Teks tersebut membahas tentang pembentukan lapisan-lapisan bumi, termasuk pedosfer, litosfer, atmosfer, dan hidrosfer. Secara khusus, bagian tentang litosfer menjelaskan bahwa litosfer adalah lapisan terluar planet bumi yang terdiri dari batuan dan terbentuk dari pendinginan magma. Litosfer terbagi atas litosfer benua dan samudra, dan terdiri dari batuan beku, sedimen, serta metamorf.
2. A.Pedosfer
• PEDOSFER adalah lapisan paling atas dari
permukaan bumi tempat berlangsungnya proses
pembentukan tanah. Secara sederhana pedosfer
diartikan sebagai lapisan tanah yang menempati
bagian paling atas dari litosfer. Tanah (soil) adalah
suatu wujud alam yang terbentuk dari campuran
hasil pelapukan batuan (anorganik), organik, air,
dan udara yang menempati bagian paling atas
dari litosfer. Ilmu yang mempelajari tanah disebut
pedologi, sedangkan ilmu yang secara khusus
mempelajari mengenai proses pembentukan
tanah disebut pedogenesa.
3. • FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN TANAH
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah antara
lain:
• Iklim
Unsur-unsur iklim yang utama mempengaruhi proses pembentukan tanah adalah
Suhu dan Curah Hujan.
• • Organisme (vegetasi, jasad renik)
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah seperti:
a. Membuat proses pelapukan
b. Membantu proses pembentukan humus
c. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah hal ini terlihat pada daerah
beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika
d. Memiliki kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh
terhadap sifat-sifat tanah.
• • Bahan induk
Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf.
• Topografi atau relief
Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi tebal atau tipisnya lapisan tanah.
• • Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan
pencucian yang terus menerus.
4. • KONSEP PEDON DAN PROFIL TANAH
Pedon adalah suatu lajur tubuh tanah mulai dari permukaan lahan
sampai batas terbawah (bahan induk tanah). Pedon merupakan
volume terkecil yang dapat disebut tanah dan mempunyai ukuran
tiga dimensi. Luas pedon berkisar antara 1-10 m2. Kumpulan dari
pedon-pedon disebut polipedon. Luas polipedon minimum 2 m2,
sedangkan luas maksimumnya tidak terbatas. Profil tanah atau
penampang tanah adalah bidang tegak dari suatu sisi pedon yang
mencirikan suatu lapisan-lapisan tanah, atau disebut Horizon Tanah.
Setiap horizon tanah memperlihatkan perbedaan, baik menurut
komposisi kimia maupun fisiknya. Kebanyakan horizon dapat
dibedakan dari dasar warnanya. Perbedaan horizon tanah terbentuk
karena dua faktor yaitu pengendapan yang berulang-ulang oleh
genangan air atau pencucian tanah (leached) dan karena proses
pembentukan tanah. Proses pembentukan horizon-horizon tersebut
akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Adapun
yang dimaksud solum adalah kedalaman efektif tanah yang masih
dapat dijangkau oleh akar tanaman. Horizon-horizon yang menyusun
profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah adalah horizon O, A, B,
C, dan D atau R (Bed Rock).
5. • WARNA TANAH
Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah.
Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya terjadi
karena perbedaan kandungan bahan organik. Semakin tinggi
kandungan bahan organik berarti semakin gelap warna tanah.
Warna tanah disusun oleh tiga jenis variabel, yaitu sebagai berikut:
• Hue
Warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang
gelombangnya.
• • Value
Menunjukkan kecermelangan cahaya.
• • Chroma
Menunjukkan kemurnian relatif panjang gelombang cahaya
dominan.
Warna tanah dapat ditentukan dengan membandingkan warna baku
pada buku Munsell Soil Colur Chart dengan warna tanah. Warna
tanah akan berbeda bila tanah dalam keadaan basah, lembab, atau
kering.
6. • STRUKTUR DAN TEKSTUR TANAH
Struktur Tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah
akibat melekatnya butir-butir tanah satu sama lain. Struktur tanah
memiliki bentuk yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut:
1. Lempeng (Platy), ditemukan di horizon A.
2. Prisma (Prosmatic), ditemukan di horizon B pada daerah iklim
kering.
3. Tiang (Columnar), ditemukan di horizon B pada daerah iklim
kering.
4. Gumpal bersudut (Angular blocky), ditemukan pada horizon B
pada daerah iklim basah.
5. Gumpal membulat (Sub angular blocky), ditemukan pada horizon
B pada daerah iklim basah.
6. Granuler (Granular), ditemukan pada horizon A.
7. Remah (Crumb), ditemukan pada horizon A.
Tekstur Tanah menunjukkan kasar halusnya tanah yang didasarkan
atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu, dan liat di
dalam tanah. Untuk menentukan tekstur tanah terdapat 12 kelas
dalam segi tiga tekstur tanah.
7. • SISTEM KLASIFIKASI TANAH
Sistem klasifikasi tanah (alami) yang ada di
dunia ini terdiri atas berbagai macam. Sebab
banyak negara yang menggunakan sistem
klasifikasi yang dikembangkan sendiri oleh
negara tersebut. Nama golongan tanah
dengan membubuhkan kata sol merupakan
singkatan dari kata latin solum.
8. • JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA
Sebagian besar jenis tanah di Indonesia merupakan tanah
vulkanis. Walau demikian, jika lebih dikhususkan lagi maka
jenisnya sangat beraneka ragam yang antara lain,
1. Tanah Gambut atau tanah organik
2. Aluvial
3. Regosol
4. Litosol
5. Latosol
6. Grumosol
7. Podsolik Merah Kuning
8. Podsol
9. Andosol
10. Mediteran Merah Kuning
11. Hidromorf Kelabu (gleisol)
12. Tanah Sawah (Paddy soil)
9. • KERUSAKAN TANAH DAN DAMPAK BAGI
KEHIDUPAN
Kerusakan Tanah yang terjadi saat ini
merupakan dampak pemanfaatan lingkungan
yang tidak terkontrol sehingga mengakibatkan
terjadinya krisis lingkungan. Dampak yang
sangat terasa dalam kehidupan manusia
adalah berkurangnya lahan subur yang
menjadikan semakin menipisnya lahan yang
bisa dijadikan lokasi produksi kebutuhan
agraris manusia.
10.
11. B.Litosfer
• Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer
berasal dari kata yunani, lithos (λίθος) yang berarti berbatu,
dan sphere (σφαῖρα) yang berarti padat. Litosfer berasal dari
kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara
harfiah litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau
biasa disebut dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada
umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02,
itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan
silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri
atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan
dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah
(merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
12. • Litosfer Bumi meliputi kerak dan bagian teratas
dari mantel bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan
terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh
astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah,
lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara
litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya
terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka
waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara
elastis karena retakan-retakan, sednagkan astenosfer
berubah seperti cairan kental.
• Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik
yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat
konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
13. • Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan
terluar Bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun
1914, yang menulis serangkaian paper untuk
mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada
keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas
kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan
lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan
lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia
sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly
pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh
ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer
dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng
tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep
mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan
lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian
penting dari teori tersebut.
14. • Terdapat dua tipe litosfer
• Litosfer samudra, yang berhubungan
dengan kerak samudra dan berada di dasar
samdura
• Litosfer benua, yang berhubungan
dengan kerak benua
• Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100
km, sementara litosfer benua memiliki
kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan
dengan lapisan mantel atas karena
keberadaan lapisan Mohorovicic
15.
16. Material Pembentuk Litosfer
• Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar
pembentukannya adalah magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda.
Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer,
• Batuan Beku (Igneous Rock)
• Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku
menjadi padat, dengan sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak
Bumi adalah batuan beku. Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan
beku dibagi menjadi tiga macam,
• Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
• Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-
lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit Bumi. Contoh batuan beku dalam
adalah granit, diotit, dan gabbro.
• Batuan Beku Gang/Korok
• Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur
magma dan permukaan Bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan
litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga
kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang
besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.
• Batuan Beku Luar
• Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di
permukaan Bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan
beku luar adalah : basalt, diorit,andesit, obsidin, scoria, batuan apung (pumice).
17. • Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
• Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk
dipermukaan Bumi yang mengalami pelapukan. Bagian - bagian
yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan
ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang
kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah
proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras
dan menjadi bantuan sedimen. Batuan Sedimen berdasar proses
pembentukannya terdiri atas,
• Batuan Sedimen Klastik
• Batuan Sedimen Kimiawi
• Batuan Sedimen Organik
• Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas,
• Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
• Batuan Sedimen Glasial
• Batuan Sedimen Aquatis
• Batuan Sedimen Marine
18. • Batuan Malihan (Metamorf)
• terbentuk karena terjadinya penambahan
suhu atau penambahan tekanan yang tinggi
dan terjadi secara bersamaan pada batuan
sedimen.
19. • Struktur Lapisan Kerak Bumi
• Di dalam litosfer terdapat lebih dari 2000 mineral
dan hanya 20 mineral yang terdapat dalam
batuan. Mineral pembentuk batuan yang
penting, yaitu Kuarsa (Si02), Feldspar, Piroksen,
Mika Putih (K-Al-Silikat), Biotit atau Mika Cokelat
(K-Fe-Al-Silikat), Amphibol, Khlorit, Kalsit (CaC03),
Dolomit (CaMgCOT3), Olivin (Mg, Fe), Bijih Besi
Hematit (Fe2O3), Magnetik (Fe3O2), dan Limonit
(Fe3OH2O). Selain itu, litosfer juga terdiri atas dua
bagian, yaitu lapisan Sial dan lapisan Sima.
Lapisan Sial yaitu lapisan kulit Bumi yang
tersusun atas logam silisium dan alumunium,
senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3.
20. • Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini
antara lain terdapat batuan sedimen, granit,
andesit, jenis-jenis batuan metamorf, dan batuan
lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan Sima
(silisium magnesium) yaitu lapisan kulit Bumi
yang tersusun oleh logam silisium dan
magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO
lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih
besar daripada lapisan sial karena mengandung
besi dan magnesium yaitu mineral ferro
magnesium dan batuan basalt. Batuan
pembentuk kulit Bumi selalu mengalami siklus
atau daur, yaitu batuan mengalami perubahan
wujud dari magma, batuan beku, batuan
sedimen, batuan malihan, dan kembali lagi
menjadi magma.
22. • Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi
sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet
tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di Bumi,
atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas
permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari
atas permukaan Bumi. Atmosfer tersusun atas
beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena
yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan
yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap.
Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk
memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan
sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-
kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang
dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di
dalamnya.
23. • Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%)
dan oksigen (20.97%), dengan
sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel,
tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya.
Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan
menyerap radiasi sinar ultraviolet dari Matahari
dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang
dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km
dari permukaan planet.
• Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak,
tetapi agak menipis lambat laun dengan
menambah ketinggian, tidak ada batas pasti
antara atmosfer dan angkasa luar
24. • Troposfer
• Lapisan ini berada pada level yang terendah, campuran
gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan
di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari
sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda
langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang
lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15
kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini,
hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang
mendadak, angin, tekanan dan kelembaban yang kita
rasakan sehari-hari berlangsung. Suhu udara pada
permukaan air laut sekitar 27 derajat celcius dan
semakin naik ke atas, suhu semakin turun. Setiap
kenaikan 100m suhu berkurang 0,61 derajat Celsius
(sesuai dengan Teori Braak). Pada lapisan ini terjadi
peristiwa cuaca seperti hujan, angin, musim salju,
kemarau, dan sebagainya.
25. • Ketinggian yang paling rendah adalah bagian
yang paling hangat dari troposfer, karena
permukaan bumi menyerap radiasi panas dari
matahari dan menyalurkan panasnya ke udara.
Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara
akan berkurang secara tunak (steady), dari
sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan
bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan
dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali
terhadap gradien suhu tersebut.
• Di antara stratosfer dan troposfer terdapat
lapisan yang disebut lapisan Tropopause, yang
membatasi lapisan troposfer dengan stratosfer
26. • Stratosfer
• Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer
dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan
stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat
dingin yaitu atau sekitar . Pada lapisan ini angin yang
sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.
Lapisan ini juga merupakan tempat terbangnya
pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi
di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca
yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini.
• Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya
berubah menjadi semakin bertambah seiring kenaikan
ketinggian. Hal ini dikarenakan bertambahnya lapisan
dengan konsentrasi ozon. Lapisan ozon ini menyerap
radiasi sinar ultra violet. Suhu pada lapisan ini bisa
mencapai sekitar pada ketinggian sekitar 40 km.
Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan
lapisan berikutnya.
27. • Mesosfer
• Adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan
berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga lapisan
keempat, termosfer. Udara yang di sini akan mengakibatkan
pergeseran berlakudengan objek yang datng dari angkasa
dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor
yang sampai ke bumi terbakar lapisan ini. Kurang lebih 25
mil atau 40km di atas permukaan bumi, saat suhunya
berkurang dari 290 K hingga 200 K, terdapat lapisan transisi
menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali
turun ketika ketinggian bertambah, hingga menjadi
sekitar (dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang
lebih 81 km di atas permukaan bumi). Suhu serendah ini
memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk
dari kristal es. Antara lapisan Mesosfer dan lapisan Atmosfer
terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause
28. • Termosfer
• Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada
ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer
karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup
tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar . Perubahan
ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra
violet. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia
sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik
yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat
memantulkan gelombang radio. Sebelum
munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk
membantu memancarkan gelombang radio.
29. • Ionosfer
• Lapisan ionosfer yang terbentuk akibat reaksi
kimia ini juga merupakan lapisan pelindung bumi
dari batu meteor yang berasal dari luar angkasa
karena ditarik oleh gravitasi bumi. Pada lapisan
ionosfer ini, batu meteor terbakar dan terurai.
Jika ukurannya sangat besar dan tidak habis
terbakar di lapisan udara ionosfer ini, maka akan
jatuh sampai ke permukaan bumi yang
disebut meteorit.
• Fenomena aurora yang dikenal juga dengan
cahaya utara atau cahaya selatan terjadi pada
lapisan ini.
30. • Pengertian Lapisan Termosfer sebagai Lapisan
Atmosfer
• Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse
dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada
ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-
gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini
sering juga disebut lapisan ionosfer. Molekul
oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik
di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan
gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan
panas, yang akan menyebabkan meningkatnya
suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan
meningkat dengan meningkatnya ketinggian.
31. • . Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu :
• 1. Lapisan ozonTerletak antara 80 – 150 km
dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat
terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini
dinamakan juga lapisan ozon. mempunyai sifat
memantulkan gelombang radio. Suhu udara di sini
berkisar – 70° C sampai +50° C .
• 2. Lapisan udara F Terletak antara 150 – 400 km.
Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara
appleton.
• 3. Lapisan udara atom Pada lapisan ini, materi-
materi berada dalam bentuk atom. Letaknya
lapisan ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini
menerima panas langsung dari matahari, dan
diduga suhunya mencapai 1200° C .
32. • Eksosfer
• Eksosfer adalah lapsan bumi yang terletak
paling luar. Pada lapisan ini terdapat
refleksi cahaya matahari yang dipantulkan
oleh partikel debu meteoritik. Cahaya
matahari yang dipantulkan tersebut juga
dikenal sebagai cahaya Zodiakal.
34. D.HIDROSFER
• Hidrosfer berasal dari kata hidros = air dan sphere
= daerah atau bulatan. Hidrosfer dapat diartikan daerah
perairan yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Daerah
perairan ini meliputi samudera, laut, danau, sungai, gletser, air
tanah, dan uap air yang terdapat di atmosfer. Diperkirakan
hampir tiga perempat atau 75 % muka bumi tertutup oleh air.
Jadi dapat dikatakan bumi kita ini adalah planet air.
35. • Air di bumi memiliki jumlah yang tetap dan senantiasa bergerak dalam suatu lingkaran
peredaran yang disebut dengan siklus hidrologi, siklus air atau daur hidrologi.
• Persentase luas permukaan laut dan luas permukaan daratan
• Di belahan bumi utara dan selatan.
• BELAHAN BUMI
• LUAS LAUTAN (%)
• LUAS DARATAN (%)
• Utara
• Selatan
• 61
• 81
• 39
• 19
• Untuk keperluan pemahaman praktis dalam mempelajari tentang air diperlukan beberapa
cabang ilmu, antara lain sebagai berikut :
• Hidrometeorologi, yaitu ilmu yang mempelajari hubungan antara unsur2 meteorologi dan
siklus hidrologi yang ditekankan kepada hubungan timbal balik.
• Potamologi, yaitu ilmu yang mempelajari air yang mengalir di permukaan tanah, baik yang
melalui saluran, maupun yang tidak melalui saluran.
• Geohidrologi, yaitu ilmu yang mempelajari keberadaan, persebaran, dan gerak air di bawah
permukaan tanah.
• Limnologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk air yang berada di danau.
• Oseanologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang keadaan air di lautan.
36. • Siklus air dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut
:
• 1. Siklus Air Kecil, yaitu air laut menguap, mengalami
kondensasi menjadi awan dan hujan, lalu jatuh ke laut
37. • 2. Siklus Air Sedang, yaitu air laut menguap, mengalami
kondensasi dan dibawa angin, membentuk awan di atas
daratan, jatuh sebagai hujan, lalu masuk ke tanah, selokan,
sungai, dan ke laut lagi.
38. • 3. Siklus Air Besar, yaitu air laut menguap menjadi gas kemudian
membentuk kristal2 es di atas laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan
tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk gletser (lapisan es yang mencair),
masuk ke sungai, lalu kembali ke laut.
39. • Terjadinya siklus air tersebut disebabkan oleh adanya
proses2 yang mengikuti gejala meteorologis dan
klimatologis, antara lain :
• Evaporasi, yaitu penguapan benda2 abiotik dan
merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas.
Penguapan di bumi 80 % berasal dari penguapan air
laut.
• Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari
tumbuh2an melalui stomata atau mulut daun.
• Evapotranspirasi, yaitu proses gabungan antara
evaporasi dan transpirasi.
• Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud uap air
menjadi air akibat pendinginan.
• Adveksi, yaitu transportasi air pada gerakan horizontal
seperti transportasi panas dan uap air dari satu lokasi
ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar.
40. • Presipitasi, yaitu segala bentuk curahan atau hujan dari
atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es, dan
hujan salju.
• Run Off (Aliran Permukaan), yaitu pergerakan aliran air
di permukaan tanah melalui sungai dan anak sungai.
• Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke
dalam tanah melalui pori tanah.
• Di dalam siklus hidrologi terjadi proses kondensasi dan
sublemasi. Kondensasi adalah proses berubahnya uap
air menjadi butir2 air, sedangkan sublemasi adalah
proses berubahnya uap air menjadi butir2 es atau salju.
Menurut perkiraan, air yang ada dipermukaan bumi
seluruhnya mencapai 1.360.000.000 km3. Sekitar
1.320.000.000 km3 berada di lautan/samudera dan
sisanya terjadi sirkulasi pada atmosfer ke daratan dan
kembali ke laut atau samudera.
41. • Air yang ada dipermukaan bumi dan di udara berada
dalam bentuk cair, gas dan padat (es atau salju).
Perubahan air dalam tiga bentuk ini memang sangat
menakjubkan. Jika terjadi perubahan temperatur, air
dapat berubah menjadi es yang disebut membeku
(freezing), atau sebaliknya es akan berubah menjadi air
yang disebut mencair (melting), dan air yang mencair
tersebut dapat pula berubah menjadi gas melalui
proses penguapan (evaporation).
Dalam setahun tidak kurang dari 500.000 km3 air di
muka bumi berubah menjadi gas ke dalam atmosfer.
Kurang lebih 430.000 km3 air laut berubah menjadi uap
air atau sekitar 1.000 km3 setiap hari, dan sisanya
70.000 km3 menguap dari daratan (termasuk
penguapan dari tanaman yang disebut
dengan Transpiration).
42.
43. • Uap air yang terdapat dalam udara dapat
berubah menjadi butir2 air atau es
(kondensasi). Jika temperatur udara terus
menurun, butiran air berubah menjadi kristal2
es, lama kelamaan semakin besar, dan udara
tidak lagi mampu menahan beratnya sehingga
jatuh ke bumi sebagai hujan (precipitation).
Butiran2 air atau kristal2 es yang masih
bertahan melayang-layang di udara karena
amat kecil disebut awan.
44. • Sebaliknya, setiap tahunnya curah
hujan yang jatuh ke permukaan bumi sekitar
500.000 km3, yaitu 390.000 km3 langsung
jatuh di laut/samudera, dan 110.000 km3 jatuh
di daratan. Persebaran air yang berada di muka
bumi secara persentase adalah sebagai berikut
: air laut 97,5 %, air sungai, air danau, air
tanah, dan salju 2,449 %, serta berupa uap air
0,001 %.
45. • AIR PERMUKAAN.
• Air permukaan adalah bagian dari air
hujan yang tidak mengalami infiltrasi
(peresapan), atau air hujan yang mengalami
peresapan dan muncul kembali ke permukaan
bumi sebagai mata air. Mata air yang muncul
di permukaan bumi akan mengalir sebagai air
permukaan.
• Macam-macam air permukaan :
46. • A. Sungai
• Sungai adalah air tawar yang mengalir dari
sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau,
atau sungai lain yang lebih besar. Aliran sungai merupakan
aliran yang bersumber dari 3 jenis limpasan, yaitu :
limpasan yang berasal dari hujan, limpasan dari anak2
sungai, dan limpasan dari air tanah.
• Pada umumnya, sungai bermuara sampai ke laut
atau danau2. Tetapi, adapula sungai2 yang muaranya tidak
dapat mencapai laut banyak terdapat di daerah gurun yang
amat kering. Di Australia, sungai jenis ini disebutcreek dan
di Arab disebut Wadi. Pada saat hujan, palung2 sungai ini
berisi air tetapi bilamana hujan tidak ada, sungai ini hanya
berupa palung2 yang kerin. Air hujan yang mengalir tidak
dapat mencapai laut karena banyak meresap ke dalam
tanah yang kering dan ada pula yang habis menguap
kembali ke atmosfer
47.
48. • Besarnya volume air yang mengalir pada suatu
sugai dalam satuan waktu pada titik tertentu di
sungai itu, disebut debit air. Debit air sungai
terkecil terdapat di bagian hulu, sedangkan yang
terbesar terdapat di bagian muara. Sungai yang
besar berarti debit airnya besar, sebaliknya,
sungai yang kecil berarti debit airnya kecil.
• Besar kecilnya volume air yang mengalir
(debit air sungai) dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain sebagai berikut :
• Iklim, usur iklim sangat berpengaruh terhadap
debit air sungai. Banyaknya curah hujan
(Presipitasi) dan besarnya penguapan (evaporasi)
sangat menentukan volume air yang ada dalam
sungai.
49. • Pada saat musim penghujan presipitasi lebih besar
dibandingkan besarnya evaporasi yang mengakibatkan debit
air menjadi besar bahkan terjadi luapan air atau banjir.
Tetapi sebaliknya, pada musim kemarau jumlah presipitasi
menurun tetapi tingkat penguapan meningkat sehingga
debit air semakin kecil.
• Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS), luas dan ketinggian
daerah aliran sungai berpengaruh besar terhadap debit air
sungai. Daerah aliran sungai adalah bagian permukaan bumi
yang berfungsi untuk menerima, menyimpan, dan
mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya melalui sungai.
Contoh : hujan yang jatuh pada bagian permukaan bumi
mengalirkan airnya ke sungai, misalnya sungai Kapuas.
Bagian permukaan bumi yang menerima air hujan dan
mengalirkan airnya ke sungai Kapuas disebut DAS Kapuas.
Das biasanya dibatasi oleh punggung/igir perbukitan atau
pegunungan. DAS yang luas berarti memiliki daerah
tangkapan hujan yang luas pula, sehingga debit air sungai
yang mengalir pada DAS itu akan lebih besar.
50.
51. • Ada berbagai bentuk atau tipe sungai yaitu :
• Sungai Consequent Lateral, yakni sungai yang arah alirannya
menuruni lereng2 asli yang ada di permukaan bumi seperti dome,
blockmountain, atau dataran yang baru terangkat.
• Sungai Consequent Longitudinal, yakni sungai yang alirannya
sejajar dengan antiklinal (bagian puncak gelombang pegungungan).
• Sungai Subsequent, yakni sungai yang terjadi jika pada sebuah
sungai consequent lateralterjadi erosi mundur yang akhirnya akan
sampai ke puncak lerengnya, sehingga sungai tersebut akan
mengadakan erosi se samping dan memperluas lembahnya.
Akibatnya akan timbul aliran baru yang mengikuti arah strike (arah
patahan).
• Sungai Superimposed, yakni sungai yang mengalir pada lapisan
sedimen datar yang menutupi lapisan batuan di bawahnya. Apabila
terjadi peremajaan, sungai tersebut dapat mengikis lapisan2
penutup dan memotong formasi batuan yang semula tertutup,
sehingga sungai itu menempuh jalan yang tidak sesuai dengan
struktur batuan.
52. • Sungai Antecedent, yakni sungai yang arah alirannya tetap
karena dapat mengimbangi pangangkatan yang terjadi.
Sungai ini hanya dapat terjadi bila pengangkatan tersebut
berjalan dengan lambat.
• Sungai Resequent, yakni sungai yang mengalir
menuruni dip slope (kemiringan patahan) dari formasi2
daerah tersebut dan searah dengan sungai consequent
lateral. Sungai resequent ini terjadi lebih akhir sehingga
lebih muda dan sering merupakan anak sungai subsequent.
• Sungai Obsequent, yakni sungai yang mengalir menuruni
permukaan patahan, jadi berlawanan dengan dip dari
formasi2 patahan.
• Sungai Insequent, yakni sungai yang terjadi tanpa
ditentukan oleh sebab2 yang nyata. Sungai ini tidak
mengalir mengikuti perlapisan batuan atau dip. Sungai ini
mengalir dengan arah tidak tentu sehingga terjadi pola
aliran dendritis.
53. • Sungai Reverse, yani sugai yang tidak dapat
mempertahankan arah alirannya melawan suatu
pengangkatan, sehingga mengubah arahnya
untuk menyesuaikan diri.
• Sungai Composit, yakni sungai yang mengalir dari
daerah yang berlainan struktur geologinya.
Kebanyakan sungai yang besar merupakan
sungai composit.
• Sungai Anaclinal, yakni sungai yang mengalir
pada permukaan, yang secara lambat terangkat
dan arah pengangkatan tersebut berlawanan
dengan arah arus sungai.
• Sungai Compound, yakni sungai yang membawa
air dari daerah yang berlawanan
geomorfologinya.
54. • Ada berbagai pola aliran sungai, sebagai berikut :
• Pararel, adalah pola aliran yang terdapat pada
suatu daerah yang luas dan miring sekali,
sehingga gradient dari sungai itu besar dan
sungainya dapat mengambil jalan ke tempat yang
terendah dengan arah yang kurang lebih lurus.
Pola ini misalnya dapat terbentuk pada
suatucoastal plain (dataran pantai) yang masih
muda yang lereng aslinya miring sekali kea rah
laut.
• Rectangular, adalah pola aliran yang terdapat
pada daerah yang mempunyai struktur patahan,
baik yang berupa patahan sesungguhnya atau
hanya joint (retakan). Pola ini merupakan pola
aliran siku2.
55. • Ada berbagai pola aliran sungai, sebagai berikut :
• Pararel, adalah pola aliran yang terdapat pada suatu
daerah yang luas dan miring sekali, sehingga gradient
dari sungai itu besar dan sungainya dapat mengambil
jalan ke tempat yang terendah dengan arah yang
kurang lebih lurus. Pola ini misalnya dapat terbentuk
pada suatucoastal plain (dataran pantai) yang masih
muda yang lereng aslinya miring sekali kea rah laut.
• Rectangular, adalah pola aliran yang terdapat pada
daerah yang mempunyai struktur patahan, baik yang
berupa patahan sesungguhnya atau
hanya joint (retakan). Pola ini merupakan pola aliran
siku2.
56. • Angulate, adalah pola aliran yang tidak membentuk
sudut siku2 tetapi lebih kecil atau lebih besar dari 90o. di
sini masih kelihatan bahwa sungai2 masih mengikuti
garis2 patahan.
• Radial Centrifugal, adalah pola aliran pada kerucut
gunung berapi atau dome yang baru mencapai stadium
muda dan pola alirannya menuruni lereng2
pegunungan.
• Radial Centripetal, adalah pola aliran pada suatu kawah
atau crater dan suatu kaldera dari gunung berapi atau
depresi lainnya, yang pola alirannya menuju ke pusat
depresi tersebut.
• Trellis, adalah pola aliran yang berbentuk seperti trails.
Di sini sungai mangalir sepanjang lembah dari suatu
bentukan antiklin dan sinklin yang pararel.
57. • Annular, adalah variasi dari radial pattern. Terdapat pada suatu dome atau kaldera
yang sudah mencapai stadium dewasa dan sudah timbul sungai consequent,
subsequent, resequent dan obsequent.
• Dentritic, adalah pola aliran yang mirip cabang atau akar tanaman. Terdapat pada
daerah yang batu2annya homogen, dan lereng2nya tidak begitu terjal, sehingga
sungai2nya tidak cukup mempunyai kekuatan untuk menempuh jalan yang lurus
dan pendek.
58. • Macam-macam sungai berdasarkan
keajegan aliran airnya, yaitu sebagai berikut :
• Sungai Episodik, yaitu sungai yang airnya tetap
mengalir baik pada musim kemarau maupun
pada musim penghujan. Jenis sungai ini banyak
terdapat di Irian Jaya, Sumatera, dan Kalimantan.
• Sungai Periodik, yaitu sungai yang hanya berair
pada musim penghujan saja, sedang pada musim
kemarau kering tak berair. Jenis sungai ini banyak
terdapat di Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan
Sulawesi, pada umumnya sungai periodik ini
mempunyai mata air dari daerah2 yang hutannya
sudah gundul.
59. • Macam-macam sungai berdasarkan sumber
airnya yaitu sebagai berikut :
• Sungai Tadah Hujan, yaitu sungai yang volume
airnya tergantung pada air hujan, seperti sungai2
di Pulau Jawa.
• Sungai Campuran atau Sungai Kombinasi, yaitu
sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan
dan gletser (salju yang mencair, kemudian
mengalir) oleh karena itu jika sungai mata airnya
dari gletser disebut sungai gletser. Contohnya
sungai Mamberema di Irian Jaya.
60. • Bagian-bagian pada daerah aliran sungai, yaitu :
• 1) Bagian Hulu Sungai.
• Yaitu bagian sungai yang dekat dengan mata air,
merupakan sungai dalam stadium muda, dengan ciri2 :
• · Pengikisan kearah dalam atau vertikal.
• · Aliran airnya deras
• · Tebingnya curam
• · Tidak terjadi proses
pengendapan/sedimentasi
• · Belum terdapat teras2 sungai.
61. • 2) Bagian Tengah Sungai.
• Yaitu bagian antara hulu sungai dengan hilir
sungai dan disebut stadium dewas, dengan
ciri2 :
• · Pengikisan ke arah dalam dan
samping
• · Alirannya kurang begitu jelas
• · Banyak terjadi pengendapan
• · Terdapat teras2 sungai.
• · Terbentuknya pola aliran yang
berkelok-kelok atau disebut meander.
62. • 3) Bagian Hilir Sungai.
• Yaitu bagian sungai yang dekat ke laut, dan
disebut stadium tua dengan ciri2 :
• · Pengikisan tidak terjadi
• · Aliran air tenang
• · Banyak terjadi pengendapan
• · Teras2 sudah tidak jelas
• · Sungai banyak berkelok-kelok
• · Terdapat beting2 pasir di tengah
sungai yang disebut dengan delta.
63. • B. Danau.
• Danau ialah suatu kumpulan air dalam
cekungan tertent, yang biasanya berbentuk
mangkuk. Danau mendapat air dari curah hujan,
sungai2, serta mata air, dan air tanah. Keempat
sumber tersebut bersama-sama dapat mengisi
dan memberikan suplai air pada danau. Dalam hal
demikian biasanya danau itu bersifat permanen,
artinya tetap berair sepanjang tahun. Sebaliknya,
jika sumber air pengisi danau itu hanya salah satu
unsur saja misalnya dari curah hujan, maka danau
itu umumnya bersifat temporer atau periodic.
Artinya danau tersebut pada waktu2 tertentu
kering.
64. • Menurut macam airnya, danau dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu sebagai berikut :
• 1) Danau Air Asin.
• Pada umumnya danau air asin terdapat di
daerah semiarid dan arid, di mana penguapan
yang terjadi sangat kuat, dan tidak memiliki aliran
keluaran. Kalau danau semacam ini menjadi
kering, maka tinggallah lapisan garam di dasar
danau tersebut. Danau2 yang bersifat temporer
banyak terdapat di daerah arid yang mempunyai
kadar garam tinggi. Contoh danau kadar garam
yang tinggi adalah Great Salt Lake, kadar
garamnya sebesar 18,6 %, dan Danau Merah
(dekat laut asam), kadar garamnya 32 %.
65. • 2) Danau Air Tawar.
• Danau air tawar terutama terdapat di daerah2 humid (basah)
dimana curah hujan tinggi. Pada umumnya, danau ini mendapatkan
air dari curah hujan dan selalu mengalirkan airnya kembali ke laut.
Jadi danau ini merupakan danau terbuka.
• Menurut terjadinya, danau dapat dibagi menjadi beberapa jenis
sebagai berikut :
• 1. Danau Vulkanik/Kawah/Maar, yaitu danau yang terjadi
karena peletusan gunung berapi yang menimbulkan kawah luas di
puncaknya. Kawah tersebut kemudian terisi oleh air hujan dan
terbentuklah danau. Contoh : Danau Kawah Gunung Kelud dan
Gunung Batur.
• 2. Danau Lembah Gletser, setelah zaman es berakhir, daerah2
yang dulunya dilalui gletser menjadi kering dan diisi oleh air. Kalau
lembah yang telah terisi air itu tak berhubungan dengan laut, maka
lembah itu akan menjadi danau. Contohnya: danau Michigan,
danau Huron, Superior, Erie, dan danau Ontario.
66. • 3. Danau Tektonik, adalah danau yang terjadi karena
peristiwa tektonik; yang mengakibatkan terperosoknya
sebagian kulit bumi. Maka terbentuklah cekungan yang
cukup besar. Contoh danau tektonik adalah : danau toba,
singkarak, kerinci dll.
• 4. Danau Dolina/Karst, adalah danau yang terjadi karena
pelarutan batuan kapur, sehingga membentuk cekungan2
yang yang bentuknya seperti dolina/karst. Danau ini banyak
ditemukan di daerah pegunungan kapur.
• 5. Danau Hempangan/Bendungan, adalah danau yang
terjadi karena aliran sebuah sungai terbendung oleh lava,
sehingga airnya menggenang dan terbentuklah danau.
Contohnya danau laut tawar di Aceh dan Tondano.
• 6. Danau Buatan, adalah danau yang dibendung oleh
manusia dengan tujuan untuk irigasi, perikanan,
pembangkit tenaga listrik dan lain. Contohnya : Danau
Siombak di Marelan, Proyek Asahan dll.
67. • C. Rawa
• Rawa adalah daerah di sekitar sungai atau muara sungai yang
cukup besar yang merupakan tanah lumpur dengan kadar air relatif tinggi.
• Rawa dilihat dari genangan airnya, dapat dibedakan menjadi 2
bagian yaitu :
• 1) Rawa yang airnya selalu tergenang
• Tanah2 di daerah rawa yang selalu tergenang airnya tidak dapat
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian kerena lahannya tertutup tanah
gambut yang tebal. Di daerah rawa yang airnya selalu tergenang, sulit
terdapat bentuk kehidupan binatang karena airnya sangat asam. Derajat
keasaman (pH) di daerah ini mencapai 4,5 atau kurang dengan warna air
kemerah-merahan.
• 2) Rawa yang airnya tidak selalu tergenang.
• Rawa jenis ini mengandung air tawar yang berasal dari limpahan air sungai
pada saat air laut pasang dan airnya relatif mongering pada saat air laut
surut. Akibat adanya pergantian air tawar di daerah rawa, maka keasaman
tanah tidak terlalu tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai areal
sawah pasang surut. Salah satu tanda yang menunjukkan bahwa kawasan
rawa memiliki tanah yang tidak terlalu asam adalah banyaknya pohon2
rumbia
68. • MORFOLOGI PESISIR PANTAI
• Laut menutupi permukaan bumi kurang lebih 75 %. Batas perairan
laut dangan daratan disebut garis pantai (pertemuan permuakaan
laut dengan daratan). Perairan laut di permukaan bumi tidak
merata luasnya. Pada belahan bumi utara tertutup lautan sebesar
60%, sedangkan pada belahan bumi selatan yang tertutup lautan
sekitar 80%.
• Kedalaman laut dan samudera sangat bervariasi, ada yang
dangkal tetapi banyak pula yang dalam. Dalam dan dangkalnya
dasar laut menunjukkan relief dasar laut. Relief dasar laut lebih
besar dibandingkan relief di daratan. Hal ini terbukti dari kedalaman
laut rata2 mencapai 3.800 m, sedangkan ketinggian daratan rata2
hanya 840 m. laut yang terdalam ada di Palung Mindanau (Palung
Filipina), mencapai kedalaman 10.830 m sedangkan daratan yang
tertinggi adalah pada Gunung Everest, yang mencapai ketinggian
8.880 m.
• Untuk mengetahui kedalaman laut, dilakukan pengukuran2
yang disebut “menduga dalamnya laut”.
69. • Pengukuran kedalaman laut ini dapat dilakukan
dengan 2 cara, yaitu :
• 1) Batu Duga, cara ini disebut juga tali unting,
merupakan cara mengukur kedalaman laut yang
paling sederhana. Sebongkah besi diikat pada
ujung tali dan sebuah tabung beserta alat
pemberat diturunkan ke dasar laut. Sistem ini
memerlukan waktu yang lama karena untuk
mengukur kedalaman laut sampai 5000 m saja
memerlukan waktu sampai satu jam. Selain itu,
kedalaman laut yang sebenarnya kadang2 kurang
tepat disebabkan tali yang diturunkan sering
condong/atau lengkung karena terbawa oleh arus
laut.
70. • 2) Gema Duga, cara ini merupakan teknologi yang lebih maju
dan mulai digunakan sejak tahun 1920. Cara ini menggunakan alat
pengirim dan penerima gelombang suara. Suara dari alat pengirim
akan merambat ke dasar laut dan sesampainya di dasar laut
dipantulkan kembali ke atas. Pantulan kembali gema suara akan
diterima oleh alat penerima di atas kapal. Alat gema duga sering
dinamakan hidrofon. Dengan mengetahui kecepatan suara yang
diterima, maka dapat diketahui kedalamannya. Dengan
pengandaian kecepatan suara dalam air laut 1.500 m/det,
dihasilkan rumus kedalaman laut sebagai berikut :
• D=txv
• 2
• Keterangan :
• D = kedalaman laut
• t = jangka waktu antara suara yang dikirimkan sampai
diterima kembali pantulan gema suaranya.
• v = kecepatan suara dalam air.
71. • Contoh :
• Waktu antara dikirimnya suara dari kapal
sampai diterima kembali gema suaranya oleh
hidrofon di atas kapal adalah 7 detik. Maka
kedalaman laut tersebut adalah :
• D = t x v = 1500 x 7 = 5.250 meter
• 2 2
• Dengan waktu hanya 7 detik, laut yang
kedalamannya mencapai 5.250 m telah dapat
diketahui.
72. • Berdasarkan letaknya, laut dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu :
• 1) Laut Tepi.
• Laut tepi merupakan laut yang berada di tepi benua dan dipisahkan oleh
kepulauan dari samudera. Contoh dari laut ini adalah Laut Cina Selatan
yang terletak di tepi Benua Asia.
• 2) Laut Pedalaman.
• Laut pedalaman merupakan laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh
daratan atau terletak di tengah2 suatu benua. Laut yang masuk jenis ini
adalah laut hitam yang terletak di tengah Benua Asia, juga Laut Adriatik.
• 3) Laut Tengah.
• Laut tengah merupakan lautan yang memisahkan dua benua atau lebih.
Misalnya laut tengah (Mediterania) yang memisahkan Benua Eropa dan
Afrika, juga laut Indonesia yang memisahkan Benua Asia dengan Australia.
• 4) Selat.
• Selat merupakan laut sempit yang terletak di antara dua pulau atau dua
benua. Misalnya selat Sunda yang terletak di antara pulau Sumatera
dengan Pulau Jawa.
• 5) Teluk.
• Teluk merupakan laut yang menjorok ke daratan. Contoh dari teluk adalah
Teluk Siam yang terdapat di Thailand.
73. • Berdasarkan letaknya, laut dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu :
• 1) Laut Tepi.
• Laut tepi merupakan laut yang berada di tepi benua dan dipisahkan oleh
kepulauan dari samudera. Contoh dari laut ini adalah Laut Cina Selatan
yang terletak di tepi Benua Asia.
• 2) Laut Pedalaman.
• Laut pedalaman merupakan laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh
daratan atau terletak di tengah2 suatu benua. Laut yang masuk jenis ini
adalah laut hitam yang terletak di tengah Benua Asia, juga Laut Adriatik.
• 3) Laut Tengah.
• Laut tengah merupakan lautan yang memisahkan dua benua atau lebih.
Misalnya laut tengah (Mediterania) yang memisahkan Benua Eropa dan
Afrika, juga laut Indonesia yang memisahkan Benua Asia dengan Australia.
• 4) Selat.
• Selat merupakan laut sempit yang terletak di antara dua pulau atau dua
benua. Misalnya selat Sunda yang terletak di antara pulau Sumatera
dengan Pulau Jawa.
• 5) Teluk.
• Teluk merupakan laut yang menjorok ke daratan. Contoh dari teluk adalah
Teluk Siam yang terdapat di Thailand.
74. • Pembagian laut menurut zona atau jalur kedalamannya, laut dapat dibedakan menjadi
beberapa zona sebagai berikut :
• 1) Zona Litoral atau Jalur Pasang, yaitu bagian cekungan lautan yang terletak diantara
pasang naik dan pasang surut.
• 2) Zona Epineritik, yaitu bagian cekungan lautan diantara garis2 surut dan tempat paling
dalam yang masih dapat dicapai oleh daya sinar matahari (pada umumnya sampai sedalam
50 m).
• 3) Zona Neritik, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 50 – 200 m.
• 4) Zona Batial, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 200 – 2000 m.
• 5) Zona Abisal, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya lebih dari 2000 m.
75. •
• Pembagian laut menurut terjadinya, laut dapat
dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu sebagai
berikut :
• · Laut Transgresi atau Laut Meluas, yaitu laut
yang terjadi karena perubahan permukaan air
laut positif, baik yang disebabkan oleh kenaikan
permukaan air laut itu sendiri atau oleh turunnya
daratan perlahan-lahan, sehingga sebagian dari
daratan digenangi air. Laut jenis ini pada
umumnya terjadi pada akhir zaman glacial.
Contoh : Laut Utara dan Laut Jawa.
76. • · Laut Ingresi atau Laut Tanah Turun, laut ini
terjadi karena turunnya tanah sebagai akibat tekanan
vertikal (gaya endogen) yang menimbulkan patahan.
Contoh : laut Karibia, Laut Jepang, dan Laut Tengah.
• · Laut Regresi atau Laut Menyempit, laut ini
terjadi karena laut mengalami proses penyempitan
akibat adanya endapan2 di laut yang dibawa sungai
sehingga laut tersebut mengalami pendangkalan.
Contohnya : Selat Malaka.
• Arus laut adalah aliran air laut yang mempunyai arah
dan peredaran yang tetap dan teratur. Gerak aliran arus
laut dapat disamakan dengan aliran air sungai, tetapi
aliran arus laut lebih lebar. Arus laut dapat dibedakan
menurut letak, suhu, dan cara terjadinya.
77. • 1. Menurut letaknya
• · Arus bawah ialah arus laut yang bergerak di bawah
permukaan laut, misalnya arus bawah di Selat Gibraltar.
• · Arus atas ialah arus laut yang bergerak di permukaan laut,
misalnya arus Kalifornia.
• 2. Menurut suhunya.
• Arus panas ialah bila suhu arus air laut lebih panas daripada suhu
air laut di sekitarnya, misalnya arus teluk.
• Arus dingin ialah bila suhu arus laut lebih dingin dari laut di
sekitarnya, misalnya arus Labrador.
• 3. Menurut terjadinya.
• 1) Arus karena perbedaan kadar garam atau berat jenis air laut.
• 2) Arus karena dingin
• 3) Arus karena perbedaan niveau (beda tinggi muka air)
• 4) Arus karena pengaruh daratan/benua.
• 5) Arus karena pasang naik dan surut.
78. • 3. Menurut terjadinya.
• 1) Arus karena perbedaan kadar garam atau
berat jenis air laut.
• 2) Arus karena dingin
• 3) Arus karena perbedaan niveau (beda tinggi
muka air)
• 4) Arus karena pengaruh daratan/benua.
• 5) Arus karena pasang naik dan surut.
• Kecerahan atau warna air laut tergantung pada
zat2 oraganik maupun anorganik yang ada di laut.
Warna air laut ada beberapa macam karena
beberapa sebab berikut :
79. • § Pada umumny lautan berwarna biru, hal ini disebabkan oleh sinar
matahari yang bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak
daripada sinar lain.
• § Warna kuning, karena dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya
sungai Kuning di Cina (sungai Huang Ho).
• § Warna hijau, karena adanya plankton2 dalam jumlah besar.
• § Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es, misalnya latu di
Kutub Utara dan Selatan.
• § Warna ungu, karena adanya organism kecil yang mengeluarkan sinar2
fosfor, misalnya Laut Ambon.
• § Warna hitam, karena dasarnya terdapat lumpur hitam. Misalnya laut
Hitam.
• § Warna merah, karena banyaknya binatang2 kecil berwarna merah yang
terapung-apung, misalnya laut merah.
• Salinitas atau kadar garam air laut adalah banyaknya garam (dinyatakan
dengan gram) yang terdapat dalam satu liter air laut. Garam di laut berasal
dari hasil2 pelapukan di daratan. Hasil2 pelapukan ini mengandung
bermacam-macam garam, yang oleh air sungai di larutkan, dihanyutkan,
serta dibawa ke laut. Hampir di setiap tempat laut memiliki salinitas (kadar
garam) antara 33% hingga 37%. Pada air laut dalam, nilai salinitas antara
34,5% dan 35% rata2 salinitas air laut adalah 35%.
80. • Menurut Clarke, di dalam air laut terdapat larutan garam seperti :
• 1) Kalsium karbonat (CaCO3) : 0,34%
• 2) Magnesium bromida (MgBr2) : 0,22%
• 3) Kalium Sulfat (K2SO4) : 2,64%
• 4) Kalsium sulfat (CaSO4) : 3,60%
• 5) Magnesium sulfat (MgSO4) : 4,74%
• 6) Magnesium Klorida (MgCL2) : 10,88%
• 7) Natrium Klorida (NaCl) : 77,78%
• Perubahan kadar garam di laut tidak besar. Hal ini disebabkan oleh
kecilnya proses penguapan bila dibandingkan dengan isi air laut tersebut.
Besar kecilnya kadar garam di laut ditentukan oleh faktor2 berikut :
• 1) Banyak sedikitnya air yang berasal dari gletser
• 2) Besar kecilnya curah hujan di tempat tersebut
• 3) Besar kecilnya penguapan di tempat tersebut
• 4) Besar kecilnya atau banyak sedikitnya sungai yang bermuara di
tempat tersebut.
81. • Mineral laut berasal dari daratan yang dibawa oleh aliran sungai2.
Mineral itu antara lain adalah :
• § Garam, tempat2 pembuatan garam dijumpai di Pulau Madura
dan Rembang.
• § Kapur, berasal dari kerang, globigerine (foraminifera), dan
sebagainya.
• § Kalium karbonat, berasal dari sebangsa lumut (potash)
• § Fosfat, berasal dari tulang2 ikan dan kotoran burung pemakan
ikan, dan biasanya untuk pupuk.
• Kekayaan fauna dan flora laut sama halnya dengan daratan. Pada
umumnya organisme laut dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
• 1) Bentos, ialah binatang2 laut yang hidupnya di dasar laut.
Bentos ini dapat pula dibagi menjadi dua golongan yaitu : (1) bentos
sesial, yang hidupnya terikat pada suatu tempat, misalnya tiram,
koral, jenis2 brochipoda dan sebagainya, dan (2)bentos vagil, yang
bergerak di dasar laut, misalnya landak laut, siput laut, dan
sebagainya.
82. • 2) Pelagos, ialah organisme yang hidupnya tak tergantung pada
dasar laut dan umumnya menjadi penghuni lapisan air bagian atas.
Pelagos dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu (1) nekton,
ialah golongan organisme yang mempunyai alat badan sendiri untuk
bergerak sehingga dapat tinggal di daerah tertentu yang
menyediakan banyak makanan atau tempat2 yang keadaannya baik
bagi mereka. Contoh : semua jenis ikan, ubur2 dan sebagainya
(2) plankton, ialah golongan organisme yang tidak mempunyai alat2
badan sendiri untuk bergerak. Gerakan mereka bergantung pada
arus yang disebabkan oleh angin atau perbedaan suhu. Contoh :
jenis2 binatang bersel satu seperti radiolarian, foraminifera, dan
tumbuh2an yang bersel satu misalnya algae, diatomea, demikian
juga binatang2 bersel banyak yang kecil seperti sebangsa udang
kecil.
• Sama halnya dengan di daratan, di lautan pun sedimentasi terjadi
terutama berasal dari sisa2 organisme yang mati maupun bahan2
anorganis. Beberapa jenis endapan lumpur berturut-turut dari
pantai ke laut dalam, yaitu :
83. • 1. Endapan Lumpur Terigen, endapan yang terdiri dari
materi2 halus, terutama materi2 dari daratan yang dibawa
oleh sungai2.
• 2. Endapan Lumpur Globigerina, yaitu endapan yang
terdiri atas sisa2 binatang dan tumbuhan2 yang telah mati,
terutama terdiri dari kapur berasam arang dan asam kersik.
Lumpur globigerina di atas terutama terdapat di dasar laut
yang dalamnya antara 2000 m sampai 4000 m.
• 3. Endapan Lumpur Radiolaria atau Lumpur Laut
Merah, yaitu endapan yang sebagian berasal dari hasil2
letusan gunung berapi di dalam laut dan sebagian berasal
dari sisa2 binatang yang amat kecil yang berangka zat
kersik. Endapan ini terdapat pada laut yang dalam (4.000 –
7.000 m) dan tidak terdapat kapur atau persenyawaan2
kapur