SlideShare a Scribd company logo
KARAKTER INOVASI PERTANIAN
DAN PENDEKATAN MANAJEMENNYA DALAM
UU SISNAS IPTEK
SYAHYUTI
Webinar “Manajemen Inovasi Dalam UU 11 - 2019
dan Peluangnya Untuk Pengembangan Sistem Inovasi Pertanian Ke Depan”
Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) Kota Bogor, 29 Des 2021
Materi:
1. Karakter khas inovasi pertanian Indonesia
2. Manajemen inovasi dalam UU 11-2019, dan kesesuaiannya
dengan inovasi pertanian
3. Langkah-langkah aksi yang dibutuhkan
#1
Karakter Sistem Inovasi Pertanian
(Agriculture Innovation System / AIS) Indonesia
UU 11 – 2019 tentang Sisnas Iptek:
Pasal 1 :
“Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi adalah pola hubungan yang
membentuk keterkaitan secara terencana,
terarah, dan terukur, serta berkelanjutan antar
unsur kelembagaan dan sumber daya sehingga
terbangun jaringan ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai satu kesatuan yang utuh
dalam mendukung penyelenggaraan ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai landasan
ilmiah dalam perumusan dan penetapan
kebijakan pembangunan nasional”.
• “Inovasi adalah hasil pemikiran, Penelitian,
Pengembangan, Pengkajian, dan/atau
Penerapan, yang mengandung unsur
kebaruan dan telah diterapkan serta
memberikan kemanfaatan, ekonomi dan atau
sosial”.
AIS di antara berbagai pendekatan:
Diffusion of
Innovation / Transfer
of Technology (ToT)
Farming System
Research (FSR)
Farmer first / farmer
Participatory research
(FPR) /
Agricultural
Knowledge and
Information System
(AKIS)
Interactive learning /
Agricultural
Innovation System
(AIS)
1. Mulai berkembang 1960-an 1970-an 1990-an 2000-an
2. Mental mode Suplay teknologi
melalui proses linear
Kendala di petani
dipelajari melalui riset
Kolaborasi penelitian
dan penyuluhan
Co-develop ionivasi
melibatkan beragam
aktor, proses, dan
kemitraan
3. Scope Produktivitas Input-output relation Farm based Beyond farm gate
4. Inovator Peneliti Peneliti belajar di
lapang
Koleborasi peneliti dan
petani
Semua actor yg
potensial
5. Peran pembuat
kebijakan
Memberikan prirotas
dan alokasi SD
Memberikan prirotas
dan alokasi SD
Memberikan prirotas
dan alokasi SD
Menjadi bagian dari
kapasitas inovasi
Konsep AIS:
(https://extensionaus.com.au/extension-practice/agricultural-innovation-systems-ais/)
• The Agriculture Innovation System
(AIS) =
• “a network of organisations,
enterprises, and individuals
focused on bringing new products,
new processes, and new forms of
organisation into economic use,
together with the institutions and
policies that affect their behaviour
and performance,” (World Bank,
2006:16)
• … the way different agents
interact, share, access, exchange
and use knowledge.
• The AIS approach emphasises the
need to consider and create
interactions throughout the entire
value chain including beyond the
farm gate (Klerkx, 2015).
• … includes people, linkages,
infrastructure and institutions
(“rules”)
Conceptual Diagram of an
Agricultural Innovation System
(https://tapipedia.org/framework/conceptual-diagram-
agricultural-innovation-system)
Inovasi pertanian berbeda karena:
1. Pertanian dipengaruhi lingkungan fisik dan biologi
(faktor tanah, air, suhu, iklim, dll). Proses
penciptaan, uji adaptasi, sampai dengan
penerapannya bergantung kepada tempat dimana
inovasi akan diterapkan. Sehingga, dikenal
“teknologi spesifik lokasi”.
2. Bersifat terbuka (divers), melibatkan banyak pihak
(partisipasi) dengan tingkat kesiapan dan
kapabilitas berbeda (penyuluh pertanian, petani,
perempuan tani, petani muda, dll).
3. Membutuhkan fleksibilitas dan variabilitas dalam
manajemennya, dalam hal perencanaan, biaya yang
dibutuhkan, dukungan SDM dan fasilitas, serta
indikator keberhasilannya. Return of investment /
ROI lebih rendha.
4. Proses penciptaan teknologi sampai dengan
adopsinya membutuhkan waktu lebih lama
dibandingkan teknologi sektor lain, lebih mahal,
dan tingkat keberhasilannya bisa lebih rendah.
AIS Indonesia berbeda karena:
• Indonesia = pertanian maritim, bukan
pertanian kontinental
• Ada 7 agrizone. Misalnya: untuk kedelai,
perlu varietas yang sesuai untuk lahan
basah, lahan kering, lahan rawa, dataran
sedang, dll
• Areal pertanian luas dan tersebar = biaya
komunikasi dan transportasi lebih mahal,
nilai kompetitif rendah
• Pertanian skala kecil = tingkat adopsi
inovasi terbatas, perlu aksi kolektif
#2
AIS Indonesia dalam regulasi
Regulasi-regulasi dalam sistem inovasi pertanian selama ini:
I II III IV V
1. UU 18-2002 Sisnas Penelitian,
Pengembangan, dan Penerapan Iptek
Pendidikan dan
pelatihan
Penelitian Pengembangan, Alih
Teknologi
Perekayasaan Penerapan, difusi
teknologi
2. Permentan 44-2011 Pedoman
penelitian dan pengembangan
Tahap penelitian Tahap verifikasi Tahap pengkajian Tahap diseminasi
3. UU 16-2006 Sistem Penyuluhan Pelatihan untuk
petani
Penyuluhan
(kelembagaan,
ketenagaan,
penyelenggaraan, sarana
prasarana, pembiayaan)
4. UU 11-2019 Sisnas Iptek PENDIDIKAN
(untuk peneliti,
penyuluh, petani)
PENELITIAN
(Basic research,
application research,
social science)
PENGEMBANGAN
(teknologi dan
pengetahuan)
PENGKAJIAN
(Perekayaan, kliring tekn,
audit tekn)
PENERAPAN
(alih teknologi,
intermediasi,, difusi,
komersialisasi)
Role dan actor dalam Sistem Inovasi UU 11-2019:
I II III IV V
Role: EDUCATION
(Pasal 15-17)
• For researcher
• For extension worker
• For farmer
RESEARCH
(Pasal 19)
• Basic research
• Application research
• Social science
DEVELOPMENT
(Pasal 20-22)
• Technology
• knowledge
ASSESSMENT
(Pasal 23-26)
• Engineering
• Technology clearing
• Technology audit
APPLICATION
(Pasal 27-33)
• Technology transfer
• Intermediation
• Diffusion
• Commercialization
Users
Actor : • Government
• Public/citizen
• University
• Reseach and
development institution
(Pasal 42)
• Private sector
• Lembaga penunjang
(supporting
instititution)
• Reseacr and
development institution
(Pasal 42)
• Private sector
• supporting instititution
• Aassessment and
application isntitution
(Pasal 42)
• National gov (tech
clearing and adit)
• Private sector
• supporting instititution
• Aassessment and application
isntitution (Pasal 42)
• Collaboration national and local
(tech incubation, partnership,
development researche zone )
• Private sector
• supporting instititution
• Private sector
• Farmer
……………………… National Innovation and Research Board / BRIN (Pasal 48) ………………….
12
Klaster TKT yang ada sesuai Perdirjen
Penguatan Risbang No. 603/E1.2/2016:
1. Engineering/umum
2. Software
3. Pertanian/perikanan/peternakan
4. Vaksin
5. Alat kesehatan
6. Obat/farmasi
7. Sosial humaniora
8. Seni
Klaster teknologi di Badan Litbang
Pertanian:
1. Benih dan bibit
2. Pupuk
3. Pestisida dan obat-obatan
4. Teknologi pengolahan
5. Perangkat Uji,
6. Alat dan Mesin Pertanian
7. Humaniora
#3
Kebutuhan untuk AIS Indonesia
yang lebih baik ke depan
UU 11-2019:
AIS eksisting vs kebutuhan ke depan
KONDISI SAAT INI KEBUTUHAN KE DEPAN
I. PENDIDIKAN (Pasal 15-17): untuk peneliti, penyuluh, dan petani.
• Penyuluh pemerintah semakin menurun, penyuluh swadaya dan swasta
semakin dibutuhkan
• Mobilisasi penyuluh swadya dan swasta lambat
• Pendidikan formal petani rendah.
• Dibutuhkan pendidikan dan pelatihan secara luas dan murah
• Pelatihan dan sertifikasi untuk penyuluh swadaya dan swasta
• Pelatihan untuk petani = menggunakan P4S
II. PENELITIAN (Pasal 19): basic research, application research, social science
• Indonesia = pertanian maritim, bukan pertanian kontinental.
• Ragam pertanian berbeda antar pulau, ketinggian, dll
• Indonesia memiliki 7 zona AEZ.
• Belum ada data base kegiatan penelitian antar teknologi (horizontal dan
vertikal), antar instansi (swasta, perguruan tinggi).
• Pengetahuan lokal menjadi sumber pengetahuan penting
• Inovasi pertanian tidak bisa copy paste dari negara lain
• Teknologi pertanian harus bersifat padat karya, harus mampu menyerap
tenaga kerja pertanian yang kemampuannya terbatas
• Partisipatif, melibatkan semua pihak dan petani karena ragam komoditas
banyak dan agroekologi zone beragam
• Inovasi yang direncanakan harus mampu diterapkan dengan cakupan area
luas dan beragam
• Perlu dibangun data base dan dashboard kegiatan penelitian secara nasional
KONDISI SAAT INI KEBUTUHAN KE DEPAN
III. PENGEMBANGAN (pasal 20-22): teknologi dan pengetahuan, outputnya
invensi, policy dan regulasi.
• Kegiatan basic research mahal, karena komoditas beragam (tanaman
semusim, tahunan, peternakan, pupuk dan obat-obatan, pengolahan hasil
panen, alat dan mesin).
• Dukungan sumber daya dan pembiayaan harus besar.
• Perlu insentif untuk keterlibatan swasta
• Penerapan nilai komersial untuk kegiatan basic research perlu disesuaikan
• Membutuhkan riset sosial lebih banyak, mesti mengakomodasi keragaman
sosial ekonomi dan kultural petani, level rural-urbannya, kosmopolitansinya,
peluang diseminasi dan adopsi nya, dst.
• Riset sosial tak terpisahkan untuk setiap teknologi, agar penerapannya
efektif.
IV. PENGKAJIAN (Pasal 23-26): perekayasaan, kliring teknologi, dan audit
teknologi.
• Kegiatan pengkajian di setiap AEZ membutuhkan SD dan anggaran besar
• Daya adaptasi setiap hasil pengkajian terbatas
• Dibutuhkan teknologi tepat guna, sesuai dengan alam, iklim, dan sosial
budaya masyarakat.
• Kegiatan assessment perlu dilakukan pada berbagai tipe AEZ
• Indikator penilaian keberhasilan assessment harus disesuaikan.
• Inovasi yang dihasilakn memiliki kompatibilitas dengan kondisi dan petani,
sesuai dengan teknologi yang sudah ada sebelumnya, pola pertanian yang
berlaku, nilai sosial budaya dan kepercayaan petani, kebutuhan petani, serta
kepemilikan alat dan sumber daya lainnya
KONDISI SAAT INI KEBUTUHAN KE DEPAN
V. PENERAPAN (Pasal 27-33). transfer teknologi , intermediasi, difusi, dan
komersialisasi
• Indonesia = negara kepulauan, sebaran luas, kendala komunikasi dan
trasnportasi.
• Komunikasi digital belum menjangkau semua desa.
• Pertanian Indonesia berskala kecil, kemampuan petani mengadopsi
inovasi pertanian terbatas.
• Jumlah dan kualitas tenaga penyuluh kurang dan terbatas
• Jumlah penyuluh pemerintah menurun
• Penyuluh swadaya dan swasta belum dapat dimobilisasi sec optimal
• Infrastruktur TI harus tersedia dan murah karena petani tersebar pada
ribuan pulau
• Komunikasi digital harus dapat diandalkan, karena cakupannya luas dan
biaya lebih murah
• Dibutuhkan supporting sistem yang besar, misalnya dari pembiayaan.
• Kecapatan dan cakupan diseminasi bisa dipercepat dengan multimetoda
• Pertanian Indonesia berskala kecil, sehingga petani harus berkelompok
untuk memudahkan adopsi inovasi.
• Supporting system harus kuat, misalnya dari pembiayaan perbankan
secara inklusif.
• Dibutuhkan jumlah dan kualitas tenaga penyuluhan pertanian yang
cukup dengan berbagai ilmu.
• Penyuluh pertanian swadaya dan swasta dimobilisasi secara optimal
untuk menutupi kekurangan tenaga penyuluh pertanian
Manajemen AIS teknologi vs AIS knowledge:
AIS teknologi AIS pengetahuan
1. Metode penciptaannya Lebih baku Lebih “longgar”, cepat berkembang
2. Penyampaiannya ke pengguna Relasi teknis Perlu relasi sosial ke beneficiaries
3. Sistemnya Lebih tertutup, narrow Lebih terbuka, diverse, interactive
4. Dampaknya Traceable Untraceable
5. Potensi komersial Lebih mudah dan terukur (paten) Kurang terukur (HKI pada buku)
6. Aktor sesuai UU 11-2019 OR Pertanian dan Peternakan, penyuluh
pertanian
OR Sosial Humaniora, “PSEKP Baru”
Kementan (makro kebijakan), BRIDA
(sosek aplikatif)
Struktur organisasi BRIN:
Beberapa isu yang perlu diperhatikan:
Pasal 4:
• “Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi mengakui, menghormati,
mengembangkan, dan melestarikan
keanekaragaman pengetahuan tradisional,
kearifan lokal, sumber daya alam hayati dan
nirhayati, serta budaya sebagai bagian Cari
identitas bangsa”.
• = Hak petani sebagai pemulia (UU No 29
tahun 2000 ttg PVT dan UU 22-2019 ttg
SBDPB)
• Pasal 13: “Penyelenggaraan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi dapat dilakukan
oleh: perseorangan; kelompok; Badan Usaha;
lembaga pemerintah, swasta dan/atau
perguruan tinggi”
• Pasal 29: “Alih Teknologi dapat dilakukan
secara komersial atau nonkomersial”.
• = Swasta yang terlibat di riset pertanian
masih terbatas (benih jagung), dan
kapasitasnya kurang. Sehingga,
komersialisasi teknologi pertanian tidak
mudah.
• = Akses petani pada teknologi berpotensi
terpinggirkan
Pasal 17:
• “Pelaksanaan Pendidikan dapat diselenggarakan
oleh pemerintah atau masyarakat”.
• = Penyuluh swadaya (farmer to farmer extension)
perlu diberi peran lebih (merupakan genuine
extension worker)
Pasal 19: “Penelitian dilaksanakan untuk penguatan
penguasaan ilmu dasar dan ilmu terapan, termasuk di
dalamnya ilmu sosial yang digunakan untuk
menciptakan dan/atau mengembangkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi”
• = SD peneliti ilmu sosial untuk pertanian
sangat terbatas
Pasal 26:
“Untuk mengetahui kesiapterapan suatu Teknologi
dilakukan pengukuran tingkat kesiapterapan
Teknologl…. dilakukan oleh penilai”
= akses petani untuk dapat pengakuan sebagai
penghasil teknologi terkendala
• BAB III “Rencana Induk
Pemajuan Ilmu Pengetahuan
Dan Teknologi” (Pasal 8 sampai
12)
• Dibutuhkan “Rencana Induk
Penelitian Pertanian”, yang
sesuai dengan karakter inovasi
pertanian Indonesia.
• Selama ini sudah ada:
• Rencana Induk Riset Nasional
2017-2045
• Buku Putih Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
2005-2025
• Kebijakan Strategis Nasional
Bidang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Jakstranas Iptek)
• Agenda Riset Nasional (ARN)
• Komisi Inovasi Nasional (KIN)
tahun 2010
23
http://webblogsyahyuti.blogspot.co.id/

More Related Content

What's hot

Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Pemberdayaan p4 s denpasar b (yuti)
Pemberdayaan p4 s   denpasar b (yuti)Pemberdayaan p4 s   denpasar b (yuti)
Pemberdayaan p4 s denpasar b (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Vina panca margaretha s 1406119773 tugas 2_ kajian literatur
Vina panca margaretha s   1406119773  tugas 2_ kajian literaturVina panca margaretha s   1406119773  tugas 2_ kajian literatur
Vina panca margaretha s 1406119773 tugas 2_ kajian literatur
vinasiringoringo
 
METODE PENYULUHAN PERTANIAN by Kharida Ainisa Rahmah
METODE PENYULUHAN PERTANIAN by Kharida Ainisa RahmahMETODE PENYULUHAN PERTANIAN by Kharida Ainisa Rahmah
METODE PENYULUHAN PERTANIAN by Kharida Ainisa Rahmah
tani57
 
Penyuluhan modern slideshare (yuti)
Penyuluhan modern slideshare (yuti)Penyuluhan modern slideshare (yuti)
Penyuluhan modern slideshare (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Pemberdayaan p4 s denpasar a (yuti)
Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)
Pemberdayaan p4 s denpasar a (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Modul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desa
Modul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desaModul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desa
Modul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desa
Safa'at Muhtar
 
3.metode penyuluhan inovasi-pertanian[1]
3.metode penyuluhan inovasi-pertanian[1]3.metode penyuluhan inovasi-pertanian[1]
3.metode penyuluhan inovasi-pertanian[1]
Andrew Hutabarat
 
Ekdes 6
Ekdes 6Ekdes 6
Ekdes 6
Nandya Guvita
 
Chapter ii feronitacion
Chapter ii feronitacionChapter ii feronitacion
Chapter ii feronitacion
bustomibustom
 
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaan
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaanPartisipasi masy dlm pemb di pedesaan
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaan
Be Susantyo
 
Buku 2 kppn penyuluhan (yuti)
Buku 2   kppn penyuluhan (yuti)Buku 2   kppn penyuluhan (yuti)
Buku 2 kppn penyuluhan (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Ekdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 aEkdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 a
Nandya Guvita
 
3 petani (yuti)
3   petani (yuti)3   petani (yuti)
3 petani (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Perencanaan partisipatif
Perencanaan partisipatifPerencanaan partisipatif
Perencanaan partisipatif
riyanto apri
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Dadang Solihin
 
86169 pemberdayaan masyarakat pkmn 2016
86169 pemberdayaan masyarakat pkmn 201686169 pemberdayaan masyarakat pkmn 2016
86169 pemberdayaan masyarakat pkmn 2016
Bekti Susanti
 
PNPM-MP dari perspektif Akademisi
PNPM-MP dari perspektif AkademisiPNPM-MP dari perspektif Akademisi
PNPM-MP dari perspektif Akademisi
Ardi Novra
 
Pengantar dpkp
Pengantar dpkpPengantar dpkp
Pengantar dpkp
Andrew Hutabarat
 

What's hot (20)

Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
 
Pemberdayaan p4 s denpasar b (yuti)
Pemberdayaan p4 s   denpasar b (yuti)Pemberdayaan p4 s   denpasar b (yuti)
Pemberdayaan p4 s denpasar b (yuti)
 
Vina panca margaretha s 1406119773 tugas 2_ kajian literatur
Vina panca margaretha s   1406119773  tugas 2_ kajian literaturVina panca margaretha s   1406119773  tugas 2_ kajian literatur
Vina panca margaretha s 1406119773 tugas 2_ kajian literatur
 
METODE PENYULUHAN PERTANIAN by Kharida Ainisa Rahmah
METODE PENYULUHAN PERTANIAN by Kharida Ainisa RahmahMETODE PENYULUHAN PERTANIAN by Kharida Ainisa Rahmah
METODE PENYULUHAN PERTANIAN by Kharida Ainisa Rahmah
 
Penyuluhan modern slideshare (yuti)
Penyuluhan modern slideshare (yuti)Penyuluhan modern slideshare (yuti)
Penyuluhan modern slideshare (yuti)
 
Pemberdayaan p4 s denpasar a (yuti)
Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)
Pemberdayaan p4 s denpasar a (yuti)
 
Modul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desa
Modul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desaModul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desa
Modul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desa
 
3.metode penyuluhan inovasi-pertanian[1]
3.metode penyuluhan inovasi-pertanian[1]3.metode penyuluhan inovasi-pertanian[1]
3.metode penyuluhan inovasi-pertanian[1]
 
Ekdes 6
Ekdes 6Ekdes 6
Ekdes 6
 
Chapter ii feronitacion
Chapter ii feronitacionChapter ii feronitacion
Chapter ii feronitacion
 
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaan
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaanPartisipasi masy dlm pemb di pedesaan
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaan
 
Buku 2 kppn penyuluhan (yuti)
Buku 2   kppn penyuluhan (yuti)Buku 2   kppn penyuluhan (yuti)
Buku 2 kppn penyuluhan (yuti)
 
Ekdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 aEkdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 a
 
3 petani (yuti)
3   petani (yuti)3   petani (yuti)
3 petani (yuti)
 
Perencanaan partisipatif
Perencanaan partisipatifPerencanaan partisipatif
Perencanaan partisipatif
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat Desa
 
86169 pemberdayaan masyarakat pkmn 2016
86169 pemberdayaan masyarakat pkmn 201686169 pemberdayaan masyarakat pkmn 2016
86169 pemberdayaan masyarakat pkmn 2016
 
PNPM-MP dari perspektif Akademisi
PNPM-MP dari perspektif AkademisiPNPM-MP dari perspektif Akademisi
PNPM-MP dari perspektif Akademisi
 
Studi banding
Studi bandingStudi banding
Studi banding
 
Pengantar dpkp
Pengantar dpkpPengantar dpkp
Pengantar dpkp
 

Similar to Ais indonesia (yuti)

Draft lab lapang kabupaten edit 8 okt2
Draft lab lapang kabupaten edit 8 okt2Draft lab lapang kabupaten edit 8 okt2
Draft lab lapang kabupaten edit 8 okt2
Syahyuti Si-Buyuang
 
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
Tatang Taufik
 
Forum inovasi teknologi 2015 modified
Forum inovasi teknologi 2015 modifiedForum inovasi teknologi 2015 modified
Forum inovasi teknologi 2015 modifiedDerry Pantjadarma
 
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangunKebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
lenovo110
 
Kolaboratif Riset (agustinus_lan_we-id#20)
Kolaboratif Riset (agustinus_lan_we-id#20)Kolaboratif Riset (agustinus_lan_we-id#20)
Kolaboratif Riset (agustinus_lan_we-id#20)
National Institute of Public Administration
 
Kolaboratif riset (agustinus lan we-id#20)
Kolaboratif riset (agustinus lan we-id#20)Kolaboratif riset (agustinus lan we-id#20)
Kolaboratif riset (agustinus lan we-id#20)
National Institute of Public Administration
 
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013 Tatang A. Taufik
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013   Tatang  A. TaufikPemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013   Tatang  A. Taufik
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013 Tatang A. Taufik
Tatang Taufik
 
Presentasi Si Bappenas
Presentasi Si    BappenasPresentasi Si    Bappenas
Presentasi Si Bappenas
Tatang Taufik
 
Strategi Dual TIK Tatang Taufik
Strategi Dual TIK   Tatang TaufikStrategi Dual TIK   Tatang Taufik
Strategi Dual TIK Tatang Taufik
Tatang Taufik
 
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).pptpenyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
RosmalahUMK
 
Daerah Cerdas dan Berkelanjutan 1 Maret 2014 Tatang A. Taufik
Daerah Cerdas dan Berkelanjutan 1 Maret 2014   Tatang  A. TaufikDaerah Cerdas dan Berkelanjutan 1 Maret 2014   Tatang  A. Taufik
Daerah Cerdas dan Berkelanjutan 1 Maret 2014 Tatang A. Taufik
Tatang Taufik
 
#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf
#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf
#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf
xiaodery
 
TTP TEKNOLOGI TEPAT GUNA.pdf
TTP TEKNOLOGI TEPAT GUNA.pdfTTP TEKNOLOGI TEPAT GUNA.pdf
TTP TEKNOLOGI TEPAT GUNA.pdf
AnnisaAuliaRakhim1
 
Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti)
Optimalisasi widyaiswara   lembang 5 des (yuti)Optimalisasi widyaiswara   lembang 5 des (yuti)
Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011
Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011
Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011Albaar Rubhasy
 
Mengembalikan Teknologi Kepada Mainstream Pembangunan Nasional
Mengembalikan Teknologi Kepada Mainstream Pembangunan NasionalMengembalikan Teknologi Kepada Mainstream Pembangunan Nasional
Mengembalikan Teknologi Kepada Mainstream Pembangunan Nasional
TechnoMainstream Blog
 
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan BersaingResume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
indriaminati
 
Transformasi Membangun Budaya Berbasis Nilai
Transformasi Membangun Budaya Berbasis NilaiTransformasi Membangun Budaya Berbasis Nilai
Transformasi Membangun Budaya Berbasis Nilai
Togar Simatupang
 

Similar to Ais indonesia (yuti) (20)

Draft lab lapang kabupaten edit 8 okt2
Draft lab lapang kabupaten edit 8 okt2Draft lab lapang kabupaten edit 8 okt2
Draft lab lapang kabupaten edit 8 okt2
 
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
 
Forum inovasi teknologi 2015 modified
Forum inovasi teknologi 2015 modifiedForum inovasi teknologi 2015 modified
Forum inovasi teknologi 2015 modified
 
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangunKebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
Kebijakan sistem inovasi_dalam_membangun
 
Kolaboratif Riset (agustinus_lan_we-id#20)
Kolaboratif Riset (agustinus_lan_we-id#20)Kolaboratif Riset (agustinus_lan_we-id#20)
Kolaboratif Riset (agustinus_lan_we-id#20)
 
Kolaboratif riset (agustinus lan we-id#20)
Kolaboratif riset (agustinus lan we-id#20)Kolaboratif riset (agustinus lan we-id#20)
Kolaboratif riset (agustinus lan we-id#20)
 
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013 Tatang A. Taufik
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013   Tatang  A. TaufikPemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013   Tatang  A. Taufik
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013 Tatang A. Taufik
 
Presentasi Si Bappenas
Presentasi Si    BappenasPresentasi Si    Bappenas
Presentasi Si Bappenas
 
Draft
DraftDraft
Draft
 
Strategi Dual TIK Tatang Taufik
Strategi Dual TIK   Tatang TaufikStrategi Dual TIK   Tatang Taufik
Strategi Dual TIK Tatang Taufik
 
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).pptpenyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
 
Daerah Cerdas dan Berkelanjutan 1 Maret 2014 Tatang A. Taufik
Daerah Cerdas dan Berkelanjutan 1 Maret 2014   Tatang  A. TaufikDaerah Cerdas dan Berkelanjutan 1 Maret 2014   Tatang  A. Taufik
Daerah Cerdas dan Berkelanjutan 1 Maret 2014 Tatang A. Taufik
 
#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf
#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf
#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf
 
TTP TEKNOLOGI TEPAT GUNA.pdf
TTP TEKNOLOGI TEPAT GUNA.pdfTTP TEKNOLOGI TEPAT GUNA.pdf
TTP TEKNOLOGI TEPAT GUNA.pdf
 
Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti)
Optimalisasi widyaiswara   lembang 5 des (yuti)Optimalisasi widyaiswara   lembang 5 des (yuti)
Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti)
 
Sinda
SindaSinda
Sinda
 
Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011
Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011
Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011
 
Mengembalikan Teknologi Kepada Mainstream Pembangunan Nasional
Mengembalikan Teknologi Kepada Mainstream Pembangunan NasionalMengembalikan Teknologi Kepada Mainstream Pembangunan Nasional
Mengembalikan Teknologi Kepada Mainstream Pembangunan Nasional
 
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan BersaingResume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
 
Transformasi Membangun Budaya Berbasis Nilai
Transformasi Membangun Budaya Berbasis NilaiTransformasi Membangun Budaya Berbasis Nilai
Transformasi Membangun Budaya Berbasis Nilai
 

More from Syahyuti Si-Buyuang

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
Syahyuti Si-Buyuang
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Syahyuti Si-Buyuang
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Syahyuti Si-Buyuang
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 

More from Syahyuti Si-Buyuang (20)

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
 
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
 

Recently uploaded

Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdfFinal_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
FazaKhilwan1
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
ArumNovita
 
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdfTahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
NathanielIbram
 
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdf
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdfmateri Obat obatan saluran pencernaan.pdf
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdf
SopiOktapiani
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
LEESOKLENGMoe
 
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docxASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
rms1987mom3anak
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
almiraulimaz2521988
 

Recently uploaded (7)

Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdfFinal_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
 
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdfTahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
 
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdf
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdfmateri Obat obatan saluran pencernaan.pdf
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdf
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
 
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docxASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
 

Ais indonesia (yuti)

  • 1. KARAKTER INOVASI PERTANIAN DAN PENDEKATAN MANAJEMENNYA DALAM UU SISNAS IPTEK SYAHYUTI Webinar “Manajemen Inovasi Dalam UU 11 - 2019 dan Peluangnya Untuk Pengembangan Sistem Inovasi Pertanian Ke Depan” Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) Kota Bogor, 29 Des 2021
  • 2. Materi: 1. Karakter khas inovasi pertanian Indonesia 2. Manajemen inovasi dalam UU 11-2019, dan kesesuaiannya dengan inovasi pertanian 3. Langkah-langkah aksi yang dibutuhkan
  • 3. #1 Karakter Sistem Inovasi Pertanian (Agriculture Innovation System / AIS) Indonesia
  • 4. UU 11 – 2019 tentang Sisnas Iptek: Pasal 1 : “Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah pola hubungan yang membentuk keterkaitan secara terencana, terarah, dan terukur, serta berkelanjutan antar unsur kelembagaan dan sumber daya sehingga terbangun jaringan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai satu kesatuan yang utuh dalam mendukung penyelenggaraan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan ilmiah dalam perumusan dan penetapan kebijakan pembangunan nasional”. • “Inovasi adalah hasil pemikiran, Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan/atau Penerapan, yang mengandung unsur kebaruan dan telah diterapkan serta memberikan kemanfaatan, ekonomi dan atau sosial”.
  • 5. AIS di antara berbagai pendekatan: Diffusion of Innovation / Transfer of Technology (ToT) Farming System Research (FSR) Farmer first / farmer Participatory research (FPR) / Agricultural Knowledge and Information System (AKIS) Interactive learning / Agricultural Innovation System (AIS) 1. Mulai berkembang 1960-an 1970-an 1990-an 2000-an 2. Mental mode Suplay teknologi melalui proses linear Kendala di petani dipelajari melalui riset Kolaborasi penelitian dan penyuluhan Co-develop ionivasi melibatkan beragam aktor, proses, dan kemitraan 3. Scope Produktivitas Input-output relation Farm based Beyond farm gate 4. Inovator Peneliti Peneliti belajar di lapang Koleborasi peneliti dan petani Semua actor yg potensial 5. Peran pembuat kebijakan Memberikan prirotas dan alokasi SD Memberikan prirotas dan alokasi SD Memberikan prirotas dan alokasi SD Menjadi bagian dari kapasitas inovasi
  • 6. Konsep AIS: (https://extensionaus.com.au/extension-practice/agricultural-innovation-systems-ais/) • The Agriculture Innovation System (AIS) = • “a network of organisations, enterprises, and individuals focused on bringing new products, new processes, and new forms of organisation into economic use, together with the institutions and policies that affect their behaviour and performance,” (World Bank, 2006:16) • … the way different agents interact, share, access, exchange and use knowledge. • The AIS approach emphasises the need to consider and create interactions throughout the entire value chain including beyond the farm gate (Klerkx, 2015). • … includes people, linkages, infrastructure and institutions (“rules”)
  • 7. Conceptual Diagram of an Agricultural Innovation System (https://tapipedia.org/framework/conceptual-diagram- agricultural-innovation-system)
  • 8.
  • 9. Inovasi pertanian berbeda karena: 1. Pertanian dipengaruhi lingkungan fisik dan biologi (faktor tanah, air, suhu, iklim, dll). Proses penciptaan, uji adaptasi, sampai dengan penerapannya bergantung kepada tempat dimana inovasi akan diterapkan. Sehingga, dikenal “teknologi spesifik lokasi”. 2. Bersifat terbuka (divers), melibatkan banyak pihak (partisipasi) dengan tingkat kesiapan dan kapabilitas berbeda (penyuluh pertanian, petani, perempuan tani, petani muda, dll). 3. Membutuhkan fleksibilitas dan variabilitas dalam manajemennya, dalam hal perencanaan, biaya yang dibutuhkan, dukungan SDM dan fasilitas, serta indikator keberhasilannya. Return of investment / ROI lebih rendha. 4. Proses penciptaan teknologi sampai dengan adopsinya membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan teknologi sektor lain, lebih mahal, dan tingkat keberhasilannya bisa lebih rendah. AIS Indonesia berbeda karena: • Indonesia = pertanian maritim, bukan pertanian kontinental • Ada 7 agrizone. Misalnya: untuk kedelai, perlu varietas yang sesuai untuk lahan basah, lahan kering, lahan rawa, dataran sedang, dll • Areal pertanian luas dan tersebar = biaya komunikasi dan transportasi lebih mahal, nilai kompetitif rendah • Pertanian skala kecil = tingkat adopsi inovasi terbatas, perlu aksi kolektif
  • 11. Regulasi-regulasi dalam sistem inovasi pertanian selama ini: I II III IV V 1. UU 18-2002 Sisnas Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek Pendidikan dan pelatihan Penelitian Pengembangan, Alih Teknologi Perekayasaan Penerapan, difusi teknologi 2. Permentan 44-2011 Pedoman penelitian dan pengembangan Tahap penelitian Tahap verifikasi Tahap pengkajian Tahap diseminasi 3. UU 16-2006 Sistem Penyuluhan Pelatihan untuk petani Penyuluhan (kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, sarana prasarana, pembiayaan) 4. UU 11-2019 Sisnas Iptek PENDIDIKAN (untuk peneliti, penyuluh, petani) PENELITIAN (Basic research, application research, social science) PENGEMBANGAN (teknologi dan pengetahuan) PENGKAJIAN (Perekayaan, kliring tekn, audit tekn) PENERAPAN (alih teknologi, intermediasi,, difusi, komersialisasi)
  • 12. Role dan actor dalam Sistem Inovasi UU 11-2019: I II III IV V Role: EDUCATION (Pasal 15-17) • For researcher • For extension worker • For farmer RESEARCH (Pasal 19) • Basic research • Application research • Social science DEVELOPMENT (Pasal 20-22) • Technology • knowledge ASSESSMENT (Pasal 23-26) • Engineering • Technology clearing • Technology audit APPLICATION (Pasal 27-33) • Technology transfer • Intermediation • Diffusion • Commercialization Users Actor : • Government • Public/citizen • University • Reseach and development institution (Pasal 42) • Private sector • Lembaga penunjang (supporting instititution) • Reseacr and development institution (Pasal 42) • Private sector • supporting instititution • Aassessment and application isntitution (Pasal 42) • National gov (tech clearing and adit) • Private sector • supporting instititution • Aassessment and application isntitution (Pasal 42) • Collaboration national and local (tech incubation, partnership, development researche zone ) • Private sector • supporting instititution • Private sector • Farmer ……………………… National Innovation and Research Board / BRIN (Pasal 48) …………………. 12
  • 13. Klaster TKT yang ada sesuai Perdirjen Penguatan Risbang No. 603/E1.2/2016: 1. Engineering/umum 2. Software 3. Pertanian/perikanan/peternakan 4. Vaksin 5. Alat kesehatan 6. Obat/farmasi 7. Sosial humaniora 8. Seni Klaster teknologi di Badan Litbang Pertanian: 1. Benih dan bibit 2. Pupuk 3. Pestisida dan obat-obatan 4. Teknologi pengolahan 5. Perangkat Uji, 6. Alat dan Mesin Pertanian 7. Humaniora
  • 14. #3 Kebutuhan untuk AIS Indonesia yang lebih baik ke depan
  • 15. UU 11-2019: AIS eksisting vs kebutuhan ke depan KONDISI SAAT INI KEBUTUHAN KE DEPAN I. PENDIDIKAN (Pasal 15-17): untuk peneliti, penyuluh, dan petani. • Penyuluh pemerintah semakin menurun, penyuluh swadaya dan swasta semakin dibutuhkan • Mobilisasi penyuluh swadya dan swasta lambat • Pendidikan formal petani rendah. • Dibutuhkan pendidikan dan pelatihan secara luas dan murah • Pelatihan dan sertifikasi untuk penyuluh swadaya dan swasta • Pelatihan untuk petani = menggunakan P4S II. PENELITIAN (Pasal 19): basic research, application research, social science • Indonesia = pertanian maritim, bukan pertanian kontinental. • Ragam pertanian berbeda antar pulau, ketinggian, dll • Indonesia memiliki 7 zona AEZ. • Belum ada data base kegiatan penelitian antar teknologi (horizontal dan vertikal), antar instansi (swasta, perguruan tinggi). • Pengetahuan lokal menjadi sumber pengetahuan penting • Inovasi pertanian tidak bisa copy paste dari negara lain • Teknologi pertanian harus bersifat padat karya, harus mampu menyerap tenaga kerja pertanian yang kemampuannya terbatas • Partisipatif, melibatkan semua pihak dan petani karena ragam komoditas banyak dan agroekologi zone beragam • Inovasi yang direncanakan harus mampu diterapkan dengan cakupan area luas dan beragam • Perlu dibangun data base dan dashboard kegiatan penelitian secara nasional
  • 16. KONDISI SAAT INI KEBUTUHAN KE DEPAN III. PENGEMBANGAN (pasal 20-22): teknologi dan pengetahuan, outputnya invensi, policy dan regulasi. • Kegiatan basic research mahal, karena komoditas beragam (tanaman semusim, tahunan, peternakan, pupuk dan obat-obatan, pengolahan hasil panen, alat dan mesin). • Dukungan sumber daya dan pembiayaan harus besar. • Perlu insentif untuk keterlibatan swasta • Penerapan nilai komersial untuk kegiatan basic research perlu disesuaikan • Membutuhkan riset sosial lebih banyak, mesti mengakomodasi keragaman sosial ekonomi dan kultural petani, level rural-urbannya, kosmopolitansinya, peluang diseminasi dan adopsi nya, dst. • Riset sosial tak terpisahkan untuk setiap teknologi, agar penerapannya efektif. IV. PENGKAJIAN (Pasal 23-26): perekayasaan, kliring teknologi, dan audit teknologi. • Kegiatan pengkajian di setiap AEZ membutuhkan SD dan anggaran besar • Daya adaptasi setiap hasil pengkajian terbatas • Dibutuhkan teknologi tepat guna, sesuai dengan alam, iklim, dan sosial budaya masyarakat. • Kegiatan assessment perlu dilakukan pada berbagai tipe AEZ • Indikator penilaian keberhasilan assessment harus disesuaikan. • Inovasi yang dihasilakn memiliki kompatibilitas dengan kondisi dan petani, sesuai dengan teknologi yang sudah ada sebelumnya, pola pertanian yang berlaku, nilai sosial budaya dan kepercayaan petani, kebutuhan petani, serta kepemilikan alat dan sumber daya lainnya
  • 17. KONDISI SAAT INI KEBUTUHAN KE DEPAN V. PENERAPAN (Pasal 27-33). transfer teknologi , intermediasi, difusi, dan komersialisasi • Indonesia = negara kepulauan, sebaran luas, kendala komunikasi dan trasnportasi. • Komunikasi digital belum menjangkau semua desa. • Pertanian Indonesia berskala kecil, kemampuan petani mengadopsi inovasi pertanian terbatas. • Jumlah dan kualitas tenaga penyuluh kurang dan terbatas • Jumlah penyuluh pemerintah menurun • Penyuluh swadaya dan swasta belum dapat dimobilisasi sec optimal • Infrastruktur TI harus tersedia dan murah karena petani tersebar pada ribuan pulau • Komunikasi digital harus dapat diandalkan, karena cakupannya luas dan biaya lebih murah • Dibutuhkan supporting sistem yang besar, misalnya dari pembiayaan. • Kecapatan dan cakupan diseminasi bisa dipercepat dengan multimetoda • Pertanian Indonesia berskala kecil, sehingga petani harus berkelompok untuk memudahkan adopsi inovasi. • Supporting system harus kuat, misalnya dari pembiayaan perbankan secara inklusif. • Dibutuhkan jumlah dan kualitas tenaga penyuluhan pertanian yang cukup dengan berbagai ilmu. • Penyuluh pertanian swadaya dan swasta dimobilisasi secara optimal untuk menutupi kekurangan tenaga penyuluh pertanian
  • 18. Manajemen AIS teknologi vs AIS knowledge: AIS teknologi AIS pengetahuan 1. Metode penciptaannya Lebih baku Lebih “longgar”, cepat berkembang 2. Penyampaiannya ke pengguna Relasi teknis Perlu relasi sosial ke beneficiaries 3. Sistemnya Lebih tertutup, narrow Lebih terbuka, diverse, interactive 4. Dampaknya Traceable Untraceable 5. Potensi komersial Lebih mudah dan terukur (paten) Kurang terukur (HKI pada buku) 6. Aktor sesuai UU 11-2019 OR Pertanian dan Peternakan, penyuluh pertanian OR Sosial Humaniora, “PSEKP Baru” Kementan (makro kebijakan), BRIDA (sosek aplikatif)
  • 20. Beberapa isu yang perlu diperhatikan: Pasal 4: • “Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mengakui, menghormati, mengembangkan, dan melestarikan keanekaragaman pengetahuan tradisional, kearifan lokal, sumber daya alam hayati dan nirhayati, serta budaya sebagai bagian Cari identitas bangsa”. • = Hak petani sebagai pemulia (UU No 29 tahun 2000 ttg PVT dan UU 22-2019 ttg SBDPB) • Pasal 13: “Penyelenggaraan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dapat dilakukan oleh: perseorangan; kelompok; Badan Usaha; lembaga pemerintah, swasta dan/atau perguruan tinggi” • Pasal 29: “Alih Teknologi dapat dilakukan secara komersial atau nonkomersial”. • = Swasta yang terlibat di riset pertanian masih terbatas (benih jagung), dan kapasitasnya kurang. Sehingga, komersialisasi teknologi pertanian tidak mudah. • = Akses petani pada teknologi berpotensi terpinggirkan
  • 21. Pasal 17: • “Pelaksanaan Pendidikan dapat diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat”. • = Penyuluh swadaya (farmer to farmer extension) perlu diberi peran lebih (merupakan genuine extension worker) Pasal 19: “Penelitian dilaksanakan untuk penguatan penguasaan ilmu dasar dan ilmu terapan, termasuk di dalamnya ilmu sosial yang digunakan untuk menciptakan dan/atau mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi” • = SD peneliti ilmu sosial untuk pertanian sangat terbatas Pasal 26: “Untuk mengetahui kesiapterapan suatu Teknologi dilakukan pengukuran tingkat kesiapterapan Teknologl…. dilakukan oleh penilai” = akses petani untuk dapat pengakuan sebagai penghasil teknologi terkendala
  • 22. • BAB III “Rencana Induk Pemajuan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi” (Pasal 8 sampai 12) • Dibutuhkan “Rencana Induk Penelitian Pertanian”, yang sesuai dengan karakter inovasi pertanian Indonesia. • Selama ini sudah ada: • Rencana Induk Riset Nasional 2017-2045 • Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2005-2025 • Kebijakan Strategis Nasional Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Jakstranas Iptek) • Agenda Riset Nasional (ARN) • Komisi Inovasi Nasional (KIN) tahun 2010