Jaringan periodontal terdiri atas empat jaringan utama: gingiva, ligamen periodontal, sementum, dan tulang alveolar. Gingiva adalah mukosa mulut yang mengelilingi gigi, ligamen periodontal menghubungkan akar gigi dengan tulang, sementum membentuk lapisan luar akar gigi, dan tulang alveolar membentuk soket gigi.
Proses tumbuh kembang dan erupsi gigi meliputi 6 tahapan, yaitu initiation, bud, cap, bell, apposition, dan maturation. Pada setiap tahapan terjadi proses-proses seperti proliferasi, diferensiasi, dan morfogenesis yang membentuk jaringan-jaringan gigi seperti enamel, dentin, semen, dan akar gigi. Gigi akan erupsi melalui proses resorpsi tulang alveolar dan ligamen periodontal yang disebabkan oleh pertumbuhan akar, tekanan v
Dokumen ini membahas berbagai kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi, seperti supernumerary teeth (gigi tambahan), missing teeth (gigi hilang), macrodontia (gigi besar), microdontia (gigi kecil), transposition (perubahan posisi gigi), fusion (penggabungan gigi), concrescence (penyatuan akar gigi), gemination (pembelahan gigi), taurodontism (perubahan bentuk tubuh gigi), dilaceration (kerokokan gigi), dens invaginatus dan
Jaringan periodontal terdiri atas empat jaringan utama: gingiva, ligamen periodontal, sementum, dan tulang alveolar. Gingiva adalah mukosa mulut yang mengelilingi gigi, ligamen periodontal menghubungkan akar gigi dengan tulang, sementum membentuk lapisan luar akar gigi, dan tulang alveolar membentuk soket gigi.
Proses tumbuh kembang dan erupsi gigi meliputi 6 tahapan, yaitu initiation, bud, cap, bell, apposition, dan maturation. Pada setiap tahapan terjadi proses-proses seperti proliferasi, diferensiasi, dan morfogenesis yang membentuk jaringan-jaringan gigi seperti enamel, dentin, semen, dan akar gigi. Gigi akan erupsi melalui proses resorpsi tulang alveolar dan ligamen periodontal yang disebabkan oleh pertumbuhan akar, tekanan v
Dokumen ini membahas berbagai kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi, seperti supernumerary teeth (gigi tambahan), missing teeth (gigi hilang), macrodontia (gigi besar), microdontia (gigi kecil), transposition (perubahan posisi gigi), fusion (penggabungan gigi), concrescence (penyatuan akar gigi), gemination (pembelahan gigi), taurodontism (perubahan bentuk tubuh gigi), dilaceration (kerokokan gigi), dens invaginatus dan
Penyakit jaringan keras gigi adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada jaringan keras gigi (lubang pada gigi) seperti enamel, dentin, sementum dan menimbulkan rasa sakit sebagai respon dari meluasnya kerusakan tersebut. Karies gigi adalah salah satu gangguan kesehatan gigi. Karies gigi terbentuk karena ada sisa makanan yang menempel pada gigi, yang pada akhirnya menyebabkan pengapuran gigi. Dampaknya, gigi menjadi keropos, berlubang, bahkan patah. Karies gigi menyebabkan kehilangan daya kunyah dan terganggunya pencernaan. (Widayanti, 2014)
Dokumen tersebut membahas istilah-istilah yang terkait dengan oklusi gigi dan struktur permukaan oklusal gigi seperti tonjol mahkota fungsional dan non fungsional, cusp tip, cusp ridge, triangular ridge, fossa sentral, lingir tepi, alur utama dan alur tambahan.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur histologi berbagai bagian rongga mulut seperti bibir, lidah, gigi, gusi dan faring. Terdapat penjelasan tentang epitel, jaringan penunjang, otot dan kelenjar yang melapisi rongga mulut. Juga dibahas mengenai papila lidah dan struktur gigi. Beberapa kasus digunakan untuk menjelaskan hubungan antara struktur dengan penyakit yang terjadi pada rongga mulut.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan vaskularisasi normal mandibula, termasuk pertumbuhan dan perkembangannya, serta persarafannya. Dokumen juga membahas variasi normal seperti torus mandibularis, yang merupakan penonjolan tulang yang tumbuh secara perlahan sepanjang hidup dan biasanya tidak menimbulkan gejala.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis alat skaling manual dan elektrik untuk membersihkan karang gigi, meliputi periodontal probe, hoe scaler, chisel scaler, file scaler, sickle scaler, curet scaler, cavitron scaler, dan ultrasonik scaler. Alat-alat tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda untuk membersihkan karang gigi di berbagai area mulut.
Gigi premolarnya adalah gigi kedua atas dan bawah dari garis tengah. Gigi premolar atas berbentuk paku runcing bulat dengan satu akar dan permukaan palatal yang cekung. Gigi premolar bawah berbentuk kapak dengan satu akar dan permukaan lingual yang lebih berkembang.
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuhFerdiana Agustin
Laporan ini membahas fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama terhadap bakteri melalui tiga sistem, yaitu sistem imun innate yang bekerja secara cepat dan nonspesifik, sistem imun adaptif yang memberikan respon imun spesifik, serta struktur mukosa yang berfungsi sebagai barier fisik untuk menghalangi masuknya bakteri.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang imunologi rongga mulut yang mencakup mekanisme pertahanan tubuh melalui imunitas alami dan imunitas adaptif.
2. Saliva dan cairan sulkus gingival berperan sebagai pertahanan humoral dan seluler di rongga mulut.
3. Komponen-komponen seperti lisozim, laktoferin, peroksidase saliva, protein antimikrobial dan imunoglobulin A
Ringkasan:
Presentasi kasus membahas delapan topik utama ilmu penyakit gigi dan mulut, yaitu anodontia, impacted teeth, maloklusi, debris, kalkulus, plaque, dental decay, dan pulpitis. Topik-topik tersebut dijelaskan definisi, etiologi, patogenesis, klasifikasi, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, dan terapinya. Presentasi ini disampaikan oleh Tenri Ashari Wanahari untuk memenuhi kompetensi di Klinik Ilmu Penyak
Gigi molar atas dan bawah memiliki bentuk yang berbeda. Gigi molar atas memiliki empat cusp, tiga akar yang terpisah, dan bagian oklusal berbentuk jajaran genjang. Gigi molar bawah memiliki lima cusp, dua akar, dan bagian oklusal berbentuk segi empat. Keduanya memiliki variasi ukuran dan arah inklinasi pada berbagai aspek dan cusp.
Dokumen tersebut merangkum struktur histologis gigi manusia. Gigi terdiri atas mahkota yang dilapisi enamel dan akar yang dilapisi cementum. Bagian terbesar gigi terdiri atas dentin. Dentin diproduksi oleh odontoblas, sedangkan enamel diproduksi oleh ameloblas. Pembentukan gigi dimulai dari tahap bud, cap, hingga bell stage. Proses ini melibatkan interaksi antara jaringan epitel dan mesenkim.
Penyakit jaringan keras gigi adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada jaringan keras gigi (lubang pada gigi) seperti enamel, dentin, sementum dan menimbulkan rasa sakit sebagai respon dari meluasnya kerusakan tersebut. Karies gigi adalah salah satu gangguan kesehatan gigi. Karies gigi terbentuk karena ada sisa makanan yang menempel pada gigi, yang pada akhirnya menyebabkan pengapuran gigi. Dampaknya, gigi menjadi keropos, berlubang, bahkan patah. Karies gigi menyebabkan kehilangan daya kunyah dan terganggunya pencernaan. (Widayanti, 2014)
Dokumen tersebut membahas istilah-istilah yang terkait dengan oklusi gigi dan struktur permukaan oklusal gigi seperti tonjol mahkota fungsional dan non fungsional, cusp tip, cusp ridge, triangular ridge, fossa sentral, lingir tepi, alur utama dan alur tambahan.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur histologi berbagai bagian rongga mulut seperti bibir, lidah, gigi, gusi dan faring. Terdapat penjelasan tentang epitel, jaringan penunjang, otot dan kelenjar yang melapisi rongga mulut. Juga dibahas mengenai papila lidah dan struktur gigi. Beberapa kasus digunakan untuk menjelaskan hubungan antara struktur dengan penyakit yang terjadi pada rongga mulut.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan vaskularisasi normal mandibula, termasuk pertumbuhan dan perkembangannya, serta persarafannya. Dokumen juga membahas variasi normal seperti torus mandibularis, yang merupakan penonjolan tulang yang tumbuh secara perlahan sepanjang hidup dan biasanya tidak menimbulkan gejala.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis alat skaling manual dan elektrik untuk membersihkan karang gigi, meliputi periodontal probe, hoe scaler, chisel scaler, file scaler, sickle scaler, curet scaler, cavitron scaler, dan ultrasonik scaler. Alat-alat tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda untuk membersihkan karang gigi di berbagai area mulut.
Gigi premolarnya adalah gigi kedua atas dan bawah dari garis tengah. Gigi premolar atas berbentuk paku runcing bulat dengan satu akar dan permukaan palatal yang cekung. Gigi premolar bawah berbentuk kapak dengan satu akar dan permukaan lingual yang lebih berkembang.
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuhFerdiana Agustin
Laporan ini membahas fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama terhadap bakteri melalui tiga sistem, yaitu sistem imun innate yang bekerja secara cepat dan nonspesifik, sistem imun adaptif yang memberikan respon imun spesifik, serta struktur mukosa yang berfungsi sebagai barier fisik untuk menghalangi masuknya bakteri.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang imunologi rongga mulut yang mencakup mekanisme pertahanan tubuh melalui imunitas alami dan imunitas adaptif.
2. Saliva dan cairan sulkus gingival berperan sebagai pertahanan humoral dan seluler di rongga mulut.
3. Komponen-komponen seperti lisozim, laktoferin, peroksidase saliva, protein antimikrobial dan imunoglobulin A
Ringkasan:
Presentasi kasus membahas delapan topik utama ilmu penyakit gigi dan mulut, yaitu anodontia, impacted teeth, maloklusi, debris, kalkulus, plaque, dental decay, dan pulpitis. Topik-topik tersebut dijelaskan definisi, etiologi, patogenesis, klasifikasi, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, dan terapinya. Presentasi ini disampaikan oleh Tenri Ashari Wanahari untuk memenuhi kompetensi di Klinik Ilmu Penyak
Gigi molar atas dan bawah memiliki bentuk yang berbeda. Gigi molar atas memiliki empat cusp, tiga akar yang terpisah, dan bagian oklusal berbentuk jajaran genjang. Gigi molar bawah memiliki lima cusp, dua akar, dan bagian oklusal berbentuk segi empat. Keduanya memiliki variasi ukuran dan arah inklinasi pada berbagai aspek dan cusp.
Dokumen tersebut merangkum struktur histologis gigi manusia. Gigi terdiri atas mahkota yang dilapisi enamel dan akar yang dilapisi cementum. Bagian terbesar gigi terdiri atas dentin. Dentin diproduksi oleh odontoblas, sedangkan enamel diproduksi oleh ameloblas. Pembentukan gigi dimulai dari tahap bud, cap, hingga bell stage. Proses ini melibatkan interaksi antara jaringan epitel dan mesenkim.
Dokumen tersebut merangkum komponen utama gigi yaitu enamel, dentin, cementum, dan pulpa. Enamel adalah lapisan keras putih paling luar yang sangat mineral dan rapuh. Dentin berwarna kekuningan dan lebih lunak daripada enamel tetapi lebih keras dari cementum. Pulpa berisi jaringan ikat dan saraf yang memberikan nutrisi dan sensasi pada gigi.
Dokumen ini membahas tentang anatomi gigi manusia, yang terdiri atas dua golongan yaitu gigi sulung yang dimiliki bayi dan gigi tetap yang terdiri atas 32 gigi dewasa. Gigi sulung akan berganti dengan gigi tetap yang pertama tumbuh adalah gigi molar pada usia 6 tahun.
Este documento presenta el plan de tratamiento y pronóstico para un paciente. Explica que el plan de tratamiento propone la resolución integral de los problemas identificados y consta de fases como la sistémica, preliminar, higiénica y correctiva. Asimismo, define el pronóstico como la probabilidad de la evolución de una enfermedad según la ciencia y las características individuales del paciente. Finalmente, presenta dos clasificaciones para el pronóstico periodontal individual.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang struktur gigi dan jaringan periodontal. Dijelaskan tentang enamel, dentin, sementum, pulpa gigi, dan jaringan periodontal seperti gingiva, ligamen periodontal, dan tulang alveolar. Juga dibahas tentang inervasi dan vaskularisasi pada gigi.
The document discusses the history and evolution of periodontal prognosis systems. Traditional systems assigned prognosis based on anatomical factors like bone loss and mobility, but did not consider systemic factors. More recent systems provide more detailed classifications of individual tooth prognosis as favorable, questionable, unfavorable or hopeless based on probability of maintaining periodontal stability. Prognosis is influenced by local factors like attachment loss and furcation involvement as well as patient compliance with maintenance and systemic factors like smoking and diabetes.
morphology and differences of human permanent teeth.
seeing from incisal, mesial, distal, labial, lingual, palatal,and occusal aspect. Including tooth growth and its erruption.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) pada tahun 1964 beserta tujuan pendiriannya. Juga dibahas tentang hubungan IMM dengan perguruan tinggi Muhammadiyah serta peran dan kontribusi IMM bagi Muhammadiyah dan masyarakat selama 49 tahun berdiri.
Dokumen tersebut membahas tentang gigi tiruan penuh dan reparasi gigi tiruan. Secara khusus membahas dua kasus yaitu gigi tiruan penuh untuk pasien edentulous total dan gigi tiruan yang longgar yang membutuhkan reparasi. Juga membahas diagnosis, rencana perawatan, indikasi, kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan dari perawatan gigi tiruan penuh."
Dokumen tersebut merupakan pedoman administrasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang mencakup lima bab, yaitu administrasi kesekretariatan, kearsipan, keuangan, keanggotaan, dan atribut organisasi. Pedoman ini bertujuan untuk mengelola administrasi IMM secara teratur dan terintegrasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
This document discusses various developmental disturbances that can affect teeth. It covers disturbances in size such as microdontia and macrodontia. It also discusses disturbances in number, including hypodontia, oligodontia, and supernumerary teeth. Various morphological disturbances are described, including fusion, gemination, taurodontism, dens evaginatus, and enamel pearls. Genetic conditions that can cause defects in enamel such as amelogenesis imperfecta are also reviewed. The document provides diagnostic criteria and differentiating features for many of the discussed dental abnormalities and developmental disturbances.
This document discusses prognosis in periodontal disease. Prognosis is the prediction of the probable course and outcome of a disease based on knowledge of pathogenesis and risk factors. It is determined before treatment based on disease characteristics and previous experience. Prognosis can be excellent, good, fair, poor, questionable or hopeless depending on factors like bone loss, furcation involvement, and patient compliance. Systemic factors like smoking and diabetes can affect prognosis. Anatomical root characteristics also influence prognosis. The relationship between diagnosis and prognosis is discussed.
This document provides an overview of the macroscopic and microscopic features of the gingiva. It describes the gingiva's three main parts - marginal, attached, and interdental gingiva. Microscopically, it details the different types of epithelium and layers that make up the oral, sulcular, and junctional epithelium. It also discusses the cells, fibers, blood and lymphatic supply, and nerve components of the gingiva's connective tissue.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur dan penyusun enamel dan dentin serta mekanisme terjadinya karies pada gigi. Enamel terdiri dari rod structure dan mengandung hidroksiapatit sebagai bahan anorganik utama. Dentin terdiri dari tubulus dentinalis dan mengandung 70% hidroksiapatit. Karies terjadi karena interaksi antara bakteri mutan, karbohidrat, dan waktu yang menurunkan pH dan menyebabkan demineralisasi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang otitis media supuratif kronik (OMSK) atau otitis media perforata (OMP) yang merupakan infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani.
2. OMSK dibagi menjadi dua tipe yaitu benigna dan maligna, di mana tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi sedangkan tipe maligna disertai kolesteatoma.
3. D
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang rinosinusitis kronik, termasuk anatomi hidung dan sinus paranasal, fisiologi hidung, definisi klinis rinosinusitis, dan faktor yang berkaitan dengan rinosinusitis kronik.
2) Salah satu faktor penting yang berkaitan dengan rinosinusitis kronik adalah gangguan fungsi silia yang berperan dalam pembersihan sinus dan mencegah inflamasi kronik.
Mukosa rongga mulut terdiri dari epitel berlapis yang melindungi jaringan di bawahnya. Epitel ini terdiri dari beberapa lapisan sel yang berfungsi melindungi, merasakan, dan mengeluarkan lendir. Jaringan pendukung di bawah epitel berisi pembuluh darah dan saraf yang mendukung fungsi mukosa.
1. Telinga terdiri dari telinga luar, tengah, dan dalam yang berperan dalam pendengaran dan keseimbangan.
2. Telinga luar meliputi daun telinga dan saluran telinga luar, telinga tengah berisi rongga timpani dan tulang telinga kecil, sedangkan telinga dalam terdiri atas labirin tulang dan membran.
3. Organ sensoris utama pendengaran adalah organ Corti yang terletak di dalam koklea telinga dalam
Teks tersebut merangkum anatomi sistem pendengaran yang terdiri atas tiga bagian: telinga luar, tengah, dan dalam. Telinga luar terdiri dari daun telinga, liang telinga luar, dan membran timpani. Telinga tengah berisi tulang-tulang pendengaran dan otot yang menghantarkan getaran suara ke telinga dalam. Telinga dalam berisi saluran dan rongga yang berisi cairan dan organ pendengaran.
Abstrak dan learning tasks struktur histologi rongga mulut dan faring pspdg f...Histologifkunud
Dokumen tersebut membahas struktur histologi rongga mulut dan faring. Rongga mulut terdiri atas vestibula dan rongga mulut sebenarnya yang dilapisi epitel skuamosa berlapis. Epitel ini dibedakan menjadi epitel pengunyahan, epitel pelapis, dan epitel khusus untuk mengecap. Struktur lainnya seperti lidah, gigi, bibir juga dibahas secara rinci. Faring merupakan bagian transisi antara rongga mulut, sist
Presbikusis adalah gangguan pendengaran yang terjadi pada usia lanjut akibat proses degenerasi organ pendengaran secara perlahan. Referat ini membahas tentang anatomi, fisiologi, dan etiologi presbikusis.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pencernaan manusia, mulai dari mulut hingga usus besar. Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk diserap tubuh melalui berbagai organ seperti mulut, kerongkongan, lambung, usus halus dan besar. Selama proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana oleh enzim yang dikeluarkan kelenjar pencernaan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai anatomi dan bagian-bagian mulut serta penjelasan singkat tentang beberapa penyakit mulut seperti bau mulut, sariawan, radang mulut, glossitis, luka busuk, infeksi gusi, dan virus herpes simpleks dan coxsackle.
Alat bantu mata, kelenjar lakrimalis, konjungtiva, muskulus okuli, kornea, sklera, tunika vaskulosa okuli, dan retina merupakan bagian-bagian utama mata beserta fungsinya.
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347CabutgigiPromo
Hari biasa beraktivitas hingga tak sempat untuk memeriksakan gigi kamu???
Tenang aja B'Friendss, karena Bfreshdentalcare tetap memberikan pelayanan di hari weekend muuu loo...
Yukk langsung Reservasi sekarang juga ya B'Friendss...
wa.me/62856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347ScalinggigiSurabaya
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut kita. Sedikit perhatian dan upaya ekstra tiap harinya bisa bikin perbedaan besar bagi kesehatan gigi dan mulut kamu loo B'Friendss. Ikuti tips-tips dari Bfresh yaa B'Friendss dan gigi sehat akan jadi milik kamu selamanya..
.
Official : @bfreshdentalcare
Office : Ruko Jaya Harmoni No 14 @bfreshbuduran
Follow : @doktergigibfresh
Edutainment: @klinikgigi.bfresh
Branch :@bfreshtaman @bfresh_tanggulangin
@bfreshcandi @bfreshbuduran @bfreshwaru @bfreshwonoayu @doktergigigresikkota @bfreshkebomas
Format reservasi, ketik: nama lengkap-alamat-No WA-jenis perawatan & keluhan-cabang yang dituju
Kirim ke WA admin 0856.4526.2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Struktur jaringan gigi
1. Struktur Jaringan Gigi
Gigi terdiri dari beberapa jaringan pembentuk. Secara garis besar, jaringan
pembentuk gigi ada 3, yaitu email, dentin, dan pulpa.
Email
Email adalah lapisan terluar yang melapisi mahkota gigi. Email berasal dari epitel
(ektodermal) yang merupakan bahan terkeras pada tubuh manusia dan paling banyak
mengandung kalsium. Secara kimia, email merupakan Kristal yang terkalsifikasi dengan
persentase bahan anorganik 95-99 %, terutama sebagai kalsium fosfat, dalam bentuk
Kristal apatit, dan bahan matriks organic 1 %, dan sisanya adalah air.
Matriks organic email tidak terdiri atas serabut-serabut kolageb tetapi terdiri atas
sekurang-kurangnya 2 golongan protein heterogen yang disebut amelogenin dan
enamelin. Enamelin terdiri atas asam aspartat, serin, glisin, prolin, dan asam glutamate.
Hidroksi apatit merupakan unsure mineral yang paling banyak.
Email merupakan jaringan semitranslusen, sehingga warna gigi bergantung kepada warna
dentin di bawah email, ketebaan email, dan banyaknya stain pada email. Ketebalan email
tidak sama, paling tebal di daerah oklusal atau insisal dan makin menipis mendekati
pertautannya dengan sementum.
Unit structural email adalah prisma (batang) email, dengan substansi interprismatik di
antara prisma-prisma tersebut. Setiap batang terbentang pada keseluruhan tebal lapisan
email. Setiap prisma letaknya tegak lurus terhadap permukaan dentin, dari batas email-
dentin ke permukaan gigi. Tetapi di bagian tengah tersusun dalam bentuk sedikit spiral.
Tiap prisma dibentuk oleh satu ameloblas dan pada potongan melintang tampak seperti
sisik serta dasar prisma-prisma email tersebut berbentuk heksagonal.
Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Selsilindris tinggi ini
mempunyai banyak mitokondria di bawah inti reticulum endoplasma kasar dan kompleks
golgi yang berkembang baik. Setiap ameloblas memiliki juluran apical, dikenal sebagai
prosesus Tomes. Mengandung banyak granul sekresi. Granul ini mengandung protein
yang menyusun matriks email.
Adapun sifat fisik email, sebagai berikut :
Warna putih keabu-abuan transparan
Kekuatan tarikan kurang lebih 100 kg/cm2
2. Kekuatan kompressinya 2100 – 3500 kg/cm2
Bersifat getas
Ketebalan pada cusp kurang lebih 2,5 mm
Sifat termal email :
Meneruskan panas dengan konduksi
Tidak menghantarkan listrik tetapi mentransmisi listrik
Permeabilitas email :
Bersifat permiabel terhadap sejumlah material baik invivo/ invitro
Dapat dipenetrasi oleh molekul yang cukup besar pada suhu kamar/ suhu tubuh.
Dentin
Dentin merupakan komponen terbesar jaringan keras gigi. Di daerah mahkota ditutupi
oleh email, sedangkan di daerah akar ditutupi oleh sementum. Secara internal, dentin
membentuk dinding rongga pulpa.
Dentin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan yang telah
mengalami kalsifikasi sama seperti tulang, tetapi sifatnya lebih keras karena kadar garam
kalsiumnya lebih besar (80%) dalam bentuk hidroksi apatit. Zat antar sel organic (20%)
terutama terdiri atas serat-serat kolagen dan glikosaminoglikans, yang disintesis oleh sel
yang disebut odontoblas.
Odontoblas membentuk selapis sel-sel yang terletak di pinggir pulpa menghadap
permukaan dalam dentin. Odontoblas berasal dari mesenkim, berbentuk silindris dan inti
di bagian basal. Sitoplasmanya basofilik dengan banyak RE bergranula, dan seluruh
aparat golgi yang letaknya supra nuclear.
Sel pada puncaknya yang menghadap dentin membentuk tonjolan sitoplasma panjang dan
halus yang disebut serat dentin dari Tomes. Serat-serat ini menembus seluruh tebal dentin
dan terletak dalam saluran-saluran kecil pada dentin dan disebut sebagai tubulus dentin.
Dentin yang berada tepat di sekitar tiap tubulus sifatnya lebih refringen dan disebut
sebagai selubung Neumann. Dentin muda yang baru terbentuk disebut sebagai predentin.
Lapisan ini pada dasarnya tidak mengandung mineral dan warnanya berbeda dari dentin.
Predentin terdiri atas substansi dasar dan serat-serat kolagen dibentuk oleh odontoblas. Di
dalam dentin terdapat daerah-daerah kecil, disebut ruang interglobular, yang hanya
sebagian atau sama sekali tidak mengalami pengapuran.
3. Pembentukan dentin bersifat siklis dan tidak teratur, dan pada gigi yang telah lengkap
pertumbuhannya terdapat garis pertumbuhan incremental dari Owen, yang tampak
sebagai lingkaran pertumbuhan pada potongan melintang.
Dentin peka terhadap rasa raba, panas, dingin, dan konsentrasi ion hydrogen.
Diperkirakan bahwa rangsangan itu diterima oleh serat dentin dan diteruskan olehnya ke
serat saraf di dalam pulpa.
Odontoblas bertahan selama hidup dan bila dirangsang secara berlebihan atau oleh
adanya penyakit periodontal, sel odontoblas ini dapat meletakkan dentin baru, disebut
sebagai dentin ‘reparatif’. Bila odontoblas dirusak, dentin tetap ada untuk waktu lama,
tidak seperti tulang.
Adapun sifat fisik dari dentin, ialah :
Keras, warna putih kekuningan
Tahanan tarik 250 kg/cm2
Elastisitas cukup tinggi
Permeabilitas dentin :
Tubuli dentin merupakan saluran utama untuk berdifusinya cairan melalui dentin
Sebanding dengan diameter dan jumlah tubuli
Tinggi pada pulpa
Lebih rendah pada dentin akar daripada dentin mahkota dan bagian luar sangat tidak
permeable
Pada infeksi gigi reaksi radang berkembang di dalam pulpa jauh sebelum terkena infeksi
Sklerorik dentin mengurangi permeabilitas karena menyubat tubuli
Pengeboran dentin pada pada preparasi kavitas menghasilkan debris mikro kristalin yang
menutupi tubuli dentin yang disebut smear layer dan berfungsi mencegah kuman
menembus dentin.
4. Pulpa
Pulpa gigi adalah jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi. Jaringan ini adalah
jaringan pembentuk, penyokong, dan merupakan bagian integral dari dentin yang
mengelilinginya.
Ukuran serta bentuk pulpa ini dipengaruhi oleh tahap perkembangan giginya, yang terkait
dengan umur pasien. Tahap perkembangan gigi juga berpengaruh pada macam terapi
pulpa yang diperlukan jika misalnya pulpa terkena cedera.
Umumnya, garis luar jaringan pulpa mengikuti garis luar bentuk gigi. Bentuk garis luar
ruang pulpa mengikuti bentuk mahkota gigi dan bentuk garis luar saluran pulpa mengikuti
bentuk akar gigi. Pulpa gigi dalam rngga pulpa berasal dari jaringan mesenkim dan
mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai pembentuk, sebagai penahan, mengandung zat-
zat makanan, mengandung sel-sel saraf/sensori.
Pulpa terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
Ruang atau rongga pulpa, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian tengah
korona gigi dan selelu tunggal. Sepanjang kehidupan pulpa gigi mempunyai
kemampuan untuk mengendapkan dentin sekunder, pengendapan ini mengurangi
ukuran dari rongga pulpa.
Tanduk pulpa, yaitu ujung dari ruang pulpa.
Saluran pulpa atau saluran akar, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian
akar gigi. Pada kebanyakan kasus, jumlah saluran akar sesuai dengan jumlah akar,
tetapi sebuah akar mungkin mempunyai lebih dari sebuah saluran.
Foramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada apeks akar
berupa suatu lubang kecil.
Supplementary canal. Beberapa kar gigi mungkin mempunyai lebih dari satu
foramen, dalam hal ini, saluran tersebut mempunyai 2 atau lebih cabang dekat
apikalnya yang disebut multiple foramina / supplementary canal.
Orifice, yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. Saluran pulpa dihhubngkan
dengan ruang pulpa. Adakalanya ditemukan suatu akar mempunyai lebih dari satu
saluranpulpa, misalnya akar mesio-bukal dari M1 atas dan akar mesial dari M1
bawah mempunyai 2 saluran pulpa yang berakhir pada sebuah foramen apikal.
Di dalam pulpa terdapat berbagai jenis sel, yaitu :
5. Odontoblas, yaitu sel pulpa yang paling khas. Sel ini membentuk lapisan tunggal di
perifernya dan mensintesis matriks yang kemudian termineralisasi dan menjadi dentin.
Odontoblas adalah sel akhir yakni tidak mengalami lagi pembelahan sel. Odontoblas
terdiri atas dua komponen structural dan fungsional utama yakni badan sel dan prosesus
sel.
Preodontoblas. Odontoblas baru dapat tumbuh setelah odontoblas yang lama hilang akibat
cedera. Namun tumbuhnya odontoblas baru hanya bisa terjadi jika pada zona kaya akan
sel telah ada preodontoblas. Preodontoblas adalah sel yang telah terdiferensiasi sebagian
sepanjang garis odontoblas. Preodontoblas ini akan bermigrasi ke tempat terjadinya
cedera dan melanjutkan diferensiasinya pada tempat tersebut.
Fibroblast, adalah tipe sel yang paling umum terlihat dalam jumlah paling besar di pulpa
mahkota. Sel ini menghasilkan dan mempertahankan kolagen serta zat dasar pulpa dan
mengubah struktur pulpa jika ada penyakit. Akan tetapi, tidak seperti odontoblas, sel ini
mengalami kematian apoptosis dan diganti jika perlu oleh maturasi dari sel yang kurang
terdiferensiasi.
Sel cadangan. Sel ini merupakan sumber bagi sel jaringan ikat pulpa. Sel precursor ini
ditemukan di zona kaya akan sel dan inti pulpa serta dekat sekali dengan pembuluh darah.
Tampaknya, sel-sel ini merupakan sel yang pertama kali membelah ketika terjadi cedera.
Sel-sel sistem imun. Makrofag, limfosit T, dan sel dendritik juga merupakan penghuni
seluler yang normal dari pulpa. Sel dendritik dan prosesusnya ditemukan di seluruh
lapisan odontoblas dan memiliki hubungan yang dekat dengan elemen vaskuler dan
elemen saraf. Sel-sel ini merupakan bagian dari sistem respons awal dan pemantau dari
pulpa. Sel ini akan menangkap dan memaparkan antigen terhadap sel T residen dan
makrofag.
Jaringan pulpa memiliki lima fungsi yakni bersifat formatif dan bersifat suportif. Adapun
fungsi pulpa, yaitu :
Induktif. Jaringan pulpa berpartisipasi dalam memulai dan perkembangan dentin, yang
bila terbentuk, akan mengarah pada pembentukan email. Kejadian-kejadian ini
merupakan kejadian yang saling bergantung dalam arti bahwa epitel email akan
menginduksi diferensiasi odontoblas, dan odontoblas serta dentin menginduksi
pembentukan email. Interaksi epitel-mesenkim seperti itu adalah esensi dari pembentukan
gigi.
6. Formatif. Odontoblas membentuk dentin. Sel yang sangat special ini berpartisipasi dalam
pembentukan dentin dalam tiga cara :
Melalui sintesis dan sekresi matriks anorganik.
Melalui pengangkutan komponen anorganik ke matriks yang baru terbentuk di
saat-saat awalnya.
Melalui penciptaan lingkungan yang memungkinkan mineralisasi matriks.
Nutritif. Jaringan pulpa memasak nutrient yang sangat penting bagi pembentukan dentin
(misalnya dentin pretubuler) dan hidrasi melalui tubulus dentin.
Defensif. Jaringan pulpa juga memiliki kemampuan memroses dan mengindentifikasi zat
asing serta menimbulkan respons imun terhadap keberadaan zat asing itu. hal ini adalah
cirri khas respons pulpa terhadap karies dentin.
Sensatif. Jaringan pulpa mentransmisikan sensasi saraf yang berjalan melalui email atau
dentin ke pusat saraf yang lebih tinggi. Sensasi pulpa yang berjalan melalui dentin dan
email biasanya cepat, tajam, parah, dan ditransmisikan oleh serabut bermielin. Sensasi
yang dialami diawali di dalam inti pulpa dan ditransmisikan oleh serabut C yang lebih
kecil, biasanya lambat, lebih tumpul, dan lebih menyebar (difus).
Jaringan Pendukung Gigi
Sementum
Sementum bagian dari jaringan gigi dan termasuk juga bagian dari jaringan periodontium
karena menghubungkan gig dengan tulang rahang dengan jaringan yang terdapat di
selaput periodontal.
Bila ada rangsangan yang kuat pada gigi maka akan terjadi resorpsi/penyerapan sel-sel
sementum pada sisi yang terkena rangsangan dan pada sisi lainnya akan terbentuk
jaringan sementum baru. Pembentukan sementum yang baru kearah luar.
Jaringan sementum tidak mengadakan resorpsi atau pembentukan kembali tetapi
mengalami aposisi- makin tua umur makin tebal lapisan semen. Adapun macam-macam
sementum ialah :
Semen primer ialah semen yang terdapat pada waktu erupsi gigi.
Semen fisiologis ialah lapisan semen yang terbentuk karena meningkatnya usia.
Semen patologis ialah semen yang terbentuk karena iritasi obat-obatan pada
perawatan endodontia, karena penyakit dan sebagainya, misalnya hipersementosis.
7. Gingiva
Gingiva adalah bagian mukosa mulut yg mengelilingi gigi dan menutupi ridge alveolar.
Secara anatomi, gingiva dibagi atas tiga daerah :
Marginal gingiva (unattached gingiva), merupakan bagian gingiva yang mengelilingi gigi
seperti kerah baju dan tidak melekat langsung pada gigi, biasa juga disebut juga dengan
free gingiva
Attached gingiva merupakan lanjutan dari marginal gingival dan disebut juga mukosa
fungsional.
Interdental gingival, merupakan bagian gingival yang mengisi ruang interproksimal
antara dua gigi yang bersebelahan.
Ligamentum Periodontal
Ligamnetum periodontal merupakan struktur jaringan konektif yang mengelilingi
akar gigi dan mengikatnya ke tulang. Ligamen periodontal merupakan lanjutan
jaringan gingiva yang berhubungan dengan ruang sumsum tulang melalui saluran
vaskuler.
Adapun fungsi ligamnetum periodontal adalah :
Memelihata aktivitas biologik sementum dan tulang alveolar.(Fungsi Formatif)
Menyuplai nutrisi dan membersihkan produk sisa mll aliran darah dan limfe.(Fungsi
Nutritif)
Memelihara relasi gigi thdp jar.keras dan lunak. (Fungsi Fisik)
Menghantarkan tekanan taktil dan sensasi nyeri melalui jalur trigeminal. (Fungsi
Sensorik)
Serat utama ligamnetum periodontal terbagi atas enam kelompok, yaitu :
Kelompok transeptal
Kelompok crest alveolar
Kelompok horizontal
Kelompok oblique
Kelompok apikal
8. Kelompok interadikular
Tulang alveolar
Tulang alveolar disebut juga prosesus alveolaris yg mencakup tulang rahang secara
keseluruhan, yaitu maksila dan mandibula yg membentuk dan mendukung soket (alveoli)
gigi. Terbentuk ketika gigi erupsi dan secara perlahan hilang ketika gigi sudah dicabut.
Adapun struktur tulang alveolar ialah :
Tulang trabekular/ medular/ cancellous/ spongiosa, merupakan simpanan kalsium untuk
memenuhi kebutuhan metabolism (bagian metabolic).
Tulang kortikal/ osteid/ callus/ kompakta. Struktur dasar tulang kompak terdiri atas sistem
harvian (osteon)
Morfologi Gigi
Morfologi Gigi Anterior
Insisivus Sentralis Atas
Labial : Trapesium
Bentuk corona
Mesial/distal : Triangularis
Panjang gigi : 23,5 mm
Corona : 10,5
Radix : 13
Permukaan mesial lurus dan terletak pada sudut tegak lurus
tajam ketepi insisal.
Sudut distoinsisal membulat.
Mahkota besar dibanding akar dan merupakan gigi anterior
terbesar.
Marginal ridge jelas, lingual cekung, singulum berkembang
baik.
Mahkota berinklinasi kelingual , akar berinklinasi sedikit
9. kedistal.
Permukaan labial cembung dan halus.
Garis servikal paling miring ke distal.
Insisivus atas pertama lebih besar dari insisivus lateral/
kedua.
Akar tunggal, meruncing, pada potongan melintang berbentuk
segitiga.
Insisivus Lateralis Atas
Bentuk :
= I1 RA
Corona lebih kecil dan lebih bulat.
Panjang gigi : 22 mm
Corona : 9 mm
Radix : 13 mm
Tepi insisal jelas miring kebawah kepermukaan distal yang lebih
pendek.
Sudut mesioinsisal lancip dan sudut distoinsisal membulat.
Mahkota lebih membulat, lebih pendek, lebih sempit dimensi
mesiodistal dibanding insisivus pertama.
Singulum di palatal sering menutupi lubang foramen caecum
insisivus.
Permukaan palatal lebih cekung dari insisivus pertama.
Akar tunggal, runcing, apek inklinasi ke distal.
Garis servikal tidak beraturan pada permukaan mesial.
Caninus Atas
Bentuk
Labial : Pentagonal
M/D : Triangularis
Panjang gigi : 27 mm
Corona : 10 mm
10. Radix : 17 mm
Mahkota berbentuk segi lima dari labial/lingual dan berbentuk
triangular dari proksimal.
Cusp tunggal, runcing dan segaris dengan sumbu panjang akar.
Bagian labial cembung dan singulum lebih jelas.
Akar tunggal dan sangat panjang, potongan melintang berbentuk
segitiga membulat.
Insisivus Sentralis Bawah
Gigi paling kecil
Panjang gigi : 22 mm
Mahkota : 9,5 mm
Radix : 12,5 mm
Gigi yang paling kecil dari seluruh gigi permanen.
Lebih kecil dari Insisivus kedua bawah.
Mahkota simetris, ukuran mesial dan distal hampir sama.
Akar tunggal, mendatar mesiodistal dan berinklinasi ke distal.
Insisivus Lateralis Bawah
Gigi kedua dari garis median
Ukuran lebih besar dari I1 RB
Panjang gigi : 22 mm
Corona : 9 mm
Radix : 13 mm
Lebih besar dari insisivus pertama bawah.
• Permukaan mesial mahkota sedikit lebih panjang dari distal sehingga tepi inisisal
sedikit miring.
Caninus Bawah
Coronanya lebih panjang cervico-incisal dan lebih sempit mesio-
distal dibanding C RA
11. Panjang gigi : 27 mm
Corona : 11 mm
Radix : 16 mm
Servikoinsisal mahkota lebih lebih panjang dari caninus atas.
Mesiodistal, labiolingual mahkota dan akar lebih kecil dari caninus
atas.
Akar lebih pendek. Tetapi panjang gigi keseluruhan (mahkota plus
akar) hampir sama dengan caninus atas.
Permukaan labial tidak secembung caninus atas. Terutama pada
dua pertiga insisal.
Distal mahkota lebih membulat dari mesial.
Lereng mesial lebih pendek dari distal.
Morfologi Gigi Posterior
Premolar Pertama Atas
Aspek buccal: Pentagonal
Mesial/distal: Trapesium
Occlusal : Hexagonal
2 Cusp :Buccal & Palatinal
Akar : hampir semua punya 2 akar
Cusp dua buah (bukal dan palatal), cusp bukal lebih besar dari
palatal.
Lereng mesial cusp bucal lebih panjang dari distal.
Cusp palatal sedikit miring ke mesial.
Bagian oklusal lebih angular dari Premolar kedua.
Premolar Kedua Atas
Bentuk
Corona mirip P1 RA
Dimensi corona P2 lebih kecil
Mahkota kurang bersudut (lebih bulat).
12. Cuspis buccalis dan cuspis palatinalis hampir sama tinggi
Akar hanya satu
Sulcus centralis lebih pendek dgn bbrp fiss.tambahan.
Tdk punya fiss. Pertumbuhan marginalis.
Akar tunggal, mesiodistal datar dan lebih panjang dari
premolar pertama atas.
Cusp bukal dan palatal lebih kecil dan lebih rendah dari
premolar pertama atas.
Lereng mesial bukal cusp lebih pendek dari distal.
Bagian oklusal oval.
Molar Pertama Atas
Bentuk
Aspek occlusal : Paralelogram/rhomboid=belah ketupat
Aspek mesial/distal : trapesium
Mempunyai 3 akar : Mesiobuccal & Distobuccal dan palatinal
Aspek buccal/palatinal: trapesium
Gigi molar paling besar.
Mempunyai 4 cusp dengan mesiopalatal paling besar dan distopalatal paling kecil.
Cusp bukal lebih runcing dari cusp palatal.
Bukolingual mahkota lebih besar dari mesiodistal.
Terdapat tuberculum carabelli pada cusp mesiopalatal.
Akar tiga, dan terpisah , akar palatal paling panjang dan mengembang, akar bukal
berinklinasi ke distal.
Bagian oklusal berbentuk jajaran genjang.
Molar Kedua Atas
Bentuk Mirip M1 RA, dgn perbedaan :
Ukuran lebih kecil terutama di bgn disto-palatinal mahkota.
Ukuran cervico occlusal lebih pendek 0.5 mm
Tidak terdapat cusp carabelli
Letak akar saling berdekatan
13. Molar Ketiga Atas
Bentuk
Aspek occlusall/ mesia/ distal Mirip M2
Bervariasi
Sifat-sifat umum
Gigi yang terakhir erupsi dens serotinus (wisdom tooth)
Tidak mempunyi titik kontak distal
Ukuran & bentuk bervariasi
Sering mengalami “impaksi”
Premolar Pertama Bawah
Fossa oklusal distal lebih besar dari mesial.
Cusp bukal besar dan runcing, cusp lingual kecil.
Mahkota inklinasi ke palatal.
Permukaan bukal mahkota cembung permukaan lingual
hampir lurus.
Bagian oklusal sirkular, mendatar pada mesiolingual.
Akar tunggal, bulat dan inklinasi ke distal.
Premolar Kedua Bawah
Bentuk
Corona (asp bucc) Pentagonal
Aspek Mesial/distal Rhomboidal
Radix tunggal & kerucut
Cusp secara umum ada 3(tiga) Buccal : 1 Lingual : 2
Perbedaan dengan P1
Ukuran labioingual : P2>P1
Cusp buccal : P2<P1
14. Tidak terdapat “fisura pertumbuhan marginalis”
Crista marginalis membagi as gigi secara tegak lurus
Molar Pertama Bawah
Bentuk
Aspek occlusal : Pentagonal
Aspek mesial/distal : Rhomboidal
Mempunyai 2 akar : Mesial & Distal
Ukuran mesiodistal > labiolingual
Aspek buccal/lingual : trapesium
Gigi terbesar pada rahang bawah.
Mempunyai 5 cusp, 3 bukal dan 2 lingual.
Permukaan bukal berinklinasi ke lingual.
Mesiodistal mahkota lebih besar dari bukolingual.
Bagian oklusal berbentuk segi empat.
Mempunyai 2 akar, akar mesial lebih panjang, akar distal lebih bulat.
Molar Kedua Bawah
Bentuk
Aspek occlusal : empat persegi panjang
Aspek mesial/distal : Rhomboidal
Radix 2 : mesial&distal
Terdapat fisura pertumbuhan buccalis, memisahkan:Cusp mesiobuccalis&Cusp
distobuccalis
Terdapat fisura pertumbuhan lingualis
Ukuran M2 < M1
Fisura pertumbuhan mesialis Dangkal & pendek
Molar Ketiga Bawah
Bentuk
15. Aspek occlusall/ mesia/ distal Mirip M2
Bervariasi
Sifat-sifat umum
Gigi yang terakhir erupsi dens serotinus (wisdom tooth)
Tidak mempunyi titik kontak distal
Ukuran & bentuk bervariasi
Sering mengalami “impaksi”
Mempunyai 2 tipe umum:
Tipe I
Terdapat 4 cusp
Ukuran : besar/kecil dari M2 RB
Ukuran M3 RB M3 RA
Tipe II
Terdapat 5 cusp supplemental groove
Ukuran, jumlah akar bervariasi
Mempunyai 2 akar bersatu (fusi)
Mempunyai > 2 akar