SlideShare a Scribd company logo
1 of 84
Sejarah terbentuknya bumi

A.Pedosfer
B.Litosfer
C.Atmosfer
D.Hidrosfer
A.Pedosfer
• PEDOSFER adalah lapisan paling atas dari
  permukaan bumi tempat berlangsungnya proses
  pembentukan tanah. Secara sederhana pedosfer
  diartikan sebagai lapisan tanah yang menempati
  bagian paling atas dari litosfer. Tanah (soil) adalah
  suatu wujud alam yang terbentuk dari campuran
  hasil pelapukan batuan (anorganik), organik, air,
  dan udara yang menempati bagian paling atas
  dari litosfer. Ilmu yang mempelajari tanah disebut
  pedologi, sedangkan ilmu yang secara khusus
  mempelajari mengenai proses pembentukan
  tanah disebut pedogenesa.
•   FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN TANAH
    Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah antara
    lain:
    • Iklim
    Unsur-unsur iklim yang utama mempengaruhi proses pembentukan tanah adalah
    Suhu dan Curah Hujan.
•   • Organisme (vegetasi, jasad renik)
    Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah seperti:
    a. Membuat proses pelapukan
    b. Membantu proses pembentukan humus
    c. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah hal ini terlihat pada daerah
    beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika
    d. Memiliki kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh
    terhadap sifat-sifat tanah.
•   • Bahan induk
    Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen dan batuan
    metamorf.
    • Topografi atau relief
    Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi tebal atau tipisnya lapisan tanah.
•   • Waktu
    Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan
    pencucian yang terus menerus.
• KONSEP PEDON DAN PROFIL TANAH
  Pedon adalah suatu lajur tubuh tanah mulai dari permukaan lahan
  sampai batas terbawah (bahan induk tanah). Pedon merupakan
  volume terkecil yang dapat disebut tanah dan mempunyai ukuran
  tiga dimensi. Luas pedon berkisar antara 1-10 m2. Kumpulan dari
  pedon-pedon disebut polipedon. Luas polipedon minimum 2 m2,
  sedangkan luas maksimumnya tidak terbatas. Profil tanah atau
  penampang tanah adalah bidang tegak dari suatu sisi pedon yang
  mencirikan suatu lapisan-lapisan tanah, atau disebut Horizon Tanah.
  Setiap horizon tanah memperlihatkan perbedaan, baik menurut
  komposisi kimia maupun fisiknya. Kebanyakan horizon dapat
  dibedakan dari dasar warnanya. Perbedaan horizon tanah terbentuk
  karena dua faktor yaitu pengendapan yang berulang-ulang oleh
  genangan air atau pencucian tanah (leached) dan karena proses
  pembentukan tanah. Proses pembentukan horizon-horizon tersebut
  akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Adapun
  yang dimaksud solum adalah kedalaman efektif tanah yang masih
  dapat dijangkau oleh akar tanaman. Horizon-horizon yang menyusun
  profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah adalah horizon O, A, B,
  C, dan D atau R (Bed Rock).
• WARNA TANAH
  Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah.
  Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya terjadi
  karena perbedaan kandungan bahan organik. Semakin tinggi
  kandungan bahan organik berarti semakin gelap warna tanah.
  Warna tanah disusun oleh tiga jenis variabel, yaitu sebagai berikut:
  • Hue
  Warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang
  gelombangnya.
• • Value
  Menunjukkan kecermelangan cahaya.
• • Chroma
  Menunjukkan kemurnian relatif panjang gelombang cahaya
  dominan.
  Warna tanah dapat ditentukan dengan membandingkan warna baku
  pada buku Munsell Soil Colur Chart dengan warna tanah. Warna
  tanah akan berbeda bila tanah dalam keadaan basah, lembab, atau
  kering.
• STRUKTUR DAN TEKSTUR TANAH
  Struktur Tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah
  akibat melekatnya butir-butir tanah satu sama lain. Struktur tanah
  memiliki bentuk yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut:
  1. Lempeng (Platy), ditemukan di horizon A.
  2. Prisma (Prosmatic), ditemukan di horizon B pada daerah iklim
  kering.
  3. Tiang (Columnar), ditemukan di horizon B pada daerah iklim
  kering.
  4. Gumpal bersudut (Angular blocky), ditemukan pada horizon B
  pada daerah iklim basah.
  5. Gumpal membulat (Sub angular blocky), ditemukan pada horizon
  B pada daerah iklim basah.
  6. Granuler (Granular), ditemukan pada horizon A.
  7. Remah (Crumb), ditemukan pada horizon A.
  Tekstur Tanah menunjukkan kasar halusnya tanah yang didasarkan
  atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu, dan liat di
  dalam tanah. Untuk menentukan tekstur tanah terdapat 12 kelas
  dalam segi tiga tekstur tanah.
• SISTEM KLASIFIKASI TANAH
  Sistem klasifikasi tanah (alami) yang ada di
  dunia ini terdiri atas berbagai macam. Sebab
  banyak negara yang menggunakan sistem
  klasifikasi yang dikembangkan sendiri oleh
  negara tersebut. Nama golongan tanah
  dengan membubuhkan kata sol merupakan
  singkatan dari kata latin solum.
• JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA
  Sebagian besar jenis tanah di Indonesia merupakan tanah
  vulkanis. Walau demikian, jika lebih dikhususkan lagi maka
  jenisnya sangat beraneka ragam yang antara lain,
  1. Tanah Gambut atau tanah organik
  2. Aluvial
  3. Regosol
  4. Litosol
  5. Latosol
  6. Grumosol
  7. Podsolik Merah Kuning
  8. Podsol
  9. Andosol
  10. Mediteran Merah Kuning
  11. Hidromorf Kelabu (gleisol)
  12. Tanah Sawah (Paddy soil)
• KERUSAKAN TANAH DAN DAMPAK BAGI
  KEHIDUPAN
  Kerusakan Tanah yang terjadi saat ini
  merupakan dampak pemanfaatan lingkungan
  yang tidak terkontrol sehingga mengakibatkan
  terjadinya krisis lingkungan. Dampak yang
  sangat terasa dalam kehidupan manusia
  adalah berkurangnya lahan subur yang
  menjadikan semakin menipisnya lahan yang
  bisa dijadikan lokasi produksi kebutuhan
  agraris manusia.
B.Litosfer
• Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer
  berasal dari kata yunani, lithos (λίθος) yang berarti berbatu,
  dan sphere (σφαῖρα) yang berarti padat. Litosfer berasal dari
  kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara
  harfiah litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau
  biasa disebut dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada
  umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02,
  itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan
  silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri
  atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan
  dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah
  (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
• Litosfer Bumi meliputi kerak dan bagian teratas
  dari mantel bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan
  terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh
  astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah,
  lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara
  litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya
  terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka
  waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara
  elastis karena retakan-retakan, sednagkan astenosfer
  berubah seperti cairan kental.
• Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik
  yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat
  konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
• Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan
  terluar Bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun
  1914, yang menulis serangkaian paper untuk
  mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada
  keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas
  kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan
  lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan
  lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia
  sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly
  pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh
  ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer
  dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng
  tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep
  mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan
  lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian
  penting dari teori tersebut.
• Terdapat dua tipe litosfer
• Litosfer samudra, yang berhubungan
  dengan kerak samudra dan berada di dasar
  samdura
• Litosfer benua, yang berhubungan
  dengan kerak benua
• Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100
  km, sementara litosfer benua memiliki
  kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan
  dengan lapisan mantel atas karena
  keberadaan lapisan Mohorovicic
Material Pembentuk Litosfer
•   Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar
    pembentukannya adalah magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda.
    Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer,
•   Batuan Beku (Igneous Rock)
•   Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku
    menjadi padat, dengan sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak
    Bumi adalah batuan beku. Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan
    beku dibagi menjadi tiga macam,
•   Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
•   Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-
    lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit Bumi. Contoh batuan beku dalam
    adalah granit, diotit, dan gabbro.
•   Batuan Beku Gang/Korok
•   Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur
    magma dan permukaan Bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan
    litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga
    kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang
    besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.
•   Batuan Beku Luar
•   Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di
    permukaan Bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan
    beku luar adalah : basalt, diorit,andesit, obsidin, scoria, batuan apung (pumice).
• Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
• Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk
  dipermukaan Bumi yang mengalami pelapukan. Bagian - bagian
  yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan
  ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang
  kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah
  proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras
  dan menjadi bantuan sedimen. Batuan Sedimen berdasar proses
  pembentukannya terdiri atas,
• Batuan Sedimen Klastik
• Batuan Sedimen Kimiawi
• Batuan Sedimen Organik
• Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas,
• Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
• Batuan Sedimen Glasial
• Batuan Sedimen Aquatis
• Batuan Sedimen Marine
• Batuan Malihan (Metamorf)
• terbentuk karena terjadinya penambahan
  suhu atau penambahan tekanan yang tinggi
  dan terjadi secara bersamaan pada batuan
  sedimen.
• Struktur Lapisan Kerak Bumi
• Di dalam litosfer terdapat lebih dari 2000 mineral
  dan hanya 20 mineral yang terdapat dalam
  batuan. Mineral pembentuk batuan yang
  penting, yaitu Kuarsa (Si02), Feldspar, Piroksen,
  Mika Putih (K-Al-Silikat), Biotit atau Mika Cokelat
  (K-Fe-Al-Silikat), Amphibol, Khlorit, Kalsit (CaC03),
  Dolomit (CaMgCOT3), Olivin (Mg, Fe), Bijih Besi
  Hematit (Fe2O3), Magnetik (Fe3O2), dan Limonit
  (Fe3OH2O). Selain itu, litosfer juga terdiri atas dua
  bagian, yaitu lapisan Sial dan lapisan Sima.
  Lapisan Sial yaitu lapisan kulit Bumi yang
  tersusun atas logam silisium dan alumunium,
  senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3.
• Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini
  antara lain terdapat batuan sedimen, granit,
  andesit, jenis-jenis batuan metamorf, dan batuan
  lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan Sima
  (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit Bumi
  yang tersusun oleh logam silisium dan
  magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO
  lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih
  besar daripada lapisan sial karena mengandung
  besi dan magnesium yaitu mineral ferro
  magnesium dan batuan basalt. Batuan
  pembentuk kulit Bumi selalu mengalami siklus
  atau daur, yaitu batuan mengalami perubahan
  wujud dari magma, batuan beku, batuan
  sedimen, batuan malihan, dan kembali lagi
  menjadi magma.
C.Atmosfer
• Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi
  sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet
  tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di Bumi,
  atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas
  permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari
  atas permukaan Bumi. Atmosfer tersusun atas
  beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena
  yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan
  yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap.
  Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk
  memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan
  sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-
  kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang
  dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat
  memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
  atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di
  dalamnya.
• Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%)
  dan oksigen (20.97%), dengan
  sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel,
  tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya.
  Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan
  menyerap radiasi sinar ultraviolet dari Matahari
  dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang
  dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km
  dari permukaan planet.
• Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak,
  tetapi agak menipis lambat laun dengan
  menambah ketinggian, tidak ada batas pasti
  antara atmosfer dan angkasa luar
• Troposfer
• Lapisan ini berada pada level yang terendah, campuran
  gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan
  di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari
  sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda
  langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang
  lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15
  kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini,
  hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang
  mendadak, angin, tekanan dan kelembaban yang kita
  rasakan sehari-hari berlangsung. Suhu udara pada
  permukaan air laut sekitar 27 derajat celcius dan
  semakin naik ke atas, suhu semakin turun. Setiap
  kenaikan 100m suhu berkurang 0,61 derajat Celsius
  (sesuai dengan Teori Braak). Pada lapisan ini terjadi
  peristiwa cuaca seperti hujan, angin, musim salju,
  kemarau, dan sebagainya.
• Ketinggian yang paling rendah adalah bagian
  yang paling hangat dari troposfer, karena
  permukaan bumi menyerap radiasi panas dari
  matahari dan menyalurkan panasnya ke udara.
  Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara
  akan berkurang secara tunak (steady), dari
  sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan
  bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan
  dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali
  terhadap gradien suhu tersebut.
• Di antara stratosfer dan troposfer terdapat
  lapisan yang disebut lapisan Tropopause, yang
  membatasi lapisan troposfer dengan stratosfer
• Stratosfer
• Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer
  dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan
  stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat
  dingin yaitu atau sekitar . Pada lapisan ini angin yang
  sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.
  Lapisan ini juga merupakan tempat terbangnya
  pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi
  di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca
  yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini.
• Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya
  berubah menjadi semakin bertambah seiring kenaikan
  ketinggian. Hal ini dikarenakan bertambahnya lapisan
  dengan konsentrasi ozon. Lapisan ozon ini menyerap
  radiasi sinar ultra violet. Suhu pada lapisan ini bisa
  mencapai sekitar pada ketinggian sekitar 40 km.
  Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan
  lapisan berikutnya.
• Mesosfer
• Adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan
  berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga lapisan
  keempat, termosfer. Udara yang di sini akan mengakibatkan
  pergeseran berlakudengan objek yang datng dari angkasa
  dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor
  yang sampai ke bumi terbakar lapisan ini. Kurang lebih 25
  mil atau 40km di atas permukaan bumi, saat suhunya
  berkurang dari 290 K hingga 200 K, terdapat lapisan transisi
  menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali
  turun ketika ketinggian bertambah, hingga menjadi
  sekitar (dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang
  lebih 81 km di atas permukaan bumi). Suhu serendah ini
  memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk
  dari kristal es. Antara lapisan Mesosfer dan lapisan Atmosfer
  terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause
• Termosfer
• Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada
  ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer
  karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup
  tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar . Perubahan
  ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra
  violet. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia
  sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik
  yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat
  memantulkan gelombang radio. Sebelum
  munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk
  membantu memancarkan gelombang radio.
• Ionosfer
• Lapisan ionosfer yang terbentuk akibat reaksi
  kimia ini juga merupakan lapisan pelindung bumi
  dari batu meteor yang berasal dari luar angkasa
  karena ditarik oleh gravitasi bumi. Pada lapisan
  ionosfer ini, batu meteor terbakar dan terurai.
  Jika ukurannya sangat besar dan tidak habis
  terbakar di lapisan udara ionosfer ini, maka akan
  jatuh sampai ke permukaan bumi yang
  disebut meteorit.
• Fenomena aurora yang dikenal juga dengan
  cahaya utara atau cahaya selatan terjadi pada
  lapisan ini.
• Pengertian Lapisan Termosfer sebagai Lapisan
  Atmosfer
• Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse
  dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada
  ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-
  gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini
  sering juga disebut lapisan ionosfer. Molekul
  oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik
  di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan
  gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan
  panas, yang akan menyebabkan meningkatnya
  suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan
  meningkat dengan meningkatnya ketinggian.
• . Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu :
• 1. Lapisan ozonTerletak antara 80 – 150 km
  dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat
  terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini
  dinamakan juga lapisan ozon. mempunyai sifat
  memantulkan gelombang radio. Suhu udara di sini
  berkisar – 70° C sampai +50° C .
• 2. Lapisan udara F Terletak antara 150 – 400 km.
  Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara
  appleton.
• 3. Lapisan udara atom Pada lapisan ini, materi-
  materi berada dalam bentuk atom. Letaknya
  lapisan ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini
  menerima panas langsung dari matahari, dan
  diduga suhunya mencapai 1200° C .
• Eksosfer
• Eksosfer adalah lapsan bumi yang terletak
  paling luar. Pada lapisan ini terdapat
  refleksi cahaya matahari yang dipantulkan
  oleh partikel debu meteoritik. Cahaya
  matahari yang dipantulkan tersebut juga
  dikenal sebagai cahaya Zodiakal.
•   Komposisi dari atmosfer Bumi
•   Gas-gas penyusun atmosfer
•   Atmosfer tersusun oleh:
•   Nitrogen (         )
•   Oksigen (        )
•   Argon (        )
•   Air (        )
•   Ozon(        )
•   Karbondioksida(          )
D.HIDROSFER
•                Hidrosfer berasal dari kata hidros = air dan sphere
    = daerah atau bulatan. Hidrosfer dapat diartikan daerah
    perairan yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Daerah
    perairan ini meliputi samudera, laut, danau, sungai, gletser, air
    tanah, dan uap air yang terdapat di atmosfer. Diperkirakan
    hampir tiga perempat atau 75 % muka bumi tertutup oleh air.
    Jadi dapat dikatakan bumi kita ini adalah planet air.
•   Air di bumi memiliki jumlah yang tetap dan senantiasa bergerak dalam suatu lingkaran
    peredaran yang disebut dengan siklus hidrologi, siklus air atau daur hidrologi.
•    Persentase luas permukaan laut dan luas permukaan daratan
•   Di belahan bumi utara dan selatan.
•   BELAHAN BUMI
•   LUAS LAUTAN (%)
•   LUAS DARATAN (%)
•   Utara
•   Selatan
•   61
•   81
•   39
•   19
•   Untuk keperluan pemahaman praktis dalam mempelajari tentang air diperlukan beberapa
    cabang ilmu, antara lain sebagai berikut :
•   Hidrometeorologi, yaitu ilmu yang mempelajari hubungan antara unsur2 meteorologi dan
    siklus hidrologi yang ditekankan kepada hubungan timbal balik.
•   Potamologi, yaitu ilmu yang mempelajari air yang mengalir di permukaan tanah, baik yang
    melalui saluran, maupun yang tidak melalui saluran.
•   Geohidrologi, yaitu ilmu yang mempelajari keberadaan, persebaran, dan gerak air di bawah
    permukaan tanah.
•   Limnologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk air yang berada di danau.
•   Oseanologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang keadaan air di lautan.
• Siklus air dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut
  :
• 1.    Siklus Air Kecil, yaitu air laut menguap, mengalami
  kondensasi menjadi awan dan hujan, lalu jatuh ke laut
• 2.   Siklus Air Sedang, yaitu air laut menguap, mengalami
  kondensasi dan dibawa angin, membentuk awan di atas
  daratan, jatuh sebagai hujan, lalu masuk ke tanah, selokan,
  sungai, dan ke laut lagi.
• 3.    Siklus Air Besar, yaitu air laut menguap menjadi gas kemudian
  membentuk kristal2 es di atas laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan
  tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk gletser (lapisan es yang mencair),
  masuk ke sungai, lalu kembali ke laut.
• Terjadinya siklus air tersebut disebabkan oleh adanya
  proses2 yang mengikuti gejala meteorologis dan
  klimatologis, antara lain :
• Evaporasi, yaitu penguapan benda2 abiotik dan
  merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas.
  Penguapan di bumi 80 % berasal dari penguapan air
  laut.
• Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari
  tumbuh2an melalui stomata atau mulut daun.
• Evapotranspirasi, yaitu proses gabungan antara
  evaporasi dan transpirasi.
• Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud uap air
  menjadi air akibat pendinginan.
• Adveksi, yaitu transportasi air pada gerakan horizontal
  seperti transportasi panas dan uap air dari satu lokasi
  ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar.
• Presipitasi, yaitu segala bentuk curahan atau hujan dari
  atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es, dan
  hujan salju.
• Run Off (Aliran Permukaan), yaitu pergerakan aliran air
  di permukaan tanah melalui sungai dan anak sungai.
• Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke
  dalam tanah melalui pori tanah.
• Di dalam siklus hidrologi terjadi proses kondensasi dan
  sublemasi. Kondensasi adalah proses berubahnya uap
  air menjadi butir2 air, sedangkan sublemasi adalah
  proses berubahnya uap air menjadi butir2 es atau salju.
  Menurut perkiraan, air yang ada dipermukaan bumi
  seluruhnya mencapai 1.360.000.000 km3. Sekitar
  1.320.000.000 km3 berada di lautan/samudera dan
  sisanya terjadi sirkulasi pada atmosfer ke daratan dan
  kembali ke laut atau samudera.
• Air yang ada dipermukaan bumi dan di udara berada
  dalam bentuk cair, gas dan padat (es atau salju).
  Perubahan air dalam tiga bentuk ini memang sangat
  menakjubkan. Jika terjadi perubahan temperatur, air
  dapat berubah menjadi es yang disebut membeku
  (freezing), atau sebaliknya es akan berubah menjadi air
  yang disebut mencair (melting), dan air yang mencair
  tersebut dapat pula berubah menjadi gas melalui
  proses penguapan (evaporation).
  Dalam setahun tidak kurang dari 500.000 km3 air di
  muka bumi berubah menjadi gas ke dalam atmosfer.
  Kurang lebih 430.000 km3 air laut berubah menjadi uap
  air atau sekitar 1.000 km3 setiap hari, dan sisanya
  70.000 km3 menguap dari daratan (termasuk
  penguapan dari tanaman yang disebut
  dengan Transpiration).
• Uap air yang terdapat dalam udara dapat
  berubah menjadi butir2 air atau es
  (kondensasi). Jika temperatur udara terus
  menurun, butiran air berubah menjadi kristal2
  es, lama kelamaan semakin besar, dan udara
  tidak lagi mampu menahan beratnya sehingga
  jatuh ke bumi sebagai hujan (precipitation).
  Butiran2 air atau kristal2 es yang masih
  bertahan melayang-layang di udara karena
  amat kecil disebut awan.
•              Sebaliknya, setiap tahunnya curah
    hujan yang jatuh ke permukaan bumi sekitar
    500.000 km3, yaitu 390.000 km3 langsung
    jatuh di laut/samudera, dan 110.000 km3 jatuh
    di daratan. Persebaran air yang berada di muka
    bumi secara persentase adalah sebagai berikut
    : air laut 97,5 %, air sungai, air danau, air
    tanah, dan salju 2,449 %, serta berupa uap air
    0,001 %.
•    AIR PERMUKAAN.
•          Air permukaan adalah bagian dari air
  hujan yang tidak mengalami infiltrasi
  (peresapan), atau air hujan yang mengalami
  peresapan dan muncul kembali ke permukaan
  bumi sebagai mata air. Mata air yang muncul
  di permukaan bumi akan mengalir sebagai air
  permukaan.
• Macam-macam air permukaan :
• A. Sungai
•           Sungai adalah air tawar yang mengalir dari
  sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau,
  atau sungai lain yang lebih besar. Aliran sungai merupakan
  aliran yang bersumber dari 3 jenis limpasan, yaitu :
  limpasan yang berasal dari hujan, limpasan dari anak2
  sungai, dan limpasan dari air tanah.
•           Pada umumnya, sungai bermuara sampai ke laut
  atau danau2. Tetapi, adapula sungai2 yang muaranya tidak
  dapat mencapai laut banyak terdapat di daerah gurun yang
  amat kering. Di Australia, sungai jenis ini disebutcreek dan
  di Arab disebut Wadi. Pada saat hujan, palung2 sungai ini
  berisi air tetapi bilamana hujan tidak ada, sungai ini hanya
  berupa palung2 yang kerin. Air hujan yang mengalir tidak
  dapat mencapai laut karena banyak meresap ke dalam
  tanah yang kering dan ada pula yang habis menguap
  kembali ke atmosfer
• Besarnya volume air yang mengalir pada suatu
  sugai dalam satuan waktu pada titik tertentu di
  sungai itu, disebut debit air. Debit air sungai
  terkecil terdapat di bagian hulu, sedangkan yang
  terbesar terdapat di bagian muara. Sungai yang
  besar berarti debit airnya besar, sebaliknya,
  sungai yang kecil berarti debit airnya kecil.
•           Besar kecilnya volume air yang mengalir
  (debit air sungai) dipengaruhi oleh beberapa
  faktor, antara lain sebagai berikut :
• Iklim, usur iklim sangat berpengaruh terhadap
  debit air sungai. Banyaknya curah hujan
  (Presipitasi) dan besarnya penguapan (evaporasi)
  sangat menentukan volume air yang ada dalam
  sungai.
• Pada saat musim penghujan presipitasi lebih besar
  dibandingkan besarnya evaporasi yang mengakibatkan debit
  air menjadi besar bahkan terjadi luapan air atau banjir.
  Tetapi sebaliknya, pada musim kemarau jumlah presipitasi
  menurun tetapi tingkat penguapan meningkat sehingga
  debit air semakin kecil.
• Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS), luas dan ketinggian
  daerah aliran sungai berpengaruh besar terhadap debit air
  sungai. Daerah aliran sungai adalah bagian permukaan bumi
  yang berfungsi untuk menerima, menyimpan, dan
  mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya melalui sungai.
  Contoh : hujan yang jatuh pada bagian permukaan bumi
  mengalirkan airnya ke sungai, misalnya sungai Kapuas.
  Bagian permukaan bumi yang menerima air hujan dan
  mengalirkan airnya ke sungai Kapuas disebut DAS Kapuas.
  Das biasanya dibatasi oleh punggung/igir perbukitan atau
  pegunungan. DAS yang luas berarti memiliki daerah
  tangkapan hujan yang luas pula, sehingga debit air sungai
  yang mengalir pada DAS itu akan lebih besar.
• Ada berbagai bentuk atau tipe sungai yaitu :
• Sungai Consequent Lateral, yakni sungai yang arah alirannya
  menuruni lereng2 asli yang ada di permukaan bumi seperti dome,
  blockmountain, atau dataran yang baru terangkat.
• Sungai Consequent Longitudinal, yakni sungai yang alirannya
  sejajar dengan antiklinal (bagian puncak gelombang pegungungan).
• Sungai Subsequent, yakni sungai yang terjadi jika pada sebuah
  sungai consequent lateralterjadi erosi mundur yang akhirnya akan
  sampai ke puncak lerengnya, sehingga sungai tersebut akan
  mengadakan erosi se samping dan memperluas lembahnya.
  Akibatnya akan timbul aliran baru yang mengikuti arah strike (arah
  patahan).
• Sungai Superimposed, yakni sungai yang mengalir pada lapisan
  sedimen datar yang menutupi lapisan batuan di bawahnya. Apabila
  terjadi peremajaan, sungai tersebut dapat mengikis lapisan2
  penutup dan memotong formasi batuan yang semula tertutup,
  sehingga sungai itu menempuh jalan yang tidak sesuai dengan
  struktur batuan.
• Sungai Antecedent, yakni sungai yang arah alirannya tetap
  karena dapat mengimbangi pangangkatan yang terjadi.
  Sungai ini hanya dapat terjadi bila pengangkatan tersebut
  berjalan dengan lambat.
• Sungai Resequent, yakni sungai yang mengalir
  menuruni dip slope (kemiringan patahan) dari formasi2
  daerah tersebut dan searah dengan sungai consequent
  lateral. Sungai resequent ini terjadi lebih akhir sehingga
  lebih muda dan sering merupakan anak sungai subsequent.
• Sungai Obsequent, yakni sungai yang mengalir menuruni
  permukaan patahan, jadi berlawanan dengan dip dari
  formasi2 patahan.
• Sungai Insequent, yakni sungai yang terjadi tanpa
  ditentukan oleh sebab2 yang nyata. Sungai ini tidak
  mengalir mengikuti perlapisan batuan atau dip. Sungai ini
  mengalir dengan arah tidak tentu sehingga terjadi pola
  aliran dendritis.
• Sungai Reverse, yani sugai yang tidak dapat
  mempertahankan arah alirannya melawan suatu
  pengangkatan, sehingga mengubah arahnya
  untuk menyesuaikan diri.
• Sungai Composit, yakni sungai yang mengalir dari
  daerah yang berlainan struktur geologinya.
  Kebanyakan sungai yang besar merupakan
  sungai composit.
• Sungai Anaclinal, yakni sungai yang mengalir
  pada permukaan, yang secara lambat terangkat
  dan arah pengangkatan tersebut berlawanan
  dengan arah arus sungai.
• Sungai Compound, yakni sungai yang membawa
  air dari daerah yang berlawanan
  geomorfologinya.
• Ada berbagai pola aliran sungai, sebagai berikut :
• Pararel, adalah pola aliran yang terdapat pada
  suatu daerah yang luas dan miring sekali,
  sehingga gradient dari sungai itu besar dan
  sungainya dapat mengambil jalan ke tempat yang
  terendah dengan arah yang kurang lebih lurus.
  Pola ini misalnya dapat terbentuk pada
  suatucoastal plain (dataran pantai) yang masih
  muda yang lereng aslinya miring sekali kea rah
  laut.
• Rectangular, adalah pola aliran yang terdapat
  pada daerah yang mempunyai struktur patahan,
  baik yang berupa patahan sesungguhnya atau
  hanya joint (retakan). Pola ini merupakan pola
  aliran siku2.
• Ada berbagai pola aliran sungai, sebagai berikut :
• Pararel, adalah pola aliran yang terdapat pada suatu
  daerah yang luas dan miring sekali, sehingga gradient
  dari sungai itu besar dan sungainya dapat mengambil
  jalan ke tempat yang terendah dengan arah yang
  kurang lebih lurus. Pola ini misalnya dapat terbentuk
  pada suatucoastal plain (dataran pantai) yang masih
  muda yang lereng aslinya miring sekali kea rah laut.
• Rectangular, adalah pola aliran yang terdapat pada
  daerah yang mempunyai struktur patahan, baik yang
  berupa patahan sesungguhnya atau
  hanya joint (retakan). Pola ini merupakan pola aliran
  siku2.
• Angulate, adalah pola aliran yang tidak membentuk
  sudut siku2 tetapi lebih kecil atau lebih besar dari 90o. di
  sini masih kelihatan bahwa sungai2 masih mengikuti
  garis2 patahan.
• Radial Centrifugal, adalah pola aliran pada kerucut
  gunung berapi atau dome yang baru mencapai stadium
  muda dan pola alirannya menuruni lereng2
  pegunungan.
• Radial Centripetal, adalah pola aliran pada suatu kawah
  atau crater dan suatu kaldera dari gunung berapi atau
  depresi lainnya, yang pola alirannya menuju ke pusat
  depresi tersebut.
• Trellis, adalah pola aliran yang berbentuk seperti trails.
  Di sini sungai mangalir sepanjang lembah dari suatu
  bentukan antiklin dan sinklin yang pararel.
•   Annular, adalah variasi dari radial pattern. Terdapat pada suatu dome atau kaldera
    yang sudah mencapai stadium dewasa dan sudah timbul sungai consequent,
    subsequent, resequent dan obsequent.
•   Dentritic, adalah pola aliran yang mirip cabang atau akar tanaman. Terdapat pada
    daerah yang batu2annya homogen, dan lereng2nya tidak begitu terjal, sehingga
    sungai2nya tidak cukup mempunyai kekuatan untuk menempuh jalan yang lurus
    dan pendek.
•     Macam-macam sungai berdasarkan
  keajegan aliran airnya, yaitu sebagai berikut :
• Sungai Episodik, yaitu sungai yang airnya tetap
  mengalir baik pada musim kemarau maupun
  pada musim penghujan. Jenis sungai ini banyak
  terdapat di Irian Jaya, Sumatera, dan Kalimantan.
• Sungai Periodik, yaitu sungai yang hanya berair
  pada musim penghujan saja, sedang pada musim
  kemarau kering tak berair. Jenis sungai ini banyak
  terdapat di Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan
  Sulawesi, pada umumnya sungai periodik ini
  mempunyai mata air dari daerah2 yang hutannya
  sudah gundul.
• Macam-macam sungai berdasarkan sumber
  airnya yaitu sebagai berikut :
• Sungai Tadah Hujan, yaitu sungai yang volume
  airnya tergantung pada air hujan, seperti sungai2
  di Pulau Jawa.
• Sungai Campuran atau Sungai Kombinasi, yaitu
  sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan
  dan gletser (salju yang mencair, kemudian
  mengalir) oleh karena itu jika sungai mata airnya
  dari gletser disebut sungai gletser. Contohnya
  sungai Mamberema di Irian Jaya.
• Bagian-bagian pada daerah aliran sungai, yaitu :
• 1)    Bagian Hulu Sungai.
• Yaitu bagian sungai yang dekat dengan mata air,
  merupakan sungai dalam stadium muda, dengan ciri2 :
• ·           Pengikisan kearah dalam atau vertikal.
• ·           Aliran airnya deras
• ·           Tebingnya curam
• ·           Tidak terjadi proses
  pengendapan/sedimentasi
• ·           Belum terdapat teras2 sungai.
• 2)      Bagian Tengah Sungai.
• Yaitu bagian antara hulu sungai dengan hilir
  sungai dan disebut stadium dewas, dengan
  ciri2 :
• ·             Pengikisan ke arah dalam dan
  samping
• ·             Alirannya kurang begitu jelas
• ·             Banyak terjadi pengendapan
• ·             Terdapat teras2 sungai.
• ·             Terbentuknya pola aliran yang
  berkelok-kelok atau disebut meander.
• 3)    Bagian Hilir Sungai.
• Yaitu bagian sungai yang dekat ke laut, dan
  disebut stadium tua dengan ciri2 :
• ·           Pengikisan tidak terjadi
• ·           Aliran air tenang
• ·           Banyak terjadi pengendapan
• ·           Teras2 sudah tidak jelas
• ·           Sungai banyak berkelok-kelok
• ·           Terdapat beting2 pasir di tengah
  sungai yang disebut dengan delta.
• B. Danau.
•          Danau ialah suatu kumpulan air dalam
  cekungan tertent, yang biasanya berbentuk
  mangkuk. Danau mendapat air dari curah hujan,
  sungai2, serta mata air, dan air tanah. Keempat
  sumber tersebut bersama-sama dapat mengisi
  dan memberikan suplai air pada danau. Dalam hal
  demikian biasanya danau itu bersifat permanen,
  artinya tetap berair sepanjang tahun. Sebaliknya,
  jika sumber air pengisi danau itu hanya salah satu
  unsur saja misalnya dari curah hujan, maka danau
  itu umumnya bersifat temporer atau periodic.
  Artinya danau tersebut pada waktu2 tertentu
  kering.
• Menurut macam airnya, danau dapat dibedakan
  menjadi 2, yaitu sebagai berikut :
• 1)    Danau Air Asin.
• Pada umumnya danau air asin terdapat di
  daerah semiarid dan arid, di mana penguapan
  yang terjadi sangat kuat, dan tidak memiliki aliran
  keluaran. Kalau danau semacam ini menjadi
  kering, maka tinggallah lapisan garam di dasar
  danau tersebut. Danau2 yang bersifat temporer
  banyak terdapat di daerah arid yang mempunyai
  kadar garam tinggi. Contoh danau kadar garam
  yang tinggi adalah Great Salt Lake, kadar
  garamnya sebesar 18,6 %, dan Danau Merah
  (dekat laut asam), kadar garamnya 32 %.
• 2)    Danau Air Tawar.
• Danau air tawar terutama terdapat di daerah2 humid (basah)
  dimana curah hujan tinggi. Pada umumnya, danau ini mendapatkan
  air dari curah hujan dan selalu mengalirkan airnya kembali ke laut.
  Jadi danau ini merupakan danau terbuka.
• Menurut terjadinya, danau dapat dibagi menjadi beberapa jenis
  sebagai berikut :
• 1. Danau Vulkanik/Kawah/Maar, yaitu danau yang terjadi
  karena peletusan gunung berapi yang menimbulkan kawah luas di
  puncaknya. Kawah tersebut kemudian terisi oleh air hujan dan
  terbentuklah danau. Contoh : Danau Kawah Gunung Kelud dan
  Gunung Batur.
• 2. Danau Lembah Gletser, setelah zaman es berakhir, daerah2
  yang dulunya dilalui gletser menjadi kering dan diisi oleh air. Kalau
  lembah yang telah terisi air itu tak berhubungan dengan laut, maka
  lembah itu akan menjadi danau. Contohnya: danau Michigan,
  danau Huron, Superior, Erie, dan danau Ontario.
• 3. Danau Tektonik, adalah danau yang terjadi karena
  peristiwa tektonik; yang mengakibatkan terperosoknya
  sebagian kulit bumi. Maka terbentuklah cekungan yang
  cukup besar. Contoh danau tektonik adalah : danau toba,
  singkarak, kerinci dll.
• 4. Danau Dolina/Karst, adalah danau yang terjadi karena
  pelarutan batuan kapur, sehingga membentuk cekungan2
  yang yang bentuknya seperti dolina/karst. Danau ini banyak
  ditemukan di daerah pegunungan kapur.
• 5. Danau Hempangan/Bendungan, adalah danau yang
  terjadi karena aliran sebuah sungai terbendung oleh lava,
  sehingga airnya menggenang dan terbentuklah danau.
  Contohnya danau laut tawar di Aceh dan Tondano.
• 6. Danau Buatan, adalah danau yang dibendung oleh
  manusia dengan tujuan untuk irigasi, perikanan,
  pembangkit tenaga listrik dan lain. Contohnya : Danau
  Siombak di Marelan, Proyek Asahan dll.
• C. Rawa
•          Rawa adalah daerah di sekitar sungai atau muara sungai yang
  cukup besar yang merupakan tanah lumpur dengan kadar air relatif tinggi.
•          Rawa dilihat dari genangan airnya, dapat dibedakan menjadi 2
  bagian yaitu :
• 1)    Rawa yang airnya selalu tergenang
• Tanah2 di daerah rawa yang selalu tergenang airnya tidak dapat
  dimanfaatkan sebagai lahan pertanian kerena lahannya tertutup tanah
  gambut yang tebal. Di daerah rawa yang airnya selalu tergenang, sulit
  terdapat bentuk kehidupan binatang karena airnya sangat asam. Derajat
  keasaman (pH) di daerah ini mencapai 4,5 atau kurang dengan warna air
  kemerah-merahan.
• 2)    Rawa yang airnya tidak selalu tergenang.
• Rawa jenis ini mengandung air tawar yang berasal dari limpahan air sungai
  pada saat air laut pasang dan airnya relatif mongering pada saat air laut
  surut. Akibat adanya pergantian air tawar di daerah rawa, maka keasaman
  tanah tidak terlalu tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai areal
  sawah pasang surut. Salah satu tanda yang menunjukkan bahwa kawasan
  rawa memiliki tanah yang tidak terlalu asam adalah banyaknya pohon2
  rumbia
• MORFOLOGI PESISIR PANTAI
• Laut menutupi permukaan bumi kurang lebih 75 %. Batas perairan
  laut dangan daratan disebut garis pantai (pertemuan permuakaan
  laut dengan daratan). Perairan laut di permukaan bumi tidak
  merata luasnya. Pada belahan bumi utara tertutup lautan sebesar
  60%, sedangkan pada belahan bumi selatan yang tertutup lautan
  sekitar 80%.
•            Kedalaman laut dan samudera sangat bervariasi, ada yang
  dangkal tetapi banyak pula yang dalam. Dalam dan dangkalnya
  dasar laut menunjukkan relief dasar laut. Relief dasar laut lebih
  besar dibandingkan relief di daratan. Hal ini terbukti dari kedalaman
  laut rata2 mencapai 3.800 m, sedangkan ketinggian daratan rata2
  hanya 840 m. laut yang terdalam ada di Palung Mindanau (Palung
  Filipina), mencapai kedalaman 10.830 m sedangkan daratan yang
  tertinggi adalah pada Gunung Everest, yang mencapai ketinggian
  8.880 m.
•            Untuk mengetahui kedalaman laut, dilakukan pengukuran2
  yang disebut “menduga dalamnya laut”.
• Pengukuran kedalaman laut ini dapat dilakukan
  dengan 2 cara, yaitu :
• 1)    Batu Duga, cara ini disebut juga tali unting,
  merupakan cara mengukur kedalaman laut yang
  paling sederhana. Sebongkah besi diikat pada
  ujung tali dan sebuah tabung beserta alat
  pemberat diturunkan ke dasar laut. Sistem ini
  memerlukan waktu yang lama karena untuk
  mengukur kedalaman laut sampai 5000 m saja
  memerlukan waktu sampai satu jam. Selain itu,
  kedalaman laut yang sebenarnya kadang2 kurang
  tepat disebabkan tali yang diturunkan sering
  condong/atau lengkung karena terbawa oleh arus
  laut.
• 2)    Gema Duga, cara ini merupakan teknologi yang lebih maju
  dan mulai digunakan sejak tahun 1920. Cara ini menggunakan alat
  pengirim dan penerima gelombang suara. Suara dari alat pengirim
  akan merambat ke dasar laut dan sesampainya di dasar laut
  dipantulkan kembali ke atas. Pantulan kembali gema suara akan
  diterima oleh alat penerima di atas kapal. Alat gema duga sering
  dinamakan hidrofon. Dengan mengetahui kecepatan suara yang
  diterima, maka dapat diketahui kedalamannya. Dengan
  pengandaian kecepatan suara dalam air laut 1.500 m/det,
  dihasilkan rumus kedalaman laut sebagai berikut :
• D=txv
•         2
• Keterangan :
• D         = kedalaman laut
• t         = jangka waktu antara suara yang dikirimkan sampai
  diterima kembali pantulan gema suaranya.
• v         = kecepatan suara dalam air.
• Contoh :
• Waktu antara dikirimnya suara dari kapal
  sampai diterima kembali gema suaranya oleh
  hidrofon di atas kapal adalah 7 detik. Maka
  kedalaman laut tersebut adalah :
• D = t x v = 1500 x 7 = 5.250 meter
•       2           2
• Dengan waktu hanya 7 detik, laut yang
  kedalamannya mencapai 5.250 m telah dapat
  diketahui.
• Berdasarkan letaknya, laut dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu :
• 1)    Laut Tepi.
• Laut tepi merupakan laut yang berada di tepi benua dan dipisahkan oleh
  kepulauan dari samudera. Contoh dari laut ini adalah Laut Cina Selatan
  yang terletak di tepi Benua Asia.
• 2)    Laut Pedalaman.
• Laut pedalaman merupakan laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh
  daratan atau terletak di tengah2 suatu benua. Laut yang masuk jenis ini
  adalah laut hitam yang terletak di tengah Benua Asia, juga Laut Adriatik.
• 3)    Laut Tengah.
• Laut tengah merupakan lautan yang memisahkan dua benua atau lebih.
  Misalnya laut tengah (Mediterania) yang memisahkan Benua Eropa dan
  Afrika, juga laut Indonesia yang memisahkan Benua Asia dengan Australia.
• 4)    Selat.
• Selat merupakan laut sempit yang terletak di antara dua pulau atau dua
  benua. Misalnya selat Sunda yang terletak di antara pulau Sumatera
  dengan Pulau Jawa.
• 5)    Teluk.
• Teluk merupakan laut yang menjorok ke daratan. Contoh dari teluk adalah
  Teluk Siam yang terdapat di Thailand.
• Berdasarkan letaknya, laut dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu :
• 1)    Laut Tepi.
• Laut tepi merupakan laut yang berada di tepi benua dan dipisahkan oleh
  kepulauan dari samudera. Contoh dari laut ini adalah Laut Cina Selatan
  yang terletak di tepi Benua Asia.
• 2)    Laut Pedalaman.
• Laut pedalaman merupakan laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh
  daratan atau terletak di tengah2 suatu benua. Laut yang masuk jenis ini
  adalah laut hitam yang terletak di tengah Benua Asia, juga Laut Adriatik.
• 3)    Laut Tengah.
• Laut tengah merupakan lautan yang memisahkan dua benua atau lebih.
  Misalnya laut tengah (Mediterania) yang memisahkan Benua Eropa dan
  Afrika, juga laut Indonesia yang memisahkan Benua Asia dengan Australia.
• 4)    Selat.
• Selat merupakan laut sempit yang terletak di antara dua pulau atau dua
  benua. Misalnya selat Sunda yang terletak di antara pulau Sumatera
  dengan Pulau Jawa.
• 5)    Teluk.
• Teluk merupakan laut yang menjorok ke daratan. Contoh dari teluk adalah
  Teluk Siam yang terdapat di Thailand.
•   Pembagian laut menurut zona atau jalur kedalamannya, laut dapat dibedakan menjadi
    beberapa zona sebagai berikut :
•   1)   Zona Litoral atau Jalur Pasang, yaitu bagian cekungan lautan yang terletak diantara
    pasang naik dan pasang surut.
•   2)   Zona Epineritik, yaitu bagian cekungan lautan diantara garis2 surut dan tempat paling
    dalam yang masih dapat dicapai oleh daya sinar matahari (pada umumnya sampai sedalam
    50 m).
•   3)   Zona Neritik, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 50 – 200 m.
•   4)   Zona Batial, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 200 – 2000 m.
•   5)   Zona Abisal, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya lebih dari 2000 m.
•
• Pembagian laut menurut terjadinya, laut dapat
  dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu sebagai
  berikut :
• ·     Laut Transgresi atau Laut Meluas, yaitu laut
  yang terjadi karena perubahan permukaan air
  laut positif, baik yang disebabkan oleh kenaikan
  permukaan air laut itu sendiri atau oleh turunnya
  daratan perlahan-lahan, sehingga sebagian dari
  daratan digenangi air. Laut jenis ini pada
  umumnya terjadi pada akhir zaman glacial.
  Contoh : Laut Utara dan Laut Jawa.
• ·     Laut Ingresi atau Laut Tanah Turun, laut ini
  terjadi karena turunnya tanah sebagai akibat tekanan
  vertikal (gaya endogen) yang menimbulkan patahan.
  Contoh : laut Karibia, Laut Jepang, dan Laut Tengah.
• ·     Laut Regresi atau Laut Menyempit, laut ini
  terjadi karena laut mengalami proses penyempitan
  akibat adanya endapan2 di laut yang dibawa sungai
  sehingga laut tersebut mengalami pendangkalan.
  Contohnya : Selat Malaka.
• Arus laut adalah aliran air laut yang mempunyai arah
  dan peredaran yang tetap dan teratur. Gerak aliran arus
  laut dapat disamakan dengan aliran air sungai, tetapi
  aliran arus laut lebih lebar. Arus laut dapat dibedakan
  menurut letak, suhu, dan cara terjadinya.
• 1.     Menurut letaknya
• ·      Arus bawah ialah arus laut yang bergerak di bawah
  permukaan laut, misalnya arus bawah di Selat Gibraltar.
• ·      Arus atas ialah arus laut yang bergerak di permukaan laut,
  misalnya arus Kalifornia.
• 2.     Menurut suhunya.
• Arus panas ialah bila suhu arus air laut lebih panas daripada suhu
  air laut di sekitarnya, misalnya arus teluk.
• Arus dingin ialah bila suhu arus laut lebih dingin dari laut di
  sekitarnya, misalnya arus Labrador.
• 3.     Menurut terjadinya.
• 1)     Arus karena perbedaan kadar garam atau berat jenis air laut.
• 2)     Arus karena dingin
• 3)     Arus karena perbedaan niveau (beda tinggi muka air)
• 4)     Arus karena pengaruh daratan/benua.
• 5)     Arus karena pasang naik dan surut.
• 3.    Menurut terjadinya.
• 1)    Arus karena perbedaan kadar garam atau
  berat jenis air laut.
• 2)    Arus karena dingin
• 3)    Arus karena perbedaan niveau (beda tinggi
  muka air)
• 4)    Arus karena pengaruh daratan/benua.
• 5)    Arus karena pasang naik dan surut.
• Kecerahan atau warna air laut tergantung pada
  zat2 oraganik maupun anorganik yang ada di laut.
  Warna air laut ada beberapa macam karena
  beberapa sebab berikut :
• § Pada umumny lautan berwarna biru, hal ini disebabkan oleh sinar
  matahari yang bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak
  daripada sinar lain.
• § Warna kuning, karena dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya
  sungai Kuning di Cina (sungai Huang Ho).
• § Warna hijau, karena adanya plankton2 dalam jumlah besar.
• § Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es, misalnya latu di
  Kutub Utara dan Selatan.
• § Warna ungu, karena adanya organism kecil yang mengeluarkan sinar2
  fosfor, misalnya Laut Ambon.
• § Warna hitam, karena dasarnya terdapat lumpur hitam. Misalnya laut
  Hitam.
• § Warna merah, karena banyaknya binatang2 kecil berwarna merah yang
  terapung-apung, misalnya laut merah.
• Salinitas atau kadar garam air laut adalah banyaknya garam (dinyatakan
  dengan gram) yang terdapat dalam satu liter air laut. Garam di laut berasal
  dari hasil2 pelapukan di daratan. Hasil2 pelapukan ini mengandung
  bermacam-macam garam, yang oleh air sungai di larutkan, dihanyutkan,
  serta dibawa ke laut. Hampir di setiap tempat laut memiliki salinitas (kadar
  garam) antara 33% hingga 37%. Pada air laut dalam, nilai salinitas antara
  34,5% dan 35% rata2 salinitas air laut adalah 35%.
•   Menurut Clarke, di dalam air laut terdapat larutan garam seperti :
•   1)    Kalsium karbonat (CaCO3) : 0,34%
•   2)    Magnesium bromida (MgBr2) : 0,22%
•   3)    Kalium Sulfat (K2SO4) : 2,64%
•   4)    Kalsium sulfat (CaSO4) : 3,60%
•   5)    Magnesium sulfat (MgSO4) : 4,74%
•   6)    Magnesium Klorida (MgCL2) : 10,88%
•   7)    Natrium Klorida (NaCl) : 77,78%
•   Perubahan kadar garam di laut tidak besar. Hal ini disebabkan oleh
    kecilnya proses penguapan bila dibandingkan dengan isi air laut tersebut.
    Besar kecilnya kadar garam di laut ditentukan oleh faktor2 berikut :
•   1)    Banyak sedikitnya air yang berasal dari gletser
•   2)    Besar kecilnya curah hujan di tempat tersebut
•   3)    Besar kecilnya penguapan di tempat tersebut
•   4)    Besar kecilnya atau banyak sedikitnya sungai yang bermuara di
    tempat tersebut.
• Mineral laut berasal dari daratan yang dibawa oleh aliran sungai2.
  Mineral itu antara lain adalah :
• § Garam, tempat2 pembuatan garam dijumpai di Pulau Madura
  dan Rembang.
• § Kapur, berasal dari kerang, globigerine (foraminifera), dan
  sebagainya.
• § Kalium karbonat, berasal dari sebangsa lumut (potash)
• § Fosfat, berasal dari tulang2 ikan dan kotoran burung pemakan
  ikan, dan biasanya untuk pupuk.
• Kekayaan fauna dan flora laut sama halnya dengan daratan. Pada
  umumnya organisme laut dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
• 1)     Bentos, ialah binatang2 laut yang hidupnya di dasar laut.
  Bentos ini dapat pula dibagi menjadi dua golongan yaitu : (1) bentos
  sesial, yang hidupnya terikat pada suatu tempat, misalnya tiram,
  koral, jenis2 brochipoda dan sebagainya, dan (2)bentos vagil, yang
  bergerak di dasar laut, misalnya landak laut, siput laut, dan
  sebagainya.
• 2)     Pelagos, ialah organisme yang hidupnya tak tergantung pada
  dasar laut dan umumnya menjadi penghuni lapisan air bagian atas.
  Pelagos dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu (1) nekton,
  ialah golongan organisme yang mempunyai alat badan sendiri untuk
  bergerak sehingga dapat tinggal di daerah tertentu yang
  menyediakan banyak makanan atau tempat2 yang keadaannya baik
  bagi mereka. Contoh : semua jenis ikan, ubur2 dan sebagainya
  (2) plankton, ialah golongan organisme yang tidak mempunyai alat2
  badan sendiri untuk bergerak. Gerakan mereka bergantung pada
  arus yang disebabkan oleh angin atau perbedaan suhu. Contoh :
  jenis2 binatang bersel satu seperti radiolarian, foraminifera, dan
  tumbuh2an yang bersel satu misalnya algae, diatomea, demikian
  juga binatang2 bersel banyak yang kecil seperti sebangsa udang
  kecil.
• Sama halnya dengan di daratan, di lautan pun sedimentasi terjadi
  terutama berasal dari sisa2 organisme yang mati maupun bahan2
  anorganis. Beberapa jenis endapan lumpur berturut-turut dari
  pantai ke laut dalam, yaitu :
• 1.     Endapan Lumpur Terigen, endapan yang terdiri dari
  materi2 halus, terutama materi2 dari daratan yang dibawa
  oleh sungai2.
• 2.     Endapan Lumpur Globigerina, yaitu endapan yang
  terdiri atas sisa2 binatang dan tumbuhan2 yang telah mati,
  terutama terdiri dari kapur berasam arang dan asam kersik.
  Lumpur globigerina di atas terutama terdapat di dasar laut
  yang dalamnya antara 2000 m sampai 4000 m.
• 3.     Endapan Lumpur Radiolaria atau Lumpur Laut
  Merah, yaitu endapan yang sebagian berasal dari hasil2
  letusan gunung berapi di dalam laut dan sebagian berasal
  dari sisa2 binatang yang amat kecil yang berangka zat
  kersik. Endapan ini terdapat pada laut yang dalam (4.000 –
  7.000 m) dan tidak terdapat kapur atau persenyawaan2
  kapur
SEKIAN

              &




TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFER
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFERINTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFER
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFERNesha Mutiara
 
Dinamika litosfer dan pedesfer
Dinamika litosfer dan pedesferDinamika litosfer dan pedesfer
Dinamika litosfer dan pedesfermaparah
 
Faktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografiFaktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografiMeilani Marjuki
 
Mektan bab 1 proses pembentukan tanah
Mektan bab 1 proses pembentukan tanahMektan bab 1 proses pembentukan tanah
Mektan bab 1 proses pembentukan tanahShaleh Afif Hasibuan
 
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPANPERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPANNaila N. K
 
Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)
Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)
Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)Putri Nadhilah
 
Proses proses di litosfer dan atmosfer boeat pmpg
Proses proses di litosfer dan atmosfer boeat pmpgProses proses di litosfer dan atmosfer boeat pmpg
Proses proses di litosfer dan atmosfer boeat pmpgPrilia De'azure
 
Geografi Dinamika Litosfer
Geografi Dinamika LitosferGeografi Dinamika Litosfer
Geografi Dinamika LitosferDewi Maulida
 
Makalah Geologi Teknik Bab Intrusi
Makalah Geologi Teknik Bab IntrusiMakalah Geologi Teknik Bab Intrusi
Makalah Geologi Teknik Bab Intrusiarnas03
 
Paket 2 Litosfer Kelas X
Paket 2 Litosfer Kelas XPaket 2 Litosfer Kelas X
Paket 2 Litosfer Kelas Xmervin27
 

What's hot (20)

INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFER
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFERINTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFER
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFER
 
Dinamika litosfer dan pedesfer
Dinamika litosfer dan pedesferDinamika litosfer dan pedesfer
Dinamika litosfer dan pedesfer
 
Litsfer
LitsferLitsfer
Litsfer
 
Faktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografiFaktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografi
 
Mektan bab 1 proses pembentukan tanah
Mektan bab 1 proses pembentukan tanahMektan bab 1 proses pembentukan tanah
Mektan bab 1 proses pembentukan tanah
 
Struktur Lapisan Bumi
Struktur Lapisan BumiStruktur Lapisan Bumi
Struktur Lapisan Bumi
 
Litosfer-Materi kelas X
Litosfer-Materi kelas XLitosfer-Materi kelas X
Litosfer-Materi kelas X
 
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPANPERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN
 
Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)
Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)
Lapisan bumi (Litosfer, Hidrosfer, Atmosfer)
 
Litosfer
LitosferLitosfer
Litosfer
 
Proses proses di litosfer dan atmosfer boeat pmpg
Proses proses di litosfer dan atmosfer boeat pmpgProses proses di litosfer dan atmosfer boeat pmpg
Proses proses di litosfer dan atmosfer boeat pmpg
 
Geografi Dinamika Litosfer
Geografi Dinamika LitosferGeografi Dinamika Litosfer
Geografi Dinamika Litosfer
 
Makalah Geologi Teknik Bab Intrusi
Makalah Geologi Teknik Bab IntrusiMakalah Geologi Teknik Bab Intrusi
Makalah Geologi Teknik Bab Intrusi
 
lapisan bumi
lapisan bumilapisan bumi
lapisan bumi
 
Pembentukan Planet Bumi
Pembentukan Planet BumiPembentukan Planet Bumi
Pembentukan Planet Bumi
 
Litosfer
LitosferLitosfer
Litosfer
 
Paket 2 Litosfer Kelas X
Paket 2 Litosfer Kelas XPaket 2 Litosfer Kelas X
Paket 2 Litosfer Kelas X
 
Geografi "LITOSFER"
Geografi "LITOSFER"Geografi "LITOSFER"
Geografi "LITOSFER"
 
Litosfer
LitosferLitosfer
Litosfer
 
Laporan resmi
Laporan resmiLaporan resmi
Laporan resmi
 

Viewers also liked

Bentuk -bentuk Relief di indonesia
Bentuk -bentuk Relief di indonesiaBentuk -bentuk Relief di indonesia
Bentuk -bentuk Relief di indonesiaNur Baiti Salma
 
World Oil and Gas Review 2014
World Oil and Gas Review 2014 World Oil and Gas Review 2014
World Oil and Gas Review 2014 Eni
 
Astronomy in Timor- Leste, Transit of Venus 2012, A Universe Awareness Studen...
Astronomy in Timor- Leste, Transit of Venus 2012, A Universe Awareness Studen...Astronomy in Timor- Leste, Transit of Venus 2012, A Universe Awareness Studen...
Astronomy in Timor- Leste, Transit of Venus 2012, A Universe Awareness Studen...unawe
 
Programa Supervisao 08 09 Sobre Tic
Programa Supervisao 08 09 Sobre TicPrograma Supervisao 08 09 Sobre Tic
Programa Supervisao 08 09 Sobre TicTEODORO SOARES
 
Laporan pengenalan lapangan geologi almas yamada
Laporan pengenalan lapangan geologi almas yamadaLaporan pengenalan lapangan geologi almas yamada
Laporan pengenalan lapangan geologi almas yamadaAlmas Zakiy Nur Tegar
 
BAB 3 (Geologi Struktur)
BAB 3 (Geologi Struktur)BAB 3 (Geologi Struktur)
BAB 3 (Geologi Struktur)Riadi
 
Bab 4+proses+proses+geologi
Bab 4+proses+proses+geologiBab 4+proses+proses+geologi
Bab 4+proses+proses+geologiDimaz Gunawan
 
INTERPRETASI DATA SEISMIK PADA FORMASI PLOVER CEKUNGAN BONAPARTE
INTERPRETASI DATA SEISMIK PADA FORMASI PLOVER CEKUNGAN BONAPARTEINTERPRETASI DATA SEISMIK PADA FORMASI PLOVER CEKUNGAN BONAPARTE
INTERPRETASI DATA SEISMIK PADA FORMASI PLOVER CEKUNGAN BONAPARTEDhy Ganny
 
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesarMateri Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesarMario Yuven
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Mario Yuven
 

Viewers also liked (16)

Bentuk -bentuk Relief di indonesia
Bentuk -bentuk Relief di indonesiaBentuk -bentuk Relief di indonesia
Bentuk -bentuk Relief di indonesia
 
World Oil and Gas Review 2014
World Oil and Gas Review 2014 World Oil and Gas Review 2014
World Oil and Gas Review 2014
 
Listing1 pratikum
Listing1 pratikumListing1 pratikum
Listing1 pratikum
 
Astronomy in Timor- Leste, Transit of Venus 2012, A Universe Awareness Studen...
Astronomy in Timor- Leste, Transit of Venus 2012, A Universe Awareness Studen...Astronomy in Timor- Leste, Transit of Venus 2012, A Universe Awareness Studen...
Astronomy in Timor- Leste, Transit of Venus 2012, A Universe Awareness Studen...
 
Tugas pratikum
Tugas pratikumTugas pratikum
Tugas pratikum
 
Pratikum operator
Pratikum operatorPratikum operator
Pratikum operator
 
Programa Supervisao 08 09 Sobre Tic
Programa Supervisao 08 09 Sobre TicPrograma Supervisao 08 09 Sobre Tic
Programa Supervisao 08 09 Sobre Tic
 
Laporan pengenalan lapangan geologi almas yamada
Laporan pengenalan lapangan geologi almas yamadaLaporan pengenalan lapangan geologi almas yamada
Laporan pengenalan lapangan geologi almas yamada
 
Mesin frais 1
Mesin frais 1Mesin frais 1
Mesin frais 1
 
GEOLOGIA DO TIMOR 3
GEOLOGIA DO TIMOR 3GEOLOGIA DO TIMOR 3
GEOLOGIA DO TIMOR 3
 
BAB 3 (Geologi Struktur)
BAB 3 (Geologi Struktur)BAB 3 (Geologi Struktur)
BAB 3 (Geologi Struktur)
 
Bab 4+proses+proses+geologi
Bab 4+proses+proses+geologiBab 4+proses+proses+geologi
Bab 4+proses+proses+geologi
 
Fuelling tl (gamckee)
Fuelling tl (gamckee)Fuelling tl (gamckee)
Fuelling tl (gamckee)
 
INTERPRETASI DATA SEISMIK PADA FORMASI PLOVER CEKUNGAN BONAPARTE
INTERPRETASI DATA SEISMIK PADA FORMASI PLOVER CEKUNGAN BONAPARTEINTERPRETASI DATA SEISMIK PADA FORMASI PLOVER CEKUNGAN BONAPARTE
INTERPRETASI DATA SEISMIK PADA FORMASI PLOVER CEKUNGAN BONAPARTE
 
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesarMateri Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
 

Similar to Sejarah terbentuknya bumi

Similar to Sejarah terbentuknya bumi (20)

Pembentukan tanah
Pembentukan tanahPembentukan tanah
Pembentukan tanah
 
Lapisan Bumi.pptx.pptx
Lapisan Bumi.pptx.pptxLapisan Bumi.pptx.pptx
Lapisan Bumi.pptx.pptx
 
Struktur lapisan-bumi
Struktur lapisan-bumiStruktur lapisan-bumi
Struktur lapisan-bumi
 
Pengembangan tanah
Pengembangan tanahPengembangan tanah
Pengembangan tanah
 
1052147 634431066424712500
1052147 6344310664247125001052147 634431066424712500
1052147 634431066424712500
 
Tugas Geologi dan Ilmu Tanah
Tugas Geologi dan Ilmu TanahTugas Geologi dan Ilmu Tanah
Tugas Geologi dan Ilmu Tanah
 
Bahan ajar dan tugas
Bahan ajar dan tugasBahan ajar dan tugas
Bahan ajar dan tugas
 
Konsep tanah
Konsep tanahKonsep tanah
Konsep tanah
 
Dinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.pptDinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.ppt
 
Dinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.pptDinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.ppt
 
Fisika kd 3.10 dan 4.10
Fisika kd 3.10 dan 4.10Fisika kd 3.10 dan 4.10
Fisika kd 3.10 dan 4.10
 
Lithosfer
LithosferLithosfer
Lithosfer
 
Pelapukan dan tanah kelompok 4
Pelapukan dan tanah kelompok 4Pelapukan dan tanah kelompok 4
Pelapukan dan tanah kelompok 4
 
Yudha a
Yudha aYudha a
Yudha a
 
Kelompok 4 TIK
Kelompok 4 TIKKelompok 4 TIK
Kelompok 4 TIK
 
Susunan muka bumi
Susunan muka bumiSusunan muka bumi
Susunan muka bumi
 
Berbagai bentuk muka bumi
Berbagai bentuk muka bumiBerbagai bentuk muka bumi
Berbagai bentuk muka bumi
 
Struktur Interior Bumi.pptx
Struktur Interior Bumi.pptxStruktur Interior Bumi.pptx
Struktur Interior Bumi.pptx
 
Litosfer
LitosferLitosfer
Litosfer
 
Bumi
BumiBumi
Bumi
 

Recently uploaded

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 

Recently uploaded (20)

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 

Sejarah terbentuknya bumi

  • 2. A.Pedosfer • PEDOSFER adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya proses pembentukan tanah. Secara sederhana pedosfer diartikan sebagai lapisan tanah yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Tanah (soil) adalah suatu wujud alam yang terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan (anorganik), organik, air, dan udara yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Ilmu yang mempelajari tanah disebut pedologi, sedangkan ilmu yang secara khusus mempelajari mengenai proses pembentukan tanah disebut pedogenesa.
  • 3. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN TANAH Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah antara lain: • Iklim Unsur-unsur iklim yang utama mempengaruhi proses pembentukan tanah adalah Suhu dan Curah Hujan. • • Organisme (vegetasi, jasad renik) Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah seperti: a. Membuat proses pelapukan b. Membantu proses pembentukan humus c. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah hal ini terlihat pada daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika d. Memiliki kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. • • Bahan induk Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. • Topografi atau relief Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi tebal atau tipisnya lapisan tanah. • • Waktu Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus.
  • 4. • KONSEP PEDON DAN PROFIL TANAH Pedon adalah suatu lajur tubuh tanah mulai dari permukaan lahan sampai batas terbawah (bahan induk tanah). Pedon merupakan volume terkecil yang dapat disebut tanah dan mempunyai ukuran tiga dimensi. Luas pedon berkisar antara 1-10 m2. Kumpulan dari pedon-pedon disebut polipedon. Luas polipedon minimum 2 m2, sedangkan luas maksimumnya tidak terbatas. Profil tanah atau penampang tanah adalah bidang tegak dari suatu sisi pedon yang mencirikan suatu lapisan-lapisan tanah, atau disebut Horizon Tanah. Setiap horizon tanah memperlihatkan perbedaan, baik menurut komposisi kimia maupun fisiknya. Kebanyakan horizon dapat dibedakan dari dasar warnanya. Perbedaan horizon tanah terbentuk karena dua faktor yaitu pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air atau pencucian tanah (leached) dan karena proses pembentukan tanah. Proses pembentukan horizon-horizon tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Adapun yang dimaksud solum adalah kedalaman efektif tanah yang masih dapat dijangkau oleh akar tanaman. Horizon-horizon yang menyusun profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah adalah horizon O, A, B, C, dan D atau R (Bed Rock).
  • 5. • WARNA TANAH Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya terjadi karena perbedaan kandungan bahan organik. Semakin tinggi kandungan bahan organik berarti semakin gelap warna tanah. Warna tanah disusun oleh tiga jenis variabel, yaitu sebagai berikut: • Hue Warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. • • Value Menunjukkan kecermelangan cahaya. • • Chroma Menunjukkan kemurnian relatif panjang gelombang cahaya dominan. Warna tanah dapat ditentukan dengan membandingkan warna baku pada buku Munsell Soil Colur Chart dengan warna tanah. Warna tanah akan berbeda bila tanah dalam keadaan basah, lembab, atau kering.
  • 6. • STRUKTUR DAN TEKSTUR TANAH Struktur Tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akibat melekatnya butir-butir tanah satu sama lain. Struktur tanah memiliki bentuk yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut: 1. Lempeng (Platy), ditemukan di horizon A. 2. Prisma (Prosmatic), ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering. 3. Tiang (Columnar), ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering. 4. Gumpal bersudut (Angular blocky), ditemukan pada horizon B pada daerah iklim basah. 5. Gumpal membulat (Sub angular blocky), ditemukan pada horizon B pada daerah iklim basah. 6. Granuler (Granular), ditemukan pada horizon A. 7. Remah (Crumb), ditemukan pada horizon A. Tekstur Tanah menunjukkan kasar halusnya tanah yang didasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu, dan liat di dalam tanah. Untuk menentukan tekstur tanah terdapat 12 kelas dalam segi tiga tekstur tanah.
  • 7. • SISTEM KLASIFIKASI TANAH Sistem klasifikasi tanah (alami) yang ada di dunia ini terdiri atas berbagai macam. Sebab banyak negara yang menggunakan sistem klasifikasi yang dikembangkan sendiri oleh negara tersebut. Nama golongan tanah dengan membubuhkan kata sol merupakan singkatan dari kata latin solum.
  • 8. • JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA Sebagian besar jenis tanah di Indonesia merupakan tanah vulkanis. Walau demikian, jika lebih dikhususkan lagi maka jenisnya sangat beraneka ragam yang antara lain, 1. Tanah Gambut atau tanah organik 2. Aluvial 3. Regosol 4. Litosol 5. Latosol 6. Grumosol 7. Podsolik Merah Kuning 8. Podsol 9. Andosol 10. Mediteran Merah Kuning 11. Hidromorf Kelabu (gleisol) 12. Tanah Sawah (Paddy soil)
  • 9. • KERUSAKAN TANAH DAN DAMPAK BAGI KEHIDUPAN Kerusakan Tanah yang terjadi saat ini merupakan dampak pemanfaatan lingkungan yang tidak terkontrol sehingga mengakibatkan terjadinya krisis lingkungan. Dampak yang sangat terasa dalam kehidupan manusia adalah berkurangnya lahan subur yang menjadikan semakin menipisnya lahan yang bisa dijadikan lokasi produksi kebutuhan agraris manusia.
  • 10.
  • 11. B.Litosfer • Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata yunani, lithos (λίθος) yang berarti berbatu, dan sphere (σφαῖρα) yang berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
  • 12. • Litosfer Bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sednagkan astenosfer berubah seperti cairan kental. • Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
  • 13. • Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar Bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.
  • 14. • Terdapat dua tipe litosfer • Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samdura • Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua • Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic
  • 15.
  • 16. Material Pembentuk Litosfer • Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar pembentukannya adalah magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda. Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer, • Batuan Beku (Igneous Rock) • Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat, dengan sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak Bumi adalah batuan beku. Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi tiga macam, • Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik) • Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan- lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit Bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diotit, dan gabbro. • Batuan Beku Gang/Korok • Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan permukaan Bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok. • Batuan Beku Luar • Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di permukaan Bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan beku luar adalah : basalt, diorit,andesit, obsidin, scoria, batuan apung (pumice).
  • 17. • Batuan Sedimen (Sedimentary Rock) • Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan Bumi yang mengalami pelapukan. Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen. Batuan Sedimen berdasar proses pembentukannya terdiri atas, • Batuan Sedimen Klastik • Batuan Sedimen Kimiawi • Batuan Sedimen Organik • Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas, • Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis • Batuan Sedimen Glasial • Batuan Sedimen Aquatis • Batuan Sedimen Marine
  • 18. • Batuan Malihan (Metamorf) • terbentuk karena terjadinya penambahan suhu atau penambahan tekanan yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada batuan sedimen.
  • 19. • Struktur Lapisan Kerak Bumi • Di dalam litosfer terdapat lebih dari 2000 mineral dan hanya 20 mineral yang terdapat dalam batuan. Mineral pembentuk batuan yang penting, yaitu Kuarsa (Si02), Feldspar, Piroksen, Mika Putih (K-Al-Silikat), Biotit atau Mika Cokelat (K-Fe-Al-Silikat), Amphibol, Khlorit, Kalsit (CaC03), Dolomit (CaMgCOT3), Olivin (Mg, Fe), Bijih Besi Hematit (Fe2O3), Magnetik (Fe3O2), dan Limonit (Fe3OH2O). Selain itu, litosfer juga terdiri atas dua bagian, yaitu lapisan Sial dan lapisan Sima. Lapisan Sial yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3.
  • 20. • Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit, andesit, jenis-jenis batuan metamorf, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan Sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun oleh logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Batuan pembentuk kulit Bumi selalu mengalami siklus atau daur, yaitu batuan mengalami perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen, batuan malihan, dan kembali lagi menjadi magma.
  • 22. • Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di Bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan Bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap- kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.
  • 23. • Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari Matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet. • Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar
  • 24. • Troposfer • Lapisan ini berada pada level yang terendah, campuran gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin, tekanan dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Suhu udara pada permukaan air laut sekitar 27 derajat celcius dan semakin naik ke atas, suhu semakin turun. Setiap kenaikan 100m suhu berkurang 0,61 derajat Celsius (sesuai dengan Teori Braak). Pada lapisan ini terjadi peristiwa cuaca seperti hujan, angin, musim salju, kemarau, dan sebagainya.
  • 25. • Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut. • Di antara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan Tropopause, yang membatasi lapisan troposfer dengan stratosfer
  • 26. • Stratosfer • Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu atau sekitar . Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu. Lapisan ini juga merupakan tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini. • Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah seiring kenaikan ketinggian. Hal ini dikarenakan bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra violet. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.
  • 27. • Mesosfer • Adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga lapisan keempat, termosfer. Udara yang di sini akan mengakibatkan pergeseran berlakudengan objek yang datng dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi terbakar lapisan ini. Kurang lebih 25 mil atau 40km di atas permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290 K hingga 200 K, terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, hingga menjadi sekitar (dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km di atas permukaan bumi). Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Antara lapisan Mesosfer dan lapisan Atmosfer terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause
  • 28. • Termosfer • Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar . Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra violet. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio.
  • 29. • Ionosfer • Lapisan ionosfer yang terbentuk akibat reaksi kimia ini juga merupakan lapisan pelindung bumi dari batu meteor yang berasal dari luar angkasa karena ditarik oleh gravitasi bumi. Pada lapisan ionosfer ini, batu meteor terbakar dan terurai. Jika ukurannya sangat besar dan tidak habis terbakar di lapisan udara ionosfer ini, maka akan jatuh sampai ke permukaan bumi yang disebut meteorit. • Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi pada lapisan ini.
  • 30. • Pengertian Lapisan Termosfer sebagai Lapisan Atmosfer • Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas- gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juga disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkatnya ketinggian.
  • 31. • . Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu : • 1. Lapisan ozonTerletak antara 80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan ozon. mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suhu udara di sini berkisar – 70° C sampai +50° C . • 2. Lapisan udara F Terletak antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara appleton. • 3. Lapisan udara atom Pada lapisan ini, materi- materi berada dalam bentuk atom. Letaknya lapisan ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200° C .
  • 32. • Eksosfer • Eksosfer adalah lapsan bumi yang terletak paling luar. Pada lapisan ini terdapat refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga dikenal sebagai cahaya Zodiakal.
  • 33. Komposisi dari atmosfer Bumi • Gas-gas penyusun atmosfer • Atmosfer tersusun oleh: • Nitrogen ( ) • Oksigen ( ) • Argon ( ) • Air ( ) • Ozon( ) • Karbondioksida( )
  • 34. D.HIDROSFER • Hidrosfer berasal dari kata hidros = air dan sphere = daerah atau bulatan. Hidrosfer dapat diartikan daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Daerah perairan ini meliputi samudera, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air yang terdapat di atmosfer. Diperkirakan hampir tiga perempat atau 75 % muka bumi tertutup oleh air. Jadi dapat dikatakan bumi kita ini adalah planet air.
  • 35. Air di bumi memiliki jumlah yang tetap dan senantiasa bergerak dalam suatu lingkaran peredaran yang disebut dengan siklus hidrologi, siklus air atau daur hidrologi. • Persentase luas permukaan laut dan luas permukaan daratan • Di belahan bumi utara dan selatan. • BELAHAN BUMI • LUAS LAUTAN (%) • LUAS DARATAN (%) • Utara • Selatan • 61 • 81 • 39 • 19 • Untuk keperluan pemahaman praktis dalam mempelajari tentang air diperlukan beberapa cabang ilmu, antara lain sebagai berikut : • Hidrometeorologi, yaitu ilmu yang mempelajari hubungan antara unsur2 meteorologi dan siklus hidrologi yang ditekankan kepada hubungan timbal balik. • Potamologi, yaitu ilmu yang mempelajari air yang mengalir di permukaan tanah, baik yang melalui saluran, maupun yang tidak melalui saluran. • Geohidrologi, yaitu ilmu yang mempelajari keberadaan, persebaran, dan gerak air di bawah permukaan tanah. • Limnologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk air yang berada di danau. • Oseanologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang keadaan air di lautan.
  • 36. • Siklus air dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut : • 1. Siklus Air Kecil, yaitu air laut menguap, mengalami kondensasi menjadi awan dan hujan, lalu jatuh ke laut
  • 37. • 2. Siklus Air Sedang, yaitu air laut menguap, mengalami kondensasi dan dibawa angin, membentuk awan di atas daratan, jatuh sebagai hujan, lalu masuk ke tanah, selokan, sungai, dan ke laut lagi.
  • 38. • 3. Siklus Air Besar, yaitu air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk kristal2 es di atas laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk gletser (lapisan es yang mencair), masuk ke sungai, lalu kembali ke laut.
  • 39. • Terjadinya siklus air tersebut disebabkan oleh adanya proses2 yang mengikuti gejala meteorologis dan klimatologis, antara lain : • Evaporasi, yaitu penguapan benda2 abiotik dan merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas. Penguapan di bumi 80 % berasal dari penguapan air laut. • Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh2an melalui stomata atau mulut daun. • Evapotranspirasi, yaitu proses gabungan antara evaporasi dan transpirasi. • Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat pendinginan. • Adveksi, yaitu transportasi air pada gerakan horizontal seperti transportasi panas dan uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar.
  • 40. • Presipitasi, yaitu segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es, dan hujan salju. • Run Off (Aliran Permukaan), yaitu pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui sungai dan anak sungai. • Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori tanah. • Di dalam siklus hidrologi terjadi proses kondensasi dan sublemasi. Kondensasi adalah proses berubahnya uap air menjadi butir2 air, sedangkan sublemasi adalah proses berubahnya uap air menjadi butir2 es atau salju. Menurut perkiraan, air yang ada dipermukaan bumi seluruhnya mencapai 1.360.000.000 km3. Sekitar 1.320.000.000 km3 berada di lautan/samudera dan sisanya terjadi sirkulasi pada atmosfer ke daratan dan kembali ke laut atau samudera.
  • 41. • Air yang ada dipermukaan bumi dan di udara berada dalam bentuk cair, gas dan padat (es atau salju). Perubahan air dalam tiga bentuk ini memang sangat menakjubkan. Jika terjadi perubahan temperatur, air dapat berubah menjadi es yang disebut membeku (freezing), atau sebaliknya es akan berubah menjadi air yang disebut mencair (melting), dan air yang mencair tersebut dapat pula berubah menjadi gas melalui proses penguapan (evaporation). Dalam setahun tidak kurang dari 500.000 km3 air di muka bumi berubah menjadi gas ke dalam atmosfer. Kurang lebih 430.000 km3 air laut berubah menjadi uap air atau sekitar 1.000 km3 setiap hari, dan sisanya 70.000 km3 menguap dari daratan (termasuk penguapan dari tanaman yang disebut dengan Transpiration).
  • 42.
  • 43. • Uap air yang terdapat dalam udara dapat berubah menjadi butir2 air atau es (kondensasi). Jika temperatur udara terus menurun, butiran air berubah menjadi kristal2 es, lama kelamaan semakin besar, dan udara tidak lagi mampu menahan beratnya sehingga jatuh ke bumi sebagai hujan (precipitation). Butiran2 air atau kristal2 es yang masih bertahan melayang-layang di udara karena amat kecil disebut awan.
  • 44. Sebaliknya, setiap tahunnya curah hujan yang jatuh ke permukaan bumi sekitar 500.000 km3, yaitu 390.000 km3 langsung jatuh di laut/samudera, dan 110.000 km3 jatuh di daratan. Persebaran air yang berada di muka bumi secara persentase adalah sebagai berikut : air laut 97,5 %, air sungai, air danau, air tanah, dan salju 2,449 %, serta berupa uap air 0,001 %.
  • 45. AIR PERMUKAAN. • Air permukaan adalah bagian dari air hujan yang tidak mengalami infiltrasi (peresapan), atau air hujan yang mengalami peresapan dan muncul kembali ke permukaan bumi sebagai mata air. Mata air yang muncul di permukaan bumi akan mengalir sebagai air permukaan. • Macam-macam air permukaan :
  • 46. • A. Sungai • Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar. Aliran sungai merupakan aliran yang bersumber dari 3 jenis limpasan, yaitu : limpasan yang berasal dari hujan, limpasan dari anak2 sungai, dan limpasan dari air tanah. • Pada umumnya, sungai bermuara sampai ke laut atau danau2. Tetapi, adapula sungai2 yang muaranya tidak dapat mencapai laut banyak terdapat di daerah gurun yang amat kering. Di Australia, sungai jenis ini disebutcreek dan di Arab disebut Wadi. Pada saat hujan, palung2 sungai ini berisi air tetapi bilamana hujan tidak ada, sungai ini hanya berupa palung2 yang kerin. Air hujan yang mengalir tidak dapat mencapai laut karena banyak meresap ke dalam tanah yang kering dan ada pula yang habis menguap kembali ke atmosfer
  • 47.
  • 48. • Besarnya volume air yang mengalir pada suatu sugai dalam satuan waktu pada titik tertentu di sungai itu, disebut debit air. Debit air sungai terkecil terdapat di bagian hulu, sedangkan yang terbesar terdapat di bagian muara. Sungai yang besar berarti debit airnya besar, sebaliknya, sungai yang kecil berarti debit airnya kecil. • Besar kecilnya volume air yang mengalir (debit air sungai) dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut : • Iklim, usur iklim sangat berpengaruh terhadap debit air sungai. Banyaknya curah hujan (Presipitasi) dan besarnya penguapan (evaporasi) sangat menentukan volume air yang ada dalam sungai.
  • 49. • Pada saat musim penghujan presipitasi lebih besar dibandingkan besarnya evaporasi yang mengakibatkan debit air menjadi besar bahkan terjadi luapan air atau banjir. Tetapi sebaliknya, pada musim kemarau jumlah presipitasi menurun tetapi tingkat penguapan meningkat sehingga debit air semakin kecil. • Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS), luas dan ketinggian daerah aliran sungai berpengaruh besar terhadap debit air sungai. Daerah aliran sungai adalah bagian permukaan bumi yang berfungsi untuk menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya melalui sungai. Contoh : hujan yang jatuh pada bagian permukaan bumi mengalirkan airnya ke sungai, misalnya sungai Kapuas. Bagian permukaan bumi yang menerima air hujan dan mengalirkan airnya ke sungai Kapuas disebut DAS Kapuas. Das biasanya dibatasi oleh punggung/igir perbukitan atau pegunungan. DAS yang luas berarti memiliki daerah tangkapan hujan yang luas pula, sehingga debit air sungai yang mengalir pada DAS itu akan lebih besar.
  • 50.
  • 51. • Ada berbagai bentuk atau tipe sungai yaitu : • Sungai Consequent Lateral, yakni sungai yang arah alirannya menuruni lereng2 asli yang ada di permukaan bumi seperti dome, blockmountain, atau dataran yang baru terangkat. • Sungai Consequent Longitudinal, yakni sungai yang alirannya sejajar dengan antiklinal (bagian puncak gelombang pegungungan). • Sungai Subsequent, yakni sungai yang terjadi jika pada sebuah sungai consequent lateralterjadi erosi mundur yang akhirnya akan sampai ke puncak lerengnya, sehingga sungai tersebut akan mengadakan erosi se samping dan memperluas lembahnya. Akibatnya akan timbul aliran baru yang mengikuti arah strike (arah patahan). • Sungai Superimposed, yakni sungai yang mengalir pada lapisan sedimen datar yang menutupi lapisan batuan di bawahnya. Apabila terjadi peremajaan, sungai tersebut dapat mengikis lapisan2 penutup dan memotong formasi batuan yang semula tertutup, sehingga sungai itu menempuh jalan yang tidak sesuai dengan struktur batuan.
  • 52. • Sungai Antecedent, yakni sungai yang arah alirannya tetap karena dapat mengimbangi pangangkatan yang terjadi. Sungai ini hanya dapat terjadi bila pengangkatan tersebut berjalan dengan lambat. • Sungai Resequent, yakni sungai yang mengalir menuruni dip slope (kemiringan patahan) dari formasi2 daerah tersebut dan searah dengan sungai consequent lateral. Sungai resequent ini terjadi lebih akhir sehingga lebih muda dan sering merupakan anak sungai subsequent. • Sungai Obsequent, yakni sungai yang mengalir menuruni permukaan patahan, jadi berlawanan dengan dip dari formasi2 patahan. • Sungai Insequent, yakni sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh sebab2 yang nyata. Sungai ini tidak mengalir mengikuti perlapisan batuan atau dip. Sungai ini mengalir dengan arah tidak tentu sehingga terjadi pola aliran dendritis.
  • 53. • Sungai Reverse, yani sugai yang tidak dapat mempertahankan arah alirannya melawan suatu pengangkatan, sehingga mengubah arahnya untuk menyesuaikan diri. • Sungai Composit, yakni sungai yang mengalir dari daerah yang berlainan struktur geologinya. Kebanyakan sungai yang besar merupakan sungai composit. • Sungai Anaclinal, yakni sungai yang mengalir pada permukaan, yang secara lambat terangkat dan arah pengangkatan tersebut berlawanan dengan arah arus sungai. • Sungai Compound, yakni sungai yang membawa air dari daerah yang berlawanan geomorfologinya.
  • 54. • Ada berbagai pola aliran sungai, sebagai berikut : • Pararel, adalah pola aliran yang terdapat pada suatu daerah yang luas dan miring sekali, sehingga gradient dari sungai itu besar dan sungainya dapat mengambil jalan ke tempat yang terendah dengan arah yang kurang lebih lurus. Pola ini misalnya dapat terbentuk pada suatucoastal plain (dataran pantai) yang masih muda yang lereng aslinya miring sekali kea rah laut. • Rectangular, adalah pola aliran yang terdapat pada daerah yang mempunyai struktur patahan, baik yang berupa patahan sesungguhnya atau hanya joint (retakan). Pola ini merupakan pola aliran siku2.
  • 55. • Ada berbagai pola aliran sungai, sebagai berikut : • Pararel, adalah pola aliran yang terdapat pada suatu daerah yang luas dan miring sekali, sehingga gradient dari sungai itu besar dan sungainya dapat mengambil jalan ke tempat yang terendah dengan arah yang kurang lebih lurus. Pola ini misalnya dapat terbentuk pada suatucoastal plain (dataran pantai) yang masih muda yang lereng aslinya miring sekali kea rah laut. • Rectangular, adalah pola aliran yang terdapat pada daerah yang mempunyai struktur patahan, baik yang berupa patahan sesungguhnya atau hanya joint (retakan). Pola ini merupakan pola aliran siku2.
  • 56. • Angulate, adalah pola aliran yang tidak membentuk sudut siku2 tetapi lebih kecil atau lebih besar dari 90o. di sini masih kelihatan bahwa sungai2 masih mengikuti garis2 patahan. • Radial Centrifugal, adalah pola aliran pada kerucut gunung berapi atau dome yang baru mencapai stadium muda dan pola alirannya menuruni lereng2 pegunungan. • Radial Centripetal, adalah pola aliran pada suatu kawah atau crater dan suatu kaldera dari gunung berapi atau depresi lainnya, yang pola alirannya menuju ke pusat depresi tersebut. • Trellis, adalah pola aliran yang berbentuk seperti trails. Di sini sungai mangalir sepanjang lembah dari suatu bentukan antiklin dan sinklin yang pararel.
  • 57. Annular, adalah variasi dari radial pattern. Terdapat pada suatu dome atau kaldera yang sudah mencapai stadium dewasa dan sudah timbul sungai consequent, subsequent, resequent dan obsequent. • Dentritic, adalah pola aliran yang mirip cabang atau akar tanaman. Terdapat pada daerah yang batu2annya homogen, dan lereng2nya tidak begitu terjal, sehingga sungai2nya tidak cukup mempunyai kekuatan untuk menempuh jalan yang lurus dan pendek.
  • 58. Macam-macam sungai berdasarkan keajegan aliran airnya, yaitu sebagai berikut : • Sungai Episodik, yaitu sungai yang airnya tetap mengalir baik pada musim kemarau maupun pada musim penghujan. Jenis sungai ini banyak terdapat di Irian Jaya, Sumatera, dan Kalimantan. • Sungai Periodik, yaitu sungai yang hanya berair pada musim penghujan saja, sedang pada musim kemarau kering tak berair. Jenis sungai ini banyak terdapat di Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, pada umumnya sungai periodik ini mempunyai mata air dari daerah2 yang hutannya sudah gundul.
  • 59. • Macam-macam sungai berdasarkan sumber airnya yaitu sebagai berikut : • Sungai Tadah Hujan, yaitu sungai yang volume airnya tergantung pada air hujan, seperti sungai2 di Pulau Jawa. • Sungai Campuran atau Sungai Kombinasi, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan gletser (salju yang mencair, kemudian mengalir) oleh karena itu jika sungai mata airnya dari gletser disebut sungai gletser. Contohnya sungai Mamberema di Irian Jaya.
  • 60. • Bagian-bagian pada daerah aliran sungai, yaitu : • 1) Bagian Hulu Sungai. • Yaitu bagian sungai yang dekat dengan mata air, merupakan sungai dalam stadium muda, dengan ciri2 : • · Pengikisan kearah dalam atau vertikal. • · Aliran airnya deras • · Tebingnya curam • · Tidak terjadi proses pengendapan/sedimentasi • · Belum terdapat teras2 sungai.
  • 61. • 2) Bagian Tengah Sungai. • Yaitu bagian antara hulu sungai dengan hilir sungai dan disebut stadium dewas, dengan ciri2 : • · Pengikisan ke arah dalam dan samping • · Alirannya kurang begitu jelas • · Banyak terjadi pengendapan • · Terdapat teras2 sungai. • · Terbentuknya pola aliran yang berkelok-kelok atau disebut meander.
  • 62. • 3) Bagian Hilir Sungai. • Yaitu bagian sungai yang dekat ke laut, dan disebut stadium tua dengan ciri2 : • · Pengikisan tidak terjadi • · Aliran air tenang • · Banyak terjadi pengendapan • · Teras2 sudah tidak jelas • · Sungai banyak berkelok-kelok • · Terdapat beting2 pasir di tengah sungai yang disebut dengan delta.
  • 63. • B. Danau. • Danau ialah suatu kumpulan air dalam cekungan tertent, yang biasanya berbentuk mangkuk. Danau mendapat air dari curah hujan, sungai2, serta mata air, dan air tanah. Keempat sumber tersebut bersama-sama dapat mengisi dan memberikan suplai air pada danau. Dalam hal demikian biasanya danau itu bersifat permanen, artinya tetap berair sepanjang tahun. Sebaliknya, jika sumber air pengisi danau itu hanya salah satu unsur saja misalnya dari curah hujan, maka danau itu umumnya bersifat temporer atau periodic. Artinya danau tersebut pada waktu2 tertentu kering.
  • 64. • Menurut macam airnya, danau dapat dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut : • 1) Danau Air Asin. • Pada umumnya danau air asin terdapat di daerah semiarid dan arid, di mana penguapan yang terjadi sangat kuat, dan tidak memiliki aliran keluaran. Kalau danau semacam ini menjadi kering, maka tinggallah lapisan garam di dasar danau tersebut. Danau2 yang bersifat temporer banyak terdapat di daerah arid yang mempunyai kadar garam tinggi. Contoh danau kadar garam yang tinggi adalah Great Salt Lake, kadar garamnya sebesar 18,6 %, dan Danau Merah (dekat laut asam), kadar garamnya 32 %.
  • 65. • 2) Danau Air Tawar. • Danau air tawar terutama terdapat di daerah2 humid (basah) dimana curah hujan tinggi. Pada umumnya, danau ini mendapatkan air dari curah hujan dan selalu mengalirkan airnya kembali ke laut. Jadi danau ini merupakan danau terbuka. • Menurut terjadinya, danau dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut : • 1. Danau Vulkanik/Kawah/Maar, yaitu danau yang terjadi karena peletusan gunung berapi yang menimbulkan kawah luas di puncaknya. Kawah tersebut kemudian terisi oleh air hujan dan terbentuklah danau. Contoh : Danau Kawah Gunung Kelud dan Gunung Batur. • 2. Danau Lembah Gletser, setelah zaman es berakhir, daerah2 yang dulunya dilalui gletser menjadi kering dan diisi oleh air. Kalau lembah yang telah terisi air itu tak berhubungan dengan laut, maka lembah itu akan menjadi danau. Contohnya: danau Michigan, danau Huron, Superior, Erie, dan danau Ontario.
  • 66. • 3. Danau Tektonik, adalah danau yang terjadi karena peristiwa tektonik; yang mengakibatkan terperosoknya sebagian kulit bumi. Maka terbentuklah cekungan yang cukup besar. Contoh danau tektonik adalah : danau toba, singkarak, kerinci dll. • 4. Danau Dolina/Karst, adalah danau yang terjadi karena pelarutan batuan kapur, sehingga membentuk cekungan2 yang yang bentuknya seperti dolina/karst. Danau ini banyak ditemukan di daerah pegunungan kapur. • 5. Danau Hempangan/Bendungan, adalah danau yang terjadi karena aliran sebuah sungai terbendung oleh lava, sehingga airnya menggenang dan terbentuklah danau. Contohnya danau laut tawar di Aceh dan Tondano. • 6. Danau Buatan, adalah danau yang dibendung oleh manusia dengan tujuan untuk irigasi, perikanan, pembangkit tenaga listrik dan lain. Contohnya : Danau Siombak di Marelan, Proyek Asahan dll.
  • 67. • C. Rawa • Rawa adalah daerah di sekitar sungai atau muara sungai yang cukup besar yang merupakan tanah lumpur dengan kadar air relatif tinggi. • Rawa dilihat dari genangan airnya, dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : • 1) Rawa yang airnya selalu tergenang • Tanah2 di daerah rawa yang selalu tergenang airnya tidak dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian kerena lahannya tertutup tanah gambut yang tebal. Di daerah rawa yang airnya selalu tergenang, sulit terdapat bentuk kehidupan binatang karena airnya sangat asam. Derajat keasaman (pH) di daerah ini mencapai 4,5 atau kurang dengan warna air kemerah-merahan. • 2) Rawa yang airnya tidak selalu tergenang. • Rawa jenis ini mengandung air tawar yang berasal dari limpahan air sungai pada saat air laut pasang dan airnya relatif mongering pada saat air laut surut. Akibat adanya pergantian air tawar di daerah rawa, maka keasaman tanah tidak terlalu tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai areal sawah pasang surut. Salah satu tanda yang menunjukkan bahwa kawasan rawa memiliki tanah yang tidak terlalu asam adalah banyaknya pohon2 rumbia
  • 68. • MORFOLOGI PESISIR PANTAI • Laut menutupi permukaan bumi kurang lebih 75 %. Batas perairan laut dangan daratan disebut garis pantai (pertemuan permuakaan laut dengan daratan). Perairan laut di permukaan bumi tidak merata luasnya. Pada belahan bumi utara tertutup lautan sebesar 60%, sedangkan pada belahan bumi selatan yang tertutup lautan sekitar 80%. • Kedalaman laut dan samudera sangat bervariasi, ada yang dangkal tetapi banyak pula yang dalam. Dalam dan dangkalnya dasar laut menunjukkan relief dasar laut. Relief dasar laut lebih besar dibandingkan relief di daratan. Hal ini terbukti dari kedalaman laut rata2 mencapai 3.800 m, sedangkan ketinggian daratan rata2 hanya 840 m. laut yang terdalam ada di Palung Mindanau (Palung Filipina), mencapai kedalaman 10.830 m sedangkan daratan yang tertinggi adalah pada Gunung Everest, yang mencapai ketinggian 8.880 m. • Untuk mengetahui kedalaman laut, dilakukan pengukuran2 yang disebut “menduga dalamnya laut”.
  • 69. • Pengukuran kedalaman laut ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : • 1) Batu Duga, cara ini disebut juga tali unting, merupakan cara mengukur kedalaman laut yang paling sederhana. Sebongkah besi diikat pada ujung tali dan sebuah tabung beserta alat pemberat diturunkan ke dasar laut. Sistem ini memerlukan waktu yang lama karena untuk mengukur kedalaman laut sampai 5000 m saja memerlukan waktu sampai satu jam. Selain itu, kedalaman laut yang sebenarnya kadang2 kurang tepat disebabkan tali yang diturunkan sering condong/atau lengkung karena terbawa oleh arus laut.
  • 70. • 2) Gema Duga, cara ini merupakan teknologi yang lebih maju dan mulai digunakan sejak tahun 1920. Cara ini menggunakan alat pengirim dan penerima gelombang suara. Suara dari alat pengirim akan merambat ke dasar laut dan sesampainya di dasar laut dipantulkan kembali ke atas. Pantulan kembali gema suara akan diterima oleh alat penerima di atas kapal. Alat gema duga sering dinamakan hidrofon. Dengan mengetahui kecepatan suara yang diterima, maka dapat diketahui kedalamannya. Dengan pengandaian kecepatan suara dalam air laut 1.500 m/det, dihasilkan rumus kedalaman laut sebagai berikut : • D=txv • 2 • Keterangan : • D = kedalaman laut • t = jangka waktu antara suara yang dikirimkan sampai diterima kembali pantulan gema suaranya. • v = kecepatan suara dalam air.
  • 71. • Contoh : • Waktu antara dikirimnya suara dari kapal sampai diterima kembali gema suaranya oleh hidrofon di atas kapal adalah 7 detik. Maka kedalaman laut tersebut adalah : • D = t x v = 1500 x 7 = 5.250 meter • 2 2 • Dengan waktu hanya 7 detik, laut yang kedalamannya mencapai 5.250 m telah dapat diketahui.
  • 72. • Berdasarkan letaknya, laut dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu : • 1) Laut Tepi. • Laut tepi merupakan laut yang berada di tepi benua dan dipisahkan oleh kepulauan dari samudera. Contoh dari laut ini adalah Laut Cina Selatan yang terletak di tepi Benua Asia. • 2) Laut Pedalaman. • Laut pedalaman merupakan laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan atau terletak di tengah2 suatu benua. Laut yang masuk jenis ini adalah laut hitam yang terletak di tengah Benua Asia, juga Laut Adriatik. • 3) Laut Tengah. • Laut tengah merupakan lautan yang memisahkan dua benua atau lebih. Misalnya laut tengah (Mediterania) yang memisahkan Benua Eropa dan Afrika, juga laut Indonesia yang memisahkan Benua Asia dengan Australia. • 4) Selat. • Selat merupakan laut sempit yang terletak di antara dua pulau atau dua benua. Misalnya selat Sunda yang terletak di antara pulau Sumatera dengan Pulau Jawa. • 5) Teluk. • Teluk merupakan laut yang menjorok ke daratan. Contoh dari teluk adalah Teluk Siam yang terdapat di Thailand.
  • 73. • Berdasarkan letaknya, laut dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu : • 1) Laut Tepi. • Laut tepi merupakan laut yang berada di tepi benua dan dipisahkan oleh kepulauan dari samudera. Contoh dari laut ini adalah Laut Cina Selatan yang terletak di tepi Benua Asia. • 2) Laut Pedalaman. • Laut pedalaman merupakan laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan atau terletak di tengah2 suatu benua. Laut yang masuk jenis ini adalah laut hitam yang terletak di tengah Benua Asia, juga Laut Adriatik. • 3) Laut Tengah. • Laut tengah merupakan lautan yang memisahkan dua benua atau lebih. Misalnya laut tengah (Mediterania) yang memisahkan Benua Eropa dan Afrika, juga laut Indonesia yang memisahkan Benua Asia dengan Australia. • 4) Selat. • Selat merupakan laut sempit yang terletak di antara dua pulau atau dua benua. Misalnya selat Sunda yang terletak di antara pulau Sumatera dengan Pulau Jawa. • 5) Teluk. • Teluk merupakan laut yang menjorok ke daratan. Contoh dari teluk adalah Teluk Siam yang terdapat di Thailand.
  • 74. Pembagian laut menurut zona atau jalur kedalamannya, laut dapat dibedakan menjadi beberapa zona sebagai berikut : • 1) Zona Litoral atau Jalur Pasang, yaitu bagian cekungan lautan yang terletak diantara pasang naik dan pasang surut. • 2) Zona Epineritik, yaitu bagian cekungan lautan diantara garis2 surut dan tempat paling dalam yang masih dapat dicapai oleh daya sinar matahari (pada umumnya sampai sedalam 50 m). • 3) Zona Neritik, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 50 – 200 m. • 4) Zona Batial, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 200 – 2000 m. • 5) Zona Abisal, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya lebih dari 2000 m.
  • 75. • • Pembagian laut menurut terjadinya, laut dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu sebagai berikut : • · Laut Transgresi atau Laut Meluas, yaitu laut yang terjadi karena perubahan permukaan air laut positif, baik yang disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut itu sendiri atau oleh turunnya daratan perlahan-lahan, sehingga sebagian dari daratan digenangi air. Laut jenis ini pada umumnya terjadi pada akhir zaman glacial. Contoh : Laut Utara dan Laut Jawa.
  • 76. • · Laut Ingresi atau Laut Tanah Turun, laut ini terjadi karena turunnya tanah sebagai akibat tekanan vertikal (gaya endogen) yang menimbulkan patahan. Contoh : laut Karibia, Laut Jepang, dan Laut Tengah. • · Laut Regresi atau Laut Menyempit, laut ini terjadi karena laut mengalami proses penyempitan akibat adanya endapan2 di laut yang dibawa sungai sehingga laut tersebut mengalami pendangkalan. Contohnya : Selat Malaka. • Arus laut adalah aliran air laut yang mempunyai arah dan peredaran yang tetap dan teratur. Gerak aliran arus laut dapat disamakan dengan aliran air sungai, tetapi aliran arus laut lebih lebar. Arus laut dapat dibedakan menurut letak, suhu, dan cara terjadinya.
  • 77. • 1. Menurut letaknya • · Arus bawah ialah arus laut yang bergerak di bawah permukaan laut, misalnya arus bawah di Selat Gibraltar. • · Arus atas ialah arus laut yang bergerak di permukaan laut, misalnya arus Kalifornia. • 2. Menurut suhunya. • Arus panas ialah bila suhu arus air laut lebih panas daripada suhu air laut di sekitarnya, misalnya arus teluk. • Arus dingin ialah bila suhu arus laut lebih dingin dari laut di sekitarnya, misalnya arus Labrador. • 3. Menurut terjadinya. • 1) Arus karena perbedaan kadar garam atau berat jenis air laut. • 2) Arus karena dingin • 3) Arus karena perbedaan niveau (beda tinggi muka air) • 4) Arus karena pengaruh daratan/benua. • 5) Arus karena pasang naik dan surut.
  • 78. • 3. Menurut terjadinya. • 1) Arus karena perbedaan kadar garam atau berat jenis air laut. • 2) Arus karena dingin • 3) Arus karena perbedaan niveau (beda tinggi muka air) • 4) Arus karena pengaruh daratan/benua. • 5) Arus karena pasang naik dan surut. • Kecerahan atau warna air laut tergantung pada zat2 oraganik maupun anorganik yang ada di laut. Warna air laut ada beberapa macam karena beberapa sebab berikut :
  • 79. • § Pada umumny lautan berwarna biru, hal ini disebabkan oleh sinar matahari yang bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak daripada sinar lain. • § Warna kuning, karena dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya sungai Kuning di Cina (sungai Huang Ho). • § Warna hijau, karena adanya plankton2 dalam jumlah besar. • § Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es, misalnya latu di Kutub Utara dan Selatan. • § Warna ungu, karena adanya organism kecil yang mengeluarkan sinar2 fosfor, misalnya Laut Ambon. • § Warna hitam, karena dasarnya terdapat lumpur hitam. Misalnya laut Hitam. • § Warna merah, karena banyaknya binatang2 kecil berwarna merah yang terapung-apung, misalnya laut merah. • Salinitas atau kadar garam air laut adalah banyaknya garam (dinyatakan dengan gram) yang terdapat dalam satu liter air laut. Garam di laut berasal dari hasil2 pelapukan di daratan. Hasil2 pelapukan ini mengandung bermacam-macam garam, yang oleh air sungai di larutkan, dihanyutkan, serta dibawa ke laut. Hampir di setiap tempat laut memiliki salinitas (kadar garam) antara 33% hingga 37%. Pada air laut dalam, nilai salinitas antara 34,5% dan 35% rata2 salinitas air laut adalah 35%.
  • 80. Menurut Clarke, di dalam air laut terdapat larutan garam seperti : • 1) Kalsium karbonat (CaCO3) : 0,34% • 2) Magnesium bromida (MgBr2) : 0,22% • 3) Kalium Sulfat (K2SO4) : 2,64% • 4) Kalsium sulfat (CaSO4) : 3,60% • 5) Magnesium sulfat (MgSO4) : 4,74% • 6) Magnesium Klorida (MgCL2) : 10,88% • 7) Natrium Klorida (NaCl) : 77,78% • Perubahan kadar garam di laut tidak besar. Hal ini disebabkan oleh kecilnya proses penguapan bila dibandingkan dengan isi air laut tersebut. Besar kecilnya kadar garam di laut ditentukan oleh faktor2 berikut : • 1) Banyak sedikitnya air yang berasal dari gletser • 2) Besar kecilnya curah hujan di tempat tersebut • 3) Besar kecilnya penguapan di tempat tersebut • 4) Besar kecilnya atau banyak sedikitnya sungai yang bermuara di tempat tersebut.
  • 81. • Mineral laut berasal dari daratan yang dibawa oleh aliran sungai2. Mineral itu antara lain adalah : • § Garam, tempat2 pembuatan garam dijumpai di Pulau Madura dan Rembang. • § Kapur, berasal dari kerang, globigerine (foraminifera), dan sebagainya. • § Kalium karbonat, berasal dari sebangsa lumut (potash) • § Fosfat, berasal dari tulang2 ikan dan kotoran burung pemakan ikan, dan biasanya untuk pupuk. • Kekayaan fauna dan flora laut sama halnya dengan daratan. Pada umumnya organisme laut dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : • 1) Bentos, ialah binatang2 laut yang hidupnya di dasar laut. Bentos ini dapat pula dibagi menjadi dua golongan yaitu : (1) bentos sesial, yang hidupnya terikat pada suatu tempat, misalnya tiram, koral, jenis2 brochipoda dan sebagainya, dan (2)bentos vagil, yang bergerak di dasar laut, misalnya landak laut, siput laut, dan sebagainya.
  • 82. • 2) Pelagos, ialah organisme yang hidupnya tak tergantung pada dasar laut dan umumnya menjadi penghuni lapisan air bagian atas. Pelagos dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu (1) nekton, ialah golongan organisme yang mempunyai alat badan sendiri untuk bergerak sehingga dapat tinggal di daerah tertentu yang menyediakan banyak makanan atau tempat2 yang keadaannya baik bagi mereka. Contoh : semua jenis ikan, ubur2 dan sebagainya (2) plankton, ialah golongan organisme yang tidak mempunyai alat2 badan sendiri untuk bergerak. Gerakan mereka bergantung pada arus yang disebabkan oleh angin atau perbedaan suhu. Contoh : jenis2 binatang bersel satu seperti radiolarian, foraminifera, dan tumbuh2an yang bersel satu misalnya algae, diatomea, demikian juga binatang2 bersel banyak yang kecil seperti sebangsa udang kecil. • Sama halnya dengan di daratan, di lautan pun sedimentasi terjadi terutama berasal dari sisa2 organisme yang mati maupun bahan2 anorganis. Beberapa jenis endapan lumpur berturut-turut dari pantai ke laut dalam, yaitu :
  • 83. • 1. Endapan Lumpur Terigen, endapan yang terdiri dari materi2 halus, terutama materi2 dari daratan yang dibawa oleh sungai2. • 2. Endapan Lumpur Globigerina, yaitu endapan yang terdiri atas sisa2 binatang dan tumbuhan2 yang telah mati, terutama terdiri dari kapur berasam arang dan asam kersik. Lumpur globigerina di atas terutama terdapat di dasar laut yang dalamnya antara 2000 m sampai 4000 m. • 3. Endapan Lumpur Radiolaria atau Lumpur Laut Merah, yaitu endapan yang sebagian berasal dari hasil2 letusan gunung berapi di dalam laut dan sebagian berasal dari sisa2 binatang yang amat kecil yang berangka zat kersik. Endapan ini terdapat pada laut yang dalam (4.000 – 7.000 m) dan tidak terdapat kapur atau persenyawaan2 kapur
  • 84. SEKIAN & TERIMAKASIH