SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
3 SKS (2-1)
 
N
x
N
i
i



 1
2
2


Tatap Muka 2
RANCANGAN PERCOBAAN
(TMP1314)
1
Percobaan satu faktor (faktor tunggal) adalah suatu percobaan yang dirancang
dengan hanya melibatkan satu faktor dengan beberapa taraf sebagai perlakuan.
Rancangan ini pada dasarnya menjaga kondisi faktor-faktor lain dalam kondisi
tetap.
Percobaan satu faktor, misalkan :
1. percobaan daya hasil dari beberapa varietas,
2. percobaan pemupukan dengan berbagai variasi dosis suatu unsur pupuk,
3. percobaan berbagai tingkat populasi tanaman,
4. percobaan berbagai kadar air awal benih sebelum disimpan,
5. percobaan berbagai kondisi ruang simpan pada suatu jenis benih tertentu.
Contoh :
Suatu percobaan satu faktor, yaitu Faktor Dosis Pupuk Nitrogen (N) dengan 6
taraf, sebagai perlakuan, yaitu :
1. 0 kg/ha (P1),
2. 25kg/ha (P2),
3. 50kg/ha (P3) ,
4. 75 kg/ha (P4),
5. 100 kg/ha (P5), dan
6. 150 kg/ha (P6).
Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga percobaan yang akan
dilakukan terdiri atas 6 x 3 = 18 satuan percobaan :
(1) P1Ul1, (2) P1Ul2, (3) P1Ul3, (4) P2Ul1, (5) P2Ul2, (6) P2Ul3,
(7) P3Ul1, (P8)P3Ul2, (9) P3Ul3, (10)P4Ul1, (11)P4Ul2, (12)P4Ul3,
(13)P5Ul1, (14)P5Ul2, (15)P5Ul3, (16)P6Ul1, (17)P6Ul2, (18)P6Ul3
Satu satuan percobaan memerlukan 1 unit percobaan, sehingga percobaan yang
akan dilakukan membutuhkan 18 unit percobaan.
Jika 1 unit pecobaan berupa 1 petakan, maka diperlukan 18 petakan.
Jika 1 petakan berukuran 5 m x 5 m, dan antar petakan dipisah dengan saluran air
0.5 m, dan lahan percobaan dikelilingi saluran air selebar 1 m, maka luas lahan
percobaan yang dibutuhkan minimal : 603 m2, (jika posisi unit percobaan : 3
Rancangan Lingkungan Rancangan Acak Lengkap
• Digunakan jika kondisi unit percobaan yang digunakan relatif homogen, artinya
keragaman antar unit percobaan kecil.
• Umumnya untuk percobaan-percobaan di laboratorium
• Percobaan di lapang produksi kehomogenan unit biasanya sulit dipenuhi,
sehingga rancangan ini jarang digunakan
• Percobaan yang melibatkan unit percobaan yang cukup besar, jarang sekali
menggunakan rancangan acak lengkap.
• Rancangan ini cukup sederhana, dan besarnya ulangan boleh berbeda-beda
antar perlakuan.
• Rancangan ini sering tidak efisien sebagai akibat tidak adanya pembatasan
dalam pengacakan.
Pengacakan Satuan Percobaan
• Pengacakan dilakukan dengan memberikan satuan pecobaan pada unit percobaan
keseluruhan secara acak.
• Tidak ada pembatasan atau pengelompokan terlebih dahulu terhadap unit-unit
percobaan
• Setiap unit percobaan memiliki peluang yang sama untuk menerima satuan percobaan
• Pengacakan dapat dilakukan dengan menggunakan Tabel Bilangan Teracak, kartu,
ataupun dengan lotere (undian). Disarankan menggunakan Tabel Bilangan Teracak
1. Memberikan nomor petak untuk setiap petak percobaan dengan cara yang
umum, nomor 1, 2,3, 4, ……………………………, 18.
2. Menentukan pasangan bilangan acak dengan 3 digit, dari Tabel Bilangan
Teracak, sebanyak 18 pasangan yang berbeda.
3. Menulis pasangan bilangan acak yang diperoleh beserta urutannya dari
nomor 1 hingga nomor 18, dan dibuat rangking dari bilangan teracak tersebut.
4. Ditetapkan bahwa nomor urut adalah satuan percobaan yang digunakan,
sedangkan rangking adalah nomor petak yang mendapatkan satuan percobaan
tersebut.
Pengacakan satuan percobaan ke unit percobaan menggunakan Tabel Bilangan Acak :
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18
P1 (ul1) P2 (ul1) P1 (ul3) P3 (ul1) P5 (ul1) P1 (ul2)
P6 (ul2) P4 (ul3) P3 (ul2) P4 (ul2) P5 (ul2) P2 (ul3)
P6 (ul1) P6 (ul3) P4 (ul1) P5 (ul3) P2 (ul2) P3 (ul3)
Denah Percobaan :
Hasil Pengamatan dapat disajikan dalam bentuk :
Ulangan
Perlakuan
Total
Kese-
luruhan
P1 P2 P3 P4 P5 P6
1 Y11 Y21 Y31 Y41 Y51 Y61
2 Y12 Y22 Y32 Y42 Y52 Y62
3 Y13 Y23 Y33 Y43 Y53 Y63
Total
Perlakuan
(Yi.)
Y1. Y2. Y3. Y4. Y5. Y6. Y..
1. Model Linier dan Penguraian Keragaman Total
• Model linier aditif secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu model tetap dan model acak.
• Model tetap merupakan model dimana perlakuan yang digunakan
berasal dari populasi yang terbatas.
• Model acak merupakan model dimana perlakuan yang dicobakan
merupakan contoh acak dari populasi perlakuan.
• Pembahasan dalam perkuliahan ini, semuanya lebih ditujukan kepada
model tetap.
2. Bentuk umum dari model linier aditif :
Yij =  + i +  ij ;
untuk : i = 1, 2, 3, …, t; j = 1, 2, …, r
Yij= nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
= rataan umum
i= nilai tambah pengaruh perlakuan ke-i
ij= galat percobaan (nilai tambah pengaruh acak pada per- lakuan ke-i ulangan ke-j
Bentuk hipotesis yang diuji :
H0 : 1 = … = 6 = 0 (perlakuan tidak berpengaruh terhadap peubah yang diamati)
H1 : paling sedikit ada satu i dimana i  0
atau :
H0 : 1 = … = 6 =  ( semua perlakuan memberikan respon yang sama)
H1 : paling sedikit ada sepasang perlakuan (i,i’) dimana i  i’
dengan struktur analisis ragam yang dapat disajikan sbb :
Ulangan sama : r1 = r2= r3 …. = rt= r
Sumber db JK KT Fhit
Total tr-1 JKT
Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG
Galat t(r-1) JKG KTG
Berdasarkan model diatas maka dengan metode kuadrat terkecil penduga
dari, I, dan ij dapat diperoleh :
Jumlah Kuadrat Total = Jumlah Kuadrat Perlakuan + Jumlah Kuadrat Galat
JKT = JKP + JK
Catatan :
Sumber = sumber keragaman
db = derajat bebas
JK = Jumlah Kuadrat
KT = KuadratTengah
Fhit = F hitung
3. Tabel Analisis Ragam
Ulangan tidak sama : r1  r2 r3 ….  rt  r
Sumber db JK KT Fhit
Total  ri-1 JKT
Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG
Galat  (ri-1) JKG KTG
Catatan :
Sumber = sumber keragaman
db = derajat bebas
JK = Jumlah Kuadrat
KT = KuadratTengah
Fhit = F hitung
Penghitungan Jumlah Kuadrat (ulangan sama)
JKT =  Y2
ij - Y2
.. / rt ( Y2
.. / rt = Faktor Koreksi (FK))
JKP =  Y2
i. / r - FK
JKG = JKT - JKP
Penghitungan Kuadrat Tengah :
KTP = JKP/ db perlakuan
KTG = JKG/ db galat
4. Pengujian Hipotesis:
• F hitung = KTP/ KTG mengikuti sebaran F dengan derajat bebas pembilang sebesar
t-1 dan derajat bebas penyebut sebesar t(r-1).
• Jika F hitung lebih besar dari F,db1, db2( = peluang salah db1= db pembilang, db2
= db penyebut) yang bisa dibaca pada Tabel A6, maka hipotesis nol ditolak dan
berlaku sebaliknya.
• Penolakan hipotesis nol berimplikasi bahwa perlakuan yang diberikan terhadap
unit percobaan memberikan pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap
respon/peubah yang diamati.
• Koefisien Keragaman (KK) dapat dihitung berdasarkan :
KK = (  KTG / Y ) x 100%
• Nilai KK yang besar mencerminkan bahwa unit-unit percobaan yang digunakan
tidak homogen
• Besaran KK dapat digunakan sebagai alat untuk mendeteksi apakah suatu data
yang diperoleh perlu ditransformasi.
Terima kasih
2
2
1
2
2
1
)
,
,
(





 

 





x
e
x
f
16

More Related Content

What's hot

Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
AGROTEKNOLOGI
 
Teknis budidaya durian
Teknis budidaya durianTeknis budidaya durian
Teknis budidaya durian
sujononasa
 
Budidaya tanaman kelapa serta pemanfaatan limbahnya
Budidaya tanaman kelapa serta pemanfaatan limbahnyaBudidaya tanaman kelapa serta pemanfaatan limbahnya
Budidaya tanaman kelapa serta pemanfaatan limbahnya
Bima Andika
 
Memilah Pupuk Organik dan Pembenah Tanah Organik 16.12.2022.pptx
Memilah Pupuk Organik dan Pembenah Tanah Organik 16.12.2022.pptxMemilah Pupuk Organik dan Pembenah Tanah Organik 16.12.2022.pptx
Memilah Pupuk Organik dan Pembenah Tanah Organik 16.12.2022.pptx
AndiZakiyyahAM
 
Hidroponik , solusi pertanian di perkotaan
Hidroponik , solusi pertanian di perkotaanHidroponik , solusi pertanian di perkotaan
Hidroponik , solusi pertanian di perkotaan
Deli Hidro
 
03 dormansi (materi analisis mutu benih)
03 dormansi (materi analisis mutu benih)03 dormansi (materi analisis mutu benih)
03 dormansi (materi analisis mutu benih)
Issuchii Liescahyani
 

What's hot (20)

Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
 
Budidaya terong
Budidaya terongBudidaya terong
Budidaya terong
 
Penggunaan PUTS
Penggunaan PUTSPenggunaan PUTS
Penggunaan PUTS
 
Pembuatan PPk Org [Autosaved].pptx
Pembuatan PPk Org [Autosaved].pptxPembuatan PPk Org [Autosaved].pptx
Pembuatan PPk Org [Autosaved].pptx
 
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiPraktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
TERONG UNGU
TERONG UNGUTERONG UNGU
TERONG UNGU
 
Teknis budidaya durian
Teknis budidaya durianTeknis budidaya durian
Teknis budidaya durian
 
Budidaya tanaman kelapa serta pemanfaatan limbahnya
Budidaya tanaman kelapa serta pemanfaatan limbahnyaBudidaya tanaman kelapa serta pemanfaatan limbahnya
Budidaya tanaman kelapa serta pemanfaatan limbahnya
 
Budidaya ubi jalar
Budidaya ubi jalarBudidaya ubi jalar
Budidaya ubi jalar
 
Memilah Pupuk Organik dan Pembenah Tanah Organik 16.12.2022.pptx
Memilah Pupuk Organik dan Pembenah Tanah Organik 16.12.2022.pptxMemilah Pupuk Organik dan Pembenah Tanah Organik 16.12.2022.pptx
Memilah Pupuk Organik dan Pembenah Tanah Organik 16.12.2022.pptx
 
PHOTOSYNTETIC BACTERIA (PSB).pptx
PHOTOSYNTETIC BACTERIA (PSB).pptxPHOTOSYNTETIC BACTERIA (PSB).pptx
PHOTOSYNTETIC BACTERIA (PSB).pptx
 
role of pgpr in plant development
role of pgpr in plant developmentrole of pgpr in plant development
role of pgpr in plant development
 
Hidroponik , solusi pertanian di perkotaan
Hidroponik , solusi pertanian di perkotaanHidroponik , solusi pertanian di perkotaan
Hidroponik , solusi pertanian di perkotaan
 
Presentasi budidaya jagung manis
Presentasi   budidaya jagung manisPresentasi   budidaya jagung manis
Presentasi budidaya jagung manis
 
Aklimatisasi
AklimatisasiAklimatisasi
Aklimatisasi
 
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIANPENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
 
03 dormansi (materi analisis mutu benih)
03 dormansi (materi analisis mutu benih)03 dormansi (materi analisis mutu benih)
03 dormansi (materi analisis mutu benih)
 
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten munaMakalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten muna
 
BUDIDAYA TANAMAN SAYURan.ppt
BUDIDAYA TANAMAN SAYURan.pptBUDIDAYA TANAMAN SAYURan.ppt
BUDIDAYA TANAMAN SAYURan.ppt
 

Similar to Rancangan Acak Lengkap Percobaan Satu Faktor

04. ral
04. ral04. ral
04. ral
UNTAN
 
04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak Lengkap04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak Lengkap
Ir. Zakaria, M.M
 
3. Rancangan Acak Lengkap.pdf
3. Rancangan Acak Lengkap.pdf3. Rancangan Acak Lengkap.pdf
3. Rancangan Acak Lengkap.pdf
Purwanti61
 

Similar to Rancangan Acak Lengkap Percobaan Satu Faktor (20)

RAL-2013 abxdefghijjlmnwjwisjbwwsodjbwiwkd
RAL-2013 abxdefghijjlmnwjwisjbwwsodjbwiwkdRAL-2013 abxdefghijjlmnwjwisjbwwsodjbwiwkd
RAL-2013 abxdefghijjlmnwjwisjbwwsodjbwiwkd
 
07. rak
07. rak07. rak
07. rak
 
07. rak
07. rak07. rak
07. rak
 
07. rak
07. rak07. rak
07. rak
 
07. rak
07. rak07. rak
07. rak
 
Rancangan acak lengkap (RAL)
Rancangan acak lengkap (RAL)Rancangan acak lengkap (RAL)
Rancangan acak lengkap (RAL)
 
Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)
 
Rancangan acak kelompok (RAK)
Rancangan acak kelompok (RAK)Rancangan acak kelompok (RAK)
Rancangan acak kelompok (RAK)
 
04. ral
04. ral04. ral
04. ral
 
RAL
RALRAL
RAL
 
04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak Lengkap04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak Lengkap
 
Anreg-Anava2-Pertemuan 3-4.pptx
Anreg-Anava2-Pertemuan 3-4.pptxAnreg-Anava2-Pertemuan 3-4.pptx
Anreg-Anava2-Pertemuan 3-4.pptx
 
07. rak
07. rak07. rak
07. rak
 
002 Percobaan Satu Faktor dan RAL - 2023.pptx
002 Percobaan Satu Faktor dan RAL - 2023.pptx002 Percobaan Satu Faktor dan RAL - 2023.pptx
002 Percobaan Satu Faktor dan RAL - 2023.pptx
 
RANCANGAN ACAK LENGKAP
RANCANGAN ACAK LENGKAPRANCANGAN ACAK LENGKAP
RANCANGAN ACAK LENGKAP
 
04. ral
04. ral04. ral
04. ral
 
3. Rancangan Acak Lengkap.pdf
3. Rancangan Acak Lengkap.pdf3. Rancangan Acak Lengkap.pdf
3. Rancangan Acak Lengkap.pdf
 
07. rak
07. rak07. rak
07. rak
 
Sampel, fungsi distribusi, dan penarikan kesimpulannya
Sampel, fungsi distribusi, dan penarikan kesimpulannyaSampel, fungsi distribusi, dan penarikan kesimpulannya
Sampel, fungsi distribusi, dan penarikan kesimpulannya
 
RANCANGAN ACAK KELOMPOK
RANCANGAN ACAK KELOMPOKRANCANGAN ACAK KELOMPOK
RANCANGAN ACAK KELOMPOK
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

Rancangan Acak Lengkap Percobaan Satu Faktor

  • 1. 3 SKS (2-1)   N x N i i     1 2 2   Tatap Muka 2 RANCANGAN PERCOBAAN (TMP1314) 1
  • 2. Percobaan satu faktor (faktor tunggal) adalah suatu percobaan yang dirancang dengan hanya melibatkan satu faktor dengan beberapa taraf sebagai perlakuan. Rancangan ini pada dasarnya menjaga kondisi faktor-faktor lain dalam kondisi tetap. Percobaan satu faktor, misalkan : 1. percobaan daya hasil dari beberapa varietas, 2. percobaan pemupukan dengan berbagai variasi dosis suatu unsur pupuk, 3. percobaan berbagai tingkat populasi tanaman, 4. percobaan berbagai kadar air awal benih sebelum disimpan, 5. percobaan berbagai kondisi ruang simpan pada suatu jenis benih tertentu.
  • 3. Contoh : Suatu percobaan satu faktor, yaitu Faktor Dosis Pupuk Nitrogen (N) dengan 6 taraf, sebagai perlakuan, yaitu : 1. 0 kg/ha (P1), 2. 25kg/ha (P2), 3. 50kg/ha (P3) , 4. 75 kg/ha (P4), 5. 100 kg/ha (P5), dan 6. 150 kg/ha (P6). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga percobaan yang akan dilakukan terdiri atas 6 x 3 = 18 satuan percobaan : (1) P1Ul1, (2) P1Ul2, (3) P1Ul3, (4) P2Ul1, (5) P2Ul2, (6) P2Ul3, (7) P3Ul1, (P8)P3Ul2, (9) P3Ul3, (10)P4Ul1, (11)P4Ul2, (12)P4Ul3, (13)P5Ul1, (14)P5Ul2, (15)P5Ul3, (16)P6Ul1, (17)P6Ul2, (18)P6Ul3 Satu satuan percobaan memerlukan 1 unit percobaan, sehingga percobaan yang akan dilakukan membutuhkan 18 unit percobaan. Jika 1 unit pecobaan berupa 1 petakan, maka diperlukan 18 petakan. Jika 1 petakan berukuran 5 m x 5 m, dan antar petakan dipisah dengan saluran air 0.5 m, dan lahan percobaan dikelilingi saluran air selebar 1 m, maka luas lahan percobaan yang dibutuhkan minimal : 603 m2, (jika posisi unit percobaan : 3
  • 4. Rancangan Lingkungan Rancangan Acak Lengkap • Digunakan jika kondisi unit percobaan yang digunakan relatif homogen, artinya keragaman antar unit percobaan kecil. • Umumnya untuk percobaan-percobaan di laboratorium • Percobaan di lapang produksi kehomogenan unit biasanya sulit dipenuhi, sehingga rancangan ini jarang digunakan • Percobaan yang melibatkan unit percobaan yang cukup besar, jarang sekali menggunakan rancangan acak lengkap. • Rancangan ini cukup sederhana, dan besarnya ulangan boleh berbeda-beda antar perlakuan. • Rancangan ini sering tidak efisien sebagai akibat tidak adanya pembatasan dalam pengacakan.
  • 5. Pengacakan Satuan Percobaan • Pengacakan dilakukan dengan memberikan satuan pecobaan pada unit percobaan keseluruhan secara acak. • Tidak ada pembatasan atau pengelompokan terlebih dahulu terhadap unit-unit percobaan • Setiap unit percobaan memiliki peluang yang sama untuk menerima satuan percobaan • Pengacakan dapat dilakukan dengan menggunakan Tabel Bilangan Teracak, kartu, ataupun dengan lotere (undian). Disarankan menggunakan Tabel Bilangan Teracak
  • 6. 1. Memberikan nomor petak untuk setiap petak percobaan dengan cara yang umum, nomor 1, 2,3, 4, ……………………………, 18. 2. Menentukan pasangan bilangan acak dengan 3 digit, dari Tabel Bilangan Teracak, sebanyak 18 pasangan yang berbeda. 3. Menulis pasangan bilangan acak yang diperoleh beserta urutannya dari nomor 1 hingga nomor 18, dan dibuat rangking dari bilangan teracak tersebut. 4. Ditetapkan bahwa nomor urut adalah satuan percobaan yang digunakan, sedangkan rangking adalah nomor petak yang mendapatkan satuan percobaan tersebut. Pengacakan satuan percobaan ke unit percobaan menggunakan Tabel Bilangan Acak : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
  • 7. P1 (ul1) P2 (ul1) P1 (ul3) P3 (ul1) P5 (ul1) P1 (ul2) P6 (ul2) P4 (ul3) P3 (ul2) P4 (ul2) P5 (ul2) P2 (ul3) P6 (ul1) P6 (ul3) P4 (ul1) P5 (ul3) P2 (ul2) P3 (ul3) Denah Percobaan :
  • 8. Hasil Pengamatan dapat disajikan dalam bentuk : Ulangan Perlakuan Total Kese- luruhan P1 P2 P3 P4 P5 P6 1 Y11 Y21 Y31 Y41 Y51 Y61 2 Y12 Y22 Y32 Y42 Y52 Y62 3 Y13 Y23 Y33 Y43 Y53 Y63 Total Perlakuan (Yi.) Y1. Y2. Y3. Y4. Y5. Y6. Y..
  • 9. 1. Model Linier dan Penguraian Keragaman Total • Model linier aditif secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu model tetap dan model acak. • Model tetap merupakan model dimana perlakuan yang digunakan berasal dari populasi yang terbatas. • Model acak merupakan model dimana perlakuan yang dicobakan merupakan contoh acak dari populasi perlakuan. • Pembahasan dalam perkuliahan ini, semuanya lebih ditujukan kepada model tetap.
  • 10. 2. Bentuk umum dari model linier aditif : Yij =  + i +  ij ; untuk : i = 1, 2, 3, …, t; j = 1, 2, …, r Yij= nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j = rataan umum i= nilai tambah pengaruh perlakuan ke-i ij= galat percobaan (nilai tambah pengaruh acak pada per- lakuan ke-i ulangan ke-j Bentuk hipotesis yang diuji : H0 : 1 = … = 6 = 0 (perlakuan tidak berpengaruh terhadap peubah yang diamati) H1 : paling sedikit ada satu i dimana i  0 atau : H0 : 1 = … = 6 =  ( semua perlakuan memberikan respon yang sama) H1 : paling sedikit ada sepasang perlakuan (i,i’) dimana i  i’
  • 11. dengan struktur analisis ragam yang dapat disajikan sbb : Ulangan sama : r1 = r2= r3 …. = rt= r Sumber db JK KT Fhit Total tr-1 JKT Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG Galat t(r-1) JKG KTG Berdasarkan model diatas maka dengan metode kuadrat terkecil penduga dari, I, dan ij dapat diperoleh : Jumlah Kuadrat Total = Jumlah Kuadrat Perlakuan + Jumlah Kuadrat Galat JKT = JKP + JK Catatan : Sumber = sumber keragaman db = derajat bebas JK = Jumlah Kuadrat KT = KuadratTengah Fhit = F hitung 3. Tabel Analisis Ragam
  • 12. Ulangan tidak sama : r1  r2 r3 ….  rt  r Sumber db JK KT Fhit Total  ri-1 JKT Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG Galat  (ri-1) JKG KTG Catatan : Sumber = sumber keragaman db = derajat bebas JK = Jumlah Kuadrat KT = KuadratTengah Fhit = F hitung
  • 13. Penghitungan Jumlah Kuadrat (ulangan sama) JKT =  Y2 ij - Y2 .. / rt ( Y2 .. / rt = Faktor Koreksi (FK)) JKP =  Y2 i. / r - FK JKG = JKT - JKP Penghitungan Kuadrat Tengah : KTP = JKP/ db perlakuan KTG = JKG/ db galat
  • 14. 4. Pengujian Hipotesis: • F hitung = KTP/ KTG mengikuti sebaran F dengan derajat bebas pembilang sebesar t-1 dan derajat bebas penyebut sebesar t(r-1). • Jika F hitung lebih besar dari F,db1, db2( = peluang salah db1= db pembilang, db2 = db penyebut) yang bisa dibaca pada Tabel A6, maka hipotesis nol ditolak dan berlaku sebaliknya. • Penolakan hipotesis nol berimplikasi bahwa perlakuan yang diberikan terhadap unit percobaan memberikan pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap respon/peubah yang diamati.
  • 15. • Koefisien Keragaman (KK) dapat dihitung berdasarkan : KK = (  KTG / Y ) x 100% • Nilai KK yang besar mencerminkan bahwa unit-unit percobaan yang digunakan tidak homogen • Besaran KK dapat digunakan sebagai alat untuk mendeteksi apakah suatu data yang diperoleh perlu ditransformasi.