SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur selayaknya dijunjunkan kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak
sekali nikmat kepada kita semua. Shalawat disertai salam selayaknya diucapkan kepada
Rasulullah SAW yang telah menyampaikan Islam kepada umatnya.
Alhamdulillah dengan ini saya sebagai penulis telah menyelesaikan salah satu tugas mata
kuliah Komunikasi Interpersonal dengan mengambil tema “Family as a system” . Apabila ada
kata maupun kalimat yang salah dalam penulisan makalah ini saya meminta maaf dari pembaca
yang budiman. Wassalam
Yogyakarta, 18 Maret 2014
Muhammad Fauzi Haidar Hilmy
2
DAFTAR ISI
KATA PNGANTAR
Daftar Isi ...........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
1.1 Latar Belakang Penulisan..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................
1.Definisi Keluarga ............................................................................................................
2. Struktur Keluarga ...........................................................................................................
3. Karakteristik Keluarga...................................................................................................
4. Fungsi Keluarga ....................................................................................... ......................
BAB III PENUTUP ............................................................................................................
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan
Keluarga menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, menjadikan seseorang kuat
secara mental berawal dari keluarga, menjadikan seorang pemimpin berawal dari keluarga,
menjadikan seseorang menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa berawal pula dari
keluarga. Orang besar tidak akan disebut besar bila dia tidak diikuti orang kecil, begitupun
sebaliknya bila sebuah keluarga kehilangan salah satu bagian dari keluarga tersebut.
Begitulah kiranya konsentrasi yang akan dibahas oleh penulis mengenai keluarga, naik
dalam segi definisi maupun keluarga sebagai sistem sendiri.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi keluarga
Secara garis besar keluarga diartikan sebagai sanak saudara: kaum kerabat; orang seisi
rumah; anak bini1, menurut Virgiana Satir sendiri keluarga ialah “Characterized family as
factory which is have many different people are made”2. Kulture tradisional mendeskripsikan
keluarga ialah sebagai orang – orang yang diikat oleh tali pernikahan dan darah “Family is
persons ties by marriage and biological kinship”3. Sedangkan menurut definisi modern keluarga
ialah “ Includes groups of people who think of themselves as “family” eventhough they are not
be related by blood and marriage”4 menurut pengertian modern keluarga itu sebuah kelompok
dimana mereka berfikir mereka sebuah keluarga walaupun tanpa ada tali ernikahan ataupun
darah. Dan akhirnya dapat disimpulkan bahwa keluarga itu seperti pernyataan yang dikemukan
oleh Galvin and Bernard Brommel “Family as a network of people who life together over long
periods of time ties by marriage , blood, commitment, legal or otherwise”5 keluarga itu sebuah
jaringan antar manusia yang hidup bersama dalam waktu yang lama yang disatukan oleh ikatan
pernikahan, darah, komitmen, keabsahan dll. Jadai dalam keluarga sendiri tidak dikenal istilah
statis, keluarga selalu berubah dari waktu ke waktu baik dalam segi ekonomi maupun dalam
budayanya.
2. Struktur Keluarga
Dalam sebuah keluarga kita mengenal sebuah struktur keluarga berkenaan dengan
bagaimana keluarga tersebut mengatur sendi – sendi kehidupan mereka. Berikut ini masing –
masing struktur dari sebuar keluarga :
a. Kekuatan Otoritas
Ronald Cromwell dan David Olson mengatakan bahwa “Power in family as
ability (potential or actual) to change behavior of other family members”6, kekuatan
dalam keluarga ialah sebuah kemampuan (potensi maupun aksi) untuk merubah
1 A.A. Waskito,Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta:Wahyu Media, 2009), Cet 1, h. 278
2
Sarah Trenholm, Interpersonal Communication, (USA: Wadsworth Publishing Company, 2000) p.254
3 Ibid,p.256
4 Ibid,p.255
5 Ibid,p.255
6 Ibid,p. 256
5
kebiasaan diantara anggota keluarga lainnya. Jadi sebuah keluaga dikatakan memiliki
sebuah harga diri bilamana keluarga mempunyai kekuatan otoritas sehingga bilamana
terdapat suatu masalah dalam keluarga pihak otoritas tertinggi dapat memberikan sebuah
saran ataupun solusi kepada anggotanya. Pihak otoritas disini berkisar kedua orang tua
kepada anak – anaknya.
Basil Bernstein mengatakan bahwa untuk kategori keluarga pertama ialah yang
memiliki posisi dalam struktur, sedangkan kategori keluarga kedua ialah yang bertumpu
pada salah satu orang yang dijadikan seorang figur (Person – oriented). Pertama,
Posisional Structure ialah stuktur dalam sebuah keluarga yang memiliki sebuah hirarki.
Magsud dari tipe pertama inni ialah ketika seorang anak ingin menyampaikan suatu
keluhan, ia harus mengatakannya kepada orang yang lebih tua dari umurnya, contoh
ketika seorang anak ke-2 ingin merasakan bagaimana rasanya pergi keluar negri ia harus
menyampaikannya dahulu kepada kakaknya, dan setelah itu seorang kakak akan
menyampaikan kepada ibunya dan mungkin ibunya akan menyampaikan kepada pihak
itoritas yng lebih tinggi semisal ayah. Kedua, Person – oriented ialah stuktur dalam
berkelauarga dimana ayah dijadikan sosok panutan bagi yang lainnya.
b. Pembuat keputusan
Ralph Turner mengatakan bahwa ada 3 cara sebuah pengambilan keputusan.
Pertama; konsesus, Kedua; akomodasi, ketiga; de facto. Konsesus ialah sebuah frasa
untuk mengahasilkan atau menjadikan sebuah kesepakatan yang disetujui bersama –
sama7. Akomodasi sendiri sebuah pengurangan dominasi antar anggota keluarga dalam
mengambil jajak pendapat “less dominating members of family”8 efek negatifnya ialah
ketika para anggota ingin mendominasi percakapan sehingga diskusi menjadi tidak
berarti, namun efek positifnya ialah ketika masing - masing anggota diberikan
kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya maka yang terjadi ialah keberhasilan
dalam pengambilan keputusan . de facto sendiri ialah sebuah penetapan keputusan setelah
sebelumnya melakukan sebuah diskusi (decided by event after period of discussion)9
dengan memasuki tahap konsensus dan akomodasi.
7
8 Ibid,p.257
9 Ibid,p.257
6
c. Interaksi
Disisi lain kita harus melihat bahwa sebuah keluarga tidak lepas dengan sebuah
hubungan antara satu dengan yang lainnya. Keluarga membutuhkan sebuh proses
komunikasi satu dengan yang lainnya, untuk itu keluarga memiliki beberapa model
komunikasi dari mode seperti rantai sampai model keluarga tingkat tinggi yaitu interaksi
kepada dengan semua anggota keluarga (all – chanel network). Pertama, mode rantai
(chain network) ialah sebuah pola interaksi antara keluarga dimana penyampaian
pesannya dengan memandang siapa yang lebih tua diantara mereka (relay massage to
another via a series of other family member10). Kedua, mode Y (Y network) ialah sebuah
pola interaksi antar keluarga diamana interaksi bersifat sentrelalisasi dan memiliki
seorang palang pintu (yang dijadikan sebagai penampung pesan) untuk menerima sebuah
pesan yang akan disampaikan kepada anggota yang menjadi figur dalam suatu keluarga
(a centralized network where member serves as a ‘gatekeeper’ allowing same but not all
massages to be exchange among member11). Dalam mode ini orang tua terutama ibu akan
memonitor anak – anaknya dalam mengajukan permintaan dan kemudian permintaan itu
disampaikan kepada ayah sebagai figur utama. Ketiga, mode roda (wheel network) ialah
sebuah pola interaksi antar keluarga dimana mode ini telah mencapai proses sentralisasi
tingkat tinggi (highly centralized) dan anggota bisa memberikan pendapatnya langsung
kepada seorang figur utama. Ketika kakek dijadikan ‘role mode’ oleh anggota keluarga
lain maka anggota keluarga bisa langsung menyampaikan pesannya tanpa ada pesan yang
terdistorsi. Keempat, mode semua chanel (all – chanel network) ialah sebuah mode
keluarga yang bersifat desentralisasi dimana antar anggota lebih banyak menghabiskan
waktu bersama menjadi sebuah kesatuan, komunikasi ini bersifat terbuka dan
bermangfaat.
3. Karakteristik Keluarga
Struktur keluarga mempunyai beberapa batasan dalam menjalani proses interaksi antar
anggotanya, dalam hal ini perbedaan role (role differentiation)bersifat penlengkap dalam
keluarga yang efisien. Terdapat beberapa tipe keluarga dengan masing – masing dari mereka
memiliki sebuah batasan batasan dalam kehidupan. Pertama, tenatang batasan (boundaries) ialah
sebuah sitem dimana sebuah keluarga menciptakan sebuah aturan didalamnya dan siapa yang
akan mengikuti aturan tersebut dan bagaimana cara menjalankannya (a subsystem consist of
10 Ibid,p. 258
11 Ibid,p.258
7
rules defining who participate and who12). Michunin berpendapat bahwa yang dimagsud batasan
ini ialah berupa keterikatan dan pelepasan (a continuum that ranges fro ‘enmeshed’ at one end to
‘disengaged’ at the other extreme13). Enmeshed system ialah berupa pengorbanan anggota
keluarga untuk mendapatkan sebuah kohesi (sacrifies the autonomy of its members in other to
experience a great of deal of cohesion14), keterikatan antar anggota sangat dekat sehingga efek
negatif yang akan didapat antar anggota keluarga tidak memiliki privasi masing – masing.
Disengage system ialah sebuah batasan dimana batasan itu terkesan kaku dikarenakan antar
anggota terlalu memiliki rasa individualis yang tinggi (individual subsystem is too rigid and
members are unable to provide cach other with social support15).
Kedua, berkenaan dengan tipe masing – masing keluarga. David kantor and William Lehr
mengatakan bahwa terdapat 3 basis tipe – tipe keluarga dan menentukan bagaimana mereka
bersosialisasi. Open family atau keluarga terbuka ialah dimana antar anggota keluarganya
mendorong untuk menambah pengalaman baru dalam kehidupannya kemudian menceritakan
kepada anggota keluarga – keluarga lain (encourages its members to experience a wide variety of
social life and then share those experiences with the rest of family, providing a constant source
of ideas16). Close family atau keluarga tertutup ialah yang sedikit reaksinya terhadap dunia luar
dan ketika mereka akan bersosialisasi mereka dibentengi oleh rasa curiga dan ketakutan (react
the larger society with a little more suspicion or indefference17). Random family atau keluarga
acak ialah mode keluarga dimana bisa saja di bulan – bulan awal mereka sedikit sekali
melakukan pola interaksi namun 3 minggu selanjutnya mereka menghabisakan waktu bersama
dalam kebahagiaan, keluarga ini bebas dan tidak dapat diprediksi.
4. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai masing – masing kegunaan seperti memberikan kehangatan,
memberikan rasa aman, perhatian, dan pula mengisi setiap pertumbuhan angota –anggotanya,
sosialisasinya, kemapanan ntelektualnya, rekreasi dan bagaimana cara mereka mengutarakan
emosinya kita dapat melihat bagaimana cara ibu mendidik anaknya, cara kaka membimbing
adiknya, bagaimana orang tua kita bertambah tua, bagaimana seorang adik tumbuh menjadi
seorang dewasa dll. Petama, providing care atau memberikan perhatian adalah salah satu fungsi
12 Ibid,p. 260
13 Ibid,p. 261
14 Ibid,p. 261
15 Ibid,p. 261
16 Ibid,p. 260
17 Ibid,p. 260
8
dari sebuah keluarga se[erti memberi makanan, tempat tinggal dll. Kedua, socialization atau
sosoalisasi berfungsi sebagai media petama anggota keluarga, anak diajarkan untuk mengucap
kata – kata yang cukup sederhana dari orang tua mereka, anak pula diajarkan pertama kali oleh
keluarganya perihal sopan santun. Ketiga, intellectual development atau perkembangan
intelektual yaitu dimana orang tua biasa menghabiskan waktu mereka, uang, serta kekhawatiran
agar anaknya dapat merasakan kesempatan untuk penghargaan dalam akademi yang ditempuh
sang anak. Keempat, recreation atau wisata dalam keluarga merupakan hal yang sepele namun
sangat penting untuk menunjang keharmonisan dalam sebuah keluarga dan masing – masing dari
keluarga mempunyai cara sendiri dalam kegiata wisatanya. Kelima, emotial support atau semosi
pendukung merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam keluarga dimana masing –
masing anggota mengungkapkan perasaan cinta mereka, perhatian mereka, dan kekeluargaan
mereka. Seperti perkataan Christoper Lash “argues that as a result, we expect the family to be
primarily a refuge of emotional support18”
18 Ibid,p.261
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keluarga itu ialah seperti pernyataan Galvin and Bernard Brommel “Family as a network
of people who life together over long periods of time ties by marriage , blood, commitment, legal
or otherwise” keluarga itu sebuah jaringan antar manusia yang hidup bersama dalam waktu yang
lama yang disatukan oleh ikatan pernikahan, darah, komitmen, keabsahan dll.
Struktur keluarga ialah : Power authority, decision making, interaction. Ronald Cromwell
dan David Olson mengatakan bahwa “Power in family as ability (potential or actual) to change
behavior of other family members”, kekuatan dalam keluarga ialah sebuah kemampuan (potensi
maupun aksi) untuk merubah kebiasaan diantara anggota keluarga lainnya. Sedangkan decision
making sendiri ialah pengambilan keputusan, diantaranya terdapat konsensus, akomodasi dan de
facto. Konsesus ialah sebuah frasa untuk mengahasilkan atau menjadikan sebuah kesepakatan
yang disetujui bersama – sama. Akomodasi sendiri sebuah pengurangan dominasi antar anggota
keluarga dalam mengambil jajak pendapat “less dominating members of family” efek negatifnya
ialah ketika para anggota ingin mendominasi percakapan sehingga diskusi menjadi tidak berarti,
namun efek positifnya ialah ketika masing - masing anggota diberikan kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya maka yang terjadi ialah keberhasilan dalam pengambilan keputusan
. de facto sendiri ialah sebuah penetapan keputusan setelah sebelumnya melakukan sebuah
diskusi (decided by event after period of discussion) dengan memasuki tahap konsensus dan
akomodasi. Interaction sendiri bermakana proses menyampaikan dan menerima pesan dalam
sebuah jalinan komunikasi. Pertama, mode rantai (chain network) ialah sebuah pola interaksi
antara keluarga dimana penyampaian pesannya dengan memandang siapa yang lebih tua diantara
mereka (relay massage to another via a series of other family member). Kedua, mode Y (Y
network) ialah sebuah pola interaksi antar keluarga diamana interaksi bersifat sentrelalisasi dan
memiliki seorang palang pintu (yang dijadikan sebagai penampung pesan) untuk menerima
sebuah pesan yang akan disampaikan kepada anggota yang menjadi figur dalam suatu keluarga
(a centralized network where member serves as a ‘gatekeeper’ allowing same but not all
massages to be exchange among member). Ketiga, mode roda (wheel network) ialah sebuah pola
interaksi antar keluarga dimana mode ini telah mencapai proses sentralisasi tingkat tinggi (highly
centralized) dan anggota bisa memberikan pendapatnya langsung kepada seorang figur utama.
Keempat, mode semua chanel (all – chanel network) ialah sebuah mode keluarga yang bersifat
10
desentralisasi dimana antar anggota lebih banyak menghabiskan waktu bersama menjadi sebuah
kesatuan, komunikasi ini bersifat terbuka dan bermangfaat.
Karakter keluarga dibedakan menjadi 2 jenis : batasnnya (boundaries), tpie keluarga
(types family). Pertama, tenatang batasan (boundaries) ialah sebuah sitem dimana sebuah
keluarga menciptakan sebuah aturan didalamnya dan siapa yang akan mengikuti aturan tersebut
dan bagaimana cara menjalankannya (a subsystem consist of rules defining who participate and
who). Michunin berpendapat bahwa yang dimagsud batasan ini ialah berupa keterikatan dan
pelepasan (a continuum that ranges fro ‘enmeshed’ at one end to ‘disengaged’ at the other
extreme). Enmeshed system ialah berupa pengorbanan anggota keluarga untuk mendapatkan
sebuah kohesi (sacrifies the autonomy of its members in other to experience a great of deal of
cohesion), keterikatan antar anggota sangat dekat sehingga efek negatif yang akan didapat antar
anggota keluarga tidak memiliki privasi masing – masing. Disengage system ialah sebuah
batasan dimana batasan itu terkesan kaku dikarenakan antar anggota terlalu memiliki rasa
individualis yang tinggi (individual subsystem is too rigid and members are unable to provide
cach other with social support).
Kedua, berkenaan dengan tipe masing – masing keluarga. David kantor and William Lehr
mengatakan bahwa terdapat 3 basis tipe – tipe keluarga dan menentukan bagaimana mereka
bersosialisasi. Open family atau keluarga terbuka ialah dimana antar anggota keluarganya
mendorong untuk menambah pengalaman baru dalam kehidupannya kemudian menceritakan
kepada anggota keluarga – keluarga lain (encourages its members to experience a wide variety of
social life and then share those experiences with the rest of family, providing a constant source
of ideas). Close family atau keluarga tertutup ialah yang sedikit reaksinya terhadap dunia luar
dan ketika mereka akan bersosialisasi mereka dibentengi oleh rasa curiga dan ketakutan (react
the larger society with a little more suspicion or indefference). Random family atau keluarga
acak ialah mode keluarga dimana bisa saja di bulan – bulan awal mereka sedikit sekali
melakukan pola interaksi namun 3 minggu selanjutnya mereka menghabisakan waktu bersama
dalam kebahagiaan, keluarga ini bebas dan tidak dapat diprediksi
Segankan fungsi keluarga sendiri ialah (also give shelter, warmth, care and also fulfill the
following psychological function, socialization, intelectual development, recreation, and
emotional support)
11
DAFTAR PUSTAKA
Trenholm Sarah, Interpersonal Communication, (USA: Wadsworth Publishing Company, 2000)
Waskito A.A., Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Wahyu Media, 2009)

More Related Content

Similar to Sistem Komunikasi Kelompok

Kekeluargaan
KekeluargaanKekeluargaan
Kekeluargaan
ashriff
 
Keberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanKeberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatan
Immawan Awaluddin
 
Keberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanKeberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatan
Immawan Awaluddin
 
Komunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanKomunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatan
Okta-Shi Sama
 
Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan
Nurul Azzahra
 

Similar to Sistem Komunikasi Kelompok (20)

Kekeluargaan
KekeluargaanKekeluargaan
Kekeluargaan
 
UAS PPT - Sosiologi Komunikasi - Kelompok (Sri, Ambar, Tarma).pptx
UAS PPT - Sosiologi Komunikasi - Kelompok (Sri, Ambar, Tarma).pptxUAS PPT - Sosiologi Komunikasi - Kelompok (Sri, Ambar, Tarma).pptx
UAS PPT - Sosiologi Komunikasi - Kelompok (Sri, Ambar, Tarma).pptx
 
Keberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanKeberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatan
 
Keberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatanKeberagaman dan kesederajatan
Keberagaman dan kesederajatan
 
Maintaining family ties
Maintaining family tiesMaintaining family ties
Maintaining family ties
 
teori komunikasippt
teori komunikasipptteori komunikasippt
teori komunikasippt
 
TEORI_HUBUNGAN_P_10.pptx
TEORI_HUBUNGAN_P_10.pptxTEORI_HUBUNGAN_P_10.pptx
TEORI_HUBUNGAN_P_10.pptx
 
Tugas sosiologi susi
Tugas  sosiologi susiTugas  sosiologi susi
Tugas sosiologi susi
 
Komunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanKomunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatan
 
Keluarga dan fungsinya ilmu sosial budaya dasar 2017
Keluarga dan fungsinya ilmu sosial budaya dasar 2017Keluarga dan fungsinya ilmu sosial budaya dasar 2017
Keluarga dan fungsinya ilmu sosial budaya dasar 2017
 
Keluarga dan fungsinya- ilmu sosial budaya dasar -2017
Keluarga dan fungsinya- ilmu sosial budaya dasar -2017Keluarga dan fungsinya- ilmu sosial budaya dasar -2017
Keluarga dan fungsinya- ilmu sosial budaya dasar -2017
 
Kepdas epi.13
 Kepdas epi.13 Kepdas epi.13
Kepdas epi.13
 
Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan
 
Bab 1 Bab5
Bab 1 Bab5Bab 1 Bab5
Bab 1 Bab5
 
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
 
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
 
Tafsir Hadist
Tafsir HadistTafsir Hadist
Tafsir Hadist
 
Masyarakat
MasyarakatMasyarakat
Masyarakat
 
Fazri muhammad sidik
Fazri muhammad sidikFazri muhammad sidik
Fazri muhammad sidik
 
Bab 3 Individu, Keluarga dan Masyarakat
Bab 3 Individu, Keluarga dan MasyarakatBab 3 Individu, Keluarga dan Masyarakat
Bab 3 Individu, Keluarga dan Masyarakat
 

More from Ratih Aini

Kepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / TempramenKepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
Ratih Aini
 
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
Ratih Aini
 
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIANKEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
Ratih Aini
 
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITAPELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
Ratih Aini
 
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
Ratih Aini
 
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
Ratih Aini
 
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
Ratih Aini
 
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
Ratih Aini
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Ratih Aini
 
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMATEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
Ratih Aini
 

More from Ratih Aini (20)

Tugas teknik tari
Tugas teknik tariTugas teknik tari
Tugas teknik tari
 
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di YogyakartaMasjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
 
Contoh membuat berita
Contoh membuat beritaContoh membuat berita
Contoh membuat berita
 
PKN
PKN PKN
PKN
 
PKN
PKN PKN
PKN
 
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
 
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARAHUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
 
Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti KorupsiPendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi
 
Kebudayaan Toraja
Kebudayaan TorajaKebudayaan Toraja
Kebudayaan Toraja
 
Perawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristenPerawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristen
 
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / TempramenKepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
 
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
 
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIANKEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
 
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITAPELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
 
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
 
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
 
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
 
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMATEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 

Recently uploaded (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 

Sistem Komunikasi Kelompok

  • 1. 1 KATA PENGANTAR Puji syukur selayaknya dijunjunkan kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak sekali nikmat kepada kita semua. Shalawat disertai salam selayaknya diucapkan kepada Rasulullah SAW yang telah menyampaikan Islam kepada umatnya. Alhamdulillah dengan ini saya sebagai penulis telah menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Interpersonal dengan mengambil tema “Family as a system” . Apabila ada kata maupun kalimat yang salah dalam penulisan makalah ini saya meminta maaf dari pembaca yang budiman. Wassalam Yogyakarta, 18 Maret 2014 Muhammad Fauzi Haidar Hilmy
  • 2. 2 DAFTAR ISI KATA PNGANTAR Daftar Isi ...........................................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1.1 Latar Belakang Penulisan.............................................................................................. BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 1.Definisi Keluarga ............................................................................................................ 2. Struktur Keluarga ........................................................................................................... 3. Karakteristik Keluarga................................................................................................... 4. Fungsi Keluarga ....................................................................................... ...................... BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................
  • 3. 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Keluarga menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, menjadikan seseorang kuat secara mental berawal dari keluarga, menjadikan seorang pemimpin berawal dari keluarga, menjadikan seseorang menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa berawal pula dari keluarga. Orang besar tidak akan disebut besar bila dia tidak diikuti orang kecil, begitupun sebaliknya bila sebuah keluarga kehilangan salah satu bagian dari keluarga tersebut. Begitulah kiranya konsentrasi yang akan dibahas oleh penulis mengenai keluarga, naik dalam segi definisi maupun keluarga sebagai sistem sendiri.
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN 1. Definisi keluarga Secara garis besar keluarga diartikan sebagai sanak saudara: kaum kerabat; orang seisi rumah; anak bini1, menurut Virgiana Satir sendiri keluarga ialah “Characterized family as factory which is have many different people are made”2. Kulture tradisional mendeskripsikan keluarga ialah sebagai orang – orang yang diikat oleh tali pernikahan dan darah “Family is persons ties by marriage and biological kinship”3. Sedangkan menurut definisi modern keluarga ialah “ Includes groups of people who think of themselves as “family” eventhough they are not be related by blood and marriage”4 menurut pengertian modern keluarga itu sebuah kelompok dimana mereka berfikir mereka sebuah keluarga walaupun tanpa ada tali ernikahan ataupun darah. Dan akhirnya dapat disimpulkan bahwa keluarga itu seperti pernyataan yang dikemukan oleh Galvin and Bernard Brommel “Family as a network of people who life together over long periods of time ties by marriage , blood, commitment, legal or otherwise”5 keluarga itu sebuah jaringan antar manusia yang hidup bersama dalam waktu yang lama yang disatukan oleh ikatan pernikahan, darah, komitmen, keabsahan dll. Jadai dalam keluarga sendiri tidak dikenal istilah statis, keluarga selalu berubah dari waktu ke waktu baik dalam segi ekonomi maupun dalam budayanya. 2. Struktur Keluarga Dalam sebuah keluarga kita mengenal sebuah struktur keluarga berkenaan dengan bagaimana keluarga tersebut mengatur sendi – sendi kehidupan mereka. Berikut ini masing – masing struktur dari sebuar keluarga : a. Kekuatan Otoritas Ronald Cromwell dan David Olson mengatakan bahwa “Power in family as ability (potential or actual) to change behavior of other family members”6, kekuatan dalam keluarga ialah sebuah kemampuan (potensi maupun aksi) untuk merubah 1 A.A. Waskito,Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta:Wahyu Media, 2009), Cet 1, h. 278 2 Sarah Trenholm, Interpersonal Communication, (USA: Wadsworth Publishing Company, 2000) p.254 3 Ibid,p.256 4 Ibid,p.255 5 Ibid,p.255 6 Ibid,p. 256
  • 5. 5 kebiasaan diantara anggota keluarga lainnya. Jadi sebuah keluaga dikatakan memiliki sebuah harga diri bilamana keluarga mempunyai kekuatan otoritas sehingga bilamana terdapat suatu masalah dalam keluarga pihak otoritas tertinggi dapat memberikan sebuah saran ataupun solusi kepada anggotanya. Pihak otoritas disini berkisar kedua orang tua kepada anak – anaknya. Basil Bernstein mengatakan bahwa untuk kategori keluarga pertama ialah yang memiliki posisi dalam struktur, sedangkan kategori keluarga kedua ialah yang bertumpu pada salah satu orang yang dijadikan seorang figur (Person – oriented). Pertama, Posisional Structure ialah stuktur dalam sebuah keluarga yang memiliki sebuah hirarki. Magsud dari tipe pertama inni ialah ketika seorang anak ingin menyampaikan suatu keluhan, ia harus mengatakannya kepada orang yang lebih tua dari umurnya, contoh ketika seorang anak ke-2 ingin merasakan bagaimana rasanya pergi keluar negri ia harus menyampaikannya dahulu kepada kakaknya, dan setelah itu seorang kakak akan menyampaikan kepada ibunya dan mungkin ibunya akan menyampaikan kepada pihak itoritas yng lebih tinggi semisal ayah. Kedua, Person – oriented ialah stuktur dalam berkelauarga dimana ayah dijadikan sosok panutan bagi yang lainnya. b. Pembuat keputusan Ralph Turner mengatakan bahwa ada 3 cara sebuah pengambilan keputusan. Pertama; konsesus, Kedua; akomodasi, ketiga; de facto. Konsesus ialah sebuah frasa untuk mengahasilkan atau menjadikan sebuah kesepakatan yang disetujui bersama – sama7. Akomodasi sendiri sebuah pengurangan dominasi antar anggota keluarga dalam mengambil jajak pendapat “less dominating members of family”8 efek negatifnya ialah ketika para anggota ingin mendominasi percakapan sehingga diskusi menjadi tidak berarti, namun efek positifnya ialah ketika masing - masing anggota diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya maka yang terjadi ialah keberhasilan dalam pengambilan keputusan . de facto sendiri ialah sebuah penetapan keputusan setelah sebelumnya melakukan sebuah diskusi (decided by event after period of discussion)9 dengan memasuki tahap konsensus dan akomodasi. 7 8 Ibid,p.257 9 Ibid,p.257
  • 6. 6 c. Interaksi Disisi lain kita harus melihat bahwa sebuah keluarga tidak lepas dengan sebuah hubungan antara satu dengan yang lainnya. Keluarga membutuhkan sebuh proses komunikasi satu dengan yang lainnya, untuk itu keluarga memiliki beberapa model komunikasi dari mode seperti rantai sampai model keluarga tingkat tinggi yaitu interaksi kepada dengan semua anggota keluarga (all – chanel network). Pertama, mode rantai (chain network) ialah sebuah pola interaksi antara keluarga dimana penyampaian pesannya dengan memandang siapa yang lebih tua diantara mereka (relay massage to another via a series of other family member10). Kedua, mode Y (Y network) ialah sebuah pola interaksi antar keluarga diamana interaksi bersifat sentrelalisasi dan memiliki seorang palang pintu (yang dijadikan sebagai penampung pesan) untuk menerima sebuah pesan yang akan disampaikan kepada anggota yang menjadi figur dalam suatu keluarga (a centralized network where member serves as a ‘gatekeeper’ allowing same but not all massages to be exchange among member11). Dalam mode ini orang tua terutama ibu akan memonitor anak – anaknya dalam mengajukan permintaan dan kemudian permintaan itu disampaikan kepada ayah sebagai figur utama. Ketiga, mode roda (wheel network) ialah sebuah pola interaksi antar keluarga dimana mode ini telah mencapai proses sentralisasi tingkat tinggi (highly centralized) dan anggota bisa memberikan pendapatnya langsung kepada seorang figur utama. Ketika kakek dijadikan ‘role mode’ oleh anggota keluarga lain maka anggota keluarga bisa langsung menyampaikan pesannya tanpa ada pesan yang terdistorsi. Keempat, mode semua chanel (all – chanel network) ialah sebuah mode keluarga yang bersifat desentralisasi dimana antar anggota lebih banyak menghabiskan waktu bersama menjadi sebuah kesatuan, komunikasi ini bersifat terbuka dan bermangfaat. 3. Karakteristik Keluarga Struktur keluarga mempunyai beberapa batasan dalam menjalani proses interaksi antar anggotanya, dalam hal ini perbedaan role (role differentiation)bersifat penlengkap dalam keluarga yang efisien. Terdapat beberapa tipe keluarga dengan masing – masing dari mereka memiliki sebuah batasan batasan dalam kehidupan. Pertama, tenatang batasan (boundaries) ialah sebuah sitem dimana sebuah keluarga menciptakan sebuah aturan didalamnya dan siapa yang akan mengikuti aturan tersebut dan bagaimana cara menjalankannya (a subsystem consist of 10 Ibid,p. 258 11 Ibid,p.258
  • 7. 7 rules defining who participate and who12). Michunin berpendapat bahwa yang dimagsud batasan ini ialah berupa keterikatan dan pelepasan (a continuum that ranges fro ‘enmeshed’ at one end to ‘disengaged’ at the other extreme13). Enmeshed system ialah berupa pengorbanan anggota keluarga untuk mendapatkan sebuah kohesi (sacrifies the autonomy of its members in other to experience a great of deal of cohesion14), keterikatan antar anggota sangat dekat sehingga efek negatif yang akan didapat antar anggota keluarga tidak memiliki privasi masing – masing. Disengage system ialah sebuah batasan dimana batasan itu terkesan kaku dikarenakan antar anggota terlalu memiliki rasa individualis yang tinggi (individual subsystem is too rigid and members are unable to provide cach other with social support15). Kedua, berkenaan dengan tipe masing – masing keluarga. David kantor and William Lehr mengatakan bahwa terdapat 3 basis tipe – tipe keluarga dan menentukan bagaimana mereka bersosialisasi. Open family atau keluarga terbuka ialah dimana antar anggota keluarganya mendorong untuk menambah pengalaman baru dalam kehidupannya kemudian menceritakan kepada anggota keluarga – keluarga lain (encourages its members to experience a wide variety of social life and then share those experiences with the rest of family, providing a constant source of ideas16). Close family atau keluarga tertutup ialah yang sedikit reaksinya terhadap dunia luar dan ketika mereka akan bersosialisasi mereka dibentengi oleh rasa curiga dan ketakutan (react the larger society with a little more suspicion or indefference17). Random family atau keluarga acak ialah mode keluarga dimana bisa saja di bulan – bulan awal mereka sedikit sekali melakukan pola interaksi namun 3 minggu selanjutnya mereka menghabisakan waktu bersama dalam kebahagiaan, keluarga ini bebas dan tidak dapat diprediksi. 4. Fungsi Keluarga Keluarga mempunyai masing – masing kegunaan seperti memberikan kehangatan, memberikan rasa aman, perhatian, dan pula mengisi setiap pertumbuhan angota –anggotanya, sosialisasinya, kemapanan ntelektualnya, rekreasi dan bagaimana cara mereka mengutarakan emosinya kita dapat melihat bagaimana cara ibu mendidik anaknya, cara kaka membimbing adiknya, bagaimana orang tua kita bertambah tua, bagaimana seorang adik tumbuh menjadi seorang dewasa dll. Petama, providing care atau memberikan perhatian adalah salah satu fungsi 12 Ibid,p. 260 13 Ibid,p. 261 14 Ibid,p. 261 15 Ibid,p. 261 16 Ibid,p. 260 17 Ibid,p. 260
  • 8. 8 dari sebuah keluarga se[erti memberi makanan, tempat tinggal dll. Kedua, socialization atau sosoalisasi berfungsi sebagai media petama anggota keluarga, anak diajarkan untuk mengucap kata – kata yang cukup sederhana dari orang tua mereka, anak pula diajarkan pertama kali oleh keluarganya perihal sopan santun. Ketiga, intellectual development atau perkembangan intelektual yaitu dimana orang tua biasa menghabiskan waktu mereka, uang, serta kekhawatiran agar anaknya dapat merasakan kesempatan untuk penghargaan dalam akademi yang ditempuh sang anak. Keempat, recreation atau wisata dalam keluarga merupakan hal yang sepele namun sangat penting untuk menunjang keharmonisan dalam sebuah keluarga dan masing – masing dari keluarga mempunyai cara sendiri dalam kegiata wisatanya. Kelima, emotial support atau semosi pendukung merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam keluarga dimana masing – masing anggota mengungkapkan perasaan cinta mereka, perhatian mereka, dan kekeluargaan mereka. Seperti perkataan Christoper Lash “argues that as a result, we expect the family to be primarily a refuge of emotional support18” 18 Ibid,p.261
  • 9. 9 BAB III PENUTUP Kesimpulan Keluarga itu ialah seperti pernyataan Galvin and Bernard Brommel “Family as a network of people who life together over long periods of time ties by marriage , blood, commitment, legal or otherwise” keluarga itu sebuah jaringan antar manusia yang hidup bersama dalam waktu yang lama yang disatukan oleh ikatan pernikahan, darah, komitmen, keabsahan dll. Struktur keluarga ialah : Power authority, decision making, interaction. Ronald Cromwell dan David Olson mengatakan bahwa “Power in family as ability (potential or actual) to change behavior of other family members”, kekuatan dalam keluarga ialah sebuah kemampuan (potensi maupun aksi) untuk merubah kebiasaan diantara anggota keluarga lainnya. Sedangkan decision making sendiri ialah pengambilan keputusan, diantaranya terdapat konsensus, akomodasi dan de facto. Konsesus ialah sebuah frasa untuk mengahasilkan atau menjadikan sebuah kesepakatan yang disetujui bersama – sama. Akomodasi sendiri sebuah pengurangan dominasi antar anggota keluarga dalam mengambil jajak pendapat “less dominating members of family” efek negatifnya ialah ketika para anggota ingin mendominasi percakapan sehingga diskusi menjadi tidak berarti, namun efek positifnya ialah ketika masing - masing anggota diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya maka yang terjadi ialah keberhasilan dalam pengambilan keputusan . de facto sendiri ialah sebuah penetapan keputusan setelah sebelumnya melakukan sebuah diskusi (decided by event after period of discussion) dengan memasuki tahap konsensus dan akomodasi. Interaction sendiri bermakana proses menyampaikan dan menerima pesan dalam sebuah jalinan komunikasi. Pertama, mode rantai (chain network) ialah sebuah pola interaksi antara keluarga dimana penyampaian pesannya dengan memandang siapa yang lebih tua diantara mereka (relay massage to another via a series of other family member). Kedua, mode Y (Y network) ialah sebuah pola interaksi antar keluarga diamana interaksi bersifat sentrelalisasi dan memiliki seorang palang pintu (yang dijadikan sebagai penampung pesan) untuk menerima sebuah pesan yang akan disampaikan kepada anggota yang menjadi figur dalam suatu keluarga (a centralized network where member serves as a ‘gatekeeper’ allowing same but not all massages to be exchange among member). Ketiga, mode roda (wheel network) ialah sebuah pola interaksi antar keluarga dimana mode ini telah mencapai proses sentralisasi tingkat tinggi (highly centralized) dan anggota bisa memberikan pendapatnya langsung kepada seorang figur utama. Keempat, mode semua chanel (all – chanel network) ialah sebuah mode keluarga yang bersifat
  • 10. 10 desentralisasi dimana antar anggota lebih banyak menghabiskan waktu bersama menjadi sebuah kesatuan, komunikasi ini bersifat terbuka dan bermangfaat. Karakter keluarga dibedakan menjadi 2 jenis : batasnnya (boundaries), tpie keluarga (types family). Pertama, tenatang batasan (boundaries) ialah sebuah sitem dimana sebuah keluarga menciptakan sebuah aturan didalamnya dan siapa yang akan mengikuti aturan tersebut dan bagaimana cara menjalankannya (a subsystem consist of rules defining who participate and who). Michunin berpendapat bahwa yang dimagsud batasan ini ialah berupa keterikatan dan pelepasan (a continuum that ranges fro ‘enmeshed’ at one end to ‘disengaged’ at the other extreme). Enmeshed system ialah berupa pengorbanan anggota keluarga untuk mendapatkan sebuah kohesi (sacrifies the autonomy of its members in other to experience a great of deal of cohesion), keterikatan antar anggota sangat dekat sehingga efek negatif yang akan didapat antar anggota keluarga tidak memiliki privasi masing – masing. Disengage system ialah sebuah batasan dimana batasan itu terkesan kaku dikarenakan antar anggota terlalu memiliki rasa individualis yang tinggi (individual subsystem is too rigid and members are unable to provide cach other with social support). Kedua, berkenaan dengan tipe masing – masing keluarga. David kantor and William Lehr mengatakan bahwa terdapat 3 basis tipe – tipe keluarga dan menentukan bagaimana mereka bersosialisasi. Open family atau keluarga terbuka ialah dimana antar anggota keluarganya mendorong untuk menambah pengalaman baru dalam kehidupannya kemudian menceritakan kepada anggota keluarga – keluarga lain (encourages its members to experience a wide variety of social life and then share those experiences with the rest of family, providing a constant source of ideas). Close family atau keluarga tertutup ialah yang sedikit reaksinya terhadap dunia luar dan ketika mereka akan bersosialisasi mereka dibentengi oleh rasa curiga dan ketakutan (react the larger society with a little more suspicion or indefference). Random family atau keluarga acak ialah mode keluarga dimana bisa saja di bulan – bulan awal mereka sedikit sekali melakukan pola interaksi namun 3 minggu selanjutnya mereka menghabisakan waktu bersama dalam kebahagiaan, keluarga ini bebas dan tidak dapat diprediksi Segankan fungsi keluarga sendiri ialah (also give shelter, warmth, care and also fulfill the following psychological function, socialization, intelectual development, recreation, and emotional support)
  • 11. 11 DAFTAR PUSTAKA Trenholm Sarah, Interpersonal Communication, (USA: Wadsworth Publishing Company, 2000) Waskito A.A., Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Wahyu Media, 2009)