SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
INDIKASI PASIEN MASUK DAN KELUAR ICU
Suatu ICU mampu menggabungkan teknologi tinggi dan keahlian khusus
dalam bidang kedokteran dan keperawatan gawat darurat yang dibutuhkan untuk
merawat pasien sakit kritis. Keadaan ini memaksa diperlukannya mekanisme
untuk membuat prioritas pada sarana yang terbatas ini apabila kebutuhan ternyata
melebihi jumlah tempat tidur yang tersedia di ICU.
Dokter yang merawat pasien mempunyai tugas untuk meminta pasiennya
dimasukkan ke ICU bila ada indikasi segera memindah ke unit yang lebih rendah
bila kondisi kesehatan pasien telah memungkinkan. Kepala ICU bertanggung
jawab atas kesesuaian indikasi perawatan pasien di ICU. Bila kebutuhan masuk
ICU melebihi tempat tidur yang tersedia, Kepala ICU menentukan berdasarkan
prioritas kondisi medik, pasien mana yang akan dirawat di ICU. Prosedur untuk
melaksanakan kebijakan ini harus dijelaskan secara rinci untuk tiap ICU. Harus
tersedia mekanisme untuk mengkaji ulang secara retrospektif kasus-kasus dimana
dokter yang merawat tidak setuju dengan keputusan kepala ICU.
ICU adalah suatu tempat atau unit tersendiri di dalam rumah sakit,
memiliki staf khusus, peralatan khusus ditujukan untuk menanggulangi pasien
gawat karena penyakit, trauma atau komplikasi.
Indikasi Pasien Masuk ICU
 Pasien dengan satu atau lebih gagal sistem / organ akut atau pasien dengan
ancaman gagal sistem / organ akut yang membutuhkan pemantauan dan
alat-alat bantu
 Terdapat harapan pulih kembali
Dibagi 3 prioritas:
 Pasien yang memerlukan "Therapy" Intensif
 Pasien yang memerlukan "Pemantauan" Intensif
 Pasien yang prognose buruk untuk sembuh
1
Disamping itu kita harus mempertimbangkan pula:
 Apakah masih ada manfaat, terapi di ICU?
 Harapan kesembuhannya
ICU memberikan pelayanan antara lain pemantauan yang canggih dan
terapi yang intensif. Dalam keadaan penggunaan tempat tidur yang tinggi, pasien
yang memerlukan terapi intensif (prioritas satu-1) didahulukan rawat ICU
dibandingkan pasien yang memerlukan pemantauan intensif (prioritas dua-2) dan
pasien sakit kritis atau terminal dengan prognosis yang jelek untuk sembuh
(prioritas tiga-3). Penilaian obyektif atas beratnya penyakit dan prognosis
hendaknya digunakan untuk menentukan prioritas masuk pasien.
Prioritas I :
Pasien sakit berat dan kritis "Pasien tidak stabil yang memerlukan" terapi intensif
seperti bantuan ventilator, pemberian obat-obatan, vaso aktif melalui infus secara
continue.
Contoh:
 Pasien gagal nafas berat : status asmatikus, COPD DII
 Syok dengan macam-macam penyebab
 Trauma capitis berat dengan penekanan CNS
 Pasca bedah jantung terbuka
 Pasien yang memerlukan pacu jantung
 Pasien yang kehidupannya terancam dan memerlukan pemantauan terus
menerus serta terapi titrasi agar penyakit dapat diantisipasi, misal :
- Pasien infark miokard akut
- Pasien hipertensi emergency
- Pasien disritmia jantung maligna
- Pasien yang memerlukan obat vasoaktif secara titrasi
- Pasien kontusio serebri
- Pasien gangguan pembuluh darah otak
- Pasien pasca resusitasi atau sedang dalam resusitasi
2
- Pasien koma mendadak yang bukan mati batang otak
- Pasien eklampsia
Prioritas II :
Pasien yang memerlukan pemantauan intensif, invasive dan non invasive
Misalnya:
1. Pasca bedah besar dan luas
Contoh:
- Bedah traktus digestifus
- Bedah Tumor
- Bedah Syaraf ( Neuro Surgery )
2. Pasien dengan penyakit primer:
- Jantung
- Paru
- Ginjal
- Syaraf
- Gangguan Metabolisme
Untuk mengurangi atau menghindari komplikasi yang lebih berat.
Prioritas III
Pasien yang memerlukan terapi intensif untuk mengatasi komplikasi-
komplikasi akut, meskipun kemungkinan untuk pulih kembali sangat kecil
( manfaat ICU sedikit ).
Contoh :
1. Pasien dengan metastase tumor ganas dengan komplikasi infeksi berat.
2. Komplikasi gagal nafas pernafasan dengan prognose buruk untuk sembuh.
Pasien-pasien yang tidak memenuhi kriteria / tidak perlu masuk ICU:
Jenis pasien berikut umumnya tidak mempunyai kriteria yang sesuai untuk
masuk ICU, dan hanya dapat masuk dengan pertimbangan seperti pada keadaan
3
luar biasa, atas persetujuan Kepala ICU. Lagi pula pasien-pasien tersebut bila
perlu harus dikeluarkan dari ICU agar fasilitas yang terbatas tersebut dapat
digunakan untuk pasien prioritas 1, 2, 3 (satu, dua, tiga).
1. Pasien yang telah dipastikan mengalami brain death. Pasien-pasien seperti
itu dapat dimasukkan ke ICU bila mereka potensial donor organ, tetapi
hanya untuk tujuan menunjang fungsi-fungsi organ sementara menunggu
donasi organ.
2. Pasien-pasien yang kompeten tetapi menolak terapi tunjangan hidup yang
agresif dan hanya demi “perawatan yang aman” saja. Ini tidak
menyingkirkan pasien dengan perintah “DNR”. Sesungguhnya pasien-
pasien ini mungkin mendapat manfaat dari tunjangan canggih yang
tersedia di ICU untuk meningkatkan kemungkinan survival-nya.
3. Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
4. Pasien yang secara fisiologis stabil yang secara statistik resikonya rendah
untuk memerlukan terapi ICU. Contoh-contoh pasien kelompok ini antara
lain, pasien pasca bedah vaskuler yang stabil, pasien diabetic ketoacidosis
tanpa komplikasi, keracunan obat tetapi sadar, concusion, atau payah
jantung kongestif ringan. Pasien-pasien semacam ini lebih disukai
dimasukkan ke suatu unit intermediet untuk terapi definitif dan /atau
observasi.
Indikasi pasien keluar ICU:
a. Pasien prioritas 1 (satu)
Pasien prioritas 1 (satu) dikeluarkan dari ICU bila kebutuhan untuk terapi
intensif telah tidak ada lagi, atau bila terapi telah gagal dan prognosis
jangka pendek jelek dengan kemungkinan kesembuhan atau manfaat dari
terapi intensif kontinyu kecil. Contoh-contoh hal terakhir adalah pasien
dengan tiga atau lebih gagal sistim organ yang tidak berespons terhadap
pengelolaan agresif.
4
b. Pasien prioritas 2 (dua)
Pasien prioritas 2 (dua) dikeluarkan bila kemungkinan untuk mendadak
memerlukan terapi intensif telah berkurang.
c. Pasien prioritas 3 (tiga)
Pasien prioritas 3 (tiga) dikeluarkan dari ICU bila kebutuhan untuk terapi
intensif telah tidak ada lagi, tetapi mereka mungkin dikeluarkan lebih dini
bila kemungkinan kesembuhannya atau manfaat dari terapi intensif
kontinyu kecil. Contoh dari hal terakhir antara lain adalah pasien dengan
penyakit lanjut (penyakit paru kronis, penyakit jantung atau liver terminal,
karsinoma yang telah menyebar luas, dan lain-lainnya yang telah tidak
berespons terhadap terapi ICU untuk penyakit akutnya, yang prognosis
jangka pendeknya secara statistik rendah, dan yang tidak ada terapi yang
potensial untuk memperbaiki prognosisnya.
Dengan mempertimbangkan perawatannya tetap berlanjut dan sering merupakan
perawatan khusus setara pasien ICU, pengaturan untuk perawatan non-ICU yang
sesuai harus dilakukan sebelum pengeluaran dari ICU.
TATA LAKSANA PENDERITA MASUK DAN KELUAR ICU
Tata laksana penderita masuk ICU:
Sesuai dengan indikasi medis, pasien yang akan masuk dan dirawat di ICU dapat
berasal dari:
 Kamar bedah
 Ruang perawatan RS
 Instalasi gawat darurat
 Rujukan dari rumah sakit lain
1. Pasien dari kamar bedah ( IBS atau OK cito )
Sudah dibicarakan sebelumnya oleh ahli bedah dan disetujui oleh konsultan
anestesi / ICU atau usul konsulen anestesi / ICU.
2. Pasien dari ruang rawat RS
Dengan sistem konsultasi oleh dokter spesialis yang menangani pasien
tersebut atau oleh dokter jaga ruangan atas nama spesilis yang bersangkutan.
5
3. Pasien dari instalasi gawat darurat
Pasien dapat langsung masuk dibawa oleh keluarganya atau dikirim oleh
dokter spesialis / dokter umum. Pasien akan diperiksa atau dinilai oleh UGd,
bila segera memerlukan tindakan dan perawatan ICU ( Live Saving ) langsung
konsul ke ICU, dokter ICU akan melihat untuk penanganan segera sambil
menunggu konsultasi dari IGD ke SMF yang terkait, atau oleh IGD
dikonsulkan ke dokter spesialis yang bersangkutan. ICU untuk penanganan
dan perawatan anestesi.
4. Pasien rujukan rumah sakit lain
 Dari dokter spesialis melalui IGD, konsultasi ke ICU, Acc mauk ICU.
 Dari dokter spesialis dapat langsung konsultasi ke ICU tetapi masuk tetap
melalui IGD - ICU.
TATA CARA KONSULTASI
Pasien dikonsultasikan untuk alih rawat oleh dokter spesialis yang
merawat kepada konsultan ICU secara tertulis. Dalam keadaan mendesak dapat
dilakukan secara lisan mendahului konsultasi tertulis. Konsulen ICU menilai dan
memberikan jawaban tertulis, dapat atau tidaknya pasien dirawat di ICU atas
pertimbangan indikasi dan tempat. Dalam keadaan tertentu misalnya diluar jam
kerja ( waktu jaga ) konsultasi dapat dilakukan oleh dokter jaga ruangan, atas
nama konsulen yang bersangkutan. Demikian juga jawaban konsultasi dapat
diberikan oleh dokter jaga ICU sesudh konsultasi dengan konsulen ICU. Dalam
keadaan gawat yang mengancam kehidupan, dokter jaga ICU dapat langsung
menerima pasien ke ICU untuk kemudian dilaporkan ke konsulen ICU.
PENGIRIMAN PASIEN KE ICU
 Pasien dikirim apabila pasti dirawat di ICU
 Pengiriman pasien ke ICU minimal disertai seorang perawat yang mampu
resusitasi dasar
 Sarana transportasi yang memadai, termasuk portabel oksigen
 Dokumen medik disertakan
6
ALUR PASIEN MASUK / KELUAR ICU
• Pasien dapat dinilai oleh konsulen ICU sudah tidak lagi memerlukan terapi
/ pemantauan intensif. Kemudian diberitahukan kepada dokter spesialis
yang menangani penyakit primernya untuk kemungkinan mengembalikan
pasien ke ruangan. Dengan persetujuan bersama, pasien dikembalikan ke
ruangan.
• Dokter spesialis yang menangani penyakit primernya / spesialis yang
mengirim pasien, menilai pasien sudah tidak perlu lagi perawatan ICU.
KESIMPULAN
Setiap ICU hendaknya membuat peraturan dan prosedur-prosedur masuk
dan keluar, standard perawatan pasien, dan kriteri outcome yang spesifik.
Kelengkapan-kelengkapan ini hendaknya dibuat tim multidisipliner yang diwakili
oleh dokter, perawat dan administrator rumah sakit, dan hendaknya dikaji ulang
dan diperbaiki seperlunya berdasarkan keluaran pasien (outcome) dan pengukuran
kinerja yang lain. Kepatuhan terhadap ketentuan masuk dan keluar harus dipantau
oleh tim multidisipliner, dan penyimpangan-penyimpangan dilaporkan pada badan
perbaikan kualitas rumah sakit untuk ditindak lanjuti.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://rsud-cilegon.com/?page=content.view&alias=other_rawat_inap_ruang_icu.
Diakses pada 21 November 2009
http://www.perdici.org/standard/standard-old/page5/page/5/.Diakses pada 21
November 2009
8

More Related Content

What's hot

EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungADam Raeyoo
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratAris Rahmanda
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary surveyIra Rahmawati
 
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anakResusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anakArnas Pamungkas
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Surya Amal
 
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang DikenalNasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang DikenalRobertus Arian Datusanantyo
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitAzis Aimaduddin
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsiaJoni Iswanto
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasusaauyahilda
 

What's hot (20)

EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
keseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darahkeseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darah
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary survey
 
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anakResusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
Resusitasi jantung paru pada dewasa dan anak
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang DikenalNasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Triage
TriageTriage
Triage
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
Keseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolitKeseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolit
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 

Viewers also liked

Viewers also liked (11)

Management pasca operasi
Management pasca operasiManagement pasca operasi
Management pasca operasi
 
Vap
VapVap
Vap
 
Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )
Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )
Mencegah VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )
 
Manajemen icu
Manajemen icuManajemen icu
Manajemen icu
 
Dokumentasi pada gawat darurat
Dokumentasi pada gawat daruratDokumentasi pada gawat darurat
Dokumentasi pada gawat darurat
 
Obat obat emergency
Obat obat emergencyObat obat emergency
Obat obat emergency
 
PPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokPPT macam-macam syok
PPT macam-macam syok
 
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JamkesmasPermenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Tata cara survey
Tata cara surveyTata cara survey
Tata cara survey
 
SMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sari
SMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sariSMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sari
SMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sari
 

Similar to 192446707 indikasi-pasien-masuk-icu

Standar pelayanan icu
Standar pelayanan icuStandar pelayanan icu
Standar pelayanan icuMaf ID
 
5524387-icu-unit-perawatan-intensif.ppt
5524387-icu-unit-perawatan-intensif.ppt5524387-icu-unit-perawatan-intensif.ppt
5524387-icu-unit-perawatan-intensif.pptbagusfajar10
 
Ruangicu 131103211456-phpapp02
Ruangicu 131103211456-phpapp02Ruangicu 131103211456-phpapp02
Ruangicu 131103211456-phpapp02Maf ID
 
jenifer presentasi transfer.pptx
jenifer presentasi transfer.pptxjenifer presentasi transfer.pptx
jenifer presentasi transfer.pptxAndrianLim3
 
materi tentang KONSEP KEPERAWATAN KRITIS.pptx
materi tentang KONSEP KEPERAWATAN KRITIS.pptxmateri tentang KONSEP KEPERAWATAN KRITIS.pptx
materi tentang KONSEP KEPERAWATAN KRITIS.pptxNovitaKurniaWulandar
 
DISASTER Tanggap Darurat
DISASTER Tanggap Darurat DISASTER Tanggap Darurat
DISASTER Tanggap Darurat Reza J
 
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daruKonsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_darujohanadi2
 
Latar Belakang Gadar
Latar Belakang GadarLatar Belakang Gadar
Latar Belakang GadarQueen Lea
 
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptx
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptxTriage Intra Hospital & Initial Assesment.pptx
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptxssuser8c26251
 
dokumen.tips_konsep-icu-power-pointppt.pptx
dokumen.tips_konsep-icu-power-pointppt.pptxdokumen.tips_konsep-icu-power-pointppt.pptx
dokumen.tips_konsep-icu-power-pointppt.pptxwilutono1
 
Fact Sheet Care of Patient.pptx
Fact Sheet Care of Patient.pptxFact Sheet Care of Patient.pptx
Fact Sheet Care of Patient.pptxeyeeasy
 
Ceramah 1 pek kpk bil 2 thn 2009
Ceramah 1 pek kpk bil 2 thn 2009Ceramah 1 pek kpk bil 2 thn 2009
Ceramah 1 pek kpk bil 2 thn 2009Lee Oi Wah
 
Sop pelayanan kegawat daruratan copy
Sop pelayanan kegawat daruratan   copySop pelayanan kegawat daruratan   copy
Sop pelayanan kegawat daruratan copyasjulina
 

Similar to 192446707 indikasi-pasien-masuk-icu (20)

Standar pelayanan icu
Standar pelayanan icuStandar pelayanan icu
Standar pelayanan icu
 
5524387-icu-unit-perawatan-intensif.ppt
5524387-icu-unit-perawatan-intensif.ppt5524387-icu-unit-perawatan-intensif.ppt
5524387-icu-unit-perawatan-intensif.ppt
 
Transfer
TransferTransfer
Transfer
 
Ruangicu 131103211456-phpapp02
Ruangicu 131103211456-phpapp02Ruangicu 131103211456-phpapp02
Ruangicu 131103211456-phpapp02
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
jenifer presentasi transfer.pptx
jenifer presentasi transfer.pptxjenifer presentasi transfer.pptx
jenifer presentasi transfer.pptx
 
materi tentang KONSEP KEPERAWATAN KRITIS.pptx
materi tentang KONSEP KEPERAWATAN KRITIS.pptxmateri tentang KONSEP KEPERAWATAN KRITIS.pptx
materi tentang KONSEP KEPERAWATAN KRITIS.pptx
 
Konsep Intensive Care Unit
Konsep Intensive Care UnitKonsep Intensive Care Unit
Konsep Intensive Care Unit
 
DISASTER Tanggap Darurat
DISASTER Tanggap Darurat DISASTER Tanggap Darurat
DISASTER Tanggap Darurat
 
Evakuasi code blue
Evakuasi code blueEvakuasi code blue
Evakuasi code blue
 
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daruKonsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
Konsep dasar triage_instalasi_gawat_daru
 
Latar Belakang Gadar
Latar Belakang GadarLatar Belakang Gadar
Latar Belakang Gadar
 
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptx
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptxTriage Intra Hospital & Initial Assesment.pptx
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptx
 
PEDOMAN TRIASE.docx
PEDOMAN TRIASE.docxPEDOMAN TRIASE.docx
PEDOMAN TRIASE.docx
 
dokumen.tips_konsep-icu-power-pointppt.pptx
dokumen.tips_konsep-icu-power-pointppt.pptxdokumen.tips_konsep-icu-power-pointppt.pptx
dokumen.tips_konsep-icu-power-pointppt.pptx
 
TRIAGE.pptx
TRIAGE.pptxTRIAGE.pptx
TRIAGE.pptx
 
Fact Sheet Care of Patient.pptx
Fact Sheet Care of Patient.pptxFact Sheet Care of Patient.pptx
Fact Sheet Care of Patient.pptx
 
Ceramah 1 pek kpk bil 2 thn 2009
Ceramah 1 pek kpk bil 2 thn 2009Ceramah 1 pek kpk bil 2 thn 2009
Ceramah 1 pek kpk bil 2 thn 2009
 
Sop pelayanan kegawat daruratan copy
Sop pelayanan kegawat daruratan   copySop pelayanan kegawat daruratan   copy
Sop pelayanan kegawat daruratan copy
 

192446707 indikasi-pasien-masuk-icu

  • 1. INDIKASI PASIEN MASUK DAN KELUAR ICU Suatu ICU mampu menggabungkan teknologi tinggi dan keahlian khusus dalam bidang kedokteran dan keperawatan gawat darurat yang dibutuhkan untuk merawat pasien sakit kritis. Keadaan ini memaksa diperlukannya mekanisme untuk membuat prioritas pada sarana yang terbatas ini apabila kebutuhan ternyata melebihi jumlah tempat tidur yang tersedia di ICU. Dokter yang merawat pasien mempunyai tugas untuk meminta pasiennya dimasukkan ke ICU bila ada indikasi segera memindah ke unit yang lebih rendah bila kondisi kesehatan pasien telah memungkinkan. Kepala ICU bertanggung jawab atas kesesuaian indikasi perawatan pasien di ICU. Bila kebutuhan masuk ICU melebihi tempat tidur yang tersedia, Kepala ICU menentukan berdasarkan prioritas kondisi medik, pasien mana yang akan dirawat di ICU. Prosedur untuk melaksanakan kebijakan ini harus dijelaskan secara rinci untuk tiap ICU. Harus tersedia mekanisme untuk mengkaji ulang secara retrospektif kasus-kasus dimana dokter yang merawat tidak setuju dengan keputusan kepala ICU. ICU adalah suatu tempat atau unit tersendiri di dalam rumah sakit, memiliki staf khusus, peralatan khusus ditujukan untuk menanggulangi pasien gawat karena penyakit, trauma atau komplikasi. Indikasi Pasien Masuk ICU  Pasien dengan satu atau lebih gagal sistem / organ akut atau pasien dengan ancaman gagal sistem / organ akut yang membutuhkan pemantauan dan alat-alat bantu  Terdapat harapan pulih kembali Dibagi 3 prioritas:  Pasien yang memerlukan "Therapy" Intensif  Pasien yang memerlukan "Pemantauan" Intensif  Pasien yang prognose buruk untuk sembuh 1
  • 2. Disamping itu kita harus mempertimbangkan pula:  Apakah masih ada manfaat, terapi di ICU?  Harapan kesembuhannya ICU memberikan pelayanan antara lain pemantauan yang canggih dan terapi yang intensif. Dalam keadaan penggunaan tempat tidur yang tinggi, pasien yang memerlukan terapi intensif (prioritas satu-1) didahulukan rawat ICU dibandingkan pasien yang memerlukan pemantauan intensif (prioritas dua-2) dan pasien sakit kritis atau terminal dengan prognosis yang jelek untuk sembuh (prioritas tiga-3). Penilaian obyektif atas beratnya penyakit dan prognosis hendaknya digunakan untuk menentukan prioritas masuk pasien. Prioritas I : Pasien sakit berat dan kritis "Pasien tidak stabil yang memerlukan" terapi intensif seperti bantuan ventilator, pemberian obat-obatan, vaso aktif melalui infus secara continue. Contoh:  Pasien gagal nafas berat : status asmatikus, COPD DII  Syok dengan macam-macam penyebab  Trauma capitis berat dengan penekanan CNS  Pasca bedah jantung terbuka  Pasien yang memerlukan pacu jantung  Pasien yang kehidupannya terancam dan memerlukan pemantauan terus menerus serta terapi titrasi agar penyakit dapat diantisipasi, misal : - Pasien infark miokard akut - Pasien hipertensi emergency - Pasien disritmia jantung maligna - Pasien yang memerlukan obat vasoaktif secara titrasi - Pasien kontusio serebri - Pasien gangguan pembuluh darah otak - Pasien pasca resusitasi atau sedang dalam resusitasi 2
  • 3. - Pasien koma mendadak yang bukan mati batang otak - Pasien eklampsia Prioritas II : Pasien yang memerlukan pemantauan intensif, invasive dan non invasive Misalnya: 1. Pasca bedah besar dan luas Contoh: - Bedah traktus digestifus - Bedah Tumor - Bedah Syaraf ( Neuro Surgery ) 2. Pasien dengan penyakit primer: - Jantung - Paru - Ginjal - Syaraf - Gangguan Metabolisme Untuk mengurangi atau menghindari komplikasi yang lebih berat. Prioritas III Pasien yang memerlukan terapi intensif untuk mengatasi komplikasi- komplikasi akut, meskipun kemungkinan untuk pulih kembali sangat kecil ( manfaat ICU sedikit ). Contoh : 1. Pasien dengan metastase tumor ganas dengan komplikasi infeksi berat. 2. Komplikasi gagal nafas pernafasan dengan prognose buruk untuk sembuh. Pasien-pasien yang tidak memenuhi kriteria / tidak perlu masuk ICU: Jenis pasien berikut umumnya tidak mempunyai kriteria yang sesuai untuk masuk ICU, dan hanya dapat masuk dengan pertimbangan seperti pada keadaan 3
  • 4. luar biasa, atas persetujuan Kepala ICU. Lagi pula pasien-pasien tersebut bila perlu harus dikeluarkan dari ICU agar fasilitas yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk pasien prioritas 1, 2, 3 (satu, dua, tiga). 1. Pasien yang telah dipastikan mengalami brain death. Pasien-pasien seperti itu dapat dimasukkan ke ICU bila mereka potensial donor organ, tetapi hanya untuk tujuan menunjang fungsi-fungsi organ sementara menunggu donasi organ. 2. Pasien-pasien yang kompeten tetapi menolak terapi tunjangan hidup yang agresif dan hanya demi “perawatan yang aman” saja. Ini tidak menyingkirkan pasien dengan perintah “DNR”. Sesungguhnya pasien- pasien ini mungkin mendapat manfaat dari tunjangan canggih yang tersedia di ICU untuk meningkatkan kemungkinan survival-nya. 3. Pasien dalam keadaan vegetatif permanen. 4. Pasien yang secara fisiologis stabil yang secara statistik resikonya rendah untuk memerlukan terapi ICU. Contoh-contoh pasien kelompok ini antara lain, pasien pasca bedah vaskuler yang stabil, pasien diabetic ketoacidosis tanpa komplikasi, keracunan obat tetapi sadar, concusion, atau payah jantung kongestif ringan. Pasien-pasien semacam ini lebih disukai dimasukkan ke suatu unit intermediet untuk terapi definitif dan /atau observasi. Indikasi pasien keluar ICU: a. Pasien prioritas 1 (satu) Pasien prioritas 1 (satu) dikeluarkan dari ICU bila kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, atau bila terapi telah gagal dan prognosis jangka pendek jelek dengan kemungkinan kesembuhan atau manfaat dari terapi intensif kontinyu kecil. Contoh-contoh hal terakhir adalah pasien dengan tiga atau lebih gagal sistim organ yang tidak berespons terhadap pengelolaan agresif. 4
  • 5. b. Pasien prioritas 2 (dua) Pasien prioritas 2 (dua) dikeluarkan bila kemungkinan untuk mendadak memerlukan terapi intensif telah berkurang. c. Pasien prioritas 3 (tiga) Pasien prioritas 3 (tiga) dikeluarkan dari ICU bila kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, tetapi mereka mungkin dikeluarkan lebih dini bila kemungkinan kesembuhannya atau manfaat dari terapi intensif kontinyu kecil. Contoh dari hal terakhir antara lain adalah pasien dengan penyakit lanjut (penyakit paru kronis, penyakit jantung atau liver terminal, karsinoma yang telah menyebar luas, dan lain-lainnya yang telah tidak berespons terhadap terapi ICU untuk penyakit akutnya, yang prognosis jangka pendeknya secara statistik rendah, dan yang tidak ada terapi yang potensial untuk memperbaiki prognosisnya. Dengan mempertimbangkan perawatannya tetap berlanjut dan sering merupakan perawatan khusus setara pasien ICU, pengaturan untuk perawatan non-ICU yang sesuai harus dilakukan sebelum pengeluaran dari ICU. TATA LAKSANA PENDERITA MASUK DAN KELUAR ICU Tata laksana penderita masuk ICU: Sesuai dengan indikasi medis, pasien yang akan masuk dan dirawat di ICU dapat berasal dari:  Kamar bedah  Ruang perawatan RS  Instalasi gawat darurat  Rujukan dari rumah sakit lain 1. Pasien dari kamar bedah ( IBS atau OK cito ) Sudah dibicarakan sebelumnya oleh ahli bedah dan disetujui oleh konsultan anestesi / ICU atau usul konsulen anestesi / ICU. 2. Pasien dari ruang rawat RS Dengan sistem konsultasi oleh dokter spesialis yang menangani pasien tersebut atau oleh dokter jaga ruangan atas nama spesilis yang bersangkutan. 5
  • 6. 3. Pasien dari instalasi gawat darurat Pasien dapat langsung masuk dibawa oleh keluarganya atau dikirim oleh dokter spesialis / dokter umum. Pasien akan diperiksa atau dinilai oleh UGd, bila segera memerlukan tindakan dan perawatan ICU ( Live Saving ) langsung konsul ke ICU, dokter ICU akan melihat untuk penanganan segera sambil menunggu konsultasi dari IGD ke SMF yang terkait, atau oleh IGD dikonsulkan ke dokter spesialis yang bersangkutan. ICU untuk penanganan dan perawatan anestesi. 4. Pasien rujukan rumah sakit lain  Dari dokter spesialis melalui IGD, konsultasi ke ICU, Acc mauk ICU.  Dari dokter spesialis dapat langsung konsultasi ke ICU tetapi masuk tetap melalui IGD - ICU. TATA CARA KONSULTASI Pasien dikonsultasikan untuk alih rawat oleh dokter spesialis yang merawat kepada konsultan ICU secara tertulis. Dalam keadaan mendesak dapat dilakukan secara lisan mendahului konsultasi tertulis. Konsulen ICU menilai dan memberikan jawaban tertulis, dapat atau tidaknya pasien dirawat di ICU atas pertimbangan indikasi dan tempat. Dalam keadaan tertentu misalnya diluar jam kerja ( waktu jaga ) konsultasi dapat dilakukan oleh dokter jaga ruangan, atas nama konsulen yang bersangkutan. Demikian juga jawaban konsultasi dapat diberikan oleh dokter jaga ICU sesudh konsultasi dengan konsulen ICU. Dalam keadaan gawat yang mengancam kehidupan, dokter jaga ICU dapat langsung menerima pasien ke ICU untuk kemudian dilaporkan ke konsulen ICU. PENGIRIMAN PASIEN KE ICU  Pasien dikirim apabila pasti dirawat di ICU  Pengiriman pasien ke ICU minimal disertai seorang perawat yang mampu resusitasi dasar  Sarana transportasi yang memadai, termasuk portabel oksigen  Dokumen medik disertakan 6
  • 7. ALUR PASIEN MASUK / KELUAR ICU • Pasien dapat dinilai oleh konsulen ICU sudah tidak lagi memerlukan terapi / pemantauan intensif. Kemudian diberitahukan kepada dokter spesialis yang menangani penyakit primernya untuk kemungkinan mengembalikan pasien ke ruangan. Dengan persetujuan bersama, pasien dikembalikan ke ruangan. • Dokter spesialis yang menangani penyakit primernya / spesialis yang mengirim pasien, menilai pasien sudah tidak perlu lagi perawatan ICU. KESIMPULAN Setiap ICU hendaknya membuat peraturan dan prosedur-prosedur masuk dan keluar, standard perawatan pasien, dan kriteri outcome yang spesifik. Kelengkapan-kelengkapan ini hendaknya dibuat tim multidisipliner yang diwakili oleh dokter, perawat dan administrator rumah sakit, dan hendaknya dikaji ulang dan diperbaiki seperlunya berdasarkan keluaran pasien (outcome) dan pengukuran kinerja yang lain. Kepatuhan terhadap ketentuan masuk dan keluar harus dipantau oleh tim multidisipliner, dan penyimpangan-penyimpangan dilaporkan pada badan perbaikan kualitas rumah sakit untuk ditindak lanjuti. 7
  • 8. DAFTAR PUSTAKA http://rsud-cilegon.com/?page=content.view&alias=other_rawat_inap_ruang_icu. Diakses pada 21 November 2009 http://www.perdici.org/standard/standard-old/page5/page/5/.Diakses pada 21 November 2009 8