SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
KOMODITI IKAN LELE
(Clarias batrachus)
Nama Dosen :
Doni Sahat Tua Manalu SE, M.Si
Penyusun
Anggi Jaeni Ahmad A131001
POLITEKNIK AGROINDUSTRI SANG HYANG SERI
SUKAMANDI – SUBANG
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan makalh kami yang berjudul “Sistem dan Usaha Agribisnis
Usahatani ikan lele”.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dosen Doni Sahat
Tua Manalu, SE yang telah memberikan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.
Penulis juga berterima kasih kepada teman-teman yang memberikan sumbangan saran
dan pemikiran terhadap tulisan ini.
Kami juga menyadari, bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami berharap kritik dan saran baik dari Bapak Dosen, maupun dari teman-teman yang
bersifat membangun dan membantu kesempurnaan makalah ini. Semoga Tuhan yang
maha kuasa melimpahkan rahmat-Nya bagi kita semua.
Subang, Desember 2014
Tim penulis
DAFTAR ISI
Hal
BAB I. PENDAHULUAN..………………………………...……………................................1
BAB II. SEJARAH KOMODITI LELE.…………………..….…………………………….. 5
BAB III. SUBSISTEM HULU LELE………………………………………………...……….6
3.1. Pembibitan Lele di Indonesia……………………….…………..……………...... 6
3.2 Industri Agrootomotif............................................................................................. 9
3.3. Penggunaan Tenaga Kerja …………………………...………..…...…………... 11
3.4. Lahan ……………………..………………………………….……....………… 13
BAB IV. SUBSISTEM ON FARM (USAHATANI) LELE………….………………..….. 18
4.1 Pendahuluan……………………………………………………..……………… 18
4.1.1. Biologi Ikan Lele…………………………….……….………………. 18
4.2. Morfologi Ikan Lele ……………………………………….…..…...…………. 24
4.2.1. Bentuk Kepala………………………………………..……………..... 24
4.2.2. Sungut………………………………...……………………..……….. 24
4.2.3. Mulut…………………………...……………………......…………… 25
4.2.4. Bentuk Badan………………..…………………………….………… 25
4.2.5.Kulit…..……………………………………………………..………... 25
4.2.6.Sirip………………….……………………………………..….……… 25
4.2.7.Alat Kelamin……………………………..………………..………...... 26
4.3.Ciri Morfologi Internal………….…………………………………..………...... 29
4.3.1.Ingsang………………………………………………………………..………. 33
4.3.2. Lambung………………………………………………………..…..... 33
4.3.3.Testis …………………………………………………………..……... 35
4.4. Syarat Tumbuh………………………………..………….……………..……… 38
4.4.1.Persyaratan Lokasi………………………………………………..…... 39
4.5. Penyiapan Bibit…………………………………….……………………..…..... 39
4.5.1. Pemilihan Indukan…………………….…………………………….... 39
4.5.2. Ciri-ciri Indukan Lele Siap Memijahkan...…………………...……..... 39
4.6. Pemijahan Tradisional…………………………………. ……………...……..... 41
4.6.1 Pemijahan Dikkolam Pemijahan…….. ………………………..……... 41
4.7. Perlakuan dan Perawatan Bibit……………….....……………………..……..... 41
4.7.1. Pemeliharaan Pembesaran……………....…………………………..... 42
4.7.2. Pemberian Pakan…………………………………….………….......... 42
4.8. Pemberian Vaksinasi……………………………………………………..…...... 43
4.8.1. Cara-cara Vaksinasi Sebelum Benih Ditebarkan…………..………… 43
4.9. Hama dan Penyakit …………………………………………………………….. 44
4.10. Panen ……………………………………………………................................. 45
4.10.1. Pemnangkapan…………………………………………………..….. 46
4.10.2. Pembersihan……………….……………………………………...… 46
4.11. Pasca Panen………………………………………..……………………..…… 47
BAB V. SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR LELE……………………………………… 57
5.1. Subsistem Agribisnis Hilir………………………………………………………57
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas 17.508 pulau besar dan kecil,
memiliki garis pantai sepanjang sekitar 81.000 km dengan luas wilayah laut territorial 5,7
juta km2 di tambah luas Zona Ekonomi Eklusif (ZEE) 2,7 juta km2, memiliki
keanekaragaman sumber daya kelautan dan perikanan bernilai ekonomis tinggi. Potensi
lestari perikanan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di
perairan wilayah Indonesia dan ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif) dengan jumlah tangkapan
yang diperbolehkan sebesar 5,12 juta ton pertahun atau sekitar 80 persen dari potensi lestari.
Di samping itu juga terdapat potensi perikanan lain yang berpeluang untuk dikembangkan,
yaitu budidaya laut, budidaya air payau, budidaya air tawar dan bioteknologi kelautan
(Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005).
Potensi sumberdaya perikanan yang dimiliki oleh Indonesia tersebut dan produksi
yang dihasilkannya menunjukkan bahwa perikanan memiliki potensi yang baik untuk
berkontribusi di dalam pemenuhan gizi masyarakat, khususnya protein hewani, di samping
kontribusinya dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia (Irianto dan Soesilo, 2007).
Menurut Syaifullah (2009) tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan pada tahun
2004-2008 mengalami peningkatan yang cukup drastis. Pada tahun 2004, tingkat konsumsi
ikan tercatat sebesar 22,58 kg per kapita per tahun, tahun 2005 meningkat menjadi 23,05 kg
per kapita per tahun, pada tahun 2006 meningkat menjadi sebesar 24,60 kg per kapita per
tahun, tahun 2007 meningkat menjadi 28,28 kg per kapita per tahun dan pada tahun 2008
meningkat lagi menjadi 29,98 kg per kapita per tahun sedangkan pada tahun 2009 ditargetkan
konsumsi ikan menjadi 32 kg per kapita per tahun.
Tingkat konsumsi ikan yang semakin meningkat merupakan suatu peluang bagus
untuk mengembangkan sektor perikanan. Sektor perikanan terbagi menjadi tiga sub sektor
yaitu perikanan laut, perikanan budidaya dan perikanan perairan umum. Salah satu sub sektor
perikanan yang memiliki peluang untuk dikembangkan adalah perikanan budidaya, dan salah
satu komoditas perikanan budidaya yang memiliki peluang besar dikembangkan untuk
pemenuhan gizi masyarakat adalah ikan lele.
Ikan lele memiliki kandungan gizi yang paling baik dibandingkan dengan sumber
protein hewani lainnya. Daging ikan lele mengandung protein yang berkualitas tinggi
dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya dan hewan lainnya. Protein dalam ikan lele
sangat baik, karena tersusun dari asam-asam amino yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Selain itu protein ikan lele sangat mudah dicerna dan diabsorbsi oleh tubuh (Departemen
Kelautan dan Perikanan, 2003). Data perbandingan uji proksimat ikan lele dan sumber
protein lainnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perbandingan Zat Gizi yang Terkandung
dalam Beberapa Sumber Protein Hewani per Kilogram
Perbandingan Zat Gizi yang Terkandung dalam Beberapa Sumber Protein Hewani per
Kilogram
No Sumber Protein hewani
Air (gr)
Unsur gizi
Protein (gr) Lemak (gr)
1 Lele 75.10 37.00 4.80
2 Ikan mas 80.00 16.00 2.00
3 Kembung 76.00 22.00 1.00
4 Sapi 66.00 18.00 14.00
5 Kambing 84.00 18.70 0.50
6 Ayam - 18.20 25.00
7 Udang 78.50 18.10 0.10
8 Telur 65.50 11.00 11.70
9 Susu 87.00 3.00 4.00
Sumber : Departemen Kelautan dan Perikanan (2003)
BAB II
SEJARAH KOMODITI LELE
Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali
karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang,
yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Lele, secara ilmiah terdiri dari banyak spesies.
Tidak mengherankan pula apabila lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara
lain: ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Gayo), ikan seungko (Aceh), ikan sibakut
(Karo), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi
Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia), ikan 'keli' untuk lele
yang tidak berpatil sedangkan disebut 'penang' untuk yang memiliki patil (Kalimantan
Timur).
Di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), gura magura
(Srilangka), dan (Tiongkok). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish
dan walking catfish. Nama ilmiahnya, Clarias, berasal dari bahasa Yunanichlaros, yang
berarti ‘lincah’, ‘kuat’, merujuk pada kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di luar
air.
Ikan-ikan marga Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik,
dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-kadang menyatu
dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras
menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung
moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk
bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi
dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip
dadanya. Ada yang mengatakan,bahwa patil ini tidak hanya tajam tapi juga beracun dan
mengakibatkan panas tinggi jika orang tak sengaja terkena patil tersebut
BAB III
SUBSISTEM HULU IKAN LELE
Subsistem hulu adalah industri-industri yang menghasilkan sarana produksi (input)
pertanian seperti industri pembibitan atau perbenihan, industri agrootomotif (industri mesin
pertanian, industri peralatan pertanian, industri peralatan pengolahan hasil pertanian), tenaga
kerja yang terlibat dan luasan lahan.
3.1 Pembibitan Lele di Indonesia
Klasifikasi ikan lele :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali lele laut yang tergolong
ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae). Habitatnya di sungai dengan arus air yang
perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada
air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan. Ikan lele bersifat nokturnal,
yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam
diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim
penghujan. Walaupun biasanya lele lebih kecil daripada gurami umumnya,namun ada
beberapa jenis lele yang bisa mencapai panjang 1-1,5 m dan beratnya bisa mencapai lebih
dari 2 kg,contohnya lele Wels dari Amerika. Banyak jenis lele yang merupakan ikan
konsumsi yang disukai orang. Sebagian jenis lele telah dibiakkan orang, namun kebanyakan
spesiesnya ditangkap dari populasi liar di alam. Lele dumbo yang populer sebagai ikan
ternak, sebetulnya adalah jenis asing yang didatangkan (diintroduksi) dari Afrika. Lele
dikembangbiakkan di Indonesia untuk konsumsi dan juga untuk menjaga kualitas air yang
tercemar. Seringkali lele ditaruh di tempat-tempat yang tercemar karena bisa menghilangkan
kotoran-kotoran. Lele yang ditaruh di tempat-tempat yang kotor harus diberok terlebih dahulu
sebelum siap untuk dikonsumsi. Diberok itu ialah maksudnya dipelihara pada air yang
mengalir selama beberapa hari dengan maksud untuk membersihkannya. Kadangkala lele
juga ditaruh di sawah karena memakan hama-hama yang berada di sawah. Lele sering pula
ditaruh di kolam-kolam atau tempat-tempat air tergenang lainnya untuk menanggulangi
tumbuhnya jentik-jentik nyamuk.
Di seluruh dunia ikan lele didapatkan dengan cara ditangkap maupun dibudidayakan.
Penilaian terhadap rasa dari daging ikan ini bervariasi, ada yang menganggapnya memiliki
rasa yang luar biasa, ada yang menganggapnya tidak memiliki rasa yang kuat. Ikan lele
dimasak dengan berbagai cara. Di Eropa ikan ini dimasak dengan cara yang sama dengan
ikan mas namun di Amerika Serikat ikan ini dibalut dengan tepung dan digoreng. Ikan lele
mengandung VItamin D yang cukup tinggi. Ikan lele hasil budi daya mengandung asam
lemak omega-3 yang rendah namun memiliki asam lemak omega-6 yang tinggi.
Ikan lele yang banyak dipasarkan di Amerika Serikat merupakan ikan dari famili
Ictaluridae. Sedangkan di Indonesia, ikan lele yang dikonsumsi paling banyak berasal dari
familiClariidae pada ordo yang sama.
Lele adalah ikan budidaya air tawar yang sangat populer. Produksi budidaya meningkat
tajam tiap tahun, selama lima tahun terakhir, antara lain karena luasnya pasar bagi lele. Lele
disukai konsumen karena berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan murah. Dari sisi
budidaya, lele relatif tidak memerlukan banyak perawatan dan memiliki masa tunggu panen
yang singkat. Pengolahan yang paling populer adalah dengan digoreng, dan disajikan sebagai
pecel lele.
3.3 Industri Agrootomotif
Agribisnis daerah memerlukan banyak jenis dan ragam produk industri agrootomotif
baik untuk kebutuhan sub-sistem on-farm agribisnis maupun pada sub-sistem off-farm
agribisnis. Industri agromekanik berperan sebagai pemasok alat-alat pertanian yang
digunakan saat budidaya. Dalam kegiatan produksi ikan lele di ada mesin pembantu saat
budidaya sampai pemanenan : mesin sedot air ( motor diesel,motor bensin ) .
3.4 Penggunaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang berpengalaman dalam budi daya lele cukup tersedia di daerah.
Perkembangan jumlah petani dan tenaga kerja pada komoditi perikanan lele mengalami
fluktuasi sejak tahun 2008 hingga tahun 2014. Salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah
tenaga kerja yaitu luas areal perikanan lele di Indonesia.
3.5 Lahan
Potensi lahan dan iklim yang sesuai dengan syarat tumbuh ikan lele yang cukup besar,
serta ketersediaan tenaga kerja dan teknologi menjadi faktor keunggulan subsistem produksi
lele.
BAB IV
SUBSISTEM ON FARM (USAHATANI) LELE
4.1 Pendahuluan
Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang
mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh
keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen
dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya dan
dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang
melebihi masukan (input). (Soekartawi, 1995).
4.1.1 Biologi ikan lele
Pengenalan lele secara biologi meliputi klasifikasi dan morfologi tanaman, secara
terstruktur di jelaskan berikut ini :
.
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Klas : Pisces
Sub-klas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan:
1. Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (SumateraBarat), ikan
maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
2. Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih(Padang).
3. Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan),wais (Jawa
Tengah), wiru (Jawa Barat).
4. Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (SumateraBarat),
kaleh (Kalimantan Selatan).
5. Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikanpenang
(Kalimantan Timur).
6. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King catfish,
berasal dari Afrika.
4.2. Morfologi Ikan Lele
4.2.1. Bentuk Kepala
Lele adalah ikan yang mempunyai cirri tubuh sangat khas yang membuat lele mudah
dibedakan dari jenis ikan lainnya. Kepala lele berbentuk pipih. Pada bagian kepala hingga
punggung berwarna coklat kehitaman. Pada bagian kepala hingga leher terdapat bercak
berwarna putih.
4.2.2. Sungut
Sungut atau disebut juga kumis merupakan perpanjangan dari ujung lateral tonjolan bibir.
Pada sekitar mulut lele terdapat empat pasang sungut yaitu sepasang sungut hidung (nasal),
sepasang sungut maksilar, sepasang sungut mandibular luar dan sepasang sungut mandibular
dalam. Karenanya lele disebut juga catfish. Karena sungutnya menyerupai kumis kucing.
Ikan lele hanya dapat menggerakkan sungut mandibular saja. Sungut pada Lele digunakan
sebagai alat peraba (tentakel). Di dekat sungut nasal terdapat alat pendengar (olfactory organ)
Ikan lele mengenal mangsanya dengan cara meraba dan mencium. Karena lele termasuk jenis
ikan noktutnal (aktif mencari makan atau mangsapada saat intensitas cahaya rendah),
terutama pada saat mencari makanannya pada malam hari atau pada saat air keruh atau
berlumpur dimana penglihatannya menjadi tidak jelas, maka fungsi alat peraba dan pencium
ini sangat berperan. Karena penciumannya yang tajam maka lele akan lebih cepat menangkap
pakan berupa ikan rucah, bekicot atau bangkai ayang yang telah dibakar dibanding pakan
buatan yang diberikan, karena baunya yang amis.
4.2.3. Mulut
Lele mempunyai bentuk mulut yang lebar, namun bukaan mulutnya tidak selebar bentuk
mulutnya. Lele mampu memakan berbagai bahan makanan dari zooplankton renik sampai
ikan. Lele mampu menghisap organisme benthos dari dasar perairan, dapat mencabik-cabik
bangkai dengan gigi yang terdapat pada rahangnya serta dapat pula menelan ikan sebagai
mangsan selebar bukaan mulutnya. Besar lingkar mulutnya sekitar ¼ dari panjang totalnya,
yang menentukan ukuran maksimum mangsanya.
4.2.4. Bentuk Badan
Bentuk badan lele sangat khas jika dibanding dengan ikan-ikan jenis lainnya. Tubuhnya
memanjang (simetris radial) licin, dan tidak bersisik.
4.2.5. Kulit
Kulit lele tidak bersisik dan berlendir, berpigmen hitam pada bagian punggung (dorsal)
dan samping (lateral). Bila terkena sinar lele akan berubah menjadi pucat. Untuk itu pada
pemeliharaan benih air media pemeliharaannya tidak dibiarkan jernih, dan untuk
mengatasinya maka diinokulasikan phytoplankton agar warna air kehijauan. Karena lele
dengan warna kulit pucat akan menghambat pertumbuhannya, hal ini disebabkan energi yang
diperoleh dari makanan yang dimakannya sebagian digunakan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya yang tidak sesuai dengan habitat hidup yang dibutuhkannya, sedang
selebihnya digunakan untuk aktivitas dan pertumbuhannya. Lele yang mengalami stress pada
kulitnya akan menjadi bernoda seperti mozaik hitam putih. Lele yang mempunyai kulit
seperti ini sebaiknya dipisahkan, karena pertumbuhannya akan lambat dan jika kondisinya
melemah akan segera dimangsa oleh lele lainnya.
4.2.6. Sirip
Lele mempunyai 3 jenis sirip tunggal yaitu sirip punggung (dorsal), sirip ekor (caudal)
dan sirip dubur (anal) serta sirip-sirip yang berpasangan, yaitu sirip dada (pectoral) dan sirip
perut (ventral). Sirip pactoral pada lele mempunyai duri yang sangat keras dan runcing yang
disebut patil yang berguna sebagai senjata dan sebagai alat gerak. Lele juga dapat bergerak di
dasar perairan yaitu dengan cara menekankan ekornya sedangkang patilnya digunakan untuk
merangkak
4.2.7. Alat kelamin
Pada lele jantan alat kelaminnya tampak jelas dan meruncing atau memanjang ke arah
belakang . Sedangkan pada lele betina alat kelaminnya berbentuk oval, agak besar yang
digunakan sebagai jalan keluarnya telur. Alat kelamin pada lele mempunyai system
urogenithal karena alat kelamin ini juga berfungsi sebagai alat pembuangan air seni. Pada lele
jantan maupun betina, pada lubang urogenithal terdapat pada suatu papilla (tonjolan) yang
ada tepat di belakang dubur.
4.3. Ciri Morfologis Internal
Morfologi internal merupakan bagian organ dalam ikan yang terdiri dari insang, bentuk
lambung, bentuk usus, testes dan ovarium.
4.4. Insang
lele bernafas dengan menggunakan insang yang berukuran kecil, sehingga lele dumbo
sering mangalami kesulitan pada saan akan mengambil oksigen untuk bernafas. Akibatnya
lele sering mengambil oksigen dengan muncul ke permukaan air, terutama jika oksigen
terlarut dalam air telah mencapai ambang batas. Karenanya lele tidak dapat hidup dengan
baik pada perairan yang permukaannya dipenuhi oleh tanaman air. Selain insanglele
mempunyai alat pernafasan tambahan yang terletak di rongga insang bagian atas, yang
berwarna kemerahan, penuh kapiler darah dan menyerupai tajuk pohon yang rimbun yang
disebut labirynth atau organ arborecent.asuk melalui mulut dan mengaliri insang, sehingga
terjadi pertukaran gas (oksigen diserap dan karbondioksida dilepaskan ke dalam air)
Kemudian air dibuang lagi melalui celah tutup insang. Apabila kandungan oksigen terlarut di
dalam air terlalu sedikit atau ikan berada di luar air, maka udara secara berkala akan ditelan
melalui mulut. Pertukaran gas terjadi melalui organ aborecent yang terletak di dalam ruang
udara di atas insang. Udara kemudian juga dibuang lagi melalui celah tutup insang. Dengan
kemammpuan lele bernafas dengan udara secara langsung itu memungkinkan lele dapat
tinggal di dalam lumpur di waktu musim kering. Lele juga mampu hidup beberapa aat di luar
air asalkan udara cukup lembab.
Pada sepanjang tepi depan tulang lengkung insang terapat deretan saringab insang (gill
rakers) yang berbentuk panjang yang berfungsi sebagai penyaring makanan yang berupa
plankton atau jasad renik.
4.3.2. Lambung
Lambung lele terdiri dari empat lapisan, yaitu lapisan mukosa, submukosa, otot dan
sereus. Pada bagian posterior dari lambung lele keadannya menadi zig-zag, sehingga
membentuk jaringan seperti tawon
4.3.3. Testis
Testis merupakan organ dalam dari alat kelamin lele jantan. Untuk menjadi testes yang
siap memijah melewati tahap-tahap perkembangan testis yaitu dari spermatogenia menjadi
spermatocyte primer kemudian menjadi spermatocyte sekunder mejadi spermatid dan yang
terakhir menjadi spermatozoa. Proses dari spermatogonia menjadi spermatiddisebut
spermiogenesis, sedamngkan dari spermatid menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis.
Induk lele janta yang telah siap memijah (telah matang gonad) ditandai dengan kantong
sperma yang penuh dan berwarna putih susu.
4.4 Syarat Tumbuh
4.4.1 Persyaratan lokasi
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanahliat/lempung, tidak
berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapatdigunakan untuk budidaya lele
dapat berupa: sawah, kecomberan, kolampekarangan, kolamkebun, dan blumbang.
2) Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yangtingginya
maksimal 700 m dpl.
3) Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.
4) Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekatdengan
sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya.
5) Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapitidak berada di
bawah pohon yang daunnya mudah rontok.
6) Ikan lele dapat hidup pada suhu 200 C, dengan suhu optimal antara 25-280C.
Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-300C dan
untuk pemijahan 24-280 C.
7) Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannyacukup, sekalipun
kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2.
8) Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri,atau
mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang dapat mematikanikan.
9) Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan danbahan makanan
alami. Perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir.
10) Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup,
seperti enceng gondok.
11) Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar ) maksimal 100ppm dan
optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60cm; kebutuhan O2
optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untukyang dewasa sampai jenuh
untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari12,8 mg/liter, amonium terikat
147,29-157,56 mg/liter.
12) Persyaratan untuk pemeliharaan ikan lele di keramba :
 Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.
 Dekat dengan rumah pemeliharaannya.
 Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter.
 Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudahdipasang.
 Kedalaman air 30-60 cm.
4.5. Penyiapan Bibit
4.5.1. Pemilihan Induk
 Ciri-ciri induk lele jantan:
 Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.
 Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina.
 Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di
belakang anus, dan warna kemerahan.
 Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng(depress).
 Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan lele betina.
 Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah ekor akan
mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani).
 Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.
 Ciri-ciri induk lele betina
 Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.
 Warna kulit dada agak terang.
 Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan,
lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus.
 Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.
 Perutnya lebih gembung dan lunak.
 Syarat induk lele yang baik:
 Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.
 Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil
supaya terbiasa hidup di kolam.
 Berat badannya berkisar antara 100-200 gram,tergantung kesuburan badan
dengan ukuran panjang 20-5 cm.
 Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, danlincah.
 Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betinaberumur satu tahun
 Frekuensi pemijahan bisa satu bula sekali, dan sepanjang hidupnyabisa memijah
lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannyamengandung cukup protein
4.5.2. Ciri-ciri induk lele siap memijah
calon induk terlihat mulaiberpasang-pasangan, kejar-kejaran antara yang jantan dan
yangbetina. Induk tersebut segera ditangkap dan ditempatkan dalam kolamtersendiri
untuk dipijahkan.
 Perawatan induk lele
 Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk ikan lele diberimakanan yang
berkadar protein tinggi seperti cincangan dagingbekicot, larva lalat/belatung, rayap
atau makanan buatan (pellet).Ikan lele membutuhkan pellet dengan kadar protein
yang relatiftinggi, yaitu ± 60%. Cacing sutra kurang baik untuk makanan induklele,
karena kandungan lemaknya tinggi. Pemberian cacing sutraharus dihentikan
seminggu menjelang perkawinan atau pemijahan.
 Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan jumlah 5-10% dariberat total ikan.
 Setelah benih berumur seminggu, induk betina dipisahkan,sedangkan induk jantan
dibiarkan untuk menjaga anak-anaknya.Induk jantan baru bisa dipindahkan apabila
anak-anak lele sudahberumur 2 minggu.
 Segera pisahkan induk-induk yang mulai lemah atau yang terserangpenyakit untuk
segera diobati.
 Mengatur aliran air masuk yang bersih, walaupun kecepatan alirantidak perlu deras,
cukup 5-6 liter/menit.
4.6. Pemijahan Tradisiona
4.6.1. Pemijahan di Kolam Pemijahan
 Kolam induk:
 Kolam dapat berupa tanah seluruhnya atau tembok sebagian dengandasar tanah.
 Luas bervariasi, minimal 50 m2.
 Kolam terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian dangkal (70%) dan bagiandalam (kubangan)
30 % dari luas kolam. Kubangan ada di bagiantengah kolam dengan kedalaman 50-60
cm, berfungsi untukbersembunyi induk, bila kolam disurutkan airnya.
 Pada sisi-sisi kolam ada sarang peneluran dengan ukuran 30x30x25cm3, dari tembok
yang dasarnya dilengkapi saluran pengeluaran daripipa paralon diamneter 1 inchi
untuk keluarnya banih ke kolampendederan.
 Setiap sarang peneluran mempunyai satu lubang yang dibuat daripipa paralon (PVC)
ukuran ± 4 inchi untuk masuknya induk-induklele.
 Jarak antar sarang peneluran ± 1 m.
 Kolam dikapur merata, lalu tebarkan pupuk kandang (kotoran ayam)sebanyak 500-
750 gram/m2.
 Airi kolam sampai batas kubangan, biarkan selama 4 hari.
 Kolam Rotifera (cacing bersel tunggal)
 Letak kolam rotifera di bagian atas dari kolam induk berfungi untukmenumbuhkan
makanan alami ikan (rotifera).
 Kolam rotifera dihubungkan ke kolam induk dengan pipa paralonuntuk mengalirkan
rotifera.
 Kolam rotifera diberi pupuk organik untuk memenuhi persyaratantumbuhnya rotifera.
 Luas kolam ± 10 m2.
 Pemijahan
 Siapkan induk lele betina sebanyak 2 x jumlah sarang yang tersediadan induk jantan
sebanyak jumlah sarang; atau satu pasang persarang; atau satu pasang per 2-4 m2 luas
kolam (pilih salah satu).
 Masukkan induk yang terpilih ke kubangan, setelah kubangan diairiselama 4 hari.
 Beri/masukkan makanan yang berprotein tinggi setiap hari seperticacing, ikan rucah,
pellet dan semacamnya, dengan dosis (jumlahberat makanan) 2-3% dari berat total
ikan yang ditebarkan .Biarkan sampai 10 hari.
 Setelah induk dalam kolam selama 10 hari, air dalam kolamdinaikkan sampai 10-15
cm di atas lubang sarang peneluran ataukedalaman air dalam sarang sekitar 20-25 cm.
Biarkan sampai 10hari. Pada saat ini induk tak perlu diberi makan, dan
diharapkanselama 10 hari berikutnya induk telah memijah dan bertelur. Setelah24
jam, telur telah menetas di sarang, terkumpullah benih lele. Induklele yang baik
bertelur 2-3 bulan satu kali bila makanannya baik danakan bertelur terus sampai umur
5 tahun.
 Benih lele dikeluarkan dari sarnag ke kolam pendederan dengancara: air kolam
disurutkan sampai batas kubangan, lalu benihdialirkan melalui pipa pengeluaran.
 Benih-benih lele yang sudah dipindahkan ke kolam pendederandiberi makanan secara
intensif, ukuran benih 1-2 cm, dengankepadatan 60 -100 ekor/m2.
 Dari seekor induk lele dapat menghasilkan ± 2000 ekor benih lele.Pemijahan induk
lele biasanya terjadi pada sore hari atau malam hari.
4.7. Perlakuan dan Perawatan Bibit
 Kolam untuk pendederan:
 Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar 50 cm, panjang 200 cm, dantinggi 50 cm.
Dinding kolam dibuat tegak lurus, halus, dan licin,sehingga apabila bergesekan
dengan tubuh benih lele tidak akanmelukai. Permukaan lantai agak miring menuju
pembuangan air.Kemiringan dibuat beda 3 cm di antara kedua ujung lantai, di
manayang dekat tempat pemasukan air lebih tinggi. Pada lantai dipasangpralon
dengan diameter 3-5 cm dan panjang 10 m.
 Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air dipasang saringan yang dijepitdengan 2 bingkai
kayu tepat dengan permukaan dalam dinding kolam.Di antara 2 bingkai dipasang
selembar kasa nyamuk dari bahan plastikberukuran mess 0,5-0,7 mm, kemudian
dipaku
 .Setiap kolam pendederan dipasang pipa pemasukan dan pipa air untukmengeringkan
kolam. Pipa pengeluaran dihubungkan dengan pipa plastik yang dapat berfungsi untuk
mengatur ketinggian air kolam. Pipaplastik tersebut dikaitkan dengan suatu pengait
sebagai gantungan.4.Minggu ketiga, benih dipindahkan ke kolam pendederan yang
lain.Pengambilannya tidak boleh menggunakan jaring, tetapi denganmengatur
ketinggian pipa plastik.5.Kolam pendederan yang baru berukuran 100 x 200 x 50 cm,
denganbentuk dan konstruksi sama dengan yang sebelumnya.
4.7.1. Pemeliharaan Pembesaran
 Pemupukana.Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud
untukmenumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alamibagi
benih lele.
 Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengandosis 500-700
gram/m2. Dapat pula ditambah urea 15 gram/m2, TSP 20gram/m2, dan amonium
nitrat 15 gram/m2. Selanjutnya dibiarkan selama 3hari.
 Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm dan dibiarkanselama satu
minggu sampai warna air kolam berubah menjadi coklat ataukehijauan yang
menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuhsebagai makanan alami
lele.
 Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.
4.7.2. Pemberian Pakana.
 Makanan Alami Ikan Lele
 Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva, cacing-cacing, danserangga
air.
 Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol. Diatome),Anabaena
spp (gol. Cyanophyta), Navicula spp (gol. Diatome),ankistrodesmus spp (gol.
Chlorophyta).
 Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.
 Ikan lele juga menyukai kotoran yang berasal dari kakus.
 Makanan Tambahan
 Pemeliharaan di kecomberan dapat diberi makanan tambahan berupasisa-sisa
makanan keluarga, daun kubis, tulang ikan, tulang ayam yangdihancurkan, usus
ayam, dan bangkai.Campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau campuran bekatul,
jagung,dan bekicot (2:1:1).
 Makanan Buatan (Pellet)
 Komposisi bahan (% berat): tepung ikan=27,00; bungkil kacangkedele=20,00;
tepung terigu=10,50; bungkil kacang tanah=18,00;tepung kacang hijau=9,00;
tepung darah=5,00; dedak=9,00;vitamin=1,00; mineral=0,500;
 Proses pembuatan
Dengan cara menghaluskan bahan-bahan, dijadikan adonan sepertipasta, dicetak
dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari 10%.Penambahan lemak dapat
diberikan dalam bentuk minyak yangdilumurkan pada pellet sebelum diberikan
kepada lele. Lumuran minyakjuga dapat memperlambat pellet tenggelam.
 Cara pemberian pakan
Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat umur 6 minggu dandiberikan pada ikan
lele 10-15 menit sebelum pemberian makananyang berbentuk tepung.-Pada
minggu 7 dan seterusnya sudah dapat langsung diberimakanan yang berbentuk
pellet.Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari, karena suhutinggi
dapat mengurangi nafsu makan lele.
4.8. Pemberian Vaksinasi
4.8.1. Cara-cara vaksinasi sebelum benih ditebarkan:
 Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan, lele yangberumur 2
minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengandosis 200 ppm selama 10-
15 menit. Setelah divaksinasi lele tersebut akankebal selama 6 bulan.
 Pencegahan penyakit karena bakteri juga dapat dilakukan denganmenyutik dengan
terramycin 1 cc untuk 1 kg induk.
 Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendamlele dalam
larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.
4.9. Hama dan Penyakit
 Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggukehidupan
lele.
 Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang leleantara lain:
berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikangabus dan belut.
 Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang seringmenyerang hanya
katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidakbanyak diserang hama.
Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkatrendah
seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
o Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan
PseudomonashydrophyllaBentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage
(cambuk yang terletak diujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk
bergerak, berukuran 0,7–0,8x 1–1,5 mikron. Gejala: iwarna tubuh menjadi
gelap, kulit kesat dan timbulpendarahan, bernafas megap-megap di permukaan
air. Pengendalian:memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk
kualitas air.Pengobatan melalui makanan antara lain: (1) Terramycine dengan
dosis 50mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7–10 hari berturut-turut. (2)
Sulphonamidsebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4 hari.
o Penyakit TuberculosisPenyebab: bakteri Mycobacterium fortoitum). Gejala:
tubuh ikan berwarnagelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada
hati, ginjal, danlimpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau
miring-miring,bintik putih di sekitar mulut dan sirip. Pengendalian:
memperbaiki kualitas airdan lingkungan kolam. Pengobatan: dengan
Terramycin dicampur denganmakanan 5–7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5–
15 hari.
o Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.Jamur ini tumbuh menjadi
saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikanyang kondisinya lemah.
Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halusseperti kapas, pada daerah
luka atau ikan yang sudah lemah, menyerangdaerah kepala tutup insang, sirip,
dan tubuh lainnya. Penyerangan padatelur, maka telur tersebut diliputi benang
seperti kapas. Pengendalian: benihgelondongan dan ikan dewasa direndam
pada Malachyte Green Oxalate2,5–3 ppm selama 30 menit dan telur direndam
Malachyte Green Oxalate0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–10 ppm selama 15
menit.
o Penyakit Bintik Putih dan Gatal/TrichodiniasisPenyebab: parasit dari golongan
Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadangamuboid, mempunyai inti berbentuk
tapal kuda, disebut Ichthyophthiriusmultifilis. Gejala: (1) ikan yang diserang
sangat lemah dan selalu timbul dipermukaan air; (2) terdapat bintik-bintik
berwarna putih pada kulit, sirip daninsang; (3) ikan sering menggosok-
gosokkan tubuh pada dasar atau dindingkolam. Pengendalian: air harus dijaga
kualitas dan kuantitasnya.Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang
terkena infeksi padacampuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan
Malachyte GreenOxalate 0,1 gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan
diberi air yangsegar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.
o Penyakit Cacing TrematodaPenyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan
Dactylogyrus. CacingDactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing
Gyrodactylusmenyerang kulit dan sirip. Gejala: insang yang dirusak menjadi
luka-luka,kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan
terganggu.Pengendalian: (1) direndam Formalin 250 cc/m3 air selama 15
menit; (2)Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam; (3) mencelupkan tubuh ikan
ke dalamlarutan Kalium -Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ± 30 menit
o memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit; (5) dapat juga memakailarutan
NH4OH 0,5% selama ± 10 menit.
o Parasit HirudinaePenyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah
kecoklatan. Gejala:pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit,
sehinggamenyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati
padasaat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.
4.9.1. Hama Kolam/Tambak
 Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktorpenyebabnya,
kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :
 Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air digantidengan yang
suhunya lebih dingin.
 Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
 Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
 Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.
4.10. PANEN
4.10.1. Penangkapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
1) Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktu-
waktudapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 200 gram/ekor.
2) Pada lele Dumbo, pemanenan dapat dilakukan pada masa pemeliharaan 3-
4bulan dengan berat 200-300 gram per ekornya. Apabila waktu
pemeliharaanditambah 5-6 bulan akan mencapai berat 1-2 kg dengan panjang
60-70 cm.
3) Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak
terlalukepanasan.
4) Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakanseser
halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
5) Bila penangkapan menggunakan pancing, biarkan lele lapar lebih dahulu.
6) Bila penangkapan menggunakan jaring, pemanenan dilakukan
bersamaandengan pemberian pakan, sehingga lele mudah ditangkap.
7) Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama1-2
hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.
8) Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.
4.10.2. Pembersihan
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:
1) Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapursebanyak
20-200 gram/m2 pada dinding kolam sampai rata.
2) Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutanpermanganat
kalikus (PK) dengan cara yang sama.
3) Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengansinar
matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yangada di kolam.
4.11. Pasca Panan
1) Setelah dipanen, lele dibersihkan dari lumpur dan isi perutnya. Sebelumdibersihkan
sebaiknya lele dimatikan terlebih dulu dengan memukulkepalanya memakai muntu
atau kayu.
2) Saat mengeluarkan kotoran, jangan sampai memecahkan empedu, karenadapat
menyebabkan daging terasa pahit.
3) Setelah isi perut dikeluarkan, ikan lele dapat dimanfaatkan untuk berbagairagam
masakan.
BAB V
SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR LELE
5.1. Subsistem Agribisnis Hilir
Dalam Sistem dan Usaha Agribisnis Subsistem agribisnis hilir atau sering dikenal
dengan down stream agribisnis merupakan subsistem pengolahan hasil produksi pertanian
yang menjadikan produk tersebut bernilai tambah sehingga dapat meningkatkan daya saing
produk tersebut di pasar. Subsistem agibisnis hilir berupa kegiatan ekonomi yang mengolah
produk pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir,
beserta kegiatan perdagangan di pasar domestik maupun di pasar internasional. Subsistem
agribisnis hilir tidak terlepas dari kegiatan ekonomi yang dilakukan, adapun kegiatan
ekonomi yang termasuk dalam subsistem agibisnis hilir menurut Saragih (2000) antara lain
adalah industri pengolahan makanan, industri pengolahan minuman, industri pengolahan
serat (kayu, kulit, karet, sutera, jerami), industri jasa boga, industri farmasi dan bahan
kecantikan, dan lain-lain beserta kegiatan perdagangannya1.
Subsistem agribisnis hilir terdiri atas dua macam kegiatan, yaitu pengolahan komoditas
primer dan pemasaran komoditas primer atau produk olahan. Kegiatan pengolahan komoditas
primer adalah memproduksi produk olahan baik produk setengah jadi maupun barang jadi
yang siap dikonsumsi konsumen dengan menggunakan bahan baku komoditas primer.
Kegiatan ini sering juga disebut agroindustri. Kegiatan pemasaran berlangsung mulai dari
pengumpulan komoditas primer sampai pengeceran kepada konsumen. Subsistem usaha
agribisnis hilir berfungsi melakukan pengolahan lanjut (baik tingkat primer, sekunder
maupun tersier) untuk mengurangi susut nilai atau meningkatkan mutu produk agar dapat
memenuhi kebutuhan dan selera konsumen, serta berfungsi memperlancar pemasaran hasil
melalui perencanaan sistem pemasaran yang baik. Menurut Deptan (2001) Dalam kaitannya
dengan hubungan kemitraan inti plasma, maka perusahaan agribisnis hilir itu sering berfungsi
sebagai inti yang mempunyai kewajiban untuk mendorong berkembangnya usahatani.
Subsistem agribisnis hilir atau industri hilir meliputi kegiatan pasca panen yang
mempunyai multiplier income yang sangat tinggi. Bahkan apabila industri hilir ini
dibandingkan dengan industri lainnya maka industri hilir memiliki multiplier income
terbesar. Artinya, apabila industri hilir berkembang dengan baik, maka semua sektor yang
berkaitan akan berkembang. Pascapanen atau down stream merupakan suatu sistem didalam
sistem yang lebih besar yaitu sistem agribisnis. Pascapanen merupakan hilirnya on farm,
maka dari itu apabila sektor hilir akan dikembangkan maka harus juga mengembangkan
sektor on farm. Sehingga adanya kerjasama antar subsistem di dalam sistem agribisnis yang
dapat berkembang secara bersama (Saragih, 2010).

More Related Content

What's hot

Lembaga sosial dan kelembagaan dalam masyarakat pertanian atau
Lembaga sosial dan kelembagaan  dalam masyarakat pertanian atauLembaga sosial dan kelembagaan  dalam masyarakat pertanian atau
Lembaga sosial dan kelembagaan dalam masyarakat pertanian atauSyarif Udin
 
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Sugeng Budiharsono
 
Pengolahan Hasil Samping Pro Perikanan Rumput Laut
Pengolahan Hasil Samping Pro Perikanan Rumput LautPengolahan Hasil Samping Pro Perikanan Rumput Laut
Pengolahan Hasil Samping Pro Perikanan Rumput LautlombkTBK
 
Pengenalan Genus-Genus Karang
Pengenalan Genus-Genus KarangPengenalan Genus-Genus Karang
Pengenalan Genus-Genus KarangYayasan TERANGI
 
Contoh proposal kompetisi bisnis mahasiswa indonesia (kbmi) keripik pedas mor...
Contoh proposal kompetisi bisnis mahasiswa indonesia (kbmi) keripik pedas mor...Contoh proposal kompetisi bisnis mahasiswa indonesia (kbmi) keripik pedas mor...
Contoh proposal kompetisi bisnis mahasiswa indonesia (kbmi) keripik pedas mor...Abu Amar Fikri
 
Usaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilir
Usaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilirUsaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilir
Usaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilirRyan Aprianto
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudafirmanahyuda
 
Reaksi ikan terhadap perubahan suhu air
Reaksi ikan terhadap perubahan suhu airReaksi ikan terhadap perubahan suhu air
Reaksi ikan terhadap perubahan suhu airMukhamad Mardiansyah
 
SNI Benih Nila SNI 6140-2009
SNI Benih Nila SNI 6140-2009SNI Benih Nila SNI 6140-2009
SNI Benih Nila SNI 6140-2009Lutfi Adam
 
KEMITRAAN PETERNAKAN
KEMITRAAN PETERNAKANKEMITRAAN PETERNAKAN
KEMITRAAN PETERNAKANcrhis david
 
Pengolahan Diversifikasi Hasil Perikanan
Pengolahan Diversifikasi Hasil PerikananPengolahan Diversifikasi Hasil Perikanan
Pengolahan Diversifikasi Hasil PerikananlombkTBK
 
Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Penyuluhan Pertanian BerkelanjutanPenyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Penyuluhan Pertanian Berkelanjutantani57
 

What's hot (20)

Lembaga sosial dan kelembagaan dalam masyarakat pertanian atau
Lembaga sosial dan kelembagaan  dalam masyarakat pertanian atauLembaga sosial dan kelembagaan  dalam masyarakat pertanian atau
Lembaga sosial dan kelembagaan dalam masyarakat pertanian atau
 
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
 
Biologi udang
Biologi udangBiologi udang
Biologi udang
 
Pengolahan Hasil Samping Pro Perikanan Rumput Laut
Pengolahan Hasil Samping Pro Perikanan Rumput LautPengolahan Hasil Samping Pro Perikanan Rumput Laut
Pengolahan Hasil Samping Pro Perikanan Rumput Laut
 
Pengenalan Genus-Genus Karang
Pengenalan Genus-Genus KarangPengenalan Genus-Genus Karang
Pengenalan Genus-Genus Karang
 
Keuntungan maksimum
Keuntungan maksimumKeuntungan maksimum
Keuntungan maksimum
 
Contoh proposal pkl
Contoh proposal pklContoh proposal pkl
Contoh proposal pkl
 
Contoh proposal kompetisi bisnis mahasiswa indonesia (kbmi) keripik pedas mor...
Contoh proposal kompetisi bisnis mahasiswa indonesia (kbmi) keripik pedas mor...Contoh proposal kompetisi bisnis mahasiswa indonesia (kbmi) keripik pedas mor...
Contoh proposal kompetisi bisnis mahasiswa indonesia (kbmi) keripik pedas mor...
 
Ebook pertanian bioindustri
Ebook pertanian bioindustriEbook pertanian bioindustri
Ebook pertanian bioindustri
 
Usaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilir
Usaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilirUsaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilir
Usaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilir
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
 
Reaksi ikan terhadap perubahan suhu air
Reaksi ikan terhadap perubahan suhu airReaksi ikan terhadap perubahan suhu air
Reaksi ikan terhadap perubahan suhu air
 
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGANASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
 
SNI Benih Nila SNI 6140-2009
SNI Benih Nila SNI 6140-2009SNI Benih Nila SNI 6140-2009
SNI Benih Nila SNI 6140-2009
 
KEMITRAAN PETERNAKAN
KEMITRAAN PETERNAKANKEMITRAAN PETERNAKAN
KEMITRAAN PETERNAKAN
 
Pengolahan Diversifikasi Hasil Perikanan
Pengolahan Diversifikasi Hasil PerikananPengolahan Diversifikasi Hasil Perikanan
Pengolahan Diversifikasi Hasil Perikanan
 
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
 
Lembaga dan Organisasi Petani
Lembaga dan Organisasi PetaniLembaga dan Organisasi Petani
Lembaga dan Organisasi Petani
 
Makalah budidaya ikan nila
Makalah budidaya ikan nilaMakalah budidaya ikan nila
Makalah budidaya ikan nila
 
Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Penyuluhan Pertanian BerkelanjutanPenyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
 

Viewers also liked

Subsistem Agribisnis Hulu
Subsistem Agribisnis HuluSubsistem Agribisnis Hulu
Subsistem Agribisnis Hulubillah27
 
W1D3-1.5 Identifikasi Lingkungan Agribisnis
W1D3-1.5 Identifikasi Lingkungan AgribisnisW1D3-1.5 Identifikasi Lingkungan Agribisnis
W1D3-1.5 Identifikasi Lingkungan Agribisnislatifstpp
 
Observasi KWU di Pecel Lele Lela Mahasiswa UNP Jurusan ADM. Pendidikan
Observasi KWU di Pecel Lele Lela Mahasiswa UNP Jurusan ADM. PendidikanObservasi KWU di Pecel Lele Lela Mahasiswa UNP Jurusan ADM. Pendidikan
Observasi KWU di Pecel Lele Lela Mahasiswa UNP Jurusan ADM. PendidikanLiria Lase
 
Pti08 rantai pasok
Pti08 rantai pasokPti08 rantai pasok
Pti08 rantai pasokArif Rahman
 
Manajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanManajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanahmad fauzan
 

Viewers also liked (11)

Makalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirMakalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilir
 
Subsistem Agribisnis Hulu
Subsistem Agribisnis HuluSubsistem Agribisnis Hulu
Subsistem Agribisnis Hulu
 
Agribisnis
AgribisnisAgribisnis
Agribisnis
 
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
 
W1D3-1.5 Identifikasi Lingkungan Agribisnis
W1D3-1.5 Identifikasi Lingkungan AgribisnisW1D3-1.5 Identifikasi Lingkungan Agribisnis
W1D3-1.5 Identifikasi Lingkungan Agribisnis
 
Sistem perikanan
Sistem perikananSistem perikanan
Sistem perikanan
 
CV DIDIN 2016. PDF
CV DIDIN 2016. PDFCV DIDIN 2016. PDF
CV DIDIN 2016. PDF
 
Observasi KWU di Pecel Lele Lela Mahasiswa UNP Jurusan ADM. Pendidikan
Observasi KWU di Pecel Lele Lela Mahasiswa UNP Jurusan ADM. PendidikanObservasi KWU di Pecel Lele Lela Mahasiswa UNP Jurusan ADM. Pendidikan
Observasi KWU di Pecel Lele Lela Mahasiswa UNP Jurusan ADM. Pendidikan
 
Pti08 rantai pasok
Pti08 rantai pasokPti08 rantai pasok
Pti08 rantai pasok
 
Makalah usaha kripik singkong
Makalah usaha kripik singkongMakalah usaha kripik singkong
Makalah usaha kripik singkong
 
Manajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanManajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokan
 

Similar to Subsistem hulu hilir komoditi lele

Laporan praktikum fha
Laporan praktikum fhaLaporan praktikum fha
Laporan praktikum fhaHeri Abrianto
 
Cumi cumi paper
Cumi cumi paperCumi cumi paper
Cumi cumi paperSutana Gde
 
Makalah Biologi.docx
Makalah Biologi.docxMakalah Biologi.docx
Makalah Biologi.docxirman15
 
Makalah celicerata
Makalah celicerataMakalah celicerata
Makalah celicerataR Januari
 
Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01
Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01
Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01Rahul Ustad
 
Laporan praktikum 2 kelompok 18
Laporan praktikum 2 kelompok 18Laporan praktikum 2 kelompok 18
Laporan praktikum 2 kelompok 18Heri Abrianto
 
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...UNESA
 
Pendahuluan Dastek.pptx
Pendahuluan Dastek.pptxPendahuluan Dastek.pptx
Pendahuluan Dastek.pptxVennyAgustin3
 
KELOMPOK 2_ANCESTOR VERTEBRATA_PB 3C.docx
KELOMPOK 2_ANCESTOR VERTEBRATA_PB 3C.docxKELOMPOK 2_ANCESTOR VERTEBRATA_PB 3C.docx
KELOMPOK 2_ANCESTOR VERTEBRATA_PB 3C.docxbungaihdaNorra
 
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...Muhammad Ardianto
 

Similar to Subsistem hulu hilir komoditi lele (20)

SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus) SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
 
Makalah crustacea
Makalah crustaceaMakalah crustacea
Makalah crustacea
 
Laporan praktikum fha
Laporan praktikum fhaLaporan praktikum fha
Laporan praktikum fha
 
Cumi cumi paper
Cumi cumi paperCumi cumi paper
Cumi cumi paper
 
Makalah Biologi.docx
Makalah Biologi.docxMakalah Biologi.docx
Makalah Biologi.docx
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Makalah celicerata
Makalah celicerataMakalah celicerata
Makalah celicerata
 
Osmoregulasi
OsmoregulasiOsmoregulasi
Osmoregulasi
 
Laporan IKHTIOLOGY
Laporan IKHTIOLOGYLaporan IKHTIOLOGY
Laporan IKHTIOLOGY
 
Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01
Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01
Laporanpraktikum2kelompok18 121030235028-phpapp01
 
Laporan praktikum 2 kelompok 18
Laporan praktikum 2 kelompok 18Laporan praktikum 2 kelompok 18
Laporan praktikum 2 kelompok 18
 
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang VanamePengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
 
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
 
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
 
Pendahuluan Dastek.pptx
Pendahuluan Dastek.pptxPendahuluan Dastek.pptx
Pendahuluan Dastek.pptx
 
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan IdentifikasiPengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
 
Bab i udangku
Bab i udangkuBab i udangku
Bab i udangku
 
KELOMPOK 2_ANCESTOR VERTEBRATA_PB 3C.docx
KELOMPOK 2_ANCESTOR VERTEBRATA_PB 3C.docxKELOMPOK 2_ANCESTOR VERTEBRATA_PB 3C.docx
KELOMPOK 2_ANCESTOR VERTEBRATA_PB 3C.docx
 
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 

Recently uploaded

RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxerlyndakasim2
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptxerlyndakasim2
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptxerlyndakasim2
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfPritaRatuliu
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...HaseebBashir5
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)DenniPratama2
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehFORTRESS
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYALex PRTOTO
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangRadhialKautsar
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercayaunikbetslotbankmaybank
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaHaseebBashir5
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptxAndiAzhar9
 
Investment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 MaterialInvestment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 MaterialValenciaAnggie
 
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptxPCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptxmuhammadfajri44049
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...gamal imron khoirudin
 
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptxPPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptxYasfinaQurrotaAyun
 

Recently uploaded (20)

RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
 
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
 
Investment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 MaterialInvestment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 Material
 
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptxPCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
 
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptxPPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
 

Subsistem hulu hilir komoditi lele

  • 1. KOMODITI IKAN LELE (Clarias batrachus) Nama Dosen : Doni Sahat Tua Manalu SE, M.Si Penyusun Anggi Jaeni Ahmad A131001 POLITEKNIK AGROINDUSTRI SANG HYANG SERI SUKAMANDI – SUBANG 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalh kami yang berjudul “Sistem dan Usaha Agribisnis Usahatani ikan lele”. Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dosen Doni Sahat Tua Manalu, SE yang telah memberikan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Penulis juga berterima kasih kepada teman-teman yang memberikan sumbangan saran dan pemikiran terhadap tulisan ini. Kami juga menyadari, bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami berharap kritik dan saran baik dari Bapak Dosen, maupun dari teman-teman yang bersifat membangun dan membantu kesempurnaan makalah ini. Semoga Tuhan yang maha kuasa melimpahkan rahmat-Nya bagi kita semua. Subang, Desember 2014 Tim penulis
  • 3. DAFTAR ISI Hal BAB I. PENDAHULUAN..………………………………...……………................................1 BAB II. SEJARAH KOMODITI LELE.…………………..….…………………………….. 5 BAB III. SUBSISTEM HULU LELE………………………………………………...……….6 3.1. Pembibitan Lele di Indonesia……………………….…………..……………...... 6 3.2 Industri Agrootomotif............................................................................................. 9 3.3. Penggunaan Tenaga Kerja …………………………...………..…...…………... 11 3.4. Lahan ……………………..………………………………….……....………… 13 BAB IV. SUBSISTEM ON FARM (USAHATANI) LELE………….………………..….. 18 4.1 Pendahuluan……………………………………………………..……………… 18 4.1.1. Biologi Ikan Lele…………………………….……….………………. 18 4.2. Morfologi Ikan Lele ……………………………………….…..…...…………. 24 4.2.1. Bentuk Kepala………………………………………..……………..... 24 4.2.2. Sungut………………………………...……………………..……….. 24 4.2.3. Mulut…………………………...……………………......…………… 25 4.2.4. Bentuk Badan………………..…………………………….………… 25 4.2.5.Kulit…..……………………………………………………..………... 25 4.2.6.Sirip………………….……………………………………..….……… 25 4.2.7.Alat Kelamin……………………………..………………..………...... 26 4.3.Ciri Morfologi Internal………….…………………………………..………...... 29 4.3.1.Ingsang………………………………………………………………..………. 33 4.3.2. Lambung………………………………………………………..…..... 33 4.3.3.Testis …………………………………………………………..……... 35 4.4. Syarat Tumbuh………………………………..………….……………..……… 38 4.4.1.Persyaratan Lokasi………………………………………………..…... 39 4.5. Penyiapan Bibit…………………………………….……………………..…..... 39 4.5.1. Pemilihan Indukan…………………….…………………………….... 39 4.5.2. Ciri-ciri Indukan Lele Siap Memijahkan...…………………...……..... 39 4.6. Pemijahan Tradisional…………………………………. ……………...……..... 41 4.6.1 Pemijahan Dikkolam Pemijahan…….. ………………………..……... 41 4.7. Perlakuan dan Perawatan Bibit……………….....……………………..……..... 41 4.7.1. Pemeliharaan Pembesaran……………....…………………………..... 42 4.7.2. Pemberian Pakan…………………………………….………….......... 42 4.8. Pemberian Vaksinasi……………………………………………………..…...... 43
  • 4. 4.8.1. Cara-cara Vaksinasi Sebelum Benih Ditebarkan…………..………… 43 4.9. Hama dan Penyakit …………………………………………………………….. 44 4.10. Panen ……………………………………………………................................. 45 4.10.1. Pemnangkapan…………………………………………………..….. 46 4.10.2. Pembersihan……………….……………………………………...… 46 4.11. Pasca Panen………………………………………..……………………..…… 47 BAB V. SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR LELE……………………………………… 57 5.1. Subsistem Agribisnis Hilir………………………………………………………57
  • 5.
  • 6. BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas 17.508 pulau besar dan kecil, memiliki garis pantai sepanjang sekitar 81.000 km dengan luas wilayah laut territorial 5,7 juta km2 di tambah luas Zona Ekonomi Eklusif (ZEE) 2,7 juta km2, memiliki keanekaragaman sumber daya kelautan dan perikanan bernilai ekonomis tinggi. Potensi lestari perikanan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif) dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 5,12 juta ton pertahun atau sekitar 80 persen dari potensi lestari. Di samping itu juga terdapat potensi perikanan lain yang berpeluang untuk dikembangkan, yaitu budidaya laut, budidaya air payau, budidaya air tawar dan bioteknologi kelautan (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005). Potensi sumberdaya perikanan yang dimiliki oleh Indonesia tersebut dan produksi yang dihasilkannya menunjukkan bahwa perikanan memiliki potensi yang baik untuk berkontribusi di dalam pemenuhan gizi masyarakat, khususnya protein hewani, di samping kontribusinya dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia (Irianto dan Soesilo, 2007). Menurut Syaifullah (2009) tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan pada tahun 2004-2008 mengalami peningkatan yang cukup drastis. Pada tahun 2004, tingkat konsumsi ikan tercatat sebesar 22,58 kg per kapita per tahun, tahun 2005 meningkat menjadi 23,05 kg per kapita per tahun, pada tahun 2006 meningkat menjadi sebesar 24,60 kg per kapita per tahun, tahun 2007 meningkat menjadi 28,28 kg per kapita per tahun dan pada tahun 2008 meningkat lagi menjadi 29,98 kg per kapita per tahun sedangkan pada tahun 2009 ditargetkan konsumsi ikan menjadi 32 kg per kapita per tahun. Tingkat konsumsi ikan yang semakin meningkat merupakan suatu peluang bagus untuk mengembangkan sektor perikanan. Sektor perikanan terbagi menjadi tiga sub sektor yaitu perikanan laut, perikanan budidaya dan perikanan perairan umum. Salah satu sub sektor perikanan yang memiliki peluang untuk dikembangkan adalah perikanan budidaya, dan salah satu komoditas perikanan budidaya yang memiliki peluang besar dikembangkan untuk pemenuhan gizi masyarakat adalah ikan lele. Ikan lele memiliki kandungan gizi yang paling baik dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya. Daging ikan lele mengandung protein yang berkualitas tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya dan hewan lainnya. Protein dalam ikan lele sangat baik, karena tersusun dari asam-asam amino yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Selain itu protein ikan lele sangat mudah dicerna dan diabsorbsi oleh tubuh (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2003). Data perbandingan uji proksimat ikan lele dan sumber protein lainnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perbandingan Zat Gizi yang Terkandung dalam Beberapa Sumber Protein Hewani per Kilogram
  • 7. Perbandingan Zat Gizi yang Terkandung dalam Beberapa Sumber Protein Hewani per Kilogram No Sumber Protein hewani Air (gr) Unsur gizi Protein (gr) Lemak (gr) 1 Lele 75.10 37.00 4.80 2 Ikan mas 80.00 16.00 2.00 3 Kembung 76.00 22.00 1.00 4 Sapi 66.00 18.00 14.00 5 Kambing 84.00 18.70 0.50 6 Ayam - 18.20 25.00 7 Udang 78.50 18.10 0.10 8 Telur 65.50 11.00 11.70 9 Susu 87.00 3.00 4.00 Sumber : Departemen Kelautan dan Perikanan (2003)
  • 8. BAB II SEJARAH KOMODITI LELE Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Lele, secara ilmiah terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain: ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Gayo), ikan seungko (Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia), ikan 'keli' untuk lele yang tidak berpatil sedangkan disebut 'penang' untuk yang memiliki patil (Kalimantan Timur). Di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), gura magura (Srilangka), dan (Tiongkok). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Nama ilmiahnya, Clarias, berasal dari bahasa Yunanichlaros, yang berarti ‘lincah’, ‘kuat’, merujuk pada kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di luar air. Ikan-ikan marga Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-kadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Ada yang mengatakan,bahwa patil ini tidak hanya tajam tapi juga beracun dan mengakibatkan panas tinggi jika orang tak sengaja terkena patil tersebut
  • 9. BAB III SUBSISTEM HULU IKAN LELE Subsistem hulu adalah industri-industri yang menghasilkan sarana produksi (input) pertanian seperti industri pembibitan atau perbenihan, industri agrootomotif (industri mesin pertanian, industri peralatan pertanian, industri peralatan pengolahan hasil pertanian), tenaga kerja yang terlibat dan luasan lahan. 3.1 Pembibitan Lele di Indonesia Klasifikasi ikan lele : Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Siluriformes Famili : Clariidae Genus : Clarias Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae). Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan. Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Walaupun biasanya lele lebih kecil daripada gurami umumnya,namun ada beberapa jenis lele yang bisa mencapai panjang 1-1,5 m dan beratnya bisa mencapai lebih dari 2 kg,contohnya lele Wels dari Amerika. Banyak jenis lele yang merupakan ikan konsumsi yang disukai orang. Sebagian jenis lele telah dibiakkan orang, namun kebanyakan spesiesnya ditangkap dari populasi liar di alam. Lele dumbo yang populer sebagai ikan ternak, sebetulnya adalah jenis asing yang didatangkan (diintroduksi) dari Afrika. Lele dikembangbiakkan di Indonesia untuk konsumsi dan juga untuk menjaga kualitas air yang tercemar. Seringkali lele ditaruh di tempat-tempat yang tercemar karena bisa menghilangkan kotoran-kotoran. Lele yang ditaruh di tempat-tempat yang kotor harus diberok terlebih dahulu sebelum siap untuk dikonsumsi. Diberok itu ialah maksudnya dipelihara pada air yang mengalir selama beberapa hari dengan maksud untuk membersihkannya. Kadangkala lele juga ditaruh di sawah karena memakan hama-hama yang berada di sawah. Lele sering pula ditaruh di kolam-kolam atau tempat-tempat air tergenang lainnya untuk menanggulangi tumbuhnya jentik-jentik nyamuk.
  • 10. Di seluruh dunia ikan lele didapatkan dengan cara ditangkap maupun dibudidayakan. Penilaian terhadap rasa dari daging ikan ini bervariasi, ada yang menganggapnya memiliki rasa yang luar biasa, ada yang menganggapnya tidak memiliki rasa yang kuat. Ikan lele dimasak dengan berbagai cara. Di Eropa ikan ini dimasak dengan cara yang sama dengan ikan mas namun di Amerika Serikat ikan ini dibalut dengan tepung dan digoreng. Ikan lele mengandung VItamin D yang cukup tinggi. Ikan lele hasil budi daya mengandung asam lemak omega-3 yang rendah namun memiliki asam lemak omega-6 yang tinggi. Ikan lele yang banyak dipasarkan di Amerika Serikat merupakan ikan dari famili Ictaluridae. Sedangkan di Indonesia, ikan lele yang dikonsumsi paling banyak berasal dari familiClariidae pada ordo yang sama. Lele adalah ikan budidaya air tawar yang sangat populer. Produksi budidaya meningkat tajam tiap tahun, selama lima tahun terakhir, antara lain karena luasnya pasar bagi lele. Lele disukai konsumen karena berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan murah. Dari sisi budidaya, lele relatif tidak memerlukan banyak perawatan dan memiliki masa tunggu panen yang singkat. Pengolahan yang paling populer adalah dengan digoreng, dan disajikan sebagai pecel lele. 3.3 Industri Agrootomotif Agribisnis daerah memerlukan banyak jenis dan ragam produk industri agrootomotif baik untuk kebutuhan sub-sistem on-farm agribisnis maupun pada sub-sistem off-farm agribisnis. Industri agromekanik berperan sebagai pemasok alat-alat pertanian yang digunakan saat budidaya. Dalam kegiatan produksi ikan lele di ada mesin pembantu saat budidaya sampai pemanenan : mesin sedot air ( motor diesel,motor bensin ) . 3.4 Penggunaan Tenaga Kerja Tenaga kerja yang berpengalaman dalam budi daya lele cukup tersedia di daerah. Perkembangan jumlah petani dan tenaga kerja pada komoditi perikanan lele mengalami fluktuasi sejak tahun 2008 hingga tahun 2014. Salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah tenaga kerja yaitu luas areal perikanan lele di Indonesia. 3.5 Lahan Potensi lahan dan iklim yang sesuai dengan syarat tumbuh ikan lele yang cukup besar, serta ketersediaan tenaga kerja dan teknologi menjadi faktor keunggulan subsistem produksi lele.
  • 11. BAB IV SUBSISTEM ON FARM (USAHATANI) LELE 4.1 Pendahuluan Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input). (Soekartawi, 1995). 4.1.1 Biologi ikan lele Pengenalan lele secara biologi meliputi klasifikasi dan morfologi tanaman, secara terstruktur di jelaskan berikut ini : . Kingdom : Animalia Sub-kingdom : Metazoa Phyllum : Chordata Sub-phyllum : Vertebrata Klas : Pisces Sub-klas : Teleostei Ordo : Ostariophysi Sub-ordo : Siluroidea Familia : Clariidae Genus : Clarias Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan: 1. Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (SumateraBarat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan). 2. Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih(Padang). 3. Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan),wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat). 4. Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (SumateraBarat), kaleh (Kalimantan Selatan). 5. Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikanpenang (Kalimantan Timur). 6. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King catfish, berasal dari Afrika.
  • 12. 4.2. Morfologi Ikan Lele 4.2.1. Bentuk Kepala Lele adalah ikan yang mempunyai cirri tubuh sangat khas yang membuat lele mudah dibedakan dari jenis ikan lainnya. Kepala lele berbentuk pipih. Pada bagian kepala hingga punggung berwarna coklat kehitaman. Pada bagian kepala hingga leher terdapat bercak berwarna putih. 4.2.2. Sungut Sungut atau disebut juga kumis merupakan perpanjangan dari ujung lateral tonjolan bibir. Pada sekitar mulut lele terdapat empat pasang sungut yaitu sepasang sungut hidung (nasal), sepasang sungut maksilar, sepasang sungut mandibular luar dan sepasang sungut mandibular dalam. Karenanya lele disebut juga catfish. Karena sungutnya menyerupai kumis kucing. Ikan lele hanya dapat menggerakkan sungut mandibular saja. Sungut pada Lele digunakan sebagai alat peraba (tentakel). Di dekat sungut nasal terdapat alat pendengar (olfactory organ) Ikan lele mengenal mangsanya dengan cara meraba dan mencium. Karena lele termasuk jenis ikan noktutnal (aktif mencari makan atau mangsapada saat intensitas cahaya rendah), terutama pada saat mencari makanannya pada malam hari atau pada saat air keruh atau berlumpur dimana penglihatannya menjadi tidak jelas, maka fungsi alat peraba dan pencium ini sangat berperan. Karena penciumannya yang tajam maka lele akan lebih cepat menangkap pakan berupa ikan rucah, bekicot atau bangkai ayang yang telah dibakar dibanding pakan buatan yang diberikan, karena baunya yang amis. 4.2.3. Mulut Lele mempunyai bentuk mulut yang lebar, namun bukaan mulutnya tidak selebar bentuk mulutnya. Lele mampu memakan berbagai bahan makanan dari zooplankton renik sampai ikan. Lele mampu menghisap organisme benthos dari dasar perairan, dapat mencabik-cabik bangkai dengan gigi yang terdapat pada rahangnya serta dapat pula menelan ikan sebagai mangsan selebar bukaan mulutnya. Besar lingkar mulutnya sekitar ¼ dari panjang totalnya, yang menentukan ukuran maksimum mangsanya. 4.2.4. Bentuk Badan Bentuk badan lele sangat khas jika dibanding dengan ikan-ikan jenis lainnya. Tubuhnya memanjang (simetris radial) licin, dan tidak bersisik. 4.2.5. Kulit Kulit lele tidak bersisik dan berlendir, berpigmen hitam pada bagian punggung (dorsal) dan samping (lateral). Bila terkena sinar lele akan berubah menjadi pucat. Untuk itu pada
  • 13. pemeliharaan benih air media pemeliharaannya tidak dibiarkan jernih, dan untuk mengatasinya maka diinokulasikan phytoplankton agar warna air kehijauan. Karena lele dengan warna kulit pucat akan menghambat pertumbuhannya, hal ini disebabkan energi yang diperoleh dari makanan yang dimakannya sebagian digunakan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang tidak sesuai dengan habitat hidup yang dibutuhkannya, sedang selebihnya digunakan untuk aktivitas dan pertumbuhannya. Lele yang mengalami stress pada kulitnya akan menjadi bernoda seperti mozaik hitam putih. Lele yang mempunyai kulit seperti ini sebaiknya dipisahkan, karena pertumbuhannya akan lambat dan jika kondisinya melemah akan segera dimangsa oleh lele lainnya. 4.2.6. Sirip Lele mempunyai 3 jenis sirip tunggal yaitu sirip punggung (dorsal), sirip ekor (caudal) dan sirip dubur (anal) serta sirip-sirip yang berpasangan, yaitu sirip dada (pectoral) dan sirip perut (ventral). Sirip pactoral pada lele mempunyai duri yang sangat keras dan runcing yang disebut patil yang berguna sebagai senjata dan sebagai alat gerak. Lele juga dapat bergerak di dasar perairan yaitu dengan cara menekankan ekornya sedangkang patilnya digunakan untuk merangkak 4.2.7. Alat kelamin Pada lele jantan alat kelaminnya tampak jelas dan meruncing atau memanjang ke arah belakang . Sedangkan pada lele betina alat kelaminnya berbentuk oval, agak besar yang digunakan sebagai jalan keluarnya telur. Alat kelamin pada lele mempunyai system urogenithal karena alat kelamin ini juga berfungsi sebagai alat pembuangan air seni. Pada lele jantan maupun betina, pada lubang urogenithal terdapat pada suatu papilla (tonjolan) yang ada tepat di belakang dubur. 4.3. Ciri Morfologis Internal Morfologi internal merupakan bagian organ dalam ikan yang terdiri dari insang, bentuk lambung, bentuk usus, testes dan ovarium. 4.4. Insang lele bernafas dengan menggunakan insang yang berukuran kecil, sehingga lele dumbo sering mangalami kesulitan pada saan akan mengambil oksigen untuk bernafas. Akibatnya lele sering mengambil oksigen dengan muncul ke permukaan air, terutama jika oksigen terlarut dalam air telah mencapai ambang batas. Karenanya lele tidak dapat hidup dengan baik pada perairan yang permukaannya dipenuhi oleh tanaman air. Selain insanglele mempunyai alat pernafasan tambahan yang terletak di rongga insang bagian atas, yang berwarna kemerahan, penuh kapiler darah dan menyerupai tajuk pohon yang rimbun yang disebut labirynth atau organ arborecent.asuk melalui mulut dan mengaliri insang, sehingga terjadi pertukaran gas (oksigen diserap dan karbondioksida dilepaskan ke dalam air) Kemudian air dibuang lagi melalui celah tutup insang. Apabila kandungan oksigen terlarut di dalam air terlalu sedikit atau ikan berada di luar air, maka udara secara berkala akan ditelan
  • 14. melalui mulut. Pertukaran gas terjadi melalui organ aborecent yang terletak di dalam ruang udara di atas insang. Udara kemudian juga dibuang lagi melalui celah tutup insang. Dengan kemammpuan lele bernafas dengan udara secara langsung itu memungkinkan lele dapat tinggal di dalam lumpur di waktu musim kering. Lele juga mampu hidup beberapa aat di luar air asalkan udara cukup lembab. Pada sepanjang tepi depan tulang lengkung insang terapat deretan saringab insang (gill rakers) yang berbentuk panjang yang berfungsi sebagai penyaring makanan yang berupa plankton atau jasad renik. 4.3.2. Lambung Lambung lele terdiri dari empat lapisan, yaitu lapisan mukosa, submukosa, otot dan sereus. Pada bagian posterior dari lambung lele keadannya menadi zig-zag, sehingga membentuk jaringan seperti tawon 4.3.3. Testis Testis merupakan organ dalam dari alat kelamin lele jantan. Untuk menjadi testes yang siap memijah melewati tahap-tahap perkembangan testis yaitu dari spermatogenia menjadi spermatocyte primer kemudian menjadi spermatocyte sekunder mejadi spermatid dan yang terakhir menjadi spermatozoa. Proses dari spermatogonia menjadi spermatiddisebut spermiogenesis, sedamngkan dari spermatid menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Induk lele janta yang telah siap memijah (telah matang gonad) ditandai dengan kantong sperma yang penuh dan berwarna putih susu. 4.4 Syarat Tumbuh 4.4.1 Persyaratan lokasi 1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanahliat/lempung, tidak berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapatdigunakan untuk budidaya lele dapat berupa: sawah, kecomberan, kolampekarangan, kolamkebun, dan blumbang. 2) Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yangtingginya maksimal 700 m dpl. 3) Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%. 4) Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekatdengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya. 5) Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapitidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.
  • 15. 6) Ikan lele dapat hidup pada suhu 200 C, dengan suhu optimal antara 25-280C. Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-300C dan untuk pemijahan 24-280 C. 7) Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannyacukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2. 8) Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri,atau mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang dapat mematikanikan. 9) Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan danbahan makanan alami. Perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir. 10) Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup, seperti enceng gondok. 11) Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar ) maksimal 100ppm dan optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60cm; kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untukyang dewasa sampai jenuh untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter. 12) Persyaratan untuk pemeliharaan ikan lele di keramba :  Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.  Dekat dengan rumah pemeliharaannya.  Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter.  Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudahdipasang.  Kedalaman air 30-60 cm. 4.5. Penyiapan Bibit 4.5.1. Pemilihan Induk  Ciri-ciri induk lele jantan:  Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.  Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina.  Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.  Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng(depress).  Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan lele betina.  Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani).  Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.  Ciri-ciri induk lele betina
  • 16.  Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.  Warna kulit dada agak terang.  Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus.  Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.  Perutnya lebih gembung dan lunak.  Syarat induk lele yang baik:  Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.  Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam.  Berat badannya berkisar antara 100-200 gram,tergantung kesuburan badan dengan ukuran panjang 20-5 cm.  Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, danlincah.  Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betinaberumur satu tahun  Frekuensi pemijahan bisa satu bula sekali, dan sepanjang hidupnyabisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannyamengandung cukup protein 4.5.2. Ciri-ciri induk lele siap memijah calon induk terlihat mulaiberpasang-pasangan, kejar-kejaran antara yang jantan dan yangbetina. Induk tersebut segera ditangkap dan ditempatkan dalam kolamtersendiri untuk dipijahkan.  Perawatan induk lele  Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk ikan lele diberimakanan yang berkadar protein tinggi seperti cincangan dagingbekicot, larva lalat/belatung, rayap atau makanan buatan (pellet).Ikan lele membutuhkan pellet dengan kadar protein yang relatiftinggi, yaitu ± 60%. Cacing sutra kurang baik untuk makanan induklele, karena kandungan lemaknya tinggi. Pemberian cacing sutraharus dihentikan seminggu menjelang perkawinan atau pemijahan.  Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan jumlah 5-10% dariberat total ikan.  Setelah benih berumur seminggu, induk betina dipisahkan,sedangkan induk jantan dibiarkan untuk menjaga anak-anaknya.Induk jantan baru bisa dipindahkan apabila anak-anak lele sudahberumur 2 minggu.  Segera pisahkan induk-induk yang mulai lemah atau yang terserangpenyakit untuk segera diobati.  Mengatur aliran air masuk yang bersih, walaupun kecepatan alirantidak perlu deras, cukup 5-6 liter/menit. 4.6. Pemijahan Tradisiona 4.6.1. Pemijahan di Kolam Pemijahan  Kolam induk:  Kolam dapat berupa tanah seluruhnya atau tembok sebagian dengandasar tanah.  Luas bervariasi, minimal 50 m2.
  • 17.  Kolam terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian dangkal (70%) dan bagiandalam (kubangan) 30 % dari luas kolam. Kubangan ada di bagiantengah kolam dengan kedalaman 50-60 cm, berfungsi untukbersembunyi induk, bila kolam disurutkan airnya.  Pada sisi-sisi kolam ada sarang peneluran dengan ukuran 30x30x25cm3, dari tembok yang dasarnya dilengkapi saluran pengeluaran daripipa paralon diamneter 1 inchi untuk keluarnya banih ke kolampendederan.  Setiap sarang peneluran mempunyai satu lubang yang dibuat daripipa paralon (PVC) ukuran ± 4 inchi untuk masuknya induk-induklele.  Jarak antar sarang peneluran ± 1 m.  Kolam dikapur merata, lalu tebarkan pupuk kandang (kotoran ayam)sebanyak 500- 750 gram/m2.  Airi kolam sampai batas kubangan, biarkan selama 4 hari.  Kolam Rotifera (cacing bersel tunggal)  Letak kolam rotifera di bagian atas dari kolam induk berfungi untukmenumbuhkan makanan alami ikan (rotifera).  Kolam rotifera dihubungkan ke kolam induk dengan pipa paralonuntuk mengalirkan rotifera.  Kolam rotifera diberi pupuk organik untuk memenuhi persyaratantumbuhnya rotifera.  Luas kolam ± 10 m2.  Pemijahan  Siapkan induk lele betina sebanyak 2 x jumlah sarang yang tersediadan induk jantan sebanyak jumlah sarang; atau satu pasang persarang; atau satu pasang per 2-4 m2 luas kolam (pilih salah satu).  Masukkan induk yang terpilih ke kubangan, setelah kubangan diairiselama 4 hari.  Beri/masukkan makanan yang berprotein tinggi setiap hari seperticacing, ikan rucah, pellet dan semacamnya, dengan dosis (jumlahberat makanan) 2-3% dari berat total ikan yang ditebarkan .Biarkan sampai 10 hari.  Setelah induk dalam kolam selama 10 hari, air dalam kolamdinaikkan sampai 10-15 cm di atas lubang sarang peneluran ataukedalaman air dalam sarang sekitar 20-25 cm. Biarkan sampai 10hari. Pada saat ini induk tak perlu diberi makan, dan diharapkanselama 10 hari berikutnya induk telah memijah dan bertelur. Setelah24 jam, telur telah menetas di sarang, terkumpullah benih lele. Induklele yang baik bertelur 2-3 bulan satu kali bila makanannya baik danakan bertelur terus sampai umur 5 tahun.  Benih lele dikeluarkan dari sarnag ke kolam pendederan dengancara: air kolam disurutkan sampai batas kubangan, lalu benihdialirkan melalui pipa pengeluaran.  Benih-benih lele yang sudah dipindahkan ke kolam pendederandiberi makanan secara intensif, ukuran benih 1-2 cm, dengankepadatan 60 -100 ekor/m2.  Dari seekor induk lele dapat menghasilkan ± 2000 ekor benih lele.Pemijahan induk lele biasanya terjadi pada sore hari atau malam hari. 4.7. Perlakuan dan Perawatan Bibit  Kolam untuk pendederan:  Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar 50 cm, panjang 200 cm, dantinggi 50 cm. Dinding kolam dibuat tegak lurus, halus, dan licin,sehingga apabila bergesekan
  • 18. dengan tubuh benih lele tidak akanmelukai. Permukaan lantai agak miring menuju pembuangan air.Kemiringan dibuat beda 3 cm di antara kedua ujung lantai, di manayang dekat tempat pemasukan air lebih tinggi. Pada lantai dipasangpralon dengan diameter 3-5 cm dan panjang 10 m.  Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air dipasang saringan yang dijepitdengan 2 bingkai kayu tepat dengan permukaan dalam dinding kolam.Di antara 2 bingkai dipasang selembar kasa nyamuk dari bahan plastikberukuran mess 0,5-0,7 mm, kemudian dipaku  .Setiap kolam pendederan dipasang pipa pemasukan dan pipa air untukmengeringkan kolam. Pipa pengeluaran dihubungkan dengan pipa plastik yang dapat berfungsi untuk mengatur ketinggian air kolam. Pipaplastik tersebut dikaitkan dengan suatu pengait sebagai gantungan.4.Minggu ketiga, benih dipindahkan ke kolam pendederan yang lain.Pengambilannya tidak boleh menggunakan jaring, tetapi denganmengatur ketinggian pipa plastik.5.Kolam pendederan yang baru berukuran 100 x 200 x 50 cm, denganbentuk dan konstruksi sama dengan yang sebelumnya. 4.7.1. Pemeliharaan Pembesaran  Pemupukana.Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud untukmenumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alamibagi benih lele.  Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengandosis 500-700 gram/m2. Dapat pula ditambah urea 15 gram/m2, TSP 20gram/m2, dan amonium nitrat 15 gram/m2. Selanjutnya dibiarkan selama 3hari.  Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm dan dibiarkanselama satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi coklat ataukehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuhsebagai makanan alami lele.  Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar. 4.7.2. Pemberian Pakana.  Makanan Alami Ikan Lele  Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva, cacing-cacing, danserangga air.  Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol. Diatome),Anabaena spp (gol. Cyanophyta), Navicula spp (gol. Diatome),ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta).  Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.  Ikan lele juga menyukai kotoran yang berasal dari kakus.  Makanan Tambahan  Pemeliharaan di kecomberan dapat diberi makanan tambahan berupasisa-sisa makanan keluarga, daun kubis, tulang ikan, tulang ayam yangdihancurkan, usus ayam, dan bangkai.Campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau campuran bekatul, jagung,dan bekicot (2:1:1).  Makanan Buatan (Pellet)  Komposisi bahan (% berat): tepung ikan=27,00; bungkil kacangkedele=20,00; tepung terigu=10,50; bungkil kacang tanah=18,00;tepung kacang hijau=9,00; tepung darah=5,00; dedak=9,00;vitamin=1,00; mineral=0,500;
  • 19.  Proses pembuatan Dengan cara menghaluskan bahan-bahan, dijadikan adonan sepertipasta, dicetak dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari 10%.Penambahan lemak dapat diberikan dalam bentuk minyak yangdilumurkan pada pellet sebelum diberikan kepada lele. Lumuran minyakjuga dapat memperlambat pellet tenggelam.  Cara pemberian pakan Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat umur 6 minggu dandiberikan pada ikan lele 10-15 menit sebelum pemberian makananyang berbentuk tepung.-Pada minggu 7 dan seterusnya sudah dapat langsung diberimakanan yang berbentuk pellet.Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari, karena suhutinggi dapat mengurangi nafsu makan lele. 4.8. Pemberian Vaksinasi 4.8.1. Cara-cara vaksinasi sebelum benih ditebarkan:  Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan, lele yangberumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengandosis 200 ppm selama 10- 15 menit. Setelah divaksinasi lele tersebut akankebal selama 6 bulan.  Pencegahan penyakit karena bakteri juga dapat dilakukan denganmenyutik dengan terramycin 1 cc untuk 1 kg induk.  Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendamlele dalam larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit. 4.9. Hama dan Penyakit  Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggukehidupan lele.  Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang leleantara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikangabus dan belut.  Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang seringmenyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidakbanyak diserang hama. Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkatrendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil. o Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan PseudomonashydrophyllaBentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak diujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,7–0,8x 1–1,5 mikron. Gejala: iwarna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbulpendarahan, bernafas megap-megap di permukaan air. Pengendalian:memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk kualitas air.Pengobatan melalui makanan antara lain: (1) Terramycine dengan dosis 50mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7–10 hari berturut-turut. (2) Sulphonamidsebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4 hari. o Penyakit TuberculosisPenyebab: bakteri Mycobacterium fortoitum). Gejala: tubuh ikan berwarnagelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada
  • 20. hati, ginjal, danlimpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring,bintik putih di sekitar mulut dan sirip. Pengendalian: memperbaiki kualitas airdan lingkungan kolam. Pengobatan: dengan Terramycin dicampur denganmakanan 5–7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5– 15 hari. o Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikanyang kondisinya lemah. Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halusseperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerangdaerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan padatelur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas. Pengendalian: benihgelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate2,5–3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–10 ppm selama 15 menit. o Penyakit Bintik Putih dan Gatal/TrichodiniasisPenyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadangamuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthiriusmultifilis. Gejala: (1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul dipermukaan air; (2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip daninsang; (3) ikan sering menggosok- gosokkan tubuh pada dasar atau dindingkolam. Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi padacampuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte GreenOxalate 0,1 gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan diberi air yangsegar. Pengobatan diulang setelah 3 hari. o Penyakit Cacing TrematodaPenyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. CacingDactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylusmenyerang kulit dan sirip. Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka,kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu.Pengendalian: (1) direndam Formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit; (2)Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam; (3) mencelupkan tubuh ikan ke dalamlarutan Kalium -Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ± 30 menit o memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit; (5) dapat juga memakailarutan NH4OH 0,5% selama ± 10 menit. o Parasit HirudinaePenyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan. Gejala:pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehinggamenyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati padasaat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm. 4.9.1. Hama Kolam/Tambak  Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktorpenyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :  Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air digantidengan yang suhunya lebih dingin.
  • 21.  Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.  Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.  Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya. 4.10. PANEN 4.10.1. Penangkapan Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan: 1) Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktu- waktudapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 200 gram/ekor. 2) Pada lele Dumbo, pemanenan dapat dilakukan pada masa pemeliharaan 3- 4bulan dengan berat 200-300 gram per ekornya. Apabila waktu pemeliharaanditambah 5-6 bulan akan mencapai berat 1-2 kg dengan panjang 60-70 cm. 3) Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalukepanasan. 4) Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakanseser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring. 5) Bila penangkapan menggunakan pancing, biarkan lele lapar lebih dahulu. 6) Bila penangkapan menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaandengan pemberian pakan, sehingga lele mudah ditangkap. 7) Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama1-2 hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang. 8) Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali. 4.10.2. Pembersihan Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara: 1) Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapursebanyak 20-200 gram/m2 pada dinding kolam sampai rata. 2) Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutanpermanganat kalikus (PK) dengan cara yang sama. 3) Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengansinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yangada di kolam. 4.11. Pasca Panan 1) Setelah dipanen, lele dibersihkan dari lumpur dan isi perutnya. Sebelumdibersihkan sebaiknya lele dimatikan terlebih dulu dengan memukulkepalanya memakai muntu atau kayu.
  • 22. 2) Saat mengeluarkan kotoran, jangan sampai memecahkan empedu, karenadapat menyebabkan daging terasa pahit. 3) Setelah isi perut dikeluarkan, ikan lele dapat dimanfaatkan untuk berbagairagam masakan.
  • 23. BAB V SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR LELE 5.1. Subsistem Agribisnis Hilir Dalam Sistem dan Usaha Agribisnis Subsistem agribisnis hilir atau sering dikenal dengan down stream agribisnis merupakan subsistem pengolahan hasil produksi pertanian yang menjadikan produk tersebut bernilai tambah sehingga dapat meningkatkan daya saing produk tersebut di pasar. Subsistem agibisnis hilir berupa kegiatan ekonomi yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir, beserta kegiatan perdagangan di pasar domestik maupun di pasar internasional. Subsistem agribisnis hilir tidak terlepas dari kegiatan ekonomi yang dilakukan, adapun kegiatan ekonomi yang termasuk dalam subsistem agibisnis hilir menurut Saragih (2000) antara lain adalah industri pengolahan makanan, industri pengolahan minuman, industri pengolahan serat (kayu, kulit, karet, sutera, jerami), industri jasa boga, industri farmasi dan bahan kecantikan, dan lain-lain beserta kegiatan perdagangannya1. Subsistem agribisnis hilir terdiri atas dua macam kegiatan, yaitu pengolahan komoditas primer dan pemasaran komoditas primer atau produk olahan. Kegiatan pengolahan komoditas primer adalah memproduksi produk olahan baik produk setengah jadi maupun barang jadi yang siap dikonsumsi konsumen dengan menggunakan bahan baku komoditas primer. Kegiatan ini sering juga disebut agroindustri. Kegiatan pemasaran berlangsung mulai dari pengumpulan komoditas primer sampai pengeceran kepada konsumen. Subsistem usaha agribisnis hilir berfungsi melakukan pengolahan lanjut (baik tingkat primer, sekunder maupun tersier) untuk mengurangi susut nilai atau meningkatkan mutu produk agar dapat memenuhi kebutuhan dan selera konsumen, serta berfungsi memperlancar pemasaran hasil melalui perencanaan sistem pemasaran yang baik. Menurut Deptan (2001) Dalam kaitannya dengan hubungan kemitraan inti plasma, maka perusahaan agribisnis hilir itu sering berfungsi sebagai inti yang mempunyai kewajiban untuk mendorong berkembangnya usahatani. Subsistem agribisnis hilir atau industri hilir meliputi kegiatan pasca panen yang mempunyai multiplier income yang sangat tinggi. Bahkan apabila industri hilir ini dibandingkan dengan industri lainnya maka industri hilir memiliki multiplier income terbesar. Artinya, apabila industri hilir berkembang dengan baik, maka semua sektor yang berkaitan akan berkembang. Pascapanen atau down stream merupakan suatu sistem didalam sistem yang lebih besar yaitu sistem agribisnis. Pascapanen merupakan hilirnya on farm, maka dari itu apabila sektor hilir akan dikembangkan maka harus juga mengembangkan sektor on farm. Sehingga adanya kerjasama antar subsistem di dalam sistem agribisnis yang dapat berkembang secara bersama (Saragih, 2010).