SlideShare a Scribd company logo
SIFAT OPTIK MATERIAL 
KONSEP DASAR 
1. Pendahuluan 
Yang dimaksud dengan sifat optic suatu material adalah respon material 
tersebut terhadap paparan gelombang elektromaknetik, radiasi, khususnya 
untuk range cahaya tampak. Pada pembahasan sifat optic material ini, pertama 
tama akan dibahas tentang prinsip-prinsip dasar dan konsep yang berkaitan 
dengan sifat elektromaknetik, radiasi dan interaksinya dengan benda padat. 
Berikutnya adalah tentang sifat optic dari bahan/ logam yang meliputi 
karakteristik adsorbs, refleksi dan transmisi. Pada bagian akhir aan dipelajari 
tentang, luminescence, fotokonduktivitas, laser, serta pemanfaatan sifat optis 
material ini pada serat optic di bidang komunikasi. 
2. Radiasi Elektromaknetik 
Radiasi elektromagnetik dianggap seperti gelombang, dimana gelombang 
tersebut terdiri dari komponen listri dan magnet yag saling tegak lurus satu sama 
lain. Macam macam bentuk radiasi elektromagneti antara lain adalah cahaya, 
panas, gelombag radio, dan x ray. Dimana yang membedakan adalah panjang 
gelombangnya. Spectrum dari radiasi elektromagnetik beserta panjang 
gelombang nya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 
Semua radiasi elektomganetik memiliki kecepatan yang sama saat melalui 
sebuah vakum, yaitu sebesar 3x108m/s (186,000 miles/s). Yang kemudian 
besaran tersebut kita sebut sebagai konstanta C, dimana konstanta C tersebut 
dipengaruhi oleh permitivitas listrik dari vakum dan permeabilitas magnetik ruang 
hampa. Dan dapat dinyatakan dengan persamaan. 
Sedangakan hubungan C dengan frekwensi dan panjang gelombang dapat 
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut.
Jika kita pandang radiasi elektromagnetik dari prespektif mekanika kuantum, 
dimana radiasi bukan terdiri dari gelombang melainkan tersusun atas paket-peket 
energy yang disebut foton (E), maka foton (E) tersebut dapat dinyatakan 
dengan persamaan berikut. 
Dimana konstanta h adalah konstanta plank dengan nilai 6.63x10−34 J-s 
3. Interaksi Cahaya dan Benda Padat 
Ketika cahaya diemisikan dari suatu medium ke medium lain, misalnya dri 
udara menuju padatan. Ada beberapa hal yang terjadi, sebagian akan di 
transmisikan melalui medium tersebut, bebrapa akan diserap dan terjadi proses 
adsorbsi. Dan beberapa akan dipantulkan atau terjadi proses refleksi. Dimana 
intensitas dari cahaya yang ditansmisikan ke mediun tersebut (Io) harus sama 
dengan intensitas cahaya yang di transmisikan, di adsobsi, da di pantulkan 
(퐼푇,퐼퐴, 퐼푅 ), yang data dinyatakan dengan persamaan berikut. 
Bentuk lain dari persamaan diatas adalah sebagai berikut. 
Dimana T,A dan R mewakili, transmisifitas (퐼푇 /퐼0), absorbsifitas (퐼퐴/퐼0 ) dan 
refleksifitas (퐼푅 /퐼0). 
Pada bahasan ini muncul istilah bahan transparan, yang berarti sebuah 
material yang mentransmisikan cahaya dengan sedikit adsorbsi dan rerleksi. 
Serta Translucent (tembus cahaya) material. Adalah material yang dapat 
mentransmisikan cahaya tetapi sebagian diserap dan dipantulkan, dan bahan 
opaque (buram). Adalah material yang tidak dapat mentransmisikan cahaya, 
dimana jika terdapat cahaya yang diemisikan langsung diserap atau dipantulkan. 
4. Interaksi Atom dan Elektronik 
Fenomena optik yang terjadi pada benda padat melibatkan interaksi antara 
radiasi elektromagnetik dan atom, ion, serta elektron. Dimana terdapat dua hal 
yang paling penting dari interaksi tersebut antara lain polarisasi elektronik dan 
energy yang dihasilkan oleh transisi elekron. 
a. Polarisasi Elektronik
Terdapat dua akibat dari polarisasi ini antara laian adalah, yang pertama, 
beberapa energi radiasi akan diserap, dan yang kedua gelombang cahaya akan 
terhambat kecepatan nya saat melewati mediun yang dapat dilihat pada 
fenomena pembiasan. 
b. Transisi Elektron 
Transmisi dan emisi dari rediasi elektromagnetik melibatkan trasisi electron dari 
suatu tingkat energy ke tingkat energy lain. Yang mengakibatkan perubahan 
energy pada electron tersebut.perubahan energy pada electron (ΔE) tergantung 
pada frekwensi radiasi yang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut. 
SIFAT OPTIS PADA NON METAL 
5. Refraksi/Pembiasan 
Cahaya yang ditansmisikan pada bahan transparan akan mengalami 
penurunan kecepatan sebagaimana telah dijelaskan dimana hal ini merupakan 
salah satu akubat dari transisi electron. Dan sebagai hasilnya, berkas cahaya 
tersebut akan dibengkokkan. Fenomena inilah yang disebut sebagai refraksi 
atau pembiasan. Index bias atau index refraksi didefinisikan sebagai 
perbandingan antara kecepatan cahaya di vakum (c) dan kecepatan cahaya 
dalam mediun yang dilewati (v). 
Untuk menghitung nilai kecepatan cahaya dalam medium (v) digunakan 
persamaan sebagai berikut. 
Dimana ε dan μ masing masing adalah permitifitas dan permeabilitas dari 
substansi penyusun mediun tersebut. Sehingga bila digabungkan dengan 
persamaan sebelum nya akan menjadi sebagai berikut. 
Dimana ε푟 dan μ 푟 masing masing adalah konstanta dielektrik dan 
permeabilitas magnetic relative, karena sebagian besar material non metal 
adalah kurang bersifat magnet maka dapat diasumsikan bahwa μ 푟=1, 
sehingga persamaan menjadi. 
6. Refleksi/Pemantulan
Ketika cahaya dilewatkan pada mediun satu ke mediun yang lain yang 
memiliki perbedaan index bias. Sebagian cahaya tersebut akan tersebar di 
permukaan di antara kedua mediun tersebut. Sehingga refleksifitas dapat 
dinyatak dengan persamaan sebagaiberikut. 
Jika cahaya dating tegak lurus terhadap permukaan mediun yang dituju, 
maka persamaan menjadi sebgai berikut. 
Dimana n1 dan n2 adalah indeks pantul dari kedua mediun yang 
bersangkutan. Ketika cahaya ditransimisikan dai vakum atau udara, menuju 
benda padat. Maka persamaan reflektifitas (R) menjadi sebagai berikut. 
7. Absorbsi/Penyerapan 
Pada prinsipnya, cahaya di absorbs oleh sebuah material dengan dua 
mekanisme. Yang pertama adalah dengan mekanisme polarisasi elektronik, 
sedangkan menisme kedua adalah dengan melibatkan pita valensi dan pita 
konduksi transisi electron. Yang tergantung terhadap struktur pita energy 
electron pada sebuah material. 
Penyerapan foton dapat terjadi dengan promosi atau eksitasi dari electron 
dari fita valensi terdekat, yang melewati perbatansan pita valensi dan konduksi 
(band gap), menuju ke daerah kosong di pita konduksi, sehingga pada pita 
konduksi terdapat elektro bebas dan pada pita konveksi terdapat hole, ilustrasi 
dari proses tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Eksitasi yang disertai dengan absorbs ini dapat terjadi jika energy foton lebih 
besar dari band gap. 
Atau jika melibatkan panjang gelombang, maka persamaan diatas menjadi. 
Panjang gelombang minimum yang dapat ditoleransi untuk persamaan tersebut 
adalah sebesar 0.4 μm. Sedangkan 퐸푔max untuk absorbsi cahaya tampak dapat 
dihitung dengan persamaan. 
Dari band gap maksimum yang diperoleh tersebut dapat diartikan jika sebuah 
bahan memiliki band gap lebih dari 3.1 eV. Maka tidak ada cahaya yang di 
absorbsi. 
Koefisien absorbsi dari sebuah material dapat dihitung menggunakan persamaan 
sebagai berikut. 
Dimana 퐼′푇 adalah intensitas radiasi yang tidak ter absorbsi, 퐼′0 adalah intensitas 
radiasi yang tidak dipantulkan. Sedangkan β adalah koefisien absorbsi (in 푚푚−1 )
8. Transmisi 
Fenomena pembiasan (refreksi), pemantulan (refleksi) dan penyerapan 
(absorbsi) dapat di aplikasikan pada fenomena cahaya saat melewati bahan 
padat yang transparan. Dimana intensitas transmisi, dapat dinyatakan dengan 
persamaan sebagai berikut. 
Ilustrasi dari transimi dapat dilihat pada gambar berikut. 
9. Warna 
Material transparan terlihat berwarna sebagai konsekwensi dari panjang 
gelombang spesifik yang diserap. Warna jdapat dilihat sebagai hasil kombinasi 
dari panjang gelombang yag di transmisikan. Jika absorbsi seragam untuk 
semua panjang gelombang tampak maka material tersebut terlihat kurang 
berwarna. Jadi fenomena terjadinya warna sangat berhubungan erat dengan 
absorbsi. 
Biasanya dalam adsorbsi melibatkan eksitasi electron seperti yang telah 
dijelaskan pada pembahasan tentang adsorbsi. Salah satu situasi seperti 
melibatkan material semikonduktor yang memiliki band gap diantara range 
energy foton untuk cahaya tampak. Sehingga sebagian kecil cahaya tampak, 
yang memiliki energy lebih keci dari pada Eg dapat di adsorbsi oleh pita valensi 
dan pita konduksi electron transisi. Sehingga warna bergantung pada distribusi 
frekwensi cahaya yag di transmisikan dan di pancarkan. 
Sebagai contoh cadmium sulfide (CdS) mempunyai band gap sebesar 2.4 
eV, sehingga hanya akan menyerap foton yag memiliki energy lebih besar dari 
2.4 eV, dimana foton dengan energy tersebut sangat identik dengan warna biru 
dan ungu pada spectrum tampak. Sebagaian dari energy ini diradiasikan 
kembali sebagai cahaya yang memiliki panjang gelombang lain. cadmium sulfide 
(CdS) memiliki warna kuning-orange yang merupakan kobianasi dari cahaya 
yang di transmisikan
APLIKASI FENOMENA OPTIS 
10. Luminesence 
Beberapa material dapat menyerap energy dan kemudian memancarkan 
sebuah cahaya tampak, fenomena ini dikenal dengan Luminesence. Energy 
diserap ketika electron promosi menuju tingkat energy yang lebih tinggi, 
sedangkan cahaya tampak dipancarkan saat electron tersebut kembali ke 
tingkat energy yang lebih rendah. Jika pancaran terjadi dengan waktu yang 
sangat singkat kurang dari satu detik, maka dinamakan floyrescence, sedangkan 
bila pancaran memiliki waktu yang lebih lama, maka dinamakan 
phosphorescence. Contoh dari fenomena Luminesence ini salah satunya adalah 
pada benda benda fosfor yang dapat menyala dalam gelap beberapa saat. 
11. Fotokonduktivitas 
Fotokonduktivitas adalah fenomena optik dan listrik di dalam suatu material 
yang menjadi lebih konduktif ketika menyerap radiasi elektromagnet seperti 
cahaya tampak, sinar ultraviolet, sinar inframerah, atau radiasi gamma. Ketika 
cahaya diserap oleh sebuah material seperti semikonduktor, jumlah dari 
perubahan elektron bebas dan hole meningkatkan konduktivitas listrik dari 
semikonduktor. Eksitasi cahaya yang menumbuk semikonduktor harus 
mempunyai cukup energi untuk meningkatkan jumlah elektron yang 
menyebrangi daerah terlarang atau oleh eksitasi pengotoran dalam daerah band 
gap. 
Fotokonduktivitas merupakan suatu fenomena umum yang biasa dimiliki 
pada bahan semikonduktor. Dimana bahan semikonduktor akan meningkat 
harga konduktivitasnya apabila dikenai cahaya dengan panjang gelombang 
tertentu. Fenomena fotokonduktivitas juga dapat diamati pada bahan polimer 
(isolator) yang mana mempunyai sifat model energi yang sama dengan bahan 
semikonduktor. 
12. Laser 
Laser merupakan sebuah akronim dari Amplification By Stimulated Emission 
Of Radiation. Pembahasan tentang laser tidak dapat terlepas dari eksitasi 
electron, yaitu berpindahnya sebuah electron ke tingkat energy yang lebih tinggi. 
Elektron yang sudah pindah ke tingkat energi yang lebih tinggi ini berada dalam 
keadaan tidak stabil. Elektron ini selalu berusaha untuk kembali ke keadaan 
awalnya dengan cara melepaskan kelebihan energi tersebut. Energi yang 
dilepaskan berbentuk foton (energi cahaya) yang memiliki panjang gelombang 
tertentu (warna tertentu) sesuai dengan tingkat energinya. Ini yang disebut 
radiasi atom. Pada lampu senter ataupun lampu neon biasa, cahaya yang 
dihasilkan menuju ke segala arah dan memiliki bermacam panjang gelombang 
dan frekuensi (incoherent light). Hasilnya adalah cahaya yang sangat lemah. 
Pada teknologi laser, cahaya yang dihasilkan mempunyai karakteristik 
tersendiri yaitu monokromatik (satu panjang ge lombang yang spesifik), koheren
(pada frekuensi yang sama), dan menuju satu arah yang sama sehingga 
cahayanya menjadi sangat kuat, dan terfokus. 
Ada bermacam media yang dapat di gunakan untuk menghasilkan sinar laser, 
misalnya solid state laser (menggunakan bahan padat sebagai medianya; 
contoh: batu ruby), dan gas laser (misalnya gas helium, neon, CO 2 ). Kekuatan 
laser sangat bervariasi, berg antung pada panjang gelo mbang yang 
dihasilkannya. Sebagai perbandingan, panjang gelombang yang dihasilkan ruby 
laser adalah 694 nm (6,94x10 -7 m), sedangkan panjang gelombang yang 
dihasilkan gas CO 2 adalah 10.600 nm (1,06x10 -5 m). Batu ruby (CrAlO 3 ) 
menghasilkan sinar laser berwarna. 
13. Fiber Optik pada system Komunikasi 
fiber optic banyak dipakai sebagai medi transmisi data maupun informasi 
dengan kecepatan yang tinggi dengan sedikit error, karena tidak ada interfrensi 
elektromagnetik pada fiber optik. Dimana diagram blok dari system fiber optic 
dapat dilihat pada gambar berikut. 
Informasi dalam bentuk elektronik haris diubah dalam bentuk digital 
menggunakan komponen encoder. Selanjutnya sinya digital elektrik tersebut 
harus di ubah dalam bentuk optical (photonic) dengan menggunkan komponen 
electrical to optical converter. Komponen ini biasanya berupa sebuah laser 
semikonduktor yang meng emisikan cahaya monokromatik dan koheren. Output 
dari laser ini adalah sebuah pulsa-pulsa cahaya. Pulsa pulsa cahaya ini 
kemudian menuju kabel fiber optic untuk kemudian di transmisikan ke tujuan, 
yang diperlukan sebuah repeater untuk menguatkan. Kemudian pada bagian 
penerima, pulsa cahaya tersebut perlu diubah kembali menjadi digital electrical 
menggunakan komponen optical to electrical converter. 
Komponen dari fiber optic antara lain adalah core, cladding dan coating. 
Dimana dapat dilihat pada gambar berikut.
Dimana material yang biasa digunakan adalah sebuah silica dengan 
kemurnian yang tinggi, diameter dari fiber optic adalah sekitar 5-10 . 
Sinar dalam fiber optik berjalan melalui inti dengan secara memantul dari 
cladding, dan hal ini disebut total internal reflection, karena cladding sama 
sekali tidak menyerap sinar dari inti. Akan tetapi dikarenakan ketidakmurnian 
kaca sinyal cahaya akan terdegradasi, ketahanan sinyal tergantung pada 
kemurnian kaca dan panjang gelombang sinyal.

More Related Content

What's hot

Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
Hana Dango
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
Rfebiola
 
interaksi radiasi dengan materi
interaksi radiasi dengan materiinteraksi radiasi dengan materi
interaksi radiasi dengan materi
Dwi Karyani
 
Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor
Ida Farida Ch
 
Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)
kemenag
 
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)
SMP IT Putra Mataram
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
keynahkhun
 

What's hot (20)

Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
interaksi radiasi dengan materi
interaksi radiasi dengan materiinteraksi radiasi dengan materi
interaksi radiasi dengan materi
 
Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor Konduktor dan semikonduktor
Konduktor dan semikonduktor
 
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek FotolistrikLaporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherford
 
Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Termodinamika modul
Termodinamika modulTermodinamika modul
Termodinamika modul
 
Reaksi inti
Reaksi intiReaksi inti
Reaksi inti
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
 
Fisika Zat Padat
Fisika Zat PadatFisika Zat Padat
Fisika Zat Padat
 
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Fisika Inti
Fisika Inti Fisika Inti
Fisika Inti
 
Peluruhan alfa
Peluruhan alfaPeluruhan alfa
Peluruhan alfa
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNGLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
 
[Material elektroteknik] buku
[Material elektroteknik] buku[Material elektroteknik] buku
[Material elektroteknik] buku
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 

Similar to Sifat optik material (callister chapter 21)

Analisis spektrometri
Analisis spektrometriAnalisis spektrometri
Analisis spektrometri
Nozha Diszha
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikel
Siti Hartati
 
Pertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ssPertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ss
adeenurhayati
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikel
auliarika
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
nail fisika
 

Similar to Sifat optik material (callister chapter 21) (20)

tugas1
tugas1tugas1
tugas1
 
interferensi dan difraksi
interferensi dan difraksiinterferensi dan difraksi
interferensi dan difraksi
 
Makalah 4
Makalah 4Makalah 4
Makalah 4
 
Laporan spektronic
Laporan spektronicLaporan spektronic
Laporan spektronic
 
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptxKONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
 
Analisis spektrometri
Analisis spektrometriAnalisis spektrometri
Analisis spektrometri
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikel
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Pertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ssPertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ss
 
Spektroskopi (pendahuluan)
Spektroskopi (pendahuluan)Spektroskopi (pendahuluan)
Spektroskopi (pendahuluan)
 
Bab ii tinjauan pustaka
Bab ii  tinjauan pustakaBab ii  tinjauan pustaka
Bab ii tinjauan pustaka
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikel
 
Elektron
ElektronElektron
Elektron
 
Modul kuliah-fakultas-farmasi-universitas-sanata-dharma-yogyakarta-spektrosko...
Modul kuliah-fakultas-farmasi-universitas-sanata-dharma-yogyakarta-spektrosko...Modul kuliah-fakultas-farmasi-universitas-sanata-dharma-yogyakarta-spektrosko...
Modul kuliah-fakultas-farmasi-universitas-sanata-dharma-yogyakarta-spektrosko...
 
Makalah photonic devices (fix)
Makalah photonic devices (fix)Makalah photonic devices (fix)
Makalah photonic devices (fix)
 
Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitam
 
Fisika Kuantum part 5
Fisika Kuantum part 5Fisika Kuantum part 5
Fisika Kuantum part 5
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitam
 

More from Dionisius Kristanto (6)

Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]
Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]
Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]
 
Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]
Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]
Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]
 
Lapres Akustik & Getaran [Noise Barrier]
Lapres Akustik & Getaran [Noise Barrier]Lapres Akustik & Getaran [Noise Barrier]
Lapres Akustik & Getaran [Noise Barrier]
 
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
 
lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
lapres Akustik & Getaran [noise mapping] lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
 
MAKALAH SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER
MAKALAH SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER MAKALAH SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER
MAKALAH SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER
 

Recently uploaded

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJARAKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdfBukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 

Sifat optik material (callister chapter 21)

  • 1. SIFAT OPTIK MATERIAL KONSEP DASAR 1. Pendahuluan Yang dimaksud dengan sifat optic suatu material adalah respon material tersebut terhadap paparan gelombang elektromaknetik, radiasi, khususnya untuk range cahaya tampak. Pada pembahasan sifat optic material ini, pertama tama akan dibahas tentang prinsip-prinsip dasar dan konsep yang berkaitan dengan sifat elektromaknetik, radiasi dan interaksinya dengan benda padat. Berikutnya adalah tentang sifat optic dari bahan/ logam yang meliputi karakteristik adsorbs, refleksi dan transmisi. Pada bagian akhir aan dipelajari tentang, luminescence, fotokonduktivitas, laser, serta pemanfaatan sifat optis material ini pada serat optic di bidang komunikasi. 2. Radiasi Elektromaknetik Radiasi elektromagnetik dianggap seperti gelombang, dimana gelombang tersebut terdiri dari komponen listri dan magnet yag saling tegak lurus satu sama lain. Macam macam bentuk radiasi elektromagneti antara lain adalah cahaya, panas, gelombag radio, dan x ray. Dimana yang membedakan adalah panjang gelombangnya. Spectrum dari radiasi elektromagnetik beserta panjang gelombang nya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Semua radiasi elektomganetik memiliki kecepatan yang sama saat melalui sebuah vakum, yaitu sebesar 3x108m/s (186,000 miles/s). Yang kemudian besaran tersebut kita sebut sebagai konstanta C, dimana konstanta C tersebut dipengaruhi oleh permitivitas listrik dari vakum dan permeabilitas magnetik ruang hampa. Dan dapat dinyatakan dengan persamaan. Sedangakan hubungan C dengan frekwensi dan panjang gelombang dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut.
  • 2. Jika kita pandang radiasi elektromagnetik dari prespektif mekanika kuantum, dimana radiasi bukan terdiri dari gelombang melainkan tersusun atas paket-peket energy yang disebut foton (E), maka foton (E) tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan berikut. Dimana konstanta h adalah konstanta plank dengan nilai 6.63x10−34 J-s 3. Interaksi Cahaya dan Benda Padat Ketika cahaya diemisikan dari suatu medium ke medium lain, misalnya dri udara menuju padatan. Ada beberapa hal yang terjadi, sebagian akan di transmisikan melalui medium tersebut, bebrapa akan diserap dan terjadi proses adsorbsi. Dan beberapa akan dipantulkan atau terjadi proses refleksi. Dimana intensitas dari cahaya yang ditansmisikan ke mediun tersebut (Io) harus sama dengan intensitas cahaya yang di transmisikan, di adsobsi, da di pantulkan (퐼푇,퐼퐴, 퐼푅 ), yang data dinyatakan dengan persamaan berikut. Bentuk lain dari persamaan diatas adalah sebagai berikut. Dimana T,A dan R mewakili, transmisifitas (퐼푇 /퐼0), absorbsifitas (퐼퐴/퐼0 ) dan refleksifitas (퐼푅 /퐼0). Pada bahasan ini muncul istilah bahan transparan, yang berarti sebuah material yang mentransmisikan cahaya dengan sedikit adsorbsi dan rerleksi. Serta Translucent (tembus cahaya) material. Adalah material yang dapat mentransmisikan cahaya tetapi sebagian diserap dan dipantulkan, dan bahan opaque (buram). Adalah material yang tidak dapat mentransmisikan cahaya, dimana jika terdapat cahaya yang diemisikan langsung diserap atau dipantulkan. 4. Interaksi Atom dan Elektronik Fenomena optik yang terjadi pada benda padat melibatkan interaksi antara radiasi elektromagnetik dan atom, ion, serta elektron. Dimana terdapat dua hal yang paling penting dari interaksi tersebut antara lain polarisasi elektronik dan energy yang dihasilkan oleh transisi elekron. a. Polarisasi Elektronik
  • 3. Terdapat dua akibat dari polarisasi ini antara laian adalah, yang pertama, beberapa energi radiasi akan diserap, dan yang kedua gelombang cahaya akan terhambat kecepatan nya saat melewati mediun yang dapat dilihat pada fenomena pembiasan. b. Transisi Elektron Transmisi dan emisi dari rediasi elektromagnetik melibatkan trasisi electron dari suatu tingkat energy ke tingkat energy lain. Yang mengakibatkan perubahan energy pada electron tersebut.perubahan energy pada electron (ΔE) tergantung pada frekwensi radiasi yang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut. SIFAT OPTIS PADA NON METAL 5. Refraksi/Pembiasan Cahaya yang ditansmisikan pada bahan transparan akan mengalami penurunan kecepatan sebagaimana telah dijelaskan dimana hal ini merupakan salah satu akubat dari transisi electron. Dan sebagai hasilnya, berkas cahaya tersebut akan dibengkokkan. Fenomena inilah yang disebut sebagai refraksi atau pembiasan. Index bias atau index refraksi didefinisikan sebagai perbandingan antara kecepatan cahaya di vakum (c) dan kecepatan cahaya dalam mediun yang dilewati (v). Untuk menghitung nilai kecepatan cahaya dalam medium (v) digunakan persamaan sebagai berikut. Dimana ε dan μ masing masing adalah permitifitas dan permeabilitas dari substansi penyusun mediun tersebut. Sehingga bila digabungkan dengan persamaan sebelum nya akan menjadi sebagai berikut. Dimana ε푟 dan μ 푟 masing masing adalah konstanta dielektrik dan permeabilitas magnetic relative, karena sebagian besar material non metal adalah kurang bersifat magnet maka dapat diasumsikan bahwa μ 푟=1, sehingga persamaan menjadi. 6. Refleksi/Pemantulan
  • 4. Ketika cahaya dilewatkan pada mediun satu ke mediun yang lain yang memiliki perbedaan index bias. Sebagian cahaya tersebut akan tersebar di permukaan di antara kedua mediun tersebut. Sehingga refleksifitas dapat dinyatak dengan persamaan sebagaiberikut. Jika cahaya dating tegak lurus terhadap permukaan mediun yang dituju, maka persamaan menjadi sebgai berikut. Dimana n1 dan n2 adalah indeks pantul dari kedua mediun yang bersangkutan. Ketika cahaya ditransimisikan dai vakum atau udara, menuju benda padat. Maka persamaan reflektifitas (R) menjadi sebagai berikut. 7. Absorbsi/Penyerapan Pada prinsipnya, cahaya di absorbs oleh sebuah material dengan dua mekanisme. Yang pertama adalah dengan mekanisme polarisasi elektronik, sedangkan menisme kedua adalah dengan melibatkan pita valensi dan pita konduksi transisi electron. Yang tergantung terhadap struktur pita energy electron pada sebuah material. Penyerapan foton dapat terjadi dengan promosi atau eksitasi dari electron dari fita valensi terdekat, yang melewati perbatansan pita valensi dan konduksi (band gap), menuju ke daerah kosong di pita konduksi, sehingga pada pita konduksi terdapat elektro bebas dan pada pita konveksi terdapat hole, ilustrasi dari proses tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
  • 5. Eksitasi yang disertai dengan absorbs ini dapat terjadi jika energy foton lebih besar dari band gap. Atau jika melibatkan panjang gelombang, maka persamaan diatas menjadi. Panjang gelombang minimum yang dapat ditoleransi untuk persamaan tersebut adalah sebesar 0.4 μm. Sedangkan 퐸푔max untuk absorbsi cahaya tampak dapat dihitung dengan persamaan. Dari band gap maksimum yang diperoleh tersebut dapat diartikan jika sebuah bahan memiliki band gap lebih dari 3.1 eV. Maka tidak ada cahaya yang di absorbsi. Koefisien absorbsi dari sebuah material dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut. Dimana 퐼′푇 adalah intensitas radiasi yang tidak ter absorbsi, 퐼′0 adalah intensitas radiasi yang tidak dipantulkan. Sedangkan β adalah koefisien absorbsi (in 푚푚−1 )
  • 6. 8. Transmisi Fenomena pembiasan (refreksi), pemantulan (refleksi) dan penyerapan (absorbsi) dapat di aplikasikan pada fenomena cahaya saat melewati bahan padat yang transparan. Dimana intensitas transmisi, dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut. Ilustrasi dari transimi dapat dilihat pada gambar berikut. 9. Warna Material transparan terlihat berwarna sebagai konsekwensi dari panjang gelombang spesifik yang diserap. Warna jdapat dilihat sebagai hasil kombinasi dari panjang gelombang yag di transmisikan. Jika absorbsi seragam untuk semua panjang gelombang tampak maka material tersebut terlihat kurang berwarna. Jadi fenomena terjadinya warna sangat berhubungan erat dengan absorbsi. Biasanya dalam adsorbsi melibatkan eksitasi electron seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan tentang adsorbsi. Salah satu situasi seperti melibatkan material semikonduktor yang memiliki band gap diantara range energy foton untuk cahaya tampak. Sehingga sebagian kecil cahaya tampak, yang memiliki energy lebih keci dari pada Eg dapat di adsorbsi oleh pita valensi dan pita konduksi electron transisi. Sehingga warna bergantung pada distribusi frekwensi cahaya yag di transmisikan dan di pancarkan. Sebagai contoh cadmium sulfide (CdS) mempunyai band gap sebesar 2.4 eV, sehingga hanya akan menyerap foton yag memiliki energy lebih besar dari 2.4 eV, dimana foton dengan energy tersebut sangat identik dengan warna biru dan ungu pada spectrum tampak. Sebagaian dari energy ini diradiasikan kembali sebagai cahaya yang memiliki panjang gelombang lain. cadmium sulfide (CdS) memiliki warna kuning-orange yang merupakan kobianasi dari cahaya yang di transmisikan
  • 7. APLIKASI FENOMENA OPTIS 10. Luminesence Beberapa material dapat menyerap energy dan kemudian memancarkan sebuah cahaya tampak, fenomena ini dikenal dengan Luminesence. Energy diserap ketika electron promosi menuju tingkat energy yang lebih tinggi, sedangkan cahaya tampak dipancarkan saat electron tersebut kembali ke tingkat energy yang lebih rendah. Jika pancaran terjadi dengan waktu yang sangat singkat kurang dari satu detik, maka dinamakan floyrescence, sedangkan bila pancaran memiliki waktu yang lebih lama, maka dinamakan phosphorescence. Contoh dari fenomena Luminesence ini salah satunya adalah pada benda benda fosfor yang dapat menyala dalam gelap beberapa saat. 11. Fotokonduktivitas Fotokonduktivitas adalah fenomena optik dan listrik di dalam suatu material yang menjadi lebih konduktif ketika menyerap radiasi elektromagnet seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet, sinar inframerah, atau radiasi gamma. Ketika cahaya diserap oleh sebuah material seperti semikonduktor, jumlah dari perubahan elektron bebas dan hole meningkatkan konduktivitas listrik dari semikonduktor. Eksitasi cahaya yang menumbuk semikonduktor harus mempunyai cukup energi untuk meningkatkan jumlah elektron yang menyebrangi daerah terlarang atau oleh eksitasi pengotoran dalam daerah band gap. Fotokonduktivitas merupakan suatu fenomena umum yang biasa dimiliki pada bahan semikonduktor. Dimana bahan semikonduktor akan meningkat harga konduktivitasnya apabila dikenai cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Fenomena fotokonduktivitas juga dapat diamati pada bahan polimer (isolator) yang mana mempunyai sifat model energi yang sama dengan bahan semikonduktor. 12. Laser Laser merupakan sebuah akronim dari Amplification By Stimulated Emission Of Radiation. Pembahasan tentang laser tidak dapat terlepas dari eksitasi electron, yaitu berpindahnya sebuah electron ke tingkat energy yang lebih tinggi. Elektron yang sudah pindah ke tingkat energi yang lebih tinggi ini berada dalam keadaan tidak stabil. Elektron ini selalu berusaha untuk kembali ke keadaan awalnya dengan cara melepaskan kelebihan energi tersebut. Energi yang dilepaskan berbentuk foton (energi cahaya) yang memiliki panjang gelombang tertentu (warna tertentu) sesuai dengan tingkat energinya. Ini yang disebut radiasi atom. Pada lampu senter ataupun lampu neon biasa, cahaya yang dihasilkan menuju ke segala arah dan memiliki bermacam panjang gelombang dan frekuensi (incoherent light). Hasilnya adalah cahaya yang sangat lemah. Pada teknologi laser, cahaya yang dihasilkan mempunyai karakteristik tersendiri yaitu monokromatik (satu panjang ge lombang yang spesifik), koheren
  • 8. (pada frekuensi yang sama), dan menuju satu arah yang sama sehingga cahayanya menjadi sangat kuat, dan terfokus. Ada bermacam media yang dapat di gunakan untuk menghasilkan sinar laser, misalnya solid state laser (menggunakan bahan padat sebagai medianya; contoh: batu ruby), dan gas laser (misalnya gas helium, neon, CO 2 ). Kekuatan laser sangat bervariasi, berg antung pada panjang gelo mbang yang dihasilkannya. Sebagai perbandingan, panjang gelombang yang dihasilkan ruby laser adalah 694 nm (6,94x10 -7 m), sedangkan panjang gelombang yang dihasilkan gas CO 2 adalah 10.600 nm (1,06x10 -5 m). Batu ruby (CrAlO 3 ) menghasilkan sinar laser berwarna. 13. Fiber Optik pada system Komunikasi fiber optic banyak dipakai sebagai medi transmisi data maupun informasi dengan kecepatan yang tinggi dengan sedikit error, karena tidak ada interfrensi elektromagnetik pada fiber optik. Dimana diagram blok dari system fiber optic dapat dilihat pada gambar berikut. Informasi dalam bentuk elektronik haris diubah dalam bentuk digital menggunakan komponen encoder. Selanjutnya sinya digital elektrik tersebut harus di ubah dalam bentuk optical (photonic) dengan menggunkan komponen electrical to optical converter. Komponen ini biasanya berupa sebuah laser semikonduktor yang meng emisikan cahaya monokromatik dan koheren. Output dari laser ini adalah sebuah pulsa-pulsa cahaya. Pulsa pulsa cahaya ini kemudian menuju kabel fiber optic untuk kemudian di transmisikan ke tujuan, yang diperlukan sebuah repeater untuk menguatkan. Kemudian pada bagian penerima, pulsa cahaya tersebut perlu diubah kembali menjadi digital electrical menggunakan komponen optical to electrical converter. Komponen dari fiber optic antara lain adalah core, cladding dan coating. Dimana dapat dilihat pada gambar berikut.
  • 9. Dimana material yang biasa digunakan adalah sebuah silica dengan kemurnian yang tinggi, diameter dari fiber optic adalah sekitar 5-10 . Sinar dalam fiber optik berjalan melalui inti dengan secara memantul dari cladding, dan hal ini disebut total internal reflection, karena cladding sama sekali tidak menyerap sinar dari inti. Akan tetapi dikarenakan ketidakmurnian kaca sinyal cahaya akan terdegradasi, ketahanan sinyal tergantung pada kemurnian kaca dan panjang gelombang sinyal.