Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Konsep keperawatan gawat darurat meliputi proses triage, pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi untuk memberikan perawatan cepat dan tepat bagi pasien darurat di unit gawat darurat. Proses tersebut bertujuan untuk menyelamatkan nyawa pasien dan menstabilkan kondisinya.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem utilitas rumah sakit yang mendukung pelayanan kesehatan, termasuk sistem air bersih, kelistrikan, gas medis, drainase, dan tempat pembuangan sampah. Sistem-sistem tersebut harus memenuhi standar kesehatan dan peraturan yang berlaku untuk menjamin keamanan pasien dan staff rumah sakit.
Dokumen tersebut membahas tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit, mencakup pentingnya penerapan sistem manajemen K3 Rumah Sakit untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman bagi seluruh pemangku kepentingan rumah sakit.
Studi ini membahas pembelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja OKU Timur. Pembelajaran fikih dilaksanakan secara terpadu pagi, sore, dan malam dengan berbagai metode. Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran fikih diidentifikasi, serta upaya yang dilakukan untuk mengelola faktor-faktor tersebut. Hasil studi diharapkan memberi kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan fikih
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pemasaran pelayanan kesehatan. Pemasaran pelayanan kesehatan pada awalnya dianggap tidak etis namun kini dipandang perlu untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan pasien. Dokumen ini menjelaskan konsep dasar pemasaran pelayanan kesehatan, bauran pemasaran, dan pentingnya memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem utilitas rumah sakit yang mendukung pelayanan kesehatan, termasuk sistem air bersih, kelistrikan, gas medis, drainase, dan tempat pembuangan sampah. Sistem-sistem tersebut harus memenuhi standar kesehatan dan peraturan yang berlaku untuk menjamin keamanan pasien dan staff rumah sakit.
Dokumen tersebut membahas tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit, mencakup pentingnya penerapan sistem manajemen K3 Rumah Sakit untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman bagi seluruh pemangku kepentingan rumah sakit.
Studi ini membahas pembelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Sukaraja OKU Timur. Pembelajaran fikih dilaksanakan secara terpadu pagi, sore, dan malam dengan berbagai metode. Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran fikih diidentifikasi, serta upaya yang dilakukan untuk mengelola faktor-faktor tersebut. Hasil studi diharapkan memberi kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan fikih
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pemasaran pelayanan kesehatan. Pemasaran pelayanan kesehatan pada awalnya dianggap tidak etis namun kini dipandang perlu untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan pasien. Dokumen ini menjelaskan konsep dasar pemasaran pelayanan kesehatan, bauran pemasaran, dan pentingnya memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasien.
Dokumen tersebut menguraikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat, termasuk karakteristik responden, motivasi kerja, fasilitas kerja, pelatihan, dan format observasi kinerja perawat.
Undang-undang kesehatan membahas 23 bab yang mencakup aspek-aspek hak dan tanggung jawab dalam kesehatan, sumber daya kesehatan, upaya kesehatan khusus untuk kelompok rentan, gizi, kesehatan jiwa, penyakit, lingkungan, pembiayaan, dan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan nasional secara adil dan merata.
1. Perspektif merupakan kerangka kerja konseptual yang mempengaruhi pandangan manusia terhadap suatu situasi, termasuk asumsi dan nilai.
2. Perawatan paliatif bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi penyakit mengancam jiwa dengan mengurangi penderitaan dan nyeri secara fisik, psikososial dan spiritual.
3. Peran perawat paliatif antara lain mengelola nyeri
Dokumen tersebut membahas strategi promosi kesehatan dengan menggunakan pendekatan makro dan mikro serta empat strategi utama yaitu advokasi, bina suasana, gerakan masyarakat, dan teknik komunikasi interpersonal dan konseling dalam promosi kesehatan.
UTS Semester 1 ARS 103 Manajemen Pemasaran Rumah Sakit Benny Chairuddin, Erli...BennyChairuddin
Proposal ini menawarkan pengembangan SIMRS secara bebas biaya kepada RSUD Kabupaten Siak. SIMRS dapat meningkatkan pelayanan dengan mendigitalisasi data pasien dan administrasi rumah sakit. Namun pengadaan SIMRS sering membebani anggaran. Proposal ini menawarkan kerja sama FFS dimana pengembang akan menanggung biaya pengembangan dan pemeliharaan SIMRS.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit yang disebabkan oleh penyempitan arteri koroner akibat proses aterosklerosis atau spasme atau kombinasi keduanya, menyebabkan gangguan aliran darah ke otot jantung. Dokumen ini membahas tentang definisi, penyebab, patofisiologi, gejala, dan diagnosis PJK.
Dokumen ini membahas tentang tumbuh kembang lansia, termasuk pengertian lansia, usia lansia menurut organisasi kesehatan dunia, perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada lansia, penyakit yang sering diderita, serta perubahan ekonomi yang dihadapi lansia.
I. Latar belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter dan perawat. Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajad cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan dalam penangananpun tinggi. Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia.(Elizabeth,2009)
Statistik menunjukkan bahwa 60% luka bakar terjadi karena kecelakaan rumah tangga, 20% karena kecelakaan kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain, misalnya bus terbakar, ledakan bom, dan gunung meletus. (Moenajad, 2001)
Penanganan dan perawatan luka bakar (khususnya luka bakar berat) memerlukan perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan tersendiri karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.1 Di Amerika dilaporkan sekitar 2 – 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian sekitar 5 – 6 ribu kematian per tahun. Di Indonesia sampai saat ini belum ada laporan tertulis mengenai jumlah penderita luka bakar dan jumlah angka kematian yang diakibatkannya. Di unit luka bakar RSCM Jakarta, pada tahun 2008 dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat dengan angka kematian 37,38%. Dari unit luka bakar RSU Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2008 didapatkan data bahwa kematian umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau pada luka bakar yang disertai cedera pada saluran napas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama perawatan. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya da
Dokumen tersebut membahas latar belakang pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas di Desa Tunggulsari oleh mahasiswa keperawatan. Tujuannya adalah menerapkan proses keperawatan komunitas untuk mengidentifikasi karakteristik dan masalah kesehatan masyarakat serta merencanakan penanganannya. Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan membantu puskesmas mengetah
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan Primary Health Care (PHC) untuk mencapai kesehatan untuk semua. PHC adalah strategi global yang ditetapkan pada tahun 1978 untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan dasar, promosi kesehatan, dan partisipasi masyarakat. Pendekatan ini bertujuan agar setiap orang dapat hidup sehat dan produktif.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Keperawatan komunitas merupakan bidang keperawatan yang menggabungkan keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menekankan peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya promotif dan preventif.
2. Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
Dengan mengadakan penilaian, guru dapat mengetahui kelemahan siswa dan mengetahui sebab kelemahan tersebut. Dengan mengadakan penilaian maka mempermudah mencari cara untuk mengatasi kelemahan tersebut
Dokumen tersebut merupakan materi presentasi tentang penyakit-penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan komplikasinya. Materi ini disampaikan kepada peserta program prolansis di Klinik Padjadjaran yang meliputi penjelasan tentang definisi, prevalensi, gejala, dan komplikasi dari setiap penyakit.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Proses pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan melalui peningkatan kesadaran, kemauan, dan lingkungan sehat. Strategi kemitraan antara berbagai pihak didasarkan pada kesetaraan dan kepentingan bersama untuk mencapai tujuan kesehatan masyarakat.
Dokumen tersebut menguraikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat, termasuk karakteristik responden, motivasi kerja, fasilitas kerja, pelatihan, dan format observasi kinerja perawat.
Undang-undang kesehatan membahas 23 bab yang mencakup aspek-aspek hak dan tanggung jawab dalam kesehatan, sumber daya kesehatan, upaya kesehatan khusus untuk kelompok rentan, gizi, kesehatan jiwa, penyakit, lingkungan, pembiayaan, dan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan nasional secara adil dan merata.
1. Perspektif merupakan kerangka kerja konseptual yang mempengaruhi pandangan manusia terhadap suatu situasi, termasuk asumsi dan nilai.
2. Perawatan paliatif bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi penyakit mengancam jiwa dengan mengurangi penderitaan dan nyeri secara fisik, psikososial dan spiritual.
3. Peran perawat paliatif antara lain mengelola nyeri
Dokumen tersebut membahas strategi promosi kesehatan dengan menggunakan pendekatan makro dan mikro serta empat strategi utama yaitu advokasi, bina suasana, gerakan masyarakat, dan teknik komunikasi interpersonal dan konseling dalam promosi kesehatan.
UTS Semester 1 ARS 103 Manajemen Pemasaran Rumah Sakit Benny Chairuddin, Erli...BennyChairuddin
Proposal ini menawarkan pengembangan SIMRS secara bebas biaya kepada RSUD Kabupaten Siak. SIMRS dapat meningkatkan pelayanan dengan mendigitalisasi data pasien dan administrasi rumah sakit. Namun pengadaan SIMRS sering membebani anggaran. Proposal ini menawarkan kerja sama FFS dimana pengembang akan menanggung biaya pengembangan dan pemeliharaan SIMRS.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit yang disebabkan oleh penyempitan arteri koroner akibat proses aterosklerosis atau spasme atau kombinasi keduanya, menyebabkan gangguan aliran darah ke otot jantung. Dokumen ini membahas tentang definisi, penyebab, patofisiologi, gejala, dan diagnosis PJK.
Dokumen ini membahas tentang tumbuh kembang lansia, termasuk pengertian lansia, usia lansia menurut organisasi kesehatan dunia, perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada lansia, penyakit yang sering diderita, serta perubahan ekonomi yang dihadapi lansia.
I. Latar belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter dan perawat. Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajad cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan dalam penangananpun tinggi. Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia.(Elizabeth,2009)
Statistik menunjukkan bahwa 60% luka bakar terjadi karena kecelakaan rumah tangga, 20% karena kecelakaan kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain, misalnya bus terbakar, ledakan bom, dan gunung meletus. (Moenajad, 2001)
Penanganan dan perawatan luka bakar (khususnya luka bakar berat) memerlukan perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan tersendiri karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.1 Di Amerika dilaporkan sekitar 2 – 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian sekitar 5 – 6 ribu kematian per tahun. Di Indonesia sampai saat ini belum ada laporan tertulis mengenai jumlah penderita luka bakar dan jumlah angka kematian yang diakibatkannya. Di unit luka bakar RSCM Jakarta, pada tahun 2008 dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat dengan angka kematian 37,38%. Dari unit luka bakar RSU Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2008 didapatkan data bahwa kematian umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau pada luka bakar yang disertai cedera pada saluran napas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama perawatan. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya da
Dokumen tersebut membahas latar belakang pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas di Desa Tunggulsari oleh mahasiswa keperawatan. Tujuannya adalah menerapkan proses keperawatan komunitas untuk mengidentifikasi karakteristik dan masalah kesehatan masyarakat serta merencanakan penanganannya. Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan membantu puskesmas mengetah
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan Primary Health Care (PHC) untuk mencapai kesehatan untuk semua. PHC adalah strategi global yang ditetapkan pada tahun 1978 untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan dasar, promosi kesehatan, dan partisipasi masyarakat. Pendekatan ini bertujuan agar setiap orang dapat hidup sehat dan produktif.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Keperawatan komunitas merupakan bidang keperawatan yang menggabungkan keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menekankan peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya promotif dan preventif.
2. Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
Dengan mengadakan penilaian, guru dapat mengetahui kelemahan siswa dan mengetahui sebab kelemahan tersebut. Dengan mengadakan penilaian maka mempermudah mencari cara untuk mengatasi kelemahan tersebut
Dokumen tersebut merupakan materi presentasi tentang penyakit-penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan komplikasinya. Materi ini disampaikan kepada peserta program prolansis di Klinik Padjadjaran yang meliputi penjelasan tentang definisi, prevalensi, gejala, dan komplikasi dari setiap penyakit.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Proses pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan melalui peningkatan kesadaran, kemauan, dan lingkungan sehat. Strategi kemitraan antara berbagai pihak didasarkan pada kesetaraan dan kepentingan bersama untuk mencapai tujuan kesehatan masyarakat.
Triage Bencana, Stabilisasi, Transportasi dan Evakuasi pada Bencana.pptxAlva Cherry Mustamu
materi ini membahas tentang penanganan bencana, termasuk triage, stabilisasi pasien, transportasi medis, evakuasi, dan langkah-langkah keselamatan selama evakuasi. Dalam penanganan bencana, mitigasi bencana merupakan langkah kunci dalam penanganan bencana. Triage adalah proses pengelompokan pasien berdasarkan tingkat keparahan cedera atau penyakit, serta prioritas penanganan yang diperlukan. Stabilisasi pasien dalam konteks bencana merujuk pada upaya untuk menjaga kondisi medis pasien agar tidak memburuk dan memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup. Transportasi medis sangat penting dalam situasi bencana untuk memindahkan pasien dari lokasi bencana ke fasilitas medis yang lebih aman dan memadai. Evakuasi yang terorganisir sangat penting dalam situasi bencana untuk memindahkan orang-orang dari daerah yang terkena dampak bencana ke tempat yang lebih aman.
Bahan ajar ini memberikan panduan bagi mahasiswa keperawatan dalam mata kuliah keperawatan gawat darurat. Isinya mencakup konsep dasar, peran perawat, triase, asuhan keperawatan untuk berbagai kondisi darurat.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar triage dan penanganan keperawatan gawat darurat. Terdapat penjelasan mengenai klasifikasi pasien berdasarkan tingkat kegawatan dan daruratnya serta urutan prioritas penanganan berdasarkan sistem organ yang terancam. Dokumen ini juga menjelaskan konsep triase dalam keperawatan gawat darurat beserta kategori pasien berdasarkan warna label.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koordinasi penanganan gawat darurat yang bersifat multi sektor dan multi profesi. Sistem ini meliputi tahapan pra rumah sakit, dalam rumah sakit, hingga rujukan antar rumah sakit. Dokumen juga membahas proses triase untuk menentukan prioritas pasien, serta prinsip-prinsip penanganan kegawatan darurat yang meliputi penjagaan saluran pernafasan, peredaran darah, dan
Dokumen tersebut membahas tentang upaya peningkatan kualitas layanan rawat inap dan unit gawat darurat di Puskesmas Kalibening. Terdapat data pasien rawat inap tahun 2016 beserta capaian indikator pelayanan. Juga dijelaskan tentang pengertian, pelayanan, dan standarisasi unit gawat darurat sesuai pedoman kementerian kesehatan. Kriteria fasilitas, prosedur, dan evaluasi mutu unit gawat darurat dijabarkan demi men
Dokumen tersebut membahas standar pelaksanaan pengkajian pasien di rumah sakit yang mencakup pengkajian awal, pengkajian ulang, pengkajian khusus untuk populasi tertentu, serta pelaksanaan laboratorium dan radiologi."
Modul ini membahas tentang dokumentasi keperawatan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan seperti perawatan akut, jangka panjang, dan di rumah. Pada perawatan akut, dokumentasi dilakukan secara ringkas dan fokus pada masalah, tindakan, dan respon. Sedangkan pada perawatan jangka panjang dan rumah, dokumentasi mencakup pengkajian lengkap, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk memast
Dokumen tersebut membahas tentang sistem triase dalam penanganan korban bencana. Sistem triase digunakan untuk menentukan prioritas perawatan korban berdasarkan tingkat keparahannya dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dibahas pula pengertian kegawatdaruratan, kasus yang dapat terjadi, prinsip triase, dan penanganan prioritas berdasarkan pengkajian primer ABC (Airway, Breathing, Circulation).
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya dokumentasi dalam tindakan keperawatan, mulai dari pengkajian pasien, diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan, implementasi, dan evaluasi. Berisi penjelasan mengenai tujuan, jenis, dan metode dokumentasi pada setiap tahapan tersebut."
Standar praktek dan sistem pendidikan keperawatan (1st meeting)Ade Rahman
Dokumen tersebut membahas tentang standar praktik dan sistem pendidikan keperawatan. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi praktik keperawatan menurut beberapa lembaga, area praktik keperawatan, falsafah keperawatan menurut beberapa teori keperawatan, dan hakikat praktik keperawatan.
3. Keperawatan gawat darurat merupakan kegiatan memberikan asuhan keperawatan
yang dilakukan oleh perawat yang kompeten kepada pasien yang mengalami injuri akut
atau sakit dengan kondisi mengancam kehidupan pasien tersebut saat ditemukan atau
dirawat di unit gawat darurat. (Yoany,Dominggos & Gadur,2021)
Keperawatan gawat darurat menurut definisi adalah asuhan perawatan yang diberikan
pada individu dari seluruh rentang usia yang mengalami gangguan masalah kesehatan yang
bersifat aktual atau berpotensi mengalami gangguan, baik fisik atau emosional, yang
memerlukan intervensi lebih lanjut.
(Sheehy, 2018)
Keperawatan gawat darurat adalah suatu bentuk rangkaian kegiatan praktik
keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh perawat yang kompeten,terlatih
dan terdidik untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami kasus
gawat darurat baik yang ada diruang gawat darurat,ruang rawat inap,ruang ICU dan
ruang lainnya.
(Nusdin,2020)
Definisi
4. Tujuan Pelayanan Gawat Darurat
Adalah untuk memberikan pertolongan pertama yang cepat dan tepat, antara lain :
Dapat mencegah kematian dan
kecacatan pada pasien yang
mengalami kondisi gawat darurat
(to save life and limb)
Menjadi sistem rujukan untuk
pasien sehingga memperoleh
penanganan yang lebih memadai
Menangani korban bencana
(Yoany,Dominggos & Gadur,2021)
5. Klasifikasi Gawat Darurat
1. Penderita Gawat dan Darurat
Yaitu penderita dikarenakan suatu penyebab (penyakit, trauma, kecelakaan, tindakan anestesi) jika
tidak segera ditangani akan mengalami cacat, kehilangan organ tubuh atau meninggal dunia
2. Penderita Gawat tidak Darurat
Yaitu penderita dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindaka darurat misalnya combustion
derajat II/III, patah tulang tanpa syok atau yg lainnya.
3. Penderita Darurat tidak Gawat
Yaitu pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota
badannya, misalnya luka sayat dangkal
4. Penderita tidak Gawat dan tidak Darurat
Yaitu tidak mengancam nyawa dan tidak memerlukan tindakan segera, Misalnya influenza, batu,
demam, dan sebagainya.
(Nusdin, 2020)
6. Ruang Lingkup Gawat Darurat
Lingkup area gawat darurat dimulai dari
tempat kejadian (pre- hospital),
proses evakuasi dan transportasi,
unit/ruang gawat darurat (intra-hospital sehingga
kondisi kegawatdaruratan dapat diatasi.
(Masfuri, et al, 2010)
7. Prinsip Umum Asuhan Keperawatan di
Gawat Darurat
1. Menerapkan prinsip universal precaution dan risk management yang tepat
2. Cepat dan tepat dalam melakukan triase, menetapkan masalah atau diagnona
keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi yang berkelanjutan
3. Penyelamatan hidup dan stabilitas kondisi merupakan pelayanan utama tanpa
melupakan pelayanan kesehatan lainnya (biopsikososial spiritual)
4. Sistem Monitoring kondisi pasien setiap saat harus dilakukan sesuai kondisi
5. Alat kesehatan penyelamat hidup harus selalu siap pakai dan sesuai kebutuhan
6. Adanya jaminan kemanan dan keselamatan diri perawat dan pasien
7. Informasi dan pendidikan kesehatan secara cepat, tepat dan dimengerti
8. Sistem dokumentasi yang mudah, cepat dan tepat
9. Tetap mempertahankan prinsip etik dan legal
(Hibgabi,2010)
8. Tim dalam Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan gawat darurat membutuhkan peran dari berbagai macam disiplin ilmu dan
keahlian, kesemuanya saling membantu, tidak ada yang seharusnya merasa lebih
penting dari yang lain. Misalnya: tanpa petugas kebersihan yang baik maka risiko
nasokomial lebih tinggi, segala kondisi umur dan kondisi penyakit membutuhkan
kecepatan dan ketepatan penanganan untuk mengurangi resiko kerusakan lebih jauh.
Tim-tim yang memberikan pelayanan gawat darurat adalah: tim kedokteran,
keperawatan, ahli rontgen, laboratorium, petugas ambulans, petugas pembinaan
mental dan lainnya.
(Hibgabi,2010)
10. Definisi TRIAGE
Triage adalah suatu cara untuk menseleksi atau memilah korban berdasarkan tingkat
kegawatan. Menseleksi dan memilah korban tersebut bertujuan untuk mempercepat
dalam memberikan pertolongan terutama pada para korban yang dalam kondisi kritis
atau emergensi sehingga nyawa korban dapat diselamatkan. Untuk bisa melakukan
triage dengan benar maka perlu Anda memahami tentang prinsip-prinsip triage.
(Kemenkes RI, 2016)
Tujuan:
triage bertujuan untuk memberikan pertolongan secara tepat dan cepat terutama pada
pasien yang dalam kondisi kritis atau emergensi, sehingga dapat menyelamatkan
kehidupan pasien.
(Jurnal Analisis Implementasi Triage, 2019)
11. Prinsip TRIAGE
(Jurnal Analisis Implementasi Triage, 2019)
1) Triage seharusnya segera dan tepat waktu, penanganan yang segera dan tepat
waktu akan segera mengatasi masalah pasien dan mengurangi terjadi kecacatan
akibat kerusakan organ.
2) pengkajian seharusnya adekuat dan akurat, data yang didapatkan dengan
adekuat dan akurat menghasilkan diagnosa masalah yang tepat.
3) intervensi dilakukan sesuai kondisi korban, penanganan atau tindakan yang
diberikan sesuai dengan masalah/keluhan pasien.
Metode TRIAGE
Metode triage yang biasa digunakan adalah Simple Triage And Rapid Treatment
(START). Metode START digunakan untuk pertolongan pertama pada pasien dengan
lama waktu penggolongan 30 detik atau kurang berdasarkan tiga pemeriksaan primer
seperti respirasi, perfusi (mengecek nadi radialis) dan status mental.
12. Pengkajian
Pengkajian primer adalah pengkajian cepat (30 detik) untuk mengidentifikasi dengan
segera masalah aktual yang mengancam kehidupan (life threatening). Pengkajian
secara umum hanya mengandalkan kemampuan inspeksi.Namun bila perlu lakukan
perkusi dan auskultasi (Masfuri, Amelia, & Suprapti, 2010).
Prioritas penilaian dilakukan berdasarkan:
A: Airway+ kontrol servikal")
B: Breathing + kontrol ventilasi
C: Circulation + kontrol perdarahan
D: Disability
E: Exposure
F: Folley catheter
G: Gastrictube
H: Heartmonitor
13. Pengkajian
Secondary Survei (Pengkajian Sekunder) adalah pengkajian yang terstruktur
dan sistematis bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi pasien Lebih detail yang
berfokus pada :
Riwayat kesehatan
Pengkajian ini untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan keluhan pasien saat ini
atau kondisi saat ini, juga dapat melibatkan keluarga atau orang terdekat pasien, dilakukan
meliputi poin penting mencakup SAMPLE :
S : Sign atau simptom (tanda dan gejala)
A : Allergies ( alergi )
M : Medications ( pengobatan )
P : Past medical history ( riwayat riwayat penyakit)
L : Last oral intake ( makanan yang dikonsumsi terakhir, sebelum sakit)
E : Event prior to the illness or injury (kejadian sebelum injury atau sakit)
14. Pengkajian
vital sign
Pengkajian vital sign termasuk : denyut nadi, pernafasan, tekanan darah, suhu
tubuh, saturasi oksigen, GCS, kadar gula darah, ECG.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe
(Sheehy, 2018)
15. Diagnosa
(Sheehy, 2018)
1. Diagnosa Aktual
- Ketidakefektfan bersihan jalan napas
- Ketidakefektifan Pola Napas
- Gangguan Pertukaran Gas
2. Diagnosa Potensial
- Resiko Penurunan Perfusi Jaringan Jantung
- Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
- Resiko Syok
3. Diagnosa kolaborasi
- Nyeri
- Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
16. Intervensi
(Sheehy, 2018)
Intervensi mandiri (independen) yang dapat dilakukan tanpa pengawasan dari yang
lain.
Intervensi dependen (intervensi delegatif), yang dilakukan perawat dengan
instruksi tertulis, dari profesional lain yang disertai adanya pendelegasian
kewenangan (contoh: pemberian obat-obatan intravenous, dan menetapkan setting
untuk ventilator).
Intervensi interdependen (kolaboratif), intervensi dilakukan secara kolaboratif,
berkonsultasi dengan profesi kesehatan lainnya, sebelum tindakan dilakukan
(intervensi yang dilakukan sesuai dengan protocol).
17. Implementasi
(Sheehy, 2018)
Asuhan keperawatan gawat darurat harus
dilakukan secara sistematis, cepat, tepat, akurat
dan aman agar keadaan pasien selamat dan stabil,
serta didukung oleh sarana dan prasarana juga
sistem kerja efisien dan efektif .
18. Evaluasi
(Sheehy, 2018)
Pada unit gawat darurat, evaluasi dilakukan secara terus menerus atau yang biasa
disebut on-going assessment. Jenis jenis evaluasi :
1. Evaluasi On Going : dilakukan selama atau segera setelah implementasi
keperawatan, sehingga memungkinkan perawat untuk melakukan modifikasi
kegiatan.
2. Evaluasi intermitten : dilaksanakan dengan interval tertentu (24 jam, 48 jam atau
72 jam)
3. Evaluasi terminal : menunjukkan kondisi klien pada saat akan pulang, yang mencakup
status pencapaian tujuan dan evaluasi terhadap kemampuan klien dalam merawat
diri sendiri dan perawatan selanjutnya.
19. REFERENSI
Sheehy. (2018). Keperawatan gawat darurat dan bencana. Singapore. Pte.Ltd.
Nurdin. (2020). Keperawatan gawat darurat. Surabaya. CV.jakad media publishing.
Blasius.G. Maria.Y.& Gonsalves.D. (2021). Buku ajar keperawatan gawat darurat. Jawa
barat. CV. Media sains Indonesia.
(Jurnal Analisis Implementasi Triage, Ketepatan Diagnosa Awal Dengan Lama Waktu
Rawatan Pasien di RSUD Prof. DR. MA Hanafiah SM Batusangkar, 2019)
(Husna dkk, 2021(Proses keperawatan & soal uji kompetensi ners))
Kurniati, A., Trisyani, Y., & Theresia, S. I. M. (2018). Keperawatan Gawat Darurat dan
Bencana
Sheehy, Edisi Indonesia 1. Singapore Pte Ltd: ELSEVIER
Masfuri, Amelia, K., & Suprapti. 2010. Basic Emergency Nursing: Bantuan Hidup Dasar
Untuk Perawat. Himpunan perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIBGABI)
Tyas, M. D. C. 2016. Keperawatan Kegawatdaruratan & Manajemen Bencana. Jakarta:
KEMENKES RI.