SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
PENGARUH KETERLIBATAN DAN KETERSEDIAAN
DANA TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN TIDAK
TERENCANA YANG BERORIENTASI PADA FASHION
MELALUI EMOSI POSITIF KONSUMEN DI PUSAT
PERBELANJAAN MODERN DI KOTA SURABAYA
Beauty of
EKA ADIPUTRA
040941020 MSM
LATAR BELAKANG
“… 85% pembelian merupakan
impulse buying”
Sumber: AC Nielsen dalam Marketing 2007
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Perilaku impulse buying dapat
dipengaruhi beberapa faktor
• Keterlibatan produk
• Ketersediaan dana
• Emosi (affect)
Produk fashion dapat menyebabkan
perilaku fashion-oriented impulse buying
• Produk konsumen yang memungkinkan dibeli
secara impulse
• Produk fashion untuk semua gender dan umur
• Produk fashion memberikan utility dan nilai
hedonis sebagai identifikasi konsumen
Cinjarevic (2011) dan Dittmar et al., (1995)
SETTING PENELITIAN
Kategori produk yang diteliti adalah produk fashion
Emosi yang diteliti adalah emosi positif, yaitu affect yang
ditimbulkan oleh in-store stimuli
Penelitian dilakukan di outlet-outlet fashion
yang ada di pusat perbelanjaan terbesar di
kota Surabaya
RUMUSAN MASALAH
Apakah keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan terhadap
perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion?
Apakah keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan terhadap
emosi positif konsumen?
Apakah emosi positif konsumen berpengaruh signifikan terhadap perilaku
pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion?
Apakah ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap emosi positif
konsumen?
Apakah ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian
tidak terencana yang berorientasi pada fashion?
PENELITIAN TERDAHULU (1)
A Structural Model of Fashion-Oriented Impulse Buying Behavior
(Park et al., 2006)
Sampel penelitian: 217
mahasiswa di Metropolitan
University di USA
Metode SEM
Produk fashion general
Hasil penelitian dan implikasinya:
Keterlibatan konsumen pada fsahion dan emosi positif berpengaruh positif
terhadap fashion-oriented impulse buying
Retail seharusnya fokus pada perhatian terhadap emosi positif konsumen
dan in-store stimuli
Future research: cakupan penelitian yang lebih luas dan menambahkan
variabel situasional
PENELITIAN TERDAHULU (2)
I
(Beatty dan Ferrell, 1998)
Hasil penelitian dan implikasinya:
Ketersediaan dana berpengaruh
positif terhadap impulse buying
Retail dapat menyediakan
kemudahan kredit atau penerapan
diskon untuk memanfaatkan
ketersediaan dana konsumen
Menciptakan lingkungan belanja
yang positif (display, aroma,
lighting, dan salesperson)
sehingga konsumen berbelanja
lebih lama
Sampel penelitian: para pengunjung mall
terbesar yang ada di Southwestern City USA
Metode SEM
PENELITIAN TERDAHULU (3)
An Empirical Study of Consumer Impulse Behavior in Local Markets
(Tirmizi et al., 2009)
Sampel penelitian: 165
responden dari
konsumen toko, mall, dll.
Regresi berganda
Hasil penelitian dan implikasinya:
fashion involvement berhubungan negatif terhadap perilaku impulse buying
Konsumen memiliki perhatian terhadap fashion sehingga membeli produk
yang branded dengan style dan high quality
Hubungan negatif tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan antara fashion
involvement (produk fashion) dengan perilaku impulse buying (general product)
sehingga hasil kurang relevan
LANDASAN TEORI
Tipe pembelian konsumen (Cobb dan Hoyer, (1986)
1. Fully planned purchase
2. Partially planned purchase
3. Unplanned purchase (impulse buying)
Pengklasifikasian tipe perilaku impulse buying (Han et al.,
(1991)
A. Pure impulse buying
B. Reminder impulse buying
C. Planned impulse buying
D. Fashion-oriented impulse buying
LANDASAN TEORI
“Pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion
terjadi saat konsumen melihat produk dengan mode atau tren
terbaru dan konsumen memutuskan untuk membeli produk
tersebut (Han et al., 1991)”
“Keterlibatan konsumen pada fashion merupakan tingkat
perhatian konsumen terhadap kategori produk fashion (Park et
al., 2006)”
LANDASAN TEORI
“Emosi Positif adalah perasaan emosional yang timbul
maupun respon emosional seseorang yang terjadi disebabkan
oleh pengaruh faktor individu dan rangsangan eksternal atau
kekuatan stimulus (Sherman et al., 1997)”
“Ketersediaan dana merupakan persepsi konsumen terhadap
anggaran atau financial resources yang dimiliki, yaitu jumlah
anggaran atau extra money yang dapat dibenjakan saat itu
(Beatty dan Ferrell, 1998)”
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Keterlibatan konsumen pada fashion terhadap perilaku
pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashhion
Konsumen dengan fashion involvement yang tinggi memungkingkan untuk
berusaha mendapatkan fashion dengan mode atau tren terbaru dengan
melakukan browsing ke outlet-outlet fashion
Perilaku tersebut dapat menyebabkan fashion-oriented impulse buying
Keterlibatan konsumen pada fashion terhadap emosi positif
konsumen
Keterlibatan konsumen mengandung aspek cognitive dan affective. Secara
affective, keterlibatan menghasilkan evaluasi terhadap produk
Interaksi antara konsumen dengan in-store stimuli akan menimbulkan perasaan
senang dan emosi positif yang kuat sebagai respon terhadap produk fashion yang
dihasilkan dari keterlibatan konsumen (Bloch, 1989; Rook dan Gardner, 1993)
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Emosi positif konsumen terhadap perilaku pembelian tidak
terencana yang berorientasi pada fashion
Konsumen dalam keadaan emosi positif cenderung mengurangi kompleksitas
pengambilan keputusan dan waktu (Isen, 1984)
Impulse buying pada produk pakaian dapat memenuhi kebutuhan emosional
konsumen yang berasal dari interaksi konsumen saat berbelanja (Cha, 2001)
Ketersediaan dana terhadap emosi positif konsumen
Konsumen yang memiliki kekuatan finansial mempunyai kebebasan untuk
membuat keputusan pembelian
Maka, konsumen yang memiliki sumber dana cenderung bersifat emosional saat
berbelanja karena pembelian tersebut karena emosi (affect) positif
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Ketersediaan dana terhadap terhadap perilaku pembelian tidak
terencana yang berorientasi pada fashion
Pemenuhan terhadap keinginan mendadak terhadap suatu produk dan diikuti
dengan kemampuan keuangan konsumen akan memperbesar terjadinya impulse
buying
Penelitian menemukan adanya hubungan marginal antara extra money dengan
impulse buying (Jeon, 1990 dalam Beatty dan Ferrell, 1998)
KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN
X1.1
X1.2
Fashion
X1.3 Involvement
(X1)
X1.4
X2.1
Money
X2.2 Available (X2)
X2.3
Y1.1 Y1.2 Y1.3
Positive
Emotion (Y1)
Y1.3 Y1.3 Y1.3
Y2.1
Fashion-Oriented
Impulse Buying Y2.2
(Y2)
Y2.3
HIPOTESIS PENELITIAN
H1 = Keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan
terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi
pada fashion
H2 = Keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan
terhadap emosi positif kosnumen
H3 = Emosi positif konsumen berpengaruh signifikan terhadap perilaku
pembelian tidak terencana yang beroreintasi pada fashion
H4 = Ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap emosi positif
konsumen
H5 = Ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap perilaku
pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion
SAMPEL, LOKASI PENELITIAN, DAN TEKNIK PENGAMBIL
SAMPEL
Sampel: Konsumen pria dan wanita yang melakukan shopping trip dan telah
melakukan pembelian produk pakaian di outlet fashion
Lokasi penelitian: Surabaya Town Square, Tunjungan Plaza, Grand City Mall,
dan Galaxy Mall
Teknik pengambilan sampel: Accidental sampling
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
KETERLIBATAN KONSUMEN PADA FASHION
1. Konsumen memiliki satu atau lebih pakaian dengan style terbaru
2. Berbusana keren/rapi menjadi hal penting dalam kehidupan dan
aktivitas konsumen
3. Konsumen cenderung berbelanja pada outlet fashion khusus
daripada di toserba
4. Timbul perasaan bingung saat diharuskan memilih diantara dua atau
lebih pakaian yang akan dipakai
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
EMOSI POSITIF KONSUMEN
1. Tertarik (attractive)
2. Terkesan (proud)
3. Nyaman (contended)
4. Semangat (excited)
5. Puas (satisfied)
6. Senang (pleased)
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
KETERSEDIAAN DANA
1. Konsumen mampu melakukan pembelian tidak terencana saat
berbelanja
2. Konsumen menerapkan anggaran ketat saat berbelanja
3. Konsumen merasa memiliki dana tambahan saat berbelanja
sehingga dapat berbelanja (kadang sampai royal) apabila
menemukan sesuatu yang benar-benar disukai
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
PEMBELIAN TIDAK TERENCANA YANG
BERORIENTASI PADA FASHION
1. Konsumen akan membeli pakaian dengan style terbaru jika
melihatnya
2. Konsumen akan membeli pakaian untuk mencoba pakaian dengan
fitur baru
3. Konsumen suka membeli pakaian yang new release atau new entry
TEKNIK ANALISIS DATA
SEM
Jumlah sampel: 218
(indikator + variabel) x 10
UJI MODEL PENGUKURAN
Hasil CFA Variabel Penelitian
Indikator
Uji Validitas
EstimasiProbabilitasKeterangan
X1.1 0.727 0.000 Valid
X1.2 0.678 0.000 Valid
X1.3 0.450 0.000 Valid
X1.4 0.204 0.016 Valid
X2.1 0.766 0.000 Valid
X2.2 0.377 0.016 Valid
X2.3 0.425 0.015 Valid
Y1.1 0.665 0.000 Valid
Y1.2 0.751 0.000 Valid
Y1.3 0.547 0.000 Valid
Y1.4 0.718 0.000 Valid
Y1.5 0.541 0.000 Valid
Y1.6 0.813 0.000 Valid
Y2.1 0.707 0.000 Valid
Y2.2 0.829 0.000 Valid
Y2.3 0.700 0.000 Valid
UJI MODEL PENGUKURAN
CFA Variabel Penelitian Baru
Uji Validitas
Indikator
Estimasi Probabilitas Keterangan
X1.1 0.740 0.000 Valid
X1.2 0.676 0.000 Valid
X1.3 0.433 0.000 Valid
X2.1 0.766 0.000 Valid
X2.2 0.377 0.016 Valid
X2.3 0.425 0.015 Valid
Y1.1 0.665 0.000 Valid
Y1.2 0.751 0.000 Valid
Y1.3 0.547 0.000 Valid
Y1.4 0.718 0.000 Valid
Y1.5 0.541 0.000 Valid
Y1.6 0.813 0.000 Valid
Y2.1 0.707 0.000 Valid
Y2.2 0.829 0.000 Valid
Y2.3 0.700 0.000 Valid
UJI MODEL PENGUKURAN
CONSTRUCT REALIBILITY
VARIABEL CONSTRUCT RELIABILITY
X1 0.939
X2 0.888
Y1 0.985
Y2 0.972
“Nilai batas yang digunakan untuk menilai tingkat reliabilitas
konstruk yang baik adalah 0.7 (Hair et al., 2010)”
UJI MODEL STRUKTURAL
Goodness of Fit
Goodness of Fit Cut-off Value Hasil Model
Absolute Fit Indices
107.521 ( tabel) 246.834
Probability ≥ 0.05 0.000
GFI Mendekati 1 0.858
AGFI Mendekati 1 0.800
RMR Mendekati 0 0.068
CMIN 0.000- 1190.555 246.834
Incremental Fit Indices
NFI Mendekati 1 0.793
RFI Mendekati 1 0.744
IFI Mendekati 1 0.854
CFI Mendekati 1 0.851
Parsimony Fit Indices
RMSEA ≤ 0.05 0.094
HOETLER ≥ 200 95
Perkembangan penelitian
terbaru berkaitan dengan
tingkat kelayakan menuntun
pada penetapan fit (cut-off)
yang semakin rendah (Hair et
al., 2010)
UJI MODEL STRUKTURAL
Hubungan Model Struktural
Fashion
Involvement (X1)
Money available
(X2)
0.656*
0.446*
Positive 0.276*
Emotion (Y1)
0.301*
N/S
Fashion-Oriented
Impulse Buying
(Y2)
Hipotesis Koefisien Probabilitas Keterangan
H1 0.656 0 Signifikan
H2 0.446 0 Signifikan
H3 0.276 0.002 Signifikan
H4 0.301 0.007 Signifikan
H5 N/S 0.058 Tidak Signifikan
PEMBAHASAN
Pengaruh Keterlibatan Konsumen pada Fashion Terhadap Perilaku
Pembelian Tidak Terencana yang Berorientasi pada Fashion
• Terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan konsumen pada
fashion terhadap pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion
• Maka, hipotesis 1 diterima dengan arah hubungan positif
Pengaruh Keterlibatan Konsumen pada Fashion Terhadap Emosi
Positif Konsumen
• Terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan konsumen pada
fashion terhadap emosi positif konsumen
• Maka, hipotesis 2 dinyatakan diterima dengan arah hubungan positif
PEMBAHASAN
Pengaruh Emosi Positif Konsumen Terhadap Perilaku Pembelian
Tidak Terencana yang Berorientasi pada Fashion
• Terdapat hubungan yang signifikan antara emosi positif konsumen terhadap
perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion
• Maka, hipotesis 3 diterima dengan arah hubungan positif
Pengaruh Ketersediaan Dana Terhadap Emosi Positif Konsumen
• Terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan dana terhadap
emosi positif konsumen
• Maka, hipotesis 4 dinyatakan diterima dengan arah hubungan positif
PEMBAHASAN
Pengaruh Ketersediaan Dana Terhadap Perilaku Pembelian Tidak
Terencana yang Berorientasi pada Fashion
• Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan dana terhadap
perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion
• Maka, hipotesis 5 ditolak
• Ketidaksignifikan hubungan tersebut dapat disebabkan oleh alasan pembelian
konsumen tersebut adalah karena diskon dan kebutuhan, bukan karena
pembelian tidak terencana
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to presentasi proposal tesis mas fiann.pptx

Softskil pe
Softskil peSoftskil pe
Softskil peikarizki
 
Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen
Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian KonsumenBab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen
Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumenmsahuleka
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumenrezamolen
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumenrezamolen
 
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)rezamolen
 
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)rezamolen
 
Tugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumenTugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumenRietz Wiguna
 
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2azizahzea
 
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2Perilaku konsumen bab 1 & bab 2
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2Arini Nurmala Sari
 
KELOMPOK 6 MK1 (PERILAKU KONSUMEN DALAM DIFUSI INOVASI).pptx
KELOMPOK 6 MK1 (PERILAKU KONSUMEN DALAM DIFUSI INOVASI).pptxKELOMPOK 6 MK1 (PERILAKU KONSUMEN DALAM DIFUSI INOVASI).pptx
KELOMPOK 6 MK1 (PERILAKU KONSUMEN DALAM DIFUSI INOVASI).pptxzalza1
 
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku KonsumenBMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku KonsumenMang Engkus
 

Similar to presentasi proposal tesis mas fiann.pptx (20)

Yuniken i
Yuniken iYuniken i
Yuniken i
 
Yuniken
YunikenYuniken
Yuniken
 
Softskil pe
Softskil peSoftskil pe
Softskil pe
 
18386 21457-1-pb
18386 21457-1-pb18386 21457-1-pb
18386 21457-1-pb
 
18386 21457-1-pb
18386 21457-1-pb18386 21457-1-pb
18386 21457-1-pb
 
Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen
Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian KonsumenBab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen
Bab 5 - Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 
Ppt aspekperilakukonsumen
Ppt aspekperilakukonsumenPpt aspekperilakukonsumen
Ppt aspekperilakukonsumen
 
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
 
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
Perilakukonsumen 120115083338-phpapp02(1)
 
Tugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumenTugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumen
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
 
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2Perilaku konsumen bab 1 & bab 2
Perilaku konsumen bab 1 & bab 2
 
Menpas02 3T Perikon
Menpas02 3T PerikonMenpas02 3T Perikon
Menpas02 3T Perikon
 
KELOMPOK 6 MK1 (PERILAKU KONSUMEN DALAM DIFUSI INOVASI).pptx
KELOMPOK 6 MK1 (PERILAKU KONSUMEN DALAM DIFUSI INOVASI).pptxKELOMPOK 6 MK1 (PERILAKU KONSUMEN DALAM DIFUSI INOVASI).pptx
KELOMPOK 6 MK1 (PERILAKU KONSUMEN DALAM DIFUSI INOVASI).pptx
 
ppt sidang akhir
ppt sidang akhirppt sidang akhir
ppt sidang akhir
 
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku KonsumenBMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 

More from Mas Fian

MATERI ORIENTASI PENGENALAN KAMPUS mahasiswa
MATERI ORIENTASI PENGENALAN KAMPUS mahasiswaMATERI ORIENTASI PENGENALAN KAMPUS mahasiswa
MATERI ORIENTASI PENGENALAN KAMPUS mahasiswaMas Fian
 
OPM Pengenalan Pendidikan Agama I STAI .pdf
OPM Pengenalan Pendidikan Agama I STAI .pdfOPM Pengenalan Pendidikan Agama I STAI .pdf
OPM Pengenalan Pendidikan Agama I STAI .pdfMas Fian
 
OPM Pengenalan Pendidikan Agama Islam.ppt
OPM Pengenalan Pendidikan Agama Islam.pptOPM Pengenalan Pendidikan Agama Islam.ppt
OPM Pengenalan Pendidikan Agama Islam.pptMas Fian
 
KISI USBN Bernomor-SMP-MATematika-K2006.pdf
KISI USBN Bernomor-SMP-MATematika-K2006.pdfKISI USBN Bernomor-SMP-MATematika-K2006.pdf
KISI USBN Bernomor-SMP-MATematika-K2006.pdfMas Fian
 
Workshop AI SMPN 2 Jayant Kabupaten Tangerangi.pptx
Workshop AI SMPN 2 Jayant Kabupaten Tangerangi.pptxWorkshop AI SMPN 2 Jayant Kabupaten Tangerangi.pptx
Workshop AI SMPN 2 Jayant Kabupaten Tangerangi.pptxMas Fian
 
34487581-Persamaan-Kuadrat-Power-Point.ppt
34487581-Persamaan-Kuadrat-Power-Point.ppt34487581-Persamaan-Kuadrat-Power-Point.ppt
34487581-Persamaan-Kuadrat-Power-Point.pptMas Fian
 
Rangkuman Isu2 GTK 2 kemendikbud 2024.pptx
Rangkuman Isu2 GTK 2 kemendikbud 2024.pptxRangkuman Isu2 GTK 2 kemendikbud 2024.pptx
Rangkuman Isu2 GTK 2 kemendikbud 2024.pptxMas Fian
 
Pertemuan 5 Pemanfaatan AI dalam pembelajaran di sekolah
Pertemuan 5 Pemanfaatan AI dalam pembelajaran di sekolahPertemuan 5 Pemanfaatan AI dalam pembelajaran di sekolah
Pertemuan 5 Pemanfaatan AI dalam pembelajaran di sekolahMas Fian
 
Arti literasi
Arti literasiArti literasi
Arti literasiMas Fian
 

More from Mas Fian (9)

MATERI ORIENTASI PENGENALAN KAMPUS mahasiswa
MATERI ORIENTASI PENGENALAN KAMPUS mahasiswaMATERI ORIENTASI PENGENALAN KAMPUS mahasiswa
MATERI ORIENTASI PENGENALAN KAMPUS mahasiswa
 
OPM Pengenalan Pendidikan Agama I STAI .pdf
OPM Pengenalan Pendidikan Agama I STAI .pdfOPM Pengenalan Pendidikan Agama I STAI .pdf
OPM Pengenalan Pendidikan Agama I STAI .pdf
 
OPM Pengenalan Pendidikan Agama Islam.ppt
OPM Pengenalan Pendidikan Agama Islam.pptOPM Pengenalan Pendidikan Agama Islam.ppt
OPM Pengenalan Pendidikan Agama Islam.ppt
 
KISI USBN Bernomor-SMP-MATematika-K2006.pdf
KISI USBN Bernomor-SMP-MATematika-K2006.pdfKISI USBN Bernomor-SMP-MATematika-K2006.pdf
KISI USBN Bernomor-SMP-MATematika-K2006.pdf
 
Workshop AI SMPN 2 Jayant Kabupaten Tangerangi.pptx
Workshop AI SMPN 2 Jayant Kabupaten Tangerangi.pptxWorkshop AI SMPN 2 Jayant Kabupaten Tangerangi.pptx
Workshop AI SMPN 2 Jayant Kabupaten Tangerangi.pptx
 
34487581-Persamaan-Kuadrat-Power-Point.ppt
34487581-Persamaan-Kuadrat-Power-Point.ppt34487581-Persamaan-Kuadrat-Power-Point.ppt
34487581-Persamaan-Kuadrat-Power-Point.ppt
 
Rangkuman Isu2 GTK 2 kemendikbud 2024.pptx
Rangkuman Isu2 GTK 2 kemendikbud 2024.pptxRangkuman Isu2 GTK 2 kemendikbud 2024.pptx
Rangkuman Isu2 GTK 2 kemendikbud 2024.pptx
 
Pertemuan 5 Pemanfaatan AI dalam pembelajaran di sekolah
Pertemuan 5 Pemanfaatan AI dalam pembelajaran di sekolahPertemuan 5 Pemanfaatan AI dalam pembelajaran di sekolah
Pertemuan 5 Pemanfaatan AI dalam pembelajaran di sekolah
 
Arti literasi
Arti literasiArti literasi
Arti literasi
 

Recently uploaded

Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 

Recently uploaded (20)

Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 

presentasi proposal tesis mas fiann.pptx

  • 1. PENGARUH KETERLIBATAN DAN KETERSEDIAAN DANA TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN TIDAK TERENCANA YANG BERORIENTASI PADA FASHION MELALUI EMOSI POSITIF KONSUMEN DI PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI KOTA SURABAYA Beauty of EKA ADIPUTRA 040941020 MSM
  • 2. LATAR BELAKANG “… 85% pembelian merupakan impulse buying” Sumber: AC Nielsen dalam Marketing 2007
  • 4. LATAR BELAKANG Perilaku impulse buying dapat dipengaruhi beberapa faktor • Keterlibatan produk • Ketersediaan dana • Emosi (affect) Produk fashion dapat menyebabkan perilaku fashion-oriented impulse buying • Produk konsumen yang memungkinkan dibeli secara impulse • Produk fashion untuk semua gender dan umur • Produk fashion memberikan utility dan nilai hedonis sebagai identifikasi konsumen Cinjarevic (2011) dan Dittmar et al., (1995)
  • 5. SETTING PENELITIAN Kategori produk yang diteliti adalah produk fashion Emosi yang diteliti adalah emosi positif, yaitu affect yang ditimbulkan oleh in-store stimuli Penelitian dilakukan di outlet-outlet fashion yang ada di pusat perbelanjaan terbesar di kota Surabaya
  • 6. RUMUSAN MASALAH Apakah keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion? Apakah keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan terhadap emosi positif konsumen? Apakah emosi positif konsumen berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion? Apakah ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap emosi positif konsumen? Apakah ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion?
  • 7. PENELITIAN TERDAHULU (1) A Structural Model of Fashion-Oriented Impulse Buying Behavior (Park et al., 2006) Sampel penelitian: 217 mahasiswa di Metropolitan University di USA Metode SEM Produk fashion general Hasil penelitian dan implikasinya: Keterlibatan konsumen pada fsahion dan emosi positif berpengaruh positif terhadap fashion-oriented impulse buying Retail seharusnya fokus pada perhatian terhadap emosi positif konsumen dan in-store stimuli Future research: cakupan penelitian yang lebih luas dan menambahkan variabel situasional
  • 8. PENELITIAN TERDAHULU (2) I (Beatty dan Ferrell, 1998) Hasil penelitian dan implikasinya: Ketersediaan dana berpengaruh positif terhadap impulse buying Retail dapat menyediakan kemudahan kredit atau penerapan diskon untuk memanfaatkan ketersediaan dana konsumen Menciptakan lingkungan belanja yang positif (display, aroma, lighting, dan salesperson) sehingga konsumen berbelanja lebih lama Sampel penelitian: para pengunjung mall terbesar yang ada di Southwestern City USA Metode SEM
  • 9. PENELITIAN TERDAHULU (3) An Empirical Study of Consumer Impulse Behavior in Local Markets (Tirmizi et al., 2009) Sampel penelitian: 165 responden dari konsumen toko, mall, dll. Regresi berganda Hasil penelitian dan implikasinya: fashion involvement berhubungan negatif terhadap perilaku impulse buying Konsumen memiliki perhatian terhadap fashion sehingga membeli produk yang branded dengan style dan high quality Hubungan negatif tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan antara fashion involvement (produk fashion) dengan perilaku impulse buying (general product) sehingga hasil kurang relevan
  • 10. LANDASAN TEORI Tipe pembelian konsumen (Cobb dan Hoyer, (1986) 1. Fully planned purchase 2. Partially planned purchase 3. Unplanned purchase (impulse buying) Pengklasifikasian tipe perilaku impulse buying (Han et al., (1991) A. Pure impulse buying B. Reminder impulse buying C. Planned impulse buying D. Fashion-oriented impulse buying
  • 11. LANDASAN TEORI “Pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion terjadi saat konsumen melihat produk dengan mode atau tren terbaru dan konsumen memutuskan untuk membeli produk tersebut (Han et al., 1991)” “Keterlibatan konsumen pada fashion merupakan tingkat perhatian konsumen terhadap kategori produk fashion (Park et al., 2006)”
  • 12. LANDASAN TEORI “Emosi Positif adalah perasaan emosional yang timbul maupun respon emosional seseorang yang terjadi disebabkan oleh pengaruh faktor individu dan rangsangan eksternal atau kekuatan stimulus (Sherman et al., 1997)” “Ketersediaan dana merupakan persepsi konsumen terhadap anggaran atau financial resources yang dimiliki, yaitu jumlah anggaran atau extra money yang dapat dibenjakan saat itu (Beatty dan Ferrell, 1998)”
  • 13. HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Keterlibatan konsumen pada fashion terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashhion Konsumen dengan fashion involvement yang tinggi memungkingkan untuk berusaha mendapatkan fashion dengan mode atau tren terbaru dengan melakukan browsing ke outlet-outlet fashion Perilaku tersebut dapat menyebabkan fashion-oriented impulse buying Keterlibatan konsumen pada fashion terhadap emosi positif konsumen Keterlibatan konsumen mengandung aspek cognitive dan affective. Secara affective, keterlibatan menghasilkan evaluasi terhadap produk Interaksi antara konsumen dengan in-store stimuli akan menimbulkan perasaan senang dan emosi positif yang kuat sebagai respon terhadap produk fashion yang dihasilkan dari keterlibatan konsumen (Bloch, 1989; Rook dan Gardner, 1993)
  • 14. HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Emosi positif konsumen terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion Konsumen dalam keadaan emosi positif cenderung mengurangi kompleksitas pengambilan keputusan dan waktu (Isen, 1984) Impulse buying pada produk pakaian dapat memenuhi kebutuhan emosional konsumen yang berasal dari interaksi konsumen saat berbelanja (Cha, 2001) Ketersediaan dana terhadap emosi positif konsumen Konsumen yang memiliki kekuatan finansial mempunyai kebebasan untuk membuat keputusan pembelian Maka, konsumen yang memiliki sumber dana cenderung bersifat emosional saat berbelanja karena pembelian tersebut karena emosi (affect) positif
  • 15. HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Ketersediaan dana terhadap terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion Pemenuhan terhadap keinginan mendadak terhadap suatu produk dan diikuti dengan kemampuan keuangan konsumen akan memperbesar terjadinya impulse buying Penelitian menemukan adanya hubungan marginal antara extra money dengan impulse buying (Jeon, 1990 dalam Beatty dan Ferrell, 1998)
  • 16. KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN X1.1 X1.2 Fashion X1.3 Involvement (X1) X1.4 X2.1 Money X2.2 Available (X2) X2.3 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Positive Emotion (Y1) Y1.3 Y1.3 Y1.3 Y2.1 Fashion-Oriented Impulse Buying Y2.2 (Y2) Y2.3
  • 17. HIPOTESIS PENELITIAN H1 = Keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion H2 = Keterlibatan konsumen pada fashion berpengaruh signifikan terhadap emosi positif kosnumen H3 = Emosi positif konsumen berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang beroreintasi pada fashion H4 = Ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap emosi positif konsumen H5 = Ketersediaan dana berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion
  • 18. SAMPEL, LOKASI PENELITIAN, DAN TEKNIK PENGAMBIL SAMPEL Sampel: Konsumen pria dan wanita yang melakukan shopping trip dan telah melakukan pembelian produk pakaian di outlet fashion Lokasi penelitian: Surabaya Town Square, Tunjungan Plaza, Grand City Mall, dan Galaxy Mall Teknik pengambilan sampel: Accidental sampling
  • 19. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL KETERLIBATAN KONSUMEN PADA FASHION 1. Konsumen memiliki satu atau lebih pakaian dengan style terbaru 2. Berbusana keren/rapi menjadi hal penting dalam kehidupan dan aktivitas konsumen 3. Konsumen cenderung berbelanja pada outlet fashion khusus daripada di toserba 4. Timbul perasaan bingung saat diharuskan memilih diantara dua atau lebih pakaian yang akan dipakai
  • 20. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL EMOSI POSITIF KONSUMEN 1. Tertarik (attractive) 2. Terkesan (proud) 3. Nyaman (contended) 4. Semangat (excited) 5. Puas (satisfied) 6. Senang (pleased)
  • 21. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL KETERSEDIAAN DANA 1. Konsumen mampu melakukan pembelian tidak terencana saat berbelanja 2. Konsumen menerapkan anggaran ketat saat berbelanja 3. Konsumen merasa memiliki dana tambahan saat berbelanja sehingga dapat berbelanja (kadang sampai royal) apabila menemukan sesuatu yang benar-benar disukai
  • 22. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PEMBELIAN TIDAK TERENCANA YANG BERORIENTASI PADA FASHION 1. Konsumen akan membeli pakaian dengan style terbaru jika melihatnya 2. Konsumen akan membeli pakaian untuk mencoba pakaian dengan fitur baru 3. Konsumen suka membeli pakaian yang new release atau new entry
  • 23. TEKNIK ANALISIS DATA SEM Jumlah sampel: 218 (indikator + variabel) x 10
  • 24. UJI MODEL PENGUKURAN Hasil CFA Variabel Penelitian Indikator Uji Validitas EstimasiProbabilitasKeterangan X1.1 0.727 0.000 Valid X1.2 0.678 0.000 Valid X1.3 0.450 0.000 Valid X1.4 0.204 0.016 Valid X2.1 0.766 0.000 Valid X2.2 0.377 0.016 Valid X2.3 0.425 0.015 Valid Y1.1 0.665 0.000 Valid Y1.2 0.751 0.000 Valid Y1.3 0.547 0.000 Valid Y1.4 0.718 0.000 Valid Y1.5 0.541 0.000 Valid Y1.6 0.813 0.000 Valid Y2.1 0.707 0.000 Valid Y2.2 0.829 0.000 Valid Y2.3 0.700 0.000 Valid
  • 25. UJI MODEL PENGUKURAN CFA Variabel Penelitian Baru Uji Validitas Indikator Estimasi Probabilitas Keterangan X1.1 0.740 0.000 Valid X1.2 0.676 0.000 Valid X1.3 0.433 0.000 Valid X2.1 0.766 0.000 Valid X2.2 0.377 0.016 Valid X2.3 0.425 0.015 Valid Y1.1 0.665 0.000 Valid Y1.2 0.751 0.000 Valid Y1.3 0.547 0.000 Valid Y1.4 0.718 0.000 Valid Y1.5 0.541 0.000 Valid Y1.6 0.813 0.000 Valid Y2.1 0.707 0.000 Valid Y2.2 0.829 0.000 Valid Y2.3 0.700 0.000 Valid
  • 26. UJI MODEL PENGUKURAN CONSTRUCT REALIBILITY VARIABEL CONSTRUCT RELIABILITY X1 0.939 X2 0.888 Y1 0.985 Y2 0.972 “Nilai batas yang digunakan untuk menilai tingkat reliabilitas konstruk yang baik adalah 0.7 (Hair et al., 2010)”
  • 27. UJI MODEL STRUKTURAL Goodness of Fit Goodness of Fit Cut-off Value Hasil Model Absolute Fit Indices 107.521 ( tabel) 246.834 Probability ≥ 0.05 0.000 GFI Mendekati 1 0.858 AGFI Mendekati 1 0.800 RMR Mendekati 0 0.068 CMIN 0.000- 1190.555 246.834 Incremental Fit Indices NFI Mendekati 1 0.793 RFI Mendekati 1 0.744 IFI Mendekati 1 0.854 CFI Mendekati 1 0.851 Parsimony Fit Indices RMSEA ≤ 0.05 0.094 HOETLER ≥ 200 95 Perkembangan penelitian terbaru berkaitan dengan tingkat kelayakan menuntun pada penetapan fit (cut-off) yang semakin rendah (Hair et al., 2010)
  • 28. UJI MODEL STRUKTURAL Hubungan Model Struktural Fashion Involvement (X1) Money available (X2) 0.656* 0.446* Positive 0.276* Emotion (Y1) 0.301* N/S Fashion-Oriented Impulse Buying (Y2) Hipotesis Koefisien Probabilitas Keterangan H1 0.656 0 Signifikan H2 0.446 0 Signifikan H3 0.276 0.002 Signifikan H4 0.301 0.007 Signifikan H5 N/S 0.058 Tidak Signifikan
  • 29. PEMBAHASAN Pengaruh Keterlibatan Konsumen pada Fashion Terhadap Perilaku Pembelian Tidak Terencana yang Berorientasi pada Fashion • Terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan konsumen pada fashion terhadap pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion • Maka, hipotesis 1 diterima dengan arah hubungan positif Pengaruh Keterlibatan Konsumen pada Fashion Terhadap Emosi Positif Konsumen • Terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan konsumen pada fashion terhadap emosi positif konsumen • Maka, hipotesis 2 dinyatakan diterima dengan arah hubungan positif
  • 30. PEMBAHASAN Pengaruh Emosi Positif Konsumen Terhadap Perilaku Pembelian Tidak Terencana yang Berorientasi pada Fashion • Terdapat hubungan yang signifikan antara emosi positif konsumen terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion • Maka, hipotesis 3 diterima dengan arah hubungan positif Pengaruh Ketersediaan Dana Terhadap Emosi Positif Konsumen • Terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan dana terhadap emosi positif konsumen • Maka, hipotesis 4 dinyatakan diterima dengan arah hubungan positif
  • 31. PEMBAHASAN Pengaruh Ketersediaan Dana Terhadap Perilaku Pembelian Tidak Terencana yang Berorientasi pada Fashion • Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan dana terhadap perilaku pembelian tidak terencana yang berorientasi pada fashion • Maka, hipotesis 5 ditolak • Ketidaksignifikan hubungan tersebut dapat disebabkan oleh alasan pembelian konsumen tersebut adalah karena diskon dan kebutuhan, bukan karena pembelian tidak terencana