SlideShare a Scribd company logo
PRINSIP KERJA ANEMOMETER MANGKUK 
Oleh : A. Kurniawan Pendahuluan Dalam atmosfer terdapat beberapa gejala alam seperti ; hujan, angin, dan petir serta beberapa parameter seperti suhu, kelembapan dan tekanan udara. Semua ini selalu berubah setiap saat, kombinasi hal tersebut menentukan kondisi udara pada saat disuatu tempat yang dinamakan cuaca. Cuaca adalah udara (lapisan atmosfer) pada suatu tempat pada saat tertentu. Unsur-unsur yang terdapat dalam cuaca adalah suhu, tekanan udara, kelembaban udara, angin, curah hujan dan awan. Pada dasarnya angin merupakan massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara horizontal maupun secara vertikal dan berfluktuasi secara dinamis. Penyebab terjadinya angin adalah perbedaan tekanan udara di dua wilayah yang berdekatan, perbedaan itu sebagai akibat dari perbedaan suhu udara dan inipun sebagai akibat dari perbedaan pemanasan matahari angin bersifat meratakan tekanan udara, makin besar perbedaan tekanan udara makin kencang angin yang terjadi. Angin selalu bergerak dari tempat dengan tekanan tinggi ke tempat tekanan rendah. Di daerah khatulistiwa yang panas, udaranya menjadi panas, mengembang dan menjadi ringan. Kemudian naik ke atas dan bergerak menuju daerah yang lebih dingin. Sebaliknya di daerah kutub yang dingin, udaranya turun ke bawah. Dengan demikian terjadi perputaran udara, berupa perpindahan udara dingin dari daerah kutub ke daerah khatulistiwa menyusuri permukaan bumi. Dan sebaliknya, terjadi perpindahan udara panas dari daerah khatulistiwa menuju daerah kutub melalui bagian atas atmosfer. Perpindahan udara seperti ini dinamakan angin pasat. Angin diukur arahnya dan kecepatannya. Nama angin sesuai dengan arah dari mana angin bertiup, angin barat itu adalah angin yang bertiup dari arah barat. Untuk menentukan arah angin digunakan bendera angin yang dihubungkan kesuatu penunjuk dengan pertolongan mekanisme. Dilapangan terbang digunakan kantong angin. Arah angin dinyatakan dalam derajat, yaitu 3600 adalah arah utara, 900 arah timur, 1800 arah selatan dan 2700 arah barat. 
Gambar 1. Skema terjadinya angin Di daerah kutub, udara jatuh Di daerah khatulistiwa, udara naik 
Alat pengukur kecepatan angin yang umum digunakan adalah anemometer. Ada beberapa jenis anemometer yang dikembangkan antara lain anemometer mangkuk, anemometer tabung piston , anemometer bercorong dan lain-lain. Pada
stasiun klimatologi jenis anemometer yang standar digunakan adalah anemometer mangkuk. Pada anemometer mangkuk kecepatan angin dapat dibaca pada skala yang ada pada alat itu . Angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia. Perahu-perahu layar menggunakan angin untuk mengarungi samudera. Christopher Colombus pada abad kelima belas mnemukan benua Amerika dengan menggunakan kapal layar yang memanfaatkan angin. Pada abad ketujuh, kincir angin telah digunakan oleh bangsa Persia untuk menggiling tepung. Kincir angin Persia ini merupakan cikal bakal dari kincir angin modern yang ada sekarang. Di negeri Belanda, angin dimanfaatkan untuk menggerakkan pompa irigasi dengan menggunakan kincir angin. Tekanan Udara Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas tertentu. Satuan yang digunakan adalah atmosfer (atm), millimeter kolom air raksa (mmHg), atau milibar (bar). Tekanan udara patokan (normal) adalah tekanan kolom udara setinggi lapisan atmosfer bumi pada garis lintang 450 dan suhu 00C. Besarnya tekanan udara tersebut dinyatakan sebagai 1 atmosfer. Tekanan sebesar 1 atm ini setara dengan tekanan yang diberkan oleh kolom air raksa setinggi 760 mm. Satuan tekanan selain dengan atm atau mmHg, juga dapat dinyatakan dalam satuan kg/m2(Pascal disingkat Pa), lb/inc2(Pound persquare inch disingkat psi). Konversi tekanan udara tersebut adalah sebagai berikut : 1 atm = 1 Pa = 760 mmHg = 14,7 psi = 1,013 mbar Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer. Tekanan udara akan berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat (elevasi atau altitude). Tekanan udara umumnya akan menurun sebesar 11 mbar untuk setiap 100 m pertambahan ketinggian tempat. Tekanan udara dipengaruhi oleh suhu. Tekanan udara di daerah tropis relatif konstan. Hal ini disebabkan suhu udara di daerah tropis berfluktuasi musiman yang sangat kecil. Tekanan udara yang berfluktuasi kecil ini mengakibatkan kecepatan angin di kawasan dekat equator pada umumnya menjadai relatif lemah. Tekanan udara juga dapat berubah secara dinamis pada setiap waktu antara lokasi yang berbeda. Perbedaan ini terutama sekali disebabkan oleh pergeseran garis edar matahari, keberadaan bentang laut, dan ketinggian tempat. Perbedaan garis edar matahari akan mengakibatkan fluktuasi suhu musiman. Suhu akan berpengaruh terhadap pemuaian dan penyusutan volume udara. Jika udara memuai maka udara akan menjadi renggang dan akibatnya tekanan akan turun. Dan sebaliknya, jika volume udara menusut, maka kerapatan udara menjadi tinggi dan akibatnya tekanan akan naik. Keberadaan bentangan laut berperan dalam mempengaruhi fluktuasi tekanan udara. Hal ini dikarenakan, laut merupakan pemasok uap air ke udara melalui proses evaporasi. Pertambahan uap air di udara akan mengakibatkan tekanan udara meningkat. Peristiwa ini mengakibatkan terjadinya angin laut pada siang hari. Karena adanya pengaruh berbagai faktor di atas, maka akan terbentuk pusat- pusat tekanan rendah dan pusat-pusat tekanan tinggi. Pusat-pusat tekanan ini tidak bersifat permanen, tetapi lebih bersifat temporer sesuai dengan dinamika unsur-unsur iklim yang mempengaruhi tekanan udara tersebut. Pusat tekanan rendah disebut siklon (depresi atau low). Sedangkan pusat tekanan tinggi disebut antisiklon (high).
Pengertian Angin Angin adalah massa udara yang bergerak.Angin dapat bergerak secara horizontal ataupun vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Angin dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara tempat yang berbeda. Angin selalu mengalir dari tempat yang bertekanan udara tinggi ke tempat yang bertekanan udara rendah. Apabila tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan udara rendah, 
Gambar 2. Gaya simpangan akibat rotasi bumi Rotasi bumi menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin. Gaya ini disebut efek Coriolis. Efek Coriolis ini mengakibatkan angin bergerak searah jarum jam mengitari daerah bertekanan udara rendah di belahan bumi bagian selatan. Dan sebaliknya, bergerak dengan arah berlawanan arah putaran jarum jam mengitari daerah bertekanan udara rendah di belahan bumi bagian utara. Kecenderungan ini pertama kali dijelaskan pada tahun 1835 oleh G.G. Coriollis seorang ilmuwan dari Perancis. Penyimpangan seperti ini kemudian disempurnakan oleh Buys Ballot sebagai berikut : 1. Udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. 2. Di belahan bumi utara angin berbelok ke kanan, dan di belahan bumi selatan angin berbelok ke kiri. Kesimpulan ini untuk selanjutnya dikenal dengan hukum Buys Ballot. Sirkulasi Umum Atmosfer Sirkulasi umum adalah mekanisme dasar untuk memindahkan energi dari katulistiwa ke kutub. Bumi paling banyak mengalami pemanasan di daerah katulistiwa dan paling sedikit mengalami pemanasan di daerah kutub. Sebagai akibatnya akan terjadi arus konveksi dari katulistiwa ke daerah kutub .Hal ini merupakan bagian dari sirkulasi umum atmosfer. Sirkulasi udara hanya dipengaruhi oleh beda suhu antara daerah katulistiwa dengan daerah kutub. Siklus konveksi akan mensirkulasikan udara dari daerah kutub yang dingin menuju katulistiwa yang panas.
Gambar 3. Susunan sirkulasi umum atmosfer Sebagai akibat dari rotasi bumi dan juga permukaan bumi yang terdiri dari daratan dan lautan yang bervariasi , serta karena adanya efek coriollis, maka pada atmosfer bumi terdapat angin mengikuti pola umum sirkulasi udara. Angin seperti ini disebut prevailling wind. Pada daerah tropis dan subtropis, angin berhembus dari arah tenggara untuk belahan bumi selatan. Dan angin berhembus dari arah timur laut untuk belahan bumi utara. Untuk daerah beriklim sedang (temperate zone), angin secara umum berhembus dari arah barat laut untukbelahan bumi selatan dan dari arah barat daya untuk belahan bumi utara. Pada daerah kutub, angin berhembus dari arah timur searah dengan angin pada daerah tropis. Prevailling wind pada daerah tropis dinamakan trade wind, untuk daerah beriklim sedang disebut westerly wind, dan untuk daerah kutub disebut polar wind. Selain angin yang mengikuti pola umum sirkulsi atmosfer bumi, terdapat juga angin musiman (seasons wind). Misalnya angin muson. Pada lapisan udara dekat permukaan bumi, juga terdapat angin lokal, yaitu angin yang dipengaruhi oleh kondisi geografis setempat. Angin lokal yang dikenal seperti angin darat, angin laut, angin lembah, angin gunung. Pada beberapa wilayah, angin lokal berlangsung secara rutin dan teratur sehingga mempunyai dampak yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. 
Gambar 4. Angin darat
Gambar 5. Angin laut Angin pada lapisan udara dekat permukaan bumi mempunyai kecepatan yang lebih rendah daripada lapisan udara yang lebih tinggi.Pada ketinggian 6-12 km, bisa dijumpai angin yang berkecepatan tinggi hingga mencapai lebih dari 300 km/jam. Angin jenis ini umumnya berhembus dari arah barat. Angin ini disebut dengan jet stream yang sangat diperhatikan pada dunia penebangan. 
Gambar 6. Angin Gunung 
Gambar 7. Angin Lembah 
Fungsi angin yang dapat dirasakan secara langsung oleh manusia menurut Campbell ada 3 macam, yaitu : (1) angin menyebabkan tekanan udara terhadap permukaan yang menentang arah angin tersebut, (2) angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas, (3) kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tempat dan dari waktu ke waktu. Fungsi angin yang sangat penting adalah mencampur udara, antara udara panas dan udara dingin, antara udara lembab dengan udara kering, mencampur
beragai partikel dan unsur dalam atmosfer. Fungsi angin yang demikian dapat menciptakan kelangsungan siklus hidrologi. Turbulensi Angin Pembahasan tentang angin lebih ditekankan pada angin yang bergerak dekat dengan permukaan bumi. Hal ini disebabkan, angin pada ketinggian ini akan berpengaruh langsung terhadap kehidupan bayak makhluk hidup. Dalam pergerakannya, angin akan berkelok-kelok sesuai dengan medan yang dilaluinya. Kecepatan anginpun tidak stabil. Pergerakan angjn akan lebih cepat apabila resistensi media yang dilaluinya rendah. Fenomena perubahan arah dan kecepatan angin ini disebut turbulensi. Variasi arah dan kecepatan angin, dapat terjadi apabila angin bergeser pada permukaan yang tidak licin (smooth). Variasi yang diakibatkan oleh kekasaran permukaan ini dinamakan turbulensi mekanis. Selain itu, karena adanya resistensi dari lapisan udara bagian atas, maka panas pada permukaan bumi bergerak ke atas secara vertikal. Hal ini mengakibatkan turbulensi udara. Tirbulensi yang disebabkan perbedaan suhu lapisan atmosfer ini disebut turbulensi termal atau turbulensi konvektif. Fluktuasi kecepatan udara akibat turbulensi mekanis umumnya lebih kecil, tetapi memiliki frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan fluktuasi akibat turbulensi termal. Pengukuran Kecepatan Angin Kecepatan angin dalam data klimatologi adalah kecepatan angin horizontal pada ketinggian 2 m dari permukaan tanah yang ditanami rumput. Dengan perkataan lain, angin permukaan yang kecepatannya dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang dilaluinya. Parameter angin yang dapat diukur adalah arah dan kecepatannya. Arah angin dapat diketahui dengan mengunakan bendera angin. Pada lapangan terbang menggunakan kantung angin untuk mengetahui arah angin. Untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer. Ada beberapa macam alat pengukur kecepatan angin, seperti tabung pitot (pitot tube), anemometer mangkuk (cup anemometer), anemometer baling-baling (propeller anemometer), anemometer arus konstan (constant currentanemometer). Jenis anemometer standar yang digunakan pada stasiun klimatologi adalah anemomenter mangkuk (cup anemometer). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih anemometer, antara lain sebagai berikut : 1. Kisaran kecepatan angin (range of wind speed) yang dapat dideteksi. Hal ini perlu diperhatikan karena beberapa anemometer mekanis hanya dapat bekerja apabila kecepatan angin melampaui batas minimalnya (starting threshold windspeed). 2. Keliniearan tangapan (linearity of response) pada kisaran kecepatan angin yang diukur. 3. Kecepatan tanggapan (speed of response). Kecepatan tanggapan ini biasanya diukur berdasarkan waktu yang diperlukan oleh anemometer untuk mulai melakukan pengukuran. 4. Ukuran alat (size of instrument). Ukuran alat harus diseduaikan dengan jenis angin yang akan diukur dan ruang tempat melakukan pengukuran. 
5. Kesesuaian alat dengan arah angin yang akan diukur kecepatannya. Hal ini penting karena arah angin dapat berubah-ubah.
Sifat Alat Meteorlogi Sifat alat meteorologi pada prinsipnya sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian didalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti, perbedaannya terletak pada penempatan dan pemakaiannya. Alat-alat laboratorium hanya dipakai diruangan tertutup, sedangkan alat-alat meteorologi dipasang di alam terbuka dan juga disesuaikan dengan tempat pemasangannya. Oleh karena itu perlu juga diperhitungkan pemilihan alat yang akan dipasang. Misalnya untuk daerah iklim basah, sebaiknya menggunakan logam yang tidak mudah berkarat, atau selalu dilakukan monitoring alat pada setiap jangka waktu tertentu. Untuk daerah yang kecepatan anginnya rata-rata sebaiknya menggunakan jenis anemometer mangkuk agar penangkapan angina dapat lebih terfokus atau menggunakan anemometer yang terbuat dari bahan-bahan yang ringan. Untuk daerah pegunungan atau lembah sebaiknya dipasang pula anemometer untuk mengukur angi yang bergerak vertikal. Untuk keperluan-keperluan tertentu atau juga karena faktor daerah, seperti daerah yang memiliki empat musim mungkin diperlukan anemometer otomatis. Karena tidak mungkin melakukan pengamatan di luar ruangan (di alam terbuka) bila sedang terjadi salju. Dan masih banyak lagi hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis anemometer. Namun secara umum pemi;ihn anemometer dapat dipertimbangkan dari segi sifat alat yang akan digunakan. Sifat alat meteorologi antara lain: 
1) Kuat, agar tahan terhadap cuaca dan tahan lama 
2) Sederhana, baik bentuk maupun cara penggunaannya dan mudah diperbaiki. 
Jenis Alat Meteorologi 
Alat meteorologi di bagi menjadi 2 jenis yaitu bersifat Otomatis dan Konvensional. Alat yang bersifat otomatis ( Recording) dapat mencatat data sendiri secara terus menerus sejak pemasangan sampai penggantian pias berikutnya, alat yang termasuk jenis ini yang banyak digunakan untuk keperluan Klimatologi seperti Barograph, Thermohigrograph, Actinograph, penakar hujan type Hellman dan lain-lain. Alat Konvensional ( Non Recording ) alat yang harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk memperoleh data, alat ini tidak dapat mencatat sendiri, seperti Thermometer, penakar hujan type Observatorium, Open Pan Evaporimeter, Piche, Campble Stookes , Cup Counter Anemometer dan lain-lain. 
Ketelitian Pada Pengamatan Dengan Alat 
Ketelitian pada pengamatan dengan alat tergantung : 
1) Ketelitian dari alat pengukur yang digunakan dan pembacaannya 
2) Tetapnya besaran yang diukur 
3) Kecepatan reaksi dari alat ukur pada pengukuran besaran-besaran yang berubah- ubah 
4) Daya, agar penunjuk alat ukur itu memberi penyimpangan yang kecil sekali 
Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada setiap pengamatan dapat dibagi menjadi : 
1) Kesalahan sistematik seperti 
a) Kesalahan instrumen ( skala kurang baik ) 
b) Kesalahan gangguan ( oleh getaran bumi, angin, panas dsb ) 
c) Kesalahan metode (metode kurang sempurna) 
2) Kesalahan tak terduga 
a) Kesalahan penyetelan
b) Kesalahan pembacaan 
Satuan Dalam Meteorologi 
1. Satuan temperatur dalam derajat Celcius 
2. Satuan tekanan Udara dalam mili bar ( mb ) atau Cm Hg 
3. Satuan curah hujan dan penguapan dalam melimeter ( mm ) 
4. Satuan arah angin dalam derajat ( 0 – 3600 ) 
5. Satuan kecepatan angin dalam knot 
6. Satuan intensitas matahari dalam gram kalori per cm 2 per menit 
7. Satuan lama penyinaran matahari dalam persen ( % ) 
8. Satuan kelembaban udara ( RH ) dalam persen ( % ) 
9. Satuan untuk menentukan jumlah awan dalam okta 
Stasiun Klimatologi 
Berdasarkan pengertian Stasiun Klimatologi adalah suatu Stasiun Meteorologi yang mampu menyelenggarakan pengamatan cuaca dalam jangka waktu panjang secara teratur. 
Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus ( Smpk ) 
Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus ialah Stasiun Meteorologi Pertanian hasil kerjasama antara Badan Meteorlogi dan Geofisika dengan Instansi lain yang mampu menyelenggarakan pengamatan unsur-unsur cuaca sebagai sumber data untuk kepentingan Meteorlogi Pertanian. Pelaksanaan Stasiun Meteorlogi Pertanian Khusus dikelola oleh instansi yang membawahinya seperti: Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Universitas dan lain-lain sedangkan Badan Meteorologi yang memonitor tekniknya seperti petunjuk pengamatan, peralatan dan cara pemeliharaannya. 
Peralatan Di Pos-Pos Cuaca Dan Iklim 
Pos-Pos Cuaca dan Iklim terbagi menjadi 5 Jenis, yaitu : 
1) Pos hujan tipe observatorium 
Pos hujan tipe observatorium, terdiri dari : a. Penakar hujan tipe observatorium b. Luas tanah (2x2) m2 c. Memenuhi syarat teknis 
2) Pos hujan tipe otomatis 
Pos hujan tipe otomatis, terdiri dari : a. Penakar hujan otomatis b. Penakar hujan tipe observatorium c. Luas tanah (3x3) m2 
3) Pos iklim 
Pos iklim, terdiri dari : a. Sangkar meteorologi, lengkap dengan thermometer bola basah,bola kering,maksimum dan minimum b. Penakar hujan tipe observatorium c. Luas tanah (10x10) m2
4) Pos penguapan 
Pos penguapan, terdiri dari : a. Panci penguapan (Open Pan Evaporimeter) b. Penakar hujan tipe observatorium c. Cup counter anemometer d. Penakar hujan otomatis e. Luas tanah (6x6) m2 
5) Pos meteorologi pertanian khusus 
Pos meteorologi pertanian khusus, terdiri dari : a. Sangkar meteorologi, lengkap dengan thermometer bola basah,bola kering,maksimum dan minimum b. Penakar hujan tipe obs c. Penakar hujan tipe otomatis d. Panci penguapan (Open Pan Evaporimeter) e. Luas tanah (10x10) m2 Anemometer Mangkuk Anemometer Mangkuk diciptakan oleh Thomas Rommey Robinson. Robinson adalah seorang astronom dan ahli ilmu cuaca Inggeris yang juga menjabat sebagai direktur ketiga Armagh Observatorium. Penemuan ini termotivasi dari keinginannya pada tahun 1939 untuk memonitor kecepatan dan variabilitas angin dengan tepat. Desain pertama dari anemometer mangkuk ini diajukan oleh Richard Lovell Edgeworth. 
Gambar 8. Anemometer mangkuk Pada tahun 1867 observatorium Armagh ditunjuk sebagai stasiun meteorologi Inggeris. Versi awal anemometer mangkuk Robinson mulai dipasang di stasiun-stasiun meteorologi yang terdapat pulau-pulau kecil sepanjang Inggeris. Pada tahun 1870, anemometer mangkuk buatan pertama tersebut digantikan dengan versi seperti yang ada saat ini. Perbaikan anemometer mangkuk Robinson dilakukan oleh Bertie McClure pada bulan juli 2000.
Gambar 9. Anemometer 
a Anemometer 10 M 
 Mengukur arah dan kecepatan angin dekat permukaan. 
 Ditempatkan ditanah terbuka atau lapangan dengan benda (pohon, rumah) yang berjarak minimal 10 kali tinggi benda itu dari tiang anemometer. 
 Arah diukur dengan vane dan dinyatakan dalam puluhan derajat. 
 Kecepatan dapat diukur dengan tiga buah 
mangkok (cups) yang letaknya sejajar dengan vane arah Timur-Barat. 
 Pengamatannya dilakukan setiap jam. 
 Melihat arah vane dicatat dalam derajat, dan kecepatan dalam knot. 
 Dicatat di buku observasi, lalu disalin di backup synop. Arah diukur dengan vane dan dinyatakan dalam puluhan derajat. 
 Dilaporkan dalam AGM 1A, Fklim 71. 
b Anemometer Cup Counter 
 Terdiri dari tiga buah mangkok, dipasang simetris pada sumbu vertical. 
 Dipasang dengan ketinggian 2 meter. 
 Pembacaan alat ini dengan angka satuan 6 digit, bila cup berputar maka angka itu akan naik bertambah. 
 Pengamatannya dilakukan setiap jam 07.00, 
10.00, 14.00, 16.00, dan 18.00 WIB. 
 Baca angka 6 digit pada counter. 
 Dicatat di buku observasi, lalu disalin di backup synop. 
 Dilaporkan dalam AGM 1A. 
Gambar 10. Anemometer
Prinsip kerja Anemometer Mangkuk Anemometer mangkuk sederhana terdiri dari tiga atau empat himispherical mangkuk. Dengan menggunakan batang sebagai lengannya, mangkuk -mangkuk tersebut dihubungkan ke satu tiang (pipa) tegak yang berbentuk silinder. Mangkuk- mangkuk tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga simetris dan tegak lurus terhadap tiang poros berputar.Pada bagian atas tiang poros berputar terdapat gigi mekanik yang dapat berputar. berputar pada poros vertikalnya. Gigi mekanik ini dihubungkan pada sebuah spedometer dengan menggunakan kabel yang di tempatkan di bagian dalam tiang (pipa). Karena adanya dorongan angin terhadap mangkuk-mangkuk, mengkibatkan poros berputar. Kecepatan putaran poros ini dapat dilihat pada spedometer. Dalam hal ini berlaku hubungan antara gerak rotasi pada poros terhadap gerak translasi yang tertera pada spedometer. Dengan mencatat kecepatan (v) yang tertera pada spedometer setiap selang waktu t tertentu maka akan dapat dibuat grafik hubungan antara kecepatan terhadap waktu (grafik v-t). Selanjutnya berdasarkan grafik v-t tersebut dan dengan mengunakan persamaan kecepatan rata-rata, maka akan dapat diketahui kecepatan angin rata-rata, dan juga kecepatan angin sesaat pada saat tertentu. 
Gambar 12. Skema anemometer sederhana 
Bagian penangkap angin pada anemometer mangkuk berbentuk mangkuk. Yang berfungsi untuk menangkap angin. Ukuran mangkuk pada setiap anemometer memiliki diameter yang berbeda – beda. Pada BMG Palembang yang berada di daerah Kenten Sako, ukuran mangkuk anemometernya memiliki diameter 13,5 cm dan kedalaman mangkuk 10 cm. mangkuk–mangkuk ini direkatkan pada tiang-tiang penyangga kecil. Tiang-tiang penyangga ini kemudian dihubungkan ke tiang poros yang dapat berputar. Tiang-tiang penyangga ini berfungsi sebagai lengan yang menghubungkan mangkuk
dengan sumbu putaran. Panjang lengan anemometer yang digunakan BMG Palembang 
adalah 10 cm 
Didalam tiang terdapat bering dan poros ( shaft ). Di dalam poros terdapat kabel 
yang merupakan penghubung antara mangkuk ( cup ) dan generator yang terdapat pada 
spedometer. Fungsinya apabila mangkuk menangkap gerakan angin, mangkuk akan 
berputar, bering dan poros ikut berputar begitu pula kabel yang terdapat pada poros 
yang menghubungkan ke generator, tegangan generator itu sebanding dengan kecepatan 
berputar dari mangkuk – mangkuk 
Generator yang terdapat pada speedometer terdiri dari magnet yang 
berputar ( rotor ) dan kumparan. Bila mangkuk berputar, maka poros ikut berputar 
dan magnet yang terdapat didalam generator ikut berputar. Perputaran magnet ini akan 
menimbulkan induksi pada kumparan.Induksi ini yang akan menghasilkan arus listrik 
yang dapat menggerakan angka – angka. Angka yang terdapat pada speedometer terdiri 
dari enam digit dan dua angka pada akhir merupakan nilai dari koma 
(2643,78). 
Pada stasiun klimotologi Palembang alat untuk mengukur kecepatan angin 
menggunakan anemometer mangkuk tipe 03102. Ukuran anemometer berbeda – beda, 
ada yang kecil dan ada pula yang besar. Bila pada anemometer yang besar untuk 
mencapai kecepatan angin 1 knot dia bisa memerlukan 5 -6 putaran, namun pada 
anemometer kecil untuk mencapai kecepatan angin 1 knot dia bisa memerlukan 10 – 12 
putaran (1 knot = 1,15 km.jam-1) 
Anemometer diletakan di tanah terbuka, dipasang pada ketinggian 2 meter dan 
10 meter. Kecepatan angin pada ketinggian 2 meter memiliki perbedaaan pada 
ketinggian 10 meter. Skala yang digunakan untuk menentukan jenis angin digunakan 
skala Beaford. 
Proses penghitungan kecepatan angin pada anemometer dapat dihitung secara 
manual, dengan rumus : 
 
v = 
selang waktu 
penunjuk angka akhir - penunjuk angka awal 
 
v = 
selang waktu 
jarak tempuh akhir - jarak tempuh awal 
 
v = 
t 
S - Sakhir awal 
 
Dengan mencatat angka yang tertera pada spedometer pada anemometer setiap selang 
waktu tertentu, maka kecepatan angin rata-rata dapat ditentukan dengan menggunakan 
persamaan di atas.
Kepustakaan Baskoro Ary Pulung ddan M. Agung Fauzi. 2006. Buku Panduan Praktis Alat-alat meteorologi dan Perhitungan Indeks Kekeringan Keetch-Byram. South Sumatera Forest Fire Management Project dan BMG. Palembang Foster Bob, Dr, Ir, MM. 2000. Terpadu Fisika SMU Jilid 2A untuk Kelas 2 Tengah Tahun pertama. Penerbit Erlanga. Jakarta. Hoffman Harm, Harun. 1987. Energi Angin. PT. Bina Cipta. Jakarta Kadir Abdul, Prof. Ir. 1987. Energi, Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik, Potensi ekonomi. UI-Press. Jakarta Lakitan Benyamin. 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Kanginan Marthen. 2003. Fisika 2000, 2A SMU kelas 2 Semester 1. Pernerbit Erlangga. Jakarta. Tanudidjaja Moh. Ma’mur. 1996. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa Untuk Sekolah Menengah Umum. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

More Related Content

What's hot

suhu tanah
suhu tanahsuhu tanah
suhu tanah
Iqrimha Lairung
 
viii hujan
viii hujanviii hujan
viii hujan
Gusti Rusmayadi
 
Cara Instalisasi Alat Penakar Curah Hujan Observatorium
Cara Instalisasi Alat Penakar Curah Hujan ObservatoriumCara Instalisasi Alat Penakar Curah Hujan Observatorium
Cara Instalisasi Alat Penakar Curah Hujan Observatorium
Hendry Ferdinans
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Andi Azizah
 
Laporan poligon kel. 7
Laporan poligon kel. 7Laporan poligon kel. 7
Laporan poligon kel. 7Agus Saputra
 
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cairGaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Ganisa Elsina Salamena
 
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pasbond
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologiLaporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Joel mabes
 
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPrinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Puspawijaya Putra
 
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Shinta R Naibaho
 
PPT Agroklimat bab III radiasi
PPT  Agroklimat bab III  radiasiPPT  Agroklimat bab III  radiasi
PPT Agroklimat bab III radiasiJuwita Hutajulu
 
Agroklimat acara 2 radiasi surya
Agroklimat acara 2 radiasi suryaAgroklimat acara 2 radiasi surya
Agroklimat acara 2 radiasi suryaRiski Lubis
 
Presentasi Mekflu
Presentasi MekfluPresentasi Mekflu
Presentasi Mekflu
Devri Christian
 
Hujan dan Klasifikasinya
Hujan dan KlasifikasinyaHujan dan Klasifikasinya
Hujan dan Klasifikasinya
yuanita nita
 
Laporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udaraLaporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udara
Diajeng Ramadhan
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
dyahpuspita73
 

What's hot (20)

Kelembaban udara
Kelembaban udaraKelembaban udara
Kelembaban udara
 
suhu tanah
suhu tanahsuhu tanah
suhu tanah
 
Laporan kunjungan bmkg
Laporan kunjungan bmkgLaporan kunjungan bmkg
Laporan kunjungan bmkg
 
viii hujan
viii hujanviii hujan
viii hujan
 
Cara Instalisasi Alat Penakar Curah Hujan Observatorium
Cara Instalisasi Alat Penakar Curah Hujan ObservatoriumCara Instalisasi Alat Penakar Curah Hujan Observatorium
Cara Instalisasi Alat Penakar Curah Hujan Observatorium
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 
Laporan poligon kel. 7
Laporan poligon kel. 7Laporan poligon kel. 7
Laporan poligon kel. 7
 
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cairGaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
 
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
 
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologiLaporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
 
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPrinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
 
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
 
PPT Agroklimat bab III radiasi
PPT  Agroklimat bab III  radiasiPPT  Agroklimat bab III  radiasi
PPT Agroklimat bab III radiasi
 
Agroklimat acara 2 radiasi surya
Agroklimat acara 2 radiasi suryaAgroklimat acara 2 radiasi surya
Agroklimat acara 2 radiasi surya
 
Presentasi Mekflu
Presentasi MekfluPresentasi Mekflu
Presentasi Mekflu
 
Berat volume
Berat volumeBerat volume
Berat volume
 
Hujan dan Klasifikasinya
Hujan dan KlasifikasinyaHujan dan Klasifikasinya
Hujan dan Klasifikasinya
 
Laporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udaraLaporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udara
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 

Viewers also liked

Kelompok 1 (anemometer)
Kelompok 1 (anemometer)Kelompok 1 (anemometer)
Kelompok 1 (anemometer)SITI HADIJAH
 
Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)
Syahrizal Azis
 
Evaporasi
EvaporasiEvaporasi
Praktikum FAKTOR ABIOTIK
Praktikum FAKTOR ABIOTIKPraktikum FAKTOR ABIOTIK
Praktikum FAKTOR ABIOTIK
Awe Wardani
 
Pemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi Alternatif
Pemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi AlternatifPemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi Alternatif
Pemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi Alternatif
Puspawijaya Putra
 
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanamanjurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
kasimusman
 
Evaporasi
EvaporasiEvaporasi
Evaporasi
Iriansyah Putra
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Puspawijaya Putra
 
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Purwandaru Widyasunu
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
Evapotranspirasi
Joel mabes
 
PROSES PENCAHAYAAN PADA LAMPU TL
PROSES PENCAHAYAAN PADA LAMPU TLPROSES PENCAHAYAAN PADA LAMPU TL
PROSES PENCAHAYAAN PADA LAMPU TL
Puspawijaya Putra
 
Kebutuhan Air tanaman secara empiris
Kebutuhan Air tanaman secara empirisKebutuhan Air tanaman secara empiris
Kebutuhan Air tanaman secara empiris
Karla Puspita Sari
 
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPeran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Puspawijaya Putra
 
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasiJulia Maidar
 
Laporan ekologi dan lingkungan
Laporan ekologi dan lingkunganLaporan ekologi dan lingkungan
Laporan ekologi dan lingkunganRicky Ramadhan
 
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiMateri Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Nurul Afdal Haris
 
Kebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian airKebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian air
Munzirkamala
 
Pengukuran aliran fluida pertemuan 9
Pengukuran aliran fluida pertemuan 9Pengukuran aliran fluida pertemuan 9
Pengukuran aliran fluida pertemuan 9
Marfizal Marfizal
 
Teknik Alat Berat jilid 2
Teknik Alat Berat jilid 2Teknik Alat Berat jilid 2
Teknik Alat Berat jilid 2Eko Supriyadi
 

Viewers also liked (20)

Kelompok 1 (anemometer)
Kelompok 1 (anemometer)Kelompok 1 (anemometer)
Kelompok 1 (anemometer)
 
Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)
 
Evaporasi
EvaporasiEvaporasi
Evaporasi
 
Praktikum FAKTOR ABIOTIK
Praktikum FAKTOR ABIOTIKPraktikum FAKTOR ABIOTIK
Praktikum FAKTOR ABIOTIK
 
Pemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi Alternatif
Pemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi AlternatifPemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi Alternatif
Pemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi Alternatif
 
Tekanan
TekananTekanan
Tekanan
 
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanamanjurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
 
Evaporasi
EvaporasiEvaporasi
Evaporasi
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
 
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
Evapotranspirasi
 
PROSES PENCAHAYAAN PADA LAMPU TL
PROSES PENCAHAYAAN PADA LAMPU TLPROSES PENCAHAYAAN PADA LAMPU TL
PROSES PENCAHAYAAN PADA LAMPU TL
 
Kebutuhan Air tanaman secara empiris
Kebutuhan Air tanaman secara empirisKebutuhan Air tanaman secara empiris
Kebutuhan Air tanaman secara empiris
 
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPeran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
 
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
 
Laporan ekologi dan lingkungan
Laporan ekologi dan lingkunganLaporan ekologi dan lingkungan
Laporan ekologi dan lingkungan
 
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiMateri Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
 
Kebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian airKebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian air
 
Pengukuran aliran fluida pertemuan 9
Pengukuran aliran fluida pertemuan 9Pengukuran aliran fluida pertemuan 9
Pengukuran aliran fluida pertemuan 9
 
Teknik Alat Berat jilid 2
Teknik Alat Berat jilid 2Teknik Alat Berat jilid 2
Teknik Alat Berat jilid 2
 

Similar to Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk

Pengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan manusia
Pengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan manusiaPengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan manusia
Pengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan manusia
ariesmoela
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliLaporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Ferli Dian SAputra
 
fisika lingkungan Angin
fisika lingkungan Anginfisika lingkungan Angin
fisika lingkungan Angin
athox zoemanta
 
Tekanan udara n angin
Tekanan udara n anginTekanan udara n angin
Tekanan udara n angin
L Anshori
 
Hidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptx
Hidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptxHidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptx
Hidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptx
AstriDiniaAgustina1
 
Hidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptx
Hidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptxHidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptx
Hidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptx
iphank1
 
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuacaips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
Afifah Zulianuriauwani
 
Pengertian Atmosfer dalam pembelajaran geografi .pptx
Pengertian Atmosfer dalam pembelajaran geografi .pptxPengertian Atmosfer dalam pembelajaran geografi .pptx
Pengertian Atmosfer dalam pembelajaran geografi .pptx
fadillahdila7
 
Agroklimatologi Tekanan udara dan angin
Agroklimatologi Tekanan udara dan anginAgroklimatologi Tekanan udara dan angin
Agroklimatologi Tekanan udara dan angin
Joel mabes
 
Geografi bab 6 atmosfer
Geografi bab 6 atmosferGeografi bab 6 atmosfer
Geografi bab 6 atmosferSelvie Lokito
 
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptxMateri BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
Meliagustin12
 
Tekanan udara dan edaran umum atmosfera
Tekanan udara dan edaran umum atmosferaTekanan udara dan edaran umum atmosfera
Tekanan udara dan edaran umum atmosfera
haralhaj
 
Presentasi tekanan angin
Presentasi tekanan anginPresentasi tekanan angin
Presentasi tekanan anginL Anshori
 
K7 Atmosfera 1
K7 Atmosfera 1K7 Atmosfera 1
K7 Atmosfera 1
guest97a93f
 
Pertemuan 2- Unsur Cuaca dan Iklim
Pertemuan 2- Unsur Cuaca dan IklimPertemuan 2- Unsur Cuaca dan Iklim
Pertemuan 2- Unsur Cuaca dan Iklim
Ranti Priyanti
 
Bab 4 tekanan udara, edaran atmosfera dan angin
Bab 4   tekanan udara, edaran atmosfera dan anginBab 4   tekanan udara, edaran atmosfera dan angin
Bab 4 tekanan udara, edaran atmosfera dan anginAsmawi Abdullah
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho
Shinta R Naibaho
 
Babivangin
BabivanginBabivangin
Babivangin
Suryati Purba
 
bahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
bahan kuliah metklim bahasan Atmosferbahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
bahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
sabah16
 
The Atmosphere's Role in Air Pollution
The Atmosphere's Role in Air PollutionThe Atmosphere's Role in Air Pollution
The Atmosphere's Role in Air PollutionZuliyana Chem Eng
 

Similar to Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk (20)

Pengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan manusia
Pengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan manusiaPengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan manusia
Pengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan manusia
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliLaporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
 
fisika lingkungan Angin
fisika lingkungan Anginfisika lingkungan Angin
fisika lingkungan Angin
 
Tekanan udara n angin
Tekanan udara n anginTekanan udara n angin
Tekanan udara n angin
 
Hidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptx
Hidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptxHidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptx
Hidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptx
 
Hidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptx
Hidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptxHidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptx
Hidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptx
 
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuacaips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
 
Pengertian Atmosfer dalam pembelajaran geografi .pptx
Pengertian Atmosfer dalam pembelajaran geografi .pptxPengertian Atmosfer dalam pembelajaran geografi .pptx
Pengertian Atmosfer dalam pembelajaran geografi .pptx
 
Agroklimatologi Tekanan udara dan angin
Agroklimatologi Tekanan udara dan anginAgroklimatologi Tekanan udara dan angin
Agroklimatologi Tekanan udara dan angin
 
Geografi bab 6 atmosfer
Geografi bab 6 atmosferGeografi bab 6 atmosfer
Geografi bab 6 atmosfer
 
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptxMateri BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
 
Tekanan udara dan edaran umum atmosfera
Tekanan udara dan edaran umum atmosferaTekanan udara dan edaran umum atmosfera
Tekanan udara dan edaran umum atmosfera
 
Presentasi tekanan angin
Presentasi tekanan anginPresentasi tekanan angin
Presentasi tekanan angin
 
K7 Atmosfera 1
K7 Atmosfera 1K7 Atmosfera 1
K7 Atmosfera 1
 
Pertemuan 2- Unsur Cuaca dan Iklim
Pertemuan 2- Unsur Cuaca dan IklimPertemuan 2- Unsur Cuaca dan Iklim
Pertemuan 2- Unsur Cuaca dan Iklim
 
Bab 4 tekanan udara, edaran atmosfera dan angin
Bab 4   tekanan udara, edaran atmosfera dan anginBab 4   tekanan udara, edaran atmosfera dan angin
Bab 4 tekanan udara, edaran atmosfera dan angin
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho
 
Babivangin
BabivanginBabivangin
Babivangin
 
bahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
bahan kuliah metklim bahasan Atmosferbahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
bahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
 
The Atmosphere's Role in Air Pollution
The Atmosphere's Role in Air PollutionThe Atmosphere's Role in Air Pollution
The Atmosphere's Role in Air Pollution
 

Recently uploaded

RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AdeRinaMuliawati1
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
rusinaharva1
 
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF  KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARAwebinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF  KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
RazefZulkarnain1
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
andikuswandi67
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
EkaPuspita67
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 

Recently uploaded (20)

RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
 
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF  KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARAwebinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF  KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 

Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk

  • 1. PRINSIP KERJA ANEMOMETER MANGKUK Oleh : A. Kurniawan Pendahuluan Dalam atmosfer terdapat beberapa gejala alam seperti ; hujan, angin, dan petir serta beberapa parameter seperti suhu, kelembapan dan tekanan udara. Semua ini selalu berubah setiap saat, kombinasi hal tersebut menentukan kondisi udara pada saat disuatu tempat yang dinamakan cuaca. Cuaca adalah udara (lapisan atmosfer) pada suatu tempat pada saat tertentu. Unsur-unsur yang terdapat dalam cuaca adalah suhu, tekanan udara, kelembaban udara, angin, curah hujan dan awan. Pada dasarnya angin merupakan massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara horizontal maupun secara vertikal dan berfluktuasi secara dinamis. Penyebab terjadinya angin adalah perbedaan tekanan udara di dua wilayah yang berdekatan, perbedaan itu sebagai akibat dari perbedaan suhu udara dan inipun sebagai akibat dari perbedaan pemanasan matahari angin bersifat meratakan tekanan udara, makin besar perbedaan tekanan udara makin kencang angin yang terjadi. Angin selalu bergerak dari tempat dengan tekanan tinggi ke tempat tekanan rendah. Di daerah khatulistiwa yang panas, udaranya menjadi panas, mengembang dan menjadi ringan. Kemudian naik ke atas dan bergerak menuju daerah yang lebih dingin. Sebaliknya di daerah kutub yang dingin, udaranya turun ke bawah. Dengan demikian terjadi perputaran udara, berupa perpindahan udara dingin dari daerah kutub ke daerah khatulistiwa menyusuri permukaan bumi. Dan sebaliknya, terjadi perpindahan udara panas dari daerah khatulistiwa menuju daerah kutub melalui bagian atas atmosfer. Perpindahan udara seperti ini dinamakan angin pasat. Angin diukur arahnya dan kecepatannya. Nama angin sesuai dengan arah dari mana angin bertiup, angin barat itu adalah angin yang bertiup dari arah barat. Untuk menentukan arah angin digunakan bendera angin yang dihubungkan kesuatu penunjuk dengan pertolongan mekanisme. Dilapangan terbang digunakan kantong angin. Arah angin dinyatakan dalam derajat, yaitu 3600 adalah arah utara, 900 arah timur, 1800 arah selatan dan 2700 arah barat. Gambar 1. Skema terjadinya angin Di daerah kutub, udara jatuh Di daerah khatulistiwa, udara naik Alat pengukur kecepatan angin yang umum digunakan adalah anemometer. Ada beberapa jenis anemometer yang dikembangkan antara lain anemometer mangkuk, anemometer tabung piston , anemometer bercorong dan lain-lain. Pada
  • 2. stasiun klimatologi jenis anemometer yang standar digunakan adalah anemometer mangkuk. Pada anemometer mangkuk kecepatan angin dapat dibaca pada skala yang ada pada alat itu . Angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia. Perahu-perahu layar menggunakan angin untuk mengarungi samudera. Christopher Colombus pada abad kelima belas mnemukan benua Amerika dengan menggunakan kapal layar yang memanfaatkan angin. Pada abad ketujuh, kincir angin telah digunakan oleh bangsa Persia untuk menggiling tepung. Kincir angin Persia ini merupakan cikal bakal dari kincir angin modern yang ada sekarang. Di negeri Belanda, angin dimanfaatkan untuk menggerakkan pompa irigasi dengan menggunakan kincir angin. Tekanan Udara Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas tertentu. Satuan yang digunakan adalah atmosfer (atm), millimeter kolom air raksa (mmHg), atau milibar (bar). Tekanan udara patokan (normal) adalah tekanan kolom udara setinggi lapisan atmosfer bumi pada garis lintang 450 dan suhu 00C. Besarnya tekanan udara tersebut dinyatakan sebagai 1 atmosfer. Tekanan sebesar 1 atm ini setara dengan tekanan yang diberkan oleh kolom air raksa setinggi 760 mm. Satuan tekanan selain dengan atm atau mmHg, juga dapat dinyatakan dalam satuan kg/m2(Pascal disingkat Pa), lb/inc2(Pound persquare inch disingkat psi). Konversi tekanan udara tersebut adalah sebagai berikut : 1 atm = 1 Pa = 760 mmHg = 14,7 psi = 1,013 mbar Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer. Tekanan udara akan berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat (elevasi atau altitude). Tekanan udara umumnya akan menurun sebesar 11 mbar untuk setiap 100 m pertambahan ketinggian tempat. Tekanan udara dipengaruhi oleh suhu. Tekanan udara di daerah tropis relatif konstan. Hal ini disebabkan suhu udara di daerah tropis berfluktuasi musiman yang sangat kecil. Tekanan udara yang berfluktuasi kecil ini mengakibatkan kecepatan angin di kawasan dekat equator pada umumnya menjadai relatif lemah. Tekanan udara juga dapat berubah secara dinamis pada setiap waktu antara lokasi yang berbeda. Perbedaan ini terutama sekali disebabkan oleh pergeseran garis edar matahari, keberadaan bentang laut, dan ketinggian tempat. Perbedaan garis edar matahari akan mengakibatkan fluktuasi suhu musiman. Suhu akan berpengaruh terhadap pemuaian dan penyusutan volume udara. Jika udara memuai maka udara akan menjadi renggang dan akibatnya tekanan akan turun. Dan sebaliknya, jika volume udara menusut, maka kerapatan udara menjadi tinggi dan akibatnya tekanan akan naik. Keberadaan bentangan laut berperan dalam mempengaruhi fluktuasi tekanan udara. Hal ini dikarenakan, laut merupakan pemasok uap air ke udara melalui proses evaporasi. Pertambahan uap air di udara akan mengakibatkan tekanan udara meningkat. Peristiwa ini mengakibatkan terjadinya angin laut pada siang hari. Karena adanya pengaruh berbagai faktor di atas, maka akan terbentuk pusat- pusat tekanan rendah dan pusat-pusat tekanan tinggi. Pusat-pusat tekanan ini tidak bersifat permanen, tetapi lebih bersifat temporer sesuai dengan dinamika unsur-unsur iklim yang mempengaruhi tekanan udara tersebut. Pusat tekanan rendah disebut siklon (depresi atau low). Sedangkan pusat tekanan tinggi disebut antisiklon (high).
  • 3. Pengertian Angin Angin adalah massa udara yang bergerak.Angin dapat bergerak secara horizontal ataupun vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Angin dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara tempat yang berbeda. Angin selalu mengalir dari tempat yang bertekanan udara tinggi ke tempat yang bertekanan udara rendah. Apabila tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan udara rendah, Gambar 2. Gaya simpangan akibat rotasi bumi Rotasi bumi menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin. Gaya ini disebut efek Coriolis. Efek Coriolis ini mengakibatkan angin bergerak searah jarum jam mengitari daerah bertekanan udara rendah di belahan bumi bagian selatan. Dan sebaliknya, bergerak dengan arah berlawanan arah putaran jarum jam mengitari daerah bertekanan udara rendah di belahan bumi bagian utara. Kecenderungan ini pertama kali dijelaskan pada tahun 1835 oleh G.G. Coriollis seorang ilmuwan dari Perancis. Penyimpangan seperti ini kemudian disempurnakan oleh Buys Ballot sebagai berikut : 1. Udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. 2. Di belahan bumi utara angin berbelok ke kanan, dan di belahan bumi selatan angin berbelok ke kiri. Kesimpulan ini untuk selanjutnya dikenal dengan hukum Buys Ballot. Sirkulasi Umum Atmosfer Sirkulasi umum adalah mekanisme dasar untuk memindahkan energi dari katulistiwa ke kutub. Bumi paling banyak mengalami pemanasan di daerah katulistiwa dan paling sedikit mengalami pemanasan di daerah kutub. Sebagai akibatnya akan terjadi arus konveksi dari katulistiwa ke daerah kutub .Hal ini merupakan bagian dari sirkulasi umum atmosfer. Sirkulasi udara hanya dipengaruhi oleh beda suhu antara daerah katulistiwa dengan daerah kutub. Siklus konveksi akan mensirkulasikan udara dari daerah kutub yang dingin menuju katulistiwa yang panas.
  • 4. Gambar 3. Susunan sirkulasi umum atmosfer Sebagai akibat dari rotasi bumi dan juga permukaan bumi yang terdiri dari daratan dan lautan yang bervariasi , serta karena adanya efek coriollis, maka pada atmosfer bumi terdapat angin mengikuti pola umum sirkulasi udara. Angin seperti ini disebut prevailling wind. Pada daerah tropis dan subtropis, angin berhembus dari arah tenggara untuk belahan bumi selatan. Dan angin berhembus dari arah timur laut untuk belahan bumi utara. Untuk daerah beriklim sedang (temperate zone), angin secara umum berhembus dari arah barat laut untukbelahan bumi selatan dan dari arah barat daya untuk belahan bumi utara. Pada daerah kutub, angin berhembus dari arah timur searah dengan angin pada daerah tropis. Prevailling wind pada daerah tropis dinamakan trade wind, untuk daerah beriklim sedang disebut westerly wind, dan untuk daerah kutub disebut polar wind. Selain angin yang mengikuti pola umum sirkulsi atmosfer bumi, terdapat juga angin musiman (seasons wind). Misalnya angin muson. Pada lapisan udara dekat permukaan bumi, juga terdapat angin lokal, yaitu angin yang dipengaruhi oleh kondisi geografis setempat. Angin lokal yang dikenal seperti angin darat, angin laut, angin lembah, angin gunung. Pada beberapa wilayah, angin lokal berlangsung secara rutin dan teratur sehingga mempunyai dampak yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Gambar 4. Angin darat
  • 5. Gambar 5. Angin laut Angin pada lapisan udara dekat permukaan bumi mempunyai kecepatan yang lebih rendah daripada lapisan udara yang lebih tinggi.Pada ketinggian 6-12 km, bisa dijumpai angin yang berkecepatan tinggi hingga mencapai lebih dari 300 km/jam. Angin jenis ini umumnya berhembus dari arah barat. Angin ini disebut dengan jet stream yang sangat diperhatikan pada dunia penebangan. Gambar 6. Angin Gunung Gambar 7. Angin Lembah Fungsi angin yang dapat dirasakan secara langsung oleh manusia menurut Campbell ada 3 macam, yaitu : (1) angin menyebabkan tekanan udara terhadap permukaan yang menentang arah angin tersebut, (2) angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas, (3) kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tempat dan dari waktu ke waktu. Fungsi angin yang sangat penting adalah mencampur udara, antara udara panas dan udara dingin, antara udara lembab dengan udara kering, mencampur
  • 6. beragai partikel dan unsur dalam atmosfer. Fungsi angin yang demikian dapat menciptakan kelangsungan siklus hidrologi. Turbulensi Angin Pembahasan tentang angin lebih ditekankan pada angin yang bergerak dekat dengan permukaan bumi. Hal ini disebabkan, angin pada ketinggian ini akan berpengaruh langsung terhadap kehidupan bayak makhluk hidup. Dalam pergerakannya, angin akan berkelok-kelok sesuai dengan medan yang dilaluinya. Kecepatan anginpun tidak stabil. Pergerakan angjn akan lebih cepat apabila resistensi media yang dilaluinya rendah. Fenomena perubahan arah dan kecepatan angin ini disebut turbulensi. Variasi arah dan kecepatan angin, dapat terjadi apabila angin bergeser pada permukaan yang tidak licin (smooth). Variasi yang diakibatkan oleh kekasaran permukaan ini dinamakan turbulensi mekanis. Selain itu, karena adanya resistensi dari lapisan udara bagian atas, maka panas pada permukaan bumi bergerak ke atas secara vertikal. Hal ini mengakibatkan turbulensi udara. Tirbulensi yang disebabkan perbedaan suhu lapisan atmosfer ini disebut turbulensi termal atau turbulensi konvektif. Fluktuasi kecepatan udara akibat turbulensi mekanis umumnya lebih kecil, tetapi memiliki frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan fluktuasi akibat turbulensi termal. Pengukuran Kecepatan Angin Kecepatan angin dalam data klimatologi adalah kecepatan angin horizontal pada ketinggian 2 m dari permukaan tanah yang ditanami rumput. Dengan perkataan lain, angin permukaan yang kecepatannya dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang dilaluinya. Parameter angin yang dapat diukur adalah arah dan kecepatannya. Arah angin dapat diketahui dengan mengunakan bendera angin. Pada lapangan terbang menggunakan kantung angin untuk mengetahui arah angin. Untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer. Ada beberapa macam alat pengukur kecepatan angin, seperti tabung pitot (pitot tube), anemometer mangkuk (cup anemometer), anemometer baling-baling (propeller anemometer), anemometer arus konstan (constant currentanemometer). Jenis anemometer standar yang digunakan pada stasiun klimatologi adalah anemomenter mangkuk (cup anemometer). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih anemometer, antara lain sebagai berikut : 1. Kisaran kecepatan angin (range of wind speed) yang dapat dideteksi. Hal ini perlu diperhatikan karena beberapa anemometer mekanis hanya dapat bekerja apabila kecepatan angin melampaui batas minimalnya (starting threshold windspeed). 2. Keliniearan tangapan (linearity of response) pada kisaran kecepatan angin yang diukur. 3. Kecepatan tanggapan (speed of response). Kecepatan tanggapan ini biasanya diukur berdasarkan waktu yang diperlukan oleh anemometer untuk mulai melakukan pengukuran. 4. Ukuran alat (size of instrument). Ukuran alat harus diseduaikan dengan jenis angin yang akan diukur dan ruang tempat melakukan pengukuran. 5. Kesesuaian alat dengan arah angin yang akan diukur kecepatannya. Hal ini penting karena arah angin dapat berubah-ubah.
  • 7. Sifat Alat Meteorlogi Sifat alat meteorologi pada prinsipnya sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian didalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti, perbedaannya terletak pada penempatan dan pemakaiannya. Alat-alat laboratorium hanya dipakai diruangan tertutup, sedangkan alat-alat meteorologi dipasang di alam terbuka dan juga disesuaikan dengan tempat pemasangannya. Oleh karena itu perlu juga diperhitungkan pemilihan alat yang akan dipasang. Misalnya untuk daerah iklim basah, sebaiknya menggunakan logam yang tidak mudah berkarat, atau selalu dilakukan monitoring alat pada setiap jangka waktu tertentu. Untuk daerah yang kecepatan anginnya rata-rata sebaiknya menggunakan jenis anemometer mangkuk agar penangkapan angina dapat lebih terfokus atau menggunakan anemometer yang terbuat dari bahan-bahan yang ringan. Untuk daerah pegunungan atau lembah sebaiknya dipasang pula anemometer untuk mengukur angi yang bergerak vertikal. Untuk keperluan-keperluan tertentu atau juga karena faktor daerah, seperti daerah yang memiliki empat musim mungkin diperlukan anemometer otomatis. Karena tidak mungkin melakukan pengamatan di luar ruangan (di alam terbuka) bila sedang terjadi salju. Dan masih banyak lagi hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis anemometer. Namun secara umum pemi;ihn anemometer dapat dipertimbangkan dari segi sifat alat yang akan digunakan. Sifat alat meteorologi antara lain: 1) Kuat, agar tahan terhadap cuaca dan tahan lama 2) Sederhana, baik bentuk maupun cara penggunaannya dan mudah diperbaiki. Jenis Alat Meteorologi Alat meteorologi di bagi menjadi 2 jenis yaitu bersifat Otomatis dan Konvensional. Alat yang bersifat otomatis ( Recording) dapat mencatat data sendiri secara terus menerus sejak pemasangan sampai penggantian pias berikutnya, alat yang termasuk jenis ini yang banyak digunakan untuk keperluan Klimatologi seperti Barograph, Thermohigrograph, Actinograph, penakar hujan type Hellman dan lain-lain. Alat Konvensional ( Non Recording ) alat yang harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk memperoleh data, alat ini tidak dapat mencatat sendiri, seperti Thermometer, penakar hujan type Observatorium, Open Pan Evaporimeter, Piche, Campble Stookes , Cup Counter Anemometer dan lain-lain. Ketelitian Pada Pengamatan Dengan Alat Ketelitian pada pengamatan dengan alat tergantung : 1) Ketelitian dari alat pengukur yang digunakan dan pembacaannya 2) Tetapnya besaran yang diukur 3) Kecepatan reaksi dari alat ukur pada pengukuran besaran-besaran yang berubah- ubah 4) Daya, agar penunjuk alat ukur itu memberi penyimpangan yang kecil sekali Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada setiap pengamatan dapat dibagi menjadi : 1) Kesalahan sistematik seperti a) Kesalahan instrumen ( skala kurang baik ) b) Kesalahan gangguan ( oleh getaran bumi, angin, panas dsb ) c) Kesalahan metode (metode kurang sempurna) 2) Kesalahan tak terduga a) Kesalahan penyetelan
  • 8. b) Kesalahan pembacaan Satuan Dalam Meteorologi 1. Satuan temperatur dalam derajat Celcius 2. Satuan tekanan Udara dalam mili bar ( mb ) atau Cm Hg 3. Satuan curah hujan dan penguapan dalam melimeter ( mm ) 4. Satuan arah angin dalam derajat ( 0 – 3600 ) 5. Satuan kecepatan angin dalam knot 6. Satuan intensitas matahari dalam gram kalori per cm 2 per menit 7. Satuan lama penyinaran matahari dalam persen ( % ) 8. Satuan kelembaban udara ( RH ) dalam persen ( % ) 9. Satuan untuk menentukan jumlah awan dalam okta Stasiun Klimatologi Berdasarkan pengertian Stasiun Klimatologi adalah suatu Stasiun Meteorologi yang mampu menyelenggarakan pengamatan cuaca dalam jangka waktu panjang secara teratur. Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus ( Smpk ) Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus ialah Stasiun Meteorologi Pertanian hasil kerjasama antara Badan Meteorlogi dan Geofisika dengan Instansi lain yang mampu menyelenggarakan pengamatan unsur-unsur cuaca sebagai sumber data untuk kepentingan Meteorlogi Pertanian. Pelaksanaan Stasiun Meteorlogi Pertanian Khusus dikelola oleh instansi yang membawahinya seperti: Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Universitas dan lain-lain sedangkan Badan Meteorologi yang memonitor tekniknya seperti petunjuk pengamatan, peralatan dan cara pemeliharaannya. Peralatan Di Pos-Pos Cuaca Dan Iklim Pos-Pos Cuaca dan Iklim terbagi menjadi 5 Jenis, yaitu : 1) Pos hujan tipe observatorium Pos hujan tipe observatorium, terdiri dari : a. Penakar hujan tipe observatorium b. Luas tanah (2x2) m2 c. Memenuhi syarat teknis 2) Pos hujan tipe otomatis Pos hujan tipe otomatis, terdiri dari : a. Penakar hujan otomatis b. Penakar hujan tipe observatorium c. Luas tanah (3x3) m2 3) Pos iklim Pos iklim, terdiri dari : a. Sangkar meteorologi, lengkap dengan thermometer bola basah,bola kering,maksimum dan minimum b. Penakar hujan tipe observatorium c. Luas tanah (10x10) m2
  • 9. 4) Pos penguapan Pos penguapan, terdiri dari : a. Panci penguapan (Open Pan Evaporimeter) b. Penakar hujan tipe observatorium c. Cup counter anemometer d. Penakar hujan otomatis e. Luas tanah (6x6) m2 5) Pos meteorologi pertanian khusus Pos meteorologi pertanian khusus, terdiri dari : a. Sangkar meteorologi, lengkap dengan thermometer bola basah,bola kering,maksimum dan minimum b. Penakar hujan tipe obs c. Penakar hujan tipe otomatis d. Panci penguapan (Open Pan Evaporimeter) e. Luas tanah (10x10) m2 Anemometer Mangkuk Anemometer Mangkuk diciptakan oleh Thomas Rommey Robinson. Robinson adalah seorang astronom dan ahli ilmu cuaca Inggeris yang juga menjabat sebagai direktur ketiga Armagh Observatorium. Penemuan ini termotivasi dari keinginannya pada tahun 1939 untuk memonitor kecepatan dan variabilitas angin dengan tepat. Desain pertama dari anemometer mangkuk ini diajukan oleh Richard Lovell Edgeworth. Gambar 8. Anemometer mangkuk Pada tahun 1867 observatorium Armagh ditunjuk sebagai stasiun meteorologi Inggeris. Versi awal anemometer mangkuk Robinson mulai dipasang di stasiun-stasiun meteorologi yang terdapat pulau-pulau kecil sepanjang Inggeris. Pada tahun 1870, anemometer mangkuk buatan pertama tersebut digantikan dengan versi seperti yang ada saat ini. Perbaikan anemometer mangkuk Robinson dilakukan oleh Bertie McClure pada bulan juli 2000.
  • 10. Gambar 9. Anemometer a Anemometer 10 M  Mengukur arah dan kecepatan angin dekat permukaan.  Ditempatkan ditanah terbuka atau lapangan dengan benda (pohon, rumah) yang berjarak minimal 10 kali tinggi benda itu dari tiang anemometer.  Arah diukur dengan vane dan dinyatakan dalam puluhan derajat.  Kecepatan dapat diukur dengan tiga buah mangkok (cups) yang letaknya sejajar dengan vane arah Timur-Barat.  Pengamatannya dilakukan setiap jam.  Melihat arah vane dicatat dalam derajat, dan kecepatan dalam knot.  Dicatat di buku observasi, lalu disalin di backup synop. Arah diukur dengan vane dan dinyatakan dalam puluhan derajat.  Dilaporkan dalam AGM 1A, Fklim 71. b Anemometer Cup Counter  Terdiri dari tiga buah mangkok, dipasang simetris pada sumbu vertical.  Dipasang dengan ketinggian 2 meter.  Pembacaan alat ini dengan angka satuan 6 digit, bila cup berputar maka angka itu akan naik bertambah.  Pengamatannya dilakukan setiap jam 07.00, 10.00, 14.00, 16.00, dan 18.00 WIB.  Baca angka 6 digit pada counter.  Dicatat di buku observasi, lalu disalin di backup synop.  Dilaporkan dalam AGM 1A. Gambar 10. Anemometer
  • 11. Prinsip kerja Anemometer Mangkuk Anemometer mangkuk sederhana terdiri dari tiga atau empat himispherical mangkuk. Dengan menggunakan batang sebagai lengannya, mangkuk -mangkuk tersebut dihubungkan ke satu tiang (pipa) tegak yang berbentuk silinder. Mangkuk- mangkuk tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga simetris dan tegak lurus terhadap tiang poros berputar.Pada bagian atas tiang poros berputar terdapat gigi mekanik yang dapat berputar. berputar pada poros vertikalnya. Gigi mekanik ini dihubungkan pada sebuah spedometer dengan menggunakan kabel yang di tempatkan di bagian dalam tiang (pipa). Karena adanya dorongan angin terhadap mangkuk-mangkuk, mengkibatkan poros berputar. Kecepatan putaran poros ini dapat dilihat pada spedometer. Dalam hal ini berlaku hubungan antara gerak rotasi pada poros terhadap gerak translasi yang tertera pada spedometer. Dengan mencatat kecepatan (v) yang tertera pada spedometer setiap selang waktu t tertentu maka akan dapat dibuat grafik hubungan antara kecepatan terhadap waktu (grafik v-t). Selanjutnya berdasarkan grafik v-t tersebut dan dengan mengunakan persamaan kecepatan rata-rata, maka akan dapat diketahui kecepatan angin rata-rata, dan juga kecepatan angin sesaat pada saat tertentu. Gambar 12. Skema anemometer sederhana Bagian penangkap angin pada anemometer mangkuk berbentuk mangkuk. Yang berfungsi untuk menangkap angin. Ukuran mangkuk pada setiap anemometer memiliki diameter yang berbeda – beda. Pada BMG Palembang yang berada di daerah Kenten Sako, ukuran mangkuk anemometernya memiliki diameter 13,5 cm dan kedalaman mangkuk 10 cm. mangkuk–mangkuk ini direkatkan pada tiang-tiang penyangga kecil. Tiang-tiang penyangga ini kemudian dihubungkan ke tiang poros yang dapat berputar. Tiang-tiang penyangga ini berfungsi sebagai lengan yang menghubungkan mangkuk
  • 12. dengan sumbu putaran. Panjang lengan anemometer yang digunakan BMG Palembang adalah 10 cm Didalam tiang terdapat bering dan poros ( shaft ). Di dalam poros terdapat kabel yang merupakan penghubung antara mangkuk ( cup ) dan generator yang terdapat pada spedometer. Fungsinya apabila mangkuk menangkap gerakan angin, mangkuk akan berputar, bering dan poros ikut berputar begitu pula kabel yang terdapat pada poros yang menghubungkan ke generator, tegangan generator itu sebanding dengan kecepatan berputar dari mangkuk – mangkuk Generator yang terdapat pada speedometer terdiri dari magnet yang berputar ( rotor ) dan kumparan. Bila mangkuk berputar, maka poros ikut berputar dan magnet yang terdapat didalam generator ikut berputar. Perputaran magnet ini akan menimbulkan induksi pada kumparan.Induksi ini yang akan menghasilkan arus listrik yang dapat menggerakan angka – angka. Angka yang terdapat pada speedometer terdiri dari enam digit dan dua angka pada akhir merupakan nilai dari koma (2643,78). Pada stasiun klimotologi Palembang alat untuk mengukur kecepatan angin menggunakan anemometer mangkuk tipe 03102. Ukuran anemometer berbeda – beda, ada yang kecil dan ada pula yang besar. Bila pada anemometer yang besar untuk mencapai kecepatan angin 1 knot dia bisa memerlukan 5 -6 putaran, namun pada anemometer kecil untuk mencapai kecepatan angin 1 knot dia bisa memerlukan 10 – 12 putaran (1 knot = 1,15 km.jam-1) Anemometer diletakan di tanah terbuka, dipasang pada ketinggian 2 meter dan 10 meter. Kecepatan angin pada ketinggian 2 meter memiliki perbedaaan pada ketinggian 10 meter. Skala yang digunakan untuk menentukan jenis angin digunakan skala Beaford. Proses penghitungan kecepatan angin pada anemometer dapat dihitung secara manual, dengan rumus :  v = selang waktu penunjuk angka akhir - penunjuk angka awal  v = selang waktu jarak tempuh akhir - jarak tempuh awal  v = t S - Sakhir awal  Dengan mencatat angka yang tertera pada spedometer pada anemometer setiap selang waktu tertentu, maka kecepatan angin rata-rata dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan di atas.
  • 13. Kepustakaan Baskoro Ary Pulung ddan M. Agung Fauzi. 2006. Buku Panduan Praktis Alat-alat meteorologi dan Perhitungan Indeks Kekeringan Keetch-Byram. South Sumatera Forest Fire Management Project dan BMG. Palembang Foster Bob, Dr, Ir, MM. 2000. Terpadu Fisika SMU Jilid 2A untuk Kelas 2 Tengah Tahun pertama. Penerbit Erlanga. Jakarta. Hoffman Harm, Harun. 1987. Energi Angin. PT. Bina Cipta. Jakarta Kadir Abdul, Prof. Ir. 1987. Energi, Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik, Potensi ekonomi. UI-Press. Jakarta Lakitan Benyamin. 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Kanginan Marthen. 2003. Fisika 2000, 2A SMU kelas 2 Semester 1. Pernerbit Erlangga. Jakarta. Tanudidjaja Moh. Ma’mur. 1996. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa Untuk Sekolah Menengah Umum. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.