SlideShare a Scribd company logo
Universitas Gadjah Mada
V. SISTEM PERTANIAN DAN TEKNIK BUDIDAYA
TANAMAN
Pengertian Sistem
Sistem merupakan gabungan dari elemen-elemen (obyek, manusia, informasi)
yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai
kesatuan organisatoris dalam usaha menghasilkan sesuatu.
Spedding (1979) mengatakan bahwa "sistem" merupakan sekelompok
komponen yang saling berinteraksi bersama-sama, bekerja untuk suatu tujuan
tertentu, mampu bereaksi sebagai suatu kesatuan (keseluruhan) dalam
menanggulangi rangsangan dari luar.
Sistem adalah seperangkat kompleks dari komponen-komponen yang saling
berkaitan dalam suatu kerangka kerja yang bersifat otonom.
Dari beberapa pendapat di atas, maka sistem adalah satu kesatuan unsur-
unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memproses masukan menjadi
keluaran.
Ciri-ciri sistem:
1. ada masukan (input)
2. ada proses (interaksi unsur-unsur)
3. ada keluaran (output)
A. Macam-macam Sistem Pertanian
1. Sistem pertanian sawah, yaitu usaha pertanian yang dilaksanakan pada sebidang
tanah yang dibatasi oleh pematang/galengan.
Misalnya: - sawah berpengairan
- sawah tadah hujan
Padi membutuhkan air yang berlebihan, sehingga pengairannya memakai sistem
air tergenang. Petani sawah biasanya tetap dan tidak berpindah-pindah, di samping
mengandalkan pupuk, juga mengandalkan pengairan dari sungai/waduk walaupun
tidak semua air sungai baik untuk pengairan. Misalnya sungai Merawu di daerah
Banyumas yang tanahnya mengandung cadas dan lumpur sehingga jika
Universitas Gadjah Mada
endapannya menutup lapisan tanah sawah akan menyebabkan tanah kekurangan
oksigen.
2. Sistem pertanian ladang, yaitu usaha pertanian yang dilaksanakan di daerah-
daerah yang imbangan tanah dan penduduknya masih memadai (penduduk masih
jarang). Biasanya ladang ini dilaksanakan secara berpindah-pindah dan kembali ke
tanah semula setelah 5 atau 10 tahun.
3. Sistem pertanian pekarangan, yaitu usaha pertanian yang dilaksanakan di sekitar
rumah, umumnya merupakan usaha samping/sambilan dengan hasil berupa
pangan tambahan, bumbu-bumbu, bahan bangunan, kayu bakar, bahan kerajinan,
keperluan pribadi, dsb.
4. Sistem pertanian lahan kering, yaitu usaha pertanian yang dilaksanakan di
sebidang tanah tanpa batas pematang dan tidak mendapat pengairan kecuali dari
air hujan, biasanya curah hujannya hanya 250 mm/th.
5. Sistem pertanian pasang surut, yaitu usaha pertanian yang diusahakan pada
sebidang tanah yang keadaan airnya dipengaruhi oleh pasang surutnya air sungai
atau laut. Jenis-jenis padi lokal pasang surut peka terhadap fotoperiodisitas.
Usaha Peningkatan Produktivitas Tanah Pertanian di Indonesia
Usaha tersebut dilatarbelakangi oleh adanya: pemilikan tanah yang sempit dan
adanya faktor pembatas produksi tanaman seperti: ketersediaan air, serangan
hamalpenyakit, dsb. Usaha peningkatan produktivitas ditempuh dengan penanaman
secara tumpang gilir (multiple cropping).
Andrews dan Kassam (1976) mengatakan bahwa "tumpang gilir" adalah
menumbuhkan dua tanaman atau lebih pada tanah yang sama dalam waktu satu
tahun. Sementara itu, menurut Nuryadi (1978), tumpang gilir adalah penanaman pada
satu lahan selama satu tahun dan didapatkan hasil panen lebih dari satu kali.
Macam-macam multiple cropping menurut Andrews dan Kassam:
1.Squential cropping (tanam bergiliran), adalah menumbuhkan dua tanaman atau
lebih secara berurutan pada tanah yang sama dalam waktu satu tahun. Dimana
setiap musim tanam, petani hanya mengelola satu jenis tanaman.
2.Intercropping (tanam tumpangsari), adalah menumbuhkan dua tanaman atau lebih
secara bersama-sama pada lahan yang sama, dimana setiap musim tanam, petani
mengelola lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama. Ada beberapa
macam intercropping menurut Andrews dan Kassam:
Universitas Gadjah Mada
a. mixed intercropping (tanam campuran):
menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-samalserentak dengan
tidak memperhatikan jarak tanam.
b. row intercropping:
menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-samalserentak dengan
jarak tanam tertentu (satu jenis tanaman atau lebih ditanam dalam barisan).
c. strip intercropping :
menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-samalserentak dengan
satu macam tanaman ditanam dalam jalur-jalur tersendiri.
d. relay intercropping:
menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-sama/serentak selama
sebagian dari daur hidup masing-masing tanaman (tanam bersisipan).
Selain empat macam di atas, dikenal juga adanya tumpang tangga, yaitu
tumpangsari dengan memperhatikan perbedaan tinggi tanaman yang akan
diusahakan atau kebutuhan unsur-unsur hara, cahaya matahari, dsb.
Tanaman-tanaman yang akan ditumpanggilirkan harus memenuhi syarat-syarat:
a. Kebutuhan air, unsur hara, sinar matahari yang berbeda.
Misalnya ubi-ubian dapat ditumpanggilirkan dengan tanaman golongan
leugminoseae karena ubi-ubian sangat banyak membutuhkan unsur K,
sedangkan leguminoseae membutuhkan banyak unsur N. Selain itu, tanaman
jagung (C4) dapat ditumpanggilirkan dengan kedelai (C3) karena kebutuhan
sinar matahari tanaman-tanaman tersebut berbeda, dimana tanaman jagung
membutuhkan sinar matahari penuh, sedangkan kedelai tidak.
b. Kedalaman akar berbeda.
c. Varietas/familia tidak sama.
Gambar 1. Macam-macam tumpang gilir
Universitas Gadjah Mada
Keberhasilan Penanaman
1.Cropping Index (CI) atau indeks penanaman (IP), adalah jumlah penanaman pada
sebidang tanah (jumlah penanaman yang dapat dilakukan pada sebidang tanah) x
100 per tahun.
Contoh: Penanaman padi pada saat ini dapat dilakukan sebanyak tiga kali dalam
setahun dengan menggunakan varietas padi yang berumur genjah.
Dengan demikian, nilai CI = x 100 = 300
Nilai CI yang lebih dari 100 menunjukkan bahwa penggunaan lahan tersebut lebih
dari satu kali dalam setahun, sehingga lahan tersebut menjadi lebih produktif.
2.Land Equivalent Ratio (LER) atau Ratio Setara Tanah (RST), adalah perbandingan
antara luas lahan yang diperlukan untuk menanam tanaman secara tunggal dengan
penanaman secara tumpangsari untuk mendapatkan hasil yang sama pada tingkat
pengelolaan yang sama.
Contoh:
Dalam penanaman tumpangsari ubikayu dengan jagung, kacang hijau, dan wijen,
diperoleh hasil sebagai berikut:
Macam tanaman Tumpangsari Tanam tunggal
(kg/ha) (kg/ha)
Ubikayu 5.000 20.000
Jagung 3.000 4.000
Kacang hijau 600 1.200
Wijen 400 1.000
Sistem tanam yang menghasilkan LER > 1 menunjukkan peningkatan produktivitas
lahan.
Penjelasan:
Luas lahan yang dibutuhkan untuk penanaman secara tunggal untuk memberikan
hasil yang sama dengan penanaman secara tumpangsari adalah sebagai
berikut: 5.000 kg ubikayu perlu lahan = 5.000 : 20.000 ha = 0,25 ha
3.000 kg jagung perlu lahan = 3.000 : 4.000 ha = 0,75 ha
600 kg kacang hijau perlu lahan = 600 : 1.200 ha = 0,50 ha
400 kg wijen perlu lahan = 400 : 1.000 ha = 0,40 ha
Jumlah lahan = 1 ha Jumlah lahan = 1,90 ha
Sehingga diperlukan lahan yang lebih luas yaitu 1,90 ha untuk penanaman secara
tunggal agar memberikan hasil yang sama dengan penanaman secara
Universitas Gadjah Mada
tumpangsari. Sehingga tumpangsari dapat meningkatkan produktivitas lahan
karena
=
1,90
1
= 1,90 > 1
Rumus matematika : LER =
∑
Dimana:
hi = hasil tumpangsari
Hi = hasil tanam tunggal
i = macam tanaman yang dibudidayakan/ditumpangsarikan
3.Income Equivalent Ratio (IER), adalah perbandingan antara keuntungan yang
diperoleh dari penanaman secara tumpangsari dan penanaman secara tunggal
dengan modal yang sama.
B. Teknik Budidaya Tanaman
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tekniklpelaksanaan budidaya tanaman
adalah:
1. Penyiapan bahan tanam atau benih
2. Pengolahan tanah
3. Penanaman
4. Pemeliharaan tanaman meliputi:
a. pemupukan
b. pengairan
c. pembumbunan
d. penyiangan dan pendangiran
e. pengendalian hama dan penyakit
5. Pemanenan
1. Penyiapan baham tanam (benih)
Bahan tanam (benih) dapat berupa biji atau bagian tanaman (akar, batang,
daun, jaringan tanaman) selain biji. Untuk mendapatkan hasil tanaman yang baik
ditinjau dari aspek kuantitas dan kualitas, maka hares digunakan benih yang unggul
serta bermutu tinggi.
Adapun yang dimaksud dengan benih unggul adalah: benih yang berasal dari
Universitas Gadjah Mada
varietas unggul yaitu yang memiliki kelebihan-kelebihan tertentu dibanding dengan
varietas lain (produksi tinggi, tahan terhadap hama penyakit, kegaraman, cekaman
dan sebagainya). Bahan tanam yang berupa biji, di samping berasal dari varietas
unggul juga hams bermutu tinggi dengan kriteria (pada biji kedelai) sebagai berikut:
a. berdaya kecambah tinggi (lebih dari 80 %)
b. mempunyai vigor yang tinggi (tumbuh serentak, sehat, cepat)
c. murni (tidak tercampur dengan varietas lain)
d. bersih (tidak tercampur kotoran misalnya pasir, krikil, dll)
e. bernas, sehat, tidak keriput, tidak luka
f. masih baru ( < 6 bulan sejak panen)
Dengan demikian sebelum penanaman, haus dilakukan pengujian daya
kecambah atau daya tumbuh benih. Apabila persentase perkecambahan kurang
dari 80 %, sebaiknya biji tersebut tidak digunakan untuk benih, kecuali kalau
digunakan untuk perpanjangan varietas untuk keperluan penelitian.
Daya tumbuh atau gaya berkecambah benih dapat berkurang/menurun
karena beberapa sebab, antara lain:
a. tidak dipungut pada masak optimal (pada tanaman tembakau pada saat
dipungut sebelum masak sekali, karena pada saat masak sekali, biji
mengandung minyak 37%)
b. biji masak pada keadaan yang tidak baik (berbuah terlalu banyak, hujan banyak,
masak "darurat")
c. penyimpanan atau pengiriman benih kurang baik (biji yang rekalsitran bila
disimpan pada keadaan kering (kadar air kurang 25 %), biji akan mati, tetapi bila
disimpan pada keadaan lembab dengan kadar air > 40 % biji akan
berkecambah.
d. disimpan terlalu lama (coklat, ceruk, karet) gaya berkecambah cepat menurun
dan dapat mengakibatkan kematian
e. fumigasi dengan gas-gas tertentu (CS2 untuk mematikan hama)
Benih unggul, pada saat ini sudah banyak tersedia di pasaran karena sudah
banyak perusahaan-perusahaan yang berkiprah di bidang perbenihan seperti BISI,
PANAH MERAH, dan dipasarkan di toko-toko saprodi, sehingga petani sudah tidak
perlu lagi membuah benih sendiri.
Kebutuhan benih per hektar dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus
sbb:
Universitas Gadjah Mada
= 10.000
100 100 100
100
1
dimana:
B = benih yang dibutuhkan dalam 1 ha (10.000 m2
)
p = jarak antar baris (dalam cm)
q = jarak dalam bas (dalam cm)
r = daya tumbuh benih (dalam %)
s = bobot 100 butir biji (dalam gram)
t = jumlah benih per lubang tanam
Benih unggul siap dipasarkan (benih sebar) diperoleh melalui beberapa tahapan
berikut:
a. benih penjenis/tetua (breeder seeds) disingkat BS
b. benih dasar (foundation seeds) disingkat FS
c. benih pokok (stock seeds) disingkat SS
d. benih sebar (extension seeds) disingkakt ES
Untuk tanaman setahun/tanaman keras, di samping pemilihan benih, perlu juga
dilakukan pemilihan pohon induk dan pemilihan bibit bagi tanaman-tanaman yang
benihnya harus disemaikan lebih dahulu.
Adapun pohon induk yang baik harus memenuhi syarat:
a. berproduksi tinggi
b. hasil berkualitas baik
c. tanaman sehat tidak terserang hama dan penyakit
d. memiliki umur optimum; pada pohon kelapa dipilih yang sudah cukup tua
e. sifat baik tanaman diturunkan pada generasi berikutnya.
Selain dengan biji, bahan tanam juga dapat berupa bagian-bagian tanaman selain
biji seperti: akar, batang, daun maupun jaringan tanaman. Perbanyakan tanaman
dengan bahan seperti tersebut dikenal dengan perbanyakan vegetatif. Adapun
keunggulan dan kelemahan perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah sebagai
berikut:
Keunggulan: 1. cepat berbuah (untuk tanaman buah-buahan)
2. memiliki sifat sama dengan induknya
Kelemahan : 1. perakaran tidak kuat (setek, cangkok) ]
2. umur produksi tidak panjang
3. jumlah tanaman barn yang diperoleh tidak sebanyak
tanaman yang berasal dari biji.
Universitas Gadjah Mada
5. Pemanenan
Hasil tanaman dapat dipanen apabila telah memenuhi kriteria masak
fisiologis atau masak komersial. Masak fisiologis terjadi apabila pertumbuhan dan
kemasakan suatu buah, biji ataupun sayuran sudah mencapai maksimum. Masak
komersial adalah tercapainya kondisi organ tanaman (bagian tanaman yang akan
dipanen) sesuai dengan selera konsumen.
Penentuan saat panen hasil tanaman didasarkan atas:
a. Perubahan kenampakan (visual)
1) perubahan warna
2) perubahan bentuk dan ukuran
3) adanya daun-daun yang menua
4) tanaman mengering
5) buah atau biji telah berkembang penuh
b. Perubahan fisik
1) mudah lepas dari pohon induknya
2) perubahan kekerasan daging buah
3) meningkatnya berat jenis dan padatan terlarut
c. Perubahan kimiawi
1) meningkatnya kandungan gula
2) menurunnya kandungan asam
3) meningkatnya kandungan lemak, protein.
d. Perubahan fisiologi. Kelakuan respirasi dapat digunakan untuk
meneralmengukur tingkat kemasakan basil tanaman terutama tanaman buah.
e. Umur tanaman sejak penanaman sampai hasil siap dipanen atau sejak bunga
mekar sampai basil siap dipanen (misal pada tanaman semangka, melon,
ketimun, terung dan sebagainya).
Tanda-tanda hasil tanaman sudah siap untuk dipanen sangat bervariasi tergantung
jenis/macam tanaman, bagian tanaman yang dipanen, kegunaan/ pemanfaatan
basil tanaman (misal untuk sayur, untuk buah).
Setelah panen perlu adanya penanganan pasca panen sebelum hasil
dipasarkan agar hasil tersebut tidak cepat mengalami penurunan kualitas. Tindakan
pasca panen pada komoditas hortikultura antara lain adalah: trimming
(perempelan/perempesan), cleaning & washing (pembersihan dan pencucian),
grading & sorting (pengelompokan/penggolongan & pemilahan), packaging
(pengemasan), precooling (pendinginan awal) dan storage (penyimpanan). Untuk
Universitas Gadjah Mada
field crops seperti kedelai, padi, jagung, sorghum, kacang tanah dan sebagainya,
penanganan pasca panen yang hams dilakukan adalah pengeringan sampai kadar
air tertentu (untuk padi 12 %), agar dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup
lama.

More Related Content

What's hot

Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanperdos5 cuy
 
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiPutrimian Hairani
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
dyahpuspita73
 
Botani 1 Pendahuluan
Botani 1 PendahuluanBotani 1 Pendahuluan
Botani 1 Pendahuluan
Sinergi Inspiration
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
Moh Masnur
 
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAcara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Alfian Nopara Saifudin
 
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasiEktum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
asnaini marlis
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
Repository Ipb
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihUnhy Doel
 
25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini
25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini
25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini
tani57
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulma
Tidar University
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
BPPSINDANGKASIH
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camfahmiganteng
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
Andrew Hutabarat
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi TanamanPeranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
ita wahyu
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Warnet Raha
 
Manfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanianManfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanian
perdos5 cuy
 

What's hot (20)

Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanaman
 
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Presentasi gita
Presentasi gitaPresentasi gita
Presentasi gita
 
Botani 1 Pendahuluan
Botani 1 PendahuluanBotani 1 Pendahuluan
Botani 1 Pendahuluan
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAcara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
 
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasiEktum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
 
25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini
25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini
25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulma
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
 
9. produksi benih
9. produksi benih9. produksi benih
9. produksi benih
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
 
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi TanamanPeranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
Manfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanianManfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanian
 

Similar to Sistem pertanian dan teknik budidaya tanaman

Pertemuan 2 POLA TANAM Tanaman Budidaya.pptx
Pertemuan 2 POLA TANAM Tanaman Budidaya.pptxPertemuan 2 POLA TANAM Tanaman Budidaya.pptx
Pertemuan 2 POLA TANAM Tanaman Budidaya.pptx
waridizm07
 
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...rizky hadi
 
Pembangunan pertanian dan usahatani
Pembangunan pertanian dan usahataniPembangunan pertanian dan usahatani
Pembangunan pertanian dan usahatani
Muhammad Saddam
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Tidar University
 
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padiHAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
Purwandaru Widyasunu
 
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan 5.pptx
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan 5.pptxPembangunan Pertanian Berkelanjutan 5.pptx
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan 5.pptx
ilmarianse1
 
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptxPPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
RizkyNazty
 
Materi 04. Sistem Pertanian (1).pdf
Materi 04. Sistem Pertanian (1).pdfMateri 04. Sistem Pertanian (1).pdf
Materi 04. Sistem Pertanian (1).pdf
WennySorayasirait2
 
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
Repository Ipb
 
Makalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawitMakalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawit
Septian Muna Barakati
 
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptxMateri Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
purnamawirawan92
 
Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim
Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim
Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim
gabriellapatric
 
Materi-Pak-iskandar.pptx
Materi-Pak-iskandar.pptxMateri-Pak-iskandar.pptx
Materi-Pak-iskandar.pptx
NanaMardiana28
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
nim5009130128
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas itnim5009130128
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas itnim5009130128
 

Similar to Sistem pertanian dan teknik budidaya tanaman (20)

Pertemuan 2 POLA TANAM Tanaman Budidaya.pptx
Pertemuan 2 POLA TANAM Tanaman Budidaya.pptxPertemuan 2 POLA TANAM Tanaman Budidaya.pptx
Pertemuan 2 POLA TANAM Tanaman Budidaya.pptx
 
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
 
Pembangunan pertanian dan usahatani
Pembangunan pertanian dan usahataniPembangunan pertanian dan usahatani
Pembangunan pertanian dan usahatani
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
 
Proposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten munaProposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten muna
 
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padiHAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
 
Proposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten munaProposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten muna
 
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan 5.pptx
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan 5.pptxPembangunan Pertanian Berkelanjutan 5.pptx
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan 5.pptx
 
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptxPPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
 
Materi 04. Sistem Pertanian (1).pdf
Materi 04. Sistem Pertanian (1).pdfMateri 04. Sistem Pertanian (1).pdf
Materi 04. Sistem Pertanian (1).pdf
 
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR PADA TANAMAN PADI DAN KEDELAI UNTUK ME...
 
Makalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawitMakalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawit
 
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptxMateri Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
 
Metode SRI 2
Metode SRI 2Metode SRI 2
Metode SRI 2
 
Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim
Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim
Budidaya Tanaman Gandum / budiddaya tanaman semusim
 
Materi-Pak-iskandar.pptx
Materi-Pak-iskandar.pptxMateri-Pak-iskandar.pptx
Materi-Pak-iskandar.pptx
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanah
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
 

More from Andrew Hutabarat

Jabs 0910 213
Jabs 0910 213Jabs 0910 213
Jabs 0910 213
Andrew Hutabarat
 
Format proposal 2
Format proposal 2Format proposal 2
Format proposal 2
Andrew Hutabarat
 
Format laporan acara 1
Format laporan acara 1Format laporan acara 1
Format laporan acara 1
Andrew Hutabarat
 
Sistem Komputer
Sistem KomputerSistem Komputer
Sistem Komputer
Andrew Hutabarat
 
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada TanamanKonsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Andrew Hutabarat
 
Contoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiahContoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiah
Andrew Hutabarat
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Andrew Hutabarat
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 indKuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Andrew Hutabarat
 
Integrated weed
Integrated weedIntegrated weed
Integrated weed
Andrew Hutabarat
 
Ekotan 15
Ekotan 15Ekotan 15
Ekotan 15
Andrew Hutabarat
 
The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014
Andrew Hutabarat
 
Site dan mode of action
Site dan mode of actionSite dan mode of action
Site dan mode of action
Andrew Hutabarat
 
Seed bank
Seed bankSeed bank
Seed bank
Andrew Hutabarat
 
Managemen gulma
Managemen gulmaManagemen gulma
Managemen gulma
Andrew Hutabarat
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Andrew Hutabarat
 
I gulma l2
I gulma l2I gulma l2
I gulma l2
Andrew Hutabarat
 
Ecologi gulma
Ecologi gulmaEcologi gulma
Ecologi gulma
Andrew Hutabarat
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Andrew Hutabarat
 
Ekotanjut1
Ekotanjut1Ekotanjut1
Ekotanjut1
Andrew Hutabarat
 
The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015
Andrew Hutabarat
 

More from Andrew Hutabarat (20)

Jabs 0910 213
Jabs 0910 213Jabs 0910 213
Jabs 0910 213
 
Format proposal 2
Format proposal 2Format proposal 2
Format proposal 2
 
Format laporan acara 1
Format laporan acara 1Format laporan acara 1
Format laporan acara 1
 
Sistem Komputer
Sistem KomputerSistem Komputer
Sistem Komputer
 
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada TanamanKonsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
 
Contoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiahContoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiah
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 indKuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
 
Integrated weed
Integrated weedIntegrated weed
Integrated weed
 
Ekotan 15
Ekotan 15Ekotan 15
Ekotan 15
 
The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014
 
Site dan mode of action
Site dan mode of actionSite dan mode of action
Site dan mode of action
 
Seed bank
Seed bankSeed bank
Seed bank
 
Managemen gulma
Managemen gulmaManagemen gulma
Managemen gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
 
I gulma l2
I gulma l2I gulma l2
I gulma l2
 
Ecologi gulma
Ecologi gulmaEcologi gulma
Ecologi gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
 
Ekotanjut1
Ekotanjut1Ekotanjut1
Ekotanjut1
 
The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015
 

Recently uploaded

SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 

Recently uploaded (20)

SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 

Sistem pertanian dan teknik budidaya tanaman

  • 1. Universitas Gadjah Mada V. SISTEM PERTANIAN DAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN Pengertian Sistem Sistem merupakan gabungan dari elemen-elemen (obyek, manusia, informasi) yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai kesatuan organisatoris dalam usaha menghasilkan sesuatu. Spedding (1979) mengatakan bahwa "sistem" merupakan sekelompok komponen yang saling berinteraksi bersama-sama, bekerja untuk suatu tujuan tertentu, mampu bereaksi sebagai suatu kesatuan (keseluruhan) dalam menanggulangi rangsangan dari luar. Sistem adalah seperangkat kompleks dari komponen-komponen yang saling berkaitan dalam suatu kerangka kerja yang bersifat otonom. Dari beberapa pendapat di atas, maka sistem adalah satu kesatuan unsur- unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memproses masukan menjadi keluaran. Ciri-ciri sistem: 1. ada masukan (input) 2. ada proses (interaksi unsur-unsur) 3. ada keluaran (output) A. Macam-macam Sistem Pertanian 1. Sistem pertanian sawah, yaitu usaha pertanian yang dilaksanakan pada sebidang tanah yang dibatasi oleh pematang/galengan. Misalnya: - sawah berpengairan - sawah tadah hujan Padi membutuhkan air yang berlebihan, sehingga pengairannya memakai sistem air tergenang. Petani sawah biasanya tetap dan tidak berpindah-pindah, di samping mengandalkan pupuk, juga mengandalkan pengairan dari sungai/waduk walaupun tidak semua air sungai baik untuk pengairan. Misalnya sungai Merawu di daerah Banyumas yang tanahnya mengandung cadas dan lumpur sehingga jika
  • 2. Universitas Gadjah Mada endapannya menutup lapisan tanah sawah akan menyebabkan tanah kekurangan oksigen. 2. Sistem pertanian ladang, yaitu usaha pertanian yang dilaksanakan di daerah- daerah yang imbangan tanah dan penduduknya masih memadai (penduduk masih jarang). Biasanya ladang ini dilaksanakan secara berpindah-pindah dan kembali ke tanah semula setelah 5 atau 10 tahun. 3. Sistem pertanian pekarangan, yaitu usaha pertanian yang dilaksanakan di sekitar rumah, umumnya merupakan usaha samping/sambilan dengan hasil berupa pangan tambahan, bumbu-bumbu, bahan bangunan, kayu bakar, bahan kerajinan, keperluan pribadi, dsb. 4. Sistem pertanian lahan kering, yaitu usaha pertanian yang dilaksanakan di sebidang tanah tanpa batas pematang dan tidak mendapat pengairan kecuali dari air hujan, biasanya curah hujannya hanya 250 mm/th. 5. Sistem pertanian pasang surut, yaitu usaha pertanian yang diusahakan pada sebidang tanah yang keadaan airnya dipengaruhi oleh pasang surutnya air sungai atau laut. Jenis-jenis padi lokal pasang surut peka terhadap fotoperiodisitas. Usaha Peningkatan Produktivitas Tanah Pertanian di Indonesia Usaha tersebut dilatarbelakangi oleh adanya: pemilikan tanah yang sempit dan adanya faktor pembatas produksi tanaman seperti: ketersediaan air, serangan hamalpenyakit, dsb. Usaha peningkatan produktivitas ditempuh dengan penanaman secara tumpang gilir (multiple cropping). Andrews dan Kassam (1976) mengatakan bahwa "tumpang gilir" adalah menumbuhkan dua tanaman atau lebih pada tanah yang sama dalam waktu satu tahun. Sementara itu, menurut Nuryadi (1978), tumpang gilir adalah penanaman pada satu lahan selama satu tahun dan didapatkan hasil panen lebih dari satu kali. Macam-macam multiple cropping menurut Andrews dan Kassam: 1.Squential cropping (tanam bergiliran), adalah menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara berurutan pada tanah yang sama dalam waktu satu tahun. Dimana setiap musim tanam, petani hanya mengelola satu jenis tanaman. 2.Intercropping (tanam tumpangsari), adalah menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-sama pada lahan yang sama, dimana setiap musim tanam, petani mengelola lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama. Ada beberapa macam intercropping menurut Andrews dan Kassam:
  • 3. Universitas Gadjah Mada a. mixed intercropping (tanam campuran): menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-samalserentak dengan tidak memperhatikan jarak tanam. b. row intercropping: menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-samalserentak dengan jarak tanam tertentu (satu jenis tanaman atau lebih ditanam dalam barisan). c. strip intercropping : menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-samalserentak dengan satu macam tanaman ditanam dalam jalur-jalur tersendiri. d. relay intercropping: menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-sama/serentak selama sebagian dari daur hidup masing-masing tanaman (tanam bersisipan). Selain empat macam di atas, dikenal juga adanya tumpang tangga, yaitu tumpangsari dengan memperhatikan perbedaan tinggi tanaman yang akan diusahakan atau kebutuhan unsur-unsur hara, cahaya matahari, dsb. Tanaman-tanaman yang akan ditumpanggilirkan harus memenuhi syarat-syarat: a. Kebutuhan air, unsur hara, sinar matahari yang berbeda. Misalnya ubi-ubian dapat ditumpanggilirkan dengan tanaman golongan leugminoseae karena ubi-ubian sangat banyak membutuhkan unsur K, sedangkan leguminoseae membutuhkan banyak unsur N. Selain itu, tanaman jagung (C4) dapat ditumpanggilirkan dengan kedelai (C3) karena kebutuhan sinar matahari tanaman-tanaman tersebut berbeda, dimana tanaman jagung membutuhkan sinar matahari penuh, sedangkan kedelai tidak. b. Kedalaman akar berbeda. c. Varietas/familia tidak sama. Gambar 1. Macam-macam tumpang gilir
  • 4. Universitas Gadjah Mada Keberhasilan Penanaman 1.Cropping Index (CI) atau indeks penanaman (IP), adalah jumlah penanaman pada sebidang tanah (jumlah penanaman yang dapat dilakukan pada sebidang tanah) x 100 per tahun. Contoh: Penanaman padi pada saat ini dapat dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun dengan menggunakan varietas padi yang berumur genjah. Dengan demikian, nilai CI = x 100 = 300 Nilai CI yang lebih dari 100 menunjukkan bahwa penggunaan lahan tersebut lebih dari satu kali dalam setahun, sehingga lahan tersebut menjadi lebih produktif. 2.Land Equivalent Ratio (LER) atau Ratio Setara Tanah (RST), adalah perbandingan antara luas lahan yang diperlukan untuk menanam tanaman secara tunggal dengan penanaman secara tumpangsari untuk mendapatkan hasil yang sama pada tingkat pengelolaan yang sama. Contoh: Dalam penanaman tumpangsari ubikayu dengan jagung, kacang hijau, dan wijen, diperoleh hasil sebagai berikut: Macam tanaman Tumpangsari Tanam tunggal (kg/ha) (kg/ha) Ubikayu 5.000 20.000 Jagung 3.000 4.000 Kacang hijau 600 1.200 Wijen 400 1.000 Sistem tanam yang menghasilkan LER > 1 menunjukkan peningkatan produktivitas lahan. Penjelasan: Luas lahan yang dibutuhkan untuk penanaman secara tunggal untuk memberikan hasil yang sama dengan penanaman secara tumpangsari adalah sebagai berikut: 5.000 kg ubikayu perlu lahan = 5.000 : 20.000 ha = 0,25 ha 3.000 kg jagung perlu lahan = 3.000 : 4.000 ha = 0,75 ha 600 kg kacang hijau perlu lahan = 600 : 1.200 ha = 0,50 ha 400 kg wijen perlu lahan = 400 : 1.000 ha = 0,40 ha Jumlah lahan = 1 ha Jumlah lahan = 1,90 ha Sehingga diperlukan lahan yang lebih luas yaitu 1,90 ha untuk penanaman secara tunggal agar memberikan hasil yang sama dengan penanaman secara
  • 5. Universitas Gadjah Mada tumpangsari. Sehingga tumpangsari dapat meningkatkan produktivitas lahan karena = 1,90 1 = 1,90 > 1 Rumus matematika : LER = ∑ Dimana: hi = hasil tumpangsari Hi = hasil tanam tunggal i = macam tanaman yang dibudidayakan/ditumpangsarikan 3.Income Equivalent Ratio (IER), adalah perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dari penanaman secara tumpangsari dan penanaman secara tunggal dengan modal yang sama. B. Teknik Budidaya Tanaman Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tekniklpelaksanaan budidaya tanaman adalah: 1. Penyiapan bahan tanam atau benih 2. Pengolahan tanah 3. Penanaman 4. Pemeliharaan tanaman meliputi: a. pemupukan b. pengairan c. pembumbunan d. penyiangan dan pendangiran e. pengendalian hama dan penyakit 5. Pemanenan 1. Penyiapan baham tanam (benih) Bahan tanam (benih) dapat berupa biji atau bagian tanaman (akar, batang, daun, jaringan tanaman) selain biji. Untuk mendapatkan hasil tanaman yang baik ditinjau dari aspek kuantitas dan kualitas, maka hares digunakan benih yang unggul serta bermutu tinggi. Adapun yang dimaksud dengan benih unggul adalah: benih yang berasal dari
  • 6. Universitas Gadjah Mada varietas unggul yaitu yang memiliki kelebihan-kelebihan tertentu dibanding dengan varietas lain (produksi tinggi, tahan terhadap hama penyakit, kegaraman, cekaman dan sebagainya). Bahan tanam yang berupa biji, di samping berasal dari varietas unggul juga hams bermutu tinggi dengan kriteria (pada biji kedelai) sebagai berikut: a. berdaya kecambah tinggi (lebih dari 80 %) b. mempunyai vigor yang tinggi (tumbuh serentak, sehat, cepat) c. murni (tidak tercampur dengan varietas lain) d. bersih (tidak tercampur kotoran misalnya pasir, krikil, dll) e. bernas, sehat, tidak keriput, tidak luka f. masih baru ( < 6 bulan sejak panen) Dengan demikian sebelum penanaman, haus dilakukan pengujian daya kecambah atau daya tumbuh benih. Apabila persentase perkecambahan kurang dari 80 %, sebaiknya biji tersebut tidak digunakan untuk benih, kecuali kalau digunakan untuk perpanjangan varietas untuk keperluan penelitian. Daya tumbuh atau gaya berkecambah benih dapat berkurang/menurun karena beberapa sebab, antara lain: a. tidak dipungut pada masak optimal (pada tanaman tembakau pada saat dipungut sebelum masak sekali, karena pada saat masak sekali, biji mengandung minyak 37%) b. biji masak pada keadaan yang tidak baik (berbuah terlalu banyak, hujan banyak, masak "darurat") c. penyimpanan atau pengiriman benih kurang baik (biji yang rekalsitran bila disimpan pada keadaan kering (kadar air kurang 25 %), biji akan mati, tetapi bila disimpan pada keadaan lembab dengan kadar air > 40 % biji akan berkecambah. d. disimpan terlalu lama (coklat, ceruk, karet) gaya berkecambah cepat menurun dan dapat mengakibatkan kematian e. fumigasi dengan gas-gas tertentu (CS2 untuk mematikan hama) Benih unggul, pada saat ini sudah banyak tersedia di pasaran karena sudah banyak perusahaan-perusahaan yang berkiprah di bidang perbenihan seperti BISI, PANAH MERAH, dan dipasarkan di toko-toko saprodi, sehingga petani sudah tidak perlu lagi membuah benih sendiri. Kebutuhan benih per hektar dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus sbb:
  • 7. Universitas Gadjah Mada = 10.000 100 100 100 100 1 dimana: B = benih yang dibutuhkan dalam 1 ha (10.000 m2 ) p = jarak antar baris (dalam cm) q = jarak dalam bas (dalam cm) r = daya tumbuh benih (dalam %) s = bobot 100 butir biji (dalam gram) t = jumlah benih per lubang tanam Benih unggul siap dipasarkan (benih sebar) diperoleh melalui beberapa tahapan berikut: a. benih penjenis/tetua (breeder seeds) disingkat BS b. benih dasar (foundation seeds) disingkat FS c. benih pokok (stock seeds) disingkat SS d. benih sebar (extension seeds) disingkakt ES Untuk tanaman setahun/tanaman keras, di samping pemilihan benih, perlu juga dilakukan pemilihan pohon induk dan pemilihan bibit bagi tanaman-tanaman yang benihnya harus disemaikan lebih dahulu. Adapun pohon induk yang baik harus memenuhi syarat: a. berproduksi tinggi b. hasil berkualitas baik c. tanaman sehat tidak terserang hama dan penyakit d. memiliki umur optimum; pada pohon kelapa dipilih yang sudah cukup tua e. sifat baik tanaman diturunkan pada generasi berikutnya. Selain dengan biji, bahan tanam juga dapat berupa bagian-bagian tanaman selain biji seperti: akar, batang, daun maupun jaringan tanaman. Perbanyakan tanaman dengan bahan seperti tersebut dikenal dengan perbanyakan vegetatif. Adapun keunggulan dan kelemahan perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah sebagai berikut: Keunggulan: 1. cepat berbuah (untuk tanaman buah-buahan) 2. memiliki sifat sama dengan induknya Kelemahan : 1. perakaran tidak kuat (setek, cangkok) ] 2. umur produksi tidak panjang 3. jumlah tanaman barn yang diperoleh tidak sebanyak tanaman yang berasal dari biji.
  • 8. Universitas Gadjah Mada 5. Pemanenan Hasil tanaman dapat dipanen apabila telah memenuhi kriteria masak fisiologis atau masak komersial. Masak fisiologis terjadi apabila pertumbuhan dan kemasakan suatu buah, biji ataupun sayuran sudah mencapai maksimum. Masak komersial adalah tercapainya kondisi organ tanaman (bagian tanaman yang akan dipanen) sesuai dengan selera konsumen. Penentuan saat panen hasil tanaman didasarkan atas: a. Perubahan kenampakan (visual) 1) perubahan warna 2) perubahan bentuk dan ukuran 3) adanya daun-daun yang menua 4) tanaman mengering 5) buah atau biji telah berkembang penuh b. Perubahan fisik 1) mudah lepas dari pohon induknya 2) perubahan kekerasan daging buah 3) meningkatnya berat jenis dan padatan terlarut c. Perubahan kimiawi 1) meningkatnya kandungan gula 2) menurunnya kandungan asam 3) meningkatnya kandungan lemak, protein. d. Perubahan fisiologi. Kelakuan respirasi dapat digunakan untuk meneralmengukur tingkat kemasakan basil tanaman terutama tanaman buah. e. Umur tanaman sejak penanaman sampai hasil siap dipanen atau sejak bunga mekar sampai basil siap dipanen (misal pada tanaman semangka, melon, ketimun, terung dan sebagainya). Tanda-tanda hasil tanaman sudah siap untuk dipanen sangat bervariasi tergantung jenis/macam tanaman, bagian tanaman yang dipanen, kegunaan/ pemanfaatan basil tanaman (misal untuk sayur, untuk buah). Setelah panen perlu adanya penanganan pasca panen sebelum hasil dipasarkan agar hasil tersebut tidak cepat mengalami penurunan kualitas. Tindakan pasca panen pada komoditas hortikultura antara lain adalah: trimming (perempelan/perempesan), cleaning & washing (pembersihan dan pencucian), grading & sorting (pengelompokan/penggolongan & pemilahan), packaging (pengemasan), precooling (pendinginan awal) dan storage (penyimpanan). Untuk
  • 9. Universitas Gadjah Mada field crops seperti kedelai, padi, jagung, sorghum, kacang tanah dan sebagainya, penanganan pasca panen yang hams dilakukan adalah pengeringan sampai kadar air tertentu (untuk padi 12 %), agar dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama.