SlideShare a Scribd company logo
1
“MAKALAH KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI ERA
OTONOMI DAERAH ”
Dibuat untuk memenuhi tugas perkuliahan
Pengempu :
Ibu. Sri Endang Dzulaikatul Karimah
Penulis:
Habiburrahman
Nim/ Nimko: 201199010004
Prody : SI PAI (Pendidikan Agama Islam)
Jurusan:
Tarbiyah
Tahun ajaran 2012-2013 M
Sekolah Tinggi Islam Blambangan (STIB)- Banyuwangi
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirot Allah Swt. Karena atas
rahmat serta ridlhonya penulis dapat menyelesaikan Makalah Kebijakan
Pendidikan Di Era Otonomi Daerah . Sholawat serta salam penulis ucapkan
kepada Nabi besar Muhammad Saw. Kepada keluarga dan para sahabatnya
serat kita selaku umatnya yang mudah-mudahan mendapat safaatnya. Amin.
Pada Makalah Kebijakan Pendidikan Di Era Otonomi Daerah Penulis
menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan keritik serta saran yang dapat membangun semangat belajar dari
pembaca. Penulis harapkan agar kedepannya tugas makalah ini dapat jauh
lebih baik lagi.
Penulis
Habiburrahman
3
Bab I
PENDAHULUAN
1. Rumusan masalah
Pada dasarnya kita semua berada pada ruang lingkup pembelajaran. Yang tidak akan
pernah lepas dari yang namanya Pendidikan. Dan kita sebagai calon pendidik bangsa
negara indonesia. Yang berasal dari daerah masing-masing. Maka dari itu penulis
mendapatkan tugas Makalah yang berjudul ‘Kebijakan Pendidikan Di Era Otonomi
Daerah ’.
Bab II
PEMBAHASAN
A. Pendahuluan
Era reformasi telah membawa perubahan-perubahan mendasar dalam berbagai kehidupan
termasuk kehidupan pendidikan. Salah satu perubahan mendasar adalah manajemen Negara,
yaitu dari manajemen berbasis pusat menjadi manajemen berbasis daerah. Secara resmi,
perubahan manajemen ini telah diwujudkan dalam bentuk Undang-Undang Republik Indonesia
No. 22 Tahun 1999, yang kemudian direvisi dan disempurnakan menjadi Undang-Undang No.32
tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pedoman pelaksanaannyapun telah dibuat melalui
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom. Konsekuensi logis dari Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah tersebut adalah bahwa manajemen pendidikan harus disesuaikan dengan
jiwa, keadaan suatu derah dan semangat otonomi yang kuat.
Adapun lembaga-lembaga pendidikan, seperti sekolah, madrasah, pesantren, universitas,
dan lainnya – yang terintegrasi dalam pendidikan nasional- haruslah melakukan reorientasi dan
restrukturisasi , serta berusaha untuk meningktkan kualitas mutu pendidikan nasional”. Selain
itu, implementasi kebijakan tersebut diharapkan berdampak positif terhadap kemajuan
pendidikan di daerah tersebut. Fiske (1996) menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman berbagai
negara sedang berkembang yang menerapkan otonomi di bidang pendidikan, otonomi berpotensi
memunculkan masalah: perbenturan kepentingan antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
4
terbatasnya gerak dan ruang partisipasi masyarakat dalam pendidikan, serta berkurangnya
tuntutan akuntabilitas pendidikan oleh pemerintah serta meningkatnya akuntabilitas pendidikan
oleh masyarakat.
B. Kajian Teori
Konsep Otonomi Daerah Sehari sesudah merdeka, Negara Kesatuan RI pada dasarnya
telah menetapkan pilihannya secara formal pada dianutnya asas desentralisasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah
untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Hal itu dapat disimpulkan dari bunyi Bab IV, pasal 18
UUD 1945 dan penjelasannya. Dalam pasal 18 UUD 1945, antara lain dinyatakan bahwa
“pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk dan susunan
pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang”. Sementara, dalam penjelasan pasal
tersebut antara lain dikemukakan bahwa: “…oleh karena negara Indonesia itu suatu
“eenheidsstaat”, maka Indonesia tak akan mempunyai daerah di dalam lingkungannya yang
bersifat staat juga. Daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah propinsi dan daerah yang lebih
kecil. Daerah itu bersifat otonom atau bersifat daerah administrasi belaka, semuanya menurut
aturan yang akan ditetapkan dengan undang-undang”. Dalam amandemen kedua UUD 1945,
ketentuan tersebut mengalami perubahan. Perubahan tersebut tidak merubah esensinya, tapi lebih
bersifat mempertegas, memperjelas dan melengkapi. Disebutkan, misalnya, “Negara Kesatuan
RI dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,
yang tiap-tiap provinsi dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah” (pasal 18 ayat 1).
Pemerintah daerah tersebut mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan (pasal 18 ayat 2).
Secara etimologi, perkataan otonomi berasal dari bahasa latin “autos” yang
berarti sendiri dan “nomos” yang berarti aturan. Dengan demikian, mula-mula otonomi
berarti mempunyai “peraturan sendiri” atau mempunyai hak/kekuasaan/kewenangan
untuk membuat peraturan sendiri. Kemudian arti ini berkembang menjadi
“pemerintahan sendiri”. Pemerintahan sendiri ini meliputi pengaturan atau perundang-
undangan sendiri, pelaksanaan sendiri, dan dalam batas-batas tertentu juga pengadilan
dan kepolisian sendiri (Josep Riwu Kaho,1991:14).
5
Dalam sistem otonomi riil, penyerahan urusan atau tugas dan kewenangan
kepada daerah didasarkan pada faktor yang nyata atau riil, sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan yang riil dari daerah maupun pemerintah pusat serta pertumbuhan
kehidupan masyarakat yang terjadi. Karena pemberian tugas dan kewajiban serta
wewenang ini didasarkan pada keadaan riil di dalam masyarakat, maka kemungkinan
yang dapat ditimbulkannya ialah bahwa tugas atau urusan yang selama ini menjadi
wewenang pemerintah pusat dapat diserahkan kepada pemerintah daerah dengan
melihat kepada kemampuan dan keperluannya untuk diatur dan diurus sendiri.
Sebaliknya, tugas yang kini menjadi wewenang daerah, pada suatu ketika, bilamana
dipandang perlu dapat diserahkan kembali kepada pemerintah pusat atau ditarik
kembali dari daerah . Prinsip otonomi yang nyata, dinamis dan bertanggung jawab
dikenal dalam UU No.5 tahun 1974 sebagai salah satu variasi dari sistem otonomi riil.
Dalam UU tentang Pemerintah Daerah yang baru, yaitu UU No. 22 tahun 1999,
otonomi daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan
bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional yang diwujudkan dengan
pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah. Agar otonomi daerah dapat dilaksanakan
sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai, Pemerintah wajib melakukan pembinaan
yang berupa pemberian pedoman seperti dalam penelitian, pengembangan,
perencanaan dan dorongan kepada daerah agar dalam melaksanakan otonomi dapat
dilakukan secara efisien dan efektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
C. Otonomi Daerah Meningkat MBS
Era otonomi daerah telah mengakibatkan terjadinya peningktan Dan saat ini
pemerintah memberikan otonomi bukan pada suatu daerah saja. Akan tetapi
pemerintah memberi pada Otonom Sekolah Dalam menjalankan dan meningkatkan
MBS (Mutu Berbasis Sekolah), sekolah memiliki otorita dalam mengelola pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan. Sekolah diberi kewenangan untuk mengelola input
pendidikan, melaksanakan proses pendidikan dan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar),
dan melakukan evaluasi hasil pendidikan dan KBM. Namun, dalam beberapa hal
pemerintah daerah harus melakukan pengawasan secara ketat untuk memberikan
jaminan kualitas layanan yang diberikan sekolah kepada peserta didik. Oleh karena itu,
6
diperlukan suatu mekanisme sistem kontrol yang akurat dari pemerintah dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Sistem kontrol itu, bukan
penyeragaman buku laporan pendidikan atau melakukan Ulangan Umum Bersama
melainkan menciptakan suatu mekanisme yang sahih sekaligus meningkatkan mutu
MBS.
D. Efisiensi dan Efektivitas
Untuk mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang efisien dan efektif maka
penyelenggara pendidikan formal perlu dibekali dengan pengetahuan tentang :
(1) Pengelolaan dan penyelenggaraan Administrasi Sekolah
(2) Pengelolaan dan penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
(3) Kemampuan manajerial
(4) Kemampuan Pengelola Proyek
(5) Pengelolaan dan perencanaan pendidikan
(6) Kemampuan Monitoring dan Evaluasi
Pengembangan Kurikulum Sekolah Kebijakan pemerintah yang terbaru, tahun 2006,
yaitu Permen 22 tentang Standar Isi dan Permen 23 tentang Standar Kompetensi
Lulusan, dan Permen 24 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan masih sangat multi tafsir. Banyak di antara tenaga kependidikan menyebutnya
dengan Kurikulum 2006, padahal dalam ketentuan itu diungkapkan bahwa kurikulum
itu harus disusun oleh sekolah dengan mengikutsertakan komite sekolah. Ada pula
yang menyebutnya dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), padahal itu
peristilah yang diberikan bagi kurikulum tersebut. Berdasarkan ketentuan tersebut,
sekolah harus mengembangkan kurikulumnya, sehingga kelak akan ada Kurikulum SD
atau Kurikulum SMP. Dalam tataran kebijakan, pemerintah daerah harus dengan segera
menyusun rambu-rambu pengembangan KTSP sehingga dapat dijadikan acuan
pengembangan kompetensi lokal yang harus dikembangkan di daerah. Oleh karena itu,
tampaknya masih sangat diperlukan sosialisasi secara mantap dan menyeluruh bagi
tenaga kependidikan di daerah, sehingga pengembangan kurikulum dapat mulai
7
dipersiapkan oleh semua pihak dengan mengikutsertakan pakar di daerah yang
menguasai bidang ini.
Bertolak dari kenyataan masih banyak persoalan yang dihadapi serta masih
banyak pekerjaan bidang pendidikan yang belum diimplementasikan, tampaknya perlu
segera kita kaji kembali secara saksama. Mungkinkah konsep desentralisasi pendidikan
ini masih menyiratkan berbagai persoalan atau mungkin pula kita yang salah dalam
menapsirkan dan memahaminya. Akan sangat bijak, apabila kita coba berpikir dengan
jernih, bahwa pendidikan adalah sebuah investasi jangka panjang dalam
mempersiapkan SDM yang unggul dan kompetitif. Pendidikan merupakan projek masa
depan mempersiapkan bangsa berkualitas. Oleh karena itu, sebaiknya marilah kita
memposisikan diri pada fungsi, kewenangan, dan peran masing-masing sesuai
kemampuan dan kompetensi dalam pendidikan. Perencanaan pendidikan di
Kabupaten/Kota memerlukan kesungguhan dan peranserta dari berbagai pihak, karena
pendidikan merupakan sektor yang telah diotonomkan kepada pemerintah
Kabupaten/Kota. Berbagai kebijakan pendidikan terkini, tampaknya harus segera
diakses oleh semua pelaku pendidikan agar kita tidak tertinggal dengan kebijakan
makro (besar) maupun kebijakan mikro dalam bidang pendidikan.
BAB IV
KESIMPULAN
Bisa kita ambil kesimpulan bahwa berdasarkan pengamatan berbagai daerah yang
sedang berkembang yang menerapkan otonomi di bidang pendidikan, akan memunculkan
masalah: perbenturan kepentingan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, terbatasnya gerak dan
ruang partisipasi mayarakat dalam meningkatkan otonomi pendidikan. Maka dari itu kita harus
memberi ruang dan lingkup kepada suatu Daerah agar dapat berkembang pendidikan disekolah
tersebut. Sehingga otonomi dearah dan pendidikan bisa menjadi lebih baik.
Selanjutnya secara etimologi, perkataan otonomi berasal dari bahasa latin “autos” yang
berarti sendiri dan “nomos” yang berarti aturan. Dengan demikian, mula-mula otonomi berarti
mempunyai “peraturan sendiri” akan tetapi walaupun hal tersebut memiliki peraturan sendiri
ataupun pemerintahan sendiri maka pemerintah pusat harus memiliki pengawasan yang ketat.
Agar tidak terjadi penyelewengan terhadap otonomi itu sendiri
8
Bab V
PENUTUP
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Swt. Karena atas rahmat
serta ridlhonya penulis dapat menyelesaikan Makalah Kebijakan Pendidikan
Di Era Otonomi Daerah . Sholawat serta salam penulis ucapkan kepada Nabi
besar Muhammad Saw. Kepada keluarga dan para sahabatnya serat kita
selaku umatnya yang mudah-mudahan mendapat safaatnya. Amin
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Otonomi Daerah (2006).
Konsep Otonomi Kaho Riwu Josep,:14 (1991)

More Related Content

What's hot

Buku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun DesaBuku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
JARI Indonesia Borneo Barat
 
Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakatPemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakatsamiaji
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Eka Zay
 
Makalah kode etik guru
Makalah kode etik guruMakalah kode etik guru
Makalah kode etik guru
Septian Muna Barakati
 
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
LSP3I
 
Evaluasi Administrasi Pendidikan
Evaluasi Administrasi Pendidikan Evaluasi Administrasi Pendidikan
Evaluasi Administrasi Pendidikan
Desi Nur 'Aini
 
Makalah Upaya Peningkatan Kualitas SDM di Indonesia
Makalah Upaya Peningkatan Kualitas SDM di IndonesiaMakalah Upaya Peningkatan Kualitas SDM di Indonesia
Makalah Upaya Peningkatan Kualitas SDM di Indonesia
Vina Widya Putri
 
PPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptx
PPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptxPPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptx
PPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptx
ekosugeng
 
Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111
Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111
Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111
Stiunus Esap
 
Manejemen pembiayaan & sarana prasarana
Manejemen pembiayaan & sarana prasaranaManejemen pembiayaan & sarana prasarana
Manejemen pembiayaan & sarana prasarana
rismariszki
 
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Hariyatunnisa Ahmad
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuFaktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuhanafieminence
 
Perencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikanPerencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikan
Alifa Afif Mufida
 
Perbandingan kurikulum 2004,2006 dan 2013
Perbandingan kurikulum 2004,2006 dan 2013Perbandingan kurikulum 2004,2006 dan 2013
Perbandingan kurikulum 2004,2006 dan 2013
Faura Dea
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaan
Pastime.net
 
Makalah pendidikan karakter peduli lingkungan
Makalah pendidikan karakter peduli lingkunganMakalah pendidikan karakter peduli lingkungan
Makalah pendidikan karakter peduli lingkungan
rizkadamayantii
 
Kebijakan Publik (An Introduction of The Public Policy Concept)
Kebijakan Publik (An Introduction of The Public Policy Concept)Kebijakan Publik (An Introduction of The Public Policy Concept)
Kebijakan Publik (An Introduction of The Public Policy Concept)Raja Matridi Aeksalo
 
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Nico Prakasa
 

What's hot (20)

Buku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun DesaBuku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
 
Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakatPemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
 
Makalah kode etik guru
Makalah kode etik guruMakalah kode etik guru
Makalah kode etik guru
 
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
 
Evaluasi Administrasi Pendidikan
Evaluasi Administrasi Pendidikan Evaluasi Administrasi Pendidikan
Evaluasi Administrasi Pendidikan
 
Makalah Upaya Peningkatan Kualitas SDM di Indonesia
Makalah Upaya Peningkatan Kualitas SDM di IndonesiaMakalah Upaya Peningkatan Kualitas SDM di Indonesia
Makalah Upaya Peningkatan Kualitas SDM di Indonesia
 
PPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptx
PPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptxPPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptx
PPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptx
 
Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111
Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111
Konsep dasar penggerakan partisipasi masyarakat111
 
Manejemen pembiayaan & sarana prasarana
Manejemen pembiayaan & sarana prasaranaManejemen pembiayaan & sarana prasarana
Manejemen pembiayaan & sarana prasarana
 
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuFaktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
 
Perencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikanPerencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikan
 
Perbandingan kurikulum 2004,2006 dan 2013
Perbandingan kurikulum 2004,2006 dan 2013Perbandingan kurikulum 2004,2006 dan 2013
Perbandingan kurikulum 2004,2006 dan 2013
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaan
 
Makalah pendidikan karakter peduli lingkungan
Makalah pendidikan karakter peduli lingkunganMakalah pendidikan karakter peduli lingkungan
Makalah pendidikan karakter peduli lingkungan
 
Kebijakan Publik (An Introduction of The Public Policy Concept)
Kebijakan Publik (An Introduction of The Public Policy Concept)Kebijakan Publik (An Introduction of The Public Policy Concept)
Kebijakan Publik (An Introduction of The Public Policy Concept)
 
Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan VisionerKepemimpinan Visioner
Kepemimpinan Visioner
 
Pembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak imanPembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak iman
 
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
 

Similar to Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah

Dimensi Dimensi Otonomi Kepemimpinan dalam Satuan Pendidikan
Dimensi Dimensi Otonomi Kepemimpinan dalam Satuan PendidikanDimensi Dimensi Otonomi Kepemimpinan dalam Satuan Pendidikan
Dimensi Dimensi Otonomi Kepemimpinan dalam Satuan Pendidikan
Irsya Zamzami
 
Mbs implikasi manajemenkurikulum_sistem
Mbs implikasi manajemenkurikulum_sistemMbs implikasi manajemenkurikulum_sistem
Mbs implikasi manajemenkurikulum_sistem
Denny Kodrat
 
Kebijakan Pemda Kendal Dalam Upaya Meningkatkan Pendidikan ( Tinjauan Terhada...
Kebijakan Pemda Kendal Dalam Upaya Meningkatkan Pendidikan ( Tinjauan Terhada...Kebijakan Pemda Kendal Dalam Upaya Meningkatkan Pendidikan ( Tinjauan Terhada...
Kebijakan Pemda Kendal Dalam Upaya Meningkatkan Pendidikan ( Tinjauan Terhada...Nugroho Ariwibowo
 
Makalah Telaah Kurikulum
Makalah Telaah KurikulumMakalah Telaah Kurikulum
Makalah Telaah Kurikulum
Sri Damanik
 
Kurikulum 2013 doc.
Kurikulum 2013 doc.Kurikulum 2013 doc.
Kurikulum 2013 doc.kana rozi
 
Itmamul umam
Itmamul umamItmamul umam
Itmamul umam
iwan Alit
 
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
SUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...Jerry Makawimbang
 
Ktsp kurikulum sd
Ktsp kurikulum sdKtsp kurikulum sd
Ktsp kurikulum sd
trigunadharma
 
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdekaSejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdekaKurosaki_akira
 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Dadang DjokoKaryanto
 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Dadang DjokoKaryanto
 
full-assignment edu
full-assignment edufull-assignment edu
full-assignment edu
Irul Erul
 
Cabaran guru 12
Cabaran guru 12Cabaran guru 12
Cabaran guru 12
ammart852
 
Implementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Ciawigebang
Implementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 CiawigebangImplementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Ciawigebang
Implementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 CiawigebangRahasty Cinthia Devi
 
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuanKurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuanAhmad Wahyudin Rock'n Roll
 

Similar to Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah (20)

Dimensi Dimensi Otonomi Kepemimpinan dalam Satuan Pendidikan
Dimensi Dimensi Otonomi Kepemimpinan dalam Satuan PendidikanDimensi Dimensi Otonomi Kepemimpinan dalam Satuan Pendidikan
Dimensi Dimensi Otonomi Kepemimpinan dalam Satuan Pendidikan
 
Mbs implikasi manajemenkurikulum_sistem
Mbs implikasi manajemenkurikulum_sistemMbs implikasi manajemenkurikulum_sistem
Mbs implikasi manajemenkurikulum_sistem
 
Kebijakan Pemda Kendal Dalam Upaya Meningkatkan Pendidikan ( Tinjauan Terhada...
Kebijakan Pemda Kendal Dalam Upaya Meningkatkan Pendidikan ( Tinjauan Terhada...Kebijakan Pemda Kendal Dalam Upaya Meningkatkan Pendidikan ( Tinjauan Terhada...
Kebijakan Pemda Kendal Dalam Upaya Meningkatkan Pendidikan ( Tinjauan Terhada...
 
Ktsp
KtspKtsp
Ktsp
 
makalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikanmakalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikan
 
Makalah Telaah Kurikulum
Makalah Telaah KurikulumMakalah Telaah Kurikulum
Makalah Telaah Kurikulum
 
Kurikulum 2013 doc.
Kurikulum 2013 doc.Kurikulum 2013 doc.
Kurikulum 2013 doc.
 
Itmamul umam
Itmamul umamItmamul umam
Itmamul umam
 
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
 
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
Implementasi pelaksanaan otonomi daerah dalam konteks desentralisasi pembangu...
 
Ktsp kurikulum sd
Ktsp kurikulum sdKtsp kurikulum sd
Ktsp kurikulum sd
 
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdekaSejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
 
Tugas makalah-inovasi
Tugas makalah-inovasiTugas makalah-inovasi
Tugas makalah-inovasi
 
full-assignment edu
full-assignment edufull-assignment edu
full-assignment edu
 
Cabaran guru 12
Cabaran guru 12Cabaran guru 12
Cabaran guru 12
 
Implementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Ciawigebang
Implementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 CiawigebangImplementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Ciawigebang
Implementasi KTSP pada Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Ciawigebang
 
Makalah KTSP
Makalah KTSPMakalah KTSP
Makalah KTSP
 
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuanKurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan
 

More from HaubibBro

Makalah sejarah menyangkut islam
Makalah sejarah menyangkut islamMakalah sejarah menyangkut islam
Makalah sejarah menyangkut islam
HaubibBro
 
Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA
Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA
Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA
HaubibBro
 
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannyaMakalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
HaubibBro
 
Makalah karateristik islam
Makalah karateristik islamMakalah karateristik islam
Makalah karateristik islam
HaubibBro
 
Makalah sedekah
Makalah  sedekahMakalah  sedekah
Makalah sedekah
HaubibBro
 
Makalah filsafat
Makalah  filsafatMakalah  filsafat
Makalah filsafat
HaubibBro
 
Kebijakan pendidikan inovasi islam
Kebijakan pendidikan inovasi islamKebijakan pendidikan inovasi islam
Kebijakan pendidikan inovasi islam
HaubibBro
 
Kebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesiaKebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesia
HaubibBro
 
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uurStudy kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
HaubibBro
 
Reverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quranReverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quran
HaubibBro
 
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesiaMakalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
HaubibBro
 
Makalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaMakalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremaja
HaubibBro
 
Skripsi kompetensi profesional guru
Skripsi kompetensi profesional guruSkripsi kompetensi profesional guru
Skripsi kompetensi profesional guru
HaubibBro
 
Skripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guruSkripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guru
HaubibBro
 
22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejati22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejati
HaubibBro
 

More from HaubibBro (15)

Makalah sejarah menyangkut islam
Makalah sejarah menyangkut islamMakalah sejarah menyangkut islam
Makalah sejarah menyangkut islam
 
Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA
Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA
Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA
 
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannyaMakalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
 
Makalah karateristik islam
Makalah karateristik islamMakalah karateristik islam
Makalah karateristik islam
 
Makalah sedekah
Makalah  sedekahMakalah  sedekah
Makalah sedekah
 
Makalah filsafat
Makalah  filsafatMakalah  filsafat
Makalah filsafat
 
Kebijakan pendidikan inovasi islam
Kebijakan pendidikan inovasi islamKebijakan pendidikan inovasi islam
Kebijakan pendidikan inovasi islam
 
Kebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesiaKebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesia
 
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uurStudy kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
 
Reverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quranReverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quran
 
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesiaMakalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
 
Makalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaMakalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremaja
 
Skripsi kompetensi profesional guru
Skripsi kompetensi profesional guruSkripsi kompetensi profesional guru
Skripsi kompetensi profesional guru
 
Skripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guruSkripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guru
 
22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejati22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejati
 

Recently uploaded

Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 

Recently uploaded (20)

Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 

Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah

  • 1. 1 “MAKALAH KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI ERA OTONOMI DAERAH ” Dibuat untuk memenuhi tugas perkuliahan Pengempu : Ibu. Sri Endang Dzulaikatul Karimah Penulis: Habiburrahman Nim/ Nimko: 201199010004 Prody : SI PAI (Pendidikan Agama Islam) Jurusan: Tarbiyah Tahun ajaran 2012-2013 M Sekolah Tinggi Islam Blambangan (STIB)- Banyuwangi
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirot Allah Swt. Karena atas rahmat serta ridlhonya penulis dapat menyelesaikan Makalah Kebijakan Pendidikan Di Era Otonomi Daerah . Sholawat serta salam penulis ucapkan kepada Nabi besar Muhammad Saw. Kepada keluarga dan para sahabatnya serat kita selaku umatnya yang mudah-mudahan mendapat safaatnya. Amin. Pada Makalah Kebijakan Pendidikan Di Era Otonomi Daerah Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan keritik serta saran yang dapat membangun semangat belajar dari pembaca. Penulis harapkan agar kedepannya tugas makalah ini dapat jauh lebih baik lagi. Penulis Habiburrahman
  • 3. 3 Bab I PENDAHULUAN 1. Rumusan masalah Pada dasarnya kita semua berada pada ruang lingkup pembelajaran. Yang tidak akan pernah lepas dari yang namanya Pendidikan. Dan kita sebagai calon pendidik bangsa negara indonesia. Yang berasal dari daerah masing-masing. Maka dari itu penulis mendapatkan tugas Makalah yang berjudul ‘Kebijakan Pendidikan Di Era Otonomi Daerah ’. Bab II PEMBAHASAN A. Pendahuluan Era reformasi telah membawa perubahan-perubahan mendasar dalam berbagai kehidupan termasuk kehidupan pendidikan. Salah satu perubahan mendasar adalah manajemen Negara, yaitu dari manajemen berbasis pusat menjadi manajemen berbasis daerah. Secara resmi, perubahan manajemen ini telah diwujudkan dalam bentuk Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999, yang kemudian direvisi dan disempurnakan menjadi Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pedoman pelaksanaannyapun telah dibuat melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom. Konsekuensi logis dari Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut adalah bahwa manajemen pendidikan harus disesuaikan dengan jiwa, keadaan suatu derah dan semangat otonomi yang kuat. Adapun lembaga-lembaga pendidikan, seperti sekolah, madrasah, pesantren, universitas, dan lainnya – yang terintegrasi dalam pendidikan nasional- haruslah melakukan reorientasi dan restrukturisasi , serta berusaha untuk meningktkan kualitas mutu pendidikan nasional”. Selain itu, implementasi kebijakan tersebut diharapkan berdampak positif terhadap kemajuan pendidikan di daerah tersebut. Fiske (1996) menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman berbagai negara sedang berkembang yang menerapkan otonomi di bidang pendidikan, otonomi berpotensi memunculkan masalah: perbenturan kepentingan antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
  • 4. 4 terbatasnya gerak dan ruang partisipasi masyarakat dalam pendidikan, serta berkurangnya tuntutan akuntabilitas pendidikan oleh pemerintah serta meningkatnya akuntabilitas pendidikan oleh masyarakat. B. Kajian Teori Konsep Otonomi Daerah Sehari sesudah merdeka, Negara Kesatuan RI pada dasarnya telah menetapkan pilihannya secara formal pada dianutnya asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Hal itu dapat disimpulkan dari bunyi Bab IV, pasal 18 UUD 1945 dan penjelasannya. Dalam pasal 18 UUD 1945, antara lain dinyatakan bahwa “pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk dan susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang”. Sementara, dalam penjelasan pasal tersebut antara lain dikemukakan bahwa: “…oleh karena negara Indonesia itu suatu “eenheidsstaat”, maka Indonesia tak akan mempunyai daerah di dalam lingkungannya yang bersifat staat juga. Daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah propinsi dan daerah yang lebih kecil. Daerah itu bersifat otonom atau bersifat daerah administrasi belaka, semuanya menurut aturan yang akan ditetapkan dengan undang-undang”. Dalam amandemen kedua UUD 1945, ketentuan tersebut mengalami perubahan. Perubahan tersebut tidak merubah esensinya, tapi lebih bersifat mempertegas, memperjelas dan melengkapi. Disebutkan, misalnya, “Negara Kesatuan RI dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah” (pasal 18 ayat 1). Pemerintah daerah tersebut mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan (pasal 18 ayat 2). Secara etimologi, perkataan otonomi berasal dari bahasa latin “autos” yang berarti sendiri dan “nomos” yang berarti aturan. Dengan demikian, mula-mula otonomi berarti mempunyai “peraturan sendiri” atau mempunyai hak/kekuasaan/kewenangan untuk membuat peraturan sendiri. Kemudian arti ini berkembang menjadi “pemerintahan sendiri”. Pemerintahan sendiri ini meliputi pengaturan atau perundang- undangan sendiri, pelaksanaan sendiri, dan dalam batas-batas tertentu juga pengadilan dan kepolisian sendiri (Josep Riwu Kaho,1991:14).
  • 5. 5 Dalam sistem otonomi riil, penyerahan urusan atau tugas dan kewenangan kepada daerah didasarkan pada faktor yang nyata atau riil, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang riil dari daerah maupun pemerintah pusat serta pertumbuhan kehidupan masyarakat yang terjadi. Karena pemberian tugas dan kewajiban serta wewenang ini didasarkan pada keadaan riil di dalam masyarakat, maka kemungkinan yang dapat ditimbulkannya ialah bahwa tugas atau urusan yang selama ini menjadi wewenang pemerintah pusat dapat diserahkan kepada pemerintah daerah dengan melihat kepada kemampuan dan keperluannya untuk diatur dan diurus sendiri. Sebaliknya, tugas yang kini menjadi wewenang daerah, pada suatu ketika, bilamana dipandang perlu dapat diserahkan kembali kepada pemerintah pusat atau ditarik kembali dari daerah . Prinsip otonomi yang nyata, dinamis dan bertanggung jawab dikenal dalam UU No.5 tahun 1974 sebagai salah satu variasi dari sistem otonomi riil. Dalam UU tentang Pemerintah Daerah yang baru, yaitu UU No. 22 tahun 1999, otonomi daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah. Agar otonomi daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai, Pemerintah wajib melakukan pembinaan yang berupa pemberian pedoman seperti dalam penelitian, pengembangan, perencanaan dan dorongan kepada daerah agar dalam melaksanakan otonomi dapat dilakukan secara efisien dan efektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. C. Otonomi Daerah Meningkat MBS Era otonomi daerah telah mengakibatkan terjadinya peningktan Dan saat ini pemerintah memberikan otonomi bukan pada suatu daerah saja. Akan tetapi pemerintah memberi pada Otonom Sekolah Dalam menjalankan dan meningkatkan MBS (Mutu Berbasis Sekolah), sekolah memiliki otorita dalam mengelola pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Sekolah diberi kewenangan untuk mengelola input pendidikan, melaksanakan proses pendidikan dan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), dan melakukan evaluasi hasil pendidikan dan KBM. Namun, dalam beberapa hal pemerintah daerah harus melakukan pengawasan secara ketat untuk memberikan jaminan kualitas layanan yang diberikan sekolah kepada peserta didik. Oleh karena itu,
  • 6. 6 diperlukan suatu mekanisme sistem kontrol yang akurat dari pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Sistem kontrol itu, bukan penyeragaman buku laporan pendidikan atau melakukan Ulangan Umum Bersama melainkan menciptakan suatu mekanisme yang sahih sekaligus meningkatkan mutu MBS. D. Efisiensi dan Efektivitas Untuk mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang efisien dan efektif maka penyelenggara pendidikan formal perlu dibekali dengan pengetahuan tentang : (1) Pengelolaan dan penyelenggaraan Administrasi Sekolah (2) Pengelolaan dan penyelenggaraan Administrasi Perkantoran (3) Kemampuan manajerial (4) Kemampuan Pengelola Proyek (5) Pengelolaan dan perencanaan pendidikan (6) Kemampuan Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Kurikulum Sekolah Kebijakan pemerintah yang terbaru, tahun 2006, yaitu Permen 22 tentang Standar Isi dan Permen 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan, dan Permen 24 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan masih sangat multi tafsir. Banyak di antara tenaga kependidikan menyebutnya dengan Kurikulum 2006, padahal dalam ketentuan itu diungkapkan bahwa kurikulum itu harus disusun oleh sekolah dengan mengikutsertakan komite sekolah. Ada pula yang menyebutnya dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), padahal itu peristilah yang diberikan bagi kurikulum tersebut. Berdasarkan ketentuan tersebut, sekolah harus mengembangkan kurikulumnya, sehingga kelak akan ada Kurikulum SD atau Kurikulum SMP. Dalam tataran kebijakan, pemerintah daerah harus dengan segera menyusun rambu-rambu pengembangan KTSP sehingga dapat dijadikan acuan pengembangan kompetensi lokal yang harus dikembangkan di daerah. Oleh karena itu, tampaknya masih sangat diperlukan sosialisasi secara mantap dan menyeluruh bagi tenaga kependidikan di daerah, sehingga pengembangan kurikulum dapat mulai
  • 7. 7 dipersiapkan oleh semua pihak dengan mengikutsertakan pakar di daerah yang menguasai bidang ini. Bertolak dari kenyataan masih banyak persoalan yang dihadapi serta masih banyak pekerjaan bidang pendidikan yang belum diimplementasikan, tampaknya perlu segera kita kaji kembali secara saksama. Mungkinkah konsep desentralisasi pendidikan ini masih menyiratkan berbagai persoalan atau mungkin pula kita yang salah dalam menapsirkan dan memahaminya. Akan sangat bijak, apabila kita coba berpikir dengan jernih, bahwa pendidikan adalah sebuah investasi jangka panjang dalam mempersiapkan SDM yang unggul dan kompetitif. Pendidikan merupakan projek masa depan mempersiapkan bangsa berkualitas. Oleh karena itu, sebaiknya marilah kita memposisikan diri pada fungsi, kewenangan, dan peran masing-masing sesuai kemampuan dan kompetensi dalam pendidikan. Perencanaan pendidikan di Kabupaten/Kota memerlukan kesungguhan dan peranserta dari berbagai pihak, karena pendidikan merupakan sektor yang telah diotonomkan kepada pemerintah Kabupaten/Kota. Berbagai kebijakan pendidikan terkini, tampaknya harus segera diakses oleh semua pelaku pendidikan agar kita tidak tertinggal dengan kebijakan makro (besar) maupun kebijakan mikro dalam bidang pendidikan. BAB IV KESIMPULAN Bisa kita ambil kesimpulan bahwa berdasarkan pengamatan berbagai daerah yang sedang berkembang yang menerapkan otonomi di bidang pendidikan, akan memunculkan masalah: perbenturan kepentingan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, terbatasnya gerak dan ruang partisipasi mayarakat dalam meningkatkan otonomi pendidikan. Maka dari itu kita harus memberi ruang dan lingkup kepada suatu Daerah agar dapat berkembang pendidikan disekolah tersebut. Sehingga otonomi dearah dan pendidikan bisa menjadi lebih baik. Selanjutnya secara etimologi, perkataan otonomi berasal dari bahasa latin “autos” yang berarti sendiri dan “nomos” yang berarti aturan. Dengan demikian, mula-mula otonomi berarti mempunyai “peraturan sendiri” akan tetapi walaupun hal tersebut memiliki peraturan sendiri ataupun pemerintahan sendiri maka pemerintah pusat harus memiliki pengawasan yang ketat. Agar tidak terjadi penyelewengan terhadap otonomi itu sendiri
  • 8. 8 Bab V PENUTUP Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Swt. Karena atas rahmat serta ridlhonya penulis dapat menyelesaikan Makalah Kebijakan Pendidikan Di Era Otonomi Daerah . Sholawat serta salam penulis ucapkan kepada Nabi besar Muhammad Saw. Kepada keluarga dan para sahabatnya serat kita selaku umatnya yang mudah-mudahan mendapat safaatnya. Amin DAFTAR PUSTAKA Direktorat Otonomi Daerah (2006). Konsep Otonomi Kaho Riwu Josep,:14 (1991)