SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Nama : Rizki Julia Utama
NIM : 20721251003
MATKUL : E- Pembelajaran Vokasional
University of Hradec Kralove,
Faculty of Informatics and Management,
Rokitanskeho 62, Hradec Kralove 3, 500
03, Czech Republic
Hybrid learning and its current role in the teaching of foreign languages
1. Pendahuluan
Istilah pembelajaran hybrid , juga dikenal sebagai blended learning , kini
telah umum digunakan, terutama di perusahaan dan didunia pendidikan. Istilah itu
sendiri cukup sulit untuk didefinisikan karena digunakan dengan berbagai cara oleh
orang yang berbeda. Dengan kedatangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
baru, juga seluruh sistem pendidikan telah mengalami perubahan dramatis dalam dua
dekade terakhir. Teknologi ini telah mengubah pendekatan umum untuk mengajar dan
belajar. Seperti yang diklaim Bonk (2011): Siapapun sekarang dapat belajar apapun
dari siapapun dan kapanpun. Selain itu, ia menyatakan bahwa Web menjadi platform
pembelajaran pilihan dan pembelajaran non-tradisional. Saat ini pengajaran dan
pembelajaran sekarang lebih berfokus pada pelajar dan kebutuhannya. Apalagi pelajar
berharap dapat berinteraksi tidak hanya dengan materi pembelajaran, tetapi juga
dengan teman-temannya. Selain itu dia ingin belajar mandiri dilokasi, dia ingin
mobile dalam belajar. Ketiga karakteristik ini membutuhkan pendekatan pembelajaran
baru di mana yang terbaik tampaknya adalah pembelajaran hybrid / campuran (lih.
Sorden, 2012). Sorden (2012) menyatakan, pembelajaran hybrid bukan sekedar
kombinasi pembelajaran tatap muka dan online akan tetapi juga merupakan kombinasi
dari metodologi pelatihan, yang menggunakan metode penyampaian terbaik untuk
keberhasilan pencapaian pembelajaran objektif. Pembelajaran ini tidak hanya guru /
tutor yang fleksibel dan berpengalaman, tetapi juga pembelajar mandiri / otonom (cf.
Frydrychova Klimova dan Poulova, 2011; Paris dan Paris, 2001).
2. Konsep Pembelajaran Hybrid
Istilah pembelajaran hybrid kini telah umum digunakan, terutama di lingkungan
perusahaan dan pendidikan tinggi.Istilah itu sendiri cukup sulit untuk didefinisikan
karena digunakan dengan berbagai cara oleh orang yang berbeda. Secara keseluruhan,
ada tiga arti paling umum untuk pembelajaran hybrid (lih. Whitelock & Jelfs, 2003):
a. integrasi pembelajaran tradisional dengan pendekatan online berbasis web;
b. kombinasi media dan alat (misalnya buku teks) yang digunakan dalam
lingkungan e-learning; dan
c. kombinasi dari sejumlah pendekatan belajar-mengajar terlepas dari teknologi
yang digunakan (Driscoll, 2002).
Littlejohn & Pegler (2007) Menyatakan pembelajaran hybrid adalah sebuah
integrasi metode pengajaran dan pembelajaran tatap muka dengan pendekatan
online. Secara umum, pembelajaran hybrid adalah campuran modalitas instruksional
(yaitu pembelajaran di tempat, berbasis web dan mandiri), media penyampaian
(mis.Internet, sesi kelas, kursus berbasis web, CD-ROM, video, buku, atau slide
PowerPoint), instruksional metode (yaitu sesi tatap muka atau berbasis teknologi), dan
teknologi berbasis web, baik sinkron maupun asinkron (mis. ruang obrolan, wiki,
ruang kelas virtual, alat konferensi, blog, buku teks, atau kursus online). Pilihan
campuran biasanya ditentukan oleh beberapa faktor: sifat konten kursus dan tujuan
pembelajaran,karakteristik siswa dan preferensi belajar, pengalaman guru dan gaya
mengajar, atau sumber daya online (lih.Dziuban, Hartman & Moskal, 2005).
3. Metodologi Pembelajaran Hybrid
Berdasarkan tinjauan pustaka (Graham, 2005; atau Khan, 2005), telah
diidentifikasi empat prinsip utama metodologi pembelajaran hybrid sejauh ini:
• integrasi bijaksana dari komponen pembelajaran tatap muka dan sepenuhnya online.
Prinsip ini berusaha untuk memperkaya manfaat dari kedua lingkungan dan
berhasil memenuhi keberagaman kebutuhan dan preferensi siswa.
• penggunaan teknologi secara inovatif.
Prinsip ini berarti bahwa setiap teknologi harus diterapkan dengan cara yang
sesuai secara pedagog dan digunakan untuk menciptakan dan memelihara
pembelajaran yang terletak secara sosial dan sangat interaktif (Vaughan, 2007).
• rekonseptualisasi paradigma pembelajaran.
Prinsip ini mencoba untuk memasukkan pedagogi baru yang muncul dan teori
pembelajaran seperti konstruktivisme atau teori aktivitas (Activity theory, nd),
bersama dengan peran baru yang menantang dari siswa dan guru diproses
memperoleh pengetahuan dan pemahamannya.
• penilaian berkelanjutan dan evaluasi pembelajaran hybrid.
Prinsip dari metodologi pembelajaran hybrid harus memastikan kualitas dan
efektivitas pendidikan. Alasan utama mengapa pembelajaran hybrid harus digunakan
dalam pengajaran adalah sebagai berikut:
a. Ini berkontribusi pada pedagogi karena mendukung strategi yang lebih
interaktif, tidak hanya pengajaran tatap muka (Graham et al, 2003).
b. Ini memperdalam kesadaran antar budaya karena mengumpulkan peneliti,
pendidik, dan siswa dari mana saja di dalam dunia.
Namun, ada juga kelemahan dari pembelajaran hybrid (Sebagai
contoh, Cech & Klimova, 2003). Pembelajaran hybrida memakan waktu dan
menuntut dalam hal pembuatan materi dan persiapan serta evaluasi. Selain itu,
baik siswa maupun guru terkadang memiliki pengetahuan yang terbatas
mengenai penggunaan teknologi, dan gangguan teknis dapat terjadi kapan
saja. Akhirnya, keterampilan belajar siswa sering kali tidak cukup
dikembangkan untuk memungkinkan mereka mendapatkan keuntungan
maksimal dari pembelajaran hybrid. Selain itu, pendekatan pembelajaran
hybrid seperti yang dijelaskan tadi membutuhkan pembelajar yang mandiri
dan guru yang handal mendukung dan mendorongnya dalam pembelajaran
tersebut. Dengan demikian, peran pelajar dan guru berubah. Faktanya,
Paradigma saat ini melihat proses belajar mengajar sebagai proses sosial di
mana siswa menjadi rekan pembina yang aktif pengetahuan dengan guru
mereka. Guru menjadi fasilitator, mediator, mentor atau pelatih. Wheeler
(2009) telah membuat daftar tujuh keterampilan yang harus dimiliki instruktur
/ guru pembelajaran campuran:
a. mereka harus mampu mendukung dan mendorong peserta didik.
b. mereka tidak perlu takut mengambil resiko dengan teknologi baru.
c. mereka harus dapat mentransfer keterampilan mengajar yang baik ke dalam
konteks online.
d. mereka harus menjadi komunikator yang baik di media apapun.
e. mereka harus non-konformis.
f. mereka harus berkembang dalam budaya perubahan.
g. mereka harus memiliki kemampuan untuk melihat gambaran besarnya.
4. Pendekatan Pembelajaran Hybrid
Pembelajaran hybrid juga menjadi salah satu strategi pembelajaran yang
berhasil dalam memperoleh bahasa kedua. Faktanya, pembelajaran hybrid telah
menjadi titik pertumbuhan utama dalam industri pengajaran bahasa Inggris selama
sepuluh tahun terakhir tahun. Seperti yang dinyatakan Mothejzikova (2005/2006, p.
131), ada fokus utama pada bidang pengetahuan di mana warga negara memperoleh
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk komunikasi yang efektif, yaitu
tentang pengajaran bahasa asing dan teknologi informasi dan komunikasi. Oleh
karena itu, pembelajaran hybrid dalam pengajaran asing bahasa kadang-kadang
didefinisikan sebagai kombinasi pengajaran tatap muka tradisional dan dengan
bantuan komputer pembelajaran bahasa (CALL). Sehubungan dengan pembelajaran
hybrid, Vesela (2012) berbicara tentang istilah CALL campuran yang dia jelaskan
sebagai pengajaran / pembelajaran bahasa dengan bantuan berbagai sarana teknologi
yang digabungkan instruksi kelas tradisional. Dziuban, Hartman & Moskal (2005)
mendefinisikan pembelajaran hybrid dalam EFL (English as bahasa asing) pengaturan
lebih luas. Menurut mereka, blended learning merupakan pendekatan pedagogis itu
menggabungkan efektivitas dan peluang sosialisasi ruang kelas dengan teknologi aktif
yang ditingkatkan mempelajari kemungkinan lingkungan online.Menurut De Praeter
(2008), contoh klasik penggunaan pendekatan blended learning adalah kursus bahasa
Inggris sebagai bahasa kedua dimana guru memutuskan bahwa semua kegiatan
berbasis audio (mendengarkan pemahaman dan lisan pemahaman) akan berlangsung
di kelas sementara semua kegiatan berbasis teks tertulis akan berlangsung online
(membaca pemahaman dan penulisan esai). Dalam tindak lanjut kelas tatap muka
guru dan siswa akan membahas kesulitan atau tujuan tertentu yang berhubungan
dengan pekerjaan online mereka dan guru juga mengklarifikasi kesalahan yang
mungkin dilakukan siswa dalam tugas mereka. Selain itu, berdasarkan definisi yang
dijelaskan di bagian 2, Harmer (2012) memahami pembelajaran hybrid sebagai
Pendekatan dimana siswa mendapatkan beberapa masukan dari materi seperti buku
pelajaran, dan kemudian mengembangkannya dengan materi dan situs web di
internet. Dengan demikian, misalnya, jika siswa membaca atau mendengarkan teks
tentang beberapa orang terkenal kepribadian, mereka dapat membuka internet dan
melihat apa lagi yang dapat mereka temukan sebagai informasi tambahan atau klip
video.
5. Kesimpulan
Pembelajaran Hibrid pasti berkontribusi pada kompensasi untuk berbagai
kekurangan dalam pengaturan EFL seperti kekurangan frekuensi tinggi keterpaparan,
kurangnya keterpaparan pada komunitas bahasa target atau mengadopsi pembelajaran
yang tidak memadai strategi. Oleh karena itu, pembelajaran hybrid dapat menjadi
solusi untuk sejumlah masalah. Namun, seseorang harus selalu menanggungnya
pikirkan tujuan menggunakan pendekatan ini dan kebutuhan pelajar. Seperti yang
dikatakan Brown (1987, hlm. 13): Setiap pelajar adalah unik. Setiap guru itu
unik. Dan setiap hubungan pelajar-guru itu unik.
6. Referensi
Teori aktivitas dan Diperoleh 14 Juli 2010, dari http://en.wikipedia.org/wiki/Activity_theory.
Blanka Frydrychova Klimova dan Jaroslav Kacetl / Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku 182
(2015) 477 - 481
Bonk, CJ (2011). Dunia terbuka: bagaimana teknologi web merevolusi pendidikan. Amerika
Serikat: Jossey-Bass.
Brown, HD (1987). Prinsip pembelajaran dan pengajaran bahasa. Prantice-Hall.
Bruffee, K. (1993). Pembelajaran kolaboratif. Baltimore: Pers Universitas John Hopkins.
Cech, P., & Klimova, B. (2003). Kurz Pengajaran Bahasa Inggris Bisnis Tertulis
(TWBE). Dalam J. Sedlacek (Ed.), Sbornik prispevku ze seminare a soutezee-learning 2003 ,
(hlm. 23-26). Hradec Kralove: Gaudeamus ,.
Coffield, F. dkk. (2004). Gaya belajar dan pedagogi dalam pembelajaran pasca 16. Tinjauan
sistematis dan kritis. Laporan Universitas Newcatle tentang gaya belajar . Diakses 3 Juli
2012, dari http://www.Isda.org.uk/files/PDF/1543.pdf.
De Praetere, T. (2008). E-learning . Diakses pada 29 Juni 2010, dari
http://knol.google.com/k/thomas-de-praetere/e-Learning/20ohkjtmn38cb/2#.
Driscoll, M. (2002). Pembelajaran terpadu: mari melampaui hype. E-learning , 1 Maret.
Dziuban, CD, Hartman, JL, & Moskal, PD (2005). Pendidikan tinggi, pembelajaran campuran,
dan generasi: pengetahuan adalah kekuatan - tidak lebih.Dalam J. Bourne dan JC Moore
(Eds.), Elemen pendidikan online berkualitas: komunitas yang menarik. Needham, MA: Sloan
Center for Online.
Frydrychova Klimova, B ,. & Poulova, P. (2011). Guru universitas sebagai tutor
online. Dalam Konferensi Internasional ke-14 tentang Interaktif Pembelajaran Kolaboratif
(ICL2011) , (hlm. 357-361). Bratislava: Slovenska technicka univerzita.
Frydrychova Klimova, B. (2012). Mengajar bahasa Inggris tertulis formal . Univerzita Hradec
Kralove: GAUDEAMUS.
Graham, CR dkk. (2003). Manfaat dan tantangan lingkungan pembelajaran campuran. Dalam
M. Khosrow-Pour (Ed .), Ensiklopedia Informasi Sains dan Teknologi IV. Hershey, PA: Ide
Group Inc.
Graham, CR (2005). Sistem pembelajaran campuran: Definisi, tren saat ini, dan arah masa
depan. Dalam CJ Bonk dan CR Graham (Eds.),Buku Pegangan pembelajaran campuran:
perspektif global, desain lokal . San Francisco, CA: Pfeiffer Publishing.
Gregorc, AF (1979). Gaya belajar / mengajar: kekuatan kuat di belakang
mereka. Kepemimpinan Pendidikan , 36 , 234-238.
Harmer, J. (2012). Pengetahuan guru yang penting. Konsep inti dalam pengajaran bahasa
Inggris. Inggris: Pearson Education Limited.
Hubackova, S., & Semradova, I. (2013). Perbandingan pengajaran on-line dan pengajaran
tatap muka. Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku,89 , 445-449.
Khan, BH (2005). Daftar periksa cepat e-learning . London.
Littlejohn, A., & Pegler, C. (2007). Mempersiapkan e-Learning campuran. Inggris: Routledge-
Falmer.
Mothejzikova, J. (2005/2006). Didaktika cizich jazyku v novem evropskem kontextu (I, II). Cizi
jazyky, 49 (4,5), 131-133; 171-173.
Paris, S. & Paris, A. (2001). Aplikasi ruang kelas penelitian tentang pembelajaran
mandiri. Psikolog Pendidikan, 36 (2), 89-101.
Poulova, P. & Simonova, I. (2012). E-learning yang fleksibel: kursus online yang disesuaikan
dengan kebutuhan siswa. Prosiding Ilmiah Internasional ke-9
Sorden, S. (2012). Tren yang muncul dalam pengajaran bahasa asing dengan teknologi
informasi dan komunikasi . Diakses tanggal 3 Mei 2014,
dari http://www.slideshare.net/ssorden/emerging-trends-in-foreign-language-teaching-with-ict.
Vaughan, N. (2007). Perspektif tentang pembelajaran campuran di pendidikan tinggi. Jurnal
Internasional tentang E-Learning , 6 (1), 81-94.
Vesela, K. (2012). Mengajar ESP di lingkungan baru . Nitra: ASPA.
Wheeler, S. (2009). Belajar dengan 'e's . Diakses 27 Januari 2010, dari http://steve-
wheeler.blogspot.com/2009/05/7-skills-for-successful-e-
tutor.html.
Whitelock, D., & Jelfs, A. (2003). Editorial: Jurnal Media Pendidikan Edisi Khusus Blended
Learning. Jurnal Media Pendidikan ,
28 (2-3), 99-100.

More Related Content

Similar to rizki julia utama eppv.docx jndjdhedbhehj

Mi call tugas pak hartoyo
Mi call tugas pak hartoyoMi call tugas pak hartoyo
Mi call tugas pak hartoyo
maskuniskandar
 
Mi call tugas pak hartoyo
Mi call tugas pak hartoyoMi call tugas pak hartoyo
Mi call tugas pak hartoyo
maskuniskandar
 
Tugasan 3 kajian tinjauan kpt6044
Tugasan 3  kajian tinjauan kpt6044Tugasan 3  kajian tinjauan kpt6044
Tugasan 3 kajian tinjauan kpt6044
nik_mastura
 
Perancangan e-learning-virtual-classroom-menggunakan-multimedia-pembelajaran-...
Perancangan e-learning-virtual-classroom-menggunakan-multimedia-pembelajaran-...Perancangan e-learning-virtual-classroom-menggunakan-multimedia-pembelajaran-...
Perancangan e-learning-virtual-classroom-menggunakan-multimedia-pembelajaran-...
Dafit_satria
 
705-Article Text-3984-4-10-20220730.pdf
705-Article Text-3984-4-10-20220730.pdf705-Article Text-3984-4-10-20220730.pdf
705-Article Text-3984-4-10-20220730.pdf
jumN
 

Similar to rizki julia utama eppv.docx jndjdhedbhehj (20)

Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
TRAINING ON THE BLENDED LEARNING DESIGN AS A SUPPLEMENT TO A LEARNING APPROAC...
TRAINING ON THE BLENDED LEARNING DESIGN AS A SUPPLEMENT TO A LEARNING APPROAC...TRAINING ON THE BLENDED LEARNING DESIGN AS A SUPPLEMENT TO A LEARNING APPROAC...
TRAINING ON THE BLENDED LEARNING DESIGN AS A SUPPLEMENT TO A LEARNING APPROAC...
 
Meramu pembelajaran blended yang membelajarkan
Meramu pembelajaran blended yang membelajarkanMeramu pembelajaran blended yang membelajarkan
Meramu pembelajaran blended yang membelajarkan
 
Modul Media Pembelajaran
Modul Media Pembelajaran Modul Media Pembelajaran
Modul Media Pembelajaran
 
Modul Media Pembelajaran Berbasis Web
Modul Media Pembelajaran Berbasis WebModul Media Pembelajaran Berbasis Web
Modul Media Pembelajaran Berbasis Web
 
Prepost Rail
Prepost RailPrepost Rail
Prepost Rail
 
Model Pembelajaran Blended learning
Model Pembelajaran Blended learningModel Pembelajaran Blended learning
Model Pembelajaran Blended learning
 
PPT KELOMPOK T1 FILOSOFI PENDIDIKAN.pdf
PPT KELOMPOK T1 FILOSOFI PENDIDIKAN.pdfPPT KELOMPOK T1 FILOSOFI PENDIDIKAN.pdf
PPT KELOMPOK T1 FILOSOFI PENDIDIKAN.pdf
 
pelatihan-e-learning-smpn-1-candi-sidoarjo1
pelatihan-e-learning-smpn-1-candi-sidoarjo1pelatihan-e-learning-smpn-1-candi-sidoarjo1
pelatihan-e-learning-smpn-1-candi-sidoarjo1
 
Mi call tugas pak hartoyo
Mi call tugas pak hartoyoMi call tugas pak hartoyo
Mi call tugas pak hartoyo
 
Mi call tugas pak hartoyo
Mi call tugas pak hartoyoMi call tugas pak hartoyo
Mi call tugas pak hartoyo
 
Call
CallCall
Call
 
Call
CallCall
Call
 
CALL
CALLCALL
CALL
 
Call
CallCall
Call
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminar
 
Tugasan 3 kajian tinjauan kpt6044
Tugasan 3  kajian tinjauan kpt6044Tugasan 3  kajian tinjauan kpt6044
Tugasan 3 kajian tinjauan kpt6044
 
Perancangan e-learning-virtual-classroom-menggunakan-multimedia-pembelajaran-...
Perancangan e-learning-virtual-classroom-menggunakan-multimedia-pembelajaran-...Perancangan e-learning-virtual-classroom-menggunakan-multimedia-pembelajaran-...
Perancangan e-learning-virtual-classroom-menggunakan-multimedia-pembelajaran-...
 
PPT MK HYBRID LEARNIG.pptx
PPT MK HYBRID LEARNIG.pptxPPT MK HYBRID LEARNIG.pptx
PPT MK HYBRID LEARNIG.pptx
 
705-Article Text-3984-4-10-20220730.pdf
705-Article Text-3984-4-10-20220730.pdf705-Article Text-3984-4-10-20220730.pdf
705-Article Text-3984-4-10-20220730.pdf
 

Recently uploaded

Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Khiyaroh1
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
aji guru
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
AgusSuarno2
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
iwidyastama85
 

Recently uploaded (20)

Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 

rizki julia utama eppv.docx jndjdhedbhehj

  • 1. Nama : Rizki Julia Utama NIM : 20721251003 MATKUL : E- Pembelajaran Vokasional University of Hradec Kralove, Faculty of Informatics and Management, Rokitanskeho 62, Hradec Kralove 3, 500 03, Czech Republic Hybrid learning and its current role in the teaching of foreign languages 1. Pendahuluan Istilah pembelajaran hybrid , juga dikenal sebagai blended learning , kini telah umum digunakan, terutama di perusahaan dan didunia pendidikan. Istilah itu sendiri cukup sulit untuk didefinisikan karena digunakan dengan berbagai cara oleh orang yang berbeda. Dengan kedatangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) baru, juga seluruh sistem pendidikan telah mengalami perubahan dramatis dalam dua dekade terakhir. Teknologi ini telah mengubah pendekatan umum untuk mengajar dan belajar. Seperti yang diklaim Bonk (2011): Siapapun sekarang dapat belajar apapun dari siapapun dan kapanpun. Selain itu, ia menyatakan bahwa Web menjadi platform pembelajaran pilihan dan pembelajaran non-tradisional. Saat ini pengajaran dan pembelajaran sekarang lebih berfokus pada pelajar dan kebutuhannya. Apalagi pelajar berharap dapat berinteraksi tidak hanya dengan materi pembelajaran, tetapi juga dengan teman-temannya. Selain itu dia ingin belajar mandiri dilokasi, dia ingin mobile dalam belajar. Ketiga karakteristik ini membutuhkan pendekatan pembelajaran baru di mana yang terbaik tampaknya adalah pembelajaran hybrid / campuran (lih. Sorden, 2012). Sorden (2012) menyatakan, pembelajaran hybrid bukan sekedar kombinasi pembelajaran tatap muka dan online akan tetapi juga merupakan kombinasi dari metodologi pelatihan, yang menggunakan metode penyampaian terbaik untuk keberhasilan pencapaian pembelajaran objektif. Pembelajaran ini tidak hanya guru / tutor yang fleksibel dan berpengalaman, tetapi juga pembelajar mandiri / otonom (cf. Frydrychova Klimova dan Poulova, 2011; Paris dan Paris, 2001). 2. Konsep Pembelajaran Hybrid Istilah pembelajaran hybrid kini telah umum digunakan, terutama di lingkungan perusahaan dan pendidikan tinggi.Istilah itu sendiri cukup sulit untuk didefinisikan
  • 2. karena digunakan dengan berbagai cara oleh orang yang berbeda. Secara keseluruhan, ada tiga arti paling umum untuk pembelajaran hybrid (lih. Whitelock & Jelfs, 2003): a. integrasi pembelajaran tradisional dengan pendekatan online berbasis web; b. kombinasi media dan alat (misalnya buku teks) yang digunakan dalam lingkungan e-learning; dan c. kombinasi dari sejumlah pendekatan belajar-mengajar terlepas dari teknologi yang digunakan (Driscoll, 2002). Littlejohn & Pegler (2007) Menyatakan pembelajaran hybrid adalah sebuah integrasi metode pengajaran dan pembelajaran tatap muka dengan pendekatan online. Secara umum, pembelajaran hybrid adalah campuran modalitas instruksional (yaitu pembelajaran di tempat, berbasis web dan mandiri), media penyampaian (mis.Internet, sesi kelas, kursus berbasis web, CD-ROM, video, buku, atau slide PowerPoint), instruksional metode (yaitu sesi tatap muka atau berbasis teknologi), dan teknologi berbasis web, baik sinkron maupun asinkron (mis. ruang obrolan, wiki, ruang kelas virtual, alat konferensi, blog, buku teks, atau kursus online). Pilihan campuran biasanya ditentukan oleh beberapa faktor: sifat konten kursus dan tujuan pembelajaran,karakteristik siswa dan preferensi belajar, pengalaman guru dan gaya mengajar, atau sumber daya online (lih.Dziuban, Hartman & Moskal, 2005). 3. Metodologi Pembelajaran Hybrid Berdasarkan tinjauan pustaka (Graham, 2005; atau Khan, 2005), telah diidentifikasi empat prinsip utama metodologi pembelajaran hybrid sejauh ini: • integrasi bijaksana dari komponen pembelajaran tatap muka dan sepenuhnya online. Prinsip ini berusaha untuk memperkaya manfaat dari kedua lingkungan dan berhasil memenuhi keberagaman kebutuhan dan preferensi siswa. • penggunaan teknologi secara inovatif. Prinsip ini berarti bahwa setiap teknologi harus diterapkan dengan cara yang sesuai secara pedagog dan digunakan untuk menciptakan dan memelihara pembelajaran yang terletak secara sosial dan sangat interaktif (Vaughan, 2007). • rekonseptualisasi paradigma pembelajaran. Prinsip ini mencoba untuk memasukkan pedagogi baru yang muncul dan teori pembelajaran seperti konstruktivisme atau teori aktivitas (Activity theory, nd), bersama dengan peran baru yang menantang dari siswa dan guru diproses memperoleh pengetahuan dan pemahamannya. • penilaian berkelanjutan dan evaluasi pembelajaran hybrid.
  • 3. Prinsip dari metodologi pembelajaran hybrid harus memastikan kualitas dan efektivitas pendidikan. Alasan utama mengapa pembelajaran hybrid harus digunakan dalam pengajaran adalah sebagai berikut: a. Ini berkontribusi pada pedagogi karena mendukung strategi yang lebih interaktif, tidak hanya pengajaran tatap muka (Graham et al, 2003). b. Ini memperdalam kesadaran antar budaya karena mengumpulkan peneliti, pendidik, dan siswa dari mana saja di dalam dunia. Namun, ada juga kelemahan dari pembelajaran hybrid (Sebagai contoh, Cech & Klimova, 2003). Pembelajaran hybrida memakan waktu dan menuntut dalam hal pembuatan materi dan persiapan serta evaluasi. Selain itu, baik siswa maupun guru terkadang memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai penggunaan teknologi, dan gangguan teknis dapat terjadi kapan saja. Akhirnya, keterampilan belajar siswa sering kali tidak cukup dikembangkan untuk memungkinkan mereka mendapatkan keuntungan maksimal dari pembelajaran hybrid. Selain itu, pendekatan pembelajaran hybrid seperti yang dijelaskan tadi membutuhkan pembelajar yang mandiri dan guru yang handal mendukung dan mendorongnya dalam pembelajaran tersebut. Dengan demikian, peran pelajar dan guru berubah. Faktanya, Paradigma saat ini melihat proses belajar mengajar sebagai proses sosial di mana siswa menjadi rekan pembina yang aktif pengetahuan dengan guru mereka. Guru menjadi fasilitator, mediator, mentor atau pelatih. Wheeler (2009) telah membuat daftar tujuh keterampilan yang harus dimiliki instruktur / guru pembelajaran campuran: a. mereka harus mampu mendukung dan mendorong peserta didik. b. mereka tidak perlu takut mengambil resiko dengan teknologi baru. c. mereka harus dapat mentransfer keterampilan mengajar yang baik ke dalam konteks online. d. mereka harus menjadi komunikator yang baik di media apapun. e. mereka harus non-konformis. f. mereka harus berkembang dalam budaya perubahan. g. mereka harus memiliki kemampuan untuk melihat gambaran besarnya.
  • 4. 4. Pendekatan Pembelajaran Hybrid Pembelajaran hybrid juga menjadi salah satu strategi pembelajaran yang berhasil dalam memperoleh bahasa kedua. Faktanya, pembelajaran hybrid telah menjadi titik pertumbuhan utama dalam industri pengajaran bahasa Inggris selama sepuluh tahun terakhir tahun. Seperti yang dinyatakan Mothejzikova (2005/2006, p. 131), ada fokus utama pada bidang pengetahuan di mana warga negara memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk komunikasi yang efektif, yaitu tentang pengajaran bahasa asing dan teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran hybrid dalam pengajaran asing bahasa kadang-kadang didefinisikan sebagai kombinasi pengajaran tatap muka tradisional dan dengan bantuan komputer pembelajaran bahasa (CALL). Sehubungan dengan pembelajaran hybrid, Vesela (2012) berbicara tentang istilah CALL campuran yang dia jelaskan sebagai pengajaran / pembelajaran bahasa dengan bantuan berbagai sarana teknologi yang digabungkan instruksi kelas tradisional. Dziuban, Hartman & Moskal (2005) mendefinisikan pembelajaran hybrid dalam EFL (English as bahasa asing) pengaturan lebih luas. Menurut mereka, blended learning merupakan pendekatan pedagogis itu menggabungkan efektivitas dan peluang sosialisasi ruang kelas dengan teknologi aktif yang ditingkatkan mempelajari kemungkinan lingkungan online.Menurut De Praeter (2008), contoh klasik penggunaan pendekatan blended learning adalah kursus bahasa Inggris sebagai bahasa kedua dimana guru memutuskan bahwa semua kegiatan berbasis audio (mendengarkan pemahaman dan lisan pemahaman) akan berlangsung di kelas sementara semua kegiatan berbasis teks tertulis akan berlangsung online (membaca pemahaman dan penulisan esai). Dalam tindak lanjut kelas tatap muka guru dan siswa akan membahas kesulitan atau tujuan tertentu yang berhubungan dengan pekerjaan online mereka dan guru juga mengklarifikasi kesalahan yang mungkin dilakukan siswa dalam tugas mereka. Selain itu, berdasarkan definisi yang dijelaskan di bagian 2, Harmer (2012) memahami pembelajaran hybrid sebagai Pendekatan dimana siswa mendapatkan beberapa masukan dari materi seperti buku pelajaran, dan kemudian mengembangkannya dengan materi dan situs web di internet. Dengan demikian, misalnya, jika siswa membaca atau mendengarkan teks tentang beberapa orang terkenal kepribadian, mereka dapat membuka internet dan melihat apa lagi yang dapat mereka temukan sebagai informasi tambahan atau klip video.
  • 5. 5. Kesimpulan Pembelajaran Hibrid pasti berkontribusi pada kompensasi untuk berbagai kekurangan dalam pengaturan EFL seperti kekurangan frekuensi tinggi keterpaparan, kurangnya keterpaparan pada komunitas bahasa target atau mengadopsi pembelajaran yang tidak memadai strategi. Oleh karena itu, pembelajaran hybrid dapat menjadi solusi untuk sejumlah masalah. Namun, seseorang harus selalu menanggungnya pikirkan tujuan menggunakan pendekatan ini dan kebutuhan pelajar. Seperti yang dikatakan Brown (1987, hlm. 13): Setiap pelajar adalah unik. Setiap guru itu unik. Dan setiap hubungan pelajar-guru itu unik. 6. Referensi Teori aktivitas dan Diperoleh 14 Juli 2010, dari http://en.wikipedia.org/wiki/Activity_theory. Blanka Frydrychova Klimova dan Jaroslav Kacetl / Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku 182 (2015) 477 - 481 Bonk, CJ (2011). Dunia terbuka: bagaimana teknologi web merevolusi pendidikan. Amerika Serikat: Jossey-Bass. Brown, HD (1987). Prinsip pembelajaran dan pengajaran bahasa. Prantice-Hall. Bruffee, K. (1993). Pembelajaran kolaboratif. Baltimore: Pers Universitas John Hopkins. Cech, P., & Klimova, B. (2003). Kurz Pengajaran Bahasa Inggris Bisnis Tertulis (TWBE). Dalam J. Sedlacek (Ed.), Sbornik prispevku ze seminare a soutezee-learning 2003 , (hlm. 23-26). Hradec Kralove: Gaudeamus ,. Coffield, F. dkk. (2004). Gaya belajar dan pedagogi dalam pembelajaran pasca 16. Tinjauan sistematis dan kritis. Laporan Universitas Newcatle tentang gaya belajar . Diakses 3 Juli 2012, dari http://www.Isda.org.uk/files/PDF/1543.pdf. De Praetere, T. (2008). E-learning . Diakses pada 29 Juni 2010, dari http://knol.google.com/k/thomas-de-praetere/e-Learning/20ohkjtmn38cb/2#. Driscoll, M. (2002). Pembelajaran terpadu: mari melampaui hype. E-learning , 1 Maret. Dziuban, CD, Hartman, JL, & Moskal, PD (2005). Pendidikan tinggi, pembelajaran campuran, dan generasi: pengetahuan adalah kekuatan - tidak lebih.Dalam J. Bourne dan JC Moore (Eds.), Elemen pendidikan online berkualitas: komunitas yang menarik. Needham, MA: Sloan Center for Online. Frydrychova Klimova, B ,. & Poulova, P. (2011). Guru universitas sebagai tutor online. Dalam Konferensi Internasional ke-14 tentang Interaktif Pembelajaran Kolaboratif (ICL2011) , (hlm. 357-361). Bratislava: Slovenska technicka univerzita. Frydrychova Klimova, B. (2012). Mengajar bahasa Inggris tertulis formal . Univerzita Hradec Kralove: GAUDEAMUS. Graham, CR dkk. (2003). Manfaat dan tantangan lingkungan pembelajaran campuran. Dalam M. Khosrow-Pour (Ed .), Ensiklopedia Informasi Sains dan Teknologi IV. Hershey, PA: Ide Group Inc. Graham, CR (2005). Sistem pembelajaran campuran: Definisi, tren saat ini, dan arah masa depan. Dalam CJ Bonk dan CR Graham (Eds.),Buku Pegangan pembelajaran campuran: perspektif global, desain lokal . San Francisco, CA: Pfeiffer Publishing. Gregorc, AF (1979). Gaya belajar / mengajar: kekuatan kuat di belakang mereka. Kepemimpinan Pendidikan , 36 , 234-238. Harmer, J. (2012). Pengetahuan guru yang penting. Konsep inti dalam pengajaran bahasa Inggris. Inggris: Pearson Education Limited. Hubackova, S., & Semradova, I. (2013). Perbandingan pengajaran on-line dan pengajaran tatap muka. Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku,89 , 445-449. Khan, BH (2005). Daftar periksa cepat e-learning . London. Littlejohn, A., & Pegler, C. (2007). Mempersiapkan e-Learning campuran. Inggris: Routledge- Falmer. Mothejzikova, J. (2005/2006). Didaktika cizich jazyku v novem evropskem kontextu (I, II). Cizi jazyky, 49 (4,5), 131-133; 171-173.
  • 6. Paris, S. & Paris, A. (2001). Aplikasi ruang kelas penelitian tentang pembelajaran mandiri. Psikolog Pendidikan, 36 (2), 89-101. Poulova, P. & Simonova, I. (2012). E-learning yang fleksibel: kursus online yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Prosiding Ilmiah Internasional ke-9 Sorden, S. (2012). Tren yang muncul dalam pengajaran bahasa asing dengan teknologi informasi dan komunikasi . Diakses tanggal 3 Mei 2014, dari http://www.slideshare.net/ssorden/emerging-trends-in-foreign-language-teaching-with-ict. Vaughan, N. (2007). Perspektif tentang pembelajaran campuran di pendidikan tinggi. Jurnal Internasional tentang E-Learning , 6 (1), 81-94. Vesela, K. (2012). Mengajar ESP di lingkungan baru . Nitra: ASPA. Wheeler, S. (2009). Belajar dengan 'e's . Diakses 27 Januari 2010, dari http://steve- wheeler.blogspot.com/2009/05/7-skills-for-successful-e- tutor.html. Whitelock, D., & Jelfs, A. (2003). Editorial: Jurnal Media Pendidikan Edisi Khusus Blended Learning. Jurnal Media Pendidikan , 28 (2-3), 99-100.