1. 1.Andani Dwi Olimpiani
2.Galuh Erlina Putri
3.Intan Jamilah
4.Meysin Odela
5.Salma Handayani
Ruang Kolaborasi
TOPIK 1
FILOSOFI
PENDIDIKAN
Argumen kritis perjalanan
pendidikan nasional
2. RASA MALAS SARANA DAN
PRASARANA
BEBAN BELAJAR
TERLALU BANYAK
PEMBELAJARAN DI
LAPANGAN BELUM
SEPENUHNYA PADA
PESERTA DIDIK
3. • Rasa malas yang terdapat pada diri peserta didik sehingga peserta didik
sulit mengikuti pembelajaran di kelas.
• Kurangnya sarana prasarana pembelajaran yang membuat peserta didik
sulit mengikuti perkembangan teknologi dalam pembelajaran.
• Beban belajar yang terlalu banyak, yaitu peserta didik diminta untuk
menguasai materi pada banyak mata pelajaran.
• Pembelajaran di lapangan masih belum sepenuhnya berorientasi pada
peserta didik. Guru masih belum sepenuhnya menerapkan student
centered learning padahal hal tersebut hanya dapat menjadi bekal bagi
peserta didik untuk menyiapkan diri dalam tes saja (prepare kids for test),
bukan menyiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depannya
(prepare kids for life).
4. Guru-guru perlu didorong untuk menerapkan berbagai model pembelajaran inovatif
yang memungkinan siswa belajar lebih merdeka sesuai kemampuan dan potensinya.
Terlebih model pembelajaran yang memanfaatkan perkembangan TIK yang sudah
sangat berkembang pesat dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Dengan TIK
proses pembelajaran akan terjadi dengan mudah dan sangat memungkinkan siswa
untuk belajar mandiri dan pastinya belajar lebih membahagiakan karena pastinya
anak-anak lebih termotivasi belajar dengan teknologi terutama internet dan gadget.
Oleh karenanya, untuk mewujudkan hal ini, guru harus memiliki kemampuan
mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Dalam
hal ini, keberadaan TIK bukan sebagai mata pelajaran, tapi terintegrasi dalam
pembelajaran
5. Ada banyak model-model pembelajaran inovatif yang memanfaatkan TIK dalam
pembelajaran salah satunya model pembelajaran blended learning. Menurut Harding
Kaczynski dan Wood (2005), blended learning merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan pembelajaran tradisonal tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang
menggunakan sumber belajar online (terutama yang berbasis web) dan beragam pilihan
komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa. Dengan pelaksanaan blended
learning ini, pembelajaran berlangsung lebih bermakna karena keragaman sumber belajar
yang mungkin diperoleh. Sedangkan Driscoll (2002) menyebutkan empat konsep mengenai
pembelajaran blended learning yaitu:
• Blended learning merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan atau
menggabungkan berbagai teknologi berbasis web, untuk mencapai tujuan pendidikan.
• Blended learning merupakan kombinasi dari berbagai pendekatan pembelajaran
(seperti behaviorisme, konstruktivisme, kognitivisme) untuk menghasilkan suatu
pencapaian pembelajaran yang optimal dengan atau tanpa teknologi pembelajaran.
• Blended learning juga merupakan kombinasi banyak format teknologi pembelajaran,
seperti video tape, CD-ROM, webbased training, film) dengan pembelajaran tatap
muka.
• Blended learning menggabungkan teknologi pembelajaran dengan perintah tugas kerja
aktual untuk menciptakan pengaruh yang baik pada pembelajaran dan tugas.
6. model pembelajaran yang memadukan antara pembelajaran dengan tatap muka di kelas
seperti biasa dengan pembelajaran online (maya). Jadi dalam prosesnya selain siswa belajar
di kelas sesuai jadwal yang sudah dibuat tetapi ada pembelajaran online yang dilakukan
diluar jam belajar. Belajar online bisa dimanfaatkan untuk pemberian materi atau informasi
dari guru terkait materi, forum diskusi, pemberian tugas dan pengumpulan tugas oleh siswa.
7. Pembelajaran blended lerarning yang berpusat
pada peserta didik (student centered learning),
sehingga peserta didik dapat mengonstruksi
pemahaman mereka sendiri dalam pembelajaran
yang memadukan antara pembelajaran tatap
muka dan pembelajaran online. Selain itu, guru
harus menyiapkan dan melatihkan peserta didik
bukan hanya mengenai pengetahuan tapi juga
keterampilan-keterampilan yang mereka
butuhkan untuk kehidupan, misalnya
keterampilan 4C (critical thinking: creativity:
collaboration; communication), literasi digital,
dsb.
mendidik dan mengajar
adalah proses untuk
menjadikan manusia
menjadi manusia yang
seutuhnya.
MERDEKA BELAJAR