SlideShare a Scribd company logo
Struktur Jaringan Gigi
Gigi terdiri dari beberapa jaringan pembentuk. Secara garis besar, jaringan
pembentuk gigi ada 3, yaitu email, dentin, dan pulpa.
Email
Email adalah lapisan terluar yang melapisi mahkota gigi. Email berasal dari epitel
(ektodermal) yang merupakan bahan terkeras pada tubuh manusia dan paling banyak
mengandung kalsium. Secara kimia, email merupakan Kristal yang terkalsifikasi dengan
persentase bahan anorganik 95-99 %, terutama sebagai kalsium fosfat, dalam bentuk
Kristal apatit, dan bahan matriks organic 1 %, dan sisanya adalah air.
Matriks organic email tidak terdiri atas serabut-serabut kolageb tetapi terdiri atas
sekurang-kurangnya 2 golongan protein heterogen yang disebut amelogenin dan
enamelin. Enamelin terdiri atas asam aspartat, serin, glisin, prolin, dan asam glutamate.
Hidroksi apatit merupakan unsure mineral yang paling banyak.
Email merupakan jaringan semitranslusen, sehingga warna gigi bergantung kepada warna
dentin di bawah email, ketebaan email, dan banyaknya stain pada email. Ketebalan email
tidak sama, paling tebal di daerah oklusal atau insisal dan makin menipis mendekati
pertautannya dengan sementum.
Unit structural email adalah prisma (batang) email, dengan substansi interprismatik di
antara prisma-prisma tersebut. Setiap batang terbentang pada keseluruhan tebal lapisan
email. Setiap prisma letaknya tegak lurus terhadap permukaan dentin, dari batas email-
dentin ke permukaan gigi. Tetapi di bagian tengah tersusun dalam bentuk sedikit spiral.
Tiap prisma dibentuk oleh satu ameloblas dan pada potongan melintang tampak seperti
sisik serta dasar prisma-prisma email tersebut berbentuk heksagonal.
Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Selsilindris tinggi ini
mempunyai banyak mitokondria di bawah inti reticulum endoplasma kasar dan kompleks
golgi yang berkembang baik. Setiap ameloblas memiliki juluran apical, dikenal sebagai
prosesus Tomes. Mengandung banyak granul sekresi. Granul ini mengandung protein
yang menyusun matriks email.
Adapun sifat fisik email, sebagai berikut :
Warna putih keabu-abuan transparan
Kekuatan tarikan kurang lebih 100 kg/cm2
Kekuatan kompressinya 2100 – 3500 kg/cm2
Bersifat getas
Ketebalan pada cusp kurang lebih 2,5 mm
Sifat termal email :
Meneruskan panas dengan konduksi
Tidak menghantarkan listrik tetapi mentransmisi listrik
Permeabilitas email :
Bersifat permiabel terhadap sejumlah material baik invivo/ invitro
Dapat dipenetrasi oleh molekul yang cukup besar pada suhu kamar/ suhu tubuh.
Dentin
Dentin merupakan komponen terbesar jaringan keras gigi. Di daerah mahkota ditutupi
oleh email, sedangkan di daerah akar ditutupi oleh sementum. Secara internal, dentin
membentuk dinding rongga pulpa.
Dentin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan yang telah
mengalami kalsifikasi sama seperti tulang, tetapi sifatnya lebih keras karena kadar garam
kalsiumnya lebih besar (80%) dalam bentuk hidroksi apatit. Zat antar sel organic (20%)
terutama terdiri atas serat-serat kolagen dan glikosaminoglikans, yang disintesis oleh sel
yang disebut odontoblas.
Odontoblas membentuk selapis sel-sel yang terletak di pinggir pulpa menghadap
permukaan dalam dentin. Odontoblas berasal dari mesenkim, berbentuk silindris dan inti
di bagian basal. Sitoplasmanya basofilik dengan banyak RE bergranula, dan seluruh
aparat golgi yang letaknya supra nuclear.
Sel pada puncaknya yang menghadap dentin membentuk tonjolan sitoplasma panjang dan
halus yang disebut serat dentin dari Tomes. Serat-serat ini menembus seluruh tebal dentin
dan terletak dalam saluran-saluran kecil pada dentin dan disebut sebagai tubulus dentin.
Dentin yang berada tepat di sekitar tiap tubulus sifatnya lebih refringen dan disebut
sebagai selubung Neumann. Dentin muda yang baru terbentuk disebut sebagai predentin.
Lapisan ini pada dasarnya tidak mengandung mineral dan warnanya berbeda dari dentin.
Predentin terdiri atas substansi dasar dan serat-serat kolagen dibentuk oleh odontoblas. Di
dalam dentin terdapat daerah-daerah kecil, disebut ruang interglobular, yang hanya
sebagian atau sama sekali tidak mengalami pengapuran.
Pembentukan dentin bersifat siklis dan tidak teratur, dan pada gigi yang telah lengkap
pertumbuhannya terdapat garis pertumbuhan incremental dari Owen, yang tampak
sebagai lingkaran pertumbuhan pada potongan melintang.
Dentin peka terhadap rasa raba, panas, dingin, dan konsentrasi ion hydrogen.
Diperkirakan bahwa rangsangan itu diterima oleh serat dentin dan diteruskan olehnya ke
serat saraf di dalam pulpa.
Odontoblas bertahan selama hidup dan bila dirangsang secara berlebihan atau oleh
adanya penyakit periodontal, sel odontoblas ini dapat meletakkan dentin baru, disebut
sebagai dentin ‘reparatif’. Bila odontoblas dirusak, dentin tetap ada untuk waktu lama,
tidak seperti tulang.
Adapun sifat fisik dari dentin, ialah :
Keras, warna putih kekuningan
Tahanan tarik 250 kg/cm2
Elastisitas cukup tinggi
Permeabilitas dentin :
Tubuli dentin merupakan saluran utama untuk berdifusinya cairan melalui dentin
Sebanding dengan diameter dan jumlah tubuli
Tinggi pada pulpa
Lebih rendah pada dentin akar daripada dentin mahkota dan bagian luar sangat tidak
permeable
Pada infeksi gigi reaksi radang berkembang di dalam pulpa jauh sebelum terkena infeksi
Sklerorik dentin mengurangi permeabilitas karena menyubat tubuli
Pengeboran dentin pada pada preparasi kavitas menghasilkan debris mikro kristalin yang
menutupi tubuli dentin yang disebut smear layer dan berfungsi mencegah kuman
menembus dentin.
Pulpa
Pulpa gigi adalah jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi. Jaringan ini adalah
jaringan pembentuk, penyokong, dan merupakan bagian integral dari dentin yang
mengelilinginya.
Ukuran serta bentuk pulpa ini dipengaruhi oleh tahap perkembangan giginya, yang terkait
dengan umur pasien. Tahap perkembangan gigi juga berpengaruh pada macam terapi
pulpa yang diperlukan jika misalnya pulpa terkena cedera.
Umumnya, garis luar jaringan pulpa mengikuti garis luar bentuk gigi. Bentuk garis luar
ruang pulpa mengikuti bentuk mahkota gigi dan bentuk garis luar saluran pulpa mengikuti
bentuk akar gigi. Pulpa gigi dalam rngga pulpa berasal dari jaringan mesenkim dan
mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai pembentuk, sebagai penahan, mengandung zat-
zat makanan, mengandung sel-sel saraf/sensori.
Pulpa terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
Ruang atau rongga pulpa, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian tengah
korona gigi dan selelu tunggal. Sepanjang kehidupan pulpa gigi mempunyai
kemampuan untuk mengendapkan dentin sekunder, pengendapan ini mengurangi
ukuran dari rongga pulpa.
Tanduk pulpa, yaitu ujung dari ruang pulpa.
Saluran pulpa atau saluran akar, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian
akar gigi. Pada kebanyakan kasus, jumlah saluran akar sesuai dengan jumlah akar,
tetapi sebuah akar mungkin mempunyai lebih dari sebuah saluran.
Foramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada apeks akar
berupa suatu lubang kecil.
Supplementary canal. Beberapa kar gigi mungkin mempunyai lebih dari satu
foramen, dalam hal ini, saluran tersebut mempunyai 2 atau lebih cabang dekat
apikalnya yang disebut multiple foramina / supplementary canal.
Orifice, yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. Saluran pulpa dihhubngkan
dengan ruang pulpa. Adakalanya ditemukan suatu akar mempunyai lebih dari satu
saluranpulpa, misalnya akar mesio-bukal dari M1 atas dan akar mesial dari M1
bawah mempunyai 2 saluran pulpa yang berakhir pada sebuah foramen apikal.
Di dalam pulpa terdapat berbagai jenis sel, yaitu :
Odontoblas, yaitu sel pulpa yang paling khas. Sel ini membentuk lapisan tunggal di
perifernya dan mensintesis matriks yang kemudian termineralisasi dan menjadi dentin.
Odontoblas adalah sel akhir yakni tidak mengalami lagi pembelahan sel. Odontoblas
terdiri atas dua komponen structural dan fungsional utama yakni badan sel dan prosesus
sel.
Preodontoblas. Odontoblas baru dapat tumbuh setelah odontoblas yang lama hilang akibat
cedera. Namun tumbuhnya odontoblas baru hanya bisa terjadi jika pada zona kaya akan
sel telah ada preodontoblas. Preodontoblas adalah sel yang telah terdiferensiasi sebagian
sepanjang garis odontoblas. Preodontoblas ini akan bermigrasi ke tempat terjadinya
cedera dan melanjutkan diferensiasinya pada tempat tersebut.
Fibroblast, adalah tipe sel yang paling umum terlihat dalam jumlah paling besar di pulpa
mahkota. Sel ini menghasilkan dan mempertahankan kolagen serta zat dasar pulpa dan
mengubah struktur pulpa jika ada penyakit. Akan tetapi, tidak seperti odontoblas, sel ini
mengalami kematian apoptosis dan diganti jika perlu oleh maturasi dari sel yang kurang
terdiferensiasi.
Sel cadangan. Sel ini merupakan sumber bagi sel jaringan ikat pulpa. Sel precursor ini
ditemukan di zona kaya akan sel dan inti pulpa serta dekat sekali dengan pembuluh darah.
Tampaknya, sel-sel ini merupakan sel yang pertama kali membelah ketika terjadi cedera.
Sel-sel sistem imun. Makrofag, limfosit T, dan sel dendritik juga merupakan penghuni
seluler yang normal dari pulpa. Sel dendritik dan prosesusnya ditemukan di seluruh
lapisan odontoblas dan memiliki hubungan yang dekat dengan elemen vaskuler dan
elemen saraf. Sel-sel ini merupakan bagian dari sistem respons awal dan pemantau dari
pulpa. Sel ini akan menangkap dan memaparkan antigen terhadap sel T residen dan
makrofag.
Jaringan pulpa memiliki lima fungsi yakni bersifat formatif dan bersifat suportif. Adapun
fungsi pulpa, yaitu :
Induktif. Jaringan pulpa berpartisipasi dalam memulai dan perkembangan dentin, yang
bila terbentuk, akan mengarah pada pembentukan email. Kejadian-kejadian ini
merupakan kejadian yang saling bergantung dalam arti bahwa epitel email akan
menginduksi diferensiasi odontoblas, dan odontoblas serta dentin menginduksi
pembentukan email. Interaksi epitel-mesenkim seperti itu adalah esensi dari pembentukan
gigi.
Formatif. Odontoblas membentuk dentin. Sel yang sangat special ini berpartisipasi dalam
pembentukan dentin dalam tiga cara :
Melalui sintesis dan sekresi matriks anorganik.
Melalui pengangkutan komponen anorganik ke matriks yang baru terbentuk di
saat-saat awalnya.
Melalui penciptaan lingkungan yang memungkinkan mineralisasi matriks.
Nutritif. Jaringan pulpa memasak nutrient yang sangat penting bagi pembentukan dentin
(misalnya dentin pretubuler) dan hidrasi melalui tubulus dentin.
Defensif. Jaringan pulpa juga memiliki kemampuan memroses dan mengindentifikasi zat
asing serta menimbulkan respons imun terhadap keberadaan zat asing itu. hal ini adalah
cirri khas respons pulpa terhadap karies dentin.
Sensatif. Jaringan pulpa mentransmisikan sensasi saraf yang berjalan melalui email atau
dentin ke pusat saraf yang lebih tinggi. Sensasi pulpa yang berjalan melalui dentin dan
email biasanya cepat, tajam, parah, dan ditransmisikan oleh serabut bermielin. Sensasi
yang dialami diawali di dalam inti pulpa dan ditransmisikan oleh serabut C yang lebih
kecil, biasanya lambat, lebih tumpul, dan lebih menyebar (difus).
Jaringan Pendukung Gigi
Sementum
Sementum bagian dari jaringan gigi dan termasuk juga bagian dari jaringan periodontium
karena menghubungkan gig dengan tulang rahang dengan jaringan yang terdapat di
selaput periodontal.
Bila ada rangsangan yang kuat pada gigi maka akan terjadi resorpsi/penyerapan sel-sel
sementum pada sisi yang terkena rangsangan dan pada sisi lainnya akan terbentuk
jaringan sementum baru. Pembentukan sementum yang baru kearah luar.
Jaringan sementum tidak mengadakan resorpsi atau pembentukan kembali tetapi
mengalami aposisi- makin tua umur makin tebal lapisan semen. Adapun macam-macam
sementum ialah :
Semen primer ialah semen yang terdapat pada waktu erupsi gigi.
Semen fisiologis ialah lapisan semen yang terbentuk karena meningkatnya usia.
Semen patologis ialah semen yang terbentuk karena iritasi obat-obatan pada
perawatan endodontia, karena penyakit dan sebagainya, misalnya hipersementosis.
Gingiva
Gingiva adalah bagian mukosa mulut yg mengelilingi gigi dan menutupi ridge alveolar.
Secara anatomi, gingiva dibagi atas tiga daerah :
Marginal gingiva (unattached gingiva), merupakan bagian gingiva yang mengelilingi gigi
seperti kerah baju dan tidak melekat langsung pada gigi, biasa juga disebut juga dengan
free gingiva
Attached gingiva merupakan lanjutan dari marginal gingival dan disebut juga mukosa
fungsional.
Interdental gingival, merupakan bagian gingival yang mengisi ruang interproksimal
antara dua gigi yang bersebelahan.
Ligamentum Periodontal
Ligamnetum periodontal merupakan struktur jaringan konektif yang mengelilingi
akar gigi dan mengikatnya ke tulang. Ligamen periodontal merupakan lanjutan
jaringan gingiva yang berhubungan dengan ruang sumsum tulang melalui saluran
vaskuler.
Adapun fungsi ligamnetum periodontal adalah :
Memelihata aktivitas biologik sementum dan tulang alveolar.(Fungsi Formatif)
Menyuplai nutrisi dan membersihkan produk sisa mll aliran darah dan limfe.(Fungsi
Nutritif)
Memelihara relasi gigi thdp jar.keras dan lunak. (Fungsi Fisik)
Menghantarkan tekanan taktil dan sensasi nyeri melalui jalur trigeminal. (Fungsi
Sensorik)
Serat utama ligamnetum periodontal terbagi atas enam kelompok, yaitu :
Kelompok transeptal
Kelompok crest alveolar
Kelompok horizontal
Kelompok oblique
Kelompok apikal
Kelompok interadikular
Tulang alveolar
Tulang alveolar disebut juga prosesus alveolaris yg mencakup tulang rahang secara
keseluruhan, yaitu maksila dan mandibula yg membentuk dan mendukung soket (alveoli)
gigi. Terbentuk ketika gigi erupsi dan secara perlahan hilang ketika gigi sudah dicabut.
Adapun struktur tulang alveolar ialah :
Tulang trabekular/ medular/ cancellous/ spongiosa, merupakan simpanan kalsium untuk
memenuhi kebutuhan metabolism (bagian metabolic).
Tulang kortikal/ osteid/ callus/ kompakta. Struktur dasar tulang kompak terdiri atas sistem
harvian (osteon)
Morfologi Gigi
Morfologi Gigi Anterior
Insisivus Sentralis Atas
Labial : Trapesium
Bentuk corona
Mesial/distal : Triangularis
Panjang gigi : 23,5 mm
Corona : 10,5
Radix : 13
Permukaan mesial lurus dan terletak pada sudut tegak lurus
tajam ketepi insisal.
Sudut distoinsisal membulat.
Mahkota besar dibanding akar dan merupakan gigi anterior
terbesar.
Marginal ridge jelas, lingual cekung, singulum berkembang
baik.
Mahkota berinklinasi kelingual , akar berinklinasi sedikit
kedistal.
Permukaan labial cembung dan halus.
Garis servikal paling miring ke distal.
Insisivus atas pertama lebih besar dari insisivus lateral/
kedua.
Akar tunggal, meruncing, pada potongan melintang berbentuk
segitiga.
Insisivus Lateralis Atas
Bentuk :
= I1 RA
Corona lebih kecil dan lebih bulat.
Panjang gigi : 22 mm
Corona : 9 mm
Radix : 13 mm
Tepi insisal jelas miring kebawah kepermukaan distal yang lebih
pendek.
Sudut mesioinsisal lancip dan sudut distoinsisal membulat.
Mahkota lebih membulat, lebih pendek, lebih sempit dimensi
mesiodistal dibanding insisivus pertama.
Singulum di palatal sering menutupi lubang foramen caecum
insisivus.
Permukaan palatal lebih cekung dari insisivus pertama.
Akar tunggal, runcing, apek inklinasi ke distal.
Garis servikal tidak beraturan pada permukaan mesial.
Caninus Atas
Bentuk
Labial : Pentagonal
M/D : Triangularis
Panjang gigi : 27 mm
Corona : 10 mm
Radix : 17 mm
Mahkota berbentuk segi lima dari labial/lingual dan berbentuk
triangular dari proksimal.
Cusp tunggal, runcing dan segaris dengan sumbu panjang akar.
Bagian labial cembung dan singulum lebih jelas.
Akar tunggal dan sangat panjang, potongan melintang berbentuk
segitiga membulat.
Insisivus Sentralis Bawah
Gigi paling kecil
Panjang gigi : 22 mm
Mahkota : 9,5 mm
Radix : 12,5 mm
Gigi yang paling kecil dari seluruh gigi permanen.
Lebih kecil dari Insisivus kedua bawah.
Mahkota simetris, ukuran mesial dan distal hampir sama.
Akar tunggal, mendatar mesiodistal dan berinklinasi ke distal.
Insisivus Lateralis Bawah
Gigi kedua dari garis median
Ukuran lebih besar dari I1 RB
Panjang gigi : 22 mm
Corona : 9 mm
Radix : 13 mm
Lebih besar dari insisivus pertama bawah.
• Permukaan mesial mahkota sedikit lebih panjang dari distal sehingga tepi inisisal
sedikit miring.
Caninus Bawah
Coronanya lebih panjang cervico-incisal dan lebih sempit mesio-
distal dibanding C RA
Panjang gigi : 27 mm
Corona : 11 mm
Radix : 16 mm
Servikoinsisal mahkota lebih lebih panjang dari caninus atas.
Mesiodistal, labiolingual mahkota dan akar lebih kecil dari caninus
atas.
Akar lebih pendek. Tetapi panjang gigi keseluruhan (mahkota plus
akar) hampir sama dengan caninus atas.
Permukaan labial tidak secembung caninus atas. Terutama pada
dua pertiga insisal.
Distal mahkota lebih membulat dari mesial.
Lereng mesial lebih pendek dari distal.
Morfologi Gigi Posterior
Premolar Pertama Atas
Aspek buccal: Pentagonal
Mesial/distal: Trapesium
Occlusal : Hexagonal
2 Cusp :Buccal & Palatinal
Akar : hampir semua punya 2 akar
Cusp dua buah (bukal dan palatal), cusp bukal lebih besar dari
palatal.
Lereng mesial cusp bucal lebih panjang dari distal.
Cusp palatal sedikit miring ke mesial.
Bagian oklusal lebih angular dari Premolar kedua.
Premolar Kedua Atas
Bentuk
Corona mirip P1 RA
Dimensi corona P2 lebih kecil
Mahkota kurang bersudut (lebih bulat).
Cuspis buccalis dan cuspis palatinalis hampir sama tinggi
Akar hanya satu
Sulcus centralis lebih pendek dgn bbrp fiss.tambahan.
Tdk punya fiss. Pertumbuhan marginalis.
Akar tunggal, mesiodistal datar dan lebih panjang dari
premolar pertama atas.
Cusp bukal dan palatal lebih kecil dan lebih rendah dari
premolar pertama atas.
Lereng mesial bukal cusp lebih pendek dari distal.
Bagian oklusal oval.
Molar Pertama Atas
Bentuk
 Aspek occlusal : Paralelogram/rhomboid=belah ketupat
 Aspek mesial/distal : trapesium
 Mempunyai 3 akar : Mesiobuccal & Distobuccal dan palatinal
Aspek buccal/palatinal: trapesium
Gigi molar paling besar.
Mempunyai 4 cusp dengan mesiopalatal paling besar dan distopalatal paling kecil.
Cusp bukal lebih runcing dari cusp palatal.
Bukolingual mahkota lebih besar dari mesiodistal.
Terdapat tuberculum carabelli pada cusp mesiopalatal.
Akar tiga, dan terpisah , akar palatal paling panjang dan mengembang, akar bukal
berinklinasi ke distal.
Bagian oklusal berbentuk jajaran genjang.
Molar Kedua Atas
Bentuk Mirip M1 RA, dgn perbedaan :
Ukuran lebih kecil terutama di bgn disto-palatinal mahkota.
Ukuran cervico occlusal lebih pendek 0.5 mm
Tidak terdapat cusp carabelli
Letak akar saling berdekatan
Molar Ketiga Atas
Bentuk
Aspek occlusall/ mesia/ distal  Mirip M2
Bervariasi
Sifat-sifat umum
Gigi yang terakhir erupsi  dens serotinus (wisdom tooth)
Tidak mempunyi titik kontak distal
Ukuran & bentuk  bervariasi
Sering mengalami “impaksi”
Premolar Pertama Bawah
Fossa oklusal distal lebih besar dari mesial.
Cusp bukal besar dan runcing, cusp lingual kecil.
Mahkota inklinasi ke palatal.
Permukaan bukal mahkota cembung permukaan lingual
hampir lurus.
Bagian oklusal sirkular, mendatar pada mesiolingual.
Akar tunggal, bulat dan inklinasi ke distal.
Premolar Kedua Bawah
Bentuk
 Corona (asp bucc)  Pentagonal
 Aspek Mesial/distal  Rhomboidal
Radix  tunggal & kerucut
 Cusp  secara umum ada 3(tiga) Buccal : 1 Lingual : 2
Perbedaan dengan P1
 Ukuran labioingual : P2>P1
 Cusp buccal : P2<P1
Tidak terdapat “fisura pertumbuhan marginalis”
Crista marginalis membagi as gigi secara tegak lurus
Molar Pertama Bawah
Bentuk
 Aspek occlusal : Pentagonal
 Aspek mesial/distal : Rhomboidal
 Mempunyai 2 akar : Mesial & Distal
Ukuran mesiodistal > labiolingual
 Aspek buccal/lingual : trapesium
Gigi terbesar pada rahang bawah.
Mempunyai 5 cusp, 3 bukal dan 2 lingual.
Permukaan bukal berinklinasi ke lingual.
Mesiodistal mahkota lebih besar dari bukolingual.
Bagian oklusal berbentuk segi empat.
Mempunyai 2 akar, akar mesial lebih panjang, akar distal lebih bulat.
Molar Kedua Bawah
Bentuk
 Aspek occlusal : empat persegi panjang
 Aspek mesial/distal : Rhomboidal
 Radix 2 : mesial&distal
Terdapat fisura pertumbuhan buccalis, memisahkan:Cusp mesiobuccalis&Cusp
distobuccalis
Terdapat fisura pertumbuhan lingualis
Ukuran M2 < M1
Fisura pertumbuhan mesialis  Dangkal & pendek
Molar Ketiga Bawah
Bentuk
Aspek occlusall/ mesia/ distal  Mirip M2
Bervariasi
Sifat-sifat umum
Gigi yang terakhir erupsi  dens serotinus (wisdom tooth)
Tidak mempunyi titik kontak distal
Ukuran & bentuk  bervariasi
Sering mengalami “impaksi”
Mempunyai 2 tipe umum:
Tipe I
Terdapat 4 cusp
Ukuran : besar/kecil dari M2 RB
Ukuran M3 RB  M3 RA
Tipe II
 Terdapat 5 cusp  supplemental groove
Ukuran, jumlah akar  bervariasi
 Mempunyai 2 akar  bersatu (fusi)
Mempunyai > 2 akar

More Related Content

What's hot

DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
devita nuryco
 
10. morfologi gigi permanent rahang bawah
10. morfologi gigi permanent rahang bawah10. morfologi gigi permanent rahang bawah
10. morfologi gigi permanent rahang bawah
hasril hasanuddin
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Ferdiana Agustin
 
003 morfologi oklusi 2013
003 morfologi oklusi 2013003 morfologi oklusi 2013
003 morfologi oklusi 2013
Anis Istiqomah
 
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
firman putra sujai
 
Histologi Rongga Mulut
Histologi Rongga Mulut Histologi Rongga Mulut
Histologi Rongga Mulut
PSPDG-UNUD
 
8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full
hasril hasanuddin
 
5. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 atas
5. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 atas5. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 atas
5. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 atas
hasril hasanuddin
 
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan PeriapikalInterpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan PeriapikalAmalia Virgita
 
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
hasril hasanuddin
 
LITREF BM
LITREF BMLITREF BM
LITREF BM
manu bawa
 
Makalah torus mandibula
Makalah torus mandibulaMakalah torus mandibula
Makalah torus mandibula
Ferdiana Agustin
 
Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrik
ERA MULIANA SADARI
 
3. anatomi gigi insisivus kedua atas &amp; bawah
3. anatomi gigi insisivus kedua atas &amp; bawah3. anatomi gigi insisivus kedua atas &amp; bawah
3. anatomi gigi insisivus kedua atas &amp; bawah
hasril hasanuddin
 
6. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 bawah
6. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 bawah6. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 bawah
6. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 bawah
hasril hasanuddin
 
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuh
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuhFungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuh
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuh
Ferdiana Agustin
 
149498524 imunologi-rongga-mulut-pptx
149498524 imunologi-rongga-mulut-pptx149498524 imunologi-rongga-mulut-pptx
149498524 imunologi-rongga-mulut-pptx
premaysari
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Tenri Ashari Wanahari
 
7. anatomi gigi molar 1 atas &amp; bawah
7. anatomi gigi molar 1 atas &amp; bawah7. anatomi gigi molar 1 atas &amp; bawah
7. anatomi gigi molar 1 atas &amp; bawah
hasril hasanuddin
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkap
ikaa388
 

What's hot (20)

DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
 
10. morfologi gigi permanent rahang bawah
10. morfologi gigi permanent rahang bawah10. morfologi gigi permanent rahang bawah
10. morfologi gigi permanent rahang bawah
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
 
003 morfologi oklusi 2013
003 morfologi oklusi 2013003 morfologi oklusi 2013
003 morfologi oklusi 2013
 
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
 
Histologi Rongga Mulut
Histologi Rongga Mulut Histologi Rongga Mulut
Histologi Rongga Mulut
 
8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full
 
5. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 atas
5. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 atas5. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 atas
5. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 atas
 
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan PeriapikalInterpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
Interpretasi Foto Rontgen: Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal
 
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
 
LITREF BM
LITREF BMLITREF BM
LITREF BM
 
Makalah torus mandibula
Makalah torus mandibulaMakalah torus mandibula
Makalah torus mandibula
 
Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrik
 
3. anatomi gigi insisivus kedua atas &amp; bawah
3. anatomi gigi insisivus kedua atas &amp; bawah3. anatomi gigi insisivus kedua atas &amp; bawah
3. anatomi gigi insisivus kedua atas &amp; bawah
 
6. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 bawah
6. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 bawah6. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 bawah
6. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 bawah
 
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuh
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuhFungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuh
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuh
 
149498524 imunologi-rongga-mulut-pptx
149498524 imunologi-rongga-mulut-pptx149498524 imunologi-rongga-mulut-pptx
149498524 imunologi-rongga-mulut-pptx
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
 
7. anatomi gigi molar 1 atas &amp; bawah
7. anatomi gigi molar 1 atas &amp; bawah7. anatomi gigi molar 1 atas &amp; bawah
7. anatomi gigi molar 1 atas &amp; bawah
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkap
 

Viewers also liked

struktur histologis gigi
struktur histologis gigistruktur histologis gigi
struktur histologis gigi
wayan sugiritama
 
Jaringan Penyangga Gigi
Jaringan Penyangga GigiJaringan Penyangga Gigi
Jaringan Penyangga GigiPSPDG-UNUD
 
Enamel Dentin Pulpa
Enamel Dentin PulpaEnamel Dentin Pulpa
Enamel Dentin Pulpa
PSPDG-UNUD
 
11. anatomi gigi
11. anatomi gigi11. anatomi gigi
11. anatomi gigi
hasril hasanuddin
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksiDio Altha
 
Plan de tratamiento y pronostico
Plan de tratamiento y pronosticoPlan de tratamiento y pronostico
Plan de tratamiento y pronostico
Amaru Simon Jimenez
 
Sk 3
Sk 3Sk 3
Gizi pada kesehatan gigi
Gizi pada kesehatan gigiGizi pada kesehatan gigi
Gizi pada kesehatan gigiLicia Dewi
 
DrKepic
DrKepicDrKepic
DrKepic
jefflederhaus
 
Primary teeth original
Primary teeth originalPrimary teeth original
Primary teeth original
Silmi Armadiani
 
Morphology of Permanent Teeth
Morphology of Permanent TeethMorphology of Permanent Teeth
Morphology of Permanent Teeth
Silmi Armadiani
 
Ke imman power point
Ke imman power pointKe imman power point
Ke imman power point
almukaramah
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
hasril hasanuddin
 
Pedoman administrasi IMM
Pedoman administrasi IMMPedoman administrasi IMM
Pedoman administrasi IMM
Yandi Novia (Debu Yandi)
 
Dental anomaly
Dental anomalyDental anomaly
Dental anomaly
arsalanhosseini
 
Prognosis in periodontics
Prognosis in periodonticsPrognosis in periodontics
Prognosis in periodontics
DrRoopse Singh
 
Ppt teori organisasi
Ppt teori organisasiPpt teori organisasi
Ppt teori organisasi
Wellyatul Adawiyah
 
Gingiva
GingivaGingiva
Gingiva
Partha Singha
 

Viewers also liked (20)

struktur histologis gigi
struktur histologis gigistruktur histologis gigi
struktur histologis gigi
 
Jaringan Penyangga Gigi
Jaringan Penyangga GigiJaringan Penyangga Gigi
Jaringan Penyangga Gigi
 
Enamel Dentin Pulpa
Enamel Dentin PulpaEnamel Dentin Pulpa
Enamel Dentin Pulpa
 
11. anatomi gigi
11. anatomi gigi11. anatomi gigi
11. anatomi gigi
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
 
Plan de tratamiento y pronostico
Plan de tratamiento y pronosticoPlan de tratamiento y pronostico
Plan de tratamiento y pronostico
 
Sk 3
Sk 3Sk 3
Sk 3
 
Gizi pada kesehatan gigi
Gizi pada kesehatan gigiGizi pada kesehatan gigi
Gizi pada kesehatan gigi
 
DrKepic
DrKepicDrKepic
DrKepic
 
Primary teeth original
Primary teeth originalPrimary teeth original
Primary teeth original
 
Morphology of Permanent Teeth
Morphology of Permanent TeethMorphology of Permanent Teeth
Morphology of Permanent Teeth
 
Ke imman power point
Ke imman power pointKe imman power point
Ke imman power point
 
Logbook modul 2 bod arif dfdg
Logbook modul 2 bod arif dfdgLogbook modul 2 bod arif dfdg
Logbook modul 2 bod arif dfdg
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
 
Pedoman administrasi IMM
Pedoman administrasi IMMPedoman administrasi IMM
Pedoman administrasi IMM
 
Karies dan gingivitis
Karies dan gingivitisKaries dan gingivitis
Karies dan gingivitis
 
Dental anomaly
Dental anomalyDental anomaly
Dental anomaly
 
Prognosis in periodontics
Prognosis in periodonticsPrognosis in periodontics
Prognosis in periodontics
 
Ppt teori organisasi
Ppt teori organisasiPpt teori organisasi
Ppt teori organisasi
 
Gingiva
GingivaGingiva
Gingiva
 

Similar to Struktur jaringan gigi

struktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigistruktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigi
Ferdiana Agustin
 
Baru laporan modul 2 3
Baru laporan modul 2 3Baru laporan modul 2 3
Baru laporan modul 2 3
Thary's Phyup
 
OMSK
OMSKOMSK
Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2
Elfon Pratama
 
Dokumen.tips anatomi mukosa-oral
Dokumen.tips anatomi mukosa-oralDokumen.tips anatomi mukosa-oral
Dokumen.tips anatomi mukosa-oral
CinantyaHafizh
 
298411631-HISTOLOGI-TELINGA.ppt
298411631-HISTOLOGI-TELINGA.ppt298411631-HISTOLOGI-TELINGA.ppt
298411631-HISTOLOGI-TELINGA.ppt
WahyujawaI
 
Anatomi sistem pendengaran
Anatomi sistem pendengaranAnatomi sistem pendengaran
Anatomi sistem pendengaran
Septian Muna Barakati
 
Abstrak dan learning tasks struktur histologi rongga mulut dan faring pspdg f...
Abstrak dan learning tasks struktur histologi rongga mulut dan faring pspdg f...Abstrak dan learning tasks struktur histologi rongga mulut dan faring pspdg f...
Abstrak dan learning tasks struktur histologi rongga mulut dan faring pspdg f...
Histologifkunud
 
Referat Presbikusis
Referat PresbikusisReferat Presbikusis
Referat Presbikusis
dr. Bobby Ahmad
 
Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
pjj_kemenkes
 
Struktur Histologi Rongga Mulut Oleh dr. I Wayan Sugiritama, M.Kes
Struktur Histologi Rongga Mulut Oleh dr. I Wayan Sugiritama, M.KesStruktur Histologi Rongga Mulut Oleh dr. I Wayan Sugiritama, M.Kes
Struktur Histologi Rongga Mulut Oleh dr. I Wayan Sugiritama, M.Kes
Histologifkunud
 
Rongga mulut
Rongga mulutRongga mulut
Vertigo
VertigoVertigo
Vertigo
fikri asyura
 
Lkm 2-kelompok-4
Lkm 2-kelompok-4Lkm 2-kelompok-4
Lkm 2-kelompok-4
Alfun Hidayatulloh
 
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan AmeloblastomaRencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Nabilah Kusuma
 
ppt. Sistem penginderaan
ppt. Sistem penginderaanppt. Sistem penginderaan
ppt. Sistem penginderaan
M. Nurcholis | SMA N 1 KALIORANG
 
Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut
wayan sugiritama
 
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
CabutgigiPromo
 
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
ScalinggigiSurabaya
 

Similar to Struktur jaringan gigi (20)

struktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigistruktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigi
 
Baru laporan modul 2 3
Baru laporan modul 2 3Baru laporan modul 2 3
Baru laporan modul 2 3
 
OMSK
OMSKOMSK
OMSK
 
Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2
 
Dokumen.tips anatomi mukosa-oral
Dokumen.tips anatomi mukosa-oralDokumen.tips anatomi mukosa-oral
Dokumen.tips anatomi mukosa-oral
 
298411631-HISTOLOGI-TELINGA.ppt
298411631-HISTOLOGI-TELINGA.ppt298411631-HISTOLOGI-TELINGA.ppt
298411631-HISTOLOGI-TELINGA.ppt
 
Anatomi sistem pendengaran
Anatomi sistem pendengaranAnatomi sistem pendengaran
Anatomi sistem pendengaran
 
Abstrak dan learning tasks struktur histologi rongga mulut dan faring pspdg f...
Abstrak dan learning tasks struktur histologi rongga mulut dan faring pspdg f...Abstrak dan learning tasks struktur histologi rongga mulut dan faring pspdg f...
Abstrak dan learning tasks struktur histologi rongga mulut dan faring pspdg f...
 
Referat Presbikusis
Referat PresbikusisReferat Presbikusis
Referat Presbikusis
 
Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
 
KELOMPOK 4 PPKn
KELOMPOK 4 PPKnKELOMPOK 4 PPKn
KELOMPOK 4 PPKn
 
Struktur Histologi Rongga Mulut Oleh dr. I Wayan Sugiritama, M.Kes
Struktur Histologi Rongga Mulut Oleh dr. I Wayan Sugiritama, M.KesStruktur Histologi Rongga Mulut Oleh dr. I Wayan Sugiritama, M.Kes
Struktur Histologi Rongga Mulut Oleh dr. I Wayan Sugiritama, M.Kes
 
Rongga mulut
Rongga mulutRongga mulut
Rongga mulut
 
Vertigo
VertigoVertigo
Vertigo
 
Lkm 2-kelompok-4
Lkm 2-kelompok-4Lkm 2-kelompok-4
Lkm 2-kelompok-4
 
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan AmeloblastomaRencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
 
ppt. Sistem penginderaan
ppt. Sistem penginderaanppt. Sistem penginderaan
ppt. Sistem penginderaan
 
Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut
 
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
 
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
 

Struktur jaringan gigi

  • 1. Struktur Jaringan Gigi Gigi terdiri dari beberapa jaringan pembentuk. Secara garis besar, jaringan pembentuk gigi ada 3, yaitu email, dentin, dan pulpa. Email Email adalah lapisan terluar yang melapisi mahkota gigi. Email berasal dari epitel (ektodermal) yang merupakan bahan terkeras pada tubuh manusia dan paling banyak mengandung kalsium. Secara kimia, email merupakan Kristal yang terkalsifikasi dengan persentase bahan anorganik 95-99 %, terutama sebagai kalsium fosfat, dalam bentuk Kristal apatit, dan bahan matriks organic 1 %, dan sisanya adalah air. Matriks organic email tidak terdiri atas serabut-serabut kolageb tetapi terdiri atas sekurang-kurangnya 2 golongan protein heterogen yang disebut amelogenin dan enamelin. Enamelin terdiri atas asam aspartat, serin, glisin, prolin, dan asam glutamate. Hidroksi apatit merupakan unsure mineral yang paling banyak. Email merupakan jaringan semitranslusen, sehingga warna gigi bergantung kepada warna dentin di bawah email, ketebaan email, dan banyaknya stain pada email. Ketebalan email tidak sama, paling tebal di daerah oklusal atau insisal dan makin menipis mendekati pertautannya dengan sementum. Unit structural email adalah prisma (batang) email, dengan substansi interprismatik di antara prisma-prisma tersebut. Setiap batang terbentang pada keseluruhan tebal lapisan email. Setiap prisma letaknya tegak lurus terhadap permukaan dentin, dari batas email- dentin ke permukaan gigi. Tetapi di bagian tengah tersusun dalam bentuk sedikit spiral. Tiap prisma dibentuk oleh satu ameloblas dan pada potongan melintang tampak seperti sisik serta dasar prisma-prisma email tersebut berbentuk heksagonal. Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Selsilindris tinggi ini mempunyai banyak mitokondria di bawah inti reticulum endoplasma kasar dan kompleks golgi yang berkembang baik. Setiap ameloblas memiliki juluran apical, dikenal sebagai prosesus Tomes. Mengandung banyak granul sekresi. Granul ini mengandung protein yang menyusun matriks email. Adapun sifat fisik email, sebagai berikut : Warna putih keabu-abuan transparan Kekuatan tarikan kurang lebih 100 kg/cm2
  • 2. Kekuatan kompressinya 2100 – 3500 kg/cm2 Bersifat getas Ketebalan pada cusp kurang lebih 2,5 mm Sifat termal email : Meneruskan panas dengan konduksi Tidak menghantarkan listrik tetapi mentransmisi listrik Permeabilitas email : Bersifat permiabel terhadap sejumlah material baik invivo/ invitro Dapat dipenetrasi oleh molekul yang cukup besar pada suhu kamar/ suhu tubuh. Dentin Dentin merupakan komponen terbesar jaringan keras gigi. Di daerah mahkota ditutupi oleh email, sedangkan di daerah akar ditutupi oleh sementum. Secara internal, dentin membentuk dinding rongga pulpa. Dentin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan yang telah mengalami kalsifikasi sama seperti tulang, tetapi sifatnya lebih keras karena kadar garam kalsiumnya lebih besar (80%) dalam bentuk hidroksi apatit. Zat antar sel organic (20%) terutama terdiri atas serat-serat kolagen dan glikosaminoglikans, yang disintesis oleh sel yang disebut odontoblas. Odontoblas membentuk selapis sel-sel yang terletak di pinggir pulpa menghadap permukaan dalam dentin. Odontoblas berasal dari mesenkim, berbentuk silindris dan inti di bagian basal. Sitoplasmanya basofilik dengan banyak RE bergranula, dan seluruh aparat golgi yang letaknya supra nuclear. Sel pada puncaknya yang menghadap dentin membentuk tonjolan sitoplasma panjang dan halus yang disebut serat dentin dari Tomes. Serat-serat ini menembus seluruh tebal dentin dan terletak dalam saluran-saluran kecil pada dentin dan disebut sebagai tubulus dentin. Dentin yang berada tepat di sekitar tiap tubulus sifatnya lebih refringen dan disebut sebagai selubung Neumann. Dentin muda yang baru terbentuk disebut sebagai predentin. Lapisan ini pada dasarnya tidak mengandung mineral dan warnanya berbeda dari dentin. Predentin terdiri atas substansi dasar dan serat-serat kolagen dibentuk oleh odontoblas. Di dalam dentin terdapat daerah-daerah kecil, disebut ruang interglobular, yang hanya sebagian atau sama sekali tidak mengalami pengapuran.
  • 3. Pembentukan dentin bersifat siklis dan tidak teratur, dan pada gigi yang telah lengkap pertumbuhannya terdapat garis pertumbuhan incremental dari Owen, yang tampak sebagai lingkaran pertumbuhan pada potongan melintang. Dentin peka terhadap rasa raba, panas, dingin, dan konsentrasi ion hydrogen. Diperkirakan bahwa rangsangan itu diterima oleh serat dentin dan diteruskan olehnya ke serat saraf di dalam pulpa. Odontoblas bertahan selama hidup dan bila dirangsang secara berlebihan atau oleh adanya penyakit periodontal, sel odontoblas ini dapat meletakkan dentin baru, disebut sebagai dentin ‘reparatif’. Bila odontoblas dirusak, dentin tetap ada untuk waktu lama, tidak seperti tulang. Adapun sifat fisik dari dentin, ialah : Keras, warna putih kekuningan Tahanan tarik 250 kg/cm2 Elastisitas cukup tinggi Permeabilitas dentin : Tubuli dentin merupakan saluran utama untuk berdifusinya cairan melalui dentin Sebanding dengan diameter dan jumlah tubuli Tinggi pada pulpa Lebih rendah pada dentin akar daripada dentin mahkota dan bagian luar sangat tidak permeable Pada infeksi gigi reaksi radang berkembang di dalam pulpa jauh sebelum terkena infeksi Sklerorik dentin mengurangi permeabilitas karena menyubat tubuli Pengeboran dentin pada pada preparasi kavitas menghasilkan debris mikro kristalin yang menutupi tubuli dentin yang disebut smear layer dan berfungsi mencegah kuman menembus dentin.
  • 4. Pulpa Pulpa gigi adalah jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi. Jaringan ini adalah jaringan pembentuk, penyokong, dan merupakan bagian integral dari dentin yang mengelilinginya. Ukuran serta bentuk pulpa ini dipengaruhi oleh tahap perkembangan giginya, yang terkait dengan umur pasien. Tahap perkembangan gigi juga berpengaruh pada macam terapi pulpa yang diperlukan jika misalnya pulpa terkena cedera. Umumnya, garis luar jaringan pulpa mengikuti garis luar bentuk gigi. Bentuk garis luar ruang pulpa mengikuti bentuk mahkota gigi dan bentuk garis luar saluran pulpa mengikuti bentuk akar gigi. Pulpa gigi dalam rngga pulpa berasal dari jaringan mesenkim dan mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai pembentuk, sebagai penahan, mengandung zat- zat makanan, mengandung sel-sel saraf/sensori. Pulpa terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Ruang atau rongga pulpa, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian tengah korona gigi dan selelu tunggal. Sepanjang kehidupan pulpa gigi mempunyai kemampuan untuk mengendapkan dentin sekunder, pengendapan ini mengurangi ukuran dari rongga pulpa. Tanduk pulpa, yaitu ujung dari ruang pulpa. Saluran pulpa atau saluran akar, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian akar gigi. Pada kebanyakan kasus, jumlah saluran akar sesuai dengan jumlah akar, tetapi sebuah akar mungkin mempunyai lebih dari sebuah saluran. Foramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada apeks akar berupa suatu lubang kecil. Supplementary canal. Beberapa kar gigi mungkin mempunyai lebih dari satu foramen, dalam hal ini, saluran tersebut mempunyai 2 atau lebih cabang dekat apikalnya yang disebut multiple foramina / supplementary canal. Orifice, yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. Saluran pulpa dihhubngkan dengan ruang pulpa. Adakalanya ditemukan suatu akar mempunyai lebih dari satu saluranpulpa, misalnya akar mesio-bukal dari M1 atas dan akar mesial dari M1 bawah mempunyai 2 saluran pulpa yang berakhir pada sebuah foramen apikal. Di dalam pulpa terdapat berbagai jenis sel, yaitu :
  • 5. Odontoblas, yaitu sel pulpa yang paling khas. Sel ini membentuk lapisan tunggal di perifernya dan mensintesis matriks yang kemudian termineralisasi dan menjadi dentin. Odontoblas adalah sel akhir yakni tidak mengalami lagi pembelahan sel. Odontoblas terdiri atas dua komponen structural dan fungsional utama yakni badan sel dan prosesus sel. Preodontoblas. Odontoblas baru dapat tumbuh setelah odontoblas yang lama hilang akibat cedera. Namun tumbuhnya odontoblas baru hanya bisa terjadi jika pada zona kaya akan sel telah ada preodontoblas. Preodontoblas adalah sel yang telah terdiferensiasi sebagian sepanjang garis odontoblas. Preodontoblas ini akan bermigrasi ke tempat terjadinya cedera dan melanjutkan diferensiasinya pada tempat tersebut. Fibroblast, adalah tipe sel yang paling umum terlihat dalam jumlah paling besar di pulpa mahkota. Sel ini menghasilkan dan mempertahankan kolagen serta zat dasar pulpa dan mengubah struktur pulpa jika ada penyakit. Akan tetapi, tidak seperti odontoblas, sel ini mengalami kematian apoptosis dan diganti jika perlu oleh maturasi dari sel yang kurang terdiferensiasi. Sel cadangan. Sel ini merupakan sumber bagi sel jaringan ikat pulpa. Sel precursor ini ditemukan di zona kaya akan sel dan inti pulpa serta dekat sekali dengan pembuluh darah. Tampaknya, sel-sel ini merupakan sel yang pertama kali membelah ketika terjadi cedera. Sel-sel sistem imun. Makrofag, limfosit T, dan sel dendritik juga merupakan penghuni seluler yang normal dari pulpa. Sel dendritik dan prosesusnya ditemukan di seluruh lapisan odontoblas dan memiliki hubungan yang dekat dengan elemen vaskuler dan elemen saraf. Sel-sel ini merupakan bagian dari sistem respons awal dan pemantau dari pulpa. Sel ini akan menangkap dan memaparkan antigen terhadap sel T residen dan makrofag. Jaringan pulpa memiliki lima fungsi yakni bersifat formatif dan bersifat suportif. Adapun fungsi pulpa, yaitu : Induktif. Jaringan pulpa berpartisipasi dalam memulai dan perkembangan dentin, yang bila terbentuk, akan mengarah pada pembentukan email. Kejadian-kejadian ini merupakan kejadian yang saling bergantung dalam arti bahwa epitel email akan menginduksi diferensiasi odontoblas, dan odontoblas serta dentin menginduksi pembentukan email. Interaksi epitel-mesenkim seperti itu adalah esensi dari pembentukan gigi.
  • 6. Formatif. Odontoblas membentuk dentin. Sel yang sangat special ini berpartisipasi dalam pembentukan dentin dalam tiga cara : Melalui sintesis dan sekresi matriks anorganik. Melalui pengangkutan komponen anorganik ke matriks yang baru terbentuk di saat-saat awalnya. Melalui penciptaan lingkungan yang memungkinkan mineralisasi matriks. Nutritif. Jaringan pulpa memasak nutrient yang sangat penting bagi pembentukan dentin (misalnya dentin pretubuler) dan hidrasi melalui tubulus dentin. Defensif. Jaringan pulpa juga memiliki kemampuan memroses dan mengindentifikasi zat asing serta menimbulkan respons imun terhadap keberadaan zat asing itu. hal ini adalah cirri khas respons pulpa terhadap karies dentin. Sensatif. Jaringan pulpa mentransmisikan sensasi saraf yang berjalan melalui email atau dentin ke pusat saraf yang lebih tinggi. Sensasi pulpa yang berjalan melalui dentin dan email biasanya cepat, tajam, parah, dan ditransmisikan oleh serabut bermielin. Sensasi yang dialami diawali di dalam inti pulpa dan ditransmisikan oleh serabut C yang lebih kecil, biasanya lambat, lebih tumpul, dan lebih menyebar (difus). Jaringan Pendukung Gigi Sementum Sementum bagian dari jaringan gigi dan termasuk juga bagian dari jaringan periodontium karena menghubungkan gig dengan tulang rahang dengan jaringan yang terdapat di selaput periodontal. Bila ada rangsangan yang kuat pada gigi maka akan terjadi resorpsi/penyerapan sel-sel sementum pada sisi yang terkena rangsangan dan pada sisi lainnya akan terbentuk jaringan sementum baru. Pembentukan sementum yang baru kearah luar. Jaringan sementum tidak mengadakan resorpsi atau pembentukan kembali tetapi mengalami aposisi- makin tua umur makin tebal lapisan semen. Adapun macam-macam sementum ialah : Semen primer ialah semen yang terdapat pada waktu erupsi gigi. Semen fisiologis ialah lapisan semen yang terbentuk karena meningkatnya usia. Semen patologis ialah semen yang terbentuk karena iritasi obat-obatan pada perawatan endodontia, karena penyakit dan sebagainya, misalnya hipersementosis.
  • 7. Gingiva Gingiva adalah bagian mukosa mulut yg mengelilingi gigi dan menutupi ridge alveolar. Secara anatomi, gingiva dibagi atas tiga daerah : Marginal gingiva (unattached gingiva), merupakan bagian gingiva yang mengelilingi gigi seperti kerah baju dan tidak melekat langsung pada gigi, biasa juga disebut juga dengan free gingiva Attached gingiva merupakan lanjutan dari marginal gingival dan disebut juga mukosa fungsional. Interdental gingival, merupakan bagian gingival yang mengisi ruang interproksimal antara dua gigi yang bersebelahan. Ligamentum Periodontal Ligamnetum periodontal merupakan struktur jaringan konektif yang mengelilingi akar gigi dan mengikatnya ke tulang. Ligamen periodontal merupakan lanjutan jaringan gingiva yang berhubungan dengan ruang sumsum tulang melalui saluran vaskuler. Adapun fungsi ligamnetum periodontal adalah : Memelihata aktivitas biologik sementum dan tulang alveolar.(Fungsi Formatif) Menyuplai nutrisi dan membersihkan produk sisa mll aliran darah dan limfe.(Fungsi Nutritif) Memelihara relasi gigi thdp jar.keras dan lunak. (Fungsi Fisik) Menghantarkan tekanan taktil dan sensasi nyeri melalui jalur trigeminal. (Fungsi Sensorik) Serat utama ligamnetum periodontal terbagi atas enam kelompok, yaitu : Kelompok transeptal Kelompok crest alveolar Kelompok horizontal Kelompok oblique Kelompok apikal
  • 8. Kelompok interadikular Tulang alveolar Tulang alveolar disebut juga prosesus alveolaris yg mencakup tulang rahang secara keseluruhan, yaitu maksila dan mandibula yg membentuk dan mendukung soket (alveoli) gigi. Terbentuk ketika gigi erupsi dan secara perlahan hilang ketika gigi sudah dicabut. Adapun struktur tulang alveolar ialah : Tulang trabekular/ medular/ cancellous/ spongiosa, merupakan simpanan kalsium untuk memenuhi kebutuhan metabolism (bagian metabolic). Tulang kortikal/ osteid/ callus/ kompakta. Struktur dasar tulang kompak terdiri atas sistem harvian (osteon) Morfologi Gigi Morfologi Gigi Anterior Insisivus Sentralis Atas Labial : Trapesium Bentuk corona Mesial/distal : Triangularis Panjang gigi : 23,5 mm Corona : 10,5 Radix : 13 Permukaan mesial lurus dan terletak pada sudut tegak lurus tajam ketepi insisal. Sudut distoinsisal membulat. Mahkota besar dibanding akar dan merupakan gigi anterior terbesar. Marginal ridge jelas, lingual cekung, singulum berkembang baik. Mahkota berinklinasi kelingual , akar berinklinasi sedikit
  • 9. kedistal. Permukaan labial cembung dan halus. Garis servikal paling miring ke distal. Insisivus atas pertama lebih besar dari insisivus lateral/ kedua. Akar tunggal, meruncing, pada potongan melintang berbentuk segitiga. Insisivus Lateralis Atas Bentuk : = I1 RA Corona lebih kecil dan lebih bulat. Panjang gigi : 22 mm Corona : 9 mm Radix : 13 mm Tepi insisal jelas miring kebawah kepermukaan distal yang lebih pendek. Sudut mesioinsisal lancip dan sudut distoinsisal membulat. Mahkota lebih membulat, lebih pendek, lebih sempit dimensi mesiodistal dibanding insisivus pertama. Singulum di palatal sering menutupi lubang foramen caecum insisivus. Permukaan palatal lebih cekung dari insisivus pertama. Akar tunggal, runcing, apek inklinasi ke distal. Garis servikal tidak beraturan pada permukaan mesial. Caninus Atas Bentuk Labial : Pentagonal M/D : Triangularis Panjang gigi : 27 mm Corona : 10 mm
  • 10. Radix : 17 mm Mahkota berbentuk segi lima dari labial/lingual dan berbentuk triangular dari proksimal. Cusp tunggal, runcing dan segaris dengan sumbu panjang akar. Bagian labial cembung dan singulum lebih jelas. Akar tunggal dan sangat panjang, potongan melintang berbentuk segitiga membulat. Insisivus Sentralis Bawah Gigi paling kecil Panjang gigi : 22 mm Mahkota : 9,5 mm Radix : 12,5 mm Gigi yang paling kecil dari seluruh gigi permanen. Lebih kecil dari Insisivus kedua bawah. Mahkota simetris, ukuran mesial dan distal hampir sama. Akar tunggal, mendatar mesiodistal dan berinklinasi ke distal. Insisivus Lateralis Bawah Gigi kedua dari garis median Ukuran lebih besar dari I1 RB Panjang gigi : 22 mm Corona : 9 mm Radix : 13 mm Lebih besar dari insisivus pertama bawah. • Permukaan mesial mahkota sedikit lebih panjang dari distal sehingga tepi inisisal sedikit miring. Caninus Bawah Coronanya lebih panjang cervico-incisal dan lebih sempit mesio- distal dibanding C RA
  • 11. Panjang gigi : 27 mm Corona : 11 mm Radix : 16 mm Servikoinsisal mahkota lebih lebih panjang dari caninus atas. Mesiodistal, labiolingual mahkota dan akar lebih kecil dari caninus atas. Akar lebih pendek. Tetapi panjang gigi keseluruhan (mahkota plus akar) hampir sama dengan caninus atas. Permukaan labial tidak secembung caninus atas. Terutama pada dua pertiga insisal. Distal mahkota lebih membulat dari mesial. Lereng mesial lebih pendek dari distal. Morfologi Gigi Posterior Premolar Pertama Atas Aspek buccal: Pentagonal Mesial/distal: Trapesium Occlusal : Hexagonal 2 Cusp :Buccal & Palatinal Akar : hampir semua punya 2 akar Cusp dua buah (bukal dan palatal), cusp bukal lebih besar dari palatal. Lereng mesial cusp bucal lebih panjang dari distal. Cusp palatal sedikit miring ke mesial. Bagian oklusal lebih angular dari Premolar kedua. Premolar Kedua Atas Bentuk Corona mirip P1 RA Dimensi corona P2 lebih kecil Mahkota kurang bersudut (lebih bulat).
  • 12. Cuspis buccalis dan cuspis palatinalis hampir sama tinggi Akar hanya satu Sulcus centralis lebih pendek dgn bbrp fiss.tambahan. Tdk punya fiss. Pertumbuhan marginalis. Akar tunggal, mesiodistal datar dan lebih panjang dari premolar pertama atas. Cusp bukal dan palatal lebih kecil dan lebih rendah dari premolar pertama atas. Lereng mesial bukal cusp lebih pendek dari distal. Bagian oklusal oval. Molar Pertama Atas Bentuk  Aspek occlusal : Paralelogram/rhomboid=belah ketupat  Aspek mesial/distal : trapesium  Mempunyai 3 akar : Mesiobuccal & Distobuccal dan palatinal Aspek buccal/palatinal: trapesium Gigi molar paling besar. Mempunyai 4 cusp dengan mesiopalatal paling besar dan distopalatal paling kecil. Cusp bukal lebih runcing dari cusp palatal. Bukolingual mahkota lebih besar dari mesiodistal. Terdapat tuberculum carabelli pada cusp mesiopalatal. Akar tiga, dan terpisah , akar palatal paling panjang dan mengembang, akar bukal berinklinasi ke distal. Bagian oklusal berbentuk jajaran genjang. Molar Kedua Atas Bentuk Mirip M1 RA, dgn perbedaan : Ukuran lebih kecil terutama di bgn disto-palatinal mahkota. Ukuran cervico occlusal lebih pendek 0.5 mm Tidak terdapat cusp carabelli Letak akar saling berdekatan
  • 13. Molar Ketiga Atas Bentuk Aspek occlusall/ mesia/ distal  Mirip M2 Bervariasi Sifat-sifat umum Gigi yang terakhir erupsi  dens serotinus (wisdom tooth) Tidak mempunyi titik kontak distal Ukuran & bentuk  bervariasi Sering mengalami “impaksi” Premolar Pertama Bawah Fossa oklusal distal lebih besar dari mesial. Cusp bukal besar dan runcing, cusp lingual kecil. Mahkota inklinasi ke palatal. Permukaan bukal mahkota cembung permukaan lingual hampir lurus. Bagian oklusal sirkular, mendatar pada mesiolingual. Akar tunggal, bulat dan inklinasi ke distal. Premolar Kedua Bawah Bentuk  Corona (asp bucc)  Pentagonal  Aspek Mesial/distal  Rhomboidal Radix  tunggal & kerucut  Cusp  secara umum ada 3(tiga) Buccal : 1 Lingual : 2 Perbedaan dengan P1  Ukuran labioingual : P2>P1  Cusp buccal : P2<P1
  • 14. Tidak terdapat “fisura pertumbuhan marginalis” Crista marginalis membagi as gigi secara tegak lurus Molar Pertama Bawah Bentuk  Aspek occlusal : Pentagonal  Aspek mesial/distal : Rhomboidal  Mempunyai 2 akar : Mesial & Distal Ukuran mesiodistal > labiolingual  Aspek buccal/lingual : trapesium Gigi terbesar pada rahang bawah. Mempunyai 5 cusp, 3 bukal dan 2 lingual. Permukaan bukal berinklinasi ke lingual. Mesiodistal mahkota lebih besar dari bukolingual. Bagian oklusal berbentuk segi empat. Mempunyai 2 akar, akar mesial lebih panjang, akar distal lebih bulat. Molar Kedua Bawah Bentuk  Aspek occlusal : empat persegi panjang  Aspek mesial/distal : Rhomboidal  Radix 2 : mesial&distal Terdapat fisura pertumbuhan buccalis, memisahkan:Cusp mesiobuccalis&Cusp distobuccalis Terdapat fisura pertumbuhan lingualis Ukuran M2 < M1 Fisura pertumbuhan mesialis  Dangkal & pendek Molar Ketiga Bawah Bentuk
  • 15. Aspek occlusall/ mesia/ distal  Mirip M2 Bervariasi Sifat-sifat umum Gigi yang terakhir erupsi  dens serotinus (wisdom tooth) Tidak mempunyi titik kontak distal Ukuran & bentuk  bervariasi Sering mengalami “impaksi” Mempunyai 2 tipe umum: Tipe I Terdapat 4 cusp Ukuran : besar/kecil dari M2 RB Ukuran M3 RB  M3 RA Tipe II  Terdapat 5 cusp  supplemental groove Ukuran, jumlah akar  bervariasi  Mempunyai 2 akar  bersatu (fusi) Mempunyai > 2 akar