SlideShare a Scribd company logo
Menembus Batas Kebuntuan Produksi
                        (Cara SRI dalam budidaya padi)

Pengolahan Tanah
Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum
tanam, dengan urutan sebagai berikut. Mula-mula tanah dibajak menggunakan traktor
atau tenaga sapi. Selanjutnya tanah digaru sambil disebari pupuk organik. Terakhir,
tanah diratakan.




                        Mengolah dengan traktor




                             Meratakan dengan cangkul


Pada saat menggaru dan meratakan tanah, usahakan agar air tidak mengalir di dalam
sawah supaya unsur hara yang ada di tanah tidak hanyut. Setelah tanah diratakan,
buatlah parit di bagian pinggir dan tengah tiap petakan sawah untuk memudahkan
pengaturan air.
Menyiapkan Benih Yang Bermutu
Ini merupakan awal dari rangkaian kegiatan membuat persemaian. Petama-tama kita
siapkan benih yang akan dipakai. Kebutuhan benih untuk tanaman padi model SRI
adalah 5—7 kg per hektar lahan. Kemudian benih tadi harus diseleksi sebelum disemai.
Untuk itu kita bisa menggunakan metode “Larutan Garam”. Prosesnya adalah sebagai
berikut.
    1. Masukkan air ke dalam wadah atau toples.
    2. Selanjutnya masukkan telur ayam ke dalam wadah atau toples berisi air tadi.
       Telur ayam akan berfungsi sebagai penanda ketika larutan garam sudah siap
       untuk digunakan.
    3. Kemudian masukkan garam dapur perlahan-lahan ke dalam air sambil diaduk
       hingga garam larut. Penambahan garam dihentikan ketika telur sudah naik ke
       permukaan air.
    4. Langkah berikutnya adalah memasukkan benih yang akan ditanam ke dalam
       larutan garam.
    5. Benih yang mengapung adalah benih yang kurang baik kualitasnya. Benih ini
       bisa diambil dan disisihkan. Benih yang tenggelam adalah benih yang baik.
       Benih-benih ini kemudian diambil dan dicuci untuk selanjutnya disemai.
       Pencucian dimaksudkan untuk menghilangkan larutan garam yang menempel
       pada benih.

Metode “Larutan Garam” hanyalah salah satu cara untuk menyeleksi benih. Anda bisa
menggunakan cara lain yang mungkin sudah biasa Anda gunakan dalam memilih benih
yang baik untuk disemaikan.

Setelah benih berkualitas baik siap, benih harus diperam dulu selama satu hari satu
malam, tidak boleh lebih. Ini dilakukan agar benih tumbuh seragam. Setelah diperam,
akan terlihat adanya bintik pada lembaga atau embrio benih (tetapi belum tumbuh
akar). Ini adalah tanda benih yang baik dan siap disemai.
                                                           Benih terapung
                                                           dibuang




                                                           Benih
                                                           tenggelam
                                                           digunakan




Larutan Garam       Memilih benih        Benih ditiris
Membuat Persemaian
Persemaian untuk SRI dapat dilakukan dengan dua cara yaitu persemaian kering dan
persemaian basah. Persemaian basah adalah persemaian yang langsung dilakukan di
lahan pertanian, seperti pada sistem konvensional. Sementara persemaian kering yaitu
persemaian yang menggunakan wadah berupa kotak/besek/wonca/pipiti. Penggunaan
wadah ini dimaksudkan untuk memudahkan pengangkutan dan penyeleksian benih.
Untuk lahan seluas satu hektar dibutuhkan wadah persemaian ukuran 20 cm x 20 cm,
sebanyak 400—500 buah. Kotak/besek/wonca/pipiti bisa juga diganti dengan wadah
lain seperti pelepah pisang atau belahan buluh bambu.




  Benih ditabur     Benih dalam         Umur benih 7 hari    Benih muda siap
   di atas besek    persemaian                                    tebar

Tahapan membuat persemaian adalah sebagai berikut.
   1. Siapkan media persemaian dengan cara mencampur tanah dengan pupuk
      organik/pupuk kandang/ bokhasi dengan perbandingan 1:1.
   2. Sebelum wadah diisi dengan media, lapisi dulu bagian dalamnya dengan daun
      pisang yang sudah dilemaskan dengan cara dijemur atau dipanaskan di atas api.
   3. Masukkan media ke dalam wadah hingga 3/4 penuh. Selanjutnya media ini
      disiram dengan air supaya lembab.
   4. Tebarkan benih ke dalam wadah. Jumlah benih per wadah antara 300—350 biji.
   5. Taburkan arang sekam di atas benih sampai rata melapisi/menutupi benih.
   6. Selanjutnya simpan wadah-wadah ini di tempat yang teduh. Pada hari pertama
      dan hari kedua, sebaiknya wadah-wadah ini ditutupi agar tidak kepanasan.
   7. Jika disimpan di pekarangan, jangan lupa untuk meletakkan wadah-wadah ini di
      tempat yang aman dari gangguan ternak seperti ayam.
   8. Penyiraman bisa dilakukan setiap hari agar media tetap lembab dan bibit
      tanaman tetap segar.
Penanaman
Bibit siap dipindahkan ke lahan setelah mencapai umur 7—10 hari setelah semai.
Kondisi air pada saat tanam adalah “macak-macak” (Jawa-Red.). Arti dari “macak-
macak” adalah kondisi tanah yang basah tetapi bukan tergenang.

Pada metode SRI digunakan sistem tanam tunggal. Artinya, satu lubang tanam diisi
satu bibit padi. Selain itu, bibit ditanam dangkal, yaitu pada kedalaman 2—3 cm
dengan bentuk perakaran horizontal (seperti huruf L).

Mengapa hanya menggunakan satu benih untuk satu lubang? Dasar pemikirannya
adalah, jika beberapa benih ditanam bersamaan dalam satu lubang maka akan muncul
persaingan antar tanaman dalam memperebutkan nutrisi, oksigen, dan sinar matahari.
Karena itu, dengan sistem penanaman tunggal diharapkan bahwa tiap tanaman bisa
menyerap nutrisi, oksigen, dan sinar matahari secara lebih optimal.

Jarak tanam yang digunakan dalam metode SRI adalah jarak tanam lebar, misalnya 25
cm x 25 cm atau 30 cm x 30 cm. Semakin lebar jarak tanam, semakin meningkat jumlah
anakan produktif yang dihasilkan oleh tanaman padi. Penyebabnya, sinar matahari bisa
mengenai seluruh bagian tanaman dengan lebih baik sehingga proses fotosintesis dan
pertumbuhan tanaman terjadi dengan lebih optimal. Jarak tanam yang lebar ini juga
memungkinkan tanaman untuk menyerap nutrisi, oksigen dan sinar matahari secara
maksimal.




 Membuat jarak tanam   Tanam siap ditanami   Penanaman sesuai   Tanam satu biji/
  dengan caplak                              ukuran caplak      lubang tanam

               5. JARAK T N M LEBA
                         A A      R




        30 X 30 CM               40 X 40 CM            50 X 50 CM




                       Ukuran jarak tanam yang dianjurkan
Pemupukan Setelah Tanam
Dari pengalaman uji coba yang kami lakukan selama ini di berbagai wilayah seperti
Dompu, Bima, dan Mamasa,Ngada pupuk yang digunakan dalam metode SRI hanyalah
pupuk organik yang berasal dari hijauan (seperti jerami, batang pisang, dan pangkasan
daun tanaman legum) atau kotoran ternak (seperti sapi, kerbau, dan ayam). Bahan-
bahan ini harus dikomposkan terlebih dulu sebelum dipakai sebagai pupuk. Untuk
menambah kandungan nutrisi, pupuk organik tersebut ditambah dengan pupuk organik
cair yang mengandung mikroorganisme lokal (MOL). Pupuk organik cair ini terbuat dari
tulang-tulang ikan, limbah pemotongan hewan, buah-buahan, dan air beras yang
difermentasikan dengan air nira atau air kelapa selama 15 hari. Kebutuhan pupuk
organik adalah 7—10 ton per hektar lahan.




       Pembuatan MOL untuk dekomposer bahan organik yang telah diasiapkan
Pengelolaan Air dan Penyiangan
Berdasarkan uji coba yang kami lakukan, diketahui bahwa tanaman padi bukanlah
tanaman air, tetapi tanaman darat (terestrial) yang dalam pertumbuhannya
membutuhkan air. Karena itu dalam metode SRI, padi ditanam pada kondisi tanah yang
tidak tergenang. Tujuannya, agar oksigen yang dapat dimanfaatkan oleh akar tersedia
lebih banyak di dalam tanah. Selain itu, dalam kondisi tidak tergenang, akar bisa
tumbuh lebih subur dan besar sehingga tanaman dapat menyerap nutrisi sebanyak-
banyaknya.

Proses pengelolaan air dan penyiangan dalam metode SRI dilakukan sebagai berikut.
   1. Ketika padi mencapai umur 1—8 hari sesudah tanam (HST), keadaan air di lahan
       adalah “macak-macak”.
   2. Sesudah padi mencapai umur 9—10 HST air kembali digenangkan dengan
       ketinggian 2—3 cm selama 1 malam saja. Ini dilakukan untuk memudahkan
       penyiangan tahap pertama.
   3. Setelah selesai disiangi, sawah kembali dikeringkan sampai padi mencapai umur
       18 HST.
   4. Pada umur 19—20 HST sawah kembali digenangi untuk memudahkan
       penyiangan tahap kedua.
   5. Selanjutnya setelah padi berbunga, sawah diairi kembali setinggi 1—2 cm dan
       kondisi ini dipertahankan sampai padi “masak susu” (± 15—20 hari sebelum
       panen).
   6. Kemudian sawah kembali dikeringkan sampai saat panen tiba.
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Dalam metode SRI, pengendalian hama dilakukan dengan sistem PHT. Dengan sistem
ini, petani diajak untuk bisa mengelola unsur-unsur dalam agroekosistem (seperti
matahari, tanaman, mikroorganisme, air, oksigen, dan musuh alami) sebagai alat
pengendali hama dan penyakit tanaman. Cara yang dilakukan petani misalnya dengan
menempatkan bilah-bilah bambu/ajir di petakan sawah sebagai “terminal” capung atau
burung kapinis Selain itu petani juga menggunakan pestisida organik berupa ramuan
yang diolah dari bahan-bahan alami untuk menghalau hama.
Untuk pengendalian gulma, metode SRI mengandalkan tenaga manusia dan sama sekali
tidak memakai herbisida. Biasanya digunakan alat bantu yang disebut “susruk”. .Ini
adalah semacam garu yang berfungsi sebagai alat pencabut gulma. Dengan alat ini,
gulma yang sudah tercabut sekaligus akan dibenamkan ke dalam tanah untuk
menambah bahan organik tanah. Perlu diingat, bahwa dalam aplikasi metode SRI,
gulma yang tumbuh akan relatif banyak karena sawah tidak selalu ada dalam kondisi
tergenang air.
Tabel Perbedaan Antara Budidaya Padi Sistem Konvensional dengan Metode SRI

  No. Kegiatan            Sistem Konvensional           SRI
  1.  Pengolahan tanah    Memakai tenaga traktor/sapi   Memakai              tenaga
                          dengan     urutan    tanah    traktor/sapi dengan urutan
                          dibajak,    digaru,    dan    tanah dibajak, digaru +
                          diratakan.                    disebari pupuk organik, dan
                                                        diratakan.
  2.   Seleksi benih      - Tidak ada teknik khusus     - Ada teknik khusus untuk
                            untuk menyeleksi benih.        menyeleksi benih dengan
                          - Proses persiapan benih         menggunakan       larutan
                            sebelum        disemaikan      garam.
                            adalah:                     - Proses persiapan benih
                            1. benih direndam satu         sebelum       disemaikan
                               hari satu malam,            adalah:
                            2. benih diperam dua           1. benih      berkualitas
                               hari dua malam, dan            bagus dicuci untuk
                            3. benih siap disemaikan.         menghilangkan garam
                                                              yang menempel,
                                                           2. benih diperam selama
                                                              dua hari, dan
                                                           3. benih             siap
                                                              disemaikan

  3.   Persemaian        - Persemaian         langsung - Selain            membuat
                           dibuat di lahan sawah          persemaian langsung di
                         - Kebutuhan benih ± 34—          sawah,      bisa     juga
                           45 kg per hektar               dilakukan         dengan
                                                          menggunakan wadah.
                                                       - Kebutuhan benih ± 5—7
                                                          kg per hektar
  4.   Perlakuan   bibit - Bibit siap tanam dicabut Bibit diangkat bersama
       sebelum tanam       lalu akarnya dibersihkan dengan tanah yang melekat
                           dari tanah-tanah yang pada akar dan langsung
                           melekat              dengan ditanam di sawah
                           menggunakan air.
                         - Selanjutnya,       sebagian
                           daun bibit dipotong dan
                           dibagi per ikatan untuk
                           ditanam.
                         - Bibit        diistirahatkan
                           selama 1 jam sampai 1
                           hari sebelum ditanam.
  5.   Penanaman         - Umur bibit yang siap - Umur bibit yang siap
                           ditanam adalah 18—25           ditanam adalah 7—12
hari setelah semai.           hari setelah semai.
                        - Satu lubang tanam berisi - Satu lubang tanam berisi
                           5—8 bibit tanaman.            1 bibit tanaman.
                        - Bibit ditanam “dalam”, ± - Bibit ditanam dangkal, ±
                           5 cm (kadang ada yang         2—3 cm.
                           lebih).
6.   Pengairan          Lahan digenangi air sampai - Menggunakan                pola
                        setinggi 5—7 cm di atas          pengairan
                        permukaan tanah secara           intermitten/pola
                        terus menerus                    pengairan         terputus
                                                         (sawah      tidak     terus
                                                         menerus digenangi air).
                                                      - Ada sistem drainase yang
                                                         baik di tiap petak-petak
                                                         sawah.
7.   Pemupukan          Menggunakan pupuk Urea, Menggunakan                   pupuk
                        TSP, dan KCl                  kandang/bokashi          yang
                                                      diberi tambahan pupuk
                                                      organik        cair      yang
                                                      mengandung
                                                      mkroorganisme lokal
8.   Penyiangan          - Hanya            bertujuan - Selain            bertujuan
                           membuang gulma                membersihkan        gulma,
                         - Menggunakan herbisida         teknik     membenamkan
                                                         gulma yang tercabut ke
                                                         dalam      tanah       juga
                                                         bertujuan memperbaiki
                                                         struktur tanah.
                                                      - Menggunakan          tenaga
                                                         manusia dan alat bantu
                                                         “susruk”.
9.   Pengendalian       Menggunakan racun kimia       Menggunakan          pestisida
     Hama                                             organik




 Menembus batas kebuntuan produksi dengan SRI (System of Rice Intensification)
Menembus Batas Kebuntuan
     Produksi Padi




  (Metode SRI dalam budidaya padi)

            VECO Indonesia 2007

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Tidar University
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
Repository Ipb
 
Hubungan antara adopsi
Hubungan antara adopsiHubungan antara adopsi
Hubungan antara adopsiFazry Ibrahim
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandafahmiganteng
 
Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Iqrimha Lairung
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihUnhy Doel
 
Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1
Yuwan Kilmi
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
Moh Masnur
 
Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)
Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)
Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)
Aprizal Tsumaruto
 
Metode penyuluhan partisipatif
Metode penyuluhan partisipatifMetode penyuluhan partisipatif
Metode penyuluhan partisipatif
Januario Marcal
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Tidar University
 
Jurnal DDPT Orthoptera
Jurnal DDPT OrthopteraJurnal DDPT Orthoptera
Jurnal DDPT Orthoptera
Surya Agus
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Mohammad Muttaqien
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
Tidar University
 
Perkawinan dihibrid
Perkawinan dihibridPerkawinan dihibrid
Perkawinan dihibridJeneng Omega
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
Andrew Hutabarat
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
Moh Masnur
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihRiva Anggraeni
 

What's hot (20)

Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
 
Hubungan antara adopsi
Hubungan antara adopsiHubungan antara adopsi
Hubungan antara adopsi
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
 
Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
 
Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Kalibrasi
KalibrasiKalibrasi
Kalibrasi
 
9. produksi benih
9. produksi benih9. produksi benih
9. produksi benih
 
Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)
Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)
Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)
 
Metode penyuluhan partisipatif
Metode penyuluhan partisipatifMetode penyuluhan partisipatif
Metode penyuluhan partisipatif
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
Jurnal DDPT Orthoptera
Jurnal DDPT OrthopteraJurnal DDPT Orthoptera
Jurnal DDPT Orthoptera
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
Perkawinan dihibrid
Perkawinan dihibridPerkawinan dihibrid
Perkawinan dihibrid
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
 

Viewers also liked

Extreme Faith Is Possible Slides, 12/30/12
Extreme Faith Is Possible Slides, 12/30/12Extreme Faith Is Possible Slides, 12/30/12
Extreme Faith Is Possible Slides, 12/30/12CLADSM
 
Announcements, 7/8/12
Announcements, 7/8/12Announcements, 7/8/12
Announcements, 7/8/12CLADSM
 
Merge Your Passions With God's Purposes Slides, 7/8/12
Merge Your Passions With God's Purposes Slides, 7/8/12Merge Your Passions With God's Purposes Slides, 7/8/12
Merge Your Passions With God's Purposes Slides, 7/8/12CLADSM
 
Direct fired air heater data sheet
Direct fired air heater data sheetDirect fired air heater data sheet
Direct fired air heater data sheet
Stelter & Brinck
 
Per Pres No 8 Th 2008
Per Pres No 8 Th 2008Per Pres No 8 Th 2008
Per Pres No 8 Th 2008
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Hugh flouch networked neighbourhoods
Hugh flouch   networked neighbourhoodsHugh flouch   networked neighbourhoods
Hugh flouch networked neighbourhoodsBPCW10
 
Swimming Upstream, 12/27/15
Swimming Upstream, 12/27/15Swimming Upstream, 12/27/15
Swimming Upstream, 12/27/15
CLADSM
 
Just A Few More Things Slides, 5/24/15
Just A Few More Things Slides, 5/24/15Just A Few More Things Slides, 5/24/15
Just A Few More Things Slides, 5/24/15CLADSM
 
Pre-primary Education in the Slovak Republic
Pre-primary Education in the Slovak Republic Pre-primary Education in the Slovak Republic
Pre-primary Education in the Slovak Republic EduSkills OECD
 
Pp No 22 Th 2008
Pp No 22 Th 2008Pp No 22 Th 2008
Pp No 22 Th 2008
Pekerja Sosial Masyarakat
 
руспромэксперт№2
руспромэксперт№2руспромэксперт№2
руспромэксперт№2Dmitryi
 
Are We Willing? Slides, 8/8/10
Are We Willing? Slides, 8/8/10Are We Willing? Slides, 8/8/10
Are We Willing? Slides, 8/8/10CLADSM
 
Social Outcomes of ECEC - The Case for Public Investment
Social Outcomes of ECEC - The Case for Public InvestmentSocial Outcomes of ECEC - The Case for Public Investment
Social Outcomes of ECEC - The Case for Public InvestmentEduSkills OECD
 

Viewers also liked (20)

Pemerintah Bukanlah Negara 1
Pemerintah Bukanlah Negara 1Pemerintah Bukanlah Negara 1
Pemerintah Bukanlah Negara 1
 
Extreme Faith Is Possible Slides, 12/30/12
Extreme Faith Is Possible Slides, 12/30/12Extreme Faith Is Possible Slides, 12/30/12
Extreme Faith Is Possible Slides, 12/30/12
 
Alfabet
AlfabetAlfabet
Alfabet
 
Announcements, 7/8/12
Announcements, 7/8/12Announcements, 7/8/12
Announcements, 7/8/12
 
Merge Your Passions With God's Purposes Slides, 7/8/12
Merge Your Passions With God's Purposes Slides, 7/8/12Merge Your Passions With God's Purposes Slides, 7/8/12
Merge Your Passions With God's Purposes Slides, 7/8/12
 
Direct fired air heater data sheet
Direct fired air heater data sheetDirect fired air heater data sheet
Direct fired air heater data sheet
 
Food and health
Food and healthFood and health
Food and health
 
ABC Book Revised
ABC Book RevisedABC Book Revised
ABC Book Revised
 
Per Pres No 8 Th 2008
Per Pres No 8 Th 2008Per Pres No 8 Th 2008
Per Pres No 8 Th 2008
 
Hugh flouch networked neighbourhoods
Hugh flouch   networked neighbourhoodsHugh flouch   networked neighbourhoods
Hugh flouch networked neighbourhoods
 
Swimming Upstream, 12/27/15
Swimming Upstream, 12/27/15Swimming Upstream, 12/27/15
Swimming Upstream, 12/27/15
 
Just A Few More Things Slides, 5/24/15
Just A Few More Things Slides, 5/24/15Just A Few More Things Slides, 5/24/15
Just A Few More Things Slides, 5/24/15
 
Pre-primary Education in the Slovak Republic
Pre-primary Education in the Slovak Republic Pre-primary Education in the Slovak Republic
Pre-primary Education in the Slovak Republic
 
Pp No 22 Th 2008
Pp No 22 Th 2008Pp No 22 Th 2008
Pp No 22 Th 2008
 
Scotland
ScotlandScotland
Scotland
 
руспромэксперт№2
руспромэксперт№2руспромэксперт№2
руспромэксперт№2
 
Negara Sukses
Negara SuksesNegara Sukses
Negara Sukses
 
Mit
MitMit
Mit
 
Are We Willing? Slides, 8/8/10
Are We Willing? Slides, 8/8/10Are We Willing? Slides, 8/8/10
Are We Willing? Slides, 8/8/10
 
Social Outcomes of ECEC - The Case for Public Investment
Social Outcomes of ECEC - The Case for Public InvestmentSocial Outcomes of ECEC - The Case for Public Investment
Social Outcomes of ECEC - The Case for Public Investment
 

Similar to Metode SRI 2

Pola tanam sri
Pola tanam sriPola tanam sri
Pola tanam sri
gosri
 
Budidaya padi dengan metode sri
Budidaya padi dengan metode sriBudidaya padi dengan metode sri
Budidaya padi dengan metode sri
Nanda Saragih
 
PPT budidaya pasi dengan menggunakan metode sri
PPT budidaya pasi dengan menggunakan metode sriPPT budidaya pasi dengan menggunakan metode sri
PPT budidaya pasi dengan menggunakan metode sri
aswinaarif
 
Budidaya padi organik dengan sistem sri
Budidaya padi organik dengan sistem sriBudidaya padi organik dengan sistem sri
Budidaya padi organik dengan sistem sri
Laksamana Indra
 
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran SawiCara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran SawiFirdika Arini
 
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padiHAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
Purwandaru Widyasunu
 
Materi-Pak-iskandar.pptx
Materi-Pak-iskandar.pptxMateri-Pak-iskandar.pptx
Materi-Pak-iskandar.pptx
NanaMardiana28
 
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptxMateri Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
purnamawirawan92
 
Kedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptx
Kedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptxKedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptx
Kedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptx
yunus591002
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
inezya thalita
 
Ferli dasgron
Ferli dasgronFerli dasgron
Ferli dasgron
Ferli Dian SAputra
 
Penanaman Padi Methode S.R.I
Penanaman Padi Methode S.R.IPenanaman Padi Methode S.R.I
Penanaman Padi Methode S.R.I
BUMI MAKMUR organic fertilizer manufacture
 
Tajul Muluk pada sistem pertanian
Tajul Muluk pada sistem pertanianTajul Muluk pada sistem pertanian
Tajul Muluk pada sistem pertanian
Mulkan Fadhli
 
Teknik persilangan tanaman tebu
Teknik persilangan tanaman tebuTeknik persilangan tanaman tebu
Teknik persilangan tanaman tebu
Taufiq Hidayat
 
Budidaya Jahe Merah
Budidaya Jahe MerahBudidaya Jahe Merah
Budidaya Jahe Merah
Alya Titania Annisaa
 
Prod dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptxProd dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptx
yunus591002
 
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorBudidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Tita16039
 
Cara menanam padi di sawah
Cara menanam padi di sawahCara menanam padi di sawah
Cara menanam padi di sawah
dimasprayoga1990
 

Similar to Metode SRI 2 (20)

Pola tanam sri
Pola tanam sriPola tanam sri
Pola tanam sri
 
Budidaya padi dengan metode sri
Budidaya padi dengan metode sriBudidaya padi dengan metode sri
Budidaya padi dengan metode sri
 
PPT budidaya pasi dengan menggunakan metode sri
PPT budidaya pasi dengan menggunakan metode sriPPT budidaya pasi dengan menggunakan metode sri
PPT budidaya pasi dengan menggunakan metode sri
 
Disusun ole1
Disusun ole1Disusun ole1
Disusun ole1
 
Budidaya padi organik dengan sistem sri
Budidaya padi organik dengan sistem sriBudidaya padi organik dengan sistem sri
Budidaya padi organik dengan sistem sri
 
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran SawiCara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
 
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padiHAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
 
Materi-Pak-iskandar.pptx
Materi-Pak-iskandar.pptxMateri-Pak-iskandar.pptx
Materi-Pak-iskandar.pptx
 
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptxMateri Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
 
Kedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptx
Kedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptxKedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptx
Kedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptx
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
 
Ferli dasgron
Ferli dasgronFerli dasgron
Ferli dasgron
 
Penanaman Padi Methode S.R.I
Penanaman Padi Methode S.R.IPenanaman Padi Methode S.R.I
Penanaman Padi Methode S.R.I
 
Tajul Muluk pada sistem pertanian
Tajul Muluk pada sistem pertanianTajul Muluk pada sistem pertanian
Tajul Muluk pada sistem pertanian
 
Padi bantul
Padi bantulPadi bantul
Padi bantul
 
Teknik persilangan tanaman tebu
Teknik persilangan tanaman tebuTeknik persilangan tanaman tebu
Teknik persilangan tanaman tebu
 
Budidaya Jahe Merah
Budidaya Jahe MerahBudidaya Jahe Merah
Budidaya Jahe Merah
 
Prod dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptxProd dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptx
 
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorBudidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
 
Cara menanam padi di sawah
Cara menanam padi di sawahCara menanam padi di sawah
Cara menanam padi di sawah
 

More from Pekerja Sosial Masyarakat

PENGENALAN OpenSID.pptx
PENGENALAN OpenSID.pptxPENGENALAN OpenSID.pptx
PENGENALAN OpenSID.pptx
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Infaq Dan Shadaqah
Infaq Dan ShadaqahInfaq Dan Shadaqah
Infaq Dan Shadaqah
Pekerja Sosial Masyarakat
 
draf Proposal Ponpes.pdf
draf Proposal Ponpes.pdfdraf Proposal Ponpes.pdf
draf Proposal Ponpes.pdf
Pekerja Sosial Masyarakat
 
prestasi desa.pptx
prestasi desa.pptxprestasi desa.pptx
prestasi desa.pptx
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Visi misi desa biaung
Visi misi desa biaungVisi misi desa biaung
Visi misi desa biaung
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Buku panduan bpd
Buku panduan bpdBuku panduan bpd
Buku panduan bpd
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumiModul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covidBuku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Paparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odfPaparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odf
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Power point bpd
Power point  bpdPower point  bpd
Power point bpd
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Pekerja Sosial Masyarakat
 

More from Pekerja Sosial Masyarakat (20)

PENGENALAN OpenSID.pptx
PENGENALAN OpenSID.pptxPENGENALAN OpenSID.pptx
PENGENALAN OpenSID.pptx
 
Infaq Dan Shadaqah
Infaq Dan ShadaqahInfaq Dan Shadaqah
Infaq Dan Shadaqah
 
draf Proposal Ponpes.pdf
draf Proposal Ponpes.pdfdraf Proposal Ponpes.pdf
draf Proposal Ponpes.pdf
 
prestasi desa.pptx
prestasi desa.pptxprestasi desa.pptx
prestasi desa.pptx
 
Visi misi desa biaung
Visi misi desa biaungVisi misi desa biaung
Visi misi desa biaung
 
Buku panduan bpd
Buku panduan bpdBuku panduan bpd
Buku panduan bpd
 
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumiModul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
 
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covidBuku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
 
Paparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odfPaparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odf
 
Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018
 
Power point bpd
Power point  bpdPower point  bpd
Power point bpd
 
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
 
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
 
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
 
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
 
Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018
 
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
 

Recently uploaded

Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 

Recently uploaded (20)

Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 

Metode SRI 2

  • 1. Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut. Mula-mula tanah dibajak menggunakan traktor atau tenaga sapi. Selanjutnya tanah digaru sambil disebari pupuk organik. Terakhir, tanah diratakan. Mengolah dengan traktor Meratakan dengan cangkul Pada saat menggaru dan meratakan tanah, usahakan agar air tidak mengalir di dalam sawah supaya unsur hara yang ada di tanah tidak hanyut. Setelah tanah diratakan, buatlah parit di bagian pinggir dan tengah tiap petakan sawah untuk memudahkan pengaturan air.
  • 2. Menyiapkan Benih Yang Bermutu Ini merupakan awal dari rangkaian kegiatan membuat persemaian. Petama-tama kita siapkan benih yang akan dipakai. Kebutuhan benih untuk tanaman padi model SRI adalah 5—7 kg per hektar lahan. Kemudian benih tadi harus diseleksi sebelum disemai. Untuk itu kita bisa menggunakan metode “Larutan Garam”. Prosesnya adalah sebagai berikut. 1. Masukkan air ke dalam wadah atau toples. 2. Selanjutnya masukkan telur ayam ke dalam wadah atau toples berisi air tadi. Telur ayam akan berfungsi sebagai penanda ketika larutan garam sudah siap untuk digunakan. 3. Kemudian masukkan garam dapur perlahan-lahan ke dalam air sambil diaduk hingga garam larut. Penambahan garam dihentikan ketika telur sudah naik ke permukaan air. 4. Langkah berikutnya adalah memasukkan benih yang akan ditanam ke dalam larutan garam. 5. Benih yang mengapung adalah benih yang kurang baik kualitasnya. Benih ini bisa diambil dan disisihkan. Benih yang tenggelam adalah benih yang baik. Benih-benih ini kemudian diambil dan dicuci untuk selanjutnya disemai. Pencucian dimaksudkan untuk menghilangkan larutan garam yang menempel pada benih. Metode “Larutan Garam” hanyalah salah satu cara untuk menyeleksi benih. Anda bisa menggunakan cara lain yang mungkin sudah biasa Anda gunakan dalam memilih benih yang baik untuk disemaikan. Setelah benih berkualitas baik siap, benih harus diperam dulu selama satu hari satu malam, tidak boleh lebih. Ini dilakukan agar benih tumbuh seragam. Setelah diperam, akan terlihat adanya bintik pada lembaga atau embrio benih (tetapi belum tumbuh akar). Ini adalah tanda benih yang baik dan siap disemai. Benih terapung dibuang Benih tenggelam digunakan Larutan Garam Memilih benih Benih ditiris
  • 3. Membuat Persemaian Persemaian untuk SRI dapat dilakukan dengan dua cara yaitu persemaian kering dan persemaian basah. Persemaian basah adalah persemaian yang langsung dilakukan di lahan pertanian, seperti pada sistem konvensional. Sementara persemaian kering yaitu persemaian yang menggunakan wadah berupa kotak/besek/wonca/pipiti. Penggunaan wadah ini dimaksudkan untuk memudahkan pengangkutan dan penyeleksian benih. Untuk lahan seluas satu hektar dibutuhkan wadah persemaian ukuran 20 cm x 20 cm, sebanyak 400—500 buah. Kotak/besek/wonca/pipiti bisa juga diganti dengan wadah lain seperti pelepah pisang atau belahan buluh bambu. Benih ditabur Benih dalam Umur benih 7 hari Benih muda siap di atas besek persemaian tebar Tahapan membuat persemaian adalah sebagai berikut. 1. Siapkan media persemaian dengan cara mencampur tanah dengan pupuk organik/pupuk kandang/ bokhasi dengan perbandingan 1:1. 2. Sebelum wadah diisi dengan media, lapisi dulu bagian dalamnya dengan daun pisang yang sudah dilemaskan dengan cara dijemur atau dipanaskan di atas api. 3. Masukkan media ke dalam wadah hingga 3/4 penuh. Selanjutnya media ini disiram dengan air supaya lembab. 4. Tebarkan benih ke dalam wadah. Jumlah benih per wadah antara 300—350 biji. 5. Taburkan arang sekam di atas benih sampai rata melapisi/menutupi benih. 6. Selanjutnya simpan wadah-wadah ini di tempat yang teduh. Pada hari pertama dan hari kedua, sebaiknya wadah-wadah ini ditutupi agar tidak kepanasan. 7. Jika disimpan di pekarangan, jangan lupa untuk meletakkan wadah-wadah ini di tempat yang aman dari gangguan ternak seperti ayam. 8. Penyiraman bisa dilakukan setiap hari agar media tetap lembab dan bibit tanaman tetap segar.
  • 4. Penanaman Bibit siap dipindahkan ke lahan setelah mencapai umur 7—10 hari setelah semai. Kondisi air pada saat tanam adalah “macak-macak” (Jawa-Red.). Arti dari “macak- macak” adalah kondisi tanah yang basah tetapi bukan tergenang. Pada metode SRI digunakan sistem tanam tunggal. Artinya, satu lubang tanam diisi satu bibit padi. Selain itu, bibit ditanam dangkal, yaitu pada kedalaman 2—3 cm dengan bentuk perakaran horizontal (seperti huruf L). Mengapa hanya menggunakan satu benih untuk satu lubang? Dasar pemikirannya adalah, jika beberapa benih ditanam bersamaan dalam satu lubang maka akan muncul persaingan antar tanaman dalam memperebutkan nutrisi, oksigen, dan sinar matahari. Karena itu, dengan sistem penanaman tunggal diharapkan bahwa tiap tanaman bisa menyerap nutrisi, oksigen, dan sinar matahari secara lebih optimal. Jarak tanam yang digunakan dalam metode SRI adalah jarak tanam lebar, misalnya 25 cm x 25 cm atau 30 cm x 30 cm. Semakin lebar jarak tanam, semakin meningkat jumlah anakan produktif yang dihasilkan oleh tanaman padi. Penyebabnya, sinar matahari bisa mengenai seluruh bagian tanaman dengan lebih baik sehingga proses fotosintesis dan pertumbuhan tanaman terjadi dengan lebih optimal. Jarak tanam yang lebar ini juga memungkinkan tanaman untuk menyerap nutrisi, oksigen dan sinar matahari secara maksimal. Membuat jarak tanam Tanam siap ditanami Penanaman sesuai Tanam satu biji/ dengan caplak ukuran caplak lubang tanam 5. JARAK T N M LEBA A A R 30 X 30 CM 40 X 40 CM 50 X 50 CM Ukuran jarak tanam yang dianjurkan
  • 5. Pemupukan Setelah Tanam Dari pengalaman uji coba yang kami lakukan selama ini di berbagai wilayah seperti Dompu, Bima, dan Mamasa,Ngada pupuk yang digunakan dalam metode SRI hanyalah pupuk organik yang berasal dari hijauan (seperti jerami, batang pisang, dan pangkasan daun tanaman legum) atau kotoran ternak (seperti sapi, kerbau, dan ayam). Bahan- bahan ini harus dikomposkan terlebih dulu sebelum dipakai sebagai pupuk. Untuk menambah kandungan nutrisi, pupuk organik tersebut ditambah dengan pupuk organik cair yang mengandung mikroorganisme lokal (MOL). Pupuk organik cair ini terbuat dari tulang-tulang ikan, limbah pemotongan hewan, buah-buahan, dan air beras yang difermentasikan dengan air nira atau air kelapa selama 15 hari. Kebutuhan pupuk organik adalah 7—10 ton per hektar lahan. Pembuatan MOL untuk dekomposer bahan organik yang telah diasiapkan
  • 6. Pengelolaan Air dan Penyiangan Berdasarkan uji coba yang kami lakukan, diketahui bahwa tanaman padi bukanlah tanaman air, tetapi tanaman darat (terestrial) yang dalam pertumbuhannya membutuhkan air. Karena itu dalam metode SRI, padi ditanam pada kondisi tanah yang tidak tergenang. Tujuannya, agar oksigen yang dapat dimanfaatkan oleh akar tersedia lebih banyak di dalam tanah. Selain itu, dalam kondisi tidak tergenang, akar bisa tumbuh lebih subur dan besar sehingga tanaman dapat menyerap nutrisi sebanyak- banyaknya. Proses pengelolaan air dan penyiangan dalam metode SRI dilakukan sebagai berikut. 1. Ketika padi mencapai umur 1—8 hari sesudah tanam (HST), keadaan air di lahan adalah “macak-macak”. 2. Sesudah padi mencapai umur 9—10 HST air kembali digenangkan dengan ketinggian 2—3 cm selama 1 malam saja. Ini dilakukan untuk memudahkan penyiangan tahap pertama. 3. Setelah selesai disiangi, sawah kembali dikeringkan sampai padi mencapai umur 18 HST. 4. Pada umur 19—20 HST sawah kembali digenangi untuk memudahkan penyiangan tahap kedua. 5. Selanjutnya setelah padi berbunga, sawah diairi kembali setinggi 1—2 cm dan kondisi ini dipertahankan sampai padi “masak susu” (± 15—20 hari sebelum panen). 6. Kemudian sawah kembali dikeringkan sampai saat panen tiba.
  • 7. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Dalam metode SRI, pengendalian hama dilakukan dengan sistem PHT. Dengan sistem ini, petani diajak untuk bisa mengelola unsur-unsur dalam agroekosistem (seperti matahari, tanaman, mikroorganisme, air, oksigen, dan musuh alami) sebagai alat pengendali hama dan penyakit tanaman. Cara yang dilakukan petani misalnya dengan menempatkan bilah-bilah bambu/ajir di petakan sawah sebagai “terminal” capung atau burung kapinis Selain itu petani juga menggunakan pestisida organik berupa ramuan yang diolah dari bahan-bahan alami untuk menghalau hama. Untuk pengendalian gulma, metode SRI mengandalkan tenaga manusia dan sama sekali tidak memakai herbisida. Biasanya digunakan alat bantu yang disebut “susruk”. .Ini adalah semacam garu yang berfungsi sebagai alat pencabut gulma. Dengan alat ini, gulma yang sudah tercabut sekaligus akan dibenamkan ke dalam tanah untuk menambah bahan organik tanah. Perlu diingat, bahwa dalam aplikasi metode SRI, gulma yang tumbuh akan relatif banyak karena sawah tidak selalu ada dalam kondisi tergenang air.
  • 8. Tabel Perbedaan Antara Budidaya Padi Sistem Konvensional dengan Metode SRI No. Kegiatan Sistem Konvensional SRI 1. Pengolahan tanah Memakai tenaga traktor/sapi Memakai tenaga dengan urutan tanah traktor/sapi dengan urutan dibajak, digaru, dan tanah dibajak, digaru + diratakan. disebari pupuk organik, dan diratakan. 2. Seleksi benih - Tidak ada teknik khusus - Ada teknik khusus untuk untuk menyeleksi benih. menyeleksi benih dengan - Proses persiapan benih menggunakan larutan sebelum disemaikan garam. adalah: - Proses persiapan benih 1. benih direndam satu sebelum disemaikan hari satu malam, adalah: 2. benih diperam dua 1. benih berkualitas hari dua malam, dan bagus dicuci untuk 3. benih siap disemaikan. menghilangkan garam yang menempel, 2. benih diperam selama dua hari, dan 3. benih siap disemaikan 3. Persemaian - Persemaian langsung - Selain membuat dibuat di lahan sawah persemaian langsung di - Kebutuhan benih ± 34— sawah, bisa juga 45 kg per hektar dilakukan dengan menggunakan wadah. - Kebutuhan benih ± 5—7 kg per hektar 4. Perlakuan bibit - Bibit siap tanam dicabut Bibit diangkat bersama sebelum tanam lalu akarnya dibersihkan dengan tanah yang melekat dari tanah-tanah yang pada akar dan langsung melekat dengan ditanam di sawah menggunakan air. - Selanjutnya, sebagian daun bibit dipotong dan dibagi per ikatan untuk ditanam. - Bibit diistirahatkan selama 1 jam sampai 1 hari sebelum ditanam. 5. Penanaman - Umur bibit yang siap - Umur bibit yang siap ditanam adalah 18—25 ditanam adalah 7—12
  • 9. hari setelah semai. hari setelah semai. - Satu lubang tanam berisi - Satu lubang tanam berisi 5—8 bibit tanaman. 1 bibit tanaman. - Bibit ditanam “dalam”, ± - Bibit ditanam dangkal, ± 5 cm (kadang ada yang 2—3 cm. lebih). 6. Pengairan Lahan digenangi air sampai - Menggunakan pola setinggi 5—7 cm di atas pengairan permukaan tanah secara intermitten/pola terus menerus pengairan terputus (sawah tidak terus menerus digenangi air). - Ada sistem drainase yang baik di tiap petak-petak sawah. 7. Pemupukan Menggunakan pupuk Urea, Menggunakan pupuk TSP, dan KCl kandang/bokashi yang diberi tambahan pupuk organik cair yang mengandung mkroorganisme lokal 8. Penyiangan - Hanya bertujuan - Selain bertujuan membuang gulma membersihkan gulma, - Menggunakan herbisida teknik membenamkan gulma yang tercabut ke dalam tanah juga bertujuan memperbaiki struktur tanah. - Menggunakan tenaga manusia dan alat bantu “susruk”. 9. Pengendalian Menggunakan racun kimia Menggunakan pestisida Hama organik Menembus batas kebuntuan produksi dengan SRI (System of Rice Intensification)
  • 10. Menembus Batas Kebuntuan Produksi Padi (Metode SRI dalam budidaya padi) VECO Indonesia 2007