Dokumen tersebut membahas tentang Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut siswa sekolah dasar di Indonesia. UKGS melakukan pelayanan kesehatan gigi melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. UKGS dilaksanakan di sekolah melalui pendidikan kesehatan gigi, sikat gigi bersama, pemberian fluorida, dan pengobatan gigi.
1. USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan
dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan
penyembuhan serta pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan.
Dalam SKN (Sistem Kesehatan Nasional) sesuai dengan Surat keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor : 131/MENKES/SK/II/2004 tentang Sistim Kesehatan Nasioonal
(SKN), dinyatakan upaya kesehatan dilaksanakan dan dikembangkan berdasarkan suatu bentuk
atau pola Upaya kesehatan puskesmas, peran serta masyarakat, dan rujukan upaya kesehatan.
Selain itu ditunjang juga dengan progaram pemerintah yaitu menuju Indonesia sehat 2010.
Dari hasil survey penyakit periodontal dan karies gigi di Indonesia tahun 1994 – 1999,
menunjukkan bahwa pada kelompok usia 12 tahun pravalensi penyakit periodontal menyerang
80,8% anak dan penyakit karies gigi anak 72,1%.( Depkes RI 1999) Oleh WHO telah ditetapkan
“Oral Healt Global Indicator For 2000” DMF-T tidak lebih dari 3 pada kelompok umur 12 tahun.
Menurut WHO keadaan karies gigi di Indonesia cenderung meningkat dari DMF-T = 0,7 (1973),
menjadi 2,3 (1979- 1982) dan pada survey kesehatan gigi terakhir = 2,6 (1984- 1988),
inimenunjukkan dari tahun 1979- 1988 kesehatan gigi di Indonesia terus mengalami angka
penurunan. Status kesehatan pada anak kelompok usia 12 tahun ini merupakan indikator utama
dalam pengukuran pengalaman kerusakan karies gigi .(Depkes RI 1999)
Kondisi kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih sangat memprihatinkan sehingga perlu
mendapatkan perhatian serius dari tenaga kesehatan. Hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan
mulut masih diderita oleh 90% penduduk Indonesia.1 Berdasarkan laporan Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) DepKes RI 2001, di antara penyakit yang dikeluhkan dan yang tidak
dikeluhkan, prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah tertinggi meliputi 60% penduduk. Karies
gigi dan penyakit periodontal merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di rongga mulut
sehingga merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut.2 Karies gigi dan penyakit
periodontal dapat dicegah melalui penerapan kebiasaan memelihara kesehatan gigi dan mulut
pada anak sejak dini dan secara kontiniu.
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit masyarakat yang diderita oleh 90% penduduk
Indonesia, sebab gigi memiliki sifat “progresif” yaitu apabila tidak dirawat dan diobati akan
mengakibatkan makin parah dan bersifat “Irreversibble” yaitu apabila ada jaringan yang sudah
rusak tidak akan dapat tumbuh kembali (SKKRT, 1995). Hal inilah yang sangat kurang
mendapatkan perhatian dari masyarakat sehingga angka kesehatan gigi tiap tahunnya hampir
selalu menglami penurunan.
Di Indonesia sebanyak 89% anak di bawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan mulut.
Penyakit gigi dan mulut, akan sangat berpengaruh pada derajat kesehatan, proses tumbuh
kembang bahkan masa depan anak. Anak-anak rawan kekurangan gizi. Rasa sakit pada gigi dan
mulut jelas menurunkan selera makan mereka. Dampak lainnya, kemampuan belajar mereka pun
turun sehingga jelas akan berpengaruh pada prestasi belajar hingga hilangnya masa depan anak.
2. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan jaringan pendukung gigi
yang banyak dijumpai pada anak-anak sekolah dasar di Indonesia, serta cenderung meningkat
setiap dasawarsa.
Salah satu usaha yang telah dilaksanakan untuk mengatasi masalah kesehatan gigi pada anak
adalah melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS), yaitu salah satu program
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas. UKGS memberikan pelayanan dalam bentuk
peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) yang ditujukan bagi anak usia sekolah di lingkungan sekolah binaan dengan
maksud agar mendapatkan generasi yang sehat.
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang telah berdiri sejak tahun 1951 merupakan suatu
kegiatan yang sangat relevan dalam pelaksanaan upaya penanggulangan penyakit gigi dan mulut.
Hal ini disebabkan karena kegiatanya diarahkan kepada penanaman kebiasaan pelihara diri
kesehatan gigi sejak dini.
UKGS diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta, di bawah binaan puskesmas dan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS). Untuk pemerataan jangkauan UKGS, penerapan UKGS disesuaikan
dengan paket-paket UKS yaitu, UKGS Tahap I/Paket Minimal UKS diselenggarakan oleh guru
penjaskes dan guru pembina UKGS, UKGS Tahap II/Paket Standar UKS diselenggarakan oleh
guru dan tenaga kesehatan puskesmas, sedangkan UKGS Tahap III/Tahap Optimal UKS
diselenggarakan oleh guru, tenaga puskesmas dan tenaga kesehatan gigi.
Pengertian UKGS
UKGS adalah upaya kesehatan gigi sekolah yang ditujukan bagi anak usia sekolah di lingkungan
sekolah dari tingkat pelayanan promotif, promotif-preventif, hingga pelayanan paripurna.10
UKGS menurut Depkes RI adalah bagian integral dari UKS yang melaksanakan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut secara terencana, pada para siswa, terutama siswa Sekolah Tingkat
Dasar (STD) dalam kurun waktu tertentu, diselenggarakan secara berkesinambungan melalui
paket UKS yaitu paket minimal, paket standar dan paket optimal.
Kegiatan UKGS dilakukan sesuai keadaan tenaga dan fasilitas di Puskesmas, dan dibagi dalam 3
tahap/paket, yaitu :
1. Tahap I atau paket minimal UKGS.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang belum terjangkau tenaga dan fasilitas
kesehatan gigi.
Kegiatan berupa :
a. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh para guru sesuai dengan
kurikulum Departemen dan Kebudayaan 1994.
b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru sesuai dengan
kurikulum Departemen Pendidikan Nasional.
c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanakan kegiatan sikat
gigi masal minimal untuk kelas I, II dan kelas III dengan memakai pasta gigi yang mengandung
3. fluor minimal 1 kali/bulan.
d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I.
e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.
f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I-VI (care of demand).
g. Pelayanan medik gigi dasar pada kelas terpilih (kelas VI) sesuai kebutuhan (treatment need).
h. Rujukan bagi yang memerlukan.
Tujuan UKGS
Perubahan perilaku individu dapat terjadi secara alamiah melalui lingkungan atau masyarakat
sekitarnya. Namun ada pula perubahan yang terjadi secara terencana dan dilaksanakan secara
sistematis, yaitu perubahan melalui pendidikan. UKGS merupakan sarana dalam upaya
mengubah perilaku siswa dalam memelihara dan menjaga kesehatan gigi dan mulut siswa.
Tujuan UKGS yaitu :
1. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dengan jalan mengadakan usaha
preventif dan promotif.
2. Mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan bahwa untuk meningkatkan taraf
kesehatan gigi perlu pemeliharaan kebersihan mulut (oral hygiene).
3. Mengusahakan agar anak-anak sekolah dasar itu mau memelihara kebersihan mulutnya di
rumah (habit formation).
4. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dasar dengan menjalankan usaha kuratif
apabila usaha prevensi gagal melalui sistem selektif.
5. Meningkatkan kesadaran kesehatan gigi dengan suatu sistem pembiayaan yang bersifat
praupaya (prepayment system).
Lingkup yang dilayani oleh Kegiatan UKGS
Lingkup kegiatan UKGS melayani setiap aspek pelayanan kesehatan gigi tiap – tiap sekolah di
masing – masing kecamatan.
UKGS di lingkungan Sekolah Dasar Tingkat (SDT) mempunyai sasaran semua anak sekolah
tingkat pendidikan dasar (6-14 tahun) sampai usia 18 tahun. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
diberikan pada anak usia sekolah agar mendapatkan generasi yang sehat dan bangsa yang kuat.
Dalam wilayah kerja Puskesmas, program UKGS harus meliputi sasaran sabagai berikut :
1. 100% SD melaksanakan pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut sesuai kurikulum
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Minimal 80% SD/MI melaksanakan sikat gigi masal.
3. Minimal 50% SD/MI mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan (care on
demand).
4. Minimal 30% SD/MI mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas kebutuhan perawatan
(treatment need).
Fasilitas dan Peralatan UKGS
Fasilitas dan peralatan perlu juga diperhatikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tempat
dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan, baik di dalam maupun di luar ruangan. Alat bantu
pelaksanaan UKGS dapat berupa poster mengenai bentuk gigi, gambar-gambar dan alat-alat
4. peraga yang menarik seperti model gigi, sikat gigi dan lain-lainnya sehingga penyuluhan itu
tidak berkesan membosankan.
Tenaga Pelaksana UKGS
UKGS dijalankan oleh tim kesehatan gigi dan mulut seperti dokter gigi, perawat gigi, dan
dibantu oleh wakil masyarakat sekolah yaitu kepala sekolah, guru kelas dan orang tua murid.
Tim kesehatan gigi dan mulut sebagai tenaga inti dalam pelaksanaan UKGS. Kerjasama dengan
kepala sekolah sangat diperlukan karena kegiatan UKGS dilaksanakan pada jam-jam sekolah dan
seharusnya sudah dijadwalkan pada awal tahun pelajaran. Peran serta guru kelas dan kepala
sekolah besar artinya dalam keberhasilan UKGS tersebut.
Pelaksanaan UKGS
Pelaksanaan program UKGS dapat melalui upaya promotif dan preventif. Upaya promotif lebih
diarahkan pada pendekatan pendidikan kesehatan gigi. Upaya ini biasanya dilakukan oleh guru
setelah guru sekolah memperoleh pegangan/pedoman hasil dari penataran, mereka dapat
menjalankan program
penerangan pendidikan kesehatan gigi dengan jalan memasukkan pelajaran tentang kesehatan
gigi dan mulut. Upaya preventif meliputi upaya pembersihan karang gigi, sikat gigi massal dan
pemberian fluor. Pembersihan karang gigi dilakukan secara selektif kepada anak-anak yang
membutuhkan.
Usaha pencegahan penyakit gigi dan mulut terutama ditujukan kepada murid-murid sekolah,
antara lain melalui program UKGS untuk mencegah atau mengurangi karies gigi atau penyakit
gigi lainnya.
Program ini meliputi pencegahan penyakit gigi dan perawatan, yaitu :
1. Pemeriksaan teratur.
2. Diagnosa untuk menentukan perawatan apa yang diperlukan.
3. Pembersihan rongga mulut.
4. Pemberian pendidikan kesehatan gigi di klinik.
5. Mempelajari cara memelihara kebersihan mulut.
6. Pengulasan Fluor untuk mencegah kerusakan gigi.
7. Pencabutan gigi susu dengan Chlor Acethyl.
8. Penambalan gigi tetap dengan amalgam.
Lebih rincinya ada beberapa usaha pencegahan yang dapat dilakukan melalui program UKGS,
yaitu :
a). Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan diberikan oleh dokter gigi dengan dibantu
gambar-gambar dan alat-alat peraga yang menarik seperti model gigi dan lain-lainnya sehingga
penyuluhan itu tidak berkesan membosankan, selain tentang kesehatan gigi, diberikan juga
penyuluhan tentang bagaimana menjaga kesehatan mulut yang nantinya akan berpengaruh pada
kesehatan gigi. Kerjasama dengan kepala sekolah sangat diperlukan karena penyuluhan ini
dilaksanakan pada jam-jam sekolah dan seharusnya sudah dijadwalkan pada awal tahun
pelajaran.
5. Tujuan penyuluhan tersebut adalah agar siswa/i lebih sadar bagaimana seharusnya menjaga
kesehatan gigi dan mulutnya masing-masing. Peran serta guru kelas dan kepala sekolah besar
artinya dalam keberhasilan usaha kegiatan penyuluhan tersebut. Perawatan gigi dan mulut
ditunjukkan dalam memperoleh pengobatan yang diperlukan, terutama pengobatan dalam
menghilangkan rasa sakit, dan mencegah kerusakan gigi semakin parah. Sebaiknya sebelum
dilakukan perawatan, terlebih dahulu diadakan pemeriksaan untuk membuat data setiap siswa/i.
Pada tiap-tiap awal tahun pengajaran dilakukan pemeriksaan awal untuk dibuatkan kartu status
tentang keadaan gigi geligi masing-masing juga tentang kesehatan mulut secara keseluruhan.
Berdasarkan data-data tersebut, diperoleh gambaran mengenai berapa jumlah siswa/i yang
memerlukan penambalan dan pencabutan diberikan surat untuk ditandatangani orang tuanya
sebagai tanda persetujuan bahwa putra/i-nya diizinkan dirawat di sekolah. Mengingat UKGS
bukanlah poliklinik, maka perawatan yang diberikan hanyalah penambalan tetap, pencabutan
gigi susu yang sudah saatnya tanggal, pengobatan gigi untuk menghilangkan rasa
sakit/pencegahan kerusakan lebih lanjut.
b). Menyikat gigi dengan pasta fluoracil. Kegiatan ini dilakukan di tempat khusus yang sudah
disediakan sekolah dan sebaiknya dilengkapi juga dengan cermin, sehingga mereka dapat
melihat sendiri pada saat mereka menyikat gigi. Cara sikat gigi yang baik dan benar diajarkan
oleh perawat yang bertugas di lokasi sekolah tersebut. Untuk menguji apakah siswa/i telah
menyikat gigi dengan bersih diberikan suatu larutan (disclosing solution) yang berwarna merah.
Jika masih banyak sisa-sisa makanan/lapisan plak yang menempel akan terlihat banyak bagian
gigi (email) yang berwarna merah. Kepada siswa/i yang belum menyikat giginya dengan bersih
dianjurkan untuk melanjutkan kegiatan menyikat gigi ini. Dengan cara tersebut diharapkan setiap
siswa/i mempunyai pengalaman dan latihan untuk mengetahui berapa lama seseorang harus
menyikat gigi sampai bersih betul. Kegiatan sikat gigi bersama ini dapat dilakukan beberapa kali
dalam satu bulan.
c). Kumur-kumur dengan larutan fluor. Tujuannya adalah untuk mendapatkan lapisan gigi yang
lebih tahan terhadap serangan asam. Asam merupakan hasil akhir dari sisa-sisa makanan
terutama yang mengandung karbohidrat. Dengan lapisan email yang lebih tahan terhadap asam,
diharapkan tidak akan cepat terjadi lubang pada gigi (karies).
Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid
Status kesehatan gigi dan mulut murid sekolah ditentukan berdasarkan Indeks karies dan OHI-S.
Status kesehatan gigi dan mulut pada anak kelompok usia 12 tahun merupakan indikator utama
dalam kriteria pengukuran pengalaman karies gigi yang dinyatakan dengan indeks DMFT
(Decay Missing Filling Tooth). Menurut WHO, anak usia 12 tahun adalah usia penting, karena
selain anak akan meninggalkan bangku SD, juga merupakan usia gigi bercampur karena gigi
permanen telah erupsi, kecuali gigi molar ketiga. Anak usia 12 tahun adalah sebuah sampel yang
reliable, dan mudah diperoleh di sekolah.
Karies Gigi
6. Karies gigi merupakan penyakit kronis yang dapat dialami oleh setiap orang dan sering terjadi
pada anak-anak. Karies gigi terdapat di seluruh dunia, tanpa memandang umur, bangsa ataupun
keadaan ekonomi. Menurut penelitian di Negara-negara Eropa, Amerika dan Asia, termasuk
Indonesia, ternyata 80-95% dari anak-anak di bawah umur 18 tahun terserang karies gigi.
Walaupun demikian, karies gigi dapat dicegah dan dirawat.
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari
permukaan gigi (pit, fisur dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa. Karies gigi yang
disebut juga lubang gigi merupakan suatu penyakit dimana bakteri merusak struktur jaringan gigi
(enamel, dentin dan sementum) sehingga menyebabkan lubang pada gigi.
Indeks karies digunakan untuk mengukur pengalaman seseorang terhadap karies. Dalam hal ini,
indeks karies yang dipakai adalah indeks yang diperkenalkan oleh Wim Van Palenstein. Semua
gigi diperiksa kecuali gigi molar tiga karena biasanya gigi tersebut tidak tumbuh.
Indeks karies terdiri atas komponen D, M, F dan P, U, F, A sebagai berikut :
1. Komponen D (decayed) meliputi gigi tetap dengan satu lesi karies yang belum mengenai
pulpa.
2. KomponenM (missing) yaitu gigi tetap yang sudah dicabut.
3. Komponen F (filled) yaitu gigi tetap dengan lesi karies dan sudah ditambal dengan sempurna.
4. Komponen P (pulp involvement) yaitu gigi dengan karies yang telah mengenai pulpa.
5. Komponen U (traumatic ulceration) yaitu gigi dengan karies yang telah mengenai pulpa dan
menyebabkan ulser traumatik pada jaringan lunak seperti lidah dan mukosa bukal.
6. Komponen F (fistula) yaitu gigi dengan karies yang mengenai pulpa disertai adanya saluran
pus yang berhubungan dengan keterlibatan pulpa pada gigi.
7. Komponen A (abscess) yaitu gigi dengan karies yang mengenai pulpa disertai adanya
pembengkakan yang mengandung pus.
Karies gigi merupakan penyakit kronis yang dapat dicegah dan dirawat. Ada beberapa usaha
pencegahan yang dapat dilakukan dalam menjaga kesehatan rongga mulut, yaitu menjaga
kebersihan mulut, pengaturan makanan, serta terapi fluorida.
1. Menjaga Kebersihan Mulut
Kebersihan mulut yang baik diperlukan untuk meminimalisir agen penyebab penyakit mulut dan
membuang plak gigi. Plak tersebut mengandung bakteri. Karies dapat dicegah dengan
pembersihan dan pemeriksaan gigi teratur. Salah satu cara menjaga kebersihan mulut yaitu
dengan menyikat gigi secara teratur, kumur-kumur memakai alat semprot dimana sisa makanan
setelah sikat gigi dan pemakaian benang gigi dapat dihilangkan dengan kumur-kumur yang kuat,
yaitu dengan cara menghisap-hisap cairan tersebut di antara gigi dan mulut dengan gerakan otot-
otot bibir lidah dan pipi di mana gigi dalam keadaan tertutup ± 30 detik.29 Data SKRT 2001
menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia (61,5%) menyikat gigi kurang sesuai
dengan anjuran gigi, yakni setelah makan dan sebelum tidur, bahkan 16,6% tidak menyikat
giginya, padahal plak hanya dapat dihilangkan dengan menyikat gigi.
2. Pengaturan Makanan
Untuk kesehatan gigi, pengaturan konsumsi gula perlu diperhatikan. Gula yang tersisa pada
mulut dapat memproduksi asam oleh bakteri. Pengonsumsian permen karet dengan xylitol dapat
7. melindungi gigi. Efek ini mungkin disebabkan ketidakmampuan bakteri memetabolisme xylitol.
Riset terkini menegaskan, kebiasaan mengunyah permen karet dengan pemanis xylitol sangat
efektif mencegah kerusakan gigi. Xylitol mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus
mutans saat mengubah gula dan karbohidrat lain menjadi asam. Hal ini dapat dilakukannya
mengingat xylitol tidak dapat difermentasikan oleh bakteri tersebut. Oleh karena itu,
pertumbuhan Streptococcus mutans menjadi demikian terhambat.
3. Terapi Fluorida
Terapi fluorida dapat menjadi pilihan untuk mencegah karies. Cara ini telah terbukti menurunkan
kasus karies gigi. Fluorida dapat membuat enamel resisten terhadap karies. Fluorida sering
ditambahkan pada pasta gigi dan cairan pembersih mulut.
Oral Higiene
Indeks Oral Higiene (OHI) mengukur debris dan kalkulus yang menutupi permukaan gigi, dan
terdiri atas dua komponen : indeks debris dan indeks kalkulus yang masing-masingnya
mempunyai rentangan skor 0-3. Jika yang diukur hanya ke-enam gigi indeks, indeksnya
dinamakan Indeks Oral Higiene Simplified (OHI-S), dilakukan melalui pemeriksaan pada 6 gigi
yaitu gigi 16, 11, 26, 36, 31, dan 46. Pada gigi 16, 11, 26, 31 yang dilihat permukaan bukalnya
sedangkan gigi 36 dan 46 permukaan lingualnya. Apabila gigi 11 tidak ada diganti dengan gigi
21 dan sebaliknya.
Oral debris adalah lapisan lunak yang terdapat di atas permukaan gigi yang terdiri atas mucin,
bakteri dan sisa makanan yang putih kehijau-hijauan dan jingga.
Gigi yang diperiksa adalah gigi yang telah erupsi sempurna dan jumlah gigi yang diperiksa ada
enam buah gigi tertentu dan permukaan yang diperiksa tertentu pula. Skor debris diperoleh dari
jumlah skor permukaan gigi dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa.
Kalkulus adalah pengendapan dari garam-garam anorganis yang terutama terdiri atas kalsium
karbonat dan kalsium fosfat tercampur dengan sisa-sisa makanan, bakteri-bakteri dan sel-sel
epitel yang telah mati. Berdasarkan lokasi perlekatannya dikaitkan dengan tepi gingival, kalkulus
dapat dibedakan atas dua macam yaitu :
1. Kalkulus supra gingiva adalah karang gigi yang terdapat di sebelah oklusal dari tepi free
gingiva. Biasanya berwarna putih sampai kecoklat-coklatan. Konsistensinya keras seperti batu
apung, dan mudah dilepas dari perlekatannya ke permukaan gigi.
2. Kalkulus sub gingiva adalah karang gigi yang terdapat di sebelah lingual dari tepi gingiva
bebas dan biasanya berwarna coklat muda sampai hitam bercampur dengan darah.
Konsistensinya keras seperti batu api, dan melekat sangat erat kepermukaan gigi.
Psikologi anak
1. Apabila satu anak takut, secara langsung akan mempengaruhi anak yang lain ikut takut untuk
diperiksa sehingga sangat menyulitkan perawat untuk bekerja secara optimal. Hal ini disebabkan
karena pada saat perawat melakukan perawatan pada satu anak, secara tidak langsung anak yang
8. lain ikut melihat yang pada akhirnya menimbulkan rasa takut dan akhirnya menimbulkan ke
engganan untuk diperiksa.
2. Image tentang perawat dan dokter UKGS yang tidak bersahabat di mata anak – anak sehingga
menyebabkan anak cenderung menolak sebelum akan diperiksa dan dirawat giginya.
Image dokter gigi
Dianggap sebagai sesuatu hal yang menakutkan bagi masyarakat terutama anak – anak sehingga
mengakibatkan anak merasa takut untuk dirawat dan diperiksa.
Usaha-usaha Meningkatkan Pelayanan UKGS
1. Aspek Fungsi
a. Bagaimana menentukan spesifikasi pra sarana peralatan medis pelayanan Usaha Kesehatan
gigi Seklah ( UKGS ) yang disesuaikan dengan tindakan medis yang diperlukan
b. Pemanfaatan lebih efisiensi penggunaan space ruang interior kendaraan pelayanan Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah dari kendaraan yang ada sebelumnya( UKGS ).
c. penataan ulang system konfigurasi furniture medis pelayanan kesehatan gigi yang digunakan
dalam kendaraan pelayanan Usaha Kesehatan Gigi sekolah sehingga performa pelayanan dapat
ditingkatkan.
d. Pemelihan chasis dan jenis kendaraan pelayanan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah yang tepat
guna sehingga kegiatan dapat berjalan lebih optimal.
e. Penyediaan pelayanan kesehatan gigi yang terintregrasi
2. Aspek estetika
a. Bagaimana mendesain eksterior kendaraan pelayanan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah agar
dapat menimbulkan suatu image yang menarik, dan menyenangkan untuk anak – anak.
b. Bagaimana menampilkan image interior kendaraan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah yang dapat
memberikan kemudahan bagi dokter dan perawat yang bekerja di dalamnya.
c. Bagaimana mendesain furniture untuk kendaraan kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
dengan desain yang tepat guna.
3. Aspek produksi
a. Bagaimana mendesain furniture kendaraan pelayanan kesehatan gigi keliling yang mudah
diproduksi
b. Bagaimana memilih basis kendaraan pelayanan kesehatan gigi keliling yang dapat
menampung spesifikasi peralatan medis yang dibutuhkan
4. Aspek teknologia. Bagaimana memilih stretcher pasien gigi dengan spesifikasi yang tepat
sehingga sesuai dengan kebutuhan kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
b. Bagaimana menetukan sumber tenaga yang sesuai dengan kebutuhan opersional kendaraan
pelayanan kesehatan gigi keliling.
c. Bagaimana memilih teknologi penerangan yang sesuai dengan skala tindakan medis yang
dilakukan pada kendaraan pelayanan kesehatan gigi keliling.
9. http://puskesmas-wanasari-brebes.blogspot.com/2011/06/usaha-kesehatan-gigi-sekolah-ukgs.html
USAHA KESEHATAN SEKOLAH / USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH
USAHA KESEHATAN SEKOLAH/USAHA KESEHATAN GIGI SEKOALAH ( UKS/UKGS )
Program Uks/Ukgs termasuk upaya preventif/penyuluhan yang merupakan strategi yang sangat
penting sekali untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama anak-anak sekolah. Selama
ini kita lihat program Uks/Ukgs kurang maksimal di lakukan di setiap sekolah, ini diperlukan
pemahaman, pengertian dan kesatuan gerak langkah dari stekholder/instansi terkait untuk lebih
memaksimalkan program Uks/ukgs di setiap sekolah.
Pemerintah telah mengeluarkan SK 4 kementerian bersama terkait untuk meningkatkan
kegiatan-kegiatan Uks, 4 menteri tersebut antara lain menteri pendidikan dan kebudayaan, menteri
kesehatan, menteri agama dan menteri dalam negeri yang mana kelanjutan dari ini dibentuknya Tim
Pembina Uks ( TPU ) tingkat provinsi , Kabupaten dan Kecamatan. Koordinasi dari stakeholder ini yang
belum maksimal, kalo hanya dinas kesehatan dalam hal ini Puskesmas atau pun dinas Pendidikan dalam
hal ini sekolah yang punya keinginan maka target yang kita capai di Uks/Ukgs belum maksimal, jadi kita
harapkan masing-masing stakeholder mengambil peran dalam meningkatkan Uks/Ukgs di setiap
sekolah.
Kegiatan-Kegiatan yang dapat kita lakukan di Program Uks/Ukgs antara lain :
1. Penyuluhan dan demo Cuci Tangan Pakai Sabun dengan air yang mengalir kesemua murid SD/MI
10. Penyuluhan ini dapat mengurangi penyakit menular dari virus atau pun bakteri yang dapat
menimbulkan berbagai penyakit terutama dapat mengurangi setengah angka penyakit Diare. Materi
yang diberikan olehtenaga kesehatan adalah :
a. Tujuan dari pada sikat gigi masal adalah agar tangan kita bersih dari kuman-kuman penyakit.
b. Waktu kita harus cuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir : Sebelum dan sesudah makan,
setelah buang air besar dan buang air kecil, sesudah bermain, sesudah memegang hewan.
2. Penyuluhan dan demo Sikat gigi masal
Materi yang diberikan adalah :
a. Tujuan dari pada sikat gigi adalah agar mulut bersih dari sisa-sisa makanan .
b. waktu kita harus sikat gigi adalah : pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur.
3. Dokter Kecil
Dokter kecil merupakan konselor dari pada teman sebayanya tentang pengetahuan kesehatan dan
menjadi contoh bagi teman-temannya dalam berperilku kesehatan diingkat SD/MI yang jumlahnya
minimal 20 orang disetiap sekolah, yang mana materi yang diberikan kepada dokter kecil adalah : UKS,
Gizi, Imunisasi, Kesehatan lingkungan, Pembrantasan penyakit menular, Pertolongan pertama.
4. Penyuluhan Bahaya rokok narkoba, kesehatan reproduksi remaja dan PHBS di tingkat SLTP/SLTA.
Penyuluhan ini diberikan kepada anggota osis yang kemudian anggota osis la yang bertanggung jawab
menyampaikannya kepada teman-teman sebayanya dalam kegiatan osis atau pramuka.
5. Lomba penyuluhan kesehatan yang diikuti oleh anak sekolah SD/MI, SLTP, SLTA
Lomba ini dilakukan dengan tujuan agar anak didik selalu bersemangat menambah pengetahuan
tentang kesehatan dan memiliki kemapuan yang baik mampu untuk menyampaikan ke masyarakat
terutama teman-temanya disekolah.
11. Kegiatan-kegiatan yang di atas sangat besar sekali manfaat untuk generasi muda Indonesia
dalam melindungi dirinya dari penyakit-penyakit yang kemudian bisa belajar lebih maksimal dan aktif
yang kemudian dapat meningkatkan kecerdasan anak didik kita. Untuk itu kepada stakeholder/dinas
terkait terutama peran dari kecamatan dalam hal ini bapak/ibuk camat agar lebih dapat merangkul dan
mengajak dinas terkait untuk melakukan gerak kesatuan langkah dalm meningkatkan kegiatan-kegiatan
UKS di kecamatan.
Dalam hal ini izinkan kami melampirkan dokumentasi kegiatan-kegiatan UKS/UKGS yang kamii
laksanakan dalam wilayah kerja kami.
http://uks-ukgs.blogspot.com/2013/02/usaha-kesehatan-sekolah-usaha-kesehatan.html
SIKAT GIGI MASAL MELALUI PROGRAM UKS-UKGS
November 25, 2013 in Promkes
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang telah berdiri sejak tahun 1951
merupakan suatu kegiatan yang sangat relevan dalam pelaksanaan upaya
penanggulangan penyakit gigi dan mulut. Hal ini disebabkan karena kegiatanya diarahkan
kepada penanaman kebiasaan pemeliharaan kesehatan gigi sejak dini.
Upaya kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya pengembangan Kesehatan yang
penting dan wajib dalam upaya puskesmas melayani dan bersifat sebagai penunjang kesehatan
masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan gigi masyarakat dimulai sejak usia
dini. Apabila perawatan kesehatan masyarakat menjadi permasalahan secara spesifik di daerah
tersebut maka dapat dijadikan salah satu upaya kesehatan pengembangan yang berupa suatu
inovasi yang sesuai dengan kebutuhan. Puskesmas Nusa Penida II salah satu puskesmas yang
menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan karena kesehatan gigi menjadi kebutuhan
masyarakat diwilayah kerja puskesmas
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah diwilayah puskesmas NP II meliputi :
1. Kegiatan menggosok gigi Masal
2. Penyuluhan tentang kesehatan gigi
Dilakukan setiap 6 bulan sekali dan bersamaan dengan kegiatan
menggosok gigi bersama serta dilakukan di sekolah – sekolah