SlideShare a Scribd company logo
1 of 85
Download to read offline
Nefrologi
Muhammad Yusar, dr.
I. GINJAL (KIDNEY IN GENERAL)
1. 2 Fungsi utama ginjal
1. Fungsi ekskretorik
• menghasilkan urin
• eliminasi sampah tubuh
• mengontrol keseimbangan elektrolit, cairan dan asam
basa
2. Fungsi metabolik
• sintesis beberapa hormon
• degradasi hormon polipeptida (spt insulin)
2. Kerja hormon di ginjal
1. Hormon antidiuretik (ADH) / Vasopressin
• peptida yg dilepaskan kelenjar pituitari posterior
• meningkatkan reabsorbsi Na pada duktus koligentes
2. Aldosteron
• hormon steroid yg dihasilkan oleh korteks adrenal
• meningkatkan reabsorbsi Na pada duktus koligentes
3. ANP (atrial natriuretic peptide)
• dihasilkan oleh sel2 jantung
• meningkatkan ekskresi Na di duktus koligentes
4. Hormon paratiroid
• dihasilkan kelenjar paratiroid
• meningkatkan ekskresi P, reabsorbsi Ca & produksi vit D
3. Hormon yg dihasilkan ginjal
1. Renin
• berperan dlm pembentukan AT II ➜ peningkatan
retensi Na & vasokonstriktor kuat
2. Vitamin D
• meningkatkan absorbsi Ca & P di usus
3. Erithropoetin/EPO
• meningkatkan pembentukan sel darah merah pada sutul
4. Prostaglandin
• efek thd tonus pembuluh darah
4. Rumus LFG
1. Cockrof Gault
2. MDRD
5. Faktor yg mempengaruhi urea serum
BUN ↑ BUN ↓
1. dehidrasi
2. penurunan fungsi ginjal
3. peningkatan diet protein
4. kondisi katabolik
5. demam
6. trauma
7. perdarahan GI
8. obat-obatan
1. volume berlebih
2. kehamilan
3. SIADH
4. diet restriksi protein
5. peny hati
6. peny ginjal stadium lanjut
SK ↑ SK ↓
1. kondisi ketotik, hiperglikemia
2. cephalosporine
3. flucytosine
4. cimetidine
5. latihan berat
1. diet restriksi protein
2. malnutrisi
3. bilirubin
4. penyakit ginjal
5. usia lanjut
6. wanita
7. penyakit hati lanjut
6. Biopsi ginjal
INDIKASI:
1. sindroma nefrotik
2. peny ginyal akibat peny sistemik
3. gagal ginjal akut
4. transplant ginjal
5. indikasi lain: proteinuria ringan, hematuria, CKD
KONTRAINDIKASI BIOPSI GINJAL
Status Ginjal Status Pasien
1. Kista multiple
2. Neoplasma ginjal
3. Pielonefritis
4. Kelainan anatomis (ginjal soliter)
1. Gx koagulasi & trombositopenia
2. Disfungsi trombosit (KI relatif)
3. Hipertensi (KI relatif)
4. Uremia
5. Obesitas
6. Tidak kooperatif
II. SINDROMA NEFRITIK & NEFROTIK
1. Penyebab Hematuria
Penyebab hematuria Glomerular
non-Glomerular
primer
sekunder
renal
ekstra renal
ETIOLOGI HEMATURIA
Glomerular non-Glomerular
Primer Sekunder Renal Extra Renal
1. IgA nefropati
2. Sindr. Alport
3. MPGN
4. RPGN
5. Goodpasture
6. FGS
1. SLE
2. Systemic infection
3. Vaskulitis sistemik
4. Wegener’s
granulomatosis
5. HUS
6. TTP
1. ATN
2. Polycystic kidney
disease
3. Infeksi (pyelonefritis)
4. Renal cell cancer
5. Malignant HT
6. Vascular disease
7. Sickle cell disease
1. Nefrolitiasis
2. Lower UTI (sistitis,
uretritis)
3. BPH
4. Ca buli
5. Ca prostat
6. Striktur uretra
7. Inflamasi (obat/
radiasi)
8. Trauma)
2. Penyebab Proteinuria
Penyebab proteinuria tubular
overflow
glomerular
ETIOLOGI PROTEINURIA
Glomerular
Tubular Overflow
Primer Sekunder
1. Minimal change
disease
2. Membranous
nephropathy
3. FGS
4. MPGN
1. Peny. Sistemik (SLE,
DM, Amiloidosis)
2. Obat2an (Garam
emas, NSAID,
Fenitoin)
3. Keganasan
4. Infeksi (Malaria, AIDS,
Sifilis)
5. Preeklampsia &
eklampsia
1. HT Nefrosklerosis
2. Nefropati as urat
3. Fancony syndr
4. Sickle cell disease
5. NSAID, AB
1. Hemoglobinuria
2. Myoglobinuria
3. MM
4. Amiloidosis
Terminologi Proteinuria
Albuminuria Proteinuria
Proteinuria fisiologis <20 mg/hari <150 mg/hari
Mikroalbuminuria 30-300 mg/hari
Makroalbuminuria >300 mg/hari
Proteinuria nefrotik >3,5 g/hari
3. Terapi Sindroma Nefrotik
1. Terapi Umum
1. Terapi edema
• loop diuretik
• pembatasan diet garam 1-2 g/hr & cairan
• tirah baring
• ukur BB setiap hari ➜ turun 0,5
2. Terapi proteinuria: ACE inhibitor atau ARB
3. Koreksi hipoproteinemia: diet TKCP
4. Terapi hiperlipidemia: statin
5. Terapi hiperkoagulabiliti: warfarin (kontroversial)
6. Infeksi: antibiotik yg tepat
7. Terapi hipertensi: ACE, ARB, CCB, diuretik
2. Terapi Spesifik
1. Steroid
Prednison 1 mg/kgBB/hr atau 60 mg/hari ➜
tappering down setelah 2-3bulan
2. Cyclophophamide
untuk px relaps setelah steroid stop atau relaps
>3x dlm 1 tahun
➜ 2 mg/kgBB/hr selama 8-12 mgg
3. Chlorambucil
➜ indikasi spt cyclo
➜ 0,1-0,2 mg/kgBB/hr selama 8-12 mgg
4. Cyclosporine A (CyA)
➜ relaps setelah cyclophosphamide
➜ dosis awal 4-5 mg/kgBB/hr
5. Azathioprine
➜ untuk lupus nefritis
➜ 2-5 mg/kgBB/hr
4. Batasan Sindroma Nefritik Akut
➜ Merupakan kumpulan gejala dg onset akut, terdiri dari
1. Hematuria
2. Oliguria
3. Hipertensi
4. Proteinuria (biasanya ringan)
5. Edema (biasanya wajah)
5. Penyebab Sindroma Nefritik Akut
ETIOLOGI GLOMERULONEFRITIS
GN Primer
GN Sekunder
Post infeksi Proliferatif idiopatik
1. post streptokokus
2. post stapilokokus
3. endokarditis bakterial
4. post viral
1. GN proliferatif difus
idiopatik
2. IgA disease
3. MPGN
1. SLE
2. Vaskulitis (poliarteritis,
Wagener’s granulomatosis,
HSP)
3. Goodpasture syndrome
4. Peny. Glomerular
mikroangiopati (HUS,
preeklampsia, skleroderma)
5. Lain2 (serum sickness,
sengatan lebah)
III. CHRONIC KIDNEY DISEASE
1. Definisi PGK berdasar KDIGO 2012
➜ abnormalitas struktur atau fungsi ginjal yg
berlangsung ≥ 3 bulan yg berimplikasi pada kesehatan
2. Biomarker PGK (KDIGO)
Biomarker PGK (KDIGO):
1. Albuminuria (AER ≥30 mg/hari; ACR ≥30 mg/g
2. Abnormalitas sedimen urin
3. Abnormalitas elektrolit & gangguan tubular lain
4. Abnormalitas histologi
5. Abnormalitas struktur yg tampak dari imaging
6. Riwayat transplant ginjal
3. Kategori PGK (NKF-KDOQI & KDIGO)
NKF-KDOQI
Stadium Deskripsi GFR
1 Kerusakan ginjal dg GFR normal atau ↑ ≥90
2 Kerusakan ginjal dg penurunan GFR ringan 60-89
3 Penurunan GFR sedang 30-59
4 Penurunan GFR berat 15-29
5 Gagal ginjal
<15 atau
dialisis
KDIGO
GFR categories
Stadium Deskripsi GFR
G1 Normal/high ≥90
G2 Mild decrease 60-89
G3a Mild to moderate decrease 45-59
G3b Moderate to severe decrease 30-44
G4 Severe decrease 15-29
G5 Kidney failure <15
+ Persistent albuminuria categories
A1 Normal/mild increase
<30 mg/g
<3 mg/mmol
A2 Moderately increased
30-300 mg/g
3-30 mg/mmol
A3 Severely increased
>300 mg/g
>30 mg/mmol
ACR
ACR: Albumine to Creatinine Ratio
4. Faktor Risiko Potensial Timbulnya PGK
Faktor Klinis Faktor Sosiodemografis
1. DM
2. HT
3. Penyakit autoimun
4. Infeksi sistemik
5. Batu saluran kemih
6. Obstruksi sal kemih bawah
7. Keganasan
8. Riw keluarga dg PGK
9. Sembuh dari GGA
10.Penurunan massa ginjal
11.Terpapar thd obat tertentu
12.BB lahir rendah
1. Usia lanjut
2. Status minoritas
3. Terpapar thd kondisi kimiawi
dan lingkungan
4. Pendidikan/pendapatan
rendah
5. Tatalaksana PGK
Beberapa segi praktis tatalaksana pasien PGK:
1. Pengobatan penyakit dasar
2. Pengendalian keseimbangan air & garam
3. Diet rendah protein, tinggi kalori
4. Pengendalian tekanan darah
5. Pengendalian gangguan keseimbangan elektrolit &
asam basa
6. Pencegahan & pengobatan ROD
7. Pengobatan gejala uremik spesifik
8. Deteksi dini & pengobatan infeksi
9. Penyesuaian pemberian obat
10.Deteksi & pengobatan komplikasi
11.Persiapan dialisis & transplantasi
6. Komplikasi yang merupakan indikasi HD
Komplikasi yg merupakan indikasi untuk tindakan HD:
1. Ensefalopati uremik
2. Perikarditis atau pleuritis
3. Neuropati perifer progresif
4. ROD progresif
5. Hiperkalemia yg tidak dpt dikendalikan dg
pengobatan medikamentosa
6. Sindroma overload
7. Infeksi yg mengancam jiwa
8. Keadaan sosial
7. Clinical action plan PGK
NKF-KDOQI
Std Deskripsi GFR Action
1
Kerusakan ginjal dg
GFR normal atau ↑
≥90
Diagnosis & Pengobatan.
Pengobatan komorbid. Perlambat
progresivitas. Penurunan risiko PJK
2
Kerusakan ginjal dg
penurunan GFR ringan
60-89 Memperkirakan progresivitas
3
Penurunan GFR
sedang
30-59 Evaluasi & obati komplikasi
4 Penurunan GFR berat 15-29 Persiapan terapi pengganti ginjal
5 Gagal ginjal
<15 atau
dialisis
Terapi pengganti ginjal (jika ada
uremia)
IV. ACUTE KIDNEY INJURY
1. Definisi AKI
➜ penurunan fungsi ginjal yg mendadak (dlm beberapa jam hingga minggu)
diikuti oleh kegagalan ginjal untuk mengekskresi sisa metabolisme nitrogen
dg atau tanpa disertai gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
ditandai oleh:
1. SK ↑ ≥0,3 mg/dL dlm 48 jam, atau
2. SK ↑ ≥1,5x baseline yg diketahui sebelumnya atau diperkirakan telah
timbul dlm 7 hari sebelumnya, atau
3. Produksi urin ↓ <0,5 cc/kgBB/jam dalam 6 jam
2. Tahap AKI (berdasar AKIN)
Stadium Kriteria SK Kriteria PU
1
SK↑ ≥0,3 mg/dL atau 1,5-1,9x dari
baseline
<0,5 ml/kgBB/jam ≥6 jam
2 SK↑ 2-2,9x dari baseline <0,5 ml/kgBB/jam ≥12 jam
3
SK↑ >3x dari baseline atau
SK↑ ≥4 mg/dL atau
dimulainya terapi pengganti ginjal atau
pada px usia <18th, GFR↓ <35
<0,3 ml/kgBB/jam ≥24 jam
atau anuria ≥12 jam
3. Paparan & Kerentanan Timbulnya AKI
Paparan Kerentanan
1. Sepsis
2. Penyakit kritis
3. Syok sirkulasi
4. Luka bakar
5. Trauma
6. Operasi jantung
7. Operasi besar
8. Obat nefrotoksik
9. Bahan radiokontras
10.Racun tanaman & hewan
1. Dehidrasi atau kekurangan cairan
2. Usia lanjut
3. Wanita
4. Ras kulit hitam
5. PGK
6. Penyakit kronis (jantung, paru,
hepar)
7. DM
8. Kanker
9. Anemia
4. Penyebab AKI prerenal
I. Kekurangan Cairan Intravaskuler II. Penurunan Curah Jantung
1. Perdarahan
2. Kehilangan dari saluran cerna
(diare, muntah)
3. Kehilangan dari sal kemih (diuretik)
4. Kehilangan dari kulit (luka bakar,
hipertermia)
5. Sindroma nefrotik
6. Sirosis
7. Kebocoran kapiler
1. Syok kardiogenik
2. Penyakit perikardium (restriktif,
konstriktif, tamponade)
3. Gagal jantung kongestif
4. Penyakit katup
5. Penyakit paru (HT pulmonal,
emboli paru)
6. Sepsis
III. Vasodilatasi
Sistemik
IV. Vasokonstriksi
Ginjal
V. Peningkatan Tek
Intraabdomen
1. Sepsis
2. Sirosis
3. Anafilaksis
4. Obat2an
1. Awal sepsis
2. HRS
3. Hiperkalsemia akut
4. Obat: NE, NSAID
Sindroma kompartemen
abdomen
5. Penyebab AKI intrinsik
I. Jejas Tubulus II. Jejas Tubulointerstisiel
1. Iskemia karena hipoperfusi
(hipovolemia, sepsis, perdarahan)
2. Toksin endogen (myoglobin,
hemoglobin, paraproteinemia)
3. Toksin eksogen (AB, kemoterapi,
kontras)
1. Nefritis intersisiel alergik akut
(NSAID, AB)
2. Infeksi (virus, bakteri, jamur)
3. Infiltrasi (limfoma, leukemia,
sarkoid)
4. Rejeksi alograft
III. Jejas Glomerulus IV. Mikrovaskuler Ginjal
VI. Pembuluh Darah
Besar
1. Keradangan (anti
glomerular BM,
ANCA, infeksi, SLE)
2. Kelainan hematologi
(HSP, HUS, TTP, obat)
1. Hipertensi maligna
2. Eklampsia
3. Kontras, obat
4. Skleroderma
1. Arteri (trombosis,
vaskulitis, diseksi)
2. Vena (trombosis,
kompresi, trauma)
6. Penyebab AKI postrenal
I. Ekstrinsik Sal Kemih
Atas
II. Intrinsik Sal Kemih
Atas
III. Saluran Kemih
Bawah
1. Ruang retroperitoneal
(limfonoduli, tumor)
2. Tumor pelvis (servik,
uterus, ovarium)
3. Fibrosis (radiasi, obat)
4. Pengikatan ureter
atau trauma bedah
5. Granulomatosis
6. Hematoma
1. Nefrolitiasis
2. Striktura
3. Edema
4. Debris
5. Keganasan
1. Prostat: BPH,
karsinoma, infeksi
2. Buli (batu, karsinoma,
infeksi)
3. Fungsional
(neurogenic bladder,
DM, stroke, obat)
4. Uretra (striktura,
infeksi, TB, tumor)
7. Perbedaan AKI prerenal & postrenal
Pre-Renal Post-Renal
Perbandingan BU:SK >20 <20
Fraksi filtrasi Na (%) <1 >2
Fraksi ekskresi urea (%) <35 >35
Osmolaritas urin (mOsm/L) >500 <400
Sedimen urin (jenis cast) hyalin granular
Natrium urin (mEq/L) <20 >40
8. Prinsip tatalaksana AKI
Prinsip dasar tatalaksana AKI adalah:
1. Mengenali faktor risiko
2. Mengatasi penyakit dasar
3. Memelihara perfusi ginjal
4. Pemberian nutrisi, oksigen & penunjang hemodinamik
serta terapi suportif lainnya
5. Menghindari bahan/obat nefrotoksik
6. Mengatasi gangguan metabolik
7. Terapi pengganti ginjal
9. Komplikasi umum AKI
I. Metabolik II. Kardiovaskuler
III. Gastro-
Intestinal
IV. Neurologi
1. Hiperkalemia
2. Asidosis metabolik
3. Hiponatremia
4. Hipokalsemia
5. Hiperfosfatemia
6. Hipermagnesemia
7. Hiperurisemia
1. Edema paru
2. Aritmia
3. Perikarditis
4. Efusi perikard
5. Emboli paru
6. Hipertensi
7. Infark miokard
1. Mual
2. Muntah
3. Malnutrisi
4. Perdarahan
1. Iritabilitas
neuromuskuler
2. Asteriksis
3. Kejang
4. Perubahan status
mental
V. Hematologi VI. Infeksi VII. Lain-lain
1. Anemia
2. Perdarahan
1. Pneumonia
2. Septisemia
3. ISK
1. Hiccup
2. Peningkatan kadar
hormon paratiroid
3. Penurunan T3 & T4
V. INFEKSI SALURAN KENCING
1. Prinsip Pemilihan Antibiotik Pada ISK
Prinsip pemilihan antibiotik pada ISK
1.Spektrum & pola kepekaan dari uropatogen penyebab
2.Efikasi untuk indikasi tertentu dalam studi klinis
3.Tolerabilitas
4.Efek samping
5.Harga
6.Ketersediaan
2. Kriteria Diagnosis ISK
KRITERIA DIAGNOSIS ISK
Bakteriuria asimtomatis Bakteriuria simtomatis
• Perempuan
• biakan urine 2x dlm waktu
berbeda ≥10⁵/cfu/ml dg kuman
yg sama, atau
• biakan urine 1x ≥10⁵/cfu/ml dg
tes nitrit positif
• Laki-laki
• biakan urine 2x dlm waktu
berbeda >10⁴/cfu/ml dg kuman
yg sama, atau
• biakan urine 1x >10⁴/cfu/ml dg
tes nitrit positif
a. Sindroma piuria-disuria
• Biakan urin 1x >10⁵cfu/ml disertai
piuria >20 lekosit/mm^3
b. Akut, infeksi tanpa persulit
• Biakan urin 1 x 10⁴/cfu/ml disertai
piuria >20 lekosit/mm³
c. Kronis, infeksi dg penyulit
• Biakan urin 1x >10⁵/cfu/ml
3. Durasi terapi antibiotik pada kehamilan
DURASI TERAPI ANTIBIOTIK (PADA KEHAMILAN)
Antibiotik Durasi Terapi Keterangan
Nitrofurantoin 100 mg 2x/hari (3-5 hari)
Hindari pada defisiensi
G6PD
Amoxicillin 500 mg 3x/hari (3-5 hari) Meningkatkan resistensi
Co-amoxicillin/
clavulanate 500 mg
2x/hari (3-5 hari)
Cephalexin 500 mg 3x/hari (3-5 hari) Meningkatkan resistensi
Fosfomycin 3 g 1x/hari
Trimethoprim 2x/hari (3-5 hari)
Hindari pada trimester
awal
VI. BATU SALURAN KENCING
1. Gambaran klinis BSK
GAMBARAN KLINIS BSK
Gejala Klinis Pemeriksaan Penunjang
1. Nyeri kolik “loin to groin”
2. Hematuria (darah dlm urin)
3. Piuria (pus dlm urin)
4. Disuria (rasa terbakar saat miksi)
5. Oliguria (pengurangan volume urin)
6. Distensi abdomen
7. Mual/muntah
8. Demam & menggigil
9. Hidronefrosis
10.AKI post renal
• Radiologis
• BOF: dpt deteksi batu kalsium yg padat,
anatomi ginjal dan lokasi batu
• IVP: dpt lihat besarnya batu, lokasi &
tanda obstruksi. juga bisa menilai fungsi
ekskresi
• CT scan: tdk membutuhkan kontras &
hampir semua batu bisa dideteksi
• Pemeriksaan lain
• Mikroskopis urin: protein, SDM, lekosit,
bakteri, cast & kristal
• Kultur: utk menyingkirkan infeksi
• Tes darah: DL, tes fungsi ginjal & kadar
kalsium
• Pengumpulan urin 24 jam: volume urin
harian, mg, as urat, kalsium, sitrat, oksalat
& fosfat
2. Tujuan terapi BSK
Tujuan terapi BSK:
1.Menghilangkan obstruksi
2.Mengobati infeksi
3.Menghilangkan rasa nyeri
4.Mencegah komplikasi
3. Pengobatan BSK jenis kalsium
I. Pengobatan BSK jenis Kalsium II. Pengobatan BSK jenis Asam Urat
1. Diuretika golongan tiazid
Untuk menurunkan kalsium urin & mencegah
pembentukan batu
2. Pada kondisi hiperoksaluria dpt diberikan
kolestiramin 8-16 g/hari & kalsium laktat 8-14
g/hari utk mengendapkan oksalat di usus
3. Na fosfat 3x500 mg
4. Alupurinol 300 mg/hari
5. Sirup selulose fosfat 150-250 mg/hari
1. Intake cairan cukup
2. Restriksi diet purin
3. Allopurinol 2x100 mg/hari utk ekskresi as urat
4. Suplemen alkali (tab Nabic) utk meningkatkan
pH urin ➜ pH urin terjaga antara 6,5-7,5
5. Tujuan pengobatan meningkatkan pH urin &
menurunkan ekskresi asam urat urin <1 g/hari
III. Pengobatan BSK jenis Batu Struvit IV. Pengobatan BSK jenis Batu Sistin
1. Metenamin mandelat untuk menurunkan pH
urin
2. Renacidin (penghancur struvit)
3. Infeksi seringkali sulit diatasi
4. Antibiotika (Nitrofurantoin, nalidixic acid,
trimetoprim-sulfametoksasol)
1. Asupan cairan cukup ➜ produksi urin >3 liter
per hari
2. Pemberian suplemen alkali ➜ meningkatkan
pH urin
3. Merkaptopropinilglisin ➜ menghancurkan batu
ginjal
4. Pencegahan BSK
Strategi pencegahan termasuk modifikasi diet & kadang dg medikasi memiliki
tujuan untuk mengurangi beban ekskretori pada ginjal
1. Minum air secukupnya dg produksi urin 2-2,5 liter per hari
2. Diet rendah protein, nitrogen & natrium
3. Pembatasan makan kaya oksalat (kacang, kedelai & bayam) & menjaga
asupan secukupnya dari kalsium
4. Obat spt tiazid, kalsium sitrat, magnesium sitrat & alopurinol tergantung
pada jenis batu
5. Beberapa jus buah juga berguna untuk menurunkan faktor risiko
beberapa tipe batu spesifik
6. Menghindari minuman bersoda
7. Menghindari dosis tinggi vit C
VII. HIPERTENSI
1. Penyebab Hipertensi Sekunder
A. Gangguan ginjal
• Renal parenchymal disease
• Renovascular disease
• Lain2: tumor yg menghasilkan
renin, retensi Na ginjal (Liddle’s
sundrome)
B. Gangguan endokrin
• Kelainan adrenokortikal
• Adrenal-medullary tumor
• Thyroid disease
• Hiperparatiroidisme
• Akromegali
• Carcinoid tumors
C. Exogenous medications & drugs
Kontrasepsi oral, simpatomimetik,
NSAID, Eritropoetin
D. Kehamilan (preeklampsia)
E. Co-artiation of the aorta
F. Gangguan neurologis
Sleep apnea, peningkatan tekanan
intrakranial, gx afektif
G. Faktor psikososial
H. Intravaskular volume overload
I. Hipertensi sistolik
• Hilangnya elastisitas aorta
• Hiperdinamik kardiak output
2. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi HT menurut JNC-6 & JNC 7 (mmHg)
JNC-6 TDS/TDD JNC-7
Optimal <120/80 Normal
Normal 120-129/80-84 Prehipertensi
Borderline 130-139/85-89 Prehipertensi
Hipertensi ≥ 140/90 Hipertensi
Stadium 1 140-159/90-99 Stadium 1
Stadium 2 160-179/100-109 Stadium 2
Stadium 3 ≥ 180/110 Stadium 3
3. Kerusakan target organ pada HT
Kerusakan targen organ yg umum pada HT:
1. Jantung
• Hipertrofi ventrikel kiri
• Angina atau infark miokard
• Gagal jantung
2. Otak
• Stroke atau transient ischemic attack
3. Penyakit Ginjal Kronis
4. Penyakir Arteri perifer
5. Retinopati
4. Indikasi pemeriksaan TD di luar klinik
Indikasi klinis pemeriksaan HBPM & ABPM
1. Kecurigaan HT white-coat
1. HT tingkat 1 di klinik
2. TD tinggi di klinik pada pasien tanpa kerusakan target
organ asimtomatik & total risiko kardiovaskuler rendah
2. Kecurigaan HT masked
1. TD normal tinggi di klinik
2. TD normal di klinik pada pasien dg kerusakan target organ
dan total risiko kardiovaskuler tinggi
3. Identifikasi efek white-coat pada pasien HT
4. Variabilitas TD yg besar pada satu kunjungan atau antar
kunjungan di klinik
5. Hipotensi akibat obat, postural, otonom atau postprandial
6. Identifikasi hipertensi resisten sesungguhnya atau semu
5. Modifikasi gaya hidup & target penurunan TD
Modifikasi Gaya Hidup Dalam Penanganan Hipertensi
Modifikasi Rekomendasi
Perkiraan
Penurunan TDS
I. Menurunkan BB
Memelihara berat badan normal
(IMT 18,5-24,5 kg/m2)
5-20 mmHg/10kg
penurunan BB
II. Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan kaya
buah & sayur dan rendah lemak
8-14 mmHg
III. Diet rendah protein
Asupan garam <100 mmol/hari
(6 gram garam)
2-8 mmHg
IV. Olahraga
Kegiatan aerobik teratur spt jalan
cepat 30 menit per hari (tiap hari)
4-9 mmHg
6. Obat HT yg direkomendasikan utk kondisi tertentu
Kondisi Obat
I. Kerusakan organ asimtomatik
Hipertrofi ventrikular kiri
Aterosklerosis asimtomatik
Mikroalbuminuria
Gangguan ginjal
ACE, CCB, ARB
CCB, ACE
ACE, ARB
ACE, ARB
II. Kejadian kardiovaskular klinis
Riwayat stroke
Riwayat IMA
Angina pektoris
Gagal Jantung
PGK/proteinuria
Setiap obat efektif
BB, ACE, ARB
BB, CCB
Diuretik, BB, ACE,ARB,CCB
ACE, ARB
III. Lainnya
ISH (usia lanjut)
Sindroma metabolik
DM
Kehamilan
Diuretik, CCB
ACE, ARB, CCB
ACE, ARB
Metildopa, BB, CCB
7. Kontraindikasi obat anti HT
Obat Kontraindikasi Tidak terlalu dianjurkan
Diuretik (tiazid) Gout
Sindroma metabolik, intoleransi
glukosa, kehamilan, hiperkalemia,
hipokalemia
CCB
(dihidropiridin)
Takiaritmia, gagal jantung
CCB (non-
dihidropiridin)
AV block, gx ventrikel kiri berat,
gagal jantung
ACEI
Kehamilan, edema angioneurotik,
hiperkalemia, stenosis arteri renalis
Wanita usia subur
ARB
Kehamilan, hiperkalemia, stenosis
arteri renalis
Wanita usia subur
BB Asma, AV Block
Sindroma metabolik, Intoleransi
glukosa, atlet, PPOK
8. Kemungkinan kombinasi obat anti HT
Kombinasi yg disukai
Kombinasi yg bermanfaat
Kombinasi yg mungkin
Kombinasi yg tdk bermanfaat
VIII. GANGGUAN ASAM-BASA
1. Mekanisme & Penyebab Asidosis Metabolik
Penyebab Asidosis Metabolik (High Anion Gap)
Kelebihan asam endogen Kelebihan asam eksogen
1. KAD
2. Ketosis starvasi
3. Asidosis laktat
4. Gagal ginjal
1. Keracunan salisilat
2. Keracunan metanol
3. Keracunan etilen glikol
Mekanisme Asidosis Metabolik
1. Penambahan anion tdk terukur
2. Retensi ion H+
3. Pengurangan ion HCO3-
2. Komplikasi akut & kronis asidosis metabolik
Komplikasi Asidosis Metabolik
Komplikasi akut Komplikasi kronis
1. Fungsi leukosit terganggu
2. Aritmia ventrikel
3. Hipotensi karena dilatasi arteri
4. Resisten thd katekolamin
5. Resisten thd kerja insulin
6. Fungsi limfosit tersupresi
7. Produksi energi sel terganggu
8. Stimulasi apoptosis
9. Perubahan status mental
10.Produksi IL terangsang
11.Ikatan O2-Hb terganggu
12.Vasokonstriksi
13.Penurunan kemampuan pompa
jantung
1. Gangguan pada tulang
2. Gangguan pertumbuhan pada
anak
3. Gangguan toleransi glukosa
4. Mempercepat progresi PGK
5. Kerusakan otot
6. Sintesis albumin menurun
7. Meningkatkan produksi β2-
mikroglobulin
3. Penyebab Alkalosis Metabolik
Penyebab Alkalosis Metabolik
Kelebihan Alkali Kehilangan ion H+
1. Infus bikarbonat, HD
2. CaCO3
3. Cairan sitrat
4. Nutrisi PE (asetat, glutamat)
1. GI track: muntah, hisapan NGT
2. Renal: diuretik, mineralkortikoid
3. Ion H+ masuk kedalam sel
4. Asidosis Respiratorik (Klasifikasi, DD & Komplikasi)
Klasifikasi Asidosis Respiratorik (onset & parameter)
Tipe akut Tipe kronis
1. Tubuh masih terbatas melakukan
kompensasi
2. pH <7,35 & pCO2 >45
3. tiap pCO2 ↑ 10 mmHg ➜
HCO3 ↑ 1 mmo/L
1. Tubuh melakukan renal kompensasi
(beberapa hari kemudian)
2. pH mendekati normal; pCO2 >45 &
HCO3 >30
3. tiap pCO2 ↑ 10 mmHg ➜
HCO3 ↑ 4 mmol/L
DD Asidosis Respiratorik
1. Hipoksemia
2. Hipotiroid
3. Polisitemia sekunder
4. Skrining toksikologi obat-obatan
Komplikasi Asidosis Respiratorik
1. Depresi pada metabolisme intrasel
2. Efek serebral krn hiperkapnea
3. Efek pada sistem kardiovaskuler
4. Efek lain akibat hipoksemia
5. Hipoksemia kronis ➜ eritripoesis &
polisitemia
5. Penyebab peningkatan pCO2 (Asidosis Respiratorik)
Penyebab peningkatan pCO2 (Asidosis Respiratorik)
1. Terdapat kelebihan CO2 pada udara respirasi paru-paru
2. Terjadi penurunan ventilasi alveolar
3. Terjadi peningkatan prod CO2 di jar tubuh
6. Klasifikasi & Penyebab alkalosis respiratorik
Klasifikasi Alkalosis Respiratorik
Tipe Akut Tipe Kronis
1. pH >7,45 & pCO2 <35
2. Tubuh masih terbatas dalam
berkompensasi
1. pH mendekati normal; pCO2 <35 &
HCO3 <22
2. Tubuh berkompensasi beberapa hari
kemudian
Penyebab Alkalosis Respiratorik
Hipoksia Hiperventilasi
1. Hiperventilasi pada pneumonia
2. Edema paru
3. Peny paru restriktif
1. Gx sistem saraf pusat
2. Nyeri, cemas, hamil
3. Sepsis, gagal hati
4. Obat (salisilat)
7. Komplikasi Alkalosis Respiratorik
Komplikasi Alkalosis Respiratorik
I. Neurologi II. Kardiovaskuler III. Lainnya
1. Meningkatkan iritabilitas
neuromuskular
2. Menurunkan TIK
3. Meningkatkan rangsang
cerebral
1. Vasokonstriksi cerebral
2. Aritmia jantung
3. Kontraksi miokard
menurun
1. Berkurangnya CO2
pada Hb perifer
2. Penurunan ringan kadar
K+
IX. DIALISIS & TRANSPLANTASI
1. Mekanisme perpindahan molekul dialisis
Pemindahan solute & air dari tubuh ke dialisat melalui
mekanisme:
1. Difusi
2. Osmosis
3. Filtrasi
4. Ultrafiltrasi
5. Konveksi
2. Keuntungan & kerugian HD atau PD
Kelebihan & Kekurangan Hemodialisis
Kelebihan Kekurangan
1. Klirens zat terlarut lebih optimal
2. Terapi terbaik untuk kegawatan
nefrologi
3. Waktu singkat
4. Didampingi tenaga kesehatan
1. Risiko gx hemodinamik
2. Risiko hipokemia
3. Terjadi ketidakseimbangan cairan &
molekul antar kompartemen tubuh
4. Peralatan lebih rumit
5. Butuh tenaga terlatih
Kelebihan & Kekurangan Peritoneal Dialisis
Kelebihan Kekurangan
1. Lebih sederhana (pelaksanaan)
2. Lebih cocok utk anak2 krn tidk
memerlukan akses vaskular
3. Hemodinamik lebih stabil
4. Tdk memerlukan antikoagulasi
5. Tdk tergantung dg fasilitas kesehatan
1. Kemampuan membran peritoneal tdk dpt
diprediksi sebelum pelaksanaan
2. Dialisat lebih mudah mencapai titik jenuh
3. Risiko kebocoran cairan dialisat
4. Risiko penyumbatan ujung kateter PD
5. Tidak optimal untuk kondisi gawat darurat
6. Risiko hiperglikemia (akibat dialisat)
3. Efek samping dan komplikasi HD
Efek Samping & Komplikasi Hemodialisis
I. Pada Pasien II. Komplikasi Teknik
1. Hipotensi & hipertensi
2. Sindroma disequilibrium
3. Kram
4. Mual & muntah
5. Sakit kepala
6. Nyeri dada & anuria
7. Gatal
8. Reaksi demam
9. Hipoksemia
1. Hemolisis
2. Pembekuan darah dlm saluran
maupun tabung dialiser
3. Bocornya membran dialiser
4. Emboli udara
5. Reaksi dialiser
6. Alergi thd heparin
4. Indikasi & Kontraindikasi Peritoneal Dialisis
Indikasi Peritoneal Dialisis
Medis Non Medis
Sesuai dg indikasi PGK umumnya Tempat tinggal jauh dr jangkauan HD
Kontraindikasi Peritoneal Dialisis
Relatif Absolut
1. Obesitas tanpa residual renal function
2. Gx jiwa
3. Gx penglihatan
4. Hernia
5. PPOK
6. Inflamasi kronik saluran cerna
1. Kesulitan teknik operasi
2. Luka yg luas di dinding abdomen
3. Perlekatan yg luas dalam rongga
abdomen
4. Tumor atau infeksi dlm rongga
abdomen
5. Riw ruptur divvertikel, hernia berulang
6. Fistel antara peritoneum dg pleura
7. Tdk dpt melakukan PD scr mandiri
5. Obat imunosupresan utk transplantasi ginjal
Beberapa jenis obat imunosupresan yg ada saat ini:
1. Calcineurin inhibitor
• Cyclosporine
• Tacrolimus
2. Mycophenolate Mofetil
3. mTor inhibitor
• Sirolimus
• Everolimus
4. Azathioprine
5. Kortikosteroid
6. Kontraindikasi transplant ginjal
Kontraindikasi utama transplantasi ginjal:
1. kondisi sitemik berat yg tak dapat diatasi dg harapan
hidup yg pendek
2. gagal ginjal reversibel
3. keganasan metastatik
4. infeksi yg tdk terkendali
5. penyakit bukan pada organ ginjal yg berat
6. tdk patuh pada pengobatan
7. penyakit psikiatris (kepatuhan obat)
8. penyalahgunaan obat
9. penyakit ginjal rekuren
10.adanya potensi keterbatasan rehabilitasi
11.oksalosis primer
X. SERUM ELEKTROLIT
KALIUM
(HIPOKALEMIA & HIPERKALEMIA)
1. Penyebab & tatalaksana Hiperkalemia
HIPERKALEMIA
I. Penyebab Hiperkalemia II. Tatalaksana Hiperkalemia
1. Renal disease
2. Terapi diuretik K-sparing
3. Addison disease
4. Kelebihan suplemen K
5. Hemolisis
6. Luka bakar
7. Trauma
8. Infus cepat K
9. Kemoterapi
10.Asidosis metabolik
11.Transfusi
1. Obati penyakit dasar
2. Pembatasan asupan kalium
3. Cek ulang kadar K 1-2 jam post
terapi & diulang rutin
4. Sub-akut: koreksi lambat
• kayexalate 20-60 gr po dg
100-200 ml sorbitol
• kayexalate 40 gr dg 40 gr
sorbitol dg 100 cc air
5. Akut: koreksi cepat
• Ca gluconas IV
• Glukosa & insulin
• Nabic
2. Penyebab Hipokalemia
Penyebab Hipokalemia
I. Renal Loss II. GI tract Loss III. Kalium Shifting
1. KAD
2. RTA
3. Diuretik
4. Sindroma batter’s &
gittelman’s
5. Hiperaldosteronisme
1. Diare
2. Laksatif
3. Adenoma vilius
4. Muntah, drainase
selang NGT
1. Alkalosis extrasel
2. Terapi insulin
3. β2 agonis
4. Paralisis periodik
hipokalemia
5. Hipotermia
3. Gambaran Klinis Hipokalemia
Gambaran Klinis Hipokalemia
I. Tanda & Gejala II. Pemeriksaan Fisik
III. Pemeriksaan
Penunjang
1. Keletihan
2. Kelemahan otot
3. Kram kaki
4. Peningkatan efek
digitalis
5. Mual muntah
6. Parestesi
7. Poliuria
8. Aritmia
9. Riwayat/faktor risiko
(diuretik, insulin,
trauma, luka bakar,
hiperaldosteron)
1. Bising usus menurun
2. Nadi lemah & tdk
teratur
3. Penurunan refleks
4. Penurunan tonus otot
1. K serum <3,5 mmol/L
2. BGA: alkalosis
metabolik
3. EKG:
• depresi segmen ST
• gel T datar
• gel U
• disritmia ventrikel
4. Terapi hipokalemia (Indikasi & Tatalaksana)
Indikasi Terapi Hipokalemia
I. Indikasi Mutlak II. Indikasi Kuat III. Indikasi Sedang
1. Dalam tx digitalis
2. KAD
3. Kelemahan otot napas
4. Hipokalemia berat
(K <2 mEq/L)
1. Insufisiensi koroner
2. Iskemia otot jantung
3. EH
4. Dalam terapi obat yg
menyebabkan shifting K
K = 3-3,5 mEq/L
Tatalaksana Hipokalemia
1. Obati penyakit dasar
2. Terapi hipoMg (bila ada)
3. Kalium PO 40-60 mEq ➜ K↑ 1-1,5
4. Kalium IV (bentuk KCl)
• HipoK berat KCl 20 mEq (100cc PZ)
• Vena besar: kec max 10 mEq/jam
(konsentrasi max 30-40 mEq/L)
• Vena perifer: KCl max 60 mEq (100
cc PZ)
5. Pada kasus aritmia berat/kelumpuhan
otot nafas ➜ KCL dg kec 40-100 mEq/L
6. Kec KCL 10-20 mEq/jam perlu
pemantauan jantung secara kontinyu
NATRIUM
(HIPONATREMIA & HIPERNATREMIA)
1. Penyebab & Terapi Hiponatremia
Penyebab Hiponatremia
I. Hipovolemik II. Euvolemik III. Hipervolemik
Kehilangan cairan (air &
solute) dari pencernaan
& ginjal
1. Gagal jantung
2. Sindroma nefrotik
3. SH
Pasien MRS dg gx Na
Terapi Hiponatremia
1. Restriksi cairan (pada hipervolemik)
2. Inhibisi vasopresin (Lithium, Democlocycline)
3. V2 receptor antagonist
4. Meningkatkan salt intake (furosemide, urea)
2. Algoritma Hipernatremia
Hipernatremia
Euvolemia
Hipovolemia Hipervolemia
Na urin
>20
Na urin
<20
Na urin
bervariasi
Na urin
>20
Renal Loss
- Diuretik
- Post obstruktif
- Peny. renal
intrinsik
Extrarenal Loss
- Keringat
- Luka bakar
- Diare
- Fistula
Renal loss
- Diabetes insipi-
dus
- Hipodipsi
Extrarenal loss
- Insensible loss
- Respirasi
Sodium gain:
- Hiperaldost primer
- Cushing disease
- Dialisis hipertonik
KALSIUM
(HIPOKALSEMIA & HIPERKALSEMIA)
1. Gambaran Klinis & DD Hipokalsemia
HIPOKALSEMIA
I. Gambaran Klinis II. Differential Diagnosis
1. Gagal napas
2. Disritmia jantung
3. Tetani
4. Numbness
5. Kejang
6. Iritabilitas
7. Fraktur patologis
8. Osteomalacia
9. Osteoporosis
10.Rickets (pada anak)
11.Trousseou sign
12.Chovsteck sign
13.Spasme karpopedal
1. Hydrofluoric acid burns
2. HiperK
3. HiperNa
4. HiperMg
5. HiperP
6. HipoPTH
7. HHS
2. Penyebab & Komplikasi Hiperkalsemia
HIPERKALSEMIA
I. Penyebab HiperCa II. Komplikasi HiperCa
1. Kelebihan PTH
2. Malignant disease (SCC, renal Ca,
Ca ovarium, MM. Ca mammae)
3. Obat-obatan (thiazide)
4. Lain-lain: intoksikasi vit A
5. Tirotoksikosis, Addison disease,
renal failure
6. Kelebihan vit D
1. Dehidrasi
2. Risiko tinggi BSK
3. Gagal ginjal
4. Osteoporosis
5. Risiko patah tulang
MAGNESIUM
(HIPOMAGNESEMIA & HIPERMAGNESEMIA)
1. Gambaran Klinis Hipomagnesemia
GAMBARAN KLINIS HIPOMAGNESEMIA
I. Gejala Klinis
II. Kelainan
Neuromuskular
III. Perubahan EKG
1. Kelemahan
2. Kram otot
3. Perubahan status
mental
4. Vertigo
5. Ataksia
6. Depresi
7. Kejang
1. Kelemahan otot
2. Tremor & twitching
otot
3. Tanda Trousseau &
Chovsteck
4. Nistagmus
5. Parestesia
6. Kejang motorik umum
& multifokal
7. Tetani
1. Perub gel T yg tdk
spesifik
2. Gel. U
3. Prolonged QT & QU
4. Repolarisasi alternans
2. Penyebab Hipomagnesemia
PENYEBAB HIPOMAGNESEMIA
I. GI tract Loss II. Renal Loss III. Lainnya
1. Diare
2. Sindroma
malabsorbsi
1. Poliuria
2. Kelebihan cairan
ekstraseluler
3. Defek reabsorbsi Na
di nefron distal
4. HiperCa
5. Nefrotoksin tubuler
6. Inherited renal Mg
wasting disorder
1. Defisiensi nutrien
2. Kehilangan melalui
kulit (latihan fisik lama
& berat)
3. Redistribusi ke dlm
kompartemen tulang
3. Gambaran Klinis Hipermagnesemia
GAMBARAN KLINIS HIPERMAGNESEMIA
I. Gejala Klinis II. Perubahan EKG
1. Diare
2. Flushing
3. Slurred speech
4. Keringat berlebih
5. Muntah
6. Lemas
7. Nafas dangkal
8. Bradikardi
9. Penurunan reflex
10.Halusinasi
11.Koma
12.Henti jantung
Mg ≥7 mg/dL
1. Pemanjangan PR interval
2. QRS melebar
3. Prolonged QT
Mg ≥10 mg/dL
1. Fibrilasi ventrikel
2. Complete heart block
3. Henti jantung
FOSFAT
(HIPOFOSFATEMIA & HIPERFOSFATEMIA)
Abnormalitas Fosfat (DD, Komplikasi & Terapi)
HIPOFOSFATEMIA
I. Differential Diagnosis II. Komplikasi III. Terapi
1. Gx absorbsi
(malnutrisi, antasida)
2. Ekskresi P di ginjal
meningkat (def vit D,
hiperglikemia)
1. Gx mental
2. Aritmia
1. P <1,5 ➜ sodium
fosfat 15 mmol IV
drip/2 jam 3x/hari
2. P >1,5 ➜ K-fosfat
neutol 1-4 gr/hr PO
HIPERFOSFATEMIA
I. Differential Diagnosis II. Komplikasi III. Terapi
1. PGK
2. HipoPTH
3. Rhabdomyolisis
4. Tumor lysis syndrome
1. Kejang
2. Aritmia
1. Diet rendah P
2. Koreksi hipoCa
3. CaCO3 300 mg 2-3x/
hr atau Sevelamer
4. PGK ➜ HD

More Related Content

Similar to Ujian Nefrologi punyanya aina aisyah hasanudin

Glomerulopati blok-3-4
Glomerulopati blok-3-4Glomerulopati blok-3-4
Glomerulopati blok-3-4
Aldi Rauf
 
Gagal ginjal kronis 2(1)
Gagal ginjal kronis 2(1)Gagal ginjal kronis 2(1)
Gagal ginjal kronis 2(1)
Khusny Kamal
 
Diit ginjal dan saluran kemih
Diit ginjal dan saluran kemihDiit ginjal dan saluran kemih
Diit ginjal dan saluran kemih
Cahya
 
NSAIDs (Mefenamic Acid/Asam Mefenamat)
NSAIDs (Mefenamic Acid/Asam Mefenamat)NSAIDs (Mefenamic Acid/Asam Mefenamat)
NSAIDs (Mefenamic Acid/Asam Mefenamat)
Raditiya Yoharni
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
dodyprasetia2
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
dodyprasetia2
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
dodyprasetia2
 

Similar to Ujian Nefrologi punyanya aina aisyah hasanudin (20)

dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.pptdokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
 
Ggk
GgkGgk
Ggk
 
Nefropatik diabetik
Nefropatik diabetikNefropatik diabetik
Nefropatik diabetik
 
SN PRESENTASI.pptx
SN PRESENTASI.pptxSN PRESENTASI.pptx
SN PRESENTASI.pptx
 
kuliah-dm-blok-endokrin-2010.pdf
kuliah-dm-blok-endokrin-2010.pdfkuliah-dm-blok-endokrin-2010.pdf
kuliah-dm-blok-endokrin-2010.pdf
 
Glomerulopati blok-3-4
Glomerulopati blok-3-4Glomerulopati blok-3-4
Glomerulopati blok-3-4
 
Gagal ginjal kronis 2(1)
Gagal ginjal kronis 2(1)Gagal ginjal kronis 2(1)
Gagal ginjal kronis 2(1)
 
Diit ginjal dan saluran kemih
Diit ginjal dan saluran kemihDiit ginjal dan saluran kemih
Diit ginjal dan saluran kemih
 
sindroma nefrotik
 sindroma nefrotik sindroma nefrotik
sindroma nefrotik
 
Epid GGK.pdf
Epid GGK.pdfEpid GGK.pdf
Epid GGK.pdf
 
Ckd
CkdCkd
Ckd
 
CHRONIC KIDNEY DISEASE
CHRONIC KIDNEY DISEASECHRONIC KIDNEY DISEASE
CHRONIC KIDNEY DISEASE
 
Askep GGA oleh herianto.pptx
Askep GGA oleh herianto.pptxAskep GGA oleh herianto.pptx
Askep GGA oleh herianto.pptx
 
153075631 case-sn
153075631 case-sn153075631 case-sn
153075631 case-sn
 
Ckd2
Ckd2Ckd2
Ckd2
 
NSAIDs (Mefenamic Acid/Asam Mefenamat)
NSAIDs (Mefenamic Acid/Asam Mefenamat)NSAIDs (Mefenamic Acid/Asam Mefenamat)
NSAIDs (Mefenamic Acid/Asam Mefenamat)
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
 
kmb 2 bph DEBBY.pptx
kmb 2 bph DEBBY.pptxkmb 2 bph DEBBY.pptx
kmb 2 bph DEBBY.pptx
 

Recently uploaded

konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
fidel377036
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
Safrina Ramadhani
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
sariakmida
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
cels17082019
 

Recently uploaded (20)

Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) EDIT
Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) EDITDasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) EDIT
Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) EDIT
 
Root cause analysis ( analisa akar masalah )
Root cause analysis ( analisa akar masalah )Root cause analysis ( analisa akar masalah )
Root cause analysis ( analisa akar masalah )
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 

Ujian Nefrologi punyanya aina aisyah hasanudin

  • 2. I. GINJAL (KIDNEY IN GENERAL)
  • 3. 1. 2 Fungsi utama ginjal 1. Fungsi ekskretorik • menghasilkan urin • eliminasi sampah tubuh • mengontrol keseimbangan elektrolit, cairan dan asam basa 2. Fungsi metabolik • sintesis beberapa hormon • degradasi hormon polipeptida (spt insulin)
  • 4. 2. Kerja hormon di ginjal 1. Hormon antidiuretik (ADH) / Vasopressin • peptida yg dilepaskan kelenjar pituitari posterior • meningkatkan reabsorbsi Na pada duktus koligentes 2. Aldosteron • hormon steroid yg dihasilkan oleh korteks adrenal • meningkatkan reabsorbsi Na pada duktus koligentes 3. ANP (atrial natriuretic peptide) • dihasilkan oleh sel2 jantung • meningkatkan ekskresi Na di duktus koligentes 4. Hormon paratiroid • dihasilkan kelenjar paratiroid • meningkatkan ekskresi P, reabsorbsi Ca & produksi vit D
  • 5. 3. Hormon yg dihasilkan ginjal 1. Renin • berperan dlm pembentukan AT II ➜ peningkatan retensi Na & vasokonstriktor kuat 2. Vitamin D • meningkatkan absorbsi Ca & P di usus 3. Erithropoetin/EPO • meningkatkan pembentukan sel darah merah pada sutul 4. Prostaglandin • efek thd tonus pembuluh darah
  • 6. 4. Rumus LFG 1. Cockrof Gault 2. MDRD
  • 7. 5. Faktor yg mempengaruhi urea serum BUN ↑ BUN ↓ 1. dehidrasi 2. penurunan fungsi ginjal 3. peningkatan diet protein 4. kondisi katabolik 5. demam 6. trauma 7. perdarahan GI 8. obat-obatan 1. volume berlebih 2. kehamilan 3. SIADH 4. diet restriksi protein 5. peny hati 6. peny ginjal stadium lanjut SK ↑ SK ↓ 1. kondisi ketotik, hiperglikemia 2. cephalosporine 3. flucytosine 4. cimetidine 5. latihan berat 1. diet restriksi protein 2. malnutrisi 3. bilirubin 4. penyakit ginjal 5. usia lanjut 6. wanita 7. penyakit hati lanjut
  • 8. 6. Biopsi ginjal INDIKASI: 1. sindroma nefrotik 2. peny ginyal akibat peny sistemik 3. gagal ginjal akut 4. transplant ginjal 5. indikasi lain: proteinuria ringan, hematuria, CKD KONTRAINDIKASI BIOPSI GINJAL Status Ginjal Status Pasien 1. Kista multiple 2. Neoplasma ginjal 3. Pielonefritis 4. Kelainan anatomis (ginjal soliter) 1. Gx koagulasi & trombositopenia 2. Disfungsi trombosit (KI relatif) 3. Hipertensi (KI relatif) 4. Uremia 5. Obesitas 6. Tidak kooperatif
  • 10. 1. Penyebab Hematuria Penyebab hematuria Glomerular non-Glomerular primer sekunder renal ekstra renal ETIOLOGI HEMATURIA Glomerular non-Glomerular Primer Sekunder Renal Extra Renal 1. IgA nefropati 2. Sindr. Alport 3. MPGN 4. RPGN 5. Goodpasture 6. FGS 1. SLE 2. Systemic infection 3. Vaskulitis sistemik 4. Wegener’s granulomatosis 5. HUS 6. TTP 1. ATN 2. Polycystic kidney disease 3. Infeksi (pyelonefritis) 4. Renal cell cancer 5. Malignant HT 6. Vascular disease 7. Sickle cell disease 1. Nefrolitiasis 2. Lower UTI (sistitis, uretritis) 3. BPH 4. Ca buli 5. Ca prostat 6. Striktur uretra 7. Inflamasi (obat/ radiasi) 8. Trauma)
  • 11. 2. Penyebab Proteinuria Penyebab proteinuria tubular overflow glomerular ETIOLOGI PROTEINURIA Glomerular Tubular Overflow Primer Sekunder 1. Minimal change disease 2. Membranous nephropathy 3. FGS 4. MPGN 1. Peny. Sistemik (SLE, DM, Amiloidosis) 2. Obat2an (Garam emas, NSAID, Fenitoin) 3. Keganasan 4. Infeksi (Malaria, AIDS, Sifilis) 5. Preeklampsia & eklampsia 1. HT Nefrosklerosis 2. Nefropati as urat 3. Fancony syndr 4. Sickle cell disease 5. NSAID, AB 1. Hemoglobinuria 2. Myoglobinuria 3. MM 4. Amiloidosis
  • 12. Terminologi Proteinuria Albuminuria Proteinuria Proteinuria fisiologis <20 mg/hari <150 mg/hari Mikroalbuminuria 30-300 mg/hari Makroalbuminuria >300 mg/hari Proteinuria nefrotik >3,5 g/hari
  • 13. 3. Terapi Sindroma Nefrotik 1. Terapi Umum 1. Terapi edema • loop diuretik • pembatasan diet garam 1-2 g/hr & cairan • tirah baring • ukur BB setiap hari ➜ turun 0,5 2. Terapi proteinuria: ACE inhibitor atau ARB 3. Koreksi hipoproteinemia: diet TKCP 4. Terapi hiperlipidemia: statin 5. Terapi hiperkoagulabiliti: warfarin (kontroversial) 6. Infeksi: antibiotik yg tepat 7. Terapi hipertensi: ACE, ARB, CCB, diuretik 2. Terapi Spesifik 1. Steroid Prednison 1 mg/kgBB/hr atau 60 mg/hari ➜ tappering down setelah 2-3bulan 2. Cyclophophamide untuk px relaps setelah steroid stop atau relaps >3x dlm 1 tahun ➜ 2 mg/kgBB/hr selama 8-12 mgg 3. Chlorambucil ➜ indikasi spt cyclo ➜ 0,1-0,2 mg/kgBB/hr selama 8-12 mgg 4. Cyclosporine A (CyA) ➜ relaps setelah cyclophosphamide ➜ dosis awal 4-5 mg/kgBB/hr 5. Azathioprine ➜ untuk lupus nefritis ➜ 2-5 mg/kgBB/hr
  • 14. 4. Batasan Sindroma Nefritik Akut ➜ Merupakan kumpulan gejala dg onset akut, terdiri dari 1. Hematuria 2. Oliguria 3. Hipertensi 4. Proteinuria (biasanya ringan) 5. Edema (biasanya wajah)
  • 15. 5. Penyebab Sindroma Nefritik Akut ETIOLOGI GLOMERULONEFRITIS GN Primer GN Sekunder Post infeksi Proliferatif idiopatik 1. post streptokokus 2. post stapilokokus 3. endokarditis bakterial 4. post viral 1. GN proliferatif difus idiopatik 2. IgA disease 3. MPGN 1. SLE 2. Vaskulitis (poliarteritis, Wagener’s granulomatosis, HSP) 3. Goodpasture syndrome 4. Peny. Glomerular mikroangiopati (HUS, preeklampsia, skleroderma) 5. Lain2 (serum sickness, sengatan lebah)
  • 17. 1. Definisi PGK berdasar KDIGO 2012 ➜ abnormalitas struktur atau fungsi ginjal yg berlangsung ≥ 3 bulan yg berimplikasi pada kesehatan
  • 18. 2. Biomarker PGK (KDIGO) Biomarker PGK (KDIGO): 1. Albuminuria (AER ≥30 mg/hari; ACR ≥30 mg/g 2. Abnormalitas sedimen urin 3. Abnormalitas elektrolit & gangguan tubular lain 4. Abnormalitas histologi 5. Abnormalitas struktur yg tampak dari imaging 6. Riwayat transplant ginjal
  • 19. 3. Kategori PGK (NKF-KDOQI & KDIGO) NKF-KDOQI Stadium Deskripsi GFR 1 Kerusakan ginjal dg GFR normal atau ↑ ≥90 2 Kerusakan ginjal dg penurunan GFR ringan 60-89 3 Penurunan GFR sedang 30-59 4 Penurunan GFR berat 15-29 5 Gagal ginjal <15 atau dialisis
  • 20. KDIGO GFR categories Stadium Deskripsi GFR G1 Normal/high ≥90 G2 Mild decrease 60-89 G3a Mild to moderate decrease 45-59 G3b Moderate to severe decrease 30-44 G4 Severe decrease 15-29 G5 Kidney failure <15 + Persistent albuminuria categories A1 Normal/mild increase <30 mg/g <3 mg/mmol A2 Moderately increased 30-300 mg/g 3-30 mg/mmol A3 Severely increased >300 mg/g >30 mg/mmol ACR ACR: Albumine to Creatinine Ratio
  • 21. 4. Faktor Risiko Potensial Timbulnya PGK Faktor Klinis Faktor Sosiodemografis 1. DM 2. HT 3. Penyakit autoimun 4. Infeksi sistemik 5. Batu saluran kemih 6. Obstruksi sal kemih bawah 7. Keganasan 8. Riw keluarga dg PGK 9. Sembuh dari GGA 10.Penurunan massa ginjal 11.Terpapar thd obat tertentu 12.BB lahir rendah 1. Usia lanjut 2. Status minoritas 3. Terpapar thd kondisi kimiawi dan lingkungan 4. Pendidikan/pendapatan rendah
  • 22. 5. Tatalaksana PGK Beberapa segi praktis tatalaksana pasien PGK: 1. Pengobatan penyakit dasar 2. Pengendalian keseimbangan air & garam 3. Diet rendah protein, tinggi kalori 4. Pengendalian tekanan darah 5. Pengendalian gangguan keseimbangan elektrolit & asam basa 6. Pencegahan & pengobatan ROD 7. Pengobatan gejala uremik spesifik 8. Deteksi dini & pengobatan infeksi 9. Penyesuaian pemberian obat 10.Deteksi & pengobatan komplikasi 11.Persiapan dialisis & transplantasi
  • 23. 6. Komplikasi yang merupakan indikasi HD Komplikasi yg merupakan indikasi untuk tindakan HD: 1. Ensefalopati uremik 2. Perikarditis atau pleuritis 3. Neuropati perifer progresif 4. ROD progresif 5. Hiperkalemia yg tidak dpt dikendalikan dg pengobatan medikamentosa 6. Sindroma overload 7. Infeksi yg mengancam jiwa 8. Keadaan sosial
  • 24. 7. Clinical action plan PGK NKF-KDOQI Std Deskripsi GFR Action 1 Kerusakan ginjal dg GFR normal atau ↑ ≥90 Diagnosis & Pengobatan. Pengobatan komorbid. Perlambat progresivitas. Penurunan risiko PJK 2 Kerusakan ginjal dg penurunan GFR ringan 60-89 Memperkirakan progresivitas 3 Penurunan GFR sedang 30-59 Evaluasi & obati komplikasi 4 Penurunan GFR berat 15-29 Persiapan terapi pengganti ginjal 5 Gagal ginjal <15 atau dialisis Terapi pengganti ginjal (jika ada uremia)
  • 26. 1. Definisi AKI ➜ penurunan fungsi ginjal yg mendadak (dlm beberapa jam hingga minggu) diikuti oleh kegagalan ginjal untuk mengekskresi sisa metabolisme nitrogen dg atau tanpa disertai gangguan keseimbangan cairan & elektrolit ditandai oleh: 1. SK ↑ ≥0,3 mg/dL dlm 48 jam, atau 2. SK ↑ ≥1,5x baseline yg diketahui sebelumnya atau diperkirakan telah timbul dlm 7 hari sebelumnya, atau 3. Produksi urin ↓ <0,5 cc/kgBB/jam dalam 6 jam
  • 27. 2. Tahap AKI (berdasar AKIN) Stadium Kriteria SK Kriteria PU 1 SK↑ ≥0,3 mg/dL atau 1,5-1,9x dari baseline <0,5 ml/kgBB/jam ≥6 jam 2 SK↑ 2-2,9x dari baseline <0,5 ml/kgBB/jam ≥12 jam 3 SK↑ >3x dari baseline atau SK↑ ≥4 mg/dL atau dimulainya terapi pengganti ginjal atau pada px usia <18th, GFR↓ <35 <0,3 ml/kgBB/jam ≥24 jam atau anuria ≥12 jam
  • 28. 3. Paparan & Kerentanan Timbulnya AKI Paparan Kerentanan 1. Sepsis 2. Penyakit kritis 3. Syok sirkulasi 4. Luka bakar 5. Trauma 6. Operasi jantung 7. Operasi besar 8. Obat nefrotoksik 9. Bahan radiokontras 10.Racun tanaman & hewan 1. Dehidrasi atau kekurangan cairan 2. Usia lanjut 3. Wanita 4. Ras kulit hitam 5. PGK 6. Penyakit kronis (jantung, paru, hepar) 7. DM 8. Kanker 9. Anemia
  • 29. 4. Penyebab AKI prerenal I. Kekurangan Cairan Intravaskuler II. Penurunan Curah Jantung 1. Perdarahan 2. Kehilangan dari saluran cerna (diare, muntah) 3. Kehilangan dari sal kemih (diuretik) 4. Kehilangan dari kulit (luka bakar, hipertermia) 5. Sindroma nefrotik 6. Sirosis 7. Kebocoran kapiler 1. Syok kardiogenik 2. Penyakit perikardium (restriktif, konstriktif, tamponade) 3. Gagal jantung kongestif 4. Penyakit katup 5. Penyakit paru (HT pulmonal, emboli paru) 6. Sepsis III. Vasodilatasi Sistemik IV. Vasokonstriksi Ginjal V. Peningkatan Tek Intraabdomen 1. Sepsis 2. Sirosis 3. Anafilaksis 4. Obat2an 1. Awal sepsis 2. HRS 3. Hiperkalsemia akut 4. Obat: NE, NSAID Sindroma kompartemen abdomen
  • 30. 5. Penyebab AKI intrinsik I. Jejas Tubulus II. Jejas Tubulointerstisiel 1. Iskemia karena hipoperfusi (hipovolemia, sepsis, perdarahan) 2. Toksin endogen (myoglobin, hemoglobin, paraproteinemia) 3. Toksin eksogen (AB, kemoterapi, kontras) 1. Nefritis intersisiel alergik akut (NSAID, AB) 2. Infeksi (virus, bakteri, jamur) 3. Infiltrasi (limfoma, leukemia, sarkoid) 4. Rejeksi alograft III. Jejas Glomerulus IV. Mikrovaskuler Ginjal VI. Pembuluh Darah Besar 1. Keradangan (anti glomerular BM, ANCA, infeksi, SLE) 2. Kelainan hematologi (HSP, HUS, TTP, obat) 1. Hipertensi maligna 2. Eklampsia 3. Kontras, obat 4. Skleroderma 1. Arteri (trombosis, vaskulitis, diseksi) 2. Vena (trombosis, kompresi, trauma)
  • 31. 6. Penyebab AKI postrenal I. Ekstrinsik Sal Kemih Atas II. Intrinsik Sal Kemih Atas III. Saluran Kemih Bawah 1. Ruang retroperitoneal (limfonoduli, tumor) 2. Tumor pelvis (servik, uterus, ovarium) 3. Fibrosis (radiasi, obat) 4. Pengikatan ureter atau trauma bedah 5. Granulomatosis 6. Hematoma 1. Nefrolitiasis 2. Striktura 3. Edema 4. Debris 5. Keganasan 1. Prostat: BPH, karsinoma, infeksi 2. Buli (batu, karsinoma, infeksi) 3. Fungsional (neurogenic bladder, DM, stroke, obat) 4. Uretra (striktura, infeksi, TB, tumor)
  • 32. 7. Perbedaan AKI prerenal & postrenal Pre-Renal Post-Renal Perbandingan BU:SK >20 <20 Fraksi filtrasi Na (%) <1 >2 Fraksi ekskresi urea (%) <35 >35 Osmolaritas urin (mOsm/L) >500 <400 Sedimen urin (jenis cast) hyalin granular Natrium urin (mEq/L) <20 >40
  • 33. 8. Prinsip tatalaksana AKI Prinsip dasar tatalaksana AKI adalah: 1. Mengenali faktor risiko 2. Mengatasi penyakit dasar 3. Memelihara perfusi ginjal 4. Pemberian nutrisi, oksigen & penunjang hemodinamik serta terapi suportif lainnya 5. Menghindari bahan/obat nefrotoksik 6. Mengatasi gangguan metabolik 7. Terapi pengganti ginjal
  • 34. 9. Komplikasi umum AKI I. Metabolik II. Kardiovaskuler III. Gastro- Intestinal IV. Neurologi 1. Hiperkalemia 2. Asidosis metabolik 3. Hiponatremia 4. Hipokalsemia 5. Hiperfosfatemia 6. Hipermagnesemia 7. Hiperurisemia 1. Edema paru 2. Aritmia 3. Perikarditis 4. Efusi perikard 5. Emboli paru 6. Hipertensi 7. Infark miokard 1. Mual 2. Muntah 3. Malnutrisi 4. Perdarahan 1. Iritabilitas neuromuskuler 2. Asteriksis 3. Kejang 4. Perubahan status mental V. Hematologi VI. Infeksi VII. Lain-lain 1. Anemia 2. Perdarahan 1. Pneumonia 2. Septisemia 3. ISK 1. Hiccup 2. Peningkatan kadar hormon paratiroid 3. Penurunan T3 & T4
  • 36. 1. Prinsip Pemilihan Antibiotik Pada ISK Prinsip pemilihan antibiotik pada ISK 1.Spektrum & pola kepekaan dari uropatogen penyebab 2.Efikasi untuk indikasi tertentu dalam studi klinis 3.Tolerabilitas 4.Efek samping 5.Harga 6.Ketersediaan
  • 37. 2. Kriteria Diagnosis ISK KRITERIA DIAGNOSIS ISK Bakteriuria asimtomatis Bakteriuria simtomatis • Perempuan • biakan urine 2x dlm waktu berbeda ≥10⁵/cfu/ml dg kuman yg sama, atau • biakan urine 1x ≥10⁵/cfu/ml dg tes nitrit positif • Laki-laki • biakan urine 2x dlm waktu berbeda >10⁴/cfu/ml dg kuman yg sama, atau • biakan urine 1x >10⁴/cfu/ml dg tes nitrit positif a. Sindroma piuria-disuria • Biakan urin 1x >10⁵cfu/ml disertai piuria >20 lekosit/mm^3 b. Akut, infeksi tanpa persulit • Biakan urin 1 x 10⁴/cfu/ml disertai piuria >20 lekosit/mm³ c. Kronis, infeksi dg penyulit • Biakan urin 1x >10⁵/cfu/ml
  • 38. 3. Durasi terapi antibiotik pada kehamilan DURASI TERAPI ANTIBIOTIK (PADA KEHAMILAN) Antibiotik Durasi Terapi Keterangan Nitrofurantoin 100 mg 2x/hari (3-5 hari) Hindari pada defisiensi G6PD Amoxicillin 500 mg 3x/hari (3-5 hari) Meningkatkan resistensi Co-amoxicillin/ clavulanate 500 mg 2x/hari (3-5 hari) Cephalexin 500 mg 3x/hari (3-5 hari) Meningkatkan resistensi Fosfomycin 3 g 1x/hari Trimethoprim 2x/hari (3-5 hari) Hindari pada trimester awal
  • 39. VI. BATU SALURAN KENCING
  • 40. 1. Gambaran klinis BSK GAMBARAN KLINIS BSK Gejala Klinis Pemeriksaan Penunjang 1. Nyeri kolik “loin to groin” 2. Hematuria (darah dlm urin) 3. Piuria (pus dlm urin) 4. Disuria (rasa terbakar saat miksi) 5. Oliguria (pengurangan volume urin) 6. Distensi abdomen 7. Mual/muntah 8. Demam & menggigil 9. Hidronefrosis 10.AKI post renal • Radiologis • BOF: dpt deteksi batu kalsium yg padat, anatomi ginjal dan lokasi batu • IVP: dpt lihat besarnya batu, lokasi & tanda obstruksi. juga bisa menilai fungsi ekskresi • CT scan: tdk membutuhkan kontras & hampir semua batu bisa dideteksi • Pemeriksaan lain • Mikroskopis urin: protein, SDM, lekosit, bakteri, cast & kristal • Kultur: utk menyingkirkan infeksi • Tes darah: DL, tes fungsi ginjal & kadar kalsium • Pengumpulan urin 24 jam: volume urin harian, mg, as urat, kalsium, sitrat, oksalat & fosfat
  • 41. 2. Tujuan terapi BSK Tujuan terapi BSK: 1.Menghilangkan obstruksi 2.Mengobati infeksi 3.Menghilangkan rasa nyeri 4.Mencegah komplikasi
  • 42. 3. Pengobatan BSK jenis kalsium I. Pengobatan BSK jenis Kalsium II. Pengobatan BSK jenis Asam Urat 1. Diuretika golongan tiazid Untuk menurunkan kalsium urin & mencegah pembentukan batu 2. Pada kondisi hiperoksaluria dpt diberikan kolestiramin 8-16 g/hari & kalsium laktat 8-14 g/hari utk mengendapkan oksalat di usus 3. Na fosfat 3x500 mg 4. Alupurinol 300 mg/hari 5. Sirup selulose fosfat 150-250 mg/hari 1. Intake cairan cukup 2. Restriksi diet purin 3. Allopurinol 2x100 mg/hari utk ekskresi as urat 4. Suplemen alkali (tab Nabic) utk meningkatkan pH urin ➜ pH urin terjaga antara 6,5-7,5 5. Tujuan pengobatan meningkatkan pH urin & menurunkan ekskresi asam urat urin <1 g/hari III. Pengobatan BSK jenis Batu Struvit IV. Pengobatan BSK jenis Batu Sistin 1. Metenamin mandelat untuk menurunkan pH urin 2. Renacidin (penghancur struvit) 3. Infeksi seringkali sulit diatasi 4. Antibiotika (Nitrofurantoin, nalidixic acid, trimetoprim-sulfametoksasol) 1. Asupan cairan cukup ➜ produksi urin >3 liter per hari 2. Pemberian suplemen alkali ➜ meningkatkan pH urin 3. Merkaptopropinilglisin ➜ menghancurkan batu ginjal
  • 43. 4. Pencegahan BSK Strategi pencegahan termasuk modifikasi diet & kadang dg medikasi memiliki tujuan untuk mengurangi beban ekskretori pada ginjal 1. Minum air secukupnya dg produksi urin 2-2,5 liter per hari 2. Diet rendah protein, nitrogen & natrium 3. Pembatasan makan kaya oksalat (kacang, kedelai & bayam) & menjaga asupan secukupnya dari kalsium 4. Obat spt tiazid, kalsium sitrat, magnesium sitrat & alopurinol tergantung pada jenis batu 5. Beberapa jus buah juga berguna untuk menurunkan faktor risiko beberapa tipe batu spesifik 6. Menghindari minuman bersoda 7. Menghindari dosis tinggi vit C
  • 45. 1. Penyebab Hipertensi Sekunder A. Gangguan ginjal • Renal parenchymal disease • Renovascular disease • Lain2: tumor yg menghasilkan renin, retensi Na ginjal (Liddle’s sundrome) B. Gangguan endokrin • Kelainan adrenokortikal • Adrenal-medullary tumor • Thyroid disease • Hiperparatiroidisme • Akromegali • Carcinoid tumors C. Exogenous medications & drugs Kontrasepsi oral, simpatomimetik, NSAID, Eritropoetin D. Kehamilan (preeklampsia) E. Co-artiation of the aorta F. Gangguan neurologis Sleep apnea, peningkatan tekanan intrakranial, gx afektif G. Faktor psikososial H. Intravaskular volume overload I. Hipertensi sistolik • Hilangnya elastisitas aorta • Hiperdinamik kardiak output
  • 46. 2. Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi HT menurut JNC-6 & JNC 7 (mmHg) JNC-6 TDS/TDD JNC-7 Optimal <120/80 Normal Normal 120-129/80-84 Prehipertensi Borderline 130-139/85-89 Prehipertensi Hipertensi ≥ 140/90 Hipertensi Stadium 1 140-159/90-99 Stadium 1 Stadium 2 160-179/100-109 Stadium 2 Stadium 3 ≥ 180/110 Stadium 3
  • 47. 3. Kerusakan target organ pada HT Kerusakan targen organ yg umum pada HT: 1. Jantung • Hipertrofi ventrikel kiri • Angina atau infark miokard • Gagal jantung 2. Otak • Stroke atau transient ischemic attack 3. Penyakit Ginjal Kronis 4. Penyakir Arteri perifer 5. Retinopati
  • 48. 4. Indikasi pemeriksaan TD di luar klinik Indikasi klinis pemeriksaan HBPM & ABPM 1. Kecurigaan HT white-coat 1. HT tingkat 1 di klinik 2. TD tinggi di klinik pada pasien tanpa kerusakan target organ asimtomatik & total risiko kardiovaskuler rendah 2. Kecurigaan HT masked 1. TD normal tinggi di klinik 2. TD normal di klinik pada pasien dg kerusakan target organ dan total risiko kardiovaskuler tinggi 3. Identifikasi efek white-coat pada pasien HT 4. Variabilitas TD yg besar pada satu kunjungan atau antar kunjungan di klinik 5. Hipotensi akibat obat, postural, otonom atau postprandial 6. Identifikasi hipertensi resisten sesungguhnya atau semu
  • 49. 5. Modifikasi gaya hidup & target penurunan TD Modifikasi Gaya Hidup Dalam Penanganan Hipertensi Modifikasi Rekomendasi Perkiraan Penurunan TDS I. Menurunkan BB Memelihara berat badan normal (IMT 18,5-24,5 kg/m2) 5-20 mmHg/10kg penurunan BB II. Melakukan pola diet berdasarkan DASH Mengkonsumsi makanan kaya buah & sayur dan rendah lemak 8-14 mmHg III. Diet rendah protein Asupan garam <100 mmol/hari (6 gram garam) 2-8 mmHg IV. Olahraga Kegiatan aerobik teratur spt jalan cepat 30 menit per hari (tiap hari) 4-9 mmHg
  • 50. 6. Obat HT yg direkomendasikan utk kondisi tertentu Kondisi Obat I. Kerusakan organ asimtomatik Hipertrofi ventrikular kiri Aterosklerosis asimtomatik Mikroalbuminuria Gangguan ginjal ACE, CCB, ARB CCB, ACE ACE, ARB ACE, ARB II. Kejadian kardiovaskular klinis Riwayat stroke Riwayat IMA Angina pektoris Gagal Jantung PGK/proteinuria Setiap obat efektif BB, ACE, ARB BB, CCB Diuretik, BB, ACE,ARB,CCB ACE, ARB III. Lainnya ISH (usia lanjut) Sindroma metabolik DM Kehamilan Diuretik, CCB ACE, ARB, CCB ACE, ARB Metildopa, BB, CCB
  • 51. 7. Kontraindikasi obat anti HT Obat Kontraindikasi Tidak terlalu dianjurkan Diuretik (tiazid) Gout Sindroma metabolik, intoleransi glukosa, kehamilan, hiperkalemia, hipokalemia CCB (dihidropiridin) Takiaritmia, gagal jantung CCB (non- dihidropiridin) AV block, gx ventrikel kiri berat, gagal jantung ACEI Kehamilan, edema angioneurotik, hiperkalemia, stenosis arteri renalis Wanita usia subur ARB Kehamilan, hiperkalemia, stenosis arteri renalis Wanita usia subur BB Asma, AV Block Sindroma metabolik, Intoleransi glukosa, atlet, PPOK
  • 52. 8. Kemungkinan kombinasi obat anti HT Kombinasi yg disukai Kombinasi yg bermanfaat Kombinasi yg mungkin Kombinasi yg tdk bermanfaat
  • 54. 1. Mekanisme & Penyebab Asidosis Metabolik Penyebab Asidosis Metabolik (High Anion Gap) Kelebihan asam endogen Kelebihan asam eksogen 1. KAD 2. Ketosis starvasi 3. Asidosis laktat 4. Gagal ginjal 1. Keracunan salisilat 2. Keracunan metanol 3. Keracunan etilen glikol Mekanisme Asidosis Metabolik 1. Penambahan anion tdk terukur 2. Retensi ion H+ 3. Pengurangan ion HCO3-
  • 55. 2. Komplikasi akut & kronis asidosis metabolik Komplikasi Asidosis Metabolik Komplikasi akut Komplikasi kronis 1. Fungsi leukosit terganggu 2. Aritmia ventrikel 3. Hipotensi karena dilatasi arteri 4. Resisten thd katekolamin 5. Resisten thd kerja insulin 6. Fungsi limfosit tersupresi 7. Produksi energi sel terganggu 8. Stimulasi apoptosis 9. Perubahan status mental 10.Produksi IL terangsang 11.Ikatan O2-Hb terganggu 12.Vasokonstriksi 13.Penurunan kemampuan pompa jantung 1. Gangguan pada tulang 2. Gangguan pertumbuhan pada anak 3. Gangguan toleransi glukosa 4. Mempercepat progresi PGK 5. Kerusakan otot 6. Sintesis albumin menurun 7. Meningkatkan produksi β2- mikroglobulin
  • 56. 3. Penyebab Alkalosis Metabolik Penyebab Alkalosis Metabolik Kelebihan Alkali Kehilangan ion H+ 1. Infus bikarbonat, HD 2. CaCO3 3. Cairan sitrat 4. Nutrisi PE (asetat, glutamat) 1. GI track: muntah, hisapan NGT 2. Renal: diuretik, mineralkortikoid 3. Ion H+ masuk kedalam sel
  • 57. 4. Asidosis Respiratorik (Klasifikasi, DD & Komplikasi) Klasifikasi Asidosis Respiratorik (onset & parameter) Tipe akut Tipe kronis 1. Tubuh masih terbatas melakukan kompensasi 2. pH <7,35 & pCO2 >45 3. tiap pCO2 ↑ 10 mmHg ➜ HCO3 ↑ 1 mmo/L 1. Tubuh melakukan renal kompensasi (beberapa hari kemudian) 2. pH mendekati normal; pCO2 >45 & HCO3 >30 3. tiap pCO2 ↑ 10 mmHg ➜ HCO3 ↑ 4 mmol/L DD Asidosis Respiratorik 1. Hipoksemia 2. Hipotiroid 3. Polisitemia sekunder 4. Skrining toksikologi obat-obatan Komplikasi Asidosis Respiratorik 1. Depresi pada metabolisme intrasel 2. Efek serebral krn hiperkapnea 3. Efek pada sistem kardiovaskuler 4. Efek lain akibat hipoksemia 5. Hipoksemia kronis ➜ eritripoesis & polisitemia
  • 58. 5. Penyebab peningkatan pCO2 (Asidosis Respiratorik) Penyebab peningkatan pCO2 (Asidosis Respiratorik) 1. Terdapat kelebihan CO2 pada udara respirasi paru-paru 2. Terjadi penurunan ventilasi alveolar 3. Terjadi peningkatan prod CO2 di jar tubuh
  • 59. 6. Klasifikasi & Penyebab alkalosis respiratorik Klasifikasi Alkalosis Respiratorik Tipe Akut Tipe Kronis 1. pH >7,45 & pCO2 <35 2. Tubuh masih terbatas dalam berkompensasi 1. pH mendekati normal; pCO2 <35 & HCO3 <22 2. Tubuh berkompensasi beberapa hari kemudian Penyebab Alkalosis Respiratorik Hipoksia Hiperventilasi 1. Hiperventilasi pada pneumonia 2. Edema paru 3. Peny paru restriktif 1. Gx sistem saraf pusat 2. Nyeri, cemas, hamil 3. Sepsis, gagal hati 4. Obat (salisilat)
  • 60. 7. Komplikasi Alkalosis Respiratorik Komplikasi Alkalosis Respiratorik I. Neurologi II. Kardiovaskuler III. Lainnya 1. Meningkatkan iritabilitas neuromuskular 2. Menurunkan TIK 3. Meningkatkan rangsang cerebral 1. Vasokonstriksi cerebral 2. Aritmia jantung 3. Kontraksi miokard menurun 1. Berkurangnya CO2 pada Hb perifer 2. Penurunan ringan kadar K+
  • 61. IX. DIALISIS & TRANSPLANTASI
  • 62. 1. Mekanisme perpindahan molekul dialisis Pemindahan solute & air dari tubuh ke dialisat melalui mekanisme: 1. Difusi 2. Osmosis 3. Filtrasi 4. Ultrafiltrasi 5. Konveksi
  • 63. 2. Keuntungan & kerugian HD atau PD Kelebihan & Kekurangan Hemodialisis Kelebihan Kekurangan 1. Klirens zat terlarut lebih optimal 2. Terapi terbaik untuk kegawatan nefrologi 3. Waktu singkat 4. Didampingi tenaga kesehatan 1. Risiko gx hemodinamik 2. Risiko hipokemia 3. Terjadi ketidakseimbangan cairan & molekul antar kompartemen tubuh 4. Peralatan lebih rumit 5. Butuh tenaga terlatih Kelebihan & Kekurangan Peritoneal Dialisis Kelebihan Kekurangan 1. Lebih sederhana (pelaksanaan) 2. Lebih cocok utk anak2 krn tidk memerlukan akses vaskular 3. Hemodinamik lebih stabil 4. Tdk memerlukan antikoagulasi 5. Tdk tergantung dg fasilitas kesehatan 1. Kemampuan membran peritoneal tdk dpt diprediksi sebelum pelaksanaan 2. Dialisat lebih mudah mencapai titik jenuh 3. Risiko kebocoran cairan dialisat 4. Risiko penyumbatan ujung kateter PD 5. Tidak optimal untuk kondisi gawat darurat 6. Risiko hiperglikemia (akibat dialisat)
  • 64. 3. Efek samping dan komplikasi HD Efek Samping & Komplikasi Hemodialisis I. Pada Pasien II. Komplikasi Teknik 1. Hipotensi & hipertensi 2. Sindroma disequilibrium 3. Kram 4. Mual & muntah 5. Sakit kepala 6. Nyeri dada & anuria 7. Gatal 8. Reaksi demam 9. Hipoksemia 1. Hemolisis 2. Pembekuan darah dlm saluran maupun tabung dialiser 3. Bocornya membran dialiser 4. Emboli udara 5. Reaksi dialiser 6. Alergi thd heparin
  • 65. 4. Indikasi & Kontraindikasi Peritoneal Dialisis Indikasi Peritoneal Dialisis Medis Non Medis Sesuai dg indikasi PGK umumnya Tempat tinggal jauh dr jangkauan HD Kontraindikasi Peritoneal Dialisis Relatif Absolut 1. Obesitas tanpa residual renal function 2. Gx jiwa 3. Gx penglihatan 4. Hernia 5. PPOK 6. Inflamasi kronik saluran cerna 1. Kesulitan teknik operasi 2. Luka yg luas di dinding abdomen 3. Perlekatan yg luas dalam rongga abdomen 4. Tumor atau infeksi dlm rongga abdomen 5. Riw ruptur divvertikel, hernia berulang 6. Fistel antara peritoneum dg pleura 7. Tdk dpt melakukan PD scr mandiri
  • 66. 5. Obat imunosupresan utk transplantasi ginjal Beberapa jenis obat imunosupresan yg ada saat ini: 1. Calcineurin inhibitor • Cyclosporine • Tacrolimus 2. Mycophenolate Mofetil 3. mTor inhibitor • Sirolimus • Everolimus 4. Azathioprine 5. Kortikosteroid
  • 67. 6. Kontraindikasi transplant ginjal Kontraindikasi utama transplantasi ginjal: 1. kondisi sitemik berat yg tak dapat diatasi dg harapan hidup yg pendek 2. gagal ginjal reversibel 3. keganasan metastatik 4. infeksi yg tdk terkendali 5. penyakit bukan pada organ ginjal yg berat 6. tdk patuh pada pengobatan 7. penyakit psikiatris (kepatuhan obat) 8. penyalahgunaan obat 9. penyakit ginjal rekuren 10.adanya potensi keterbatasan rehabilitasi 11.oksalosis primer
  • 70. 1. Penyebab & tatalaksana Hiperkalemia HIPERKALEMIA I. Penyebab Hiperkalemia II. Tatalaksana Hiperkalemia 1. Renal disease 2. Terapi diuretik K-sparing 3. Addison disease 4. Kelebihan suplemen K 5. Hemolisis 6. Luka bakar 7. Trauma 8. Infus cepat K 9. Kemoterapi 10.Asidosis metabolik 11.Transfusi 1. Obati penyakit dasar 2. Pembatasan asupan kalium 3. Cek ulang kadar K 1-2 jam post terapi & diulang rutin 4. Sub-akut: koreksi lambat • kayexalate 20-60 gr po dg 100-200 ml sorbitol • kayexalate 40 gr dg 40 gr sorbitol dg 100 cc air 5. Akut: koreksi cepat • Ca gluconas IV • Glukosa & insulin • Nabic
  • 71. 2. Penyebab Hipokalemia Penyebab Hipokalemia I. Renal Loss II. GI tract Loss III. Kalium Shifting 1. KAD 2. RTA 3. Diuretik 4. Sindroma batter’s & gittelman’s 5. Hiperaldosteronisme 1. Diare 2. Laksatif 3. Adenoma vilius 4. Muntah, drainase selang NGT 1. Alkalosis extrasel 2. Terapi insulin 3. β2 agonis 4. Paralisis periodik hipokalemia 5. Hipotermia
  • 72. 3. Gambaran Klinis Hipokalemia Gambaran Klinis Hipokalemia I. Tanda & Gejala II. Pemeriksaan Fisik III. Pemeriksaan Penunjang 1. Keletihan 2. Kelemahan otot 3. Kram kaki 4. Peningkatan efek digitalis 5. Mual muntah 6. Parestesi 7. Poliuria 8. Aritmia 9. Riwayat/faktor risiko (diuretik, insulin, trauma, luka bakar, hiperaldosteron) 1. Bising usus menurun 2. Nadi lemah & tdk teratur 3. Penurunan refleks 4. Penurunan tonus otot 1. K serum <3,5 mmol/L 2. BGA: alkalosis metabolik 3. EKG: • depresi segmen ST • gel T datar • gel U • disritmia ventrikel
  • 73. 4. Terapi hipokalemia (Indikasi & Tatalaksana) Indikasi Terapi Hipokalemia I. Indikasi Mutlak II. Indikasi Kuat III. Indikasi Sedang 1. Dalam tx digitalis 2. KAD 3. Kelemahan otot napas 4. Hipokalemia berat (K <2 mEq/L) 1. Insufisiensi koroner 2. Iskemia otot jantung 3. EH 4. Dalam terapi obat yg menyebabkan shifting K K = 3-3,5 mEq/L Tatalaksana Hipokalemia 1. Obati penyakit dasar 2. Terapi hipoMg (bila ada) 3. Kalium PO 40-60 mEq ➜ K↑ 1-1,5 4. Kalium IV (bentuk KCl) • HipoK berat KCl 20 mEq (100cc PZ) • Vena besar: kec max 10 mEq/jam (konsentrasi max 30-40 mEq/L) • Vena perifer: KCl max 60 mEq (100 cc PZ) 5. Pada kasus aritmia berat/kelumpuhan otot nafas ➜ KCL dg kec 40-100 mEq/L 6. Kec KCL 10-20 mEq/jam perlu pemantauan jantung secara kontinyu
  • 75. 1. Penyebab & Terapi Hiponatremia Penyebab Hiponatremia I. Hipovolemik II. Euvolemik III. Hipervolemik Kehilangan cairan (air & solute) dari pencernaan & ginjal 1. Gagal jantung 2. Sindroma nefrotik 3. SH Pasien MRS dg gx Na Terapi Hiponatremia 1. Restriksi cairan (pada hipervolemik) 2. Inhibisi vasopresin (Lithium, Democlocycline) 3. V2 receptor antagonist 4. Meningkatkan salt intake (furosemide, urea)
  • 76. 2. Algoritma Hipernatremia Hipernatremia Euvolemia Hipovolemia Hipervolemia Na urin >20 Na urin <20 Na urin bervariasi Na urin >20 Renal Loss - Diuretik - Post obstruktif - Peny. renal intrinsik Extrarenal Loss - Keringat - Luka bakar - Diare - Fistula Renal loss - Diabetes insipi- dus - Hipodipsi Extrarenal loss - Insensible loss - Respirasi Sodium gain: - Hiperaldost primer - Cushing disease - Dialisis hipertonik
  • 78. 1. Gambaran Klinis & DD Hipokalsemia HIPOKALSEMIA I. Gambaran Klinis II. Differential Diagnosis 1. Gagal napas 2. Disritmia jantung 3. Tetani 4. Numbness 5. Kejang 6. Iritabilitas 7. Fraktur patologis 8. Osteomalacia 9. Osteoporosis 10.Rickets (pada anak) 11.Trousseou sign 12.Chovsteck sign 13.Spasme karpopedal 1. Hydrofluoric acid burns 2. HiperK 3. HiperNa 4. HiperMg 5. HiperP 6. HipoPTH 7. HHS
  • 79. 2. Penyebab & Komplikasi Hiperkalsemia HIPERKALSEMIA I. Penyebab HiperCa II. Komplikasi HiperCa 1. Kelebihan PTH 2. Malignant disease (SCC, renal Ca, Ca ovarium, MM. Ca mammae) 3. Obat-obatan (thiazide) 4. Lain-lain: intoksikasi vit A 5. Tirotoksikosis, Addison disease, renal failure 6. Kelebihan vit D 1. Dehidrasi 2. Risiko tinggi BSK 3. Gagal ginjal 4. Osteoporosis 5. Risiko patah tulang
  • 81. 1. Gambaran Klinis Hipomagnesemia GAMBARAN KLINIS HIPOMAGNESEMIA I. Gejala Klinis II. Kelainan Neuromuskular III. Perubahan EKG 1. Kelemahan 2. Kram otot 3. Perubahan status mental 4. Vertigo 5. Ataksia 6. Depresi 7. Kejang 1. Kelemahan otot 2. Tremor & twitching otot 3. Tanda Trousseau & Chovsteck 4. Nistagmus 5. Parestesia 6. Kejang motorik umum & multifokal 7. Tetani 1. Perub gel T yg tdk spesifik 2. Gel. U 3. Prolonged QT & QU 4. Repolarisasi alternans
  • 82. 2. Penyebab Hipomagnesemia PENYEBAB HIPOMAGNESEMIA I. GI tract Loss II. Renal Loss III. Lainnya 1. Diare 2. Sindroma malabsorbsi 1. Poliuria 2. Kelebihan cairan ekstraseluler 3. Defek reabsorbsi Na di nefron distal 4. HiperCa 5. Nefrotoksin tubuler 6. Inherited renal Mg wasting disorder 1. Defisiensi nutrien 2. Kehilangan melalui kulit (latihan fisik lama & berat) 3. Redistribusi ke dlm kompartemen tulang
  • 83. 3. Gambaran Klinis Hipermagnesemia GAMBARAN KLINIS HIPERMAGNESEMIA I. Gejala Klinis II. Perubahan EKG 1. Diare 2. Flushing 3. Slurred speech 4. Keringat berlebih 5. Muntah 6. Lemas 7. Nafas dangkal 8. Bradikardi 9. Penurunan reflex 10.Halusinasi 11.Koma 12.Henti jantung Mg ≥7 mg/dL 1. Pemanjangan PR interval 2. QRS melebar 3. Prolonged QT Mg ≥10 mg/dL 1. Fibrilasi ventrikel 2. Complete heart block 3. Henti jantung
  • 85. Abnormalitas Fosfat (DD, Komplikasi & Terapi) HIPOFOSFATEMIA I. Differential Diagnosis II. Komplikasi III. Terapi 1. Gx absorbsi (malnutrisi, antasida) 2. Ekskresi P di ginjal meningkat (def vit D, hiperglikemia) 1. Gx mental 2. Aritmia 1. P <1,5 ➜ sodium fosfat 15 mmol IV drip/2 jam 3x/hari 2. P >1,5 ➜ K-fosfat neutol 1-4 gr/hr PO HIPERFOSFATEMIA I. Differential Diagnosis II. Komplikasi III. Terapi 1. PGK 2. HipoPTH 3. Rhabdomyolisis 4. Tumor lysis syndrome 1. Kejang 2. Aritmia 1. Diet rendah P 2. Koreksi hipoCa 3. CaCO3 300 mg 2-3x/ hr atau Sevelamer 4. PGK ➜ HD