Dokumen tersebut membahas penelitian tentang penggunaan bakteri pelarut fosfat dan cendawan mikoriza arbuskular untuk meningkatkan serapan fosfat, populasi bakteri tanah, dan hasil tanaman ubi jalar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi dan pengaruh terbaik dari kedua mikroorganisme tersebut terhadap parameter yang diamati melalui rancangan acak kelompok.
Pupuk Agar Sawit Cepat Berbuah l Pupuk Sawit Alami l Pupuk Sawit Agar Buah Besarasepansori
Obat Sawit Daun Kuning,
Obat Sawit Mati Pucuk,
Sawit Menguning ,
Kebaikan Vitamin E Sawit,
Sawit Daun Kuning,
Sawit Berbuah Hijau,
Sawit Buah Hijau,
Sawit Berbuah Banyak,
Sawit Buah Besar,
Pupuk Sawit Baru Tanam,
Pupuk Sawit Lahan Gambut,
Pupuk Sawit Umur 2 Tahun,
Pupuk Sawit Paling Bagus,
Pupuk Sawit Daun Kuning,
Pupuk Sawit Ditanah Gambut,
Pupuk Sawit Alami,
Pupuk Sawit Agar Buah Besar,
Pupuk Sawit Agar Buah Besar Dan Berat,
Pupuk Sawit Awal Tanam,
Pupuk Sawit Agar Berbuah Lebat,
Pupuk Sawit Agar Buah Lebat,
Pupuk Akar Sawit,
Pupuk Sawit Baru Ditanam,
Pupuk Sawit Belum Menghasilkan,
Pupuk Agar Sawit Cepat Berbuah,
Pupuk Sawit Yang Cocok Di Lahan Gambut,
Pupuk Sawit Dari Nasa,
Pupuk Sawit Daun Kering,
Pupuk Sawit Di Tanah Pasir,
Pupuk Sawit Tanah Gambut,
Pupuk Sawit Musim Hujan,
Pupuk Sawit Per Hektar,
Info Pupuk Sawit,
Pupuk Sawit Jantan,
Pupuk Untuk Sawit Jantan,
Pupuk Sawit Unggul Jaya,
Pupuk Sawit Khusus Lahan Gambut,
Pupuk Sawit Komplit,
Pupuk Kelapa Sawit Khusus Buah,
Pupuk Kelapa Sawit Di Tanah Gambut,
Pupuk Kelapa Sawit Yang Bagus,
Pupuk Sawit Lahan Pasir,
Jenis Pupuk Sawit Lahan Gambut,
Pupuk Sawit Pada Lahan Gambut,
Pupuk Sawit Masa Pertumbuhan,
Pupuk Sawit Musim Kemarau,
Pupuk Agar Sawit Cepat Berbuah l Pupuk Sawit Alami l Pupuk Sawit Agar Buah Besarasepansori
Obat Sawit Daun Kuning,
Obat Sawit Mati Pucuk,
Sawit Menguning ,
Kebaikan Vitamin E Sawit,
Sawit Daun Kuning,
Sawit Berbuah Hijau,
Sawit Buah Hijau,
Sawit Berbuah Banyak,
Sawit Buah Besar,
Pupuk Sawit Baru Tanam,
Pupuk Sawit Lahan Gambut,
Pupuk Sawit Umur 2 Tahun,
Pupuk Sawit Paling Bagus,
Pupuk Sawit Daun Kuning,
Pupuk Sawit Ditanah Gambut,
Pupuk Sawit Alami,
Pupuk Sawit Agar Buah Besar,
Pupuk Sawit Agar Buah Besar Dan Berat,
Pupuk Sawit Awal Tanam,
Pupuk Sawit Agar Berbuah Lebat,
Pupuk Sawit Agar Buah Lebat,
Pupuk Akar Sawit,
Pupuk Sawit Baru Ditanam,
Pupuk Sawit Belum Menghasilkan,
Pupuk Agar Sawit Cepat Berbuah,
Pupuk Sawit Yang Cocok Di Lahan Gambut,
Pupuk Sawit Dari Nasa,
Pupuk Sawit Daun Kering,
Pupuk Sawit Di Tanah Pasir,
Pupuk Sawit Tanah Gambut,
Pupuk Sawit Musim Hujan,
Pupuk Sawit Per Hektar,
Info Pupuk Sawit,
Pupuk Sawit Jantan,
Pupuk Untuk Sawit Jantan,
Pupuk Sawit Unggul Jaya,
Pupuk Sawit Khusus Lahan Gambut,
Pupuk Sawit Komplit,
Pupuk Kelapa Sawit Khusus Buah,
Pupuk Kelapa Sawit Di Tanah Gambut,
Pupuk Kelapa Sawit Yang Bagus,
Pupuk Sawit Lahan Pasir,
Jenis Pupuk Sawit Lahan Gambut,
Pupuk Sawit Pada Lahan Gambut,
Pupuk Sawit Masa Pertumbuhan,
Pupuk Sawit Musim Kemarau,
PENDAHULUAN
Penggunaan bibit karet unggul bermutu tinggi merupakan suatu keharusan bagi pekebun, kesalahan dalam memilih bibit akan mengakibatkan kerugian yang sangat fatal dikala tanaman karet mulai disadap. Hal ini perlu disadari oleh seluruh pekebun agar tidak mengalami kerugian tersebut setelah menunggu waktu yang cukup lama (4-5 tahun).
Agar diperoleh hasil Bahan Olahan Karet (BOKAR) yang optimal juga berkualitas tinggi, dituntut bagi setiap pekebun untuk me-ngetahui, terampil serta menguasai akidah dan syarat-syarat bibit unggul bermutu tinggi sesuai dengan standar teknologi yang ber-laku.
PENGENALAN KLON
Penggunaan bibit untuk pertanaman karet di Indonesia pada awalnya berasal dari populasi introduksi berupa biji yang tidak terseleksi. Pertanaman tersebut memberikan keragaman pertumbuhan dan produksi yang sangat nyata. Oleh karena itu dilakukan seleksi awal untuk mendapatkan pohon induk terseleksi berupa seedling yang dilaksanakan pada tahun 1910-1935 dan untuk selanjutnya dikelompokkan ke dalam Generasi I.
Dengan ditemukannya teknologi per-banyakan bibit melalui okulasi diperoleh klon-klon anjuran berupa klon hasil persilangan terseleksi periode tahun 1935-1960 yang dikelompokkan kedalam Generasi II yaitu Tjir, Tjir 16, GT 1, LCB 479, LCB 1320, dan PR 107.
Dari hasil lokakarya Pemuliaan Karet tahun 2001 di Palembang telah dihasilkan klon-klon anjuran untuk periode tahun 2002-2004 yaitu :
•Klon penghasil lateks adalah klon-klon yang mempunyai ciri potensi hasil lateks sangat tinggi, tetapi penghasil kayunya sedang. Yang termasuk dalam klon ini BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB 260, PR 255, dan PR 261.
•Klon penghasil lateks-kayu adalah klon dengan potensi hasil lateks tinggi dan potensi hasil kayu juga tinggi, klon tersebut yaitu AVROS 2037, RPM 1, IRR 21, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 118, PB 330, dan RRIC 100.
•Klon penghasil kayu adalah kelompok klon yang memiliki potensi hasil lateks sedang, tetapi potensi hasil kayu sangat tinggi. Yang termasuk klon ini adalah IRR 70, IRR 71, IRR 72, dan IRR 78.
TEKNIK PENGENALAN KLON KARET
Agar diperoleh klon karet sesuai dengan yang diinginkan, pengenalan klon-klon karet sangat diperlukan. Teknik pengenalan klon karet dilakukan dengan pengamatan secara visual terhadap cirri-ciri morfologi yang khas pada masing-masing klon.
3. Apakah terdapat interaksi penggunaan BPF dan cendawan mikoriza arbuskular terhadap serapan P, populasi bakteri dalam tanah, dan hasil ubi tanaman ubi jalar?
4. Apakah terdapat pengaruh terbaik pemberian BPF dan cendawan mikoriza arbuskular terhadap populasi bakteri dalam tanah pada hasil ubi tanaman ubi jalar?
6. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Cendawan Mikoriza Arbuskurar dan Bakteri Pelarut Fosfat terhadap Serapan P, Populasi Bakteri Dalam Tanah, dan Hasil Ubi Tanaman Ubi Jalar (Ippomea batatas) Pada Tanah Inceptisols Jatinangor. Selain itu, mengetahui pengaruh terbaik penggunaan CMA dan BPF terhadap hasil ubi tanaman ubi jalar.
7.
8. Tanaman ubi jalar merupakan tanaman yang dimanfaatkan ubinya sebagai sumber bahan pangan. Tanaman ini dapat tumbuh di berbagai kondisi iklim. Penyerapan unsur hara oleh tanaman ubi jalar selama pertumbuhan berhubungan erat dengan produksi ubi jalar. Salah satu unsur yang berperan sangat besar bagi pertumbuhan ubi jalar adalah P. Pemanfaatan unsur P tanaman ubi jalar untuk perkembangan akar adalah sekitar 1,14 % dari jumlah pupuk NPK yang diaplikasikan sedangkan sisanya terbuang dalam tanah (Ramirez, 2009)
9. Unsur fosfat adalah unsur esensial kedua setelah N yang berperan penting dalam fotosintesis dan perkembangan akar. Ketersediaan fosfat dalam tanah jarang melebihi 0, 01% dari total P. sebagian besar bentuk fosfat terikat oleh koloid tanah sehingga tidak tersedia bagi tanaman. (Suriadikarta dan Simanungkalit, 2009). Adanya pengikatan fosfat tersebut menyebabkan puupuk fosfat yang diberikan tidak efisien sehingga perlu pengaplikasian pupuk dalam jumlah besar. Namun, pada kenyataannya unsur fosfat yang dapat diserap tanaman hanya 15-20% dan sisanya terjerap di antara koloid tanah dan tinggal sebagai residu dalam tanah (Buckman dan Brady, 1956; Jones, 1982). Hal ini menyebabkan tanaman nampak mengalami defisiensi unsur P.
10.
11. Cendawan mikoriza arbuskular memiliki fungsi penting berkaitan dengan efisiensi penyerapan unsur P. Cendawan ini mampu meningkatkan serapan P dalam tanah oleh tanaman. CMA memiliki struktur hifa yang menjalar keluar ke dalam tanah (Simanungkalit, 2009). Hifa meluas di dalam tanah, melebihi jangkauan rambut akar dan membantu rambut-rambut akar melakukan penyerapan fosfat pada tempat yang tidak terjangkau oleh rambut akar.
12. Rhodes dan Gerdemann (1980) membagi proses unsur hara dipasok ke tanaman oleh cendawan mikoriza arbuskular melalui tiga fase, yaitu :