Survei pendahuluan merupakan proses untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai risiko unit yang akan diaudit dengan melakukan analisis risiko, pengumpulan informasi, dan wawancara. Tahapannya meliputi studi awal, pendokumentasian, bertemu klien, pengumpulan bukti, pembuatan bagan alir, pelaporan, dan penganggaran.
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
1. PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN (ScoPE)
2. HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN EVALUASI ATAS
3 BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN PENGENDALIAN INTERN
4. KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
1. PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN (ScoPE)
2. HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN EVALUASI ATAS
3 BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN PENGENDALIAN INTERN
4. KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS
tahap ini sangat penting dan menentukan untuk mencapai hasil audit yang memuaskan. Agar dapat memenuhi tanggung jawabnya auditor harus:
Memahami keempat standar pelaporan
Mengerti penyajian kata yang tepat dalam laporan audit bentuk baku
Memahami jenis-jenis penyimpangan
Memahami berbagai pertimbangan pelaporan khusus lain yang penting
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Pengujian pengendalian merupakan pengujian terhadap kebijakan atau prosedur pengendalian internal instansi atas belanja subsidi untuk mendeteksi dan mencegah salah saji materil dalam suatu asersi laporan keuangan.
DIbuat oleh Tri Adi Subangkit, Akuntansi UNNES angkatan 2013
Full hyperlink, PPT keren, Audit Internal Sawyer's, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
tahap ini sangat penting dan menentukan untuk mencapai hasil audit yang memuaskan. Agar dapat memenuhi tanggung jawabnya auditor harus:
Memahami keempat standar pelaporan
Mengerti penyajian kata yang tepat dalam laporan audit bentuk baku
Memahami jenis-jenis penyimpangan
Memahami berbagai pertimbangan pelaporan khusus lain yang penting
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Pengujian pengendalian merupakan pengujian terhadap kebijakan atau prosedur pengendalian internal instansi atas belanja subsidi untuk mendeteksi dan mencegah salah saji materil dalam suatu asersi laporan keuangan.
DIbuat oleh Tri Adi Subangkit, Akuntansi UNNES angkatan 2013
Full hyperlink, PPT keren, Audit Internal Sawyer's, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
ini adalah presentasi saya dalam memenuhi tugas kuliah mata kuliah Sistem Informasi Manajemen bab kertas kerja dan Bukti Audit. semoga berguna bagi yang membutuhkan. :)
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
1. SURVEI PENDAHULUAN / PRELIMINARY SURVEY
MUHAMMAD DAVID BIN MUHAMMAD ROHIM
BIN SURADI BIN NOMODIPURO
21701082220
2. • Hiro Tugiman (2003 : 56) mengemukakan bahwa :
“Survei merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi, tanpa melakukan verifikasi secara
terperinci, tentang kegiatan yang akan diaudit”.
• Survei pendahuluan merupakan proses yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang me
ndalam mengenai risiko dari suatu unit yang akan diperiksa. Oleh karena itu survei pendahuluan d i
sini meliputi langkah-langkah analisis terhadap risiko mikro yang terkait dalam suatu unit yang ak
an diaudit.
• Survei pendahuluan dapat menjadi senjata terbaik bagi auditor untuk memperoleh pemahaman, in
formasi, dan perspektif yang dibutuhkan untuk kesuksesanaudit.
PENDAHULUAN
3. Secara umum, tahapan auditor dalam melakukan survei pendahuluan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan studi awal
2. Pendokumentasian
3. Bertemu klien
4. Mengumpulkan bahan bukti
5. Pengamatan
6. Pembuatan bagan alir
7. Pelaporan
8. Membuat anggaran survei
LANGKAH-LANGKAH DALAM SURVEI PENDAHULUAN
4. Studi awal yang dilakukan internal auditor mencakup penelaahan atas:
1. Penelaahan atas Kertas Kerja Audit (KKA) tahunsebelumnya;
2. Temuan-temuan audit;
3. Bagan organisasi;
4. Dokumen lainnya.
Bila audit yang dilakukan merupakan penugasan rutin/baru, penelaahan literatur
atas subjek audit menjadi penting. Literatur tersebut dapat berupa jurnal profesi,
buku-buku teks audit, hasil-hasil penelitian dan juga informasi lainnya yang
bersum ber dari media mainstream seperti internet.
STUDI AWAL
5. Pendokumentasian adalah langkah penyiapan dokumen, baik bagi pertemuan awal antara
auditor dengan manajer klien maupun bagi proses survei pendahuluan l ainnya.
Dokumen yang diperlukan diantaranya :
1. Daftar pengingat;
2. Daftar isi;
3. Pengurangan biaya;
4. Catatan kesan;
5. Kuesioner.
PENDOKUMENTASIAN
6. PE
PENDOKUMENTASIAN
1. Daftar Pengingat / Reminder List
Daftar pengingat merupakan dokumen yang berisi langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
proses audit. Penyusunan daftar ini tidak ditujukan untuk menghambat inisiatif atau kreativitas,
namun untuk membantu pekerjaan auditor agar lebihterorganisir.
2. Daftar Isi / Table of Content
Daftar isi sebaiknya disiapkan sebelum tahap perencanaan audit, di bagian pertama kertas kerja.
Hal ini akan memaksa auditor untuk mendaftarkan masalah-masalah tertentu yang harus
ditangani, dan juga membuat acuan kertaskerja
7. 3. Pengurangan Biaya / Cost Reduction
Daftar pengurangan biaya merupakan daftar periksa yang digunakan auditor dalam memberikan usulan/
rekomendasi kepada manajemen klien terkait pengurangan biaya operasi maupun peningkatan efisiensi /
efektivitas operasi. Daftar ini memuat indikasi-indikasi masalah yang diperiksa seperti duplikasi, serta langkah
yang direkomendasikan seperti menghilangkan, mengggabungkan, dan menyederhanakan.
4. Catatan Kesan / Record of Impression
Catatan kesan dibuat auditor sebagai catatan atas pengamatan dan kesan selama audit. Fungsinya sebagai
pengingat ketika sedang melakukan pembicaraan dengan manajer senior. Catatan ini dapat membantu
mengidentifikasi gejala-gejala kemunduran yang membutuhkan perhatian khusus dan membutuhkan perbaikan.
PE
NEXT
8. 5. Kuesioner
Kuesioner disusun oleh auditor guna memenuhi tujuan audit mereka dan sebagai sarana
mengetahui kondisi klien pada pertemuan awal. Pertanyaan-pertanyaan audit tersebut
dikembangkan berdasarkan dokumen permanen, laporan audit dan kertas kerja tahun
sebelumnya dan akta manajemen untuk aktivitas yang diaudit.
Kuesioner yang diberikan dapat berbentuk informal maupunformal.
PE
NEXT LAGI YA...
9. • Pertemuan auditor internal dengan klien bertujuan untuk menjelaskan tujuan, sasaran, dan
standar operasi, serta risiko bawaannya. Auditor internal juga ingin mengen ali gaya
manajemen yang diterapkan.
• Mengatur jadwal pertemuan
Pertemuan perlu diatur terlebih dahulu dan sebisa mungkin hindari pertemuan mendadak,
kecuali untuk audit tertentu seperti audit kas. Dalam meeting tersebut auditor
menyampaikan tujuan audit secara terbuka dan berterus terang.
• Wawancara
Internal auditor harus memiliki keahlian dalam teknik wawancara dan komunikasi efektif.
Kesuksesan atau kegagalan suatu wawancara sangat ditentukan oleh 6 (enam) langkah sbb. :
Persiapan, penjadwalan, pembukaan, pelaksanaan, penutupan, dan pencatatan. Cara auditor
melakukan wawancara juga berpengaruh terhadap kes uksesan atau kegagalan suatu
wawancara.
BERTEMU
KLIEN
10. Bahan bukti dan informasi yang perlu dikumpulkan dapat diklasifikasikan berdasarkan 4 fungsi dasar
manajemen, yaitu :
1. Perencanaan
Contoh : Tujuan aktivitas/ organisasi, salinan kebijakan, salinan anggaran
2. Pengorganisasian
Contoh : Salinan bagan organisasi, salinan deskripsi jabatan, hubungan dengan organisa
si lain
3. Pengarahan
Contoh : Salinan instruksi operasional, pemahaman karyawan atas instruksi
4. Pengawasan
Contoh : Salinan standar dan pedoman kerja tertulis, telaah sistem kerja, telaah laporan o perasi
finansial
5. Hal-hal Umum
Duplikasi tugas dan dokumen, pemborosan, keluhan pelanggan
PENGUMPULAN BAHAN BUKTI
11. Pengamatan terus dilakukan selama survei pendahuluan, dan bermanfaat untuk :
1. Menentukan tujuan, sasaran dan standar.
Audit berorientasi manajemen yang efektif (effective management oriented audit).
2. Menilai pengendalian/ kontrol untuk mencapai tujuan.
Auditor harus mengidentifikasi pengendalian apa, atau yang seharusnya, diterapk an
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3. Mengevaluasi risiko.
Dalam survei pendahuluan, eksposur-eksposur potensial untuk aktivitas-aktivitas
tertentu harus diidentifikasi
4. Menentukan pengendalian untuk memiminimalkan risiko.
Pengendalian yang dibutuhkan untuk melindungi dari eksposur risiko juga harus di
identifikasi dan dievaluasi.
PENGAMATAN
12. Pengamatan terus dilakukan selama survei pendahuluan, dan bermanfaat untuk :
5. Membuat penentuan risiko (risk assesment)
Memberikan rumusan matematis untuk mengevaluasi potensi risiko yang harus dihadapi.
Risiko yang biaya pengendaliannya lebih besar dari resiko yang dihadapi seharusnya tidak
direkomendasikan.
6. Manajemen yang Efektif
Selama survey pendahuluan, auditor bisa menilai manajer. Manajemen yang efektif,
berpengetahuan, dan berpandangan luas sudah merupakan kontrol yang baik. Dengan
gaya manajemen yang efektif, auditor internal dapat mengurangi cakupan audit.
7. Aspek Manusia
8. Pengamatan Fisik
PENGAMATAN LAGI YA REK
13. • Bagan alir/ flow chart menjelaskan suatu proses penyelesaian suatu tugas/ pekerja an dari awal
hingga akhir, beserta dokumen yang diperlukan. Proses pembuatan flo w chart oleh auditor ini
memetakan proses bisnis yang dilakukan oleh perusahaan.
• Flow chart sebaiknya distandardisasi (berupa simbol-simbol) dalam departemen au dit. Semua
auditor harus menggunakan bentuk yang sama dan mengikuti instruksi dasar yang sama.
Biasanya akan sangat membantu bila bagan alir dikoordinasikan dengan auditor
eksternal/auditor independen sehingga masing-masing dapat meng gunakan hasil pekerjaan satu
sama lain.
• Tidak semua flow chart harus rinci, formal dan ekstensif. Beberapa auditor mungkin merasa
bahwa bagan yang sederhana memberikan gambaran system yang mudah dibaca dan memenuhi
kebutuhan mereka
PEMBUATAN BAGAN AIR
14. • Berdasarkan informasi yang dikumpulkan pada saat survei, auditor internal dapat
mengidentifikasi masalah-masalah yang ada, serta kualitas sistem dan pengendalian
manajemen yang ada. Berdasarkan hal tersebut, auditor memutuskan apakah pemeriksaan
lanjutan diperlukan.
• Auditor dapat menerbitkan laporan audit, bahkan jika tahap audit hanya sampai kesurvei
pendahuluan saja.
• Jika hasil survei kemudian membutuhkan audit, ringkasan audit mencakup langkah-
langkah yang disarankan dan rasional. Auditor juga harus mengidentifikasikan aktivi tas-
aktivitas yang tidak akan diaudit dan menjelaskan alasannya, estimasi waktu dan sumber
daya yang dibutuhkan.
PELAPORAN
15. • Memperkirakan waktu yang dibutuhkan merupakan faktor kunci dalam menganggar
kan survei pendahuluan. Waktu yang dibutuhkan tergantung beberapa faktor, seperti
seberapa familiar auditor terhadap aktivitas yang ada, dan perubahan-perubahan
dalam tujuan, prosedur, sistem operasi, otomatisasi, organisasi, manajemen dan
karyawan.
• Tidak ada standar untuk anggaran survei pendahuluan. Berdasarkan informasi dari
praktisi, estimasi yang wajar adalah sebesar 10-20 persen dari total anggaran untuk
proyek audit.
MEMBUAT ANGGARAN SURVEI