SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
BAB 1

                           PERILAKU KONSUMEN




Pengertian Perilaku Konsumen


       Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan
dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan
pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan
keputusan dilakukan denganmudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-
involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.


Pengertian Perilaku Konsumen menurut beberapa Ahli :

   1. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen merupakan
      tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi,
      dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului
      dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.
   2. Menurut Mowen (1995), perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat
      mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard,
      & Engel, 2001).
   3. Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen
      sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan
      dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku
      konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang
      dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005).
   4. Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan
      konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan
      yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan
      jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna &
      Wozniak, 2001).
Tipe – Tipe Perilaku Pembelian
Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan
menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi
merek, yang dijelaskan sebagai berikut :

   a. Budget Allocation (Pengalokasian budget)
      Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana
      membelanjakan atau menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk
      membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan
      pembelian.
   b. Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak)
      Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen,
      berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri.
   c. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
      Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana
      konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah
      lokasi bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam
      melakukan proses pembelian.
   d. Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya)
      Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang
      sebenarnya ingin dibeli.

Sifat dari Perilaku Konsumen yaitu:

    Consumer Behavior Is Dynamic
     Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi
     dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar
     konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan
     pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu
     strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan
     tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi
     secara berkala untuk meraih
     konsumennya.
    Consumer Behavior Involves Interactions
     Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan
     manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana
     interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam
     memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai
     bagi konsumen.
    Consumer Behavior Involves Exchange
     Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain seseorang
     memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan:
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan. Faktor-faktor tersebut
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang
konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen.

A. Individual Determinants of Consumer Behavior

   1. Demografis, psikografis, dan kepribadian
      Demografis berhubungan dengan ukuran, struktur, dan pendistribusian populasi.
      Demografis berperan penting dalam pemasaran. Demografis membantu peramalan
      trend suatu produk bertahun-tahun mendatang serta perubahan permintaan dan pola
      konsumsi.
      Psikografis adalah sebuah teknik operasional untuk mengukur gaya hidup. Dalam kata
      lain psikografis adalah penelitian mengenai profil psikologi dari konsumen.
      Psikografis memberikan pengukuran secara kuantitatif maupun kualitatif. Bila
      demografis menjelaskan siapa yang membeli suatu produk, psikografis menekankan
      pada penjelasan mengapa produk tersebut dibeli. Sangat penting untuk meneliti faktor
      psikografis termasuk kepercayaan dan nilai karena kesuksesan industri organik akan
      bergantung pada tingkat kemampuan memobilisasi konsumen untuk menerima produk
      organik (Lea & Worsley, 2005).
      Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai respon yang konsisten
      terhadap pengaruh lingkungan. Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang
      unik dimana mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon
      lingkungannya.
   2. Motivasi konsumen
      Dalam menjawab pertanyaan mengenai mengapa seseorang membeli produk tertentu,
      hal ini berhubungan dengan motivasi seorang konsumen. Motivasi konsumen
      mewakili dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun
      psikologis melalui pembelian dan penggunaan suatu produk.
   3. Pengetahuan konsumen
      Pengetahuan konsumen dapat diartikan sebagai himpunan dari jumlah total atas
      informasi yang dimemori yang relevan dengan pembelian produk dan penggunaan
      produk. Misalnya apakah makanan organik itu, kandungan nutrisi yang terdapat di
      dalamnya, manfaatnya bagi kesehatan, dan lain-lain.
   4. Intensi, sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen
      Intensi adalah pendapat subjektif mengenai bagaimana seseorang bersikap di masa
      depan. Ada beberapa jenis intensi konsumen. Intensi pembelian adalah pendapat
      mengenai apa yang akan dibeli. Intensi pembelian kembali adalah apakah akan
      membeli barang yang sama dengan sebelumnya. Intensi pembelanjaan adalah dimana
      konsumen akan merencanakan sebuah produk akan dibeli. Intensi pengeluaran adalah
      berapa banyak uang yang akan digunakan. Intensi pencarian mengindikasikan
      keinginan seseorang untuk melakukan pencarian. Intensi konsumsi adalah keinginan
      seseorang untuk terikat dalam aktifitas konsumsi.
      Sikap mewakili apa yang disukai maupun tidak disukai oleh seseorang. Sikap seorang
konsumen mendorong konsumen untuk melakukan pemilihan terhadap beberapa
      produk. Sehingga sikap terkadang diukur dalam bentuk preferensi atau pilihan
      konsumen. Preferensi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu sikap terhadap sebuah
      objek dan relasinya terhadap objek lain. Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai
      penilaian subjektif mengenai hubungan antara dua atau lebih benda. Suatu
      kepercayaan dibentuk dari
      pengetahuan. Apa yang telah seseorang pelajari mengenai suatu produk mendorong
      timbulnya kepercayaan tertentu mengenai produk tersebut. Perasaan adalah suatu
      keadaan yang memiliki pengaruh (seperti mood seseorang) atau reaksi. Perasaan
      dapat bersifat positif maupun negatif tergantung kepada setiap individu. Perasaan juga
      memiliki pengaruh terhadap penentuan sikap seorang konsumen.

B.Environmental Influences on Consumer Behavior

   1. Budaya, etnisitas, dan kelas sosial
      Budaya adalah kumpulan nilai, ide, artefak, dan simbol-simbol lain yang membantu
      seseorang untuk berkomunikasi, mengartikan, dan mengevaluasi sebagai bagian dari
      suatu lingkungan. Budaya terbagi menjadi dua yaitu abstrak dan elemen material yang
      memberikan kemampuan bagi seseorang untuk mendefinisikan, mengevaluasi, dan
      membedakan antarbudaya. Elemen abstrak terdiri atas nilai-nilai, sikap, ide, tipe
      kepribadian, dan kesimpulan gagasan seperti agama atau politik. Material komponen
      terdiri atas benda-benda seperti buku, komputer, gedung, peralatan, dan lain-lain.
      Etnisitas adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu budaya dan
      memprediksi keinginan dan perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah suatu
      fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana dengan identitas budaya, keadaan sosial,
      dan tipe produk.
      Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai divisi yang bersifat relatif permanen dan
      homogenus dalam suatu kumpulan sosial dimana individual atau keluarga saling
      bertukar nilai, gaya hidup, ketertarikan, kekayaan, status, pendidikan, posisi ekonomi,
      dan perilaku yang sama. Penelitian pemasaran seringkali berfokus pada variabel-
      variabel kelas sosial karena penentuan produk apa yang akan dibeli oleh konsumen
      ditentukan oleh kelas sosial.
   2. Keluarga dan pengaruh rumah tangga
      Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang terdiri dari dua atau
      lebih individu yang berhubungan darah, pernikahan, atau adopsi yang tinggal
      berdampingan. Sedangkan rumah tangga adalah semua orang, baik yang berelasi
      maupun tidak berelasi yang menempati sebuah unit rumah. Keluarga maupun
      pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap pembelian konsumen. Misalnya
      kelahiran anak mempengaruhi suatu keluarga untuk menambah perabotan, bahan
      makanan bayi, dan lain-lain.
   3. Kelompok dan pengaruh personal
      Suatu perilaku konsumen tak lepas dari pengaruh kelompok dan personal yang
      dianutnya. Reference group adalah seseorang atau sekelompok orang yang
      mempengaruhi perilaku individu secara signifikan. Reference group dapat berupa
artis, atlit, tokoh politik, kelompok musik, partai politik, dan lain-lain. Reference
       group mempengaruhi dalam beberapa cara. Pertama-tama reference group
       menciptakan sosialisasi atas individu. Kedua reference group berperan penting dalam
       membangun dan mengevaluasi konsep seseorang dan membandingkannya dengan
       orang lain. Ketiga, reference group menjadi alat
       untuk mendapatkan pemenuhan norma dalam sebuah kelompok sosial.



Aplikasi

Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama
adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan
saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. Ke dua, perilaku
konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan
mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat
keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ke tiga
adalah dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara
konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat
menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.



Pendekatan dalam Meneliti Perilaku Konsumen
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
   1. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara
      mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan
      melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna
      sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen
      ketika membeli dan menggunakannya.
   2. Pendekatan ke dua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode
      dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu
      sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk
      menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui
      eksperimen dan survei untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang
      bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta
      pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
   3. Pendekatan ke tiga disebut sebagai sains pemasaran yang didasari pada teori dan
      metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan
      mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki
      kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi
      marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving
      rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas
perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang
berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan,
tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.


Roda Analisis Konsumen
Roda analisis konsumen adalah kerangka kerja yang digunakan pemasar untuk meneliti,
menganalisis, dan memahami perilaku konsumen agar dapat menciptakan strategi pemasaran
yang lebih baik. Roda analisis konsumen terdiri dari tiga elemen: afeksi dan kognisi,
lingkungan, dan perilaku.
Afeksi dan kognisi




Tipe respons afektif

Elemen pertama adalah afeksi dan kognisi. Afeksi merujuk pada perasaan konsumen terhadap
suatu stimuli atau kejadian, misalnya apakah konsumen menyukai sebuah produk atau
tidak. Kognisi mengacu pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya konsumen
dari suatu produk. Afeksi dan kognisi berasal dari sistem yang disebut sistem afeksi dan
sistem kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat kuat
dan saling memengaruhi.
Manusia dapat merasakan empat tipe respons afektif: emosi, perasaan tertentu, suasana
hati/mood, dan evaluasi. Setiap tipe tersebut dapat berupa respons positif atau negatif.
Keempat tipe afeksi ini berbeda dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh dan intensitas
perasaan yang dirasakan. Semakin kuat intensitasnya, semakin besar pengaruh perasaan itu
terhadap tubuh, misalnya terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan pernapasan, keluarnya
air mata, atau rasa sakit di perut. Bila intensitasnya lemah, maka pengaruhnya pada tubuh
tidak akan terasa.
Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi,
merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah proses menginterpretasi atau
menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan. mengevaluasi
berarti menentukan apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk,
positif atau negatif, disukai atau tidak disukai. Merencanakan berarti menentukan bagaimana
memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti membandingkan
alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir
adalah aktivitas kognisi yang terjadi dalam keempat proses yang disebutkan sebelumnya.
Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk menginterpretasi, membuat masuk akal, dan
mengerti aspek tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi ke dua adalah
memproses interpretasi menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran dan
tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi tujuan tersebut,
memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu.
Besar kecilnya intensitas proses sistem kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya,
produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melakukan aktivitas kognisi secara
ekstensif, dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli
sebuah produk.


Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah
proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:

    1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk
       sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan
       masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
    2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada,
       konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan
       permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi
       dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain
       (eksternal).
    3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat
       berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk
       mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
    4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa
       alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.
       Terkadang waktuyang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan
       menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang
       perlu dipertimbangkan.
    5. Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi
       yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan
       pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan
       melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini,
       terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk
       tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan
       meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya,
       konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan
       harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.
Faktor – faktor Yang Mempengaruhi
Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:

    1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk
        mencapai tujuan tertentu.
    2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang
        terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi
        dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
    3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri
        seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
    4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi
        merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang
        untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk
        tidak membeli produk tersebut.
BAB 2

           SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI




Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita
perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar
(Hermawan Kertajaya). Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran.
Walaupun kita tidak boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu
hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha.

Definisi Segmentasi Pasar Menurut Beberapa Ahli :
   1. Menurut Swastha & Handoko (1997), mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan
       membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar
       yang bersifat homogen.
   2. Menurut Pride & Ferrel (1995), mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu
       proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan
       kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.
       Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses
       pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari
       orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
       Ada lagi pendapat Swastha & Handoko (1987) yang merumuskan segmentasi pasar
       adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang
       dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.
   3. Menurut Kotler, Bowen dan Makens, pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-
       beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi,
       sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan
       dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial
       tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya
       tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan
       biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang
       benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-
       kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli
       yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki
       seperangkat keinginan yang sama.

Strategi segmentasi pasar

Ada dua komponen dasar dalam segmentasi pasar, yaitu strategi dan analisis. Strategi pasar
dimaksudkan untuk mengarahkan kegiatan pemasaran pada segmen yang dipilih atas dasar
kebutuhan dan karakteristik tertentu. Sedangkan analisis segmentasi pasar dimaksudkan
untuk menentukan target atau sasaran pasar pada segmen yang dipilih. Ini berarti strategi dan
analisis harus ditentukan lebih dulu sebelum strategi pemasaran dapat dilaksanakan.

Dasar pemikiran segmentasi pasar

Alasan mendasar segmentasi pasar adalah bahwa konsumen memiliki perbedaan kebutuhan
dalam setiap produk dan oleh karenanya konsumen akan memberikan reaksi yang berbeda
untuk setiap produk yang ditawarkan kepadanya. Dalam banyak kasus, perusahaan dapat
memperoleh manfaat maksimum dengan mengembangkan produk yang dapat memenuhi
kebutuhan segmen pasar tertentu dibanding dengan memperkenalkan satu jenis produk untuk
konsumsi massal.

Manfaat dan Kelemahan Segmentasi
Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan
variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat
dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan
meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam
jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991).

Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
   Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-
      kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
   Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
   Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
   Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi
      segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
   Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-
      periode dimana reaksi pasar cukup besar.

Gitosudarmo (2000) menambahkan manfaat segmentasi pasar ini, sebagai berikut:
    Dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.
    Dapat digunakan untuk mengetahui sifat masing-masing segmen.
    Dapat digunakan untuk mencari segmen mana yang potensinya paling besar.
    Dapat digunakan untuk memilih segmen mana yang akan dijadikan pasar sasaran.

Kelemahan-kelemahan dari tindakan segmentasi itu sendiri, antara lain:
    Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.
    Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan
      macam segmen pasar yang ditetapkan.
    Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan
      diskon.
 Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa.
     Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme
     sesama produsen untuk produk dan segmen yang sama.

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Segmentasi

Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen
kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian
memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda.
Seberapa jauh pengelompokkan itu harus dilakukan, nampaknya banyak faktor yang terlebih
dahulu perlu dicermati. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Variabel-Variabel Segmentasi
Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar segmentasi yang tepat
dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran.
Salah satu dimensi yang dipandang memiliki peranan utama dalam menentukan segmentasi
pasar adalah variabel-variabel yang terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab
ituperlu dipelajari.
Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi
sebagai berikut:
    1. Segmentasi Geografi
        Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti
        negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan
        segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus
        dipasarkan.
    2. Segmentasi Demografi
        Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus
        ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis
        kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak,
        remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga
        dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat
        pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman,
        agama dan keturunan
        Misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya.
    3. Segmentasi Psikografi
        Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:
        a. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan
        menengah, golongan rendah.
        b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan
        sebagainya.
        c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.
    4. Segmentasi Tingkah Laku
        Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan,
        sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin
bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen
pasar.
Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut
(Armstrong, 1997):
   a. Manfaat yang dicari
       Salah satu bentuk segmentasi yang ampuh adalah mengelompokkan pembeli
       menurut manfaat berbeda yang mereka cari dari produk. Segmentasi manfaat
       menuntut ditemukannya manfaat utama yang dicari orang dalam kelas produk,
       jenis orang yang mencari setiap manfaat dan merek utama yang mempunyai
       setiap manfaat. Perusahaan dapat menggunakan segmentasi manfaat untuk
       memperjelas segmen manfaat yang mereka inginkan, karakteristiknya serta
       merek utama yang bersaing. Mereka juga dapat mencari manfaat baru dan
       meluncurkan merek yang memberikan manfaat tersebut.

   b. Status Pengguna
      Pasar dapat disegmentasikan menjadi kelompok bukan pengguna, mantan
      pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama kali dan pengguna regular
      dari suatu produk. Pengguna potensial dan pengguna regular mungkin
      memerlukan imbauan pemasaran yang berbeda.

   c. Tingkat Pemakaian
      Pasar dapat juga disegmentasikan menjadi kelompok pengguna ringan,
      menengah dan berat. Jumlah pengguna berat sering kali hanya persentase kecil
      dari seluruh pasar, tetapi menghasilkan persentase yang tinggi dari total
      pembelian. Pengguna produk dibagi menjadi dua bagian sama banyak,
      sebagian pengguna ringan dan sebagian lagi pengguna berat menurut tingkat
      pembelian dari produk spesifik.

   d. Status Loyalitas
      Sebuah pasar dapat juga disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen.
      Konsumen dapat loyal terhadap merek, toko dan perusahaan. Pembeli dapat
      dibagi menjadi beberapa kelompok menurut tingkat loyalitas mereka.
      Beberapa konsumen benar-benar loyal, mereka selalu membeli satu macam
      merek. Kelompok lain agak loyal,mereka loyal pada dua merek atau lebih dari
      satu produk atau menyukai satu merek tetapi kadang-kadang membeli merek
      lain. Pembeli lain tidak menunjukkan loyalitas pada merek apapun. Mereka
      mungkin ingin sesuatu yang baru setiap kali atau mereka membeli apapun
      yang diobral.
Beberapa tipe strategi segmentasi

   a. Concentrated segmentation
      Segmentasi yang terkonsentrasi dengan mengarahkan satu jenis produk untuk satu
      segmen pasar. Itulah sebabnya segmentasi terkonsentrasi sering disebut sebagai
      strategi ceruk pasar (niche market strategy).
   b. Differentiated segmentation
      Dalam strategi segmentasi yang dilakukan pembedaan, perusahaan memperkenalkan
      produk yang berbeda untuk beberapa segmen pasar. Tentunya strategi segmentasi
      semacam ini memerlukan sumber daya yang lebih besar untuk dapat melayani setiap
      segmen yang dipilih.
   c. Undifferentiated segmentation
      Strategi segmentasi yang tidak mengharuskan pembedaan ini terjadi apabila
      perusahaan mengarahkan produk yang sama untuk beberapa segmen pasar secara
      simultan. Penggunaan terminologi ini kadangkala menimbulkan kontradiksi. Karena
      segmentasi itu sendiri pada dasarnya membutuhkan spesifikasi dan karakteristik
      produk yang berbeda untuk setiap segmen.



Peranan Segmentasi dalam Marketing :

   1. Memungkinkan kita untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan kompetitif
      perusahaan kita.
   2. Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi kita di pasar.
   3. Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita selanjutnya.
   4. Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik dan cara
      yang berbeda.

Cara-cara dalam Memandang Suatu Pasar :

   1. Static attribute segmentation. Cara memandang pasar berdasarkan geografis dan
      demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan wilayah (negara,
      kawasan, propinsi, kota). Demografi berati kita melihat pasar berdasarkan jenis
      kelamin, usia, pekerjaan, agama,dan pendidikan.
   2. Dinamic attribute segmentation. Cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat
      dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar
      berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi lifestyle, kepribadian.
      Perilaku berupa sikap, penggunaan, dan respon pelanggan terhadap produk.

Lebih lanjut mengenai demografi, psikografi dan pasar relung:

   1. Demografi. Ini merujuk data statistik penduduk, termasuk pendapatan, rata-rata
      umur, dan pendidikan. Kalau menurut Hermawan, demografi ini termasuk
      dalam Static Attribute Segmentation, atau cara memandang pasar berdasarkan
geografis dan demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan wilayah
      (negara, kawasan, propinsi, kota). Sedangkan demografi berati kita melihat pasar
      berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama dan pendidikan.
   2. Psikografi. Psikografi adalah menggunakan demografi dalam menentukan perilaku
      dan selera segmen tertentu suatu populasi. Psikografi mengkaji gaya hidup seperti
      kemana mereka berlibur, kemana mereka berbelanja, bagaimana mereka
      membelanjakan uang ekstra, olahraga apa yang mereka tonton, dan masih banyak lagi
      yang lain. Kalau menurut Hermawan (lagi), psikografi termasuk dalam Dynamic
      Attribute Segmentation, atau cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis
      yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan
      psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi lifestyleatau kepribadian seperti yang
      saya sebutkan diatas. Perilaku berupa sikap, penggunaan dan respon pelanggan
      terhadap produk.
   3. Pasar relung. Ada segmen kecil dari populasi yang memiliki kesamaan karekteristik,
      kepentingan, kebiasaan berbelanja dan sebagainya.



Kriteria untuk melakukan segmentasi pasar

    Kesamaan didalam (homogeneous within) artinya, konsumen pada segmen pasar
     yang dipilih menunjukkan kemungkinan yang sama dalam memberikan respon
     terhadap rangsangan bauran pemasaran.
    Adanya perbedaan diantara konsumen (hererogeneous between) artinya,
     konsumen dalam segmen yang berbeda hendaknya dilihat sebagai konsumen yang
     berbeda atas dasar kemungkinan respon yang diberikan dari rangsangan bauran
     pemasaran yang diberikan.
    Substansial, artinya segmen pasar yang dipilih hendaknya cukup besar dan
     diperkirakan dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
    Operasional, artinya dimensi yang dipergunakan untuk melakukan segmentasi pasar
     benar-benar bermanfaat dalam mengidentifikasi konsumen dan variabel bauran
     pemasaran.



Strategi positioning

Manajer pemasaran dapat menggunakan beberapa strategim positioning, antara lain
menekankan pada atribut produk, manfaat produk, kelompok pengguna, atau bahkan
menyerang pesaing. Produsen sepeda motor Honda misalnya, menempatkan produknya
sebagai kendaraan yang hemat bahan bakar dan harga purna jual tinggi.Setelah membahas
dari sisi produsen, berikut kita akan membahas dari sisi konsumen.
Faktor-faktor pembelian konsumen, antara lain:

    Faktor budaya, meliputi budaya, subbudaya dan kelas sosial
    Faktor sosial, meliputi kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status sosial
    Faktor pribadi, meliputi usia, tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan
     ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan kosep diri.


Empat proses psikologis utama yang mempengaruhi konsumen antara lain:

    * Motivasi, mempunyai dua arah yaitu kita memilih satu tujuan di atas tujuan lainnya
      dan intensitas energi yang kita gunakan untuk mengejar tujuan.
    * Persepsi, proses di mana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan
      informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti.
    * Pembelajaran, mendorong perubahan dalam perilaku kita yang timbul dari
      pengalaman mengenai pembelian di masa lalu.
    * Memori, dalam model ini kita dapat menganggap pengetahuan merek konsumen
      sebagai node dalam memori dengan berbagai asosiasi yang terhubung. Kekuatan dan
      organisasi asosiasi ini akan menjadi determinan penting dari informasi yang dapat kita
      ingat tentang merek.

Proses keputusan pembelian konsumen :
   a) Pengenalan masalah
       Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan
       yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.
   b) Pencarian informasi
       Konsumen mencari informasi suatu produk yang mereka inginkan sesuai kebutuhan
       melalui berbagai sumber misalnya pribadi, komersial (iklan, situs web, penyalur),
       publik (media massa, organisasi pemeringkat konsumen) dan eksperimental
       (penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk).
   c) Evaluasi alternatif
       Proses evaluasi yaitu konsumen berusaha memuaskan kebutuhan, konsumen mencari
       manfaat tertentu dari solusi produk, konsumen melihat masing-masing produk sebagai
       sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang
       diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini.
   d) Keputusan pembelian
       Merek (merek A), penyalur (penyalur 2), kuantitas (satu barang), waktu (akhir
       minggu), metode pembayaran (cash)
   e) Perilaku pasca pembelian
       Pemasar harus mengamati kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan
       penggunaan produk pasca pembelian.
Jadi kesimpulan mengenai konsumen memilih atau dipilih produsen dan sebaliknya adalah
semua kondisi benar. Karena setiap pihak menjalankan perannya masing-masing dalam
mencapai tujuan serta memenuhi kebutuhan. Produsen mencari konsumen dengan berbagai
penetapan kriteria dan strategi untuk mencapai target sasaran yang telah ditetapkan sebagai
acuan. Sedangkan konsumen mencari dan memilih produk terbaik dari suatu produsen yang
sesuai dengan kubutuhan, selera dan pertimbangan faktor-faktor pembelian mereka.
REFERENSI

   Sumber gambar: http://gregoriusandy.byethost13.com/wp-content/marketingmix.gif
   (Inggris) Duncan, Tom. 2005. Principles of Advertising & IMC, Second
    Edition. McGraw-Hill, Inc. Bab 5
   (Inggris) Kincaid, Judith. 2003. Customer Relationship Management: Getting it
    Right. Prentice-Hall, Inc. Page 298.
   http://www.consumerpsychologist.com/cb_Introduction.html
   Olson, Jerry and Paul Peter. 2008. Consumer Behavior & Marketing Strategy, 7th
    edition. New York: McGraw Hill.
   Perilaku Konsumen. Diakses 14 Mei 2010.
   Keputusan Pembelian. Diakses 14 Mei 2010.
   Proses Pengambilan Keputusan dan Perilaku Konsumen. Diakses 14 Mei 2010.

More Related Content

What's hot

Bab 7. pengambilan keputusan o leh konsumen
Bab 7. pengambilan keputusan o leh konsumenBab 7. pengambilan keputusan o leh konsumen
Bab 7. pengambilan keputusan o leh konsumenJudianto Nugroho
 
Bab 4. pengetahuan produk konsumen dan keterlibatan
Bab 4. pengetahuan produk konsumen dan keterlibatanBab 4. pengetahuan produk konsumen dan keterlibatan
Bab 4. pengetahuan produk konsumen dan keterlibatanJudianto Nugroho
 
Bab 3 pengenalan terhadap afeksi dan kognisi
Bab 3 pengenalan terhadap afeksi dan kognisiBab 3 pengenalan terhadap afeksi dan kognisi
Bab 3 pengenalan terhadap afeksi dan kognisiJudianto Nugroho
 
Bab 12 menentukan strategi produk
Bab 12 menentukan strategi produkBab 12 menentukan strategi produk
Bab 12 menentukan strategi produkJudianto Nugroho
 
Bab 4 tqm fokus pada pelanggan
Bab 4 tqm fokus pada pelangganBab 4 tqm fokus pada pelanggan
Bab 4 tqm fokus pada pelangganKartika Lukitasari
 
Perilaku konsumen prof ujang 7. sikap konsumen
Perilaku konsumen prof ujang 7. sikap konsumenPerilaku konsumen prof ujang 7. sikap konsumen
Perilaku konsumen prof ujang 7. sikap konsumenSEKOLAH BISNIS INDONESIA
 
Analisis perilaku konsumen menurut schiffman n kanuk
Analisis perilaku konsumen menurut schiffman n kanukAnalisis perilaku konsumen menurut schiffman n kanuk
Analisis perilaku konsumen menurut schiffman n kanukINDOMARET
 
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanTugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanHartono Ikawy
 
Kepribadian dan gaya hidup konsumen
Kepribadian dan gaya hidup konsumenKepribadian dan gaya hidup konsumen
Kepribadian dan gaya hidup konsumenNailiamani Aman
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumensemua unduh
 
Bab ii. pengambilan keputusan konsumen
Bab ii. pengambilan keputusan konsumenBab ii. pengambilan keputusan konsumen
Bab ii. pengambilan keputusan konsumenvajri rahman
 
Perilaku konsumen (mikro)
Perilaku konsumen (mikro)Perilaku konsumen (mikro)
Perilaku konsumen (mikro)irfan firdaus
 
Menganalisis Pasar Bisnis (Matkul Manajemen Pemasaran)
Menganalisis Pasar Bisnis (Matkul Manajemen Pemasaran)Menganalisis Pasar Bisnis (Matkul Manajemen Pemasaran)
Menganalisis Pasar Bisnis (Matkul Manajemen Pemasaran)Tika Nafisah
 
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumenPembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumenReni Kurniati
 
Bab 8 mengidentifikasi segmen dan target pasar
Bab 8 mengidentifikasi segmen dan target pasarBab 8 mengidentifikasi segmen dan target pasar
Bab 8 mengidentifikasi segmen dan target pasarJudianto Nugroho
 

What's hot (20)

Bab 7. pengambilan keputusan o leh konsumen
Bab 7. pengambilan keputusan o leh konsumenBab 7. pengambilan keputusan o leh konsumen
Bab 7. pengambilan keputusan o leh konsumen
 
Bab 4. pengetahuan produk konsumen dan keterlibatan
Bab 4. pengetahuan produk konsumen dan keterlibatanBab 4. pengetahuan produk konsumen dan keterlibatan
Bab 4. pengetahuan produk konsumen dan keterlibatan
 
Analisis pasar bisnis
Analisis pasar bisnisAnalisis pasar bisnis
Analisis pasar bisnis
 
Ppt aspekperilakukonsumen
Ppt aspekperilakukonsumenPpt aspekperilakukonsumen
Ppt aspekperilakukonsumen
 
RODA ANALISIS KONSUMEN
RODA ANALISIS KONSUMENRODA ANALISIS KONSUMEN
RODA ANALISIS KONSUMEN
 
Bab 3 pengenalan terhadap afeksi dan kognisi
Bab 3 pengenalan terhadap afeksi dan kognisiBab 3 pengenalan terhadap afeksi dan kognisi
Bab 3 pengenalan terhadap afeksi dan kognisi
 
Bab 12 menentukan strategi produk
Bab 12 menentukan strategi produkBab 12 menentukan strategi produk
Bab 12 menentukan strategi produk
 
Bab 4 tqm fokus pada pelanggan
Bab 4 tqm fokus pada pelangganBab 4 tqm fokus pada pelanggan
Bab 4 tqm fokus pada pelanggan
 
Viral Marketing & Buzz Marketing
Viral Marketing & Buzz MarketingViral Marketing & Buzz Marketing
Viral Marketing & Buzz Marketing
 
Perilaku konsumen prof ujang 7. sikap konsumen
Perilaku konsumen prof ujang 7. sikap konsumenPerilaku konsumen prof ujang 7. sikap konsumen
Perilaku konsumen prof ujang 7. sikap konsumen
 
Analisis perilaku konsumen menurut schiffman n kanuk
Analisis perilaku konsumen menurut schiffman n kanukAnalisis perilaku konsumen menurut schiffman n kanuk
Analisis perilaku konsumen menurut schiffman n kanuk
 
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanTugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
 
Kepribadian dan gaya hidup konsumen
Kepribadian dan gaya hidup konsumenKepribadian dan gaya hidup konsumen
Kepribadian dan gaya hidup konsumen
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 
Bab ii. pengambilan keputusan konsumen
Bab ii. pengambilan keputusan konsumenBab ii. pengambilan keputusan konsumen
Bab ii. pengambilan keputusan konsumen
 
Perilaku konsumen (mikro)
Perilaku konsumen (mikro)Perilaku konsumen (mikro)
Perilaku konsumen (mikro)
 
Menganalisis Pasar Bisnis (Matkul Manajemen Pemasaran)
Menganalisis Pasar Bisnis (Matkul Manajemen Pemasaran)Menganalisis Pasar Bisnis (Matkul Manajemen Pemasaran)
Menganalisis Pasar Bisnis (Matkul Manajemen Pemasaran)
 
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumenPembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
 
Bab 8 mengidentifikasi segmen dan target pasar
Bab 8 mengidentifikasi segmen dan target pasarBab 8 mengidentifikasi segmen dan target pasar
Bab 8 mengidentifikasi segmen dan target pasar
 
Bab 6. sikap dan tujuan
Bab 6. sikap dan tujuanBab 6. sikap dan tujuan
Bab 6. sikap dan tujuan
 

Viewers also liked

Bab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumen
Bab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumenBab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumen
Bab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumenJudianto Nugroho
 
Kumpulan Artikel Terkait Tourism Marketing
Kumpulan Artikel Terkait Tourism MarketingKumpulan Artikel Terkait Tourism Marketing
Kumpulan Artikel Terkait Tourism MarketingFitri Indra Wardhono
 
Ch 13 perilaku konsumen
Ch 13 perilaku konsumenCh 13 perilaku konsumen
Ch 13 perilaku konsumenReni Kurniati
 
Perilaku konsumen tugas 1
Perilaku konsumen   tugas 1Perilaku konsumen   tugas 1
Perilaku konsumen tugas 1Yayu Ferdian
 
Teori dan model perilaku konsumen
Teori dan model perilaku konsumenTeori dan model perilaku konsumen
Teori dan model perilaku konsumensyiami
 
Perilaku Konsumen & Gaya Hidup
Perilaku Konsumen & Gaya HidupPerilaku Konsumen & Gaya Hidup
Perilaku Konsumen & Gaya HidupMichelle AM
 
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPASANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPASUofa_Unsada
 
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikroRangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikroRetna Rindayani
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenAditya Panim
 
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)Indra Jaya
 
Summary Executive Study Ecommerce 2016
Summary Executive Study Ecommerce 2016Summary Executive Study Ecommerce 2016
Summary Executive Study Ecommerce 2016Arwinda Pritami Yahya
 
Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran
Mengembangkan Strategi dan Rencana PemasaranMengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran
Mengembangkan Strategi dan Rencana PemasaranNandang Sunandar
 

Viewers also liked (14)

Bab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumen
Bab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumenBab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumen
Bab 2 kerangka kerja untuk analisis konsumen
 
Kumpulan Artikel Terkait Tourism Marketing
Kumpulan Artikel Terkait Tourism MarketingKumpulan Artikel Terkait Tourism Marketing
Kumpulan Artikel Terkait Tourism Marketing
 
Ch 13 perilaku konsumen
Ch 13 perilaku konsumenCh 13 perilaku konsumen
Ch 13 perilaku konsumen
 
Perilaku konsumen tugas 1
Perilaku konsumen   tugas 1Perilaku konsumen   tugas 1
Perilaku konsumen tugas 1
 
Teori dan model perilaku konsumen
Teori dan model perilaku konsumenTeori dan model perilaku konsumen
Teori dan model perilaku konsumen
 
Perilaku Konsumen & Gaya Hidup
Perilaku Konsumen & Gaya HidupPerilaku Konsumen & Gaya Hidup
Perilaku Konsumen & Gaya Hidup
 
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPASANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
 
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikroRangkuman kesimpulan ekonomi mikro
Rangkuman kesimpulan ekonomi mikro
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
 
Teori perilaku konsumen2
Teori perilaku konsumen2Teori perilaku konsumen2
Teori perilaku konsumen2
 
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
PPT MIKRO (Teori Perilaku Konsumen)
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
 
Summary Executive Study Ecommerce 2016
Summary Executive Study Ecommerce 2016Summary Executive Study Ecommerce 2016
Summary Executive Study Ecommerce 2016
 
Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran
Mengembangkan Strategi dan Rencana PemasaranMengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran
Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran
 

Similar to PERILAKU KONSUMEN

Prilaku konsumen soft skill
Prilaku  konsumen soft skillPrilaku  konsumen soft skill
Prilaku konsumen soft skillMelly Gunawan
 
Prilaku konsumen soft skill
Prilaku  konsumen soft skillPrilaku  konsumen soft skill
Prilaku konsumen soft skillMelly Gunawan
 
Tugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTriany Syafrilia
 
Tugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTriany Syafrilia
 
Tugas SAP Perilaku Konsumen
Tugas SAP Perilaku KonsumenTugas SAP Perilaku Konsumen
Tugas SAP Perilaku KonsumenTriany Syafrilia
 
Tugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTriany Syafrilia
 
Tugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTriany Syafrilia
 
Tugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumenTugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumenRietz Wiguna
 
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2azizahzea
 
Softskil pe
Softskil peSoftskil pe
Softskil peikarizki
 
2 prilaku konsumen
2 prilaku konsumen2 prilaku konsumen
2 prilaku konsumenAde Yh
 
Prilaku konsumen inggih septiyan
Prilaku konsumen inggih septiyanPrilaku konsumen inggih septiyan
Prilaku konsumen inggih septiyaninggihseptiyan
 
Perilaku konsumen - tugas softskill
Perilaku konsumen - tugas softskill Perilaku konsumen - tugas softskill
Perilaku konsumen - tugas softskill V C Iqbal
 
Prilaku konsumen inggih
Prilaku konsumen inggihPrilaku konsumen inggih
Prilaku konsumen inggihinggihseptiyan
 
Rosa nurficca tauisa pe 1
Rosa nurficca tauisa pe 1Rosa nurficca tauisa pe 1
Rosa nurficca tauisa pe 1ikarizki
 
Rosa nurficca tauisa pe 1
Rosa nurficca tauisa pe 1Rosa nurficca tauisa pe 1
Rosa nurficca tauisa pe 1ikarizki
 
Konsep dasar perilaku konsumen
Konsep dasar perilaku konsumenKonsep dasar perilaku konsumen
Konsep dasar perilaku konsumensomayspartan
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriYUSTUSSAKAN
 

Similar to PERILAKU KONSUMEN (20)

Prilaku konsumen soft skill
Prilaku  konsumen soft skillPrilaku  konsumen soft skill
Prilaku konsumen soft skill
 
Prilaku konsumen soft skill
Prilaku  konsumen soft skillPrilaku  konsumen soft skill
Prilaku konsumen soft skill
 
Yuniken i
Yuniken iYuniken i
Yuniken i
 
Yuniken
YunikenYuniken
Yuniken
 
Tugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskill
 
Tugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskill
 
Tugas SAP Perilaku Konsumen
Tugas SAP Perilaku KonsumenTugas SAP Perilaku Konsumen
Tugas SAP Perilaku Konsumen
 
Tugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskill
 
Tugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskillTugas sap perilaku konsumen softskill
Tugas sap perilaku konsumen softskill
 
Tugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumenTugas softskill perilaku konsumen
Tugas softskill perilaku konsumen
 
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
Tugas softskill perilaku konsumen Rangkuman BAB 1 & 2
 
Softskil pe
Softskil peSoftskil pe
Softskil pe
 
2 prilaku konsumen
2 prilaku konsumen2 prilaku konsumen
2 prilaku konsumen
 
Prilaku konsumen inggih septiyan
Prilaku konsumen inggih septiyanPrilaku konsumen inggih septiyan
Prilaku konsumen inggih septiyan
 
Perilaku konsumen - tugas softskill
Perilaku konsumen - tugas softskill Perilaku konsumen - tugas softskill
Perilaku konsumen - tugas softskill
 
Prilaku konsumen inggih
Prilaku konsumen inggihPrilaku konsumen inggih
Prilaku konsumen inggih
 
Rosa nurficca tauisa pe 1
Rosa nurficca tauisa pe 1Rosa nurficca tauisa pe 1
Rosa nurficca tauisa pe 1
 
Rosa nurficca tauisa pe 1
Rosa nurficca tauisa pe 1Rosa nurficca tauisa pe 1
Rosa nurficca tauisa pe 1
 
Konsep dasar perilaku konsumen
Konsep dasar perilaku konsumenKonsep dasar perilaku konsumen
Konsep dasar perilaku konsumen
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
 

More from Arini Nurmala Sari (20)

B. inggris bisnis 2 ( activities )
B. inggris bisnis 2 ( activities )B. inggris bisnis 2 ( activities )
B. inggris bisnis 2 ( activities )
 
B. inggris bisnis 2 ( job interview )..
B. inggris bisnis 2 ( job interview )..B. inggris bisnis 2 ( job interview )..
B. inggris bisnis 2 ( job interview )..
 
B, INGGRIS BISNIS 2 ( LETTER )
B, INGGRIS BISNIS 2 ( LETTER )B, INGGRIS BISNIS 2 ( LETTER )
B, INGGRIS BISNIS 2 ( LETTER )
 
B. INGGRIS BISNIS 2 ( TENSES )
B. INGGRIS BISNIS 2 ( TENSES )B. INGGRIS BISNIS 2 ( TENSES )
B. INGGRIS BISNIS 2 ( TENSES )
 
Iklan dan dimensi etisnya
Iklan dan dimensi etisnyaIklan dan dimensi etisnya
Iklan dan dimensi etisnya
 
Iklan tidak etis lasegar
Iklan tidak etis lasegarIklan tidak etis lasegar
Iklan tidak etis lasegar
 
Iklan tidak etis lasegar
Iklan tidak etis lasegarIklan tidak etis lasegar
Iklan tidak etis lasegar
 
Iklan tv yang tidak etis
Iklan tv yang tidak etisIklan tv yang tidak etis
Iklan tv yang tidak etis
 
Hak pekerja
Hak pekerjaHak pekerja
Hak pekerja
 
Tanggung jawab sosial perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaanTanggung jawab sosial perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaan
 
Puisi softskill
Puisi softskillPuisi softskill
Puisi softskill
 
ETIKA BISNIS
ETIKA BISNISETIKA BISNIS
ETIKA BISNIS
 
Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnis
 
ETIKA BISNIS
ETIKA BISNISETIKA BISNIS
ETIKA BISNIS
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Surat
SuratSurat
Surat
 
Sikap ilmiah
Sikap ilmiahSikap ilmiah
Sikap ilmiah
 
Cara menghilangkan stres menenangkan pikiran
Cara menghilangkan stres menenangkan pikiranCara menghilangkan stres menenangkan pikiran
Cara menghilangkan stres menenangkan pikiran
 
Kuliah sambil kerja
Kuliah sambil kerjaKuliah sambil kerja
Kuliah sambil kerja
 

PERILAKU KONSUMEN

  • 1. BAB 1 PERILAKU KONSUMEN Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan denganmudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high- involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Pengertian Perilaku Konsumen menurut beberapa Ahli : 1. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut. 2. Menurut Mowen (1995), perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). 3. Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005). 4. Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).
  • 2. Tipe – Tipe Perilaku Pembelian Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut : a. Budget Allocation (Pengalokasian budget) Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian. b. Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak) Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri. c. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk) Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian. d. Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya) Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli. Sifat dari Perilaku Konsumen yaitu:  Consumer Behavior Is Dynamic Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih konsumennya.  Consumer Behavior Involves Interactions Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai bagi konsumen.  Consumer Behavior Involves Exchange Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.
  • 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan: Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi 2 bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen. A. Individual Determinants of Consumer Behavior 1. Demografis, psikografis, dan kepribadian Demografis berhubungan dengan ukuran, struktur, dan pendistribusian populasi. Demografis berperan penting dalam pemasaran. Demografis membantu peramalan trend suatu produk bertahun-tahun mendatang serta perubahan permintaan dan pola konsumsi. Psikografis adalah sebuah teknik operasional untuk mengukur gaya hidup. Dalam kata lain psikografis adalah penelitian mengenai profil psikologi dari konsumen. Psikografis memberikan pengukuran secara kuantitatif maupun kualitatif. Bila demografis menjelaskan siapa yang membeli suatu produk, psikografis menekankan pada penjelasan mengapa produk tersebut dibeli. Sangat penting untuk meneliti faktor psikografis termasuk kepercayaan dan nilai karena kesuksesan industri organik akan bergantung pada tingkat kemampuan memobilisasi konsumen untuk menerima produk organik (Lea & Worsley, 2005). Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai respon yang konsisten terhadap pengaruh lingkungan. Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang unik dimana mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon lingkungannya. 2. Motivasi konsumen Dalam menjawab pertanyaan mengenai mengapa seseorang membeli produk tertentu, hal ini berhubungan dengan motivasi seorang konsumen. Motivasi konsumen mewakili dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis melalui pembelian dan penggunaan suatu produk. 3. Pengetahuan konsumen Pengetahuan konsumen dapat diartikan sebagai himpunan dari jumlah total atas informasi yang dimemori yang relevan dengan pembelian produk dan penggunaan produk. Misalnya apakah makanan organik itu, kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya, manfaatnya bagi kesehatan, dan lain-lain. 4. Intensi, sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen Intensi adalah pendapat subjektif mengenai bagaimana seseorang bersikap di masa depan. Ada beberapa jenis intensi konsumen. Intensi pembelian adalah pendapat mengenai apa yang akan dibeli. Intensi pembelian kembali adalah apakah akan membeli barang yang sama dengan sebelumnya. Intensi pembelanjaan adalah dimana konsumen akan merencanakan sebuah produk akan dibeli. Intensi pengeluaran adalah berapa banyak uang yang akan digunakan. Intensi pencarian mengindikasikan keinginan seseorang untuk melakukan pencarian. Intensi konsumsi adalah keinginan seseorang untuk terikat dalam aktifitas konsumsi. Sikap mewakili apa yang disukai maupun tidak disukai oleh seseorang. Sikap seorang
  • 4. konsumen mendorong konsumen untuk melakukan pemilihan terhadap beberapa produk. Sehingga sikap terkadang diukur dalam bentuk preferensi atau pilihan konsumen. Preferensi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu sikap terhadap sebuah objek dan relasinya terhadap objek lain. Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai penilaian subjektif mengenai hubungan antara dua atau lebih benda. Suatu kepercayaan dibentuk dari pengetahuan. Apa yang telah seseorang pelajari mengenai suatu produk mendorong timbulnya kepercayaan tertentu mengenai produk tersebut. Perasaan adalah suatu keadaan yang memiliki pengaruh (seperti mood seseorang) atau reaksi. Perasaan dapat bersifat positif maupun negatif tergantung kepada setiap individu. Perasaan juga memiliki pengaruh terhadap penentuan sikap seorang konsumen. B.Environmental Influences on Consumer Behavior 1. Budaya, etnisitas, dan kelas sosial Budaya adalah kumpulan nilai, ide, artefak, dan simbol-simbol lain yang membantu seseorang untuk berkomunikasi, mengartikan, dan mengevaluasi sebagai bagian dari suatu lingkungan. Budaya terbagi menjadi dua yaitu abstrak dan elemen material yang memberikan kemampuan bagi seseorang untuk mendefinisikan, mengevaluasi, dan membedakan antarbudaya. Elemen abstrak terdiri atas nilai-nilai, sikap, ide, tipe kepribadian, dan kesimpulan gagasan seperti agama atau politik. Material komponen terdiri atas benda-benda seperti buku, komputer, gedung, peralatan, dan lain-lain. Etnisitas adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu budaya dan memprediksi keinginan dan perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana dengan identitas budaya, keadaan sosial, dan tipe produk. Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai divisi yang bersifat relatif permanen dan homogenus dalam suatu kumpulan sosial dimana individual atau keluarga saling bertukar nilai, gaya hidup, ketertarikan, kekayaan, status, pendidikan, posisi ekonomi, dan perilaku yang sama. Penelitian pemasaran seringkali berfokus pada variabel- variabel kelas sosial karena penentuan produk apa yang akan dibeli oleh konsumen ditentukan oleh kelas sosial. 2. Keluarga dan pengaruh rumah tangga Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang berhubungan darah, pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan rumah tangga adalah semua orang, baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang menempati sebuah unit rumah. Keluarga maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap pembelian konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu keluarga untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan lain-lain. 3. Kelompok dan pengaruh personal Suatu perilaku konsumen tak lepas dari pengaruh kelompok dan personal yang dianutnya. Reference group adalah seseorang atau sekelompok orang yang mempengaruhi perilaku individu secara signifikan. Reference group dapat berupa
  • 5. artis, atlit, tokoh politik, kelompok musik, partai politik, dan lain-lain. Reference group mempengaruhi dalam beberapa cara. Pertama-tama reference group menciptakan sosialisasi atas individu. Kedua reference group berperan penting dalam membangun dan mengevaluasi konsep seseorang dan membandingkannya dengan orang lain. Ketiga, reference group menjadi alat untuk mendapatkan pemenuhan norma dalam sebuah kelompok sosial. Aplikasi Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. Ke dua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ke tiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif. Pendekatan dalam Meneliti Perilaku Konsumen Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. 1. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya. 2. Pendekatan ke dua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survei untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen. 3. Pendekatan ke tiga disebut sebagai sains pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis. Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang
  • 6. berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut. Roda Analisis Konsumen Roda analisis konsumen adalah kerangka kerja yang digunakan pemasar untuk meneliti, menganalisis, dan memahami perilaku konsumen agar dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih baik. Roda analisis konsumen terdiri dari tiga elemen: afeksi dan kognisi, lingkungan, dan perilaku. Afeksi dan kognisi Tipe respons afektif Elemen pertama adalah afeksi dan kognisi. Afeksi merujuk pada perasaan konsumen terhadap suatu stimuli atau kejadian, misalnya apakah konsumen menyukai sebuah produk atau tidak. Kognisi mengacu pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya konsumen dari suatu produk. Afeksi dan kognisi berasal dari sistem yang disebut sistem afeksi dan sistem kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat kuat dan saling memengaruhi. Manusia dapat merasakan empat tipe respons afektif: emosi, perasaan tertentu, suasana hati/mood, dan evaluasi. Setiap tipe tersebut dapat berupa respons positif atau negatif. Keempat tipe afeksi ini berbeda dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh dan intensitas perasaan yang dirasakan. Semakin kuat intensitasnya, semakin besar pengaruh perasaan itu terhadap tubuh, misalnya terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan pernapasan, keluarnya air mata, atau rasa sakit di perut. Bila intensitasnya lemah, maka pengaruhnya pada tubuh tidak akan terasa. Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah proses menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan. mengevaluasi berarti menentukan apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif atau negatif, disukai atau tidak disukai. Merencanakan berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah aktivitas kognisi yang terjadi dalam keempat proses yang disebutkan sebelumnya.
  • 7. Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi ke dua adalah memproses interpretasi menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi tujuan tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu. Besar kecilnya intensitas proses sistem kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya, produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melakukan aktivitas kognisi secara ekstensif, dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah produk. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni: 1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli. 2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal). 3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. 4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktuyang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan. 5. Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.
  • 8. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian: 1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut. 3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal. 4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
  • 9. BAB 2 SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar (Hermawan Kertajaya). Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha. Definisi Segmentasi Pasar Menurut Beberapa Ahli : 1. Menurut Swastha & Handoko (1997), mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen. 2. Menurut Pride & Ferrel (1995), mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli. Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa. Ada lagi pendapat Swastha & Handoko (1987) yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix. 3. Menurut Kotler, Bowen dan Makens, pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda- beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas- kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama. Strategi segmentasi pasar Ada dua komponen dasar dalam segmentasi pasar, yaitu strategi dan analisis. Strategi pasar dimaksudkan untuk mengarahkan kegiatan pemasaran pada segmen yang dipilih atas dasar
  • 10. kebutuhan dan karakteristik tertentu. Sedangkan analisis segmentasi pasar dimaksudkan untuk menentukan target atau sasaran pasar pada segmen yang dipilih. Ini berarti strategi dan analisis harus ditentukan lebih dulu sebelum strategi pemasaran dapat dilaksanakan. Dasar pemikiran segmentasi pasar Alasan mendasar segmentasi pasar adalah bahwa konsumen memiliki perbedaan kebutuhan dalam setiap produk dan oleh karenanya konsumen akan memberikan reaksi yang berbeda untuk setiap produk yang ditawarkan kepadanya. Dalam banyak kasus, perusahaan dapat memperoleh manfaat maksimum dengan mengembangkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan segmen pasar tertentu dibanding dengan memperkenalkan satu jenis produk untuk konsumsi massal. Manfaat dan Kelemahan Segmentasi Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991). Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:  Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan- kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.  Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.  Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.  Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.  Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode- periode dimana reaksi pasar cukup besar. Gitosudarmo (2000) menambahkan manfaat segmentasi pasar ini, sebagai berikut:  Dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.  Dapat digunakan untuk mengetahui sifat masing-masing segmen.  Dapat digunakan untuk mencari segmen mana yang potensinya paling besar.  Dapat digunakan untuk memilih segmen mana yang akan dijadikan pasar sasaran. Kelemahan-kelemahan dari tindakan segmentasi itu sendiri, antara lain:  Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.  Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam segmen pasar yang ditetapkan.  Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon.
  • 11.  Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa. Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk dan segmen yang sama. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Segmentasi Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda. Seberapa jauh pengelompokkan itu harus dilakukan, nampaknya banyak faktor yang terlebih dahulu perlu dicermati. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Variabel-Variabel Segmentasi Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang dipandang memiliki peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah variabel-variabel yang terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab ituperlu dipelajari. Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai berikut: 1. Segmentasi Geografi Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan. 2. Segmentasi Demografi Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan Misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya. 3. Segmentasi Psikografi Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan: a. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah. b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya. c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk. 4. Segmentasi Tingkah Laku Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin
  • 12. bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar. Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut (Armstrong, 1997): a. Manfaat yang dicari Salah satu bentuk segmentasi yang ampuh adalah mengelompokkan pembeli menurut manfaat berbeda yang mereka cari dari produk. Segmentasi manfaat menuntut ditemukannya manfaat utama yang dicari orang dalam kelas produk, jenis orang yang mencari setiap manfaat dan merek utama yang mempunyai setiap manfaat. Perusahaan dapat menggunakan segmentasi manfaat untuk memperjelas segmen manfaat yang mereka inginkan, karakteristiknya serta merek utama yang bersaing. Mereka juga dapat mencari manfaat baru dan meluncurkan merek yang memberikan manfaat tersebut. b. Status Pengguna Pasar dapat disegmentasikan menjadi kelompok bukan pengguna, mantan pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama kali dan pengguna regular dari suatu produk. Pengguna potensial dan pengguna regular mungkin memerlukan imbauan pemasaran yang berbeda. c. Tingkat Pemakaian Pasar dapat juga disegmentasikan menjadi kelompok pengguna ringan, menengah dan berat. Jumlah pengguna berat sering kali hanya persentase kecil dari seluruh pasar, tetapi menghasilkan persentase yang tinggi dari total pembelian. Pengguna produk dibagi menjadi dua bagian sama banyak, sebagian pengguna ringan dan sebagian lagi pengguna berat menurut tingkat pembelian dari produk spesifik. d. Status Loyalitas Sebuah pasar dapat juga disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen. Konsumen dapat loyal terhadap merek, toko dan perusahaan. Pembeli dapat dibagi menjadi beberapa kelompok menurut tingkat loyalitas mereka. Beberapa konsumen benar-benar loyal, mereka selalu membeli satu macam merek. Kelompok lain agak loyal,mereka loyal pada dua merek atau lebih dari satu produk atau menyukai satu merek tetapi kadang-kadang membeli merek lain. Pembeli lain tidak menunjukkan loyalitas pada merek apapun. Mereka mungkin ingin sesuatu yang baru setiap kali atau mereka membeli apapun yang diobral.
  • 13. Beberapa tipe strategi segmentasi a. Concentrated segmentation Segmentasi yang terkonsentrasi dengan mengarahkan satu jenis produk untuk satu segmen pasar. Itulah sebabnya segmentasi terkonsentrasi sering disebut sebagai strategi ceruk pasar (niche market strategy). b. Differentiated segmentation Dalam strategi segmentasi yang dilakukan pembedaan, perusahaan memperkenalkan produk yang berbeda untuk beberapa segmen pasar. Tentunya strategi segmentasi semacam ini memerlukan sumber daya yang lebih besar untuk dapat melayani setiap segmen yang dipilih. c. Undifferentiated segmentation Strategi segmentasi yang tidak mengharuskan pembedaan ini terjadi apabila perusahaan mengarahkan produk yang sama untuk beberapa segmen pasar secara simultan. Penggunaan terminologi ini kadangkala menimbulkan kontradiksi. Karena segmentasi itu sendiri pada dasarnya membutuhkan spesifikasi dan karakteristik produk yang berbeda untuk setiap segmen. Peranan Segmentasi dalam Marketing : 1. Memungkinkan kita untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan kompetitif perusahaan kita. 2. Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi kita di pasar. 3. Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita selanjutnya. 4. Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik dan cara yang berbeda. Cara-cara dalam Memandang Suatu Pasar : 1. Static attribute segmentation. Cara memandang pasar berdasarkan geografis dan demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan wilayah (negara, kawasan, propinsi, kota). Demografi berati kita melihat pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama,dan pendidikan. 2. Dinamic attribute segmentation. Cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi lifestyle, kepribadian. Perilaku berupa sikap, penggunaan, dan respon pelanggan terhadap produk. Lebih lanjut mengenai demografi, psikografi dan pasar relung: 1. Demografi. Ini merujuk data statistik penduduk, termasuk pendapatan, rata-rata umur, dan pendidikan. Kalau menurut Hermawan, demografi ini termasuk dalam Static Attribute Segmentation, atau cara memandang pasar berdasarkan
  • 14. geografis dan demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan wilayah (negara, kawasan, propinsi, kota). Sedangkan demografi berati kita melihat pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama dan pendidikan. 2. Psikografi. Psikografi adalah menggunakan demografi dalam menentukan perilaku dan selera segmen tertentu suatu populasi. Psikografi mengkaji gaya hidup seperti kemana mereka berlibur, kemana mereka berbelanja, bagaimana mereka membelanjakan uang ekstra, olahraga apa yang mereka tonton, dan masih banyak lagi yang lain. Kalau menurut Hermawan (lagi), psikografi termasuk dalam Dynamic Attribute Segmentation, atau cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi lifestyleatau kepribadian seperti yang saya sebutkan diatas. Perilaku berupa sikap, penggunaan dan respon pelanggan terhadap produk. 3. Pasar relung. Ada segmen kecil dari populasi yang memiliki kesamaan karekteristik, kepentingan, kebiasaan berbelanja dan sebagainya. Kriteria untuk melakukan segmentasi pasar  Kesamaan didalam (homogeneous within) artinya, konsumen pada segmen pasar yang dipilih menunjukkan kemungkinan yang sama dalam memberikan respon terhadap rangsangan bauran pemasaran.  Adanya perbedaan diantara konsumen (hererogeneous between) artinya, konsumen dalam segmen yang berbeda hendaknya dilihat sebagai konsumen yang berbeda atas dasar kemungkinan respon yang diberikan dari rangsangan bauran pemasaran yang diberikan.  Substansial, artinya segmen pasar yang dipilih hendaknya cukup besar dan diperkirakan dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.  Operasional, artinya dimensi yang dipergunakan untuk melakukan segmentasi pasar benar-benar bermanfaat dalam mengidentifikasi konsumen dan variabel bauran pemasaran. Strategi positioning Manajer pemasaran dapat menggunakan beberapa strategim positioning, antara lain menekankan pada atribut produk, manfaat produk, kelompok pengguna, atau bahkan menyerang pesaing. Produsen sepeda motor Honda misalnya, menempatkan produknya sebagai kendaraan yang hemat bahan bakar dan harga purna jual tinggi.Setelah membahas dari sisi produsen, berikut kita akan membahas dari sisi konsumen.
  • 15. Faktor-faktor pembelian konsumen, antara lain:  Faktor budaya, meliputi budaya, subbudaya dan kelas sosial  Faktor sosial, meliputi kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status sosial  Faktor pribadi, meliputi usia, tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan kosep diri. Empat proses psikologis utama yang mempengaruhi konsumen antara lain: * Motivasi, mempunyai dua arah yaitu kita memilih satu tujuan di atas tujuan lainnya dan intensitas energi yang kita gunakan untuk mengejar tujuan. * Persepsi, proses di mana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. * Pembelajaran, mendorong perubahan dalam perilaku kita yang timbul dari pengalaman mengenai pembelian di masa lalu. * Memori, dalam model ini kita dapat menganggap pengetahuan merek konsumen sebagai node dalam memori dengan berbagai asosiasi yang terhubung. Kekuatan dan organisasi asosiasi ini akan menjadi determinan penting dari informasi yang dapat kita ingat tentang merek. Proses keputusan pembelian konsumen : a) Pengenalan masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. b) Pencarian informasi Konsumen mencari informasi suatu produk yang mereka inginkan sesuai kebutuhan melalui berbagai sumber misalnya pribadi, komersial (iklan, situs web, penyalur), publik (media massa, organisasi pemeringkat konsumen) dan eksperimental (penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk). c) Evaluasi alternatif Proses evaluasi yaitu konsumen berusaha memuaskan kebutuhan, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk, konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini. d) Keputusan pembelian Merek (merek A), penyalur (penyalur 2), kuantitas (satu barang), waktu (akhir minggu), metode pembayaran (cash) e) Perilaku pasca pembelian Pemasar harus mengamati kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan penggunaan produk pasca pembelian.
  • 16. Jadi kesimpulan mengenai konsumen memilih atau dipilih produsen dan sebaliknya adalah semua kondisi benar. Karena setiap pihak menjalankan perannya masing-masing dalam mencapai tujuan serta memenuhi kebutuhan. Produsen mencari konsumen dengan berbagai penetapan kriteria dan strategi untuk mencapai target sasaran yang telah ditetapkan sebagai acuan. Sedangkan konsumen mencari dan memilih produk terbaik dari suatu produsen yang sesuai dengan kubutuhan, selera dan pertimbangan faktor-faktor pembelian mereka.
  • 17. REFERENSI  Sumber gambar: http://gregoriusandy.byethost13.com/wp-content/marketingmix.gif  (Inggris) Duncan, Tom. 2005. Principles of Advertising & IMC, Second Edition. McGraw-Hill, Inc. Bab 5  (Inggris) Kincaid, Judith. 2003. Customer Relationship Management: Getting it Right. Prentice-Hall, Inc. Page 298.  http://www.consumerpsychologist.com/cb_Introduction.html  Olson, Jerry and Paul Peter. 2008. Consumer Behavior & Marketing Strategy, 7th edition. New York: McGraw Hill.  Perilaku Konsumen. Diakses 14 Mei 2010.  Keputusan Pembelian. Diakses 14 Mei 2010.  Proses Pengambilan Keputusan dan Perilaku Konsumen. Diakses 14 Mei 2010.