SlideShare a Scribd company logo
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia 
Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang 
sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan manusia 
Indonesia seutuhnya. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia 
tidak pernah berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh 
pemerintah melalui Depdiknas. Salah satu terobosan yang sering dilakukan 
adlah dengan adanya pergantian Kurikulum, hingga sampai saat ini 
Kurikulum 2013 yang digunakan. Dalam implementasi Kurikulum 2013 ini 
diperlukan pendekatan yang dapat mengintregasikan antara aspek teoritis dan 
praktis. 
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk jenjang SMA atau 
yang sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific 
appoach). Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, 
pengetahuan, dan keterampilan (Kemendikbud, 2013). Dari berbagai kajian 
tentang strategi pembelajaran, salah satu pendekatan yang mendekati 
konsepsi tersebut adalah pendekatan projek atau yang dikenal sebagai Project 
Based Learning. 
Project Based Learning merupakan suatu pendekatan pengajaran yang 
dikembangkan berdasarkan prinsip konstruktivisme, problem solving, inquiri 
riset, integrated studies dan refleksinya yang menekankan pada aspek kajian 
teoritis dan aplikasinya (Sudarya, 2008). Dalam Project Based Learning 
siswa mengembangkan suatu proyek bak secara individu ataupun secara 
kelompok untuk menghasilkan suatu poduk, misalnya portofolio. Kemudian 
hasilnya nanti akan disajikan. Pelaksanaan Project Based Learning dapat 
menggunakan berbagai sumber belajar, baik itu secara teoritis dari buku-buku, 
jurnal atau media lainnya yang nantinya akan di buktikan dengan 
pengamatan lapangan. Dari sinilah siswa dapat lebih mandiri dalam belajar.
Siswa dapat menemukan sendiri apa yang mereka pelajari baik secara teoritis 
maupun praktis. 
Pendekatan pembelajaran ini dapat digunakan untuk semua mata 
pelajaran di sekolahnya, yang salah satunya adalah mata pelajaran Geografi. 
Untuk mengetahui lebih jauh tentang pendekatan pembelajaran ini maka 
disusun makalah ini dengan judul “Project Based Learning”. 
2 
B. Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berusaha untuk menjawab 
pertanyaan berikut terkait dengan pendekatan Project Based Learning. 
1. Apakah yang dimaksud dengan Project Based Learning? 
2. Apakah landasar Project Based Learning? 
3. Apa perbedaan pembelajaran kelas Konvensional dengan kelas Project 
Based Learning? 
4. Bagaimana langkah-langkah Project Based Learning? 
5. Apakah keuntungan dan kelemahan Project Based Learning? 
6. Bagaimana desain pembelajaran dengan Project Based Learning? 
C. Tujuan Penulisan 
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah: 
1. Untuk mengetahui pengertian Project Based Learning. 
2. Untuk mengetahui landasan Project Based Learning. 
3. Untuk mengetahui perbedaan kelas Konvensional dengan kelas Project 
Based Learning. 
4. Untuk mengetahui langkah-langah Project Based Learning. 
5. Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan Project Based Learning. 
6. Untuk mengetahui desain pembelajaran dengan Project Based Learn
3 
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Pengertian Project Based Learning 
Project based learning merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah 
banyak dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Jika 
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, project based learning bermakna 
sebagai pembelajaran berbasis proyek. Project based learning adalah sebuah 
model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar 
kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. 
Definisi secara lebih komperehensif tentang Project Based Learning 
menurut The George Lucas Educational Foundation (2005) adalah sebagai 
berikut : 
1. Project-based learning is curriculum fueled and standards based. Project 
Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menghendaki 
adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Project Based Learning, 
proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a 
guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek 
kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam 
kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik 
dapat melihat berbagai elemen mayor sekaligus berbagai prinsip dalam 
sebuah displin yang sedang dikajinya. 
2. Project-based learning asks a question or poses a problem that each 
student can answer. Project Based Learning adalah model pembelajaran 
yang menuntut pengajar dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan 
penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa masingmasing peserta 
didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Project Based Learning 
memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten 
(materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, 
dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan 
setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun.
3. Project-based learning asks students to investigate issues and topics 
addressing real-world problems while integrating subjects across the 
curriculum. Project Based Leraning merupakan pendekatan pembelajaran 
yang menuntut peserta didik membuat “jembatan” yang menghubungkan 
antar berbagai subjek materi. Melalui jalan ini, peserta didik dapat melihat 
pengetahuan secara holistik. Lebih daripada itu, Project Based Learning 
merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini 
akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. 
4. Project-based learning is a method that fosters abstract, intellectual tasks 
to explore complex issues. Project Based Learning merupakan pendekatan 
pembelajaran yang memperhatikan pemahaman. Peserta didik melakukan 
eksplorasi, penilaian, interpretasi dan mensintesis informasi melalui cara 
yang bermakna. 
Global SchoolNet (2000) melaporkan hasil penelitian the AutoDesk 
Foundation tentang karakteristik Project Based Learning. Hasil penelitian 
tersebut menyebutkan bahwa Project Based Learning adalah pendekatan 
pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 
1. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja, 
2. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik, 
3. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas 
4 
permasalahan atau tantangan yang diajukan, 
4. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan 
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan, 
5. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu, 
6. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah 
dijalankan, 
7. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, 
8. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan
5 
B. Landasan Project Based Learning 
Kecenderungan abad XXI ditandai oleh peningkatan kompleksitas 
peralatan teknologi, dan munculnya gerakan restrukturisasi korporatif yang 
menekankan kombinasi kualitas teknologi dan manusia, menyebabkan dunia 
kerja akan memerlukan orang yang dapat mengambil inisiatif, berpikir kritis, 
kreatif, dan cakap memecahkan masalah. Hubungan “manusia-mesin” bukan 
lagi merupakan hubungan mekanistik akan tetapi merupakan interaksi 
komunikatif yang menuntut kecakapan berpikir tingkat tinggi. 
Kecenderungan-kecenderungan tersebut mulai direspon oleh dunia 
pendidikan di Indonesia, yang semenjak tahun 2000 menerapkan empat 
pendekatan pendidikan, yakni (1) pendidikan berorientasi kecakapan hidup 
(life skills), (2) kurikulum dan pembelajaran berbasis kompetensi, (3) 
pembelajaran berbasis produksi, dan (4) pendidikan berbasis luas (broad-based 
education). Orientasi baru pendidikan itu berkehendak menjadikan 
lembaga pendidikan sebagai lembaga pendidikan kecakapan hidup, dengan 
pendidikan yang bertujuan mencapai kompetensi (selanjutnya disebut 
pembelajaran berbasis kompetensi), dengan proses pembelajaran yang otentik 
dan kontekstual yang dapat menghasilkan produk bernilai dan bermakna bagi 
mahasiswa, dan pemberian layanan pendidikan berbasis luas melalui berbagai 
jalur dan jenjang pendidikan yang fleksibel multi-entry-multi-exit (Depdiknas, 
dalam Waras, 2007). 
Pendidikan berorientasi kecakapan hidup, pembelajaran berbasis 
kompetensi, dan proses pembelajaran yang diharapkan menghasilkan produk 
yang bernilai, menuntut lingkungan belajar yang kaya dan nyata (rich and 
natural environment), yang dapat memberikan pengalaman belajar dimensi-dimensi 
kompetensi secara integratif. Lingkungan belajar yang dimaksud 
ditandai oleh: 
1. Situasi belajar, lingkungan, isi dan tugas-tugas yang relevan, realistik, 
otentik, dan menyajikan kompleksitas alami “dunia nyata”; 
2. Sumber-sumber data primer digunakan agar menjamin keotentikan dan 
kompleksitas dunia nyata;
3. Mengembangkan kecakapan hidup dan bukan reproduksi pengetahuan; 
4. Pengembangan kecakapan ini berada di dalam konteks individual dan 
6 
melalui negosiasi sosial, kolaborasi, dan pengalaman; 
5. Kompetensi sebelumnya, keyakinan, dan sikap dipertimbangkan sebagai 
prasyarat; 
6. Keterampilan pemecahan masalah, berpikir tingkat tinggi, dan pemahaman 
mendalam ditekankan; 
7. Siswa diberi peluang untuk belajar secara apprenticeship di mana terdapat 
penambahan kompleksitas tugas, pemerolehan pengetahuan dan 
keterampilan; 
8. Kompleksitas pengetahuan dicerminkan oleh penekanan belajar pada 
keterhubungan konseptual, dan belajar interdisipliner; 
9. Belajar kooperatif dan kolaboratif diutamakan agar dapat mengekspos 
mahasiswa ke dalam pandangan-pandangan alternatif; dan 
10. Pengukuran adalah otentik dan menjadi bagian tak terpisahkan dari 
kegiatan pembelajaran (Simons, dalam Waras, 2007). 
Memperhatikan karakteristiknya yang unik dan komprehensif, model 
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) cukup potensial 
untuk memenuhi tuntutan pembelajaran tersebut. Model Pembelajaran 
Berbasis Proyek membantu mahasiswa dalam belajar: (1) pengetahuan dan 
keterampilan yang kokoh dan bermakna-guna (meaningful-use) yang 
dibangun melalui tugas-tugas dan pekerjaan yang otentik (Cord, 2001; Hung 
& Wong, 2000; Myers & Botti, 2000; dalam Global SchoolNet, 2000); (2) 
memperluas pengetahuan melalui keotentikan kegiatan kurikuler yang 
terdukung oleh proses kegiatan belajar melakukan perencanaan (designing) 
atau investigasi yang open-ended, dengan hasil atau jawaban yang tidak 
ditetapkan sebelumnya oleh perspektif tertentu; dan (3) dalam proses 
membangun pengetahuan melalui pengalaman dunia nyata dan negosiasi 
kognitif antarpersonal yang berlangsung di dalam suasana kerja kolaboratif.
7 
C. Perbedaan Kelas Konvensional dengan Kelas Project Based Learning 
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa 
pendekatan Project Based Learning dikembangkan berdasarkan faham 
filsafat konstruktivisme dalam pembelajaran. Konstruktivisme 
mengembangkan atmosfer pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk 
menyusun sendiri pengetahuannya. Project based learning merupakan 
pendekatan pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada peserta didik 
untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara 
kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat 
dipresentasikan kepada orang lain. 
Perbedaan situasi kelas konvensional dan Project Based Learning 
ditunjukkan pada gambar 1. 
Gambar 1. Perbandingan Kelas Konvensional dan Kelas Project Based 
Learning 
Pada pendekatan Project Based Learning, pengajar berperan sebagai 
fasilitator bagi peserta didik untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan 
penuntun. Sedangkan pada kelas ”konvensional” pengajar dianggap sebagai
seseorang yang paling menguasai materi dan karenanya semua informasi 
diberikan secara langsung kepada peserta didik. Pada kelas Project Based 
Learning, peserta didik dibiasakan bekerja secara kolaboratif, penilaian 
dilakukan secara autentik, dan sumber belajar bisa sangat berkembang. Hal 
ini berbeda dengan kelas ”konvensional” yang terbiasa dengan situasi kelas 
individual, penilaian lebih dominan pada aspek hasil daripada proses, dan 
sumber belajar cenderung stagnan. Untuk lebih jelasnya perbedaan antara 
kelas project based learning dan kelas konvensional dapat dilihat pada tabel 
1.1. 
8 
Tabel 1.1. Perbedaan Kelas Konfensional dan Kelas Project Based Learning 
No. Pembeda Konvensional Project Based Learning 
1. Kurikulum - Mengacu pada 
kurikulum yang baku 
- Cakupan materi yang 
lebar 
- Menghafal materi 
tanpa berpikir fakta 
- Jangka panjang, 
interdisciplinary, pelajar 
sebagai pusat perhatian 
dalam menyimak isu 
dunia nyata yang 
menarik perhatian 
pelajar 
- Adanya investigasi dan 
riset yang mendalam 
2. Kelas - Pengajaran dilakukan 
dengan penempatan 
pelajar pada tempat 
duduk yang rapih dan 
kaku dalam format 
baris dan kolom. 
- Berupaya merangkul 
semua orang 
bersama-sama, 
- Pelajar duduk secara 
fleksibel, santai dan 
berkolaborasi di dalam 
tim. 
- Petunjuk pembelajaran 
fleksibel, banyak 
perbedaan tingkat dan 
topik yang dipelajari 
oleh tiap pelajar
9 
belajar di langkah 
dan bobot yang sama 
- Berusaha secara 
individu untuk 
mencapai target 
- mendorong pelajar 
bekerja dalam tim yang 
heterogen untuk 
mencapai target 
3. Pelajar Bergantung kepada 
pengajar dalam 
menyelesaikan intruksi 
Bertanggung jawab atas diri 
sendiri, menggambarkan 
tugasnya sendiri dan 
bekerja sebagai anggota 
suatu tim untuk waktu 
tertentu dengan suatu target 
4. Pengajar Pengajar sebagai pemberi 
ceramah/ narasumber dan 
tenaga ahli. 
Pengajar sebagai fasilitator 
dan menyediakan sumber 
daya 
5. Teknologi Memberikan reward bagi 
yang menyelesaikan 
tugas dan sebaliknya 
memberikan hukuman 
bagi yang tidak 
menguasai konsep 
Menggunakan alat yang 
terintegrasi dalam semua 
aspek kelas, seperti dalam 
pemecahan masalah, 
komunikasi, meneliti hasil, 
dan mengumpulkan 
informasi. 
Sumber: Purnawan, 2007 
D. Langkah-Langkah Project Based Learning 
Di dalam project based learning, pelajar bekerja bersama tugas yang 
diberikan pengajar agar aktif. Pelajar dapat bekerja secara individu maupun 
kelompok. Dalam banyak kasus, pelajar mengerjakan proyek secara 
bersamaan di dalam kelompok kecil. Terdapat dua jenis kelompok, yakni 
kelompok off-campus dan kelompok on-campus. Kebutuhan dua jenis 
kelompok ini sedikit berbeda. Pelajar dalam kelompok on-campus dapat 
bertemu secara fisik, tidak memerlukan alat bantu komunikasi canggih, tetapi
memerlukan koordinasi kerja (perencanaan, penjadwalan, dan lain-lain). 
Pelajar di dalam suatu kelompok off-campus memerlukan komunikasi luas 
untuk mengerjakan tugas secara kolaboratif. Oleh karena itu, pelajar 
memerlukan fasilitas synchronous dan asynchronous sebagai tambahan 
terhadap koordinasi kerja. Kegiatan pelajar dapat dikelompokkan tiga 
kategori aktifitas individu, aktifitas dalam kelompok, dan aktifitas antar-kelompok. 
Aktifitas di dalam kategori yang ketiga ini dilaksanakan oleh 
10 
individu atau kelompok pelajar. 
1. Secara Individual 
Setiap individu pelajar mempunyai kebutuhan yang tidak perlu sama 
dalam suatu kelompok. Tiap-tiap pelajar mempunyai kemampuan yang 
berbeda, pendekatan belajar, dan penyelesaian tugas. Selama mengerjakan 
proyek, tiap pelajar melaksanakan aktifitas seperti : memvisualisasikan 
aktifitas proyek dan mencari tugas yang akan dikerjakan, mengatur 
jadwal, mengorganisir materi pembelajaran, menata dokumen (computer-files), 
mengirimkan pesan kepada pengajar atau ahli, self assessment. Para 
pelajar dapat memberikan kontribusi terhadap proyek yang berbeda secara 
simultan. 
2. Di dalam Kelompok 
Ketika seseorang bekerja di dalam kelompok, para pelajar harus bekerja 
sama. Kerja sama berlangsung dalam wujud aktifitas dasar seperti : 
brainstorming, diskusi, melakukan editing dokumen secara bersama-sama, 
sinkronisasi komunikasi lewat audio, video, atau text, menata 
dokumen kelompok, task scheduling, peer assessment. Sebagian dari 
aktifitas ini dapat dilakukan bersama kelompok on-campus tanpa 
perangkat spesifik. Sedangkan para pelajar dalam kelompok off-campus 
didukung oleh perangkat yang memadai. 
3. Antar Kelompok 
Di dalam project based learning, para pelajar menyelesaikan aktifitas 
lain dalam bentuk berbagi informasi dan pengetahuan dengan kelompok
lain. Contoh aktifitas ini adalah : presentasi, peer reviews, memberikan 
kontribusi pada forum diskusi. 
Ini adalah tahapan utama pembelajaran dan terdiri dari sejumlah 
aktifitas berkenaan dengan persiapan dan langkah penting pengerjaan suatu 
proyek. Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Leraning 
terdiri dari : 
1. Start With the Essential Question 
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu 
pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam 
melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas 
dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar 
berusaha agar topik yang diangkat relefan untuk para peserta didik. 
11 
2. Design a Plan for the Project 
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan 
peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa 
“memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan 
main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab 
pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek 
yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses 
untuk membantu penyelesaian proyek. 
3. Create a Schedule 
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal 
aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara 
lain: (a) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (b) membuat 
deadline penyelesaian proyek, (c) membawa peserta didik agar 
merencanakan cara yang baru, (d) membimbing peserta didik ketika 
mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (e) 
meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang 
pemilihan suatu cara. 
4. Monitor the Students and the Progress of the Project
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap 
aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring 
dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. 
Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas 
peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah 
rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting. 
12 
5. Assess the Outcome 
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur 
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing 
peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman 
yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun 
strategi pembelajaran berikutnya. 
Pada sistem penilaian project based learning kegiatan penilaian 
terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu 
tertentu. Oleh karena itu, pada penilaian proyek ini setidaknya ada 3 hal 
yang perlu dipertimbangkan yaitu: 
a. Kemapuan pengelolaan 
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi 
dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan. 
b. Relevansi 
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan 
tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam 
pembelajaran. 
c. Keaslian 
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil 
karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa 
petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik. 
6. Evaluate the Experience 
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik 
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah 
dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan 
perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan 
peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki 
kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan 
suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang 
diajukan pada tahap pertama pembelajaran. 
Penerapan Project Based Learning telah menunjukan bahwa 
pendekatan tersebut sanggup membuat peserta didik mengalami proses 
pembelajaran yang bermakna, yaitu pembelajaran yang dikembangkan 
berdasarkan faham konstruktivisme. Peserta didik diberi kesempatan untuk 
menggali sendiri informasi melalui membaca berbagai buku secara 
langsung, membuat presentasi untuk orang lain, mengkomunikasikan hasil 
aktivitasnya kepada orang lain, bekerja dalam kelompok, memberikan usul 
atau gagasannya untuk orang lain dan berbagai aktivitas lainnya. Semuanya 
menggambarkan tentang bagaimana semestinya orang dewasa belajar agar 
lebih bermakna. 
13 
E. Keuntungan dan Kekurangan Project Based Learning 
Project based learning adalah suatu pendekatan komprehensif yang 
memberikan petunjuk bagi pelajar, bekerja secara individu atau kelompok, 
dan berhubungan dengan topik di dunia nyata. Penerapan project based 
learning yang baik dapat memberikan kemampuan yang bermanfaat bagi 
pelajar. 
Keberhasilan project based learning terjadi ketika pelajar 
mendapatkan motivasi yang tinggi, merasa aktif dalam pembelajarannya, dan 
menghasilkan hasil kerja berkualitas tinggi. Berikut bebrapa keuntungan 
dengan pendekatan project based learning (Purnawan, 2007): 
1. Memotivasi pelajar dengan melibatkannya di dalam pembelajarannya, 
membiarkan sesuai minatnya, menjawab pertanyaan dan untuk membuat 
keputusan dalam proses belajar. 
2. Menyediakan kesempatan pembelajaran berbagai disiplin ilmu.
3. Membantu keterkaitan hidup di luar sekolah, memperhatikan dunia 
14 
nyata, dan mengembangkan ketrampilan nyata. 
4. Menyediakan peluang unik karena pengajar membangun hubungan 
dengan pelajar, sebagai pelatih, fasilitator, dan co-learner. 
5. Menyediakan kesempatan untuk membangun hubungan dengan 
komunitas yang besar. 
6. Membuat peserta didik lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem 
yang kompleks. 
7. Mendorong pesrta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan 
ketrampilan komunikasi. 
8. Memberikan pengalaman pada peserta didik pembelajaran dan praktik 
dalam mengorganisasikan proyek, dan membuat alokasi waktu dan 
sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. 
9. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara 
kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata. 
10. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik 
maupun pendidik menikmati proses pembelajaran. 
Project based learning memang memiliki banyak kelebihan, namun di 
sisi lain pembelajaran yang berbasis proyek seperti ini juga memiliki 
kelemahan. Kelemahan dalam project based learning antara lain: 
1. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah. 
2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak. 
3. Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana 
instruktur memegang peran utama di dalam kelas. 
4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan. 
5. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan 
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan. 
6. Ada kemungkinan peserta didik ada yang kurang aktif dalam kerja 
kelompok.
7. Ketika topik yang diberikan pada masing-masing kelompok berbeda, 
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara 
keseluruhan. 
15 
F. Desain Program Project Based Learning 
Desain program pembelajaran Geografi untuk kelas X SMA kali ini 
akan dikembangkan dengan prinsip Project based Learning. Kegiatan 
pembelajaran akan dibagi ke dalam beberapa fase yang ditujukan agar siswa 
memiliki kesempatan untuk merencanakan, mengimplementasi dan 
mempresentasikan projek yang mereka kembangkan. Dari fase-fase tersebut 
diharapkan siswa dapat memperkaya wawasan teoritis dan empiris 
berdasarkan hasil pengembangan diri misalnya melalui refleksi terhadap 
praktik dan pengembangan sejawatnya. Contoh desain pelaksanaan 
pembelajaran Geografi kelas X dengan menerapkan project based learning, 
adalah sebagai berikut: 
Kompetensi Inti : 
4. Mencoba mengolah dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak 
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara 
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. 
Kompetensi Dasar : 
4.1. Menyusun karya tulis berdasarkan hasil observasi gejala litosfer, 
atmosfer atau hidrosfer di lingkungan sekitar dengan pendekatan geografi. 
4.2. Menyajikan karya tulis gejala litosfer, atmosfer, dan hidrosfer dengan 
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. 
1. Fase Persiapan 
a. Guru membuka pembelajaran dengan bercerita tentang masalah-masalah 
lingkungan hidup kaitannya dengan fenomena geosfer, yaitu 
gejala litosfer, atmosfer dan hidrosfer. 
b. Guru mengembangkan strategi pembelajaran (Project-based Learning) 
yang dimulai dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan esensial pada 
siswa yang nantinya akan menjadi topik dalam penugasan.
c. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok Tiap kelompok 
16 
mengidentifikasi permasalahan yang akan menjadi projek mereka; 
d. Fokus permasalahan setiap kelompok berkaitan dengan kondisi 
lingkungan sekitar yang ada kaitannya dengan fenomena geosfer, yaitu 
gejala litosfer, atmosfer dan hidrosfer. 
e. Tugas ini dikerjakan oleh siswa selama satu minggu dan akan dibahas 
pada pertemuan berikutnya. 
2. Fase Implementasi 
Siswa: 
a. Mengembangkan perencanaan projek, dimulai dari identifikasi 
permasalahan, strategi riset dan pemecahan masalah serta 
pengembangan laporan; 
b. Melakukan riset untuk memecahkan permasalahan; siswa melakukan 
studi lapangan dan mengkomparasikan dengan hasil studi teoritis 
sehingga siswa dapat menjelaskan ragam praksis yang terjadi serta 
kaitannya dengan rujukan teoretis tertentu. 
c. Dalam perkembangan risetnya, siswa dapat melakukan bimbingan 
terprogram untuk penyusunan laporan kegiatan projek. 
Guru: 
Memberikan arahan dan bimbingan pada siswa dalam menyusun laporan 
riset projek. 
3. Fase Seminar 
Siswa: 
a. Sekelompok siswa mempresentasikan temuan dari projeknya dan 
kelompok lain menanggapi. 
b. Siswa saling mendiskusikan temuan mereka serta merefleksikan 
terhadap apa yang mereka lakukan sehari-hari. 
Guru: 
a. Memandu dan memfasilitasi kegiatan presentasi dan diskusi. 
b. Memberikan umpan balik, input, saran dan rekomendasi. 
4. Fase Penutup
Siswa: 
Memberikan umpan balik dan masukan terhadap jalannya pembelajaran 
dengan pendekatan Project-based Learning yang digunakan. 
Guru: 
Memberikan review terhadap materi pembelajaran. 
17
18 
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Berdasarkan pembahasan dari bab sebelumnya, sesuai dengan tujuan 
penulisan makalah kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis adalah sebagai 
berikut: 
1. Project Based Learning adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran 
yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan 
yang kompleks. 
2. Model pembelajaran ini muncul karena kecenderungan abad XXI ditandai oleh 
peningkatan kompleksitas peralatan teknologi, dan munculnya gerakan 
restrukturisasi korporatif yang menekankan kombinasi kualitas teknologi 
dan manusia, menyebabkan dunia kerja akan memerlukan orang yang dapat 
mengambil inisiatif, berpikir kritis, kreatif, dan cakap memecahkan 
masalah. 
3. Implementasi pembelajaran dengan pendekatan konvensional dengan 
project based learning jelas berbeda. Pada pembelajaran konvensional, 
kelas cenderung berpusat pada guru. Sedangkan pada kelas project based 
learning cenderung siswa yang mencari tahu sendiri apa yang mereka 
pelajari baik secara individu ataupun kelompok, guru hanya berperan 
sebagai fasilitator di dalam kelas. 
4. Langkah pelaksanaan project based learning dimulai dari pertanyaan 
esensial yang emngandung masalah, perencanaan program, pembuatan 
jadwal pelaksanaan, monitoring, penyusunan laporan, penilaian,dan 
diakhiri dengan evaluasi. 
5. Project based learning lebih memiliki banyak kelebihan dibanding kelas 
konvensional. Pelaksanaannyapun dapat di desain sesuai kebutuhan dalam 
mata pelajaran yang akan digunakan. Walaupun dalam pelaksanaannya 
juga memiliki banyak kekurangan, khusunya mengenai waktu pelaksanaan 
dan pembiayaan.
6. Desain pembelajaran project based learning dapat disesuaikan sesuai 
19 
kebutuhan masing-masing mata pelajaran dan materi pembelajaran. 
B. Komentar 
Project Based Learning merupakan salah satu pendekatan dalam 
pembelajaran yang sesuai dengan implementasi Kurikulum 2013, yang 
menghendaki adanya pendekatan scientific dalam pembelajaran. Oleh karena 
itu hendaknya untuk setiap guru dapat menerapkan model pembelajaran ini. 
Karena dengan model pembelajaran seperti inilah siswa akan menjadi lebih 
aktif dan kreatif, dengan belajar dari apa yang mereka lihat dari 
lingkungannya.
20 
DAFTAR PUSTAKA 
Global School Net.( 2000). Introduction to Networked Project-Based 
Learning.http://www.gsn.org/web/pbl/whatis.htm (diuduh pada 1 Oktober 
2014, pukul 22:10 WIB). 
Kemendikbud. 2013. Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013. 
Jakarta. 
Rais 2009. Pengembangan Model Project Based Learning: Suatu Upaya 
Meningkatkan Kecakapan Akademik Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin 
UNM.Laporan Penelitian Tahun I DP2M DIKTI-LEMLIT UNM. 
Purnawan,Yudi. 2007. Deskripsi Model Pembelajaran Berbasis Proyek. 
http://www.yudipurnawan.wordpress.com (diakses pada 30 September 
20.14 WIB). 
Sudarya, Yahya. 2008. Pengembangan Project-Based Learning dalam Mata 
Kuliah Evaluasi Pembelajaran di PGSD Bumi Siliwangi UPI. Jurnal 
Pendidikan Dasar No.10 Oktober 2008. UPI: Bandung. 
Waras, Kamdi. 2007. Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial untuk 
Peningkatan Mutu Pembelajaran. http://lubisgrafura.wordpress.com 
(diunduh pada 1 Oktober 2014, pukul 22.00 WIB).

More Related Content

What's hot

Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapAchmad Anang Aswanto
 
5. ANALISIS CP, TP dan ATP Matematika120.docx
5. ANALISIS CP, TP dan ATP Matematika120.docx5. ANALISIS CP, TP dan ATP Matematika120.docx
5. ANALISIS CP, TP dan ATP Matematika120.docx
MinarMurni
 
Matematika Kelas II : Membaca dan menentukan jam
Matematika Kelas II : Membaca dan menentukan jamMatematika Kelas II : Membaca dan menentukan jam
Matematika Kelas II : Membaca dan menentukan jamIngka MZz
 
Laporan hasil tracer study smk
Laporan hasil  tracer study smkLaporan hasil  tracer study smk
Laporan hasil tracer study smk
Daly Indra
 
Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Matematika SMA kls X, XI,& XII
Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Matematika SMA kls X, XI,& XIIStandar Kompetensi & Kompetensi Dasar Matematika SMA kls X, XI,& XII
Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Matematika SMA kls X, XI,& XIIRian Maulana
 
Rpp kd 3.2 program linear fix
Rpp kd 3.2 program linear fixRpp kd 3.2 program linear fix
Rpp kd 3.2 program linear fix
AZLAN ANDARU
 
MASALAH.pptx
MASALAH.pptxMASALAH.pptx
MASALAH.pptx
AdiFirmansyah51
 
Rpp Statistika kur. 2013 kelas 7 semster genap
Rpp Statistika kur. 2013 kelas 7 semster genapRpp Statistika kur. 2013 kelas 7 semster genap
Rpp Statistika kur. 2013 kelas 7 semster genap
umar fauzi
 
Angket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswaAngket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswa
Yati Rostiati
 
01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx
01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx
01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx
10MThoriqShihab
 
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Narto Wastyowadi
 
Program tahunan-matematika-sma-kelas-xi-kurikulum-2013-wajib
Program tahunan-matematika-sma-kelas-xi-kurikulum-2013-wajibProgram tahunan-matematika-sma-kelas-xi-kurikulum-2013-wajib
Program tahunan-matematika-sma-kelas-xi-kurikulum-2013-wajib
azrilliansyah sulaiman
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Agnas Setiawan
 
Kko indikator HOTS
Kko indikator HOTSKko indikator HOTS
Kko indikator HOTS
umirosidah5
 
3. lkpd 3.7
3. lkpd 3.73. lkpd 3.7
3. lkpd 3.7
Rini Hadiyanti
 
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013
Kerangka Dasar dan  Struktur Kurikulum 2013Kerangka Dasar dan  Struktur Kurikulum 2013
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013Nurfadilah Abdullah
 
Rubrik penilaian makalah
Rubrik penilaian makalahRubrik penilaian makalah
Rubrik penilaian makalah
Markus Iyus Supiandi
 

What's hot (20)

Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
 
PENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKA
PENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKAPENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKA
PENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKA
 
5. ANALISIS CP, TP dan ATP Matematika120.docx
5. ANALISIS CP, TP dan ATP Matematika120.docx5. ANALISIS CP, TP dan ATP Matematika120.docx
5. ANALISIS CP, TP dan ATP Matematika120.docx
 
Matematika Kelas II : Membaca dan menentukan jam
Matematika Kelas II : Membaca dan menentukan jamMatematika Kelas II : Membaca dan menentukan jam
Matematika Kelas II : Membaca dan menentukan jam
 
Laporan hasil tracer study smk
Laporan hasil  tracer study smkLaporan hasil  tracer study smk
Laporan hasil tracer study smk
 
Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Matematika SMA kls X, XI,& XII
Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Matematika SMA kls X, XI,& XIIStandar Kompetensi & Kompetensi Dasar Matematika SMA kls X, XI,& XII
Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Matematika SMA kls X, XI,& XII
 
Rpp kd 3.2 program linear fix
Rpp kd 3.2 program linear fixRpp kd 3.2 program linear fix
Rpp kd 3.2 program linear fix
 
MASALAH.pptx
MASALAH.pptxMASALAH.pptx
MASALAH.pptx
 
Rpp Statistika kur. 2013 kelas 7 semster genap
Rpp Statistika kur. 2013 kelas 7 semster genapRpp Statistika kur. 2013 kelas 7 semster genap
Rpp Statistika kur. 2013 kelas 7 semster genap
 
Format RPP Kurikulum 2013
Format RPP Kurikulum 2013Format RPP Kurikulum 2013
Format RPP Kurikulum 2013
 
Angket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswaAngket minat belajar siswa
Angket minat belajar siswa
 
Rubrik penilaian
Rubrik penilaianRubrik penilaian
Rubrik penilaian
 
01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx
01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx
01 Template PPT Sidang Skripsi.pptx
 
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
 
Program tahunan-matematika-sma-kelas-xi-kurikulum-2013-wajib
Program tahunan-matematika-sma-kelas-xi-kurikulum-2013-wajibProgram tahunan-matematika-sma-kelas-xi-kurikulum-2013-wajib
Program tahunan-matematika-sma-kelas-xi-kurikulum-2013-wajib
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
 
Kko indikator HOTS
Kko indikator HOTSKko indikator HOTS
Kko indikator HOTS
 
3. lkpd 3.7
3. lkpd 3.73. lkpd 3.7
3. lkpd 3.7
 
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013
Kerangka Dasar dan  Struktur Kurikulum 2013Kerangka Dasar dan  Struktur Kurikulum 2013
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013
 
Rubrik penilaian makalah
Rubrik penilaian makalahRubrik penilaian makalah
Rubrik penilaian makalah
 

Viewers also liked

Kelompok 5 (contoh pembelajaran berbasis projek)
Kelompok 5 (contoh pembelajaran berbasis projek)Kelompok 5 (contoh pembelajaran berbasis projek)
Kelompok 5 (contoh pembelajaran berbasis projek)
Dewi Isnaeni
 
Contoh rpp project based learning
Contoh rpp project based learningContoh rpp project based learning
Contoh rpp project based learning
Azhari Umar
 
Model pembelajaran project based learning (pjbl)
Model pembelajaran project based learning (pjbl)Model pembelajaran project based learning (pjbl)
Model pembelajaran project based learning (pjbl)
SMP N 2 Sindang Indramayu
 
Kegiatan pembelajaran berbasis proyek 1
Kegiatan pembelajaran berbasis proyek 1Kegiatan pembelajaran berbasis proyek 1
Kegiatan pembelajaran berbasis proyek 1Hendra Purnama
 
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyekproject based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
Desy Aryanti
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Abdul Jamil
 
Project based learning
Project based learningProject based learning
Project based learningthongsewkim
 
Project based learning
Project based learningProject based learning
Project based learning
Yuhana Krisnawati
 
Project based learning
Project based learningProject based learning
Project based learning
Yuhana Krisnawati
 
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
Sofyan Saputra
 
Perancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICT
Perancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICTPerancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICT
Perancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICT
Negeri Pelangi
 
Pemetaan sk-kd-sosiologi-sma-pamotan(2)
Pemetaan sk-kd-sosiologi-sma-pamotan(2)Pemetaan sk-kd-sosiologi-sma-pamotan(2)
Pemetaan sk-kd-sosiologi-sma-pamotan(2)Fatkhur Rozi Kung
 
Rpp 1 tahun_kelas_xi_sman_30_jkt
Rpp 1 tahun_kelas_xi_sman_30_jktRpp 1 tahun_kelas_xi_sman_30_jkt
Rpp 1 tahun_kelas_xi_sman_30_jkt
Dadangsaputra
 
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografiSofyan Saputra
 
1.3 c konsep model pembelajaran PjBL
1.3 c  konsep model pembelajaran PjBL1.3 c  konsep model pembelajaran PjBL
1.3 c konsep model pembelajaran PjBL
umar fauzi
 
Makalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam AminoMakalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Alivia Salma
 
Project based learning
Project based learningProject based learning
Project based learning
liaw5
 

Viewers also liked (20)

Kelompok 5 (contoh pembelajaran berbasis projek)
Kelompok 5 (contoh pembelajaran berbasis projek)Kelompok 5 (contoh pembelajaran berbasis projek)
Kelompok 5 (contoh pembelajaran berbasis projek)
 
Contoh rpp project based learning
Contoh rpp project based learningContoh rpp project based learning
Contoh rpp project based learning
 
Model pembelajaran project based learning (pjbl)
Model pembelajaran project based learning (pjbl)Model pembelajaran project based learning (pjbl)
Model pembelajaran project based learning (pjbl)
 
Kegiatan pembelajaran berbasis proyek 1
Kegiatan pembelajaran berbasis proyek 1Kegiatan pembelajaran berbasis proyek 1
Kegiatan pembelajaran berbasis proyek 1
 
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyekproject based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyek
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
 
Pbl jurnal 1
Pbl jurnal 1Pbl jurnal 1
Pbl jurnal 1
 
Project based learning
Project based learningProject based learning
Project based learning
 
Project based learning
Project based learningProject based learning
Project based learning
 
Project based learning
Project based learningProject based learning
Project based learning
 
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
 
Perancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICT
Perancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICTPerancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICT
Perancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICT
 
Pemetaan sk-kd-sosiologi-sma-pamotan(2)
Pemetaan sk-kd-sosiologi-sma-pamotan(2)Pemetaan sk-kd-sosiologi-sma-pamotan(2)
Pemetaan sk-kd-sosiologi-sma-pamotan(2)
 
Metode dan tehnik pembelajaran sosiologi
Metode dan tehnik pembelajaran sosiologiMetode dan tehnik pembelajaran sosiologi
Metode dan tehnik pembelajaran sosiologi
 
Rpp 1 tahun_kelas_xi_sman_30_jkt
Rpp 1 tahun_kelas_xi_sman_30_jktRpp 1 tahun_kelas_xi_sman_30_jkt
Rpp 1 tahun_kelas_xi_sman_30_jkt
 
Berbasis Proyek
Berbasis ProyekBerbasis Proyek
Berbasis Proyek
 
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
 
1.3 c konsep model pembelajaran PjBL
1.3 c  konsep model pembelajaran PjBL1.3 c  konsep model pembelajaran PjBL
1.3 c konsep model pembelajaran PjBL
 
Makalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam AminoMakalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
Makalah Kelainan Metabolisme Asam Amino
 
Project based learning
Project based learningProject based learning
Project based learning
 

Similar to Project based learning

PjBL (2).pdf
PjBL (2).pdfPjBL (2).pdf
PjBL (2).pdf
ssuserc21c12
 
Pengantar pjbl
Pengantar pjblPengantar pjbl
Pengantar pjbl
Adang Suryana
 
Penerapan model project based learning
Penerapan model project based learningPenerapan model project based learning
Penerapan model project based learning
Bahrani Lubis
 
Modul (kb 1) pembelajaran proyek
Modul (kb 1) pembelajaran proyekModul (kb 1) pembelajaran proyek
Modul (kb 1) pembelajaran proyek
PratiwiKartikaSari
 
pembelajaran Berbasis Proyek
pembelajaran Berbasis Proyekpembelajaran Berbasis Proyek
pembelajaran Berbasis Proyek
PratiwiKartikaSari
 
PjBL Kemdikbud.pdf
PjBL Kemdikbud.pdfPjBL Kemdikbud.pdf
PjBL Kemdikbud.pdf
dinariawansutopo1
 
2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning
Anna Astuti
 
2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning
Andi Johar
 
2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning
MJUNAEDI1961
 
2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning
MJUNAEDI1961
 
PPt Penyusunan Perangkat Pembelajaran.ppt
PPt Penyusunan Perangkat Pembelajaran.pptPPt Penyusunan Perangkat Pembelajaran.ppt
PPt Penyusunan Perangkat Pembelajaran.ppt
EriArdianto5
 
2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learningIndriana Tobing
 
2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning
Indriana Tobing
 
Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
Ifik Firdaus
 
pemebelajaranportofolio-201116025752.pptx
pemebelajaranportofolio-201116025752.pptxpemebelajaranportofolio-201116025752.pptx
pemebelajaranportofolio-201116025752.pptx
AkbarMuhammad38
 
3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx
3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx
3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx
MuhamadHariyadi2
 
Pembelajaran project based learning
Pembelajaran project based learningPembelajaran project based learning
Pembelajaran project based learning
DIKPORABANJARMANGU
 
2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learningZo Ri
 

Similar to Project based learning (20)

PjBL (2).pdf
PjBL (2).pdfPjBL (2).pdf
PjBL (2).pdf
 
Pengantar pjbl
Pengantar pjblPengantar pjbl
Pengantar pjbl
 
Penerapan model project based learning
Penerapan model project based learningPenerapan model project based learning
Penerapan model project based learning
 
Modul (kb 1) pembelajaran proyek
Modul (kb 1) pembelajaran proyekModul (kb 1) pembelajaran proyek
Modul (kb 1) pembelajaran proyek
 
pembelajaran Berbasis Proyek
pembelajaran Berbasis Proyekpembelajaran Berbasis Proyek
pembelajaran Berbasis Proyek
 
PjBL Kemdikbud.pdf
PjBL Kemdikbud.pdfPjBL Kemdikbud.pdf
PjBL Kemdikbud.pdf
 
2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning
 
2.2.1 project based learning al kepret
2.2.1 project based learning al kepret2.2.1 project based learning al kepret
2.2.1 project based learning al kepret
 
2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning
 
2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning
 
2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning
 
PPt Penyusunan Perangkat Pembelajaran.ppt
PPt Penyusunan Perangkat Pembelajaran.pptPPt Penyusunan Perangkat Pembelajaran.ppt
PPt Penyusunan Perangkat Pembelajaran.ppt
 
2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning
 
2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning
 
Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
 
pemebelajaranportofolio-201116025752.pptx
pemebelajaranportofolio-201116025752.pptxpemebelajaranportofolio-201116025752.pptx
pemebelajaranportofolio-201116025752.pptx
 
3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx
3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx
3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx
 
Pembelajaran project based learning
Pembelajaran project based learningPembelajaran project based learning
Pembelajaran project based learning
 
2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning2.2.1 project based learning
2.2.1 project based learning
 
3.6 project based learning
3.6 project based learning3.6 project based learning
3.6 project based learning
 

Recently uploaded

UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
Rismawati408268
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 

Recently uploaded (20)

UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 

Project based learning

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas. Salah satu terobosan yang sering dilakukan adlah dengan adanya pergantian Kurikulum, hingga sampai saat ini Kurikulum 2013 yang digunakan. Dalam implementasi Kurikulum 2013 ini diperlukan pendekatan yang dapat mengintregasikan antara aspek teoritis dan praktis. Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk jenjang SMA atau yang sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific appoach). Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Kemendikbud, 2013). Dari berbagai kajian tentang strategi pembelajaran, salah satu pendekatan yang mendekati konsepsi tersebut adalah pendekatan projek atau yang dikenal sebagai Project Based Learning. Project Based Learning merupakan suatu pendekatan pengajaran yang dikembangkan berdasarkan prinsip konstruktivisme, problem solving, inquiri riset, integrated studies dan refleksinya yang menekankan pada aspek kajian teoritis dan aplikasinya (Sudarya, 2008). Dalam Project Based Learning siswa mengembangkan suatu proyek bak secara individu ataupun secara kelompok untuk menghasilkan suatu poduk, misalnya portofolio. Kemudian hasilnya nanti akan disajikan. Pelaksanaan Project Based Learning dapat menggunakan berbagai sumber belajar, baik itu secara teoritis dari buku-buku, jurnal atau media lainnya yang nantinya akan di buktikan dengan pengamatan lapangan. Dari sinilah siswa dapat lebih mandiri dalam belajar.
  • 2. Siswa dapat menemukan sendiri apa yang mereka pelajari baik secara teoritis maupun praktis. Pendekatan pembelajaran ini dapat digunakan untuk semua mata pelajaran di sekolahnya, yang salah satunya adalah mata pelajaran Geografi. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pendekatan pembelajaran ini maka disusun makalah ini dengan judul “Project Based Learning”. 2 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berusaha untuk menjawab pertanyaan berikut terkait dengan pendekatan Project Based Learning. 1. Apakah yang dimaksud dengan Project Based Learning? 2. Apakah landasar Project Based Learning? 3. Apa perbedaan pembelajaran kelas Konvensional dengan kelas Project Based Learning? 4. Bagaimana langkah-langkah Project Based Learning? 5. Apakah keuntungan dan kelemahan Project Based Learning? 6. Bagaimana desain pembelajaran dengan Project Based Learning? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengertian Project Based Learning. 2. Untuk mengetahui landasan Project Based Learning. 3. Untuk mengetahui perbedaan kelas Konvensional dengan kelas Project Based Learning. 4. Untuk mengetahui langkah-langah Project Based Learning. 5. Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan Project Based Learning. 6. Untuk mengetahui desain pembelajaran dengan Project Based Learn
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Project Based Learning Project based learning merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah banyak dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, project based learning bermakna sebagai pembelajaran berbasis proyek. Project based learning adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Definisi secara lebih komperehensif tentang Project Based Learning menurut The George Lucas Educational Foundation (2005) adalah sebagai berikut : 1. Project-based learning is curriculum fueled and standards based. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Project Based Learning, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen mayor sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah displin yang sedang dikajinya. 2. Project-based learning asks a question or poses a problem that each student can answer. Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa masingmasing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Project Based Learning memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun.
  • 4. 3. Project-based learning asks students to investigate issues and topics addressing real-world problems while integrating subjects across the curriculum. Project Based Leraning merupakan pendekatan pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat “jembatan” yang menghubungkan antar berbagai subjek materi. Melalui jalan ini, peserta didik dapat melihat pengetahuan secara holistik. Lebih daripada itu, Project Based Learning merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. 4. Project-based learning is a method that fosters abstract, intellectual tasks to explore complex issues. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan pemahaman. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan mensintesis informasi melalui cara yang bermakna. Global SchoolNet (2000) melaporkan hasil penelitian the AutoDesk Foundation tentang karakteristik Project Based Learning. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa Project Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja, 2. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik, 3. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas 4 permasalahan atau tantangan yang diajukan, 4. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan, 5. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu, 6. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan, 7. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, 8. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan
  • 5. 5 B. Landasan Project Based Learning Kecenderungan abad XXI ditandai oleh peningkatan kompleksitas peralatan teknologi, dan munculnya gerakan restrukturisasi korporatif yang menekankan kombinasi kualitas teknologi dan manusia, menyebabkan dunia kerja akan memerlukan orang yang dapat mengambil inisiatif, berpikir kritis, kreatif, dan cakap memecahkan masalah. Hubungan “manusia-mesin” bukan lagi merupakan hubungan mekanistik akan tetapi merupakan interaksi komunikatif yang menuntut kecakapan berpikir tingkat tinggi. Kecenderungan-kecenderungan tersebut mulai direspon oleh dunia pendidikan di Indonesia, yang semenjak tahun 2000 menerapkan empat pendekatan pendidikan, yakni (1) pendidikan berorientasi kecakapan hidup (life skills), (2) kurikulum dan pembelajaran berbasis kompetensi, (3) pembelajaran berbasis produksi, dan (4) pendidikan berbasis luas (broad-based education). Orientasi baru pendidikan itu berkehendak menjadikan lembaga pendidikan sebagai lembaga pendidikan kecakapan hidup, dengan pendidikan yang bertujuan mencapai kompetensi (selanjutnya disebut pembelajaran berbasis kompetensi), dengan proses pembelajaran yang otentik dan kontekstual yang dapat menghasilkan produk bernilai dan bermakna bagi mahasiswa, dan pemberian layanan pendidikan berbasis luas melalui berbagai jalur dan jenjang pendidikan yang fleksibel multi-entry-multi-exit (Depdiknas, dalam Waras, 2007). Pendidikan berorientasi kecakapan hidup, pembelajaran berbasis kompetensi, dan proses pembelajaran yang diharapkan menghasilkan produk yang bernilai, menuntut lingkungan belajar yang kaya dan nyata (rich and natural environment), yang dapat memberikan pengalaman belajar dimensi-dimensi kompetensi secara integratif. Lingkungan belajar yang dimaksud ditandai oleh: 1. Situasi belajar, lingkungan, isi dan tugas-tugas yang relevan, realistik, otentik, dan menyajikan kompleksitas alami “dunia nyata”; 2. Sumber-sumber data primer digunakan agar menjamin keotentikan dan kompleksitas dunia nyata;
  • 6. 3. Mengembangkan kecakapan hidup dan bukan reproduksi pengetahuan; 4. Pengembangan kecakapan ini berada di dalam konteks individual dan 6 melalui negosiasi sosial, kolaborasi, dan pengalaman; 5. Kompetensi sebelumnya, keyakinan, dan sikap dipertimbangkan sebagai prasyarat; 6. Keterampilan pemecahan masalah, berpikir tingkat tinggi, dan pemahaman mendalam ditekankan; 7. Siswa diberi peluang untuk belajar secara apprenticeship di mana terdapat penambahan kompleksitas tugas, pemerolehan pengetahuan dan keterampilan; 8. Kompleksitas pengetahuan dicerminkan oleh penekanan belajar pada keterhubungan konseptual, dan belajar interdisipliner; 9. Belajar kooperatif dan kolaboratif diutamakan agar dapat mengekspos mahasiswa ke dalam pandangan-pandangan alternatif; dan 10. Pengukuran adalah otentik dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran (Simons, dalam Waras, 2007). Memperhatikan karakteristiknya yang unik dan komprehensif, model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) cukup potensial untuk memenuhi tuntutan pembelajaran tersebut. Model Pembelajaran Berbasis Proyek membantu mahasiswa dalam belajar: (1) pengetahuan dan keterampilan yang kokoh dan bermakna-guna (meaningful-use) yang dibangun melalui tugas-tugas dan pekerjaan yang otentik (Cord, 2001; Hung & Wong, 2000; Myers & Botti, 2000; dalam Global SchoolNet, 2000); (2) memperluas pengetahuan melalui keotentikan kegiatan kurikuler yang terdukung oleh proses kegiatan belajar melakukan perencanaan (designing) atau investigasi yang open-ended, dengan hasil atau jawaban yang tidak ditetapkan sebelumnya oleh perspektif tertentu; dan (3) dalam proses membangun pengetahuan melalui pengalaman dunia nyata dan negosiasi kognitif antarpersonal yang berlangsung di dalam suasana kerja kolaboratif.
  • 7. 7 C. Perbedaan Kelas Konvensional dengan Kelas Project Based Learning Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pendekatan Project Based Learning dikembangkan berdasarkan faham filsafat konstruktivisme dalam pembelajaran. Konstruktivisme mengembangkan atmosfer pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk menyusun sendiri pengetahuannya. Project based learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain. Perbedaan situasi kelas konvensional dan Project Based Learning ditunjukkan pada gambar 1. Gambar 1. Perbandingan Kelas Konvensional dan Kelas Project Based Learning Pada pendekatan Project Based Learning, pengajar berperan sebagai fasilitator bagi peserta didik untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan penuntun. Sedangkan pada kelas ”konvensional” pengajar dianggap sebagai
  • 8. seseorang yang paling menguasai materi dan karenanya semua informasi diberikan secara langsung kepada peserta didik. Pada kelas Project Based Learning, peserta didik dibiasakan bekerja secara kolaboratif, penilaian dilakukan secara autentik, dan sumber belajar bisa sangat berkembang. Hal ini berbeda dengan kelas ”konvensional” yang terbiasa dengan situasi kelas individual, penilaian lebih dominan pada aspek hasil daripada proses, dan sumber belajar cenderung stagnan. Untuk lebih jelasnya perbedaan antara kelas project based learning dan kelas konvensional dapat dilihat pada tabel 1.1. 8 Tabel 1.1. Perbedaan Kelas Konfensional dan Kelas Project Based Learning No. Pembeda Konvensional Project Based Learning 1. Kurikulum - Mengacu pada kurikulum yang baku - Cakupan materi yang lebar - Menghafal materi tanpa berpikir fakta - Jangka panjang, interdisciplinary, pelajar sebagai pusat perhatian dalam menyimak isu dunia nyata yang menarik perhatian pelajar - Adanya investigasi dan riset yang mendalam 2. Kelas - Pengajaran dilakukan dengan penempatan pelajar pada tempat duduk yang rapih dan kaku dalam format baris dan kolom. - Berupaya merangkul semua orang bersama-sama, - Pelajar duduk secara fleksibel, santai dan berkolaborasi di dalam tim. - Petunjuk pembelajaran fleksibel, banyak perbedaan tingkat dan topik yang dipelajari oleh tiap pelajar
  • 9. 9 belajar di langkah dan bobot yang sama - Berusaha secara individu untuk mencapai target - mendorong pelajar bekerja dalam tim yang heterogen untuk mencapai target 3. Pelajar Bergantung kepada pengajar dalam menyelesaikan intruksi Bertanggung jawab atas diri sendiri, menggambarkan tugasnya sendiri dan bekerja sebagai anggota suatu tim untuk waktu tertentu dengan suatu target 4. Pengajar Pengajar sebagai pemberi ceramah/ narasumber dan tenaga ahli. Pengajar sebagai fasilitator dan menyediakan sumber daya 5. Teknologi Memberikan reward bagi yang menyelesaikan tugas dan sebaliknya memberikan hukuman bagi yang tidak menguasai konsep Menggunakan alat yang terintegrasi dalam semua aspek kelas, seperti dalam pemecahan masalah, komunikasi, meneliti hasil, dan mengumpulkan informasi. Sumber: Purnawan, 2007 D. Langkah-Langkah Project Based Learning Di dalam project based learning, pelajar bekerja bersama tugas yang diberikan pengajar agar aktif. Pelajar dapat bekerja secara individu maupun kelompok. Dalam banyak kasus, pelajar mengerjakan proyek secara bersamaan di dalam kelompok kecil. Terdapat dua jenis kelompok, yakni kelompok off-campus dan kelompok on-campus. Kebutuhan dua jenis kelompok ini sedikit berbeda. Pelajar dalam kelompok on-campus dapat bertemu secara fisik, tidak memerlukan alat bantu komunikasi canggih, tetapi
  • 10. memerlukan koordinasi kerja (perencanaan, penjadwalan, dan lain-lain). Pelajar di dalam suatu kelompok off-campus memerlukan komunikasi luas untuk mengerjakan tugas secara kolaboratif. Oleh karena itu, pelajar memerlukan fasilitas synchronous dan asynchronous sebagai tambahan terhadap koordinasi kerja. Kegiatan pelajar dapat dikelompokkan tiga kategori aktifitas individu, aktifitas dalam kelompok, dan aktifitas antar-kelompok. Aktifitas di dalam kategori yang ketiga ini dilaksanakan oleh 10 individu atau kelompok pelajar. 1. Secara Individual Setiap individu pelajar mempunyai kebutuhan yang tidak perlu sama dalam suatu kelompok. Tiap-tiap pelajar mempunyai kemampuan yang berbeda, pendekatan belajar, dan penyelesaian tugas. Selama mengerjakan proyek, tiap pelajar melaksanakan aktifitas seperti : memvisualisasikan aktifitas proyek dan mencari tugas yang akan dikerjakan, mengatur jadwal, mengorganisir materi pembelajaran, menata dokumen (computer-files), mengirimkan pesan kepada pengajar atau ahli, self assessment. Para pelajar dapat memberikan kontribusi terhadap proyek yang berbeda secara simultan. 2. Di dalam Kelompok Ketika seseorang bekerja di dalam kelompok, para pelajar harus bekerja sama. Kerja sama berlangsung dalam wujud aktifitas dasar seperti : brainstorming, diskusi, melakukan editing dokumen secara bersama-sama, sinkronisasi komunikasi lewat audio, video, atau text, menata dokumen kelompok, task scheduling, peer assessment. Sebagian dari aktifitas ini dapat dilakukan bersama kelompok on-campus tanpa perangkat spesifik. Sedangkan para pelajar dalam kelompok off-campus didukung oleh perangkat yang memadai. 3. Antar Kelompok Di dalam project based learning, para pelajar menyelesaikan aktifitas lain dalam bentuk berbagi informasi dan pengetahuan dengan kelompok
  • 11. lain. Contoh aktifitas ini adalah : presentasi, peer reviews, memberikan kontribusi pada forum diskusi. Ini adalah tahapan utama pembelajaran dan terdiri dari sejumlah aktifitas berkenaan dengan persiapan dan langkah penting pengerjaan suatu proyek. Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Leraning terdiri dari : 1. Start With the Essential Question Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relefan untuk para peserta didik. 11 2. Design a Plan for the Project Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek. 3. Create a Schedule Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (a) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (b) membuat deadline penyelesaian proyek, (c) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (d) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (e) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara. 4. Monitor the Students and the Progress of the Project
  • 12. Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting. 12 5. Assess the Outcome Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. Pada sistem penilaian project based learning kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Oleh karena itu, pada penilaian proyek ini setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: a. Kemapuan pengelolaan Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan. b. Relevansi Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran. c. Keaslian Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik. 6. Evaluate the Experience Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
  • 13. kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran. Penerapan Project Based Learning telah menunjukan bahwa pendekatan tersebut sanggup membuat peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna, yaitu pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan faham konstruktivisme. Peserta didik diberi kesempatan untuk menggali sendiri informasi melalui membaca berbagai buku secara langsung, membuat presentasi untuk orang lain, mengkomunikasikan hasil aktivitasnya kepada orang lain, bekerja dalam kelompok, memberikan usul atau gagasannya untuk orang lain dan berbagai aktivitas lainnya. Semuanya menggambarkan tentang bagaimana semestinya orang dewasa belajar agar lebih bermakna. 13 E. Keuntungan dan Kekurangan Project Based Learning Project based learning adalah suatu pendekatan komprehensif yang memberikan petunjuk bagi pelajar, bekerja secara individu atau kelompok, dan berhubungan dengan topik di dunia nyata. Penerapan project based learning yang baik dapat memberikan kemampuan yang bermanfaat bagi pelajar. Keberhasilan project based learning terjadi ketika pelajar mendapatkan motivasi yang tinggi, merasa aktif dalam pembelajarannya, dan menghasilkan hasil kerja berkualitas tinggi. Berikut bebrapa keuntungan dengan pendekatan project based learning (Purnawan, 2007): 1. Memotivasi pelajar dengan melibatkannya di dalam pembelajarannya, membiarkan sesuai minatnya, menjawab pertanyaan dan untuk membuat keputusan dalam proses belajar. 2. Menyediakan kesempatan pembelajaran berbagai disiplin ilmu.
  • 14. 3. Membantu keterkaitan hidup di luar sekolah, memperhatikan dunia 14 nyata, dan mengembangkan ketrampilan nyata. 4. Menyediakan peluang unik karena pengajar membangun hubungan dengan pelajar, sebagai pelatih, fasilitator, dan co-learner. 5. Menyediakan kesempatan untuk membangun hubungan dengan komunitas yang besar. 6. Membuat peserta didik lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks. 7. Mendorong pesrta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan ketrampilan komunikasi. 8. Memberikan pengalaman pada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasikan proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. 9. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata. 10. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran. Project based learning memang memiliki banyak kelebihan, namun di sisi lain pembelajaran yang berbasis proyek seperti ini juga memiliki kelemahan. Kelemahan dalam project based learning antara lain: 1. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah. 2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak. 3. Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di dalam kelas. 4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan. 5. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan. 6. Ada kemungkinan peserta didik ada yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
  • 15. 7. Ketika topik yang diberikan pada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan. 15 F. Desain Program Project Based Learning Desain program pembelajaran Geografi untuk kelas X SMA kali ini akan dikembangkan dengan prinsip Project based Learning. Kegiatan pembelajaran akan dibagi ke dalam beberapa fase yang ditujukan agar siswa memiliki kesempatan untuk merencanakan, mengimplementasi dan mempresentasikan projek yang mereka kembangkan. Dari fase-fase tersebut diharapkan siswa dapat memperkaya wawasan teoritis dan empiris berdasarkan hasil pengembangan diri misalnya melalui refleksi terhadap praktik dan pengembangan sejawatnya. Contoh desain pelaksanaan pembelajaran Geografi kelas X dengan menerapkan project based learning, adalah sebagai berikut: Kompetensi Inti : 4. Mencoba mengolah dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar : 4.1. Menyusun karya tulis berdasarkan hasil observasi gejala litosfer, atmosfer atau hidrosfer di lingkungan sekitar dengan pendekatan geografi. 4.2. Menyajikan karya tulis gejala litosfer, atmosfer, dan hidrosfer dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. 1. Fase Persiapan a. Guru membuka pembelajaran dengan bercerita tentang masalah-masalah lingkungan hidup kaitannya dengan fenomena geosfer, yaitu gejala litosfer, atmosfer dan hidrosfer. b. Guru mengembangkan strategi pembelajaran (Project-based Learning) yang dimulai dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan esensial pada siswa yang nantinya akan menjadi topik dalam penugasan.
  • 16. c. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok Tiap kelompok 16 mengidentifikasi permasalahan yang akan menjadi projek mereka; d. Fokus permasalahan setiap kelompok berkaitan dengan kondisi lingkungan sekitar yang ada kaitannya dengan fenomena geosfer, yaitu gejala litosfer, atmosfer dan hidrosfer. e. Tugas ini dikerjakan oleh siswa selama satu minggu dan akan dibahas pada pertemuan berikutnya. 2. Fase Implementasi Siswa: a. Mengembangkan perencanaan projek, dimulai dari identifikasi permasalahan, strategi riset dan pemecahan masalah serta pengembangan laporan; b. Melakukan riset untuk memecahkan permasalahan; siswa melakukan studi lapangan dan mengkomparasikan dengan hasil studi teoritis sehingga siswa dapat menjelaskan ragam praksis yang terjadi serta kaitannya dengan rujukan teoretis tertentu. c. Dalam perkembangan risetnya, siswa dapat melakukan bimbingan terprogram untuk penyusunan laporan kegiatan projek. Guru: Memberikan arahan dan bimbingan pada siswa dalam menyusun laporan riset projek. 3. Fase Seminar Siswa: a. Sekelompok siswa mempresentasikan temuan dari projeknya dan kelompok lain menanggapi. b. Siswa saling mendiskusikan temuan mereka serta merefleksikan terhadap apa yang mereka lakukan sehari-hari. Guru: a. Memandu dan memfasilitasi kegiatan presentasi dan diskusi. b. Memberikan umpan balik, input, saran dan rekomendasi. 4. Fase Penutup
  • 17. Siswa: Memberikan umpan balik dan masukan terhadap jalannya pembelajaran dengan pendekatan Project-based Learning yang digunakan. Guru: Memberikan review terhadap materi pembelajaran. 17
  • 18. 18 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dari bab sebelumnya, sesuai dengan tujuan penulisan makalah kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Project Based Learning adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. 2. Model pembelajaran ini muncul karena kecenderungan abad XXI ditandai oleh peningkatan kompleksitas peralatan teknologi, dan munculnya gerakan restrukturisasi korporatif yang menekankan kombinasi kualitas teknologi dan manusia, menyebabkan dunia kerja akan memerlukan orang yang dapat mengambil inisiatif, berpikir kritis, kreatif, dan cakap memecahkan masalah. 3. Implementasi pembelajaran dengan pendekatan konvensional dengan project based learning jelas berbeda. Pada pembelajaran konvensional, kelas cenderung berpusat pada guru. Sedangkan pada kelas project based learning cenderung siswa yang mencari tahu sendiri apa yang mereka pelajari baik secara individu ataupun kelompok, guru hanya berperan sebagai fasilitator di dalam kelas. 4. Langkah pelaksanaan project based learning dimulai dari pertanyaan esensial yang emngandung masalah, perencanaan program, pembuatan jadwal pelaksanaan, monitoring, penyusunan laporan, penilaian,dan diakhiri dengan evaluasi. 5. Project based learning lebih memiliki banyak kelebihan dibanding kelas konvensional. Pelaksanaannyapun dapat di desain sesuai kebutuhan dalam mata pelajaran yang akan digunakan. Walaupun dalam pelaksanaannya juga memiliki banyak kekurangan, khusunya mengenai waktu pelaksanaan dan pembiayaan.
  • 19. 6. Desain pembelajaran project based learning dapat disesuaikan sesuai 19 kebutuhan masing-masing mata pelajaran dan materi pembelajaran. B. Komentar Project Based Learning merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang sesuai dengan implementasi Kurikulum 2013, yang menghendaki adanya pendekatan scientific dalam pembelajaran. Oleh karena itu hendaknya untuk setiap guru dapat menerapkan model pembelajaran ini. Karena dengan model pembelajaran seperti inilah siswa akan menjadi lebih aktif dan kreatif, dengan belajar dari apa yang mereka lihat dari lingkungannya.
  • 20. 20 DAFTAR PUSTAKA Global School Net.( 2000). Introduction to Networked Project-Based Learning.http://www.gsn.org/web/pbl/whatis.htm (diuduh pada 1 Oktober 2014, pukul 22:10 WIB). Kemendikbud. 2013. Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta. Rais 2009. Pengembangan Model Project Based Learning: Suatu Upaya Meningkatkan Kecakapan Akademik Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin UNM.Laporan Penelitian Tahun I DP2M DIKTI-LEMLIT UNM. Purnawan,Yudi. 2007. Deskripsi Model Pembelajaran Berbasis Proyek. http://www.yudipurnawan.wordpress.com (diakses pada 30 September 20.14 WIB). Sudarya, Yahya. 2008. Pengembangan Project-Based Learning dalam Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran di PGSD Bumi Siliwangi UPI. Jurnal Pendidikan Dasar No.10 Oktober 2008. UPI: Bandung. Waras, Kamdi. 2007. Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial untuk Peningkatan Mutu Pembelajaran. http://lubisgrafura.wordpress.com (diunduh pada 1 Oktober 2014, pukul 22.00 WIB).