Satuan acara penyuluhan tentang pencegahan diare pada anak memberikan informasi tentang pengertian diare, penyebabnya, gejala, cara pencegahan, dan penanganannya. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya mencegah diare pada anak agar tidak terjadi dehidrasi yang membahayakan.
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Keperawatan komunitas merupakan bidang keperawatan yang menggabungkan keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menekankan peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya promotif dan preventif.
2. Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi asuhan keperawatan infeksi. Dibahas mengenai definisi infeksi, rantai infeksi yang terdiri dari agens infeksius, reservoar, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan pejamu yang rentan. Juga dibahas mengenai proses infeksi, jenis-jenis infeksi, pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan infeksi nosokomial.
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Keperawatan komunitas merupakan bidang keperawatan yang menggabungkan keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menekankan peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya promotif dan preventif.
2. Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi asuhan keperawatan infeksi. Dibahas mengenai definisi infeksi, rantai infeksi yang terdiri dari agens infeksius, reservoar, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan pejamu yang rentan. Juga dibahas mengenai proses infeksi, jenis-jenis infeksi, pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan infeksi nosokomial.
Dokumen tersebut membahas tentang diare pada anak, yang merupakan masalah kesehatan utama di berbagai negara termasuk Indonesia. Diare dapat menyebabkan kematian akibat dehidrasi, terutama pada bayi dan balita. Dokumen ini menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, komplikasi, dan pencegahan diare.
1. Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi diare, yang terjadi akibat infeksi bakteri, virus, atau parasit yang merusak sel-sel usus dan mengganggu absorpsi cairan dan elektrolit. Hal ini menyebabkan peningkatan cairan di usus dan diare.
2. Jika diare berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi berat, asidosis metabolik, dan gangguan sirkulasi darah sehingga menimbulkan resiko syok.
3. T
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, patofisiologi, klasifikasi, gejala, diagnosa dan faktor risiko penyakit diabetes melitus; (2) Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang bergantung pada insulin dan tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin; (3) Diagnosa diabetes dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah saat puasa dan setelah makan.
Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan Artritis Gout meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Artritis Gout dan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan tentang penyakit dan cara merawat pasien. Implementasi dan evaluasi menunjukkan tujuan keperawatan tercapai den
Dibawah ini adalah contoh Soal ukom perawat dan kunci jawaban.
1. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dibawa ke UGD oleh keluarganya karena mengalami kejang saat di rumah sampai lidahnya berdarah karena tergigit.
Apakah tindakan keperawatan yang menjadi prioritas pada kasus yang dialami oleh Tn. B?
Dapatkan soal soal uji kompetensi perawat terlengkap di www.kumpulanukom.blogspot.com dan Kumpulanukom.blogspot.com serta ukomperawat.blogspot.com
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHpjj_kemenkes
Modul ini membahas diet yang tepat untuk penderita penyakit jantung dan pembuluh darah. Topik utama meliputi faktor risiko penyakit jantung, diet umum pencegahan, diet dislipidemia, diet jantung, dan diet stroke. Diet disarankan mengurangi lemak jenuh, meningkatkan serat, dan mengendalikan kolesterol serta trigliserida untuk mencegah penyakit tersebut.
Tindakan keperawatan untuk pasien isolasi sosial meliputi melatih pasien berinteraksi secara bertahap dengan berkenalan dengan perawat dan pasien lain, serta melatih keluarga untuk merawat pasien dengan membina hubungan, memberikan dukungan, dan menjadwalkan kegiatan bersama.
Dokumen tersebut berisi ringkasan 7 kasus pasien yang dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena berbagai keluhan kesehatan. Kasus-kasus tersebut meliputi bayi dengan diare, demam, masalah telinga, dan masalah gizi. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan gejala klinis dan mengklasifikasikan penyakit berdasarkan hasil diagnosa awal.
I. Latar belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter dan perawat. Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajad cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan dalam penangananpun tinggi. Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia.(Elizabeth,2009)
Statistik menunjukkan bahwa 60% luka bakar terjadi karena kecelakaan rumah tangga, 20% karena kecelakaan kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain, misalnya bus terbakar, ledakan bom, dan gunung meletus. (Moenajad, 2001)
Penanganan dan perawatan luka bakar (khususnya luka bakar berat) memerlukan perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan tersendiri karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.1 Di Amerika dilaporkan sekitar 2 – 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian sekitar 5 – 6 ribu kematian per tahun. Di Indonesia sampai saat ini belum ada laporan tertulis mengenai jumlah penderita luka bakar dan jumlah angka kematian yang diakibatkannya. Di unit luka bakar RSCM Jakarta, pada tahun 2008 dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat dengan angka kematian 37,38%. Dari unit luka bakar RSU Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2008 didapatkan data bahwa kematian umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau pada luka bakar yang disertai cedera pada saluran napas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama perawatan. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya da
Klien didiagnosis menderita anemia defisiensi besi berdasarkan gejala klinis seperti lemas, mual, sesak napas, dan pucat. Perawat melakukan pengkajian dan merencanakan tindakan untuk menangani 6 diagnosa keperawatan terkait, yaitu gangguan fungsi paru-paru, intoleransi aktivitas, infeksi mulut, gangguan gizi, disfungsi sistem pencernaan, dan kurangnya pengetahuan, dengan tujuan mem
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttasaharwakumoro
Faringitis adalah peradangan pada tenggorokan yang disebabkan oleh virus dan bakteri, menyebabkan nyeri saat menelan. Asuhan keperawatan meliputi membersihkan jalan napas untuk mengeluarkan sekret, memastikan nutrisi cukup meski sulit menelan, serta mengelola nyeri dan demam.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus (DM) yang merupakan gangguan metabolisme yang disebabkan oleh defisiensi sekresi insulin atau efektivitas insulin. DM tipe 2 dapat disebabkan oleh obesitas yang mengurangi efektivitas reseptor insulin. Dokumen ini juga membahas konsep penyakit DM, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, diagnosis, dan konsep askep pada pasien DM.
Dokumen tersebut membahas tentang diare pada anak, yang merupakan masalah kesehatan utama di berbagai negara termasuk Indonesia. Diare dapat menyebabkan kematian akibat dehidrasi, terutama pada bayi dan balita. Dokumen ini menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, komplikasi, dan pencegahan diare.
1. Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi diare, yang terjadi akibat infeksi bakteri, virus, atau parasit yang merusak sel-sel usus dan mengganggu absorpsi cairan dan elektrolit. Hal ini menyebabkan peningkatan cairan di usus dan diare.
2. Jika diare berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi berat, asidosis metabolik, dan gangguan sirkulasi darah sehingga menimbulkan resiko syok.
3. T
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, patofisiologi, klasifikasi, gejala, diagnosa dan faktor risiko penyakit diabetes melitus; (2) Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang bergantung pada insulin dan tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin; (3) Diagnosa diabetes dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah saat puasa dan setelah makan.
Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan Artritis Gout meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Artritis Gout dan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan tentang penyakit dan cara merawat pasien. Implementasi dan evaluasi menunjukkan tujuan keperawatan tercapai den
Dibawah ini adalah contoh Soal ukom perawat dan kunci jawaban.
1. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dibawa ke UGD oleh keluarganya karena mengalami kejang saat di rumah sampai lidahnya berdarah karena tergigit.
Apakah tindakan keperawatan yang menjadi prioritas pada kasus yang dialami oleh Tn. B?
Dapatkan soal soal uji kompetensi perawat terlengkap di www.kumpulanukom.blogspot.com dan Kumpulanukom.blogspot.com serta ukomperawat.blogspot.com
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHpjj_kemenkes
Modul ini membahas diet yang tepat untuk penderita penyakit jantung dan pembuluh darah. Topik utama meliputi faktor risiko penyakit jantung, diet umum pencegahan, diet dislipidemia, diet jantung, dan diet stroke. Diet disarankan mengurangi lemak jenuh, meningkatkan serat, dan mengendalikan kolesterol serta trigliserida untuk mencegah penyakit tersebut.
Tindakan keperawatan untuk pasien isolasi sosial meliputi melatih pasien berinteraksi secara bertahap dengan berkenalan dengan perawat dan pasien lain, serta melatih keluarga untuk merawat pasien dengan membina hubungan, memberikan dukungan, dan menjadwalkan kegiatan bersama.
Dokumen tersebut berisi ringkasan 7 kasus pasien yang dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena berbagai keluhan kesehatan. Kasus-kasus tersebut meliputi bayi dengan diare, demam, masalah telinga, dan masalah gizi. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan gejala klinis dan mengklasifikasikan penyakit berdasarkan hasil diagnosa awal.
I. Latar belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter dan perawat. Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajad cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan dalam penangananpun tinggi. Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia.(Elizabeth,2009)
Statistik menunjukkan bahwa 60% luka bakar terjadi karena kecelakaan rumah tangga, 20% karena kecelakaan kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain, misalnya bus terbakar, ledakan bom, dan gunung meletus. (Moenajad, 2001)
Penanganan dan perawatan luka bakar (khususnya luka bakar berat) memerlukan perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan tersendiri karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.1 Di Amerika dilaporkan sekitar 2 – 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian sekitar 5 – 6 ribu kematian per tahun. Di Indonesia sampai saat ini belum ada laporan tertulis mengenai jumlah penderita luka bakar dan jumlah angka kematian yang diakibatkannya. Di unit luka bakar RSCM Jakarta, pada tahun 2008 dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat dengan angka kematian 37,38%. Dari unit luka bakar RSU Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2008 didapatkan data bahwa kematian umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau pada luka bakar yang disertai cedera pada saluran napas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama perawatan. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001)
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya da
Klien didiagnosis menderita anemia defisiensi besi berdasarkan gejala klinis seperti lemas, mual, sesak napas, dan pucat. Perawat melakukan pengkajian dan merencanakan tindakan untuk menangani 6 diagnosa keperawatan terkait, yaitu gangguan fungsi paru-paru, intoleransi aktivitas, infeksi mulut, gangguan gizi, disfungsi sistem pencernaan, dan kurangnya pengetahuan, dengan tujuan mem
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttasaharwakumoro
Faringitis adalah peradangan pada tenggorokan yang disebabkan oleh virus dan bakteri, menyebabkan nyeri saat menelan. Asuhan keperawatan meliputi membersihkan jalan napas untuk mengeluarkan sekret, memastikan nutrisi cukup meski sulit menelan, serta mengelola nyeri dan demam.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus (DM) yang merupakan gangguan metabolisme yang disebabkan oleh defisiensi sekresi insulin atau efektivitas insulin. DM tipe 2 dapat disebabkan oleh obesitas yang mengurangi efektivitas reseptor insulin. Dokumen ini juga membahas konsep penyakit DM, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, diagnosis, dan konsep askep pada pasien DM.
Dokumen ini membahas tentang diare pada anak, termasuk gejala, penyebab, penanganan, dan pencegahannya. Gejala diare pada anak adalah buang air besar yang lebih lembek dan sering dari biasanya. Penyebabnya antara lain makan tanpa mencuci tangan, minum air mentah, dan lingkungan yang kurang higienis. Penanganannya adalah mengganti cairan yang hilang dengan larutan gula garam atau oralit. Penting juga mengam
Dokumen tersebut membahas tentang diare, gejala, pencegahan, dan penanganannya. Diare adalah kondisi sering buang air besar lebih dari empat kali pada bayi dan tiga kali pada anak dengan bentuk tinja yang encer dan bisa berdarah. Gejala lainnya adalah demam, muntah, dan dehidrasi. Pencegahannya meliputi meningkatkan ASI, mencuci tangan, dan menjaga kebersihan lingkungan. Penanganannya ber
Hipertensi adalah penyakit dimana tekanan darah lebih tinggi dari normal. Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg, sedangkan untuk lansia 140/90 mmHg. Penyebab hipertensi antara lain stress, obesitas, usia, keturunan, rokok, alkohol. Gejala hipertensi adalah pusing, lemas, kesemutan, berat di tengkuk, gangguan tidur. Terapi hipertensi meliputi olahraga teratur, makan seimbang,
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Gejalanya meliputi demam tinggi, nyeri sendi, dan penurunan trombosit yang dapat menyebabkan perdarahan. Pencegahannya meliputi pemberantasan sarang nyamuk, pengendalian biologis dengan ikan pemakan jentik, serta pengasapan area rawan menggunakan insektisida. Pemerintah telah mengambil kebij
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara kronis yang disebabkan oleh ketidakseimbangan kontrol pengatur didalam tubuh, penyakit ginjal, atau penggunaan obat-obatan. Usia merupakan faktor resiko utama karena elastisitas pembuluh darah menurun seiring bertambahnya usia. Gejala hipertensi antara lain sakit kepala dan gangguan penglihatan. Hipertensi berisiko menyebabkan stroke, kerusak
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang didefinisikan sebagai kondisi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg. Dokumen tersebut menjelaskan gejala, penyebab, patofisiologi, klasifikasi, dan penatalaksanaan hipertensi, termasuk pentingnya mengontrol diet rendah garam, olahraga teratur, dan mengkonsumsi obat antihip
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Satuan acara pembelajaran ini membahas tentang penyuluhan diare yang akan dilaksanakan di Puskesmas Sicincin pada tanggal 1 Maret 2013. Penyuluhan akan memberikan penjelasan mengenai pengertian, gejala, penyebab, bahaya, dan pencegahan diare serta cara membuat larutan gula garam. Tujuannya adalah agar klien dan keluarga dapat memahami tentang di
Diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Berdasarkan beberapa survei, angka kematian balita akibat diare mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Makalah ini membahas tentang konsep medis dan konsep keperawatan disentri. Disentri dijelaskan sebagai diare yang disertai darah dalam tinja. Etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan disentri dibahas secara terperinci. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien disentri mencakup manajemen cairan dan elektrolit, pemantauan tanda dehidrasi, memenuhi kebutuhan giz
Program kesehatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap diare melalui sanitasi lingkungan dan penyuluhan. Strateginya meliputi penyuluhan, pembersihan lingkungan, dan pengobatan/pencegahan diare di fasilitas kesehatan. Sasarannya adalah masyarakat dua desa selama empat minggu.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Diare masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia karena tingginya angka kesakitan dan kematian terutama pada bayi dan balita.
2. Dokumen membahas definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, tanda klinis dan penatalaksanaan diare.
Penyuluhan memberikan penjelasan tentang gastroenteritis kepada pasien dan keluarganya. Topik penyuluhan meliputi pengertian, penyebab, gejala, pencegahan, dan penatalaksanaan gastroenteritis. Harapannya setelah penyuluhan, pasien dan keluarga dapat memahami cara menangani gastroenteritis di rumah.
Makalah ini membahas tentang gastroenteritis akut (GEA) yang merupakan peradangan pada lambung dan usus yang ditandai dengan diare dan mungkin disertai muntah. Dibahas definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, dan pemeriksaan penunjang GEA."
Siklus PDCA diterapkan untuk menurunkan kasus diare akut pada anak di rumah sakit. Rencananya meliputi pengobatan, edukasi, dan evaluasi pasien. Pelaksanaan menunjukkan kekurangan dalam kebersihan. Tindak lanjutnya adalah meningkatkan pengajaran tentang kebersihan diri dan lingkungan.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Satuan acara penyuluhan pencegahan diare pada anak
1. SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK
A. LATAR BELAKANG
Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak balita, khususnya di Negara
berkembang seperti Indonesia (Segeren, 2005).Diare adalah penyakit yang ditandai
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau tanpa darah atau lendir (Suraatmaja, 2007).Apabila
pada diare pengeluaran cairan melebihi pemasukan maka akan terjadi defisit cairan tubuh, maka
akan terjadi dehidrasi. Berdasarkan derajat dehidrasi maka diare dapat dibagi menjadi diare tanpa
dehidrasi, diare dehidrasi ringan sedang dan diare dehidrasi berat.
Penyakit diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan. Beberapa faktor yang
berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, air tercemar oleh
tinja, kekurangan sarana kebersihan (pembangunan tinja yang tidak higienis), kebersihan
perorangan dan lingkungan yang jelek, penyiapan makanan kurang matang dan penyimpanan
makanan masak pada suhu kamar yang tidak semestinya (Sander, 2005).
Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi pendorong terjadinya
diare yaitu faktor agen, penjamu, lingkungan dan perilaku.Faktor lingkungan merupakan faktor
yang paling dominan yaitu sarana penyediaan air bersih dan pembuangan tinja, kedua faktor
berinteraksi bersama dengan perilaku manusia.Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena
tercemar kuman diare serta terakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat, maka
penularan diare dengan mudah dapat terjadi (Zubir, 2006).
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa lebih dari sepertiga kematian anak
secara global disebabkan karena diare sebanyak 35%. United Nations International Children’s
Emergency Fund (UNICEF) memperkirakan bahwa secara global diare menyebabkan kematian
satu anak setiap 30 detik dan menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun.
Secara umum kematian akibat diare pada anak di dunia mencapai 42.000 kasus per
minggu, 6000 kasus per hari, 4 kasus setiap menit dan 1 kematian setiap 14 detik. Dari jumlah
tersebut, total episode diare pada bayi kurang dari 11 bulan sebanyak 475 juta kali dan usia 1-4
tahun sekitar 945 juta per tahun. (PressRelease, WHO, 2002).
2. Untuk skala nasional berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008,
penderita diare pada tahun tersebut adalah 8.443 orang dengan angka kematian akibat diare
adalah 2.5%.Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 1.7% dengan jumlah penderita
diare adalah 3.661 orang.Untuk tahun 2006, penderita diare di Indonesia adalah 10.280 orang
dengan angka kematian 2.5%.
Survey Morbiditas Diare tahun 2010 yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI,
didapatkan pada tahun 2000 angka kematian balita akibat diare di Indonesia adalah 1.278 per
1000 turun menjadi 1.100 per 1000 pada tahun 2003 dan naik lagi pada tahun 2006 kemudian
turun pada tahun 2010.
Sedangkan di Bali, menurut Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (P2PL) Dinkes Provinsi Bali, dr Gede Wira Sunetra, sebanyak 26.860 orang
masyarakat di sembilan kabupaten/kota di Bali terserang diare dari total jumlah penduduk
3.737.567 jiwa selama tujuh bulan periode Januari-Juli 2014. Dari sembilan kabupaten/kota yang
ada di Bali tercatat Kabupaten Buleleng yang paling tinggi penderita diare yakni 4.947 orang,
menyusul Kota Denpasar (4.394), Kabupaten Gianyar (4.121), Tabanan (3.613), Badung (2.584),
Karangasem (2.737 jiwa) dan Bangli (1.779). Kasus diare terendah berada di Kabupaten
Jembrana dengan jumlah 1.390 dan Klungkung (1.295) yang didominasi oleh balita.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2006, menunjukkan bahwa berbagai
intervensi perilaku melalui modifikasi lingkungan dapat mengurangi angka kejadian diare
sampai dengan 94% melalui pengolahan air yang aman dan penyimpanan di tingkat rumah
tangga dapat mengurangi angka kejadian diare sebesar 32%, meningkatkan penyediaan air bersih
dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 25% dan melakukan praktek mencuci tangan
yang efektif dapat menurunkan kejadian diare sebesar 45%.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama kurang lebih 45 menit diharapkan sasaran dapat
memahami cara penanggulangan diare.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta dapat:
a. Menjelaskan pengertian diare dengan benar
3. b. Menjelaskan penyebab diare dengan tepat
c. Menyebutkan 6 dari 11 gejala atau tanda diare dengan benar
d. Menyebutkan 4 dari 7 pencegahan diare dengan benar
e. Menjelaskan cara penanganan diare dengan benar
f. Dapat melakukan demonstrasi ulang mengenai pembuatan larutan gula garam dan oralit dengan
benar
C. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Diare
2. Penyebab Diare
3. Tanda dan Gejala Diare
4. Cara Pencegahan Diare
5. Cara Penanganan Diare
6. Demonstrasi Mengenai Pembuatan Larutan Gula Garam
D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
E. MEDIA/ALAT/SUMBER
1. Media
a. Slide
b. Leaflet
2. Alat
b. Laptop
c. LCD
d. Sound System
e. Meja
3. Sumber
4. http://penyebabdiare.com/
Indriasari, Devi. 2009. 100% Sembuh Tanpa Dokter: A-Z Deteksi, Obati, dan Cegah Penyakit.
Yogyakarta: Penerbit Pustaka Grhatama
OTC DIGEST. 2011. Diare dan Obatnya edisi 61 halaman 27. Jakarta: PT Triprakarsa Media
Utama
Priyanta, Agus. 2008. Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika
Suraatmaja, Sudaryat. 2005. Gastroenterologi Anak. Jakarta: Agung Seto.
F. SASARAN
Adapun sasaran dalam penyuluhan ini ialah……..
G. WAKTU PELAKSANAAN
1. Hari : Minggu
2. Tanggal : 17 November 2014
3. Jam : 10.00 WITA - 10.45 WITA
H. SETTING TEMPAT
Penyuluhan dilakukan di….
A. LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PENYULUHAN
NO
KEGIATAN
WAKTU
PENYULUH PESERTA/AUDIENS
1. Pembukaan :
a. Salam pembukaan
b. Perkenalan
c. Mengkomunikasikan tujuan
a. Menjawab salam
b. Memperhatikan
c. Memperhatikan
5 menit
2. Kegiatan inti penyuluhan
a. Menyampaikan materi
tentang:
1. Pengertian Diare
a. Menyimak dan memperhatikan
penyuluhan
30 menit
5. 2. Penyebab Diare
3. Tanda dan Gejala Diare
4. Cara Pencegahan Diare
5. Cara PenangananDiare
6. Demonstrasi Mengenai
Pembuatan Larutan Gula
Garam
b. Memberi kesempatan keluarga
untuk bertanya.
b. Menanyakan hal-hal yang belum jelas.
3. Penutup
a. Menyimpulkan materi yang
telah didiskusikan.
b. Melakukan evaluasi
penyuluhan
c. Mengakhiri kontrak
d. Mengakhiri kegiatan
penyuluhan dengan salam.
a. Bersama penyuluh menyimpulkan materi
b. Peserta kooperatif dalam menjawab
pertanyaan penyuluh
c. Peserta kooperatif
d. Menjawab salam
10 menit
B. RENCANA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan alat atau media
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini isinya tepat dan alatnya dapat digunakan
sebagaimana mestinya. Saat ceramah dan diskusi media yang digunakan adalah slide dan leaflet,
sedangkan alat yang dipakai adalah laptop, LCD, dan sound system
b. Persiapan materi
Materi yang digunakan dalam penyuluhan adalah dalam bentuk makalah yang disajikan secara
tepat dan singkat yang disajikan pada slide dan leaflet yang dapat mempermudah ceramah.
c. Persiapan undangan/ peserta penyuluh
Dalam penyuluhan tentang cara Pencegahan Diare Pada Anak ini kami mengundang :
Bapak Kepala Desa Peguyangan
6. Bapak-bapak dan ibu-ibu yang berada di Banjar Paang Tebel, Desa Peguyangan, Kec. Denpasar
Utara , Kota Denpasar.
Kelian adat Paang Tebel
2. Evaluasi Proses Penyuluhan
a. Penyuluhan tentang cara Pencegahan Diare Pada Anak diharapkan dapat berjalan dengan lancar
dan sasaran mengerti dan memahami dari penyuluhan yang disampaikan.
b. Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi yang baik antara penyuluh dengan
peserta.
c. Kehadiran peserta diharapkan 60-80%, mengingat kegiatan penyuluhan akan sangat bermanfaat
dalam menambah pengetahuan dan pemahaman para bapak-bapak dan ibu-ibu mengenai cara
Pencegahan Diare Pada Anak
d. Sasaran diharapkan tidak merasa bosan saat menerima materi dan tidak meninggalkan tempat
sebelum acara ditutup.
3. Evaluasi Hasil penyuluhan
a. Jangka Pendek
80 % dari peserta dapat menjelaskan pengertian Diare
80% dari peserta dapat menjelaskan penyebab Diare
80% dari peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala Diare
80% dari peserta dapat menyebutkan cara pencegahan Diare
80% dari peserta dapat menjelaskan cara penanganan Diare
80% dari peserta dapat mengulang melakukan demonstrasi pembuatan larutan gula garam dan
oralit
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai pentingnya pencegahan diare pada anak sedini
mungkin.
Lampiran I
7. MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK
A. PENGERTIAN DIARE
Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi
(buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan
konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah.Secara klinik dibedakan tiga macam
sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten.
Sedangkan menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda
adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari.
Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan feses yang berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), dengan demikian kandungan air pada feses lebih banyak daripada
biasanya (Daldiyono, 1990).
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan >3 kali dalam sehari dan biasanya
berlangsung selama dua hari atau lebih, sering juga disertai kejang perut. Orang yang mengalami
diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi. Hal ini membuat tubuh
tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa, khususnya pada anak dan
orang lanjut usia.
Diare jarang membahayakan, namun dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan nyeri
kejang pada bagian perut.Meskipun tidak membutuhkan perawatan khusus, penyakit diare perlu
mendapatkan perhatian serius, karena dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan
tubuh).Dehidrasi dapat ditengarai dengan gejala fisik seperti bibir terasa kering, kulit menjadi
keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung, serta menyebabkan syok.Untuk mencegah
dehidrasi dengan meminum larutan oralit.Karena itu, penderita diare harus banyak minum air
dan diberi obat anti diare.
B. FAKTOR PENYEBAB DIARE
Faktor penyebab terjadinya diare, adalah sebagai berikut:
1. Faktor infeksi
8. a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut
1) Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dan
sebagainya.
2) Infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis) Adeno-virus, Rotavirus,
Astrovirus, dan lain-lain.
3) Infeksi parasit: cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides); protozoa (Entamoeba
histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis); jamur (Candida albicans).
b. Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis media akut
(OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini
terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
Keterangan:
Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya
makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar. Makanan yang tidak dicerna dan
tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses
transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal
inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa); monosakarida
(intolerasni glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering
(intoleransi laktosa).
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
9. 3. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
Diare selain disebabkan oleh beberapa infeksi virus dan juga akibat dari racun bakteria,
juga bisa disebabkan oleh faktor kebersihan lingkungan tempat tinggal.Lingkungan yang kumuh
dan kotor menjadi tempat berkembang bakteri (E.coli), virus dan parasit (jamur, cacing,
protozoa), dan juga lalat yang turut berperan dalam membantu penyebaran kuman penyakit
diare.
Diare juga bisa muncul akibat tangan kotor dan dapat pula karena tertular dari binatang
peliharaan, dan kontak langsung dengan feses atau marterial yang menyebabkan diare. Namun
demikian, disamping beberapa faktor yang menjadi penyebab diare diatas, sebenarnya ada
beberapa hal lagi yang menjadi faktor utama dari terjadinya diare, yaitu:
1. Gizi yang buruk. Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh penderita sehingga timbulnya diare
akibat penyakit lain menjadi sering dan semakin parah.
2. Ketidakmampuan alat pencernaan seorang bayi untuk memproses susu dapat menyebabkan ia
mengalami diare.
3. Seorang bayi yang tidak mampu mencerna makanan yang baru dan belum dikenali.
4. Akibat alergi pada makanan tertentu.
5. Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat diterima oleh jaringan tubuh akan
menyebabkan penyakit sampingan berupa diare.
6. Infeksi dalam perut yang disebabkan virus, cacing, atau bakteri
7. Terlalu banyak makan buah mentah atau makanan berlemak
8. Keracunan makanan
Faktor yang meningkatkan penyebaran kuman penyebab diare:
1. Tidak memadainya penyediaan air bersih
10. 2. Air tercemar oleh tinja
3. Pembuangan tinja yang tidak hygienis
4. Kebersihan perorangan dan lingkungan jelek
5. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya
6. Penghentian ASI yang terlalu dini
C. TANDA DAN GEJALA DIARE
a. BAB encer lebih dari 3x atau anak sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau
encer(Vade, 2003: 34).
b. Muntah(Vade, 2003: 34).
c. Demam(Vade, 2003: 34).
d. Nyeri abdomen(Vade, 2003: 34).
e. Badan terasa lemah.
f. Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.
g. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
h. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya defekasi dan tinja menjadi lebih asam
akibat banyaknya asam laktat.
i. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan
mata cekung membran mukosa kering dan bibir keringserta penurunan berat badan.
j. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekan darah turun, denyut jantung cepat,
pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.
k. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
(Suraatmaja, 2005:8).
D. PENCEGAHAN DIARE
Diare mudah dicegah antara lain dengan cara:
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar yaitu setelah buang air besar, sebelum & sesudah
menyiapkan makanan atau minuman.
b. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus sampai
mendidih ± 10-15 menit.
11. c. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan
tangki septik.
d. Mencuci makanan/sayuran sebelum dimasak dibawah air mengalir.
e. Mencuci botol susu dan tempat makan anak dengan cara mencuci di bawah air mengalir lalu
rendam dengan air panas ± 5 menit baru digunakan lagi.
f. Menjaga kebersihan diri.
g. Menjaga kebersihan lingkungan: rumah, saluran air, pengelolaan sampah yang baik yaitu
sampah dibuang pada tempatnya dan tempat sampah selalu ditutup agar makanan tidak tercemar
serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain), membuang tinja termasuk tinja bayi pada
jamban/WC.
E. PENANGANAN DIARE
a. Mengganti cairan tubuh yang hilang melalui tinja dan muntah dengan oralit. Cairan oralit
diberikan sedikit demi sedikit dengan sendok, dengan frekuensi sesering mungkin. Oralit sudah
dilengkapi dengan elektrolit sehingga dapat mengganti elektrolit yang ikut hilang bersama
cairan.
b. Berikan zinc selama 10-14 hari. Zinc berfungsi untuk memperbaiki epitel usus supaya tidak
sering diare. Caranya zinc dilarutkan dalam 1 sendok air. Pemberian zinc untuk anak <6 bulan ½
tablet dan >6 bulan 1 tablet.
c. Pemberian ASI ataupun makanan pendamping ASI tetap diberikan agar anak tidak kekurangan
gizi( OTC DIGEST, 2011:27). Pemberian susuformula yang mengandung laktosa rendah dan
asam lemak tidak jenuh, misalnya Bebelac FL, Nutrilon FL, LLM, almiron atau sejenis lainnya.
d. Segera ke fasilitas kesehatan, jika kondisi tidak membaik dalam 3 hari atau buang air besar cair
bertambah sering, muntah berulang-ulang, makan atau minum sedikit, demam dan tinja berdarah,
sehingga bisa mendaptkan obat antibiotic selektif dari dokter (OTC DIGEST, 2011:27).
e. Nasihat yang meliputi makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan serta cara menjaga
kebersihan perseorangan. Sebaiknya makanlah makanan setengah padat (bubur) atau makanan
padat (nasi tim), makanan rendah serat (tanpa buah, tanpa sayur) dan rendah lemak.
f. Pemberian obat antidiare sebaiknya jangan karena dapat beresiko dapat menimbulkan efek
sampingyang cukup berbahaya seperti mual, muntah bahkan yang cukup berat timbul illeus
paralitik (OTC DIGEST, 2011:27).
12. F. DEMONSTRASI
1. Membuat Larutan Gula Garam
a. Alat:
1) Sendok
2) Gelas
b. Bahan:
1) 1 sdm gula
2) ¼ sdm garam
3) Segelas air putih yang telah dimasak (200 ml)
c. Cara Membuat:
1) Cucilah tangan dengan bersih
2) Tuangkan air masak ke dalam satu gelas air
3) Masukkan gula 1 sdm penuh
4) Masukkan ¼ sdm garam
5) Aduk sampai larut
6) Larutan gula garam segera minum
2. Membuat Larutan Oralit
Larutan oralit adalah larutan untuk mengobai diare.
Tujuannya: mencegah kehilangan cairan berlebih
a. Alat:
1) Sendok
2) Gelas
b. Bahan:
1) 1 bungkus oralit
2) Segelas air masak (200 ml)
c. Cara membuat:
1) Cuci tangan sampai bersih
2) Tuang air masak satu gelas
3) Bubuk oralit 1 bungkus dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak
13. 4) Aduk sampai semua bubuk larut dengan sendok
3. Kebutuhan oralit sesuai kelompok umur :
Umur Setiap Mencret
Jumlah oralit yang disediakan di
rumah
< 1 tahun ¹/₂ gelas 400 ml/hari (2 bungkus)
1 - 4 tahun 1 gelas 600-800 ml/hari (3-4 bungkus)
5 – 12 tahun 1 ¹/₂ gelas 800-1000 ml/hari (4-5 bungkus)
Dewasa 3 gelas 1200-2800 ml/hari (6-10 bungkus)
Catatan : 1 bungkus oralit = 1 gelas = 200 ml. Perkiraan oralit untuk kebutuhan 2 hari.
Lampiran II
EVALUASI
Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan tepat
1. Apakah pengertian dari Diare?
2. Sebutkan faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya Diare?
3. Apa tanda dan gejala timbulnya Diare?
4. Apa saja penanganan yang dapat kita lakukan ketika kita Diare?
5. Bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi Diare?
6. Bagaimana demonstarasi pembuatan larutan gula garam dan oralit?
Jawaban :
1. Pengertian Diare
14. Diare adalah (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan
perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah.
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari
tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga
kali atau lebih dalam sehari.
Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan feses yang berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), dengan demikian kandungan air pada feses lebih banyak daripada
biasanya
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan >3 kali dalam sehari dan biasanya
berlangsung selama dua hari atau lebih, sering juga disertai kejang perut.
2. Faktor Penyebab Diare
1) Faktor infeksi
a. Infeksi enteral (infeksi bakteri, virus dan parasite)
b. Infeksi parenteral (otitis media akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia,
ensefalitis, dan sebagainya)
2) Faktor malabsorbsi (malabsorbsi karbohidrat, protein dan lemak)
3) Faktor makanan (makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan)
4) Faktor psikologis (rasa takut dan cemas)
5) Faktor kebersihan lingkungan tempat tinggal (lingkungan yang kumuh dan kotor)
3. Tanda dan Gejala Diare
a. BAB encer lebih dari 3x
b. Muntah
c. Demam
d. Nyeri perut
e. Badan terasa lemah
f. Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang
g. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
h. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet
15. i. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan
mata cekung membran mukosa kering dan bibir keringserta penurunan berat badan.
j. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekan darah turun, denyut jantung cepat,
pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.
k. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
4. Pencegahan Diare
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar
b. Meminum air minum yang telah diolah
c. Membuang air besar dan air kecil di jamban
d. Mencuci makanan/sayuran sebelum dimasak
e. Mencuci botol susu dan tempat makan anak
f. Menjaga kebersihan diri
g. Menjaga kebersihan lingkungan
5. Penanganan Diare
a. Mengganti cairan tubuh yang hilang dengan oralit
b. Berikan zinc selama 10-14 hari
c. Pemberian ASI
d. Segera ke fasilitas kesehatan, jika:
1) Kondisi tidak membaik dalam 3 hari
2) Buang air besar cair bertambah sering
3) Muntah berulang-ulang
4) Makan atau minum sedikit
5) Demam
6) Tinja berdarah
c. Makanlah makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim), makanan rendah
serat (tanpa buah, tanpa sayur) dan rendah lemak.
d. Pemberian obat antidiare sebaiknya jangan
6. Demonstrasi pembuatan larutan gula garam dan oralit
16. 1. Membuat Larutan Gula Garam
a. Alat:
1) Sendok
2) Gelas
b. Bahan:
1) 1 sdm gula
2) ¼ sdm garam
3) Segelas air putih yang telah dimasak (200 ml)
c. Cara Membuat:
1) Cucilah tangan dengan bersih
2) Tuangkan air masak ke dalam satu gelas air
3) Masukkan gula 1 sdm penuh
4) Masukkan ¼ sdm garam
5) Aduk sampai larut
6) Larutan gula garam segera minum
2. Membuat Larutan Oralit
Larutan oralit adalah larutan untuk mengobai diare.
Tujuannya: mencegah kehilangan cairan berlebih
a. Alat:
1) Sendok
2) Gelas
b. Bahan:
1) 1 bungkus oralit
2) Segelas air masak (200 ml)
c. Cara membuat:
1) Cuci tangan sampai bersih
2) Tuang air masak satu gelas
3) Bubuk oralit 1 bungkus dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak
4) Aduk sampai semua bubuk larut dengan sendok