Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
Rangkuman dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan rencana tata ruang wilayah dan kebijakannya, (2) Materi yang dibahas antara lain kedudukan rencana tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota serta prosedur persetujuan rencana tata ruang, (3) Dokumen ini juga membahas tentang perspektif anggaran berbasis kinerja dan rencana pembang
Dokumen tersebut membahas tentang peraturan-peraturan yang mengatur penggunaan dana desa dan kewenangan desa berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, mencakup sumber dana desa, alokasi anggaran, prioritas penggunaannya untuk sarana publik desa, peningkatan ekonomi masyarakat, dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptxSuwantoSribhawono
Dokumen tersebut membahas tentang kondisi desa saat ini di Indonesia, kebijakan pemerintah terkait pembangunan desa, serta prioritas penggunaan Dana Desa pada tahun 2024 yang diantaranya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
Rangkuman dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan rencana tata ruang wilayah dan kebijakannya, (2) Materi yang dibahas antara lain kedudukan rencana tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota serta prosedur persetujuan rencana tata ruang, (3) Dokumen ini juga membahas tentang perspektif anggaran berbasis kinerja dan rencana pembang
Dokumen tersebut membahas tentang peraturan-peraturan yang mengatur penggunaan dana desa dan kewenangan desa berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, mencakup sumber dana desa, alokasi anggaran, prioritas penggunaannya untuk sarana publik desa, peningkatan ekonomi masyarakat, dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptxSuwantoSribhawono
Dokumen tersebut membahas tentang kondisi desa saat ini di Indonesia, kebijakan pemerintah terkait pembangunan desa, serta prioritas penggunaan Dana Desa pada tahun 2024 yang diantaranya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPenataan Ruang
Pedoman ini mengatur tentang penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRW Provinsi) sebagai acuan bagi pemerintah daerah provinsi dan pemangku kepentingan lainnya. Pedoman ini memuat ketentuan teknis muatan RTRW Provinsi yang mencakup tujuan, kebijakan, strategi, rencana struktur ruang, rencana pola ruang, penetapan kawasan strategis, arahan pemanfaatan ruang, dan arahan pengendalian pemanfaatan
Dokumen tersebut membahas skema pembangunan desa yang berfokus pada masyarakat desa sendiri. UU Desa baru memberikan pengakuan terhadap keberadaan dan hak-hak desa serta memperkuat lembaga-lembaga desa untuk mengelola pembangunan secara mandiri berdasarkan kebutuhan masyarakatnya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) sebagai wadah pengelolaan perekonomian masyarakat desa dan unit-unit usahanya seperti jasa, perdagangan, pertanian, dan keuangan.
PP 43 Tahun 2014 mengatur berbagai aspek terkait penyelenggaraan pemerintahan desa, meliputi penataan desa, kewenangan desa, pemerintahan desa, tata cara penyusunan perdes, keuangan dan kekayaan desa, serta pembentukan dan peningkatan status desa persiapan.[/ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang Dana Desa dan prioritas penggunaannya. Dana Desa bersumber dari APBN melalui APBD kabupaten untuk penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Prioritas penggunaan Dana Desa adalah program pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Penetapan prioritas dilakukan melalui musyawarah desa dan dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Desa
1. Dokumen menjelaskan tentang lembaga-lembaga penting di desa seperti Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Adat, Lembaga Kemasyarakatan, Badan Kerjasama Antar Desa, dan Badan Usaha Milik Desa beserta tugas dan fungsinya masing-masing berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2014.
Desa memiliki karakteristik tersendiri seperti mata pencaharian penduduk agraris, perbandingan lahan dengan jumlah penduduk besar, hubungan antar warga relatif akrab, dan tradisi masih kuat. Desa diklasifikasi menjadi desa mandiri, berkembang, dan tertinggal berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan potensi. Desa memiliki kewenangan lokal dan mandat pembangunan dalam bidang pelayanan
Paradigma baru pembangunan perdesaan menekankan pada pendekatan berbasis tempat dan klaster serta kolaborasi multi-pihak untuk memanfaatkan potensi lokal guna meningkatkan daya saing wilayah perdesaan melalui berbagai sektor ekonomi, bukan hanya pertanian. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan lokal untuk memanfaatkan sumber daya internal dan menanggapi pelu
Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan permendagri 20 Tahun 2018 merupakan Peraturan perundang-Undangan yang perlu dipahami untuk semua pelaku yang berhubungan dengan Desa.
Sistem perencanaan pembangunan nasional diatur dalam UU SPPN tahun 2004 yang mengatur penyusunan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang dan jangka menengah serta pengawasan pelaksanaannya oleh pemerintah pusat dan daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi kota menurut para ahli dan peraturan. Kota didefinisikan sebagai sistem jaringan kehidupan manusia yang heterogen secara sosial ekonomi dan bercorak materialistik, serta wilayah administratif yang memiliki batasan seperti kotamadya dan kota. Dokumen ini juga menyinggung masalah-masalah perkotaan seperti pola pemukiman semrawut, kemiskinan, dan transportasi yang buruk.
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPenataan Ruang
Pedoman ini mengatur tentang penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRW Provinsi) sebagai acuan bagi pemerintah daerah provinsi dan pemangku kepentingan lainnya. Pedoman ini memuat ketentuan teknis muatan RTRW Provinsi yang mencakup tujuan, kebijakan, strategi, rencana struktur ruang, rencana pola ruang, penetapan kawasan strategis, arahan pemanfaatan ruang, dan arahan pengendalian pemanfaatan
Dokumen tersebut membahas skema pembangunan desa yang berfokus pada masyarakat desa sendiri. UU Desa baru memberikan pengakuan terhadap keberadaan dan hak-hak desa serta memperkuat lembaga-lembaga desa untuk mengelola pembangunan secara mandiri berdasarkan kebutuhan masyarakatnya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) sebagai wadah pengelolaan perekonomian masyarakat desa dan unit-unit usahanya seperti jasa, perdagangan, pertanian, dan keuangan.
PP 43 Tahun 2014 mengatur berbagai aspek terkait penyelenggaraan pemerintahan desa, meliputi penataan desa, kewenangan desa, pemerintahan desa, tata cara penyusunan perdes, keuangan dan kekayaan desa, serta pembentukan dan peningkatan status desa persiapan.[/ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang Dana Desa dan prioritas penggunaannya. Dana Desa bersumber dari APBN melalui APBD kabupaten untuk penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Prioritas penggunaan Dana Desa adalah program pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Penetapan prioritas dilakukan melalui musyawarah desa dan dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Desa
1. Dokumen menjelaskan tentang lembaga-lembaga penting di desa seperti Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Adat, Lembaga Kemasyarakatan, Badan Kerjasama Antar Desa, dan Badan Usaha Milik Desa beserta tugas dan fungsinya masing-masing berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2014.
Desa memiliki karakteristik tersendiri seperti mata pencaharian penduduk agraris, perbandingan lahan dengan jumlah penduduk besar, hubungan antar warga relatif akrab, dan tradisi masih kuat. Desa diklasifikasi menjadi desa mandiri, berkembang, dan tertinggal berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan potensi. Desa memiliki kewenangan lokal dan mandat pembangunan dalam bidang pelayanan
Paradigma baru pembangunan perdesaan menekankan pada pendekatan berbasis tempat dan klaster serta kolaborasi multi-pihak untuk memanfaatkan potensi lokal guna meningkatkan daya saing wilayah perdesaan melalui berbagai sektor ekonomi, bukan hanya pertanian. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan lokal untuk memanfaatkan sumber daya internal dan menanggapi pelu
Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan permendagri 20 Tahun 2018 merupakan Peraturan perundang-Undangan yang perlu dipahami untuk semua pelaku yang berhubungan dengan Desa.
Sistem perencanaan pembangunan nasional diatur dalam UU SPPN tahun 2004 yang mengatur penyusunan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang dan jangka menengah serta pengawasan pelaksanaannya oleh pemerintah pusat dan daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi kota menurut para ahli dan peraturan. Kota didefinisikan sebagai sistem jaringan kehidupan manusia yang heterogen secara sosial ekonomi dan bercorak materialistik, serta wilayah administratif yang memiliki batasan seperti kotamadya dan kota. Dokumen ini juga menyinggung masalah-masalah perkotaan seperti pola pemukiman semrawut, kemiskinan, dan transportasi yang buruk.
Dokumen ini membahas peran masyarakat dalam penataan ruang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah bersama Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional sedang menyusun Peraturan Pemerintah tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang yang diharapkan dapat menjadi pedoman bagi semua pihak.
PENGENALAN MATERI SPIP (SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH) DI UPT. KESMAS...Dayu Agung Dewi Sawitri
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) di Indonesia. SPIP merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui pengendalian internal yang efektif guna mencapai tujuan pelayanan publik yang berkualitas tinggi secara transparan dan akuntabel. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian dan unsur-unsur SPIP sesuai peraturan pemerintah yang meliputi lingkungan pen
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...DIANTO IRAWAN
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan yang melibatkan partisipasi masyarakat. Ia menjelaskan pentingnya melibatkan masyarakat dalam perencanaan pembangunan untuk mencapai hasil yang optimal. Metode partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan diantaranya meliputi Participatory Rural Appraisal (PRA) dan berbagai teknik lainnya seperti wawancara, diskusi kelompok, pemetaan s
Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D) Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah tahun 2015. TP4D dibentuk berdasarkan beberapa peraturan dan instruksi presiden untuk mendukung pemerintahan dan pembangunan nasional melalui upaya pencegahan korupsi, memberikan bimbingan hukum, dan memantau pelaksanaan proyek pemerintah.
Membangun Sistem Penyediaan Infrastruktur Perkotaan
Dokumen ini membahas rendahnya penyediaan infrastruktur di Indonesia dan mitos-mitos pembangunan infrastruktur. Masalah utama adalah kurangnya visi, sistem, dan manajemen aset publik dalam penyediaan infrastruktur perkotaan. Agenda ke depan mencakup program penataan kota besar, pembangunan kota baru, dan perumahan publik berskala besar.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP). Secara ringkas, SPIP adalah proses yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan pegawai pemerintah untuk memastikan efektivitas, efisiensi, keandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan hukum dalam pencapaian tujuan pemerintahan. SPIP terdiri dari 5 unsur yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegi
Dokumen tersebut membahas tentang ekologi arsitektur dan sistem struktur pada bangunan berlantai banyak, termasuk prinsip-prinsip ekologi arsitektur, unsur-unsur pokok ekologi arsitektur, dan berbagai sistem struktur yang dapat diterapkan pada bangunan berlantai banyak seperti sistem struktur rangka, sistem struktur permukaan bidang, dan sistem struktur kabel dan jaringan."
Dokumen tersebut membahas tentang studio perencanaan wilayah yang mencakup pengantar studio perencanaan wilayah, fokus studio perencanaan wilayah, hierarki perencanaan tata ruang, muatan atau output rencana, dan elemen-elemen wilayah yang menentukan output perencanaan."
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...Latifah Tio
Rangkuman dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang administrasi, potensi, masalah, dan fungsi Kota Wonogiri sebagai pusat kegiatan lokal di Kabupaten Wonogiri. Dokumen ini juga memaparkan model kota sektoral sebagai solusi untuk meningkatkan fungsi Wonogiri.
Kebijakan Pembangunan Daerah dalam Konstruksi NawacitaDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan daerah, meliputi proses perencanaan, ruang lingkup perencanaan menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, syarat-syarat perencanaan, fungsi dan manfaat perencanaan, tantangan dalam pembangunan daerah, pelaku pembangunan berdasarkan paradigma good governance, dan struktur Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 yang terdiri dari visi, misi,
Partisipasi Masyarakat dalam PembangunanAtika Rusli
Dokumen tersebut membahas tentang partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Terdapat empat tingkatan partisipasi masyarakat yaitu partisipasi pasif, informatif, konsultatif, dan self-mobilization. Unsur pokok yang menentukan tumbuhnya partisipasi masyarakat adalah kemampuan, kemauan, dan kesempatan. Komunikasi pembangunan diperlukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dengan cara
Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...Oswar Mungkasa
Dokumen tersebut membahas rencana struktur dan pola ruang Kepulauan Maluku yang mencakup tujuan pembangunan wilayah, kebijakan, dan strategi untuk mengembangkan Kepulauan Maluku sebagai (1) lumbung ikan nasional yang berkelanjutan, (2) pusat pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata dan sumber daya alam, dan (3) pusat konservasi keanekaragaman hayati kelautan.
Morfologi Kota Jakarta berkembang dari kota pelabuhan Sunda Kelapa menjadi ibu kota kolonial Batavia dengan pola jalan grid dan kanal, kemudian mengalami ekspansi dengan dibangunnya Koningsplein. Pada masa Orde Baru, Ali Sadikin membangun infrastruktur untuk mengembangkan Jakarta menjadi kota modern.
Permasalahan tata ruang dalam pembangunan (1)FithrohPutri
Dokumen tersebut membahas permasalahan tata ruang dalam pembangunan yang meliputi meningkatnya kebutuhan tanah, alih fungsi lahan, konflik antar-sektor dan wilayah, penggunaan ruang tidak sesuai peruntukan, serta belum berfungsinya penataan ruang secara optimal."
Penyusunan Rencana (studi rinci) ini, untuk membuat dokumen panduan dalam merancang dan membangun suatu kawasan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan penataan lingkungan
Studi kelayakan infrastruktur ini bertujuan mengevaluasi rencana pembangunan infrastruktur di wilayah perbatasan untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Studi ini akan menganalisis kondisi saat ini, merumuskan strategi pembangunan, dan menilai kelayakan rencana pembangunan secara finansial, konstruksi, dan sosial. Hasilnya berupa laporan yang merekomendasikan kebijakan dan rencana peng
Dokumen tersebut membahas tentang hak atas lingkungan hidup yang dijamin oleh konstitusi dan peraturan perundang-undangan, serta peran masyarakat dan analisis lingkungan hidup strategis (KLHS) dan amdal dalam perencanaan pembangunan dan pengelolaan lingkungan hidup."
Lingkup Penataan dan Perencanaan Ruang & Profesi PerencanaFauzan Barnanda
Dokumen tersebut merangkum lingkup penataan ruang di Indonesia yang mencakup kawasan lindung dan kawasan budidaya. Dokumen juga menjelaskan tahapan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang untuk memastikan pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Rencana Master Plan Bangunan Fasilitas Pemerintah Kecamatan Tulin Onsoi membahas perencanaan konsep desain dan rencana kerja untuk membangun fasilitas pemerintahan di kecamatan tersebut berdasarkan analisis gambaran wilayah, peraturan yang berlaku, dan masalah-masalah yang ada."
Instrumen pengendalian pemanfaattan ruang di Indonesia.
Sebuah rekomendasi untuk memasukkan aspek-aspek science dan lingkungan hidup dalam proses tata ruang di Indonesia
Daerah ingin membentuk Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) untuk memperkuat fungsi litbang di daerah, mempercepat pembangunan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kepala Daerah meminta pertimbangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait pembentukan BRIDA.
Mata kuliah ini membahas tentang perencanaan pembangunan wilayah yang meliputi pendekatan perencanaan, konsep ruang dan wilayah, pembagian wilayah, pengembangan wilayah pertanian, dan analisis kesenjangan antar wilayah.
Dokumen tersebut membahas pengertian, tujuan, dan strategi implementasi penataan ruang di Indonesia, termasuk produk perencanaan ruang dan substansi Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang."
Dokumen tersebut membahas tentang struktur tata ruang dan bentuk kota. Beberapa teori struktur tata ruang kota dijelaskan seperti teori zona konsentris Burgess, teori sektoral Hoyt, dan teori inti ganda Harris-Ullman. Dokumen juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kota dan evolusi perubahan struktur ruang kota serta tantangan pembentukan kota yang berkelanjutan.
Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008Tatang Taufik
Bahan pengantar diskusi dalam seminar "Pemantapan Pelaksanaan Otonomi Daerah Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat" di Negara - Jembrana, 25 Agustus 2008
Similar to Sistem Kelembagaan dan Organisasi di Daerah (20)
Keberadaan Nganjuk sebagai kabupaten yang memiliki resiko bencana berskala sedang menjadi fokus pembahasan dalam FGD Lingkungan yang di gelar di Dinas Lingkungan Hidup Kab. Nganjuk.
Dalam kegiatan FGD yang di hadiri seluruh Komunitas, Pemangku Kebijakan (Dinas Kehutanan Jawa Timur, FPRB Nganjuk, BPBD Nganjuk) tersebut menyoroti pentingnya kolaborasi antar pihak untuk melakukan aksi mitigasi pengurangan resiko bencana.
Dalam Paparan ini, Pelestari Kawasan Wilis memaparkan konsep mitigasi yang bertumpu pada perlindungan sumber mata Air. Hal ini selaras dengan aksi & kegiatan yang telah dilakukan sejak 2020, dimana Perkawis mengambil peran konservasi di sekitar lereng Wilis
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
1. SISTEM KELEMBAGAAN & ORGANISASI
PENATAAN RUANG DI DAERAH
Alhilal Furqan, Ph.D
KK Pengelolaan Pembangunan & Pengembangan Kebijakan
SAPPK – ITB
2015
2. Mengapa Kelembagaan Penataan
Ruang Harus Berubah?
• Adanya dinamika paradigma pemerintahan daerah (pasang-surutnya
sistem desentralisasi formal yang dianut):
– UU 5/74 UU 22/99 UU 32/2004
• Adanya perubahan sistem penataan ruang yang digunakan (UU No.
26/2007):
– Basis Mitigasi Bencana
– Sistem “Penyelenggaraan” pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan
pengawasan (Tur-Bin-Lak-Was)
– Sistem Pengendalian Pemanfaatan Ruang (Discretionary System ke Regulatory
System) – Penggunaan Zoning Regulation
– Ideologi Hukum Perencanaan (“Public Interest Ideology” ke “Public
Participation Ideology”)
– Sanksi Hukum (Tidak hanya ke masyarakat pemanfaat ruang tetapi juga ke
pemerintah – sebagai pemberi izin & atau sebagai pemanfaat ruang)
– Sistem “Persetujuan Substansi” RTRW oleh Pemerintah Pusat (mempengaruhi
proses mem-Perda-kan RTR
• Governance & Good Governance
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
3. Dinamika Pengaturan Pemerintahan
Daerah Terkait Penataan Ruang
• UU 32 Tahun 2004 & PP 38 Tahun 2007: Urusan Penataan
Ruang sebagai Urusan Konkuren (Bersama) – Pusat-Provinsi-
Kabupaten/Kota
• PP 41 Tahun 2007: SOTK (Susunan Organisasi dan Tata Kerja)
Pemerintah Daerah sangat variatif – cenderung terjadi
berbagai penggabungan untuk penyederhanaan, termasuk
untuk tugas pokok dan fungsi penataan ruang
• Permendagri 13/2006 jo Permendagri 59/2007: pembatasan
“kegiatan” bidang penataan ruang dalam mata anggaran di
APBD
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
4. “Pengkaitan” Penataan Ruang (Spatial)
dengan Perencanaan Pembangunan
(Aspatial)
• Rencana Pembangunan dengan Rencana Tata Ruang tidak
dapat dipisahkan
• Rencana Pembangunan dengan Rencana Tata Ruang dalam
berbagai tingkatan saling mengacu, dan secara bersama-sama
diacu untuk berbagai program dan kegiatan pembangunan di
daerah
– UU No. 26 Tahun 2007
– PP No. 8 Tahun 2008
– Permendagri No. 54 Tahun 2010
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
5. • “The humanly devised constraints that shape human
interaction ... They stucture incentives in human exchange,
whether political, social or economic ... Institutions reduce
uncertainty by providing a structure to everyday life ...
Institutions include any form of constraint that human beings
devise to shape interaction” Vanessa Bainbridge, et.al (2000:6)
• “Wherever we encounter substantial, continued, organized
activity with means structures to pursue shared goals, we deal
with behavior that at some stage of consequence can be called
institutional.” Hurst (1977:48)
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
6. Kelembagaan/Kepranataan/Institusi adalah suatu
bentuk kesatuan unsur ‘formal’ (kesepakatan)
beserta jaringan dukungan yang dikembangkan di
dalamnya secara terorganisir, yang secara kontinu
mempengaruhi sistem manajemen sumberdaya
dari suatu entitas tertentu, untuk menghasilkan
dan/atau melindungi perubahan
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
8. • Tujuan berbeda, kelembagaan yang dibutuhkan berbeda
• Lingkungan dan kondisi Sos-bud, Sos-ek, Sos-pol yang
berbeda membutuhkan kelembagaan yang berbeda
meskipun ‘Tujuan’ sama.
• Lingkungan dan kondisi geografis, ekosistem alami &
buatan, ketersediaan sumberdaya alam & buatan,
penguasaan & ketersediaan teknologi, ketersediaan energi
dan alternatifnya, dll memerlukan penyesuaian karakteristik
kelembagaan yang berbeda meskipun ‘Tujuan’ sama
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
9. Pranata Kelembagaan dalam Penataan Ruang
1. Lembaga: struktural/formal, ad-hoc, forum/non-formal?
BKPRD?
Dinas?
Komite Perencanaan/Penataan Ruang?
Dewan Penataan Ruang?
2. Mekanisme/prosedur: peraturan-perundang-undangan
yang harus diacu, dilaksanakan, dan dibutuhkan (UU, PP,
PerPres, Perda, SK Kepala Daerah, dll.) untuk mencapai
tujuan penataan ruang?
3. Peranserta dan keterlibatan “stakeholders”: dalam
‘pengaturan’, ‘pembinaan’, ‘pelaksanaan (perencanaan
tata ruang, pemanfaatan ruang, pengendalian
pemanfaatan ruang)’, dan ‘pengendalian’?
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
10. Reformulasi Lembaga Penataan Ruang?
DINAMIKA SISTEM
DESENTRALISASI &
OTONOMI DAERAH
PENGKAITAN RENCANA TATA RUANG
WILAYAH (SPATIAL) DENGAN
RENCANA PEMBANGUNAN
(ASPATIAL)
UBAHAN SISTEM PENATAAN
RUANG
PRINSIP (GOOD)
GOVERNANCE
KELEMBAGAAN
PENATAAN
RUANG YANG
DIBUTUHKAN
ISSUES OF CONCERN DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SAAT INI & 20 TAHUN
MENDATANG
EVALUASI KINERJA &
KEEFEKTIFAN BKPRD/TKPRD
s.d SAAT INI
PENGATURAN
CAKUPAN
PENATAAN
RUANG
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
11. Dinamika Sistem Otonomi Daerah: Penataan Ruang sebagai
Urusan Wajib Daerah (UU 32/2004 & PP 38/2007)
URUSAN PEMERINTAHAN
WEWENANG PENUH PUSAT:
[Pasal 10 (1) & (3)]
1. Politik Luar Negeri
2. Pertahanan
3. Keamanan
4. Yustisi
5. Moneter & Fiskal Nasional
6. Agama
DAPATDIKELOLA BERSAMA
Dibagi dg kriteria Pasal 11 (1):
1. Eksternalitas
2. Akuntabilitas
3. Efisiensi
URUSAN PEMDA URUSAN PEMERINTAH
(PUSAT)
WAJIB
Pelayanan Dasar
[Psl 11 (3)]
PILIHAN
Sektor Unggulan
[Pasal 11 (3)]
[Pasal 10 (5)]:
•Menyelenggarakan sendiri
•Melimpahkan sebagian
kepada Gubernur
(dekonsentrasi)
•Menugaskan sebagian urusan
ke Pemda atau Pemdes
Diselenggarakan dg asas otonomi & tugas
pembantuan
[pasal 10 (2)]
[Pasal 10 (4)]:
• Menyelenggarakan sendiri
• Melimpahkan sebagian kepada
Perangkat Pem/Wkl Pemerintah
di Daerah
• Menugaskan ke Pemda atau
Pemdes
Standar Pelayanan
Minimal (SPM)
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
12. Contoh “Dekonsentrasi” Terbaru
Dalam Penataan Ruang
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
01/PRT/M/2013 Tentang Pelimpahan Kewenangan
Pemberian Persetujuan Substansi Dalam Penetapan
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Rinci
Tata Ruang Kabupaten/Kota
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
13. Contoh Issues of Concern Wajib dalam
Penataan Ruang Khusus Kota/Perkotaan
(Spesifikasi “Tambahan” dlm UU No. 26/2007 Pasal 28):
• Penyediaan dan pemanfaatan Ruang
Terbuka Hijau;
• Penyediaan dan pemanfaatan ruang
terbuka nonhijau;
• Penyediaan dan pemanfaatan prasarana
dan sarana jaringan pejalan kaki,
• Penyediaan dan pemanfaatan Angkutan
umum,
• Penyediaan dan pemanfaatan ruang
kegiatan sektor informal, dan
• Penyediaan dan pemanfaatan ruang
evakuasi bencana
Perlu dicermati
dalam
Persetujuan
Substansi,
terutama di
RDTRK dan RTR
KSK
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
14. Kaitan Pengaturan Cakupan Penataan Ruang: Terkait
ke Siapa Saja Stakeholders-nya?
UUD 1945
HUKUM PENATAAN RUANG
LINGKUNGAN HAK WARGA
NEGARA
PROSES
PERENC.
Dimensi
WADAH
Dimensi
S.D.Alam
Dimensi
KEGIATAN
HAK ATAS
RUANG• Perairan
• ZEE
• Konvensi hukum
laut
• Pemerintahan
daerah
• Pertahanan
• Landas kontinen
• Treaty tapal batas
• Batas wilayah
negara
• Sumber daya air
• Energi
• Pertambangan
• Kehutanan
• Minerba
• Geothermal
• Migas
• Konservasi sda hayati
• Perikanan
• Lingk. Hidup
• (RUU) PRUN ?
• Pesisir. Pulau-pulau
kecil
• Jalan
• Ll angkutan jalan
• Pelayaran
• Penerbangan
• Perkeretaapian
• Transmigrasi
• Perumahan permukiman
• Rumah susun
• Telekomunikasi
• Irigasi
• Bangunan gedung
• Benda cagar budaya
• Perlindungan hutan
• Perkebunan
• Kepariwisataan
• Pengelolaan sampah
• Pokok agraria
• Pencabutan hak
atas tanah
• Kewarga-negaraan
• Kependu-dukan
• SPPN
• Budgeting
• Penyeleng-garaan
negara bersih bebas kkn
• Pelayanan publik
• Pembentukan
peraturan perundang-
undangan
• Ombudsman
• Keterbukaan informasi
publik
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
16. Implikasi Perubahan UU Penataan
Ruang kepada BKPRD:
Perubahan Dasar Hukum
• Permendagri No. 147 Tahun 2004 Tentang
Koordinasi Penataan Ruang Daerah DIUBAH
dan DICABUT dengan
• Permendagri No. 50 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
17. Permendagri 147/2004 Diganti dengan
Permendagri 50/2009 Tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah
• Semua konsideran “Mengingat”-nya sudah diganti:
– UU No. 24/1992 ke UU No. 26/2007 (dan PP 15/2010)
– UU No. 22/1999 ke UU No. 32/2004 (dan PP 38/2007 serta PP 41/2007)
– UU No. 25/1999 ke UU No. 33/2004
– PP No. 69/1996 ke PP No. 68/2010
– PP No. 47/1997 ke PP No. 26/2008
– Keppres 4/2009 Tentang BKPRN
• Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) versi Lama
(Permendagri 147/2004) diganti dengan BKPRD versi Baru (Permendagri
50/2009)
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
18. Implikasi Perubahan UU Penataan
Ruang ke BKPRD: Tugas & Fungsi
• Tidak hanya di Perencanaan Tata Ruang, Pemanfaatan Ruang,
dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (~Penataaan Ruang
versi UU No. 24 Tahun 1992)
• Tugas dan Fungsinya seharusnya meluas ke Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Pengaturan, Pembinaan, Pelaksanaan,
Pengawasan)
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
19. Contoh Issues of Concern Penataan Ruang
Provinsi? (ambil dari RTRWP)
1. ……
2. ….
3. dst
Contoh Issues of Concern Penataan Ruang
Kabupaten/Kota? (ambil dari RTRWK)
1. ……
2. ….
3. dst
FOKUS TUPOKSI &
KEANGGOTAAN
POKJA BKPRD
PROVINSI
FOKUS TUPOKSI &
KEANGGOTAAN
POKJA BKPRD
KABUPATEN/KOTA
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
20. Restrukturisasi BKPRD Provinsi?
• Konsep ‘good governance’ & ‘public participation
ideology’ -> Peran & peranserta lengkap ‘pemangku
kepentingan’- (sesuai issues of concern) sehingga:
– BKPRD Multi-stakeholders (tidak hanya perangkat
pemerintah)? – Koordinasi Horisontal
– BKPRD Provinsi, melibatkan Kabupaten/Kota sebagai
anggota? – Koordinasi Vertikal
– BKPRD Provinsi berfungsi sebagai media koordinasi yang
melibatkan dinas/badan lembaga di provinsi,
kabupaten/kota dan masyarakat, ikatan ahli/profesi, secara
proporsional
• Mengintegrasikan dan mengkoordinasikan mekanisme
“PENGATURAN”, “PEMBINAAN”, “PELAKSANAAN”, dan
“PENGAWASAN”
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
21. Restrukturisasi BKPRD
Kabupaten/Kota?
• Konsep ‘good governance’ & ‘public participation ideology’
-> Peran & peranserta lengkap ‘pemangku kepentingan’-
(sesuai issues of concern) sehingga:
– BKPRD Multi-stakeholders (tidak hanya perangkat pemerintah)?
– Koordinasi Horisontal
– BKPRD Kabupaten/Kota, melibatkan BKPRD Kabupaten/Kota
tetangga dalam pembahasan di Pokja Perencanaan Tata
Ruang,maupun Pokja Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian
Pengendalian Pemanfaatan Ruang– Koordinasi Horisontal
– BKPRD Kabupaten berkoordinasi dengan BKPRD Provinsi
maupun BKPRN dalam pengambilan keputusan strategis yang
mempunyai eksternalitas lintas Daerah – Koordinasi Vertikal.
• Mengintegrasikan dan mengkoordinasikan mekanisme
“PENGATURAN”, “PEMBINAAN”, “PELAKSANAAN”, dan
“PENGAWASAN”
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
22. Langkah-langkah Pelembagaan
Pengembangan Kapasitas Organisasi
• Dilakukan melalui “Pembinaan Penataan Ruang” yang efektif;
• Pengembangan kapasitas Organisasi dilakukan dengan:
– Peningkatan koordinasi penyelenggaraan penataan ruang melalui
BKPRD
– Peningkatan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan pedoman
bidang penataan ruang untuk dan oleh masing-masing POKJA BKPRD
– Peningkatan bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan
penataan ruang
– Peningkatan pendidikan dan pelatihan
– Peningkatan penelitian dan pengembangan
– Pengembangan sistem informasi dan basis data penataan ruang
– Peningkatan penyebarluasan informasi penataan ruang kepada
masyarakat, dan
– Pengembangan kesadaran dan tanggung jawab pemerintah dan
masyarakat kota dalam penyelenggaraan penataan ruang
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
23. Khusus: Bagaimana Pelembagaan
Pelaksanaan Zoning Regulation di
Kota/Perkotaan?
• UUPR yang baru mengubah pola pengendalian
pemanfaatan ruang dari “discretionary system”
(sistem perizinan/permit) ke “regulatory system”
(sistem peraturan zoning).
• Sistem kelembagaan yang ada saat ini belum
didukung organisasi-organisasi khusus yang
dibutuhkan untuk melaksanakan Zoning
regulation tersebut sesuai dengan konsep
idealnya!
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
24. Perbedaan “Izin” pada
Regulatory & Discretionary System dalam
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Zoning/
Regulatory System
Discretionary/
Permit System
Kedudukan
Perijinan
Proses administrasi Bagian penting
pelaksanaan rencana
Acuan Peraturan & Peta
Zoning
Codes & Permufakatan/
Penilaian Stakeholders
Keputusan Diterima atau Ditolak Diterima, Ditolak, atau
Menawarkan
kompromi/pemenuhan
kondisi/persyaratan tertentu
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)
25. Aspek Kelembagaan Zoning di
Kota/Perkotaan ke Depan?
• Governing body: mengesahkan Perda Zoning, kewenangan
tertinggi dalam perubaan peraturan/peta zoning (DPRD?)
• Planning commission: merekomendasikan batas zona;
menelaah dan membuat rekomendasi untuk semua
perubahan terhadap peraturan/peta zoning (DTK/Dinas Tata
Ruang?; Komisi Perencanaan Independen?):
• Board of Appeal/Adjusment; Zoning Board:
mempertimbangkan permohonan variansi; pengecualian;
mempertimbangkan keberatan; menafsirkan ketidakjelasan
aturan/batas zona (BKPRD?; Bappeda?; ?)
• Staff: mengadministrasikan peraturan zoning; menegakkan
peraturan zoning; menyediakan telaah proyek atau informasi
lainnya untuk ketiga lembaga di atas (DTK/DTR?; DPB?)
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan - InstitutTeknologi Bandung (ITB)