Manajemen air badai di kawasan pinggiran kota (exurban) memiliki tantangan karena kawasan ini memiliki infrastruktur yang terbatas. Perencana perlu merancang pembangunan yang memanfaatkan air badai secara berkelanjutan tanpa membangun infrastruktur mahal, seperti menggunakan kolam dan sistem drainase alami. Regulasi juga dibutuhkan untuk membatasi pembangunan di daerah rawan bencana serta melindungi lingkungan.
2. What is Storm water management in Exurban?
Exurban adalah urbanisasi dengan kepadatan rendah atau berada di luar
pinggiran kota. Umumnya didorong oleh motif pencarian kesunyian dan
ketenangan, interaksi satwa liar, lingkungan alami bahkan motif penghindaran
konflik dan regulasi sosial serta ekonomi.Ini semua adalah kondisi yang sulit
dipenuhi di perkotaan.
Storm water adalah limpasan air hujan yang tidak terserap ke dalam
tanah yang mengalir melalui atap, jalan
atau tanah yang berbentuk miring.
Manajemen storm water adalah upaya/proses untuk mengurangi limpasan
air hujan maupun salju yang mencair yang mengalir di atap rumah,
permukaan jalan, maupun permukaan keras lainnya yang tidak memungkinkan
air meresap ke dalam tanah.
3.
4. Why management
storm water is
important in exurban?
Perkembangan dalam “konteks exurban “ini
seringkali tidak direncanakan dengan baik dan
sering dibangun dan dipelihara secara pribadi.
Biasanya tidak ada infrastruktur drainase,
kecuali karena muncul untuk memenuhi
kebutuhan transportasi. Intinya, orang-orang
dalam “konteks exurban" ini memiliki
pemikiran ”nikmati manfaat dari tanah yang
terjangkau dan pajak yang rendah meskipun
biaya dukungan infrastruktur yang buruk.
5. Dampak pembangunan
terhadap storm water
Meningkatkan volume limpasan
dengan peningkatan permukaan kedap air
seperti atap dan jalan (Roesner, Bledsoe
dan Brashear 2001; Gregory et al.
2006;
Kennedy 2007);
Meningkatkan laju perjalanan air
melintasi bentang alam melalui
permukaan yang kedap air
memungkinkan air bergerak lebih cepat
(Gilbert dan Clausen
2006; Hood, Clausen dan Warner
2007);
Jalur air destabilisasi (Booth 1990;
Chin dan Gregory 2001; Kang dan
Marston 2006).
6. Whether Storm water is a problem or not?
Penggunaan storm water sebagai sumber daya adalah aspek yang
menguntungkan dari manajemen storm water yang dilakukan.
Utilitas yang menangani pengelolaan air hujan umumnya disebut
“flood control”utilitas. Misalnya bendungan yang meminimalkan
potensi banjir di hilir dengan mempertahankan air banjir.
Manajemen water storm juga ditemukan di exurbia, tetapi dengan
intensitas kurang. perumahan dan kepadatan yang relatif rendah
dan anggaran peningkatan modal yang tidak mahal menjadi
penghalang desain dan konstruksi infrastruktur untuk manajemen
storm water tersebut.
8. Pembangunan dengan Jejak kaki/tapak adalah garis besar dari total
area yang berarti semua area struktur bangunan yang dibangun di
atas bidang yang membentuk bagian dari bangunan di atas tanah,
dan membentuk bagian dari alas.
Building Footprints Effects
Dalam hal ini,sangat penting bahwa rumah dan bangunan luar
melindungi interior mereka dengan mengalirkan air hujan dari
atap.
9. Sistem air hujan menggunakan rainwater harvesting dari atap.Pada atap
terdapat talang air yang menampung air hujan untuk disalurkan ke kolam
tampung.Sebelum masuk ke kolam tampung air difilter terlebih dahulu
karena air hujan biasanya kotor.Setelah difilter air hujan dialirkan ke
kolam .Air hujan yang jatuh ke tanah dibiarkan meresap dengan
pertimbangan untuk keberlanjutan air tanah.
10. Penentuan Lokasi Rumah dan Struktur Lainnya
Sungai dan drainase cenderung memiliki pohon dan menarik satwa
liar dan tampaknya menyenangkan sebagai tempat tinggal. Namun,
berdasarkan sifat dan fungsinya, wilayah ini cenderung rawan .
Drainase di daerah exurban yang lebih kecil dari perkotaan salah
satu penyebab struktur tapak di dataran banjir.
Pemetaan dataran banjir adalah satu-satunya tindakan terpenting
perencana dapat mengambil untuk membatasi dampak banjir di
exurbia sehingga harus memahami peta dataran banjir yang akurat
sebelum pembangunan.
11. Jalan dan Penempatan Infrastruktur
Dalam hal ini,perencana harus mampu memberikan strategi yang
mampu menangani permasalahan ini dengan konteks management
storm water.Beberapa alternatif yang dapat dilakukan,seperti:
jalan berkerikil untuk meminimalkan kumpulkan genangan air dan
pemadatan
Perencanaan drainase yang berwawasan lingkungan seperti
membuat sumur resapan agar mampu menampung dan meresapkan
debit air hujan yang datang.
Pembangunan jalan dan penempatan infrastruktur dapat
menimbulkan masalah di exurbia.Hal ini disebabkan karena lahan
yang seharusnya menyerap limpasan air hujan menjadi berkurang
sehingga volume limpasannya bertambah sedangkan daya resapannya
12.
13. Penggunaan Lahan Terkait
Dataran banjir adalah tempat yang baik untuk menggembalakan
ternak seperti sapi, kuda, dan domba, yang sering dipelihara berdasarkan
hobi. Sementara dalam hal relatif, beberapa dataran banjir biasanya tidak
memiliki kemampuan untuk mendukung banyak ternak. Secara
umum,hewan dapat menumbuhkan terlalu banyak vegetasi.Akibatnya
kelembaban meningkat yang menyertai cara drainase menyebabkan
peningkatan tutupan tanaman.
Sebagai akibatnya,Limpasan dan rembesan dari drainase dari
kelembaban yang tinggi membawa patogen,pestisida dan yang lainnya dari
kegiatan tersebut yang menurunkan kualitas air yang mengalir ke sungai.
14. Contoh negara yang berhasil dalam hal management storm water
adalah singapura. Sistem drainase stormwater di Singapura benar-
benar terpisah dari sistem sewer.
15. Manajemen Air Badai di Exurbia
Evan Canfield dan Richard H.
Hawkins
Pengembangan Air
Air badai dapat digunakan secara
menguntungkan. Karena jika dibiarkan akan
menjadi gangguan contohnya banjir, selain
dari air badai urbanisasi juga menyediakan
sumber yang lebih.Sejumlah kecil peningkatan
permukaan kedap air bisa menghasilkan air
bahkan dalam kejadian yang lebih kecil.
16. Kolam merupakan salah satu cara dalam
penggunaan lahan yang tersedia (mis.
Departemen Pertanian AS Layanan Konservasi
Sumber Daya Alam 1997).
Kolam sangat multiguna ada beberapa
fitur dari lanskap pedesaan dan exurban yang
menyediakan air untuk stok, satwa liar,
rekreasi, akuakultur, dan pemandangan. Itu
juga mempengaruhi bencana banjir yang lepas
dari pantauan, caranya dengan memitigasi
dampak hilir terhadap pembangunan di hulu.
17. Kondisi tempat mempengaruhi bagaimana siklus hidrologi
berdampak pada kolam. Kolam memiliki potensi resapan air tanah
yang cukup tinggi, biasanya kolam dibangun untuk mengurangi
potensi penguapan atau rembesan dan sebagai metode penggunaan
sumber daya air badai yang efektif.
Banyak negara yang melakukan pembangunan untuk
memanfaatkan air dan meminimalisir bencana yang diakibatkan oleh
air itu sendiri. Selain kolam ada beberapa negara yang membangun
bendungan untuk mengatur air, penyimpanan air, stabilitas
struktur, dan kecukupan saluran air.
18. Pengendalian banjir non-struktural
(zonasi dan asuransi)
Pengendalian banjir struktural
(pemeriksaan struktur dan banjir) Pengendalian banjir
tanpa tindakan
• Pembatasan pembangunan di
dataran
• Biaya asuransi banjir berkali-kali
lebih besar daripada biaya
asuransi rumah
• Mendefinisikan bahaya erosi.
• Membuat pembeli rumah yang
dibuat sadar akan risiko,
danmendidik installer rumah yang
• Membeli tanah rawan banjir
adalah pilihan nonstruktural
• Manajemen dataran banjir
struktural berkaitan
dengan banjir dan drainase.
• menyelaraskan saluran,
memasang
jembatan dan gorong-gorong,
memasang struktur kontrol
kerataan, tanggul bangunan, atau
bangunan
tempat penahanan.
• kegiatan konstruksi, seperti
membangun sayuran
buffer antara pembangunan dan
dataran banjir, dianggap “lunak
kegiatan struktural.
yurisdiksi dapat
menerapkan strategi
“tidak ada tindakan”.
• Pilihan strategi ini
sering jadi pilihan karena
pendanaan tidak tersedia
atau dampak banjir yang
tidak menjamin perbaikan
struktural yang mahal.
19. KerangkaRegulasi
Di Amerika Serikat, Badan
Manajemen Kedaruratan Federal
(FEMA) mengelola Program Asuransi Banjir
Nasional (NFIP). Perlindungan properti
yang dimiliki dilakukan dengan mendaftarkan
pada asuransi (FEMA, 2004) dan juga
membuat langkah-langkah menghadapi
bencana dalam keadaan darurat, membuat
rencana aksi menghadapi bencana, membuat
rencana jalur evakuasi untuk menghadapi
bencana, melakukan pembagian tugas dalam
menghadapi bencana, menyiapkan
perlengkapan gawat darurat, menyepakati
tempat evakuasi, melakukan pelatihan dan
simulasi evakuasi, asuransi jiwa, dan
asuransi harta benda.
SikapTerhadap
PengendalianBanjir
• Warga exurbia bertanggung jawab untuk
pemeliharaan
infrastruktur swasta seperti jalan
dipedesaan.
• Peran pemerintah melindungi warga dari
bencana alam salah satunya adalah
Pemanfaatan air badai atau sering disebut
utilitas "pengendalian banjir
• Dampak kumulatif banyak pembangunan
di exurbia meningkatkan kemungkinan
banjir gangguan dan potensi
• Pengaruh efek perubahan meningkat
karena perkembangan membawa lebih
banyak orang ke kota.
20. Kesimpulan
Ada dua perencanaan dan pembangunan yang dilakukan untuk kawasan
pinggiran kota yaitu Management Storm Water dan pengelolaan air badai.Akan
tetapi,dalam konteks exurban masih kecil kemungkinan ada, karena kawasan ini
berada di pinggiran kota sehingga infrastruktur yang ada tidak semaju di
perkotaan.Oleh karena itu,peran perencana dalam pengembangan lahan di exurban
ini sangat penting disamping mempertimbangkan biaya infrastruktur yang tidak
mahal.
Pengelolaan air badai di luar kawasan kota sangat beresiko karena banyak
daerah memiliki regulasi yang sulit.Selain itu, ada kemampuan terbatas bagi
individu membangun rumah di beberapa kawasan dikarenakan lahan yang cenderung
tinggi terkena bencana seperti erosi, banjir serta merusak lingkungan dan habitat
dari margasatwa. Kawasan exurban pun sangat sulit dari segi infrastruktur
sehingga perencana gencar untuk melakukan pembangunan namun dengan peraturan
dan jenis pembangunan yang cocok bagi wilayah itu karena ketika pembangunan
salah maka akan berpengaruh pada perencanaan selanjutnya.