2. Bangun sebuah entitas dalam pikiran
• Memanah adalah olah rasa dan olah raga
• Panahan tradisional bersifat subjektif dan
custom
• Panahan tradisional adalah media meditasi
• Pamentanging gandewa, pamantenging cipta
5. Psikologi dalam Panahan
Panahan tradisional adalah olah rasa dan olah raga yang memadukan 2 unsur
yaitu; manusia secara lahir-batin dan alam sebagai entitas yang lebih besar
dimana manusia berkiprah. Karena itu, sukses tidaknya aktifitas jemparingan
dipengaruhi dua aspek, yaitu;
1. Aspek Internal
2. Aspek Eksternal
6. ASPEK INTERNAL,
ASPEK INI MELIPUTI MANUSIA SEBAGAI SUBJEK YANG DIDALAMNYA ADA
GERAK BATIN DAN GERAK LAHIR (DALAM ISTILAH JAWA DISEBUT
PAMENTANGING GANDHEWA, PAMANTENGING CIPTO). PEMANAH MEMILIKI
KEHENDAK UNTUK MERASAKAN KEHADIRAN ALAM, MENGATUR KEKUATAN
DIRI, DAN MENGUKUR KETEPATAN. BERSAMAAN DENGAN GERAK BATIN
TERSEBUT INI DIIKUTI DENGAN GERAK LAHIR, YAITU, MENGGENGGAM
BUSUR, MENARIK STRING, MENGUNCI, MEMBIDIK, DAN MELEPASKAN ANAK
PANAH.
7. ASPEK EKSTERNAL,
YAITU ASPEK YANG BERADA DILUAR SUBJEK PANAHAN TRADISIONAL (MANUSIA DENGAN GERAK BATIN DAN
LAHIRNYA), NAMUN MEMILIKI PENGARUH YANG SIGNIFIKAN DALAM MENENTUKAN HASIL AKHIR. ASPEK EKSTERNAL
TERBAGI DALAM DUA KATEGORI;
1. NATURAL, YAITU ALAM SEBAGAI ENTITAS YANG LEBIH BESAR DARI MANUSIA BERIKUT DENGAN DINAMIKA YANG
TERJADI DIDALAMNYA. PERGERAKAN DAN KEKUATAN ANGIN, CUACA, MEDAN GRAVITASI BUMI, DAN
INTENSITAS CAHAYA YANG TERJADI DI ARENA JEMPARINGAN.
2. ARTIFICIAL, YAITU ASPEK YANG SENAGAJA DIBUAT DAN DIADAKAN OLEH PENGGIAT PANAHAN SERTA
LINGKUNGAN YANG DISEKITARNYA. BUSUR SERTA KELENGKAPANNYA, KUALITAS BAHAN DAN KECOCOKAN
ANTARA BUSUR - ANAK PANAH - PEMANAH. GANGUAN YANG TIMBUL DARI LINGKUNGAN SEKITAR PEMANAH;
KEBISINGAN, ‘GODAAN’ YANG KADANG DILAKUKAN OLEH PEMANAH LAIN SERTA KONDISI ARENA
PERTANDINGAN.
8. Membangun Kesadaran dalam Panahan
Tradisional
Dari di atas, dapat disimpulkan bahwa jemparingan adalah olah rasa dan olah raga
yang melibatkan gerak batin dan lahir. Gerak ini seperti rangkaian system yang
saling terkait dan mempengaruhi. Untuk mencapai keselarasan kondisi ini, seorang
pemanah diharapkan mampu membangun sebuah kesadaran terhadap setiak
gerak lahir-batinnya.
Kesadaran yang dimaksud di sini adalah kesadaran pada aktifitas yang akan dan
sedang dilakukan, setiap gerakan dalam memanah, kondisi dan situasi lingkungan
disekitarnya, dan terpenting kesadaran pada kodisi psikologi pemanah itu sendiri.
Namun membangun kesadaran dalam panahan tradisional tidak mudah,
diperlukan tahapan tahapan yang harus diketahui dan dilakukan juga disiplin dalam
berlatih.
9. Konsep 0-1-0
Konsep ini dibangun berdasarkan pengalaman dan beberapa
literasi religi. Konsep 0-1-0 adalah gerak lanjutan dari membangun
kesadaran diri seorang pemanah.
inti dari konsep ini adalah mengendalikan segala gejolak ambisi
diri; pujian, pengakuan eksistensi, hasrat ingin juara, dll. Kemudian
pelan namun pasti tumbuhkan sebuah kesadaran bahwa setiap
hasrat batin dan gerak lahir tidak akan terjadi tanpa pertolongan
Tuhan yang menguasai jiwa pemanah.
Ketika akan memanah, tumbuhkan kesadaran bahwa kehendak
pemanah itu terbatas, yaitu ketika anak panah telah lepas dari
busur, setelah itu, kehendak Tuhanlah yang berlaku.
10. ⮚0 (kosong) adalah mengendalikan hasrat dan ambisi
⮚1 (satu) adalah membangun kesadaran bahwa segala sesuatu
yang terjadi atas kehendak Tuhan
⮚1 (satu) membangun kesadaran bahwa memanah adalah
rangkain gerak system lahir-batin; dimulai dari niat,
kesabaran, ketabahan, menakar target, menghitung lintasan,
grip, aiming, anchor, dan rilis. Semua gerak system harus
dilakukan dengan usaha terbaik
⮚0 (kosong) adalah berserah diri pada kehendak Tuhan karena
kita memanah atas izin Tuhan.
11. Pernapasan dalam Panahan
• Gerakan terpenting dalam siklus kehidupan manusia namun hampir 90% manusia melakukannya tanpa
kesadaran adalah pernapasan. Pernapasan adalah kebutuhan yang paling dasar bagi makhluk hidup
untuk melangsungkan eksistensinya di dunia. Dengan pernapasan seseorang menghirup oxygen untuk
membangkitkan energi dan mempertahankan metabolisme tubuhnya, merelaksasi tubuh dan pikirannya,
dan mengheningkan cipta untuk lebih focus dan berkonsentrasi.
• Namun menurut sebuah kajian studi yang dilakukan oleh sekelompok peneliti, kisaran 80% manusia
melakukan pernapasan lewat mulut. Bernapas dengan mulut sebenarnya tidak terlalu
dianjurkan. Cara ini hanya dianjurkan jika hidung tersumbat, atau mau tidak mau dilakukan
setelah melakukan olahraga berat agar udara masuk lebih banyak.
• Seperti yang dijelaskan dalam studi pada jurnal The Layngoscope, bernapas dengan mulut
bisa berakibat buruk pada kesehatan karena tidak ada organ atau bagian khusus di dalam
mulut yang bertugas menghangatkan, menyaring, dan melembapkan udara yang masuk.
• Akibatnya, udara yang masuk ke dalam mulut langsung mengalir ke saluran napas begitu
saja tanpa disaring dan dilembapkan. Kondisi ini rentan menyebabkan berbagai masalah
pernapasan dan kesehatan tubuh secara umum akibat infeksi bakteri, virus, jamur, maupun
12. Teknik Napas Dalam (pernapasan perut) untuk
Relaksasi dan Konsentrasi dalam Panahan
• Pernapasan dalam adalah salah satu cara terbaik untuk menurunkan stres di tubuh kita.
Latihan bernapas dalam dapat membantu mengelola kecemasan serta menawarkan banyak
manfaat kesehatan mental bagi kita. Saat kita menarik napas dalam, sinyal dikirimkan ke otak
lalu menyuruh kita untuk tenang dan rileks. Pesan-pesan ini diterjemahkan ke seluruh tubuh
kita, mengurangi ketegangan dan menghilangkan stres saat kita cemas atau merasa kewalahan.
• Teknik Pernapasan Perut untuk relaksasi, membangun konsentrasi, dan memagari diri kita dari
gangguan eksternal.
• Duduk (untuk jemparingan) atau berdiri dengan tenang, rileks, dan lemaskan otot khususnya
otot lengan, belikat, leher, dan kaki
• Untuk jemparingan, rilekskan juga otot paha dan pinggul.
• Tegakkan tubuh dengan cara meluruskan tulang ekor (tulang shulby) hingga tulang leher
• Tarik napas dalam-dalam melalui hidung, rentangkan perut ke luar. Dada Anda harus tetap
diam
• Buang napas melalui bibir yang mengerucut seolah-olah Anda sedang mencoba bersiul. Rasakan
hingga udara benar-benar kosong.
• Ulangi teknik ini 3 sampai 10 kali dan luangkan waktu Anda dengan setiap napas.
13. Pernapasan Diagfragma untuk
menghimpun energi
• Kelanjutan rangkaian pernapasan relaksasi yang dijelaskan sebelumnya, setelah melakukan
pernapasan relaksasi, amati bagaimana kondisi perasaan kita.
• Jika sudah menemukan ketenangan dan focus pada satu titik, berikutnya persiapkan mental lahir-
batin untuk melakukan Gerakan inti dalam panahan.
• Inilah saatnya untuk melakukan pernapasan diagfragma;
• Tarik udara sebanyak-banyaknya, gunakan diagfragma untuk menyimpan udara, rasakan sampai
rongga dada-diagragma-perut penuh dengan udara
• Tahan napas dan mulai Gerakan inti dalam memanah.
• Sesaat sebelum melakukan rilis, keluarkan napas pelan-pelan melalui mulut.
• Lakukan rilis, hembuskan napas lewat mulut dan rasakan hingga udara habis di rongga
diagfragma.
• Laa haula walaa quwwata illa billahi…..
14. DALAM SEBUAH PERTANDINGAN, PEMANAH DI
SEKITARMU BUKAN LAWAN, TAPI KAWAN YANG
PANTAS KAMU BANGGAKAN SAAT DIA
MENGENAI TARGET DAN KAU TAK PANTAS
BERBANGGA DIRI SAAT DIRIMU YANG MENGENAI
SASARAN.
“DALAM DIAM, PANJATKAN DO’A TERBAIK
UNTUKNYA, KARENA DO’A YANG DIPANJATKAN
DALAM DIAM TIDAK AKAN TERTOLAK, DAN
DERAJATMU AKAN TERANGKAT BERSAMA
DOAMU”