Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015PPA FEUI
PSAK 24 mengatur tentang akuntansi untuk imbalan kerja dan memperbaharui persyaratan untuk pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan atas imbalan kerja."
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanGendro Budi Purnomo
PSAK 25 mengatur tentang perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan. Standar ini mewajibkan pengungkapan yang lebih rinci terkait perubahan kebijakan akuntansi dan dampaknya. Perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif jika akibat informasi baru, sedangkan koreksi kesalahan diakui secara retrospektif.
Dokumen menjelaskan audit siklus pendapatan perusahaan yang meliputi aktivitas penjualan kredit, tunai, retur dan penyesuaian serta sistem informasi akuntansi dan tujuan audit terkait setiap aktivitas. Dibahas pula faktor-faktor risiko, strategi audit, dan aktivitas pengendalian internal untuk mencegah salah saji dalam transaksi penjualan kredit.
Psak 24 imbalan kerja (ias 19 employee benefit) 08022015PPA FEUI
PSAK 24 mengatur tentang akuntansi untuk imbalan kerja dan memperbaharui persyaratan untuk pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan atas imbalan kerja."
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanGendro Budi Purnomo
PSAK 25 mengatur tentang perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan. Standar ini mewajibkan pengungkapan yang lebih rinci terkait perubahan kebijakan akuntansi dan dampaknya. Perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif jika akibat informasi baru, sedangkan koreksi kesalahan diakui secara retrospektif.
Dokumen menjelaskan audit siklus pendapatan perusahaan yang meliputi aktivitas penjualan kredit, tunai, retur dan penyesuaian serta sistem informasi akuntansi dan tujuan audit terkait setiap aktivitas. Dibahas pula faktor-faktor risiko, strategi audit, dan aktivitas pengendalian internal untuk mencegah salah saji dalam transaksi penjualan kredit.
Modul ini membahas tentang akuntansi persekutuan dan likuidasi persekutuan secara sederhana dan berangsur. Modul ini terdiri dari 5 bab yang membahas tentang pembentukan dan perubahan persekutuan, pembagian laba atau rugi, serta proses likuidasi persekutuan baik secara sederhana maupun berangsur."
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"risangaji febriyanto
Dokumen tersebut membahas tentang liabilitas jangka panjang yang mencakup definisi, karakteristik, perbedaan antara liabilitas jangka pendek dan panjang, pengakuan awal, pengukuran setelah pengakuan awal, penghentian pengakuan, dan penyajian serta pengungkapan."
Pendapatan dan beban perusahaan harus dicatat menggunakan metode akrual sesuai standar akuntansi. Auditor melakukan tes untuk memastikan pendapatan dan beban dicatat sesuai dengan transaksi yang terjadi dan dilaporkan sesuai standar akuntansi. Auditor juga memeriksa fluktuasi dan kesesuaian dengan anggaran serta peraturan perpajakan terkait.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, pengakuan, pengukuran, dan penyajian kewajiban menurut teori akuntansi. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa kewajiban merupakan pengorbanan manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari kewajiban saat ini untuk mentransfer aset atau memberikan jasa kepada pihak lain akibat transaksi masa lalu.
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...Ilham Sousuke
Dokumen tersebut membahas metodologi audit siklus penjualan dan penagihan yang mencakup pengujian pengendalian dan substantive atas transaksi penjualan, penerimaan kas, retur dan pengurangan penjualan, serta penyisihan piutang tak tertagih. Metodologi tersebut meliputi pemahaman pengendalian internal, penilaian risiko pengendalian, penentuan luas pengujian, merancang pengujian pengendalian dan substantive, serta tujuan-tujuan audit yang
1. PSAK 16 mengatur tentang pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan aset tetap. Aset tetap didefinisikan sebagai aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan lebih dari satu periode.
Pengembalian atas Investasi dan Analisis ProfitabilitasRani Widianti
Dokumen tersebut membahas analisis pengembalian investasi modal (return on invested capital/ROI) dan profitabilitas perusahaan. Dokumen tersebut menjelaskan cara menghitung dan menganalisis ROI dan profitabilitas dengan membedah komponen-komponen seperti return on net assets, return on common equity, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti leverage dan profit margin."
Sistem pengukuran kinerja perusahaan harus mencakup ukuran keuangan dan non-keuangan, serta internal dan eksternal untuk mendukung implementasi strategi perusahaan. Balance scorecard yang menggunakan empat perspektif diharapkan dapat mengukur kinerja secara seimbang, namun perlu dievaluasi pelaksanaannya agar tetap sesuai dengan perkembangan strategi dan lingkungan bisnis.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi pajak penghasilan yang mencakup perbedaan pengakuan antara akuntansi dan perpajakan, koreksi positif dan negatif atas perbedaan tersebut, serta contoh soal perhitungan pajak kini dan pajak tangguhan.
Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan pelaporan segmen dan identifikasi tanggung jawab pelaporan segmen. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) perusahaan wajib melaporkan informasi keuangan menurut segmen usaha, industri, dan wilayah geografis berdasarkan standar yang ditetapkan, (2) segmen harus diidentifikasi berdasarkan ukuran pendapatan, aset, dan laba/rugi, dan (3) perusahaan harus men
PSAK 48 menetapkan prosedur penilaian dan akuntansi penurunan nilai aset, dimana entitas harus menilai indikasi penurunan nilai dan mengestimasi jumlah terpulihkan aset. Jika nilai tercatat melebihi jumlah terpulihkan, rugi penurunan nilai diakui untuk menyesuaikan nilai tercatat menjadi jumlah terpulihkan.
Dokumen tersebut membahas tentang penurunan nilai aset menurut PSAK 48. PSAK 48 menetapkan prosedur pengujian dan pengakuan penurunan nilai aset agar aset tidak dicatat melebihi jumlah terpulihkannya. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, perusahaan harus mengestimasi jumlah terpulihkan aset berdasarkan nilai pakai atau nilai wajar dikurangi biaya pelepasan. Selisih antara juml
Modul ini membahas tentang akuntansi persekutuan dan likuidasi persekutuan secara sederhana dan berangsur. Modul ini terdiri dari 5 bab yang membahas tentang pembentukan dan perubahan persekutuan, pembagian laba atau rugi, serta proses likuidasi persekutuan baik secara sederhana maupun berangsur."
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"risangaji febriyanto
Dokumen tersebut membahas tentang liabilitas jangka panjang yang mencakup definisi, karakteristik, perbedaan antara liabilitas jangka pendek dan panjang, pengakuan awal, pengukuran setelah pengakuan awal, penghentian pengakuan, dan penyajian serta pengungkapan."
Pendapatan dan beban perusahaan harus dicatat menggunakan metode akrual sesuai standar akuntansi. Auditor melakukan tes untuk memastikan pendapatan dan beban dicatat sesuai dengan transaksi yang terjadi dan dilaporkan sesuai standar akuntansi. Auditor juga memeriksa fluktuasi dan kesesuaian dengan anggaran serta peraturan perpajakan terkait.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, pengakuan, pengukuran, dan penyajian kewajiban menurut teori akuntansi. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa kewajiban merupakan pengorbanan manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari kewajiban saat ini untuk mentransfer aset atau memberikan jasa kepada pihak lain akibat transaksi masa lalu.
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...Ilham Sousuke
Dokumen tersebut membahas metodologi audit siklus penjualan dan penagihan yang mencakup pengujian pengendalian dan substantive atas transaksi penjualan, penerimaan kas, retur dan pengurangan penjualan, serta penyisihan piutang tak tertagih. Metodologi tersebut meliputi pemahaman pengendalian internal, penilaian risiko pengendalian, penentuan luas pengujian, merancang pengujian pengendalian dan substantive, serta tujuan-tujuan audit yang
1. PSAK 16 mengatur tentang pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan aset tetap. Aset tetap didefinisikan sebagai aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan lebih dari satu periode.
Pengembalian atas Investasi dan Analisis ProfitabilitasRani Widianti
Dokumen tersebut membahas analisis pengembalian investasi modal (return on invested capital/ROI) dan profitabilitas perusahaan. Dokumen tersebut menjelaskan cara menghitung dan menganalisis ROI dan profitabilitas dengan membedah komponen-komponen seperti return on net assets, return on common equity, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti leverage dan profit margin."
Sistem pengukuran kinerja perusahaan harus mencakup ukuran keuangan dan non-keuangan, serta internal dan eksternal untuk mendukung implementasi strategi perusahaan. Balance scorecard yang menggunakan empat perspektif diharapkan dapat mengukur kinerja secara seimbang, namun perlu dievaluasi pelaksanaannya agar tetap sesuai dengan perkembangan strategi dan lingkungan bisnis.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi pajak penghasilan yang mencakup perbedaan pengakuan antara akuntansi dan perpajakan, koreksi positif dan negatif atas perbedaan tersebut, serta contoh soal perhitungan pajak kini dan pajak tangguhan.
Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan pelaporan segmen dan identifikasi tanggung jawab pelaporan segmen. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) perusahaan wajib melaporkan informasi keuangan menurut segmen usaha, industri, dan wilayah geografis berdasarkan standar yang ditetapkan, (2) segmen harus diidentifikasi berdasarkan ukuran pendapatan, aset, dan laba/rugi, dan (3) perusahaan harus men
PSAK 48 menetapkan prosedur penilaian dan akuntansi penurunan nilai aset, dimana entitas harus menilai indikasi penurunan nilai dan mengestimasi jumlah terpulihkan aset. Jika nilai tercatat melebihi jumlah terpulihkan, rugi penurunan nilai diakui untuk menyesuaikan nilai tercatat menjadi jumlah terpulihkan.
Dokumen tersebut membahas tentang penurunan nilai aset menurut PSAK 48. PSAK 48 menetapkan prosedur pengujian dan pengakuan penurunan nilai aset agar aset tidak dicatat melebihi jumlah terpulihkannya. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, perusahaan harus mengestimasi jumlah terpulihkan aset berdasarkan nilai pakai atau nilai wajar dikurangi biaya pelepasan. Selisih antara juml
PSAK 48 menetapkan prosedur untuk mengukur penurunan nilai aset agar nilai tercatat tidak melebihi jumlah terpulihkan. PSAK ini berlaku untuk semua aset kecuali aset tertentu seperti persediaan, aset pajak tangguhan, dan aset keuangan. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka perusahaan akan mengestimasi nilai terpulihkan berdasarkan nilai wajar dikurangi biaya pelepasan at
PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset
PSAK 68 tentang Pengukuran Nilai Wajar
PPT disusun oleh:
1. Fatimah Azzahra Daeng Mangngai
2. Rasyiqah Aulia Rahma
3. Dea Fatikha Windasari
Dokumen tersebut membahas mengenai akuntansi aset tetap dan beberapa standar akuntansi terkait, antara lain: PSAK 16 mengenai perlakuan akuntansi aset tetap, PSAK 47 mengenai perlakuan akuntansi tanah, PSAK 48 mengenai penurunan nilai aset, dan PSAK 58 mengenai aset yang dimiliki untuk dijual. Dibahas pula mengenai jenis-jenis biaya eksplorasi dalam industri pertambangan.
PSAK 48 mengatur tentang penurunan nilai aset. Tujuannya adalah menetapkan prosedur agar aset tidak dicatat melebihi jumlah terpulihkannya. Entitas harus melakukan pengujian penurunan nilai setiap akhir periode pelaporan dengan membandingkan nilai tercatat dan nilai terpulihkan, yang merupakan nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai pakai. Kerugian penurunan
Makalah ini membahas tentang Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 48 tentang Penurunan Nilai Aset. PSAK 48 mengatur tentang prosedur penilaian dan pengakuan penurunan nilai aset. Ruang lingkup PSAK 48 mencakup semua aset kecuali beberapa aset tertentu seperti persediaan, aset pajak tangguhan, dan aset keuangan. PSAK 48 juga membahas identifikasi indikasi penurunan
PSAK 19 mengatur tentang pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan aset tidak berwujud. Aset tidak berwujud harus dapat diidentifikasi, terdapat kontrol atasnya, dan kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis di masa depan. Aset tidak berwujud dapat diperoleh secara terpisah, akuisisi, pertukaran, atau dikembangkan secara internal. Aset diukur pada biaya perolehan dan
PSAK 19 mengatur tentang pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan aset tidak berwujud. Aset tidak berwujud harus dapat diidentifikasi, terdapat kontrol atasnya, dan kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis di masa depan. Aset tidak berwujud dapat diperoleh secara terpisah, akuisisi, pertukaran, atau dikembangkan secara internal. Aset tidak berwujud diukur menggun
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap dan properti investasi menurut PSAK, mencakup definisi, pengakuan, pengukuran, revaluasi, dan penyusutan aset tetap.
Dokumen tersebut memberikan definisi dan penjelasan mengenai aset tetap, termasuk pengakuan, pengukuran awal dan selanjutnya, penyusutan, penurunan nilai, dan penyajian aset tetap dalam laporan keuangan.
PSAK 68 menetapkan kerangka pengukuran nilai wajar dan mensyaratkan pengungkapan terkait pengukuran nilai wajar. PSAK ini mendefinisikan nilai wajar, menjelaskan konsep transaksi pasar dan pelaku pasar, serta pedoman penentuan nilai wajar aset, liabilitas, dan instrumen ekuitas.
PSAK 68 menetapkan kerangka pengukuran nilai wajar untuk aset dan liabilitas tertentu, dan mensyaratkan pengungkapan terkait pengukuran nilai wajar. Standar ini mendefinisikan nilai wajar, menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran nilai wajar seperti karakteristik aset atau liabilitas, transaksi yang diasumsikan, dan pelaku pasar. PSAK 68 juga membahas teknik penilaian yang d
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan aset dan akrual pada pemerintah daerah yang mencakup pengaturan hukum, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, penyusutan, dan penyajian aset tetap dan aset tak berwujud berdasarkan standar akuntansi pemerintah.
Similar to Psak 48-penurunan-nilai-aset-ias-36-impairment20062012 (20)
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...Sri Apriyanti Husain
Dokumen tersebut membahas tentang tanggung jawab auditor dalam merumuskan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan evaluasi bukti audit yang dikumpulkan. Auditor harus mengevaluasi kesesuaian laporan keuangan dengan standar pelaporan keuangan dan merumuskan opini apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar berdasarkan standar tersebut.
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...Sri Apriyanti Husain
Dokumen tersebut membahas tentang pendapat auditor atas laporan keuangan dan laporan auditor independen. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan tentang tujuan auditor dalam memberikan opini atas laporan keuangan suatu entitas, proses perumusan opini auditor, bentuk-bentuk opini yang dapat diberikan auditor, dan contoh bentuk laporan auditor dengan opini wajar tanpa pengecualian dan opini wajar dengan pengecualian.
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...Sri Apriyanti Husain
Teks tersebut membahas konsep nilai tambah syariah berdasarkan teori enterprise syariah. Teori ini menempatkan Tuhan sebagai pusat dan memperhatikan keseimbangan antara nilai egoistik dan altruistik. Nilai tambah syariah diusulkan berdasarkan filsafat sufistik Manunggaling Kawulo-Gusti untuk menyatukan manusia dan Tuhan. Konsep ini diambil dari studi kasus tiga pelaku usaha tradisional.
1. Beberapa artikel membahas peran akuntansi forensik dalam mendeteksi dan memberantas korupsi di Indonesia, dengan menggunakan bukti-bukti yang dikumpulkan untuk mendukung proses hukum. 2. Salah satu artikel menyoroti pentingnya kompetensi, independensi, dan profesionalisme auditor dalam mendeteksi kecurangan melalui audit forensik. 3. Sebagian besar artikel sepakat bahwa audit forensik dapat membant
The document discusses the history and development of artificial intelligence over the past 70 years. It outlines some of the key milestones in AI research from the early work in the 1950s to modern advances in deep learning. While progress has been significant, fully general human-level AI remains an ongoing challenge that researchers continue working to achieve.
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat atau kurang:
Studi ini menganalisis laba rugi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bali dengan menggunakan pendekatan Political Economy of Accounting (PEA) untuk memahami makna di balik angka laba rugi dan menilai praktik keadilan. Penelitian kualitatif ini menggunakan data dari wawancara, dokumen, dan statistik untuk memahami hubungan antara kekuasaan dan k
Dokumen tersebut membahas perubahan ketentuan PSAK 65 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian sesuai dengan IFRS 10 mengenai definisi pengendalian, persyaratan akuntansi laporan keuangan konsolidasian, penentuan kepentingan nonpengendali, dan pedoman penentuan kehilangan pengendalian atas entitas anak."
PSAK 62 menetapkan pedoman akuntansi untuk kontrak asuransi dan reasuransi. Standar ini mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan untuk kontrak asuransi dan reasuransi. PSAK 62 juga membedakan kontrak asuransi dan investasi, serta menetapkan tes kecukupan liabilitas untuk memastikan kewajiban asuransi dicukupi.
PSAK 58 mengatur kriteria dan pengukuran aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan. PSAK 58 menetapkan syarat yang harus dipenuhi agar suatu aset diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual serta mengatur pengukuran awal dan selanjutnya atas aset tersebut. PSAK 58 juga mengatur penyajian dan pengungkapan aset tidak lancar yang dimiliki untuk di
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
1. PSAK 48 (revisi 2009) - Penurunan Nilai Aset
IAS 36: Impairment
2. Tujuan PSAK 48 :
Menetapan prosedur agar aset
dicatat tidak melebihi jumlah
terpulihkannya impairment.
Tujuan dan Ruang Lingkup
2
KONSERVATIF
Aset
tercatat
Aset
terpulihkan>
Mana yang lebih tinggi
?
Impairment
PenggunaanPenjualan
3. 1.Persediaan PSAK 14
2.Aset yang dari kontrak konstruksi PSAK 34
3.Aset pajak tangguhan PSAK 46
4.Aset yang timbul dari imbalan kerja PSAK 24
5.Aset keuangan PSAK 55
6.Properti investasi PSAK 13
7.Biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak
berwujud, yang timbul dari hak kontraktual
penanggung berdasarkan kontrak asuransi
PSAK 28
8.Aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual PSAK 58
Ruang Lingkup - Pengecualian
PSAK 48 Par 2
3
PSAK 48 diterapkan penurunan nilai, KECUALI :
4. Lingkup PSAK 48
4
Berlaku aset
keuangan yang
dikelompokkan
sebagai
investasi
entitas anak PSAK 4: Laporan
Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri
ventura bersama PSAK 12: Bagian
Partisipasi Dalam Ventura Bersama
entitas asosiasi PSAK 15. Investasi
pada Entitas Asosiasi
PSAK 48 berlaku untuk: aset yang dicatat pada
jumlah revaluasian (nilai wajar) sesuai dengan
Pernyataan lain, misal PSAK 16: Aset Tetap
5. Uji Penurunan Nilai
Rugi Penurunan Nilai
Jumlah Tercatat
Jumlah Terpulihkan
Jumlah Tersusutkan
Nilai Pakai
Nilai Wajar dikurangi Biaya
Penjualan
Unit Penghasil Kas (UPK)
Biaya Pelepasan
Aset Korporat
Goodwill
Impairment Test
Impairment Losses
Carrying Amount
Recoverable Amount
Depreciable Amount
Value in Use
Fair Value less Costs to Sell
(FV-C2S)
Cash Generating Unit (CGU)
Costs of Disposal
Corporate Assets
Goodwill
Konsep & Istilah Penting
5
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris
6. Pendekatan Penurunan Nilai (Impairment)
6
Review Aset secara Periodik
Apakah terdapat indikasi
Estimasi recoverable amount
secara individu
Goodwill?
Hitung recoverable amount
secara individu
Y
Hitung penurunan nilai
Pertimbangkan pembalikan*
Hitung recoverable amount
unit penghasil kas /UPK/CGU
Hitung penurunan nilai
Pertimbangkan pembalikan*
Y
N
7. Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai :
Minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan nilai
(impairment test):
• Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas
• Aset tidak berwujud yang belum digunakan
• Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis
Review
7
AKHIR PERIODE
Menilai apakah terdapat
indikasi suatu aset
mengalami penurunan nilai
ADA INDIKASI
mengestimasi jumlah
terpulihkan aset.
8. Identifikasi Indikasi Penurunan Nilai
PSAK 48 par 12
8
Informasi minimum yang dipertimbangkan
Informasi eksternal
• Perubahan signifikan nilai
pasar
• Perubahan signifikan
teknologi, pasar, ekonomi dan
lingkup hukum
• Perubahan suku bunga
• Jumlah tercatat aset neto
entitas melebihi kapitalisasi
pasarnya
Informasi internal
• Bukti keusangan atau
kerusakan fisik aset
• Perubahan signifikan atas
penggunaan, penghentian dan
masa manfaat aset
• Bukti internal mengindikasikan
bahwa kinerja ekonomi aset
lebih buruk dari yang
diharapkan.
9. Jumlah terpulihkan = Jumlah yang lebih tinggi antara :
Nilai Terpulihkan
Nilai wajar dikurang biaya penj.
Fair Value Less Costs to Sell
Nilai pakai
(Value in Use)
dan
Jumlah yang dapat dihasilkan
dari penjualan suatu aset atau
unit penghasil kas dalam transaksi
antara pihak-pihak yang mengerti
dan berkehendak bebas tanpa
tekanan, dikurangi biaya
pelepasan aset.
Nilai sekarang dari
taksiran arus kas yang
diharapkan akan diterima
atau unit penghasil kas.
9
10. Indikasi ?
Suatu entitas pertambangan memiliki jalur kereta api pribadi
untuk mendukung aktivitas pertambangannya. Jalur kereta
api pribadi dapat dijual hanya untuk nilai sisanya dan itu
tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen dari
arus kas masuk dari aset lain pertambangan itu.
10
Tidak dimungkinkan mengestimasi jumlah terpulihkan dari
jalur kereta pribadi itu karena nilai pakainya tidak dapat
ditentukan dan kemungkinan berbeda dari nilai sisanya.
Oleh karena itu, entitas mengestimasi jumlah terpulihkan
dari unit penghasil kas dimana jalur kereta pribadi tersebut
tercakup, yaitu pertambangan itu secara keseluruhan.
11. Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Bukti Terbaik
harga dalam suatu perjanjian penjualan yang mengikat dalam suatu
transaksi antara pihak yang independen, disesuaikan dengan biaya
tambahan yang dapat dikaitkan langsung dengan pelepasan aset.
Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat namun aset
diperdagangkan di pasar aktif
Berdasarkan harga pasar aset dikurangi biaya pelepasan aset
tersebut.
Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat dan tidak ada
pasar aktif untuk aset
Berdasarkan informasi terbaik yang ada untuk menggambarkan jumlah
yang dapat diperoleh entitas, pada akhir periode pelaporan, dari
pelepasan aset pada nilai wajar dikurangi biaya pelepasan
Nilai wajar dikurangi Biaya Penjualan
11
12. Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Nilai Pakai
Nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima
Pertimbangan dalam penghitungan nilai pakai aset:
a) estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan
diperoleh dari aset;
b) ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau
waktu arus kas masa depan tersebut;
c) nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko
yang berlaku;
d) harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset
e) faktor-faktor lain, seperti ilikuiditas, yang akan dipertimbangkan
oleh pelaku pasar dalam menilai arus kas masa depan yang
diharapkan entitas akan diperoleh dari aset tersebut.
12
13. Pengukuran Jumlah Terpulihkan
PSAK 48
Par 31
13
mengestimasi arus kas masuk dan arus
kas keluar di masa depan dari pemakaian
aset tersebut dan pelepasannya pada
akhirnya
menerapkan tingkat diskonto yang tepat
atas arus kas masa depan tersebut
INFLOW
OUTFLOW
Pelepasan
$
Tingkat Diskonto
14. Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Komposisi Estimasi Arus Kas Masa Depan (par 39)
14
proyeksi arus kas masuk dari penggunaan aset
proyeksi arus kas keluar yang diperlukan untuk
menghasilkan arus kas masuk dari penggunaan aset
(termasuk arus kas keluar untuk menyiapkan aset agar
dapat digunakan) dan dapat dikaitkan secara langsung,
atau dialokasikan dengan dasar yang layak dan
konsisten, pada aset
Arus kas neto, jika ada, yang akan diterima (atau dibayarkan)
untuk pelepasan aset pada akhir masa manfaatnya
15. Dasar Estimasi Arus Kas Masa Depan
1. Asumsi yang masuk akal dan didukung oleh fakta atau teori.
2. Anggaran keuangan terbaru dan telah disahkan manajemen.
3. Tidak memasukkan komponen arus kas masa depan dari
restrukturisasi.
4. Penggunaan dasaran kepada anggaran hanya meliputi periode 5
tahun, kecuali jika periode yang lebih lama dapat dijustifikasi.
5. Periode setelah anggaran menggunakan tingkat pertumbuhan
tetap atau menurun, kecuali jika pertumbuhan naik dapat
dijustifikasi.
6. Tingkat pertumbuhan dalam proyeksi tidak boleh melebihi rata-
rata jangka panjang pertumbuhan untuk produk, industri, atau
negara tempat entitas beroperasi atau pasar dimana aset
digunakan, kecuali jika tingkat yang lebih tinggi dapat dijustifikasi.
15
16. Pengukuran Jumlah Terpulihkan
• Arus kas masa depan diestimasi dalam
satuan mata uang ketika akan dihasilkan
dan kemudian didiskonto menggunakan
suatu tingkat diskonto yang tepat untuk
satuan mata uang tersebut.
• Tingkat pertukaran yang digunakan kurs
spot pada tanggal penghitungan nilai pakai.
Arus Kas Masa Depan Valuta Asing
PSAK 48
Par 54
16
17. Tingkat Diskonto
Dasar penetapan tingkat diskonto tingkat
diskonto sebelum pajak menggambarkan
penilaian pasar kini dari:
(a) nilai waktu uang; dan
(b) risiko spesifik atas aset dimana estimasi
arus kas masa depan belum disesuaikan.
Tingkat diskonto diestimasi
dari salah satu:
• Tingkat diskonto
implisit transaksi pasar
kini aset sejenis atau
• Rata-rata tertimbang
biaya modal entitas yang
tercatat di bursa efek
yang memiliki aset
sejenis
PSAK 48
Par 56
17
Tingkat diskon adalah tingkat
pengembalian yang disyaratkan
investor jika seandainya akan memilih
suatu investasi yang menghasilkan
arus kas dengan jumlah, waktu dan
profil risiko yang sama dengan yang
diharapkan akan dihasilkan dari aset
tersebut.
18. Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
PSAK 48
Par 59-60-
61
18
Nilai terpulihkan aset < Nilai tercatat
– nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar
nilai terpulihkan.
– Penurunan tersebut adalah rugi penurunan
nilai
Rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba
rugi,
• Kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi
sesuai dengan standar lain (Contoh PSAK 16)
19. Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
19
• Setiap rugi penurunan nilai aset
revalusian diperlakukan sebagai
penurunan revaluasi.
diakui dalam pendapatan
komprehensif lain, sepanjang kerugian
penurunan nilai tidak melebihi jumlah
surplus revaluasi untuk aset yang sama
rugi penurunan nilai atas aset
revaluasian mengurangi surplus
revaluasi untuk aset tersebut
PSAK
16
20. Contoh: PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan
yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 200 juta, nilai
wajar dikurangi biaya menjual Rp180 juta dan nilai pakainya 205 juta.
Rp 200 juta Rp 205 juta
Rp 180 juta Rp 205 juta
Tidak ada
penurunan nilai
Ilustrasi Penurunan Nilai 1
20
Nilai
tercatat
Dibandingkan
Nilai diperoleh
kembali
Lebih tinggi
antara
Nilai wajar
dikurangi b.
penjualan
Nilai
pakai
21. Contoh: PT Anggrek, (informasi sama) kecuali nilai pakai dari
peralatan sebesar Rp 175 juta.
Rp 200 juta Rp 180 juta
Rp 180 juta Rp 175 juta
Ilustrasi Penurunan Nilai 2
21
Nilai
tercatat
Dibandingkan
Nilai diperoleh
kembali
Lebih tinggi
antara
Nilai wajar
dikurangi b.
penjualan
Nilai
pakai
Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai
Jurnal mencatat kerugian penurunan nilai:.
Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp 20 juta
Cr. Ak. Dep– Peralatann Rp 20 juta
22. Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
Contoh
Perusahaan Melody melakukan review penurunan nilai aset pada 2010.
Sebidang tanah dicatat pada nilai wajar dengan surplus revaluasi
senilai Rp 50 juta, aset-aset lainnya dicatat pada nilai historis
dikurangi akumulasi depresiasi atau amortisasi.
Haril dari reviu sebagai berikut:
Fair value less
costs to sell Value in use
Carrying
amount
Tanah (nilai wajar) Rp 212 juta Rp 220 juta Rp 300 juta
Aset tak berwujud, pada
biaya yang teramortisasi
Rp 8.2 juta Rp 6.5 juta Rp 9 juta
Mesin, setelah
didepresiasikan
Rp21 juta Rp 18 juta Rp 30 juta
Tentukan berapa rugi penurunan nilai dan bagaimanakah jurnalnya?
22
23. Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
Solusi Contoh
Berdasarkan informasi yang tersedia, aset Melodi yang mengalami
kerugian penurunan nilai adalah:
Recoverable
amount
Carrying
amount Impairment loss
Tanah, pada nilai wajar Rp 220 juta Rp 300 juta Rp 80 juta
Aset Tak Berwujud, pada biaya
teramortisasi
Rp 8.2 juta Rp 9 juta N/A
Mesin, setelah didepresiasikan Rp 21 juta Rp 30 juta Rp 9 juta
Kerugian penurunan nilai dikurangkan terlebih dahulu ke surplus revaluasi.
Dr Surplus revaluasi Rp 50 juta
Rugi penurunan nilai (80 juta – 50 juta) 30 juta
Cr Tanah Rp 80 juta
Untuk mengakui kerugian penurunan nilai tanah
Dr Kerugian penurunan nilai Rp 9 juta
Cr Mesin Rp 9 juta
Untuk mengakui kerugian penurunan nilai mesin
23
24. Jumlah terpulihkan dari aset individual
tidak dapat ditentukan jika:
(a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi
mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya
penjualan; dan
(b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang
independen dari kelompok aset lain.
Dalam kasus ini, nilai pakai dan, jumlah
terpulihkan, dapat ditentukan hanya untuk
Unit Penghasil Kas Aset.
Unit Penghasil Kas (UPK)
PSAK 48
Par 67
PSAK 48
Lihat Par 67:
Contoh
24
25. Tidak mungkin mengestimasi jumlah
terpulihkan aset individual
menentukan nilai terpulihkan dari unit
penghasil kas yang mana aset tercakup
(aset dari unit penghasil kas = UPK).
Unit penghasil kas aset kelompok
terkecil dari aset yang termasuk aset
tersebut dan menghasilkan arus kas
masuk yang independen dari arus kas
masuk dari aset atau kelompok aset
lain.
Unit Penghasil Kas
PSAK 48
Par 66, 68:
Contoh
25
26. Jumlah terpulihkan dari UPK adalah jumlah yang lebih
tinggi antara nilai wajar unit penghasil kas dikurangi
biaya penjualan dengan nilai pakainya.
Jumlah tercatat dari UPK:
(a) mencakup hanya jumlah tercatat dari aset-aset
yang dapat diatribusikan langsung, atau
dialoksikan dengan dasar yang layak dan
konsisten, ke UPK dan akan menghasilkan arus
kas masuk yang digunakan dalam menentukan
nilai pakai unit penghasil kas; dan
(b) tidak mencakup jumlah tercatat dari setiap
liabilitas yang diakui, kecuali jumlah terpulihkan
dari unit penghasil kas tidak dapat ditentukan
tanpa mempertimbangkan liabilitas tersebut.
Unit Penghasil Kas
PSAK 48
Par 74-76
26
27. Unit Penghasil Kas
Pertama,
Goodwill
Rugi Penurunan Nilai
• diakui untuk UPK
• jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan dari
unit tersebut (kelompok dari unit) < jumlah
tercatatnya.
• dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset
dari unit tersebut (kelompok dari unit) dengan
urutan sbb:
(a) pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat
atas setiap goodwill yang dialokasikan ke unit
penghasil kas (kelompok dari unit); dan
(b) selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut
dibagi pro rata atas dasar jumlah tercatat
setiap aset di dalam unit tersebut (kelompok
dari unit).
Kemudian
pro rata
PSAK 48
Par 98
27
28. Unit Penghasil Kas
Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai,
entitas tidak harus mengurangi jumlah tercatat
aset dengan jumlah yang tertinggi dari:
(a) nilai wajarnya dikurangi biaya untuk
menjual (jika ditentukan);
(b) nilai pakainya (jika dapat ditentukan); dan
(c) nol.
PSAK 48
Par 100
28
Jumlah rugi penurunan nilai yang semestinya dialokasikan ke
aset harus dialokasikan pro rata ke aset lain dari unit
(kelompok dari unit).
29. CONTOH - UPK
Sebuah perusahaan manufaktur memiliki mesin yang
digunakan untuk memproduksi di satu divisi produksi.
Mesin tersebut tidak memiliki harga jual kecuali harga jual
sebagai besi bekas dan sulit untuk mengidentifikasi arus
kas secara terpisah dari penggunaan mesin tersebut.
Konsekuensinya jika perusahaan menentukan ada
indikasi impairment atas mesin, maka penilaian
impairment harus dilihat sebagai satu kesatuan divisi
produksi. Perhitungan nilai diperoleh kembali harus
dihitung atas keseluruhan unit penghasil kas divisi
produksi.
29
30. CONTOH - UPK
Sebuah perusahaan transportasi memperoleh kontrak
dari Pemda untuk mengoperasikan 6 jalur koridor
busway sebagai satu kesatuan. Perusahaan dapat
mengidentifikasi aset dan arus kas dari masing-masing
jalur tersebut. Satu koridor busway mengalami kerugian
(indikasi penurunan nilai).
Walaupun kerugian penurunan nilai dapat diidentifikasi
untuk satu koridor, namun karena perusahaan terikat
kontrak untuk menjalankan keenam koridor tersebut
maka penurunan nilai harus dilihat sebagai satu
kesatuan. Pengukuran penurunan nilai dilakukan atas
UPK atas keenam koridor busway tersebut.
30
31. Goodwill
Goodwill telah dialokasikan sebelumnya ke unit penghasil
kas A. Goodwill yang dialokasikan ke A tidak dapat
diidentifikasi atau diasosiasikan dengan kelompok aset pada
tingkatan yang lebih rendah dari A, kecuali secara arbitrer.
31
Karena goodwill yang dialokasikan ke A tidak dapat secara
arbitrer diidentifikasi atau diasosiasikan dengan suatu
kelompok aset pada suatu level yang lebih rendah dari A,
maka goodwill dialokasikan kembali ke unit B, C dan D
berdasarkan nilai relatif dari tiga porsi dari A sebelum porsi
tersebut diintegrasikan ke B, C dan D.
32. Kasus
Suatu entitas mengoperasikan peralatan minyak di dasar
laut. Entitas menyediakan biaya restorasi senilai Rp 10
M, yang mencerminkan nilai kini dari biaya tersebut.
Entitas tersebut menerima tawaran untuk membeli
peralatan minyak seharga Rp 16 M, dan nilai biaya
pelepasan seharga Rp 2 M. Nilai pakai sebesar Rp 24 M.
Sedangkan nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 20 M.
Apakah nilai dari peralatan menurun?
Kasus 1: Penurunan Nilai UPK
32
solusi
33. Solution
Nilai wajar dikurangi cost to sell dari peralatan adalah Rp
14 M (Rp 16 M – Rp 2 M).
Nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 14 M (Rp 24 M –
Rp 10 M).
Nilai tercatat dari peralatan adalah Rp 10 M (Rp 20 M –
Rp 10 M).
Sehingga, nilai terpulihkan dari unit penghasil kas
melebihi nilai tercatatnya, sehingga aset ini tidak
diturunkan nilainya.
33
Kasus 1: Penurunan Nilai UPK
34. Kasus 2: Unit Penghasil Kas
Kasus
• PT Melati melakukan review penurunan nilai dari UPK X pada tahun 2011,
berikut ini aset yang dimiliki oleh PT Melati:
Nilai Tercatat
Goodwill Rp200 juta
Properti, Pabrik, dan Peralatan,telah didepresiasi 400 juta
Aset Tak Berwujud, pada nilai amortisasinya 300 juta
Properti Investasi, setelah didepresiasi 350 juta
Aset Keuangan, pada nilai wajar 207 juta
Persediaan, at cost 150 juta
Piutang Dagang
230 juta
Total Rp 1837 juta
• Setelah review penurunan nilai, PT Melati menemukan fakta bahwa nilai yang
dapat dipulihkan atas UPK X senilai Rp900 juta termasuk properti investasi
senilai Rp300 juta.
• Hitunglah kerugian penurunan dan alokasikan ke masing-masing aset.
34
35. Kemudian, sisa kerugian dialokasikan pada aset tidak lancar pro
rata terhadap nilai tercatat dari aset tidak lancar tersebut.
Solusi Contoh
Nilai Nilai Tercatat
tercatat setelah Alokasi Rugi setelah Rugi
rugi penurunan nilai Penurunan Nilai Penurunan Nilai
Goodwill Rp 200 juta Rp (200 juta) Rp 0
Property, plant and equipment 400 juta (392.6 juta) 7.4 juta
Aset Tak Berwujud 300 juta (294.4 juta) 5.6 juta
Properti Investasi (350 jt-50 jt) 300 juta - 300 juta
Aset Keuangan 207 juta - 207 juta
Persediaan 150 juta - 150 juta
Piutang Dagang 230 juta - 230 juta
Total 1787 juta (887 juta) 900 juta
Pertama, rugi penurunan nilai mengurangi seluruh goodwill
35
Kasus 2: Unit Penghasil Kas
687x(300/700)
687x(400/700)
36. Kasus
Suatu unit penghasil kas memiliki aset bersih berikut ini:
Rp M
Goodwill 10
Properti 20
Pabrik dan Peralatan 30
60
Nilai yang dapat dipulihkan sebesar Rp 45 M.
Alokasikan kerugian penurunan nilai pada aset bersih
perusahaan.
Kasus 3
36
Kasus
solusi
37. Goodwill Properti Pabrik Total
RpM RpM RpM RpM
Nilai Tercatat 10 20 30 60
Rugi Penurunan Nilai (10) (2) (3) (15)
Nilai Tercatat setelah - 18 27 45
Penurunan Nilai
Kasus 3
37
Solusi Kasus
38. Kasus 4: Penurunan Nilai Goodwill
PT Lily memiliki 80% kepemilikan PT Kenanga dengan
membayar Rp 32 M pada 1 Januari 2010. Setelah tanggal
akuisisi, aset bersih yang dapat diidentifikasi memiliki nilai
Rp30 M.
PT Kenanga merupakan UPK. Pada 31 Desember 2010,
nilai yang dapat dipulihkan dari PT Lily sebesar Rp20 M.
Nilai wajar aset teridentifikasi 27.
38
Kasus
solusi
39. Kasus 4: Penurunan Nilai Goodwill
Harga perolehan kombinasi bisnis 80% = Rp 32 M
Harga perolehan kombinasi bisnis 100% = Rp 40 M
Nilai wajar aset bersih bisa diidentifikasi = Rp 30 M
Goodwill total = Rp 10 M
Pengendali
Nilai aset bersih yang diakusisi = 80% x Rp30 M = Rp 24 M
Goodwill pengendali = Rp 8 M
Harga perolehan = Rp 32 M
39
Kasus
solusi
40. Nilai aset pada saat perolehan pertama
40
Kasus 4: Penurunan Nilai Goodwill
Akhir tahun 2010 Goodwill Aset
diidentifikasi
Total
Nilai tercatat bruto Rp 10 M Rp 30 M Rp 40 M
Pengendali 8 M 24 M 32 M
Kepemilikan minoritas 2 M 6 M 8 M
Nilai tercatat yang disesuaikan Rp 10 M Rp 30 M Rp 40 M
Solusi Kasus
41. Bagian 2: Mengalokasikan kerugian penurunan nilai
41
Kasus 4: Penurunan Nilai Goodwill
Nilai yang
dapat
dipulihkan
Rp20 M
Nilai tercatat
telah
disesuaikan
Rp 37 M
<
Terjadi
penurunan
nilai Rp17 M
Akhir tahun 2010 Goodwill Aset
diidentifikasi
Total
Nilai tercatat bruto Rp 10 M Rp 30 M Rp 40 M
Akumulasi depresiasi - (3 M) (3 M)
Nilai tercatat 10 M 27 M 37 M
Kerugian penurunan nilai 10 M 7 M 17 M
Nilai tercatat yang disesuaikan 0 Rp 20 M Rp 20 M
Solusi Kasus
42. Bagian 1: Menguji penurunan nilai PT Kenanga
Asumsi: depresiasi aset yang dapat diidentifikasi Rp 2 M selama
tahun 2010
42
Kasus 4: Penurunan Nilai Goodwill
Akhir tahun 2010 Goodwill Aset
diidentifikasi
Penurunan Nilai Total
Ass Goodwill
Nilai tercatat bruto Rp 10 M Rp 30 M Rp 40 M
Akumulasi depresiasi - (3 M) (3 M)
Nilai tercatat 10 M 27 M 37 M
Penurunan nilai 7 M 10 M 17 M
Pihak pengendali 8 M 21.6 M 5.6 M 8 M
Kepemilikan minoritas 2 M 5.4 M 1.4 M 2 M
Nilai setelah penurunan Rp 10 M Rp 27 M (7)M (10) Rp 20 M
Solusi Kasus
43. Bagian 2: Mengalokasikan kerugian penurunan nilai
43
Kasus 4: Penurunan Nilai Goodwill
Nilai yang
dapat
dipulihkan
Rp20 M
Nilai tercatat
telah
disesuaikan
Rp 37 M
<
Terjadi
penurunan
nilai Rp13 M
Akhir tahun 2010 Goodwill Aset
diidentifikasi
Total
Nilai tercatat bruto Rp 10 M Rp 25 M Rp 35 M
Akumulasi depresiasi - (2 M) (2 M)
Nilai tercatat 10 M 23 M 33 M
Kerugian penurunan nilai 10 M 3 M 13 M
Pihak pengendali 2.4 M
Non pengendali 0.6 M
Nilai tercatat yang disesuaikan 0 Rp 20 M Rp 20 M
Solusi Kasus
44. Dalam menilai apakah terdapat indikasi
bahwa rugi penurunan nilai yang telah
diakui pada periode-periode
sebelumnya untuk aset (selain
goodwill) mungkin tidak ada lagi atau
mungkin telah menurun, entitas
mempertimbangkan, minimal, indikasi
berikut ini:
1. Infomasi yang bersumber dari luar
2. Informasi yang bersumber dari dalam
Pembalikan suatu
Rugi Penurunan Nilai
PSAK 48
Par 106
44
45. Rugi penurunan nilai yang telah diakui
dalam periode-periode sebelumnya
untuk aset selain goodwill harus dibalik
jika, dan hanya jika, terdapat
perubahan estimasi yang digunakan
untuk menentukan jumlah terpulihkan
atas aset tersebut sejak rugi penurunan
nilai terakhir diakui.
jika kasusnya seperti ini, jumlah tercatat
aset, (ada pengecualian) dinaikkan ke
jumlah terpulihkannya.
Kenaikan ini merupakan suatu
pembalikan rugi penurunan nilai
Pembalikan suatu Rugi Penurunan Nilai
PSAK 48
Par 109
45
46. Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain
goodwill), yang disebabkan pembalikan rugi
penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat
(neto setelah amortisasi atau depresiasi) seandainya
aset tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-
tahun sebelumnya.
Pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset (selain
goodwill) diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset
disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan
Pernyataa lain (contohnya, model revaluasi di PSAK
16).
Setiap pemulihan rugi penurunan nilai aset
revaluasian harus diperlakukan sebagai kenaikan
penilaian kembali sesuai dengan PSAK terkait.
Pembalikan suatu
Rugi Penurunan Nilai –Aset Individu
PSAK 48
Par 112-114
46
47. Dialokasikan kepada aset-aset dari unit (kecuali untuk
goodwill) pro rata dengan jumlah tercatat dari asetnya.
Diperlakukan sebagai pembalikan rugi penurunan nilai
untuk aset individual dan diakui sesuai dengan PSAK ini.
Alokasi pembalikan rugi penurunan nilai jumlah tercatat
aset tidak boleh dinaikkan diatas nilai yang terendah
dari:
(a) jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan
(b) jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau
depresiasi neto) seandainya tidak ada rugi penurunan
nilai yang telah diakui untuk aset tersebut dalam
periode sebelumnya.
Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai yang sebaliknya
telah dialokasikan untuk aset tersebut harus dialokasikan
pro rata ke aset lain dari unit itu, kecuali untuk goodwill.
Pembalikan suatu
Rugi Penurunan Nilai untuk UPK
PSAK 48
Par 117-
118
47
48. Pengungkapan
PSAK 48
Par 121-130
48
Pengungkapan yang lebih ekstensif disyaratkan
Pengungkapan tambahan utama
termasuk:
Setiap UPK (atau
kelompok UPK)
yang memiliki nilai
tercatat goodwill
atau aset tidak
berwujud dengan
masa manfaat tidak
terbatas
Asumsi utama
dan pendekatan
manajemen
yang digunakan
untuk mengukur
nilai terpulihkan
Periode dimana
manajemen
telah
memproyeksikan
arus kas, tingkat
pertumbuhan,
tingkat diskonto
49. Main References
Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley
Standar Akuntansi Keuangan
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI
International Financial Reporting Standards – Certificate Learning
Material
The Institute of Chartered Accountants, England and Wales
50. Problem 1
Suatu aset individu nilai perolehannya 24.000. Depresiasi
dilakukan dengan garis lurus selama 20 tahun dengan
nilai sisa sebesar 4.000. Pada awal tahun ke 16, ada
indikasi penurunan nilai.
Jika aset tersebut dijual harga penjualan 10.000
dikurangi biaya penjualan 3.000. Nilai pakai aset tersebut
sebesar 6.000.
Setelah penurunan nilai masa manfaat tersisa aset tetap
5 tahun dan nilai residu tidak berubah 4.000
Hitung penurunan nilai dan jurnal yang dibuat.
50
51. Problem 1
Awal tahun 16 = akhir tahun 15, sudah dimanfaatkan 15thn.
Akumulasi depresiasi = 15.000.
Nilai tercatat aset 24.000-15.000 = 9.000
Nilai diperoleh kembali nilai tertinggi antara
10.000 – 3.000 = 7.000 dengan 6.000 7.000
Rugi penurunan nilai = 9.000 – 7.000 = 2.000
Jurnal yang dibuat
Rugi penurunan nilai 2.000
Akumulasi depresiasi 2.000
Depresiasi tahun ke-16. (7.000-4.000)/5 = 600
Beban Depresiasi 600
Akumulasi depresiasi 600
51
52. Problem 1
Nilai tercatat pada awal tahun 18 adalah: 7.000 – 1.200 = 5.800
Nilai diperoleh kembali 6.000 – 5.800 = 200
Jika tidak terjadi impairment nilai tercatat aset pada awal tahun-18
adalah 7.000 (24.000 – 17.000) Nilai 6.000 berada di bawah 7.000,
sehingga 200 diakui sebagai keuntungan pembalikan penurunan nilai.
Jurnal yang dibuat
Keuntungan pembalikan penurunan nilai 200
Akumulasi Depresiasi 200
Depresiasi yang baru (6.000 – 4.000)/3 = 667
52
Pada awal tahun ke-18 ada indikasi pembalikan penurunan nilai.
Diketahui nilai dapat diperoleh kembali sebesar 6.000. Masa
manfaat dan nilai residu tidak berubah.
53. Problem 1 – asumsi berbeda
Misalkan pada awal tahun ke-18 ada indikasi pembalikan penurunan
nilai. Diketahui nilai dapat diperoleh kembali sebesar 8.000. Masa
manfaat dan nilai residu tidak berubah.
53
Nilai tercatat pada awal tahun 18 adalah: 7.000 – 1.200 = 5.800
Nilai diperoleh kembali 8.000 – 5.800 = 2.200
Jika tidak terjadi impairment nilai tercatat aset pada awal tahun-18
adalah 7.000 (24.000 – 17.000) Nilai 8.000 berada di atas 7.000,
sehingga 2.200 tidak dapat diakui seluruhnya sebagai sebagai
keuntungan penurunan nilai. Pembalikan penurunan nilai yang dapat
diakui sebesar 7.000 – 5.800 = 1.200
Jurnal yang dibuat
Keuntungan pembalikan penurunan nilai 1.200
Akumulasi Depresiasi 1.200
Depresiasi yang baru (7.000 – 4.000)/5 = 1.000
54. Problem 1 – perubahan masa manfaat
Suatu aset individu nilai perolehannya 24.000. Depresiasi
dilakukan dengan garis lurus selama 20 tahun dengan
nilai sisa sebesar 4.000. Pada awal tahun ke 16, ada
indikasi penurunan nilai.
Jika aset tersebut dijual harga penjualan 10.000
dikurangi biaya penjualan 3.000. Nilai pakai aset tersebut
sebesar 6.000.
Setelah penurunan nilai dilakukan review masa manfaat
tersisa aset 5 tahun dan nilai residu sebesar 1.000
Hitung penurunan nilai dan jurnal yang dibuat.
54
55. Problem 1 – perubahan masa manfaat
Awal tahun 16 = akhir tahun 15, sudah dimanfaatkan 15thn.
Akumulasi depresiasi = 15.000.
Nilai tercatat aset 24.000-15.000 = 9.000
Nilai diperoleh kembali nilai tertinggi antara
10.000 – 3.000 = 7.000 dengan 6.000 7.000
Rugi penurunan nilai = 9.000 – 7.000 = 2.000
Jurnal yang dibuat
Rugi penurunan nilai 2.000
Akumulasi depresiasi 2.000
Depresiasi tahun ke-16. (7.000-1.000)/5 = 1.200
Beban Depresiasi 1.200
Akumulasi depresiasi 1.200
55
56. Problem 1 – perubahan masa manfaat
Nilai tercatat pada awal tahun 18 adalah: 7.000 – 2.400 = 4.600
Nilai diperoleh kembali 6.000 – 4.600 = 1.400
Jika tidak terjadi impairment nilai tercatat aset pada awal tahun-18
adalah 7.000 (24.000 – 17.000) Nilai 6.000 berada di bawah 7.000,
sehingga 1.400 diakui sebagai keuntungan pembalikan penurunan nilai.
Jurnal yang dibuat
Keuntungan pembalikan penurunan nilai 1.400
Akumulasi Depresiasi 1.400
Depresiasi yang baru (6.000 – 1.000)/5 = 1.000
56
Pada awal tahun ke-18 ada indikasi pembalikan penurunan nilai.
Diketahui nilai dapat diperoleh kembali sebesar 6.000. Dilakukan
review terdapat perubahan masa manfaat tersisa menjadi 5 tahun
dan nilai residu 1.000
57. Problem 1 – perubahan masa manfaat
Misalkan pada awal tahun ke-18 ada indikasi pembalikan penurunan
nilai. Diketahui nilai dapat diperoleh kembali sebesar 8.000. Dilakukan
review terdapat perubahan masa manfaat tersisa menjadi 5 tahun dan
nilai residu 1.000
57
Nilai tercatat pada awal tahun 18 adalah: 7.000 – 2.400 = 4.600
Nilai diperoleh kembali 8.000 – 4.600 = 3.400
Jika tidak terjadi impairment nilai tercatat aset pada awal tahun-18
adalah 7.000 (24.000 – 17.000) Nilai 8.000 berada di atas 7.000,
sehingga 2.400 tidak dapat diakui seluruhnya sebagai sebagai
keuntungan penurunan nilai. Pembalikan penurunan nilai yang dapat
diakui sebesar 7.000 – 4.600 = 2.400
Jurnal yang dibuat
Keuntungan pembalikan penurunan nilai 2.400
Akumulasi Depresiasi 2.400
Depresiasi yang baru (8.000 – 1.000)/5 = 1.400