SlideShare a Scribd company logo
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
M A K A L A H
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
" Manajemen Pendidikan Islam "
Dosen Pengampu :
Afiful ikhwan, M.pd.I
Oleh :
FIANA WULANNDARI
20134716923
PAI – SMT 6
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
MUHAMMADIYAH
TULUNGAGUNG
Maret 2016
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama
Islam.
Kemudian dari pada itu, saya sadar bahwa dalam menyusun makalah ini
banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala
hormat saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM)
Tulungagung Bapak Nurul Amin, M.Ag
2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan
makalah ini Bapak Afiful ikhwan,M.pd.I
3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam
penyelesaian makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo' a
dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi
amal soleh di mata Allah SWT. Aamiin.
Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan kritikan positif,
sehingga bisa diperbaiki seperlunya.
Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir
amalan saya dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh
pembaca. Aamiin Yaa Robbal 'Alamiin.
(PENYUSUN)
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………….……….…..… i
Kata Pengantar ………………………………… ………..…. ii
Daftar Isi …………………………………………………..…. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………... 1
B. Rumusan Masalah …………………………………….. 2
C. Tujuan Masalah ……………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
A. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah …………...….. 3
B. Latar Belakang Manajemen Berbasis sekolah . . . . . . . . . 4
C. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah . . . .. . . .. . . 6
D. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah . . . . . . . . .. .. . . . . 7
E. Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam Manajemen
Berbasis Sekolah . . . . . . . . . . . . .…….………. 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan …………………………………………….. 14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dengan berakhirnya masa remaja, maka berakhir pulalah kegoncangan
kegoncangan jiwa yang menyertai pertumbuhan remaja itu. Yang berarti bahwa orang
yang telah melewati usia remaja, mempunyai ketentraman jiwa, ketetapan hati dan
kepercayaan yang tegas, baik dalam bentuk positif, maupun negatif.Kendatipun
demikian, dalam kenyataan hidup sehari-hari, masih banyak orang yang merasakan
kegoncangan jiwa pada usia dewasa. Bahkan perubahan-perubahan kepercayaan dan
keyakinan kadang-kadang masih terjadi saja. Keadaan dan kejadian-kejadian itu,
sangat menarik perhatian ahli agama, sehingga mereka berusaha terus-menerus
mengajak orang untuk beriman kepada Allah dan berusaha memberikan pengertian-
pengertian tentang agama.
Menurut H. Carl Witherington, diperiode adolesen ini pemilihan terhadap
kehidupan mendapat perhatian yang tegas. Sekarang mereka mulai berfikir tentang
tanggung jawab social moral, ekonomis, dan keagamaan. Pada masa adolesen anak-
anak berusaha untuk mencapai suatu cita-cita yang abstrak. Diusia dewasa biasanya
seseorang sudah memliki sifat kepribadian yang stabil.
Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa mereka; “Saya
hidup dan saya tahu untuk apa,” menggambarkan bahwa di usia dewasa orang sudah
memiliki tanggung jawab serta sudah menyadari makna hidup. Dengan kata lain,
orang dewasa berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai yang dipilihnya.
Sikap keberagamaan orang dewasa memiliki perspektif yang luas didasarkan
atas nilai-nilai yang dipilihnya. Selain itu sikap keberagamaan ini umumnya juga
dilandasi oleh pendalaman pengertian dan perluasan pemahaman tentang ajaran
agama yang dianutnya. Beragama bagi orang dewasa sudah merupakan sikap hidup
dan bukan sekadar ikut-ikutan.
B. Rumusan Masalah
2
2
1. Bagaimana Psikologi agama pada orang dewasa ?
2. Bagaimana karakteristik sikap keberagamaan pada orang dewasa?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberagamaan pada orang dewasa?
4. Bagaimana kematangan beragamake pada orang dewasa?
5. Bagaimana Perkembangan beragama pada orang dewasa?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui psikologi agama pada orang dewasa
2. Untuk mengetahui karakteristik sikap dan aktor-faktor yang mempengaruhinya
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberagamaan pada orang
dewasa
4. Untuk mengetahui kematangan beragama pada orang dewasa.
5. Untuk mengetahui Perkembangan beragama pada orang dewasa
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Bebasis Sekolah (MBS)
Secara bahasa, manajemen berbasis sekolah (MBS) berasal dari tiga kata yaitu
manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah proses menggunakan sumber
daya efektif untuk mencapai sasaran. Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti
dasar atau asas. Sedangkan sekolah berarti lembaga untuk belajar dan mengajar serta
tempat untuk menerima dan memberikan pelajaran. Berdasarkan makna leksikal
tersebut maka manajemen berbasis sekolah (MBS) dapat diartikan sebagai
penggunaan sumber daya yang berdasarkan pada sekolah itu sendiri dalam proses
pengajaran atau pembelajaran.
Dapat juga dikatakan bahwa manajemen berbasis sekolah (MBS) pada
hakekatnya adalah penyerasian sumberdaya yang dilakukan secara mandiri oleh
sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah
secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan
peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan.1
Dengan otonomi tersebut, sekolah diberikan kewenangan dan tanggungjawab
untuk mengambil keputusan-keputusan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan
tuntutan sekolah serta masyarakat atau stakeholder yang ada.2
Candoli mendefinisikan MBS, sebagai suatu cara untuk memaksa sekolah itu
sendiri mengambil tanggung jawab atas apa saja yang terjadi pada anak menurut
jurisdiksinya dan mengikuti sekolahnya.3
1Kruchru,Makalah Manajemen Berbasis Sekolah,dalam http://kruchru.blogspot.co.id/2013/05/makalah-
manajemen-berbasis-sekolah.html, diunggah pada Minggu, 6 Maret 2016,pukul 19.00
2Izzaucon,diunggah dalam http://izzaucon.blogspot.co.id/2014/06/konsep-dasar-manajemen-berbasis-
sekolah.html,diunggah pada Minggu,6 Maret 2016, pukul 19.05 wib.
3Candoli, Site-Based Management in Education:How to Make It Work in Your School,
(Lancaster: Technomic Publishing Co, 1995), xi
4
4
Sesuai dengan deskripsi di atas, manajemen berbasis sekolah (MBS)
merupakan pemberian otonomi penuh kepada sekolah untuk secara aktif-kreatif serta
mendiri dalam mengembangkan dan melakukan inovasi dalam berbagai program
untuk meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah sendiri yang
tidak terlepas dari kerangka tujuan pendidikan nasional dengan melibatkan pihak-
pihak yang berkepentingan (stakeholder), serta sekolah harus mampu
mempertanggungjawabkan kepada masyakat. Artinya manajemen berbasis sekolah
pada hakikatnya adalah penyerasian sumberdaya yang dilakukan secara mandiri oleh
sekolah dengan melibatkan seluruh kelompok kepentingan yang terkait dengan
sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi
kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
B. Latar Belakang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Latar belakang munculnya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) tak lepas dari
kinerja pendididkan di suatu Negara berdasarkan system pendidikan yang ada
sebelumnya. Diantara tahun 1960-an hingga 1970-an berbagai inovasi dilakukan
melalui pengenalan kurikulum baru dan pendekatan metode pengajaran baru dalam
rangka meningkatkan kualitas pendidikan, namun hasilnya tidak memuaskan.
Demikian juga di banyak Negara lain seperti Kanada, Amerika, Australia, Inggris,
Perancis, Selandia Baru, dan Indonesia.
Sebelum berbagai inovasi yang diterapkan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan difokuskan pada lingkup kelas, seperti perbaikan kurikulum,
profesionalisme guru, metode pengajaran, dan system evaluasi, dan kesemuanya itu
kurang memberikan hasil yang memuaskan. Bersamaan dengan berbagai upaya itu,
pada tehun 1980-an terjadi perkembangan yang menggembirakan di bidang
manajemen modern, yaitu atas keberhasilan penerapannya di bidang industry dan
organisasi komersial. Keberhasilan aplikasi manajemen modern itulah yang kemudian
diadopsi untuk diterapkan di dunia pendidikan. Sejak saat itulah masyarakat mulai
sadar bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan perlu melompat atau keluar dari
lingkup pengajaran di dalam kelas secara sempit ke lingkup organisasi sekolah. Oleh
5
5
karena itu, diperlukan reformasi system secara structural dan gaya manajemen
sekolah.
Setelah adanya kesadaran itu muncullah berbagai gerakan reformasi seperti
gerakan sekolah efektif yang mencari dan mempromosikan karakteristik sekolah-
sekolah efektif. Ada gerakan sekolah mandiri, yang menekankan otonomi penggunaan
sumber dana sekolah. Ada yang memfokuskan pada desentralisasi otoritas dari kantor
pendidikan pusat kepada aktivitas-aktivitas yang dipusatkan disekolah seperti
pengembangan kurikulum berbasis sekolah, bimbingan siswa berbasis sekolah, dan
sebagainya. Gerakan reformasi yang menggunakan pendekatan berbeda-beda tersebut
kemudian melahirkan model-model MBS.
Di Indonesia, latar belakang munculnya MBS tidak jauh berbeda dengan
Negara-negara maju yang terlebih dahulu menerapkannya. Perbedaan yang mencolok
ialah lambatnya kesadaran para pengambil kebijakan pendidikan di Indonesia.
Bayangkan saja di banyak Negara gerakan reformasi pendidikan model MBS ini
sudah terjadi pada tahun 1970-an dan disusul banyak Negara pada tahun 1980-an,
namun di Indonesia baru dimulai 30 tahun kemudian. Hal ini tidak terlepas dari
system otoriter selama orde baru. Semua diatur dari pusat, yaitu di Jakarta baik dalam
penentuan kurikulum sekolah, anggaran pendidikan, pengangkatan guru, metode
pembelajaran, buku pelajaran, alat peraga hingga jam sekolah maupun jenis upacara
yang harus dilaksanakan di sekolah.
Selama bertahun-tahun upaya perbaikan pendidikan selalu dilaksanakan
dengan cara tambal sulam, karena belum ada upaya yang maksimal dari birokrat
pendidikan di atas sana. Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) muncul karena beberapa alasan. Pertama, terjadinya
ketimpangan kekuasaan dan kewenangan yang terlalu terpusat pada atasan yang
mengesampingkan bawahan. Kedua, kinerja pendidikan yang tidak kunjung membaik
bahkan cenderung menurun di banyak Negara. Ketiga, adanya kesadaran para birokrat
dan desakan dari para pecinta pendidikan untuk merestrukturisasi pengelolaan
pendidikan.
Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan yang mana selama ini masih dirasa masih kurang, diantaranya
dengan membuat program progaram antara lain “aku anak sekolah” dan dana bantuan
operasional. Program tersebut diharapkan mampu menjunjung kualitas maupun
kuantitas pendidikan di Indonesia, akantetapi karena pengelolaannya masih terpusat
6
6
dan kaku, program tersebut tidak dapat memberikan dampak positif. Dugaannya
adalah masalah manajemen yang belum sesuai. Hingga munculah suatu pemikiran
atau gagasan baru dalam pengelolaan pendidikan yang memberi kebijakan kepada
masing masing sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan dari
pemerintah. Pemikiran inilah yang disebut dengan manajemen berbasis sekolah
(MBS).
BPPN dan Bank Dunia dalam Mulyasa, memberi pengertian bahwa MBS
merupakan bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi di bidang
pendidikan, yang ditandai oleh otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi
masyarakat, dan dalam kerangka kebijakan nasional. Sedangkan Depdikbud dalam ,
mengemukakan MBS adalah suatu penawaran bagi sekolah untuk menyediakan
pendidikan yang lebih baik dan lebih memadai bagi para peserta didik. Mulyasa
mengemukakan Manajemen Berbasis Sekolah adalah pradigma baru pendidikan, yang
memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam rangka
kebijakan pendidikan nasional.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) adalah kebijakan pemerintah yang diberikan masing-masing
sekolah untuk mengelola dan mengoptimalkan pendidikan di daerahnya sesuai dengan
karakteristik di daerahnya masing-masing dan keikutsertaan masyarakat dalam
mewujudkan tujuan pendidikan.4
C. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Menurut Levacic dalam manajemen berbasis sekolah (MBS) ada tiga katakteristik
yang harus dikedepankan dari yang lain dari manajemen, diantaranya adalah:
1. Kekuasaan dan tanggung jawab dalam pengembilan keputusan yang
berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan yang didesentralisasikan
pada stakeholder sekolah.
4 Edukasi, Latar Belakang Munculnya MBS,dalam
http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/12/latar-belakang-munculnya-mbs/ diunggah pada Minggu,6
Maret 2016, pukul 14.00 wib.
7
7
2. Domain manajemen peningkatan mutu pendidikan yang mencakup
keseluruhan aspek peningkatan mutu pendidikan, mencakup kurikulum,
kepegawai, keuangan, sarana-prasarana dan penerimaan siswa baru.
3. Walaupun keseluruhan domain peningkatan mutu pendidikan
didesentralisasikan kepada sekolah-sekolah, namun diregulasikan yang
mengatur fungsi kontrol pusat terhadap keseluruhan pelaksanaan kewenangan
dan tanggung jawab pemerintah.
Adapun Saud menyatakan beberapa karakteristik dasar diantaranya yaitu,
pemberian otonomi yang luas kepada sekolah, partisipasi masyarakat dan orang tua
peserta didik yang tinggi, kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional,
serta adanya teamwork yang tinggi dan profesional. Pada tataran ini, apabila
manajemen berbasis lokasi lebih difokuskan pada tingkat sekolah, maka MBS akan
menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap kebutuhan
masyarakat dimana sekolah itu berada.
D. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Tujuan utama MBS adalah meningkatkan efesiensi, mutu dan pemeratan
pendidikan. Peningkatan efesiensi diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber
daya yang ada, partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi. Peningkatan
mutu diperoleh melalui partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah,
peningkatan propesionalisme guru, adanya hadiah dan hukuman sebagai control, serta
hal lain yang dapat menumbuhkembangkan suasana yang kondusif.5
Menurut Kustini Hardi, ada tiga tujuan manajemen berbasis sekolah (MBS)
yaitu:
1. Mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru dan unsur komite
sekolah dalam aspek manajemen berbasis sekolah (MBS) untuk
meningkatkan mutu sekolah.
5 Angitjinggadi,Manajemen Berbasis Sekolah,dalam
http://langitjinggadipelupukmatarumahmakalah.blogspot.co.id/2014/10/makalah-manajemen-berbasis-
sekolah.html,diunggah pada Mingggu, 6 Maret 2016, pukul 19.10 wib.
8
8
2. Mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru dan unsur komite
sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, baik
di lingkungan sekolah maupun di lingkungan setempat.
3. Mengembangkan peran serta masyarakat yang lebih aktif dalam masalah
umum persekolahan dari sekolah untuk membantu peningkatan mutu sekolah.
Kementerian Pendidikan Nasional mendeskripsikan bahwa tujuan pelaksanaan
MBS adalah meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif
sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia,
meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam peyelenggaran
pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama, meningkatkan tanggung jawab
sekolah kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah tentang mutu sekolahnya, serta
meningkatkan kompetensi yang sehat antarsekolah tetang mutu pendidikan yang akan
dicapai.
Secara umum dapat diinterpretasikan bahwa dalam penyelenggaraan MBS
setidaknya ada empat aspek penting yang harus dijadikan pertimbangan, yaitu kualitas
(mutu) dan relevansi, keadilan, efektivitas dan efisiensi, serta akuntabilitas.
Manajemen berbasis sekolah (MBS) bertujuan mencapai mutu (quality) dan relevasi
pendidikan yang setinggi-tingginya, dengan tolak ukur penilaian pada hasil (output
dan outcome) bukan pada metodologi atau prosesnya. Ada yang memandang
mutu dan relevansi ini sebagai satu kesatuan substansi, artinya sebagai hasil
pendidikan yang bermutu sekaligus relevan dengan berbagai kebutuhan dan
konteksnya. Bagi yang memisahkan keduanya, maka mutu lebih merujuk pada
manfaat dari apa yang diperoleh siswa melalui pendidikan dalam berbagai
lingkup/tuntutan kehidupan (dampak), termasuk jumlah ranah pendidikan yang tidak
diujikan.
E. Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS)
Kajian yang dirumuskan oleh BPPN dan Bank Dunia merumuskan beberapa
faktor yang berkaitan dengan manajemen berbasis sekolah (MBS) dintaranya adalah:
1. Kewajiban Sekolah
9
9
Manajemen berbasis sekolah (MBS) yang menawarkan keleluasaan
pengelolaan sekolah memiliki potensi yang besar dalam menciptakan kepala
sekolah, guru, dan pengelola sisitem pendidikan profesional. Oleh karena itu
pelaksanaannya harus disertai seperangkat kebijakan, serta monitoring dan
tuntutan pertangungjawaban (akuntabel) yang relatif tinggi, untuk menjamin
bahwa sekolah selain memiliki otonomi juga mempunyai kebijakan
melaksanakan kebijakan pemerintah dan memenuhi harapan masyarkat
sekolah. Dengan demikian, sekolah dituntut mampu menampilkan pengelolaan
sumber daya secara transparan, demokratis, tanpa monopoli dan tanggung
jawab baik terhadap masyarakat maupun pemerintah, dalam rangka
meningkatkan kapasitas pelayanan terhadap peserta didik.
2. Kebijakan dan Prioritas Pemerintah
Pemerintah sebagai penanggung jawab pendidikan nasional berhak
merumuskan kebijakan-kebijakan yang menjadi prioritas nasional terutama
yang berkaitan dengan program peningkatan melek huruf dan angka (literacy
and numeracy), efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Dalam hal-hal
tersebut, sekolah tidak diperbolehkan untuk belajar sendiri dengan
mengabaikan kebijakan dan standar yang ditetapkan oleh pemerintah yang
dipilih secara demokratis.
Agar prioritas-prioritas pemerintah dilakukan oleh sekolah dan semua
aktivitas ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik
sehingga dapat belajar dengan baik, pemerintah perlu merumuskan
seperangkat pedoman tentang pelaksanaan MBS. Pedoman-pedoman tersebut,
terutama ditujukan untuk menjamin bahwa hasil pendidikan (student
outcomes) terevalusi dengan baik, kebijakan-kebijakan pemerintah
dilaksanakan secara efektif, sekolah dioperasikan dalam rangka yang disetujui
pemerintah, dan anggaran dibelanjakan sesuai dengan tujuan.
3. Peranan Orang Tua dan Masyarakat
MBS menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas
untuk membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan
memberdayakan otoritas daerah setempat, serta mengefisienkan sistem dan
10
10
menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih. Untuk kepentingan tersebut,
diperlukan partisipasi masyaraka dan hal ini merupakan salah satu aspek
penting dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Melalui dewan sekolah
(school council), orang tua dan masyarakat dapat berpartisipasi dalam
pembuatan berbagai keputusan. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih
memahami, serta mengawasi dan membantu sekolah dalam pengelolaan
termasuk kegiatan belajar-mengajar. Besarnya partisipasi masyarakat dalam
pengeloaan sekolah tersebut mungkin dapat menimbulkan rancunya
kepentingan antar sekolah, orang tua, dan masyarakat. Dalam hal ini
pemerintah perlu merumuskan bentuk partisipasi (pembagian tugas) setiap
unsur secara jelas dan tegas.
4. Peranan Profesionalisme dan Manajerial
Manajemen berbasis sekolah (MBS) menuntut perubahan-perubahan
tingkah laku kepala sekolah, guru, dan tenaga administrasi dalam
mengoperasikan sekolah. Pelaksanaan MBS berpotensi meningkatkan gesekan
pranata yang bersifat profesional dan manajerial. Untuk memenuhi
persayaratan pelaksanaan MBS, kepala sekolah, guru, tenaga administrasi
harus memiliki kedua sifat tersebut yaitu profesional dan manjerial. Mereka
harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang peserta didik dan prinsip-
prinsip pendidikan untuk menjamin bahwa keputusan penting yang dibuat oleh
sekolah, didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan pendidikan. Kepala
sekolah khususnya, perlu mempelajari dengan teliti, baik kebijakan dan
prioritas pemerintah maupun prioritas sekolah sendiri. Untuk kepentingan
tersebut, kepala sekolah harus:
a)Memiliki kemampuan untuk berkolaborasi dengan guru dan
masyarakat sekitar sekolah;
b)Memiliki pemahaman dan wawasan yang luas tentang teori pendidikan
dan pembelajaran;
c)Memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menganalisis situasi
sekarang berdasarkan apa yang seharusnya serta mampu
memperkirakan kejadian di masa depan berdasarkan situasi sekarang;
11
11
d)Memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah
dan kebutuhan yang berkaitan dengan efektivitas pendidikan di
sekolah;
e)Mampu memanfaatkan berbagai peluang, menjadikan tantangan
sebagai peluang, serta mengkonseptualkan arah baru untuk perubahan.
Pemahaman terhadap sifat profesional dan manjerial tersebut sangat
penting agar peningkatan efisiensi, mutu, dan pemerataan serta supervisi dan
monitoring yang direnacanakan sekolah betul-betul untuk mencapai tujuan
pendidikan sesuai dengan kerangka kebijakan pemerintah dan tujuan
sekolah.
5. Pengembangan Profesi
Dalam manajemen berbasis sekolah (MBS) pemerintah harus manjamin bahwa semua
unsur penting tentang kependidikan (sumber manusia) menerima pengembangan
profesi yang diperlukan untuk mengelola sekolah secara efektif. Agar sekolah dapat
mengambil manfaat yang ditawarkan MBS, perlu dikembangkan adanya pusat
pengembangan profesi, yang berfungsi sebagai penyedia jasa pelatihan bagi tenaga
kependidikan untuk MBS. Selain itu, penting untuk dicatat sebaik-baiknya sekolah
dan masyarakat perlu dilibatkan dalam proses MBS sedini mungkin. Mereka tidak
perlu hanya menunggu, tetapi melibatkan diri dalam diskusi-diskusi tentang MBS dan
berinisiatif untuk menyelenggarakan tentang aspek-aspek yang terkait.
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. manajemen berbasis sekolah pada hakikatnya adalah penyerasian
sumberdaya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan
melibatkan seluruh kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah
secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi
kebutuhan peningkatan mutu sekolah .
2. Latar belakang munculnya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) tak lepas
dari kinerja pendididkan di suatu Negara berdasarkan system pendidikan
yang ada sebelumnya. Diantara tahun 1960-an hingga 1970-an berbagai
inovasi dilakukan melalui pengenalan kurikulum baru dan pendekatan
metode pengajaran baru dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan,
namun hasilnya tidak memuaskan. Demikian juga di banyak Negara lain
seperti Kanada, Amerika, Australia, Inggris, Perancis, Selandia Baru, dan
Indonesia.
3. karakteristik MBS yaitu, pemberian otonomi yang luas kepada sekolah,
partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi,
kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional, serta adanya
teamwork yang tinggi dan profesional.
4. Tujuan utama MBS adalah meningkatkan efesiensi, mutu dan pemeratan
pendidikan.
5. Faktor yang berkaitan dengan manajemen berbasis sekolah (MBS)
dintaranya adalah:
a. Kewajiban Sekolah
b. Kebijakan dan Prioritas Pemerintah
c. Peranan Orang Tua dan Masyarakat
13
DAFTAR PUSTAKA
Candoli, Site-Based Management in Education: How to Make It Work in Your
School, (Lancaster: Technomic Publishing Co, 1995), xi
Izzaucon.2014.Konsep dasar manajemen berbasis sekolah. Diakses dari
http://izzaucon.blogspot.co.id/2014/06/konsep-dasar-manajemen-berbasis-
sekolah.html, diunggah pada Jum’at, tanggal 26 Februari 2016.
Kruchru,Makalah Manajemen Berbasis Sekolah,dalam
http://kruchru.blogspot.co.id/2013/05/makalah-manajemen-berbasis-
sekolah.html, diunduh pada Minggu, 6 Maret 2016.
Laeli Fajriah. 2011. Yuk, Belajar Manajemen Berbasis Sekolah. Diakses dari
http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/23/yuk-belajar-manajemen-
berbasis-sekolah-1-350888.html, diunggah pada Jum’at, tanggal 26
Februari 2016.
Manajemen,rocket.2015. Pengertian,tujuan dan manfaat manajemen,dalam
http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-
tujuan-dan-manfaat-manajemen.html, diunggah pada Jum’at, 26 Februari
2016.
Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Umaedi, dkk. 2008. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka.
Maret 2016.

More Related Content

What's hot

Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Jerry Makawimbang
 
Manajemen sekolah efektif dan unggul
Manajemen sekolah efektif dan unggulManajemen sekolah efektif dan unggul
Manajemen sekolah efektif dan unggul
Komar Hotim
 
Manajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyah
Manajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyahManajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyah
Manajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyah
mahmudi moedy
 
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikan
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikanLaporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikan
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikan
Bang Mohtar
 
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerahMakalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
HaubibBro
 
Karakteristik sekolah efektif
Karakteristik sekolah efektifKarakteristik sekolah efektif
Karakteristik sekolah efektif
Ahmad Wahyudin Rock'n Roll
 
Ringkasan materi mbs
Ringkasan materi mbsRingkasan materi mbs
Ringkasan materi mbsOwner Fashion
 
Mbs implikasi manajemenkurikulum_sistem
Mbs implikasi manajemenkurikulum_sistemMbs implikasi manajemenkurikulum_sistem
Mbs implikasi manajemenkurikulum_sistem
Denny Kodrat
 
Presentasi TIK ~ Iye
Presentasi TIK ~ IyePresentasi TIK ~ Iye
Presentasi TIK ~ Iye
ChairunNisa48
 
Makalah manajemen sekolah revisi
Makalah manajemen sekolah revisiMakalah manajemen sekolah revisi
Makalah manajemen sekolah revisi
Dikha Wijanarko
 
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus MukhandarResensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Agus Mukhandar
 
Manajemen mutu pendidikan Islam-Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Manajemen mutu pendidikan Islam-Deden Makbuloh-Agus MukhandarManajemen mutu pendidikan Islam-Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Manajemen mutu pendidikan Islam-Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Agus Mukhandar
 
Teguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINA
Teguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINATeguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINA
Teguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINA
Dr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Pengelolaan satuan pendidikan
Pengelolaan satuan pendidikanPengelolaan satuan pendidikan
Pengelolaan satuan pendidikan
Khumaira S. Husnaeni
 
Kebijakan Pendidikan
Kebijakan PendidikanKebijakan Pendidikan
Kebijakan Pendidikan
Abdau Qur'ani
 
7. pendekatan dan tantangan dalam manajemen pendidikan islam.
7. pendekatan dan tantangan dalam manajemen pendidikan islam.7. pendekatan dan tantangan dalam manajemen pendidikan islam.
7. pendekatan dan tantangan dalam manajemen pendidikan islam.
sanudin sanudin
 
Upaya meningkatkan kualitas guru
Upaya meningkatkan kualitas guruUpaya meningkatkan kualitas guru
Upaya meningkatkan kualitas guru
elyfitriyana
 
Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...
Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...
Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...
Lovita Ivan Hidayatullah S. Pd.I
 
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPdPenelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
Rianto MSi
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istutiManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
mahmudi moedy
 

What's hot (20)

Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
 
Manajemen sekolah efektif dan unggul
Manajemen sekolah efektif dan unggulManajemen sekolah efektif dan unggul
Manajemen sekolah efektif dan unggul
 
Manajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyah
Manajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyahManajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyah
Manajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyah
 
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikan
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikanLaporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikan
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikan
 
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerahMakalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
 
Karakteristik sekolah efektif
Karakteristik sekolah efektifKarakteristik sekolah efektif
Karakteristik sekolah efektif
 
Ringkasan materi mbs
Ringkasan materi mbsRingkasan materi mbs
Ringkasan materi mbs
 
Mbs implikasi manajemenkurikulum_sistem
Mbs implikasi manajemenkurikulum_sistemMbs implikasi manajemenkurikulum_sistem
Mbs implikasi manajemenkurikulum_sistem
 
Presentasi TIK ~ Iye
Presentasi TIK ~ IyePresentasi TIK ~ Iye
Presentasi TIK ~ Iye
 
Makalah manajemen sekolah revisi
Makalah manajemen sekolah revisiMakalah manajemen sekolah revisi
Makalah manajemen sekolah revisi
 
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus MukhandarResensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
 
Manajemen mutu pendidikan Islam-Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Manajemen mutu pendidikan Islam-Deden Makbuloh-Agus MukhandarManajemen mutu pendidikan Islam-Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Manajemen mutu pendidikan Islam-Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
 
Teguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINA
Teguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINATeguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINA
Teguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINA
 
Pengelolaan satuan pendidikan
Pengelolaan satuan pendidikanPengelolaan satuan pendidikan
Pengelolaan satuan pendidikan
 
Kebijakan Pendidikan
Kebijakan PendidikanKebijakan Pendidikan
Kebijakan Pendidikan
 
7. pendekatan dan tantangan dalam manajemen pendidikan islam.
7. pendekatan dan tantangan dalam manajemen pendidikan islam.7. pendekatan dan tantangan dalam manajemen pendidikan islam.
7. pendekatan dan tantangan dalam manajemen pendidikan islam.
 
Upaya meningkatkan kualitas guru
Upaya meningkatkan kualitas guruUpaya meningkatkan kualitas guru
Upaya meningkatkan kualitas guru
 
Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...
Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...
Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...
 
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPdPenelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istutiManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
 

Similar to Selesai manajemen berbasis sekolah

Makalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifa
Makalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifaMakalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifa
Makalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifa
Iffa Dewi
 
Pendekatan dan tantangan dalam pendidikan islam
Pendekatan dan tantangan dalam pendidikan islamPendekatan dan tantangan dalam pendidikan islam
Pendekatan dan tantangan dalam pendidikan islam
Nikmatul W
 
Manajemen pendidikan islam
Manajemen pendidikan islamManajemen pendidikan islam
Manajemen pendidikan islam
Ferry Lovita
 
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNSMANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
heldaviniasari23
 
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAMISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Liseu Taqillah
 
Makalah dewan sekolah
Makalah dewan sekolahMakalah dewan sekolah
Makalah dewan sekolah
Nanang Zamroji
 
Visi Sekolah SD Negeri 1 Patokpicis.pptx
Visi Sekolah SD Negeri 1 Patokpicis.pptxVisi Sekolah SD Negeri 1 Patokpicis.pptx
Visi Sekolah SD Negeri 1 Patokpicis.pptx
danank1
 
Cover
CoverCover
perencanaan dan desain pembelajaran pendidikan PAI.pdf
perencanaan dan desain pembelajaran pendidikan PAI.pdfperencanaan dan desain pembelajaran pendidikan PAI.pdf
perencanaan dan desain pembelajaran pendidikan PAI.pdf
RiskaMaulidiyah3
 
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
HasanBasri321358
 
Manajemen hubungan madrasah dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
Manajemen hubungan madrasah dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikanManajemen hubungan madrasah dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
Manajemen hubungan madrasah dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
Ukhty Nicken
 
Manajemen hubungan madrasah dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
Manajemen hubungan madrasah dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikanManajemen hubungan madrasah dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
Manajemen hubungan madrasah dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
Ukhty Nicken
 
Kepemimpinan pend islam
Kepemimpinan pend islamKepemimpinan pend islam
Kepemimpinan pend islam
erny masytoh
 
Manajemen sumber daya biaya dan sarana prasarana pendidikan islam
Manajemen sumber daya biaya dan sarana prasarana pendidikan islamManajemen sumber daya biaya dan sarana prasarana pendidikan islam
Manajemen sumber daya biaya dan sarana prasarana pendidikan islam
Sintya Mulya rahma
 
Proposal kuu
Proposal kuuProposal kuu
Proposal kuu
Rori Oktriyansyah
 
Tugas tik pitri handayani
Tugas tik pitri handayaniTugas tik pitri handayani
Tugas tik pitri handayani
PitriHandayani5
 
Tugas tik4
Tugas tik4Tugas tik4
Tugas tik4
ulvijuniaputri
 
proker_2267_1622083786_Program Kerja Waka Kesiswaan.pdf
proker_2267_1622083786_Program Kerja Waka Kesiswaan.pdfproker_2267_1622083786_Program Kerja Waka Kesiswaan.pdf
proker_2267_1622083786_Program Kerja Waka Kesiswaan.pdf
Khalisnurulhidayah
 
Manajemen kurikulum pendidikan islam
Manajemen kurikulum pendidikan islamManajemen kurikulum pendidikan islam
Manajemen kurikulum pendidikan islam
Ulfy Azizah
 
PTK portopolio.pdf
PTK portopolio.pdfPTK portopolio.pdf
PTK portopolio.pdf
Tarjono4
 

Similar to Selesai manajemen berbasis sekolah (20)

Makalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifa
Makalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifaMakalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifa
Makalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifa
 
Pendekatan dan tantangan dalam pendidikan islam
Pendekatan dan tantangan dalam pendidikan islamPendekatan dan tantangan dalam pendidikan islam
Pendekatan dan tantangan dalam pendidikan islam
 
Manajemen pendidikan islam
Manajemen pendidikan islamManajemen pendidikan islam
Manajemen pendidikan islam
 
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNSMANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
 
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAMISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
 
Makalah dewan sekolah
Makalah dewan sekolahMakalah dewan sekolah
Makalah dewan sekolah
 
Visi Sekolah SD Negeri 1 Patokpicis.pptx
Visi Sekolah SD Negeri 1 Patokpicis.pptxVisi Sekolah SD Negeri 1 Patokpicis.pptx
Visi Sekolah SD Negeri 1 Patokpicis.pptx
 
Cover
CoverCover
Cover
 
perencanaan dan desain pembelajaran pendidikan PAI.pdf
perencanaan dan desain pembelajaran pendidikan PAI.pdfperencanaan dan desain pembelajaran pendidikan PAI.pdf
perencanaan dan desain pembelajaran pendidikan PAI.pdf
 
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
 
Manajemen hubungan madrasah dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
Manajemen hubungan madrasah dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikanManajemen hubungan madrasah dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
Manajemen hubungan madrasah dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
 
Manajemen hubungan madrasah dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
Manajemen hubungan madrasah dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikanManajemen hubungan madrasah dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
Manajemen hubungan madrasah dengan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
 
Kepemimpinan pend islam
Kepemimpinan pend islamKepemimpinan pend islam
Kepemimpinan pend islam
 
Manajemen sumber daya biaya dan sarana prasarana pendidikan islam
Manajemen sumber daya biaya dan sarana prasarana pendidikan islamManajemen sumber daya biaya dan sarana prasarana pendidikan islam
Manajemen sumber daya biaya dan sarana prasarana pendidikan islam
 
Proposal kuu
Proposal kuuProposal kuu
Proposal kuu
 
Tugas tik pitri handayani
Tugas tik pitri handayaniTugas tik pitri handayani
Tugas tik pitri handayani
 
Tugas tik4
Tugas tik4Tugas tik4
Tugas tik4
 
proker_2267_1622083786_Program Kerja Waka Kesiswaan.pdf
proker_2267_1622083786_Program Kerja Waka Kesiswaan.pdfproker_2267_1622083786_Program Kerja Waka Kesiswaan.pdf
proker_2267_1622083786_Program Kerja Waka Kesiswaan.pdf
 
Manajemen kurikulum pendidikan islam
Manajemen kurikulum pendidikan islamManajemen kurikulum pendidikan islam
Manajemen kurikulum pendidikan islam
 
PTK portopolio.pdf
PTK portopolio.pdfPTK portopolio.pdf
PTK portopolio.pdf
 

More from Feni Prasetiya

Ppt
PptPpt
Manajemen pengelolaan pesantren
Manajemen pengelolaan pesantrenManajemen pengelolaan pesantren
Manajemen pengelolaan pesantren
Feni Prasetiya
 
Asli manajemen pengelolaan pesantren
Asli manajemen pengelolaan pesantren Asli manajemen pengelolaan pesantren
Asli manajemen pengelolaan pesantren
Feni Prasetiya
 
Feni power point
Feni power pointFeni power point
Feni power point
Feni Prasetiya
 
Revisi makalah administrasi pend islam
Revisi makalah administrasi pend islamRevisi makalah administrasi pend islam
Revisi makalah administrasi pend islam
Feni Prasetiya
 
power point strategi pembelajaran langsung,inkuiri dan berbasis masalah
power point strategi pembelajaran langsung,inkuiri dan berbasis masalahpower point strategi pembelajaran langsung,inkuiri dan berbasis masalah
power point strategi pembelajaran langsung,inkuiri dan berbasis masalah
Feni Prasetiya
 
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbmMakalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
Feni Prasetiya
 
power point strategi pembelajaran langsung,inkuiri dan berbasis masalah
power point strategi pembelajaran langsung,inkuiri dan berbasis masalahpower point strategi pembelajaran langsung,inkuiri dan berbasis masalah
power point strategi pembelajaran langsung,inkuiri dan berbasis masalah
Feni Prasetiya
 
Feni yuni baru
Feni yuni baruFeni yuni baru
Feni yuni baru
Feni Prasetiya
 

More from Feni Prasetiya (9)

Ppt
PptPpt
Ppt
 
Manajemen pengelolaan pesantren
Manajemen pengelolaan pesantrenManajemen pengelolaan pesantren
Manajemen pengelolaan pesantren
 
Asli manajemen pengelolaan pesantren
Asli manajemen pengelolaan pesantren Asli manajemen pengelolaan pesantren
Asli manajemen pengelolaan pesantren
 
Feni power point
Feni power pointFeni power point
Feni power point
 
Revisi makalah administrasi pend islam
Revisi makalah administrasi pend islamRevisi makalah administrasi pend islam
Revisi makalah administrasi pend islam
 
power point strategi pembelajaran langsung,inkuiri dan berbasis masalah
power point strategi pembelajaran langsung,inkuiri dan berbasis masalahpower point strategi pembelajaran langsung,inkuiri dan berbasis masalah
power point strategi pembelajaran langsung,inkuiri dan berbasis masalah
 
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbmMakalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
 
power point strategi pembelajaran langsung,inkuiri dan berbasis masalah
power point strategi pembelajaran langsung,inkuiri dan berbasis masalahpower point strategi pembelajaran langsung,inkuiri dan berbasis masalah
power point strategi pembelajaran langsung,inkuiri dan berbasis masalah
 
Feni yuni baru
Feni yuni baruFeni yuni baru
Feni yuni baru
 

Recently uploaded

Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
PutraDwitara
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
opkcibungbulang
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
ayyurah2004
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
moh3315
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
HERIHERI52
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Sathya Risma
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 

Selesai manajemen berbasis sekolah

  • 1. MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH M A K A L A H Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah " Manajemen Pendidikan Islam " Dosen Pengampu : Afiful ikhwan, M.pd.I Oleh : FIANA WULANNDARI 20134716923 PAI – SMT 6 PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MUHAMMADIYAH TULUNGAGUNG Maret 2016
  • 2. ii KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam. Kemudian dari pada itu, saya sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala hormat saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung Bapak Nurul Amin, M.Ag 2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini Bapak Afiful ikhwan,M.pd.I 3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah. Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo' a dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di mata Allah SWT. Aamiin. Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan kritikan positif, sehingga bisa diperbaiki seperlunya. Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan saya dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh pembaca. Aamiin Yaa Robbal 'Alamiin. (PENYUSUN)
  • 3. iii DAFTAR ISI Halaman Judul ……………………………….……….…..… i Kata Pengantar ………………………………… ………..…. ii Daftar Isi …………………………………………………..…. iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………... 1 B. Rumusan Masalah …………………………………….. 2 C. Tujuan Masalah ……………………………………….. 2 BAB II PEMBAHASAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH A. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah …………...….. 3 B. Latar Belakang Manajemen Berbasis sekolah . . . . . . . . . 4 C. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah . . . .. . . .. . . 6 D. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah . . . . . . . . .. .. . . . . 7 E. Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam Manajemen Berbasis Sekolah . . . . . . . . . . . . .…….………. 8 BAB III PENUTUP Kesimpulan …………………………………………….. 14 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 15
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan berakhirnya masa remaja, maka berakhir pulalah kegoncangan kegoncangan jiwa yang menyertai pertumbuhan remaja itu. Yang berarti bahwa orang yang telah melewati usia remaja, mempunyai ketentraman jiwa, ketetapan hati dan kepercayaan yang tegas, baik dalam bentuk positif, maupun negatif.Kendatipun demikian, dalam kenyataan hidup sehari-hari, masih banyak orang yang merasakan kegoncangan jiwa pada usia dewasa. Bahkan perubahan-perubahan kepercayaan dan keyakinan kadang-kadang masih terjadi saja. Keadaan dan kejadian-kejadian itu, sangat menarik perhatian ahli agama, sehingga mereka berusaha terus-menerus mengajak orang untuk beriman kepada Allah dan berusaha memberikan pengertian- pengertian tentang agama. Menurut H. Carl Witherington, diperiode adolesen ini pemilihan terhadap kehidupan mendapat perhatian yang tegas. Sekarang mereka mulai berfikir tentang tanggung jawab social moral, ekonomis, dan keagamaan. Pada masa adolesen anak- anak berusaha untuk mencapai suatu cita-cita yang abstrak. Diusia dewasa biasanya seseorang sudah memliki sifat kepribadian yang stabil. Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa mereka; “Saya hidup dan saya tahu untuk apa,” menggambarkan bahwa di usia dewasa orang sudah memiliki tanggung jawab serta sudah menyadari makna hidup. Dengan kata lain, orang dewasa berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai yang dipilihnya. Sikap keberagamaan orang dewasa memiliki perspektif yang luas didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya. Selain itu sikap keberagamaan ini umumnya juga dilandasi oleh pendalaman pengertian dan perluasan pemahaman tentang ajaran agama yang dianutnya. Beragama bagi orang dewasa sudah merupakan sikap hidup dan bukan sekadar ikut-ikutan. B. Rumusan Masalah
  • 5. 2 2 1. Bagaimana Psikologi agama pada orang dewasa ? 2. Bagaimana karakteristik sikap keberagamaan pada orang dewasa? 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberagamaan pada orang dewasa? 4. Bagaimana kematangan beragamake pada orang dewasa? 5. Bagaimana Perkembangan beragama pada orang dewasa? C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui psikologi agama pada orang dewasa 2. Untuk mengetahui karakteristik sikap dan aktor-faktor yang mempengaruhinya 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberagamaan pada orang dewasa 4. Untuk mengetahui kematangan beragama pada orang dewasa. 5. Untuk mengetahui Perkembangan beragama pada orang dewasa
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Bebasis Sekolah (MBS) Secara bahasa, manajemen berbasis sekolah (MBS) berasal dari tiga kata yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya efektif untuk mencapai sasaran. Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar atau asas. Sedangkan sekolah berarti lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk menerima dan memberikan pelajaran. Berdasarkan makna leksikal tersebut maka manajemen berbasis sekolah (MBS) dapat diartikan sebagai penggunaan sumber daya yang berdasarkan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau pembelajaran. Dapat juga dikatakan bahwa manajemen berbasis sekolah (MBS) pada hakekatnya adalah penyerasian sumberdaya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan.1 Dengan otonomi tersebut, sekolah diberikan kewenangan dan tanggungjawab untuk mengambil keputusan-keputusan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan tuntutan sekolah serta masyarakat atau stakeholder yang ada.2 Candoli mendefinisikan MBS, sebagai suatu cara untuk memaksa sekolah itu sendiri mengambil tanggung jawab atas apa saja yang terjadi pada anak menurut jurisdiksinya dan mengikuti sekolahnya.3 1Kruchru,Makalah Manajemen Berbasis Sekolah,dalam http://kruchru.blogspot.co.id/2013/05/makalah- manajemen-berbasis-sekolah.html, diunggah pada Minggu, 6 Maret 2016,pukul 19.00 2Izzaucon,diunggah dalam http://izzaucon.blogspot.co.id/2014/06/konsep-dasar-manajemen-berbasis- sekolah.html,diunggah pada Minggu,6 Maret 2016, pukul 19.05 wib. 3Candoli, Site-Based Management in Education:How to Make It Work in Your School, (Lancaster: Technomic Publishing Co, 1995), xi
  • 7. 4 4 Sesuai dengan deskripsi di atas, manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan pemberian otonomi penuh kepada sekolah untuk secara aktif-kreatif serta mendiri dalam mengembangkan dan melakukan inovasi dalam berbagai program untuk meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah sendiri yang tidak terlepas dari kerangka tujuan pendidikan nasional dengan melibatkan pihak- pihak yang berkepentingan (stakeholder), serta sekolah harus mampu mempertanggungjawabkan kepada masyakat. Artinya manajemen berbasis sekolah pada hakikatnya adalah penyerasian sumberdaya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan seluruh kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. B. Latar Belakang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Latar belakang munculnya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) tak lepas dari kinerja pendididkan di suatu Negara berdasarkan system pendidikan yang ada sebelumnya. Diantara tahun 1960-an hingga 1970-an berbagai inovasi dilakukan melalui pengenalan kurikulum baru dan pendekatan metode pengajaran baru dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, namun hasilnya tidak memuaskan. Demikian juga di banyak Negara lain seperti Kanada, Amerika, Australia, Inggris, Perancis, Selandia Baru, dan Indonesia. Sebelum berbagai inovasi yang diterapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan difokuskan pada lingkup kelas, seperti perbaikan kurikulum, profesionalisme guru, metode pengajaran, dan system evaluasi, dan kesemuanya itu kurang memberikan hasil yang memuaskan. Bersamaan dengan berbagai upaya itu, pada tehun 1980-an terjadi perkembangan yang menggembirakan di bidang manajemen modern, yaitu atas keberhasilan penerapannya di bidang industry dan organisasi komersial. Keberhasilan aplikasi manajemen modern itulah yang kemudian diadopsi untuk diterapkan di dunia pendidikan. Sejak saat itulah masyarakat mulai sadar bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan perlu melompat atau keluar dari lingkup pengajaran di dalam kelas secara sempit ke lingkup organisasi sekolah. Oleh
  • 8. 5 5 karena itu, diperlukan reformasi system secara structural dan gaya manajemen sekolah. Setelah adanya kesadaran itu muncullah berbagai gerakan reformasi seperti gerakan sekolah efektif yang mencari dan mempromosikan karakteristik sekolah- sekolah efektif. Ada gerakan sekolah mandiri, yang menekankan otonomi penggunaan sumber dana sekolah. Ada yang memfokuskan pada desentralisasi otoritas dari kantor pendidikan pusat kepada aktivitas-aktivitas yang dipusatkan disekolah seperti pengembangan kurikulum berbasis sekolah, bimbingan siswa berbasis sekolah, dan sebagainya. Gerakan reformasi yang menggunakan pendekatan berbeda-beda tersebut kemudian melahirkan model-model MBS. Di Indonesia, latar belakang munculnya MBS tidak jauh berbeda dengan Negara-negara maju yang terlebih dahulu menerapkannya. Perbedaan yang mencolok ialah lambatnya kesadaran para pengambil kebijakan pendidikan di Indonesia. Bayangkan saja di banyak Negara gerakan reformasi pendidikan model MBS ini sudah terjadi pada tahun 1970-an dan disusul banyak Negara pada tahun 1980-an, namun di Indonesia baru dimulai 30 tahun kemudian. Hal ini tidak terlepas dari system otoriter selama orde baru. Semua diatur dari pusat, yaitu di Jakarta baik dalam penentuan kurikulum sekolah, anggaran pendidikan, pengangkatan guru, metode pembelajaran, buku pelajaran, alat peraga hingga jam sekolah maupun jenis upacara yang harus dilaksanakan di sekolah. Selama bertahun-tahun upaya perbaikan pendidikan selalu dilaksanakan dengan cara tambal sulam, karena belum ada upaya yang maksimal dari birokrat pendidikan di atas sana. Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) muncul karena beberapa alasan. Pertama, terjadinya ketimpangan kekuasaan dan kewenangan yang terlalu terpusat pada atasan yang mengesampingkan bawahan. Kedua, kinerja pendidikan yang tidak kunjung membaik bahkan cenderung menurun di banyak Negara. Ketiga, adanya kesadaran para birokrat dan desakan dari para pecinta pendidikan untuk merestrukturisasi pengelolaan pendidikan. Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang mana selama ini masih dirasa masih kurang, diantaranya dengan membuat program progaram antara lain “aku anak sekolah” dan dana bantuan operasional. Program tersebut diharapkan mampu menjunjung kualitas maupun kuantitas pendidikan di Indonesia, akantetapi karena pengelolaannya masih terpusat
  • 9. 6 6 dan kaku, program tersebut tidak dapat memberikan dampak positif. Dugaannya adalah masalah manajemen yang belum sesuai. Hingga munculah suatu pemikiran atau gagasan baru dalam pengelolaan pendidikan yang memberi kebijakan kepada masing masing sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan dari pemerintah. Pemikiran inilah yang disebut dengan manajemen berbasis sekolah (MBS). BPPN dan Bank Dunia dalam Mulyasa, memberi pengertian bahwa MBS merupakan bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi di bidang pendidikan, yang ditandai oleh otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat, dan dalam kerangka kebijakan nasional. Sedangkan Depdikbud dalam , mengemukakan MBS adalah suatu penawaran bagi sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan lebih memadai bagi para peserta didik. Mulyasa mengemukakan Manajemen Berbasis Sekolah adalah pradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam rangka kebijakan pendidikan nasional. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah kebijakan pemerintah yang diberikan masing-masing sekolah untuk mengelola dan mengoptimalkan pendidikan di daerahnya sesuai dengan karakteristik di daerahnya masing-masing dan keikutsertaan masyarakat dalam mewujudkan tujuan pendidikan.4 C. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Menurut Levacic dalam manajemen berbasis sekolah (MBS) ada tiga katakteristik yang harus dikedepankan dari yang lain dari manajemen, diantaranya adalah: 1. Kekuasaan dan tanggung jawab dalam pengembilan keputusan yang berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan yang didesentralisasikan pada stakeholder sekolah. 4 Edukasi, Latar Belakang Munculnya MBS,dalam http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/12/latar-belakang-munculnya-mbs/ diunggah pada Minggu,6 Maret 2016, pukul 14.00 wib.
  • 10. 7 7 2. Domain manajemen peningkatan mutu pendidikan yang mencakup keseluruhan aspek peningkatan mutu pendidikan, mencakup kurikulum, kepegawai, keuangan, sarana-prasarana dan penerimaan siswa baru. 3. Walaupun keseluruhan domain peningkatan mutu pendidikan didesentralisasikan kepada sekolah-sekolah, namun diregulasikan yang mengatur fungsi kontrol pusat terhadap keseluruhan pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab pemerintah. Adapun Saud menyatakan beberapa karakteristik dasar diantaranya yaitu, pemberian otonomi yang luas kepada sekolah, partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi, kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional, serta adanya teamwork yang tinggi dan profesional. Pada tataran ini, apabila manajemen berbasis lokasi lebih difokuskan pada tingkat sekolah, maka MBS akan menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dimana sekolah itu berada. D. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Tujuan utama MBS adalah meningkatkan efesiensi, mutu dan pemeratan pendidikan. Peningkatan efesiensi diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya yang ada, partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi. Peningkatan mutu diperoleh melalui partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan propesionalisme guru, adanya hadiah dan hukuman sebagai control, serta hal lain yang dapat menumbuhkembangkan suasana yang kondusif.5 Menurut Kustini Hardi, ada tiga tujuan manajemen berbasis sekolah (MBS) yaitu: 1. Mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru dan unsur komite sekolah dalam aspek manajemen berbasis sekolah (MBS) untuk meningkatkan mutu sekolah. 5 Angitjinggadi,Manajemen Berbasis Sekolah,dalam http://langitjinggadipelupukmatarumahmakalah.blogspot.co.id/2014/10/makalah-manajemen-berbasis- sekolah.html,diunggah pada Mingggu, 6 Maret 2016, pukul 19.10 wib.
  • 11. 8 8 2. Mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru dan unsur komite sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan setempat. 3. Mengembangkan peran serta masyarakat yang lebih aktif dalam masalah umum persekolahan dari sekolah untuk membantu peningkatan mutu sekolah. Kementerian Pendidikan Nasional mendeskripsikan bahwa tujuan pelaksanaan MBS adalah meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia, meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam peyelenggaran pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama, meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah tentang mutu sekolahnya, serta meningkatkan kompetensi yang sehat antarsekolah tetang mutu pendidikan yang akan dicapai. Secara umum dapat diinterpretasikan bahwa dalam penyelenggaraan MBS setidaknya ada empat aspek penting yang harus dijadikan pertimbangan, yaitu kualitas (mutu) dan relevansi, keadilan, efektivitas dan efisiensi, serta akuntabilitas. Manajemen berbasis sekolah (MBS) bertujuan mencapai mutu (quality) dan relevasi pendidikan yang setinggi-tingginya, dengan tolak ukur penilaian pada hasil (output dan outcome) bukan pada metodologi atau prosesnya. Ada yang memandang mutu dan relevansi ini sebagai satu kesatuan substansi, artinya sebagai hasil pendidikan yang bermutu sekaligus relevan dengan berbagai kebutuhan dan konteksnya. Bagi yang memisahkan keduanya, maka mutu lebih merujuk pada manfaat dari apa yang diperoleh siswa melalui pendidikan dalam berbagai lingkup/tuntutan kehidupan (dampak), termasuk jumlah ranah pendidikan yang tidak diujikan. E. Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Kajian yang dirumuskan oleh BPPN dan Bank Dunia merumuskan beberapa faktor yang berkaitan dengan manajemen berbasis sekolah (MBS) dintaranya adalah: 1. Kewajiban Sekolah
  • 12. 9 9 Manajemen berbasis sekolah (MBS) yang menawarkan keleluasaan pengelolaan sekolah memiliki potensi yang besar dalam menciptakan kepala sekolah, guru, dan pengelola sisitem pendidikan profesional. Oleh karena itu pelaksanaannya harus disertai seperangkat kebijakan, serta monitoring dan tuntutan pertangungjawaban (akuntabel) yang relatif tinggi, untuk menjamin bahwa sekolah selain memiliki otonomi juga mempunyai kebijakan melaksanakan kebijakan pemerintah dan memenuhi harapan masyarkat sekolah. Dengan demikian, sekolah dituntut mampu menampilkan pengelolaan sumber daya secara transparan, demokratis, tanpa monopoli dan tanggung jawab baik terhadap masyarakat maupun pemerintah, dalam rangka meningkatkan kapasitas pelayanan terhadap peserta didik. 2. Kebijakan dan Prioritas Pemerintah Pemerintah sebagai penanggung jawab pendidikan nasional berhak merumuskan kebijakan-kebijakan yang menjadi prioritas nasional terutama yang berkaitan dengan program peningkatan melek huruf dan angka (literacy and numeracy), efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Dalam hal-hal tersebut, sekolah tidak diperbolehkan untuk belajar sendiri dengan mengabaikan kebijakan dan standar yang ditetapkan oleh pemerintah yang dipilih secara demokratis. Agar prioritas-prioritas pemerintah dilakukan oleh sekolah dan semua aktivitas ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik sehingga dapat belajar dengan baik, pemerintah perlu merumuskan seperangkat pedoman tentang pelaksanaan MBS. Pedoman-pedoman tersebut, terutama ditujukan untuk menjamin bahwa hasil pendidikan (student outcomes) terevalusi dengan baik, kebijakan-kebijakan pemerintah dilaksanakan secara efektif, sekolah dioperasikan dalam rangka yang disetujui pemerintah, dan anggaran dibelanjakan sesuai dengan tujuan. 3. Peranan Orang Tua dan Masyarakat MBS menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas untuk membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta mengefisienkan sistem dan
  • 13. 10 10 menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih. Untuk kepentingan tersebut, diperlukan partisipasi masyaraka dan hal ini merupakan salah satu aspek penting dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Melalui dewan sekolah (school council), orang tua dan masyarakat dapat berpartisipasi dalam pembuatan berbagai keputusan. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih memahami, serta mengawasi dan membantu sekolah dalam pengelolaan termasuk kegiatan belajar-mengajar. Besarnya partisipasi masyarakat dalam pengeloaan sekolah tersebut mungkin dapat menimbulkan rancunya kepentingan antar sekolah, orang tua, dan masyarakat. Dalam hal ini pemerintah perlu merumuskan bentuk partisipasi (pembagian tugas) setiap unsur secara jelas dan tegas. 4. Peranan Profesionalisme dan Manajerial Manajemen berbasis sekolah (MBS) menuntut perubahan-perubahan tingkah laku kepala sekolah, guru, dan tenaga administrasi dalam mengoperasikan sekolah. Pelaksanaan MBS berpotensi meningkatkan gesekan pranata yang bersifat profesional dan manajerial. Untuk memenuhi persayaratan pelaksanaan MBS, kepala sekolah, guru, tenaga administrasi harus memiliki kedua sifat tersebut yaitu profesional dan manjerial. Mereka harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang peserta didik dan prinsip- prinsip pendidikan untuk menjamin bahwa keputusan penting yang dibuat oleh sekolah, didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan pendidikan. Kepala sekolah khususnya, perlu mempelajari dengan teliti, baik kebijakan dan prioritas pemerintah maupun prioritas sekolah sendiri. Untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah harus: a)Memiliki kemampuan untuk berkolaborasi dengan guru dan masyarakat sekitar sekolah; b)Memiliki pemahaman dan wawasan yang luas tentang teori pendidikan dan pembelajaran; c)Memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menganalisis situasi sekarang berdasarkan apa yang seharusnya serta mampu memperkirakan kejadian di masa depan berdasarkan situasi sekarang;
  • 14. 11 11 d)Memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang berkaitan dengan efektivitas pendidikan di sekolah; e)Mampu memanfaatkan berbagai peluang, menjadikan tantangan sebagai peluang, serta mengkonseptualkan arah baru untuk perubahan. Pemahaman terhadap sifat profesional dan manjerial tersebut sangat penting agar peningkatan efisiensi, mutu, dan pemerataan serta supervisi dan monitoring yang direnacanakan sekolah betul-betul untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan kerangka kebijakan pemerintah dan tujuan sekolah. 5. Pengembangan Profesi Dalam manajemen berbasis sekolah (MBS) pemerintah harus manjamin bahwa semua unsur penting tentang kependidikan (sumber manusia) menerima pengembangan profesi yang diperlukan untuk mengelola sekolah secara efektif. Agar sekolah dapat mengambil manfaat yang ditawarkan MBS, perlu dikembangkan adanya pusat pengembangan profesi, yang berfungsi sebagai penyedia jasa pelatihan bagi tenaga kependidikan untuk MBS. Selain itu, penting untuk dicatat sebaik-baiknya sekolah dan masyarakat perlu dilibatkan dalam proses MBS sedini mungkin. Mereka tidak perlu hanya menunggu, tetapi melibatkan diri dalam diskusi-diskusi tentang MBS dan berinisiatif untuk menyelenggarakan tentang aspek-aspek yang terkait.
  • 15. 12 BAB III PENUTUP Kesimpulan 1. manajemen berbasis sekolah pada hakikatnya adalah penyerasian sumberdaya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan seluruh kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah . 2. Latar belakang munculnya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) tak lepas dari kinerja pendididkan di suatu Negara berdasarkan system pendidikan yang ada sebelumnya. Diantara tahun 1960-an hingga 1970-an berbagai inovasi dilakukan melalui pengenalan kurikulum baru dan pendekatan metode pengajaran baru dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, namun hasilnya tidak memuaskan. Demikian juga di banyak Negara lain seperti Kanada, Amerika, Australia, Inggris, Perancis, Selandia Baru, dan Indonesia. 3. karakteristik MBS yaitu, pemberian otonomi yang luas kepada sekolah, partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi, kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional, serta adanya teamwork yang tinggi dan profesional. 4. Tujuan utama MBS adalah meningkatkan efesiensi, mutu dan pemeratan pendidikan. 5. Faktor yang berkaitan dengan manajemen berbasis sekolah (MBS) dintaranya adalah: a. Kewajiban Sekolah b. Kebijakan dan Prioritas Pemerintah c. Peranan Orang Tua dan Masyarakat
  • 16. 13 DAFTAR PUSTAKA Candoli, Site-Based Management in Education: How to Make It Work in Your School, (Lancaster: Technomic Publishing Co, 1995), xi Izzaucon.2014.Konsep dasar manajemen berbasis sekolah. Diakses dari http://izzaucon.blogspot.co.id/2014/06/konsep-dasar-manajemen-berbasis- sekolah.html, diunggah pada Jum’at, tanggal 26 Februari 2016. Kruchru,Makalah Manajemen Berbasis Sekolah,dalam http://kruchru.blogspot.co.id/2013/05/makalah-manajemen-berbasis- sekolah.html, diunduh pada Minggu, 6 Maret 2016. Laeli Fajriah. 2011. Yuk, Belajar Manajemen Berbasis Sekolah. Diakses dari http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/23/yuk-belajar-manajemen- berbasis-sekolah-1-350888.html, diunggah pada Jum’at, tanggal 26 Februari 2016. Manajemen,rocket.2015. Pengertian,tujuan dan manfaat manajemen,dalam http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2015/05/pengertian- tujuan-dan-manfaat-manajemen.html, diunggah pada Jum’at, 26 Februari 2016. Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Umaedi, dkk. 2008. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka. Maret 2016.