Dokumen tersebut membahas sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia dengan pendekatan top-down dan bottom-up. Secara garis besar dibahas mengenai struktur organisasi kementerian kesehatan, sistem pembiayaan di tingkat provinsi, rumah sakit, puskesmas, dan asuransi kesehatan.
Setiap pelaksanaan kegiatan di Puskesmas memiliki risiko. Risiko tersebut harus diidentifikasi, diprioritasi, dan kemudian dikelola sehingga bisa dihilangkan, dihindari dan/atau dikurangi dampaknya.
Update bisa diakses di: https://1drv.ms/p/s!Al8RLk3mI16-hO9nX3cuZlb7lt5_gg?e=iBalNv
masyarakat adalah komponen penting dalam mendukung pembangunan kesehatan, sebagai regulator bidang kesehatan, Dinas Kesehatan harus melakukan upaya pemberdayaan sehingga dapat mendukung pencapaian indikator kesehatan demi terwujudnya derajat kesehatan setinggi-tingginya
kita akan mempelajari tentang Surveilans Epidemiologi.
Pada bab awal telah dijelaskan bahwa Epidemiologi merupakan suatu studi tentang distribusi dan determinan terkait permasalahan kesehatan di daerah tertentu atau kejadian yang spesifik dalam suatu populasi dan aplikasi penelitian ini yakni sebagai upaya untuk mencegah dan mengendalikan permasalahan kesehatan (4) Ahli epidemiologi tidak hanya berfokus pada permasalahan yang terkait dengan kematian, penyakit dan kecacatan saja, tetapi juga pada isu kesehatan positif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan pada suatu negara. Salah satunya adalah surveilans epidemiologi,
Lalu, apa yang dimaksud dengan surveilans ? Dan apa kaitannya dengan pencegahan penyakit ? Kita akan memahaminya pada sesi ini.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Surveilans merupakan suatu proses yang sistematik meliputi pengumpulan, pemeriksaan, analisis data serta diseminasi informasi pada waktu dan orang yang tepat sehingga dapat dilakukan tindakan lanjutan.
menurut WHO, surveilans merupakan ciri penting dalam praktik epidemiologi. Keutamaan dari kegiatan monitoring terhadap fakta adalah merupakan suatu proses dan berkelanjutan dimana monitoring merupakan kegiatan berselang dan tidak disengaja.
Setiap pelaksanaan kegiatan di Puskesmas memiliki risiko. Risiko tersebut harus diidentifikasi, diprioritasi, dan kemudian dikelola sehingga bisa dihilangkan, dihindari dan/atau dikurangi dampaknya.
Update bisa diakses di: https://1drv.ms/p/s!Al8RLk3mI16-hO9nX3cuZlb7lt5_gg?e=iBalNv
masyarakat adalah komponen penting dalam mendukung pembangunan kesehatan, sebagai regulator bidang kesehatan, Dinas Kesehatan harus melakukan upaya pemberdayaan sehingga dapat mendukung pencapaian indikator kesehatan demi terwujudnya derajat kesehatan setinggi-tingginya
kita akan mempelajari tentang Surveilans Epidemiologi.
Pada bab awal telah dijelaskan bahwa Epidemiologi merupakan suatu studi tentang distribusi dan determinan terkait permasalahan kesehatan di daerah tertentu atau kejadian yang spesifik dalam suatu populasi dan aplikasi penelitian ini yakni sebagai upaya untuk mencegah dan mengendalikan permasalahan kesehatan (4) Ahli epidemiologi tidak hanya berfokus pada permasalahan yang terkait dengan kematian, penyakit dan kecacatan saja, tetapi juga pada isu kesehatan positif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan pada suatu negara. Salah satunya adalah surveilans epidemiologi,
Lalu, apa yang dimaksud dengan surveilans ? Dan apa kaitannya dengan pencegahan penyakit ? Kita akan memahaminya pada sesi ini.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Surveilans merupakan suatu proses yang sistematik meliputi pengumpulan, pemeriksaan, analisis data serta diseminasi informasi pada waktu dan orang yang tepat sehingga dapat dilakukan tindakan lanjutan.
menurut WHO, surveilans merupakan ciri penting dalam praktik epidemiologi. Keutamaan dari kegiatan monitoring terhadap fakta adalah merupakan suatu proses dan berkelanjutan dimana monitoring merupakan kegiatan berselang dan tidak disengaja.
Penjelasan mengenai apa itu sistem kesehatan nasional, apa saja komponennya, hingga masalah yang terkait sistem kesehatan nasional.
Download: http://adf.ly/aNgHz
5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...WiandhariEsaBBPKCilo
Berikut ini adalah bahan tanyang untuk materi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan pada pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan Ahli di BBPK Ciloto
Credit : dr. Yan Bani Luza, MKM (Widyaiswara BBPK Ciloto)
Slide ini bertujuan untuk memahami sistem pembiayaan di rumah sakit yang outputnya adalah Hubungan BLU dengan Tarif di RS, Biaya, Klasifikasi Biaya & Unit Cost dan Metode Perhitungan Tarif di Rumah Sakit (3C)
Web Seminar " UU RS 2009: Perlu Judicial Review atau Disempurnakan?"Suprijanto Rijadi
Pembahasan UU no 44/2009 ttg Rumah Sakit dari sudut SKN dan Materi Pasal pasal yg ada,
Secara umum UU ini banyak kelemahannya, peraturan RS yg terlalu banyak, Tg jawab hukum RS terlalu besar, shg kedepan perlu kerja keras agar PP/Permenkes yg dibuat membuat sinergi antara Pusat dan Daerah, antara Pemerintah dan Swasta, dan perlu partisipasi banyak pihak agar UU ini bisa menjadi sempurna.
Penjelasan mengenai apa itu sistem kesehatan nasional, apa saja komponennya, hingga masalah yang terkait sistem kesehatan nasional.
Download: http://adf.ly/aNgHz
5. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan po...WiandhariEsaBBPKCilo
Berikut ini adalah bahan tanyang untuk materi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan program program kesehatan pada pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan Ahli di BBPK Ciloto
Credit : dr. Yan Bani Luza, MKM (Widyaiswara BBPK Ciloto)
Slide ini bertujuan untuk memahami sistem pembiayaan di rumah sakit yang outputnya adalah Hubungan BLU dengan Tarif di RS, Biaya, Klasifikasi Biaya & Unit Cost dan Metode Perhitungan Tarif di Rumah Sakit (3C)
Web Seminar " UU RS 2009: Perlu Judicial Review atau Disempurnakan?"Suprijanto Rijadi
Pembahasan UU no 44/2009 ttg Rumah Sakit dari sudut SKN dan Materi Pasal pasal yg ada,
Secara umum UU ini banyak kelemahannya, peraturan RS yg terlalu banyak, Tg jawab hukum RS terlalu besar, shg kedepan perlu kerja keras agar PP/Permenkes yg dibuat membuat sinergi antara Pusat dan Daerah, antara Pemerintah dan Swasta, dan perlu partisipasi banyak pihak agar UU ini bisa menjadi sempurna.
Presentasi 7 Des 2009 didepan PERSANA (Persatuan Pemilik RS Swasta Nasional) di Padang, Sumbar
Bagaimanakah peta UU Rumah Sakit ditengah ketiga UU Bidang Kesehatan?
Dgn lahirnya UU ini maka tg jawab Pimpinan RS akan lebih berat, krn ada 26 aturan tehnis utk menjalankan RS, dan Tanggung jawab semua kesalahan tenaga kesehatan ada dipihak RS.
Summary : Rencana Kerja Pemerintah 2017 (Kesehatan)Budi Perdana
Ringkasan dari Rencana Kerja Pemerintah tahun 2017, saya fokuskan pada issue-issue yang terkait dengan kesehatan.
Summary of Government Work Plan 2017, I focus on the health issues.
Musrenbangnas, Prioritas Nasional : KesehatanBudi Perdana
Bahan paparan, Prioritas National : Kesehatan pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional tahun 2016, untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah tahun 2017.
Slides from national Development Planning Meeting 2016 , for the preparation of the Government Work Plan 2017. National Priority : Health.
Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik.
Perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh seperti pendengaran, penglihatan, kecerdasan dan tanggung jawab.
Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/a...infosanitasi
Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
01. Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptxsunardi21
mengembangkan kajian tentang :
hubungan antara pemerintah dan swasta,
distribusi kewenangan dan tanggung jawab antar berbagai level pemerintah,
hubungan antara penyusunan kebijakan dan pelaksanaannya,
ideologi kebijakan
makna reformasi kesehatan.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan kesehatan, teori dan konsep manajemen tidak dapat diabaikan.
Paper ini membahas studi kasus penyimpangan dan dampak korupsi yang terjadi dalam pengelolaan keuangan terkait dana kesehatan sebesar Rp 6,3 miliar yang melibatkan pejabat di Parepare. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebab, modus operasi, serta akibat dan dampak yang ditimbulkan akibat korupsi tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah analisis dokumen dan studi literatur untuk mengumpulkan data dan informasi yang relevan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penyimpangan dan dampak korupsi dalam pengelolaan keuangan serta memberikan rekomendasi untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
Program sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran ilmiah.
Program sarjana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Sistem pembiayaan di sektor kesehatan (1)
1. Achmad R. Muttaqien SKM., M.Kes (MARS)
Rini Anggraeni SKM., M.Kes
Disajikan u/ Mata Kuliah
Sistem Pembiayaan
Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar
2015
A.q.
2. 1. Memahami sistem pembiayaan kesehatan di
Indonesia (struktur organisasi – Alur
keuangan, top down & bottom up)
2. Memahami sistem pembiayaan di dinas
kesehatan provinsi & kota (APBN, APBD,
Bantuan Luar Negeri)
3. Memahami sistem pembiayaan di rumah sakit
4. Memahami sistem pembiayaan puskesmas
5. Memahami sistem pembiayaan di Asuransi
Kesehatan (Asuransi sosial & komersial)
A.q.
4. 1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan
pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang
kesehatan
2. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai
dengan bidang tugasnya
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara
yang menjadi tanggung jawabnya
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya
5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran
dan pertimbangan di bidang tugas dan
fungsinya kepada Presiden
A.q.
5. 1. Penetapan kebijakan nasional di bidang kesehatan
untuk mendukung pembangunan secara makro
2. Penetapan pedoman u/ menetukan standar
pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan oleh
kabupaten/Kota di bidang Kesehatan
3. Penyusunan rencana nasional secara makro di
bidang kesehatan
4. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga
pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli
serta persyaratan jabatan di bidang kesehatan
5. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan
otonomi daerah yang meliputi pemberian pedoman,
bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi di
bidang kesehatan
A.q.
6. 6. Pengaturan penerapan perjanjian atau
persetujuan internasional yang disahkan
atas nama Negara di bidang kesehatan
7. Penetapan standar pemberian izin oleh
daerah di bidang kesehatan
8. Penanggulangan wabah dan bencana yang
berskala nasional di bidang kesehatan
9. Penetapan kebijakan sistem informasi
nasional di bidang kesehatan
10. Penetapan persyaratan kualifikasi usaha
jasa di bidang kesehatan
A.q.
7. 11. Penyelesaian perselisihan antar Propinsi di
bidang kesehatan
12. Penetapan kebijakan pengendalian angka
kelahiran dan penurunan angka kematian
ibu, bayi, dan anak
13. Penetapan kebijakan sistem jaminan
pemeliharaan kesehatan masyarakat
14. Penetapan pedoman standar pendidikan
dan pendayagunaan tenaga kesehatan
15. Penetapan pedoman pembiayaan pelayanan
kesehatan
A.q.
8. 16. Penetapan pedoman penapisan, pengembangan dan
penerapan teknologi kesehatan dan standar etika
penelitian kesehatan
17. Penetapan standar nilai gizi dan pedoman sertifikasi
teknologi kesehatan dan gizi
18. Penetapan standar akreditasi sarana dan prasarana
kesehatan
19. Surveilans epidemiologi serta pengaturan
pemberantasan dan penanggulangan wabah, penyakit
menular dan kejadian luar biasa
20. Penyediaan obat esensial tertentu dan obat untuk
pelayanan kesehatan dasar sangat essential (buffer
stock nasional)Kewenangan lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yaitu :
Penempatan dan pemindahan tenaga kesehatan tertentu
pemberian izin dan pembinaan produksi dan distribusi
alat kesehatan
A.q.
23. Menggunakan logika berpikir dari „atas‟
kemudian melakukan pemetaan „ke bawah‟
untuk melihat keberhasilan atau kegagalan suatu
implementasi kebijakan.
Sering disebut sebagai pendekatan policy
centered karena fokus perhatian peneliti hanya
tertuju pada kebijakan dan berusaha
memperoleh fakta apakah kebijakan tsb efektif
atau tdk
Biasanya lebih fokus pada kegagalan
implementasi kebijakan karena menjelaskan
persoalan-persoalan atau faktor penghambat
implementasi
A.q.
24. 1. Memilih kebijakan yg akan dikaji
2. Mempelajari dokumen kebijakan yang ada u/ dapat
mengidentifikasi tujuan & sasaran kebijakan yang
secara formal tercantum dlm dokumen kebijakan
3. Mengidentifikasi bentuk2 keluaran kebijakan yg
digunakan sebagai instrumen u/ mencapai tujuan &
sasaran kebijakan
4. Mengidentifikasi apakah keluaran kebijakan telah
diterima oleh oleh kelompok sasaran dengan baik
(sesuai dengan SOP) yang ada
5. Mengidentifikasi apakah keluaran kebijakan memiliki
manfaat bagi kelompok sasaran
6. Mengidentifikasi apakah muncul dampak setelah
kelompok sasaran memanfaatkan keluaran kebijakan
A.q.
25. Pendekatan top down identik dengan
command and control → keberhasilan
implementasi kebijakan didasarkan
pada kejelasan perintah dan cara
mengawasi atasan kepada bawahan
A.q.
26. muncul sebagai kritik terhadap pendekatan top-
down:
1. Top down model menganggap aktor utama
adalah policy maker, sehingga kurang
memperhatikan pengaruh aktor-aktor lain
misalnya klp sasaran, swasta, dll
2. Top down model sulit diterapkan ketika tdk ada
aktor yang dominan
3. Pendekatan top down melupakan bahwa
birokrat garda depan dan kelompok sasaran
memiliki kecenderungan untuk
menyelewengkan arah kebijakan untuk
kepentingan mereka
A.q.
27. Fokus perhatian pendekatan bottom
up adalah padaperan street level
birokrat dan kelompok sasaran
Pendekatan bottom up percaya
bahwa implementasi akan berhasil
jika kelompok sasaran dilibatkan
dari awal mulai proses sampai
implementasi kebijakan.
A.q.
28. 1. Memetakan stakeholders yang terlibat dalam
implementasi kebijakan pada level terbawah
2. Mencari informasi dari para aktor tsb tentang
pemahaman thd kebijakan
3. Memetakan keterkaitan antar aktorpada level
terbawah dengan aktor pada level di atasnya
4. Peneliti bergerak ke atas dengan memetakan
aktor pada level yang lebih tinggi dengan
mencari format yang sama
5. Pemetaan dilakukan terus sampai pada level
tertinggi
A.q.
40. BENTUK LUAR:
UU:
KEDAULATAN RAKYAT
OTORISASI
KEHARUSAN UNTUK DIPERTANGGUNGJAWABKAN
PERTANGGUNGJAWABAN DALAM BENTUK UU
JIKA TIDAK DISETUJUI HARUS MENGGUNAKAN UU SEBELUMNYA
TIDAK MUNGKIN ADA PERPU
LANDASAN HUKUM: PASAL 23 UUD:
FUNGSI ANGGARAN
HAK BUDGET
PENYUSUNAN & PENGAJUAN:
KEWENANGAN PENYUSUNAN PADA PEMERINTAH
TIDAK ADA KEWENANGAN UNTUK USUL INISIATIF
DIAJUKAN LANGSUNG OLEH PRESIDEN
WAKTU PENGAJUAN TERTENTU
MATERI MUATAN:
HANYA MENGIKAT PEMERINTAH:
TIDAK MENGIKAT MASYARAKAT
TIDAK DAPAT DIAJUKAN KE MK
MASA LAKU:
TERTENTU
PERUBAHAN DALAM MASA TERTENTU
A.q.
41. DPR PEMERINTAH
1. Pemegang kedaulatan anggaran
negara, restriktif terhadap
kepentingan masyarakat yang lebih
luas.
2. Konsesi maksimum untuk menjamin
kepentingan publik.
3. Memaksimalkan kewajiban
pemerintah terhadap warga
masyarakat melalui pembiayaan yang
berdampak manfaat kepada publik.
4. Menekankan pembiayaan
pembangunan yang berdampak pada
pemenuhan kebutuhan pokok
masyarakat, khususnya dalam hal
pendidikan, kesehatan, dan pangan.
1. Pemegang kekuasaan penyelenggaraan
pemerintahan, restriktif terhadap
kepentingan pemerintah dalam
menjalankan kekuasaan.
2. Optimalisasi biaya untuk menjamin
tujuan dan kepentingan pemerintahan.
3. Memaksimalkan kewajiban warga
masyarakat terhadap negara melalui
pajak, dan pengurangan insentif yang
berdampak buruk terhadap penerimaan
negara.
4. Menekankan pembiayaan
pembangunan yang berdimensi
kewajiban negara, khususnya dalam
pengembalian pinjaman luar negeri dan
utangnya, dan kegiatan yang
mendorong sektor riil. A.q.
42. “suatu daftar atau pernyataan terperinci
mengenai penerimaan dan pengeluaran
negara yang ditetapkan oleh pemerintah
untuk masa jangka waktu tertentu yang
harus mendapatkan persetujuan parlemen
sebagai esensi kedaulatan rakyat di dalam
anggaran.”
A.q.
43. Menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan
sumber daya yang tersedia,
Mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai
kebijakan pemerintah,
Mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan
pengelolaan anggaran secara baik.
A.q.
44. memberikan arah kebijakan perekonomian
dan menggambarkan secara tegas
penggunaan sumber daya yang dimiliki
masyarakat
untuk mencapai keseimbangan ekonomi
makro dalam perekonomian
merupakan sarana sekaligus pengendali
untuk mengurangi ketimpangan dan
kesenjangan dalam berbagai hal di suatu
negara.
A.q.
45. Merupakan penjabaran kerangka kerja dari
kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
merupakan alat implementasi dari
kebijaksanaan, sebagai alat manajemen dan
alat kontrol administrasi.
merupakan alat kontrol hukum.
merupakan sumber informasi bagi masyarakat
luas mengenai kegiatan yang telah dilakukan,
keputusan yang diambil, dan gambaran yang
akan datang mengenai kegiatan pembangunan.
A.q.
46. 1. Peran Dasar Pemerintah
2. Bersentuhan dengan kepentingan Publik
3. Berorientasi kepada pelayanan publik
4. Melalui mekanisme APBN
5. Regulasi Pemerintah
6. Pengumpulan Dana Masyarakat
7. Alokasi dan Redistribusi Pendapatan
A.q.
47. Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP)
(20 tahun)
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM)
(5 tahun)
Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
(1 tahun)
A.q.
48. Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Kerangka ekonomi makro
Pokok-pokok kebijakan fiskal
A.q.
49. Penanggulangan kemiskinan
Peningkatan kesempatan kerja
Revitalisasi pertanian dalam arti luas dan
pembangunan perdesaan
Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan
dan kesehatan
Penegakkan hukum dan HAM, pemberantasan
korupsi, dan reformasi birokrasi
Penguatan kemampuan pertahanan, pemantapan
keamanan dan ketertiban, serta penyelesaian
konflik
Rehabilitasi dan rekonstruksi NAD, Nias, DIY dan
Jawa Tengah, serta mitigasi dan penanggulangan
bencana
Percepatan pembangunan infrastruktur
Pembangunan daerah perbatasan dan wilayah
terisolir
A.q.
50. APBN YANG DISETUJUI DPR TERINCI
SAMPAI DENGAN UNIT ORGANISASI,
FUNGSI, PROGRAM, KEGIATAN DAN JENIS
BELANJA
APABILA DPR TIDAK MENYETUJUI RUU
APBN, PEMERINTAH DAPAT MELAKUKAN
PENGELUARAN SETINGGI-TINGGINYA
SEBESAR ANGKA APBN TAHUN ANGGARAN
SEBELUMNYA
PELAKSANAAN TAHUN ANGGARAN BARU
APBN:
1 Januari – 31 Desember
A.q.
51. PRESIDEN SEBAGAI PEMEGANG KEKUASAAN PEMERINTAHAN YANG ANTARA LAIN MENGELOLA
KEUANGAN NEGARA MEMILIKI REPRESENTASI SEBAGAI CHIEF FINANCIAL OFFICER YANG
SECARA YURIDIS MENJADI REGULATOR UTAMA DALAM MENENTUKAN STATUS HUKUM PENGELOLAAN
UANG NEGARA
PASAL 4 AYAT (1)
UUD 1945
PRESIDEN
MEMEGANG
KEKUASAAN
PEMERINTAHAN
MENURUT
UUD
PASAL 6 AYAT (1) UU
NO. 17 TAHUN 2003
PRESIDEN SELAKU
KEPALA PEMERINTAHAN
MEMEGANG KEKUASAAN
PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA
SEBAGAI BAGIAN DARI
KEKUASAAN
PEMERINTAHAN
DIKUASAKAN KEPADA
MENTERI KEUANGAN
UNTUK FISKAL DAN
KEKAYAAN NEGARA YANG
DIPISAHKAN
DIKUASAKAN KEPADA
MENTERI/PIMPINAN
LEMBAGA UNTUK
PENGGUNA
ANGGARAN/BARANG
DISERAHKAN KEPADA
GUBERNUR/BUPATI/WALIK
OTA UNTUK KEUANGAN
DAERAH DAN KEKAYAAN
DAERAH YANG DIPISAHKAN
TIDAK TERMASUK
KEWENANGAN MONETER
A.q.
52. 1. Laporan semester I, berisi laporan realisasi
& prognosis untuk 6 bulan berikut
Jika terjadi perubahan keadaan diajukan
prosesnya setelah laporan semester I
diterima. Dan selesai sebelum tahun
anggaran berakhir.
A.q.
53. 2. Laporan pertanggungjawaban, berisi:
laporan realisasi APBN;
neraca;
laporan arus kas;
catatan atas laporan keuangan;
laporan keuangan perusahaan negara &
badan lainnya;
prestasi kerja setiap kementrian
negara/lembaga;
A.q.
54. Pemerintah (RUU PAN)
disampaikan untuk diperiksa & ditanggapi.
Jika dalam waktu 2 bulan tidak ada tanggapan, maka
dianggap menyetujui
BPK
disampaikan kembali
Pemerintah
disampaikan untuk dimintakan persetujuan
D P R UU PAN
A.q.
55. Diskusikan & Presentasikan bagaimana:
• Struktur Organisasi Kementerian Kesehatan
(Direktorat Jendral → Perpanjangan
tangan ke Provinsi)
• APBN ke provinsi hanya untuk program2
tertentu (HIV & TB, Gizi Buruk, KIA, Kusta,
Malaria, Penyakit Menular)
• Bantuan Luar Negeri u/ Program2 tertentu
• Dinas kesehatan Provinsi → di biaya oleh
APBD Provinsi
• APBD kota/kabupaten → Dinas kesehatan
kota/ kabupaten
A.q.