Pedoman dasar karang taruna ini merupakan materi yang akan disampaikan pada pelatihan karang taruna Perkab (persatuan karang taruna Blagung) pada tanggal 5 Maret 2016 yang berlokasi di Balai Desa Blagung. Pedoman dasar karang taruna memberikan acuan dan gambaran untuk memebentuk, melaksankan, dan membina karang taruna tingkat desa
Pedoman dasar karang taruna ini merupakan materi yang akan disampaikan pada pelatihan karang taruna Perkab (persatuan karang taruna Blagung) pada tanggal 5 Maret 2016 yang berlokasi di Balai Desa Blagung. Pedoman dasar karang taruna memberikan acuan dan gambaran untuk memebentuk, melaksankan, dan membina karang taruna tingkat desa
materi Ini adalah milik ust fauzul adhim (penulis buku buku best dan pakar parenting islam indonesia), Saya sudah ijin untuk publish dan penulis mempersilahkan materi ini di copy paste dan share untuk kebaikan.
denganharapan ini sebagai salah satu jariyah beliau juga
materi Ini adalah milik ust fauzul adhim (penulis buku buku best dan pakar parenting islam indonesia), Saya sudah ijin untuk publish dan penulis mempersilahkan materi ini di copy paste dan share untuk kebaikan.
denganharapan ini sebagai salah satu jariyah beliau juga
penanaman nilai-nilai karakter pada anak usia dini sangat lah penting karena akan berdampak baik untuk masa depan anak tersebut. disini peran pendidik dan orang tua sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan perrkembangan karakter nya.
Budaya Sekolah dan Pencegahan Tindak Kekerasankurtilas789
Materi TPK Kab/Kota: oleh-oleh dari Workshop Penguatan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Jenjang SMP Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015
(Surakarta, 7-11 September 2015)
2. Fasilitator
Subagyo
Fasilitator Disiplin Positif dan Pencegahan Bullying
Pengawas SMP Dinas Pendidikan Kota Semarang
HP/WA : 085292158730
Email : subagyosubagyo29@yahoo.com
PENGALAMAN MELATIH
1. Fasilitator Dispo dan pencegahan bullying di SMPN 17,33,11
dan 41 sebagai sekolah interfensi dan kontrol kota Semareng
program UNICEF
2. Fasilitator Dispo dan pencegahan bullying bagi guru di kab
Dumai Sumatra program KPPPA
3. Fasilitator Dispo dan pencegahan bullying bagi Dosen STIKIP
dan pengawas sekolah di Kab Sorong Papua Barat progran
UNICEF
4. Fasilitator Dispo dan pencegahan bullying di Ponpes ramah
anak di kab Rembang program KPPPA
5. Fasilitator Dispo dan pencegahan bullying pada sekolah
ramah anak program DP3A Kota Semarang.
6. Fasilitator Dispo dan pencegahan bullying pada gugus tugas
pengembangan KLA program DP3AKB Jateng.
6. TUJUAN
Mengenalkan Pendekatan Disiplin positif sebagai salah satu
pendekatan disiplin siswa oleh guru,yang bertumpu pada
pengembangan tanggungjawab dan kesadaran kritis siswa.
Menginisiasi penerapan disiplin positif oleh para guru &
Kepala Sekolah dan Pengawas sekolah dalam proses
belajar mengajar di sekolah, dengan menjadikan diri sebagai
TELADAN DISIPLIN secara POSITIF.
7. MATERI
1. Pengenalan Hak Anak dan UUPA
2. Dampak penggunaan hukuman terhadap perkembangan anak.
3. Memahami prilaku negatif dan bullying.
4. Memahami Disiplin Positif .
5. Penerapan konsekuensi logis
6. Dorongan dan penguatan .
7. Integrasi Disiplin positif dalam pembelajaran.
8. Pendekatan secara menyeluruh dalam penerapan Dispo di Sekolah.
9. RTL
8. KONTRAK BELAJAR
• Mengikuti semua proses dengan baik
• HP dalam mode “GETAR”
• Menerima Telp di luar ruangan
• Hadir Tepat Waktu
• Bertanya dg mengangkat tangan
• Bertanyalah bila dibutuhkan
• Temukan pembelajaran dan filosofinya
9.
10. PERATURAN
MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG
KEBIJAKAN SEKOLAH RAMAH ANAK
Ps 1 ayat 3
Sekolah Ramah Anak yang selanjutnya disingkat SRA adalah
satuan pendidikan formal, nonformal, dan informal yang aman,
bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup,
mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak anak dan
perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan
salah lainnya serta mendukung partisipasi anak terutama dalam
perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan, dan
mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan
anak di pendidikan.
12. INDIKATOR SEKOLAH RAMAH ANAK
Adanya kebijakan sekolah tentang Sekolah
Ramah Anak
Program dan fasilitas kesehatan di Satuan
pendidikan
Lingkungan dan infra struktur yang aman,
nyaman, sehat, dan bersih, serta aksesibel yang
memenuhi SNI konstruksi dan bangunan .
Adanya partisipasi anak
13. INDIKATOR SEKOLAH RAMAH ANAK
Penanaman nilai-nilai luhur dan seni
budaya
Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
terlatih
Adanya program keselamatan di satuan
pendidikan
Adanya peran serta masyarakat dan dunia
usaha di satuan pendidikan
17. 1.Proses pendidikan tidak harus identik dg kekerasan,
dan ketegasan bukan berarti meluapkan kemarahan dg
kekerasan, tetapi proses belajar disekolah harus
dianalogikan sebagai tempat dimana warga
sekolahharus berada dalam situasi yg menyenagkan.
2.Sekolah Ramah Anak ( SRA ) , Disiplin positif
menjadi salah satu unsur terpenting didalamnya.
18. 3.Hasil berbagai penelitian oleh para
ahli dibanyak negara menunjukkan
bahwa,pengunaan hukuman sebagai
bentuk “ pendisiplinan “ ternyata
berdampak negatif bagi perkembangan
anak, anak menjadi trauma, takut,
minder,kreatifitas menurun dll.
19. 4. Oleh karena itu, hukuman seharusnya tidak
lagi digunakan oleh guru dalam mendidik
siswa. Salah satu alternatif pengganti dari
penggunaan hukuman adalah penerapan …
“DISIPLIN POSITIF”
20. Salah satu alternatif pengganti hukumanadalah
penerapan Disiplin positif
Disiplin positif adalah pendekatan “pedagogik”
yg didasarkan pada kekuatan tindakan positif,
rasatanggung jawab ( konsekuensi ) pemahaman
( logis ), dialog,dan penghargaan terhadap hak dan
kebutuhan perkembangan anak .
21.
22. ( menurut orang dewasa )
Anak yang tidak mau menuruti
perintah / keinginan orang
dewasa (termasuk orang tua)
dan dianggap berperilaku
diluar kewajaran (negatif)
23. ... itu bagian dari pertumbuhan
& perkembangannya
... Itu adalah wujud dari
kurangnya pengetahuan (kesadaran),
ketidakefektifan ketrampilan dan
perilaku yang berkembang tidak
efektif, dan “patah hati”nya.
24. untuk merasa dimiliki/memiliki
serta bernilai, yang berwujud :
Mendapat perhatian / diperhatikan
Menunjukkan kekuasaan
Membalas Dendam
Menghindari kegagalan/ketidakmampuan
25.
26. Upaya mengontrol perilaku seseorang
dengan memberi rasa takut / ancaman
fisik, maupun emotional dengan
mempermalukan dan mengancam.
27. Bila hukuman ( tanpa /dengan kekerasan ) hanya memberikan
rasa takut, trauma, tertekan dan memberi rasa malu ........
Bila Hukuman tidak lagi digunakan .... Lalu apa
yang harus dilakukan .... Untuk membuat anak
berperilaku baik ??
28. Membiarkan anak
melakukan hal-hal
sekehendak hatinya
Hukuman = Upaya mengontrol
perilaku seseorang dengan
memberi rasa takut/ancaman
fisik, maupun emotional
(mempermalukan) dan
mengancam.
HUKUMAN PEMBIARAN
NEGATIF NEGATIF
29. “Tujuan utama mendisiplinkan adalah agar anak memahami (sadar) akan
tingkah lakunya sendiri, bertanggung jawab atas tindakannya, serta
menghormati dirinya sendiri dan juga orang lain. Dengan kata lain,
disiplin menanamkan proses pemikiran dan perilaku positif sepanjang
hidup anak.”
Katharine C. Don’t Jime It Out On Your Kids: A Parent’s and Teacher’s Guide to Positive Discipline.
http://www.cei.net/~rcox/dontake.html [10/10/2005. Pukul 12.00] dan UNESCO. Op. Cit. Hal 20
MENDIDIK anak untuk memahami
bagaimana berperilaku yang pantas
(membangun kesadaran), DILATIH
untuk bertanggungjawab sehingga
mampu mengendalikan perilakunya
sediri
BILA
ANAK
TIDAK
PERLU
DIHUKU
M
DISIPLIN
POSITIF
30. Tunjukkan
empati &
kepedulian
Mintakan pendapat
anak terkait dampak
dari tindakan
negatifnya
Berikan contoh
dampak; dan tanya
lagi pendapat anak
Dialogkan pilihan solusi
untuk mengatasi
penyebab dan
dampaknya
Tegaskan
Pembelajaranny
a
Berikan
Dorongan
dan
Penguatan
Positif
kepada Anak
LANGKAH MENERAPKAN
KONSEKUENSI LOGIS
Dalami
penyebab dari
Tindakan
negatif anak
Bangun
kesepakatan
dengan anak
untuk
penerapan
pilihan
solusi
Dialogkan Apa
yang akan
dilakukan bila
kesepakatan
dilanggar lagi
Tegaskan
Kesepakata
n & Beri
Motivasi
untuk anak
31. 1. Holistik /menyeluruh
Pendekatan disiplin positif harus didasarkan
pada kesadaran bahwa semua aspek proses
belajar dan perkembangan anak saling
mempengaruhi satu dengan yang lain.
PRINSIP-PRINSIP DISIPLIN POSITIF
32. 2. Kekuatan anak
Setiap anak memilik kekuatan,
kemampuan dan talenta, dan setiap
tindakan pendidikan (termasuk
disiplin) bertujuan mendorong dan
mengoptimalkan kemampuan dan
perkembangan mereka.
Kesalahan tidak dilihat sebagai
kegagalan, melainkan kesempatan
untuk belajar dan mengembangkan
diri.
33. 3. Konstruktif:
• Pendidikan berperan dalam
menumbuhkan penghargaan dan
kepercayaan diri, mengembangkan
kemerdekaan dan kemandirian, dan
mengembangkan self-efficacy.
• Dari pada menghukum anak karena
kesalahan akademis dan perilaku tidak
sesuai, pendidik lebih baik menjelaskan,
mendemonstrasikan dan meneladankan
perilaku yang dapat dipelajari anak.
Pendidik sebaiknya mencoba memahami
dan ‘menuntun’ anak secara positif
daripada mencoba mengontrol perilaku
anak.
34. 4. Inklusif:
• Disiplin positif menghargai perbedaan setiap individual
anak dan kesamaan hak. Disiplin positif, menekankan pada
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, kekuatan
dan kemampuan sosial anak.
35. 5. Proaktif
• Disiplin positif fokus membantu anak
agar mampu bertahan hingga masa
depan. Pendidik harus merespon
permasalahan dengan fokus pada
menemukan dan mengatasi akar masalah
(kesulitan dan masalah yang menjadi
penyebab anak berperilaku negatif),
tidak sekedar memberikan respon yang
reaktif.
• Oleh karena itu disiplin positif fokus
pada apa yang dapat dipelajari anak
untuk menjadi ‘modal’ dimasa yang akan
datang, tidak sekedar menghentikan
perilaku yang sedang terjadi (jangka
pendek).
36. 6.Partisipatoris
• Disiplin positif harus melibatkan
anak/siswa dalam memahami tindakan
dan mengatasi masalah mereka. Ini
merupakan bagian dari proses belajar
mereka sendiri. Guru dan orang tua
tidak lagi mengontrol dan menekan
(menasehati), tetapi lebih banyak
mendengarkan pendapat dan perspektif
anak, serta memfasilitasi agar
anak/siswa mampu mengambil
keputusan yang sesuai.
37. PENDEKATAN
DISIPLIN POSITIF Respectfull Related
ReasenableDialogis
Memahami & Mengenali Perilaku
Anak
Memberikan Penguatan dan
dorongan positif
Dialog
Mendalami Penyebab & Tujuan
Perilaku Tidak Baik anak
Mengembangkan Konsekuensi
Logis
Temu Kenali
Pilihan Solusi
Bangun Kesepakatan Untuk
Solusi Pilihan
39. SKENARIO PENERAPAN
KONSEKUENSI LOGIS
DIALOG PENERAPAN
Dialogkan dalam
Mengkondisikan
-
-
-
-
Dalogkan Dalami penyebab dari
Tindakan negatif anak
-
-
-
Dialogkan mengatasi penyebab
dan dampaknya
-
-
-
40. SKENARIO PENERAPAN
KONSEKUENSI LOGIS
DIALOG PENERAPAN
Dialogkan pilihan solusi untuk
mengatasi penyebab dan
dampaknya
-
-
-
-
Bangun kesepakatan dengan
anak untuk penerapan pilihan
solusi
-
-
-
Dialogkan Apa yang akan
dilakukan bila kesepakatan
dilanggar lagi
-
-
-
41. Jika anak dibesarkan dengan Celaan
maka ia belajar Memaki
Jika anak dibesarkan dengan Permusuhan,
maka ia belajar Berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan Ketakutan,
maka ia belajar Gelisah
42. Jika anak dibesarkan dengan Rasa Iba
maka ia belajar Menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan Olok-olok,
maka ia belajar Rendah Diri
Jika anak dibesarkan dengan Iri Hati,
maka ia belajar Kedengkian
43. Jika anak dibesarkan dengan Dorongan
maka ia belajar Percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan Toleransi,
maka ia belajar Menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan Pujian Tulus,
maka ia belajar Menghargai
44. Jika anak dibesarkan dengan Penerimaan
maka ia belajar Mencintai
Jika anak dibesarkan dengan Dukungan,
maka ia belajar Menyenangi Diri
Jika anak dibesarkan dengan Pengakuan,
maka ia belajar Mengenal Tujuan
45. Jika anak dibesarkan dengan Berbagi
maka ia belajar Kedermawaan
Jika anak dibesarkan dengan Kejujuran &
Keterbukaan maka ia belajar Kebenaran &Keadilan
Jika anak dibesarkan dengan Rasa Aman,
maka ia belajar Menaruh Kepercayaan
46. Jika anak dibesarkan dengan Persahabatan
maka ia belajar menemukan cinta dalam hidup
Jika anak dibesarkan
dengan Ketentraman, maka
ia belajar Berdamai dengan
pikiran