neurologi, saraf

1. HIV/AIDS Tanpa Komplikasi
ZARAH ALIFANI DZULHIJJAH 1102090115
VINNY RAHMAYANI 1102080111
ROSLINDA 11020800023
BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2013

2. PENDAHULUAN
• AIDS (Acquired immunodeficiency
syndrome) = kumpulan gejala atau penyakit
yang disebabkan oleh menurunnya
kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV
(Human immunodeficiency virus) yang
termasuk family retroviridae.
• AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV

3. EPIDEMIOLOGI

4. • Cara penularan virus HIV:
–kontak seksual
–inokulasi parenteral
–Dari ibu ke bayi

5. ETIOLOGI
Struktur Virus HIV

6. PATOGENESIS

8. • Patogenesis serangan pada sistem saraf
Mikroglia=makrofag
otak
Masuk ke otak
pengeluaran
Sitokin
kerusakan
neuron

9. GEJALA KLINIS DAN
PERJALANAN PENYAKIT
• Fase Akut ( respon awal )
– gejala nonspesifik
– Setelah 3 hingga 17 minggu  munculnya sel T
sitotoksik CD8+  viremia meredaCD4+ kembali ke
jumlah normal
• Fase Kronik (tahap penahanan relatif virus)
– infeksi oportunistik : sariawan (Candidiasis) atau herpes
zoster.
– limfadenopati persisten
– gejala konstitusional

10. • Fase Krisis (kehancuran pertahanan pejamu )
– demam lebih dari 1 bulan
– mudah lelah
– penurunan berat badan
– diare.
– CD4+ menurun dibawah 500 sel/µL
– infeksi oportunistik yang serius
– neoplasma sekunder
– dan/ atau manifestasi neurologis ,

11. • CDC:
– CD4+ lebih dari 500 sel/µL: asimptomatis
– CD4+ 200- 500 sel/µL: gejala awal penuruna
CD4+
– CD4+ dibawah 200 sel/µL: disertai imunosupresi
yang berat

12. DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisis
• Periksaan penunjang:
– Rapid test
– ELISA
– Western blot
PENTING!
SKRINING DAN KONSELING

13. PENATALAKSANAAN
•
•
•
•
•
Pengobatan suportif:
Asupan nutris dengan gizi yang baik serta multivitamin.
Psikososial dan dukungan agama
Istirahat yang cukup.
Pengobatan simptomatik: Antipiretik, antiimflamasi, obat
diare, dan lain- lain
• Pengobatan oportunistik:
• Pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi
• Pengobatan antiretroviral:
– Lini pertama: zidovudine, lamivudine, dan efavirenz.
• Stavudine dapat menggantikan zidovudine
• Nevirapine dapat mengganti efavirenz.

14. PENCEGAHAN

15. DAFTAR PUSTAKA
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Sudoyo, Aru W. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.2006.Hal.1803-1807.
Budimulja, Unandar. Sjaiful F Dali. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Aquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS). Dalam: Djuanda, A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI. 2010. Hal.427-431.
Price, S. Lorraine M Wilson. Buku Patofisiologi: Konsep Klinis Proses- proses penyakit. Volume 2. Edisi
6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005. Hal. 236-237.
Mandal,A. Sejarah AIDS. Jakarta.2013. http://www.news-medical.net/health/History-of-AIDS%28Indonesian%29.aspx. Diakses 16 Desember 2013.
Kumar,V. Penyakit Imunitas. Dalam: Kumar,V.Ramzi S Cotran. Stanley L Robbins. Buku ajar Patologi
Robbins. Volume 1. Edisi 7. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.2007. Hal.164-176.
Bonsor,R. HIV Virus Structure- Anatomi Picture Reference. 2013. http://healthfavo.com/hiv-virusstructure-anatomy-picture-reference.html. Diakses 16 Desember 2013.
WHO, HIV and Adolescent: HIV Testing and Counseling, Treatment and Care for Adolescents Living
With HIV.Switzerland.2013. http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/94561/1/9789241506526_eng.pdf .
Diakses 16 Desember 2013.
ILO. Addressing HIV and AIDS in The Work Place.Jakarta.2012 www.betterwork.org/indonesia.
Diakses 16 Desember 2013.
Dean.Antiretroviral Treatment. Australia.2013. http://www.health24.com. Diakses 16 Desember 2013.
Piot, Peter. Response to the AIDS Pandemic- A Global Health Model. UK. 2013. www.nejm.com .
Diakses 16 Desember 2013.

16. TERIMA KASIH