELANG ARTA P 7211417143 3 DEVITA DAMAYANTI S 7211417144 4 MEI LINA 7211417145 HANDAYANI S 7211417146 5
  • 2. PROSES DAN TUJUAN PEKERJAAN LAPANGAN Proses pekerjaan lapangan Pekerjaan lapangan merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi entitas, mengevaluasinya, dan (1) melihat apakah operasi tesebut memenuhi standar yang dapat diterima dan mencapai tujuan- tujuan yang telah ditetapkan dan (2) menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen. Istilah “proses yang sistematis” mengimplikasikan langkah-langkah audit terencana yang dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan audit. Istilah ini juga memiliki makna bahwa auditor internal akan menerapkan persyaratan profesional dalam melakukan audit, serta menerapkan penelaahan yang tepat saat mengumpulkan, menyusun, mencatat, dan mengevaluasi bahan audit.
  • 3. Tujuan pekerjaan lapangan Tujan-tujuan audit terkait dengan tujuan-tujuan operasi tetapi memiliki sedikit perbedaan. Dalam makna yang paling sedrhana, pekerjaan lapangan merupakan pengumpulan bahan bukti untuk pengukuran dan evaluasi. Konsep pengukuran memiliki signifikansi khusus bagi auditor internal. Jika auditor internal bisa menangkap esensi ini secara penuh, maka mereka bisa dengan sukses memeriksa operasi dalam suatu organisasi. Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu pemberian keyakinan dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sesuai tujuan audit yang ingin dicapai.
  • 4. PEMBUATAN STRATEGI UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN LAPANGAN Tahap persiapan untuk melakukan pekerjaan lapangan membutuhkan perhatian dan perencanaan yang sama seperti halnya persiapan audit keseluruhan. Pada tahap ini, survei pendahuluan telah diselesaikan dan program audit telah disiapkan. Auditor harus mengarahkan perhatian terkait pembuatan strategi ini. Berikut ini merupakan bagian dari rencana strategis sebagai berikut:
  • 5. 1. Kebutuhan pegawai Perencanaan jumlah dan kuakifikasi staf yang akan melakukan audit. 2. Kebutuhan sumber daya dari luar Bila staf audit yang ada tidak memiliki keahlian khusus, maka harus didapat dari sumber di luar perusahaan. 4. Wewenang dan tanggung jawab 3. Pengorganisasian staf audit Bagian ini terkait dengan struktur komando dari suatu tiim audit. Mencakup alur wewenang yang berkaitan dengan penggambaran otorisasi yang didelegasikan ke setiap lini dan staf dalam tim audit. Perencanaan terkait bagian mana dari organisasi audit yang akan melakukan jenis audit yang berbeda, seperti: audit keuangan, efisiensi, efektivitas keamananan aset serta terkait rencana struktur audit seperti: berdasarkan fungsi, produk, lokasi atau organisasi.
  • 6. 5. Struktur pekerjaan lapangan 6. Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan 7. Metode pekerjaan lapangan Pada bagian ini, urut-urutan program audit direncanakan. Aktivitas yang berurutan saling berhubungan untuk meyakinkan bahwa terdapat susunan alur kerja. Jadi, staf auditor yang ditugaskan pada aktivitas tertentu tidak harus menunggu auditor lainnya menyelesaikan tugasnya. Ada enam metode yang biasa digunakan dalam pekerjaan lapangan, yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam bab ini, yakni: `Observasi `Investigasi `Konfirmasi `Analisis `Verifikasi `Evaluasi Proses membuat struktur pekerjaan lapangan memunculkan waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan.
  • 7. 9. Penyiapan laporan 10. Rencana kontijensi Struktur laporan sering kali dirancang pada awal proses audit. Struktur makro dari laporan audit harus direncanakan, hal ini merupakan tahapan penyajian temuan audit dan kerangka kasar dari bagian-bagian laporan. Juga, struktur mikro laporan, atau metode penyajian setiap temuan audit harus direncanakan. Hanya sedikit aktivitas yang akan berjalan sesuai rencana. Oleh karena itu, rencana harus menyediakan kontijensi. Rencana harus memuat kondisi terbaik yang bisa dicapai, yang biasa dan yang terburuk. 8. Metode pendokumentasian Bagian ini melibatkan akumulasi bahaan bukti dan penyiapan kertas kerja. Bagian ini membutuhkan antisipasi hasil-hasil metode pekerjaan lapangan dan juga penggunaan akhir dari audit.
  • 8. TIM AUDIT DAN PENGARAHAN MANDIRI Tim dengan pengarahan mandiri terpisah dari bentuk manajemen tradisional yang beranggotakan direktur, wakil direktur, asisten direktur, supervisor, manajer, dan karyawan. Tim tersebut merupakan sebuah unit operasional, yang sering kali terdiri dari ahli-ahli dalam berbagai bidang audit dan memiliki kepemimpinan dalam rotasi atau dasar-dasar lainnya. Tim audit ini membuat keputusan sendiri, sering kali dengan bantuan ahli yang bersama pimpinan tim memberikan keahlian dan bantuan dalam proses pengambilan keputusan.
  • 9. AUDIT BERHENTI-KEMUDIAN LANJUT Teknik “audit berhenti-kemudian lanjut” membantu menghilangkan audit dengan pengembalian yang rendah yang melewati proses penyaringan awal. Konsep dasar di balik teknik ini adalah untuk memberdayakan auditor lapangan untuk menghentikan audit selama survei pendahuluan, atau pada aktu-waktu lainnya, jika tidak ada indikasi adanya risiko-risiko yang substansial atau tidak ada temuan-temuan penyimpangan potensial. Saat audit tersebut dihentikan, auditor pindah ke audit selanjutnya yang termasuk dalam rencana audit tahunan departemen. Dengan cara ini, setiap auditor bisa melakukan lebih banyak audit setiap tahun dibandingkan berdasarkan pendekatan audit tradisional yang menghabiskan semua anggaran waktu yang tersedia untuk setiap audit tanpa memandang hasil-hasil kerja jika diperlukan.
  • 10. CONTROL SELF ASSESSMENT Merupakan inovasi yang relatif baru yang sedang diterapkan oleh banyak organisasi berukuran besar untuk mendukung, dalam beberapa kasus untuk menggantikan proses audit internal mereka. Pendukung teknik ini berhati-hati untuk menyatakan bahwa tidak ada niat untuk menggantikan sepenuhnya fungsi audit internal. Control self assessment menggunakan staf untuk mengevaluasi aspek-aspek kontrol internal berdassarkan apa yang mereka lihat, alami dan praktikkan.
  • 11. BAGIAN-BAGIAN PEKERJAAN LAPANGAN TUJUAN-TUJUAN AUDIT Tujuan-tujuan audit berbeda dari tujuan-tujuan operasi, sebagaimana prosedur-prosedur audit juga berbeda dari prosedur-prosedur operasi. Tujuan-tujuan audit terkait dengan tujuan-tujuan operasi, namun memiliki maksud yang berbeda. Tujuan-tujuan audit dirancang untuk menentukan apakah tujuan-tujuan operasi tertentu telah dicapai. Tujuan audit dicapai dengan menerapkan prosedur-prosedur audit untuk menentukan apakah prosedur-prosedur operasi berfungsi sebagaimana mestinya dan mencapai tujuan-tujuan operasi. Tujuan operasi ditetapkan oleh manajemen. Tujuan-tujuan audit ditetapkan oleh auditor.
  • 12. TUJUAN- TUJUAN OPERASI PROSEDUR- PROSEDUR OPERASI TUJUAN- TUJUAN AUDIT PROSEDUR- PROSEDUR AUDIT Pembelian Untuk mendapatkan barang yang tepat. Departemen pengguna, bukan departemen pembelian, harus menyiapkan surat permintaan yang disetujui, yang menyebutkan produk- produk yang dibutuhkan. Untuk menentukan apakah pesanan pembelian dikeluarkan hanya untuk pembelian produk- produk yang memang dibutuhkan organisasi. Telaah sampel pesanan pembelian untuk melihat apakah pesanan pembelian didukung oleh surat permintaan yang disetujui dan apakah ciri-ciri barang yang dibeli, dalam surat pesanan barang, sesuai dengan kebutuhan organisasi. Untuk mendapatkan barang dengan harga yang tepat. Si pembeli harus membuka penawaran yang kompetitif untuk semua pembelian di atas jumlah yang ditentukan, jelaskan secara tertulis bila gagal mendapatkn penawaran. Untuk menentukan apakah penawaran yang kompeitif benar- benar diminta dan apakah kegagalan untuk mendapatkan penawaran telah dijelaskan, apakah pesanan pembelian Untuk sampel yang dipilih, verifikasi bukti- bukti dilakukannya penawaran, dan apakah penjelasan atas gagalnya penawaran adalah wajar. Tujuan dan prosedur (Operasi vs Audit)
  • 13. TUJUAN- TUJUAN OPERASI PROSEDUR- PROSEDUR OPERASI TUJUAN- TUJUAN AUDIT PROSEDUR- PROSEDUR AUDIT Pemrosesan klaim Untuk memroses klaim dengan segera. Semua klaim dimasukkan dalam daftar. Pemrosesan diawasi melalui laporan periodik. Untuk menentukan apakah semua klaim yang diterima telah dimasukkan dalam daftar dan diawasi selama siklus pemrosesan dan apakah manajemen telah waspada akan adanya penagguhan yang tidak wajar. Telaah sampel klaim yang dibayar untuk menentukan dalam daftar apakah telah diproses dalam waktu yang wajar. Periksa akurasi dan ketepatan waktu laporan ke manajemen tentang pemrosesan klaim. Untuk memroses klaim dengan benar. Manajemen menspesifikasikan langkah-langkah yang akan diambil dalam memerisa klaim, termasuk perbandingannya dengan kebijakan. Juga membentuk sistem penelaahan dan tingkat persetujuan, tergantung nilai klaim. Untuk menentukan apakah klaim sah telah dibayar sesuai jumlah terutang. Untuk sampel terpilih, tentukan apakah pembayaran benar secara matematis, memenuhi kebijakan, menunjukkan bukti penilaian jika diperlukan, dan memiliki bukti penelaahan dan persetujuan.
  • 14. TUJUAN- TUJUAN OPERASI PROSEDUR- PROSEDUR OPERASI TUJUAN- TUJUAN AUDIT PROSEDUR- PROSEDUR AUDIT Penerimaan Hanya menerima barang-barang yang dipesan. Manajemen melakukan penghitungan, penimbangan dan pengukuran produk yang diterima dan menandatanganinya. Prosedur pengambilan sampel yang khusus diperbolehkan jika layak. Untuk menentukan apakah hanya barang-barang yang dipesan yang diterima, dan dalam jumlah sesuai pesanan. Telaah sampel laporan penerimaan yang representatif untuk mencari bukti penghitungan, penimbangan, dan pengukuran. Bandingkan catatan gudang dengan kuantitas yang terdapat dalam laporan penerimaan. Hanya menerima barang-barang yang memenuhi spesifikasi. Manajemen melakukan inspeksi barang yang dipesan, bandingkan sampel barang yang diterima dengan spesifikasinya. Semua perubahan atas spesifikasi harus dikirim segera ke depatemen inspeksi penerimaan. Untuk menentukan bahwa hanya produk-produk dengan kualitas yang disyaratkan yang diterima, dan bahwa produk yang ditolak sudah dikembalikan dan dibebankan ke pemasok. Untuk sampel-sampel terpilih, telaah bukti inspeksi. Telaah bukti pengembalian barang- barang yang ditolak. Analisis catatan bahan sisa untuk menentukan apakah produk-produk berkualitas rendah telah dipesan atau
  • 15. Empat tahap dalam pelaksanaan audit ini : 1. Pemilihan bidang-bidang kunci untuk pengawasan dan penentuan; 2. Pengembangan indikator-indikator kunci untuk pengawasan dan penentuan; 3. Implementasi; 4. Pemeliharaan teknik-teknik SMART
  • 16. Pengukuran Kinerja Untuk melakukan pemeriksaan, artinya auditor harus mencari unit pengukuran dan standar yang digunakan.
  • 17. Pengembangan Standar Mengevaluasi fungsi fungsi manajemen yang belum memiliki standar, sehingga perlu menemukan standar yang otoritatif yang sesuai dengan tujuan operasi yang diperiksa.
  • 18. Penggunaan Tolak Ukur Memilih praktik praktik terbaik yang dilakukan oleh organisasi lain atau bagian organisasi itu sendiri yang dimaksud membantu mencapai tujuan organisasi. Aktivitas peningkatan organisasi dikelompokkan dalam 4 tahap: 1. Analisis proses audit 2. Merencanakan studi 3. Laksanakan studi 4. Dapatkan pemahaman
  • 19. Evaluasi Untuk mencapai pertimbangan yang benar secara matematis, dan untuk menyatakan pertimbangan tersebut. Standar juga harus dievaluasi kelayakan dan kecukupannya dalam mengukur kemajuan terhadap tujuan dan sasaran organisasi.
  • 20. Aspek Aspek Operasi Pengukuran yang dilakukan oleh auditor internal biasanya diarahkan ke tiga aspek, yaitu: 1. Kualitas 2. Biaya 3. Jadwal
  • 21. Pengujian Tujuan Pengujian Merencanakan pengujian Tujuan Umum Pengujian Menempatkan aktivitas transaksi atau percobaan dalam memilih beberapa bukti dan menentukan kualitas atau karakteristik inheren mereka. Tujuan Khusus Pengujian Proses menentukan: 1. Validitas 2. Akurasi 3. Ketaatan 4. Kompetensi Kontrol Rencana diformalkan dengan dokumentasi yang mencakup: 1. Pendefinisian tujuan 2. Pengidentifikasi jenis pengujian untuk mencapai tujuan 3. Pengidentifikasi kebutuhan pegawai 4. Penentuan urutan proses pengujian 5. Pendefinisian standar 6. Pendefinisian populasi 7. Keputusan metodologi pengambilan sampel yang akan dilakukan 8. Pemerksaan transaksi atau proses terpilih
  • 22. Pendefinisian Standar Kinerja atau Kriteria Standar Kinerja atau Kriteria berbentuk: 1. Eksplisit, bila dinyatakan secara jelas dalam arahan,intruksi pekerjaan, spesifik, atau hukum 2. Implisit, bila manajemen telah menetapkan tujuan dan sasaran, atau sedang mengupayakan penetapan, tetapi tidak menyatakan secara eksplisit bagaimana mencapainya.
  • 23. Pendefinisian Populasi Pengujian Populasi yang diuji harus dipertimbangkan sesuai dengan tujuan audit.
  • 24. Metodologi Pengambilan Sampel yang Akan Dilakukan Harus mengikuti rencana yang paling sesuai dengan tujuan audit.
  • 25. Teknik Pemeriksaan Transaksi atau Proses Terpilih 1. Mengamati, yaitu melihat, memerhatikan, dan tidak melewatkan hal yang dianggap penting 2. Mengajukan pertanyaan, yaitu teknik paling pervasive bagi auditor yang menelaah operasi. 3. Menganalisis, yaitu memeriksa secara terperinsi. 4. Memverifikasi, yaitu mengonfirmasi kebenaran, akurasi, keaslian, atau validitas sesuatu. 5. Menginvestigasi, yaitu menemukan fakta fakta tersembunyi dan mencari kebenaran. 6. Mengevaluasi, yaitu menimbang apa yang telah dianalisis dan menentukan kecukupan, efisiensi, dan efektivitasnya.
  • 26. Menganalisis Menganalisis berarti memeriksa secara rinci, dimana memecahkan entitas yang kompleks ke dalam bagian bagian kecil untuk menentukan karakteristik sebenarnya. Analisis dimaksudkan untuk mengetahui kualitas, penyebab, dampak, motif, dan kemungkinan – kemungkinan atau sebagai fasilitator untuk penelitian selanjutnya atau sebagai dasar pertimbangan
  • 27. Memverifikasi Memverifikasi berarti mengonfirmasi kebenaran, akurasi, keaslian, atau validitas sesuatu. Verifikasi mencakup konfirmasi dan perbandingan pernyataan dari seseorang dikonfirmasi melalui pembahasan dengan orang – orang lain, atau satu dokumen dibandingkan dengan satu atau lebih dokumen lain yang valid
  • 28. Menginvestigasi Menginvestigasi berarti menemukan fakta – fakta yang tersembunyi dan encari kebenaran untuk menemukan bahan bukti atas terjadinya kesalahan. Investigasi meliputi menyelidiki lebih dalam dan ekstensif dengan maksud mendeteksi kesalahan. Setelah didapatkan beberapa bukti atas terjadinya kesalahan, auditor harus melaporkannya ke orang yang berpengalaman mengenai masalah tersebut
  • 29. Mengevaluasi Mengevaluasi berarti menimbang apa yang telah dianalisis dan menentukan kecukupan, efisiensi, dan efektivitasnya. Evaluasi mengimplikasikan pertimbangan profesional, dan merupakan rangkaian yang berjalan melewati keseluruhan proses audit yakni pemeriiksaan audit, program audit, dan pengambilan sampel.
  • 30. PEKERJAAN LAPANGAN II Penerapan Teknik Audit Teknik Audit Teknik – teknik diterapkan dalam kerangka tertentu, tergantung pada masalah yang menjadi subjek yang diaudit. Hasil akhirnya adalah opini dan rekomendasi audit.
  • 31. Audit Fungsional Adalah audit yang mengikuti proses dari awal hingga akhir, melintasi lini organisasi. Audit ini cenderung berkonsentrasi pada operasi dan proses dibandingkan pada administrasi dan orang – orag yang ada dalam organisasi. Tujuannya untuk menentukan seberapa baik fungsi – fungsi dalam organisasi akan saing berinteraksi dan bekerja sama. Audit fungsional mencakup atas :  Pemesanan, penerimaan, dan pembayaran bahan baku  Pengiriman langsung perlengkapan atau jasa ke departemen pengguna  Penerapan perubahan pada produk  Pengumpulan, pemisahan, dan penjualan barang sisa  Pengendalian dan praktik keselamatan  Prograam untuk mendeteksi konflik kepentingan  Pengelolaan aset – aset modal  Formulasi anggaran  Fungsi – fungsi pemasaran
  • 32. Audit Organisasional (dan Evaluasi Produktivitas) Pada audit ini tidak hanya memerhatikan aktivitas yang dilakukan dalam organisasi tetapi juga dengan kotrol administratif yang digunakan untuk memastikan bahwa aktivitas – aktivitas tersebut dilaksanakan. Pendekatan organisaional yang tajam sering kai bisa memberikan pandangan yang luas atas operasi, melebihi yang dipeoleh hanya dari pengujian transaksi. Dalam audit organisasional auditor internal harus mengetahui prinsip – prinsip perencanaan, prinsip – prinsip pengarahan, dan mentelaah produktivitas perusahaan.
  • 33.  Identifikasi tujuan produktivitas  Menetapkan sasaran – sasaran kuantitatif  Merancang pengukuran yang sesuai dan memutuskan informasi yang mereka butuhkan  Menentukan penghambat produktivitas Auditor harus tetap mengingat bahwa keberlangsungan suatu usaha tergantung pada produktivitas dari setiap komponennya. Saran – saran yang diberikan auditor internal yang inovatif akan membantu entitas secara keseluruhan tetap bergerak maju. Evaluasi produktivitas dilakukan dengan :
  • 34.
  • 35.  Menganggap konsultan sebagai orang asing  Walaupun konsultan yang berkompeten konsultan harus mempelajari perusahaan secara mendalam  Rekomendasi konsultan luar, bisa memancing reaksi defensif dari klien  Konsultan luar, biasanya mengenakan tarif yang sangat mahal
  • 36. Memorandum studi manajemen No : Tanggal : Organisasi yang Menjadi Perhatian : Ringkasan Kondisi : Rincian Kondisi : Solusi yang Diajukan : Didiskusikan dengan : Hasil Diskusi : Didistribusikan Kepada :
  • 37.  Idetifikasi audit manajemen  Ringkasan sejumlah memorendum  Identifikasi masalah-masalah yang lebih penting  Diskusi secara umum mengenai kemajuan pekerjaan  Estimasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan studi
  • 38.  Evaluasi (membandingkan nilai dengan pencapaian)  Evaluasi program (mengevaluasi apa yang telah dicapai)  Studi biaya manfaat ( mempertimbangkan antara biaya dengan manfaat)  Studi efektivitas biaya (mempertimbangkan hasil dengan manfaat program baru)
  • 39.  Kontrak lump-sum  Kontrak biaya tambahan  Kontrak harga per unit
  • 40. Kontrak lump-sum  Persaingan yang tidak memadai  Ketentuan kenaikan  Perubahan spesifikasi atau harga
  • 41. Kontrak biaya tambahan  Kualitas yang buruk  Waktu lembar yang tidak terkendali  Praktik kerja yang tidak bagus Kontrak harga per unit  Pembayaran berkala yang berlebihan  Catatan lapangan yang tidak akurat  Harga yang tidak berkaitan dengan biaya LANJUTAN
  • 42.  Audit berkelanjutan atasan elemen-elemen neraca dan operasional  Pelaksanaan audit atas tahap varians dari operasi klien  Sebuah latihan dalam audit partisipatif  Menggabungkan berbagai tahap audit internal
  • 43.  Konsultan harus bisa dipercaya dan berkompeten  Konsultan harus memiliki perjanjian atas lingkup dan tujuan program audit  Auditor harus memahami pekerjaan konsultan  Laporan audit akhir merupakan tanggung jawab audit internal  Konsultan tidak boleh mengarahkan atau mengambil hak prerogatif manajemen
  • 44. Hal ini dianggap sebagai bagian dari penggunaan sumber daya dari luar, umumnya dipahami sebagai pengoperasian audit bila pihak luar melaksanakan bagian dari audit internal bersamaan dengan aktivitas audit organisasi
  • 45.  Perbandingan informasi keuangan periode sekarang dengan periode lalu  Perbandingan informasi keuangan ekspektasi dan realitas  Penelahaan hubugan antaa informasi keuangan dan non-keuangan
  • 46.  Pemeliharaan aktivitas  Statistik karyawan  Perputaran persediaan  Biaya karyawan dan perputaran karyawan  Pengiriman persediaan  Penyimpanan perlengkapan dan alat tulis kantor  Catatan bahan baku  Telpon dan komputer
  • 48. HUBUNGAN DENGAN BUKTI AUDIT • Bukti hukum (legal evidence) sangat mengandalkan pengakuan lisan • Bukti audit (audit evidence) lebih mengandalkan bukti bukti dokumen
  • 49. BUKTI TERBAIK • Bukti terbaik (best evidence),sering disebut bukti primer, merupakan bukti yang paling alami-bukti yang paling memuaskan mengenai fakta fakta yang sedang diselidiki.
  • 50. BUKTI SEKUNDER • Bukti sekunder ( secondary evidence) mencakup salinan bukti tertulis atau lisan.
  • 51. BUKTI LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG • Bukti langsung (direct evidence) membuktikan fakta tanpa harus menggunakan pernyataan atau rujukan untuk menetapkan suatu bukti. • Bukti tak langsung (circumstantial evidence) membuktikan fakta sementara, atau sekumpulan fakta, yang dapat dirujuk seseorang untuk mengetahui keberadaan beberapa fakta primer yang signifikan atas masalah yang sedang dipertimbangkan
  • 52. BUKTI YANG MEYAKINKAN DAN MENGUATKAN • Bukti yang meyakinkan (conclusive evidence) merupakan bukti yang tak terbantahkan, apa pun bentuknya. • Bukti yang menguatkan ( corroborative evidence) merupakan bukti tambahan dari karakter yang berbeda menyangkut hal yang sama.
  • 53. BUKTI OPINI Opini merupakan salah satu hal yang penting dan dapat menambah informasi apabila di olah dengan baik
  • 54. BUKTI KABAR ANGIN Bukti yang tidak diterima secara langsung tanpa ada nya pemeriksaan lebih lanjut
  • 56. Sifat Bukti Audit Bukti audit (audit evidence) adalah informasi yang diperoleh auditor internal melalui pengamatan suatu kondisi, wawancara, dan pemeriksaan catatan.
  • 58. STANDAR BUKTI AUDIT • Kecukupan • Kompetensi • Relevansi
  • 59. PENANGANAN BUKTI YANG SENSITIF Harus terdapat rencana yang dibuat untuk menangani dan mengamankan bukti bukti yang sensitif
  • 60. KERTAS KERJA Kertas kerja merupakan dasar pengembangan audit. Ada beberapa jenis kertas kerja yang semuanya penting, yaitu: 1. Kutipan dari sumber berwenang tentang kriteria dan standar 2. Ringkasan wawancara, pertemuan, percakapan 3. Rincian pengamatan, termasuk diagram,foto,bagan,dll 4. Substansi verifikasi dan pemeriksaan dokumen seperti perbandingan bahan bahan substantif dengan kriteria atau dokumentasi terotorisasi. 5. Analisis temuan kertas kerja atau pengamatan lainnya 6. Perhitungan analitis terkait dengan audit
  • 61. PEKERJAAN LAPANGAN DALAM LINGKUNGAN BERTEKNOLOGI TINGGI Menggunakan enterprise wide systems untuk efektifitas dan efisiensi operasi perusahaan
  • 62. AUDIT BERKELANJUTAN AICPA memberikan definisi audit berkelanjutan sebagai sebuah metode audit yang memungkinkan auditor independen memberikan penjaminan atau keyakinan (assurance) tertulis untuk sebuah permasalahan yang menjadi tanggung jawab manajemen melalui serangkaian penerbitan laporan audit secara berkala dengan atau pada jangka waktu yang pendek setelah terjadinya sebuah peristiwa pokok yang menjadi permasalahan.
  • 63. Masalah-masalah Audit Internal Terkait dengan Risiko Perdagangan Elektronik dan Auditing Berkelanjutan