persentasi tentang banjir yang kami buat (mahasiswa universitas muhammadiyah surakarta jursan gizi s1 semester 2) guna memenuhi tugas mata kuliah ISBD (Ilmu Sosial Budaya Dasar)
persentasi tentang banjir yang kami buat (mahasiswa universitas muhammadiyah surakarta jursan gizi s1 semester 2) guna memenuhi tugas mata kuliah ISBD (Ilmu Sosial Budaya Dasar)
Global Warming menjadi isu global, sudah saatnya kita selaku insan yang berakal memikirkan hal yang berkaitan dengan konservasi lingkungan layaknya ekodrainase untuk pengelolaan banjir.
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
2. Banjir
Sebuah banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan.[1] Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman
sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air.[2] Dalam arti "air
mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume
air di suatu badan air seperti sungai ataudanau yang meluap atau menjebol bendungan
sehingga air keluar dari batasan alaminya.[3]
Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan
pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai
daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air,
terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan
yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari
dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan
bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan
dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan
banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan
akibat banjir periodik.
Mitos banjir besar adalah kisah mitologi banjir besar yang dikirimkan
oleh Tuhan untuk menghancurkan suatu peradaban sebagaipembalasan agung dan sering
muncul dalam mitologi berbagai kebudayaan di dunia.
3. Penyebab Utama Banjir
1. Sungai
1. Lama: Endapan dari hujan atau pencairan salju cepat melebihi
kapasitas saluran sungai. Diakibatkan hujan deras monsun,
hurikan dan depresi tropis, angin luar dan hujan panas yang
mempengaruhi salju. Rintangan drainase tidak terduga
seperti tanah longsor, es, atau puing-puing dapat
mengakibatkan banjir perlahan di sebelah hulu rintangan.
2. Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan konvektif
(badai petir besar) atau pelepasan mendadak endapan hulu
yang terbentuk di belakang bendungan, tanah longsor,
atau gletser.
4. Muara
Biasanya diakibatkan oleh penggabungan
pasang laut yang diakibatkan angin badai. Banjir
badai akibat siklon tropis atau siklon
ekstratropis masuk dalam kategori ini.
5. Pantai
Diakibatkan badai laut besar atau
bencana lain seperti tsunami atau
hurikan). Banjir badai akibat siklon
tropis atau siklon ekstratropis masuk
dalam kategori ini.
6. Malapetaka
Diakibatkan oleh peristiwa mendadak seperti jebolnya bendungan atau bencana lain
seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi).
Manusia
Kerusakan tak disengaja oleh pekerja terowongan atau pipa.
Pengelolaan tata ruang yang salah. Hal ini menyebabkan air tidak mudah terserap atau lambat
mengalirnya, sehingga debit air cepat meningkat atau lebih banyak yang tertahan dari pada yang
tersalurkan ataupun yang terserap.
Lumpur
Banjir lumpur terjadi melalui penumpukan endapan di tanah pertanian. Sedimen kemudian
terpisah dari endapan dan terangkut sebagai materi tetap atau penumpukan dasar sungai. Endapan
lumpur mudah diketahui ketika mulai mencapai daerah berpenghuni. Banjir lumpur adalah proses
lembah bukit, dan tidak sama dengan aliran lumpur yang diakibatkan pergerakan massal.
Lainnya
Banjir dapat terjadi ketika air meluap di permukaan kedap air (misalnya akibat hujan) dan
tidak dapat terserap dengan cepat (orientasi lemah atau penguapan rendah).
Rangkaian badai yang bergerak ke daerah yang sama.
Berang-berang pembangun bendungan dapat membanjiri wilayah perkotaan dan pedesaan rendah,
umumnya mengakibatkan kerusakan besar.
7. Dampak
Dampak sekunder
Persediaan air – Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.
Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.
Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan
panen.[4] Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada endapan sungai akibat banjir
demi menambah mineral tanah setempat.
Pepohonan' - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.[5]
Transportasi - Jalur transportasi hancur, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada orang-orang
yang membutuhkan.
Dampak tersier/jangka panjang
Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah wisatawan, biaya pembangunan kembali,
kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga, dll.
8. Pengendalian
Pengendalian
Di berbagai negara di seluruh dunia, sungai yang rawan banjir
dikendalikan dengan hati-hati. Pertahanan seperti bendungan, bund,
waduk, dan weir digunakan untuk mencegah sungai meluap, peralatan
darurat seperti karung pasir atau tabung apung portabel digunakan.
Banjir pantai telah dikendalikan di Eropa dan Amerika
melalui pertahanan pantai, seperti tembok laut, pengembalian pantai,
dan pulau penghalang
9. Banjir
Air tercurah deras dari langit
Gemuruh awan, bercahaya kilat
Ranting palem terhempas angin barat
Sampahpun ikut terhanyut
Muara sungai tertutup sampah
Rawa hilang teronggok sampah
Seluruh tempat penuh sampah
Menyengatkan bau dan sumpah serapah
Air deras tak tertahankan
Daratan telah penuh hutan beton
Tak ada lagi akar yang menahan
Air memenuhi darat dengan perlahan
Rumah telah penuh dengan air
Rumah tenggelam oleh banjir
Adakah ingatan untuk sadar
Sampah sumber banjir