SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
PROSES PENCAHAYAAN PADA LAMPU TL 
Pendahuluan 
Cahaya sangat dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Tanpa cahaya 
manusia tidak akan dapat melihat benda-benda di sekitarnya. Oleh karena itu manusia memerlukan 
sumber cahaya, seperti matahari dan api. 
Dengan ditemukanya mesin uap, kemudian dilanjutkan dengan penemuan generator dan 
lampu listrik,maka sejak saat itu manusia mulai beralih menggunakan listrik sebagai sumber dalam 
kehidupannya. Termasuk juga dalam penggunaan cumber cahaya atau penerangan, mulai digunakan 
lampu listrik. 
Mulanya lampu listrik itu berisi kawat logam atau filamen yang menjadi panas bila dilalui aus 
listrik dan berpijar sehingga menghasilkan cahaya. Lampu seperti ini disebut lampu pijar. 
Dalam perkembangan selanjutnya diciptakan lampu-lampu pembiasaan gas. Kalau lampu 
pijar memberikan cahaya karena kawat pijat dilalaui arus listrik, maka lampu pembiasaan gas dapat 
memberikan cahaya karena adanya pembiasaan gas dalam tabung lampu yang menghasilkan cahaya. 
Dalam tabung lampu pembiasaan gas berisi gas mulia dan terdapat dua buah elektroda pada ujung-ujungnya. 
Apabila di antara kedua elektroda itu diberi tegangan yang cukup tinggi, maka elektron 
akan lepas dari elektroda negatif atau katoda. Selanjutnya elektron ini akan bertumbuhkan dengan 
atom-atom gas dalam tabung yang mengakibatkan gas tersebut bercahaya. Lampu seperti ini sering 
disebut lampu TL (Tube Lamp) atau lampu neon karena berisi gas neon. 
Perkembangan Lampu Listrik 
Lampu listrik yang pertama kali dibuat adalah busur api listrik yang diloncatkan diantara 2 
buah elektroda. Karena adanya arus listrik mengakibatkan batang karbon memancarkan sinar yang 
tajam. Lampu listrik ini sampai sekarang masih digunakan pada proyektor film. Kelemahan dari 
lampu busur api listrik ini antara lain menggunakan energi listrik yang sangat tinggi, elektroda karbon 
yang dipakai lama kelamaan akan habis terbakar, dan sulit pengaturan jarak antara kedua 
elektroda.nya. 
Dalam perkembangan selanjutnya dibuat lampu listrik yang dapat digunakan untuk 
perumahan yaitu dengan menggunakan kawat yang memijar apabila dilewati arus listrik. Kawat 
pertama yang digunakan adalah kawat. Kawat karbon ini diletakkan dalam tabung hampa udara. 
Tetapi lampu kawat karbon inipun masih boros energi listrik dan cahaya yang dihasilkannya pun 
berwarna kemerahan, selain itu serat karbon ini tidak tahan pada suhu yang tinggi sehingga mudah 
terbakar. 
Tahun 1897 Nerst menciptakan lampu yang kawat pijarnya dibuat dan dhonium atau 
sirkumun oksida. Lampu yang dibuat oleh Nerst iini lebih hemat energi dibandingkan dengan lampu-lampu 
listrik yang telah ada sebelumnya. Lampu pijar Nernst ini menghasilkan cahaya terang dan 
berwarna putih. 
Selain lampu pijar Nernst juga telah dibuat lampu pijar yang kawat pijarnya dibuat dari 
osmium. Karena kawat osmium ini sangat mahal dan mudah putus, maka kawat osmium ini diganti 
dengan kwat tantalium. Lampu pijar tantalium ini sangat kuat dan cahaya yang dihasilkan sangat 
terang. Tetapi harganya masih mahal. 
Kemudian digunakan kawat pijar yang terbuat dari walfrom atau tungsten yang digulung 
dalam spiral rangkap yang tampak seperti gambar 1. lampu pijar dari kawat walfram ini lebih hemat 
energilistrik dan harganya lebih murah. 
Gambar 1 : Spiral rangkap kawat wolfram
Untuk mencegah penghitaman pada tabung kaca, maka tabung kaca itu diisi dengan gas 
seperti Krypton atau orgon. Perkembangan terakhir dari lampu pijar yaitu lampu pijar halogen, yakni 
lampu pijar dengan kawat wolfram yang diisi dengan gas halogen. Lampu pijar jenis ini masih tetap 
dipakai sampai saat ini 
Pada akhir abad ke-19 dengan ditemukannya tabung sinar katoda oleh Wiliam Crookes, 
terjadi perkembangan baru dalam lampu listrik yaitu dengan memijarkan gas dalam tabung dengan 
memberinya tegangan listrik. Selanjutnya dibuatlah jenis lampu gas pijar. Yang terkenal antara lain 
adalah lampu neon, lampu natrium, dan lampu uap air raksa. 
Lampu natrium menghasilkan cahaya berwarna kuning, sehingga banyak dipakai untuk 
lampu-lampu jalan raya atau lampu kabut. Sedang lampu uap air raksa menghasilkan cahaya berwarna 
hijau yang banyak mengandung ultra violet. Dalam perkembangan selanjutnya diciptakan lampu TL 
seperti yang ada sekarang ini lampu TL ini merupakan pengembangan dari lampu uap air raksa yang 
pada bagian dalam tabungnya dilapisi dengan serbuk berfiursensi yang dapat menyerap sinar ultra 
violet. 
Penemuan Sinar Katoda 
Tabung pelucutan gas ditemukan oleh Julius Plocker sebagai kelanjutan dari penemuan, 
tabung hampa udara yang bertekanan sangat rendah oleh Hemrich Geissler pada tahun 1855. pada 
pelucutan gas terdapat dua buah elektroda yang diletakkan pada kedua ujung tabung. Apabila kedua 
elektroda itu dihubungkan dengan tegangan listrik tinggi, maka molekul-molekul gas yang ada di 
dalam tabung akan terionisasi. Sehingga muatan negatif akan tertarik ke anoda dan muatan positif 
akan tertarik ke katoda. Karena terjadi perpindahan muatan di dalam tabung, maka terjadilah listrik di 
dalam tabung itu yang disertai dengan pancaran warna hijau pada tabung. 
William Crookes melanjutkan percobaan Pplocker. Dan pada tahun 1875 Crookes berhasil 
menerangkan bahwa warna hijau pada tabung itu sebagai akibat dari sesuatu yang keluar dari katoda 
dan menumbuk dinding tabung. Selanjutnya oleh Eugen Goldstein sinar ini dinamakan katoda sesuai 
dengan nama asalnya. 
Pada percobaan selanjutnya Crookes meletakkan suatu penghalang diantara katoda dengan 
jung tabung hampa. Dan ternyata pada ujung tabung terdapat bayangan penghalang tadi. Hal ini 
menandaka bahwa sinar katoda bergerak lurus. 
Gambar 2. Tabung sinar katoda dengan penghalang 
diantara katoda dan anoda 
Percobaan selanjutnya Crookes meletakkan medanmagnet di dekat tabung ternyata bayangan 
penghalang bergeser. Dari hasil pengamatannya ini Crokees menyimpulkan bahwa sinar katoda 
dipengaruhi oleh medan magnet. 
Kemudian keeping katoda diganti dengan berbagai jenis material, dan Crookes mendapatkan 
bahwa sinar katoda tidak tergantung pada jenis materialnya. Selanjutnya Crookes menyimpulkan 
bahwa sinar katoda dapat menyebabkan terjadinya reksi yang dihasilkan oleh cahaya. 
Dari berbagai percobaan yang telah dilakukannya Crookes menyimpulkan beberapa sinar 
nakota, yaitu : (1) Merambat lurus, (2) Dibelokkan oleg medan magnet, (3) Tidak tergantung pada 
jenis material yang menghasilkannya, (4) Dapat menyebabkan terjadinya reaksi kimia seperti reaksi 
yang dihasilkan oleh cahaya.
Katoda sebagai sumber elektron 
Kedua biasanya berupa filamen yang bila dihubungak dengan tegangan listrik akan menjadi 
panas. Karena memperoleh energi panas ini maka elektron-elektron yang berada dalam katoda 
melepaskan diri dari ikatan-ikatan molekul dalam katoda. Peristiwa ini disebut dengan Emisi 
Termionik. Emisi Termionik ini terjadi pada suhu tinggi. Di samping melalui emisi termionik, elektron 
juga dapat dari permukaan dengan bantuan sinar ultra violet. Peristiwa lepasnya elektron dari 
permukaan logam dengan bantuan sinar ultra violet disebut dengan emisi fotolistrik. 
Penerangan Listrik 
Pada mulanya lampu listrik berisi kawat karbon, kemudian diganti dengan kawat logam 
wolfram atau logam lain. Kawat ini akan menjadi panas dan berpijar bila dialiri arus kawat tersebut 
diletakkan dalam tabung lampu, maka kawat itu tidak hangus terbakar. 
Setiap lampu menghasilkan cahaya dengan kekuatan tertentu. Kekuatan cahaya atau intensitas 
ini diukur dalam satuan kandela (cd). Sebagai sumber cahaya, lampu memancarkan sinarnya menurut 
garis-garis lurus. 
Gambar 3. Illuminasi sebuah permukaan 
oleh sebuah sumber cahaya 
Jika intensitas cahaya dinyatakan dengan I, maka Sears-Zemansky menyatakan : 
d F 
d 
I  
Dengan I = Intensitas (kandela); F = Fluksi cahaya (Lumen); ω = Sudut ruang (radian). 
Bila cahaya mengenai sebuah permukaan mka dikatakan permukaan itu diterangi. Pada 
gambar 3 tampak fluksi cahaya (jumlah cahaya) dF yang mengnai daerah kecil dA, maka penerangan 
d F 
(iluminasi) menurut Sears-Zemansky dapat dinyatakan dengan : 
E  dengan satuan lumen per 
d A 
meter kuadrat. 
Karena fluksi cahaya sebanding dengan intensitas, maka penerangan (ilmunasi) dapat juga 
dinyatakan dengan : 
. cos 
r 
2 
I 
E 
 
 . Dengan E = Illuminasi (Lumen/m2); F = Fluksi cahaya 
(Lumen); A = Luas (m2); I = Intensitas cahaya (kandela); r = Jarak tempat ke sumber cahaya (m2). 
Jadi iluminasi (penerangan) suatu permukaan oleh sebuah sumber cahaya berbanding terbalik 
dengan kuadrat jarak permukaan itu dari sumber cahaya dan berbanding lurus dengan intensitas 
sumber cahaya serta berbandig lurus dengna cosinus. Sudut antara sumbu permukaan dengan garis 
yang menghubungkannya dengan sumber cahaya. 
Apabila permukaan diterangi oleh lebih dari satu sumber cahaya, maka illuminasi 
(penerangan) total merupakan jumlah aljabar dari Illuminasi (penerangan) yang dihasilkan oleh 
masing-masing sumber cahaya. 
Dari gambar 4 dibawah ini, bidang A seluas 1 m2 pada jarak 1 m dari sumber cahaya dan 
bidang B seluas 4 m2 pada jarak 2 m dari sumber cahaya, akan menerima cahaya yang sama 
jumlahnya dengan (FA = FB). Akan tetapi karena A Lebih dekat dengan sumber cahaya dibandingkan 
dengan B, maka A akan lebih terang dibadingkan dengan B.
Gambar 4. Intensitas cahaya 
Setiap lampu mempunyai ukuran kesilauan masing-masing. Ukuran kesilauan ini 
didefenisikan sebagai intensitas cahaya (cd) per luas (cm2) atau stilb (Ramelan, Sutrisno, Anwir, 
1984: 73). Kesan kesilaun cahaya ini tidak hanya didapat dari sumber cahaya, tetapi juga dari benda 
yang tembus cahaya ataupun benda yang dapat memantulkan cahaya dan membiaskan cahaya. 
Lampu Busur 
Lampu busur terdiri dari dua buah tongkat yang berada dalam jarak yang cukup dekat. 
Apabila kedua ujung tongkat ini dihubungkan dengan tegangan listrik, maka antara kedua ujung 
tongkat tersebut akan timbul loncatan api listrik dengan cahaya jernih menyilaukan. Akan tetapi 
ujung-ujung arang itu lama kelamaan akan habis. Dan apabila jarak antara kedua ujung itu terlalu 
dekat, maka lampu akan mati. Oleh karena itu jarak antara kedua ujung itu selalu dijaga tetap. 
Gambar 5. Lampu busur 
Lampu Pijar 
Menurut Robertson dalam keterampilan tekhnik listrik, lampu pijar adalah lampu yang 
menghasilkan cahaya dengan memanaskan kawat pijar (filamen) sampai suhu tertentu. Kawat pijar 
berupa kawat logam yang halus dan mempunyai hambatan terhadap arus yang melaluinya. Didalam 
kawat pijar energi listrik diubah menjadi energi panas dan cahaya. 
Lampu pijar pertama kali dibuat oleh Edison, dengan menghubungkan seutas kawat arang 
pada tegangan listrik. Akibatnya kawat akan menjadi pans dan memijar, karena udara bisa dapat 
menghangsukan kawat arang menjadi panas dan memijar. Karena udara biasa dapat menghanguskan 
kawt arang tersebut, maka kawt arang itu kemudian dimasukkan ke dalam tabung bola kaca bening 
yang hampa udara. 
Gambar 6. Lampu kawat arang 
Pada perkembangan selanjutnya kawat arang ini diganti dengan kawat logam yang lain yaitu 
Wolfrom atau tungsten, kawat logam ini lebih tahan pada suhu tinggi dan cahaya yang dihasilkannya 
pun lebih jernih daripada kawat arang. Kawat logam ini akan menguap akibat pemanasan pada suhu
tinggi. Untuk mencegah penguapan ini maka di dalam tabung bola kaca diberi gas argon. Dengan 
demikian tabung bola kaca tidak lagi menahan tekanan udara luar. Selain itu juga filamen dapat 
menyala dengan suhu yang lebih tinggi di dalam tabung bola kaca. Sehingga akan lebih banyak 
menghasilkan cahaya dan daya tahan lampu menjadi lebih lama 
Oleh karena cahaya yang dihasilkan terlalu menyilaukan dan terpuat pada kawt pijar, maka 
biasanya taungan bola kaca dibuat dari kaca buram selain itu juga berguna untuk membaur cahaya. 
Cahaya yang dipancarkan oleh lampu pijar memiliki spectrum kontinu. Kuantitas cahaya masing-masing 
warna yang di pancarkan oleh lampu pijar tergantung pada suhu kawat pijarnya. Pada suhu 
rendah akan tampak warna kuning-merah. Jika suhunya terus ditingkatkan akan berubah menjadi 
wrna biru dan warna kawat pijar akan menjadi lebih putih. 
Gambar 7. Lampu pijar 
1. Bola kaca 
2. Ruang dalambola yang berisi gas 
3. Kawat pijar (filament) 
4. Penyangga dari kaca 
5. Kawat penghantar 
6. Batang kaca 
7. Kaki lampu 
8. Isolasi 
9. Kontak 
Lampu Pembiasaan Gas 
Pada lampu pijar, cahaya terjadi karena kawat pijar yang menjadi panas akibat dilalui arus 
listrik sehingga berpijar. Sedangkan pada lampu pembiasaan gas, cahaya terjadi karena adanya suatu 
gas mulia di dalam tabung yang dapat membiaskan cahaya apabila ditumbuk oleh elektron. Oleh 
karena itu lampu pembiasaan gas sering disebut dengan lampu fluoresen. Dan dalam perkembangan 
selanjutnya disebut lampu TL. Di dalam tabung lampu pembiasan gas terdapat dua buah elektroda 
(katoda dan anoda) yang berupa dua buah pelat tipis yang diletakkan pada ujung-ujung tabung. 
Apabila kedua elektroda itu diberikan tegangan tinggi, maka pada saat tertentu elektroda 
positif (anoda) akan menarik elektron-elektron yang keluar dari elektroda negatif (katoda). Makin 
tinggi tegangan antara anoda dan katoda, maka kecepatan elektron akan semakin besar. selanjutnya 
elektron-elektron ini akan bertumbukan dengan atom-atom gas yang ada di dalam tabung. Akibat dari 
pertumbuhan ini akan mengakibatkan gas di dalam tabung bercahaya. Lampu pembiasan gas biasanya 
dinamakan sesuai dengan gas yang ada di dalam tabung lampu itu sendiri, antara lain : 
1. Lampu Neon 
Pada lampu pijar, cahaya terjadi karena kawat pijar yang dilalui arus menjadi panas-pijar. 
Sedangkan pada lampu pembiasaan gas, cahaya terjadi karena sesuatu gas dapat membiaskan cahaya 
dalam keadaan tertentu. Pada lampu pembiasaan gas terdapat dua buah elektroda yang berupa pelat 
tipia. Kedua elektroda itu dimasukkan ke dalam sebuah tabung panjang yang diisi dengan gas mulia. 
Masing-masing elektroda ditempatkan pada ujung-ujung tabung. 
Bila diantra kedua elektroda diberi tegangan yang cukup tinggi, maka elektron akan berpindah 
dari elektroda negatif (katoda) ke elektroda (anoda). Makin tinggi tegangan antara anoda dan katoda, 
makin cepat jalannya elektron. Karena tabung berisi gas, maka elektron-elektron ini dengan cepat 
bertumbukan dengan atom-atom gas itu. Pada gas mulia pertumbukan ini mengakibatkan gas
bercahaya dengan warna-warni tertentu. Gas neon akan memberikan cahaya merh dan secaa umum 
disebut lampu neon. 
Gas-gas mulia semuanya mempunyai sifat, bahwa sewaktu bertumbukan dengan elektron-elektron 
dan cahaya, dari dalam atom-atom gas itu sendiri menguraikan elektron-elektronlain yang 
turut mencampur dan memperbesar arus elekron itu. Peristiwa ini disebutionisasi, jika tidak dibatasi, 
maka arus yang mengalir dalam tabung akan makin bertambah besar dan tidak dapat dikendalikan. 
Oleh karena itu pada salah satu ujung kawat hubungan lampu harus dipasang hambatan yang cukup 
besar. tenggan yang biasa dipakai ialah arus bolak-balik hingga 6000 volt. Panjang tabung tidak 
terbatas dan tidak harus lurus. Cahaya yang dibiasakan lampu neon kira-kira tiga kali lebih jernih dari 
pada lampu pijar biasa pada perkiraan daya yang sama besar. 
2. Lampu Natrium 
Berbeda dengan lampu neon yang berupa gas, natrium ini berupa zat padat putih. Di dalam 
natrium, zat natrium ini melekat pada dinding tabung berupa bintik-bintik kecil. Dalam keadaan 
panas, gas mulia yang segera dapat bekerja dan membangkitkan panas yang biasanya dipakai gas 
neon. 
Lampu natrium mula-mula menyala dengan warna merah, karena ada gas neon di dalamnya. 
Karena pertumbuhan elektron-elektron dengan gas neon, lampu menjadi panas, lalu natrium di 
dalamnya menguap dan kemudian lampu berubah warna menjadi kuning. 
Lampu natrium ini banyak digunakan pada saat cuaca berkabut, di pabrik, kereta api, pelabuhan 
dan dermaga yang lebih membutuhkan penerangan dibandingkan dengan keindahan. 
3. Lampu Uap Air Raksa 
Seperti halnya lampu natrium, lampu uap air raksa juga menggunakan gas mulia lain yang 
bekerja sebagai penolong, biasanya digunakan gas neon atau argon. Air raksa dalam tabung lampu 
berupa zat cair. 
Biasanya pada lampu uap air raksa terdapat sebuah anoda pembantu yang dihubungkan dengan 
salah satu elektrodanya melalui sebuah hambatan. Elektroda yang lain dipasang berdekatan dengan 
anoda pembantu dan bekerja bersama-sama menyalakan gas neon yang ada di dalam tabung. Setelah 
suhu dalam tabung cukup panas, semua air raksa yang ada di dalam tabung. Setelah suhu dalam 
tabung cukup panas, semua air raksa yang ada dalam tabung menguap, dan menyala diantara kedua 
elektroda utama dengan memberikan cahaya warna biru jernih. 
Tabung lampu air raksa ini dapat dibuat dengan ukuran yang kecil, dan jarak antara anoda 
pembantu dan elektroda lawannya dapat dibuat sangat dekat, sehingga lampu ini pun dapat 
dihubungkan pada tegangan lampu penerangan biasa. 
Cara Kerja Lampu TL 
Lampu biasa dikenal dengan nama lampu TL (Tube Lamp). Lampu ini berupa lampu tabung 
dengan panjang dan diameter yang berbagai ukuran. Pada bagian dalam gelas tabung dilapisi dengan 
suatu zat yang dapat membiaskan cahaya. Tetapi pembiasaan ini hanya terjadi apabila antara 
elektroda-elektroda pada kesua ujung tabung itu terjadi loncatan elektron. 
Agar terjadi loncatan elektron antara kedua elektroda di ujung-ujung tabung, maka kedua 
elektroda dibuat dari kawat oijat wolfram yang dapat mengeluarkan elektron-elektron apabila kedua 
ujung elektroda diberi beda pontensial yang cukup besar. setelah gas dalam tabung turut menyala, 
arus yang mengalir pada kawat pijar di kedua ujung gas dalam tabung akan turut memperbesar oleh 
starter. Akan tetapi elektron-elektron gas dalam tabung akan turut memperbesar arus lampu. Untuk 
meniadakan perbedasaran arus tersebut lampu dipasangi dengan kumparan peredam yang 
menghalang-halangi perbesaran arus itu yang disebut ballast. Gambar 8 memperlihatkan rangkaian 
dasar pemasangan lampu TL.
Gambar 8. Rangkaian dasar lampu TL 
1. Kumparan hambat (ballast) 
2. Filamen (elektroda) 
3. Starter 
4. Detail starter 
Dari gambar 8 dapat dilihat kaki B dari lampu TL dihubungkan seri dengan ballast dan kaki C 
dan D dari lampi TL, dihubungkan paralel dengan starter ballast pada dasarnya merupakan kumparan 
hambat yang berinti besi, yang berfungsi sebagai berikut: 
a. Memberikan pemasangan awal elektroda yang berguna untuk menyediakan elektron bebas 
dalam jumlah banyak. 
b. Memberikan gelombang potensial yang cukup besar untuk mengadakan arus listrik antara kedua 
elektrodanya. 
c. Mencegah terjadinya peningkatan arus listrik yang melebihi batas tertentu bagi setiap ukuran 
lampu. 
Untuk mengurangi kerugian sampingan dan pengaruh gerakan sinar yang mengganggu, maka 
pada umumnya setiap lamu TL selalu memiliki ballast yang direncanakan untuk daya, tegangan, dan 
frekuensi yang disesuaikan dengna lampu TL nya masing-masing. 
Starter pada lampu TL terdiri dari sebuah tabung kaca kecil yang diisi dengan gas neon. Di 
dalam tabung tersebut dua buah elektroda dwi logam (bimetal) sebagai filamen. Jarak antara ke dua 
elektroda tersebut diatur pada jarak tertentu sehingga starternya akan menyala pada tegangan 100 volt 
– 200 volt. Starter ini berfungsi sebagai sakelar penunda waktu yang dihubungkan parallel dengan dua 
kaki lampu. Bila lampu TL dihubungkan pada jaringan bertegangan, maka dalam waktu singkat 
filamen starter terhuung (menyala) dan kemudian memutuskannya lagi apabila lampu TL telah 
menyala dengan stabil. Selanjutnya starter akan etap padam, karena tegangan lampu lebih rendah 
daripada tegangan starter. 
Pada saat filamen terhubung, suatu arus besar akan mengalir dari jaringan listrik melalui ballast, 
kemudian ke elektroda lampu, starter dan alat elektroda lampu lainnya untuk selanjutnya kembali 
menuju jaringan. Adanya arus ini akan membuat elektroda-elektroda lampu berpijar dan melepaskan 
elektron. 
Karena starter sudah tidak terhubung, maka tegangannya menjadi hilang dan starterpun menjadi 
dingin. Kedua elektroda di logam (bimetal) dalam starter akan menjadi lurus kembali dan 
memutuskan arus yang sedang mengalir. Karena adanya pemutusan arus secara tiba-tiba, maka ballas 
akan membangkitkan suatu gaya gerak listrik (GGL) yang cukup tinggi. Tegangan yang dihasilkan ini 
seri dengan tegangan jaringan. Jika dibangkitkan pada saat yang tepat, maka tegangan kedua filamen 
lampu jaringan. Jika dibangkitkan pada saat yang tepat, maka tegangan kedua filamen lampu TL akan 
cukup tinggi untuk menyalakan tabung. Apaila tabung lampu belum menyala juga, maka peristiwa 
seperti yang telah dipaparkan diatas kembali terulang sampai tabung menyala. 
Pembentukan Cahaya Pada Lampu TL 
Perkembangan penting dalam lampu listrik adalah lampu pembiasan gas atau lampu fluoresen, 
yang sekarang lebih dikenal dengan nama lampu TL. Lampu TL ini berbentuk tabung yang 
panjangnya berbagai ukuran. Didalam taung diisi dengan gas neon atau gas argon dan sedikit air 
raksa. Pada kedua ujung tabung terdapat elektroda berupa filamen yang terbuat dari wolfram. Apabila 
terjadi pelepasan elekron dalam campuran gas dan air raksa, maka campuran gas raksa itu akan 
memancarkan cahaya, tetapi sebagian cahaya yang dihasilkan berupa cahaya ultra violet. Cahaya ultra 
violet ini kemudian diserap oleh lapisan fluoresen yang akan memacarkan cahaya selama disinari oleh 
lampu TL ini dapat diatur dengan warna yang dikehendaki. Warna-warni tersebut tergantung jenis 
fosfor yang melapisi dinding tabug bagian dalam. Fosfor yang digunakan untuk warna merah adalah
kadmium borat, silikal seng untuk warna hijau, kalium tungstrat untuk warna biru, dan campuran 
untuk warna putih. 
Agar terjadi pelepasan elektron dari elektroda diperlukan energi listrik. Pada gambar 8 saat 
lampu diberikan tegangan listrik, maka terjadi perbedaan tegangan antara elektroda-elektroda starter. 
Salah satu elektroda starter ini merupakan elektroda dwi logam (bimetal). Bimetal ini akan memuai 
karena panas dan kemudian menyentuh elektroda yang satunya lagi, akibatnya terjadi hubungan 
singkat pada lampu TL. Hubungkan singkat ini menyebabkan arus listrik yag cukup besar mengalir 
dalam filamen walfrom yang ada pada lampu TL, sehingga filamen wolfram lampu TL menjadi panas 
dan memijar. Kemudian dalam waktu yang singkat gas neon dalam starter menjadi dingin dan bimetal 
kembali menyusut dan memutuskan hubungan singkat dalam lampu TL. Pemutusan arus listrik secara 
tiba-tiba ini membangkitkan tegangan yang cukup tinggi dalam kumparan (ballast). Penambahan 
tegangan ini menyebabkan terjadinya pelepasan elektron di dalam campuran gas raksa sehingga 
menghasilkan cahaya dalam tabung. 
Jadi pada dasarnya pencahayaan pada lampu TL terjadi karena adanya tumbukkan antara 
elektron-elektron yang lepas dari elektroda (filamen wolfram) dengan campuran gas neon-uap air 
raksa atau campuran gas argon – uap air raksa yang terdapat dalam tabung. Yang selanjutnya diserap 
oleh lapisan tipis fofor pada dinding tabung. Sedangkan pada lampu Natrium elektron-elektron yang 
lepas dari elektroda menumbuk campuran gas neon-uap natrium. 
Sumber Bacaan 
Noerdin, Isjrin, Prof. Dr. Arbianto, P, Dr, 1996, Perkembangan Sains dan Tekhnologi H, Karunika, 
Jakarta. 
Ramelan, Soetrisno, Anwir, B, S, 1986, Listrik Dalam Praktek , Pradnya Paramita, Jakarta 
Roberson, Jhon, B, 2003, Keterampilan Tekhnik Listrik Praktis, CV. Yrama Widya, Bandung. 
Soeparto, 1998, Hidup di Zaman Elektronika,_______________, Jakarta. 
Suryatno, F, 2002, Dasar-dasar Tekhnik Listrik , __________Jakarta. 
Zamroni, Drs, 2003, Acuan Pelajaran Fisika SMU 2B, Yudistria, Jakarta.

More Related Content

What's hot

Chemistry : Deret Volta (Laporan Praktikum Kimia)
Chemistry : Deret Volta (Laporan Praktikum Kimia)Chemistry : Deret Volta (Laporan Praktikum Kimia)
Chemistry : Deret Volta (Laporan Praktikum Kimia)SMA XAVERIUS 1 JAMBI
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi AlkoholLaporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi AlkoholDhiarrafii Bintang Matahari
 
Radiasi Gelombang Elektromagnetik
Radiasi Gelombang ElektromagnetikRadiasi Gelombang Elektromagnetik
Radiasi Gelombang ElektromagnetikYusrizal Azmi
 
Buku Kimia (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Buku Kimia (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMABuku Kimia (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Buku Kimia (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMAFendy Prasetyo
 
Fisika Kuantum (2) efek fotolistrik
Fisika Kuantum (2) efek fotolistrikFisika Kuantum (2) efek fotolistrik
Fisika Kuantum (2) efek fotolistrikjayamartha
 
Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)kemenag
 
MAKALAH FISIKA RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
MAKALAH FISIKA  RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIKMAKALAH FISIKA  RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
MAKALAH FISIKA RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIKrida rahmah
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnetumammuhammad27
 
195478912 lembar-kerja-siswa
195478912 lembar-kerja-siswa195478912 lembar-kerja-siswa
195478912 lembar-kerja-siswasmk peta
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitamAhmad Ilhami
 
Gelombang elektromagnetik XII Ipa
Gelombang elektromagnetik XII IpaGelombang elektromagnetik XII Ipa
Gelombang elektromagnetik XII IpaMuhammad Ramdhani
 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenDwi Karyani
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikNurfaizatul Jannah
 

What's hot (20)

Chemistry : Deret Volta (Laporan Praktikum Kimia)
Chemistry : Deret Volta (Laporan Praktikum Kimia)Chemistry : Deret Volta (Laporan Praktikum Kimia)
Chemistry : Deret Volta (Laporan Praktikum Kimia)
 
Ppt kelahiran mekanika kuantum..
Ppt kelahiran mekanika kuantum..Ppt kelahiran mekanika kuantum..
Ppt kelahiran mekanika kuantum..
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi AlkoholLaporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
 
Radiasi Gelombang Elektromagnetik
Radiasi Gelombang ElektromagnetikRadiasi Gelombang Elektromagnetik
Radiasi Gelombang Elektromagnetik
 
Buku Kimia (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Buku Kimia (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMABuku Kimia (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Buku Kimia (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
 
Fisika Kuantum (2) efek fotolistrik
Fisika Kuantum (2) efek fotolistrikFisika Kuantum (2) efek fotolistrik
Fisika Kuantum (2) efek fotolistrik
 
Spektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom HidrogenSpektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom Hidrogen
 
Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)
 
MAKALAH FISIKA RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
MAKALAH FISIKA  RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIKMAKALAH FISIKA  RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
MAKALAH FISIKA RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
 
195478912 lembar-kerja-siswa
195478912 lembar-kerja-siswa195478912 lembar-kerja-siswa
195478912 lembar-kerja-siswa
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitam
 
Gelombang elektromagnetik XII Ipa
Gelombang elektromagnetik XII IpaGelombang elektromagnetik XII Ipa
Gelombang elektromagnetik XII Ipa
 
GELOMBANG TALI
GELOMBANG TALIGELOMBANG TALI
GELOMBANG TALI
 
BENZENA dan turunannya
BENZENA dan turunannyaBENZENA dan turunannya
BENZENA dan turunannya
 
Teori Pita Energi
Teori Pita EnergiTeori Pita Energi
Teori Pita Energi
 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogen
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
 
25 Eksperimen Fisika Sederhana
25 Eksperimen Fisika Sederhana25 Eksperimen Fisika Sederhana
25 Eksperimen Fisika Sederhana
 

Similar to PROSES LAMPU TL

Fisika Kuantum part 5
Fisika Kuantum part 5Fisika Kuantum part 5
Fisika Kuantum part 5radar radius
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelSiti Hartati
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelauliarika
 
Radioaktivitas
RadioaktivitasRadioaktivitas
Radioaktivitaskemenag
 
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptxKONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptxAgiesSahirwan
 
Bab iv-dualisme-gelombang-partikel
Bab iv-dualisme-gelombang-partikelBab iv-dualisme-gelombang-partikel
Bab iv-dualisme-gelombang-partikelHasna Nabella
 
TEORI ATOM...........................ppt
TEORI ATOM...........................pptTEORI ATOM...........................ppt
TEORI ATOM...........................pptArdyForce
 
TEORI ATOM dan sejarah atom sejarah atom.ppt
TEORI ATOM dan sejarah atom sejarah atom.pptTEORI ATOM dan sejarah atom sejarah atom.ppt
TEORI ATOM dan sejarah atom sejarah atom.pptNyoehNiar
 
Tugas kimia 3 partikel partikel atom
Tugas kimia 3  partikel   partikel atomTugas kimia 3  partikel   partikel atom
Tugas kimia 3 partikel partikel atomamirudin1kece
 

Similar to PROSES LAMPU TL (20)

Fisika Kuantum part 5
Fisika Kuantum part 5Fisika Kuantum part 5
Fisika Kuantum part 5
 
tugas1
tugas1tugas1
tugas1
 
Sinar katoda
Sinar katodaSinar katoda
Sinar katoda
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikel
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikel
 
Perpindahan kalor
Perpindahan kalorPerpindahan kalor
Perpindahan kalor
 
Radioaktivitas
RadioaktivitasRadioaktivitas
Radioaktivitas
 
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptxKONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
KONSEP DAN PENOMENA KUANTUM.pptx
 
Penemuan elektron
Penemuan elektronPenemuan elektron
Penemuan elektron
 
Tugas kimia 3
Tugas kimia 3  Tugas kimia 3
Tugas kimia 3
 
Bab iv-dualisme-gelombang-partikel
Bab iv-dualisme-gelombang-partikelBab iv-dualisme-gelombang-partikel
Bab iv-dualisme-gelombang-partikel
 
TEORI ATOM.ppt
TEORI ATOM.pptTEORI ATOM.ppt
TEORI ATOM.ppt
 
TEORI ATOM...........................ppt
TEORI ATOM...........................pptTEORI ATOM...........................ppt
TEORI ATOM...........................ppt
 
TEORI ATOM dan sejarah atom sejarah atom.ppt
TEORI ATOM dan sejarah atom sejarah atom.pptTEORI ATOM dan sejarah atom sejarah atom.ppt
TEORI ATOM dan sejarah atom sejarah atom.ppt
 
Tugas kimia 3 partikel partikel atom
Tugas kimia 3  partikel   partikel atomTugas kimia 3  partikel   partikel atom
Tugas kimia 3 partikel partikel atom
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitam
 
Konsep dan Fenomena Kuantum
Konsep dan Fenomena KuantumKonsep dan Fenomena Kuantum
Konsep dan Fenomena Kuantum
 
Super konduktor
Super konduktorSuper konduktor
Super konduktor
 
Teori atom yang belum direvisi
Teori atom yang belum direvisiTeori atom yang belum direvisi
Teori atom yang belum direvisi
 
Inti atom yang belum direfisi
Inti atom yang belum direfisiInti atom yang belum direfisi
Inti atom yang belum direfisi
 

More from Puspawijaya Putra

Tugas merangkum pada pembelajarn fisika
Tugas merangkum pada pembelajarn fisikaTugas merangkum pada pembelajarn fisika
Tugas merangkum pada pembelajarn fisikaPuspawijaya Putra
 
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPrinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPuspawijaya Putra
 
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPrinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPuspawijaya Putra
 
Refraksi Oleh Permukaan Lengkung dan Lensa
Refraksi  Oleh Permukaan Lengkung dan LensaRefraksi  Oleh Permukaan Lengkung dan Lensa
Refraksi Oleh Permukaan Lengkung dan LensaPuspawijaya Putra
 
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPeran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPuspawijaya Putra
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahPuspawijaya Putra
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahPuspawijaya Putra
 
Pemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi Alternatif
Pemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi AlternatifPemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi Alternatif
Pemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi AlternatifPuspawijaya Putra
 

More from Puspawijaya Putra (10)

Tugas merangkum pada pembelajarn fisika
Tugas merangkum pada pembelajarn fisikaTugas merangkum pada pembelajarn fisika
Tugas merangkum pada pembelajarn fisika
 
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPrinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
 
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPrinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
 
Karakteristik Awan
Karakteristik AwanKarakteristik Awan
Karakteristik Awan
 
Refraksi Oleh Permukaan Lengkung dan Lensa
Refraksi  Oleh Permukaan Lengkung dan LensaRefraksi  Oleh Permukaan Lengkung dan Lensa
Refraksi Oleh Permukaan Lengkung dan Lensa
 
Refraksi Cahaya
Refraksi CahayaRefraksi Cahaya
Refraksi Cahaya
 
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPeran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
 
Pemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi Alternatif
Pemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi AlternatifPemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi Alternatif
Pemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi Alternatif
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

PROSES LAMPU TL

  • 1. PROSES PENCAHAYAAN PADA LAMPU TL Pendahuluan Cahaya sangat dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Tanpa cahaya manusia tidak akan dapat melihat benda-benda di sekitarnya. Oleh karena itu manusia memerlukan sumber cahaya, seperti matahari dan api. Dengan ditemukanya mesin uap, kemudian dilanjutkan dengan penemuan generator dan lampu listrik,maka sejak saat itu manusia mulai beralih menggunakan listrik sebagai sumber dalam kehidupannya. Termasuk juga dalam penggunaan cumber cahaya atau penerangan, mulai digunakan lampu listrik. Mulanya lampu listrik itu berisi kawat logam atau filamen yang menjadi panas bila dilalui aus listrik dan berpijar sehingga menghasilkan cahaya. Lampu seperti ini disebut lampu pijar. Dalam perkembangan selanjutnya diciptakan lampu-lampu pembiasaan gas. Kalau lampu pijar memberikan cahaya karena kawat pijat dilalaui arus listrik, maka lampu pembiasaan gas dapat memberikan cahaya karena adanya pembiasaan gas dalam tabung lampu yang menghasilkan cahaya. Dalam tabung lampu pembiasaan gas berisi gas mulia dan terdapat dua buah elektroda pada ujung-ujungnya. Apabila di antara kedua elektroda itu diberi tegangan yang cukup tinggi, maka elektron akan lepas dari elektroda negatif atau katoda. Selanjutnya elektron ini akan bertumbuhkan dengan atom-atom gas dalam tabung yang mengakibatkan gas tersebut bercahaya. Lampu seperti ini sering disebut lampu TL (Tube Lamp) atau lampu neon karena berisi gas neon. Perkembangan Lampu Listrik Lampu listrik yang pertama kali dibuat adalah busur api listrik yang diloncatkan diantara 2 buah elektroda. Karena adanya arus listrik mengakibatkan batang karbon memancarkan sinar yang tajam. Lampu listrik ini sampai sekarang masih digunakan pada proyektor film. Kelemahan dari lampu busur api listrik ini antara lain menggunakan energi listrik yang sangat tinggi, elektroda karbon yang dipakai lama kelamaan akan habis terbakar, dan sulit pengaturan jarak antara kedua elektroda.nya. Dalam perkembangan selanjutnya dibuat lampu listrik yang dapat digunakan untuk perumahan yaitu dengan menggunakan kawat yang memijar apabila dilewati arus listrik. Kawat pertama yang digunakan adalah kawat. Kawat karbon ini diletakkan dalam tabung hampa udara. Tetapi lampu kawat karbon inipun masih boros energi listrik dan cahaya yang dihasilkannya pun berwarna kemerahan, selain itu serat karbon ini tidak tahan pada suhu yang tinggi sehingga mudah terbakar. Tahun 1897 Nerst menciptakan lampu yang kawat pijarnya dibuat dan dhonium atau sirkumun oksida. Lampu yang dibuat oleh Nerst iini lebih hemat energi dibandingkan dengan lampu-lampu listrik yang telah ada sebelumnya. Lampu pijar Nernst ini menghasilkan cahaya terang dan berwarna putih. Selain lampu pijar Nernst juga telah dibuat lampu pijar yang kawat pijarnya dibuat dari osmium. Karena kawat osmium ini sangat mahal dan mudah putus, maka kawat osmium ini diganti dengan kwat tantalium. Lampu pijar tantalium ini sangat kuat dan cahaya yang dihasilkan sangat terang. Tetapi harganya masih mahal. Kemudian digunakan kawat pijar yang terbuat dari walfrom atau tungsten yang digulung dalam spiral rangkap yang tampak seperti gambar 1. lampu pijar dari kawat walfram ini lebih hemat energilistrik dan harganya lebih murah. Gambar 1 : Spiral rangkap kawat wolfram
  • 2. Untuk mencegah penghitaman pada tabung kaca, maka tabung kaca itu diisi dengan gas seperti Krypton atau orgon. Perkembangan terakhir dari lampu pijar yaitu lampu pijar halogen, yakni lampu pijar dengan kawat wolfram yang diisi dengan gas halogen. Lampu pijar jenis ini masih tetap dipakai sampai saat ini Pada akhir abad ke-19 dengan ditemukannya tabung sinar katoda oleh Wiliam Crookes, terjadi perkembangan baru dalam lampu listrik yaitu dengan memijarkan gas dalam tabung dengan memberinya tegangan listrik. Selanjutnya dibuatlah jenis lampu gas pijar. Yang terkenal antara lain adalah lampu neon, lampu natrium, dan lampu uap air raksa. Lampu natrium menghasilkan cahaya berwarna kuning, sehingga banyak dipakai untuk lampu-lampu jalan raya atau lampu kabut. Sedang lampu uap air raksa menghasilkan cahaya berwarna hijau yang banyak mengandung ultra violet. Dalam perkembangan selanjutnya diciptakan lampu TL seperti yang ada sekarang ini lampu TL ini merupakan pengembangan dari lampu uap air raksa yang pada bagian dalam tabungnya dilapisi dengan serbuk berfiursensi yang dapat menyerap sinar ultra violet. Penemuan Sinar Katoda Tabung pelucutan gas ditemukan oleh Julius Plocker sebagai kelanjutan dari penemuan, tabung hampa udara yang bertekanan sangat rendah oleh Hemrich Geissler pada tahun 1855. pada pelucutan gas terdapat dua buah elektroda yang diletakkan pada kedua ujung tabung. Apabila kedua elektroda itu dihubungkan dengan tegangan listrik tinggi, maka molekul-molekul gas yang ada di dalam tabung akan terionisasi. Sehingga muatan negatif akan tertarik ke anoda dan muatan positif akan tertarik ke katoda. Karena terjadi perpindahan muatan di dalam tabung, maka terjadilah listrik di dalam tabung itu yang disertai dengan pancaran warna hijau pada tabung. William Crookes melanjutkan percobaan Pplocker. Dan pada tahun 1875 Crookes berhasil menerangkan bahwa warna hijau pada tabung itu sebagai akibat dari sesuatu yang keluar dari katoda dan menumbuk dinding tabung. Selanjutnya oleh Eugen Goldstein sinar ini dinamakan katoda sesuai dengan nama asalnya. Pada percobaan selanjutnya Crookes meletakkan suatu penghalang diantara katoda dengan jung tabung hampa. Dan ternyata pada ujung tabung terdapat bayangan penghalang tadi. Hal ini menandaka bahwa sinar katoda bergerak lurus. Gambar 2. Tabung sinar katoda dengan penghalang diantara katoda dan anoda Percobaan selanjutnya Crookes meletakkan medanmagnet di dekat tabung ternyata bayangan penghalang bergeser. Dari hasil pengamatannya ini Crokees menyimpulkan bahwa sinar katoda dipengaruhi oleh medan magnet. Kemudian keeping katoda diganti dengan berbagai jenis material, dan Crookes mendapatkan bahwa sinar katoda tidak tergantung pada jenis materialnya. Selanjutnya Crookes menyimpulkan bahwa sinar katoda dapat menyebabkan terjadinya reksi yang dihasilkan oleh cahaya. Dari berbagai percobaan yang telah dilakukannya Crookes menyimpulkan beberapa sinar nakota, yaitu : (1) Merambat lurus, (2) Dibelokkan oleg medan magnet, (3) Tidak tergantung pada jenis material yang menghasilkannya, (4) Dapat menyebabkan terjadinya reaksi kimia seperti reaksi yang dihasilkan oleh cahaya.
  • 3. Katoda sebagai sumber elektron Kedua biasanya berupa filamen yang bila dihubungak dengan tegangan listrik akan menjadi panas. Karena memperoleh energi panas ini maka elektron-elektron yang berada dalam katoda melepaskan diri dari ikatan-ikatan molekul dalam katoda. Peristiwa ini disebut dengan Emisi Termionik. Emisi Termionik ini terjadi pada suhu tinggi. Di samping melalui emisi termionik, elektron juga dapat dari permukaan dengan bantuan sinar ultra violet. Peristiwa lepasnya elektron dari permukaan logam dengan bantuan sinar ultra violet disebut dengan emisi fotolistrik. Penerangan Listrik Pada mulanya lampu listrik berisi kawat karbon, kemudian diganti dengan kawat logam wolfram atau logam lain. Kawat ini akan menjadi panas dan berpijar bila dialiri arus kawat tersebut diletakkan dalam tabung lampu, maka kawat itu tidak hangus terbakar. Setiap lampu menghasilkan cahaya dengan kekuatan tertentu. Kekuatan cahaya atau intensitas ini diukur dalam satuan kandela (cd). Sebagai sumber cahaya, lampu memancarkan sinarnya menurut garis-garis lurus. Gambar 3. Illuminasi sebuah permukaan oleh sebuah sumber cahaya Jika intensitas cahaya dinyatakan dengan I, maka Sears-Zemansky menyatakan : d F d I  Dengan I = Intensitas (kandela); F = Fluksi cahaya (Lumen); ω = Sudut ruang (radian). Bila cahaya mengenai sebuah permukaan mka dikatakan permukaan itu diterangi. Pada gambar 3 tampak fluksi cahaya (jumlah cahaya) dF yang mengnai daerah kecil dA, maka penerangan d F (iluminasi) menurut Sears-Zemansky dapat dinyatakan dengan : E  dengan satuan lumen per d A meter kuadrat. Karena fluksi cahaya sebanding dengan intensitas, maka penerangan (ilmunasi) dapat juga dinyatakan dengan : . cos r 2 I E   . Dengan E = Illuminasi (Lumen/m2); F = Fluksi cahaya (Lumen); A = Luas (m2); I = Intensitas cahaya (kandela); r = Jarak tempat ke sumber cahaya (m2). Jadi iluminasi (penerangan) suatu permukaan oleh sebuah sumber cahaya berbanding terbalik dengan kuadrat jarak permukaan itu dari sumber cahaya dan berbanding lurus dengan intensitas sumber cahaya serta berbandig lurus dengna cosinus. Sudut antara sumbu permukaan dengan garis yang menghubungkannya dengan sumber cahaya. Apabila permukaan diterangi oleh lebih dari satu sumber cahaya, maka illuminasi (penerangan) total merupakan jumlah aljabar dari Illuminasi (penerangan) yang dihasilkan oleh masing-masing sumber cahaya. Dari gambar 4 dibawah ini, bidang A seluas 1 m2 pada jarak 1 m dari sumber cahaya dan bidang B seluas 4 m2 pada jarak 2 m dari sumber cahaya, akan menerima cahaya yang sama jumlahnya dengan (FA = FB). Akan tetapi karena A Lebih dekat dengan sumber cahaya dibandingkan dengan B, maka A akan lebih terang dibadingkan dengan B.
  • 4. Gambar 4. Intensitas cahaya Setiap lampu mempunyai ukuran kesilauan masing-masing. Ukuran kesilauan ini didefenisikan sebagai intensitas cahaya (cd) per luas (cm2) atau stilb (Ramelan, Sutrisno, Anwir, 1984: 73). Kesan kesilaun cahaya ini tidak hanya didapat dari sumber cahaya, tetapi juga dari benda yang tembus cahaya ataupun benda yang dapat memantulkan cahaya dan membiaskan cahaya. Lampu Busur Lampu busur terdiri dari dua buah tongkat yang berada dalam jarak yang cukup dekat. Apabila kedua ujung tongkat ini dihubungkan dengan tegangan listrik, maka antara kedua ujung tongkat tersebut akan timbul loncatan api listrik dengan cahaya jernih menyilaukan. Akan tetapi ujung-ujung arang itu lama kelamaan akan habis. Dan apabila jarak antara kedua ujung itu terlalu dekat, maka lampu akan mati. Oleh karena itu jarak antara kedua ujung itu selalu dijaga tetap. Gambar 5. Lampu busur Lampu Pijar Menurut Robertson dalam keterampilan tekhnik listrik, lampu pijar adalah lampu yang menghasilkan cahaya dengan memanaskan kawat pijar (filamen) sampai suhu tertentu. Kawat pijar berupa kawat logam yang halus dan mempunyai hambatan terhadap arus yang melaluinya. Didalam kawat pijar energi listrik diubah menjadi energi panas dan cahaya. Lampu pijar pertama kali dibuat oleh Edison, dengan menghubungkan seutas kawat arang pada tegangan listrik. Akibatnya kawat akan menjadi pans dan memijar, karena udara bisa dapat menghangsukan kawat arang menjadi panas dan memijar. Karena udara biasa dapat menghanguskan kawt arang tersebut, maka kawt arang itu kemudian dimasukkan ke dalam tabung bola kaca bening yang hampa udara. Gambar 6. Lampu kawat arang Pada perkembangan selanjutnya kawat arang ini diganti dengan kawat logam yang lain yaitu Wolfrom atau tungsten, kawat logam ini lebih tahan pada suhu tinggi dan cahaya yang dihasilkannya pun lebih jernih daripada kawat arang. Kawat logam ini akan menguap akibat pemanasan pada suhu
  • 5. tinggi. Untuk mencegah penguapan ini maka di dalam tabung bola kaca diberi gas argon. Dengan demikian tabung bola kaca tidak lagi menahan tekanan udara luar. Selain itu juga filamen dapat menyala dengan suhu yang lebih tinggi di dalam tabung bola kaca. Sehingga akan lebih banyak menghasilkan cahaya dan daya tahan lampu menjadi lebih lama Oleh karena cahaya yang dihasilkan terlalu menyilaukan dan terpuat pada kawt pijar, maka biasanya taungan bola kaca dibuat dari kaca buram selain itu juga berguna untuk membaur cahaya. Cahaya yang dipancarkan oleh lampu pijar memiliki spectrum kontinu. Kuantitas cahaya masing-masing warna yang di pancarkan oleh lampu pijar tergantung pada suhu kawat pijarnya. Pada suhu rendah akan tampak warna kuning-merah. Jika suhunya terus ditingkatkan akan berubah menjadi wrna biru dan warna kawat pijar akan menjadi lebih putih. Gambar 7. Lampu pijar 1. Bola kaca 2. Ruang dalambola yang berisi gas 3. Kawat pijar (filament) 4. Penyangga dari kaca 5. Kawat penghantar 6. Batang kaca 7. Kaki lampu 8. Isolasi 9. Kontak Lampu Pembiasaan Gas Pada lampu pijar, cahaya terjadi karena kawat pijar yang menjadi panas akibat dilalui arus listrik sehingga berpijar. Sedangkan pada lampu pembiasaan gas, cahaya terjadi karena adanya suatu gas mulia di dalam tabung yang dapat membiaskan cahaya apabila ditumbuk oleh elektron. Oleh karena itu lampu pembiasaan gas sering disebut dengan lampu fluoresen. Dan dalam perkembangan selanjutnya disebut lampu TL. Di dalam tabung lampu pembiasan gas terdapat dua buah elektroda (katoda dan anoda) yang berupa dua buah pelat tipis yang diletakkan pada ujung-ujung tabung. Apabila kedua elektroda itu diberikan tegangan tinggi, maka pada saat tertentu elektroda positif (anoda) akan menarik elektron-elektron yang keluar dari elektroda negatif (katoda). Makin tinggi tegangan antara anoda dan katoda, maka kecepatan elektron akan semakin besar. selanjutnya elektron-elektron ini akan bertumbukan dengan atom-atom gas yang ada di dalam tabung. Akibat dari pertumbuhan ini akan mengakibatkan gas di dalam tabung bercahaya. Lampu pembiasan gas biasanya dinamakan sesuai dengan gas yang ada di dalam tabung lampu itu sendiri, antara lain : 1. Lampu Neon Pada lampu pijar, cahaya terjadi karena kawat pijar yang dilalui arus menjadi panas-pijar. Sedangkan pada lampu pembiasaan gas, cahaya terjadi karena sesuatu gas dapat membiaskan cahaya dalam keadaan tertentu. Pada lampu pembiasaan gas terdapat dua buah elektroda yang berupa pelat tipia. Kedua elektroda itu dimasukkan ke dalam sebuah tabung panjang yang diisi dengan gas mulia. Masing-masing elektroda ditempatkan pada ujung-ujung tabung. Bila diantra kedua elektroda diberi tegangan yang cukup tinggi, maka elektron akan berpindah dari elektroda negatif (katoda) ke elektroda (anoda). Makin tinggi tegangan antara anoda dan katoda, makin cepat jalannya elektron. Karena tabung berisi gas, maka elektron-elektron ini dengan cepat bertumbukan dengan atom-atom gas itu. Pada gas mulia pertumbukan ini mengakibatkan gas
  • 6. bercahaya dengan warna-warni tertentu. Gas neon akan memberikan cahaya merh dan secaa umum disebut lampu neon. Gas-gas mulia semuanya mempunyai sifat, bahwa sewaktu bertumbukan dengan elektron-elektron dan cahaya, dari dalam atom-atom gas itu sendiri menguraikan elektron-elektronlain yang turut mencampur dan memperbesar arus elekron itu. Peristiwa ini disebutionisasi, jika tidak dibatasi, maka arus yang mengalir dalam tabung akan makin bertambah besar dan tidak dapat dikendalikan. Oleh karena itu pada salah satu ujung kawat hubungan lampu harus dipasang hambatan yang cukup besar. tenggan yang biasa dipakai ialah arus bolak-balik hingga 6000 volt. Panjang tabung tidak terbatas dan tidak harus lurus. Cahaya yang dibiasakan lampu neon kira-kira tiga kali lebih jernih dari pada lampu pijar biasa pada perkiraan daya yang sama besar. 2. Lampu Natrium Berbeda dengan lampu neon yang berupa gas, natrium ini berupa zat padat putih. Di dalam natrium, zat natrium ini melekat pada dinding tabung berupa bintik-bintik kecil. Dalam keadaan panas, gas mulia yang segera dapat bekerja dan membangkitkan panas yang biasanya dipakai gas neon. Lampu natrium mula-mula menyala dengan warna merah, karena ada gas neon di dalamnya. Karena pertumbuhan elektron-elektron dengan gas neon, lampu menjadi panas, lalu natrium di dalamnya menguap dan kemudian lampu berubah warna menjadi kuning. Lampu natrium ini banyak digunakan pada saat cuaca berkabut, di pabrik, kereta api, pelabuhan dan dermaga yang lebih membutuhkan penerangan dibandingkan dengan keindahan. 3. Lampu Uap Air Raksa Seperti halnya lampu natrium, lampu uap air raksa juga menggunakan gas mulia lain yang bekerja sebagai penolong, biasanya digunakan gas neon atau argon. Air raksa dalam tabung lampu berupa zat cair. Biasanya pada lampu uap air raksa terdapat sebuah anoda pembantu yang dihubungkan dengan salah satu elektrodanya melalui sebuah hambatan. Elektroda yang lain dipasang berdekatan dengan anoda pembantu dan bekerja bersama-sama menyalakan gas neon yang ada di dalam tabung. Setelah suhu dalam tabung cukup panas, semua air raksa yang ada di dalam tabung. Setelah suhu dalam tabung cukup panas, semua air raksa yang ada dalam tabung menguap, dan menyala diantara kedua elektroda utama dengan memberikan cahaya warna biru jernih. Tabung lampu air raksa ini dapat dibuat dengan ukuran yang kecil, dan jarak antara anoda pembantu dan elektroda lawannya dapat dibuat sangat dekat, sehingga lampu ini pun dapat dihubungkan pada tegangan lampu penerangan biasa. Cara Kerja Lampu TL Lampu biasa dikenal dengan nama lampu TL (Tube Lamp). Lampu ini berupa lampu tabung dengan panjang dan diameter yang berbagai ukuran. Pada bagian dalam gelas tabung dilapisi dengan suatu zat yang dapat membiaskan cahaya. Tetapi pembiasaan ini hanya terjadi apabila antara elektroda-elektroda pada kesua ujung tabung itu terjadi loncatan elektron. Agar terjadi loncatan elektron antara kedua elektroda di ujung-ujung tabung, maka kedua elektroda dibuat dari kawat oijat wolfram yang dapat mengeluarkan elektron-elektron apabila kedua ujung elektroda diberi beda pontensial yang cukup besar. setelah gas dalam tabung turut menyala, arus yang mengalir pada kawat pijar di kedua ujung gas dalam tabung akan turut memperbesar oleh starter. Akan tetapi elektron-elektron gas dalam tabung akan turut memperbesar arus lampu. Untuk meniadakan perbedasaran arus tersebut lampu dipasangi dengan kumparan peredam yang menghalang-halangi perbesaran arus itu yang disebut ballast. Gambar 8 memperlihatkan rangkaian dasar pemasangan lampu TL.
  • 7. Gambar 8. Rangkaian dasar lampu TL 1. Kumparan hambat (ballast) 2. Filamen (elektroda) 3. Starter 4. Detail starter Dari gambar 8 dapat dilihat kaki B dari lampu TL dihubungkan seri dengan ballast dan kaki C dan D dari lampi TL, dihubungkan paralel dengan starter ballast pada dasarnya merupakan kumparan hambat yang berinti besi, yang berfungsi sebagai berikut: a. Memberikan pemasangan awal elektroda yang berguna untuk menyediakan elektron bebas dalam jumlah banyak. b. Memberikan gelombang potensial yang cukup besar untuk mengadakan arus listrik antara kedua elektrodanya. c. Mencegah terjadinya peningkatan arus listrik yang melebihi batas tertentu bagi setiap ukuran lampu. Untuk mengurangi kerugian sampingan dan pengaruh gerakan sinar yang mengganggu, maka pada umumnya setiap lamu TL selalu memiliki ballast yang direncanakan untuk daya, tegangan, dan frekuensi yang disesuaikan dengna lampu TL nya masing-masing. Starter pada lampu TL terdiri dari sebuah tabung kaca kecil yang diisi dengan gas neon. Di dalam tabung tersebut dua buah elektroda dwi logam (bimetal) sebagai filamen. Jarak antara ke dua elektroda tersebut diatur pada jarak tertentu sehingga starternya akan menyala pada tegangan 100 volt – 200 volt. Starter ini berfungsi sebagai sakelar penunda waktu yang dihubungkan parallel dengan dua kaki lampu. Bila lampu TL dihubungkan pada jaringan bertegangan, maka dalam waktu singkat filamen starter terhuung (menyala) dan kemudian memutuskannya lagi apabila lampu TL telah menyala dengan stabil. Selanjutnya starter akan etap padam, karena tegangan lampu lebih rendah daripada tegangan starter. Pada saat filamen terhubung, suatu arus besar akan mengalir dari jaringan listrik melalui ballast, kemudian ke elektroda lampu, starter dan alat elektroda lampu lainnya untuk selanjutnya kembali menuju jaringan. Adanya arus ini akan membuat elektroda-elektroda lampu berpijar dan melepaskan elektron. Karena starter sudah tidak terhubung, maka tegangannya menjadi hilang dan starterpun menjadi dingin. Kedua elektroda di logam (bimetal) dalam starter akan menjadi lurus kembali dan memutuskan arus yang sedang mengalir. Karena adanya pemutusan arus secara tiba-tiba, maka ballas akan membangkitkan suatu gaya gerak listrik (GGL) yang cukup tinggi. Tegangan yang dihasilkan ini seri dengan tegangan jaringan. Jika dibangkitkan pada saat yang tepat, maka tegangan kedua filamen lampu jaringan. Jika dibangkitkan pada saat yang tepat, maka tegangan kedua filamen lampu TL akan cukup tinggi untuk menyalakan tabung. Apaila tabung lampu belum menyala juga, maka peristiwa seperti yang telah dipaparkan diatas kembali terulang sampai tabung menyala. Pembentukan Cahaya Pada Lampu TL Perkembangan penting dalam lampu listrik adalah lampu pembiasan gas atau lampu fluoresen, yang sekarang lebih dikenal dengan nama lampu TL. Lampu TL ini berbentuk tabung yang panjangnya berbagai ukuran. Didalam taung diisi dengan gas neon atau gas argon dan sedikit air raksa. Pada kedua ujung tabung terdapat elektroda berupa filamen yang terbuat dari wolfram. Apabila terjadi pelepasan elekron dalam campuran gas dan air raksa, maka campuran gas raksa itu akan memancarkan cahaya, tetapi sebagian cahaya yang dihasilkan berupa cahaya ultra violet. Cahaya ultra violet ini kemudian diserap oleh lapisan fluoresen yang akan memacarkan cahaya selama disinari oleh lampu TL ini dapat diatur dengan warna yang dikehendaki. Warna-warni tersebut tergantung jenis fosfor yang melapisi dinding tabug bagian dalam. Fosfor yang digunakan untuk warna merah adalah
  • 8. kadmium borat, silikal seng untuk warna hijau, kalium tungstrat untuk warna biru, dan campuran untuk warna putih. Agar terjadi pelepasan elektron dari elektroda diperlukan energi listrik. Pada gambar 8 saat lampu diberikan tegangan listrik, maka terjadi perbedaan tegangan antara elektroda-elektroda starter. Salah satu elektroda starter ini merupakan elektroda dwi logam (bimetal). Bimetal ini akan memuai karena panas dan kemudian menyentuh elektroda yang satunya lagi, akibatnya terjadi hubungan singkat pada lampu TL. Hubungkan singkat ini menyebabkan arus listrik yag cukup besar mengalir dalam filamen walfrom yang ada pada lampu TL, sehingga filamen wolfram lampu TL menjadi panas dan memijar. Kemudian dalam waktu yang singkat gas neon dalam starter menjadi dingin dan bimetal kembali menyusut dan memutuskan hubungan singkat dalam lampu TL. Pemutusan arus listrik secara tiba-tiba ini membangkitkan tegangan yang cukup tinggi dalam kumparan (ballast). Penambahan tegangan ini menyebabkan terjadinya pelepasan elektron di dalam campuran gas raksa sehingga menghasilkan cahaya dalam tabung. Jadi pada dasarnya pencahayaan pada lampu TL terjadi karena adanya tumbukkan antara elektron-elektron yang lepas dari elektroda (filamen wolfram) dengan campuran gas neon-uap air raksa atau campuran gas argon – uap air raksa yang terdapat dalam tabung. Yang selanjutnya diserap oleh lapisan tipis fofor pada dinding tabung. Sedangkan pada lampu Natrium elektron-elektron yang lepas dari elektroda menumbuk campuran gas neon-uap natrium. Sumber Bacaan Noerdin, Isjrin, Prof. Dr. Arbianto, P, Dr, 1996, Perkembangan Sains dan Tekhnologi H, Karunika, Jakarta. Ramelan, Soetrisno, Anwir, B, S, 1986, Listrik Dalam Praktek , Pradnya Paramita, Jakarta Roberson, Jhon, B, 2003, Keterampilan Tekhnik Listrik Praktis, CV. Yrama Widya, Bandung. Soeparto, 1998, Hidup di Zaman Elektronika,_______________, Jakarta. Suryatno, F, 2002, Dasar-dasar Tekhnik Listrik , __________Jakarta. Zamroni, Drs, 2003, Acuan Pelajaran Fisika SMU 2B, Yudistria, Jakarta.