SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
Meningkatkan mutu
                       Gula Kelapa
                  dengan teknologi terapan
               penguapan dan masakan hampa




Slamet Sulaiman 2001




Page 1 of 10
Sejarah.

         Tidak dapat diceritakan dengan jelas asal usul tanaman kelapa dan bagaimana awal
mula pengrajin gula kelapa memulai dan mengenal teknologi pembuatan gula kelapa yang
telah dilaksanakan turun temurun.
Tanaman kelapa dipustakakan dengan nama “ COCOS NUSIFERA LINN” termasuk keluarga
“PALMAE” divisi “SPERMATOPHYTA” dan klas “MONOCOTYLEDONEAE”, dan berkembang
dalam skala besar dikepulauan nusantara.
         Kelapa merupakan tanaman yang betul betul serbaguna, semua bagian tanaman ini
dapat dimanfaatkan untuk bermacam keperluan, sehingga ada yang menamakan tanaman
kelapa sebagai Pohon Kehidupan, namun demikian tujuan utama pembudidayaan pohon
kepala ini adalah untuk diambil buahnya dari buah muda (degan) sampai buah tua (untuk
bahan masak atau kopra sebagai bahan baku minyak goreng, minyak goreng dari fresh coco,
atau untuk minyak goreng perawan/virgin coconut oil) atau dideres niranya sebagai minuman
segar dan atau dibuat gula kelapa, bahkan untuk keprluan budaya buah kelapa diambil
semasa masih “Cengkir” biasa untuk upacara tingkepan (upacara 7 bulan bayi dalam
kandungan).
         Pohon kelapa tua dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dari yang sederhana
sampai yang bernilai seni juga sebagai bahan kerajinan, pohon bagian pucuk “dikenal sebagai
MONDO” dapat digunakan untuk bahan makanan (sayur atau sop”, daun kelapa yang muda
sangat erat dengan kehidupan sosial (sebagai bagian dari acara penganten, pembungkus
ketupat dll) sementara daun yang tua yang berguguran diambil lidinya sebagai sapu lidi yang
sampai saat ini belum tersaingi oleh bahan lain.
         Buah kelapa yang telah diambil buahnya meninggalkan sabut dan tempurung kelapa,
sabut sebagian dibuang sebagai bahan bakar dan sebagian diambil seratnya digunakan
sebagai filler dari industri matras, secara tradisional sabut kelapa banyak digunakan untuk
keset (pembersih alas kaki dengan merk merk terkenal “WELCOME” ) dan juga untuk sapu
seperti sapu ijuk sedangkan tempurung kelapa dapat digunakan sebaga bahan karbon aktif
yang banyak diperlukan untuk industri, asap cairnya sebagai pengawet organic (pengasapan
daging, ikan dll).
         Terkait dengan pembuatan gula kelapa dibawah disajikan proses gula kelapa
tradisional dan propose pengembangan produk gula kelapa (kwalitas dan jenis produksi).


Page 2 of 10
Penderesan nira kelapa.

Penderesan nira kelapa seperti yang sudah biasa dilakukan memerlukan gerakan memanjat
pohon dengan membawa tabung untuk tempat penampungan nira kelapa dari bunga kelapa
yang ditoreh yang dilakukan pagi hari dan turunnya membawa tempat penampungan nira yang
diletakkan sore hari sebelumnya, pada sore hari memanjat pohon kelapa lagi untuk membawa
tempat penampungan nira baru dan mengambil nira kelapa yang telah sejak pagi, jadi tiap
pohon kelapa memerlukan pemanjatan dua kali sehari tanpa peduli apakan sedah musim
panas atau hujan (pohon dalam kondisi licin), dibeberapa tempat yang terbatas tenaga
kerjanya pemanjatan dan pengambilan nira kelapa hanya dilakukan sekali sehari sehingga
berpengaruh terhadap nira kelapa yang dihasilkan, tempat penampungan nira sebelum
digunakan untuk penampungan diberi sedikit larutan kapur (dosis by feeling) , pemberian
larutan kapur dimaksudkan untuk menaikkan kondisi dari asam menjadi basa , karena nira
kelapa dalam keadaan asam dan mengandung ragi liar pemberian larutan kapur untuk
menahan laju terfermentasi yang menyebabkan kerusakan nira (ditandai dengan bau masam),
permasalahannya dengan pemanjatan sekali atau dua kali sehari pemberian larutan susu
kapur sering over dosis sehingga produk gula yang dihasilkan sedikit terasa pahit (bitter taste)
dan juga karena effect overlime akan terjadi produk yang cenderung berwarna gelap (coklat
kehitaman). Dengan keterbatasan teknologi yang dikuasai pengrajin gula kelapa memberikan
bleaching treatment yang umumnya menggunakan sodium metabisulfite dengan dosis yang
pasti melampaui ambang batas kesehatan yang diizinkan , tujuannya adalah untuk
mendapatkan warna gula kelapa coklat kekuning kuningan, over dosis terkadang sering dapat
dirasa dari rasa gula kelapa yang sedikit ada rasa asin (indikasi kandungan sulphur yang relatif
tinggi).


Pembuatan gula kelapa tradisional.
           Pembuatan gula kelapa saat ini diusahakan oleh buruh pengrajin pengrajin dengan
teknologi tradisional, dicirikan dengan penguapan open pan (direct/ nake firing) sehingga sulit
mengendalikan temperature dan berakibat terjadinya karamelisasi yang menyebabkan produk
berwarna coklat kehitaman dan celakanya lagi untuk memucatkan warna agar menarik waktu
dipasarkan ditambahkan bahan pemucat sodium metabisulfite dengan dosis yang berlebihan ,


Page 3 of 10
sehingga rasa gula manis keasin asinan sebagai cirri residu belerang berlebihan, yang dari sisi
kesehatan sangat merugikan konsumen.
Lingkungan sanitasi yang tidak pernah mendapat perhatian juga penggunaan energy yang
tidak effisien pada akhirnya membuat produk yang dihasilkan kurang mampu bersaing.
Karakteristik nira kelapa.
                 Berat jenis pada 20 celsius             1.058-1.077.
                 Bahan padatan total                     15.2-19.7 gr/100 ml.
                 Sukrose                                 12.3-17.4 gr/100 ml.
                 Abu                                     0.11-0.41 gr/100 ml.
                 Protein                                 0.23-0.32 gr/100 ml.
                 PH                                      6.2-7.2 (fresh).
Sarat mutu gula kelapa sesuai dengan SII 0268-85 (revisi dari SII 0268-80)
        No       Uraian                                  Persaratan
        1        Penampakan
                 Bentuk                                  Padatan normal.
                 Warna                                   Kuning kecoklatan.
                 Rasa                                    Khas.
        2        Kandungan air                           Max 10%
        3        Kandungan abu                           Max 2%.
        4        Gula reduksi                            Maximun 12%.
        5        Gula (Sacharose)                        Min 77%.
        6        Bagian tak larut                        Max 1%
        7        Residu SO2                              Max 300 mg/kg.
        8        Bhn berbahaya (Pb,Cu,An,As)             Tidak ternyata.
        9        Pemanis buatan                          Tidak ternyata.


Propose perbaikan proses.


        Penyaringan Nira kelapa.
        Nira kelapa dari ladang sampai dilokasi pemrosesan            dilakukan penimbangan,
penyaringan dengan saringan statis SUS 304 mesh 200, penyaringan tidak dilakukan oleh



Page 4 of 10
pengrajin gula tradisional sehingga produk gula apabila dilarutkan dan dibiarkan dalam gelas
akan terlihat endapan atau kotoran melayang. Kemudian diukur beberapa parameternya ,
parameter yang diukur adalah Jumlah kandungan padatan terlarut dalam nira (total brix)
diukur dengan refractometer atau brix hydrometer , keasaman (Ph)diukur dengan ph meter
dan sangat ideal apabila dapat diukur kadar gulanya dengan sacharimeter/ polarimeter.


Perlunya pengukuran pengukuran diatas sbb:


        1.         Pengukuran total padatan terlarut akan memberikan gambaran berat gula
                   yang akan diperoleh. disamping itu apabila prosesor menerima nira kelapa
                   dari petani penderes bisa saling transparan dalam menentukan harga ,
                   satu sisi petani penderes tidak berani menambah air kedalam nira untuk
                   menambah berat niranya karena akan terdeteksi dengan menurunnya brix
                   (padatan terlarut), sisi lain prosesor tidak akan memberikan harga
                   seenaknya karena sama sama diketahui kandungan gula dalam niranya,
                   Fluktuasi padatan terlarut dalam nira kelapa selain pengaruh budidaya
                   tanaman kelapa, varitas , umur pohon dll yang terlihat jelas adalah akibat
                   perbedaan musim pada musim hujan produksi nira akan naik dengan brix
                   yang lebih rendah, sedangkan pada musim kemarau produksi nira akan
                   turun dengan brix yang lebih tinggi.


        2.         Pengukuran ph berkaitan dengan proses lebih lanjut, misalnya apabila pH
                   terlalu rendah (dibawah 5) perlu dilakukan penambahansusu kapu sd ph
                   sekitar netral sedangkan apabila pH terlalu tinggi (lebih dari 8) perlu
                   diturunkan dengan asam phosphate, umumnya apabila pH dibiarkan tinggi
                   cenderung didapat gula berwarna coklat kehitaman akibat kerusakan gula
                   reduksi pada kondisi basa.




Page 5 of 10
3.         Pengukuran kadar gula dalam Nira apabila dilakukan akan memberikan
                   gambaran persentasi gula kristal organic (gula semut ) yang akan
                   didapatkan .


Penerimaan Nira
 No      Nama Peralatan                   Jumlah               Kapasitas
      1 Timbangan                         1 unit               150 kg
      2 Saringan mesh 200                 1 unit               75 x 100 cm
      3 Tangki penerimaan                 1-2 unit             Kap 500 liter
      4 Brix weigher                      1 unit               12 – 30 bx range
      5 Ph meter                          1 unit               Portable unit c/w calibrasi
      6 Polarimeter                       1 unit


Pemurnian Nira.
        Proses tradisionel tidak mengenal proses pemurnian dalam propose ini diintroduksi
proses pemurnian sebagai optional, perlunya pemurnian disini yalah untuk mengendapkan
kotoran bersama dengan kapur yang diberikan pada saat penderesan, sehingga selain
didapatkan nira dengan harkat kemurnian yang tinggi juga didapat nira dengan kadar kapur
rendah, efek pengerakan dalam pesawat penguap dapat dieliminasi .


Penguapan dan pengentalan.
        Pada proses tradisionel penguapan dan pengentalan dilakukan dengan cara
penguapan langsung (direct firing - open pan) sehingga parameter proses tidak dapat
dikendalikan :
        1 Suhu dan Waktu tidak terukur sering berakibat caramel berlebihan, terjadinya
hidrolisis yang merubah gula sakarose menjadi gula reduksi (glucose dan fructose) yang
dalam theori menyebabkan turunnya kemurnian dan berakibat rendahnya pengutipan gula
kristalnya.
        2.Kontaminasi dari luar (debu dll) sulit dihindari , aliran angin berdebu kadang bertiup
melalui atas jedi terbuka dan akan menkontaminasi hasil produksi.




Page 6 of 10
3.Penggunaan energy boros (thermal effisiensi rendah) karena sisa panas langsung
terbuang keluar .
        4.Sanitasi biasanya sangat kurang mendapat perhatian,


dengan proses tersebut diatas akan dihasilkan produk dengan yang heterogen, disini kwalitas
produk sangat tergantung dari pengalaman dan ketrampilan pengrajin .
        Merubah sistem penguapan dan pengentalan dengan sistem tertutup dan hampa,
dengan tujuan untuk mengurangi dan mengeliminasi masalah masalah diatas dengan tidak
meninggalkan prinsip ekonomis,      kelebihan dari penguapan hampa yalah mudahnya
mengendalikan titik didih pada suhu dibawah 100 celsius dan juga laju penguapan dapat
diperhitungkan.
        Model penguap hampa yang sesuai adalah model kalandria dengan pipa SUS 304
diameter 3” sehingga selain berfungsi sebagai pesawat penguap sekaligus sebagai
konsentrator, sedangkan untuk penghampaan digunakan barometric condenser yang selain
berfungsi untuk mengkondensasikan uap sekaligus berfungsi sebagai pompa hampa udara,
sistim ini sangat lebih sederhana dan ekonomis dibanding dengan penggunaan pompa hampa
.
        Kelebihan lain dengan mengganti sistim penguap terbuka dengan penguap tertutup
dan hampa yalah sangat memungkinkan untuk dihasilkan produk diversivikasi antara lain :




Page 7 of 10
Peralatan Penguap/Konsentrator
   No    Nama Peralatan                                 Jumlah     Kapasitas
     1 Barometric Condenser c/w pump                    2 unit
     2 Pesawat penguap/konsentrator                     2 unit
     3 Tangki syrup hampa c/w pompa syrup               1 unit




Syrup Gula Kelapa.
        Adalah syrup kental hasil penguapan dari nira kelapa atau nira aren yang telah
mengalami proses pemurnian sampai Brix 77-80, untuk proses pembuatan syrup ini
kehampaan evaporator harus lebih tinggi dari 24 inchi kolom air raksa          agar didapat
penguapan pada suhu 55 derajat celsius, dengan demikian akan dihasilkan syrup dengan
warna kuning muda dan tranparant.
        Pemurnian dilakukan untuk mengambil semua padatan tak larut (Non Sugar Solid)
sehingga kandungan kotoran pada produk akhir tidak ternyata.
Produk ini akan diminati selain untuk domestik (rumah tangga) juga untuk industri makanan
dan minuman.
        Syrup dihasilkan langsung dari proses penguapan dan pengentalan.


        Gula Merah Cetak
        Pada proses tradisional hasil penguapan dan pengentalan dengan pan terbuka
langsung dilakukan pencetakan sesuai bentuk yang diinginkan , umumnya bentuk kubus atau
cilindris seperti yang banyak dijumpai dipasaran.
        Dengan melakukan penguapan dan pengentalan dalam pan tertutup dan hampa
didapat produk masa kental dengan kandungan air 10-12% , temperature didalam pesawat
pengental antara 70-75 derajat Celsius sehingga caramel tidak terjadi, produk pengentalan ini
diturunkan kedalam pesawat pencampur (mixer) sehingga didapatkan produk yang homogen ,
mixer didesign dengan double jacket yang dihubungkan dengan pipa uap agar selama proses
pencetakan masa kental atau massecuite selalu dalam keadaan panas (tidak terjadi
pembekuan dalam mixer).




Page 8 of 10
Peralatan Gula Merah Cetak


 No        Nama Peralatan                      Jumlah            Kapasitas
        1 Ribbon screw mixer                   1 unit            200-500 liter
        2 Cetakan                              LS                Sesuai permintaan


Gula Semut Kristak/ Gula Organik Kristal.
          Kombinasi Gula Organik Kristal/ Gula Semut Kristal dapat pula dihasilkan dari Nira
Kelapa dengan proses penguapan dan pengentalan hampa, pengkristalan dapat dilakukan
didalam pesawat pengental atau diluar pesawat pengental tergantung dari tingkat kemurnian
nira.
Presentase produksi gula organic kristal dalam kisaran 50-60% dari total padatan dalam nira
sisanya adalah syrup, dengan kata lain tidak dapat 100% total padatan dalam nira dijadikan
gula organic kristal.
          Peralatan tambahan.
         No    Nama Peralatan                 Jumlah        Kapasitas
           1 Kristaliser                      3 unit
           2 Centrifugal separator            1 unit
           3 Pesawat pengering gula           1 unit
           4 Tangki syrup                     1 unit


Peralatan bantu.
          Kelistrikan.
          Daya listrik diperlukan untuk mendukung sistem pompa, penggerak mixer, penggerak
centrifugal separator, pompa pengisi air ketel dapat dipenuhi dengan diesel generator (app 15
kw) atau listrik dari PLN.


          Laboratorium Equipment.
          Minimal disediakan alat alat lab, tabung reaksi, timbangan analisa, ph meter, brix
hydrometer, sacharimeter/polarimeter dll.




Page 9 of 10
BAGAN ALIR PROSES.




Page 10 of 10

More Related Content

What's hot

Pengaplikasian tepung terigu dalam industri pangan
Pengaplikasian tepung terigu dalam industri panganPengaplikasian tepung terigu dalam industri pangan
Pengaplikasian tepung terigu dalam industri panganridho iqbal
 
Pemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahuPemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahuLosta Masta
 
Pemanfaatan ekstrak batang buah nenas
Pemanfaatan ekstrak batang buah nenasPemanfaatan ekstrak batang buah nenas
Pemanfaatan ekstrak batang buah nenasDaveWattimena
 
Serealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacanganSerealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacanganAgnescia Sera
 
Industri Jagung 2009 Kadin
Industri Jagung 2009 KadinIndustri Jagung 2009 Kadin
Industri Jagung 2009 KadinBio Perforasi
 
Teknologi pengolahan singkong menjadi kerupuk petulo
Teknologi pengolahan singkong menjadi kerupuk petuloTeknologi pengolahan singkong menjadi kerupuk petulo
Teknologi pengolahan singkong menjadi kerupuk petuloAndik Irawan
 
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...Gufroni Arsjad Lalu Muhammad
 
Analisa LIKETS Bio briket Tebu
Analisa LIKETS Bio briket TebuAnalisa LIKETS Bio briket Tebu
Analisa LIKETS Bio briket TebuSariArista
 
Pengaruh penambahan tepung bengkuang terhadap kadar serat dan
Pengaruh penambahan tepung bengkuang terhadap kadar serat danPengaruh penambahan tepung bengkuang terhadap kadar serat dan
Pengaruh penambahan tepung bengkuang terhadap kadar serat danDipicha Triesnaputri
 

What's hot (20)

Materi praktek pastry I STP trisakti
Materi  praktek pastry I STP trisaktiMateri  praktek pastry I STP trisakti
Materi praktek pastry I STP trisakti
 
Pengaplikasian tepung terigu dalam industri pangan
Pengaplikasian tepung terigu dalam industri panganPengaplikasian tepung terigu dalam industri pangan
Pengaplikasian tepung terigu dalam industri pangan
 
Pemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahuPemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahu
 
PERTEMUAN 1
PERTEMUAN 1PERTEMUAN 1
PERTEMUAN 1
 
Pemanfaatan ekstrak batang buah nenas
Pemanfaatan ekstrak batang buah nenasPemanfaatan ekstrak batang buah nenas
Pemanfaatan ekstrak batang buah nenas
 
Serealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacanganSerealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacangan
 
Bimtek pasca panen tp banyuasin 2018
Bimtek pasca panen tp banyuasin   2018Bimtek pasca panen tp banyuasin   2018
Bimtek pasca panen tp banyuasin 2018
 
Industri Jagung 2009 Kadin
Industri Jagung 2009 KadinIndustri Jagung 2009 Kadin
Industri Jagung 2009 Kadin
 
Manajemen limbah semseter 1 ( Rice bran oil )
Manajemen limbah semseter 1 ( Rice bran oil )Manajemen limbah semseter 1 ( Rice bran oil )
Manajemen limbah semseter 1 ( Rice bran oil )
 
Roti
RotiRoti
Roti
 
Bubuk cabe
Bubuk cabeBubuk cabe
Bubuk cabe
 
Teknologi pengolahan singkong menjadi kerupuk petulo
Teknologi pengolahan singkong menjadi kerupuk petuloTeknologi pengolahan singkong menjadi kerupuk petulo
Teknologi pengolahan singkong menjadi kerupuk petulo
 
PERTEMUAN KEDUA
PERTEMUAN KEDUAPERTEMUAN KEDUA
PERTEMUAN KEDUA
 
Produk olahan cumi
Produk olahan cumiProduk olahan cumi
Produk olahan cumi
 
Sistem integrasi sapi kelapa sawit (siska)
Sistem integrasi sapi kelapa sawit (siska)Sistem integrasi sapi kelapa sawit (siska)
Sistem integrasi sapi kelapa sawit (siska)
 
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
 
Gula Kelapa 2007
Gula Kelapa 2007Gula Kelapa 2007
Gula Kelapa 2007
 
Analisa LIKETS Bio briket Tebu
Analisa LIKETS Bio briket TebuAnalisa LIKETS Bio briket Tebu
Analisa LIKETS Bio briket Tebu
 
Pengaruh penambahan tepung bengkuang terhadap kadar serat dan
Pengaruh penambahan tepung bengkuang terhadap kadar serat danPengaruh penambahan tepung bengkuang terhadap kadar serat dan
Pengaruh penambahan tepung bengkuang terhadap kadar serat dan
 
pastry and bakery
pastry and bakerypastry and bakery
pastry and bakery
 

Similar to OPTIMALKAN MUTU GULA KELAPA

Karbohidrat revisi
Karbohidrat revisiKarbohidrat revisi
Karbohidrat revisiQadrina Sufy
 
MATERI PRODUKSI GULA SEMUT.pptx
MATERI PRODUKSI GULA SEMUT.pptxMATERI PRODUKSI GULA SEMUT.pptx
MATERI PRODUKSI GULA SEMUT.pptxirfanpamuji
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGIRiaAnggun
 
PENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASI
PENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASIPENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASI
PENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASISiti Nur Hasanah
 
Teknologi pangan
Teknologi panganTeknologi pangan
Teknologi panganarsa22
 
sawi asin
sawi asinsawi asin
sawi asinsma
 
46959540 gula-singkongq
46959540 gula-singkongq46959540 gula-singkongq
46959540 gula-singkongqIndra S
 
Laporan praktikum ilmu pangan dasar
Laporan praktikum ilmu pangan dasarLaporan praktikum ilmu pangan dasar
Laporan praktikum ilmu pangan dasarsusy amelia
 
Laporan praktikum ilmu pangan dasar
Laporan praktikum ilmu pangan dasarLaporan praktikum ilmu pangan dasar
Laporan praktikum ilmu pangan dasarSusy Amelia
 
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptxPEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptxluthfiana8
 
ANALISA PROKSIMAT.pdf
ANALISA PROKSIMAT.pdfANALISA PROKSIMAT.pdf
ANALISA PROKSIMAT.pdfAryRachmat5
 
ISOLASI LIGNIN DARI JERAMI PADI DENGAN METODA KLASON.pptx
ISOLASI LIGNIN DARI JERAMI PADI DENGAN METODA KLASON.pptxISOLASI LIGNIN DARI JERAMI PADI DENGAN METODA KLASON.pptx
ISOLASI LIGNIN DARI JERAMI PADI DENGAN METODA KLASON.pptxSwariTirtania
 
Kuliah-9-Aspek-Kualitas-Rumput-Laut.ppt
Kuliah-9-Aspek-Kualitas-Rumput-Laut.pptKuliah-9-Aspek-Kualitas-Rumput-Laut.ppt
Kuliah-9-Aspek-Kualitas-Rumput-Laut.pptSPNFSKBMajalengka
 
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGIGROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGIRiaAnggun
 
Laporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherLaporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherErnalia Rosita
 

Similar to OPTIMALKAN MUTU GULA KELAPA (20)

Karbohidrat revisi
Karbohidrat revisiKarbohidrat revisi
Karbohidrat revisi
 
MATERI PRODUKSI GULA SEMUT.pptx
MATERI PRODUKSI GULA SEMUT.pptxMATERI PRODUKSI GULA SEMUT.pptx
MATERI PRODUKSI GULA SEMUT.pptx
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi PotongStrategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
 
PENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASI
PENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASIPENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASI
PENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASI
 
Teknologi pangan
Teknologi panganTeknologi pangan
Teknologi pangan
 
sawi asin
sawi asinsawi asin
sawi asin
 
46959540 gula-singkongq
46959540 gula-singkongq46959540 gula-singkongq
46959540 gula-singkongq
 
Laporan praktikum ilmu pangan dasar
Laporan praktikum ilmu pangan dasarLaporan praktikum ilmu pangan dasar
Laporan praktikum ilmu pangan dasar
 
Laporan praktikum ilmu pangan dasar
Laporan praktikum ilmu pangan dasarLaporan praktikum ilmu pangan dasar
Laporan praktikum ilmu pangan dasar
 
Produk rumput laut
Produk rumput lautProduk rumput laut
Produk rumput laut
 
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptxPEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
 
Nata de legen
Nata de legenNata de legen
Nata de legen
 
Penanganan Limbah Industri Pangan
Penanganan Limbah Industri PanganPenanganan Limbah Industri Pangan
Penanganan Limbah Industri Pangan
 
ANALISA PROKSIMAT.pdf
ANALISA PROKSIMAT.pdfANALISA PROKSIMAT.pdf
ANALISA PROKSIMAT.pdf
 
ISOLASI LIGNIN DARI JERAMI PADI DENGAN METODA KLASON.pptx
ISOLASI LIGNIN DARI JERAMI PADI DENGAN METODA KLASON.pptxISOLASI LIGNIN DARI JERAMI PADI DENGAN METODA KLASON.pptx
ISOLASI LIGNIN DARI JERAMI PADI DENGAN METODA KLASON.pptx
 
Kuliah-9-Aspek-Kualitas-Rumput-Laut.ppt
Kuliah-9-Aspek-Kualitas-Rumput-Laut.pptKuliah-9-Aspek-Kualitas-Rumput-Laut.ppt
Kuliah-9-Aspek-Kualitas-Rumput-Laut.ppt
 
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGIGROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
 
Laporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherLaporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit Leather
 

More from slamet sulaiman

Presentasi syrup sorghum
Presentasi syrup sorghumPresentasi syrup sorghum
Presentasi syrup sorghumslamet sulaiman
 
Swa Sembada Gula Dengan Pabrik Gula Mini
Swa Sembada Gula Dengan Pabrik Gula MiniSwa Sembada Gula Dengan Pabrik Gula Mini
Swa Sembada Gula Dengan Pabrik Gula Minislamet sulaiman
 
Perniagaan Yg Tidak Rugi
Perniagaan  Yg Tidak RugiPerniagaan  Yg Tidak Rugi
Perniagaan Yg Tidak Rugislamet sulaiman
 
Bertamu Dan Menerima Tamu
Bertamu Dan Menerima TamuBertamu Dan Menerima Tamu
Bertamu Dan Menerima Tamuslamet sulaiman
 
Memberi Makan Fakir Miskin
Memberi Makan Fakir MiskinMemberi Makan Fakir Miskin
Memberi Makan Fakir Miskinslamet sulaiman
 
GASIFIKASI ( PELATIHAN - PERANCANGAN)
GASIFIKASI ( PELATIHAN  - PERANCANGAN)GASIFIKASI ( PELATIHAN  - PERANCANGAN)
GASIFIKASI ( PELATIHAN - PERANCANGAN)slamet sulaiman
 
GASIFIKASI (PELATIHAN - BAHAN BIOMAS)
GASIFIKASI (PELATIHAN - BAHAN BIOMAS)GASIFIKASI (PELATIHAN - BAHAN BIOMAS)
GASIFIKASI (PELATIHAN - BAHAN BIOMAS)slamet sulaiman
 
GASIFIKASI (PELATIHAN - APLIKASI)
GASIFIKASI (PELATIHAN - APLIKASI)GASIFIKASI (PELATIHAN - APLIKASI)
GASIFIKASI (PELATIHAN - APLIKASI)slamet sulaiman
 
GASIFIKASI (PELATIHAN - THEORY)
GASIFIKASI (PELATIHAN - THEORY)GASIFIKASI (PELATIHAN - THEORY)
GASIFIKASI (PELATIHAN - THEORY)slamet sulaiman
 
Bio Energy Untuk Jobong Kapur
Bio Energy Untuk Jobong KapurBio Energy Untuk Jobong Kapur
Bio Energy Untuk Jobong Kapurslamet sulaiman
 
Rice Mill Powered Rice Husk
Rice Mill Powered Rice HuskRice Mill Powered Rice Husk
Rice Mill Powered Rice Huskslamet sulaiman
 
POMPANISASI DIESEL GASIFIKASI
POMPANISASI DIESEL GASIFIKASIPOMPANISASI DIESEL GASIFIKASI
POMPANISASI DIESEL GASIFIKASIslamet sulaiman
 

More from slamet sulaiman (20)

Presentasi syrup sorghum
Presentasi syrup sorghumPresentasi syrup sorghum
Presentasi syrup sorghum
 
SORGHUM UTILITY
SORGHUM UTILITYSORGHUM UTILITY
SORGHUM UTILITY
 
Swa Sembada Gula Dengan Pabrik Gula Mini
Swa Sembada Gula Dengan Pabrik Gula MiniSwa Sembada Gula Dengan Pabrik Gula Mini
Swa Sembada Gula Dengan Pabrik Gula Mini
 
Janji Dan Amanat
Janji Dan AmanatJanji Dan Amanat
Janji Dan Amanat
 
Perniagaan Yg Tidak Rugi
Perniagaan  Yg Tidak RugiPerniagaan  Yg Tidak Rugi
Perniagaan Yg Tidak Rugi
 
Adab Bermusawarah
Adab BermusawarahAdab Bermusawarah
Adab Bermusawarah
 
Menjaga Lidah
Menjaga LidahMenjaga Lidah
Menjaga Lidah
 
Bertamu Dan Menerima Tamu
Bertamu Dan Menerima TamuBertamu Dan Menerima Tamu
Bertamu Dan Menerima Tamu
 
Memberi Makan Fakir Miskin
Memberi Makan Fakir MiskinMemberi Makan Fakir Miskin
Memberi Makan Fakir Miskin
 
Jalan Lurus
Jalan LurusJalan Lurus
Jalan Lurus
 
Evaluasi Diri
Evaluasi DiriEvaluasi Diri
Evaluasi Diri
 
GASIFIKASI ( PELATIHAN - PERANCANGAN)
GASIFIKASI ( PELATIHAN  - PERANCANGAN)GASIFIKASI ( PELATIHAN  - PERANCANGAN)
GASIFIKASI ( PELATIHAN - PERANCANGAN)
 
GASIFIKASI (PELATIHAN - BAHAN BIOMAS)
GASIFIKASI (PELATIHAN - BAHAN BIOMAS)GASIFIKASI (PELATIHAN - BAHAN BIOMAS)
GASIFIKASI (PELATIHAN - BAHAN BIOMAS)
 
GASIFIKASI (PELATIHAN - APLIKASI)
GASIFIKASI (PELATIHAN - APLIKASI)GASIFIKASI (PELATIHAN - APLIKASI)
GASIFIKASI (PELATIHAN - APLIKASI)
 
GASIFIKASI (PELATIHAN - THEORY)
GASIFIKASI (PELATIHAN - THEORY)GASIFIKASI (PELATIHAN - THEORY)
GASIFIKASI (PELATIHAN - THEORY)
 
Bio Energy Untuk Jobong Kapur
Bio Energy Untuk Jobong KapurBio Energy Untuk Jobong Kapur
Bio Energy Untuk Jobong Kapur
 
PERTANIAN TERPADU
PERTANIAN TERPADUPERTANIAN TERPADU
PERTANIAN TERPADU
 
ENERGY FOR DISTILASI
ENERGY FOR DISTILASIENERGY FOR DISTILASI
ENERGY FOR DISTILASI
 
Rice Mill Powered Rice Husk
Rice Mill Powered Rice HuskRice Mill Powered Rice Husk
Rice Mill Powered Rice Husk
 
POMPANISASI DIESEL GASIFIKASI
POMPANISASI DIESEL GASIFIKASIPOMPANISASI DIESEL GASIFIKASI
POMPANISASI DIESEL GASIFIKASI
 

OPTIMALKAN MUTU GULA KELAPA

  • 1. Meningkatkan mutu Gula Kelapa dengan teknologi terapan penguapan dan masakan hampa Slamet Sulaiman 2001 Page 1 of 10
  • 2. Sejarah. Tidak dapat diceritakan dengan jelas asal usul tanaman kelapa dan bagaimana awal mula pengrajin gula kelapa memulai dan mengenal teknologi pembuatan gula kelapa yang telah dilaksanakan turun temurun. Tanaman kelapa dipustakakan dengan nama “ COCOS NUSIFERA LINN” termasuk keluarga “PALMAE” divisi “SPERMATOPHYTA” dan klas “MONOCOTYLEDONEAE”, dan berkembang dalam skala besar dikepulauan nusantara. Kelapa merupakan tanaman yang betul betul serbaguna, semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk bermacam keperluan, sehingga ada yang menamakan tanaman kelapa sebagai Pohon Kehidupan, namun demikian tujuan utama pembudidayaan pohon kepala ini adalah untuk diambil buahnya dari buah muda (degan) sampai buah tua (untuk bahan masak atau kopra sebagai bahan baku minyak goreng, minyak goreng dari fresh coco, atau untuk minyak goreng perawan/virgin coconut oil) atau dideres niranya sebagai minuman segar dan atau dibuat gula kelapa, bahkan untuk keprluan budaya buah kelapa diambil semasa masih “Cengkir” biasa untuk upacara tingkepan (upacara 7 bulan bayi dalam kandungan). Pohon kelapa tua dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dari yang sederhana sampai yang bernilai seni juga sebagai bahan kerajinan, pohon bagian pucuk “dikenal sebagai MONDO” dapat digunakan untuk bahan makanan (sayur atau sop”, daun kelapa yang muda sangat erat dengan kehidupan sosial (sebagai bagian dari acara penganten, pembungkus ketupat dll) sementara daun yang tua yang berguguran diambil lidinya sebagai sapu lidi yang sampai saat ini belum tersaingi oleh bahan lain. Buah kelapa yang telah diambil buahnya meninggalkan sabut dan tempurung kelapa, sabut sebagian dibuang sebagai bahan bakar dan sebagian diambil seratnya digunakan sebagai filler dari industri matras, secara tradisional sabut kelapa banyak digunakan untuk keset (pembersih alas kaki dengan merk merk terkenal “WELCOME” ) dan juga untuk sapu seperti sapu ijuk sedangkan tempurung kelapa dapat digunakan sebaga bahan karbon aktif yang banyak diperlukan untuk industri, asap cairnya sebagai pengawet organic (pengasapan daging, ikan dll). Terkait dengan pembuatan gula kelapa dibawah disajikan proses gula kelapa tradisional dan propose pengembangan produk gula kelapa (kwalitas dan jenis produksi). Page 2 of 10
  • 3. Penderesan nira kelapa. Penderesan nira kelapa seperti yang sudah biasa dilakukan memerlukan gerakan memanjat pohon dengan membawa tabung untuk tempat penampungan nira kelapa dari bunga kelapa yang ditoreh yang dilakukan pagi hari dan turunnya membawa tempat penampungan nira yang diletakkan sore hari sebelumnya, pada sore hari memanjat pohon kelapa lagi untuk membawa tempat penampungan nira baru dan mengambil nira kelapa yang telah sejak pagi, jadi tiap pohon kelapa memerlukan pemanjatan dua kali sehari tanpa peduli apakan sedah musim panas atau hujan (pohon dalam kondisi licin), dibeberapa tempat yang terbatas tenaga kerjanya pemanjatan dan pengambilan nira kelapa hanya dilakukan sekali sehari sehingga berpengaruh terhadap nira kelapa yang dihasilkan, tempat penampungan nira sebelum digunakan untuk penampungan diberi sedikit larutan kapur (dosis by feeling) , pemberian larutan kapur dimaksudkan untuk menaikkan kondisi dari asam menjadi basa , karena nira kelapa dalam keadaan asam dan mengandung ragi liar pemberian larutan kapur untuk menahan laju terfermentasi yang menyebabkan kerusakan nira (ditandai dengan bau masam), permasalahannya dengan pemanjatan sekali atau dua kali sehari pemberian larutan susu kapur sering over dosis sehingga produk gula yang dihasilkan sedikit terasa pahit (bitter taste) dan juga karena effect overlime akan terjadi produk yang cenderung berwarna gelap (coklat kehitaman). Dengan keterbatasan teknologi yang dikuasai pengrajin gula kelapa memberikan bleaching treatment yang umumnya menggunakan sodium metabisulfite dengan dosis yang pasti melampaui ambang batas kesehatan yang diizinkan , tujuannya adalah untuk mendapatkan warna gula kelapa coklat kekuning kuningan, over dosis terkadang sering dapat dirasa dari rasa gula kelapa yang sedikit ada rasa asin (indikasi kandungan sulphur yang relatif tinggi). Pembuatan gula kelapa tradisional. Pembuatan gula kelapa saat ini diusahakan oleh buruh pengrajin pengrajin dengan teknologi tradisional, dicirikan dengan penguapan open pan (direct/ nake firing) sehingga sulit mengendalikan temperature dan berakibat terjadinya karamelisasi yang menyebabkan produk berwarna coklat kehitaman dan celakanya lagi untuk memucatkan warna agar menarik waktu dipasarkan ditambahkan bahan pemucat sodium metabisulfite dengan dosis yang berlebihan , Page 3 of 10
  • 4. sehingga rasa gula manis keasin asinan sebagai cirri residu belerang berlebihan, yang dari sisi kesehatan sangat merugikan konsumen. Lingkungan sanitasi yang tidak pernah mendapat perhatian juga penggunaan energy yang tidak effisien pada akhirnya membuat produk yang dihasilkan kurang mampu bersaing. Karakteristik nira kelapa. Berat jenis pada 20 celsius 1.058-1.077. Bahan padatan total 15.2-19.7 gr/100 ml. Sukrose 12.3-17.4 gr/100 ml. Abu 0.11-0.41 gr/100 ml. Protein 0.23-0.32 gr/100 ml. PH 6.2-7.2 (fresh). Sarat mutu gula kelapa sesuai dengan SII 0268-85 (revisi dari SII 0268-80) No Uraian Persaratan 1 Penampakan Bentuk Padatan normal. Warna Kuning kecoklatan. Rasa Khas. 2 Kandungan air Max 10% 3 Kandungan abu Max 2%. 4 Gula reduksi Maximun 12%. 5 Gula (Sacharose) Min 77%. 6 Bagian tak larut Max 1% 7 Residu SO2 Max 300 mg/kg. 8 Bhn berbahaya (Pb,Cu,An,As) Tidak ternyata. 9 Pemanis buatan Tidak ternyata. Propose perbaikan proses. Penyaringan Nira kelapa. Nira kelapa dari ladang sampai dilokasi pemrosesan dilakukan penimbangan, penyaringan dengan saringan statis SUS 304 mesh 200, penyaringan tidak dilakukan oleh Page 4 of 10
  • 5. pengrajin gula tradisional sehingga produk gula apabila dilarutkan dan dibiarkan dalam gelas akan terlihat endapan atau kotoran melayang. Kemudian diukur beberapa parameternya , parameter yang diukur adalah Jumlah kandungan padatan terlarut dalam nira (total brix) diukur dengan refractometer atau brix hydrometer , keasaman (Ph)diukur dengan ph meter dan sangat ideal apabila dapat diukur kadar gulanya dengan sacharimeter/ polarimeter. Perlunya pengukuran pengukuran diatas sbb: 1. Pengukuran total padatan terlarut akan memberikan gambaran berat gula yang akan diperoleh. disamping itu apabila prosesor menerima nira kelapa dari petani penderes bisa saling transparan dalam menentukan harga , satu sisi petani penderes tidak berani menambah air kedalam nira untuk menambah berat niranya karena akan terdeteksi dengan menurunnya brix (padatan terlarut), sisi lain prosesor tidak akan memberikan harga seenaknya karena sama sama diketahui kandungan gula dalam niranya, Fluktuasi padatan terlarut dalam nira kelapa selain pengaruh budidaya tanaman kelapa, varitas , umur pohon dll yang terlihat jelas adalah akibat perbedaan musim pada musim hujan produksi nira akan naik dengan brix yang lebih rendah, sedangkan pada musim kemarau produksi nira akan turun dengan brix yang lebih tinggi. 2. Pengukuran ph berkaitan dengan proses lebih lanjut, misalnya apabila pH terlalu rendah (dibawah 5) perlu dilakukan penambahansusu kapu sd ph sekitar netral sedangkan apabila pH terlalu tinggi (lebih dari 8) perlu diturunkan dengan asam phosphate, umumnya apabila pH dibiarkan tinggi cenderung didapat gula berwarna coklat kehitaman akibat kerusakan gula reduksi pada kondisi basa. Page 5 of 10
  • 6. 3. Pengukuran kadar gula dalam Nira apabila dilakukan akan memberikan gambaran persentasi gula kristal organic (gula semut ) yang akan didapatkan . Penerimaan Nira No Nama Peralatan Jumlah Kapasitas 1 Timbangan 1 unit 150 kg 2 Saringan mesh 200 1 unit 75 x 100 cm 3 Tangki penerimaan 1-2 unit Kap 500 liter 4 Brix weigher 1 unit 12 – 30 bx range 5 Ph meter 1 unit Portable unit c/w calibrasi 6 Polarimeter 1 unit Pemurnian Nira. Proses tradisionel tidak mengenal proses pemurnian dalam propose ini diintroduksi proses pemurnian sebagai optional, perlunya pemurnian disini yalah untuk mengendapkan kotoran bersama dengan kapur yang diberikan pada saat penderesan, sehingga selain didapatkan nira dengan harkat kemurnian yang tinggi juga didapat nira dengan kadar kapur rendah, efek pengerakan dalam pesawat penguap dapat dieliminasi . Penguapan dan pengentalan. Pada proses tradisionel penguapan dan pengentalan dilakukan dengan cara penguapan langsung (direct firing - open pan) sehingga parameter proses tidak dapat dikendalikan : 1 Suhu dan Waktu tidak terukur sering berakibat caramel berlebihan, terjadinya hidrolisis yang merubah gula sakarose menjadi gula reduksi (glucose dan fructose) yang dalam theori menyebabkan turunnya kemurnian dan berakibat rendahnya pengutipan gula kristalnya. 2.Kontaminasi dari luar (debu dll) sulit dihindari , aliran angin berdebu kadang bertiup melalui atas jedi terbuka dan akan menkontaminasi hasil produksi. Page 6 of 10
  • 7. 3.Penggunaan energy boros (thermal effisiensi rendah) karena sisa panas langsung terbuang keluar . 4.Sanitasi biasanya sangat kurang mendapat perhatian, dengan proses tersebut diatas akan dihasilkan produk dengan yang heterogen, disini kwalitas produk sangat tergantung dari pengalaman dan ketrampilan pengrajin . Merubah sistem penguapan dan pengentalan dengan sistem tertutup dan hampa, dengan tujuan untuk mengurangi dan mengeliminasi masalah masalah diatas dengan tidak meninggalkan prinsip ekonomis, kelebihan dari penguapan hampa yalah mudahnya mengendalikan titik didih pada suhu dibawah 100 celsius dan juga laju penguapan dapat diperhitungkan. Model penguap hampa yang sesuai adalah model kalandria dengan pipa SUS 304 diameter 3” sehingga selain berfungsi sebagai pesawat penguap sekaligus sebagai konsentrator, sedangkan untuk penghampaan digunakan barometric condenser yang selain berfungsi untuk mengkondensasikan uap sekaligus berfungsi sebagai pompa hampa udara, sistim ini sangat lebih sederhana dan ekonomis dibanding dengan penggunaan pompa hampa . Kelebihan lain dengan mengganti sistim penguap terbuka dengan penguap tertutup dan hampa yalah sangat memungkinkan untuk dihasilkan produk diversivikasi antara lain : Page 7 of 10
  • 8. Peralatan Penguap/Konsentrator No Nama Peralatan Jumlah Kapasitas 1 Barometric Condenser c/w pump 2 unit 2 Pesawat penguap/konsentrator 2 unit 3 Tangki syrup hampa c/w pompa syrup 1 unit Syrup Gula Kelapa. Adalah syrup kental hasil penguapan dari nira kelapa atau nira aren yang telah mengalami proses pemurnian sampai Brix 77-80, untuk proses pembuatan syrup ini kehampaan evaporator harus lebih tinggi dari 24 inchi kolom air raksa agar didapat penguapan pada suhu 55 derajat celsius, dengan demikian akan dihasilkan syrup dengan warna kuning muda dan tranparant. Pemurnian dilakukan untuk mengambil semua padatan tak larut (Non Sugar Solid) sehingga kandungan kotoran pada produk akhir tidak ternyata. Produk ini akan diminati selain untuk domestik (rumah tangga) juga untuk industri makanan dan minuman. Syrup dihasilkan langsung dari proses penguapan dan pengentalan. Gula Merah Cetak Pada proses tradisional hasil penguapan dan pengentalan dengan pan terbuka langsung dilakukan pencetakan sesuai bentuk yang diinginkan , umumnya bentuk kubus atau cilindris seperti yang banyak dijumpai dipasaran. Dengan melakukan penguapan dan pengentalan dalam pan tertutup dan hampa didapat produk masa kental dengan kandungan air 10-12% , temperature didalam pesawat pengental antara 70-75 derajat Celsius sehingga caramel tidak terjadi, produk pengentalan ini diturunkan kedalam pesawat pencampur (mixer) sehingga didapatkan produk yang homogen , mixer didesign dengan double jacket yang dihubungkan dengan pipa uap agar selama proses pencetakan masa kental atau massecuite selalu dalam keadaan panas (tidak terjadi pembekuan dalam mixer). Page 8 of 10
  • 9. Peralatan Gula Merah Cetak No Nama Peralatan Jumlah Kapasitas 1 Ribbon screw mixer 1 unit 200-500 liter 2 Cetakan LS Sesuai permintaan Gula Semut Kristak/ Gula Organik Kristal. Kombinasi Gula Organik Kristal/ Gula Semut Kristal dapat pula dihasilkan dari Nira Kelapa dengan proses penguapan dan pengentalan hampa, pengkristalan dapat dilakukan didalam pesawat pengental atau diluar pesawat pengental tergantung dari tingkat kemurnian nira. Presentase produksi gula organic kristal dalam kisaran 50-60% dari total padatan dalam nira sisanya adalah syrup, dengan kata lain tidak dapat 100% total padatan dalam nira dijadikan gula organic kristal. Peralatan tambahan. No Nama Peralatan Jumlah Kapasitas 1 Kristaliser 3 unit 2 Centrifugal separator 1 unit 3 Pesawat pengering gula 1 unit 4 Tangki syrup 1 unit Peralatan bantu. Kelistrikan. Daya listrik diperlukan untuk mendukung sistem pompa, penggerak mixer, penggerak centrifugal separator, pompa pengisi air ketel dapat dipenuhi dengan diesel generator (app 15 kw) atau listrik dari PLN. Laboratorium Equipment. Minimal disediakan alat alat lab, tabung reaksi, timbangan analisa, ph meter, brix hydrometer, sacharimeter/polarimeter dll. Page 9 of 10