2. PENDAHULUAN
Pelaporan hasil audit merupakan komponen utama dalam komunikasi dari audit
internal tentang hasil audit. Untuk mengkomunikasikan hasil audit diperlukan susunan
laporan, dimana hasil audit disusun untuk disajikan dengan rinci dan jelas terkait seluruh
kegiatan proses audit internal.
Laporan audit merupakan produk akhir yang paling penting dari proses audit
internal dan akses utama untuk menggambarkan aktivitas audit internal bagi pemangku
kepentingan, baik di dalam maupun di luar perusahaan. Laporan audit memberikan bukti
tentang karakter profesional dari kegiatan audit internal dan memungkinkan orang lain
untuk mengevaluasi kontribusi ini. Laporan audit yang efektif tentu saja harus didukung
oleh pekerjaan audit berkualitas tinggi, tetapi pekerjaan audit yang sama dapat
dibatalkan oleh laporan yang ditulis dengan buruk atau tidak disiapkan dengan baik.
Penyusunan laporan yang jelas dan efektif harus menjadi perhatian utama bagi auditor
internal di semua tingkatan, dari Chief Audit Executive (CAE) hingga anggota staf tim
audit (Moeller, 2015).
3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana standar pelaporan hasil audit ?
2. Apa saja materi laporan hasil audit ?
3. Bagaimana proses menyusun pelaporan ?
4. Bagaimana penyampaian laporan hasil audit ?
5. Bagaimana tindak lanjut hasil audit ?
6. Bagaimana pentauan atas tindak lanjut hasil audit
7. Penerapan dalam studi kasus pelaporan temuan audit ?
4. Menurut (Burhany, 2018) sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank
(SPFAIB), menyatakan beberapa standar yang wajib dipenuhi dalam pelaporan audit yaitu sekurang-
kurangnya pemenuhan standar berikut
1. Laporan harus tertulis dan memuat hasil audit sesuai dengan ruang lingkup penugasan dan laporan
harus dapat berfungsi sebagai dokumen formal atas kegiatan yang dilakukan.
2. Laporan dijelaskan secara singkat serta mudah dipahami dan memuat beberapa hal pokok atau yang
dianggap penting untuk dilakukan perbaikan oleh auditee.
3. Laporan harus memiliki pendukung kertas kerja memadai agar dapat dipertanggung-jawabkan.
4. Laporan harus berdasarkan fakta, obyektif dan tidak memihak dengan pihak tertentu.
5. Laporan harus konstruktif dan memberikan saran perbaikan bagi auditee untuk dapat melakukan
perbaikan.
6. Laporan harus ditandatangani langsung oleh auditor Intern dan atau Kepala SKAI agar bisa menjadi
pencerminan tanggungjawab atas kebenaran isi laporan yang dibuat.
7. Laporan dibuat dan disampaikan haruslah tepat waktu atau dalam batas waktu yang masih relevan
dengan materi laporan.
8. Laporan disusun secara sistematis yang memuat obyek audit, periode audit, temuan audit, kesimpulan
dan rekomendasi serta tanggapan auditee.
A. Standar Pelaporan Audit
5. Menurut (BPKB, 2018) sesuai Standar Auditor Internal Pemerintah Indonesia (SAIPI) menyatakan
beberapa syarat yang harus termuat dalam laporan hasil audit intern yaitu harus mencakup beberapa
hal sebagai berikut:
1. Pernyataan bahwa Audit dilakukan sesuai
dengan Standar Audit
2. Tujuan, lingkup, dan metodologi Audit
3. Hasil audit berupa temuan audit, simpulan, dan
rekomendasi.
- Temuan audit
- Simpulan hasil audit
- Rekomendasi
4. Tanggapan pejabat yang bertanggung jawab
atas hasil audit
Standar Internasional Praktek Profesional Internal
Audit
1. Communicating Result (Mengkomunikasikan
Hasil Audit)
2. Criteria for Communicating (Kriteria untuk
Melakukan Komunikasi)
3. Quality of Communications (Kualitas
Komunikasi)
4. Engagement Disclosure of Noncompliance with
the Standards
(Pengungkapan Penugasan atas Ketidakpatuhan
terhadap Standar)
5. Disseminating Result (Penyebarluasan Hasil)
6. B. Materi Laporan Hasil Audit
Menurut Peraturan Bank Indonesia No: 1/6/PBI/1999). Materi laporan antara lain meliputi:
1. Tujuan luas dan pendekatan audit
2. Temuan audit
3. Kesimpulan Auditor Intern atas hasil audit Auditor Intern
4. Pernyataan Auditor Intern bahwa audit telah dilakukan sesuai dengan SPFAIB
5. Rekomendasi Auditor Intern Apabila dalam audit ditemui adanya kelemahan atau
penyimpangan
6. Tanggapan Auditte
7. Hasil pengecekan komitmen Auditee
7. C. PROSES MENYUSUN PELAPORAN
Penyusunan laporan pada dasarnya disusun setelah menyelesaiakn pekerjaan lapangan
dan dalam menentukan format dan isi laporan seorang auditor harus dengan
menggunakan pertimbangan secara profesional yaitu pertimbangan pengguna dan
distribusi laporan (Sundara, 2014). Menurut (Burhany, 2018), terdapat 5 proses yang
perlu dilaksanakan secara cermat dalam menyusun laporan dari hasil audit yaitu:
1. Proses kompilasi serta analisis atas tingkat signifikansi.
2. Proses konfirmasi pada audite untuk diketahui serta dipahami.
3. Proses berdiskusi dengan pimpinan SKAI maupun pejabat yang berwenang.
4. Proses berdiskusi dengan audite terkait kesedian dan komitmen melakukan
perbaikan sesuai batas waktu yang disepakati.
5. Proses mereview laporan yang telah disusun.
8. Menurut (BPKB, 2018) Laporan Hasil Audit (LHA) dapat berbentuk BAB maupun surat yang
disusun berdasarkan ikhtisar dari LHA. Dalam laporan dalam bentuk surat dituangkan dalam
beberapa paragraf yaitu:
1. Paragraf pembuka memuat tujuan dan ruang lingkup
2. Paragraf isi memuat simpulan hasil audit yang dapat menjawab secara langsung tujuan audit
dan rekomendasi
3. Paragraf penjelas memuat penjelasan tambahan jika diperlukan
4. Paragraf penutup berisi permintaan kepada auditan agar rekomendasi segera ditindaklanjuti
dan dikonfirmasi.
Pendapat lain menurut (Algifari et al., 2021) pada
laporan audit independen terhadap laporan
keuangan yaitu
1. Judul Laporan yang memuat kata Independen
2. Pernyataan bahwa laporan keuangan telah diaudit
3. Pernyataan perbedaan tanggung jawab Auditor
dan Manajemen
4. Pernyataan bahwa audit dilaksanakan
berdasarkan standar auditing yang telah
ditetapkan
5. Pihak yang dituju
6. Paragraf pengantar
7. Paragraf lingkup (luas pemeriksaan)
8. Paragraf pendapat
9. Tanda tangan, Nama Auditor, Nomor
Registrasi
10. Tanggal laporan
9. D. Penyampaian Laporan Hasil Audit
Laporan Hasil Audit (LHA) sebagai media komunikasi auditor untuk menyampaikan informasi
kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Eka Wahyu Wijaya,2019). disampaikan yaitu sebagai
berikut:
1. Laporan SKAI kepada Direktur Utama, Dewan Komisaris, Direktur Kepatuhan (Compliance Director)
dan Auditee Laporan Auditor Intern harus disampaikan oleh Kepala SKAI kepada Direktur Utama,
Dewan Komisaris, Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Auditee untuk dapat diketahui dan
ditindaklanjuti.
2. Laporan Direktur Utama dan Dewan Komisaris kepada Bank Indonesia Direktur Utama dan Dewan
Komisaris menyampaikan laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit intern setiap semester
kepada Bank Indonesia. Selain itu apabila terdapat temuan audit intern yang diperkirakan dapat
mengganggu kelangsungan usaha bank, Direktur Utama dan Dewan Komisaris harus segera
melaporkannya kepada Bank Indonesia.
10. E. Tindak Lanjut Hasil Audit
SKAI harus memantau dan menganalisis serta melaporkan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan
yang telah dilakukan Auditee. Tindak lanjut tersebut meliputi:
1. Pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut Pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut harus dilakukan, agar dapat
diketahui perkembangannya dan dapat diingatkan kepada Auditee apabila Auditee belum dapat melaksanakan
komitmen perbaikan menjelang atau sampai batas waktu yang dijanjikan.
2. Analisis kecukupan tindak lanjut Dari hasil pemantauan pelaksanaan tindak lanjut, dilakukan analisis kecukupan
atas realisasi janji perbaikan yang telah dilaksanakan Auditee. Selanjutnya pengecekan kembali tindak lanjut perlu
dilakukan apabila terdapat kesulitan atau hambatan yang menyebabkan tindak lanjut tersebut tidak dapat
dilakukan sebagaimana mestinya.
3. Pelaporan tindak lanjut Dalam hal pelaksanaan tindak lanjut tidak dilaksanakan oleh Auditee, maka SKAI
memberikan laporan tertulis kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris untuk tindakan lebih lanjut
Yeyet Yulyani, dkk.,2020 Langkah-langkah dalam pelaksanaan tindak lanjut hasil audit mencakup:
1. Perencanaan Tindak Lanjut.
2. Menentukan Lingkup Tindak Lanjut
3. Cross Audit Follow Up. Kegiatan cross audit follow up mencakup
review
4. Menyiapkan Sumber Daya Untuk Tindak Lanjut.
5. Menjadwalkan Tindak Lanjut
11. Agar pelaksanaan dapat tercapai secara efektif, maka diperlukannya suatu pemantauan atas tindak lanjut
hasil audit. Menurut (Sundara, 2014) pemantauan dapat dilakukan dalam beberapa bentuk kegiatan
yaitu:
F. Pentauan Atas Tindak Lanjut Hasil Audit
1. Korespondensi
2. Follow-up Meeting
3. Follow-up Audit
Selain itu, seorang auditor harus mengikuti pelaksanaan tindak lanjut terhadap temuan audit beserta
rekomendasinya dari hasil audit yang terdahulu. Dalam menjamin pelaksanaan tindak lanjut yang efektif,
diperlukan pemantauan tindak lanjut. Pemantauan tidak lanjut hasil audit bertujuan untuk:
1. Meningkatkan efektivitas laporan hasil audit
2. Membantu penyempurnaan peraturan.
3. Menyediakan umpan balik.
4. Memantau tindakan perbaikan yang telah dilakukan oleh manajemen.
5. Memastikan bahwa temuan yang diperoleh dalam audit sebelumnya tidak dijumpai lagi dalam audit
yang sedang dilaksanakan.
12. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa temuan
audit adalah sebuah proses identifikasi ketidaksesuaian yang dianggap penting dan
didukung dari temuan barang bukti oleh auditor internal atas suatu kondisi yang berbeda
dengan kriteria maupun norma serta ketentuan yang seharusnya agar dilakukan tindakan
perbaikan secara kolektif.