Dokumen ini berisi laporan kasus seorang anak laki-laki berumur 20 bulan yang mengalami kejang demam kompleks. Anak tersebut sebelumnya mengalami demam selama 2 hari disertai batuk dan pilek, kemudian mengalami kejang selama kurang dari 15 menit sebelum dirujuk ke rumah sakit. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium, didiagnosis menderita kejang demam dan ISPA dengan gizi yang baik.
Pasien bayi laki-laki berusia 9 bulan datang dengan keluhan diare akut yang disertai demam dan muntah. Diagnosis pasien adalah diare akut berdasarkan riwayat BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi cair selama kurang dari 14 hari.
Pasien anak perempuan berusia 2 tahun 10 bulan datang dengan keluhan sembab wajah dan bengkak ekstremitas disertai hipoalbuminemia dan proteinuria. Diagnosis awal sindroma nefrotik inisial ditambah hipokalsemia dan infeksi saluran kemih. Pasien dirawat dan diberi terapi retriksi cairan, diuretik, albumin, kalsium, dan steroid untuk mengobati sindroma nefrotik dan komplikasinya.
1. Anak laki-laki berusia 10 bulan datang dengan keluhan diare selama 2 hari dan muntah selama 3 hari. Pemeriksaan menunjukkan tanda dehidrasi ringan hingga sedang.
2. Diagnosis diare akut dengan dehidrasi ringan hingga sedang, diduga disebabkan infeksi rotavirus.
3. Tatalaksana meliputi rehidrasi oral, pemberian tablet zink selama 10 hari, teruskan ASI dan makanan, serta edukasi kepada ibu
Pasien laki-laki berusia 1 tahun 5 bulan dirawat karena dehidrasi akut berat setelah beberapa minggu muntah dan diare. Pemeriksaan menunjukkan gizi kurang, encefalopati metabolik, dan kemungkinan kolitis akibat overgrowth bakteri setelah antibiotik. Pasien diberi cairan infus dan antibiotik metronidazole.
Laporan kasus diare pada bayi laki-laki berusia 1 tahun 2 bulan yang dirawat selama 5 hari di RS Palang Biru Gombong karena keluhan BAB cair >10x sehari disertai muntah dan demam. Berdasarkan pemeriksaan didapatkan gejala dehidrasi ringan hingga sedang beserta infeksi tifoid. Pasien diberi terapi infus cairan dan antibiotik serta pulih selama perawatan inap.
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
Dokumen ini berisi laporan kasus seorang anak laki-laki berumur 20 bulan yang mengalami kejang demam kompleks. Anak tersebut sebelumnya mengalami demam selama 2 hari disertai batuk dan pilek, kemudian mengalami kejang selama kurang dari 15 menit sebelum dirujuk ke rumah sakit. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium, didiagnosis menderita kejang demam dan ISPA dengan gizi yang baik.
Pasien bayi laki-laki berusia 9 bulan datang dengan keluhan diare akut yang disertai demam dan muntah. Diagnosis pasien adalah diare akut berdasarkan riwayat BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi cair selama kurang dari 14 hari.
Pasien anak perempuan berusia 2 tahun 10 bulan datang dengan keluhan sembab wajah dan bengkak ekstremitas disertai hipoalbuminemia dan proteinuria. Diagnosis awal sindroma nefrotik inisial ditambah hipokalsemia dan infeksi saluran kemih. Pasien dirawat dan diberi terapi retriksi cairan, diuretik, albumin, kalsium, dan steroid untuk mengobati sindroma nefrotik dan komplikasinya.
1. Anak laki-laki berusia 10 bulan datang dengan keluhan diare selama 2 hari dan muntah selama 3 hari. Pemeriksaan menunjukkan tanda dehidrasi ringan hingga sedang.
2. Diagnosis diare akut dengan dehidrasi ringan hingga sedang, diduga disebabkan infeksi rotavirus.
3. Tatalaksana meliputi rehidrasi oral, pemberian tablet zink selama 10 hari, teruskan ASI dan makanan, serta edukasi kepada ibu
Pasien laki-laki berusia 1 tahun 5 bulan dirawat karena dehidrasi akut berat setelah beberapa minggu muntah dan diare. Pemeriksaan menunjukkan gizi kurang, encefalopati metabolik, dan kemungkinan kolitis akibat overgrowth bakteri setelah antibiotik. Pasien diberi cairan infus dan antibiotik metronidazole.
Laporan kasus diare pada bayi laki-laki berusia 1 tahun 2 bulan yang dirawat selama 5 hari di RS Palang Biru Gombong karena keluhan BAB cair >10x sehari disertai muntah dan demam. Berdasarkan pemeriksaan didapatkan gejala dehidrasi ringan hingga sedang beserta infeksi tifoid. Pasien diberi terapi infus cairan dan antibiotik serta pulih selama perawatan inap.
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
Dokumen tersebut merangkum gejala klinis dan penatalaksanaan pasien diare. Secara ringkas, pasien mengalami dehidrasi ringan sampai sedang yang ditandai dengan penurunan berat badan, lemah dan lesu. Penatalaksanaan meliputi rehidrasi oral atau parenteral, diet rendah serat, antibiotik jika ada infeksi bakteri, serta vitamin dan obat pendukung. Tujuannya untuk memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit, menceg
Pasien perempuan berusia 13 tahun dengan keluhan sering berdebar dan keluhan lainnya. Pemeriksaan menunjukkan gizi kurang, takikardi, hipertiroid, dan anemia. Diagnosa hipertiroid dengan gizi buruk. Pengobatan dengan levotiroksin dan pemantauan berkala. Prognosis belum jelas.
Pasien perempuan berusia 16 tahun menderita tuberkulosis resisten obat yang sedang menjalani terapi. Ia mengalami ruam merah di seluruh tubuh selama dua hari yang diduga sindrom Steven Johnson sebagai efek samping dari obat. Pasien dirawat di rumah sakit untuk menghentikan obat-obatan dan mengobati gejala sindrom Steven Johnson. Berbagai konsultasi dilakukan untuk menangani kondisi pasien.
Dokumen tersebut membahas kasus pasien berusia 10 bulan dengan diagnosis HIV stadium 4, gizi buruk, dan diare persisten. Pasien mengalami penurunan berat badan 2 kg dan sulit menaikkan berat badan sejak lahir. Gejala pasien meliputi kulit kering, lemah, dan tidak mampu tengkurap.
Pasien perempuan berusia 2 tahun 7 bulan datang dengan keluhan nyeri perut dan kembung selama 3 hari disertai demam dan BAB hijau selama 1 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan abdomen cembung dan nyeri, serta stridor paru. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia dan elektrolit rendah. Diagnosis banding ileus akibat intususepsi atau volvulus.
Laporan kasus invaginasi pada bayi laki-laki berusia 6 bulan yang mengeluhkan perut membesar dan BAB berdarah. Pemeriksaan fisik menunjukkan abdomen distended dan rectal touch menemukan feses bercampur darah dan lendir (currant jelly stool). Diagnosis awal adalah invaginasi berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan. Pasien dilakukan operasi untuk reposit dan reseksi usus.
Laporan kasus invaginasi pada bayi laki-laki berusia 6 bulan yang mengeluhkan perut membesar dan BAB berdarah. Pemeriksaan fisik menunjukkan abdomen distended dan rectal touch menemukan feses bercampur darah dan lendir (currant jelly stool). Diagnosis awal adalah invaginasi berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan. Pasien dilakukan operasi untuk reposit dan reseksi usus.
Kasus ini mendiagnosis pasien dengan sindrom nefrotik berdasarkan gejala proteinuria masif, hipoalbuminemia, dan edema. Diagnosis bandingnya adalah glomerulonefritis akut pasca streptokokus karena hasil pemeriksaan anti streptolisin reaktif. Penatalaksanaannya meliputi rawat inap, diet protein rendah, obat prednison dan transfusi albumin.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien anak berusia 8 tahun dengan diagnosa diare. Ringkasannya adalah: (1) Pasien mengeluh nyeri perut dan defekasi berlebihan; (2) Dilakukan pengkajian dan diagnosa diare serta hipovolemia; (3) Dilakukan berbagai intervensi keperawatan seperti manajemen diare dan nutrisi.
Dokumen tersebut merangkum gejala klinis dan penatalaksanaan pasien diare. Secara ringkas, pasien mengalami dehidrasi ringan sampai sedang yang ditandai dengan penurunan berat badan, lemah dan lesu. Penatalaksanaan meliputi rehidrasi oral atau parenteral, diet rendah serat, antibiotik jika ada infeksi bakteri, serta vitamin dan obat pendukung. Tujuannya untuk memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit, menceg
Pasien perempuan berusia 13 tahun dengan keluhan sering berdebar dan keluhan lainnya. Pemeriksaan menunjukkan gizi kurang, takikardi, hipertiroid, dan anemia. Diagnosa hipertiroid dengan gizi buruk. Pengobatan dengan levotiroksin dan pemantauan berkala. Prognosis belum jelas.
Pasien perempuan berusia 16 tahun menderita tuberkulosis resisten obat yang sedang menjalani terapi. Ia mengalami ruam merah di seluruh tubuh selama dua hari yang diduga sindrom Steven Johnson sebagai efek samping dari obat. Pasien dirawat di rumah sakit untuk menghentikan obat-obatan dan mengobati gejala sindrom Steven Johnson. Berbagai konsultasi dilakukan untuk menangani kondisi pasien.
Dokumen tersebut membahas kasus pasien berusia 10 bulan dengan diagnosis HIV stadium 4, gizi buruk, dan diare persisten. Pasien mengalami penurunan berat badan 2 kg dan sulit menaikkan berat badan sejak lahir. Gejala pasien meliputi kulit kering, lemah, dan tidak mampu tengkurap.
Pasien perempuan berusia 2 tahun 7 bulan datang dengan keluhan nyeri perut dan kembung selama 3 hari disertai demam dan BAB hijau selama 1 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan abdomen cembung dan nyeri, serta stridor paru. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia dan elektrolit rendah. Diagnosis banding ileus akibat intususepsi atau volvulus.
Laporan kasus invaginasi pada bayi laki-laki berusia 6 bulan yang mengeluhkan perut membesar dan BAB berdarah. Pemeriksaan fisik menunjukkan abdomen distended dan rectal touch menemukan feses bercampur darah dan lendir (currant jelly stool). Diagnosis awal adalah invaginasi berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan. Pasien dilakukan operasi untuk reposit dan reseksi usus.
Laporan kasus invaginasi pada bayi laki-laki berusia 6 bulan yang mengeluhkan perut membesar dan BAB berdarah. Pemeriksaan fisik menunjukkan abdomen distended dan rectal touch menemukan feses bercampur darah dan lendir (currant jelly stool). Diagnosis awal adalah invaginasi berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan. Pasien dilakukan operasi untuk reposit dan reseksi usus.
Kasus ini mendiagnosis pasien dengan sindrom nefrotik berdasarkan gejala proteinuria masif, hipoalbuminemia, dan edema. Diagnosis bandingnya adalah glomerulonefritis akut pasca streptokokus karena hasil pemeriksaan anti streptolisin reaktif. Penatalaksanaannya meliputi rawat inap, diet protein rendah, obat prednison dan transfusi albumin.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien anak berusia 8 tahun dengan diagnosa diare. Ringkasannya adalah: (1) Pasien mengeluh nyeri perut dan defekasi berlebihan; (2) Dilakukan pengkajian dan diagnosa diare serta hipovolemia; (3) Dilakukan berbagai intervensi keperawatan seperti manajemen diare dan nutrisi.
3. Subjektif
Seorang anak perempuan usia 6 bulan datang dengan keluhan demam disertai
buang air besar encer. Demam dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk rumah
sakit, tidak terus menerus, demam reda dengan obat penurun panas, tidak
kejang. Batuk tidak ada, sesak tidak ada.
Ada muntah, dialami sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, frekuensi lebih
dari 5 kali dalam sehari, tidak menyemprot, isi susu.
Ada buang air besar encer, dialami sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit,
frekuensi lebih dari 3 kali sehari, ada ampas, darah dan lendir tidak ada, anak
mau minum susu.
Buang air kecil kesar normal, warna kuning jernih, volume cukup
Riwayat penyakit sebelumnya : pernah dilakukan nefrectomy dextra, ukuran
tumor 20x18x10 cm oleh dr spesialis bedah anak tanggal 31/05/21. riwayat
demam setelah operasi ada sekama 5 hari
Riwayat keganasan dalam keluarga: tidak ada
Riwayat keluarga dengan keluhan diare: tidak ada
4. Imunisasi
Vaccine 1 2 3 4 ket
HB P P P P
BCG P - - -
DPT P P P -
POLIO P P P P
MR / CAMPAK - - - - belum
OTHER - - - -
5. Objektif
Keadaan umum : sakit sedang / gizi baik /
GCS 15
Tanda tanda vital
Tensi : -
Nadi : 100 kali/menit
Nafas : 40 kali/menit
Suhu : 36,80C
SpO2 : 97 % udara kamar
Skala nyeri : 0 FLACC
Paru : bunyi nafas bronchovesikuler ronkhi
dan wheezing tidak ada
Jantung :bunyi jantung I/II murni reguler,
bising tidak ada
Abdomen : tampak terpasang perban bekas
operasi, peristaltik ada kesan normal, hepar
dan lien sulit dievaluasi
-NGT: residu hijau-kuning 50 ml
Extrimitas: Akral teraba hangat, udem tidak
ada, CRT<2s
Derajat dehidrasi: tanpa dehidrasi
ku: lemah
Mata tidak cekung
Anak mau minum
Turgot kulit kembali cepat
6. BB: 6 kg PB: 58 cm
BB/TB: Terletak pada garis +1
SD (gizi baik)
BB/U: terletak di antara garis
median dan -2 SD (berat
badan normal)
TB/U: Terletak di bawah -3SD
(Perawakan sangat pendek)
8. Assesment
• Diare Akut
• Tanpa Dehidrasi
• Leukositosis
• Post Nephroctomy dextra
• Acute Kidney Injury
Planning
- Kebutuhan Cairan:
(PWL+NWL+CWL) x BB= (50+100+25)x
6= 1050 ml/24 jam
- Enteral : stop intake oral
- Parenteral infus asering 15 tpm
- Zink 20 mg/ 24 jam
- Konsulkan ke divisi gizi klinik untuk
pemberian nutrisi
- Konsulkan ke divisi nefro untuk
tatalaksana AKI
9. Anjuran
Stop intake oral sementara
Menjaga hygiene anak dan orang di sekitarnya
Perhatikan apakah ada perbaikan setelah diberi terapi
Segera laporkan bila terjadi perubahan frekuensi BAB, warna, maupun
konsistensi BAB anak
11. Definisi
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3x atau lebih dari biasanya dalam 24 jam disertai
perubahan konsistensi feces menjadi lebih cair/cair berlangsung kurang dari 1 minggu.
Epidemiologi : Menurut Riskesdas 2007 diare merupakan penyebab kematian pada bayi 42%,
dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun
Pedoman Pelayanan Medis. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009
12. ETIOLOGI
Mandal B.k, EGL Wilkins, EM Dunbar. Dan R.T Mayon-White. Lecture notes penyakit Infeksi.
Erlangga. 2008
15. Anamnesis
1. Lama diare berlangsung, frekuensi,
konsistensi feces, warna, lendir dan darah
dalam tinja
2. Muntah, haus, rewel, rasa lemah,
kesadaran menurun
3. Cumlah cairan yang masuk selama diare
4. Jenis makanan atau minuman yg
dikonsumsi selama diare apakah ada yang
tidak biasa
5. Apakah ada penderita diare di sekitarnya
1. Diare berlangsung 3 hari, frekuensi BAB
lebih dari 3x sehari, konsistensi encer ada
ampas warna kuning, darah lendir tidak ada
2. Anak muntah ada sejak 2 hari sebelum
masuk rs, frekuensi 5x sehari, anak tidak
tampak haus, anak mau minum susu, lemas
tidak ada, kesadaran menurun tidak ada
3. Anak minum susu seperti biasa
4. Tidak ada
5. Tidak ada
Pedoman Pelayanan Medis. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009
16. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum, kesadaran,TTV
2. Anak cengeng/letargi, turgot kulit abdomen
menurun
3. Tanda tambahan: ubun-ubun besar, kelopak
mata, air mata, mukosa bibir, lidah
4. Berat badan
5. Tanda gangguan keseimbangan asam basa
6. Derajat dehidrasi
1. Sakit sedang, kesadaran compos mentis
(E4M6V5), nadi 100x/menit, napas
40x/menit, suhu 36,8c
2. Air mata ada, turgor kulit kembali cepat
3. Ubun-ubun tidak tampak cekung, mata
cekung tidak ada, mukosa kering tidak ada
4. Penurunan berat badan tidak ada
5. Tidak dilakukan pemeriksaan elektrolit
6. Tanpa dehidrasi
Pedoman Pelayanan Medis. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009
17. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan
keculai ada kecurigaan intoleransi laktosa
dan amubiasis
2. Analisis gas darah bila ada kecurigaan
gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit
Pedoman Pelayanan Medis. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009
20. LINTAS diare Buku Saku Petugas Kesehatan. Departemen Kesehatan RI.2011
21.
22. Edukasi
1. Orang tua diminta membawa anaknya ke pusat pelayanan kesehatan bila ditemukan demam, tinja
berdarah, makan atau minum sedikit, sangat haus, diare makin sering, atau belum membaik dalam 3
hari
2. ASI tetap diberikan
3. Memperhatikan kebersihan perorangan
4. Memperhatikan kebersihkan lingkungan seperti BAB di jamban, dan tempat penyimpanan air minum
yang bersih
5. Selalu memasak makanan
Pedoman Pelayanan Medis. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009