SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Assesmen kurikulum untuk siswa dengan gangguan spektrum autis
Digunakan untuk program mengajar di sekolah inklusi
Daftar isi
Kata Pengantar
Kata Pengantar
ucapan terima kasih
BAB I Sekilas Tentang Spektrum autis
BAB II Struktur Pengajaran Sebagai landasan program
pendidikan
BAB III Kurikulum Nasional : Tantangan untuk Assesmen
terhadap siswa dengan gangguan spectrum autis
BAB IV Struktur Fisik : Keinginan untuk bermain di luar
kelas
BAB V Pembelajaran secara visual
BAB VI
BAB VII Informasi Visual menambah kebermaknaan
BAB VIII Belajar Kelompok
Lampiran
Kata Pengantar
Saya sangat menyuki buku ini, dan saya sangat senang ketika diberi kesempatan
untuk memberikan kata pengantar dalam buku yang sangat bagus ini.
Saya mempunyai kepercayaan bahwa tidak ada pendekatan tunggal terhadap
individu anak dengan gangguan spectrum autis. Buku ini memiliki semua jawaban
untuk belajar dengan individu yang mengalami gangguan spectrum autis.
Saya sangat terkesan dengan Pembelajaran (Terapi dan Pendidikan terhadap
autis terkait kemampuan komunikasi anak). Pendekatan dapat dilakukan dengan
beberapa cara diantaranya adalah pernyataan Gary Masibov yang menantang
saya untuk melakukan pendekatan individual dan saya mendengar dia berkata
“Kami telah mencoba dan terus mencoba untuk memberikan sistem layanan
pendidikan yang terbaik untuk individu dengan gangguan spectrum autis. Jika
orang lain menemukan sistem yang lebih baik maka itu semua adalah untuk
kebaikan”.
Yang membuat saya terkesan, kami berusaha melakukan semua yang bisa kami
lakukan, kami terus meneliti, mendengarkan dan mengamati individu dengan
gangguan spectrum autis kemudian mencoba memberikan pelayanan terbaik
untuk memenuhi semua kebutuhan mereka.
Untuk membantu mengembangkan kemampuan atau kelebihan yang mereka miliki,
maka kami perlu mengidentifikasi terlebih dahulu apa yang bisa dikembangkan
untuk prospek masa depan mereka yang lebih baik, mereka mempunyai hak dalam
hal ini sehingga perlu diberikan kurikulum yang relevan dengan perkembangan
individu autis.
Pengalaman bidang pendidikan bahwa kurikulum nasional di inggris bertujuan
untuk memotivasi dan menyediakan lapangan pekerjaan khusus untuk siswa
berkebutuhan khusus. Namun hal ini masih dalam kontroversi sebab terkadang
sikap yang kurang relevan dan membingungkan. Dua tujuan yang terpisah dalam
dunia pendidikan yang sering disebut dengan intervensi awal atau semacam
terapi yang bertujuan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan efek autis
pada tahap perkembangan anak. Pembelajaran tidak pernah membuat klaim yang
berlebihan tentang hal ini, namun dalam dunia pendidikan lebih memilih bekerja
sesuai kemampuan anak, hal ini lebih menghormati hak individu yang berbeda-
beda dan memiliki potensi yang berbeda. Pendidikan tidak melihat bahwa
individu dengan autis merupakan penghalang untuk melakukan perbaikan tetapi
dalam bidang pendidikan lebih memilih untuk mulai membantu anak untuk
mengembangkan dan belajar dengan cara terbaik untuk individu tersebut.
Daripada mengikuti kriteria normatif.
Kekuatan utama dalam bidang pendidikan adalah sebagai intervensi menyeluruh
ini adalah tujuan utama yang paling cocok diantara dua tujuan pendidikan yaitu
untuk memberikan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan.
Dalam tujuan ini, masalah yang timbul adalah aksesbilitas dan disini pendidikan
memiliki peran yang utama untuk menyediakan akses bagi individu dengan
gangguan autis untuk mendapatkan layanan pendidikan yang sama dengan anak
pada umumnya.
Buku ini memberikan contoh yang sangat praktis tentang bagaimana memberikan
layanan pendidikan bagi individu autis. Dulu guru banyak melakukan pendekatan
khusus dengan peraturan khusus. Seluruh lingkungan tidak sepenuhnya di
arahkan untuk anak autis. Guru melakukan prinsip-prinsip dan strategi untuk
melakukan diferensiasi kurikulum agar memungkinkan pembelajaran yang efektif
bagi anak autis.
Salah satu kesalahpahaman tentang pembelajaran berasal dari guru yang tidak
terlatih dan lebih mengarahkan ke fasilitas/perlengkapan dibandingkan dengan
melakukan pendekatan secara individual dan menyesuaikan strategi yang akan
diterapkan terhadap anak autis agar mereka mendapatkan layanan pembelajaran
yang terbaik.
Setelah memahami dasar prinsip-prinsip pembelajaran anak tak harus sendiri di
luar atau anak di isolasi pada ruang tertentu, melainkan anak tetap berada di
kelas utama. Buku ini menawarkan cara praktis namun sesuai prinsip pendidikan
inklusif bagaimana cara pelaksanaan pendidikan inklusif dan pengelolaan
lingkungan di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif.
Guru harus memahami kebutuhan yang dibuthkan anak autis tanpa melakukan
intervensi terlebih dahulu.
D R R ITA J ordan
Reader dalam Studi Autisme
University of Birmingham
KATA PENGANTAR
Buku ini terinspirasi dari banyaknya orang tua dan para profesional di Inggris
yang menggunakan pengajaran terstruktur. Divisi pengajar telah meminta kami
untuk menjelaskan bagaimana kaitannya pembelajaran untuk anak autis dengan
kurikulum nasional. Setelah menanggapi berbagai pertanyaan kami memutuskan
untuk mengatur ide-ide secara sistemis agar membantu pengajaran lebih
efisien. Ini bukan cara manual atau bagaimana implementasi pengajaran secara
terstruktur, sebaliknya ini merupakan upaya kami menunjukan bagaimana
strategi utama untuk melakukan intervensi dalam pembelajaran. Pengajaran
terstruktur dapat digunakan untuk memajukan banyak tujuan dan prioritas
dalam kurikulum Nasional.
Dalam buku ini, kami menggunakan istilah Spectrum Disorders (ASD) untuk
menggambarkan berapa populasi murid kami. Terminologi ini sesuai dengan
pandangan mereka tentang autisme yaitu mengalami lebih dari satu gangguan
seperti gangguan perkembangan yang tidak terbatas melainkan terus menerus
mengalami kesulitan, mulai dari yang ringan sampai parah, melibatkan masalah
sosial, gangguan komunikasi dan perilaku. Rasio autis terjadi 4:1 antara rasio
laki-laki dan perempuan.
Buku ini adalah puncak dari dua tahun kerja keras kami dalam mendefinisikan
konsep, mengumpulkan informasi, menghasilkan angka kemudian menulis, menulis
ulang dan kemudian melakukan editing.
Kami berharap upaya ini dapat membantu teman-teman, kolega, keluarga dan
yang lainnya yang berkepentingan dan berminat dalam subjek ini.
Ucapan terima kasih
Buku ini tidak akan selesai tanpa bantuan banyak pihak yang berdedikasi.
Pertama kami ucapkan terima kasih kepada para kontributor yang telah
memberikan waktu berharga mereka, dan kadang-kadang menggunakan kelas
mereka untuk memberikan contoh dan ilustrasi praktek yang profesional. Hal ini
untuk memastikan bahwa contoh yang diberikan adalah “nyata”.
Terima kasih kepada Eileen Arnold, Terence Arnold, David Preece dan Richard
Rose karena mereka telah membaca dengan teliti, memberikan umpan balik, dan
memberikan saran. Inspirasi dari mereka sungguh tak ternilai.
Terima kasih juga kepada pusat Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus dan Tim
Penelitian di University College Northampton yang terus menerus memberikan
dukungan. Kepada Joan Berry atas bantuan mengetik yang selalu ceria.
Akhirnya khusus kepada anak-anak dan keluarga yang memastikan bahwa kapan
mereka melakukan pekerjaan secara terstruktur.
Kontributor Green Oaks Sekolah Bawah, Ruangan Ketentuan Khusus (DSP):
Northamptonshire Kingsley Khusus Sekolah: Northamptonshire Kingsthorpe
Grove Sekolah Rendah, DSP: Northamptonshire Linden Bridge Sekolah: Surrey
Puncak Sekolah: Derbyshire Radlett Lodge, The National Autistic Society
Hertfordshire Rowan Gerbang Sekolah Dasar: Northamptonshire.
Samuel Whitbread Community College: Bedfordshire Pendidikan berkebutuhan
Khusus dan Layanan Psikologi: Essex Sunfield Sekolah: Worcestershire
izin The Picture Sistem Komunikasi © 1981-2002, Mayer-Johnson, Inc
Digunakan dengan izin. Mayer-Johnson, Inc, PO Box 1579, Solana Beach, CA
92075, USA Telp: 858 550 0084, Fax:. 858 550 0449
Situs web: www.mayer-johnson.com Email: mayerj@mayer-johnson.com
Widgit Rebus Simbol yang digunakan dengan izin dari Widgit Software Ltd
Widgit Software Ltd, 124 Cambridge Science Park, Milton Road, Cambridge,
CB4 0ZS.
Didedikasikan untuk Terry Arnold yang begitu banyak melakukan yang banyak
hal untuk meningkatkan kehidupan di dunia autisme dan terutama dalam
memainkan peran penting dalam membawa ide-ide pengajaran di Inggris.
BAB I
SEKILAS TENTANG AUTISME
Kata ‘autisme’ pertama kali muncul dalam literatur profesional Leo Kanner,
ketika seorang anak psikiater di Universitas Johns Hopkins Baltimore, MD.
Menulis diskripsi 11 anak dari unit kejiwaan anak pada tahun 1943. Anak-anak ini
berbeda dari anak lainnya, ada anak yang didiagnosis anak dengan skizofernia.
Kanner menulis di koran tentang ketertarikannya yang kurang terhadap orang
lain, bahasa yang aneh, penekanan pada rutinitas, dan mereka menunjukan
gerakan yang tak biasa dan kembali prilaku kompetetif.
Deskripsi Kanner menekankan 3 bidang kesulitan : Isolasi sosial, komunikasi
abnormal, dan desakan yang berulang-ulang, rutinitas yang sempit. Bidang utama
dari penurunan yang terus menerus menjadi dasar diagnosis autisme disistem
diagnosis yang digunakan diseluruh dunia.
Meskipun hal ini merupakan ‘tiga serangkai gangguan’ (Wing dan Gould 1979)
yang selalu menjadi pusat diagnosis autis dan dia jiga mengakui bahwa ada
kemungkinan memiliki keanehan di tiga area ini namun bukan keseluruhan
sindrom autis oleh karena itu sering di sebut gangguan perkembangan atau
perpasive develovment disorder (PDD) yang merupakan kategore yang
menunjukan tentang keanehan atau gangguan dalam tiga bidang namun
cakupannya lebih kecil. Baru-baru ini para profesional mengganti istilah ASD
(Autistic syndrom disorder) menjadi PDD yang mencakup tiga serangkaian
gangguan. Istilah ini lebih disukai oleh sebagian besar profesional yang percaya
bahwa autisme merupakan gangguan pusat yang paling dikenal dalam kelompok
ini. Untuk alasan ini istilah autisme harus menjadi bagian dari setiap frase yang
menggambarkan sistem yang lebih luas.
Sistem diagnostik saat ini menggunakan DSM-IV ( American Psychiatric
Association 1994 ) dan ICD - 10 (WHO 1992) yang biasanya mendefinisikan
autisme berdasarkan pada serangkaian sosial, komunikasi yang terbatas, serta
prilaku tertentu. Untuk memenuhi syarat untuk diagnosis autisme, setiap orang
harus menunjukan defisit dalam masing-masing tiga bidang dan kebutuhannya
mengenai defisit sosial atau ditandai dengan keganjilan dan banyak juga anak
dengan autisme mengalami kesulitan belajar.
Meskipun kategore autisme yang paling terkenal dalam diagnostik dan paling
banyak digunakan namun ada beberapa klasifikasi diagnostik lainnya yang lebih
spesifik. Klasifikasi ini dibedakan dari autisme klasik karena karakteristik
mereka.
Gangguan perkembangan perfasive (PDD.NOS) kadang-kadang disebut autis
atypical mengacu kepada berbagai macam karakteristik tetapi tidak memenuhi
kriteria autisme klasik. Orang-orang ini mungkin tidak menunjukan jumlah
karakteristik yang tepat yang diperlukan untuk diagnosis autisme atau mungkin
mereka tidak memiliki gangguan defisit atau keanehan dalam perkembangan
sosial. PDD.NOS juga tidak mesti mempunyai 3 serangkai gangguan, hal ini dapat
diklasifikasikan autisme dengan diagnosis kemampuan komunikasi yang kurang
baik dan prilaku terbatas. Banyak profesional melihat PDD.NOS (autis Typical)
sebagai bentuk autis ringan.
Diagnosis lain dalam spektrum autis adalah Asperger Sindrom (AS), kategore ini
dinamai oleh seorang dokter austria Hans Asperger yang menghasilkan karya
pada tahun 1940-an . tidak seperti Kanner yang tinggal di Amerika dan menulis
dengan bahasa inggris, Hans Asperger menulis karya ilmiahnya dengan
menggunakan bahasa jerman, yang diterbitkan pada pertengahan perang dunia
II. Dengan alasan ini, sehingga karyanya tidak banyak dibaca oleh profesional di
Amerika dan inggris. Yang telah menjadi peneliti awal dan berpengaruh di
lapangan.
Pada tahun 1981 Lorna Wing, seorang psikiater terkemuka di Inggris
menterjemahkannya ke dalam bahasa inggris, sejak saat itu memberikan dampak
besar pada karya ini.
Definisi Asperger mirip dengan autis, bahkan mempunyai karakteristik yang
identik seperti keterampilan sosial yang terbatas. Perbedaanya adalah dibidang
komunikasi, seseorang yang tidak menunjukan kesulitan komunikasi bisa di
diagnosis Asperger. Pada usia 2 tahun perkembangan bahasanya normal dan
mempunyai IQ rata-rata atau bahkan di atas rata-rata.
Asperger mempunyai intelektual yang tinggi dan kemampuan
berbahasa/komunikasi yang baik, mereka biasanya memiliki kesadaran yang
tinggi dari pada spektrum autis atau PDD.NOS.
Setelah di identifikasi sebagai bagian dari autis, meskipun istilah ini kurang
dikenal secara umum, kedua hal ini melibatkan kerusakan yang parah pada masa
perkembangan anak. Gangguan ini disebut rett dan Childhood disintegratif
Disorder. Gangguan rett hanya terjadi pada periode perkembangan normal
selama enam bulan bahkan kadang-kadang lebih lama. Kelainan dimulai dengan
hilangnya keterampilan interaksi sosial, lambatnya pertumbungan lingkar kepala
dan perkembangan otak sehingga hilangnya kemampuan berbicara, keterampilan
motorik, dan kemampuan berpikir. Salah satu aspek yang paling parah adalah
gangguan motorik sehingga menyebabkan kehilangan penggunaan tangan. Hal ini
dapat distimulasi dengan latihan meremas-remas, bertepuk tangan atau
menggosok tangan. Perempuan dengan gangguan rett biasanya mengalami
kesulitan belajar yang berat.
Anak dengan disintegratif disorder mirip dengan disorder Rett karena terjadi
pada periode perkembangan normal yang diikuti dengan hilangnya keterampilan
sehingga terjadi gangguan kognitif yang parah, kemampuan sosial yang
terganggu, dan gangguan motorik. Disintegratif disorder sering terjadi pada
anak laki-laki sehingga terjadi penurunan perkembangan pada usia 2 tahun atau
lebih. Gangguan disentergratif disorder yang terjadi pada masa anak-anak tidak
termasuk gerankan tangan yang berulang seperti yang terjadi pada Disorder
Rett yang begitu mendominasi pada kegiatan mereka.
Singkatnya ASD merupakan serangkaian kondisi yang ditandai dengan gangguan
perkembangan sosial, gangguan komunikasi dan gangguan perilaku. Autisme yang
lebih dikenal secara umum dan dikenal luas untuk sebutan ASD. PDD.NOS
adalah bentuk ringan dari ASD yang meliputi gangguan pada masing-masing area,
setidaknya sebagian besar dari diagnosis tetapi dalam bentuk yang lebih ringan
dan tidak terlalu substansial. AS (Asperger Sindrom) termasuk orang-orang
yang tidak memenuhi kriteria penuh diagnosis autisme, karena kemampuan
komunikasi yang tidak terlalu terganggu, dan intelektualnya berfungsi secara
normal atau diatas normal. Gangguan Rett dan Childhood disentegratif
merupakan gangguan yang muncul pada saat setelah periode perkembangan
normal yang melibatkan kemunduran kemampuan kognitif yang cukup parah,
gangguan komunikasi dan gangguan fungsi motorik.
GANGGUAN YANG TUMPANG TINDIH
Hal ini merupakan tantangan utama dalam mengidentifikasi ASD dan
menentukan yang mana sering muncul secara terus menerus. Terkadang juga
sulit membedakan antara ASD dengan yang lain karena kondisi yang sering
tumpang tindih diantara area-area yang signifikan. Diagnosa sering
membingungkan antara ASD dengan ASDs yang merupakan Obsesif Kompulsif
Disorder (OCD), Disorder Semantic-Pragmatis, Attention Deficit Hyperactivity
Disorder (ADHD) dan Schizoid Personality Disorder.
Gangguan Obsesif Kompulsif dapat diidentifikasikan dengan melihat prilaku yang
berulang dan diperhatikan secara seksama, perbedaan biasanya dapat dilihat
dari obsesi yang berulang-ulang dan dorongan terus menerus yang merupakan
perilaku repetitif non-fungsional.
Kadang-kadang perbedaan antara ASDs dengan OCD sulit dibedakan karena
orang dengan ASDs memiliki pikiran atau perilaku yang berulang. Beberapa
perbedaan yang membantu para profesional dalam mengelompokan adalah
sebagian besar orang dengan OCD mempunyai ide-ide/prilaku yang berulang-
ulang dan mereka menyadari bahwa orang lain menganggap mereka aneh. Mereka
yang terkena dengan dampak OCD sering menginginkan pergi dari rutinitas atau
merasa cemas ketika memikirkan atau melakukan rutinitas tersebut. Ini snagat
berbeda dengan anak ASD yang memiliki sedikit wawasan tidak produktif dan
sifat perilaku repetetif atau perilaku ini berdampak kepada orang lain. Sering
anak dengan ASD merasa tenang dan santai pada saat mereka berpikir atau
melakukan kegiatan.
Hal ini penting dipahami oleh dokter bahwa keinginan yang sempit pada anak
ASDs berbeda dengan pikiran obsesif.
Riwayat perkembangan juga dapat membantu dalam membuat perbedaan ini,
anak dengan OCD biasanya tidak terlihat pada masa prasekolah karena tidak
terlihat gangguan perkembangan. Awal-awal gangguan obsesif atau tekanan
ditambah gangguan perkembangan lainnya jauh lebih khusus dalam ASDs.
Semantic-pragmatis disorder (Bishop 2000) adalah gangguan perkembangan
bahasa yang dicirikan pada area pemahaman (semantik) dan Fungsi (Pragmatik).
Kesulitan-kesulitan ini terlepas dari tata bahasa mendekati normal, seperti kosa
kata dan produksi ujaran. Orang-orang dengan klasifikasi ini menunjukan
beberapa kesamaan dengan diagnostik ASDs. Mereka memiliki masalah yang
sama dalam beberapa aspek seperti komunikasi interpersonal, termasuk memulai
dan mempertahankan pembicaraan, menggunakan kata-kata yang tepat sesuai
konteks dan pemahaman yang rinci. Kesulitan-kesulitan ini sangat besar dan
mirip sehingga para peneliti mempertanyakan apakah disorder semantic-
pragmatik harus memiliki diagnosis terpisah dari spektrum autis (Gagnon, et all
1997)
Dalam studinya, Gagnon dan koleganya menemukan bahwa mayoritas anak yang
didiagnosis semantic-pragmatic juga dilengkapai dengan diagnosis autisme,
sangat sedikit anak dengan gangguan ini tidak termasuk autisme, sehingga
menurut mereka tidak masuk akal mempunyai diagnosis terpisah dengan autisme.
Terlepas dari kontroversi, ada beberapa perbedaan antara semantic-pragmatis
dengan gangguan ASDs. Szatmari (1998) bahwa anak-anak dengan semantic-
pragmatis adalah mereka tidak menunjukan hambatan komunikasi.
Kategore lainnya yang sering tumpang tindih dengan ASD adalah Attention
Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). ADHD digunakan untuk
menggambarkan tentang orang-orang yang mengalami kesulitan mempertahankan
perhatian dan mengendalikan prilaku serta mengendalikan aktivitas, orang-orang
dengan kelompok ini sering menyerupai orang-orang dengan gangguan ASD
karena mereka sering tidak memperhatikan ketika ditangani, mereka kesulitan
dalam mengikuti arahan verbal, bermasalah dengan konsentrasi, enggan terlibat
dengan tugas-tugas tertentu, bermasalah dalam mengontrol impuls, dan bicara
berlebihan (sering menceracau tidak karuan).
Meskipun terdapat banyak kesamaan antara ADHD dengan ASD namun kesulitan
yang mendasar biasanya berbeda. Untuk anak dengan ADHD yang menjadi
masalah adalah neurologis sehingga membatasai rentang fokus perhatian
sehingga berdampak pada hambatan komunikasi/bahasa dan sosial.
Dalam studynya Gagnon dan koleganya menemukan bahwa mayoritas anak-anak
yang didiagnosis dengan gangguan semantic-pragmatik juga didiagnosis dengan
spektrum autis, sangat sedikit anak yang tidak memiliki sindrom ini.
Katogeri diagnostik lain yang tumpang tindih dengan ASD adalah Attaention
Defecit Disorder Hyperactivity (ADHD). ADHD digunakan untuk
menggambarkan orang-orang yang mengalami kesulitan dalam melakukan
perhatian dan mengendalikan perilaku mereka dan tingkat aktivitas yang begitu
tinggi. ADHD ini sering menyerupai dengan ASD karena mereka tampaknya tidak
mendengarkan ketika ditangani, mereka juga kesulitan dalam melakukan
perintah verbal, masalah konsentrasi, enggan untuk terlibat dalam tugas-tugas
tertentu, masalah dalam mengontrol kontrol impuls dan berbicara berlebihan.
Meskipun ada banyak kesamaan antara ADHD dan ASD, namun ada hal
mendasari kesulitan yang berbeda. Untuk anak dengan ADHD tampaknya ada
masalah dengan neurologis sehingga membatasi fokus perhatian mereka
sehingga berdampak dalam hal komunikasi dan kesulitan dalam bersosialisasi.
Hal ini bukan berarti anak-anak dengan ADHD tidak mengerti bahasa atau tidak
mampu bersosialisasi, memang mereka agak kesulitan dalam memfokuskan
perhatian, namun bisa dilakukan dengan cara yang tepat di waktu yang tepat.
Bagi orang-orang dengan autismemasalah mereka tidak tentu terbatas dalam
perhatian namun bisa dilakukan dnegan cara yang berbeda untukmeusatkan
perhatian mereka. Anak dengan gangguan ASD memiliki perhatian yag sangat
sempit dan mereka juga kesulitan dalam mengalihkan fokus perhatian mereka,
mereka lebih fokus dengan dunianya sendiri. Hambatan yang terjadi pada anak-
anak autisme adalah perkembangan sosial dan komunikasi sehingga mereka
mempunyai masalah dalam berkomunikasi dan mengikuti petunjuk.
Kesimpulan
Mereka yang didiagnosis ASD memiliki banyak kesamaan penting antara satu
dengan yang lainnya terutama dalam interaksi sosial, komunikasi dan
konseptualisasi. Ciri-ciri umum memiliki implikasi penting dalam program dan
penyediaan pendidikan. murid yang memiliki ciri tumpang tindih tetapi berbeda,
didiagnosis dari berbagai karakteristik yang cukup umum sehingga mereka
mendapatkan keuntungan dengan menggunakan berbagai macam strategi
pembelajaran yang akan di jelaskan pada bab-bab berikutnya.
BAB II
PROGRAM PENDIDIKAN TERSTRUKTUR
Selama 3 dekade terakhir, divisi ini telah banyak membantu dalam mengonsep
ulang teori tentang autisme dan telah menciptakan intervensi dengan banyak
menggunakan pendekatan sehingga berjalan dengan sukses. TEACCH juga telah
menerapkan pelayanan yang komprehensif yang berdampak pada kehidupan lebih
dari 5000 orang dengan gangguan autisme dan keluarga mereka di Nort Carolina
dan banyak orang lain diseluruh dunia. Program skala prioritas utama mereka
adalah :
1. Mengusahakan individu dengan ASD dapat hidup produktif dan mandiri
dalam komunitas mereka.
2. Memberikan layanan yang memuaskan bagi individu dengan ASD agar
mereka dapat bekerja dan mendapat dukungan dari keluarganya
3. Untuk menghasilkan pengetahuan serta mengintegrasikan antara teori
dengan praktek klinis.
Untuk melayani individu dengan ASD pada semua usia dan tingkat kecerdasan
dimulai dengan diagnostic dan evaluasi.
Pengajaran terstruktur
Sebagian besar professional melihat autism sebagai gangguan emosi, namun Eric
Schopler mengatakan bahwa autism sebagai gangguan perkembangan neurologis.
Pengajaran terstruktur berkembang sebagai cara yang cocok dalam praktik
pendidikan dengan cara yang berbeda bahwa individu dengan ASD dapat
memahami, berpikir dan belajar. Pengajaran terstruktur dirancang untuk
mengatasi perbedaan utama yaitu neurologis dalam autism.
Kesulitan bahasa reseptip merupakan karakteristik penting pada individu dengan
ASD untuk menyusun pengajaran terstruktur. Banyak individu dengan ASD yang
sulit memahami apa yang kita sampaikan, mereka juga kesulitan dalam
memberikan tanggapan terhadap permintaan verbal kita. Kesulitan bahasa
reseptip dapat mengakibatkan pemahaman yang terbatas tentang apa yang
kelihatan sebuah permintaan sederhana.

More Related Content

Viewers also liked

Actual pacto convivencia i.e del dagua
Actual pacto convivencia i.e del daguaActual pacto convivencia i.e del dagua
Actual pacto convivencia i.e del daguadiannekarinjaramillo
 
Resume jess updated and new 2
Resume jess updated and new 2Resume jess updated and new 2
Resume jess updated and new 2jesselynmanansala
 
Mafia Magazine Jan
Mafia Magazine JanMafia Magazine Jan
Mafia Magazine JanMafiausa
 
China Luxury Market
China Luxury MarketChina Luxury Market
China Luxury Marketmaxinexie
 
China luxury market
China luxury marketChina luxury market
China luxury marketmaxinexie
 
China luxury market
China luxury marketChina luxury market
China luxury marketmaxinexie
 
China consulting-g&g-credential(chinese)
China consulting-g&g-credential(chinese)China consulting-g&g-credential(chinese)
China consulting-g&g-credential(chinese)maxinexie
 
G&G整合营销咨询中文简介
G&G整合营销咨询中文简介G&G整合营销咨询中文简介
G&G整合营销咨询中文简介maxinexie
 
China luxury market
China luxury marketChina luxury market
China luxury marketmaxinexie
 
G&G credential(chinese)
G&G credential(chinese)G&G credential(chinese)
G&G credential(chinese)maxinexie
 
Autism powerpoint
Autism powerpointAutism powerpoint
Autism powerpointyobrithere
 

Viewers also liked (17)

14 02 2012
14 02 201214 02 2012
14 02 2012
 
Maxitis
MaxitisMaxitis
Maxitis
 
Actual pacto convivencia i.e del dagua
Actual pacto convivencia i.e del daguaActual pacto convivencia i.e del dagua
Actual pacto convivencia i.e del dagua
 
Maxitis
MaxitisMaxitis
Maxitis
 
Mf final
Mf finalMf final
Mf final
 
Resume jess updated and new 2
Resume jess updated and new 2Resume jess updated and new 2
Resume jess updated and new 2
 
Mafia Magazine Jan
Mafia Magazine JanMafia Magazine Jan
Mafia Magazine Jan
 
Autism Spectrum Disorder
Autism Spectrum Disorder Autism Spectrum Disorder
Autism Spectrum Disorder
 
China Luxury Market
China Luxury MarketChina Luxury Market
China Luxury Market
 
China luxury market
China luxury marketChina luxury market
China luxury market
 
China luxury market
China luxury marketChina luxury market
China luxury market
 
China consulting-g&g-credential(chinese)
China consulting-g&g-credential(chinese)China consulting-g&g-credential(chinese)
China consulting-g&g-credential(chinese)
 
G&G整合营销咨询中文简介
G&G整合营销咨询中文简介G&G整合营销咨询中文简介
G&G整合营销咨询中文简介
 
China luxury market
China luxury marketChina luxury market
China luxury market
 
G&G credential(chinese)
G&G credential(chinese)G&G credential(chinese)
G&G credential(chinese)
 
Autism powerpoint
Autism powerpointAutism powerpoint
Autism powerpoint
 
AUTISM ppt
AUTISM  pptAUTISM  ppt
AUTISM ppt
 

Similar to aksesbilitas

Resensi artikel jurnal nabila puspita cahyani
Resensi artikel jurnal nabila puspita cahyaniResensi artikel jurnal nabila puspita cahyani
Resensi artikel jurnal nabila puspita cahyaniPuspitanabila14
 
Ihsan fernando
Ihsan fernando Ihsan fernando
Ihsan fernando 1815053
 
Jurnal ibuk nurul faqih opi sengklek
Jurnal ibuk nurul faqih opi sengklekJurnal ibuk nurul faqih opi sengklek
Jurnal ibuk nurul faqih opi sengklek1815053
 
Study kasus pendidikan inklusi .pptx
Study kasus pendidikan inklusi .pptxStudy kasus pendidikan inklusi .pptx
Study kasus pendidikan inklusi .pptxFathamAkbar
 
Analisis film taare zamen par
Analisis film taare zamen parAnalisis film taare zamen par
Analisis film taare zamen paradi
 
Makalah permasalahan anak wa ode siadi
Makalah permasalahan anak wa ode siadiMakalah permasalahan anak wa ode siadi
Makalah permasalahan anak wa ode siadiSeptian Muna Barakati
 
Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)
Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)
Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)Ruslan Mauliady
 
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxPPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxArman Ahmad
 
Menggagas Learn How to Learn
Menggagas Learn How to LearnMenggagas Learn How to Learn
Menggagas Learn How to LearnRendra S.Sos
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikanRiezza Farhan
 
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...Nur Alfiyatur Rochmah
 
DESAIN PESAN PEMBELAJARAN - MENGAJAR BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK USIA DINI
DESAIN PESAN PEMBELAJARAN - MENGAJAR BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK USIA DINIDESAIN PESAN PEMBELAJARAN - MENGAJAR BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK USIA DINI
DESAIN PESAN PEMBELAJARAN - MENGAJAR BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK USIA DINIAPRILIANYUNTIARI
 

Similar to aksesbilitas (20)

Resensi artikel jurnal nabila puspita cahyani
Resensi artikel jurnal nabila puspita cahyaniResensi artikel jurnal nabila puspita cahyani
Resensi artikel jurnal nabila puspita cahyani
 
Ihsan fernando
Ihsan fernando Ihsan fernando
Ihsan fernando
 
Jurnal ibuk nurul faqih opi sengklek
Jurnal ibuk nurul faqih opi sengklekJurnal ibuk nurul faqih opi sengklek
Jurnal ibuk nurul faqih opi sengklek
 
Study kasus pendidikan inklusi .pptx
Study kasus pendidikan inklusi .pptxStudy kasus pendidikan inklusi .pptx
Study kasus pendidikan inklusi .pptx
 
Analisis film taare zamen par
Analisis film taare zamen parAnalisis film taare zamen par
Analisis film taare zamen par
 
Makalah permasalahan anak suriati
Makalah permasalahan anak  suriatiMakalah permasalahan anak  suriati
Makalah permasalahan anak suriati
 
Makalah permasalahan anak wa ode siadi
Makalah permasalahan anak wa ode siadiMakalah permasalahan anak wa ode siadi
Makalah permasalahan anak wa ode siadi
 
Sekolah ala makak
Sekolah ala makakSekolah ala makak
Sekolah ala makak
 
Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)
Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)
Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)
 
PPT FEBRI.pptx
PPT FEBRI.pptxPPT FEBRI.pptx
PPT FEBRI.pptx
 
Makalah permasalahan anak wa ode siadi
Makalah permasalahan anak wa ode siadiMakalah permasalahan anak wa ode siadi
Makalah permasalahan anak wa ode siadi
 
Askep tuna rungu
Askep tuna runguAskep tuna rungu
Askep tuna rungu
 
Makalah permasalahan anak suriati
Makalah permasalahan anak  suriatiMakalah permasalahan anak  suriati
Makalah permasalahan anak suriati
 
Tugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docx
Tugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docxTugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docx
Tugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docx
 
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxPPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
 
Menggagas Learn How to Learn
Menggagas Learn How to LearnMenggagas Learn How to Learn
Menggagas Learn How to Learn
 
Abahhhh
AbahhhhAbahhhh
Abahhhh
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
 
DESAIN PESAN PEMBELAJARAN - MENGAJAR BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK USIA DINI
DESAIN PESAN PEMBELAJARAN - MENGAJAR BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK USIA DINIDESAIN PESAN PEMBELAJARAN - MENGAJAR BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK USIA DINI
DESAIN PESAN PEMBELAJARAN - MENGAJAR BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK USIA DINI
 

Recently uploaded

MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 

Recently uploaded (9)

MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 

aksesbilitas

  • 1. Assesmen kurikulum untuk siswa dengan gangguan spektrum autis Digunakan untuk program mengajar di sekolah inklusi
  • 2. Daftar isi Kata Pengantar Kata Pengantar ucapan terima kasih BAB I Sekilas Tentang Spektrum autis BAB II Struktur Pengajaran Sebagai landasan program pendidikan BAB III Kurikulum Nasional : Tantangan untuk Assesmen terhadap siswa dengan gangguan spectrum autis BAB IV Struktur Fisik : Keinginan untuk bermain di luar kelas BAB V Pembelajaran secara visual BAB VI BAB VII Informasi Visual menambah kebermaknaan BAB VIII Belajar Kelompok Lampiran
  • 3. Kata Pengantar Saya sangat menyuki buku ini, dan saya sangat senang ketika diberi kesempatan untuk memberikan kata pengantar dalam buku yang sangat bagus ini. Saya mempunyai kepercayaan bahwa tidak ada pendekatan tunggal terhadap individu anak dengan gangguan spectrum autis. Buku ini memiliki semua jawaban untuk belajar dengan individu yang mengalami gangguan spectrum autis. Saya sangat terkesan dengan Pembelajaran (Terapi dan Pendidikan terhadap autis terkait kemampuan komunikasi anak). Pendekatan dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah pernyataan Gary Masibov yang menantang saya untuk melakukan pendekatan individual dan saya mendengar dia berkata “Kami telah mencoba dan terus mencoba untuk memberikan sistem layanan pendidikan yang terbaik untuk individu dengan gangguan spectrum autis. Jika orang lain menemukan sistem yang lebih baik maka itu semua adalah untuk kebaikan”. Yang membuat saya terkesan, kami berusaha melakukan semua yang bisa kami lakukan, kami terus meneliti, mendengarkan dan mengamati individu dengan gangguan spectrum autis kemudian mencoba memberikan pelayanan terbaik untuk memenuhi semua kebutuhan mereka. Untuk membantu mengembangkan kemampuan atau kelebihan yang mereka miliki, maka kami perlu mengidentifikasi terlebih dahulu apa yang bisa dikembangkan untuk prospek masa depan mereka yang lebih baik, mereka mempunyai hak dalam hal ini sehingga perlu diberikan kurikulum yang relevan dengan perkembangan individu autis. Pengalaman bidang pendidikan bahwa kurikulum nasional di inggris bertujuan untuk memotivasi dan menyediakan lapangan pekerjaan khusus untuk siswa berkebutuhan khusus. Namun hal ini masih dalam kontroversi sebab terkadang sikap yang kurang relevan dan membingungkan. Dua tujuan yang terpisah dalam dunia pendidikan yang sering disebut dengan intervensi awal atau semacam terapi yang bertujuan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan efek autis pada tahap perkembangan anak. Pembelajaran tidak pernah membuat klaim yang berlebihan tentang hal ini, namun dalam dunia pendidikan lebih memilih bekerja sesuai kemampuan anak, hal ini lebih menghormati hak individu yang berbeda- beda dan memiliki potensi yang berbeda. Pendidikan tidak melihat bahwa individu dengan autis merupakan penghalang untuk melakukan perbaikan tetapi dalam bidang pendidikan lebih memilih untuk mulai membantu anak untuk mengembangkan dan belajar dengan cara terbaik untuk individu tersebut. Daripada mengikuti kriteria normatif. Kekuatan utama dalam bidang pendidikan adalah sebagai intervensi menyeluruh ini adalah tujuan utama yang paling cocok diantara dua tujuan pendidikan yaitu untuk memberikan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan. Dalam tujuan ini, masalah yang timbul adalah aksesbilitas dan disini pendidikan memiliki peran yang utama untuk menyediakan akses bagi individu dengan gangguan autis untuk mendapatkan layanan pendidikan yang sama dengan anak pada umumnya. Buku ini memberikan contoh yang sangat praktis tentang bagaimana memberikan layanan pendidikan bagi individu autis. Dulu guru banyak melakukan pendekatan khusus dengan peraturan khusus. Seluruh lingkungan tidak sepenuhnya di arahkan untuk anak autis. Guru melakukan prinsip-prinsip dan strategi untuk melakukan diferensiasi kurikulum agar memungkinkan pembelajaran yang efektif bagi anak autis. Salah satu kesalahpahaman tentang pembelajaran berasal dari guru yang tidak terlatih dan lebih mengarahkan ke fasilitas/perlengkapan dibandingkan dengan melakukan pendekatan secara individual dan menyesuaikan strategi yang akan diterapkan terhadap anak autis agar mereka mendapatkan layanan pembelajaran yang terbaik.
  • 4. Setelah memahami dasar prinsip-prinsip pembelajaran anak tak harus sendiri di luar atau anak di isolasi pada ruang tertentu, melainkan anak tetap berada di kelas utama. Buku ini menawarkan cara praktis namun sesuai prinsip pendidikan inklusif bagaimana cara pelaksanaan pendidikan inklusif dan pengelolaan lingkungan di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. Guru harus memahami kebutuhan yang dibuthkan anak autis tanpa melakukan intervensi terlebih dahulu. D R R ITA J ordan Reader dalam Studi Autisme University of Birmingham
  • 5. KATA PENGANTAR Buku ini terinspirasi dari banyaknya orang tua dan para profesional di Inggris yang menggunakan pengajaran terstruktur. Divisi pengajar telah meminta kami untuk menjelaskan bagaimana kaitannya pembelajaran untuk anak autis dengan kurikulum nasional. Setelah menanggapi berbagai pertanyaan kami memutuskan untuk mengatur ide-ide secara sistemis agar membantu pengajaran lebih efisien. Ini bukan cara manual atau bagaimana implementasi pengajaran secara terstruktur, sebaliknya ini merupakan upaya kami menunjukan bagaimana strategi utama untuk melakukan intervensi dalam pembelajaran. Pengajaran terstruktur dapat digunakan untuk memajukan banyak tujuan dan prioritas dalam kurikulum Nasional. Dalam buku ini, kami menggunakan istilah Spectrum Disorders (ASD) untuk menggambarkan berapa populasi murid kami. Terminologi ini sesuai dengan pandangan mereka tentang autisme yaitu mengalami lebih dari satu gangguan seperti gangguan perkembangan yang tidak terbatas melainkan terus menerus mengalami kesulitan, mulai dari yang ringan sampai parah, melibatkan masalah sosial, gangguan komunikasi dan perilaku. Rasio autis terjadi 4:1 antara rasio laki-laki dan perempuan. Buku ini adalah puncak dari dua tahun kerja keras kami dalam mendefinisikan konsep, mengumpulkan informasi, menghasilkan angka kemudian menulis, menulis ulang dan kemudian melakukan editing. Kami berharap upaya ini dapat membantu teman-teman, kolega, keluarga dan yang lainnya yang berkepentingan dan berminat dalam subjek ini.
  • 6. Ucapan terima kasih Buku ini tidak akan selesai tanpa bantuan banyak pihak yang berdedikasi. Pertama kami ucapkan terima kasih kepada para kontributor yang telah memberikan waktu berharga mereka, dan kadang-kadang menggunakan kelas mereka untuk memberikan contoh dan ilustrasi praktek yang profesional. Hal ini untuk memastikan bahwa contoh yang diberikan adalah “nyata”. Terima kasih kepada Eileen Arnold, Terence Arnold, David Preece dan Richard Rose karena mereka telah membaca dengan teliti, memberikan umpan balik, dan memberikan saran. Inspirasi dari mereka sungguh tak ternilai. Terima kasih juga kepada pusat Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus dan Tim Penelitian di University College Northampton yang terus menerus memberikan dukungan. Kepada Joan Berry atas bantuan mengetik yang selalu ceria. Akhirnya khusus kepada anak-anak dan keluarga yang memastikan bahwa kapan mereka melakukan pekerjaan secara terstruktur. Kontributor Green Oaks Sekolah Bawah, Ruangan Ketentuan Khusus (DSP): Northamptonshire Kingsley Khusus Sekolah: Northamptonshire Kingsthorpe Grove Sekolah Rendah, DSP: Northamptonshire Linden Bridge Sekolah: Surrey Puncak Sekolah: Derbyshire Radlett Lodge, The National Autistic Society Hertfordshire Rowan Gerbang Sekolah Dasar: Northamptonshire. Samuel Whitbread Community College: Bedfordshire Pendidikan berkebutuhan Khusus dan Layanan Psikologi: Essex Sunfield Sekolah: Worcestershire izin The Picture Sistem Komunikasi © 1981-2002, Mayer-Johnson, Inc Digunakan dengan izin. Mayer-Johnson, Inc, PO Box 1579, Solana Beach, CA 92075, USA Telp: 858 550 0084, Fax:. 858 550 0449 Situs web: www.mayer-johnson.com Email: mayerj@mayer-johnson.com Widgit Rebus Simbol yang digunakan dengan izin dari Widgit Software Ltd Widgit Software Ltd, 124 Cambridge Science Park, Milton Road, Cambridge, CB4 0ZS. Didedikasikan untuk Terry Arnold yang begitu banyak melakukan yang banyak hal untuk meningkatkan kehidupan di dunia autisme dan terutama dalam memainkan peran penting dalam membawa ide-ide pengajaran di Inggris.
  • 7. BAB I SEKILAS TENTANG AUTISME Kata ‘autisme’ pertama kali muncul dalam literatur profesional Leo Kanner, ketika seorang anak psikiater di Universitas Johns Hopkins Baltimore, MD. Menulis diskripsi 11 anak dari unit kejiwaan anak pada tahun 1943. Anak-anak ini berbeda dari anak lainnya, ada anak yang didiagnosis anak dengan skizofernia. Kanner menulis di koran tentang ketertarikannya yang kurang terhadap orang lain, bahasa yang aneh, penekanan pada rutinitas, dan mereka menunjukan gerakan yang tak biasa dan kembali prilaku kompetetif. Deskripsi Kanner menekankan 3 bidang kesulitan : Isolasi sosial, komunikasi abnormal, dan desakan yang berulang-ulang, rutinitas yang sempit. Bidang utama dari penurunan yang terus menerus menjadi dasar diagnosis autisme disistem diagnosis yang digunakan diseluruh dunia. Meskipun hal ini merupakan ‘tiga serangkai gangguan’ (Wing dan Gould 1979) yang selalu menjadi pusat diagnosis autis dan dia jiga mengakui bahwa ada kemungkinan memiliki keanehan di tiga area ini namun bukan keseluruhan sindrom autis oleh karena itu sering di sebut gangguan perkembangan atau perpasive develovment disorder (PDD) yang merupakan kategore yang menunjukan tentang keanehan atau gangguan dalam tiga bidang namun cakupannya lebih kecil. Baru-baru ini para profesional mengganti istilah ASD (Autistic syndrom disorder) menjadi PDD yang mencakup tiga serangkaian gangguan. Istilah ini lebih disukai oleh sebagian besar profesional yang percaya bahwa autisme merupakan gangguan pusat yang paling dikenal dalam kelompok ini. Untuk alasan ini istilah autisme harus menjadi bagian dari setiap frase yang menggambarkan sistem yang lebih luas. Sistem diagnostik saat ini menggunakan DSM-IV ( American Psychiatric Association 1994 ) dan ICD - 10 (WHO 1992) yang biasanya mendefinisikan autisme berdasarkan pada serangkaian sosial, komunikasi yang terbatas, serta prilaku tertentu. Untuk memenuhi syarat untuk diagnosis autisme, setiap orang harus menunjukan defisit dalam masing-masing tiga bidang dan kebutuhannya mengenai defisit sosial atau ditandai dengan keganjilan dan banyak juga anak dengan autisme mengalami kesulitan belajar. Meskipun kategore autisme yang paling terkenal dalam diagnostik dan paling banyak digunakan namun ada beberapa klasifikasi diagnostik lainnya yang lebih spesifik. Klasifikasi ini dibedakan dari autisme klasik karena karakteristik mereka. Gangguan perkembangan perfasive (PDD.NOS) kadang-kadang disebut autis atypical mengacu kepada berbagai macam karakteristik tetapi tidak memenuhi kriteria autisme klasik. Orang-orang ini mungkin tidak menunjukan jumlah karakteristik yang tepat yang diperlukan untuk diagnosis autisme atau mungkin mereka tidak memiliki gangguan defisit atau keanehan dalam perkembangan sosial. PDD.NOS juga tidak mesti mempunyai 3 serangkai gangguan, hal ini dapat diklasifikasikan autisme dengan diagnosis kemampuan komunikasi yang kurang baik dan prilaku terbatas. Banyak profesional melihat PDD.NOS (autis Typical) sebagai bentuk autis ringan. Diagnosis lain dalam spektrum autis adalah Asperger Sindrom (AS), kategore ini dinamai oleh seorang dokter austria Hans Asperger yang menghasilkan karya pada tahun 1940-an . tidak seperti Kanner yang tinggal di Amerika dan menulis dengan bahasa inggris, Hans Asperger menulis karya ilmiahnya dengan menggunakan bahasa jerman, yang diterbitkan pada pertengahan perang dunia II. Dengan alasan ini, sehingga karyanya tidak banyak dibaca oleh profesional di Amerika dan inggris. Yang telah menjadi peneliti awal dan berpengaruh di lapangan.
  • 8. Pada tahun 1981 Lorna Wing, seorang psikiater terkemuka di Inggris menterjemahkannya ke dalam bahasa inggris, sejak saat itu memberikan dampak besar pada karya ini. Definisi Asperger mirip dengan autis, bahkan mempunyai karakteristik yang identik seperti keterampilan sosial yang terbatas. Perbedaanya adalah dibidang komunikasi, seseorang yang tidak menunjukan kesulitan komunikasi bisa di diagnosis Asperger. Pada usia 2 tahun perkembangan bahasanya normal dan mempunyai IQ rata-rata atau bahkan di atas rata-rata. Asperger mempunyai intelektual yang tinggi dan kemampuan berbahasa/komunikasi yang baik, mereka biasanya memiliki kesadaran yang tinggi dari pada spektrum autis atau PDD.NOS. Setelah di identifikasi sebagai bagian dari autis, meskipun istilah ini kurang dikenal secara umum, kedua hal ini melibatkan kerusakan yang parah pada masa perkembangan anak. Gangguan ini disebut rett dan Childhood disintegratif Disorder. Gangguan rett hanya terjadi pada periode perkembangan normal selama enam bulan bahkan kadang-kadang lebih lama. Kelainan dimulai dengan hilangnya keterampilan interaksi sosial, lambatnya pertumbungan lingkar kepala dan perkembangan otak sehingga hilangnya kemampuan berbicara, keterampilan motorik, dan kemampuan berpikir. Salah satu aspek yang paling parah adalah gangguan motorik sehingga menyebabkan kehilangan penggunaan tangan. Hal ini dapat distimulasi dengan latihan meremas-remas, bertepuk tangan atau menggosok tangan. Perempuan dengan gangguan rett biasanya mengalami kesulitan belajar yang berat. Anak dengan disintegratif disorder mirip dengan disorder Rett karena terjadi pada periode perkembangan normal yang diikuti dengan hilangnya keterampilan sehingga terjadi gangguan kognitif yang parah, kemampuan sosial yang terganggu, dan gangguan motorik. Disintegratif disorder sering terjadi pada anak laki-laki sehingga terjadi penurunan perkembangan pada usia 2 tahun atau lebih. Gangguan disentergratif disorder yang terjadi pada masa anak-anak tidak termasuk gerankan tangan yang berulang seperti yang terjadi pada Disorder Rett yang begitu mendominasi pada kegiatan mereka. Singkatnya ASD merupakan serangkaian kondisi yang ditandai dengan gangguan perkembangan sosial, gangguan komunikasi dan gangguan perilaku. Autisme yang lebih dikenal secara umum dan dikenal luas untuk sebutan ASD. PDD.NOS adalah bentuk ringan dari ASD yang meliputi gangguan pada masing-masing area, setidaknya sebagian besar dari diagnosis tetapi dalam bentuk yang lebih ringan dan tidak terlalu substansial. AS (Asperger Sindrom) termasuk orang-orang yang tidak memenuhi kriteria penuh diagnosis autisme, karena kemampuan komunikasi yang tidak terlalu terganggu, dan intelektualnya berfungsi secara normal atau diatas normal. Gangguan Rett dan Childhood disentegratif merupakan gangguan yang muncul pada saat setelah periode perkembangan normal yang melibatkan kemunduran kemampuan kognitif yang cukup parah, gangguan komunikasi dan gangguan fungsi motorik. GANGGUAN YANG TUMPANG TINDIH Hal ini merupakan tantangan utama dalam mengidentifikasi ASD dan menentukan yang mana sering muncul secara terus menerus. Terkadang juga sulit membedakan antara ASD dengan yang lain karena kondisi yang sering tumpang tindih diantara area-area yang signifikan. Diagnosa sering membingungkan antara ASD dengan ASDs yang merupakan Obsesif Kompulsif Disorder (OCD), Disorder Semantic-Pragmatis, Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan Schizoid Personality Disorder. Gangguan Obsesif Kompulsif dapat diidentifikasikan dengan melihat prilaku yang berulang dan diperhatikan secara seksama, perbedaan biasanya dapat dilihat
  • 9. dari obsesi yang berulang-ulang dan dorongan terus menerus yang merupakan perilaku repetitif non-fungsional. Kadang-kadang perbedaan antara ASDs dengan OCD sulit dibedakan karena orang dengan ASDs memiliki pikiran atau perilaku yang berulang. Beberapa perbedaan yang membantu para profesional dalam mengelompokan adalah sebagian besar orang dengan OCD mempunyai ide-ide/prilaku yang berulang- ulang dan mereka menyadari bahwa orang lain menganggap mereka aneh. Mereka yang terkena dengan dampak OCD sering menginginkan pergi dari rutinitas atau merasa cemas ketika memikirkan atau melakukan rutinitas tersebut. Ini snagat berbeda dengan anak ASD yang memiliki sedikit wawasan tidak produktif dan sifat perilaku repetetif atau perilaku ini berdampak kepada orang lain. Sering anak dengan ASD merasa tenang dan santai pada saat mereka berpikir atau melakukan kegiatan. Hal ini penting dipahami oleh dokter bahwa keinginan yang sempit pada anak ASDs berbeda dengan pikiran obsesif. Riwayat perkembangan juga dapat membantu dalam membuat perbedaan ini, anak dengan OCD biasanya tidak terlihat pada masa prasekolah karena tidak terlihat gangguan perkembangan. Awal-awal gangguan obsesif atau tekanan ditambah gangguan perkembangan lainnya jauh lebih khusus dalam ASDs. Semantic-pragmatis disorder (Bishop 2000) adalah gangguan perkembangan bahasa yang dicirikan pada area pemahaman (semantik) dan Fungsi (Pragmatik). Kesulitan-kesulitan ini terlepas dari tata bahasa mendekati normal, seperti kosa kata dan produksi ujaran. Orang-orang dengan klasifikasi ini menunjukan beberapa kesamaan dengan diagnostik ASDs. Mereka memiliki masalah yang sama dalam beberapa aspek seperti komunikasi interpersonal, termasuk memulai dan mempertahankan pembicaraan, menggunakan kata-kata yang tepat sesuai konteks dan pemahaman yang rinci. Kesulitan-kesulitan ini sangat besar dan mirip sehingga para peneliti mempertanyakan apakah disorder semantic- pragmatik harus memiliki diagnosis terpisah dari spektrum autis (Gagnon, et all 1997) Dalam studinya, Gagnon dan koleganya menemukan bahwa mayoritas anak yang didiagnosis semantic-pragmatic juga dilengkapai dengan diagnosis autisme, sangat sedikit anak dengan gangguan ini tidak termasuk autisme, sehingga menurut mereka tidak masuk akal mempunyai diagnosis terpisah dengan autisme. Terlepas dari kontroversi, ada beberapa perbedaan antara semantic-pragmatis dengan gangguan ASDs. Szatmari (1998) bahwa anak-anak dengan semantic- pragmatis adalah mereka tidak menunjukan hambatan komunikasi. Kategore lainnya yang sering tumpang tindih dengan ASD adalah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). ADHD digunakan untuk menggambarkan tentang orang-orang yang mengalami kesulitan mempertahankan perhatian dan mengendalikan prilaku serta mengendalikan aktivitas, orang-orang dengan kelompok ini sering menyerupai orang-orang dengan gangguan ASD karena mereka sering tidak memperhatikan ketika ditangani, mereka kesulitan dalam mengikuti arahan verbal, bermasalah dengan konsentrasi, enggan terlibat dengan tugas-tugas tertentu, bermasalah dalam mengontrol impuls, dan bicara berlebihan (sering menceracau tidak karuan). Meskipun terdapat banyak kesamaan antara ADHD dengan ASD namun kesulitan yang mendasar biasanya berbeda. Untuk anak dengan ADHD yang menjadi masalah adalah neurologis sehingga membatasai rentang fokus perhatian sehingga berdampak pada hambatan komunikasi/bahasa dan sosial.
  • 10. Dalam studynya Gagnon dan koleganya menemukan bahwa mayoritas anak-anak yang didiagnosis dengan gangguan semantic-pragmatik juga didiagnosis dengan spektrum autis, sangat sedikit anak yang tidak memiliki sindrom ini. Katogeri diagnostik lain yang tumpang tindih dengan ASD adalah Attaention Defecit Disorder Hyperactivity (ADHD). ADHD digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang mengalami kesulitan dalam melakukan perhatian dan mengendalikan perilaku mereka dan tingkat aktivitas yang begitu tinggi. ADHD ini sering menyerupai dengan ASD karena mereka tampaknya tidak mendengarkan ketika ditangani, mereka juga kesulitan dalam melakukan perintah verbal, masalah konsentrasi, enggan untuk terlibat dalam tugas-tugas tertentu, masalah dalam mengontrol kontrol impuls dan berbicara berlebihan. Meskipun ada banyak kesamaan antara ADHD dan ASD, namun ada hal mendasari kesulitan yang berbeda. Untuk anak dengan ADHD tampaknya ada masalah dengan neurologis sehingga membatasi fokus perhatian mereka sehingga berdampak dalam hal komunikasi dan kesulitan dalam bersosialisasi. Hal ini bukan berarti anak-anak dengan ADHD tidak mengerti bahasa atau tidak mampu bersosialisasi, memang mereka agak kesulitan dalam memfokuskan perhatian, namun bisa dilakukan dengan cara yang tepat di waktu yang tepat. Bagi orang-orang dengan autismemasalah mereka tidak tentu terbatas dalam perhatian namun bisa dilakukan dnegan cara yang berbeda untukmeusatkan perhatian mereka. Anak dengan gangguan ASD memiliki perhatian yag sangat sempit dan mereka juga kesulitan dalam mengalihkan fokus perhatian mereka, mereka lebih fokus dengan dunianya sendiri. Hambatan yang terjadi pada anak- anak autisme adalah perkembangan sosial dan komunikasi sehingga mereka mempunyai masalah dalam berkomunikasi dan mengikuti petunjuk. Kesimpulan Mereka yang didiagnosis ASD memiliki banyak kesamaan penting antara satu dengan yang lainnya terutama dalam interaksi sosial, komunikasi dan konseptualisasi. Ciri-ciri umum memiliki implikasi penting dalam program dan penyediaan pendidikan. murid yang memiliki ciri tumpang tindih tetapi berbeda, didiagnosis dari berbagai karakteristik yang cukup umum sehingga mereka mendapatkan keuntungan dengan menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran yang akan di jelaskan pada bab-bab berikutnya.
  • 11. BAB II PROGRAM PENDIDIKAN TERSTRUKTUR Selama 3 dekade terakhir, divisi ini telah banyak membantu dalam mengonsep ulang teori tentang autisme dan telah menciptakan intervensi dengan banyak menggunakan pendekatan sehingga berjalan dengan sukses. TEACCH juga telah menerapkan pelayanan yang komprehensif yang berdampak pada kehidupan lebih dari 5000 orang dengan gangguan autisme dan keluarga mereka di Nort Carolina dan banyak orang lain diseluruh dunia. Program skala prioritas utama mereka adalah : 1. Mengusahakan individu dengan ASD dapat hidup produktif dan mandiri dalam komunitas mereka. 2. Memberikan layanan yang memuaskan bagi individu dengan ASD agar mereka dapat bekerja dan mendapat dukungan dari keluarganya 3. Untuk menghasilkan pengetahuan serta mengintegrasikan antara teori dengan praktek klinis. Untuk melayani individu dengan ASD pada semua usia dan tingkat kecerdasan dimulai dengan diagnostic dan evaluasi. Pengajaran terstruktur Sebagian besar professional melihat autism sebagai gangguan emosi, namun Eric Schopler mengatakan bahwa autism sebagai gangguan perkembangan neurologis. Pengajaran terstruktur berkembang sebagai cara yang cocok dalam praktik pendidikan dengan cara yang berbeda bahwa individu dengan ASD dapat memahami, berpikir dan belajar. Pengajaran terstruktur dirancang untuk mengatasi perbedaan utama yaitu neurologis dalam autism. Kesulitan bahasa reseptip merupakan karakteristik penting pada individu dengan ASD untuk menyusun pengajaran terstruktur. Banyak individu dengan ASD yang sulit memahami apa yang kita sampaikan, mereka juga kesulitan dalam memberikan tanggapan terhadap permintaan verbal kita. Kesulitan bahasa reseptip dapat mengakibatkan pemahaman yang terbatas tentang apa yang kelihatan sebuah permintaan sederhana.