Dokumen tersebut membahas tentang sistem pertanian dan teknik budidaya tanaman. Ada beberapa sistem pertanian yang dijelaskan seperti sistem pertanian sawah, ladang, pekarangan, lahan kering, dan pasang surut. Dokumen juga menjelaskan teknik budidaya tanaman mulai dari penyiapan bahan tanam, pengolahan tanah, hingga pemanenan.
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. Universitas Gadjah Mada
V. SISTEM PERTANIAN DAN TEKNIK BUDIDAYA
TANAMAN
Pengertian Sistem
Sistem merupakan gabungan dari elemen-elemen (obyek, manusia, informasi)
yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai
kesatuan organisatoris dalam usaha menghasilkan sesuatu.
Spedding (1979) mengatakan bahwa "sistem" merupakan sekelompok
komponen yang saling berinteraksi bersama-sama, bekerja untuk suatu tujuan
tertentu, mampu bereaksi sebagai suatu kesatuan (keseluruhan) dalam
menanggulangi rangsangan dari luar.
Sistem adalah seperangkat kompleks dari komponen-komponen yang saling
berkaitan dalam suatu kerangka kerja yang bersifat otonom.
Dari beberapa pendapat di atas, maka sistem adalah satu kesatuan unsur-
unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memproses masukan menjadi
keluaran.
Ciri-ciri sistem:
1. ada masukan (input)
2. ada proses (interaksi unsur-unsur)
3. ada keluaran (output)
A. Macam-macam Sistem Pertanian
1. Sistem pertanian sawah, yaitu usaha pertanian yang dilaksanakan pada sebidang
tanah yang dibatasi oleh pematang/galengan.
Misalnya: - sawah berpengairan
- sawah tadah hujan
Padi membutuhkan air yang berlebihan, sehingga pengairannya memakai sistem
air tergenang. Petani sawah biasanya tetap dan tidak berpindah-pindah, di samping
mengandalkan pupuk, juga mengandalkan pengairan dari sungai/waduk walaupun
tidak semua air sungai baik untuk pengairan. Misalnya sungai Merawu di daerah
Banyumas yang tanahnya mengandung cadas dan lumpur sehingga jika
2. Universitas Gadjah Mada
endapannya menutup lapisan tanah sawah akan menyebabkan tanah kekurangan
oksigen.
2. Sistem pertanian ladang, yaitu usaha pertanian yang dilaksanakan di daerah-
daerah yang imbangan tanah dan penduduknya masih memadai (penduduk masih
jarang). Biasanya ladang ini dilaksanakan secara berpindah-pindah dan kembali ke
tanah semula setelah 5 atau 10 tahun.
3. Sistem pertanian pekarangan, yaitu usaha pertanian yang dilaksanakan di sekitar
rumah, umumnya merupakan usaha samping/sambilan dengan hasil berupa
pangan tambahan, bumbu-bumbu, bahan bangunan, kayu bakar, bahan kerajinan,
keperluan pribadi, dsb.
4. Sistem pertanian lahan kering, yaitu usaha pertanian yang dilaksanakan di
sebidang tanah tanpa batas pematang dan tidak mendapat pengairan kecuali dari
air hujan, biasanya curah hujannya hanya 250 mm/th.
5. Sistem pertanian pasang surut, yaitu usaha pertanian yang diusahakan pada
sebidang tanah yang keadaan airnya dipengaruhi oleh pasang surutnya air sungai
atau laut. Jenis-jenis padi lokal pasang surut peka terhadap fotoperiodisitas.
Usaha Peningkatan Produktivitas Tanah Pertanian di Indonesia
Usaha tersebut dilatarbelakangi oleh adanya: pemilikan tanah yang sempit dan
adanya faktor pembatas produksi tanaman seperti: ketersediaan air, serangan
hamalpenyakit, dsb. Usaha peningkatan produktivitas ditempuh dengan penanaman
secara tumpang gilir (multiple cropping).
Andrews dan Kassam (1976) mengatakan bahwa "tumpang gilir" adalah
menumbuhkan dua tanaman atau lebih pada tanah yang sama dalam waktu satu
tahun. Sementara itu, menurut Nuryadi (1978), tumpang gilir adalah penanaman pada
satu lahan selama satu tahun dan didapatkan hasil panen lebih dari satu kali.
Macam-macam multiple cropping menurut Andrews dan Kassam:
1.Squential cropping (tanam bergiliran), adalah menumbuhkan dua tanaman atau
lebih secara berurutan pada tanah yang sama dalam waktu satu tahun. Dimana
setiap musim tanam, petani hanya mengelola satu jenis tanaman.
2.Intercropping (tanam tumpangsari), adalah menumbuhkan dua tanaman atau lebih
secara bersama-sama pada lahan yang sama, dimana setiap musim tanam, petani
mengelola lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama. Ada beberapa
macam intercropping menurut Andrews dan Kassam:
3. Universitas Gadjah Mada
a. mixed intercropping (tanam campuran):
menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-samalserentak dengan
tidak memperhatikan jarak tanam.
b. row intercropping:
menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-samalserentak dengan
jarak tanam tertentu (satu jenis tanaman atau lebih ditanam dalam barisan).
c. strip intercropping :
menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-samalserentak dengan
satu macam tanaman ditanam dalam jalur-jalur tersendiri.
d. relay intercropping:
menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-sama/serentak selama
sebagian dari daur hidup masing-masing tanaman (tanam bersisipan).
Selain empat macam di atas, dikenal juga adanya tumpang tangga, yaitu
tumpangsari dengan memperhatikan perbedaan tinggi tanaman yang akan
diusahakan atau kebutuhan unsur-unsur hara, cahaya matahari, dsb.
Tanaman-tanaman yang akan ditumpanggilirkan harus memenuhi syarat-syarat:
a. Kebutuhan air, unsur hara, sinar matahari yang berbeda.
Misalnya ubi-ubian dapat ditumpanggilirkan dengan tanaman golongan
leugminoseae karena ubi-ubian sangat banyak membutuhkan unsur K,
sedangkan leguminoseae membutuhkan banyak unsur N. Selain itu, tanaman
jagung (C4) dapat ditumpanggilirkan dengan kedelai (C3) karena kebutuhan
sinar matahari tanaman-tanaman tersebut berbeda, dimana tanaman jagung
membutuhkan sinar matahari penuh, sedangkan kedelai tidak.
b. Kedalaman akar berbeda.
c. Varietas/familia tidak sama.
Gambar 1. Macam-macam tumpang gilir
4. Universitas Gadjah Mada
Keberhasilan Penanaman
1.Cropping Index (CI) atau indeks penanaman (IP), adalah jumlah penanaman pada
sebidang tanah (jumlah penanaman yang dapat dilakukan pada sebidang tanah) x
100 per tahun.
Contoh: Penanaman padi pada saat ini dapat dilakukan sebanyak tiga kali dalam
setahun dengan menggunakan varietas padi yang berumur genjah.
Dengan demikian, nilai CI = x 100 = 300
Nilai CI yang lebih dari 100 menunjukkan bahwa penggunaan lahan tersebut lebih
dari satu kali dalam setahun, sehingga lahan tersebut menjadi lebih produktif.
2.Land Equivalent Ratio (LER) atau Ratio Setara Tanah (RST), adalah perbandingan
antara luas lahan yang diperlukan untuk menanam tanaman secara tunggal dengan
penanaman secara tumpangsari untuk mendapatkan hasil yang sama pada tingkat
pengelolaan yang sama.
Contoh:
Dalam penanaman tumpangsari ubikayu dengan jagung, kacang hijau, dan wijen,
diperoleh hasil sebagai berikut:
Macam tanaman Tumpangsari Tanam tunggal
(kg/ha) (kg/ha)
Ubikayu 5.000 20.000
Jagung 3.000 4.000
Kacang hijau 600 1.200
Wijen 400 1.000
Sistem tanam yang menghasilkan LER > 1 menunjukkan peningkatan produktivitas
lahan.
Penjelasan:
Luas lahan yang dibutuhkan untuk penanaman secara tunggal untuk memberikan
hasil yang sama dengan penanaman secara tumpangsari adalah sebagai
berikut: 5.000 kg ubikayu perlu lahan = 5.000 : 20.000 ha = 0,25 ha
3.000 kg jagung perlu lahan = 3.000 : 4.000 ha = 0,75 ha
600 kg kacang hijau perlu lahan = 600 : 1.200 ha = 0,50 ha
400 kg wijen perlu lahan = 400 : 1.000 ha = 0,40 ha
Jumlah lahan = 1 ha Jumlah lahan = 1,90 ha
Sehingga diperlukan lahan yang lebih luas yaitu 1,90 ha untuk penanaman secara
tunggal agar memberikan hasil yang sama dengan penanaman secara
5. Universitas Gadjah Mada
tumpangsari. Sehingga tumpangsari dapat meningkatkan produktivitas lahan
karena
=
1,90
1
= 1,90 > 1
Rumus matematika : LER =
∑
Dimana:
hi = hasil tumpangsari
Hi = hasil tanam tunggal
i = macam tanaman yang dibudidayakan/ditumpangsarikan
3.Income Equivalent Ratio (IER), adalah perbandingan antara keuntungan yang
diperoleh dari penanaman secara tumpangsari dan penanaman secara tunggal
dengan modal yang sama.
B. Teknik Budidaya Tanaman
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tekniklpelaksanaan budidaya tanaman
adalah:
1. Penyiapan bahan tanam atau benih
2. Pengolahan tanah
3. Penanaman
4. Pemeliharaan tanaman meliputi:
a. pemupukan
b. pengairan
c. pembumbunan
d. penyiangan dan pendangiran
e. pengendalian hama dan penyakit
5. Pemanenan
1. Penyiapan baham tanam (benih)
Bahan tanam (benih) dapat berupa biji atau bagian tanaman (akar, batang,
daun, jaringan tanaman) selain biji. Untuk mendapatkan hasil tanaman yang baik
ditinjau dari aspek kuantitas dan kualitas, maka hares digunakan benih yang unggul
serta bermutu tinggi.
Adapun yang dimaksud dengan benih unggul adalah: benih yang berasal dari
6. Universitas Gadjah Mada
varietas unggul yaitu yang memiliki kelebihan-kelebihan tertentu dibanding dengan
varietas lain (produksi tinggi, tahan terhadap hama penyakit, kegaraman, cekaman
dan sebagainya). Bahan tanam yang berupa biji, di samping berasal dari varietas
unggul juga hams bermutu tinggi dengan kriteria (pada biji kedelai) sebagai berikut:
a. berdaya kecambah tinggi (lebih dari 80 %)
b. mempunyai vigor yang tinggi (tumbuh serentak, sehat, cepat)
c. murni (tidak tercampur dengan varietas lain)
d. bersih (tidak tercampur kotoran misalnya pasir, krikil, dll)
e. bernas, sehat, tidak keriput, tidak luka
f. masih baru ( < 6 bulan sejak panen)
Dengan demikian sebelum penanaman, haus dilakukan pengujian daya
kecambah atau daya tumbuh benih. Apabila persentase perkecambahan kurang
dari 80 %, sebaiknya biji tersebut tidak digunakan untuk benih, kecuali kalau
digunakan untuk perpanjangan varietas untuk keperluan penelitian.
Daya tumbuh atau gaya berkecambah benih dapat berkurang/menurun
karena beberapa sebab, antara lain:
a. tidak dipungut pada masak optimal (pada tanaman tembakau pada saat
dipungut sebelum masak sekali, karena pada saat masak sekali, biji
mengandung minyak 37%)
b. biji masak pada keadaan yang tidak baik (berbuah terlalu banyak, hujan banyak,
masak "darurat")
c. penyimpanan atau pengiriman benih kurang baik (biji yang rekalsitran bila
disimpan pada keadaan kering (kadar air kurang 25 %), biji akan mati, tetapi bila
disimpan pada keadaan lembab dengan kadar air > 40 % biji akan
berkecambah.
d. disimpan terlalu lama (coklat, ceruk, karet) gaya berkecambah cepat menurun
dan dapat mengakibatkan kematian
e. fumigasi dengan gas-gas tertentu (CS2 untuk mematikan hama)
Benih unggul, pada saat ini sudah banyak tersedia di pasaran karena sudah
banyak perusahaan-perusahaan yang berkiprah di bidang perbenihan seperti BISI,
PANAH MERAH, dan dipasarkan di toko-toko saprodi, sehingga petani sudah tidak
perlu lagi membuah benih sendiri.
Kebutuhan benih per hektar dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus
sbb:
7. Universitas Gadjah Mada
= 10.000
100 100 100
100
1
dimana:
B = benih yang dibutuhkan dalam 1 ha (10.000 m2
)
p = jarak antar baris (dalam cm)
q = jarak dalam bas (dalam cm)
r = daya tumbuh benih (dalam %)
s = bobot 100 butir biji (dalam gram)
t = jumlah benih per lubang tanam
Benih unggul siap dipasarkan (benih sebar) diperoleh melalui beberapa tahapan
berikut:
a. benih penjenis/tetua (breeder seeds) disingkat BS
b. benih dasar (foundation seeds) disingkat FS
c. benih pokok (stock seeds) disingkat SS
d. benih sebar (extension seeds) disingkakt ES
Untuk tanaman setahun/tanaman keras, di samping pemilihan benih, perlu juga
dilakukan pemilihan pohon induk dan pemilihan bibit bagi tanaman-tanaman yang
benihnya harus disemaikan lebih dahulu.
Adapun pohon induk yang baik harus memenuhi syarat:
a. berproduksi tinggi
b. hasil berkualitas baik
c. tanaman sehat tidak terserang hama dan penyakit
d. memiliki umur optimum; pada pohon kelapa dipilih yang sudah cukup tua
e. sifat baik tanaman diturunkan pada generasi berikutnya.
Selain dengan biji, bahan tanam juga dapat berupa bagian-bagian tanaman selain
biji seperti: akar, batang, daun maupun jaringan tanaman. Perbanyakan tanaman
dengan bahan seperti tersebut dikenal dengan perbanyakan vegetatif. Adapun
keunggulan dan kelemahan perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah sebagai
berikut:
Keunggulan: 1. cepat berbuah (untuk tanaman buah-buahan)
2. memiliki sifat sama dengan induknya
Kelemahan : 1. perakaran tidak kuat (setek, cangkok) ]
2. umur produksi tidak panjang
3. jumlah tanaman barn yang diperoleh tidak sebanyak
tanaman yang berasal dari biji.
8. Universitas Gadjah Mada
5. Pemanenan
Hasil tanaman dapat dipanen apabila telah memenuhi kriteria masak
fisiologis atau masak komersial. Masak fisiologis terjadi apabila pertumbuhan dan
kemasakan suatu buah, biji ataupun sayuran sudah mencapai maksimum. Masak
komersial adalah tercapainya kondisi organ tanaman (bagian tanaman yang akan
dipanen) sesuai dengan selera konsumen.
Penentuan saat panen hasil tanaman didasarkan atas:
a. Perubahan kenampakan (visual)
1) perubahan warna
2) perubahan bentuk dan ukuran
3) adanya daun-daun yang menua
4) tanaman mengering
5) buah atau biji telah berkembang penuh
b. Perubahan fisik
1) mudah lepas dari pohon induknya
2) perubahan kekerasan daging buah
3) meningkatnya berat jenis dan padatan terlarut
c. Perubahan kimiawi
1) meningkatnya kandungan gula
2) menurunnya kandungan asam
3) meningkatnya kandungan lemak, protein.
d. Perubahan fisiologi. Kelakuan respirasi dapat digunakan untuk
meneralmengukur tingkat kemasakan basil tanaman terutama tanaman buah.
e. Umur tanaman sejak penanaman sampai hasil siap dipanen atau sejak bunga
mekar sampai basil siap dipanen (misal pada tanaman semangka, melon,
ketimun, terung dan sebagainya).
Tanda-tanda hasil tanaman sudah siap untuk dipanen sangat bervariasi tergantung
jenis/macam tanaman, bagian tanaman yang dipanen, kegunaan/ pemanfaatan
basil tanaman (misal untuk sayur, untuk buah).
Setelah panen perlu adanya penanganan pasca panen sebelum hasil
dipasarkan agar hasil tersebut tidak cepat mengalami penurunan kualitas. Tindakan
pasca panen pada komoditas hortikultura antara lain adalah: trimming
(perempelan/perempesan), cleaning & washing (pembersihan dan pencucian),
grading & sorting (pengelompokan/penggolongan & pemilahan), packaging
(pengemasan), precooling (pendinginan awal) dan storage (penyimpanan). Untuk
9. Universitas Gadjah Mada
field crops seperti kedelai, padi, jagung, sorghum, kacang tanah dan sebagainya,
penanganan pasca panen yang hams dilakukan adalah pengeringan sampai kadar
air tertentu (untuk padi 12 %), agar dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup
lama.