1. DOKTER PENDAMPING:
drg. Dhianis Ambaraisa Octivianni
DOKTER INTERNSIP:
drg. Andy Prasetya Wardana
drg. Silviana Azhari
PROGRAM KEGIATAN UKGM
PUSKESMAS KELING I
PROGRAM INTERNSIP DOKTER GIGI
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2024
2. Hasil Riskesdas tahun 2018 menjelaskan prevalensi karies atau gigi berlubang di Indonesia
pada anak rentang usia 3 hingga 4 tahun sebesar 81,5% dengan indeks dmf-t gigi desidui yaitu 6,2
sedangkan pada anak berusia 5 tahun sebesar 90,2 % dengan indeks dmf-t gigi desidui yaitu 8,1. Hal
ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut (Departemen Kesehatan RI., 2018).
Pendidikan Kesehatan Gigi dan mulut sangat penting mulai dikenalkan pada usia pra sekolah.
Bagaimana cara menyikat gigi yang benar, waktu menyikat gigi, makanan yang sehat, dan lain
sebagainya harus sudah mulai dikenalkan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Karena itu, pemberian pengetahuan tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut berupa Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) perlu ditanamkan sedini mungkin. Selain itu, Peran serta orang tua
sangat diperlukan dalam membimbing, memberikan pengertian, dan menyediakan fasilitas kepada anak
agar anak dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3. Tujuan
Tujuan Umum
1. Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut
anak prasekolah
2. Membantu program pemerintah dalam
melaksanakan UKGM
3. Meningkatnya kemampuan dokter gigi
internsip dalam melaksanakan pelayanan
asuhan kesehatan gigi dan mulut.
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan peserta didik
dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut.
2. Meningkatnya peran serta pengajar dan orang
tua dalam upaya promotif dan prefentif.
Manfaat
1. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran peserta
didik, orang tua dan pengajar akan pentingnya
kesehatan gigi dan mulut.
2. Peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan
gigi dan mulut berupa upaya promotif dan
prefentif serta rujukan bagi peserta didik yang
membutuhkan.
4. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gigi susu adalah gigi yang tumbuh pertama kali di dalam
rongga mulut dan suatu saat akan tanggal. Gigi susu berjumlah 20
buah serta ukurannya lebih kecil dibandingkan gigi tetap,
bentuknya lebih tipis, lebih rentan terhadap karies gigi, dan
berwarna lebih putih. (Norfai, 2017)
Gigi Susu
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai
dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk,
fissure, dan derah interproximal) meluas ke arah pulpa (Maharani,
2023).
Tahap awal yang dapat terlihat dari karies gigi adalah
white spot yang merupakan tahap lesi prekavitas yang dapat
terjadi selama beberapa minggu. (Butchon, 2017).
Karies
5. Indikator yang digunakan untuk menilai status kesehatan gigi
dan mulut dapat dinilai menggunakan indeks DMF-T dan def-t. Pada
gigi sulung dapat menggunakan indeks def-t. Indeks def-t adalah
jumlah gigi sulung yang mengalami karies, dengan menghitung d
(decay) yaitu gigi sulung yang mengalami karies, e (indicated for
extraction) yaitu terdapat karies besar pada gigi sulung dan
diindikasikan untuk dilakukan pencabutan, dan f (filled) yaitu gigi
sulung yang karies dan sudah direstorasi tanpa adanya karies
sekunder. Indeks def-t= jumlah total d+e+f/jumlah total sampel yang
diperiksa.1(Mirna Dara Mustika, 2017)
Lanjutan
Persistensi gigi ialah suatu keadaan dimana gigi
sulung belum tanggal sempurna, tetapi gigi permanen atau gigi
tetap sudah tumbuh. Persistensi gigi dapat menyebabkan
beberapa masalah salah satunya adalah maloklusi. Maloklusi
yang disebabkan dapat berupa kelainan posisi gigi,
hubungannya dengan lengkung gigi, posisi dan pertumbuhan
rahang menjadi tidak normal yang mengakibatkan wajah
menjadi terlihat tidak harmonis. (Maharani, 2023)
6. BAB III
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
1
Pemeriksaan dilakukan di 2 Taman Kanak-kanak di Desa Kelet wilayah kerja
Puskesmas Keling I yang dilakukan pada bulan Desember 2023 – Januari 2024.
Sekolah tersebut antara lain: TK AL-Falah dan RA Sinar Pelangi
2
Pemeriksaan diawali dengan penyuluhan tentang Kesehatan gigi dan
mulut meliputi cara menyikat gigi, makanan yang baik dan buruk untuk
gigi, dan penyakit gigi berlubang. Kemudian dilanjutkan dengan sikat
gigi bersama dan pemeriksaan def-t
A. Alur Pemeriksaan
7. Berikut merupakan jumlah siswa yang diperiksa pada kegiatan pemeriksaan Kesehatan
gigi dan mulut:
Terdapat total 95 siswa yang diperiksa pada kegiatan ini dengan rincian
47 siswa di TK AL-Falah dan 48 di RA Sinar Pelangi.
8. Hasil Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan menunjukkan angka Di TK Al-Falah didapatkan jumlah karies pada siswa
sebanyak 180 gigi, kehilangan gigi 7 dan restorasi 2 gigi. Sedangkan hasil pemeriksaan menunjukkan
angka RA Sinar Pelangi didapatkan jumlah karies pada siswa sebanyak 178 gigi, kehilangan gigi 3
dan restorasi 2 gigi. Kesimpulan hasil pemeriksaan adalah penyakit yang paling terjadi TK Desa Kelet
wilayah kerja Puskesmas Keling I adalah angka gigi berlubang yaitu sebanyak 358 kasus.
9. BAB IV
PEMBAHASAN
A
B
C
D
Identifikasi masalah berdasarkan dengan data indeks def-t, maka
permasalahan faktor resiko tingginya anak dengan penyakit gigi berlubang
(karies) dan gigi dicabut karena karies di lingkup kerja puskesmas Keling
1 adalah:
1. Masyarakat jarang periksa gigi sehingga cenderung datang berobat ke
poli gigi dan mulut puskesmas saat sakit/parah (paradigma sakit).
2. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang kesehatan gigi dan
mulut masyarakat
3. Anak yang tidak kooperatif untuk rutin sikat gigi pagi dan malam hari.
A. Identifikasi Masalah
10. Dalam menentukan prioritas penyebab masalah kami menggunakan metode Multi
Criteria Utility Assessment (MCUA). Terlebih dahulu ditetapkan kriteria prioritas seperti besar
masalah, kegawatan, dan kemudahan, serta ketersediaan sarana dan teknologi. Batasan
pemberian nilai (skor) meliputi skor tertinggi adalah nilai 5 dan terendah adalah nilai 1.
Berdasarkan tabel di atas, faktor risiko penyebab gigi berlubang yang menjadi prioritas dalam penanggulangan
adalah meningkatkan edukasi dan kesadaran diri masyarakat tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut.
B. Prioritas Penyebab Masalah
11. Menurut data indeks deft dan matrik MCUA program aksi yang diprioritaskan dalam
mengurangi kejadian karies dan kehilangan gigi karena karies adalah upaya promosi kesehatan gigi-
mulut dan pembentukan kader kesehatan gigi di tiap sekolah.
Untuk penetapan prioritas kegiatan dengan panduan matrik MCUA perlu ditetapkan terlebih
dahulu kriteria dan batasan pemberian nilai (skor). Kriterianya adalah kemudahan, ketersediaan
teknologi, dan kegawatan. Dalam hal ini skor tertinggi adalah nilai 5 dan terendah adalah 1.
C. Alternatif Pemecahan Masalah
12. Kesimpulan
Your Text Here
Your Text Here
Berdasarkan identifikasi masalah, didapatkan 2 masalah utama yaitu pengetahuan
dan kesadaran tentang kesehatan gigi dan mulut yang rendah serta masyarakat yang masih
menerapkan paradigma sakit yaitu melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan ketika sakit.
Solusi masalah yang disarankan adalah promosi kesehatan gigi dan mulut secara rutin untuk
meningkatkan pengetahuan gigi dan mulut sehingga masyarakat memiliki kesadaran untuk
menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. Kemudian pembentukan kader kesehatan gigi di
setiap sekolah untuk melakukan pemeriksaan sejak dini tentang gigi berlubang dan
memberdayakan program sikat gigi bersama.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 memperlihatkan
prevalensi gigi berlubang pada anak usia dini masih sangat tinggi yaitu sekitar
93%. Hal ini selaras dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan di beberapa TK
Desa Kelet wilayah Kerja Puskesmas Keling I yang menunjukkan angka kejadian
karies sejumlah 358 kasus dari 95 anak yang diperiksa.
13. A, Rao. 2012. Principles and Practice of Pedodontics. Jaypee Brothers, New Delhi.
Butchon R, Liabsuetrakul T.2017. The Development and Growth of Children Aged under 5
years in Northeastern Thailand: a Cross-Sectional Study. J Child Adolesc Behavior
Jahanimoghadam, F. dan Hosseinifar, R. 2015. Simultaneous Presence Of Primary and
Permanent Teeth. Kerman.
Proffit, W.R., & Fields, H.W. (2012). Contemporary orthodontics. 4th ed. St louis: Mosby Co.
Riset Kesehatan Dasar. 2018. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
DAFTAR PUSTAKA