SlideShare a Scribd company logo
Sianobakteri ditemukan di hampir semua habitat yang bisa dibayangkan orang, dari samudera
hingga perairan tawar, dari batu sampai tanah. Mereka bisa bersel tunggal (uniselular) atau
membentuk koloni. Koloni dapat berbentuk berkas (filamen) ataupun lembaran. Beberapa
koloni filamen memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi tiga tipe sel yang
berbeda: sel vegetatif adalah yang normal, sel fotosintetik pada kondisi lingkungan yang baik,
dan heterosista yang berdinding tebal, yang mengandung enzim nitrogenase sehingga mampu
menyemat nitrogen dari udara.
Setiap individu sel umumnya memiliki dinding sel yang tebal, lentur, dan Gram negatif.
Sianobakteri tidak memiliki flagela. Mereka bergerak dengan meluncur sepanjang
permukaan. Kebanyakan mereka ditemukan di air tawar, sedangkan lainnya tinggal di lautan,
terdapat di tanah lembap, atau bahkan kadang-kadang melembapkan batuan di gurun.
Beberapa bersimbiosis dengan lumut kerak, tumbuhan, berbagai jenis protista, atau Porifera
dan menyediakan energi bagi inangnya.

Penyematan (fiksasi) nitrogen dan karbon
Cyanobakteri adalah satu-satunya kelompok organisme yang mampu mereduksi nitrogen dan
karbon dalam kondisi dengan oksigen (aerob) maupun tanpa oksigen (anaerob). Mereka
melakukannya dengan mengoksidasi belerang (sulfur) sebagai pengganti oksigen.
Penyematan nitrogen dilakukan dalam bentuk heterosista, sementara penyematan karbon
dilakukan dalam bentuk sel fotosintetik, menggunakan pigmen klorofil (seperti tumbuhan
hijau) maupun fikosianin (khas kelompok bakteri ini).


Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) yang terdapat di atmosfir, yang takarannya
mencapai 78 %volume, dan sumber lainnya yang ada di kulit bumi dan perairan. Nitrogen
juga terdapat dalam bentuk yang kompleks, tetapi hal ini tidak begitu besar sebab sifatnya
yang mudah larut dalam air.
Pada umumnya derivat nitrogen sangat penting bagi kebutuhan dasar nutrisi, tetapi dalam
kenyataannya substansi nitrogen adalah hal yang menarik sebagai polutan di lingkungan.
Terjadinya perubahan global di lingkungan oleh adanya interaksi antara nitrogen oksida
dengan ozon di zona atmosfir. Juga adanya perlakuan pemupukan (fertilization treatment)
yang berlebihan dapat mempengaruhi air tanah (soil water), sehingga dapat mempengaruhi
kondisi air minum bagi manusia.
Bentuk atau komponen N di atmosfir dapat berbentuk ammonia (NH3), molekul nitrogen
(N2), dinitrit oksida (N2O), nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), asam nitrit
(HNO2), asam nitrat (HNO3), basa amino (R3-N) dan lain-lain dalam bentuk proksisilnitri
(Soderlund dan Rosswall, 1980). Dalam telaah kesuburan tanah proses pengubahan nitrogen
dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu mineralisasi senyawa nitrogen komplek,
amonifikasi, nitrifikasi, denitrifikasi, dan volatilisasi ammonium (Mas’ud, 1992).
Sejumlah organisme mampu melakukan fiksasi N dan N-bebas akan berasosiasi dengan
tumbuhan. Senyawa N-amonium dan N-nitrat yang dimanfaatkan oleh tumbuhan akan
diteruskan ke hewan dan manusia dan kembali memasuki sistem lingkungan melalui sisa-sisa
jasad renik. Proses fiksasi memerlukan energi yang besar, dan enzim (nitrogenase) bekerja
dan didukung oleh oksigen yang cukup. Kedua faktor ini sangat penting dalam memindahkan
N-bebas dan sedikit simbiosis oleh organisme (Rompas, 1998).
Nitrogenase mengandung protein besi-belerang dan besi-molibdenum, dan mereduksi
nitrogen dengan koordinasi dan transfer elektron dan proton secara kooperatif, dengan
menggunakan MgATP sebagai sumber energi. Karena pentingnya reaksi ini, usaha-usaha
untuk mengklarifikasi struktur nitrogenase dan mengembangkan katalis artifisial untuk
fiksasi nitrogen telah dilakukan secara kontinyu selama beberapa tahun. Baru-baru ini,
struktur pusat aktif nitrogenase yang disebut dengan kofaktor besi-molibdenum telah
ditentukan dengan analisis kristal tunggal dengan sinar-X.
Nitrogen organic diubah menjadi mineral N-amonium oleh mikroorganisasi dan beberapa
hewan yang dapat memproduksi mineral tersebut seperti : protozoa, nematoda, dan cacing
tanah. Serangga tanah, cacing tanah, jamur, bakteri dan aktinbimesetes merupakan biang
penting tahap pertama penguraian senyawa N-organik dalam bahan organic dan senyawa N-
kompleks lainnya (Mas’ud, 1993).
Semua mikroorganisme mampu melakukan fiksasi nitrogen, dan berasosiasi dengan N-bebas
yang berasal dari tumbuhan. Nitrogen dari proses fiksasi merupakan sesuatu yang penting
dan ekonomis yang dilakukan oleh bakteri genus Rhizobium dengan tumbuhan Leguminosa
termasuk Trifollum spp, Gylicene max (soybean), Viciafaba (brand bean), Vigna sinensis
(cow-pea), Piscera sativam (chick-pea), dan Medicago sativa (lucerna) (Rompas,1998).
Menurut Maier , dkk (2000) bakteri dalam genus Rhizobium merupakan bakteri gram negatif,
berbentuk bulat memanjang, yang secara normal mampu memfiksasi nitrogen dari atmosfer.
Umumnya bakteri ini ditemukan pada nodul akar tanaman leguminosae.
Rhizobium berasal dari dua kata yaitu Rhizo yang artinya akar dan bios yang berarti hidup.
Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang, koloninya berwarna putih
berbentuk sirkular, merupakan penambat nitrogen yang hidup di dalam tanah dan berasosiasi
simbiotik dengan sel akar legume, bersifat host spesifik satu spesies Rhizobium cenderung
membentuk nodul akar pada satu spesies tanaman legume saja. Bakteri Rhizobium adalah
organotrof, aerob, tidak berspora, pleomorf, gram negatif dan berbentuk batang. Bakteri
rhizobium mudah tumbuh dalam medium pembiakan organik khususnya yang mengandung
ragi atau kentang. Pada suhu kamar dan pH 7,0 – 7,2.
Morfologi Rhizobium dikenal sebagai bakteroid. Rhizobium menginfeksi akar leguminoceae
melalui ujung-ujung bulu akar yang tidak berselulose, karena bakteri Rhizobium tidak dapat
menghidrolisis selulose.
Rhizobium yang tumbuh dalam bintil akar leguminoceae mengambil nitrogen langsung dari
udara dengan aktifitas bersama sel tanaman dan bakteri, nitrogen itu disusun menjadi
senyawaan nitrogen seperti asam-asam amino dan polipeptida yang ditemukan dalam
tumbuh-tumbuhan, bakteri dan tanak disekitarnya. Baik bakteri maupun legum tidak dapat
menambat nitrogen swcara mandiri, bila Rhizobium tidak ada dan nitrogen tidak terdapat
dalam tanah legum tersebut akan mati.
Bakteri Rhizobium hidup dengan menginfeksi akar tanaman legum dan berasosiasi dengan
tanaman tersebut, dengan menambat nitrogen. Suatu sistem berdasar pada infeksi spesifik
pada jenis inang Legum digunakan untuk menggolongkan Rhizobium secara tepat lebih dari
50 tahun. Kekhususan infeksi mempunyai banyak atraksi praktis yang memperhatikan
aplikasi Teknologi Rhizobium, sungguhpun tidak sempurna sebab banyak strains rhizobia
bisa menginfeksi ke kelompok spesifik lain dan sebab ada bukti persamaan baru dari
taxonomic kimia dan data taxonomic kwantitatip. Tinggal suatu ukuran penting untuk
spesiasi genus pada Manual Bergey Systematic Bacteriology, dengan modifikasi bersama
data taxonomic baru (Jordan 1984).
Genus Rhizobium sekarang meliputi fast-growing rhizobia yang menghasilkan asam pada
ragi mannitol agar (YMA) dan paling sering berasal dari daerah temperate. Ada tiga jenis di
dalam Genus ini: R. leguminosarum (biovars viceaea, trifolii dan phaseoliif), R. meliloti, dan
R. loti. Ini jenis terakhir termasuk rhizobia yang mampu untuk nodulasi Leucaena dan
Mimosa. Genus Bradyrhizobium terdiri dari bakteri slow-growing yang tidak menghasilkan
asam pada YMA dan paling umum menginfeksi Legum tropis. Suatu strain Bradyrhizobium
juga bertanggung jawab untuk nodulasi non-legume berkayu Paraspnia (Trinick dan
Galbraith 1980). Bakteri nodul dalam genus ini adalah kelompok heterogen dalam hubungan
taxonomic masih belum dipecahkan. Hanya satu jenis, B. japonicum yang dikenali (Jordan
1984).
Haruslah dicatat bahwa banyak Legum, terutama sekali jenis pohon, mempunyai rute
epidermal infeksi dan menembus intercellularly kortex akar. (Sprent dan de Faria 1988).
Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau
seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut
menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat
nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat
nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar
melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan
demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.
Azotobacter di dalam tanah berperan dalam pengaturan siklus nitrogen, yaitu melakukan
fiksasi nitrogen dan mengubahnya menjadi Ammonia (NH 3). Dalam sel bakteri ini terdapat
sebuah alat yang berperan dalam biokatalis, yaitu enzim nitrogenase. Enzim inilah yang
berperan dalam mengubah N2 menjadi NH3.
Bakteri ini memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan bakteri lain. Jika kita melihat bentuk
koloninya, misalnya; bentuknya bulat, bening, keruh atau opaque, dan putih, permukaannya
halus mengkilap, tepi rata,dan berlendir. Lihat gambar di atas tentang koloni Azotobacter .
Bentuk sel Azotobacter bermacam-macam, dari bentuk batang pendek, batang, dan oval serta
bentuk yang bermacam-macam, sehingga bakteri ini dikenal sebagai bakteri dengan bentuk
sel pleomorfik. Bakteri ini umumnya Gram negative, namun spesies tertentu dari bakteri ini
Gram variabel. Artinya, pada saat berumur muda bakteri ini Gram negatif, namun setelah
berumur tua akan berubah menjadi Gram positif.
Di samping ini adalah salah satu bentuk sel Azotobacter dan hasil pewarnaan Gram. Gambar
tersebut memperlihatkan bahwa bentuk sel Azotobacter batang pendek sedikit oval. Sel ini
memiliki banyak flagel yang tersebar diseluruh selongsong selnya, sehingga dinamakan
bakteri yang memiliki flagel bertipe peritrik.Pada kondisi yang kurang baik bagi Azotobacter,
maka ia akan membentuk kista, bentuk adapatasi pada lingkungan yang kurang
menguntungkan.
Akhir-akhir ini ditemukan simbiosis asosiasi antara bakteri Azospirillum lipoferum dan akar
tumbuhan termasuk rumput tropikal Digitaria decumbens, juga jenis rumput tropikal
Paspalum notatum mampu melakukan fiksasi N bersama-sama bakteri Azotobacter paspalli
di dalam akar (Dobereiner, 1978, dalam Rompas, 1998).
Azotobacter sangat sensitif pada alkalinitas, asiditas (Mishustin dan Shilnikova, 1971), dan
optimum pada pH 7-8 (Sutedjo et al., 1991). Ion Aluminium bersifat toksik untuk
Azotobacter. Hal ini merupakan hambatan utama bagi keberadaan Azotobacter yang berasal
dari tanah podsolik (Mishustin dan Shilnikova, 1971).
Fiksasi nitrogen berlangsung dengan bantuan kompleks enzim nitrogenase. Reaksinya sbb:
N2 + 6e – → 2NH3 (DG’0 = +150 kkal/mol = +630 kJ/mol)
Fiksasi N dilakukan oleh beberapa bakteri yang hidup bebas maupun bersimbiosis dengan
akar tanaman, misal: Clostridium pasteuranium, Klebisella, Rhodobacter, Rhizobium.
Fiksasi N diatur oleh sistem operon gen yang rumit, termasuk gen nif . Fiksasi berlangsung
apabila di lingkungan konsentrasi ammonia menurun/rendah.
Pada habitat terrestrial, fiksasi N oleh simbiosis Rhizobium dg tanaman Leguminosae
merupakan donor terbesar dari senyawa N. Penelitian tentang fiksasi N telah banyak
dilakukan, misal oleh Hardy et al tahun 1968 tentang reduksi asetilen menjadi etilen oleh
nitrogenase.
Hasil penelitian tentang fiksasi N ini menunjukkan bahwa ada cukup banyak genera bakteri
yang dapat mem-fiksasi N termasuk spesies dari Bacillus, Clostridium, dan Vibrio. Pada
habitat perairan, cyanobacteria adalah kelompok utama yang melakukan fiksasi N (Anabaena,
Nostoc, Gloeotrichia, Oscillatoria, Lyngbya, dll) Komponen yang berperan dalam fiksasi N di
habitat perairan adalah heterocyst, tapi ada cyanobacteria yg tidak memiliki heterocyst yg
juga dpt fiksasi N. Fiksasi N memerlukan cukup banyak energi dalam bentuk ATP dan
koenzim.
Ganggang hijau biru adalah organisme prokariotik dan karenanya tidak terikat membran
organel. Lebih erat kaitannya dengan bakteri daripada algae lain, mereka sering disebut
sebagai cyanobacteria. Mereka terjadi di laut, air tawar dan habitat darat. Cyanophyta
merupakan komponen penting dalam siklus nitrogen dan produsen.
Cyanophyta [dalam bahasa Yunani, siano = biru-hijau, dan myx = lendir]: ini terjadi di
uniseluler, berserabut, dan bentuk-bentuk kolonial, dan sebagian besar tertutup dalam sarung
mucilaginous baik secara perorangan maupun di koloni. Sebagian besar dari biru-hijau
planktonic terdiri dari anggota Chroococcaceae keluarga coccoid (misalnya, Anacystis =
Microcystis, Gomphosphaeria = Coelosphaerium, dan Coccochloris) dan keluarga berserabut
Oscillatoriaceae, Nostocaceae, dan Rivulariaceae (misalnya, Oscillatoria, Lyngbya,
Aphanizomenon [3 -- 6 μm], Anabaena)
Cyanobacteria ditemukan di hampir semua habitat yang bisa dibayangkan, dari samudera ke
air tawar ke batu sampai tanah. Mereka bisa bersel tunggal atau koloni. Koloni dapat
membentuk filamen ataupun lembaran. Cyanobacteria termasuk uniselular, koloni, dan
bentuk filamen. Beberapa koloni filamen memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi
tiga tipe sel yang berbeda: sel vegetatif adalah yang normal, sel fotosintesis pada kondisi
lingkungan yang baik, dan tipe heterokista yang berdinding tebal yang mengandung enzim
nitrogenase. Setiap individu sel umumnya memiliki dinding sel yang tebal, lentur, dan Gram
negatif. Cyanobacteria tidak memiliki flagela. Mereka bergerak dengan meluncur sepanjang
permukaan. Kebanyakan cyanobacteria ditemukan di air tawar, sedangkan lainnya tinggal di
lautan, terdapat di tanah lembab, atau bahkan kadang-kadang melembabkan batuan di gurun.
Beberapa bersimbiosis dengan lumut kerak, tumbuhan, berbagai jenis protista, atau spons dan
menyediakan energi bagi inang.

More Related Content

What's hot

Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
yogawira
 
Makalah cyanobacteri (ahmad azmi k.u)
Makalah cyanobacteri (ahmad azmi k.u)Makalah cyanobacteri (ahmad azmi k.u)
Makalah cyanobacteri (ahmad azmi k.u)
Ahmad Azmi Khoirul Umam
 
What is Ecosystem?
What is Ecosystem?What is Ecosystem?
What is Ecosystem?
Dimas Ariyanto
 
Agroekosistem 3
Agroekosistem 3Agroekosistem 3
Agroekosistem 3
L Anshori
 
Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011
PERIE ANUGRAHA WIGUNA
 
archaebacteria & eubacteria
archaebacteria & eubacteriaarchaebacteria & eubacteria
archaebacteria & eubacteria
Bertha Evania
 
Bioremidiasi mikoriza
Bioremidiasi mikorizaBioremidiasi mikoriza
Bioremidiasi mikoriza
akhmatrizafaizah
 
Biota Tanah
Biota TanahBiota Tanah
Biota Tanah
Rizkiyanti Faradina
 
Ppt lingkunagan tanah
Ppt lingkunagan tanahPpt lingkunagan tanah
Ppt lingkunagan tanahCanny Becha
 
TANAH DAN ORGANISME
TANAH DAN ORGANISMETANAH DAN ORGANISME
TANAH DAN ORGANISME
wahidnugroho
 
Ekologi
EkologiEkologi
Lingkungan biotik
Lingkungan biotikLingkungan biotik
Lingkungan biotik
Yusuf Ahmad
 
Ekosistem / Kelas 7 SMP
Ekosistem / Kelas 7 SMPEkosistem / Kelas 7 SMP
Ekosistem / Kelas 7 SMP
FatharaniPutriAdrian
 
Asimilasi Hara Mineral
Asimilasi Hara MineralAsimilasi Hara Mineral
Asimilasi Hara Mineral
FitriDamayanti9
 
Peran Cyanobacteria
Peran CyanobacteriaPeran Cyanobacteria
Peran Cyanobacteria
exetwotion
 
katak sebagai bioindikator
katak sebagai bioindikatorkatak sebagai bioindikator
katak sebagai bioindikatorDina Lubis
 
Andrew hidayat 210690-respon-perkecambahan-beberapa-varietas-t
 Andrew hidayat   210690-respon-perkecambahan-beberapa-varietas-t Andrew hidayat   210690-respon-perkecambahan-beberapa-varietas-t
Andrew hidayat 210690-respon-perkecambahan-beberapa-varietas-t
Andrew Hidayat
 
Ekologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia pptEkologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia ppt
Google
 
algae
algaealgae

What's hot (20)

Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Makalah cyanobacteri (ahmad azmi k.u)
Makalah cyanobacteri (ahmad azmi k.u)Makalah cyanobacteri (ahmad azmi k.u)
Makalah cyanobacteri (ahmad azmi k.u)
 
What is Ecosystem?
What is Ecosystem?What is Ecosystem?
What is Ecosystem?
 
Agroekosistem 3
Agroekosistem 3Agroekosistem 3
Agroekosistem 3
 
Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011
 
archaebacteria & eubacteria
archaebacteria & eubacteriaarchaebacteria & eubacteria
archaebacteria & eubacteria
 
Bioremidiasi mikoriza
Bioremidiasi mikorizaBioremidiasi mikoriza
Bioremidiasi mikoriza
 
Biota Tanah
Biota TanahBiota Tanah
Biota Tanah
 
Ppt lingkunagan tanah
Ppt lingkunagan tanahPpt lingkunagan tanah
Ppt lingkunagan tanah
 
TANAH DAN ORGANISME
TANAH DAN ORGANISMETANAH DAN ORGANISME
TANAH DAN ORGANISME
 
Ekologi
EkologiEkologi
Ekologi
 
Lingkungan biotik
Lingkungan biotikLingkungan biotik
Lingkungan biotik
 
Ekosistem / Kelas 7 SMP
Ekosistem / Kelas 7 SMPEkosistem / Kelas 7 SMP
Ekosistem / Kelas 7 SMP
 
Asimilasi Hara Mineral
Asimilasi Hara MineralAsimilasi Hara Mineral
Asimilasi Hara Mineral
 
Bakteri dan fungi
Bakteri dan fungiBakteri dan fungi
Bakteri dan fungi
 
Peran Cyanobacteria
Peran CyanobacteriaPeran Cyanobacteria
Peran Cyanobacteria
 
katak sebagai bioindikator
katak sebagai bioindikatorkatak sebagai bioindikator
katak sebagai bioindikator
 
Andrew hidayat 210690-respon-perkecambahan-beberapa-varietas-t
 Andrew hidayat   210690-respon-perkecambahan-beberapa-varietas-t Andrew hidayat   210690-respon-perkecambahan-beberapa-varietas-t
Andrew hidayat 210690-respon-perkecambahan-beberapa-varietas-t
 
Ekologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia pptEkologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia ppt
 
algae
algaealgae
algae
 

Similar to Sianobakteria

Nitrogen di udara
Nitrogen di udaraNitrogen di udara
Nitrogen di udara
Annisa Rizqi Yasmine Full
 
Mikrobiologi
MikrobiologiMikrobiologi
Mikrobiologi
Andi Irawan
 
Makalah fistum nitrogen
Makalah fistum nitrogenMakalah fistum nitrogen
Makalah fistum nitrogen
NesTi Nafi'ah
 
PPT (schizophyta).pptx
PPT  (schizophyta).pptxPPT  (schizophyta).pptx
PPT (schizophyta).pptx
ALLKuliah
 
PERANAN MIKROBA TERHADAP PENANGAN LIMBAH PERTANIAN KELOMPOK 1.pptx
PERANAN MIKROBA TERHADAP PENANGAN LIMBAH PERTANIAN KELOMPOK 1.pptxPERANAN MIKROBA TERHADAP PENANGAN LIMBAH PERTANIAN KELOMPOK 1.pptx
PERANAN MIKROBA TERHADAP PENANGAN LIMBAH PERTANIAN KELOMPOK 1.pptx
WindriYani9
 
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianMakalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Efri Yadi
 
Komponen ekosistem
Komponen ekosistemKomponen ekosistem
Komponen ekosistem
Faralisa Almadia
 
Ekologi tanah
Ekologi tanahEkologi tanah
Ekologi tanah
bagasetyadi
 
Siklus Nitrogen dan Fungsinya Bagi Kehidupan
Siklus Nitrogen dan Fungsinya Bagi KehidupanSiklus Nitrogen dan Fungsinya Bagi Kehidupan
Siklus Nitrogen dan Fungsinya Bagi Kehidupan
Reza Novita Sari
 
Mikrobiologi_pertanian_rtf.ppt
Mikrobiologi_pertanian_rtf.pptMikrobiologi_pertanian_rtf.ppt
Mikrobiologi_pertanian_rtf.ppt
LenniFitri1
 
Archaebacteria dan eubacteria
Archaebacteria dan eubacteriaArchaebacteria dan eubacteria
Archaebacteria dan eubacteriaLusi Padma
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
idhamjinasi
 
Agromineralogi
AgromineralogiAgromineralogi
Agromineralogi
EDIS BLOG
 
AGROMINERALOGI
AGROMINERALOGIAGROMINERALOGI
AGROMINERALOGI
EDIS BLOG
 
Root exudates
Root exudatesRoot exudates
Root exudates
Ela Afellay
 
Jamurbiologi.pptx
Jamurbiologi.pptxJamurbiologi.pptx
Jamurbiologi.pptx
alfahri9
 
Peran Tanah dan Organisme.pptx
Peran Tanah dan Organisme.pptxPeran Tanah dan Organisme.pptx
Peran Tanah dan Organisme.pptx
LintangPamesthiUtami
 
Bentoss
BentossBentoss

Similar to Sianobakteria (20)

Nitrogen di udara
Nitrogen di udaraNitrogen di udara
Nitrogen di udara
 
Mikrobiologi
MikrobiologiMikrobiologi
Mikrobiologi
 
Makalah fistum nitrogen
Makalah fistum nitrogenMakalah fistum nitrogen
Makalah fistum nitrogen
 
PPT (schizophyta).pptx
PPT  (schizophyta).pptxPPT  (schizophyta).pptx
PPT (schizophyta).pptx
 
PERANAN MIKROBA TERHADAP PENANGAN LIMBAH PERTANIAN KELOMPOK 1.pptx
PERANAN MIKROBA TERHADAP PENANGAN LIMBAH PERTANIAN KELOMPOK 1.pptxPERANAN MIKROBA TERHADAP PENANGAN LIMBAH PERTANIAN KELOMPOK 1.pptx
PERANAN MIKROBA TERHADAP PENANGAN LIMBAH PERTANIAN KELOMPOK 1.pptx
 
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianMakalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
 
Monera cyanobacteria
Monera cyanobacteriaMonera cyanobacteria
Monera cyanobacteria
 
Komponen ekosistem
Komponen ekosistemKomponen ekosistem
Komponen ekosistem
 
Ekologi tanah
Ekologi tanahEkologi tanah
Ekologi tanah
 
Siklus Nitrogen dan Fungsinya Bagi Kehidupan
Siklus Nitrogen dan Fungsinya Bagi KehidupanSiklus Nitrogen dan Fungsinya Bagi Kehidupan
Siklus Nitrogen dan Fungsinya Bagi Kehidupan
 
Mikrobiologi_pertanian_rtf.ppt
Mikrobiologi_pertanian_rtf.pptMikrobiologi_pertanian_rtf.ppt
Mikrobiologi_pertanian_rtf.ppt
 
Archaebacteria dan eubacteria
Archaebacteria dan eubacteriaArchaebacteria dan eubacteria
Archaebacteria dan eubacteria
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Agromineralogi
AgromineralogiAgromineralogi
Agromineralogi
 
AGROMINERALOGI
AGROMINERALOGIAGROMINERALOGI
AGROMINERALOGI
 
Root exudates
Root exudatesRoot exudates
Root exudates
 
Jamurbiologi.pptx
Jamurbiologi.pptxJamurbiologi.pptx
Jamurbiologi.pptx
 
Peran Tanah dan Organisme.pptx
Peran Tanah dan Organisme.pptxPeran Tanah dan Organisme.pptx
Peran Tanah dan Organisme.pptx
 
Biologi - monera
Biologi - moneraBiologi - monera
Biologi - monera
 
Bentoss
BentossBentoss
Bentoss
 

Sianobakteria

  • 1. Sianobakteri ditemukan di hampir semua habitat yang bisa dibayangkan orang, dari samudera hingga perairan tawar, dari batu sampai tanah. Mereka bisa bersel tunggal (uniselular) atau membentuk koloni. Koloni dapat berbentuk berkas (filamen) ataupun lembaran. Beberapa koloni filamen memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi tiga tipe sel yang berbeda: sel vegetatif adalah yang normal, sel fotosintetik pada kondisi lingkungan yang baik, dan heterosista yang berdinding tebal, yang mengandung enzim nitrogenase sehingga mampu menyemat nitrogen dari udara. Setiap individu sel umumnya memiliki dinding sel yang tebal, lentur, dan Gram negatif. Sianobakteri tidak memiliki flagela. Mereka bergerak dengan meluncur sepanjang permukaan. Kebanyakan mereka ditemukan di air tawar, sedangkan lainnya tinggal di lautan, terdapat di tanah lembap, atau bahkan kadang-kadang melembapkan batuan di gurun. Beberapa bersimbiosis dengan lumut kerak, tumbuhan, berbagai jenis protista, atau Porifera dan menyediakan energi bagi inangnya. Penyematan (fiksasi) nitrogen dan karbon Cyanobakteri adalah satu-satunya kelompok organisme yang mampu mereduksi nitrogen dan karbon dalam kondisi dengan oksigen (aerob) maupun tanpa oksigen (anaerob). Mereka melakukannya dengan mengoksidasi belerang (sulfur) sebagai pengganti oksigen. Penyematan nitrogen dilakukan dalam bentuk heterosista, sementara penyematan karbon dilakukan dalam bentuk sel fotosintetik, menggunakan pigmen klorofil (seperti tumbuhan hijau) maupun fikosianin (khas kelompok bakteri ini). Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) yang terdapat di atmosfir, yang takarannya mencapai 78 %volume, dan sumber lainnya yang ada di kulit bumi dan perairan. Nitrogen juga terdapat dalam bentuk yang kompleks, tetapi hal ini tidak begitu besar sebab sifatnya yang mudah larut dalam air. Pada umumnya derivat nitrogen sangat penting bagi kebutuhan dasar nutrisi, tetapi dalam kenyataannya substansi nitrogen adalah hal yang menarik sebagai polutan di lingkungan. Terjadinya perubahan global di lingkungan oleh adanya interaksi antara nitrogen oksida dengan ozon di zona atmosfir. Juga adanya perlakuan pemupukan (fertilization treatment) yang berlebihan dapat mempengaruhi air tanah (soil water), sehingga dapat mempengaruhi kondisi air minum bagi manusia. Bentuk atau komponen N di atmosfir dapat berbentuk ammonia (NH3), molekul nitrogen (N2), dinitrit oksida (N2O), nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), asam nitrit (HNO2), asam nitrat (HNO3), basa amino (R3-N) dan lain-lain dalam bentuk proksisilnitri (Soderlund dan Rosswall, 1980). Dalam telaah kesuburan tanah proses pengubahan nitrogen dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu mineralisasi senyawa nitrogen komplek, amonifikasi, nitrifikasi, denitrifikasi, dan volatilisasi ammonium (Mas’ud, 1992). Sejumlah organisme mampu melakukan fiksasi N dan N-bebas akan berasosiasi dengan tumbuhan. Senyawa N-amonium dan N-nitrat yang dimanfaatkan oleh tumbuhan akan diteruskan ke hewan dan manusia dan kembali memasuki sistem lingkungan melalui sisa-sisa jasad renik. Proses fiksasi memerlukan energi yang besar, dan enzim (nitrogenase) bekerja dan didukung oleh oksigen yang cukup. Kedua faktor ini sangat penting dalam memindahkan N-bebas dan sedikit simbiosis oleh organisme (Rompas, 1998). Nitrogenase mengandung protein besi-belerang dan besi-molibdenum, dan mereduksi nitrogen dengan koordinasi dan transfer elektron dan proton secara kooperatif, dengan
  • 2. menggunakan MgATP sebagai sumber energi. Karena pentingnya reaksi ini, usaha-usaha untuk mengklarifikasi struktur nitrogenase dan mengembangkan katalis artifisial untuk fiksasi nitrogen telah dilakukan secara kontinyu selama beberapa tahun. Baru-baru ini, struktur pusat aktif nitrogenase yang disebut dengan kofaktor besi-molibdenum telah ditentukan dengan analisis kristal tunggal dengan sinar-X. Nitrogen organic diubah menjadi mineral N-amonium oleh mikroorganisasi dan beberapa hewan yang dapat memproduksi mineral tersebut seperti : protozoa, nematoda, dan cacing tanah. Serangga tanah, cacing tanah, jamur, bakteri dan aktinbimesetes merupakan biang penting tahap pertama penguraian senyawa N-organik dalam bahan organic dan senyawa N- kompleks lainnya (Mas’ud, 1993). Semua mikroorganisme mampu melakukan fiksasi nitrogen, dan berasosiasi dengan N-bebas yang berasal dari tumbuhan. Nitrogen dari proses fiksasi merupakan sesuatu yang penting dan ekonomis yang dilakukan oleh bakteri genus Rhizobium dengan tumbuhan Leguminosa termasuk Trifollum spp, Gylicene max (soybean), Viciafaba (brand bean), Vigna sinensis (cow-pea), Piscera sativam (chick-pea), dan Medicago sativa (lucerna) (Rompas,1998). Menurut Maier , dkk (2000) bakteri dalam genus Rhizobium merupakan bakteri gram negatif, berbentuk bulat memanjang, yang secara normal mampu memfiksasi nitrogen dari atmosfer. Umumnya bakteri ini ditemukan pada nodul akar tanaman leguminosae. Rhizobium berasal dari dua kata yaitu Rhizo yang artinya akar dan bios yang berarti hidup. Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang, koloninya berwarna putih berbentuk sirkular, merupakan penambat nitrogen yang hidup di dalam tanah dan berasosiasi simbiotik dengan sel akar legume, bersifat host spesifik satu spesies Rhizobium cenderung membentuk nodul akar pada satu spesies tanaman legume saja. Bakteri Rhizobium adalah organotrof, aerob, tidak berspora, pleomorf, gram negatif dan berbentuk batang. Bakteri rhizobium mudah tumbuh dalam medium pembiakan organik khususnya yang mengandung ragi atau kentang. Pada suhu kamar dan pH 7,0 – 7,2. Morfologi Rhizobium dikenal sebagai bakteroid. Rhizobium menginfeksi akar leguminoceae melalui ujung-ujung bulu akar yang tidak berselulose, karena bakteri Rhizobium tidak dapat menghidrolisis selulose. Rhizobium yang tumbuh dalam bintil akar leguminoceae mengambil nitrogen langsung dari udara dengan aktifitas bersama sel tanaman dan bakteri, nitrogen itu disusun menjadi senyawaan nitrogen seperti asam-asam amino dan polipeptida yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan, bakteri dan tanak disekitarnya. Baik bakteri maupun legum tidak dapat menambat nitrogen swcara mandiri, bila Rhizobium tidak ada dan nitrogen tidak terdapat dalam tanah legum tersebut akan mati. Bakteri Rhizobium hidup dengan menginfeksi akar tanaman legum dan berasosiasi dengan tanaman tersebut, dengan menambat nitrogen. Suatu sistem berdasar pada infeksi spesifik pada jenis inang Legum digunakan untuk menggolongkan Rhizobium secara tepat lebih dari 50 tahun. Kekhususan infeksi mempunyai banyak atraksi praktis yang memperhatikan aplikasi Teknologi Rhizobium, sungguhpun tidak sempurna sebab banyak strains rhizobia bisa menginfeksi ke kelompok spesifik lain dan sebab ada bukti persamaan baru dari taxonomic kimia dan data taxonomic kwantitatip. Tinggal suatu ukuran penting untuk spesiasi genus pada Manual Bergey Systematic Bacteriology, dengan modifikasi bersama data taxonomic baru (Jordan 1984). Genus Rhizobium sekarang meliputi fast-growing rhizobia yang menghasilkan asam pada ragi mannitol agar (YMA) dan paling sering berasal dari daerah temperate. Ada tiga jenis di dalam Genus ini: R. leguminosarum (biovars viceaea, trifolii dan phaseoliif), R. meliloti, dan
  • 3. R. loti. Ini jenis terakhir termasuk rhizobia yang mampu untuk nodulasi Leucaena dan Mimosa. Genus Bradyrhizobium terdiri dari bakteri slow-growing yang tidak menghasilkan asam pada YMA dan paling umum menginfeksi Legum tropis. Suatu strain Bradyrhizobium juga bertanggung jawab untuk nodulasi non-legume berkayu Paraspnia (Trinick dan Galbraith 1980). Bakteri nodul dalam genus ini adalah kelompok heterogen dalam hubungan taxonomic masih belum dipecahkan. Hanya satu jenis, B. japonicum yang dikenali (Jordan 1984). Haruslah dicatat bahwa banyak Legum, terutama sekali jenis pohon, mempunyai rute epidermal infeksi dan menembus intercellularly kortex akar. (Sprent dan de Faria 1988). Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah. Azotobacter di dalam tanah berperan dalam pengaturan siklus nitrogen, yaitu melakukan fiksasi nitrogen dan mengubahnya menjadi Ammonia (NH 3). Dalam sel bakteri ini terdapat sebuah alat yang berperan dalam biokatalis, yaitu enzim nitrogenase. Enzim inilah yang berperan dalam mengubah N2 menjadi NH3. Bakteri ini memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan bakteri lain. Jika kita melihat bentuk koloninya, misalnya; bentuknya bulat, bening, keruh atau opaque, dan putih, permukaannya halus mengkilap, tepi rata,dan berlendir. Lihat gambar di atas tentang koloni Azotobacter . Bentuk sel Azotobacter bermacam-macam, dari bentuk batang pendek, batang, dan oval serta bentuk yang bermacam-macam, sehingga bakteri ini dikenal sebagai bakteri dengan bentuk sel pleomorfik. Bakteri ini umumnya Gram negative, namun spesies tertentu dari bakteri ini Gram variabel. Artinya, pada saat berumur muda bakteri ini Gram negatif, namun setelah berumur tua akan berubah menjadi Gram positif. Di samping ini adalah salah satu bentuk sel Azotobacter dan hasil pewarnaan Gram. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa bentuk sel Azotobacter batang pendek sedikit oval. Sel ini memiliki banyak flagel yang tersebar diseluruh selongsong selnya, sehingga dinamakan bakteri yang memiliki flagel bertipe peritrik.Pada kondisi yang kurang baik bagi Azotobacter, maka ia akan membentuk kista, bentuk adapatasi pada lingkungan yang kurang menguntungkan. Akhir-akhir ini ditemukan simbiosis asosiasi antara bakteri Azospirillum lipoferum dan akar tumbuhan termasuk rumput tropikal Digitaria decumbens, juga jenis rumput tropikal Paspalum notatum mampu melakukan fiksasi N bersama-sama bakteri Azotobacter paspalli di dalam akar (Dobereiner, 1978, dalam Rompas, 1998). Azotobacter sangat sensitif pada alkalinitas, asiditas (Mishustin dan Shilnikova, 1971), dan optimum pada pH 7-8 (Sutedjo et al., 1991). Ion Aluminium bersifat toksik untuk Azotobacter. Hal ini merupakan hambatan utama bagi keberadaan Azotobacter yang berasal dari tanah podsolik (Mishustin dan Shilnikova, 1971). Fiksasi nitrogen berlangsung dengan bantuan kompleks enzim nitrogenase. Reaksinya sbb: N2 + 6e – → 2NH3 (DG’0 = +150 kkal/mol = +630 kJ/mol) Fiksasi N dilakukan oleh beberapa bakteri yang hidup bebas maupun bersimbiosis dengan akar tanaman, misal: Clostridium pasteuranium, Klebisella, Rhodobacter, Rhizobium.
  • 4. Fiksasi N diatur oleh sistem operon gen yang rumit, termasuk gen nif . Fiksasi berlangsung apabila di lingkungan konsentrasi ammonia menurun/rendah. Pada habitat terrestrial, fiksasi N oleh simbiosis Rhizobium dg tanaman Leguminosae merupakan donor terbesar dari senyawa N. Penelitian tentang fiksasi N telah banyak dilakukan, misal oleh Hardy et al tahun 1968 tentang reduksi asetilen menjadi etilen oleh nitrogenase. Hasil penelitian tentang fiksasi N ini menunjukkan bahwa ada cukup banyak genera bakteri yang dapat mem-fiksasi N termasuk spesies dari Bacillus, Clostridium, dan Vibrio. Pada habitat perairan, cyanobacteria adalah kelompok utama yang melakukan fiksasi N (Anabaena, Nostoc, Gloeotrichia, Oscillatoria, Lyngbya, dll) Komponen yang berperan dalam fiksasi N di habitat perairan adalah heterocyst, tapi ada cyanobacteria yg tidak memiliki heterocyst yg juga dpt fiksasi N. Fiksasi N memerlukan cukup banyak energi dalam bentuk ATP dan koenzim. Ganggang hijau biru adalah organisme prokariotik dan karenanya tidak terikat membran organel. Lebih erat kaitannya dengan bakteri daripada algae lain, mereka sering disebut sebagai cyanobacteria. Mereka terjadi di laut, air tawar dan habitat darat. Cyanophyta merupakan komponen penting dalam siklus nitrogen dan produsen. Cyanophyta [dalam bahasa Yunani, siano = biru-hijau, dan myx = lendir]: ini terjadi di uniseluler, berserabut, dan bentuk-bentuk kolonial, dan sebagian besar tertutup dalam sarung mucilaginous baik secara perorangan maupun di koloni. Sebagian besar dari biru-hijau planktonic terdiri dari anggota Chroococcaceae keluarga coccoid (misalnya, Anacystis = Microcystis, Gomphosphaeria = Coelosphaerium, dan Coccochloris) dan keluarga berserabut Oscillatoriaceae, Nostocaceae, dan Rivulariaceae (misalnya, Oscillatoria, Lyngbya, Aphanizomenon [3 -- 6 μm], Anabaena) Cyanobacteria ditemukan di hampir semua habitat yang bisa dibayangkan, dari samudera ke air tawar ke batu sampai tanah. Mereka bisa bersel tunggal atau koloni. Koloni dapat membentuk filamen ataupun lembaran. Cyanobacteria termasuk uniselular, koloni, dan bentuk filamen. Beberapa koloni filamen memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi tiga tipe sel yang berbeda: sel vegetatif adalah yang normal, sel fotosintesis pada kondisi lingkungan yang baik, dan tipe heterokista yang berdinding tebal yang mengandung enzim nitrogenase. Setiap individu sel umumnya memiliki dinding sel yang tebal, lentur, dan Gram negatif. Cyanobacteria tidak memiliki flagela. Mereka bergerak dengan meluncur sepanjang permukaan. Kebanyakan cyanobacteria ditemukan di air tawar, sedangkan lainnya tinggal di lautan, terdapat di tanah lembab, atau bahkan kadang-kadang melembabkan batuan di gurun. Beberapa bersimbiosis dengan lumut kerak, tumbuhan, berbagai jenis protista, atau spons dan menyediakan energi bagi inang.