Sindrom nefrotik merupakan suatu penyakit glomerular yang ditandai dengan edema, proteinuria masif >3,5 gram/hari, hipoalbunemia <3,5 gram/hari, hiperkolesterolemia
Sindrom nefrotik merupakan suatu penyakit glomerular yang ditandai dengan edema, proteinuria masif >3,5 gram/hari, hipoalbunemia <3,5 gram/hari, hiperkolesterolemia
PPT SK1 ENDOKRIN bersama dokter koas joalhemandreyulistyo
Gejala yang biasa dialami oleh pasien TBC terdiri dari 2 bagian, apa saja sih gejalanya. Apakah kalian tau gejala yang biasa dialami oleh pasien TBC? Jika belum, berikut ini beberapa informasi yang telah Admin sediakan untuk kalian para SobatTOSS. Mari kita simak :
Gejala utama ialah :
Batuk terus – menerus (berdahak maupun tidak berdahak).
Gejala yang lainnya ialah :
Demam dan meriang dalam jangka waktu yang panjang;
Sesak nafas dan nyeri dada;
Berat badan menurun;
Ketika batuk terkadang dahak bercampur darah;
Nafsu makan yang menurun;
Berkeringat di malam hari meski tanpa melakukan kegiatan.
Setelah tau apa itu TBC, organ tubuh mana saja yang dapat terinveksi, cara penularan kuman ini melalui apa saja dan gejalanya apa saja. Sekarang Admin akan bahas siapa saja nih yang dapat terkena TBC. Bagaimana nih kabar kalian? Semoga kalian sehat selalu ya Sobat. Ohiya, pada kesempatan kali ini Admin akan membahas mengenai topik “Apakah kalian tahu apa itu TBC?” . Jika belum, yuk mari simak penjelasan berikut ini.
TBC merupakan singkatan dari Tuberkulosis. Yang dimana penyakit ini termasuk dalam golongan menular loh Sobat. Awal mula dari tuberkulosis ialah disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis(M.Tb) .Yang dimana bakteri tersebut bisa menyerang siapa saja dan bagian organ tubuh yang diserang biasanya pada paru-paru, tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening dan jantung. Penularan dari bakteri ini biasanya melalui udara, yang dimana ketika orang yang terkena TBC itu batuk secara langsung di tempat umum tanpa ditutup dengan tangan, maka kuman tersebut akan keluar dan bertebaran melalui udara dan dapat terhirup oleh orang yang ada disekitarnya yang dapat memungkinkan tertular penyakit ini. Yang paling berisiko untuk tertular TBC ialah anak-anak, orang dengan HIV/AIDS, lansia, orang yang terkena DM(Diabetes Melitus), orang yang sering kontak langsung dengan penderita TB/TBC serta perokok aktif. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan, penyakit ini akan menyerang sistem kekebalan tubuh kita, apalagi nih ketika mengalami kondisi imun yang sedang menurun.
Jika Sobat sudah mengalami atau memiliki gejala seperti yang Admin bahas di atas tadi, alangkah baiknya segera melakukan pemeriksaan ke Faskes (Fasilitas Kesehatan) terdekat agar dapat segera mendapatkan penanganan tindak lanjut dari Dokter.
Selain itu jika SobatTOSS sudah dinyatakan telah terinfeksi TBC, lindungilah orang terdekat Sobat agar tidak terkena dampak atau terinveksi penyakit menular ini.
Caranya ialah, sobat harus melakukan hal-hal berikut:
Ketika Sobat akan bersin, batuk dan tertawa gunakanlah tisu untuk menutup mulut, lalu segera buanglah di tempat yang aman setelah digunakan.
Tidak membuang dahak atau meludah di sembarang tempat.
Pastikan rumah Sobat memiliki sirkulasi udara yang baik. Misalnya dengan membuka pintu dan jendela tiap pagi hari, tujuannya adalah agar udara segar serta sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan dan sirkulasi udara dapat.
PPT SK1 ENDOKRIN bersama dokter koas joalhemandreyulistyo
Gejala yang biasa dialami oleh pasien TBC terdiri dari 2 bagian, apa saja sih gejalanya. Apakah kalian tau gejala yang biasa dialami oleh pasien TBC? Jika belum, berikut ini beberapa informasi yang telah Admin sediakan untuk kalian para SobatTOSS. Mari kita simak :
Gejala utama ialah :
Batuk terus – menerus (berdahak maupun tidak berdahak).
Gejala yang lainnya ialah :
Demam dan meriang dalam jangka waktu yang panjang;
Sesak nafas dan nyeri dada;
Berat badan menurun;
Ketika batuk terkadang dahak bercampur darah;
Nafsu makan yang menurun;
Berkeringat di malam hari meski tanpa melakukan kegiatan.
Setelah tau apa itu TBC, organ tubuh mana saja yang dapat terinveksi, cara penularan kuman ini melalui apa saja dan gejalanya apa saja. Sekarang Admin akan bahas siapa saja nih yang dapat terkena TBC. Bagaimana nih kabar kalian? Semoga kalian sehat selalu ya Sobat. Ohiya, pada kesempatan kali ini Admin akan membahas mengenai topik “Apakah kalian tahu apa itu TBC?” . Jika belum, yuk mari simak penjelasan berikut ini.
TBC merupakan singkatan dari Tuberkulosis. Yang dimana penyakit ini termasuk dalam golongan menular loh Sobat. Awal mula dari tuberkulosis ialah disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis(M.Tb) .Yang dimana bakteri tersebut bisa menyerang siapa saja dan bagian organ tubuh yang diserang biasanya pada paru-paru, tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening dan jantung. Penularan dari bakteri ini biasanya melalui udara, yang dimana ketika orang yang terkena TBC itu batuk secara langsung di tempat umum tanpa ditutup dengan tangan, maka kuman tersebut akan keluar dan bertebaran melalui udara dan dapat terhirup oleh orang yang ada disekitarnya yang dapat memungkinkan tertular penyakit ini. Yang paling berisiko untuk tertular TBC ialah anak-anak, orang dengan HIV/AIDS, lansia, orang yang terkena DM(Diabetes Melitus), orang yang sering kontak langsung dengan penderita TB/TBC serta perokok aktif. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan, penyakit ini akan menyerang sistem kekebalan tubuh kita, apalagi nih ketika mengalami kondisi imun yang sedang menurun.
Jika Sobat sudah mengalami atau memiliki gejala seperti yang Admin bahas di atas tadi, alangkah baiknya segera melakukan pemeriksaan ke Faskes (Fasilitas Kesehatan) terdekat agar dapat segera mendapatkan penanganan tindak lanjut dari Dokter.
Selain itu jika SobatTOSS sudah dinyatakan telah terinfeksi TBC, lindungilah orang terdekat Sobat agar tidak terkena dampak atau terinveksi penyakit menular ini.
Caranya ialah, sobat harus melakukan hal-hal berikut:
Ketika Sobat akan bersin, batuk dan tertawa gunakanlah tisu untuk menutup mulut, lalu segera buanglah di tempat yang aman setelah digunakan.
Tidak membuang dahak atau meludah di sembarang tempat.
Pastikan rumah Sobat memiliki sirkulasi udara yang baik. Misalnya dengan membuka pintu dan jendela tiap pagi hari, tujuannya adalah agar udara segar serta sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan dan sirkulasi udara dapat.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Latar Belakang
• Salah satu penyakit ginjal yang paling sering
dijumpai pada anak,
• Kumpulan gejala klinis berupa proteinuria masif,
hipoalbuminemia, edema, dengan atau tanpa
hiperlipidemia.
•
•
•
Di indonesia 6 per 100.000 anak per tahun.
Laki-laki : perempuan 2:1.1,2
SN pada anak terdiri atas SN primer dan sekunder.
3. Batasan Masalah
Case Report Session ini membahas mengenai definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, dan penatalaksanaan dari sindrom nefrotik.
Tujuan Penulisan
Case Report Session bertujuan untuk mengetahui definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, dan penatalaksanaan dari sindrom nefrotik.
Manfaat penelitian
Case Report Session ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi dan pengetahuan
tentang penyakit sindrom nefrotik.
Metode Penulisan
Metode penulisan Case Report Session ini menggunakan metode tinjauan pustaka dengan mengacu
kepada berbagai literatur.
4. Salah satu penyakit ginjal yang paling sering dijumpai pada anak, yang
terdiri dari kumpulan gejala klinis berupa :
- Proteinuria massif : protein urin lebih dari 50mg/kgBB/hari atau lebih
dari 40 mg/m2LPT/jam, atau rasio protein banding kreatinin lebih dari > 2
mg/mg atau dipstik ≥ 2+)
- Hipoalbuminemia : albumin < 2,5 g/dL
-Edema
-Dengan atau tanpa hiperkolesterolemia: kolesterol > 200 mg/dL
Definisi
5. Epidemiologi
• Amerika dan Inggris sekitar 2-7 per 100.000 anak per tahun
• Indonesia 6 per 100.000 anak per tahun.
• Laki-laki : perempuan = 2:1.
• Di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM Jakarta, SN :
penyebab kunjungan sebagian besar pasien di Poliklinik Khusus
Nefrologi.
• Sebagian besar (90%) SN pada anak-anak merupakan SN yang idiopatik.
6. Klasifikasi berdasarkan respon awal terhadap
pengobatan steroid :
• SN Sensitif Steroid (SNSS) : remisi terjadi pada pemberian
prednison dosis penuh selama 4 minggu
• SN resisten steroid (SNRS) : tidak terjadi remisi pada
pengobatan prednison dosis penuh (full dose) 2 mg/kgbb/hari
selama 4 minggu.
8. Patogenesis
• Kerusakan barrier filtrasi podosit dan glomerulus
Podosit rentan terhadap kerusakan dan ireversibel
• Disregulasi Imun
Peranan faktor imunitas
• Faktor Sirkulasi Sistemik
faktor permeabilitas vaskuar dan hemopexin yang akan
mengubah permeabilitas vaskular pada SN
11. Gejala Klinis
- Edema terutama daerah periorbita yang
terutama terlihat pada pagi hari dan berkurang
pada sore hari.
- Penderita yang t idak diobati : edema
anasrka masif disertai edema pada skrotum dan
vulva.
- Gangguan gastrointestinal
- Distensi abdomen
- Tekanan darah bisa normal atau rendah,
tetapi dapat meningkat pada pasien yang
mengalami hipovolemia berat.
12. Diagnosis
- Proteinuria masif (> 40 mg/m2LPB/jam atau 50
mg/kg/hari atau rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu
> 2 mg/mg atau dipstik ≥ 2+)
- Hipoalbuminemia < 2,5 g/dl,
- Edema,
- Dengan atau tanpa hiperkolesterolemia > 200 mg/dl
13. Batasan diagnosis :
• Remisi : negatif atau trace (proteinuria < 4mg/m2 LPB/jam) 3 hari
berturut-turut dalam 1 minggu
Relaps : proteinuria ≥2+ (proteinuria > 40 mg/m2 LPB/jam) 3 hari
berturut-turut dalam 1 minggu
Relaps jarang : relaps kurang dari 2x dalam 6 bulan pertama setelah
respon awal atau lebih dari 4x pertahun pengamatan
Relaps sering : relaps lebih dari 2x dalam 6 bulan pertama setelah
respon awal atau lebih dari 4x dalam periode 1 tahun.
Dependen steroid : relaps 2x berurutan setelah dosis steroid diturunkan
(alternating) atau dalam 14 hari setelah pengobatan dihentikan
•
•
•
•
14. • Sensitif steroid : remisi lengkap (proteinuria negatif atau + 1 pada urine
dipstik 3 hari berturut-turut) dalam kurun waktu 4 minggu pertama sejak
pengobatan steroid diberikan
Resisten steroid adalah jika tidak terjadi remisi sesudah pemberian
prednisone selama 8 minggu, diawali pemberian prednisone full dose 60
mg/m2/LPT atau 2 mg/kgbb/hari selama 4 minggu, diikuti pemberian
predisone alternating dose 40 mg/m2/LPT atau 1,5 mg/kgbb/hari selama
4 minggu
•
15. Tatalaksana
1. Suportif
•
•
Asupan protein 1,5-2 g protein/KgBB/hari
Diet rendah kolestrol harus dilaukan pada penderita
hiperkolestrolemia.
• Diet rendah garam (1-2 g/hari) selama anak menderita
edema.
•
•
Restriksi cairan dianjurkan pada edema berat
Apabila pemberian diuretik tidak berhasil (edema refrakter)
dapat diberikan infus albumin 20-25%
16.
17. Protokol Pengobatan dengan
Kortikosteroid
1. Sindrom Nefrotik Idiopatik (Terapi Inisial)
Dosis prednison:
Prednison dosis penuh 60 mg/m2/LPB atau 2
mg/kgBB/hari (maksimal 80mg/hari) terbagi
dalam 3 dosis selama 4 minggu. dilanjutkan
alternating dose 40 mg/m2/LPB atau 1,5
mg/kgBB/hari dosis tunggal pagi hari selang
hari selama 4 minggu, kemudian dilakukan
tappering off secara alternating selama 3 bulan
dengan penurunan 0,4 mg/kgBB setiap bulan
18. 2. Sindrom Nefrotik Relaps
Prednisone dosis penuh diberikan
hingga remisi (minimal 2 minggu
sampai maksimal 4 minggu),
dilanjutkan dengan prednisone
a l t e r n a t i n g d o s e 1 , 5
mg/kgBB/hari yang diturunkan
bertahap selama 3 bulan.
Protokol Pengobatan dengan
Kortikosteroid
19. 3.Sindrom Nefrotik Relaps
Sering/Dependen Steroid
Prednisone dosis penuh diberikan hingga remisi (minimal 2 minggu
sampai maksimal 4 minggu), dilanjutkan dengan prednisone
alternating dose 1,5 mg/kgBB/hari yang diturunkan bertahap selama
6 bulan disertai dengan :
Cyclophospamide puls 500-750 mg/m2 satu kali setiap bulan
selama 7 kali pemberian atau
Siklosporin (Cy A) dosis 4-5 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi
setiap 12 jam selama 6-12 bulan atau
Mikofenolat mofetil dosis 25-30 mg/kgBB selama 12-24 bulan
Protokol Pengobatan dengan
Kortikosteroid
21. Komplikasi
•
•
•
Paling sering: infeksi terutama anak dengan SN relaps.
Resiko tromboembolisme.
Hiperlipidemia : faktor resiko terjadinya penyakit kardiovaskular seperti infark
miokard, namun kejadian ini jarang terjadi.
Prognosis
•
•
SN responsif steroid mengalami kasus relaps yang berulang
SNRS memiliki prognosis yang lebih buruk (insufisiensi renal yang
progresif, memerlukan dialisis, atau bahkan transplantasi ginjal)
23. IDENTITAS
• Nama : Mz
• Umur : 16 tahun 7 bln / 25-4-2005
• Jenis kelamin :Perempuan
• Alamat : Lb Sikaping, Pasaman
• Agama : Islam
• Nomor MR : 01.12.16.611
• Tanggal Pemeriksaan : 14 Desember 2021
25. Riwayat Penyakit
Sekarang
• Sembab disertai bintik kemerahan pada tungkai dan tangan sejak 2 minggu sebelummasuk
rumah sakit.
• Sembab pada kedua kaki berukuran 2-3 kali ukuran kaki biasanya dan sembabmenyebabkan
pasien tidak dapat berjalan dan menganggu aktivitas sehari hari
• Sembab bertambah pada kedua kelopak mata dan wajah sejak 1 minggu sebelummasuk
rumah sakit
• Buang air kecil sedikit, warna keruh
• BAB normal, warna dan konsistensi biasa
• Riwayat vaksin covid pada 22 November 2021
26. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya tidak pernah memiliki keluhan yang
sama.sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang menderita keluhan sembab dan penyakit
ginjal
28. Riwayat Makan dan Minum
Bayi :
• ASI eksklusif ada selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia 1 tahun 8
bulan
Susu formula tidak ada
Nasi tim/bubur dari usia 6 bulan
•
•
Saat ini:
•
•
•
Makanan biasa, frekuensi 3 x sehari menghabiskan 1 porsi
Ikan 4 x/minggu
Telur 6-7 x/minggu
- Sayur 4 x/minggu
- Buah 2x/minggu
Kesan : Kualitas dan kuantitas cukup.
29. Riwayat imunisasi
Kesan : Riwayat imunisasi dasar lengkap
Imunisasi Dasar (Umur) Booster (Umur)
BCG 0 -
DPT 1 2 bulan -
2 3 bulan -
3 4 bulan -
Polio 1 0 bulan -
2 2 bulan -
3 3 bulan -
Hepatitis B 1 0 bulan -
2 2 bulan -
3 3 bulan -
Campak 9 bulan
30. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Riwayat
Pertumbuhan dan
Perkembangan
Umur Riwayat
Gangguan
Perkembangan
Mental
Umur
Miring 3 bulan Gigit kuku -
Tengkurap 3 bulan Sering mimpi -
Duduk 8 bulan Mengompol -
Merangkak 8 bulan Aktif sekali -
Berdiri 11 bulan Apatik -
Lari 18 bulan Membangkang -
Gigi pertama 12 bulan Ketakutan -
Kesan : Pertumbuhan dan perkembangan baik
32. Riwayat Perumahan dan
Lingkungan
• Rumah tempat tinggal : permanen, ventilasi ada
• Sumber air minum PDAM
• Buang air besar : WC dalam rumah
• Sampah : dibuang ke tempat pembuangan akhir
Kesan : Higiene dan sanitasi lingkungan baik.
Pekarangan : Luas
•
35. Pemeriksaan Khusus:
•
•
•
•
Kulit
KGB
Kepala
Mata
: Teraba hangat
: Tidak teraba pembesaran KGB
: Bentuk bulat simetris, rambut hitam dan tidak mudah rontok
: Palpebra edema, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
refleks cahaya +/+ normal,
: Liang telinga lapang, tidak ada
Tidak ada septum deviasi, deformitas, tidak ada napas cuping
: sianosis perioral tidak ada, mukosa bibir tampak kering
•
•
•
•
•
Telinga
Hidung
Mulut
Tenggorokan: Tonsil T1-T1 tidak hiperemis
Leher : Tidak ada pembesaran KGB
36. • Thoraks:
o Paru:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: Normochest, gerakan dinding dada simetris, retraksi -
: Fremitus kiri sama dengan kanan
: Sonor
: Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
o Jantung:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Iktus tidak terlihat
: Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
: Batas jantung atas : RIC II
Batas jantung kanan : linea parasternalis dekstra,
Batas jantung kiri 1 jari medial LMCS RIC V
: S1 S2 normal reguler, murmur(-), gallop (-)
Auskultasi
37. • Abdomen:
o
o
o
o
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: Tidak ada distensi
: Supel, hepar dan lien tidak teraba, lingkar perut 67 cm
: Timpani
: bising usus (+) normal
• Punggung : Tidak ditemukan kelainan
• Alat kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, pitting edema (+)
47. DISKUSI
• Pasien Perempuan usia 16 tahun 7 bulan
dengan keluhan utama sembab pada kedua
kaki dan tangan sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit.
• Pada pasien ini ditegakkan diagnosis SN
berdasarkan pemeriksaan yaitu didapatkan
• Proteinuria masif (>2+)
• Hipoalbuminemia (<2,5 g/dl)
• Edema
• Hiperkolesterolemia (> 200 mg/dl)
49. • Pasien mengeluhkan juga bintik kemerahan pada kedua tangan dan
kaki yang mana dapat disebabkan peradangan pada pembuluh darah
yang dapat disebabkan alergi terhadap beberapa jenis zat, obat-obatan,
paparan sinar matahari hingga infeksi.
Keluhan pertama kali muncul setelah Riwayat pemberian vaksin covid
sekitar 1 bulan sebelum masuk rumah sakit yang dapat menandai
kecurigaan keluhan pada pasien disebabkan oleh penyakit SLE.
Pada Riwayat persalinan ibu, riwayat makan dan minum anak, riwayat
tumbuh kembang anak serta riwayat perumahan dan lingkungan
menunjukkan kesan yang baik, pasien juga memiliki riwayat imunisasi
dasar yang lengkap.
•
•
50. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan :
• Edema pada kedua ekstermitas, palpebra dan wajah
• Hipertensi -> akibat retensi natrium dan air -> peningkatan volume
plasma > curah jantung juga meningkat.
• Hipertensi pada anak dengan sindrom nefrotik juga dapat terjadi akibat
efek dari pengobatan steroid.
51. • Pemeriksaan Laboratorium ditemukan : hiperkolesterolemia,
hipoalbuminemia, hiperurisemia dan ditemukan proteinuria positif 3 pada
urin > akibat kerusakan ginjal yang terjadi akibat SN
Hipoalbuminemia dan proteinuria terjadi akibat keluarnya protein di urin
akibat kerusakan glomerulus pada SN.
Hiperkolesterolemia -> karena peningkatan sintesis lipid dan penurunan
degradasi lemak akibat tidak adanya -glikoprotein sebagai perangsang
lipase
52. Tatalaksana suportif SN :
• Mengatur diet pasien -> protein sesuai dengan kebutuhan harian, restriksi
garam dilakukan apabila terdapat edema berat.
Tatalaksana medikamentosa :