Dokumen tersebut membahas konsep dasar keperawatan gawat darurat yang mencakup pengertian, cakupan, proses, sasaran, prinsip manajemen keadaan darurat, serta penerapan triage dan penanganan bencana. Keperawatan gawat darurat bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dengan memberikan perawatan segera dan stabilisasi pasien darurat.
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)pjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang merupakan sistem koordinasi berbagai unit kerja dan profesi untuk menyelenggarakan pelayanan darurat bagi korban darurat. SPGDT memiliki tiga fase yaitu pra rumah sakit, saat bencana, dan di rumah sakit. Modul ini juga menjelaskan komponen SPGDT seperti safe community, korban darurat, BNPB, dan unit gawat
Dokumen tersebut membahas konsep dasar triage dan penanganan keperawatan gawat darurat. Terdapat penjelasan mengenai klasifikasi pasien berdasarkan tingkat kegawatan dan daruratnya serta urutan prioritas penanganan berdasarkan sistem organ yang terancam. Dokumen ini juga menjelaskan konsep triase dalam keperawatan gawat darurat beserta kategori pasien berdasarkan warna label.
Dokumen tersebut membahas konsep Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) di Kabupaten Banyumas. SPGDT merupakan kerja sama lintas sektor dan profesi dalam menangani kasus gawat darurat baik sehari-hari maupun saat bencana dengan tujuan menyelamatkan jiwa dan mencegah kecacatan.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem triase dalam penanganan korban bencana. Sistem triase digunakan untuk menentukan prioritas perawatan korban berdasarkan tingkat keparahannya dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dibahas pula pengertian kegawatdaruratan, kasus yang dapat terjadi, prinsip triase, dan penanganan prioritas berdasarkan pengkajian primer ABC (Airway, Breathing, Circulation).
Dokumen tersebut membahas konsep dasar keperawatan gawat darurat yang mencakup pengertian, cakupan, proses, sasaran, prinsip manajemen keadaan darurat, serta penerapan triage dan penanganan bencana. Keperawatan gawat darurat bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dengan memberikan perawatan segera dan stabilisasi pasien darurat.
KB 2 Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)pjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang merupakan sistem koordinasi berbagai unit kerja dan profesi untuk menyelenggarakan pelayanan darurat bagi korban darurat. SPGDT memiliki tiga fase yaitu pra rumah sakit, saat bencana, dan di rumah sakit. Modul ini juga menjelaskan komponen SPGDT seperti safe community, korban darurat, BNPB, dan unit gawat
Dokumen tersebut membahas konsep dasar triage dan penanganan keperawatan gawat darurat. Terdapat penjelasan mengenai klasifikasi pasien berdasarkan tingkat kegawatan dan daruratnya serta urutan prioritas penanganan berdasarkan sistem organ yang terancam. Dokumen ini juga menjelaskan konsep triase dalam keperawatan gawat darurat beserta kategori pasien berdasarkan warna label.
Dokumen tersebut membahas konsep Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) di Kabupaten Banyumas. SPGDT merupakan kerja sama lintas sektor dan profesi dalam menangani kasus gawat darurat baik sehari-hari maupun saat bencana dengan tujuan menyelamatkan jiwa dan mencegah kecacatan.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem triase dalam penanganan korban bencana. Sistem triase digunakan untuk menentukan prioritas perawatan korban berdasarkan tingkat keparahannya dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dibahas pula pengertian kegawatdaruratan, kasus yang dapat terjadi, prinsip triase, dan penanganan prioritas berdasarkan pengkajian primer ABC (Airway, Breathing, Circulation).
Teks tersebut membahas sistem triase berbasis bukti bernama Emergency Severity Index (ESI) yang dikembangkan di Amerika Serikat. ESI mengelompokkan pasien IGD dalam lima kategori berdasarkan kondisi kesehatan dan sumber daya yang dibutuhkan, berbeda dengan sistem triase konvensional yang hanya memiliki tiga kategori. Tulisan tersebut menjelaskan bahwa ESI lebih cocok diterapkan di Indonesia karena perawat triase dapat dengan
Dokumen tersebut membahas tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang merupakan koordinasi multi sektor dan profesi untuk menyediakan pelayanan terpadu bagi korban darurat baik selama bencana maupun kondisi normal. SPGDT meliputi fase deteksi, supresi, pra rumah sakit, intra rumah sakit, dan antar rumah sakit dengan tujuan memberikan pertolongan yang cepat dan tepat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pasien di rumah sakit, (2) Mencakup pengertian, tujuan, unsur-unsur, etiologi, dan langkah-langkah pelaksanaan keselamatan pasien, (3) Langkah-langkah pelaksanaan mencakup standar kebersihan, dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi, dan metode sterilisasi.
Bahan ajar ini memberikan panduan bagi mahasiswa keperawatan dalam mata kuliah keperawatan gawat darurat. Isinya mencakup konsep dasar, peran perawat, triase, asuhan keperawatan untuk berbagai kondisi darurat.
Dokumen tersebut membahas tentang indikasi pasien masuk dan keluar ICU. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa pasien akan dimasukkan ke ICU jika memenuhi kriteria kebutuhan terapi intensif atau pemantauan, dengan memprioritaskan pasien yang membutuhkan terapi intensif. Sedangkan pasien akan dikeluarkan dari ICU jika kondisinya membaik dan tidak lagi membutuhkan terapi intensif. Kepala ICU bertanggung jawab menent
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang manajemen ICU di rumah sakit termasuk struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab personil, serta syarat ruang ICU.
2. Manajemen ICU melibatkan kepala ICU, dokter spesialis, perawat terlatih, dengan tujuan memberikan perawatan intensif bagi pasien kritis.
3. Syarat ruang ICU antara lain letak dekat unit gawat darurat, peralatan
Buku ini merupakan standar pelayanan ICU di rumah sakit yang dirangkum oleh tim ahli dari berbagai bidang kesehatan. Buku ini memperbarui standar pelayanan ICU tahun 1992 dan 1995 dengan menyesuaikan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan saat ini. Harapannya, standar ini dapat meningkatkan mutu pelayanan ICU secara nasional maupun internasional.
Dokumen tersebut membahas tentang Incident Command System (ICS) dan sistem tanggap darurat medis untuk penanganan korban banyak. ICS memiliki komponen komando, operasi, logistik, perencanaan, dan keuangan, sementara sistem tanggap darurat medis memiliki sektor pos pengendali, ekstrikasi, perawatan, transportasi, staging, pendukung, dan triage."
Konsep dan prinsip pelaksanaan Bantuan Hidup Dasar
Komponen pelaksana bantuan hidup dasar
Pelayanan kegawat daruratan kardiovaskuler
a. Bantuan Hidup Dasar
b. Rantai kelangsungan hidup
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koordinasi penanganan gawat darurat yang bersifat multi sektor dan multi profesi. Sistem ini meliputi tahapan pra rumah sakit, dalam rumah sakit, hingga rujukan antar rumah sakit. Dokumen juga membahas proses triase untuk menentukan prioritas pasien, serta prinsip-prinsip penanganan kegawatan darurat yang meliputi penjagaan saluran pernafasan, peredaran darah, dan
1. Dokumen tersebut membahas penanganan korban bencana di DKI Jakarta, termasuk korban ledakan bom di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton pada Juli 2009.
2. Dokumen ini juga menjelaskan organisasi penanggulangan bencana di DKI Jakarta yang terdiri dari unsur-unsur seperti Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta dan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana di tingkat kota/k
Studi diagnostik kb1 m1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan pros...pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur studi diagnostik. Dokumen menjelaskan prinsip-prinsip etik dan hukum yang harus dipatuhi perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, termasuk menghargai martabat pasien dan budaya lokalnya.
Modul ini membahas tentang penilaian awal korban bencana, kecelakaan, atau musibah. Penilaian awal sangat penting untuk menentukan prioritas penanganan dan tindakan resusitasi berdasarkan gangguan pada jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi. Modul ini menjelaskan langkah-langkah penilaian awal meliputi penilaian keadaan umum, penilaian respons, penilaian jalan napas dan pernapasan, serta penilaian sirkulasi dan perdar
TIK 1 KONSEP KGD DAN PROSES KEPERAWATAN.pptxAlfiRaihana
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Konsep keperawatan gawat darurat meliputi proses triage, pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi untuk memberikan perawatan cepat dan tepat bagi pasien darurat di unit gawat darurat. Proses tersebut bertujuan untuk menyelamatkan nyawa pasien dan menstabilkan kondisinya.
Teks tersebut membahas sistem triase berbasis bukti bernama Emergency Severity Index (ESI) yang dikembangkan di Amerika Serikat. ESI mengelompokkan pasien IGD dalam lima kategori berdasarkan kondisi kesehatan dan sumber daya yang dibutuhkan, berbeda dengan sistem triase konvensional yang hanya memiliki tiga kategori. Tulisan tersebut menjelaskan bahwa ESI lebih cocok diterapkan di Indonesia karena perawat triase dapat dengan
Dokumen tersebut membahas tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang merupakan koordinasi multi sektor dan profesi untuk menyediakan pelayanan terpadu bagi korban darurat baik selama bencana maupun kondisi normal. SPGDT meliputi fase deteksi, supresi, pra rumah sakit, intra rumah sakit, dan antar rumah sakit dengan tujuan memberikan pertolongan yang cepat dan tepat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pasien di rumah sakit, (2) Mencakup pengertian, tujuan, unsur-unsur, etiologi, dan langkah-langkah pelaksanaan keselamatan pasien, (3) Langkah-langkah pelaksanaan mencakup standar kebersihan, dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi, dan metode sterilisasi.
Bahan ajar ini memberikan panduan bagi mahasiswa keperawatan dalam mata kuliah keperawatan gawat darurat. Isinya mencakup konsep dasar, peran perawat, triase, asuhan keperawatan untuk berbagai kondisi darurat.
Dokumen tersebut membahas tentang indikasi pasien masuk dan keluar ICU. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa pasien akan dimasukkan ke ICU jika memenuhi kriteria kebutuhan terapi intensif atau pemantauan, dengan memprioritaskan pasien yang membutuhkan terapi intensif. Sedangkan pasien akan dikeluarkan dari ICU jika kondisinya membaik dan tidak lagi membutuhkan terapi intensif. Kepala ICU bertanggung jawab menent
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang manajemen ICU di rumah sakit termasuk struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab personil, serta syarat ruang ICU.
2. Manajemen ICU melibatkan kepala ICU, dokter spesialis, perawat terlatih, dengan tujuan memberikan perawatan intensif bagi pasien kritis.
3. Syarat ruang ICU antara lain letak dekat unit gawat darurat, peralatan
Buku ini merupakan standar pelayanan ICU di rumah sakit yang dirangkum oleh tim ahli dari berbagai bidang kesehatan. Buku ini memperbarui standar pelayanan ICU tahun 1992 dan 1995 dengan menyesuaikan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan saat ini. Harapannya, standar ini dapat meningkatkan mutu pelayanan ICU secara nasional maupun internasional.
Dokumen tersebut membahas tentang Incident Command System (ICS) dan sistem tanggap darurat medis untuk penanganan korban banyak. ICS memiliki komponen komando, operasi, logistik, perencanaan, dan keuangan, sementara sistem tanggap darurat medis memiliki sektor pos pengendali, ekstrikasi, perawatan, transportasi, staging, pendukung, dan triage."
Konsep dan prinsip pelaksanaan Bantuan Hidup Dasar
Komponen pelaksana bantuan hidup dasar
Pelayanan kegawat daruratan kardiovaskuler
a. Bantuan Hidup Dasar
b. Rantai kelangsungan hidup
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koordinasi penanganan gawat darurat yang bersifat multi sektor dan multi profesi. Sistem ini meliputi tahapan pra rumah sakit, dalam rumah sakit, hingga rujukan antar rumah sakit. Dokumen juga membahas proses triase untuk menentukan prioritas pasien, serta prinsip-prinsip penanganan kegawatan darurat yang meliputi penjagaan saluran pernafasan, peredaran darah, dan
1. Dokumen tersebut membahas penanganan korban bencana di DKI Jakarta, termasuk korban ledakan bom di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton pada Juli 2009.
2. Dokumen ini juga menjelaskan organisasi penanggulangan bencana di DKI Jakarta yang terdiri dari unsur-unsur seperti Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta dan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana di tingkat kota/k
Studi diagnostik kb1 m1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan pros...pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur studi diagnostik. Dokumen menjelaskan prinsip-prinsip etik dan hukum yang harus dipatuhi perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, termasuk menghargai martabat pasien dan budaya lokalnya.
Modul ini membahas tentang penilaian awal korban bencana, kecelakaan, atau musibah. Penilaian awal sangat penting untuk menentukan prioritas penanganan dan tindakan resusitasi berdasarkan gangguan pada jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi. Modul ini menjelaskan langkah-langkah penilaian awal meliputi penilaian keadaan umum, penilaian respons, penilaian jalan napas dan pernapasan, serta penilaian sirkulasi dan perdar
TIK 1 KONSEP KGD DAN PROSES KEPERAWATAN.pptxAlfiRaihana
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Konsep keperawatan gawat darurat meliputi proses triage, pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi untuk memberikan perawatan cepat dan tepat bagi pasien darurat di unit gawat darurat. Proses tersebut bertujuan untuk menyelamatkan nyawa pasien dan menstabilkan kondisinya.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang pentingnya keselamatan pasien di rumah sakit, rumusan masalah tentang pengertian, tujuan, dan standar keselamatan pasien khususnya di ruang instalasi rawat darurat, serta tujuan pembelajaran untuk mahasiswa.
Dokumen tersebut membahas tentang pengayaan praktikum pelayanan pasien di unit gawat darurat rumah sakit dengan sistem triage dan bantuan hidup dasar (BHD). Sistem triage digunakan untuk menentukan prioritas pasien berdasarkan tingkat keparahannya, sedangkan BHD memberikan bantuan ventilasi dan sirkulasi untuk menyelamatkan nyawa pasien yang mengalami henti napas atau henti jantung.
PERAN DAN TUGAS PERAWAT DALAM TAHAPAN TRIAGE DI.pptxSukmaFaida
Dokumen tersebut membahas peran dan tugas perawat dalam tahapan triase di unit gawat darurat rumah sakit. Perawat melakukan pengkajian primer pasien untuk menentukan level kebutuhan medisnya, namun belum sepenuhnya mandiri dan bekerja sama dengan dokter dalam penetapan level triase. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran perawat dalam proses triase demi meningkatkan pelayanan kesehatan darurat.
Triage Bencana, Stabilisasi, Transportasi dan Evakuasi pada Bencana.pptxAlva Cherry Mustamu
materi ini membahas tentang penanganan bencana, termasuk triage, stabilisasi pasien, transportasi medis, evakuasi, dan langkah-langkah keselamatan selama evakuasi. Dalam penanganan bencana, mitigasi bencana merupakan langkah kunci dalam penanganan bencana. Triage adalah proses pengelompokan pasien berdasarkan tingkat keparahan cedera atau penyakit, serta prioritas penanganan yang diperlukan. Stabilisasi pasien dalam konteks bencana merujuk pada upaya untuk menjaga kondisi medis pasien agar tidak memburuk dan memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup. Transportasi medis sangat penting dalam situasi bencana untuk memindahkan pasien dari lokasi bencana ke fasilitas medis yang lebih aman dan memadai. Evakuasi yang terorganisir sangat penting dalam situasi bencana untuk memindahkan orang-orang dari daerah yang terkena dampak bencana ke tempat yang lebih aman.
Dokumen tersebut membahas berbagai aspek keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain: (1) keselamatan pasien merupakan tanggung jawab bersama seluruh petugas kesehatan dan perlu pendekatan sistemik, (2) lingkungan kerja yang mendukung dan komunikasi yang efektif antar tim medis sangat penting untuk mencegah kesalahan, (3) teknologi modern berpotensi mening
1. TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG
TRIASE PADA PASIEN KECELAKAAN LALU LINTAS DI
INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH INDRAMAYU
TAHUN 2009
Oleh :
DEDEH DEWI KURNIASIH
NIM : E.08.01.007
2. Latar Belakang Masalah
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam penanggulangan penderita gawat darurat diantaranya
adalah dengan diadakannya pelatihan tentang
kegawatdaruratan sesuai dengan standar internasional,
khususnya untuk seorang perawat dan untuk tenaga
kesehatan pada umumnya. Sistem Pelayanan Tanggap
Darurat ditujukan untuk mencegah kematian dini (early)
karena trauma yang bisa terjadi dalam beberapa menit
hingga beberapa jam sejak cedera (kematian segera karena
trauma, immediate, terjadi saat trauma. Perawatan kritis,
intensif, ditujukan untuk menghambat kematian kemudian,
late, karena trauma yang terjadi dalam beberapa hari hingga
beberapa minggu setelah trauma).
jumlah pasien yang mengalami cedera akibat kecelakaan
lalu lintas yang mendapatkan perawatan di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Indramayu paling banyak pada bulan Juli
yaitu 231 orang. Pasien yang mengalami cedera akibat
kecelakaan lalu lintas yang dirawat semuanya diakibatkan
karena kecelakaan lalu lintas (Rekam Medik RSUD
Indramayu, 2009).
3. Rumusan Masalah
" Bagaimanakah pengetahuan
perawat tentang triase pada pasien
kecelakaan lalu lintas di Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Daerah Indramayu tahun 2009?"
4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran pengetahuan
perawat tentang triase pada pasien
kecelakaan lalu lintas di Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Daerah Indramayu.
5. Tujuan Khusus Penelitian
Diketahui pengetahuan perawat
tentang pengertian triase
Diketahui pengetahuan perawat
tentang tujuan triase
Diketahui pengetahuan perawat
tentang penanganan triase
6. Manfaat Penelitian
Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian
ini dapat dimanfaatkan oleh pihak rumah
sakit dengan harapan dapat lebih
meningkatkan kinerja perawat dalam
memberikan tindakan triase terhadap pasien
gawat darurat.
Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat
dimanfaatkan dan dijadikan sebagai masukan dalam
meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan darurat di Instalasi Gawat
Darurat (IGD).
7. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari
tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap obyek
tertentu. Penginderaan terhadap obyek
terjadi melalui panca indra manusia, yakni:
penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
8. Pengertian Perawat
Perawat adalah seseorang yang telah
menyelesaikan program pendidikan
keperawatan, berwenang di negara
bersangkutan untuk memberikan
pelayanan dan bertanggung jawab
dalam peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit serta pelayanan
terhadap pasien. (International
Council of Nursing, 1965) dalam Ali
(2002).
9. Pengertian Triase
Triase merupakan suatu sistem yang
digunakan dalam mengidentifikasi
korban dengan cedera yang
mengancam jiwa untuk kemudian
diberikan prioritas untuk dirawat dan
dievakuasi ke fasilitas kesehatan.
10. Tujuan Triase
Identifikasi cepat korban yang memerlukan
stabilisasi segera (perawatan di lapangan).
Identifikasi korban yang hanya dapat
diselamatkan dengan pembedahan (life-
saving surgery).
Triase dilakukan berdasarkan observasi
terhadap tiga hal, yaitu: Pernapasan
(respiratory), Sirkulasi (perfusion); dan
Status mental (mental state)
11. Tahapan Pelaksanaan triase
Triase 1, dengan jelas dan keras, perintahkan para korban
yang terlihat sadar untuk bangun dan berjalan ke tempat
yang lebih aman dimana tim medis berada dan dimana
mereka akan mendapat pertolongan lebih lanjut.
Triase 2, pada korban yang tersisa, periksa keadaan, secara
berturut-turut, respirasi, perfusi dan status mental.
Triase 3 , melakukan evaluasi pada korban dengan red tag
untuk memberikan pertolongan pertama. Beri pertolongan
pertama pada korban, jika jumlah paramedis tidak
memadai, latih dengan cepat korban dengan minor injuries
ataupun orang di sekitar tempat kejadian untuk melakukan
tindakan resusitasi/pertolongan pertama pada korban.
Triase 4, melakukan evaluasi pada korban dengan yellow
tag untuk memberikan pertolongan.
Triase 5, menempatkan beberapa orang paramedis, jika
paramedis kurang, latih beberapa korban minor injuries
untuk mengawasi korban ringan lain dari tanda-tanda syok.
12. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam hal ini adalah
penelitian deskriptif dengan tujuan
utama membuat gambaran tentang
suatu keadaan secara obyektif yang
digunakan untuk memecahkan atau
menjawab permasalahan dan situasi
yang sedang dihadapi sekarang
(Notoatmodjo, 2003).
13. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perawat yang
melakukan penanganan triase
terhadap pasien kecelakaan lalu
lintas di Instalasi Gawat Darurat
RSUD Indramayu.
Sampel dalam penelitian ini
diambil secara total sampling.
14. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah
variabel tunggal yaitu pengetahuan
perawat tentang penanganan triase
pada pasien kecelakaan lalu lintas di
Instalasi Gawat Darurat dengan
subvariabel antara lain pengertian,
tujuan dan penanganan triase.
15. Instrumen Penelitian
Alat pengumpul data yang digunakan
yaitu berupa angket/kuesioner yang
disusun dan dikembangkan sendiri
oleh peneliti. Alat pengumpul data
berupa kuesioner dengan memilih
salah satu jawaban yang dianggap
paling benar.
16. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini akan dilakukan
pada bulan Januari 2010 di Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Daerah Indramayu. Proses penelitian
selama kurang lebih 2 minggu.
17. Analisis Data
Menggunakan rumus dari
Arikunto
Analisis ini digunakan untuk
mendeskripsikan variabel
penelitian untuk memperoleh
gambaran karakteristik sampel
menggunakan tabel distribusi
frekuensi.