SlideShare a Scribd company logo
1 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Integrasi (PNPM-
MPd Integrasi) sebagai upaya mengintegrasikan system pembangunan partisipatif
ke dalam sistem pembangunan daerah (reguler) serta mendorong penyelarasan
perencanaan teknokratis dan politis dengan partisipatif. Program ini pada dasarnya
memiliki dua agenda besar yaitu peningkatan kapasitas masyarakat dan penguatan
pemerintahan lokal dalam penyelenggaraan pembangunan berbasis pemberdayaan
masyarakat.
PNPM-MPd Integrasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari PNPM Mandiri
Perdesaan dengan penekanan pada aspek penguatan pemerintahan lokal.
Pemahaman dasar ini bahwa penguatan dan pelembagaan pembangunan
partisipatif hanya dapat dilakukan apabila pemerintah daerah memiliki kebijakan dan
memberikan dukungan, baik dalam bentuk anggaran maupun regulasi yang
berpihak kepada rakyat.
Pada tataran operasional, pengintegrasian mensyaratkan adanya perencanaan
pembangunan di tingkat desa melalui RPJMDesa dan RKPDesa, yang didukung
dengan peningkatan manajemen pemerintahan desa sebagai basis. Pada konteks
ini, efektivitas fasilitasi untuk memastikan pemerintahan desa membentuk Peraturan
Desa, menetapkan APBDesa dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Kepala Desa (LKPj Kades) juga Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
(LPPD) secara rutin menjadi penting. Fasilitasi kegiatan harus dibarengi dengan
peningkatan kualitas proses dan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan
(Musrenbang) di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.
Yang menjadi permasalahan selama ini adalah tidak terjadinya keselarasan rencana
kegiatan dan anggaran dari berbagai sumber, khususnya APBD Kabupaten.
Sehingga melalui pengintegrasian ini diharapkan bahwa di Kabupaten Ciamis
RPJMDesa dapat dijadikan sebagai basis didalam merencanakan pembangunan
daerah melalui fasilitasi kegiatan penyelenggaraan musrenbang yang berpihak
kepada masyarakat miskin sebagai upaya dari pemecahan dan tindakan berbagai
permasalahan yang ada sebagaimana hasil Pengkajian Keadaan Desa (PKD).
Permasalahan lainnya dari hasil evaluasi kritis didalam pelaksanaan perencanaan
pembangunan selama ini diantaranya :
1. Arah kebijakan pembangunan daerah sebagaimana tertuang dalam RPJMD
Kabupaten Ciamis 2009-2014 masih kurang dipahami secara baik oleh SKPD,
kecamatan dan desa,sehingga usulan rencana pembangunan seringkali tidak
sinergis dengan arah kebijakan yang telah ditetapkan;
2. Data-data dasar sebagai bahan penyusunan usulan rencana program/kegiatan
pada umumnya kurang akurat bahkan tidak jelas, yang disebabkan seluruh
desa/kelurahan belum memiliki Profil Desa yang akurat;
3. Kebijakan Pemerintah Pusat dan Provinsi masihkurang mendapat perhatian dan
masih kurang dipahami para pemangku kepentingan baik di tingkat desa
maupun kecamatan, karena masih belum jelas tercantum dalam perencanaan
awal (Ranwal) RKPD Kabupaten;
2 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
4. Program/kegiatan Pemerintah Provinsi masih terasa belum terintegrasi,
sehingga informasi dan peluang terkadang muncul ditahun berjalan;
5. Kemampuan keuangan daerah sangat terbatas, sehingga banyak program
kegiatan yang direncanakan tidak dapat dilaksanakan;
6. Masih adanya program/kegiatan yang kurang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat sebagaimana dirumuskan dalam musrenbang;
7. Perencanaan partisipatif sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 25 Tahun
2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional belum diterapkan
secara optimal;
8. Belum diterapkannya Pagu Indikatif Kecamatan yang jelas dalam bentuk
penganggaran yang sinkron dengan anggaran yang direncananakan oleh
TAPD,sehingga mengakibatkan tidak jelasnya prioritas-prioritas pembangunan di
setiap wilayah;
9. Wilayah kecamatan belum memiliki renstra kewilayahan sebagai acuan untuk
menentukan skala prioritas kecamatan;
10.Belum optimalnya sinkronisasi perencanaan pembangunan antara eksekutif
(Pemerintah Daerah) dengan legislatif (DPRD), sehingga sering kali menjadi
hambatan dalam pembahasan RAPBD;
11.Kebijakan pemerintah yang seringkali berubah sehingga mempengaruhi Sistem
Perencanan Pembangunan Daerah; dan
12.Fungsi monitoring dan evaluasi, pengendalian dan pengawasan masih lemah,
sehingga belum menjadi bagian penting dalam Sistem Perencanaan
Pembangunan Daerah.
Dari permasalahan tersebut maka dibutuhkan proses fasilitasi yang dapat
memunculkan berbagai isu penting, yaitu keselarasan penjaringan aspirasi
masyarakat oleh DPRD dengan hasil-hasil Musrenbang desa maupun kecamatan,
akomodasi usulan masyarakat dalam Rencana Kerja (Renja) SKPD, serta dukungan
dan implementasi regulasi di tingkat daerah (Peraturan Daerah atau Peraturan
Bupati) yang terkait dengan Pembangunan partisipatif diantaranya :
1) Pelaksanaan Swakelola Kegiatan oleh Masyarakat
2) Pembagian Urusan Pemerintah Kabupaten dan Desa
3) Perencanaan Pembangunan Desa Partisipatif atau RPJMDesa
4) Penyelenggaraan Musrenbang, dan
5) Pagu Indikatif Kecamatan (PIK)
Dari dukungan regulasi di tingkat daerah yang telah dibuat di Kabupaten Ciamis ,
yaitu :
1. Penyelenggaraan Musrenbang, Pagu Indikatif Kecamatan dan Perencanaan
Pembangunan Desa Partisipatif atau RPJMDesa yang ditetapkan melalui
Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah.
2. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 43 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah.
3. Peraturan Daerah tentang Pembangunan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Desa yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Ciamis
tanggal 28 Desember 2012.
3 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
Begitu pula potensi daerah dan kemampuan anggaran masih menjadi tolok ukur
keberhasilan perencanaan pembangunan yang berkeadilan sebagai satu
perencanaan untuk semua, sehingga kearifan lokal dari masing-masing desa dan
kecamatan menjadi sebuah kebijakan didalam pengambilan keputusan di tingkat
kabupaten, masih dirasakan sebuah keniscayaan.
Demikian halnya pada pelaksanaan Musrenbang RKPD Kabupaten di Tingkat
Kecamatan Tahun 2012 telah diperkenalkan Pagu Indikatif Kecamatan (PIK) yang
dapat menjadi instrumen bagi para pemangku kepentingan di tingkat kecamatan
dalam menentukan prioritas pembangunan dan Pagu SKPD (Non PIK) yang
merupakan Rancangan Awal RKPD yang disusun berdasarkan Renja SKPD.
1.2. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
15. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang
Berkeadilan;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dua kali terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
4 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2007 tentang Pedoman
Umum Tata Cara Pelaporan dan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan
Pembangunan Desa;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah.
21. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 13 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Ciamis;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Ciamis, sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 12 Tahun 2012
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 17 Tahun
2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Ciamis;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 18 Tahun 2012 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran 2013;
25. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 43 Tahun 2012 tentang Petumjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah;
26. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 53 Tahun 2012 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran 2013;
27. Keputusan Bupati Ciamis Nomor 147/Kpts.153-Huk/2012 tentang Petunjuk
Teknis Operasional Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan Integrasi di Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran 2012;
28. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 414.2/2207/PMD tanggal 18 Mei 2010
perihal Panduan Teknis Integrasi Perencanaan Pembangunan;
29. Surat Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri
Nomor : 414.2/7735/PMD tanggal 7 Nopember 2012 perihal Penetapan Lokasi
PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN Tahun Anggaran 2013;
30. Keputusan Bupati Ciamis Nomor 147/Kpts.112-Huk/2013 tentang Pembentukan
Tim Penyusun Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan Integrasi di Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran
2013.
1.3. Pengertian
1. Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah
Kabupaten untuk desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan
keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten;
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan desa yang di bahas dan disetujui bersama oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan dengan
Peraturan Desa;
5 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
3. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah
kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan untuk melakukan penilaian terhadap hasil-
hasil kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan;
5. Fasilitator adalah tenaga terlatih atau berpengalaman, yang memiliki
kompetensi/kecakapan substansif dan teknis serta memiliki keterampilan
penerapan berbagai teknik dan instrumen untuk menunjang efektifitas
pelaksanaan tugas memandu masyarakat dan pemerintahan desa
melaksanakan tugas-tugasnya;
6. Setrawan adalah pegawai negeri sipil yang dibekali kemampuan khusus untuk
dapat melaksanakan tugas akselerasi perubahan sikap mental dikalangan
lingkungan pemerintah dan perubahan tata pemerintahan serta mendampingi
masyarakat, khususnya dalam manajemen pembangunan partisipatif;
7. Forum SKPD (Forum yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi/sub-
fungsi, kegiatan sektor dan lintas sektor) adalah wadah bersama antar pelaku
pembangunan untuk membahas prioritas kegiatan pembangunan hasil
Musrenbang Kecamatan dengan SKPD atau gabungan SKPD sebagai upaya
mengisi Rencana Kerja SKPD yang tata cara penyelenggaraannya difasilitasi
oleh SKPD terkait;
8. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disebut SKPD adalah unsur
pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang
terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas Daerah,
Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan, Satpol PP, Lebaga
Lainnya dan Staf Ahli;
9. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah
untuk mencapai tujuan;
10.Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa (LKPj) adalah laporan
keterangan pertanggungjawaban Kepala Desa kepada BPD mengenai seluruh
proses pelaksanaan peraturan-peraturan desa termasuk APBDesa, yang
disampaikan 1 (satu) kali dalam satu tahun dalam musyawarah BPD;
11.Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD)adalah Laporan Tahunan
tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa oleh Kepala Desa kepada Bupati
mengenai seluruh pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan di
desa, yang disampaikan setelah berakhirnya tahun anggaran;
12.Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan;
13.Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi;
14.Strategi adalah rumusan langkah dan cara yang tepat dan efektif untuk
mewujudkan visi dan misi;
15.Jaring Asmara merupakan usulan kegiatan perencanaan pembangunan yang
disampaikan oleh legislatif (DPRD) berdasarkan aspirasi masyarakat.
16.Musrenbang Desa/Kelurahan adalah forum musyawarah tahunan stake holder
desa/kelurahan (pihak yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahan
desa/kelurahan dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk
menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran berikutnya;
17.Musrenbang Kecamatan adalah forum musyawarah stakeholder kecamatan
untuk mendapatkan masukan prioritas kegiatan dari desa/kelurahan serta
menyepakati kegiatan lintas desa/kelurahan di kecamatan tersebut sebagai
dasar penyusunan Rencana Kerja SKPD Kabupaten/Kota pada tahun anggaran
berikutnya.
6 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
18.Partisipasi adalah membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi sebanyak-
banyaknya pihak yang dapat memberikan kontribusi, terutama untuk mencapai
suatu tujuan atau hasil yang telah ditetapkan;
19.Pengintegrasian adalah penyatupaduan proses perencanaan partisipatif
kedalam mekanisme reguler;
20.Sinergi adalah keterpaduan dan keselarasan pendekatan, arah dan atau
kebijakan untuk mencapai tujuan secara tepat;
21.Pembangunan adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk
melakukan perubahan sosial ke arah yang lebih baik;
22.Pengelolaan adalah cara atau teknik untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan secara optimal dengan menggunakan sumberdaya yang dimiliki, baik
dalam perencanaan, pendanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut serta
pengendalian maupun dalam pelestarian pembangunan;
23.Perencanaan adalah rangkaian kegiatan untuk merumuskan program dan
kegiatan pembangunan yang didasarkan pada identifikasi masalah, pemetaan
wilayah dan analisa para pelaku dengan menggunakan pendekatan tertentu
untuk mencapai tujuan/hasil yang telah ditetapkan;
24.Program adalah Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan
tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang
dikoordinasikan oleh Instansi pemerintah;
25.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa)adalah
dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah
kebijakan pembangunan Desa, arah kebijakan keuangan Desa, kebijakan
umum, dan program, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),
lintas SKPD, dan Program prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja.
26.Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa)adalah dokumen perencanaan
untuk periode 1 (satu) tahun, merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang
memuat rancangan kerangka ekonomi desa, dengan mempertimbangkan
kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program prioritas pembangunan desa,
rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah
Daerah dan RPJM-Desa;
27.Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), adalah dokumen perencanaan daerah
untuk periode 1 (satu) tahun;
28.Kebijakan Lokal yang selanjutnya disebut Kearifan Lokal adalah tindakan yang
diambil serta berlaku dan berkembang di desa atau kecamatan yang menjadi
arah dan tindakan oleh Pemerintah Daerah;
29.Pelaku Kunci Tingkat Desa terdiri dari Kepala Desa, BPD, LMPD dan KPMD.
30.Pelaku Kunci Tingkat Kecamatan terdiri dari Camat, Setrawan Kecamatan,
Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) bersama institusinya, PjOK dan PL.
1.4. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menyatupadukan sistem pembangunan partisipatif pola PNPMMPd maupun
program lainnya ke dalam sistem perencanaan pembangunan (reguler) dan
menyelaraskan perencanaan teknokratis, politik dengan perencanaan partisipatif.
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kualitas proses dan hasil perencanaan pembangunan desa;
7 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
2. Mendorong penyelarasan Penjaringan Aspirasi Masyarakat oleh DPRD dan
penyusunan Rencana Kerja SKPD dengan hasil-hasil Musrenbang
kecamatan;
3. Mendorong penyelarasan rencana kegiatan dengan kebijakan penganggaran;
4. Meningkatkan kualitas dan prinsip-prinsip pengelolaan/manajemen
pemerintahan desa;
5. Meningkatkan kapasitas lembaga kemasyarakatan dan pemerintah, terutama
pemerintahan desa dalam pengelolaan pembangunan partisipatif;
6. Meningkatkan kapasitas pelaku masyarakat dan aparatur pemerintahan,
utamanya aparatur Pemerintahan Desa.
8 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
Integrasi Musrenbang
Partisipatif
(Masyarakat)
BAB II
KONSEP DAN KEBIJAKAN PNPMMPd Integrasi
2.1. Konsep PNPM-MPd Integrasi
A. Jenis Integrasi
1. Pengintegrasian horizontal, yaitu penyatupaduan proses perencanaan
PNPM-MPd maupun program lainnya ke dalam sistem perencanaan
pembangunan reguler (Musrenbang).
2. Pengintegrasian vertikal, yaitu penyelarasan perencanaan teknokratik dan
politis dengan perencanaan partisipatif
Dari kedua jenis integrasi tersebut baik horizontal maupun vertikal, merupakan
sebuah konsep perencanaan didalam pengintegrasian yang pada akhirnya
diharapkan menjadi titik temu integrasi yang lebih besar dan dominan sehingga
digambarkan pada saatnya nanti dapat terbentuk bulat oval walaupun tidak
mencapai sempurna.
Proses
Perencanaan
PNPM-MPd / Pro-
gram Lainnya
Politis
(DPRD)
Integrasi
Teknokratis
(SKPD)
9 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
B. Ranah Integrasi
Penjelasan :
1. INTEGRASI PENGGALIAN GAGASAN DENGAN PENGKAJIAN KEADAAN
DESA (PKD)
Proses Pengalian Gagasan PNPMMPd dengan mempergunakan alat-alat kaji
(peta sosial, kalender musim, bagan kelembagaan) yang dilakukan dalam
pertemuan kelompok perempuan, pertemuan dusun dll, menjadi kegiatan
Pengkajian Keadaan Desa (PKD).
2. INTEGRASI MMDD DENGAN RPJMDesa
a. Kegiatan Menggagas Masa Depan Desa (MMDD) PNPM-MPd sebagai dasar
proses penyusunan RPJMDesa;
b. Pembahasan dan pengambilan keputusan dalam proses penyusunan
RPJMDesa dilaksanakan dalam forum musyawarah sesuai ketentuan dan
prinsip-prinsip PNPM-MPd;
c. Forum Musyawarah dimaksud adalah Musyawarah Desa (Musdes) yang
dilakukan khusus untuk membahas rancangan RPJMDesa;
d. Hasil Musdes RPJMDesa dituangkan dalam Berita Acara yang
ditandatangani oleh Kepala Desa, Pimpinan Musyawarah dan 3 (tiga) orang
wakil masyarakat.
MUSRENBANG
Kabupaten
FORUM
SKPD
MUSRENBANG
Desa
MUSRENBANG
Kecamatan
Riview
RPJMDesa/RKPDes
a
Pengkajian
Keadaan Desa
(PKD)
MMDD
Penggalian
Gagasan
MAD
penetapan
Pelaksanaan
sesuai PTO
PNPM-MPd
MAD
prioritas
RKPDesa
Usulan
10 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
3. INTEGRASI MUSYAWARAH DESA PERENCANAAN DAN MKP DENGAN
MUSRENBANGDESA
a. Proses Musyawarah Desa (Musdes) Perencanaan dan Musyawarah
Kelompok Perempuan (MKP) dilaksanakan sesuai ketentuan PNPM MPd;
b. Musdes Perencanaan dan MKP sebagai kegiatan di dalam proses
Musrenbang Desa;
c. Musrenbang Desa dimaksud sebagai forum masyarakat untuk melakukan
evaluasi pelaksanaan RKPDesa tahun sebelumnya dan pembahasan draft
RKPDesa satu tahun yang akan datang;
d. Musrenbang Desa dimaksud melakukan review usulan-usulan kegiatan yang
belum terlaksana tahun sebelumnya untuk dipertimbangkan kembali sebagai
usulan yang dituangkan dalam DU-RKPDesa;
e. Hasil kegiatan Musrenbang Desa dimaksud untuk merencanakan usulan 1
(satu) tahun kedepan (N+1) adalah:
1. Usulan kegiatan yang akan didanai APBDesa yang bersumber dari
Pendapatan Asli Desa (PAD);
2. Usulan kegiatan yang akan didanai ADD;
3. Usulan kegiatan yang akan diajukan untuk didanai BLM PNPMMPd
sesuai ketentuan PNPMMPd, maupun program lainya sesuai dengan
ketentuan dalam program tersebut;
4. Usulan kegiatan yang akan diajukan untuk didanai APBD melalui
Musrenbang Kabupaten, baik melalui Pagu Indikatif Kecamatan (PIK)
maupun Non PIK;
5. Usulan kegiatan yang akan didanai oleh sumber dana lain.
6. Menyepakati utusan/delegasi desa untuk mengikuti Musrenbang di
Tingkat Kecamatan;
7. Membentuk Tim Penyusun RKPDesa, untuk melaksanakan penyusunan
DU-RKPDesa yang diusulkan melalui Musrenbang di Tingkat Kecamatan.
Hasil tersebut diatas dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh
Kepala Desa, Pimpinan Musyawarah dan 3 orang wakil dari masyarakat.
f. Tim Penyusun RKPDesa merumuskan finalisasi hasil pembahasan di atas
untuk ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Desa.
g. MAD Prioritas Usulan dilaksanakan sesuai ketentuan PNPMMPd pada tahun
sebelumnya (N-1), setelah dilaksanakan verifikasi usulan kegiatan sesuai
proposal usulan yang diusulkan berdasarkan RKPDesa Tahun N+1
4. INTEGRASI MAD PENETAPAN USULAN (MAD III) DENGAN MUSRENBANG
KECAMATAN
a. Proses MAD Penetapan Usulan (Pendanaan) dilaksanakan sesuai ketentuan
PNPMMPd yang dilaksanakan pada proses penyelenggaraan Musrenbang
RKPD di Tingkat Kecamatan;
b. Bahan masukan kegiatan Musrenbang di Tingkat Kecamatan adalah :
1. Kompilasi hasil Musrenbang Desa;
2. Prioritas Kecamatan berdasarkan Renja Kecamatan dan UPTD;
11 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
3. Rancangan Awal RKPD dan Daftar Pagu Indikatif Kecamatan.
4. Prioritas usulan kegiatan yang didanai BLM PNPM-MPd maupun
Program lainnya tahun berjalan sesuai ketentuan program tersebut;
c. Hasil kegiatan Musrenbang di Tingkat Kecamatan adalah:
1. Daftar usulan kegiatan yang didanai ADD;
2. Daftar rencana usulan kegiatan yang akan didanai BLM PNPM-MPd
maupun Program lainnya, sesuai ketentuan program tersebut;
3. Usulan kegiatan yang didanai BLM PNPM-MPd maupun Program lainnya
tahun berjalan sesuai ketentuan program tersebut;
4. Prioritas usulan kegiatan yang akan diajukan ke Musrenbang Kabupaten
untuk didanai APBD, baik melalui Pagu Indikatif Kecamatan (PIK)
maupun Non PIK.
5. Daftar utusan/delegasi kecamatan untuk mengikuti kegiatan Forum SKPD
dan Musrenbang di Tingkat Kabupaten.
d. Hasil kegiatan Musrenbang di Tingkat Kecamatan dituangkan dalam Berita
Acara yang ditandatangani oleh Camat, Pimpinan Musyawarah dan unsur
yang mewakili peserta musrenbang;
e. Camat menetapkan usulan kegiatan PNPM MPd sesuai hasil Musrenbang di
Tingkat Kecamatan dengan Surat Penetapan Camat (SPC);
f. Camat menyampaikan laporan hasil Musrenbang di Tingkat Kecamatan
kepada Bappeda.
C. Anasir / Unsur-unsur yang diintegrasi
Yang diintegrasikan adalah sistem, unsur-unsur sistem dimaksud adalah:
1. NIILAI/PRINSIP
Nilai-nilai yang diwujudkan sebagai prinsip dalam pelaksanana PNPM-MPd,
diintegrasikan dalam pelaksanaan pembangunan desa yang dikelola secara
reguler.
2. MEKANISME PEMBAHASAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Ketentuan dan tatacara yang menjamin terlaksananya proses pembahasan
dan pengambilan keputusan perencanaan pembangunan dalam Musyawarah
Desa dan MAD dilakukan secara terbuka, partisipatif dan berpihak kepada
masyarakat miskin diintegrasikan dan diselaraskan dengan proses
pengambilan keputusan di dalam pelaksanaan Musrenbang. Untuk
menyelaraskan proses pembahasan dan pengambilan keputusan maka
disepakati dan ditetapkan Tata Tertib Musrenbang dan Diskusi Kelompok.
3. MEKANISME PROSES PERENCANAAN
Proses perencanaan PNPMMPd, mulai dari MMDD, Musdes Perencanaan,
Musyawarah Antar Desa (MAD) Prioritas dan Penetapan (Pendanaan)
diintegrasikan ke dalam proses reguler, yaitu penyusunan RPJMDesa dan
review rencana kegiatan tahunan (RKPDesa), Musrenbang Desa dan
Musrenbang Kecamatan. Integrasi Program akan mengakhiri kelemahan
mendasar perencanaan PNPM-MPd yang berulang dan adhoc, sekaligus
meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan desa.
12 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
4. MEKANISME PENGELOLAAN KEGIATAN
Pengelolaan kegiatan secara swakelola oleh masyarakat, yang menjadi salah
satu keunggulan PNPMMPd diintegrasikan agar terwujud pola standar
pengelolaan kegiatan yang didanai dari berbagai sumber (ADD, Swadaya,
Program, APBD dll).
5. MEKANISME PERTANGGUNGJAWABAN
Ketentuan dan tatacara pertanggungjawaban pengelolaan kegiatan secara
terbuka dan akuntabel sebagaimana diterapkan dalam PNPM-MPd
diintegrasikan ke dalam mekanisme pembangunan desa sehingga tercipta
pola standar pertanggungjawaban pengelolaan pembangunan desa.
6. PELAKU
Pengintegrasian pelaku berarti meleburkan fungsi ke dalam dan pendaya-
gunaan personil pelaku program oleh lembaga-lembaga reguler (LPMD,
Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa,KPMD, BKAD dan pelaku
lainnya di tingkat desa maupun di tingkat kecamatan).
2.2. Kebijakan PNPMMPd Integrasi
Pelaksanaan pengembangan sistem pembangunan partisipatif mempunyai prinsip
atau nilai-nilai dasar yang selalu menjadi landasan atau acuan dalam setiap
pengambilan keputusan maupun tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan.
Nilai-nilai dasar tersebut diharapkan mampu mendorong terwujudnya tujuan PNPM
MPd Integrasi.
1. Tujuan :
a. Umum :
Menyatupadukan sistem pembangunan partisipatif pola PNPM-MPd ke
dalam sistem pembangunan reguler dan menyelaraskan perencanaan
teknokratik, politis dengan perencanaan partisipatif;
b. Khusus :
 Meningkatkan kualitas proses dan hasil perencanaan pembangunan di
tingkat desa;
 Mendorong penyelarasan Penjaringan Aspirasi Masyarakat oleh DPRD
dan Penyusunan Rencana Kerja SKPD dengan hasil-hasil Musrenbang
di Tingkat Kecamatan;
 Mendorong penyelarasan rencana kegiatan dan penganggaran;
 Meningkatkan manajemen pemerintahan desa;
 Meningkatkan kapasitas lembaga kemasyarakatan dan pemerintahan,
terutama pemerintahan desa dalam pengelolaan pembangunan
partisipatif;
 Meningkatkan kapasitas pelaku masyarakat dan aparatur pemerintahan,
utamanya aparatur Pemerintahan Desa.
13 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
2. Prinsip-prinsip Pengelolaan :
a. Desentralisasi
Penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dalam Sistem Negara
Kesatuan RI
b. Keterpaduan
Keselarasan dan kesatupaduan kebijakan, arah dan atau tindakan berbagai
aspek kegiatan
c. Efektif dan Efisien
Proses (langkah dan cara kerja) dan lembaga-lembaga membuahkan hasil
sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-
sumber daya yang ada seoptimal mungkin
d. Prioritas
Masyarakat memilih kegiatan yang diutamakan dengan mempertimbangkan
kemendesakan dan kemanfatan untuk pengentasan kemiskinan
e. Partisipatif
Membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi sebanyak-banyak pihak
yang dapat memberikan kontribusi, terutama untuk mencapai suatu tujuan
atau hasil yang telah ditetapkan
f. Transparansi dan akuntabel
Masyarakat memiliki akses yang terbuka terhadap segala informasi dan
proses pengambilan keputusan, sehingga pengelolaan kegiatan dapat
dipantau dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, administratif
maupun legal
g. Keberlanjutan
Mendorong tumbuhnya rasa memiliki sehingga lahir tanggung jawab untuk
menjaga, mendayagunakan, mempertahankan dan mengembangkan
kelangsungan sistem
h. Pemberdayaan
Upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara
individu maupun kelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait
upaya peningkatan kualitas, kemandirian dan kesejahteraannya.
3. Kerangka Kerja :
a. Otonomi Daerah
Integrasi Program dilaksanakan dalam kerangka kerja Otomi Daerah, yaitu
hak, wewenang, dan kewajiban (daerah otonom) untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. Pemberdayaan Masyarakat
Integrasi Program menjadi sarana peningkatan kedaulatan rakyat dalam
pelaksanaan pembangunan.
14 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
c. Penguatan Demokrasi
Pelaksanaan Penguatan pengintegrasian menjadi sarana bagi proses/upaya
secara sadar dan terencana untuk meningkatkan kemampuan dan
kemandirian masyarakat.
d. Penguatan Antar Pelaku
Pelaksanaan Penguatan pengintegrasian oleh :
• PEMERINTAH, meliputi : Penguatan Komitmen dan Reorientasi
Kebijakan Pembangunan ;
• MASYARAKAT SIPIL, meliputi : Membangun Kesadaran Kritis dan
Peningkatan Kapasitas ;
• MASYARAKAT POLITIK, meliputi : Keberpihakan kepada Rakyat dan
Dukungan Regulasi
4. Strategi :
Terkait dengan pelaksanaan pengembangan sistem pembangunan partisipatif
dalam upaya peningkatan kelembagaan pemerintah dan masyarakat, strategi
pelaksanaan sebagai berikut :
a) Mendorong efektifitas pelaksanaan regulasi (Peraturan)
Semua kegiatan yang dilakukan berdasar pada dan untuk penguatan
pelaksanaan peraturan (produk hukum) yang telah ditetapkan, yang
berkaitan langsung maupun yang relevan bagi penguatan penyelenggaraan
pembangunan partisipatif
b) Menyatu dengan dan menguatkan mekanisme reguler
Semua kegiatan yang dilakukan terintegrasi dan atau menjadi bagian dari
kegiatan reguler sesuai dengan penyelenggaraan pemerintahan
c) Menegaskan arah / orientasi aksi
Kegiatan yang dilakukan sebagai upaya dan proses Pelaksanaan
Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif memiliki arah dan titik
sentuh yang jelas sesuai sasarannya :
 Pemerintah Daerah, diorientasikan untuk penguatan komitmen dan
mendorong reorientasi kebijakan untuk penguatan pembangunan
berbasis pemberdayaan masyarakat
 Masyarakat sipil, diorientasikan untuk membangun kesadaran kritis dan
peningkatan kapasitas
 Masyarakat politik, diorientasikan untuk meningkatkan keberpihakan
kepada rakyat dan memberikan dukungan regulasi.
d. Meningkatkan kesadaran kritis masyarakat desa dalam rangka meningkatkan
kapasitas dan daya tawar politis rakyat dalam pengelolaan pembangunan;
e. Mendorong Pemerintah Daerah melakukan reorientasi kebijakan untuk
penguatan pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat;
f. Mendorong masyarakat politik (DPRD) meningkatkan keberpihakannya
kepada rakyat dan membentuk peraturan perundangan daerah yang sesuai
dengan kebutuhan penguatan pembangunan partisipatif.
15 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
5. Sasaran
a. Peningkatan kapasitas dan peran lembaga kemasyarakatan desa dan antar
desa serta fungsi lembaga pemerintahan desa dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan desa melalui penguatan jalur perencanaan
partisipatif (Musrenbang), dengan menekankan penguatan perencanaan
partisipatif di masyarakat dan manajemen pemerintahan desa.
b. Peningkatan kapasitas dan fungsi pemerintah daerah mendorong proses
pengintegrasian sebagai wujud penguatan sistem pembangunan partisipatif
melalui penguatan jalur teknokratik, dengan menekankan pada sinergi Renja
SKPD dengan hasil Musrenbang Kecamatan dan keterpaduan rencana
kegiatan dan anggaran.
c. Peningkatan peran DPRD mendorong proses pengintegrasian sebagai wujud
penguatan sistem pembangunan partisipatif, melalui penguatan jalur politis,
dengan menekankan keselarasan penjaringan aspirasi masyarakat dengan
Musrenbang Kecamatan dan pembentukan peraturan daerah yang
diperlukan.
6. Ketentuan Dasar
Ketentuan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif
merupakan ketentuan-ketentuan pokok yang digunakan sebagai acuan bagi
masyarakat dan pelaku lainnya dalam melaksanakan kegiatan, mulai tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelestarian.
Ketentuan dasar Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan
Partisipatif dimaksudkan untuk mencapai tujuan secara lebih terarah. Ketentuan
Dasar meliputi :
a. Desa Berpartisipasi
Seluruh desa berhak ikut berpartisipasi dalam proses atau alur tahapan.
Untuk dapat berpartisipasi dalam Pelaksanaan Pengembangan Sistem
Pembangunan Partisipatif, dituntut adanya kesiapan dari masyarakat dan
desa dalam menyelenggarakan pertemuan-pertemuan musyawarah secara
swadaya dan menyediakan kader-kader desa yang bertugas secara
sukarela serta adanya kesanggupan untuk mematuhi dan melaksanakan
ketentuan dalam Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan
Partisipatif.
b. Prioritas Kegiatan
Kegiatan yang diusulkan telah disepakati sebagai prioritas kegiatan di
wilayah kecamatan yang mempunyai daya ungkit sangat tinggi terhadap
capaian prioritas pembangunan daerah dalam rangka menangani
permasalahan daerah yang ada di wilayah kecamatan berdasarkan
Rencana Pembangunan Kecamatan dan RPJMDesa.
Memprioritaskan kegiatan yang memenuhi kebutuhan antar desa (dua desa
atau lebih) dalam satu kecamatan atau antar kecamatan
c. Kriteria dan Jenis Kegiatan
Kegiatan yang akan dibiayai melalui dana BLM diutamakan untuk kegiatan
yang memenuhi kriteria :
- lebih bermanfaat bagi RTM
16 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
- berdampak langsung dalam peningkatan kesejahteraan
- dapat dikerjakan oleh masyarakat
- didukung oleh sumber daya yang ada
- memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan
Jenis-jenis kegiatan yang dibiayai melalui BLM Pelaksanaan Pengem-
bangan Sistem Pembangunan Partisipatif adalah sebagai berikut :
 Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang
dapat memberikan manfaat langsung secara ekonomi bagi RTM
 Kegiatan peningkatan bidang sosial budaya
 Penambahan permodalan simpan pinjam untuk usaha ekonomi produktif
yang dikelola kelompok perempuan (SPP)
d. Mekanisme Usulan Kegiatan
Penetapan di Tingkat Kabupaten
Untuk menentukan lokasi dan alokasi BLM PNPM MPd Integrasi dan DOK
PNPM MPd Integrasi, ditetapkan melalui Musyawarah Antar Kecamatan
(MAK) yang dihadiri utusan dari setiap Kecamatan, diatur didalam PTO
PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN.
Tingkat Kecamatan
Untuk memanfaatkan dana BLM PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN, setiap
Kecamatan yang minimal 65% dari jumlah desanya telah memiliki
RPJMDesa dan RKPDesa dengan kategori penilaian minimal cukup layak
ditetapkan sebagai lokasi kecamatan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN.
Tingkat Desa
Untuk memanfaatkan dana BLM PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN, setiap
desa yang telah memiliki RPJMDesa dan RKPDesa dengan kategori
penilaian minimal cukup layak dapat mengajukan usulan baru atau
menambah usulan sesuai ketentuan PNPM MPd dan/atau dimanfaatkan
untuk Usulan tidak boleh langsung dibiayai tetapi harus direview kembali
dalam RPJMDesa
e. Swadaya Masyarakat dan Desa
Swadaya masyarakat dan desa merupakan salah satu wujud partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan tahapan Pelaksanaan Pengembangan
Sistem Pembangunan Partisipatif. Orientasi setiap pelaksanaan kegiatan
harus didasarkan atas keswadayaan dari masyarakat atau desa.
1. Swadaya masyarakat dan desa merupakan salah satu wujud partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan tahapan pelaksanaan pengembangan
sistem pembangunan partisipatif pada kegiatan PNPM MPd Integrasi
SPP-SPPN.
2. Orientasi setiap pelaksanaan kegiatan harus didasarkan atas
keswadayaan dari masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk Uang
Tunai dan/atau Material serta dapat berupa HOK yang bisa
diperhitungkan dalam penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
kegiatan.
17 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
3. Swadaya masyarakat dalam bentuk uang tunai dan/atau material
dengan sasaran dari rumah tangga (keluarga) mampu, dengan tujuan
untuk dapat membantu rumah tangga miskin (RTM) yang hanya bisa
berpartisipasi dalam bentuk HOK.
4. Pembayaran upah kerja dalam pelaksanaan kegiatan PNPM MPd
Integrasi baik yang bersumber dari BLM atau Swadaya harus dibayar
penuh sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) kegiatan.
f. Keberpihakan kepada perempuan
Pemihakan memberi makna berupa upaya pemberian kesempatan, upaya
pemihakan dan upaya perlindungan. Kegiatan dilaksanakan juga
mengutamakan kepentingan dan kebutuhan kaum perempuan yang kurang
beruntung, pemenuhan kebutuhan dasar, ekonomi dan politik serta
perlindungan dari penguasaan aset produktif yang tidak seimbang. Sebagai
salah satu wujud keberpihakan kepada perempuan Pelaksanaan
Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif mengharuskan adanya
keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan pada semua tahap
perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian. Kepentingan perempuan harus
terwakili secara memadai dalam setiap proses pengambilan keputusan,
termasuk dalam perencanaan melalui pertemuan kelompok perempuan dan
keikutsertaan perempuan dalam berbagai forum pengambilan keputusan.
g. Jenis Kegiatan yang dilarang (Negative list)
Jenis kegiatan yang tidak boleh didanai melalui BLM Pelaksanaan
Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif adalah :
1. Pembiayaan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan militer atau
angkatan bersenjata, pembiayaan kegiatan politik praktis/partai politik
2. Pembelian senjata, bahan peledak, asbes dan bahan-bahan lain yang
merusak lingkungan
3. Pembiayaan gaji pegawai negeri
4. Pembiayaan kegiatan yang memperkerjakan anak-anak dibawah usia
kerja
5. Kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas perlindungan alam pada
lokasi yang telah ditetapkan sebagai cagar alam, kecuali ada ijin tertulis
dari instansi yang mengelola lokasi tersebut
6. Kegiatan pengolahan tambang atau pengambilan terumbu karang
7. Kegiatan yang berhubungan pengelolaan sumber daya air dari sungai
yang mengalir dari atau menuju negara lain
8. Kegiatan yang berkaitan dengan permindahan jalur sungai
9. Kegiatan yang berkaitan dengan reklamasi daratan yang luasnya lebih
dari 50 Ha
10. Kegiatan pembangunan bendungan atau penampungan air dengan
kapasitas besar, lebih dari 10.000 meter kubik
18 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
h. Sanksi
Sanksi adalah bentuk-bentuk pelaksanaan peraturan terhadap pelanggaran
kesepakatan yang telah dibuat dalam Pelaksanaan Pengembangan Sistem
Pembangunan Partisipatif. Sanksi bertujuan untuk menumbuhkan rasa
tanggungjawab berbagai pihak terkait dalam pengelolaan kegiatan
Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif.
Sanksi dapat berupa :
1. Sanksi masyarakat (aturan lokal), yaitu sanksi yang ditetapkan melalui
kesepakatan dalam Musyawarah Antar Desa (MAD). Semua
kesepakatan sanksi dituangkan secara tertulis dan dicantumkan dalam
berita acara musyawarah.
2. Sanksi hukum, yaitu sanksi yang diberikan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku
3. Sanksi program adalah pemberhentian bantuan apabila kecamatan atau
desa yang bersangkutan tidak dapat mengelola Pelaksanaan
Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif, seperti : menyalahi
prinsip-prinsip, menyalahgunakan dana atau wewenang, penyimpangan
prosedur, hasil kegiatan tidak terpelihara atau hasil kegiatan tidak dapat
dimanfaatkan. Kecamatan tersebut akan dimasukkan sebagai
kecamatan bermasalah sehingga dapat ditunda pencairan dana yang
sedang berlangsung.
i. Peningkatan Kapasitas Masyarakat, Lembaga dan Pemerintahan Lokal
Dalam rangka peningkatan kapasitas masyarakat, lembaga dan
pemerintahan lokal untuk lebih mendorong pengintegrasian dengan
meningkatkan keselarasan perencanaan pembangunan sebagai wujud
penguatan pembangunan partisipatif, maka :
1. Disetiap desa dipilih, ditetapkan dan dikembangkan : Kader
Pemberdayaan Masyarakat Desa/kelurahan (KPMD/K) dengan
kualifikasi teknik dan pemberdayaan , Tim Penulis Usulan, Tim
Pengelola Kegiatan, Tim Pemantau dan Tim Pemelihara.
2. Tingkat Kecamatan dikembangkan penguatan : Badan Kerjasama Antar
Desa (BKAD) dan peningkatan kapasitas Unit Pengelola Kegiatan
(UPK), Badan Pengawas UPK (BP-UPK), dan kelembagaan lainnya
yang bentuk dan ditetapkan melalui forum MAD.
j. Pola Hubungan Antar Pihak di dalam pelaksanaan
Kebijakan penataan organisasi kerja/kelembagaan masyarakat desa dan
antar desa adalah sebagai berikut :
a. Kebijakan diarahkan untuk mendorong penguatan pembangunan
partisipatif.
b. Penetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)
BKAD.
19 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
c. Standar Operasional Prosedur UPK dan kelembagaan lainnya dalam
wadah kelembagaan BKAD.
d. Pola hubungan UPK dalam bentuk kesepakatan kerja sama antar desa
melalui BKAD.
e. Pola hubungan BKAD dengan lembaga-lembaga lain di desa dan antar
desa.
f. Penguatan organisasi UPK dalam menjalankan peran dan fungsi.
g. UPK, BP-UPK dan kelembagaan BKAD lainnya dalam menjalankan
fungsinya wajib dilaksanakan sesuai standar operasional prosedur.
Standar operasional prosedur dibuat dan dikembangkan mengacu
kepada AD/ART BKAD yang ditelah ditetapkan oleh Forum MAD sesuai
dengan fungsi yang dijalani.
h. UPK memiliki fungsi pokok dan fungsi pengembangan. Fungsi pokok
UPK adalah dalam hal pengelolaan perguliran dan pengelolaan teknis
program. Fungsi pengembangan UPK adalah dalam hal pembinaan
kelompok, penanganan pinjaman bermasalah.
i. BP-UPK memiliki fungsi sebagai pengawas teknis dan pemeriksaan
keuangan UPK, TPK dan kelompok usaha ekonomi/SPP.
j. Penguatan kelembagaan kelompok masyarakat (POKMAS) yang
dilaksanakan dengan strategi pendampingan yang bersifat partisipatif,
kolektif dan representatif
20 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
BAB III
PENGELOLAAN KEGIATAN
Pelaksanaan pengembangan sistem pembangunan partisipatif dirancang untuk
mendorong munculnya program pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat yang
sesuai dengan kondisi, kekhususan dan kebutuhan daerah.
3.1. Jenis Kegiatan
A. Kegiatan Pengintegrasian
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendorong terwujudnya
pengintegrasian yaitu :
1. Perencanaan Pembangunan Desa
1. Penyusunan atau penyempurnaan (riview) RPJMDesa
2. Penyusunan RKPDesa
3. Penguatan Penyelenggaraan Musrenbang Desa.
2. Peningkatan Manajemen Pemerintahan Desa
1. Pembentukan Peraturan Desa tentang RPJMDesa, APBDesa, dan Perdes
lainnya.
2. Penyusunan LKPj Kepala Desa
3. Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD).
3. Penyelarasan Perencanaan
1. Penguatan Musrenbang di Tingkat Kecamatan
2. Fasilitasi penyelarasan Jaring Asmara dengan Musrenbang (desa dan
Kecamatan)
3. Fasilitasi rapat koordinasi unit perencana SKPD
4. Penguatan Musrenbang Kabupaten
4. Peningkatan dukungan Pemerintah Daerah dan DPRD
1. Fasilitasi Hearing DPRD
2. Fasilitasi penyusunan peraturan daerah (Perda)
3. Fasilitasi penganggaran melalui APBD yang berpihak kepada rakyat miskin
5. Penguatan Sosial, dengan fokus agenda PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN :
 Penyusunan/Penyempurnaan RPJMDesa dan RKPDesa
 Penyusunan RAPBDesa
 Penguatan pelaku : KPMD, LPM, Sekdes, Kades dan BPD
 Penguatan kapasitas Setrawan (Kabupaten & Kecamatan)
 Penguatan kapasitas manajemen pemerintahan desa.
 Penguatan sinergi perencanaan melalui penyelenggaraan musrenbang.
 Penguatan pola swakelola masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan
21 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
 Penyusunan Peraturan Daerah untuk penyelenggaraan pembangunan
partisipatif.
B. Kegiatan Peningkatan Kapasitas
1. Cakupan
Serangkaian pelatihan yang dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan
kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) serta sikap pelaku sesuai
tuntutan dan kebutuhan pengintegrasian, yang mencakup:
a. Pelatihan Pelaku Kunci di tingkat desa
b. Pelatihan Pelaku Kunci di tingkat kecamatan
c. Pelatihan Aparatur Pemerintah di tingkat kecamatan
2. Penyelenggaraan
a. Pelaksanaan pelatihan Pelaku Kunci di tingkat desa dikelola oleh BKAD
atau TPM sebagai event organizer/panitia pelaksana.
b. Pelaksanaan pelatihan Pelaku Kunci di tingkat kecamatan dikelola oleh
Kelompok Kerja (Pokja) Ruang Belajar Masyarakat sebagai event
organizer/panitia pelaksana.
c. Pelatihan Aparatur Pemerintah di tingkat kecamatan dilaksanakan oleh
Satuan Kerja (Satker) Kabupaten sesuai dengan ketentuan Tugas
Pembantuan (TP).
3. Pengelolaan
a. Rancangan dan Modul pelatihan disiapkan oleh tim yang dibentuk dan
dikoordinasikan oleh Tim Fasilitator Kabupaten PNPM MPd dan Setrawan
Kabupaten.
b. Fasilitasi proses dilakukan oleh Tim Pelatih Masyarakat (TPM)
4. Tim Pelatih Mayarakat (TPM)
a. TPM dibentuk dalam rapat pembentukan yang diselenggarakan oleh BKAD
b. Anggota TPM adalah warga masyarakat kecamatan setempat yang
memiliki kemampuan dibidang tertentu yang dibutuhkan untuk
pengembangan potensi masyarakat
c. Jumlah anggota TPM disesuaikan dengan kondisi, daya dukung dan
kebutuhan kecamatan setempat, sekurang-kurangnya 5 orang per
kecamatan
d. Sebelum melaksanakan tugasnya, anggota TPM memperoleh pembekalan
(TOT) yang difasilitasi oleh Tim Fasilitator Kabupaten PNPM MPd dan
Setrawan Kabupaten.
5. Ruang Belajar Masyarakat (RBM)
a. Terbentuknya sistem yang memungkinkan terjadinya keberlanjutan proses
belajar kolektif masyarakat.
b. Tersedianya sarana dan prasarana pendukung untuk menunjang
kebutuhan peningkatan kapasitas masyarakat
c. Berkembangnya kegiatan berbasis pengalaman lokal yang memungkinkan
terjadinya proses belajar kolektif masyarakat
22 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
d. Diperkuatnya jiwa, peran dan tugas pelaku dalam rangka pengembangan
ruang belajar
e. Dikembangkannya tempat pelatihan masyarakat di desa, kecamatan dan
kabupaten
C. Kegiatan Pendukung
a. Dasar Pemikiran
PNPM-MPd Integrasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari PNPM
Mandiri Perdesaan dengan penekanan pada aspek penguatan pemerintahan
lokal. Pemahaman dasar ini bahwa penguatan dan pelembagaan
pembangunan partisipatif hanya dapat dilakukan apabila pemerintah daerah
memiliki kebijakan dan memberikan dukungan, baik dalam bentuk anggaran
maupun regulasi yang berpihak kepada rakyat.
Dasar pemikiran Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan
Partisipatif merupakan ketentuan-ketentuan pokok yang digunakan sebagai
acuan bagi masyarakat dan pelaku lainnya dalam melaksanakan kegiatan,
mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelestarian.
b. Tujuan
Kegiatan Pendukung bertujuan untuk berbagai kegiatan pembangunan yang
bersifat open menu untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat
yang didanai dari sumber dana BLM PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN.
c. Ketentuan Umum
Adapun ketentuan pelaksanaan kegiatan dimaksud adalah :
1. Tidak termasuk usulan kegiatan yang dilarang sesuai dengan daftar
larangan kegiatan/negative list yang ditetapkan PNPM-MPd
2. Memprioritaskan kegiatan yang memenuhi kebutuhan antar desa (dua
desa atau lebih) dalam satu kecamatan atau antar kecamatan.
3. Penetapan lokasi kegiatan dan alokasi pendanaan PNPM MPd Integrasi
SPP-SPPN melalui Penetapan DOK dan BLM PNPM MPd Integrasi yang
disepakati di dalam Musyawarah Antar Kecamatan (MAK).
4. Ketentuan, prosedur dan tata cara pertanggungjawaban pengelolaan
kegiatan sesuai ketentuan PNPM-MPd.
d. Sasaran Kegiatan
Kegiatan yang diusulkan telah disepakati sebagai prioritas kegiatan di wilayah
kecamatan yang mempunyai daya ungkit sangat tinggi terhadap capaian
prioritas pembangunan daerah dalam rangka menangani permasalahan
daerah yang ada di wilayah kecamatan berdasarkan Rencana Pembangunan
Kecamatan dan RPJMDesa.
Yang menjadi sasaran kegiatan pendukung mencakup :
a. Bidang Pendidikan;
b. Bidang Kesehatan;
c. Bidang Ekonomi;
d. Bidang Sosial;
23 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
e. Bidang Prasarana, dan
f. Bidang lain (sesuai kondisi dan kebutuhan daerah khususnya yang
mendukung visi dan misi RPJMDesa).
e. Jenis Kegiatan dan Ketentuan Khusus
Jenis-jenis kegiatan yang dibiayai melalui BLM Pelaksanaan Pengembangan
Sistem Pembangunan Partisipatif adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang
dapat memberikan manfaat langsung secara ekonomi bagi RTM
2. Kegiatan peningkatan bidang sosial budaya
3. Penambahan permodalan simpan pinjam untuk usaha ekonomi produktif
yang dikelola kelompok perempuan (SPP)
Kegiatan yang akan dibiayai melalui dana BLM diutamakan untuk kegiatan
yang memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. lebih bermanfaat bagi RTM
2. berdampak langsung dalam peningkatan kesejahteraan
3. dapat dikerjakan oleh masyarakat
4. didukung oleh sumber daya yang ada
5. memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan
f. Mekanisme Pengelolaan
Pengelolaan kegiatan sesuai ketentuan dan tatacara yang ditetapkan dengan
memperhatikan ketentuan PNPM-MPd.
3.2. Output/Hasil
Output/hasil yang diharapkan dari pelaksanaan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN
adalah:
1. Tersedia KPMD yang memiliki kapasitas;
2. Tersedianya Peraturan Desa tentang RPJMDesa;
3. Tersedianya Surat Keputusan Kepala Desa tentang RKPDesa;
4. Tersedianya Peraturan Desa tentang APBDesa;
5. Tersedianya peraturan (regulasi) di tingkat kabupaten yang mengatur tentang :
a. Sistem Perencanaan pembangunan Daerah dan Desa
b. Pelaksanaan Swakelola Kegiatan oleh Masyarakat;
c. Pembagian urusan Pemerintah Kabupaten dan Desa;
d. Perencanaan Pembangunan Partisipatif;
e. Penyelenggaraan Musrenbang dan Pagu Indikatif Kecamatan.
6. Terlaksananya Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Kepala Desa
dan LPPD secara rutin;
7. Terakomodasinya usulan/hasil Musrenbang Kecamatan dalam APBD
Kabupaten.
24 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
Untuk melaksanakan kegiatan utama diperlukan adanya kegiatan pendukung
sebagai berikut :
1). Review dan Pembuatan Peraturan Daerah
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan identifikasi keberadaan Perda yang
berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat dan desa, mengkaji ulang dan
merekomendasikan rencana kerja tindak lanjut baik dalam upaya perbaikan,
perubahan atau penyusunan rancangan peraturan daerah yang melibatkan
stake holder dan berbagai unsur masyarakat.
2). Penetapan dan Peningkatan Kapasitas Setrawan (pelatihan, pembekalan dan
pengembangan)
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas 6 (enam) orang setrawan
di kabupaten, dan minimal 1(satu) orang setrawan di kecamatan.
Peningkatan kapasitas mencakup kegiatan pelatihan, workshop, dan
sebagainya.
3). Peningkatan Kapasitas Manajemen Pemerintahan Desa
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Kepala Desa dan
Sekretaris Desa, dan unsur Pimpinan BPD dalam melaksanakan tugas, fungsi,
wewenang dan tanggungjawabnya.
4). Peningkatan Kapasitas Lembaga Kemasyarakatan
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Lembaga Kemasyarakatan
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
5). Pendampingan oleh Konsultan
Pola pendampingan konsultan dilakukan dengan mempertimbangkan situasi,
kondisi dan kebutuhan setempat. Untuk lokasi PNPM Mandiri pendampingan
dilakukan dengan mengoptimalkan peran konsultan/fasilitator PNPM Mandiri
Perdesaan .
6). Sosialisasi melalui Lokakarya di tingkat Kabupaten
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesamaan pemahaman mengenai
sistem pembangunan daerah yang partisipatif kepada para pemangku
kepentingan di kabupaten.
7). Fasilitasi Penguatan Kelembagaan BKAD
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong BKAD dapat melaksanakan tugas,
fungsi, wewenang dan tanggungjawabnya.
8). Peningkatan Kapasitas UPK/UPKs
Kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi berfungsinya UPKs pada lokasi Non
PNPM MPd, atau mendayagunakan lembaga kemasyarakatan yang ada untuk
berfungsi sebagai UPK. Peningkatan kapasitas mempunyai 2 target yaitu untuk
UPKs yang baru terbentuk merupakan pelatihan pratugas dan untuk lokasi yang
sudah ada UPK merupakan pelatihan penyegaran dan tambahan informasi
tentang program.
9). Peningkatan Kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kader desa dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
10). Fasilitasi penyusunan atau penyempurnaan RPJMDesa dan RKPDesa.
25 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
11). Fasilitasi Rapat Koordinasi melalui ForumSKPD.
12). Fasilitasi Penyelenggaraan Musrenbang Kabupaten.
13). Fasilitasi Hearing DPRD.
14). Fasilitasi penyusunan peraturan (regulasi) di tingkat kabupaten untuk
penguatan penyelenggaraan Pembangunan partisipatif.
3.3. Tahapan dan Jadwal Kegiatan
1. Perencanaan Pengintegrasian Tahun 2013-2014 dalam Tahapan PNPM MPd
Integrasi SPP-SPPN Tahun Anggaran 2013 adalah sebagai berikut :
a. Sosialisasi RKPD dan PNPM MPd : bulan Juli s.d. Agst’ 2013
Tahun 2014 di tingkat kecamatan
b. Review RPJMDesa(disesuaikan) : bulan Agst’ s.d Sep’ 2013
1. Pengkajian Keadaan Desa (PKD)
2. Penyusunan Rancangan RPJMDesa /perubahan
3. Pembahasan Rancangan RPJMDesa /perubahan
c. Musdes RPJMDesa & RKPDesa : bulan Sep’ s.d Okt’ 2013
1. Penetapan RPJMDesa /perubahan
2. Penetapan Perubahan RKPDesa 2013
3. Penetapan RKPDesa2014
d. Perubahan Anggaran (APBDesa) 2013 : bulan Oktober 2013
e. Proposal Usulan Kegiatan PNPM 2014 : bulan Nopember 2013
f. Verifikasi Usulan Kegiatan PNPM 2014 : bulan Nop’ s.d Des’ 2013
g. Penyusunan RAPBDesa TA.2014 : bulan Nop’ s.d. Des’ 2013
h. MAD Prioritas Usulan PNPM 2014 : bulan Desember 2013
i. Survey dan Pembuatan Design/RAB : bulan Des’13 s.d. Jan’14
j. Umpan Balik Design/RAB : bulan Januari 2014
k. Musrenbang Desa Tahun 2014 : bulan Januari 2014
1. Sosialisasi :
 RKPDesa 2014
 Rancangan Awal RKPD 2015
2. Penyusunan DU-RKPDesa 2015
3. Penetapan utusan Desa
l. Penyusunan LKPj Kepala Desa & LPPD 2013 : bulan Januari 2014
m.Pembahasan /Penetapan APBDesa TA.2014 : bulan Jan’ s.d Peb’ 2014
n. Murenbang Kecamatan Tahun 2014 : bulan Pebruari 2014
o. Pengawalan Forum SKPD Tahun 2014 : bulan Peb’ s.d. Mar’ 2014
p. Murenbang Kabupaten Tahun 2014 : bulan Maret 2014
2. Pelaksanaan Kegiatan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN
Tahapan kegiatan pelaksanaan dilakukan sesuai dengan usulan kegiatan
PNPMMPd dengan konsep pengintegrasian yang diusulkan berdasarkan
RKPDesa.
26 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
2.1. Perencanaan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN DI tingkat kabupaten
dilaksanakan pada bulan Agustus s.d. Oktober
a. Pengalokasian DOK dan BLM PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN
disepakati dan ditetapkan melalui Musyawarah Antar Kecamatan
berdasarkan PTO PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN.
b. DOK PNPM MPd Integrasi dialokasikan untuk mendukung kegiatan
Perencanaan dan Pelatihan Masyarakat yang ditetapkan melalui Surat
Penetapan Camat berdasakan hasil Musrenbang di Tingkat
Kecamatan.
c. Musyawarah Antar Kecamatan (MAK) difasilitasi oleh Tim Fasilitator
Kabupaten Integrasi dan Setrawan Kabupaten, sebagai penyelenggara
adalah Satker PNPM MPd/PNPM MPd Integrasi dan yang bertindak
sebagai pimpinan musyawarah PjO Kabupaten.
d. Jumlah utusan kecamatan yang mengikuti MAK sebanyak 6 (enam)
orang, terdiri dari : Camat, PjOK, Setrawan Kecamatan, wakil BKAD,
wakil UPK, dan 1 orang wakil perempuan
2.2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Kegiatan yang didanai BLM PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN adalah
usulan kegiatan yang telah ditetapkan menjadi prioritas sesuai
RKPDesa dan telah ditetapkan menjadi prioritas usulan melalui MAD
Prioritas Usulan (MAD II).
b. Usulan Kegiatan ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati
berdasarkan hasil Musyawarah Antar Kecamatan di tingkat kabupaten.
c. Pelaksanaan Kegiatan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN selanjutnya
dilaksanakan sesuai ketentuan PNPM MPd.
3. Pengendalian
3.1. Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan Peraturan Desa dan Keputusan
Kepala Desa dilaksanakan oleh BPD, yang diatur melalui Tata Tertib BPD.
3.2. Kepala Desa wajib menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
(LKPj) Kepala Desa kepada masyarakat melalui BPD didalam musyawarah BPD
secara terbuka, dan
3.3. Pemerintah Desa dalam hal ini Kepala Desa menyampaikan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) kepada Bupati melalui Camat
setelah berakhirnya tahun anggaran.
3.4. Pemerintah Desa dalam hal ini Kepala Desa menyampaiakan Informasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (IPPD) kepada masyarakat setelah
berakhirnya tahun anggaran.
4. Pelestarian
Tahapan kegiatan pelestarian dilakukan sesuai dengan ketentuan PNPMMPd, kecuali
bagi desa yang telah memiliki Peraturan Desa tentang Pelestarian hasil kegiatan.
27 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
BAB IV
PENDANAAN
4.1. SUMBER DANA
Sumber dana untuk kegiatan Penguatan Pengintegrasian berasal dari:
a. Swadaya Masyarakat;
b. BLM Kabupaten dari APBD Kabupaten (DDUB);
c. BLM Kabupaten dari APBN (DUB);
d. DOK Kabupaten dari APBN;
e. DOK RBM Kabupaten dari APBN;
f. DOK Kabupaten dari APBDKabupaten(PAP);
g. BLM Kecamatan dan/atau desa dari berbagai program yang bersumber dari
APBN dan APBDProvinsi/Kabupaten;
h. Dana Alokasi Dana Desa (ADD)dari APBD Kabupaten;
i. Kontribusi dunia usaha/swasta (CSR); dan
j. Sumber lain yang tidak mengikat.
4.2. BESARAN DANA
1. Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM
MPd) Integrasi SPP-SPPN adalah dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM),
bersumber dari APBD Kabupaten melalui Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah dan APBN melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara.
2. DOK Kabupaten Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi SPP-SPPN bersumber dari Pemerintah Pusat
melalui APBN.
3. DOK RBM Kabupaten Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM MPd) bersumber dari Pemerintah Pusat melalui APBN.
4. Jumlah PAP Kabupaten Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM MPd) dan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN sebesar 5% (lima
persen) dari Jumlah Pagu BLM yang dialokasikan dalam APBD Kabupaten.
5. Jumlah dana-dana lainnya sesuai sumber dana yang diterima ditetapkan melalui
APBDesa dan/atau DPA OPD.
4.3. PENYALURAN DANA
Penyaluran dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi SPP-SPPN adalah dari rekening kolektif BPNPM
MPd Integrasi ditingkat Kabupaten ke rekening kolektif BPNPM MPd Integrasi
Kecamatan. Pada prinsipnya, semua administrasi pencairan dan penyaluran dana
PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN di Kabupaten akan dikelola dan diadministrasikan
oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK/UPKs) Kecamatan, termasuk administrasi
kegiatan bidang sarana prasarana, bidang Ekonomi maupun bidang sosial budaya.
Kegiatan administrasi di Desa dilakukan oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK ).
28 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
Administrasi kegiatan terdiri dari pengelolaan keuangan, administrasi dan
laporan keuangan, laporan kemajuan pekerjaan, penanganan masalah, serta
pendokumentasian setiap kemajuan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan yang dibiayai
dari BLM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM
MPd) Integrasi SPP-SPPN tidak dikenakan pajak.
Pencairan dan penyaluran dana yang berasal dari pemerintah mengikuti
ketentuan yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Kementerian Keuangan.
Mekanisme Pencairan Dana BLM dari KPPN ke UPK
K P P N KCBI
Pengajuan SPM: Perintah
Tahapan Penyaluran Pembebanan
Sesuai Kriteria SP2 Lb 3
Kecamatan Kredit Rekening
KABUPATEN BO KPPN
KPA, Perintah Pembayaran
Penerbit SPM,
Bendahara Kredit Rekening
KECAMATAN
Pengajuan SPP:
Tahapan Penyaluran Perjanjian
Sesuai dengan hasil Pendanaan
Musyawarah Kab.
Pendanaan. Lampiran:
SPC,BAPDK,KW-1 dan PjOK U P K / UPKs
Fotocopy rekening
KolektifBPNPM yang Pengajuan
Diverifikasi oleh Pencairan Dana
Fasilitator Kabupaten
DESA
Kelompok Masyarakat
4.4. PENCAIRAN DANA
Pencairan dana BLM yang bersumber dari APBN akan dilakukan melalui
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN ) ke “Rekening Bantuan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi”
(Rekening BPNPM MPd Integrasi) pada Bank Pemerintah setempat. Tata cara dan
dokumen yang harus disiapkan dalam proses pencairan dana BLM yang bersumber
dari APBN akan diatur secara tersendiri melalui Surat Edaran Dirjen Perbendaharaan
Kementerian Keuangan.
29 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
Sedangkan pencairan dana BLM yang bersumber dari APBD akan dilakukan
melalui Kantor Kas Daerah setempat ke Rekening kolektif desa yang di
administrasikan oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK/UPKs) dengan nama “Rekening
Bantuan “Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM
MPd) Integrasi” (Rekening BPNPM MPd Integrasi) pada Bank Pemerintah Daerah
atau Bank lainnya setelah mendapat rekomendasi dari TK-PNPM MPd Integrasi
Kabupaten, agar prosedur dan mekanisme penarikan dana APBD sesuai dengan
ketentuan umum PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN.
Dana BLM akan dilakukan dalam tiga tahapan pencairan (termin) :
a. Tahap I sebesar 75 % dari nilai Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) yang
bersumber dari dana APBN dengan ketentuan/ syarat-syarat pencairan diatur
oleh Pemerintah Daerah bersangkutan;
b. Tahap II sebesar 100 % dari nilai SP2 bersumber dari dana APBD Kabupaten
diterbitkan ke rekening kolektif PNPM MPd Integrasi UPK apabila penggunaan
dana tahap I telah mencapai 90 %;
c. Tahap III sebesar 25% dari nilai SP2 BLM PNPM MPd Integrasi dapat diterbitkan
apabila penggunaan dana tahap I telah mencapai 100% dan tahap II telah
mencapai 90% atau lebih.
4.5. MEKANISME PENYALURAN DANA
Tata cara Penyaluran Dana dari Rekening Kolektif BPNPM MPd Integrasi SPP-SPPN
ke Desa (TPK ) adalah sebagai berikut :
A. Sebelum penyaluran dana ke desa dilakukan, maka dibuat Surat Perjanjian
Pemberian Bantuan ( SPPB ) antara UPK/UPKs dan TPK dengan dan diketahui
oleh Camat dan masing – masing Kepala Desa.
B. SPB memuat jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, dengan dilampiri
dokumen – dokumen.
Lampiran dokumen kegiatan sarana prasarana.
a. Gambaran umum desa.
b. Peta desa yang menunjukan lokasi kegiatan.
c. Peta sosial desa berdasarkan hasil penggalian gagasan.
d. Hasil verifikasi usulan desa.
e. Ceklis masalah dampak lingkungan.
f. Rencana anggaran biaya detail.
g. Foto 0% dari prasarana yang akan dibangun/direnovasi.
h. Jadwal pelaksanaan.
i. Surat pernyataan TPK yang menyatakan sanggup menyelesaikan
pekerjaan.
j. Rencana pemeliharaan lengkap termasuk tim pemelihara dan rencana
kegiatan pemeliharaan yang diketahui oleh Fasilitator Teknis,PjOKdan/atau
Setrawan Kecamatan.
Lampiran dokumen kegiatan ekonomi dan Sosial Budaya yaitu:
a. Peta sosial desa dan lokasi penerima manfaat.
b. Daftar penerima manfaat, besarnya nilai manfaat ( SPP) dan jangka waktu
pengembalian pinjaman ( SPP).
30 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
c. Daftar penerima manfaat kegiatan sosial.
d. Jadwal pengembalian untuk kegiatan simpan pinjam.
e. Sanksi yang telah disepakati ditingkat kelompok dalam Musdes maupun
MAD/ musyawarah kecamatan.
f. Swadaya kelompok.
C. Penyaluran dana dari rekening kolektif BPNPM MPd Integrasi ke desa melalui
TPK dilakukan sesuai kebutuhan dan perencanaan desa, serta sesuai kemajuan
pelaksanaan kegiatan.
D. Kebutuhan dan rencana pelaksanaan desa selanjutnya dituangkan dalam
format Rencana Pengunaan Dana (RPD) yang dipersiapkan oleh KPMD dan
TPK masing-masing desa untuk selanjutnya diverifikasi oleh UPK dan PjOK
dan/atau Setrawan Kecamatan.
E. Setiap penyaluran dana, TPK harus menyampaikan realisasi penggunaan dana
sebelumnya dalam format Laporan penggunaan Dana (LPD) disertai dengan
bukti-bukti pertanggungjawaban yang resmi dan sah .
F. Sebelum penyaluran dana terakhir, TPK dan KPMD membuat Surat
Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SKMP) dan diketahui oleh PjOK dan
Setrawan Kecamatan
G. Setelah kegiatan selesai 100 % dan sebelum dilaksanakan serah terima harus
dilakukan sertifikasi melalui pemeriksaan dokumen dan hasil kegiatan oleh
Fasilitator Teknik yang diketahui oleh Setrawan Kecamatan terhadap seluruh
kegiatan sarana prasarana yang dilaksanakan.
H. Sebelum melakukan musyawarah desa serah terima, dokumen-dokumen
penyaluran dan penggunaan dana harus sudah lengkap, diisi dengan benar,
dan sesuai dengan realitas serta pemanfaatannya.
4.6. DANA OPERASIONAL UPK DAN PELAKSANAAN DI DESA
Kebutuhan biaya operasional kegiatan TPK/Desa dan UPK/UPKs bertumpu
pada swadaya masyarakat.Namun untuk menumbuhkan keswadayaan tersebut
diberikan bantuan stimulan dana dari alokasi Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi.
Dana operasional UPK/UPKs sebesar maksimal 2 % ( dua persen) dari dana
BLM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd)
Integrasi yang dialokasikan di Kecamatan tersebut sesuai pagu untuk masing-masing
kecamatan yang tertuang dalam Surat Penetapan Kegiatan.
Dana operasional TPK sebesar maksimal 3 % ( tiga persen) dari dana BLM
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd)
Integrasi yang dialokasikan di Desa tersebut sesuai hasil Musrenbang di Tingkat
Kecamatan yang tertuang dalam Surat Penetapan Kegiatan.
4.7. ADMINISTRASI KEGIATAN
4.7.1. ADMINISTRASI KEUANGAN UPK
Administrasi keuangan merupakan salah satu tugas utama UPK/UPKs di
Tingkat Kecamatan. Pengadministrasian dilakukan dalam rangka transparansi
dan akuntabilitas pengelolaan, sehingga dibutuhkan pencatatan yang jelas,
31 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
cermat dan didukung bukti-bukti. Selanjutnya pencatatan semua transaksi
keuangan dilakukan dengan menggunakan formulir standar keuangan.
Pengelolaan dana bergulir sebagai pelayanan keuangan yang memiliki potensi
berkembang dan lestari, membutuhkan sistem pencatatan/pembukuan
akuntansi yang dapat mencatat dan memproses keseluruhan siklus usaha
keuangan secara lengkap. Pencatatan transaksi dilakukan agar dapat
menghasilkan informasi keuangan berupa neraca, laporan laba rugi, statistik
kinerja dan perkembangan usaha kegiatan ekonomi UPK/UPKs secara
berkala.
Informasi keuangan yang lengkap dan benar dapat digunakan sebagai dasar
pengendalian dan pengambilan keputusan. Secara eksternal, pengunaan
sistem akutansi keuangan yang standar dan dapat diperiksa kebenarannya
akan menjadi instrumen pembangun kepercayaan masyarakat dan bukti
bahwa UPK/UPKs telah mengelola keuangan secara tertib.
Dalam rangka mengelola administrasi kegiatan, UPK/UPKs memperoleh modal
untuk biaya operasional sebesar 2% dari dana BLM.
4.7.2. PENGELOLAAN KEARSIPAN /DOKUMEN UPK
UPK bersama Setrawan diwajibkan menyimpan seluruh dokumen setiap
tahapan proses, baik Keuangan atau non Keuangan kegiatan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd)
Integrasi. Mengingat pentingnya dokumen maka setiap penghilangan atau
penggelapan dokumen mempunyai konsekwensi hukum.
Sistem pengelolaan dokumen mengacu pada pola pengelolaan yang baik,
sederhana dan mencakup unsur kelengkapan dan kemudahan dalam
pencarian dokumen/arsip yang dibutuhkan oleh siapa saja.
Pengelolaan dokumen kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi secara sederhana sebagai berikut :
a. Dokumen Proses Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi simpan pinjam adalah semua
dokumen yang berkaitan dengan proses Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi mulai sosialisasi
sampai dengan realisasi penyaluran dan pencairan dana, pelaporan,
permasalahan dsb. Penyusunan dokumen ini berdasarkan urutan
pelaksanaan kegiatan.
b. Dokumen Keuangan adalah semua pencatatan keuangan baik asli
ataupun foto copy yang mencakup seluruh tahapan mulai dari pengajuan
dana ke KPPN hingga penyaluran dana dari UPK/UPKs ke desa melalui
TPK. Dokumen Keuangan diantaranya : Dokumen perencanaan keuangan,
SPM dan beserta lampirannya, tanda terima uang maupun bukti transaksi
(nota, faktur dan kuitansi dsb), semua Rekening Koran , Buku Tabungan,
buku catatan keuangan, laporan keuangan, dsb.
Penyusunan Dokumen ini berdasarkan penggolongan kegiatan keuangan
dalam file setiap bulan.
c. Dokumen kegiatan Simpan Pinjam adalah seluruh dokumen yang
menyangkut pinjaman, Identitas peminjam, usulan kegiatan, proses
keputusan, realisasi penyaluran, monitoring, kartu pinjaman, pelaporan,
permasalahan, dsb. Penyusunan dokumen ini berdasarkan setiap
kelompok peminjam.
32 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
d. Dokumen Kegiatan sarana/prasarana usulan kegiatan ( SPPB dan
dokumen lampirannya), proses keputusan (berita acara dan daftar hadir).
RAB, Revisi pelaksanaan, dsb. Penyusunan dokumen ini berdasarkan
pada urutan kegiatan dan dipisahkan untuk setiap desa.
e. Dokumen kegiatan pendidikan usulan kegiatan, proses keputusan,
realisasi alokasi, permasalahan, laporan kegiatan dsb. Penyusunan
dokumen ini berdasarkan urutan kegiatan dan dipisahkan untuk setiap
usulan kegiatan.
f. Dokumen kegiatan kesehatan usulan kegiatan, proses keputusan, revisi,
realisasi alokasi, permasalahan, laporan kegiatan. Penyusunan dokumen
ini berdasarkan urutan kegiatan dan dipisahkan untuk setiap usulan.
g. Foto – foto kegiatan dan dokumentasi kegiatan lainnya.
4.7.3. ADMINISTRASI KEGIATAN DI DESA
A. BIAYA OPERASIONAL KEGIATAN DI DESA/ KELURAHAN.
Biaya operasional terdiri dari biaya administrasi, pelaporan dan biaya
transportasi TPK. Besarnya biaya operasional per desa/ kelurahan
ditetapkan sebesar 3% dari alokasi dana untuk kegiatan yang ada di desa/
kelurahan tersebut. Penggunaan dana alokasi untuk biaya operasional
harus direncanakan dan dipertanggungjawabkan dalam musyawarah
desa/ kelurahan.
B. BUKU KAS HARIAN
Keluar masuk uang dicatat dalam buku kas harian selanjutnya disebut
buku kas. Pencatatan dilakukan oleh Bendahara TPK.
a. Bentuk buku kas sesuai dengan format standar buku kas harian seperti
dalam buku formulir.
b. Perputaran uang untuk kegiatan simpan pinjam dicatat dalam buku
tersendiri, yaitu buku pengembalian. Setiap anggota memiliki buku dan
kartu kelompok yang memuat bukti pengembalian. Selanjutnya masing
masing anggota kelompok memiliki kartu pengembalian yang
digunakan sebagai bukti pengembalian kepada pengurus kelompok.
c. Buku Kas ditutup tiap akhir bulan. Penutupan tidak dikaitkan dengan
penyelesaian suatu penyaluran dana dari UPK/UPKs. Setelah ditutup,
kemudian diperiksa dan ditandatangani oleh Ketua TPK dan dibuatkan
rekapitulasinya yang diketahui oleh Kepala Desa/ Lurah.
d. Catatan pada Buku Kas saat tutup buku akhir bulan digunakan untuk
menyusun laporan bulanan kepada UPK/UPKs yang menyangkut
jumlah penerimaan dan pengeluaran uang.
e. Tim Pengelola Kegiatan dibantu oleh KPM membuat Dokumen
Penyelesaian yang terdiri laporan Penyelesaian Pelaksanaan (LP2K),
rincian realisasi penggunaan biaya, foto kegiatan dan lampiran
pendukung lainnya.
C. BUKU KAS BANTU
Buku Kas khusus digunakan untuk mencatat penerimaan dari kas harian
dan mencatat rincian pengeluaran yaitu untuk kegiatan simpan pinjam,
33 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
kegiatan bidang kesehatan dan pendidikan. Pengembalian dari kelompok
langsung diserahkan kepada UPK/UPKs tanpa harus melalui TPK.
D. BUKU MATERIAL ( BM )
a. Buku material (BM) adalah tempat mencatat material/ bahan yang telah
diterima dan yang telah dibayar.
b. Bentuk BM sesuai dengan format yang terdapat dalam buku formulir.
c. BM berguna untuk menyiapkan RPD, menyiapkan pembayaran,
mengendalikan pengadaan agar sesuai target, dan mengevaluasi
pengadaan bahan.
d. BM dibuat oleh Sekretaris TPK, ditutup setiap akhir bulan mengikuti
buku kas harian. Setiap penutupan harus diperiksa oleh ketua TPK dan
FK Teknis/ PjOK atau Setrawan Kecamatan.
e. Nomor bukti yang dicacat dalam BM adalah Nomor Bukti Penerimaan
barang.
E. RENCANA PENGGUNAAN DANA (RPD).
RPD merupakan bagian penting dalam mengajukan penyaluran dana ke
UPK/UPKs. RPD dibuat sesuai kebutuhan dan target pelaksanaan
kegiatan. RPD memuat rencana kebutuhan bahan dan nilai yang akan
dibelanjakan pada rencana pekerjaan. Besarnya nilai RPD tidak harus
sama setiap tahapan. Sebelum diajukan RPD harus diperiksa oleh KPMD
dan ketahui oleh Kepala Desa sebelum diajukan ke UPK/UPKs untuk
diperiksa oleh FK,PjOK dan Setrawan Kecamatan.
RPD bukan merupakan dasar untuk menentukan proses pengadaan
bahan, barang atau jasa yang harus memulai proses penawaran/lelang.
Proses pengadaan bahan lebih lanjut ditentukan berdasarkan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) detail. Tidak dibenarkan menguraikan atau
memecahkan jumlah pembiayaan untuk pengadaan barang/jasa tanpa
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Proses pengadaan bahan
selanjutnya dilakukan sesuai prosedur pengadaan bahan dalam
penjelasan mengenai jenis-jenis kegiatan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi.
F. LAPORAN PENGGUNAAN DANA (LPD )
LPD merupakan dokumen pertanggungjawaban TPK untuk setiap dana
yang telah disalurkan dari UPK/UPKs berdasarkan RPD yang disetujui
sebelumnya. LPD dibuat oleh TPK dan disetujui oleh Kepala Desa
sebelum diserahkan ke UPK/UPKs untuk diperiksa oleh FK, PjOK dan
Setrawan Kecamatan.
LPD yang diajukan harus dilampiri dengan bukti-bukti transaksi
pembayaran yang sah dan didokumentasikan secara khusus sesuai
prinsip pengarsipan yang rapi dan lengkap.
G. PENGENDALIAN KEUANGAN.
Sesuai dengan RPD yang telah dibahas dalam rapat pra pelaksanaan
maupun rapat-rapat evaluasi, penggunaan dana di Desa / Kelurahan
sangat dipengaruhi oleh jadwal pelaksanaan kegiatan, jadwal pengadaan
bahan dan alat, serta jadwal pengerahan tenaga kerja.
34 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
TPK harus memiliki rencana yang matang mengenai ketiga hal tersebut,
karena akan mempengaruhi besar atau kecilnya pengeluaran dana.
Langkah-langkah pengendalian keuangan dilapangan harus dilihat dari :
a. Apakah pekerjaan sesuai dengan jadwal kemajuan pekerjaan.
b. Apakah pengadaan bahan/material sesuai dengan jadwal dan jumlah
yang direncanakan.
c. Apakah pengadaan alat sesuai dengan jadwal dan volume yang
dihasilkan.
d. Apakah pengadaan tenaga kerja sesuai dengan jadwal dan jumlah
yang direncanakan.
Bila karena suatu keadaan, misalnya untuk mengantisipasi musim hujan
harus dilakukan pembelian material diawal pelaksanaan. Tentu sebagian
besar dana akan teralokasikan kepada material, akan tetapi harus
diimbangi dengan pelaksanaan kontruksi dilapangan agar dana
selanjutnya dapat cepat dicairkan.
Setiap pengeluaran dana di Desa harus mendapat persetujuan dari Ketua
TPK. UPK/UPKs harus aktif memeriksa setiap pengeluaran dana dari
Bendahara TPK. UPK/UPKs, Setrawan kecamatan dan PjOK harus
memeriksa saldo pada Buku Kas Harian dibandingkan dengan jumlah
uang tunai yang ada pada kas bendahara (cash opname).
H. PEMERIKSAAN ADMINISTRASI KEUANGAN.
Pemantauan administrasi keuangan TPK menggunakan formulir
pemeriksaan administrasi.
Penilaian kualitas administrasi menguraikan aspek – aspek yang ada pada
formulir pemeriksaan kualitas administrasi. Untuk setiap aspek tersebut,
penilai memilih satu dari lima kategori penilaian, yaitu :
Baik: Jika kualitas telah memenuhi segala syarat, baik, benar
dan lengkap serta ada inovasi kreatif yang menambah
kualitas.
Cukup Jika kualitas telah memenuhi segala syarat, baik, benar
dan lengkap.
Agak Kurang Jika terdapat kesalahan atau kekurangan kecil yang harus
diperbaiki untuk memenuhi
Kurang Jika masih terdapat banyak kekurangan yang harus
diperbaiki dan tidak lengkap.
Tidak ada Jika hal tersebut tidak ada pada arsip TPK.
Setiap aspek yang dinilai kurang perlu diberikan penjelasan dan
rekomendasi perbaikan agar dapat ditindaklanjuti oleh TPK. Nama
pemeriksa dan tanggal pemeriksaan dicatat pada bagian bawah dan pada
bagian atas persentase kemajuan kegiatan harus diisi.
35 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
Hal – hal Penting dalam
Pengelolaan keuangan Oleh TPK
o Pembayaran insentif harus diberikan secara langsung kepada
setiap orang yang bekerja, baik sistem upah harian maupun sistem
borongan / target.
o TPK tidak boleh mengeluarkan biaya untuk UPK/UPKs, seluruh
aparat pemerintah dan seluruh unsur yang terkait baik langsung
maupun tidak langsung dengan kegiatan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd)
Integrasi .
o Pembayaran kepada supplier dilakukan sesuai jadwal yang telah
ditetapkan dan disepakati dalam kontrak pengadaan bahan atau
kontrak sewa. PjOK, Setrawan Kecamatan, Faskab Integrasi harus
memantau proses kemajuan pengadaan tersebut.
o Dana tersebut hanya boleh dipegang oleh Bendahara sebagai Kas
TPK. Dana Kas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi dilarang
dipegang/dititipkan kepada pihak lain atau disimpan dalam rekening
manapun.
o Bukti pembayaran yang telah dijilid dalam berkas LPD harus dikirim
ke UPK/UPKs dalam rangka pengajuan penyaluran dana.
UPK/UPKs berhak untuk memeriksa arsip dan pembukuan TPK
kapan saja, dan sewaktu – waktu dapat meminta fotocopy bukti
pembayaran dalam rangka tugasnya sebagai pengendali dan
pembina TPK.
36 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
BAB V
ORGANISASI PELAKSANA
5.1. KABUPATEN
Keterangan :
garis intruksi
garis koordinasi
5.1.1. Bupati
Bupati bertanggungjawab atas pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi di kabupaten dan bersama
DPRD melakukan kaji ulang Peraturan Daerah yang berkaitan dengan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
Tugas Bupati adalah :
a. Menyediakan dana BLM (DDUB dan PAP) dan Administrasi Pembinaan ;
b. Menyediakan dana ADD sesuai ketentuan yang berlaku;
c. Menerbitkan SK Satuan Kerja yang berhubungan dengan pencairan dan
penyaluran dana yang terdiri dari ; pejabat yang menerbitkan surat penetapan
Kabupaten, Surat Perintah Membayar, Surat Permintaan Pembayaran,
Bendahara, dan lain-lain;
d. Menetapkan kebijakan dan atau menerbitkan peraturan tentang swakelola oleh
masyarakat dalam pengelolaan kegiatan pembangunan desa sesuai dengan
kapasitas pemerintah dan masyarakat desa;
e. Bersama DPRD, menerbitkan Peraturan Daerah yang mendukung bagi
penguatan pembangunan partisipatif dan pengintegrasian.
Bupati
ati
Bupati
Tim Koordinasi PNPM
PjO Kab
Pokja RBM
DPRD
ati
Bupati
Setrawan Kab Tim Faskab
TPM Kab
37 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
5.1.2. TIM KOORDINASI PELAKSANAAN PNPM MPd INTEGRASI KABUPATEN
Tim Koordinasi Kabupaten dibentuk oleh Bupati untuk melakukan pembinaan
pengembangan peran serta masyarakat, pembinaan administrasi dan fasilitasi
pemberdayaan masyarakat pada seluruh tahapan program. Tim Koordinasi
Kabupaten juga berfungsi dalam memberikan dukungan koordinasi program antar
instansi, pelayanan dan proses administrasi di kabupaten. Dalam melaksanakan
fungsi dan perannya, TK Kabupaten dibantu oleh sekretariat atau sebutan lainnya.
Tugas Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi:
a. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan di kabupaten agar sesuai dengan tujuan
penguatan pengintegrasian;
b. Mensosialisasikan kebijakan pembangunan partisipatif dan pengintegrasian
kepada semua pelaku yang terlibat di kabupaten;
c. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penguatan
pengintegrasian;
d. Melaksanakan rapat-rapat Koordinasi di tingkat kabupaten;
e. Menyusun laporan berkala untuk disampaikan Kepada Bupati.
5.1.3. PENANGUNGJAWAB OPERASIONAL KABUPATEN (PJO-KAB)
PJO-Kab adalah seorang pejabat di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati
Tugas Penanggungjawab Operasional Kabupaten :
a. Sebagai pelaksana harian Tim Koordinasi PNPM-MPd / Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi
kabupaten untuk mendukung pelaksanaan penguatan pengintegrasian;
b. Melaksanakan koordinasi dengan pelaku di wilayah tugasnya;
c. Melaksanakan kegiatan manajemen yang mencakup kegiatan sosialisasi,
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan pelestarian,
d. Menyelenggarakan rapat rutin bulanan untuk membahas kemajuan kegiatan,
masalah-masalah dan penyelesaiannya;
e. Membuat laporan periodik dan insidental kepada Tim Koordinasi PNPM-MPd
Integrasi Kabupaten;
f. Melaksanakan pengawasan teknis dan administrasi;
g. Memberikan masukan dalam pembinaan fasilitator dan peningkatan kinerja
program kepada Tim Koordinasi PNPM-MPd Integrasi Kabupaten;
h. Menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada KPPN;
i. Melakukan perjanjian pemberian bantuan dengan UPK.
38 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
5.1.4. SETRAWAN KABUPATEN
Setrawan Kabupaten adalah perangkat Pemerintah Kabupaten yang ditugaskan
secara khusus untuk menjadi fasilitator pelaksanaan PNPMMPd Integrasi dan
Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif di Kabupaten.
Tugas Setrawan Kabupaten:
a. Bersama-sama dengan Tim Koordinasi PNPM-MPd Kabupaten menyusun dan
merumuskan kebijakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi di tingkat Kabupaten.
b. Memfasilitasi Setrawan Kecamatan;
c. Melakukan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan penguatan
pengintegrasian;
d. Memfasilitasi pertemuan/ rapat dengan Kepala Daerah dan Instansi terkait
Daerah;
e. Membantu Tim Koordinasi PNPM-MPd Integrasi Kabupaten menyusun laporan
perkembangan pelaksanaan kegiatan penguatan pengintegrasian;
f. Membantu Tim Koordinasi PNPM-MPd Integrasi Kabupaten menyelenggarakan
kegiatan peningkatan kapasitas bagi pelaku;
g. Membantu Tim Koordinasi PNPM-MPd Integrasi Kabupaten mensosialisasikan
kebijakan pembangunan partisipatif dan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi kepada Pemerintah
Kecamatan di wilayah tugasnya;
5.1.5. FASILITATOR KABUPATEN
Fasilitator Kabupaten (Faskab) adalah tenaga konsultan manajerial profesional
yang berkedudukan di tingkat Kabupaten. Fungsi Faskab dalam Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi sebagai
supervisor. Faskab Integrasi terdiri dari Faskab – Pemberdayaan, Faskab – Teknik,
Faskab – Keuangan, Faskab harus memastikan tahapan pelaksanaan Pelaksanaan
Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif mulai dari proses perencanaan,
pelaksanaan dan pelestarian kegiatan selesai dengan baik, tepat waktu dengan
tetap mengacu pada prinsip dan prosedur dalam Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi. Faskab juga berperan
dalam memberikan bimbingan atau dukungan teknis, manajemen kepada pelaku
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd)
Integrasidi Kecamatan dan Desa. Faskab juga berperan sebagai fasilitator bagi
pemerintahan daerah dalam melakukan kajian terhadap peraturan-peraturan daerah
yang relevan dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi. Dalam menjalankan perannya, Faskab bekerja
sebagai Team-Work, dan dalam menjalankan tugasnya, Faskab harus melakukan
koordinasi dengan Tim Koordinasi Kabupaten.
5.1.5.1. Tugas dan Tanggung jawab Tim Fasilitator Kabupaten – Integrasi :
a. Mengoordinasikan Tim Kerja Fasilitator Kabupaten;
39 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
b. Memastikan pelaksanaan kegiatan pengintegrasian;
c. Memastikan efektivitas kegiatan sosialisasi pengintegrasian;
d. Menggalang dukungan dan mendorong pendayagunaan potensi berbagai
pihak untuk peningkatan pembangunan partisipatif;
e. Memediasi dan membangun jaringan kerjasama para pihak (intern
pemerintah Kabupaten), DPRD, LSM dan pihak-pihak lain yang terkait dan
berkepentingan untuk peningkatan dan pengembangan proses
pembangunan partisipatif;
f. Mensosialisasikan proses penyampaian aspirasi melalui forum Hearing
DPRD;
g. Memberikan bimbingan dan dukungan teknis kepada Pelaku PNPM MPd
Integrasi, baik di tingkat Kabupaten dan Kecamatan;
h. Memfasilitasi Pemerintah Kabupaten menyusun Peraturan Daerah yang
sesuai dengan kebutuhan penguatan pelaksanaan pembangunan partisipatif;
i. Merancang dan memfasilitasi proses pelatihan, workshop, semiloka dll, agar
terlaksana secara efektif;
j. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan program;
k. Memastikan tersedianya data-data kegiatan;
l. Menyusun panduan dan rancangan pelatihan sesuai kebutuhan lapangan;
m. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan.
5.1.5.2. Tugas dan Tanggung jawab Fasilitator Kabupaten – Pemberdayaan :
a. Mensosialisasikan kebijakan pengintegrasian;
b. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengintegrasian;
c. Memfasilitasi masyarakat menyampaikan aspirasi melalui forum Hearing
DPRD;
d. Memberikan bimbingan dan dukungan teknis kepada Pelaku PNPM MPd
Integrasi, ditingkat kecamatan;
e. Memantau dan mensupervisi pelaksanaan kegiatan penyusunan RPJM
Desa;
f. Memfasilitasi pelatihan, workshop, semiloka dan kegiatan lainnya untuk
peningkatan kapasitas masyarakat;
g. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan program;
h. Mengelola data-data kegiatan;
i. Menyusun media dan bahan-bahan pelatihan sesuai kebutuhan lapangan;
j. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan;
k. Memastikan pelaksanaan kegiatan pelatihan dilaksanakan sesuai
ketentuan/panduan yang telah ditetapkan;
l. Memastikan tersusunannya RPJMDesa, Perdes tentang APBDesa dan
Perdes lainnya sesuai kebutuhan;
m. Mendorong, memotivasi dan memfasilitasi terlaksananya LKPj Kepala Desa;
n. Memantau, membimbing dan mengevaluasi Fasilitator Kecamatan dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
o. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan.
40 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
5.1.5.3. Tugas dan Tanggung jawab Fasilitator Kabupaten – Teknik :
Faskab – Teknik adalah tenaga konsultan teknik dan manajerial profesional yang
berkedudukan di tingkat Kabupaten dan berperan sebagai supervisor atas hasil
kualitas teknik kegiatan prasarana infrastruktur perdesaan, mulai dari
perencanaan desain dan RAB, survei dan pengukuran, pelaksanaan serta
operasional dan pemeliharaan. Sebagai supervisor, Faskab – Teknik melakukan
sertifikasi dan harus memastikan pelaksanaan kegiatan prasarana infrastruktur
selesai dengan baik dan tepat waktu dengan tetap mengacu kepada prinsip
prosedur dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi serta sesuai kaidah atau standar teknik
prasarana. Faskab – Teknik juga berperan dalam memberikan bimbingan atau
dukungan tentang kaidah dan standar teknis prasarana perdesaan kepada
pelaku Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM
MPd) Integrasi di kecamatan dan desa. Dalam menjalankan perannya, Faskab –
Teknik harus melakukan koordinasi dengan Tim Faskab lainnya serta Tim
Koordinasi Kabupaten.
Tugas dan tanggung jawab Faskab – Teknik :
a. Mensosialisasikan kebijakan pengintegrasian;
b. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengintegrasian;
c. Memberikan bimbingan dan dukungan teknis kepada Pelaku PNPM MPd
Integrasi, di tingkat kecamatan;
d. Mensupervisi pelaksanaan kegiatan sarana prasarana;
e. Memfasilitasi pencapaian kemandirian teknis;
f. Memfasilitasi pelatihan, dan kegiatan lainnya untuk peningkatan kapasitas
kader teknis;
g. Memfasilitasi terbentuknya lab site untuk mendukung proses pembelajaran
masyarakat;
h. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan program;
i. Mengelola data-data kegiatan;
j. Menyusun media dan bahan-bahan pelatihan sesuai kebutuhan lapangan;
k. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan.
5.1.5.4. Tugas dan Tanggung jawab Fasilitator Kabupaten – Keuangan :
Faskab – Keuangan adalah konsultan yang bertugas melakukan pendampingan
UPK agar UPK menjadi suatu lembaga yang akuntabel dalam pengelolaan
keuangan dan pinjaman. Faskab – Keuangan akan lebih berfokus pada
penguatan dan pengembangan UPK yang potensial, tetapi juga memberikan
bantuan teknis dan rekomendasi dalam rangka penyehatan UPK yang masuk
dalam kategori kurang atau tidak potensial. Dalam menjalankan tugas dan
perannya, Faskab – Keuangan harus melakukan koordinasi dengan Tim Faskab
lainnya dan Tim Koordinasi Kabupaten.
Tugas dan tanggung jawab Faskab – Keuangan :
a. Mensosialisasikan kebijakan pengintegrasian;
b. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengintegrasian;
c. Memberikan bimbingan dan dukungan teknis kepada Pelaku PNPM MPd
Integrasi, ditingkat kecamatan;
41 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
d. Memantau dan memeriksa pengelolaan keuangan program;
e. Membimbing dan meningkatkan kemampuan pengurus UPK;
f. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan program;
g. Mengelola data-data kegiatan;
h. Menyusun media dan bahan-bahan pelatihan sesuai kebutuhan lapangan;
i. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan.
5.1.6. TIM PELATIH MASYARAKAT KABUPATEN
a. TPM (Tenaga Pelatih Masyarakat) adalah kompetensi yang melekat dan
dimiliki oleh pelaku yang terlibat dalam RBM. TPM diharapkan mendukung
kinerja Pokja Kabupaten. Kedudukan TPM di dalam Pokja Kabupaten
diharapkan ada di dalam setiap bidang yang dikelola. TPM ini adalah unsur
yang memiliki kompetensi teknis pelatihan masyarakat.
b. Pada tahun pertama kegiatan, Pokja Kabupaten wajib memfasilitasi Tenaga
Pelatih Masyarakat (TPM). TPM ada di kabupaten dan di kecamatan. TPM
Kabupaten menjadi bagian dari unsur Pokja Kabupaten, sedangkan TPM
Kecamatan akan memperkuat dan mengembangkan kegiatan yang
berhubungan dengan peningkatan kapasitas pelaku di level kecamatan dan
desa PNPM Mandiri Perdesaan.
c. Personil TPM direkrut berdasarkan kompetensi atau kemampuan yang
bersangkutan di bidang tertentu, misalnya: bidang advokasi hukum,
pengawasan pembangunan, pemeriksaan keuangan, bidang infrastruktur,
pertanian, perindustrian, pemasaran dan bidang lain terkait dengan penguatan
pembangunan partisipatif dan pemberdayaan masyarakat.
d. Pengurus BKAD dan pelaku lain (masyarakat profesional) karena
kemampuannya diharapkan menjadi anggota TPM.
e. Jumlah anggota TPM disesuaikan dengan ketentuan. Diharapkan jumlah
minimal TPM Kabupaten 3 orang, demikian juga TPM Kecamatan minimal 3
orang.
f. Fasilitasi pembentukan TPM Kabupaten (embrio) sudah harus dilakukan saat
workshop perencanaan awal di kabupaten. Fasilitasi pembentukan TPM
Kecamatan dilakukan melalui MAD/Musyawarah BKAD dan pengembangan
TPM kecamatan dilakukan melalui TOT.
5.1.7. POKJA RUANG BELAJAR MASYARAKAT (RBM)
a. Fasiltasi Pembentukan dan Penguatan Pokja Kabupaten:
Faskab (untuk lokasi PNPM MPd Integrasi adalah Fasilitator Integrasi) wajib
memfasilitasi (termasuk peran dan fungsi) Pokja Kabupaten dengan meminta
bantuan Satker Kabupaten, seperti Undangan, Ruang Rapat dan lain
sebagainya.
b. Waktu Pembentukan:
Pokja Kabupaten dibentuk saat workshop perencanaan awal (Musyawarah
Pelaku RBM) di kabupaten.
42 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
c. Unsur Pokja Kabupaten:
Unsur Pokja Kabupaten sekurang-kurangnya adalah BKAD (pengarah/quality
control dan pengemban amanat/mandatory masyarakat), UPK (karena memiliki
keterampilan teknis pengelolaan kegiatan dan keuangan), TPM (teknis,
substansi pelatihan dan peningkatan kapasitas), Setrawan (fasilitator
pemerintahan). Unsur lain dapat ditambahkan sesuai kebutuhan.
d. Struktur Pokja Kabupaten:
Pokja Kabupaten dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh sekretaris dan
bendahara. Selain itu di dalam struktur Pokja Kabupaten terdapat beberapa
koordinator bidang (Misalnya Bidang Advokasi Hukum, CBM dsb). Bidang lain
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan lokal pada saat rapat kabupaten
sebelumnya. Faskab berkewajiban mempersiapkan Musyawarah Pelaku untuk
menjalankan organisasi gugus tugas dan fungsi Pokja tahun berikutnya.
Masing-masing unsur di dalam Pokja Kabupaten mempunyai peran, tugas, dan
tanggungjawab sesuai ruang lingkup dan karakter kelembagaan/fungsi.
e. Peran dan Tugas Pokja Kabupaten:
Pokja Kabupaten bertugas mengelola pelaksanaan RBM. Peran dan tugas
Pokja Kabupaten adalah memfasilitasi proses perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan keberlanjutan sistem RBM. Kegiatan perencanaan yang
dilakukan diantaranya, memfasilitasi proses rapat, menyiapkan proposal
kegiatan, mengajukan pencairan dana. Kegiatan saat pelaksanaan diantaranya
adalah rapat persiapan, pembentukan panitia, RKTL kegiatan, penyelenggaraan
kegiatan. Kegiatan pengendalian diantaranya menyusun rencana dan
menjalankan supervisi, monitoring-evaluasi kegiatan, serta menyusun laporan
kegiatan. Kegiatan keberlanjutan system RBM, maka tugas Pokja Kabupaten
adalah menyiapkan kerangka pengembangan sistem RBM untuk tahun-tahun
berikutnya.
5.2. KECAMATAN
Keterangan :
garis intruksi
garis koordinasi
Camat
ati
Bupati
PjOK Setrawan KecFasilitatorBKAD
UPKBP UPK
43 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
5.2.1. CAMAT
Camat atas nama Bupati berperan sebagai pembina pelaksanaan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi
pada desa-desa di wilayah kecamatan. Selain itu camat juga bertugas untuk
mengajukan usulan nama calon PjOK dan Setrawan Kecamatan yang akan
ditetapkan oleh Bupati.
Tugas dan tanggung jawab Camat adalah :
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan PNPM MPd Integrasi/Pengintegrasian
di wilayah tugasnya;
b. Menyelenggarakan Musrenbang Kecamatan;
c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan PNPM MPd Integrasi/
Pengintegrasian;
d. Membantu penyelesaian masalah yang terjadi terkait dengan pelaksanaan
kegiatan Penguatan Pengintegrasian di wilayah tugasnya;
e. Melaksanakan urusan administratif berkenaan dengan pelaksanaan Penguatan
Pengintegrasian;
f. Menilai kinerja Penguatan Pengintegrasian di Desa dan kecamatan wilayah
tugasnya.
5.2.2. PENANGGUNGJAWAB OPERASIONAL KEGIATAN (PJOK)
PjOK adalah seorang Kasi PMD atau pejabat lain yang mempunyai tugas pokok
sejenis di kecamatan yang ditetapkan berdasar Surat Keputusan Bupati dan
bertanggungjawab atas penyelenggaraan operasional kegiatan dan keberhasilan
seluruh kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan
(PNPM MPd) Integrasi di kecamatan.
Tugas dan tanggung jawab PjOK adalah :
a. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan PNPM MPd Integrasi/Pengintegrasian;
b. Melaksanakan kegiatan manajemen Penguatan Pengintegrasian, yang meliputi
kegiatan sosialisasi, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian;
c. Memfasilitasi Pemerintah Desa menyusun dan menetapkan Perdes tentang
RPJMDesa;
d. Memastikan Pemerintah Desa menetapkan Perdes tentang APBDesa;
e. Menyelenggarakan rapat rutin bulanan bersama Fasilitator Kecamatan dan
pelaku lainnya untuk membahas kemajuan kegiatan, masalah-masalah dan
penyelesaiannya;
f. Menyusun laporan bulanan kegiatan PNPM MPD Integrasi/Pengintegrasian
kepada TK PNPM-MPd Integrasi Kabupaten dengan tembusan kepada Camat;
g. Melaksanakan pengawasan teknis dan administrasi;
h. Melakukan evaluasi terhadap kinerja LPMD;
i. Memfasilitasi pelaksanaan Musrenbang Kecamatan dan Desa.
5.2.3. SETRAWAN KECAMATAN
Setrawan Kecamatan adalah perangkat Pemerintah kecamatan yang ditugaskan
secara khusus untuk menjadi fasilitator pelaksanaan Program Nasional
44 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi di
kecamatan.
Tugas dan tanggung jawab Setrawan adalah:
a. Membantu pelaksanaan tugas PjOK;
b. Memantau dan memberikan bimbingan terkait dengan pelaksanaan kegiatan di
lapangan;
c. Memasyarakatkan kebijakan pembangunan partisipatif dan penguatan
pengintegrasian;
d. Mendorong peningkatan mutu proses dan hasil perencanaan partisipatif;
e. Mendorong peningkatan proses Musrenbang Desa.
5.2.4. UNIT PENGELOLA KEGIATAN (UPK/UPKs)
UPK/UPKs atau sebutan lainnya adalah sebagai unit pengelola dan operasional
pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi yang berkedudukan di Kecamatan. UPK/UPKs
juga dapat bertindak sebagai pelaksana mandat/unit dari BKAD. Pengurus
UPK/UPKs terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Pengurus UPK/UPKs
berasal dari anggota masyarakat yang diajukan oleh desa berdasarkan hasil
musyawarah desa dan selanjutnya dipilih dalam musyawarah antar desa
Tugas dan tanggung jawab UPK :
a) Bertanggungjawab terhadap pengelolaan dana kegiatan yang bersumber dari
BLM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM
MPd) Integrasi;
b) Bertanggungjawab terhadap pengelolaan administrasi dan pelaporan seluruh
transaksi keuangan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi,
c) Bertanggungjawab terhadap pengelolaan dokumen Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi,
d) Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai PTO PNPM-MPd/PNPM MPd Integrasi.
5.2.5. BADAN PENGAWAS UPK
Badan Pengawas UPK berperan dalam mengawasi pengelolaan kegiatan,
administrasi dan keuangan yang dilakukan oleh UPK/UPKs. Badan Pengawas UPK
bertindak sebagai pelaksana mandat/unit dari BKADdibentuk oleh Forum
Musyawarah Kecamatan, minimal 3 orang terdiri dari 1 ketua dan 2 orang anggota.
Tugas Dan tanggung jawab BP-UPK
a. Melakukan pemeriksaan dan evaluasi transaksi, bukti transaksi, dokumen-
dokumen, pelaksanaan administrasi dan pelaporan pengelolaan keuangan dan
pinjaman yang dikelola oleh UPK/UPKs
b. Melakukan pengawasan terhadap ketaatan UPK/UPKs pada prinsip dan
mekanisme Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan
(PNPM MPd) Integrasi.
c. Melakukan pengawasan ketaatan UPK/UPKs terhadap aturan-aturan
Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3
Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3
Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3
Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3
Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3
Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3
Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3
Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3
Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3
Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3
Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3
Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3
Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

More Related Content

What's hot

12. klasifikasi jenis usaha bum desa
12. klasifikasi jenis usaha bum desa12. klasifikasi jenis usaha bum desa
12. klasifikasi jenis usaha bum desa
keuangandesa
 
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Eka Saputra
 
Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaPengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan Desa
Umi Arifah
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Formasi Org
 
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpdMateri musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
Ardi Susanto
 
Manajemen BUMDes ..ppt
Manajemen BUMDes ..pptManajemen BUMDes ..ppt
Manajemen BUMDes ..ppt
suharman12
 
Pengawasan kinerja kades oleh bpd inspektorat
Pengawasan kinerja kades oleh bpd   inspektoratPengawasan kinerja kades oleh bpd   inspektorat
Pengawasan kinerja kades oleh bpd inspektorat
Pemdes Seboro Sadang
 
Presentasi dana desa
Presentasi dana desaPresentasi dana desa
Presentasi dana desa
Probo Asmara
 
00. PTO PNPM MPd 2014
00. PTO PNPM MPd 201400. PTO PNPM MPd 2014
00. PTO PNPM MPd 2014
Paino S.IP
 
Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
Sistem dan Prosedur Penatausahaan PenerimaanSistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
Deddi Nordiawan
 
Badan layanan umum
Badan layanan umumBadan layanan umum
Badan layanan umum
Indah Maya Safitri
 
pembiayaan desa
pembiayaan desapembiayaan desa
pembiayaan desa
Formasi Org
 
14. inspektorat-materi-pengawasan-desa
14. inspektorat-materi-pengawasan-desa14. inspektorat-materi-pengawasan-desa
14. inspektorat-materi-pengawasan-desa
sayaperempuan
 
Panduan Pengajuan Nama dan Pendaftaran Badan Hukum
Panduan Pengajuan Nama dan Pendaftaran Badan Hukum Panduan Pengajuan Nama dan Pendaftaran Badan Hukum
Panduan Pengajuan Nama dan Pendaftaran Badan Hukum
TV Desa
 
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
Suwondo Chan
 
Juknis Raperdes Pungutan desa
Juknis Raperdes Pungutan desaJuknis Raperdes Pungutan desa
Juknis Raperdes Pungutan desaYudhi Aldriand
 
Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaBadan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Desa
Formasi Org
 
Perdes Lembaga Kemasyarakatan Desa
Perdes Lembaga Kemasyarakatan DesaPerdes Lembaga Kemasyarakatan Desa
Perdes Lembaga Kemasyarakatan Desa
Aji Sahdi Sutisna
 
Hukum Keuangan Negara
Hukum Keuangan NegaraHukum Keuangan Negara
Hukum Keuangan Negara
Novita Andriani
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDA
Mahyuni Bjm
 

What's hot (20)

12. klasifikasi jenis usaha bum desa
12. klasifikasi jenis usaha bum desa12. klasifikasi jenis usaha bum desa
12. klasifikasi jenis usaha bum desa
 
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
 
Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaPengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan Desa
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
 
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpdMateri musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
 
Manajemen BUMDes ..ppt
Manajemen BUMDes ..pptManajemen BUMDes ..ppt
Manajemen BUMDes ..ppt
 
Pengawasan kinerja kades oleh bpd inspektorat
Pengawasan kinerja kades oleh bpd   inspektoratPengawasan kinerja kades oleh bpd   inspektorat
Pengawasan kinerja kades oleh bpd inspektorat
 
Presentasi dana desa
Presentasi dana desaPresentasi dana desa
Presentasi dana desa
 
00. PTO PNPM MPd 2014
00. PTO PNPM MPd 201400. PTO PNPM MPd 2014
00. PTO PNPM MPd 2014
 
Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
Sistem dan Prosedur Penatausahaan PenerimaanSistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
 
Badan layanan umum
Badan layanan umumBadan layanan umum
Badan layanan umum
 
pembiayaan desa
pembiayaan desapembiayaan desa
pembiayaan desa
 
14. inspektorat-materi-pengawasan-desa
14. inspektorat-materi-pengawasan-desa14. inspektorat-materi-pengawasan-desa
14. inspektorat-materi-pengawasan-desa
 
Panduan Pengajuan Nama dan Pendaftaran Badan Hukum
Panduan Pengajuan Nama dan Pendaftaran Badan Hukum Panduan Pengajuan Nama dan Pendaftaran Badan Hukum
Panduan Pengajuan Nama dan Pendaftaran Badan Hukum
 
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
 
Juknis Raperdes Pungutan desa
Juknis Raperdes Pungutan desaJuknis Raperdes Pungutan desa
Juknis Raperdes Pungutan desa
 
Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaBadan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Desa
 
Perdes Lembaga Kemasyarakatan Desa
Perdes Lembaga Kemasyarakatan DesaPerdes Lembaga Kemasyarakatan Desa
Perdes Lembaga Kemasyarakatan Desa
 
Hukum Keuangan Negara
Hukum Keuangan NegaraHukum Keuangan Negara
Hukum Keuangan Negara
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDA
 

Viewers also liked

Bahan bintek pentaloka p3k desa-pdt 5nop08
Bahan bintek pentaloka p3k desa-pdt 5nop08Bahan bintek pentaloka p3k desa-pdt 5nop08
Bahan bintek pentaloka p3k desa-pdt 5nop08Sutardjo ( Mang Ojo )
 
3 draft sop perguliran
3 draft sop perguliran3 draft sop perguliran
3 draft sop perguliran
deivie rondonuwu
 
Propfil Pengelolaan PNPM MPD Kab. Ciamis
Propfil Pengelolaan PNPM MPD Kab. CiamisPropfil Pengelolaan PNPM MPD Kab. Ciamis
Propfil Pengelolaan PNPM MPD Kab. CiamisSutardjo ( Mang Ojo )
 
Laporan Kerja Praktek Firman Harry Permana
Laporan Kerja Praktek Firman Harry PermanaLaporan Kerja Praktek Firman Harry Permana
Laporan Kerja Praktek Firman Harry Permana
Universitas Suryakancana Cianjur
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-wadukWerdhi S
 
Keputusan bersama kepala desa
Keputusan bersama kepala desaKeputusan bersama kepala desa
Keputusan bersama kepala desa
Peno Wirawan
 

Viewers also liked (6)

Bahan bintek pentaloka p3k desa-pdt 5nop08
Bahan bintek pentaloka p3k desa-pdt 5nop08Bahan bintek pentaloka p3k desa-pdt 5nop08
Bahan bintek pentaloka p3k desa-pdt 5nop08
 
3 draft sop perguliran
3 draft sop perguliran3 draft sop perguliran
3 draft sop perguliran
 
Propfil Pengelolaan PNPM MPD Kab. Ciamis
Propfil Pengelolaan PNPM MPD Kab. CiamisPropfil Pengelolaan PNPM MPD Kab. Ciamis
Propfil Pengelolaan PNPM MPD Kab. Ciamis
 
Laporan Kerja Praktek Firman Harry Permana
Laporan Kerja Praktek Firman Harry PermanaLaporan Kerja Praktek Firman Harry Permana
Laporan Kerja Praktek Firman Harry Permana
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk
 
Keputusan bersama kepala desa
Keputusan bersama kepala desaKeputusan bersama kepala desa
Keputusan bersama kepala desa
 

Similar to Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf
2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf
2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf
dianaekowati1
 
RENJA K-J 2024.pdf
RENJA K-J 2024.pdfRENJA K-J 2024.pdf
RENJA K-J 2024.pdf
dianaekowati1
 
RENJA K-J 2024.pdf
RENJA K-J 2024.pdfRENJA K-J 2024.pdf
RENJA K-J 2024.pdf
dianaekowati1
 
5. bab i rkp desa jatilor 2015
5. bab i rkp desa jatilor 20155. bab i rkp desa jatilor 2015
5. bab i rkp desa jatilor 2015
dana desa kota lhokseumawe
 
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
Gedhe Foundation
 
Juknis LKPJ Kepala Desa
Juknis LKPJ  Kepala DesaJuknis LKPJ  Kepala Desa
Juknis LKPJ Kepala DesaYudhi Aldriand
 
Juknis kec 2016
Juknis kec 2016Juknis kec 2016
Juknis kec 2016
Raz Cell
 
0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx
0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx
0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx
RasnianiGani
 
RKP-Des Cilayung 2014
RKP-Des Cilayung 2014RKP-Des Cilayung 2014
RKP-Des Cilayung 2014Abdul Kohar
 
RKP Desa Berbasis IDM dan SDGs Desa (1).pptx
RKP Desa Berbasis IDM dan SDGs Desa (1).pptxRKP Desa Berbasis IDM dan SDGs Desa (1).pptx
RKP Desa Berbasis IDM dan SDGs Desa (1).pptx
KecamatanRanaMese
 
Revitalisasi proses desentralisasi
Revitalisasi proses desentralisasiRevitalisasi proses desentralisasi
Revitalisasi proses desentralisasiEfry Ghani
 
Rencana kinerja dinas kominfo kabupaten pakpak bharat tahun 2018
Rencana kinerja dinas kominfo kabupaten pakpak bharat tahun 2018Rencana kinerja dinas kominfo kabupaten pakpak bharat tahun 2018
Rencana kinerja dinas kominfo kabupaten pakpak bharat tahun 2018
rikisyahputra4
 
Peraturan Desa Pencil Nomor 2 Tahun 2017
Peraturan Desa Pencil Nomor 2 Tahun 2017Peraturan Desa Pencil Nomor 2 Tahun 2017
Peraturan Desa Pencil Nomor 2 Tahun 2017
Teguh Supriyadi
 
PERENCANAAN BERBASIS SDGS DAN IDM.pptx
PERENCANAAN BERBASIS SDGS DAN IDM.pptxPERENCANAAN BERBASIS SDGS DAN IDM.pptx
PERENCANAAN BERBASIS SDGS DAN IDM.pptx
GunawanFebrianto
 
BPK_Pemaparan Dana Desa - Kab. Malang - 12032019.pptx
BPK_Pemaparan Dana Desa - Kab. Malang  - 12032019.pptxBPK_Pemaparan Dana Desa - Kab. Malang  - 12032019.pptx
BPK_Pemaparan Dana Desa - Kab. Malang - 12032019.pptx
AhmadZulvianMaulana1
 
1. perdes rkp des
1. perdes rkp des1. perdes rkp des
1. perdes rkp des
dermolo
 
Surat Edaran Musrebang RKP Desa 2020
Surat Edaran Musrebang RKP Desa 2020Surat Edaran Musrebang RKP Desa 2020
Surat Edaran Musrebang RKP Desa 2020
Formasi Org
 

Similar to Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3 (20)

2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf
2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf
2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf
 
RENJA K-J 2024.pdf
RENJA K-J 2024.pdfRENJA K-J 2024.pdf
RENJA K-J 2024.pdf
 
RENJA K-J 2024.pdf
RENJA K-J 2024.pdfRENJA K-J 2024.pdf
RENJA K-J 2024.pdf
 
5. bab i rkp desa jatilor 2015
5. bab i rkp desa jatilor 20155. bab i rkp desa jatilor 2015
5. bab i rkp desa jatilor 2015
 
Rkp des Th 2014
Rkp des Th 2014Rkp des Th 2014
Rkp des Th 2014
 
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
 
Juknis LKPJ Kepala Desa
Juknis LKPJ  Kepala DesaJuknis LKPJ  Kepala Desa
Juknis LKPJ Kepala Desa
 
Juknis kec 2016
Juknis kec 2016Juknis kec 2016
Juknis kec 2016
 
0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx
0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx
0 Review Renja 2022 edit 18082021.docx
 
RKP-Des Cilayung 2014
RKP-Des Cilayung 2014RKP-Des Cilayung 2014
RKP-Des Cilayung 2014
 
RKP Desa Berbasis IDM dan SDGs Desa (1).pptx
RKP Desa Berbasis IDM dan SDGs Desa (1).pptxRKP Desa Berbasis IDM dan SDGs Desa (1).pptx
RKP Desa Berbasis IDM dan SDGs Desa (1).pptx
 
Revitalisasi proses desentralisasi
Revitalisasi proses desentralisasiRevitalisasi proses desentralisasi
Revitalisasi proses desentralisasi
 
Rencana kinerja dinas kominfo kabupaten pakpak bharat tahun 2018
Rencana kinerja dinas kominfo kabupaten pakpak bharat tahun 2018Rencana kinerja dinas kominfo kabupaten pakpak bharat tahun 2018
Rencana kinerja dinas kominfo kabupaten pakpak bharat tahun 2018
 
Renja
RenjaRenja
Renja
 
Peraturan Desa Pencil Nomor 2 Tahun 2017
Peraturan Desa Pencil Nomor 2 Tahun 2017Peraturan Desa Pencil Nomor 2 Tahun 2017
Peraturan Desa Pencil Nomor 2 Tahun 2017
 
PERENCANAAN BERBASIS SDGS DAN IDM.pptx
PERENCANAAN BERBASIS SDGS DAN IDM.pptxPERENCANAAN BERBASIS SDGS DAN IDM.pptx
PERENCANAAN BERBASIS SDGS DAN IDM.pptx
 
BPK_Pemaparan Dana Desa - Kab. Malang - 12032019.pptx
BPK_Pemaparan Dana Desa - Kab. Malang  - 12032019.pptxBPK_Pemaparan Dana Desa - Kab. Malang  - 12032019.pptx
BPK_Pemaparan Dana Desa - Kab. Malang - 12032019.pptx
 
Renstra
RenstraRenstra
Renstra
 
1. perdes rkp des
1. perdes rkp des1. perdes rkp des
1. perdes rkp des
 
Surat Edaran Musrebang RKP Desa 2020
Surat Edaran Musrebang RKP Desa 2020Surat Edaran Musrebang RKP Desa 2020
Surat Edaran Musrebang RKP Desa 2020
 

More from Sutardjo ( Mang Ojo )

Permen no.37 th_2014_lampiran+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015
Permen no.37 th_2014_lampiran+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015Permen no.37 th_2014_lampiran+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015
Permen no.37 th_2014_lampiran+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015Sutardjo ( Mang Ojo )
 
Permen no.37 th_2014+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015
Permen no.37 th_2014+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015Permen no.37 th_2014+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015
Permen no.37 th_2014+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015Sutardjo ( Mang Ojo )
 
Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]
Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]
Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]Sutardjo ( Mang Ojo )
 
Pedoman menulis berita
Pedoman menulis beritaPedoman menulis berita
Pedoman menulis berita
Sutardjo ( Mang Ojo )
 
PP No 71 Th 2010 standar akuntansi pemerintah
PP No 71 Th  2010 standar akuntansi pemerintahPP No 71 Th  2010 standar akuntansi pemerintah
PP No 71 Th 2010 standar akuntansi pemerintahSutardjo ( Mang Ojo )
 
Transformasi+pendamping+ +prabawa+es
Transformasi+pendamping+ +prabawa+esTransformasi+pendamping+ +prabawa+es
Transformasi+pendamping+ +prabawa+esSutardjo ( Mang Ojo )
 

More from Sutardjo ( Mang Ojo ) (20)

Jadilah jurnalis desa
Jadilah jurnalis desaJadilah jurnalis desa
Jadilah jurnalis desa
 
Permen no.37 th_2014_lampiran+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015
Permen no.37 th_2014_lampiran+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015Permen no.37 th_2014_lampiran+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015
Permen no.37 th_2014_lampiran+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015
 
Permen no.37 th_2014+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015
Permen no.37 th_2014+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015Permen no.37 th_2014+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015
Permen no.37 th_2014+pedoman+penyusunan+apbd+tahun+2015
 
Perpres nomor-12-tahun-2015
Perpres nomor-12-tahun-2015Perpres nomor-12-tahun-2015
Perpres nomor-12-tahun-2015
 
Perpres nomor-11-tahun-2015
Perpres nomor-11-tahun-2015Perpres nomor-11-tahun-2015
Perpres nomor-11-tahun-2015
 
Matriks uu no.6 2014& pp no.43_2014
Matriks  uu no.6 2014& pp no.43_2014Matriks  uu no.6 2014& pp no.43_2014
Matriks uu no.6 2014& pp no.43_2014
 
Permendagri no. 112 thn 2014
Permendagri no. 112 thn 2014Permendagri no. 112 thn 2014
Permendagri no. 112 thn 2014
 
Permendagri no. 111 thn 2014
Permendagri no. 111 thn 2014Permendagri no. 111 thn 2014
Permendagri no. 111 thn 2014
 
Permendagri no 113 tahun 2014
Permendagri no 113 tahun 2014Permendagri no 113 tahun 2014
Permendagri no 113 tahun 2014
 
Permendagri no. 111 thn 2014
Permendagri no. 111 thn 2014Permendagri no. 111 thn 2014
Permendagri no. 111 thn 2014
 
Cara mengubah ukuran foto
Cara mengubah ukuran fotoCara mengubah ukuran foto
Cara mengubah ukuran foto
 
Cara login ke dasbor wodrpress
Cara login ke dasbor wodrpressCara login ke dasbor wodrpress
Cara login ke dasbor wodrpress
 
Cara membuat akun twitter
Cara membuat akun twitterCara membuat akun twitter
Cara membuat akun twitter
 
Cara membuat facebook page
Cara membuat facebook pageCara membuat facebook page
Cara membuat facebook page
 
Profil komunitas dem it ciamis
Profil komunitas dem it ciamisProfil komunitas dem it ciamis
Profil komunitas dem it ciamis
 
Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]
Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]
Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]
 
Kementerian pertanian[1]
Kementerian pertanian[1]Kementerian pertanian[1]
Kementerian pertanian[1]
 
Pedoman menulis berita
Pedoman menulis beritaPedoman menulis berita
Pedoman menulis berita
 
PP No 71 Th 2010 standar akuntansi pemerintah
PP No 71 Th  2010 standar akuntansi pemerintahPP No 71 Th  2010 standar akuntansi pemerintah
PP No 71 Th 2010 standar akuntansi pemerintah
 
Transformasi+pendamping+ +prabawa+es
Transformasi+pendamping+ +prabawa+esTransformasi+pendamping+ +prabawa+es
Transformasi+pendamping+ +prabawa+es
 

Pto pnpm m pd integrasi 2013 revisi 3

  • 1. 1 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Integrasi (PNPM- MPd Integrasi) sebagai upaya mengintegrasikan system pembangunan partisipatif ke dalam sistem pembangunan daerah (reguler) serta mendorong penyelarasan perencanaan teknokratis dan politis dengan partisipatif. Program ini pada dasarnya memiliki dua agenda besar yaitu peningkatan kapasitas masyarakat dan penguatan pemerintahan lokal dalam penyelenggaraan pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM-MPd Integrasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari PNPM Mandiri Perdesaan dengan penekanan pada aspek penguatan pemerintahan lokal. Pemahaman dasar ini bahwa penguatan dan pelembagaan pembangunan partisipatif hanya dapat dilakukan apabila pemerintah daerah memiliki kebijakan dan memberikan dukungan, baik dalam bentuk anggaran maupun regulasi yang berpihak kepada rakyat. Pada tataran operasional, pengintegrasian mensyaratkan adanya perencanaan pembangunan di tingkat desa melalui RPJMDesa dan RKPDesa, yang didukung dengan peningkatan manajemen pemerintahan desa sebagai basis. Pada konteks ini, efektivitas fasilitasi untuk memastikan pemerintahan desa membentuk Peraturan Desa, menetapkan APBDesa dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa (LKPj Kades) juga Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) secara rutin menjadi penting. Fasilitasi kegiatan harus dibarengi dengan peningkatan kualitas proses dan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten. Yang menjadi permasalahan selama ini adalah tidak terjadinya keselarasan rencana kegiatan dan anggaran dari berbagai sumber, khususnya APBD Kabupaten. Sehingga melalui pengintegrasian ini diharapkan bahwa di Kabupaten Ciamis RPJMDesa dapat dijadikan sebagai basis didalam merencanakan pembangunan daerah melalui fasilitasi kegiatan penyelenggaraan musrenbang yang berpihak kepada masyarakat miskin sebagai upaya dari pemecahan dan tindakan berbagai permasalahan yang ada sebagaimana hasil Pengkajian Keadaan Desa (PKD). Permasalahan lainnya dari hasil evaluasi kritis didalam pelaksanaan perencanaan pembangunan selama ini diantaranya : 1. Arah kebijakan pembangunan daerah sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Ciamis 2009-2014 masih kurang dipahami secara baik oleh SKPD, kecamatan dan desa,sehingga usulan rencana pembangunan seringkali tidak sinergis dengan arah kebijakan yang telah ditetapkan; 2. Data-data dasar sebagai bahan penyusunan usulan rencana program/kegiatan pada umumnya kurang akurat bahkan tidak jelas, yang disebabkan seluruh desa/kelurahan belum memiliki Profil Desa yang akurat; 3. Kebijakan Pemerintah Pusat dan Provinsi masihkurang mendapat perhatian dan masih kurang dipahami para pemangku kepentingan baik di tingkat desa maupun kecamatan, karena masih belum jelas tercantum dalam perencanaan awal (Ranwal) RKPD Kabupaten;
  • 2. 2 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s 4. Program/kegiatan Pemerintah Provinsi masih terasa belum terintegrasi, sehingga informasi dan peluang terkadang muncul ditahun berjalan; 5. Kemampuan keuangan daerah sangat terbatas, sehingga banyak program kegiatan yang direncanakan tidak dapat dilaksanakan; 6. Masih adanya program/kegiatan yang kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebagaimana dirumuskan dalam musrenbang; 7. Perencanaan partisipatif sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional belum diterapkan secara optimal; 8. Belum diterapkannya Pagu Indikatif Kecamatan yang jelas dalam bentuk penganggaran yang sinkron dengan anggaran yang direncananakan oleh TAPD,sehingga mengakibatkan tidak jelasnya prioritas-prioritas pembangunan di setiap wilayah; 9. Wilayah kecamatan belum memiliki renstra kewilayahan sebagai acuan untuk menentukan skala prioritas kecamatan; 10.Belum optimalnya sinkronisasi perencanaan pembangunan antara eksekutif (Pemerintah Daerah) dengan legislatif (DPRD), sehingga sering kali menjadi hambatan dalam pembahasan RAPBD; 11.Kebijakan pemerintah yang seringkali berubah sehingga mempengaruhi Sistem Perencanan Pembangunan Daerah; dan 12.Fungsi monitoring dan evaluasi, pengendalian dan pengawasan masih lemah, sehingga belum menjadi bagian penting dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah. Dari permasalahan tersebut maka dibutuhkan proses fasilitasi yang dapat memunculkan berbagai isu penting, yaitu keselarasan penjaringan aspirasi masyarakat oleh DPRD dengan hasil-hasil Musrenbang desa maupun kecamatan, akomodasi usulan masyarakat dalam Rencana Kerja (Renja) SKPD, serta dukungan dan implementasi regulasi di tingkat daerah (Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati) yang terkait dengan Pembangunan partisipatif diantaranya : 1) Pelaksanaan Swakelola Kegiatan oleh Masyarakat 2) Pembagian Urusan Pemerintah Kabupaten dan Desa 3) Perencanaan Pembangunan Desa Partisipatif atau RPJMDesa 4) Penyelenggaraan Musrenbang, dan 5) Pagu Indikatif Kecamatan (PIK) Dari dukungan regulasi di tingkat daerah yang telah dibuat di Kabupaten Ciamis , yaitu : 1. Penyelenggaraan Musrenbang, Pagu Indikatif Kecamatan dan Perencanaan Pembangunan Desa Partisipatif atau RPJMDesa yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah. 2. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 43 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah. 3. Peraturan Daerah tentang Pembangunan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Desa yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Ciamis tanggal 28 Desember 2012.
  • 3. 3 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s Begitu pula potensi daerah dan kemampuan anggaran masih menjadi tolok ukur keberhasilan perencanaan pembangunan yang berkeadilan sebagai satu perencanaan untuk semua, sehingga kearifan lokal dari masing-masing desa dan kecamatan menjadi sebuah kebijakan didalam pengambilan keputusan di tingkat kabupaten, masih dirasakan sebuah keniscayaan. Demikian halnya pada pelaksanaan Musrenbang RKPD Kabupaten di Tingkat Kecamatan Tahun 2012 telah diperkenalkan Pagu Indikatif Kecamatan (PIK) yang dapat menjadi instrumen bagi para pemangku kepentingan di tingkat kecamatan dalam menentukan prioritas pembangunan dan Pagu SKPD (Non PIK) yang merupakan Rancangan Awal RKPD yang disusun berdasarkan Renja SKPD. 1.2. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 15. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
  • 4. 4 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Tata Cara Pelaporan dan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Desa; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa; 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 21. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 13 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Ciamis; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Ciamis, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Ciamis; 23. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 24. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 18 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran 2013; 25. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 43 Tahun 2012 tentang Petumjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 26. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 53 Tahun 2012 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran 2013; 27. Keputusan Bupati Ciamis Nomor 147/Kpts.153-Huk/2012 tentang Petunjuk Teknis Operasional Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Integrasi di Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran 2012; 28. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 414.2/2207/PMD tanggal 18 Mei 2010 perihal Panduan Teknis Integrasi Perencanaan Pembangunan; 29. Surat Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri Nomor : 414.2/7735/PMD tanggal 7 Nopember 2012 perihal Penetapan Lokasi PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN Tahun Anggaran 2013; 30. Keputusan Bupati Ciamis Nomor 147/Kpts.112-Huk/2013 tentang Pembentukan Tim Penyusun Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Integrasi di Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran 2013. 1.3. Pengertian 1. Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten; 2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang di bahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan dengan Peraturan Desa;
  • 5. 5 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s 3. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia; 4. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan untuk melakukan penilaian terhadap hasil- hasil kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan; 5. Fasilitator adalah tenaga terlatih atau berpengalaman, yang memiliki kompetensi/kecakapan substansif dan teknis serta memiliki keterampilan penerapan berbagai teknik dan instrumen untuk menunjang efektifitas pelaksanaan tugas memandu masyarakat dan pemerintahan desa melaksanakan tugas-tugasnya; 6. Setrawan adalah pegawai negeri sipil yang dibekali kemampuan khusus untuk dapat melaksanakan tugas akselerasi perubahan sikap mental dikalangan lingkungan pemerintah dan perubahan tata pemerintahan serta mendampingi masyarakat, khususnya dalam manajemen pembangunan partisipatif; 7. Forum SKPD (Forum yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi/sub- fungsi, kegiatan sektor dan lintas sektor) adalah wadah bersama antar pelaku pembangunan untuk membahas prioritas kegiatan pembangunan hasil Musrenbang Kecamatan dengan SKPD atau gabungan SKPD sebagai upaya mengisi Rencana Kerja SKPD yang tata cara penyelenggaraannya difasilitasi oleh SKPD terkait; 8. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disebut SKPD adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan, Satpol PP, Lebaga Lainnya dan Staf Ahli; 9. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan; 10.Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa (LKPj) adalah laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Desa kepada BPD mengenai seluruh proses pelaksanaan peraturan-peraturan desa termasuk APBDesa, yang disampaikan 1 (satu) kali dalam satu tahun dalam musyawarah BPD; 11.Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD)adalah Laporan Tahunan tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa oleh Kepala Desa kepada Bupati mengenai seluruh pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan di desa, yang disampaikan setelah berakhirnya tahun anggaran; 12.Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan; 13.Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi; 14.Strategi adalah rumusan langkah dan cara yang tepat dan efektif untuk mewujudkan visi dan misi; 15.Jaring Asmara merupakan usulan kegiatan perencanaan pembangunan yang disampaikan oleh legislatif (DPRD) berdasarkan aspirasi masyarakat. 16.Musrenbang Desa/Kelurahan adalah forum musyawarah tahunan stake holder desa/kelurahan (pihak yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa/kelurahan dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran berikutnya; 17.Musrenbang Kecamatan adalah forum musyawarah stakeholder kecamatan untuk mendapatkan masukan prioritas kegiatan dari desa/kelurahan serta menyepakati kegiatan lintas desa/kelurahan di kecamatan tersebut sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja SKPD Kabupaten/Kota pada tahun anggaran berikutnya.
  • 6. 6 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s 18.Partisipasi adalah membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi sebanyak- banyaknya pihak yang dapat memberikan kontribusi, terutama untuk mencapai suatu tujuan atau hasil yang telah ditetapkan; 19.Pengintegrasian adalah penyatupaduan proses perencanaan partisipatif kedalam mekanisme reguler; 20.Sinergi adalah keterpaduan dan keselarasan pendekatan, arah dan atau kebijakan untuk mencapai tujuan secara tepat; 21.Pembangunan adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk melakukan perubahan sosial ke arah yang lebih baik; 22.Pengelolaan adalah cara atau teknik untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara optimal dengan menggunakan sumberdaya yang dimiliki, baik dalam perencanaan, pendanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut serta pengendalian maupun dalam pelestarian pembangunan; 23.Perencanaan adalah rangkaian kegiatan untuk merumuskan program dan kegiatan pembangunan yang didasarkan pada identifikasi masalah, pemetaan wilayah dan analisa para pelaku dengan menggunakan pendekatan tertentu untuk mencapai tujuan/hasil yang telah ditetapkan; 24.Program adalah Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Instansi pemerintah; 25.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa)adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan Desa, arah kebijakan keuangan Desa, kebijakan umum, dan program, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan Program prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja. 26.Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa)adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun, merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan RPJM-Desa; 27.Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun; 28.Kebijakan Lokal yang selanjutnya disebut Kearifan Lokal adalah tindakan yang diambil serta berlaku dan berkembang di desa atau kecamatan yang menjadi arah dan tindakan oleh Pemerintah Daerah; 29.Pelaku Kunci Tingkat Desa terdiri dari Kepala Desa, BPD, LMPD dan KPMD. 30.Pelaku Kunci Tingkat Kecamatan terdiri dari Camat, Setrawan Kecamatan, Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) bersama institusinya, PjOK dan PL. 1.4. Tujuan a. Tujuan Umum Menyatupadukan sistem pembangunan partisipatif pola PNPMMPd maupun program lainnya ke dalam sistem perencanaan pembangunan (reguler) dan menyelaraskan perencanaan teknokratis, politik dengan perencanaan partisipatif. b. Tujuan Khusus 1. Meningkatkan kualitas proses dan hasil perencanaan pembangunan desa;
  • 7. 7 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s 2. Mendorong penyelarasan Penjaringan Aspirasi Masyarakat oleh DPRD dan penyusunan Rencana Kerja SKPD dengan hasil-hasil Musrenbang kecamatan; 3. Mendorong penyelarasan rencana kegiatan dengan kebijakan penganggaran; 4. Meningkatkan kualitas dan prinsip-prinsip pengelolaan/manajemen pemerintahan desa; 5. Meningkatkan kapasitas lembaga kemasyarakatan dan pemerintah, terutama pemerintahan desa dalam pengelolaan pembangunan partisipatif; 6. Meningkatkan kapasitas pelaku masyarakat dan aparatur pemerintahan, utamanya aparatur Pemerintahan Desa.
  • 8. 8 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s Integrasi Musrenbang Partisipatif (Masyarakat) BAB II KONSEP DAN KEBIJAKAN PNPMMPd Integrasi 2.1. Konsep PNPM-MPd Integrasi A. Jenis Integrasi 1. Pengintegrasian horizontal, yaitu penyatupaduan proses perencanaan PNPM-MPd maupun program lainnya ke dalam sistem perencanaan pembangunan reguler (Musrenbang). 2. Pengintegrasian vertikal, yaitu penyelarasan perencanaan teknokratik dan politis dengan perencanaan partisipatif Dari kedua jenis integrasi tersebut baik horizontal maupun vertikal, merupakan sebuah konsep perencanaan didalam pengintegrasian yang pada akhirnya diharapkan menjadi titik temu integrasi yang lebih besar dan dominan sehingga digambarkan pada saatnya nanti dapat terbentuk bulat oval walaupun tidak mencapai sempurna. Proses Perencanaan PNPM-MPd / Pro- gram Lainnya Politis (DPRD) Integrasi Teknokratis (SKPD)
  • 9. 9 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s B. Ranah Integrasi Penjelasan : 1. INTEGRASI PENGGALIAN GAGASAN DENGAN PENGKAJIAN KEADAAN DESA (PKD) Proses Pengalian Gagasan PNPMMPd dengan mempergunakan alat-alat kaji (peta sosial, kalender musim, bagan kelembagaan) yang dilakukan dalam pertemuan kelompok perempuan, pertemuan dusun dll, menjadi kegiatan Pengkajian Keadaan Desa (PKD). 2. INTEGRASI MMDD DENGAN RPJMDesa a. Kegiatan Menggagas Masa Depan Desa (MMDD) PNPM-MPd sebagai dasar proses penyusunan RPJMDesa; b. Pembahasan dan pengambilan keputusan dalam proses penyusunan RPJMDesa dilaksanakan dalam forum musyawarah sesuai ketentuan dan prinsip-prinsip PNPM-MPd; c. Forum Musyawarah dimaksud adalah Musyawarah Desa (Musdes) yang dilakukan khusus untuk membahas rancangan RPJMDesa; d. Hasil Musdes RPJMDesa dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Kepala Desa, Pimpinan Musyawarah dan 3 (tiga) orang wakil masyarakat. MUSRENBANG Kabupaten FORUM SKPD MUSRENBANG Desa MUSRENBANG Kecamatan Riview RPJMDesa/RKPDes a Pengkajian Keadaan Desa (PKD) MMDD Penggalian Gagasan MAD penetapan Pelaksanaan sesuai PTO PNPM-MPd MAD prioritas RKPDesa Usulan
  • 10. 10 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s 3. INTEGRASI MUSYAWARAH DESA PERENCANAAN DAN MKP DENGAN MUSRENBANGDESA a. Proses Musyawarah Desa (Musdes) Perencanaan dan Musyawarah Kelompok Perempuan (MKP) dilaksanakan sesuai ketentuan PNPM MPd; b. Musdes Perencanaan dan MKP sebagai kegiatan di dalam proses Musrenbang Desa; c. Musrenbang Desa dimaksud sebagai forum masyarakat untuk melakukan evaluasi pelaksanaan RKPDesa tahun sebelumnya dan pembahasan draft RKPDesa satu tahun yang akan datang; d. Musrenbang Desa dimaksud melakukan review usulan-usulan kegiatan yang belum terlaksana tahun sebelumnya untuk dipertimbangkan kembali sebagai usulan yang dituangkan dalam DU-RKPDesa; e. Hasil kegiatan Musrenbang Desa dimaksud untuk merencanakan usulan 1 (satu) tahun kedepan (N+1) adalah: 1. Usulan kegiatan yang akan didanai APBDesa yang bersumber dari Pendapatan Asli Desa (PAD); 2. Usulan kegiatan yang akan didanai ADD; 3. Usulan kegiatan yang akan diajukan untuk didanai BLM PNPMMPd sesuai ketentuan PNPMMPd, maupun program lainya sesuai dengan ketentuan dalam program tersebut; 4. Usulan kegiatan yang akan diajukan untuk didanai APBD melalui Musrenbang Kabupaten, baik melalui Pagu Indikatif Kecamatan (PIK) maupun Non PIK; 5. Usulan kegiatan yang akan didanai oleh sumber dana lain. 6. Menyepakati utusan/delegasi desa untuk mengikuti Musrenbang di Tingkat Kecamatan; 7. Membentuk Tim Penyusun RKPDesa, untuk melaksanakan penyusunan DU-RKPDesa yang diusulkan melalui Musrenbang di Tingkat Kecamatan. Hasil tersebut diatas dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Kepala Desa, Pimpinan Musyawarah dan 3 orang wakil dari masyarakat. f. Tim Penyusun RKPDesa merumuskan finalisasi hasil pembahasan di atas untuk ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Desa. g. MAD Prioritas Usulan dilaksanakan sesuai ketentuan PNPMMPd pada tahun sebelumnya (N-1), setelah dilaksanakan verifikasi usulan kegiatan sesuai proposal usulan yang diusulkan berdasarkan RKPDesa Tahun N+1 4. INTEGRASI MAD PENETAPAN USULAN (MAD III) DENGAN MUSRENBANG KECAMATAN a. Proses MAD Penetapan Usulan (Pendanaan) dilaksanakan sesuai ketentuan PNPMMPd yang dilaksanakan pada proses penyelenggaraan Musrenbang RKPD di Tingkat Kecamatan; b. Bahan masukan kegiatan Musrenbang di Tingkat Kecamatan adalah : 1. Kompilasi hasil Musrenbang Desa; 2. Prioritas Kecamatan berdasarkan Renja Kecamatan dan UPTD;
  • 11. 11 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s 3. Rancangan Awal RKPD dan Daftar Pagu Indikatif Kecamatan. 4. Prioritas usulan kegiatan yang didanai BLM PNPM-MPd maupun Program lainnya tahun berjalan sesuai ketentuan program tersebut; c. Hasil kegiatan Musrenbang di Tingkat Kecamatan adalah: 1. Daftar usulan kegiatan yang didanai ADD; 2. Daftar rencana usulan kegiatan yang akan didanai BLM PNPM-MPd maupun Program lainnya, sesuai ketentuan program tersebut; 3. Usulan kegiatan yang didanai BLM PNPM-MPd maupun Program lainnya tahun berjalan sesuai ketentuan program tersebut; 4. Prioritas usulan kegiatan yang akan diajukan ke Musrenbang Kabupaten untuk didanai APBD, baik melalui Pagu Indikatif Kecamatan (PIK) maupun Non PIK. 5. Daftar utusan/delegasi kecamatan untuk mengikuti kegiatan Forum SKPD dan Musrenbang di Tingkat Kabupaten. d. Hasil kegiatan Musrenbang di Tingkat Kecamatan dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Camat, Pimpinan Musyawarah dan unsur yang mewakili peserta musrenbang; e. Camat menetapkan usulan kegiatan PNPM MPd sesuai hasil Musrenbang di Tingkat Kecamatan dengan Surat Penetapan Camat (SPC); f. Camat menyampaikan laporan hasil Musrenbang di Tingkat Kecamatan kepada Bappeda. C. Anasir / Unsur-unsur yang diintegrasi Yang diintegrasikan adalah sistem, unsur-unsur sistem dimaksud adalah: 1. NIILAI/PRINSIP Nilai-nilai yang diwujudkan sebagai prinsip dalam pelaksanana PNPM-MPd, diintegrasikan dalam pelaksanaan pembangunan desa yang dikelola secara reguler. 2. MEKANISME PEMBAHASAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Ketentuan dan tatacara yang menjamin terlaksananya proses pembahasan dan pengambilan keputusan perencanaan pembangunan dalam Musyawarah Desa dan MAD dilakukan secara terbuka, partisipatif dan berpihak kepada masyarakat miskin diintegrasikan dan diselaraskan dengan proses pengambilan keputusan di dalam pelaksanaan Musrenbang. Untuk menyelaraskan proses pembahasan dan pengambilan keputusan maka disepakati dan ditetapkan Tata Tertib Musrenbang dan Diskusi Kelompok. 3. MEKANISME PROSES PERENCANAAN Proses perencanaan PNPMMPd, mulai dari MMDD, Musdes Perencanaan, Musyawarah Antar Desa (MAD) Prioritas dan Penetapan (Pendanaan) diintegrasikan ke dalam proses reguler, yaitu penyusunan RPJMDesa dan review rencana kegiatan tahunan (RKPDesa), Musrenbang Desa dan Musrenbang Kecamatan. Integrasi Program akan mengakhiri kelemahan mendasar perencanaan PNPM-MPd yang berulang dan adhoc, sekaligus meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan desa.
  • 12. 12 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s 4. MEKANISME PENGELOLAAN KEGIATAN Pengelolaan kegiatan secara swakelola oleh masyarakat, yang menjadi salah satu keunggulan PNPMMPd diintegrasikan agar terwujud pola standar pengelolaan kegiatan yang didanai dari berbagai sumber (ADD, Swadaya, Program, APBD dll). 5. MEKANISME PERTANGGUNGJAWABAN Ketentuan dan tatacara pertanggungjawaban pengelolaan kegiatan secara terbuka dan akuntabel sebagaimana diterapkan dalam PNPM-MPd diintegrasikan ke dalam mekanisme pembangunan desa sehingga tercipta pola standar pertanggungjawaban pengelolaan pembangunan desa. 6. PELAKU Pengintegrasian pelaku berarti meleburkan fungsi ke dalam dan pendaya- gunaan personil pelaku program oleh lembaga-lembaga reguler (LPMD, Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa,KPMD, BKAD dan pelaku lainnya di tingkat desa maupun di tingkat kecamatan). 2.2. Kebijakan PNPMMPd Integrasi Pelaksanaan pengembangan sistem pembangunan partisipatif mempunyai prinsip atau nilai-nilai dasar yang selalu menjadi landasan atau acuan dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan. Nilai-nilai dasar tersebut diharapkan mampu mendorong terwujudnya tujuan PNPM MPd Integrasi. 1. Tujuan : a. Umum : Menyatupadukan sistem pembangunan partisipatif pola PNPM-MPd ke dalam sistem pembangunan reguler dan menyelaraskan perencanaan teknokratik, politis dengan perencanaan partisipatif; b. Khusus :  Meningkatkan kualitas proses dan hasil perencanaan pembangunan di tingkat desa;  Mendorong penyelarasan Penjaringan Aspirasi Masyarakat oleh DPRD dan Penyusunan Rencana Kerja SKPD dengan hasil-hasil Musrenbang di Tingkat Kecamatan;  Mendorong penyelarasan rencana kegiatan dan penganggaran;  Meningkatkan manajemen pemerintahan desa;  Meningkatkan kapasitas lembaga kemasyarakatan dan pemerintahan, terutama pemerintahan desa dalam pengelolaan pembangunan partisipatif;  Meningkatkan kapasitas pelaku masyarakat dan aparatur pemerintahan, utamanya aparatur Pemerintahan Desa.
  • 13. 13 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s 2. Prinsip-prinsip Pengelolaan : a. Desentralisasi Penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dalam Sistem Negara Kesatuan RI b. Keterpaduan Keselarasan dan kesatupaduan kebijakan, arah dan atau tindakan berbagai aspek kegiatan c. Efektif dan Efisien Proses (langkah dan cara kerja) dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber- sumber daya yang ada seoptimal mungkin d. Prioritas Masyarakat memilih kegiatan yang diutamakan dengan mempertimbangkan kemendesakan dan kemanfatan untuk pengentasan kemiskinan e. Partisipatif Membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi sebanyak-banyak pihak yang dapat memberikan kontribusi, terutama untuk mencapai suatu tujuan atau hasil yang telah ditetapkan f. Transparansi dan akuntabel Masyarakat memiliki akses yang terbuka terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan, sehingga pengelolaan kegiatan dapat dipantau dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, administratif maupun legal g. Keberlanjutan Mendorong tumbuhnya rasa memiliki sehingga lahir tanggung jawab untuk menjaga, mendayagunakan, mempertahankan dan mengembangkan kelangsungan sistem h. Pemberdayaan Upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas, kemandirian dan kesejahteraannya. 3. Kerangka Kerja : a. Otonomi Daerah Integrasi Program dilaksanakan dalam kerangka kerja Otomi Daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban (daerah otonom) untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. b. Pemberdayaan Masyarakat Integrasi Program menjadi sarana peningkatan kedaulatan rakyat dalam pelaksanaan pembangunan.
  • 14. 14 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s c. Penguatan Demokrasi Pelaksanaan Penguatan pengintegrasian menjadi sarana bagi proses/upaya secara sadar dan terencana untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat. d. Penguatan Antar Pelaku Pelaksanaan Penguatan pengintegrasian oleh : • PEMERINTAH, meliputi : Penguatan Komitmen dan Reorientasi Kebijakan Pembangunan ; • MASYARAKAT SIPIL, meliputi : Membangun Kesadaran Kritis dan Peningkatan Kapasitas ; • MASYARAKAT POLITIK, meliputi : Keberpihakan kepada Rakyat dan Dukungan Regulasi 4. Strategi : Terkait dengan pelaksanaan pengembangan sistem pembangunan partisipatif dalam upaya peningkatan kelembagaan pemerintah dan masyarakat, strategi pelaksanaan sebagai berikut : a) Mendorong efektifitas pelaksanaan regulasi (Peraturan) Semua kegiatan yang dilakukan berdasar pada dan untuk penguatan pelaksanaan peraturan (produk hukum) yang telah ditetapkan, yang berkaitan langsung maupun yang relevan bagi penguatan penyelenggaraan pembangunan partisipatif b) Menyatu dengan dan menguatkan mekanisme reguler Semua kegiatan yang dilakukan terintegrasi dan atau menjadi bagian dari kegiatan reguler sesuai dengan penyelenggaraan pemerintahan c) Menegaskan arah / orientasi aksi Kegiatan yang dilakukan sebagai upaya dan proses Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif memiliki arah dan titik sentuh yang jelas sesuai sasarannya :  Pemerintah Daerah, diorientasikan untuk penguatan komitmen dan mendorong reorientasi kebijakan untuk penguatan pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat  Masyarakat sipil, diorientasikan untuk membangun kesadaran kritis dan peningkatan kapasitas  Masyarakat politik, diorientasikan untuk meningkatkan keberpihakan kepada rakyat dan memberikan dukungan regulasi. d. Meningkatkan kesadaran kritis masyarakat desa dalam rangka meningkatkan kapasitas dan daya tawar politis rakyat dalam pengelolaan pembangunan; e. Mendorong Pemerintah Daerah melakukan reorientasi kebijakan untuk penguatan pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat; f. Mendorong masyarakat politik (DPRD) meningkatkan keberpihakannya kepada rakyat dan membentuk peraturan perundangan daerah yang sesuai dengan kebutuhan penguatan pembangunan partisipatif.
  • 15. 15 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s 5. Sasaran a. Peningkatan kapasitas dan peran lembaga kemasyarakatan desa dan antar desa serta fungsi lembaga pemerintahan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa melalui penguatan jalur perencanaan partisipatif (Musrenbang), dengan menekankan penguatan perencanaan partisipatif di masyarakat dan manajemen pemerintahan desa. b. Peningkatan kapasitas dan fungsi pemerintah daerah mendorong proses pengintegrasian sebagai wujud penguatan sistem pembangunan partisipatif melalui penguatan jalur teknokratik, dengan menekankan pada sinergi Renja SKPD dengan hasil Musrenbang Kecamatan dan keterpaduan rencana kegiatan dan anggaran. c. Peningkatan peran DPRD mendorong proses pengintegrasian sebagai wujud penguatan sistem pembangunan partisipatif, melalui penguatan jalur politis, dengan menekankan keselarasan penjaringan aspirasi masyarakat dengan Musrenbang Kecamatan dan pembentukan peraturan daerah yang diperlukan. 6. Ketentuan Dasar Ketentuan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif merupakan ketentuan-ketentuan pokok yang digunakan sebagai acuan bagi masyarakat dan pelaku lainnya dalam melaksanakan kegiatan, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelestarian. Ketentuan dasar Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif dimaksudkan untuk mencapai tujuan secara lebih terarah. Ketentuan Dasar meliputi : a. Desa Berpartisipasi Seluruh desa berhak ikut berpartisipasi dalam proses atau alur tahapan. Untuk dapat berpartisipasi dalam Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif, dituntut adanya kesiapan dari masyarakat dan desa dalam menyelenggarakan pertemuan-pertemuan musyawarah secara swadaya dan menyediakan kader-kader desa yang bertugas secara sukarela serta adanya kesanggupan untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan dalam Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif. b. Prioritas Kegiatan Kegiatan yang diusulkan telah disepakati sebagai prioritas kegiatan di wilayah kecamatan yang mempunyai daya ungkit sangat tinggi terhadap capaian prioritas pembangunan daerah dalam rangka menangani permasalahan daerah yang ada di wilayah kecamatan berdasarkan Rencana Pembangunan Kecamatan dan RPJMDesa. Memprioritaskan kegiatan yang memenuhi kebutuhan antar desa (dua desa atau lebih) dalam satu kecamatan atau antar kecamatan c. Kriteria dan Jenis Kegiatan Kegiatan yang akan dibiayai melalui dana BLM diutamakan untuk kegiatan yang memenuhi kriteria : - lebih bermanfaat bagi RTM
  • 16. 16 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s - berdampak langsung dalam peningkatan kesejahteraan - dapat dikerjakan oleh masyarakat - didukung oleh sumber daya yang ada - memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan Jenis-jenis kegiatan yang dibiayai melalui BLM Pelaksanaan Pengem- bangan Sistem Pembangunan Partisipatif adalah sebagai berikut :  Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat memberikan manfaat langsung secara ekonomi bagi RTM  Kegiatan peningkatan bidang sosial budaya  Penambahan permodalan simpan pinjam untuk usaha ekonomi produktif yang dikelola kelompok perempuan (SPP) d. Mekanisme Usulan Kegiatan Penetapan di Tingkat Kabupaten Untuk menentukan lokasi dan alokasi BLM PNPM MPd Integrasi dan DOK PNPM MPd Integrasi, ditetapkan melalui Musyawarah Antar Kecamatan (MAK) yang dihadiri utusan dari setiap Kecamatan, diatur didalam PTO PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN. Tingkat Kecamatan Untuk memanfaatkan dana BLM PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN, setiap Kecamatan yang minimal 65% dari jumlah desanya telah memiliki RPJMDesa dan RKPDesa dengan kategori penilaian minimal cukup layak ditetapkan sebagai lokasi kecamatan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN. Tingkat Desa Untuk memanfaatkan dana BLM PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN, setiap desa yang telah memiliki RPJMDesa dan RKPDesa dengan kategori penilaian minimal cukup layak dapat mengajukan usulan baru atau menambah usulan sesuai ketentuan PNPM MPd dan/atau dimanfaatkan untuk Usulan tidak boleh langsung dibiayai tetapi harus direview kembali dalam RPJMDesa e. Swadaya Masyarakat dan Desa Swadaya masyarakat dan desa merupakan salah satu wujud partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan tahapan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif. Orientasi setiap pelaksanaan kegiatan harus didasarkan atas keswadayaan dari masyarakat atau desa. 1. Swadaya masyarakat dan desa merupakan salah satu wujud partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan tahapan pelaksanaan pengembangan sistem pembangunan partisipatif pada kegiatan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN. 2. Orientasi setiap pelaksanaan kegiatan harus didasarkan atas keswadayaan dari masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk Uang Tunai dan/atau Material serta dapat berupa HOK yang bisa diperhitungkan dalam penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) kegiatan.
  • 17. 17 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s 3. Swadaya masyarakat dalam bentuk uang tunai dan/atau material dengan sasaran dari rumah tangga (keluarga) mampu, dengan tujuan untuk dapat membantu rumah tangga miskin (RTM) yang hanya bisa berpartisipasi dalam bentuk HOK. 4. Pembayaran upah kerja dalam pelaksanaan kegiatan PNPM MPd Integrasi baik yang bersumber dari BLM atau Swadaya harus dibayar penuh sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) kegiatan. f. Keberpihakan kepada perempuan Pemihakan memberi makna berupa upaya pemberian kesempatan, upaya pemihakan dan upaya perlindungan. Kegiatan dilaksanakan juga mengutamakan kepentingan dan kebutuhan kaum perempuan yang kurang beruntung, pemenuhan kebutuhan dasar, ekonomi dan politik serta perlindungan dari penguasaan aset produktif yang tidak seimbang. Sebagai salah satu wujud keberpihakan kepada perempuan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif mengharuskan adanya keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan pada semua tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian. Kepentingan perempuan harus terwakili secara memadai dalam setiap proses pengambilan keputusan, termasuk dalam perencanaan melalui pertemuan kelompok perempuan dan keikutsertaan perempuan dalam berbagai forum pengambilan keputusan. g. Jenis Kegiatan yang dilarang (Negative list) Jenis kegiatan yang tidak boleh didanai melalui BLM Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif adalah : 1. Pembiayaan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan militer atau angkatan bersenjata, pembiayaan kegiatan politik praktis/partai politik 2. Pembelian senjata, bahan peledak, asbes dan bahan-bahan lain yang merusak lingkungan 3. Pembiayaan gaji pegawai negeri 4. Pembiayaan kegiatan yang memperkerjakan anak-anak dibawah usia kerja 5. Kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas perlindungan alam pada lokasi yang telah ditetapkan sebagai cagar alam, kecuali ada ijin tertulis dari instansi yang mengelola lokasi tersebut 6. Kegiatan pengolahan tambang atau pengambilan terumbu karang 7. Kegiatan yang berhubungan pengelolaan sumber daya air dari sungai yang mengalir dari atau menuju negara lain 8. Kegiatan yang berkaitan dengan permindahan jalur sungai 9. Kegiatan yang berkaitan dengan reklamasi daratan yang luasnya lebih dari 50 Ha 10. Kegiatan pembangunan bendungan atau penampungan air dengan kapasitas besar, lebih dari 10.000 meter kubik
  • 18. 18 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s h. Sanksi Sanksi adalah bentuk-bentuk pelaksanaan peraturan terhadap pelanggaran kesepakatan yang telah dibuat dalam Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif. Sanksi bertujuan untuk menumbuhkan rasa tanggungjawab berbagai pihak terkait dalam pengelolaan kegiatan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif. Sanksi dapat berupa : 1. Sanksi masyarakat (aturan lokal), yaitu sanksi yang ditetapkan melalui kesepakatan dalam Musyawarah Antar Desa (MAD). Semua kesepakatan sanksi dituangkan secara tertulis dan dicantumkan dalam berita acara musyawarah. 2. Sanksi hukum, yaitu sanksi yang diberikan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku 3. Sanksi program adalah pemberhentian bantuan apabila kecamatan atau desa yang bersangkutan tidak dapat mengelola Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif, seperti : menyalahi prinsip-prinsip, menyalahgunakan dana atau wewenang, penyimpangan prosedur, hasil kegiatan tidak terpelihara atau hasil kegiatan tidak dapat dimanfaatkan. Kecamatan tersebut akan dimasukkan sebagai kecamatan bermasalah sehingga dapat ditunda pencairan dana yang sedang berlangsung. i. Peningkatan Kapasitas Masyarakat, Lembaga dan Pemerintahan Lokal Dalam rangka peningkatan kapasitas masyarakat, lembaga dan pemerintahan lokal untuk lebih mendorong pengintegrasian dengan meningkatkan keselarasan perencanaan pembangunan sebagai wujud penguatan pembangunan partisipatif, maka : 1. Disetiap desa dipilih, ditetapkan dan dikembangkan : Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa/kelurahan (KPMD/K) dengan kualifikasi teknik dan pemberdayaan , Tim Penulis Usulan, Tim Pengelola Kegiatan, Tim Pemantau dan Tim Pemelihara. 2. Tingkat Kecamatan dikembangkan penguatan : Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) dan peningkatan kapasitas Unit Pengelola Kegiatan (UPK), Badan Pengawas UPK (BP-UPK), dan kelembagaan lainnya yang bentuk dan ditetapkan melalui forum MAD. j. Pola Hubungan Antar Pihak di dalam pelaksanaan Kebijakan penataan organisasi kerja/kelembagaan masyarakat desa dan antar desa adalah sebagai berikut : a. Kebijakan diarahkan untuk mendorong penguatan pembangunan partisipatif. b. Penetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) BKAD.
  • 19. 19 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s c. Standar Operasional Prosedur UPK dan kelembagaan lainnya dalam wadah kelembagaan BKAD. d. Pola hubungan UPK dalam bentuk kesepakatan kerja sama antar desa melalui BKAD. e. Pola hubungan BKAD dengan lembaga-lembaga lain di desa dan antar desa. f. Penguatan organisasi UPK dalam menjalankan peran dan fungsi. g. UPK, BP-UPK dan kelembagaan BKAD lainnya dalam menjalankan fungsinya wajib dilaksanakan sesuai standar operasional prosedur. Standar operasional prosedur dibuat dan dikembangkan mengacu kepada AD/ART BKAD yang ditelah ditetapkan oleh Forum MAD sesuai dengan fungsi yang dijalani. h. UPK memiliki fungsi pokok dan fungsi pengembangan. Fungsi pokok UPK adalah dalam hal pengelolaan perguliran dan pengelolaan teknis program. Fungsi pengembangan UPK adalah dalam hal pembinaan kelompok, penanganan pinjaman bermasalah. i. BP-UPK memiliki fungsi sebagai pengawas teknis dan pemeriksaan keuangan UPK, TPK dan kelompok usaha ekonomi/SPP. j. Penguatan kelembagaan kelompok masyarakat (POKMAS) yang dilaksanakan dengan strategi pendampingan yang bersifat partisipatif, kolektif dan representatif
  • 20. 20 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s BAB III PENGELOLAAN KEGIATAN Pelaksanaan pengembangan sistem pembangunan partisipatif dirancang untuk mendorong munculnya program pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan kondisi, kekhususan dan kebutuhan daerah. 3.1. Jenis Kegiatan A. Kegiatan Pengintegrasian Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendorong terwujudnya pengintegrasian yaitu : 1. Perencanaan Pembangunan Desa 1. Penyusunan atau penyempurnaan (riview) RPJMDesa 2. Penyusunan RKPDesa 3. Penguatan Penyelenggaraan Musrenbang Desa. 2. Peningkatan Manajemen Pemerintahan Desa 1. Pembentukan Peraturan Desa tentang RPJMDesa, APBDesa, dan Perdes lainnya. 2. Penyusunan LKPj Kepala Desa 3. Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD). 3. Penyelarasan Perencanaan 1. Penguatan Musrenbang di Tingkat Kecamatan 2. Fasilitasi penyelarasan Jaring Asmara dengan Musrenbang (desa dan Kecamatan) 3. Fasilitasi rapat koordinasi unit perencana SKPD 4. Penguatan Musrenbang Kabupaten 4. Peningkatan dukungan Pemerintah Daerah dan DPRD 1. Fasilitasi Hearing DPRD 2. Fasilitasi penyusunan peraturan daerah (Perda) 3. Fasilitasi penganggaran melalui APBD yang berpihak kepada rakyat miskin 5. Penguatan Sosial, dengan fokus agenda PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN :  Penyusunan/Penyempurnaan RPJMDesa dan RKPDesa  Penyusunan RAPBDesa  Penguatan pelaku : KPMD, LPM, Sekdes, Kades dan BPD  Penguatan kapasitas Setrawan (Kabupaten & Kecamatan)  Penguatan kapasitas manajemen pemerintahan desa.  Penguatan sinergi perencanaan melalui penyelenggaraan musrenbang.  Penguatan pola swakelola masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan
  • 21. 21 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s  Penyusunan Peraturan Daerah untuk penyelenggaraan pembangunan partisipatif. B. Kegiatan Peningkatan Kapasitas 1. Cakupan Serangkaian pelatihan yang dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) serta sikap pelaku sesuai tuntutan dan kebutuhan pengintegrasian, yang mencakup: a. Pelatihan Pelaku Kunci di tingkat desa b. Pelatihan Pelaku Kunci di tingkat kecamatan c. Pelatihan Aparatur Pemerintah di tingkat kecamatan 2. Penyelenggaraan a. Pelaksanaan pelatihan Pelaku Kunci di tingkat desa dikelola oleh BKAD atau TPM sebagai event organizer/panitia pelaksana. b. Pelaksanaan pelatihan Pelaku Kunci di tingkat kecamatan dikelola oleh Kelompok Kerja (Pokja) Ruang Belajar Masyarakat sebagai event organizer/panitia pelaksana. c. Pelatihan Aparatur Pemerintah di tingkat kecamatan dilaksanakan oleh Satuan Kerja (Satker) Kabupaten sesuai dengan ketentuan Tugas Pembantuan (TP). 3. Pengelolaan a. Rancangan dan Modul pelatihan disiapkan oleh tim yang dibentuk dan dikoordinasikan oleh Tim Fasilitator Kabupaten PNPM MPd dan Setrawan Kabupaten. b. Fasilitasi proses dilakukan oleh Tim Pelatih Masyarakat (TPM) 4. Tim Pelatih Mayarakat (TPM) a. TPM dibentuk dalam rapat pembentukan yang diselenggarakan oleh BKAD b. Anggota TPM adalah warga masyarakat kecamatan setempat yang memiliki kemampuan dibidang tertentu yang dibutuhkan untuk pengembangan potensi masyarakat c. Jumlah anggota TPM disesuaikan dengan kondisi, daya dukung dan kebutuhan kecamatan setempat, sekurang-kurangnya 5 orang per kecamatan d. Sebelum melaksanakan tugasnya, anggota TPM memperoleh pembekalan (TOT) yang difasilitasi oleh Tim Fasilitator Kabupaten PNPM MPd dan Setrawan Kabupaten. 5. Ruang Belajar Masyarakat (RBM) a. Terbentuknya sistem yang memungkinkan terjadinya keberlanjutan proses belajar kolektif masyarakat. b. Tersedianya sarana dan prasarana pendukung untuk menunjang kebutuhan peningkatan kapasitas masyarakat c. Berkembangnya kegiatan berbasis pengalaman lokal yang memungkinkan terjadinya proses belajar kolektif masyarakat
  • 22. 22 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s d. Diperkuatnya jiwa, peran dan tugas pelaku dalam rangka pengembangan ruang belajar e. Dikembangkannya tempat pelatihan masyarakat di desa, kecamatan dan kabupaten C. Kegiatan Pendukung a. Dasar Pemikiran PNPM-MPd Integrasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari PNPM Mandiri Perdesaan dengan penekanan pada aspek penguatan pemerintahan lokal. Pemahaman dasar ini bahwa penguatan dan pelembagaan pembangunan partisipatif hanya dapat dilakukan apabila pemerintah daerah memiliki kebijakan dan memberikan dukungan, baik dalam bentuk anggaran maupun regulasi yang berpihak kepada rakyat. Dasar pemikiran Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif merupakan ketentuan-ketentuan pokok yang digunakan sebagai acuan bagi masyarakat dan pelaku lainnya dalam melaksanakan kegiatan, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelestarian. b. Tujuan Kegiatan Pendukung bertujuan untuk berbagai kegiatan pembangunan yang bersifat open menu untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat yang didanai dari sumber dana BLM PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN. c. Ketentuan Umum Adapun ketentuan pelaksanaan kegiatan dimaksud adalah : 1. Tidak termasuk usulan kegiatan yang dilarang sesuai dengan daftar larangan kegiatan/negative list yang ditetapkan PNPM-MPd 2. Memprioritaskan kegiatan yang memenuhi kebutuhan antar desa (dua desa atau lebih) dalam satu kecamatan atau antar kecamatan. 3. Penetapan lokasi kegiatan dan alokasi pendanaan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN melalui Penetapan DOK dan BLM PNPM MPd Integrasi yang disepakati di dalam Musyawarah Antar Kecamatan (MAK). 4. Ketentuan, prosedur dan tata cara pertanggungjawaban pengelolaan kegiatan sesuai ketentuan PNPM-MPd. d. Sasaran Kegiatan Kegiatan yang diusulkan telah disepakati sebagai prioritas kegiatan di wilayah kecamatan yang mempunyai daya ungkit sangat tinggi terhadap capaian prioritas pembangunan daerah dalam rangka menangani permasalahan daerah yang ada di wilayah kecamatan berdasarkan Rencana Pembangunan Kecamatan dan RPJMDesa. Yang menjadi sasaran kegiatan pendukung mencakup : a. Bidang Pendidikan; b. Bidang Kesehatan; c. Bidang Ekonomi; d. Bidang Sosial;
  • 23. 23 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s e. Bidang Prasarana, dan f. Bidang lain (sesuai kondisi dan kebutuhan daerah khususnya yang mendukung visi dan misi RPJMDesa). e. Jenis Kegiatan dan Ketentuan Khusus Jenis-jenis kegiatan yang dibiayai melalui BLM Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat memberikan manfaat langsung secara ekonomi bagi RTM 2. Kegiatan peningkatan bidang sosial budaya 3. Penambahan permodalan simpan pinjam untuk usaha ekonomi produktif yang dikelola kelompok perempuan (SPP) Kegiatan yang akan dibiayai melalui dana BLM diutamakan untuk kegiatan yang memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1. lebih bermanfaat bagi RTM 2. berdampak langsung dalam peningkatan kesejahteraan 3. dapat dikerjakan oleh masyarakat 4. didukung oleh sumber daya yang ada 5. memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan f. Mekanisme Pengelolaan Pengelolaan kegiatan sesuai ketentuan dan tatacara yang ditetapkan dengan memperhatikan ketentuan PNPM-MPd. 3.2. Output/Hasil Output/hasil yang diharapkan dari pelaksanaan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN adalah: 1. Tersedia KPMD yang memiliki kapasitas; 2. Tersedianya Peraturan Desa tentang RPJMDesa; 3. Tersedianya Surat Keputusan Kepala Desa tentang RKPDesa; 4. Tersedianya Peraturan Desa tentang APBDesa; 5. Tersedianya peraturan (regulasi) di tingkat kabupaten yang mengatur tentang : a. Sistem Perencanaan pembangunan Daerah dan Desa b. Pelaksanaan Swakelola Kegiatan oleh Masyarakat; c. Pembagian urusan Pemerintah Kabupaten dan Desa; d. Perencanaan Pembangunan Partisipatif; e. Penyelenggaraan Musrenbang dan Pagu Indikatif Kecamatan. 6. Terlaksananya Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Kepala Desa dan LPPD secara rutin; 7. Terakomodasinya usulan/hasil Musrenbang Kecamatan dalam APBD Kabupaten.
  • 24. 24 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s Untuk melaksanakan kegiatan utama diperlukan adanya kegiatan pendukung sebagai berikut : 1). Review dan Pembuatan Peraturan Daerah Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan identifikasi keberadaan Perda yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat dan desa, mengkaji ulang dan merekomendasikan rencana kerja tindak lanjut baik dalam upaya perbaikan, perubahan atau penyusunan rancangan peraturan daerah yang melibatkan stake holder dan berbagai unsur masyarakat. 2). Penetapan dan Peningkatan Kapasitas Setrawan (pelatihan, pembekalan dan pengembangan) Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas 6 (enam) orang setrawan di kabupaten, dan minimal 1(satu) orang setrawan di kecamatan. Peningkatan kapasitas mencakup kegiatan pelatihan, workshop, dan sebagainya. 3). Peningkatan Kapasitas Manajemen Pemerintahan Desa Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Kepala Desa dan Sekretaris Desa, dan unsur Pimpinan BPD dalam melaksanakan tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawabnya. 4). Peningkatan Kapasitas Lembaga Kemasyarakatan Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Lembaga Kemasyarakatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 5). Pendampingan oleh Konsultan Pola pendampingan konsultan dilakukan dengan mempertimbangkan situasi, kondisi dan kebutuhan setempat. Untuk lokasi PNPM Mandiri pendampingan dilakukan dengan mengoptimalkan peran konsultan/fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan . 6). Sosialisasi melalui Lokakarya di tingkat Kabupaten Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesamaan pemahaman mengenai sistem pembangunan daerah yang partisipatif kepada para pemangku kepentingan di kabupaten. 7). Fasilitasi Penguatan Kelembagaan BKAD Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong BKAD dapat melaksanakan tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawabnya. 8). Peningkatan Kapasitas UPK/UPKs Kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi berfungsinya UPKs pada lokasi Non PNPM MPd, atau mendayagunakan lembaga kemasyarakatan yang ada untuk berfungsi sebagai UPK. Peningkatan kapasitas mempunyai 2 target yaitu untuk UPKs yang baru terbentuk merupakan pelatihan pratugas dan untuk lokasi yang sudah ada UPK merupakan pelatihan penyegaran dan tambahan informasi tentang program. 9). Peningkatan Kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kader desa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 10). Fasilitasi penyusunan atau penyempurnaan RPJMDesa dan RKPDesa.
  • 25. 25 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s 11). Fasilitasi Rapat Koordinasi melalui ForumSKPD. 12). Fasilitasi Penyelenggaraan Musrenbang Kabupaten. 13). Fasilitasi Hearing DPRD. 14). Fasilitasi penyusunan peraturan (regulasi) di tingkat kabupaten untuk penguatan penyelenggaraan Pembangunan partisipatif. 3.3. Tahapan dan Jadwal Kegiatan 1. Perencanaan Pengintegrasian Tahun 2013-2014 dalam Tahapan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN Tahun Anggaran 2013 adalah sebagai berikut : a. Sosialisasi RKPD dan PNPM MPd : bulan Juli s.d. Agst’ 2013 Tahun 2014 di tingkat kecamatan b. Review RPJMDesa(disesuaikan) : bulan Agst’ s.d Sep’ 2013 1. Pengkajian Keadaan Desa (PKD) 2. Penyusunan Rancangan RPJMDesa /perubahan 3. Pembahasan Rancangan RPJMDesa /perubahan c. Musdes RPJMDesa & RKPDesa : bulan Sep’ s.d Okt’ 2013 1. Penetapan RPJMDesa /perubahan 2. Penetapan Perubahan RKPDesa 2013 3. Penetapan RKPDesa2014 d. Perubahan Anggaran (APBDesa) 2013 : bulan Oktober 2013 e. Proposal Usulan Kegiatan PNPM 2014 : bulan Nopember 2013 f. Verifikasi Usulan Kegiatan PNPM 2014 : bulan Nop’ s.d Des’ 2013 g. Penyusunan RAPBDesa TA.2014 : bulan Nop’ s.d. Des’ 2013 h. MAD Prioritas Usulan PNPM 2014 : bulan Desember 2013 i. Survey dan Pembuatan Design/RAB : bulan Des’13 s.d. Jan’14 j. Umpan Balik Design/RAB : bulan Januari 2014 k. Musrenbang Desa Tahun 2014 : bulan Januari 2014 1. Sosialisasi :  RKPDesa 2014  Rancangan Awal RKPD 2015 2. Penyusunan DU-RKPDesa 2015 3. Penetapan utusan Desa l. Penyusunan LKPj Kepala Desa & LPPD 2013 : bulan Januari 2014 m.Pembahasan /Penetapan APBDesa TA.2014 : bulan Jan’ s.d Peb’ 2014 n. Murenbang Kecamatan Tahun 2014 : bulan Pebruari 2014 o. Pengawalan Forum SKPD Tahun 2014 : bulan Peb’ s.d. Mar’ 2014 p. Murenbang Kabupaten Tahun 2014 : bulan Maret 2014 2. Pelaksanaan Kegiatan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN Tahapan kegiatan pelaksanaan dilakukan sesuai dengan usulan kegiatan PNPMMPd dengan konsep pengintegrasian yang diusulkan berdasarkan RKPDesa.
  • 26. 26 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s 2.1. Perencanaan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN DI tingkat kabupaten dilaksanakan pada bulan Agustus s.d. Oktober a. Pengalokasian DOK dan BLM PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN disepakati dan ditetapkan melalui Musyawarah Antar Kecamatan berdasarkan PTO PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN. b. DOK PNPM MPd Integrasi dialokasikan untuk mendukung kegiatan Perencanaan dan Pelatihan Masyarakat yang ditetapkan melalui Surat Penetapan Camat berdasakan hasil Musrenbang di Tingkat Kecamatan. c. Musyawarah Antar Kecamatan (MAK) difasilitasi oleh Tim Fasilitator Kabupaten Integrasi dan Setrawan Kabupaten, sebagai penyelenggara adalah Satker PNPM MPd/PNPM MPd Integrasi dan yang bertindak sebagai pimpinan musyawarah PjO Kabupaten. d. Jumlah utusan kecamatan yang mengikuti MAK sebanyak 6 (enam) orang, terdiri dari : Camat, PjOK, Setrawan Kecamatan, wakil BKAD, wakil UPK, dan 1 orang wakil perempuan 2.2. Pelaksanaan Kegiatan a. Kegiatan yang didanai BLM PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN adalah usulan kegiatan yang telah ditetapkan menjadi prioritas sesuai RKPDesa dan telah ditetapkan menjadi prioritas usulan melalui MAD Prioritas Usulan (MAD II). b. Usulan Kegiatan ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati berdasarkan hasil Musyawarah Antar Kecamatan di tingkat kabupaten. c. Pelaksanaan Kegiatan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN selanjutnya dilaksanakan sesuai ketentuan PNPM MPd. 3. Pengendalian 3.1. Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa dilaksanakan oleh BPD, yang diatur melalui Tata Tertib BPD. 3.2. Kepala Desa wajib menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Kepala Desa kepada masyarakat melalui BPD didalam musyawarah BPD secara terbuka, dan 3.3. Pemerintah Desa dalam hal ini Kepala Desa menyampaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD) kepada Bupati melalui Camat setelah berakhirnya tahun anggaran. 3.4. Pemerintah Desa dalam hal ini Kepala Desa menyampaiakan Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (IPPD) kepada masyarakat setelah berakhirnya tahun anggaran. 4. Pelestarian Tahapan kegiatan pelestarian dilakukan sesuai dengan ketentuan PNPMMPd, kecuali bagi desa yang telah memiliki Peraturan Desa tentang Pelestarian hasil kegiatan.
  • 27. 27 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s BAB IV PENDANAAN 4.1. SUMBER DANA Sumber dana untuk kegiatan Penguatan Pengintegrasian berasal dari: a. Swadaya Masyarakat; b. BLM Kabupaten dari APBD Kabupaten (DDUB); c. BLM Kabupaten dari APBN (DUB); d. DOK Kabupaten dari APBN; e. DOK RBM Kabupaten dari APBN; f. DOK Kabupaten dari APBDKabupaten(PAP); g. BLM Kecamatan dan/atau desa dari berbagai program yang bersumber dari APBN dan APBDProvinsi/Kabupaten; h. Dana Alokasi Dana Desa (ADD)dari APBD Kabupaten; i. Kontribusi dunia usaha/swasta (CSR); dan j. Sumber lain yang tidak mengikat. 4.2. BESARAN DANA 1. Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi SPP-SPPN adalah dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), bersumber dari APBD Kabupaten melalui Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dan APBN melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara. 2. DOK Kabupaten Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi SPP-SPPN bersumber dari Pemerintah Pusat melalui APBN. 3. DOK RBM Kabupaten Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) bersumber dari Pemerintah Pusat melalui APBN. 4. Jumlah PAP Kabupaten Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) dan PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN sebesar 5% (lima persen) dari Jumlah Pagu BLM yang dialokasikan dalam APBD Kabupaten. 5. Jumlah dana-dana lainnya sesuai sumber dana yang diterima ditetapkan melalui APBDesa dan/atau DPA OPD. 4.3. PENYALURAN DANA Penyaluran dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi SPP-SPPN adalah dari rekening kolektif BPNPM MPd Integrasi ditingkat Kabupaten ke rekening kolektif BPNPM MPd Integrasi Kecamatan. Pada prinsipnya, semua administrasi pencairan dan penyaluran dana PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN di Kabupaten akan dikelola dan diadministrasikan oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK/UPKs) Kecamatan, termasuk administrasi kegiatan bidang sarana prasarana, bidang Ekonomi maupun bidang sosial budaya. Kegiatan administrasi di Desa dilakukan oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK ).
  • 28. 28 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s Administrasi kegiatan terdiri dari pengelolaan keuangan, administrasi dan laporan keuangan, laporan kemajuan pekerjaan, penanganan masalah, serta pendokumentasian setiap kemajuan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari BLM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi SPP-SPPN tidak dikenakan pajak. Pencairan dan penyaluran dana yang berasal dari pemerintah mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan. Mekanisme Pencairan Dana BLM dari KPPN ke UPK K P P N KCBI Pengajuan SPM: Perintah Tahapan Penyaluran Pembebanan Sesuai Kriteria SP2 Lb 3 Kecamatan Kredit Rekening KABUPATEN BO KPPN KPA, Perintah Pembayaran Penerbit SPM, Bendahara Kredit Rekening KECAMATAN Pengajuan SPP: Tahapan Penyaluran Perjanjian Sesuai dengan hasil Pendanaan Musyawarah Kab. Pendanaan. Lampiran: SPC,BAPDK,KW-1 dan PjOK U P K / UPKs Fotocopy rekening KolektifBPNPM yang Pengajuan Diverifikasi oleh Pencairan Dana Fasilitator Kabupaten DESA Kelompok Masyarakat 4.4. PENCAIRAN DANA Pencairan dana BLM yang bersumber dari APBN akan dilakukan melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ( KPPN ) ke “Rekening Bantuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi” (Rekening BPNPM MPd Integrasi) pada Bank Pemerintah setempat. Tata cara dan dokumen yang harus disiapkan dalam proses pencairan dana BLM yang bersumber dari APBN akan diatur secara tersendiri melalui Surat Edaran Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan.
  • 29. 29 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s Sedangkan pencairan dana BLM yang bersumber dari APBD akan dilakukan melalui Kantor Kas Daerah setempat ke Rekening kolektif desa yang di administrasikan oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK/UPKs) dengan nama “Rekening Bantuan “Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi” (Rekening BPNPM MPd Integrasi) pada Bank Pemerintah Daerah atau Bank lainnya setelah mendapat rekomendasi dari TK-PNPM MPd Integrasi Kabupaten, agar prosedur dan mekanisme penarikan dana APBD sesuai dengan ketentuan umum PNPM MPd Integrasi SPP-SPPN. Dana BLM akan dilakukan dalam tiga tahapan pencairan (termin) : a. Tahap I sebesar 75 % dari nilai Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) yang bersumber dari dana APBN dengan ketentuan/ syarat-syarat pencairan diatur oleh Pemerintah Daerah bersangkutan; b. Tahap II sebesar 100 % dari nilai SP2 bersumber dari dana APBD Kabupaten diterbitkan ke rekening kolektif PNPM MPd Integrasi UPK apabila penggunaan dana tahap I telah mencapai 90 %; c. Tahap III sebesar 25% dari nilai SP2 BLM PNPM MPd Integrasi dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap I telah mencapai 100% dan tahap II telah mencapai 90% atau lebih. 4.5. MEKANISME PENYALURAN DANA Tata cara Penyaluran Dana dari Rekening Kolektif BPNPM MPd Integrasi SPP-SPPN ke Desa (TPK ) adalah sebagai berikut : A. Sebelum penyaluran dana ke desa dilakukan, maka dibuat Surat Perjanjian Pemberian Bantuan ( SPPB ) antara UPK/UPKs dan TPK dengan dan diketahui oleh Camat dan masing – masing Kepala Desa. B. SPB memuat jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, dengan dilampiri dokumen – dokumen. Lampiran dokumen kegiatan sarana prasarana. a. Gambaran umum desa. b. Peta desa yang menunjukan lokasi kegiatan. c. Peta sosial desa berdasarkan hasil penggalian gagasan. d. Hasil verifikasi usulan desa. e. Ceklis masalah dampak lingkungan. f. Rencana anggaran biaya detail. g. Foto 0% dari prasarana yang akan dibangun/direnovasi. h. Jadwal pelaksanaan. i. Surat pernyataan TPK yang menyatakan sanggup menyelesaikan pekerjaan. j. Rencana pemeliharaan lengkap termasuk tim pemelihara dan rencana kegiatan pemeliharaan yang diketahui oleh Fasilitator Teknis,PjOKdan/atau Setrawan Kecamatan. Lampiran dokumen kegiatan ekonomi dan Sosial Budaya yaitu: a. Peta sosial desa dan lokasi penerima manfaat. b. Daftar penerima manfaat, besarnya nilai manfaat ( SPP) dan jangka waktu pengembalian pinjaman ( SPP).
  • 30. 30 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s c. Daftar penerima manfaat kegiatan sosial. d. Jadwal pengembalian untuk kegiatan simpan pinjam. e. Sanksi yang telah disepakati ditingkat kelompok dalam Musdes maupun MAD/ musyawarah kecamatan. f. Swadaya kelompok. C. Penyaluran dana dari rekening kolektif BPNPM MPd Integrasi ke desa melalui TPK dilakukan sesuai kebutuhan dan perencanaan desa, serta sesuai kemajuan pelaksanaan kegiatan. D. Kebutuhan dan rencana pelaksanaan desa selanjutnya dituangkan dalam format Rencana Pengunaan Dana (RPD) yang dipersiapkan oleh KPMD dan TPK masing-masing desa untuk selanjutnya diverifikasi oleh UPK dan PjOK dan/atau Setrawan Kecamatan. E. Setiap penyaluran dana, TPK harus menyampaikan realisasi penggunaan dana sebelumnya dalam format Laporan penggunaan Dana (LPD) disertai dengan bukti-bukti pertanggungjawaban yang resmi dan sah . F. Sebelum penyaluran dana terakhir, TPK dan KPMD membuat Surat Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SKMP) dan diketahui oleh PjOK dan Setrawan Kecamatan G. Setelah kegiatan selesai 100 % dan sebelum dilaksanakan serah terima harus dilakukan sertifikasi melalui pemeriksaan dokumen dan hasil kegiatan oleh Fasilitator Teknik yang diketahui oleh Setrawan Kecamatan terhadap seluruh kegiatan sarana prasarana yang dilaksanakan. H. Sebelum melakukan musyawarah desa serah terima, dokumen-dokumen penyaluran dan penggunaan dana harus sudah lengkap, diisi dengan benar, dan sesuai dengan realitas serta pemanfaatannya. 4.6. DANA OPERASIONAL UPK DAN PELAKSANAAN DI DESA Kebutuhan biaya operasional kegiatan TPK/Desa dan UPK/UPKs bertumpu pada swadaya masyarakat.Namun untuk menumbuhkan keswadayaan tersebut diberikan bantuan stimulan dana dari alokasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi. Dana operasional UPK/UPKs sebesar maksimal 2 % ( dua persen) dari dana BLM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi yang dialokasikan di Kecamatan tersebut sesuai pagu untuk masing-masing kecamatan yang tertuang dalam Surat Penetapan Kegiatan. Dana operasional TPK sebesar maksimal 3 % ( tiga persen) dari dana BLM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi yang dialokasikan di Desa tersebut sesuai hasil Musrenbang di Tingkat Kecamatan yang tertuang dalam Surat Penetapan Kegiatan. 4.7. ADMINISTRASI KEGIATAN 4.7.1. ADMINISTRASI KEUANGAN UPK Administrasi keuangan merupakan salah satu tugas utama UPK/UPKs di Tingkat Kecamatan. Pengadministrasian dilakukan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pengelolaan, sehingga dibutuhkan pencatatan yang jelas,
  • 31. 31 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s cermat dan didukung bukti-bukti. Selanjutnya pencatatan semua transaksi keuangan dilakukan dengan menggunakan formulir standar keuangan. Pengelolaan dana bergulir sebagai pelayanan keuangan yang memiliki potensi berkembang dan lestari, membutuhkan sistem pencatatan/pembukuan akuntansi yang dapat mencatat dan memproses keseluruhan siklus usaha keuangan secara lengkap. Pencatatan transaksi dilakukan agar dapat menghasilkan informasi keuangan berupa neraca, laporan laba rugi, statistik kinerja dan perkembangan usaha kegiatan ekonomi UPK/UPKs secara berkala. Informasi keuangan yang lengkap dan benar dapat digunakan sebagai dasar pengendalian dan pengambilan keputusan. Secara eksternal, pengunaan sistem akutansi keuangan yang standar dan dapat diperiksa kebenarannya akan menjadi instrumen pembangun kepercayaan masyarakat dan bukti bahwa UPK/UPKs telah mengelola keuangan secara tertib. Dalam rangka mengelola administrasi kegiatan, UPK/UPKs memperoleh modal untuk biaya operasional sebesar 2% dari dana BLM. 4.7.2. PENGELOLAAN KEARSIPAN /DOKUMEN UPK UPK bersama Setrawan diwajibkan menyimpan seluruh dokumen setiap tahapan proses, baik Keuangan atau non Keuangan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi. Mengingat pentingnya dokumen maka setiap penghilangan atau penggelapan dokumen mempunyai konsekwensi hukum. Sistem pengelolaan dokumen mengacu pada pola pengelolaan yang baik, sederhana dan mencakup unsur kelengkapan dan kemudahan dalam pencarian dokumen/arsip yang dibutuhkan oleh siapa saja. Pengelolaan dokumen kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi secara sederhana sebagai berikut : a. Dokumen Proses Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi simpan pinjam adalah semua dokumen yang berkaitan dengan proses Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi mulai sosialisasi sampai dengan realisasi penyaluran dan pencairan dana, pelaporan, permasalahan dsb. Penyusunan dokumen ini berdasarkan urutan pelaksanaan kegiatan. b. Dokumen Keuangan adalah semua pencatatan keuangan baik asli ataupun foto copy yang mencakup seluruh tahapan mulai dari pengajuan dana ke KPPN hingga penyaluran dana dari UPK/UPKs ke desa melalui TPK. Dokumen Keuangan diantaranya : Dokumen perencanaan keuangan, SPM dan beserta lampirannya, tanda terima uang maupun bukti transaksi (nota, faktur dan kuitansi dsb), semua Rekening Koran , Buku Tabungan, buku catatan keuangan, laporan keuangan, dsb. Penyusunan Dokumen ini berdasarkan penggolongan kegiatan keuangan dalam file setiap bulan. c. Dokumen kegiatan Simpan Pinjam adalah seluruh dokumen yang menyangkut pinjaman, Identitas peminjam, usulan kegiatan, proses keputusan, realisasi penyaluran, monitoring, kartu pinjaman, pelaporan, permasalahan, dsb. Penyusunan dokumen ini berdasarkan setiap kelompok peminjam.
  • 32. 32 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s d. Dokumen Kegiatan sarana/prasarana usulan kegiatan ( SPPB dan dokumen lampirannya), proses keputusan (berita acara dan daftar hadir). RAB, Revisi pelaksanaan, dsb. Penyusunan dokumen ini berdasarkan pada urutan kegiatan dan dipisahkan untuk setiap desa. e. Dokumen kegiatan pendidikan usulan kegiatan, proses keputusan, realisasi alokasi, permasalahan, laporan kegiatan dsb. Penyusunan dokumen ini berdasarkan urutan kegiatan dan dipisahkan untuk setiap usulan kegiatan. f. Dokumen kegiatan kesehatan usulan kegiatan, proses keputusan, revisi, realisasi alokasi, permasalahan, laporan kegiatan. Penyusunan dokumen ini berdasarkan urutan kegiatan dan dipisahkan untuk setiap usulan. g. Foto – foto kegiatan dan dokumentasi kegiatan lainnya. 4.7.3. ADMINISTRASI KEGIATAN DI DESA A. BIAYA OPERASIONAL KEGIATAN DI DESA/ KELURAHAN. Biaya operasional terdiri dari biaya administrasi, pelaporan dan biaya transportasi TPK. Besarnya biaya operasional per desa/ kelurahan ditetapkan sebesar 3% dari alokasi dana untuk kegiatan yang ada di desa/ kelurahan tersebut. Penggunaan dana alokasi untuk biaya operasional harus direncanakan dan dipertanggungjawabkan dalam musyawarah desa/ kelurahan. B. BUKU KAS HARIAN Keluar masuk uang dicatat dalam buku kas harian selanjutnya disebut buku kas. Pencatatan dilakukan oleh Bendahara TPK. a. Bentuk buku kas sesuai dengan format standar buku kas harian seperti dalam buku formulir. b. Perputaran uang untuk kegiatan simpan pinjam dicatat dalam buku tersendiri, yaitu buku pengembalian. Setiap anggota memiliki buku dan kartu kelompok yang memuat bukti pengembalian. Selanjutnya masing masing anggota kelompok memiliki kartu pengembalian yang digunakan sebagai bukti pengembalian kepada pengurus kelompok. c. Buku Kas ditutup tiap akhir bulan. Penutupan tidak dikaitkan dengan penyelesaian suatu penyaluran dana dari UPK/UPKs. Setelah ditutup, kemudian diperiksa dan ditandatangani oleh Ketua TPK dan dibuatkan rekapitulasinya yang diketahui oleh Kepala Desa/ Lurah. d. Catatan pada Buku Kas saat tutup buku akhir bulan digunakan untuk menyusun laporan bulanan kepada UPK/UPKs yang menyangkut jumlah penerimaan dan pengeluaran uang. e. Tim Pengelola Kegiatan dibantu oleh KPM membuat Dokumen Penyelesaian yang terdiri laporan Penyelesaian Pelaksanaan (LP2K), rincian realisasi penggunaan biaya, foto kegiatan dan lampiran pendukung lainnya. C. BUKU KAS BANTU Buku Kas khusus digunakan untuk mencatat penerimaan dari kas harian dan mencatat rincian pengeluaran yaitu untuk kegiatan simpan pinjam,
  • 33. 33 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s kegiatan bidang kesehatan dan pendidikan. Pengembalian dari kelompok langsung diserahkan kepada UPK/UPKs tanpa harus melalui TPK. D. BUKU MATERIAL ( BM ) a. Buku material (BM) adalah tempat mencatat material/ bahan yang telah diterima dan yang telah dibayar. b. Bentuk BM sesuai dengan format yang terdapat dalam buku formulir. c. BM berguna untuk menyiapkan RPD, menyiapkan pembayaran, mengendalikan pengadaan agar sesuai target, dan mengevaluasi pengadaan bahan. d. BM dibuat oleh Sekretaris TPK, ditutup setiap akhir bulan mengikuti buku kas harian. Setiap penutupan harus diperiksa oleh ketua TPK dan FK Teknis/ PjOK atau Setrawan Kecamatan. e. Nomor bukti yang dicacat dalam BM adalah Nomor Bukti Penerimaan barang. E. RENCANA PENGGUNAAN DANA (RPD). RPD merupakan bagian penting dalam mengajukan penyaluran dana ke UPK/UPKs. RPD dibuat sesuai kebutuhan dan target pelaksanaan kegiatan. RPD memuat rencana kebutuhan bahan dan nilai yang akan dibelanjakan pada rencana pekerjaan. Besarnya nilai RPD tidak harus sama setiap tahapan. Sebelum diajukan RPD harus diperiksa oleh KPMD dan ketahui oleh Kepala Desa sebelum diajukan ke UPK/UPKs untuk diperiksa oleh FK,PjOK dan Setrawan Kecamatan. RPD bukan merupakan dasar untuk menentukan proses pengadaan bahan, barang atau jasa yang harus memulai proses penawaran/lelang. Proses pengadaan bahan lebih lanjut ditentukan berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) detail. Tidak dibenarkan menguraikan atau memecahkan jumlah pembiayaan untuk pengadaan barang/jasa tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Proses pengadaan bahan selanjutnya dilakukan sesuai prosedur pengadaan bahan dalam penjelasan mengenai jenis-jenis kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi. F. LAPORAN PENGGUNAAN DANA (LPD ) LPD merupakan dokumen pertanggungjawaban TPK untuk setiap dana yang telah disalurkan dari UPK/UPKs berdasarkan RPD yang disetujui sebelumnya. LPD dibuat oleh TPK dan disetujui oleh Kepala Desa sebelum diserahkan ke UPK/UPKs untuk diperiksa oleh FK, PjOK dan Setrawan Kecamatan. LPD yang diajukan harus dilampiri dengan bukti-bukti transaksi pembayaran yang sah dan didokumentasikan secara khusus sesuai prinsip pengarsipan yang rapi dan lengkap. G. PENGENDALIAN KEUANGAN. Sesuai dengan RPD yang telah dibahas dalam rapat pra pelaksanaan maupun rapat-rapat evaluasi, penggunaan dana di Desa / Kelurahan sangat dipengaruhi oleh jadwal pelaksanaan kegiatan, jadwal pengadaan bahan dan alat, serta jadwal pengerahan tenaga kerja.
  • 34. 34 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s TPK harus memiliki rencana yang matang mengenai ketiga hal tersebut, karena akan mempengaruhi besar atau kecilnya pengeluaran dana. Langkah-langkah pengendalian keuangan dilapangan harus dilihat dari : a. Apakah pekerjaan sesuai dengan jadwal kemajuan pekerjaan. b. Apakah pengadaan bahan/material sesuai dengan jadwal dan jumlah yang direncanakan. c. Apakah pengadaan alat sesuai dengan jadwal dan volume yang dihasilkan. d. Apakah pengadaan tenaga kerja sesuai dengan jadwal dan jumlah yang direncanakan. Bila karena suatu keadaan, misalnya untuk mengantisipasi musim hujan harus dilakukan pembelian material diawal pelaksanaan. Tentu sebagian besar dana akan teralokasikan kepada material, akan tetapi harus diimbangi dengan pelaksanaan kontruksi dilapangan agar dana selanjutnya dapat cepat dicairkan. Setiap pengeluaran dana di Desa harus mendapat persetujuan dari Ketua TPK. UPK/UPKs harus aktif memeriksa setiap pengeluaran dana dari Bendahara TPK. UPK/UPKs, Setrawan kecamatan dan PjOK harus memeriksa saldo pada Buku Kas Harian dibandingkan dengan jumlah uang tunai yang ada pada kas bendahara (cash opname). H. PEMERIKSAAN ADMINISTRASI KEUANGAN. Pemantauan administrasi keuangan TPK menggunakan formulir pemeriksaan administrasi. Penilaian kualitas administrasi menguraikan aspek – aspek yang ada pada formulir pemeriksaan kualitas administrasi. Untuk setiap aspek tersebut, penilai memilih satu dari lima kategori penilaian, yaitu : Baik: Jika kualitas telah memenuhi segala syarat, baik, benar dan lengkap serta ada inovasi kreatif yang menambah kualitas. Cukup Jika kualitas telah memenuhi segala syarat, baik, benar dan lengkap. Agak Kurang Jika terdapat kesalahan atau kekurangan kecil yang harus diperbaiki untuk memenuhi Kurang Jika masih terdapat banyak kekurangan yang harus diperbaiki dan tidak lengkap. Tidak ada Jika hal tersebut tidak ada pada arsip TPK. Setiap aspek yang dinilai kurang perlu diberikan penjelasan dan rekomendasi perbaikan agar dapat ditindaklanjuti oleh TPK. Nama pemeriksa dan tanggal pemeriksaan dicatat pada bagian bawah dan pada bagian atas persentase kemajuan kegiatan harus diisi.
  • 35. 35 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s Hal – hal Penting dalam Pengelolaan keuangan Oleh TPK o Pembayaran insentif harus diberikan secara langsung kepada setiap orang yang bekerja, baik sistem upah harian maupun sistem borongan / target. o TPK tidak boleh mengeluarkan biaya untuk UPK/UPKs, seluruh aparat pemerintah dan seluruh unsur yang terkait baik langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi . o Pembayaran kepada supplier dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan disepakati dalam kontrak pengadaan bahan atau kontrak sewa. PjOK, Setrawan Kecamatan, Faskab Integrasi harus memantau proses kemajuan pengadaan tersebut. o Dana tersebut hanya boleh dipegang oleh Bendahara sebagai Kas TPK. Dana Kas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi dilarang dipegang/dititipkan kepada pihak lain atau disimpan dalam rekening manapun. o Bukti pembayaran yang telah dijilid dalam berkas LPD harus dikirim ke UPK/UPKs dalam rangka pengajuan penyaluran dana. UPK/UPKs berhak untuk memeriksa arsip dan pembukuan TPK kapan saja, dan sewaktu – waktu dapat meminta fotocopy bukti pembayaran dalam rangka tugasnya sebagai pengendali dan pembina TPK.
  • 36. 36 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s BAB V ORGANISASI PELAKSANA 5.1. KABUPATEN Keterangan : garis intruksi garis koordinasi 5.1.1. Bupati Bupati bertanggungjawab atas pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi di kabupaten dan bersama DPRD melakukan kaji ulang Peraturan Daerah yang berkaitan dengan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Tugas Bupati adalah : a. Menyediakan dana BLM (DDUB dan PAP) dan Administrasi Pembinaan ; b. Menyediakan dana ADD sesuai ketentuan yang berlaku; c. Menerbitkan SK Satuan Kerja yang berhubungan dengan pencairan dan penyaluran dana yang terdiri dari ; pejabat yang menerbitkan surat penetapan Kabupaten, Surat Perintah Membayar, Surat Permintaan Pembayaran, Bendahara, dan lain-lain; d. Menetapkan kebijakan dan atau menerbitkan peraturan tentang swakelola oleh masyarakat dalam pengelolaan kegiatan pembangunan desa sesuai dengan kapasitas pemerintah dan masyarakat desa; e. Bersama DPRD, menerbitkan Peraturan Daerah yang mendukung bagi penguatan pembangunan partisipatif dan pengintegrasian. Bupati ati Bupati Tim Koordinasi PNPM PjO Kab Pokja RBM DPRD ati Bupati Setrawan Kab Tim Faskab TPM Kab
  • 37. 37 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s 5.1.2. TIM KOORDINASI PELAKSANAAN PNPM MPd INTEGRASI KABUPATEN Tim Koordinasi Kabupaten dibentuk oleh Bupati untuk melakukan pembinaan pengembangan peran serta masyarakat, pembinaan administrasi dan fasilitasi pemberdayaan masyarakat pada seluruh tahapan program. Tim Koordinasi Kabupaten juga berfungsi dalam memberikan dukungan koordinasi program antar instansi, pelayanan dan proses administrasi di kabupaten. Dalam melaksanakan fungsi dan perannya, TK Kabupaten dibantu oleh sekretariat atau sebutan lainnya. Tugas Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi: a. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan di kabupaten agar sesuai dengan tujuan penguatan pengintegrasian; b. Mensosialisasikan kebijakan pembangunan partisipatif dan pengintegrasian kepada semua pelaku yang terlibat di kabupaten; c. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penguatan pengintegrasian; d. Melaksanakan rapat-rapat Koordinasi di tingkat kabupaten; e. Menyusun laporan berkala untuk disampaikan Kepada Bupati. 5.1.3. PENANGUNGJAWAB OPERASIONAL KABUPATEN (PJO-KAB) PJO-Kab adalah seorang pejabat di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Tugas Penanggungjawab Operasional Kabupaten : a. Sebagai pelaksana harian Tim Koordinasi PNPM-MPd / Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi kabupaten untuk mendukung pelaksanaan penguatan pengintegrasian; b. Melaksanakan koordinasi dengan pelaku di wilayah tugasnya; c. Melaksanakan kegiatan manajemen yang mencakup kegiatan sosialisasi, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan pelestarian, d. Menyelenggarakan rapat rutin bulanan untuk membahas kemajuan kegiatan, masalah-masalah dan penyelesaiannya; e. Membuat laporan periodik dan insidental kepada Tim Koordinasi PNPM-MPd Integrasi Kabupaten; f. Melaksanakan pengawasan teknis dan administrasi; g. Memberikan masukan dalam pembinaan fasilitator dan peningkatan kinerja program kepada Tim Koordinasi PNPM-MPd Integrasi Kabupaten; h. Menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada KPPN; i. Melakukan perjanjian pemberian bantuan dengan UPK.
  • 38. 38 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s 5.1.4. SETRAWAN KABUPATEN Setrawan Kabupaten adalah perangkat Pemerintah Kabupaten yang ditugaskan secara khusus untuk menjadi fasilitator pelaksanaan PNPMMPd Integrasi dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif di Kabupaten. Tugas Setrawan Kabupaten: a. Bersama-sama dengan Tim Koordinasi PNPM-MPd Kabupaten menyusun dan merumuskan kebijakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi di tingkat Kabupaten. b. Memfasilitasi Setrawan Kecamatan; c. Melakukan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan penguatan pengintegrasian; d. Memfasilitasi pertemuan/ rapat dengan Kepala Daerah dan Instansi terkait Daerah; e. Membantu Tim Koordinasi PNPM-MPd Integrasi Kabupaten menyusun laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan penguatan pengintegrasian; f. Membantu Tim Koordinasi PNPM-MPd Integrasi Kabupaten menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas bagi pelaku; g. Membantu Tim Koordinasi PNPM-MPd Integrasi Kabupaten mensosialisasikan kebijakan pembangunan partisipatif dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi kepada Pemerintah Kecamatan di wilayah tugasnya; 5.1.5. FASILITATOR KABUPATEN Fasilitator Kabupaten (Faskab) adalah tenaga konsultan manajerial profesional yang berkedudukan di tingkat Kabupaten. Fungsi Faskab dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi sebagai supervisor. Faskab Integrasi terdiri dari Faskab – Pemberdayaan, Faskab – Teknik, Faskab – Keuangan, Faskab harus memastikan tahapan pelaksanaan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian kegiatan selesai dengan baik, tepat waktu dengan tetap mengacu pada prinsip dan prosedur dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi. Faskab juga berperan dalam memberikan bimbingan atau dukungan teknis, manajemen kepada pelaku Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasidi Kecamatan dan Desa. Faskab juga berperan sebagai fasilitator bagi pemerintahan daerah dalam melakukan kajian terhadap peraturan-peraturan daerah yang relevan dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi. Dalam menjalankan perannya, Faskab bekerja sebagai Team-Work, dan dalam menjalankan tugasnya, Faskab harus melakukan koordinasi dengan Tim Koordinasi Kabupaten. 5.1.5.1. Tugas dan Tanggung jawab Tim Fasilitator Kabupaten – Integrasi : a. Mengoordinasikan Tim Kerja Fasilitator Kabupaten;
  • 39. 39 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s b. Memastikan pelaksanaan kegiatan pengintegrasian; c. Memastikan efektivitas kegiatan sosialisasi pengintegrasian; d. Menggalang dukungan dan mendorong pendayagunaan potensi berbagai pihak untuk peningkatan pembangunan partisipatif; e. Memediasi dan membangun jaringan kerjasama para pihak (intern pemerintah Kabupaten), DPRD, LSM dan pihak-pihak lain yang terkait dan berkepentingan untuk peningkatan dan pengembangan proses pembangunan partisipatif; f. Mensosialisasikan proses penyampaian aspirasi melalui forum Hearing DPRD; g. Memberikan bimbingan dan dukungan teknis kepada Pelaku PNPM MPd Integrasi, baik di tingkat Kabupaten dan Kecamatan; h. Memfasilitasi Pemerintah Kabupaten menyusun Peraturan Daerah yang sesuai dengan kebutuhan penguatan pelaksanaan pembangunan partisipatif; i. Merancang dan memfasilitasi proses pelatihan, workshop, semiloka dll, agar terlaksana secara efektif; j. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan program; k. Memastikan tersedianya data-data kegiatan; l. Menyusun panduan dan rancangan pelatihan sesuai kebutuhan lapangan; m. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan. 5.1.5.2. Tugas dan Tanggung jawab Fasilitator Kabupaten – Pemberdayaan : a. Mensosialisasikan kebijakan pengintegrasian; b. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengintegrasian; c. Memfasilitasi masyarakat menyampaikan aspirasi melalui forum Hearing DPRD; d. Memberikan bimbingan dan dukungan teknis kepada Pelaku PNPM MPd Integrasi, ditingkat kecamatan; e. Memantau dan mensupervisi pelaksanaan kegiatan penyusunan RPJM Desa; f. Memfasilitasi pelatihan, workshop, semiloka dan kegiatan lainnya untuk peningkatan kapasitas masyarakat; g. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan program; h. Mengelola data-data kegiatan; i. Menyusun media dan bahan-bahan pelatihan sesuai kebutuhan lapangan; j. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan; k. Memastikan pelaksanaan kegiatan pelatihan dilaksanakan sesuai ketentuan/panduan yang telah ditetapkan; l. Memastikan tersusunannya RPJMDesa, Perdes tentang APBDesa dan Perdes lainnya sesuai kebutuhan; m. Mendorong, memotivasi dan memfasilitasi terlaksananya LKPj Kepala Desa; n. Memantau, membimbing dan mengevaluasi Fasilitator Kecamatan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya o. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan.
  • 40. 40 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s 5.1.5.3. Tugas dan Tanggung jawab Fasilitator Kabupaten – Teknik : Faskab – Teknik adalah tenaga konsultan teknik dan manajerial profesional yang berkedudukan di tingkat Kabupaten dan berperan sebagai supervisor atas hasil kualitas teknik kegiatan prasarana infrastruktur perdesaan, mulai dari perencanaan desain dan RAB, survei dan pengukuran, pelaksanaan serta operasional dan pemeliharaan. Sebagai supervisor, Faskab – Teknik melakukan sertifikasi dan harus memastikan pelaksanaan kegiatan prasarana infrastruktur selesai dengan baik dan tepat waktu dengan tetap mengacu kepada prinsip prosedur dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi serta sesuai kaidah atau standar teknik prasarana. Faskab – Teknik juga berperan dalam memberikan bimbingan atau dukungan tentang kaidah dan standar teknis prasarana perdesaan kepada pelaku Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi di kecamatan dan desa. Dalam menjalankan perannya, Faskab – Teknik harus melakukan koordinasi dengan Tim Faskab lainnya serta Tim Koordinasi Kabupaten. Tugas dan tanggung jawab Faskab – Teknik : a. Mensosialisasikan kebijakan pengintegrasian; b. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengintegrasian; c. Memberikan bimbingan dan dukungan teknis kepada Pelaku PNPM MPd Integrasi, di tingkat kecamatan; d. Mensupervisi pelaksanaan kegiatan sarana prasarana; e. Memfasilitasi pencapaian kemandirian teknis; f. Memfasilitasi pelatihan, dan kegiatan lainnya untuk peningkatan kapasitas kader teknis; g. Memfasilitasi terbentuknya lab site untuk mendukung proses pembelajaran masyarakat; h. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan program; i. Mengelola data-data kegiatan; j. Menyusun media dan bahan-bahan pelatihan sesuai kebutuhan lapangan; k. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan. 5.1.5.4. Tugas dan Tanggung jawab Fasilitator Kabupaten – Keuangan : Faskab – Keuangan adalah konsultan yang bertugas melakukan pendampingan UPK agar UPK menjadi suatu lembaga yang akuntabel dalam pengelolaan keuangan dan pinjaman. Faskab – Keuangan akan lebih berfokus pada penguatan dan pengembangan UPK yang potensial, tetapi juga memberikan bantuan teknis dan rekomendasi dalam rangka penyehatan UPK yang masuk dalam kategori kurang atau tidak potensial. Dalam menjalankan tugas dan perannya, Faskab – Keuangan harus melakukan koordinasi dengan Tim Faskab lainnya dan Tim Koordinasi Kabupaten. Tugas dan tanggung jawab Faskab – Keuangan : a. Mensosialisasikan kebijakan pengintegrasian; b. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengintegrasian; c. Memberikan bimbingan dan dukungan teknis kepada Pelaku PNPM MPd Integrasi, ditingkat kecamatan;
  • 41. 41 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s d. Memantau dan memeriksa pengelolaan keuangan program; e. Membimbing dan meningkatkan kemampuan pengurus UPK; f. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan program; g. Mengelola data-data kegiatan; h. Menyusun media dan bahan-bahan pelatihan sesuai kebutuhan lapangan; i. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan. 5.1.6. TIM PELATIH MASYARAKAT KABUPATEN a. TPM (Tenaga Pelatih Masyarakat) adalah kompetensi yang melekat dan dimiliki oleh pelaku yang terlibat dalam RBM. TPM diharapkan mendukung kinerja Pokja Kabupaten. Kedudukan TPM di dalam Pokja Kabupaten diharapkan ada di dalam setiap bidang yang dikelola. TPM ini adalah unsur yang memiliki kompetensi teknis pelatihan masyarakat. b. Pada tahun pertama kegiatan, Pokja Kabupaten wajib memfasilitasi Tenaga Pelatih Masyarakat (TPM). TPM ada di kabupaten dan di kecamatan. TPM Kabupaten menjadi bagian dari unsur Pokja Kabupaten, sedangkan TPM Kecamatan akan memperkuat dan mengembangkan kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kapasitas pelaku di level kecamatan dan desa PNPM Mandiri Perdesaan. c. Personil TPM direkrut berdasarkan kompetensi atau kemampuan yang bersangkutan di bidang tertentu, misalnya: bidang advokasi hukum, pengawasan pembangunan, pemeriksaan keuangan, bidang infrastruktur, pertanian, perindustrian, pemasaran dan bidang lain terkait dengan penguatan pembangunan partisipatif dan pemberdayaan masyarakat. d. Pengurus BKAD dan pelaku lain (masyarakat profesional) karena kemampuannya diharapkan menjadi anggota TPM. e. Jumlah anggota TPM disesuaikan dengan ketentuan. Diharapkan jumlah minimal TPM Kabupaten 3 orang, demikian juga TPM Kecamatan minimal 3 orang. f. Fasilitasi pembentukan TPM Kabupaten (embrio) sudah harus dilakukan saat workshop perencanaan awal di kabupaten. Fasilitasi pembentukan TPM Kecamatan dilakukan melalui MAD/Musyawarah BKAD dan pengembangan TPM kecamatan dilakukan melalui TOT. 5.1.7. POKJA RUANG BELAJAR MASYARAKAT (RBM) a. Fasiltasi Pembentukan dan Penguatan Pokja Kabupaten: Faskab (untuk lokasi PNPM MPd Integrasi adalah Fasilitator Integrasi) wajib memfasilitasi (termasuk peran dan fungsi) Pokja Kabupaten dengan meminta bantuan Satker Kabupaten, seperti Undangan, Ruang Rapat dan lain sebagainya. b. Waktu Pembentukan: Pokja Kabupaten dibentuk saat workshop perencanaan awal (Musyawarah Pelaku RBM) di kabupaten.
  • 42. 42 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s c. Unsur Pokja Kabupaten: Unsur Pokja Kabupaten sekurang-kurangnya adalah BKAD (pengarah/quality control dan pengemban amanat/mandatory masyarakat), UPK (karena memiliki keterampilan teknis pengelolaan kegiatan dan keuangan), TPM (teknis, substansi pelatihan dan peningkatan kapasitas), Setrawan (fasilitator pemerintahan). Unsur lain dapat ditambahkan sesuai kebutuhan. d. Struktur Pokja Kabupaten: Pokja Kabupaten dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh sekretaris dan bendahara. Selain itu di dalam struktur Pokja Kabupaten terdapat beberapa koordinator bidang (Misalnya Bidang Advokasi Hukum, CBM dsb). Bidang lain dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan lokal pada saat rapat kabupaten sebelumnya. Faskab berkewajiban mempersiapkan Musyawarah Pelaku untuk menjalankan organisasi gugus tugas dan fungsi Pokja tahun berikutnya. Masing-masing unsur di dalam Pokja Kabupaten mempunyai peran, tugas, dan tanggungjawab sesuai ruang lingkup dan karakter kelembagaan/fungsi. e. Peran dan Tugas Pokja Kabupaten: Pokja Kabupaten bertugas mengelola pelaksanaan RBM. Peran dan tugas Pokja Kabupaten adalah memfasilitasi proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan keberlanjutan sistem RBM. Kegiatan perencanaan yang dilakukan diantaranya, memfasilitasi proses rapat, menyiapkan proposal kegiatan, mengajukan pencairan dana. Kegiatan saat pelaksanaan diantaranya adalah rapat persiapan, pembentukan panitia, RKTL kegiatan, penyelenggaraan kegiatan. Kegiatan pengendalian diantaranya menyusun rencana dan menjalankan supervisi, monitoring-evaluasi kegiatan, serta menyusun laporan kegiatan. Kegiatan keberlanjutan system RBM, maka tugas Pokja Kabupaten adalah menyiapkan kerangka pengembangan sistem RBM untuk tahun-tahun berikutnya. 5.2. KECAMATAN Keterangan : garis intruksi garis koordinasi Camat ati Bupati PjOK Setrawan KecFasilitatorBKAD UPKBP UPK
  • 43. 43 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s 5.2.1. CAMAT Camat atas nama Bupati berperan sebagai pembina pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi pada desa-desa di wilayah kecamatan. Selain itu camat juga bertugas untuk mengajukan usulan nama calon PjOK dan Setrawan Kecamatan yang akan ditetapkan oleh Bupati. Tugas dan tanggung jawab Camat adalah : a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan PNPM MPd Integrasi/Pengintegrasian di wilayah tugasnya; b. Menyelenggarakan Musrenbang Kecamatan; c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan PNPM MPd Integrasi/ Pengintegrasian; d. Membantu penyelesaian masalah yang terjadi terkait dengan pelaksanaan kegiatan Penguatan Pengintegrasian di wilayah tugasnya; e. Melaksanakan urusan administratif berkenaan dengan pelaksanaan Penguatan Pengintegrasian; f. Menilai kinerja Penguatan Pengintegrasian di Desa dan kecamatan wilayah tugasnya. 5.2.2. PENANGGUNGJAWAB OPERASIONAL KEGIATAN (PJOK) PjOK adalah seorang Kasi PMD atau pejabat lain yang mempunyai tugas pokok sejenis di kecamatan yang ditetapkan berdasar Surat Keputusan Bupati dan bertanggungjawab atas penyelenggaraan operasional kegiatan dan keberhasilan seluruh kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi di kecamatan. Tugas dan tanggung jawab PjOK adalah : a. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan PNPM MPd Integrasi/Pengintegrasian; b. Melaksanakan kegiatan manajemen Penguatan Pengintegrasian, yang meliputi kegiatan sosialisasi, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian; c. Memfasilitasi Pemerintah Desa menyusun dan menetapkan Perdes tentang RPJMDesa; d. Memastikan Pemerintah Desa menetapkan Perdes tentang APBDesa; e. Menyelenggarakan rapat rutin bulanan bersama Fasilitator Kecamatan dan pelaku lainnya untuk membahas kemajuan kegiatan, masalah-masalah dan penyelesaiannya; f. Menyusun laporan bulanan kegiatan PNPM MPD Integrasi/Pengintegrasian kepada TK PNPM-MPd Integrasi Kabupaten dengan tembusan kepada Camat; g. Melaksanakan pengawasan teknis dan administrasi; h. Melakukan evaluasi terhadap kinerja LPMD; i. Memfasilitasi pelaksanaan Musrenbang Kecamatan dan Desa. 5.2.3. SETRAWAN KECAMATAN Setrawan Kecamatan adalah perangkat Pemerintah kecamatan yang ditugaskan secara khusus untuk menjadi fasilitator pelaksanaan Program Nasional
  • 44. 44 | PTO P N P M M P d I n t e g r a s i S P P - S P P N T A . 2 0 1 3 K a b . C i a m i s Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi di kecamatan. Tugas dan tanggung jawab Setrawan adalah: a. Membantu pelaksanaan tugas PjOK; b. Memantau dan memberikan bimbingan terkait dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan; c. Memasyarakatkan kebijakan pembangunan partisipatif dan penguatan pengintegrasian; d. Mendorong peningkatan mutu proses dan hasil perencanaan partisipatif; e. Mendorong peningkatan proses Musrenbang Desa. 5.2.4. UNIT PENGELOLA KEGIATAN (UPK/UPKs) UPK/UPKs atau sebutan lainnya adalah sebagai unit pengelola dan operasional pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi yang berkedudukan di Kecamatan. UPK/UPKs juga dapat bertindak sebagai pelaksana mandat/unit dari BKAD. Pengurus UPK/UPKs terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Pengurus UPK/UPKs berasal dari anggota masyarakat yang diajukan oleh desa berdasarkan hasil musyawarah desa dan selanjutnya dipilih dalam musyawarah antar desa Tugas dan tanggung jawab UPK : a) Bertanggungjawab terhadap pengelolaan dana kegiatan yang bersumber dari BLM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi; b) Bertanggungjawab terhadap pengelolaan administrasi dan pelaporan seluruh transaksi keuangan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi, c) Bertanggungjawab terhadap pengelolaan dokumen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi, d) Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai PTO PNPM-MPd/PNPM MPd Integrasi. 5.2.5. BADAN PENGAWAS UPK Badan Pengawas UPK berperan dalam mengawasi pengelolaan kegiatan, administrasi dan keuangan yang dilakukan oleh UPK/UPKs. Badan Pengawas UPK bertindak sebagai pelaksana mandat/unit dari BKADdibentuk oleh Forum Musyawarah Kecamatan, minimal 3 orang terdiri dari 1 ketua dan 2 orang anggota. Tugas Dan tanggung jawab BP-UPK a. Melakukan pemeriksaan dan evaluasi transaksi, bukti transaksi, dokumen- dokumen, pelaksanaan administrasi dan pelaporan pengelolaan keuangan dan pinjaman yang dikelola oleh UPK/UPKs b. Melakukan pengawasan terhadap ketaatan UPK/UPKs pada prinsip dan mekanisme Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Integrasi. c. Melakukan pengawasan ketaatan UPK/UPKs terhadap aturan-aturan