SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
pusdatin.kemkes.go.id pusdatin kemkes
pusdatin kemenkes
Kementerian Kesehatan RI
Pusat Data dan Informasi
Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9
Jakarta Selatan
ISSN 2442-7659
Didik Budijanto
Rudy Kurniawan
Winne Widiantini
Penanggung Jawab
Redaktur
Penyunting
Eka Satriani Sakti
Dian Mulya
Penulis
Desain Gra๏€s/Layouter
2019
Masalah kesehatan gigi dan mulut khususnya karies gigi merupakan penyakit yang dialami
hampir dari setengah populasi penduduk dunia (3,58 milyar jiwa).
The Global Burden of Disease Study, 2016)
Berdasarkan The Global Burden of Disease Study 2016
masalah kesehatan gigi dan mulut khususnya karies gigi
merupakan penyakit yang dialami hampir dari
setengah populasi penduduk dunia (3,58 milyar jiwa).
Penyakit pada gusi (periodontal) menjadi urutan ke 11
penyakit yang paling banyak terjadi di dunia.
Sementara di Asia Pasi๏€k, kanker mulut menjadi urutan
ke 3 jenis kanker yang paling banyak diderita.
Proporsi Masalah Gigi di Indonesia
Tahun 2018
Sumber : Riskesdas, 2018
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 89 Tahun 2015 tentang Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, kesehatan
gigi dan mulut adalah keadaan sehat dari jaringan keras dan jaringan lunak gigi serta unsur-unsur yang
berhubungan dalam rongga mulut yang memungkinkan individu makan, berbicara dan berinteraksi sosial tanpa
disfungsi, gangguan estetik, dan ketidaknyamanan karena adanya penyakit, penyimpangan oklusi dan kehilangan
gigi sehingga mampu hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kesehatan gigi dan mulut
dapat mere๏€‚eksikan kesehatan tubuh secara keseluruhan termasuk jika terjadi kekurangan nutrisi dan gejala
01 02
Gambar 1
Situasi Kesehatan Gigi dan Mulut
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di
Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit (45,3%).
Sedangkan masalah kesehatan mulut yang mayoritas
dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak
dan/atau keluar bisul (abses) sebesar 14%.
Proporsi Masalah kesehatan Mulut
di Indonesia Tahun 2018
Sumber : Riskesdas, 2018
Gambar 2
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Gigi rusak/
berlubang/sakit
Gigi hilang
karena
dicabut/
tanggal sendiri
Gigi goyah Gigi telah
ditambal atau
ditumpat karena
berlubang
45,3
19
10,4
4,1
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Gusi bengkak
dan/atau
keluar bisul
(abses)
Gusi mudah
berdarah
(seperti saat
menyikat gigi)
Sariawan
berulang
minimal 4x
Sariawan menetap
dan tidak pernah
sembuh
minimal 1 bulan
13,9
8
0,9
14
Definisi Kesehatan Gigi dan Mulut
penyakit lain di tubuh. Gangguan pada kesehatan gigi dan mulut dapat berdampak negatif pada kehidupan
sehari-hari di antaranya menurunnya kesehatan secara umum, menurunkan tingkat kepercayaan diri, dan
mengganggu performa dan kehadiran di sekolah atau tempat kerja.
Kerusakan gigi (karies)
Karies merupakan penyakit paling umum dan
paling banyak dialami oleh orang di dunia.
Karies disebabkan karena konsumsi gula
berlebihan, kurangnya perawatan
kesehatan gigi, dan sulitnya akses
terhadap pelayanan kesehatan
gigi yang sesuai standar.
Periodontal merupakan penyebab utama
kehilangan gigi pada orang dewasa.Gangguan ini
diawali dengan gingivitis (pembengkakan
pada gusi akibat plak) yang jika tidak
diobati akan menjadi periodontitis
(infeksi yang dapat menghancurkan
gigi dan jaringan sekitarnya).
Periodontal dapat berdampak
serius dalam kehidupan sehari-hari
seperti kesulitan dalam menguyah,
berbicara, dan kehilangan gigi.
Gangguan pada gusi (periodontal)
Kanker mulut merupakan salah satu
dari sepuluh jenis kanker yang paling
banyak menyerang manusia. Kanker mulut
menyerang bagian mulut secara signi๏€kan,
Kanker
seperti bibir, gusi, lidah, kerongkongan, bagian dalam pipi, langit-langit mulut, dan bagian bawah mulut.
Kanker mulut dapat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani. Penyebab utama dari kanker ini umumnya
adalah konsumsi rokok dan alkohol.
Penyakit dan Gangguan pada Kesehatan Gigi dan Mulut
Menurut FDI (Fรฉdรฉration Dentaire Internationale) World Dental Federation, permasalahan yang umum terjadi
pada gigi dan mulut adalah:
Faktor Risiko Kesehatan Gigi dan Mulut
Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula secara berlebihan dapat memicu
terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan pada gigi dan mulut. Bakteri dalam mulut
mengubah gula menjadi asam yang dapat mengikis enamel pada gigi. Semakin tinggi
tingkat konsumsi gula dalam sehari maka semakin tinggi pula resiko untuk mengalami karies
gigi.
1
Konsumsi gula berlebih
03 04
Merokok meningkatkan resiko terjadinya penyakit pada gusi dan kanker mulut. Selain itu,
merokok juga dapat menyebabkan noda pada gigi (staining), napas berbau tidak sedap,
kehilangan gigi permanen, dan kehilangan sensitivitas pada indera perasa dan penciuman.
2
Merokok
Alkohol dapat mengiritasi mulut dan kerongkongan. Sel yang mengalami iritasi akan
berupaya memperbaiki diri sendiri dan dapat membuat terjadinya perubahan (DNA) yang
menjadi awal dari terjadinya kanker mulut. Konsumsi alkohol bersamaan dengan konsumsi
rokok beresiko lebih tinggi untuk menyebabkan kanker mulut dan kerongkongan
dibandingkan dengan hanya mengkonsumsi alkohol atau rokok saja.
3
Konsumsi alkohol
Buruknya perilaku dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat menyebabkan
terbentuknya plak dan meningkatkan perkembangan bakteri dalam mulut. Sikat gigi rutin
dua kali sehari dengan pasta gigi ber๏€‚oride dapat mengurangi pertumbuhan bakteri dan
mencegah timbulnya plak.
4
Kurang menjaga kesehatan gigi dan mulut
Perilaku Menyikat Gigi berdasarkan Kelompok Umur di Indonesia Tahun 2018
Sumber : Riskesdas, 2018
Gambar 3
120
100
80
60
40
20
0
Berdasarkan Gambar 3, mayoritas penduduk Indonesia (94,7%) sudah memiliki perilaku menyikat gigi yang baik
yaitu menyikat gigi setiap hari. Namun dari persentase tersebut hanya 2,8% yang menyikat gigi di waktu yang
benar, yaitu minimal dua kali, sesudah makan pagi dan sebelum tidur. Jika berdasarkan kelompok umur, persentase
tertinggi kelompok umur dengan perilaku menyikat gigi yang baik adalah umur 15-24 tahun sebesar 98,5%
dengan persentase waktu menyikat gigi yang benar sebesar 3,3%. Sedangkan persentase terendah kelompok
kelompok umur dengan perilaku menyikat gigi yang baik adalah umur 65 tahun ke atas sebesar 71% dengan
persentase waktu menyikat gigi yang benar sebesar 2,9%.
3-4
86,7 93,2 96,5 98,5 98,3 97,8 96,7 91,2
71
5-9 10-14 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65+
1,4
1,1 2,1 3,3 3,2 3,2 3,1 2,9 2,9
Menyikat gigi setiap hari Waktu menyikat gigi yang benar
Perilaku Menyikat Gigi berdasarkan Tingkat Pendidikan di Indonesia Tahun 2018
Sumber : Riskesdas, 2018
Gambar 4
120
100
80
60
40
20
0
82,1
91,8
95,1 98 98,7
Menyikat gigi setiap hari Waktu menyikat gigi yang benar
99,2
Tidak sekolah Tidak tamat
SD/MI
Tamat SD/MI Tamat
SMP/MTs
Tamat
SMA/MA
Tamat
D1/D2/D3/PT
1,7 2 2,5 2,7 3,6 6,2
Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan (Gambar 4), semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin baik
perilaku menyikat gigi. Persentase perilaku menyikat gigi yang baik pada kelompok tamat D1/D2/D3/PT sebesar
99,2% dengan persentase waktu menyikat gigi yang benar sebesar 6,2%. Sebaliknya pada kelompok tidak
sekolah, persentase perilaku menyikat gigi yang baik hanya sebesar 82,1% dengan persentase waktu menyikat
gigi yang benar sebesar 1,7%.
Upaya Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit pada gigi dan mulut adalah:
2x sehari
menyikat gigi
menggunakan pasta gigi
yang mengandung
Flouride
sikat
gigi
1
mengganti sikat gigi tiga bulan sekali
3bulan
/
makanan
manis
mengurangi
x
merokok
berhenti
mengkonsumsi
alkohol
tidak
Membiasakan perilaku menjaga gigi dan mulut seperti
1
Menghindari faktor risiko
2 Memeriksakan gigi
3
ke dokter rutin
bulan
6
setiap
Umur (tahun)
05 06
Kondisi Tenaga Kesehatan Gigi di Indonesia
Secara nasional, menurut data Riskesdas 2018 sebanyak 57,6% penduduk Indonesia bermasalah gigi dan mulut
selama 12 bulan terakhir, tetapi hanya 10,2% yang mendapat perawatan oleh tenaga medis gigi. Berdasarkan
kelompok umur, proporsi terbesar dengan masalah gigi dan mulut adalah kelompok umur 5-9 tahun (67,3%)
dengan 14,6% telah mendapat perawatan oleh tenaga medis gigi. Sedangkan proporsi terendah dengan
masalah gigi dan mulut adalah umur 3-4 tahun (41,1%) dengan 4,3% telah mendapat perawatan oleh tenaga
Proporsi Masalah Gigi dan Mulut dan Perawatan oleh Tenaga Medis Gigi
berdasarkan Kelompok Umur di Indonesia Tahun 2018
Sumber : Riskesdas, 2018
Gambar 5
80
70
60
50
40
30
20
10
0
3-4
55,6 56,6
61,9
5-9 10-14 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65+
Bermasalah gigi dan mulut Menerima perawatan dari tenaga medis gigi
4,3
41,1
67,3
14,6
51,9
9,4 8,7
10,6
59,6
11,4
62,1
11,3 9,8
54,2
6,4
Jika berdasarkan tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin rendah proporsi masalah
gigi dan mulut, tetapi proporsi menerima perawatan dari tenaga medis gigi justru mengalami peningkatan. Pada
tingkat pendidikan D1/D2/D3/PT proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 53,5% dengan proporsi menerima
perawatan dari tenaga medis gigi sebesar 20%. Sedangkan pada kelompok tidak sekolah, proporsi masalah gigi
dan mulut sebesar 60,8% dengan proporsi menerima perawatan dari tenaga medis gigi sebesar 8,7%.
Kondisi tempat tinggal juga menjelaskan perbedaan yang berarti. Penduduk perkotaan lebih rendah proporsinya
memiliki masalah gigi dan mulut (57,2%) dibandingkan dengan penduduk perdesaan (58,2%) dengan proporsi
menerima perawatan dari tenaga medis gigi lebih besar proporsi perkotaan (12,9%) dibandingkan dengan
perdesaan (6,9%).
Proporsi Masalah Gigi dan Mulut dan Perawatan oleh Tenaga Medis Gigi
berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Tempat Tinggal di Indonesia Tahun 2018
Sumber : Riskesdas, 2018
Gambar 6
70
60
50
40
30
20
10
0
60,8 63,1
58,4 56,7 55,9
Bermasalah gigi dan mulut Menerima Perawatan dari tenaga medis gigi
53,5
Tidak
sekolah
Tidak
tamat
SD/MI
Tamat
SD/MI
Tamat
SMP/MTs
Tamat
SMA/MA
Tamat
D1/D2/D3/PT
8,7 10,2 7,5 9 12,5
20
57,2 58,2
6,9
12,9
Perkotaan Perdesaan
Dari 57,6% penduduk Indonesia yang memiliki
masalah kesehatan gigi, mayoritas (42,2%) memilih
untuk melakukan pengobatan sendiri (Gambar 7).
Sebanyak 13,9% berobat ke dokter gigi, sedangkan
sisanya memilih untuk berobat ke dokter
umum/paramedik lain (5,2%), perawat gigi (2,9%),
dokter gigi spesialis (2,4%), dan tukang gigi (1,3%).
Proporsi Pengobatan Masalah Gigi dan Mulut
Sumber : Riskesdas, 2018
Gambar 7
Standar kecukupan dokter gigi di puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat adalah minimal satu orang, baik di puskesmas rawat inap dan non rawat
inap dan di wilayah perkotaan, perdesaan, maupun di kawasan terpencil dan sangat terpencil. Pada tahun 2018,
secara nasional terdapat 42,46% puskesmas dari total 9.825 puskesmas yang memiliki dokter gigi cukup. Sebesar
13,18% puskesmas memiliki jumlah dokter gigi melebihi standar dan 44,36% puskesmas mengalami kekurangan
dokter gigi (Gambar 8).
Berdasarkan provinsi, provinsi dengan persentase tertinggi puskesmas yang cukup dan berlebih jumlah dokter gigi
yaitu DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Kepulauan Bangka Belitung. Sedangkan persentase tertinggi puskesmas
yang kekurangan dokter gigi adalah Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
32,1
42,2
13,9
1,3
2,4
2,9
5,1
Umur (tahun)
Pengobatan sendiri
Dokter gigi
Dokter umum/
paramedik lain
Perawat gigi
Dokter gigi spesialis
Tukang gigi
Tidak menerima
pengobatan
Kecukupan Dokter Gigi di Puskesmas* di Indonesia Tahun 2018
Gambar 8
Sumber : Badan PPSDMK, 2019 (http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk) per 31 Desember 2018
cukup lebih kurang
4,95
4,96
23,81
16,00
16,73
31,31
40,87
35,63
18,69
28,64
44,08
38,78
21,23
27,63
41,76
59,14
56,93
59,04
63,04
54,26
57,07
46,93
27,40
66,38
70,41
2,50
72,75
69,83
80,32
64,84
86,87
89,36
90,07
87,50
INDONESIA
DKI Jakarta
DI Yogyakarta
Kep. Bangka Belitung
Jawa Timur
Sumatera Barat
Jawa Tengah
Kalimantan Selatan
Nusa Tenggara Barat
Riau
Sulawesi Selatan
Jawa Barat
Kalimantan Utara
Kalimantan Timur
Banten
Jambi
Gorontalo
Aceh
Sulawesi Tenggara
Sumatera Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tengah
Sumatera Utara
Kepulauan Riau
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Bali
Nusa Tenggara Timur
Bengkulu
Sulawesi Utara
Lampung
Maluku
Papua
Papua Barat
Maluku Utara
00,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00
44,36
13,18
77,40
68,60
65,08
64,33
62,83
62,73
55,65
55,00
54,21
49,22
47,23
46,94
46,37
41,23
40,66
35,48
34,34
33,95
33,54
32,98
32,46
32,03
31,51
28,45
27,04
26,67
25,34
23,46
17,55
12,82
11,11
9,24
8,61
8,59
42,46
2,02
1,40
1,32
3,91
2,13
22,34
6,70
1,91
70,83
2,55
5,17
5,38
8,73
7,01
3,42
12,77
10,47
21,04
41,10
22,15
8,68
14,29
32,40
31,14
17,58
3,48
9,38
27,10
11,11
19,67
20,45
5,96
26,45
17,65
Indonesia Bebas Karies 2030
Pada tahun 2015, Kementerian Kesehatan menetapkan Rencana Aksi Nasional Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut Menuju Indonesia Bebas Karies 2030 yang merupakan rekomendasi WHO. Penetapan tahun 2030 adalah
berdasarkan target bayi baru lahir pada tahun 2018 yang diharapkan pada usia 12 tahun sudah tidak mengalami
karies. Usia 12 tahun adalah usia pada umumnya gigi permanen sudah tumbuh semua.
Menurut data Riskesdas tahun 2018, prevalensi karies di Indonesia adalah sebesar 88,8% dengan prevalensi
karies akar sebesar 56,6%. Berdasarkan gra๏€k pada Gambar 9 dapat disimpulkan bahwa prevalensi karies
cenderung tinggi (di atas 70%) pada semua kelompok umur. Prevalensi karies tertinggi terdapat pada kelompok
umur 55-64 tahun (96,8%). Sedangkan prevalensi karies akar cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya
kelompok umur. Prevalensi karies akar tertinggi adalah pada kelompok umur 35-44 tahun, kemudian kembali
menurun pada kelompok umur setelahnya.
07 08
Prevalensi Karies dan Karies Akar di Indonesia Tahun 2018
Sumber : Riskesdas, 2018
Gambar 9
120
100
80
60
40
20
0
3-4 5-9 10-14 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65+
92,2
13,3
92,6
28,5
48,1
73,4 75,3
87
70
94,5
61,1
75,6 73,5
96,8
13,3
28,5
95
81,1
Indeks DMF-T (Decay Missing Filled-Teeth) dapat
menggambarkan tingkat keparahan kerusakan gigi
permanen dimana D (decay) adalah jumlah gigi
permanen yang mengalami karies dan belum diobati,
M (missing) adalah jumlah gigi permanen yang dicabut
karena karies atau masih berupa sisa akar, dan F
(๏€lling) adalah jumlah gigi permanen yang telah
dilakukan penumpatan atau ditambal karena karies.
Target Indonesia Bebas Karies 2030 adalah indeks DMF-T anak kelompok umur 12 tahun mencapai 1. Pada tahun
2018, rata-rata indeks DMF-T gigi permanen di Indonesia adalah 7,1 sedangkan untuk kelompok umur 12 tahun
adalah 1,9. Angka ini masih belum memenuhi target RAN Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada tahun 2020
yaitu indeks DMF-T 4,1 pada semua umur dan indeks DMF-T 1,26 pada kelompok umur 12 tahun.
Rata-rata Indeks DMF-T Gigi Permanen
Berdasarkan Kelompok Umur WHO
di Indonesia Tahun 2018
Sumber : Riskesdas, 2018
Gambar10
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
12 15 35-44 65+
1,9
2,4
16,8
6,9
= Karies = Karies Akar
*total keterisian data 98,2% (9.643 puskesmas)
Umur (tahun)
Umur (tahun)
Target Indonesia Bebas Karies 2030
dalam Peta Jalan Keberhasilan Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Sumber : Rencana Aksi Nasional (RAN) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Tahun 2015-2019
Gambar11
2015
DMF-T 4,5
DMF-T 1,3
(Kelompok
12 tahun)
2020
DMF-T 4,1
DMF-T 1,26
(Kelompok
12 tahun)
2025
DMF-T 3,7
DMF-T 1,14
(Kelompok
12 tahun)
2030
DMF-T 3,3
DMF-T 1
(Kelompok
12 tahun)
Dalam rangka mewujudkan Indonesia Bebas Karies 2030, Kementerian Kesehatan menetapkan Komite Kesehatan
Gigi dan Mulut melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189 Tahun 2019 tentang Komite Kesehatan Gigi dan
Mulut. Komite ini bertugas di antaranya membantu Kementerian Kesehatan dalam menyusun rencana strategis dan
rencana aksi upaya kesehatan gigi dan mulut, melakukan advokasi dengan stakeholder lainnya, melakukan
monitoring dan evaluasi, dan memberikan rekomendasi atas penyelesaian masalah terkait pelaksanaan upaya
kesehatan gigi dan mulut. Komite yang diluncurkan pada 10 Desember 2019 ini terdiri dari unsur Kementerian
Kesehatan, pendidikan Kedokteran Gigi, kolegium, organisasi profesi, dan pakar.
Strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai Indonesia Bebas Karies 2030 diantaranya adalah:
1. Meningkatkan upaya promotif dan preventif pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kemandirian melalui peran serta masyarakat dalam memelihara
kesehatan gigi dan mulut mulai dari janin sampai lansia (continuum of care), peningkatan Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah (UKGS), dan peningkatan usaha kesehatan gigi masyarakat melalui UKBM (Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat).
2. Meningkatkan aksesiblitas terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Upaya yang dilakukan adalah memastikan tersedianya pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan mengotimalisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Fasilitas
Kesehatan tingkat Lanjut (FKTL).
3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Upaya yang dilakukan adalah dengan memastikan tersedianya sarana dan prasarana sesuai standar, tenaga
kesehatan gigi dan mulut yang berkompeten dan berbudaya kinerja, serta mengoptimalisasi pelayanan melalui
program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di fasilitas kesehatan.
4. Meningkatkan peran serta stakeholders terkait pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Upaya yang dilakukan melalui dukungan dan regulasi, peningkatan kompetensi tenaga kesehatan gigi dan
mulut, mewujudkan kemitraan yang berdaya guna tinggi, dan memastikan ketersediaan dana yang proporsional
antara program UKM dan UKP.
Daftar Referensi
๏‚Ÿ FDI World Dental Organization. 2019. FDI's De๏€nition of Oral Health.
https://www.fdiworlddental.org/oral-health/fdi-de๏€nition-of-oral-health (akses 19 Agustus 2019).
๏‚Ÿ Kementerian Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
๏‚Ÿ Kementerian Kesehatan RI. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 89 Tahun 2015 tentang
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
๏‚Ÿ Kementerian Kesehatan RI. 2015. Rencana Aksi Nasional Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut tahun
2015-2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
๏‚Ÿ Kementerian Kesehatan RI. 2018. Mediakom Edisi 98 September 2018: Yuk! Peduli Kesehatan Gigi
dan Mulut. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
๏‚Ÿ Kementerian Kesehatan RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
๏‚Ÿ Kementerian Kesehatan RI. 2019. Dashboard Informasi SDM Kesehatan Nasional
http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk unduh 1 Januari 2019.
๏‚Ÿ Kementerian Kesehatan RI. 2019. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.01.07/MENKES/189/2019 tentang Komite Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
๏‚Ÿ Kementerian Kesehatan. 2019. Kemenkes Luncurkan Komite Kesehatan Gigi dan Mulut.
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20191210/0332486/kemenkes-luncurkan-
komite-kesehatan-gigi-dan-mulut/ (akses 31 Desember 2019).
๏‚Ÿ WHO. 2018. Oral Health. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/oral-health (akses 19
Agustus 2019).
09 10

More Related Content

What's hot

Tugas ppt oklusi pada gtp
Tugas ppt oklusi pada gtpTugas ppt oklusi pada gtp
Tugas ppt oklusi pada gtp
Octavina Sitorus
ย 
Gigi tiruan (power point)
Gigi tiruan (power point)Gigi tiruan (power point)
Gigi tiruan (power point)
Iman Satoto
ย 
endodontic 2
endodontic 2endodontic 2
endodontic 2
RSIGM
ย 
Gigiku Sehat - Penyuluhan Kepada Anak Sekolah Dasar
Gigiku Sehat - Penyuluhan Kepada Anak Sekolah DasarGigiku Sehat - Penyuluhan Kepada Anak Sekolah Dasar
Gigiku Sehat - Penyuluhan Kepada Anak Sekolah Dasar
Santy Nurmalasari
ย 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4
RSIGM
ย 
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
rizkyautama
ย 
Kavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rkKavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rk
Joko Wijanarko
ย 

What's hot (20)

Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
ย 
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & ErosiLaporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
ย 
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan AmeloblastomaRencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
Rencana Perawatan dan Penatalaksanaan Ameloblastoma
ย 
UKGM
UKGM UKGM
UKGM
ย 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
ย 
Mahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan pptMahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan ppt
ย 
indikasi & kontraindikasi pencabutan gigi
indikasi & kontraindikasi pencabutan gigiindikasi & kontraindikasi pencabutan gigi
indikasi & kontraindikasi pencabutan gigi
ย 
Tugas ppt oklusi pada gtp
Tugas ppt oklusi pada gtpTugas ppt oklusi pada gtp
Tugas ppt oklusi pada gtp
ย 
4.oklusi
4.oklusi4.oklusi
4.oklusi
ย 
Gigi tiruan (power point)
Gigi tiruan (power point)Gigi tiruan (power point)
Gigi tiruan (power point)
ย 
endodontic 2
endodontic 2endodontic 2
endodontic 2
ย 
Etiology, sequelae & management of impacted teeth
Etiology, sequelae & management of impacted teethEtiology, sequelae & management of impacted teeth
Etiology, sequelae & management of impacted teeth
ย 
Gigiku Sehat - Penyuluhan Kepada Anak Sekolah Dasar
Gigiku Sehat - Penyuluhan Kepada Anak Sekolah DasarGigiku Sehat - Penyuluhan Kepada Anak Sekolah Dasar
Gigiku Sehat - Penyuluhan Kepada Anak Sekolah Dasar
ย 
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa RekurenReccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
Reccurent Aphthous Stomatitis (RAS) / Stomatitis Aftosa Rekuren
ย 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4
ย 
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
ย 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
ย 
Kavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rkKavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rk
ย 
Teledentistry; Next step into digitalization
Teledentistry; Next step into digitalizationTeledentistry; Next step into digitalization
Teledentistry; Next step into digitalization
ย 
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)
ย 

Similar to infodatin-gigi.pdf

Program kegiatan ukgm puskesmas keling 1
Program kegiatan ukgm puskesmas keling 1Program kegiatan ukgm puskesmas keling 1
Program kegiatan ukgm puskesmas keling 1
andiprasetya42
ย 
5779 11242-1-sm (1)
5779 11242-1-sm (1)5779 11242-1-sm (1)
5779 11242-1-sm (1)
milsmile
ย 

Similar to infodatin-gigi.pdf (20)

Edukasi kesehatan.pdf
Edukasi kesehatan.pdfEdukasi kesehatan.pdf
Edukasi kesehatan.pdf
ย 
Jurnal karies gigi
Jurnal karies gigiJurnal karies gigi
Jurnal karies gigi
ย 
Program kegiatan ukgm puskesmas keling 1
Program kegiatan ukgm puskesmas keling 1Program kegiatan ukgm puskesmas keling 1
Program kegiatan ukgm puskesmas keling 1
ย 
15. MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT.pptx
15. MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT.pptx15. MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT.pptx
15. MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT.pptx
ย 
PAPER 2.docx
PAPER 2.docxPAPER 2.docx
PAPER 2.docx
ย 
PAPER 2.docx
PAPER 2.docxPAPER 2.docx
PAPER 2.docx
ย 
Jurnal ahmad rizki aditama
Jurnal ahmad rizki aditamaJurnal ahmad rizki aditama
Jurnal ahmad rizki aditama
ย 
5779 11242-1-sm (1)
5779 11242-1-sm (1)5779 11242-1-sm (1)
5779 11242-1-sm (1)
ย 
116-220-1-SM.pdf
116-220-1-SM.pdf116-220-1-SM.pdf
116-220-1-SM.pdf
ย 
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulutGambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
ย 
Tugas makalah ibu halimah 2
Tugas makalah ibu halimah 2Tugas makalah ibu halimah 2
Tugas makalah ibu halimah 2
ย 
Tugas makalah ibu halimah 2
Tugas makalah ibu halimah 2Tugas makalah ibu halimah 2
Tugas makalah ibu halimah 2
ย 
228557464 kti-kesehatan-gigi
228557464 kti-kesehatan-gigi228557464 kti-kesehatan-gigi
228557464 kti-kesehatan-gigi
ย 
presentasi TA .pptx
presentasi TA .pptxpresentasi TA .pptx
presentasi TA .pptx
ย 
Kti sartika dewi
Kti sartika dewiKti sartika dewi
Kti sartika dewi
ย 
jurnal paedo
jurnal paedojurnal paedo
jurnal paedo
ย 
Gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigi
Gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigiGambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigi
Gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigi
ย 
UKGS
UKGSUKGS
UKGS
ย 
Preventip Dentistri Lansia-1 PDF.pptx
Preventip Dentistri Lansia-1 PDF.pptxPreventip Dentistri Lansia-1 PDF.pptx
Preventip Dentistri Lansia-1 PDF.pptx
ย 
Proposa kti samsia
Proposa kti samsiaProposa kti samsia
Proposa kti samsia
ย 

Recently uploaded

Jual Cytotec Jakarta Pusat ๐Ÿ‘—082322223014๐Ÿ‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Pusat ๐Ÿ‘—082322223014๐Ÿ‘—Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Jakarta Pusat ๐Ÿ‘—082322223014๐Ÿ‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Pusat ๐Ÿ‘—082322223014๐Ÿ‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
ย 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
AnissaPratiwi3
ย 
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptPelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
JhonSutarka1
ย 
Supplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke Malang
Supplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke MalangSupplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke Malang
Supplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke Malang
gentengcor outdoor
ย 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
sayangkamuu240203
ย 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
ย 
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
syafiraw266
ย 
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??โ‚ต*^Sell original abortion medic...
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??โ‚ต*^Sell original abortion medic...@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??โ‚ต*^Sell original abortion medic...
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??โ‚ต*^Sell original abortion medic...
b54037163
ย 

Recently uploaded (20)

materi sertitikasi halal reguler dan self declare
materi sertitikasi halal reguler dan self declaremateri sertitikasi halal reguler dan self declare
materi sertitikasi halal reguler dan self declare
ย 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
ย 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
ย 
Jual Cytotec Jakarta Pusat ๐Ÿ‘—082322223014๐Ÿ‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Pusat ๐Ÿ‘—082322223014๐Ÿ‘—Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Jakarta Pusat ๐Ÿ‘—082322223014๐Ÿ‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Pusat ๐Ÿ‘—082322223014๐Ÿ‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ย 
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael RadaAPAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
ย 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
ย 
Distribtor,Pengrajin,Jual,grosir sepatu 7 pe,WA ,0812-9838-0434 (telkomsel) N...
Distribtor,Pengrajin,Jual,grosir sepatu 7 pe,WA ,0812-9838-0434 (telkomsel) N...Distribtor,Pengrajin,Jual,grosir sepatu 7 pe,WA ,0812-9838-0434 (telkomsel) N...
Distribtor,Pengrajin,Jual,grosir sepatu 7 pe,WA ,0812-9838-0434 (telkomsel) N...
ย 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
ย 
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptPelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
ย 
Pengolahan Air Umpan Boiler untuk pabrik kelapa sawit
Pengolahan Air Umpan Boiler untuk pabrik kelapa sawitPengolahan Air Umpan Boiler untuk pabrik kelapa sawit
Pengolahan Air Umpan Boiler untuk pabrik kelapa sawit
ย 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
ย 
Supplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke Malang
Supplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke MalangSupplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke Malang
Supplier Genteng Atap Rumah Modern Kirim ke Malang
ย 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ย 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
ย 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
ย 
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
ย 
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
ย 
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??โ‚ต*^Sell original abortion medic...
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??โ‚ต*^Sell original abortion medic...@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??โ‚ต*^Sell original abortion medic...
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??โ‚ต*^Sell original abortion medic...
ย 
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman""Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
ย 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
ย 

infodatin-gigi.pdf

  • 1. pusdatin.kemkes.go.id pusdatin kemkes pusdatin kemenkes Kementerian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Jakarta Selatan ISSN 2442-7659 Didik Budijanto Rudy Kurniawan Winne Widiantini Penanggung Jawab Redaktur Penyunting Eka Satriani Sakti Dian Mulya Penulis Desain Gra๏€s/Layouter 2019 Masalah kesehatan gigi dan mulut khususnya karies gigi merupakan penyakit yang dialami hampir dari setengah populasi penduduk dunia (3,58 milyar jiwa). The Global Burden of Disease Study, 2016)
  • 2. Berdasarkan The Global Burden of Disease Study 2016 masalah kesehatan gigi dan mulut khususnya karies gigi merupakan penyakit yang dialami hampir dari setengah populasi penduduk dunia (3,58 milyar jiwa). Penyakit pada gusi (periodontal) menjadi urutan ke 11 penyakit yang paling banyak terjadi di dunia. Sementara di Asia Pasi๏€k, kanker mulut menjadi urutan ke 3 jenis kanker yang paling banyak diderita. Proporsi Masalah Gigi di Indonesia Tahun 2018 Sumber : Riskesdas, 2018 Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 89 Tahun 2015 tentang Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, kesehatan gigi dan mulut adalah keadaan sehat dari jaringan keras dan jaringan lunak gigi serta unsur-unsur yang berhubungan dalam rongga mulut yang memungkinkan individu makan, berbicara dan berinteraksi sosial tanpa disfungsi, gangguan estetik, dan ketidaknyamanan karena adanya penyakit, penyimpangan oklusi dan kehilangan gigi sehingga mampu hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kesehatan gigi dan mulut dapat mere๏€‚eksikan kesehatan tubuh secara keseluruhan termasuk jika terjadi kekurangan nutrisi dan gejala 01 02 Gambar 1 Situasi Kesehatan Gigi dan Mulut Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit (45,3%). Sedangkan masalah kesehatan mulut yang mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak dan/atau keluar bisul (abses) sebesar 14%. Proporsi Masalah kesehatan Mulut di Indonesia Tahun 2018 Sumber : Riskesdas, 2018 Gambar 2 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Gigi rusak/ berlubang/sakit Gigi hilang karena dicabut/ tanggal sendiri Gigi goyah Gigi telah ditambal atau ditumpat karena berlubang 45,3 19 10,4 4,1 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Gusi bengkak dan/atau keluar bisul (abses) Gusi mudah berdarah (seperti saat menyikat gigi) Sariawan berulang minimal 4x Sariawan menetap dan tidak pernah sembuh minimal 1 bulan 13,9 8 0,9 14 Definisi Kesehatan Gigi dan Mulut penyakit lain di tubuh. Gangguan pada kesehatan gigi dan mulut dapat berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari di antaranya menurunnya kesehatan secara umum, menurunkan tingkat kepercayaan diri, dan mengganggu performa dan kehadiran di sekolah atau tempat kerja. Kerusakan gigi (karies) Karies merupakan penyakit paling umum dan paling banyak dialami oleh orang di dunia. Karies disebabkan karena konsumsi gula berlebihan, kurangnya perawatan kesehatan gigi, dan sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan gigi yang sesuai standar. Periodontal merupakan penyebab utama kehilangan gigi pada orang dewasa.Gangguan ini diawali dengan gingivitis (pembengkakan pada gusi akibat plak) yang jika tidak diobati akan menjadi periodontitis (infeksi yang dapat menghancurkan gigi dan jaringan sekitarnya). Periodontal dapat berdampak serius dalam kehidupan sehari-hari seperti kesulitan dalam menguyah, berbicara, dan kehilangan gigi. Gangguan pada gusi (periodontal) Kanker mulut merupakan salah satu dari sepuluh jenis kanker yang paling banyak menyerang manusia. Kanker mulut menyerang bagian mulut secara signi๏€kan, Kanker seperti bibir, gusi, lidah, kerongkongan, bagian dalam pipi, langit-langit mulut, dan bagian bawah mulut. Kanker mulut dapat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani. Penyebab utama dari kanker ini umumnya adalah konsumsi rokok dan alkohol. Penyakit dan Gangguan pada Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut FDI (Fรฉdรฉration Dentaire Internationale) World Dental Federation, permasalahan yang umum terjadi pada gigi dan mulut adalah: Faktor Risiko Kesehatan Gigi dan Mulut Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula secara berlebihan dapat memicu terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan pada gigi dan mulut. Bakteri dalam mulut mengubah gula menjadi asam yang dapat mengikis enamel pada gigi. Semakin tinggi tingkat konsumsi gula dalam sehari maka semakin tinggi pula resiko untuk mengalami karies gigi. 1 Konsumsi gula berlebih
  • 3. 03 04 Merokok meningkatkan resiko terjadinya penyakit pada gusi dan kanker mulut. Selain itu, merokok juga dapat menyebabkan noda pada gigi (staining), napas berbau tidak sedap, kehilangan gigi permanen, dan kehilangan sensitivitas pada indera perasa dan penciuman. 2 Merokok Alkohol dapat mengiritasi mulut dan kerongkongan. Sel yang mengalami iritasi akan berupaya memperbaiki diri sendiri dan dapat membuat terjadinya perubahan (DNA) yang menjadi awal dari terjadinya kanker mulut. Konsumsi alkohol bersamaan dengan konsumsi rokok beresiko lebih tinggi untuk menyebabkan kanker mulut dan kerongkongan dibandingkan dengan hanya mengkonsumsi alkohol atau rokok saja. 3 Konsumsi alkohol Buruknya perilaku dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat menyebabkan terbentuknya plak dan meningkatkan perkembangan bakteri dalam mulut. Sikat gigi rutin dua kali sehari dengan pasta gigi ber๏€‚oride dapat mengurangi pertumbuhan bakteri dan mencegah timbulnya plak. 4 Kurang menjaga kesehatan gigi dan mulut Perilaku Menyikat Gigi berdasarkan Kelompok Umur di Indonesia Tahun 2018 Sumber : Riskesdas, 2018 Gambar 3 120 100 80 60 40 20 0 Berdasarkan Gambar 3, mayoritas penduduk Indonesia (94,7%) sudah memiliki perilaku menyikat gigi yang baik yaitu menyikat gigi setiap hari. Namun dari persentase tersebut hanya 2,8% yang menyikat gigi di waktu yang benar, yaitu minimal dua kali, sesudah makan pagi dan sebelum tidur. Jika berdasarkan kelompok umur, persentase tertinggi kelompok umur dengan perilaku menyikat gigi yang baik adalah umur 15-24 tahun sebesar 98,5% dengan persentase waktu menyikat gigi yang benar sebesar 3,3%. Sedangkan persentase terendah kelompok kelompok umur dengan perilaku menyikat gigi yang baik adalah umur 65 tahun ke atas sebesar 71% dengan persentase waktu menyikat gigi yang benar sebesar 2,9%. 3-4 86,7 93,2 96,5 98,5 98,3 97,8 96,7 91,2 71 5-9 10-14 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65+ 1,4 1,1 2,1 3,3 3,2 3,2 3,1 2,9 2,9 Menyikat gigi setiap hari Waktu menyikat gigi yang benar Perilaku Menyikat Gigi berdasarkan Tingkat Pendidikan di Indonesia Tahun 2018 Sumber : Riskesdas, 2018 Gambar 4 120 100 80 60 40 20 0 82,1 91,8 95,1 98 98,7 Menyikat gigi setiap hari Waktu menyikat gigi yang benar 99,2 Tidak sekolah Tidak tamat SD/MI Tamat SD/MI Tamat SMP/MTs Tamat SMA/MA Tamat D1/D2/D3/PT 1,7 2 2,5 2,7 3,6 6,2 Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan (Gambar 4), semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin baik perilaku menyikat gigi. Persentase perilaku menyikat gigi yang baik pada kelompok tamat D1/D2/D3/PT sebesar 99,2% dengan persentase waktu menyikat gigi yang benar sebesar 6,2%. Sebaliknya pada kelompok tidak sekolah, persentase perilaku menyikat gigi yang baik hanya sebesar 82,1% dengan persentase waktu menyikat gigi yang benar sebesar 1,7%. Upaya Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit pada gigi dan mulut adalah: 2x sehari menyikat gigi menggunakan pasta gigi yang mengandung Flouride sikat gigi 1 mengganti sikat gigi tiga bulan sekali 3bulan / makanan manis mengurangi x merokok berhenti mengkonsumsi alkohol tidak Membiasakan perilaku menjaga gigi dan mulut seperti 1 Menghindari faktor risiko 2 Memeriksakan gigi 3 ke dokter rutin bulan 6 setiap Umur (tahun)
  • 4. 05 06 Kondisi Tenaga Kesehatan Gigi di Indonesia Secara nasional, menurut data Riskesdas 2018 sebanyak 57,6% penduduk Indonesia bermasalah gigi dan mulut selama 12 bulan terakhir, tetapi hanya 10,2% yang mendapat perawatan oleh tenaga medis gigi. Berdasarkan kelompok umur, proporsi terbesar dengan masalah gigi dan mulut adalah kelompok umur 5-9 tahun (67,3%) dengan 14,6% telah mendapat perawatan oleh tenaga medis gigi. Sedangkan proporsi terendah dengan masalah gigi dan mulut adalah umur 3-4 tahun (41,1%) dengan 4,3% telah mendapat perawatan oleh tenaga Proporsi Masalah Gigi dan Mulut dan Perawatan oleh Tenaga Medis Gigi berdasarkan Kelompok Umur di Indonesia Tahun 2018 Sumber : Riskesdas, 2018 Gambar 5 80 70 60 50 40 30 20 10 0 3-4 55,6 56,6 61,9 5-9 10-14 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65+ Bermasalah gigi dan mulut Menerima perawatan dari tenaga medis gigi 4,3 41,1 67,3 14,6 51,9 9,4 8,7 10,6 59,6 11,4 62,1 11,3 9,8 54,2 6,4 Jika berdasarkan tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin rendah proporsi masalah gigi dan mulut, tetapi proporsi menerima perawatan dari tenaga medis gigi justru mengalami peningkatan. Pada tingkat pendidikan D1/D2/D3/PT proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 53,5% dengan proporsi menerima perawatan dari tenaga medis gigi sebesar 20%. Sedangkan pada kelompok tidak sekolah, proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 60,8% dengan proporsi menerima perawatan dari tenaga medis gigi sebesar 8,7%. Kondisi tempat tinggal juga menjelaskan perbedaan yang berarti. Penduduk perkotaan lebih rendah proporsinya memiliki masalah gigi dan mulut (57,2%) dibandingkan dengan penduduk perdesaan (58,2%) dengan proporsi menerima perawatan dari tenaga medis gigi lebih besar proporsi perkotaan (12,9%) dibandingkan dengan perdesaan (6,9%). Proporsi Masalah Gigi dan Mulut dan Perawatan oleh Tenaga Medis Gigi berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Tempat Tinggal di Indonesia Tahun 2018 Sumber : Riskesdas, 2018 Gambar 6 70 60 50 40 30 20 10 0 60,8 63,1 58,4 56,7 55,9 Bermasalah gigi dan mulut Menerima Perawatan dari tenaga medis gigi 53,5 Tidak sekolah Tidak tamat SD/MI Tamat SD/MI Tamat SMP/MTs Tamat SMA/MA Tamat D1/D2/D3/PT 8,7 10,2 7,5 9 12,5 20 57,2 58,2 6,9 12,9 Perkotaan Perdesaan Dari 57,6% penduduk Indonesia yang memiliki masalah kesehatan gigi, mayoritas (42,2%) memilih untuk melakukan pengobatan sendiri (Gambar 7). Sebanyak 13,9% berobat ke dokter gigi, sedangkan sisanya memilih untuk berobat ke dokter umum/paramedik lain (5,2%), perawat gigi (2,9%), dokter gigi spesialis (2,4%), dan tukang gigi (1,3%). Proporsi Pengobatan Masalah Gigi dan Mulut Sumber : Riskesdas, 2018 Gambar 7 Standar kecukupan dokter gigi di puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat adalah minimal satu orang, baik di puskesmas rawat inap dan non rawat inap dan di wilayah perkotaan, perdesaan, maupun di kawasan terpencil dan sangat terpencil. Pada tahun 2018, secara nasional terdapat 42,46% puskesmas dari total 9.825 puskesmas yang memiliki dokter gigi cukup. Sebesar 13,18% puskesmas memiliki jumlah dokter gigi melebihi standar dan 44,36% puskesmas mengalami kekurangan dokter gigi (Gambar 8). Berdasarkan provinsi, provinsi dengan persentase tertinggi puskesmas yang cukup dan berlebih jumlah dokter gigi yaitu DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Kepulauan Bangka Belitung. Sedangkan persentase tertinggi puskesmas yang kekurangan dokter gigi adalah Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua. 32,1 42,2 13,9 1,3 2,4 2,9 5,1 Umur (tahun) Pengobatan sendiri Dokter gigi Dokter umum/ paramedik lain Perawat gigi Dokter gigi spesialis Tukang gigi Tidak menerima pengobatan
  • 5. Kecukupan Dokter Gigi di Puskesmas* di Indonesia Tahun 2018 Gambar 8 Sumber : Badan PPSDMK, 2019 (http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk) per 31 Desember 2018 cukup lebih kurang 4,95 4,96 23,81 16,00 16,73 31,31 40,87 35,63 18,69 28,64 44,08 38,78 21,23 27,63 41,76 59,14 56,93 59,04 63,04 54,26 57,07 46,93 27,40 66,38 70,41 2,50 72,75 69,83 80,32 64,84 86,87 89,36 90,07 87,50 INDONESIA DKI Jakarta DI Yogyakarta Kep. Bangka Belitung Jawa Timur Sumatera Barat Jawa Tengah Kalimantan Selatan Nusa Tenggara Barat Riau Sulawesi Selatan Jawa Barat Kalimantan Utara Kalimantan Timur Banten Jambi Gorontalo Aceh Sulawesi Tenggara Sumatera Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tengah Sumatera Utara Kepulauan Riau Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Bali Nusa Tenggara Timur Bengkulu Sulawesi Utara Lampung Maluku Papua Papua Barat Maluku Utara 00,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 44,36 13,18 77,40 68,60 65,08 64,33 62,83 62,73 55,65 55,00 54,21 49,22 47,23 46,94 46,37 41,23 40,66 35,48 34,34 33,95 33,54 32,98 32,46 32,03 31,51 28,45 27,04 26,67 25,34 23,46 17,55 12,82 11,11 9,24 8,61 8,59 42,46 2,02 1,40 1,32 3,91 2,13 22,34 6,70 1,91 70,83 2,55 5,17 5,38 8,73 7,01 3,42 12,77 10,47 21,04 41,10 22,15 8,68 14,29 32,40 31,14 17,58 3,48 9,38 27,10 11,11 19,67 20,45 5,96 26,45 17,65 Indonesia Bebas Karies 2030 Pada tahun 2015, Kementerian Kesehatan menetapkan Rencana Aksi Nasional Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menuju Indonesia Bebas Karies 2030 yang merupakan rekomendasi WHO. Penetapan tahun 2030 adalah berdasarkan target bayi baru lahir pada tahun 2018 yang diharapkan pada usia 12 tahun sudah tidak mengalami karies. Usia 12 tahun adalah usia pada umumnya gigi permanen sudah tumbuh semua. Menurut data Riskesdas tahun 2018, prevalensi karies di Indonesia adalah sebesar 88,8% dengan prevalensi karies akar sebesar 56,6%. Berdasarkan gra๏€k pada Gambar 9 dapat disimpulkan bahwa prevalensi karies cenderung tinggi (di atas 70%) pada semua kelompok umur. Prevalensi karies tertinggi terdapat pada kelompok umur 55-64 tahun (96,8%). Sedangkan prevalensi karies akar cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya kelompok umur. Prevalensi karies akar tertinggi adalah pada kelompok umur 35-44 tahun, kemudian kembali menurun pada kelompok umur setelahnya. 07 08 Prevalensi Karies dan Karies Akar di Indonesia Tahun 2018 Sumber : Riskesdas, 2018 Gambar 9 120 100 80 60 40 20 0 3-4 5-9 10-14 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65+ 92,2 13,3 92,6 28,5 48,1 73,4 75,3 87 70 94,5 61,1 75,6 73,5 96,8 13,3 28,5 95 81,1 Indeks DMF-T (Decay Missing Filled-Teeth) dapat menggambarkan tingkat keparahan kerusakan gigi permanen dimana D (decay) adalah jumlah gigi permanen yang mengalami karies dan belum diobati, M (missing) adalah jumlah gigi permanen yang dicabut karena karies atau masih berupa sisa akar, dan F (๏€lling) adalah jumlah gigi permanen yang telah dilakukan penumpatan atau ditambal karena karies. Target Indonesia Bebas Karies 2030 adalah indeks DMF-T anak kelompok umur 12 tahun mencapai 1. Pada tahun 2018, rata-rata indeks DMF-T gigi permanen di Indonesia adalah 7,1 sedangkan untuk kelompok umur 12 tahun adalah 1,9. Angka ini masih belum memenuhi target RAN Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada tahun 2020 yaitu indeks DMF-T 4,1 pada semua umur dan indeks DMF-T 1,26 pada kelompok umur 12 tahun. Rata-rata Indeks DMF-T Gigi Permanen Berdasarkan Kelompok Umur WHO di Indonesia Tahun 2018 Sumber : Riskesdas, 2018 Gambar10 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 12 15 35-44 65+ 1,9 2,4 16,8 6,9 = Karies = Karies Akar *total keterisian data 98,2% (9.643 puskesmas) Umur (tahun) Umur (tahun)
  • 6. Target Indonesia Bebas Karies 2030 dalam Peta Jalan Keberhasilan Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Sumber : Rencana Aksi Nasional (RAN) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Tahun 2015-2019 Gambar11 2015 DMF-T 4,5 DMF-T 1,3 (Kelompok 12 tahun) 2020 DMF-T 4,1 DMF-T 1,26 (Kelompok 12 tahun) 2025 DMF-T 3,7 DMF-T 1,14 (Kelompok 12 tahun) 2030 DMF-T 3,3 DMF-T 1 (Kelompok 12 tahun) Dalam rangka mewujudkan Indonesia Bebas Karies 2030, Kementerian Kesehatan menetapkan Komite Kesehatan Gigi dan Mulut melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189 Tahun 2019 tentang Komite Kesehatan Gigi dan Mulut. Komite ini bertugas di antaranya membantu Kementerian Kesehatan dalam menyusun rencana strategis dan rencana aksi upaya kesehatan gigi dan mulut, melakukan advokasi dengan stakeholder lainnya, melakukan monitoring dan evaluasi, dan memberikan rekomendasi atas penyelesaian masalah terkait pelaksanaan upaya kesehatan gigi dan mulut. Komite yang diluncurkan pada 10 Desember 2019 ini terdiri dari unsur Kementerian Kesehatan, pendidikan Kedokteran Gigi, kolegium, organisasi profesi, dan pakar. Strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai Indonesia Bebas Karies 2030 diantaranya adalah: 1. Meningkatkan upaya promotif dan preventif pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kemandirian melalui peran serta masyarakat dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut mulai dari janin sampai lansia (continuum of care), peningkatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS), dan peningkatan usaha kesehatan gigi masyarakat melalui UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat). 2. Meningkatkan aksesiblitas terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Upaya yang dilakukan adalah memastikan tersedianya pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan mengotimalisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Fasilitas Kesehatan tingkat Lanjut (FKTL). 3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Upaya yang dilakukan adalah dengan memastikan tersedianya sarana dan prasarana sesuai standar, tenaga kesehatan gigi dan mulut yang berkompeten dan berbudaya kinerja, serta mengoptimalisasi pelayanan melalui program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di fasilitas kesehatan. 4. Meningkatkan peran serta stakeholders terkait pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Upaya yang dilakukan melalui dukungan dan regulasi, peningkatan kompetensi tenaga kesehatan gigi dan mulut, mewujudkan kemitraan yang berdaya guna tinggi, dan memastikan ketersediaan dana yang proporsional antara program UKM dan UKP. Daftar Referensi ๏‚Ÿ FDI World Dental Organization. 2019. FDI's De๏€nition of Oral Health. https://www.fdiworlddental.org/oral-health/fdi-de๏€nition-of-oral-health (akses 19 Agustus 2019). ๏‚Ÿ Kementerian Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. ๏‚Ÿ Kementerian Kesehatan RI. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 89 Tahun 2015 tentang Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. ๏‚Ÿ Kementerian Kesehatan RI. 2015. Rencana Aksi Nasional Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut tahun 2015-2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. ๏‚Ÿ Kementerian Kesehatan RI. 2018. Mediakom Edisi 98 September 2018: Yuk! Peduli Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. ๏‚Ÿ Kementerian Kesehatan RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. ๏‚Ÿ Kementerian Kesehatan RI. 2019. Dashboard Informasi SDM Kesehatan Nasional http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk unduh 1 Januari 2019. ๏‚Ÿ Kementerian Kesehatan RI. 2019. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/189/2019 tentang Komite Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. ๏‚Ÿ Kementerian Kesehatan. 2019. Kemenkes Luncurkan Komite Kesehatan Gigi dan Mulut. http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20191210/0332486/kemenkes-luncurkan- komite-kesehatan-gigi-dan-mulut/ (akses 31 Desember 2019). ๏‚Ÿ WHO. 2018. Oral Health. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/oral-health (akses 19 Agustus 2019). 09 10