Panduan Resmi Pengguna Linux Mint 17 QianaEko Suhartono
Tentang Linux Mint
Tujuan Utama Tujuan utama Linux Mint adalah untuk menghasilkan sistem operasi modern, elegan dan nyaman digunakan yang mana bertenaga dan mudah digunakan. Keunggulan Linux Mint adalah:
• Dapat langsung digunakan, dengan dukungan multimedia penuh dan penggunaan yang sangat mudah
• Bebas baik secara biaya maupun kode sumber
• Berdasarkan komunitas. Pengguna dianjurkan untuk memberikan umpan balik sehingga gagasan mereka dapat digunakan untuk mengembangkan Linux Mint
• Berdasarkan Debian dan Ubuntu, Linux Mint menyediakan sekitar 30.000 paket dan salah satu software manager terbaik Aman dan handal. Berdasarkan pendekatan konservatif untuk pemutakhiran perangkat lunak, sebuah Update Manager yang unik dan kekuatan arsitektur Linux, Linux Mint hampir tidak membutuhkan perawatan (tidak memerlukan regresi, antivirus, antispyware, dan sebagainya)
Untuk siapa buku ini ? Buku ini diperuntukkan bagi pengguna Linux Mint dari yang awam hingga yang mahir. Entah Anda yang sama sekali buta tentang Linux Mint ataukah Anda yang hendak lebih mendalami seluk beluk Linux Mint, buku ini adalah untuk Anda.
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampahOswar Mungkasa
Bahan disiapkan oleh Enri Damanhuri dan disampaikan dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh Jejaring AMPL
Bahan presentasi disajikan oleh Enri Damanhuri dkk dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh jejaring AMPL
Proses penyempurnaan tahan api merupakan salah satu proses akhir dari proses basah tekstil yang bertujuan untuk menambah sifat tahan api pada kain sehingga dapat mencegah nyala api dan bara api terus menyala pada proses pembakaran. Serat kapas merupakan serat yang umumnya banyak diproduksi sebagai bahan baku untuk pembuatan tekstil sandang. Serat kapas memiliki kelemahan yaitu serat yang mempunyai sifat mudah terbakar dan bara apinya meneruskan pembakaran yang memiliki indeks batas oksigen yaitu 19%, sehingga relatif mudah terbakar. Penelitian ini dikhususkan untuk mengetahui pengaruh penggunaan TiO2 yang dibuat dari hasil sintesis dengan menggunakan campuran TiCl4 dan etanol lalu difungsikan sebagai zat tahan api pada proses penyempurnaan tahan api pada kain kapas.
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan TiO2 hasil sintesis sebagai zat tahan api pada penyempurnaan tahan api kain kapas dengan memvariasikan konsentrasi TiO2 yaitu 0, 3, 6, dan 9 %. TiO2 dikombinasikan dengan Tetrakishydroxyphosphoniumchloride (THPC)-urea sebagai zat tahan api utamanya. TiO2 hasil sintesis diuji bentuk kristalnya dengan dilakukan pengujian XRD (X-Ray Difraction) untuk mengetahui hasil yang didapat sesuai dengan literatur yang digunakan. Pengujian gugus fungsi dengan FTIR (Fourier Transform Infrared Spectrofotometry) dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsi yang terdapat pada serat setelah proses penyempurnaan. Pengujian tahan api cara vertikal untuk melihat sifat tahan api pada kain, dengan memperhatikan waktu nyala api, waktu bara, dan panjang arang pada kain yang diuji. Pengujian untuk mengetahui kekuatan kain setelah dilakukan proses penyempurnaan tahan api dengan menggunakan uji kekuatan tarik cara pita tiras.
Sintesis TiO2 dengan metode sol-gel, pencampuran TiCl4 dengan etanol berhasil membentuk TiO2 anatase berdimensi nano meter. Penelitian ini telah berhasil menempelkan TiO2 hasil sintesis pada kain kapas hasil penyempurnaan tahan api dan masih tahan setelah dilakukan pencucian setara dengan lima kali pencucian domestik. Efek dari penggunaan THPC pada penyempurnaan tahan api dapat mengakibatkan penurunan kekuatan tarik pada kain kapas. Peran TiO2 pada proses penyempurnaan tahan api terhadap kain kapas hanya membantu sedikit peningkatan dalam penahanan nyala api. Kain yang diberikan TiO2 tetap terbakar sampai habis setelah dilakukan pencucian setara dengan lima kali pencucian domestik namun memberikan waktu nyala yang lebih lama dan panjang arang yang lebih pendek jika dibandingkan dengan kapas tanpa penyempurnaan tahan api.
Panduan Resmi Pengguna Linux Mint 17 QianaEko Suhartono
Tentang Linux Mint
Tujuan Utama Tujuan utama Linux Mint adalah untuk menghasilkan sistem operasi modern, elegan dan nyaman digunakan yang mana bertenaga dan mudah digunakan. Keunggulan Linux Mint adalah:
• Dapat langsung digunakan, dengan dukungan multimedia penuh dan penggunaan yang sangat mudah
• Bebas baik secara biaya maupun kode sumber
• Berdasarkan komunitas. Pengguna dianjurkan untuk memberikan umpan balik sehingga gagasan mereka dapat digunakan untuk mengembangkan Linux Mint
• Berdasarkan Debian dan Ubuntu, Linux Mint menyediakan sekitar 30.000 paket dan salah satu software manager terbaik Aman dan handal. Berdasarkan pendekatan konservatif untuk pemutakhiran perangkat lunak, sebuah Update Manager yang unik dan kekuatan arsitektur Linux, Linux Mint hampir tidak membutuhkan perawatan (tidak memerlukan regresi, antivirus, antispyware, dan sebagainya)
Untuk siapa buku ini ? Buku ini diperuntukkan bagi pengguna Linux Mint dari yang awam hingga yang mahir. Entah Anda yang sama sekali buta tentang Linux Mint ataukah Anda yang hendak lebih mendalami seluk beluk Linux Mint, buku ini adalah untuk Anda.
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampahOswar Mungkasa
Bahan disiapkan oleh Enri Damanhuri dan disampaikan dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh Jejaring AMPL
Bahan presentasi disajikan oleh Enri Damanhuri dkk dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh jejaring AMPL
Proses penyempurnaan tahan api merupakan salah satu proses akhir dari proses basah tekstil yang bertujuan untuk menambah sifat tahan api pada kain sehingga dapat mencegah nyala api dan bara api terus menyala pada proses pembakaran. Serat kapas merupakan serat yang umumnya banyak diproduksi sebagai bahan baku untuk pembuatan tekstil sandang. Serat kapas memiliki kelemahan yaitu serat yang mempunyai sifat mudah terbakar dan bara apinya meneruskan pembakaran yang memiliki indeks batas oksigen yaitu 19%, sehingga relatif mudah terbakar. Penelitian ini dikhususkan untuk mengetahui pengaruh penggunaan TiO2 yang dibuat dari hasil sintesis dengan menggunakan campuran TiCl4 dan etanol lalu difungsikan sebagai zat tahan api pada proses penyempurnaan tahan api pada kain kapas.
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan TiO2 hasil sintesis sebagai zat tahan api pada penyempurnaan tahan api kain kapas dengan memvariasikan konsentrasi TiO2 yaitu 0, 3, 6, dan 9 %. TiO2 dikombinasikan dengan Tetrakishydroxyphosphoniumchloride (THPC)-urea sebagai zat tahan api utamanya. TiO2 hasil sintesis diuji bentuk kristalnya dengan dilakukan pengujian XRD (X-Ray Difraction) untuk mengetahui hasil yang didapat sesuai dengan literatur yang digunakan. Pengujian gugus fungsi dengan FTIR (Fourier Transform Infrared Spectrofotometry) dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsi yang terdapat pada serat setelah proses penyempurnaan. Pengujian tahan api cara vertikal untuk melihat sifat tahan api pada kain, dengan memperhatikan waktu nyala api, waktu bara, dan panjang arang pada kain yang diuji. Pengujian untuk mengetahui kekuatan kain setelah dilakukan proses penyempurnaan tahan api dengan menggunakan uji kekuatan tarik cara pita tiras.
Sintesis TiO2 dengan metode sol-gel, pencampuran TiCl4 dengan etanol berhasil membentuk TiO2 anatase berdimensi nano meter. Penelitian ini telah berhasil menempelkan TiO2 hasil sintesis pada kain kapas hasil penyempurnaan tahan api dan masih tahan setelah dilakukan pencucian setara dengan lima kali pencucian domestik. Efek dari penggunaan THPC pada penyempurnaan tahan api dapat mengakibatkan penurunan kekuatan tarik pada kain kapas. Peran TiO2 pada proses penyempurnaan tahan api terhadap kain kapas hanya membantu sedikit peningkatan dalam penahanan nyala api. Kain yang diberikan TiO2 tetap terbakar sampai habis setelah dilakukan pencucian setara dengan lima kali pencucian domestik namun memberikan waktu nyala yang lebih lama dan panjang arang yang lebih pendek jika dibandingkan dengan kapas tanpa penyempurnaan tahan api.
1. DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan Halaman
2.1. Sifat Fisika dan Kimia Karbon Diokasida................................ 28
2.2. Sumber Pencemar Karbon Dioksida ...................................... 33
2.3. Rata-rata CO2 untuk Kendaraan Bermotor (weight Vehicels
Engine)................................................................................... 35
2.4. Faktor Besarnya Polutan Emisi Berdasarkan Bahan Bakar ... 36
2.5. Kebutuhan Oksigen Kendaraan Bermotor.............................. 38
2.6. Kebutuhan Oksigen Menurut Klasifikasi Jenis Kendaraan
Bermotor ................................................................................ 39
2.7. Tingkat CO2 di udara dan Potensi Masalah-masalah
Kesehatan.............................................................................. 41
2.8. Faktor Emisi Untuk Menghitung Karbon Dioksida dari
Konsumsi Minyak ................................................................... 47
2.9. Spesfifikasi Bensin Bertimbal................................................. 48
2.10. Spesfifikasi Minyak Solar ....................................................... 48
2.11. Faktor Emisi Untuk Bahan Bakar ........................................... 49
2.12. Kriteria Jenis Tanaman Untuk Ruang Terbuka Hijau ............. 66
2.13. Beberapa Jenis Tanaman Untuk Ruang Terbuka Hijau ......... 67
3.1. Faktor Besarnya Polutan Emisi Berdasarkan Bahan Bakar ... 76
3.2. Tabel Analisis Valuasi Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan
Bermotor dengan Metode Biaya pengobatan......................... 78
3.3. Nilai Serapan Karbon (C) dan Karbon Dioksida (CO2) Oleh
Vegetasi ................................................................................. 80
3.4. Standar Luas Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Jumlah
Penduduk............................................................................... 87
4.1. Sebaran Garis Ketinggian di Kota Samarinda........................ 97
xiv
2. 4.2. Rekapitulasi Pertamanan Kota Samarinda Dari Tahun 2003
Sampai Dengan Tahun 2008 ................................................. 99
4.3. Luas Wilayah Penggunaan Lahan Ataupun Tanah Dari 2003
Sampai Dengan 2007 di Wilayah Kota Samarinda ................ 101
4.4. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk Kota Samarinda Menurut
Kecamatan dan Kelurahan (Lokasi Penelitian) ...................... 103
4.5. Kepadatan Penduduk Kota Samarinda Menurut Kecamatan
dan Kelurahan (Lokasi Penelitian) ......................................... 103
4.6. Perubahan Panjang Jalan (Km) Berdasarkan Jenis
Permukaan, Kondisi Jalan dan Kelas Jalan di Kota
Samarinda.............................................................................. 106
4.7. Perubahan Suhu Udara, Kelembaban Udara, Curah Hujan,
dan Penyinaran Matahari Dari Tahun 2002 Sampai Dengan
Tahun 2007 di Kota Samarinda.............................................. 109
4.8. Kualitas Udara Ambien di Lokasi Simpang Empat
Lembuswana Dari Tahun 2004 Sampai Dengan Tahun 2008
di Kota Samarinda.................................................................. 110
4.9. Kualitas Udara Ambien di Lokasi Simpang Tiga Lempake
(Samarinda Utara) Dari Tahun 2004 Sampai Dengan Tahun
2008 di Kota Samarinda......................................................... 111
4.10. Kualitas Udara Ambien di Lokasi Simpang Empat Sempaja
(Samarinda Utara) Dari Tahun 2004 Sampai Dengan Tahun
2008 di Kota Samarinda......................................................... 111
4.11. Daftar SPBU Bersubsidi di Kota Samarinda........................... 113
4.12. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan
Tahun, Jenis dan Umur di Kota Samarinda............................ 115
4.13. Pengkonsumsian Bahan Bakar Pada Kendaraan Bermotor
Menurut Jenis Bahan Bakar, Jumlah, Umur, dan Tahun di
Kota Samarinda (Tabel 4.11) ................................................. 118
4.14. Volume Emisi CO2 (ton) Dari Tahun 2003 Sampai Dengan
Tahun 2008 Berdasarkan Umur, Jenis Bahan Bakar, Jenis
Kendaraan Bermotor di Kota Samarinda ............................... 121
4.15. Volume Emisi CO2 (ton) Kendaraan Bermotor Pertahun dan
Marginal Emition (ME)............................................................ 123
xv
3. 4.16. Emisi CO2 Perhari Persatu Kendaraan Bermotor
Berdasarkan Pengkonsumsian Bahan Bakar Dalam
Melakukan Aktivitas Minimum................................................ 128
4.17. Emisi CO2 Berdasarkan Umur, Jumlah Kendaraan Bermotor
Perhari Dari Tahun 2003 Sampai Dengan Tahun 2008
Dengan Mengkonsumsi Bahan Bakar Untuk Aktivitas
Minimum................................................................................. 129
4.18. Emisi CO2 Perhari Berdasarkan Jumlah Kendaraan
Bermotor Dari Tahun 2003 Sampai Dengan Tahun 2008
Dengan Mengkonsumsi Bahan Bakar Untuk Aktivitas
Minimum................................................................................. 130
4.19. Rata-rata Emisi Kendaraan Bermotor di UPTD. Pengujian
Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Samarinda... 131
4.20. Persentase Emisi CO2 Kendaraan Bermotor Berdasarkan
AFR di Kota Samarinda.......................................................... 132
4.21. Analisis Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan Bermotor
Berdasarkan Metode Biaya Pengobatan Pemerintah
(Masyarakat) Pada Lokasi Penelitian Pertama ...................... 135
4.22. Analisis Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan Bermotor
Berdasarkan Metode Biaya Pengobatan Pribadi
(Perorangan) Pada Lokasi Penelitian Pertama ...................... 135
4.23. Valuasi Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan Bermotor (Biaya
Pencemaran) Berdasarkan Biaya Pemerintah (Masyarakat)
dan Pribadi (Perorangan) Pada Lokasi Penelitian Pertama ... 136
4.24. Sub Total, Total dan Marginal Valuasi Ekonomi Emisi CO2
Kendaraan Bermotor (Biaya Pencemaran) Berdasarkan
Biaya Pemerintah (Masyarakat) dan Pribadi (Perorangan)
Pada Lokasi Penelitian Pertama ............................................ 137
4.25. Analisis Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan Bermotor
Berdasarkan Metode Biaya Pengobatan Pemerintah
(Masyarakat) Pada Lokasi Penelitian Kedua.......................... 140
4.26. Analisis Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan Bermotor
Berdasarkan Metode Biaya Pengobatan Pribadi
(Perorangan) Pada Lokasi Penelitian Kedua ......................... 140
4.27. Valuasi Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan Bermotor (Biaya
Pencemaran) Berdasarkan Biaya Pemerintah (Masyarakat)
dan Pribadi (Perorangan) Pada Lokasi Penelitian Kedua ...... 141
xvi
4. 4.28. Sub Total, Total dan Marginal Valuasi Ekonomi Emisi CO2
Kendaraan Bermotor (Biaya Pencemaran) Berdasarkan
Biaya Pemerintah (Masyarakat) dan Pribadi (Perorangan)
Pada Lokasi Penelitian Kedua ............................................... 142
4.29. Analisis Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan Bermotor
Berdasarkan Metode Biaya Pengobatan Pemerintah
(Masyarakat) Pada Lokasi Penelitian Ketiga.......................... 145
4.30. Analisis Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan Bermotor
Berdasarkan Metode Biaya Pengobatan Pribadi
(Perorangan) Pada Lokasi Penelitian Ketiga.......................... 145
4.31. Valuasi Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan Bermotor (Biaya
Pencemaran) Berdasarkan Biaya Pemerintah (Masyarakat)
dan Pribadi (Perorangan) Pada Lokasi Penelitian Ketiga ...... 146
4.32. Sub Total, Total dan Marginal Valuasi Ekonomi Emisi CO2
Kendaraan Bermotor (Biaya Pencemaran) Berdasarkan
Biaya pemerintah (Masyarakat) dan Perorangan (pribadi)
Pada Lokasi Penelitian Ketiga................................................ 147
4.33. Gabungan Ketiga Lokasi Valuasi Ekonomi Emisi CO2
Kendaraan Bermotor (Biaya Pencemaran dan Marginal)
Berdasarkan Biaya Pemerintah (Masyarakat) dan Pribadi
(Perorangan) di Kota Samarinda............................................ 150
4.34. Total Valuasi Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan dan
Marginalnya di Kota Samarinda ............................................. 153
4.35. Daya Tampung Volume dan Valuasi Ekonomi CO2 Luas
Vegetasi Pohon Menurut Kecamatan di Kota Samarinda ...... 157
4.36. Jumlah Pohon, Luas BA., Volume Kayu Bulat, dan Volume
CO2 Pada Vegetasi Ruang Terbuka Hijau (Pemerintah) di
kota Samarinda...................................................................... 161
4.37. Harga volume CO2, Harga Kayu Bulat, Harga Total (Harga
Kayu Bulat Dengan Harga Volume CO2) Pada Ruang
Terbuka hijau Pemerintah (Biaya Penanggulangan).............. 164
4.38. Jumlah Pohon, Luas BA., Volume Kayu Bulat, dan Volume
CO2 Pada Vegetasi Ruang Terbuka Hijau (Masyarakat) di
kota Samarinda...................................................................... 168
4.39. Harga Volume CO2, Harga Kayu Bulat, Harga Total (Harga
Kayu Bulat Dengan Harga Volume CO2) Pada Ruang
Terbuka Hijau Masyarakat (Biaya Penanggulangan) ............. 171
xvii
5. 4.40. Total Jumlah Batang Pohon dan Marginal of Log Pada
Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau ................................... 175
4.41. Total Luas BA (ha) dan Marginal of Basal Area Pada
Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau ................................... 176
4.42. Total Volume Kayu Bulat (m3
) dan Marginal of Log Volume
Pada Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau.......................... 176
4.43. Daya Tampung Dalam Bentuk Volume CO2 (ton) dan
Marginal CO2 Volume Pada Vegetasi Pohon Ruang Terbuka
Hijau....................................................................................... 177
4.44. Total Harga volume CO2 (Rp/ton) dan Marginal Cost CO2
Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau ................................... 182
4.45. Total Harga Volume Kayu (Rp/m3
) dan Marginal Cost Log
Pada Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau.......................... 183
4.46. Total Harga Ruang Terbuka Hijau dan Marginal Cost CO2
and Log (MCCL)..................................................................... 183
4.47. Gabungan Data Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau
(Masyarakat dan Pemerintah) Dari Ketiga Lokasi Penelitian
di Kota Samarinda.................................................................. 189
4.48. Gabungan Valuasi Ekonomi Ruang Terbuka Hijau (Biaya
Penanggulangan dan Marginal) Pemerintah Dengan
Masyarakat dan Ketiga Lokasi Penelitian di Kota Samarinda 192
4.49. Kapasitas Asimilasi Lingkungan Volume dan Valuasi
Ekonomi CO2 Luas Vegetasi Perkecamatan Terhadap Emisi
CO2 Kendaraan Bermotor ...................................................... 197
4.50. Kapasitas Asimilasi Lingkungan Volume CO2 di Ruang
Terbuka Hijau Pemerintah setiap Lokasi Penelitian Terhadap
Total Emisi CO2 Kendaraan Bermotor di Kota Samarinda. .... 201
4.51. Kapasitas Asimilasi Lingkungan Volume CO2 di Ruang
Terbuka Hijau Masyarakat setiap Lokasi Penelitian
Terhadap Total Emisi CO2 Kendaraan Bermotor di Kota
Samarinda.............................................................................. 202
4.52. Kapasitas Asimilasi Lingkungan Volume CO2 di Ruang
Terbuka Hijau Pemerintah Dengan Masyarakat pada Lokasi
Penelitian Terhadap Emisi CO2 Kendaraan Bermotor di Kota
Samarinda.............................................................................. 203
xviii
6. 4.53. Kapasitas Asimilasi Lingkungan Volume CO2 di Ruang
Terbuka Hijau Pemerintah Dengan Masyarakat pada
Gabungan Ketiga Lokasi Penelitian Terhadap Emisi CO2
Kendaraan Bermotor di Kota Samarinda................................ 204
4.54. Kapasitas Asimilasi Lingkungan Valuasi Ekonomi Volume
CO2 di dan Ruang Terbuka Hijau Pemerintah Setiap Lokasi
Penelitian Terhadap Valuasi Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan
Bermotor Biaya Pemerintah (Masyarakat) di Kota Samarinda 206
4.55. Kapasitas Asimilasi Lingkungan Valuasi Ekonomi Volume
CO2 di dan Ruang Terbuka Hijau Masyarakat Setiap Lokasi
Penelitian Terhadap Valuasi Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan
Bermotor Biaya Pemerintah (Masyarakat) di Kota Samarinda 207
4.56. Kapasitas Asimilasi Lingkungan Valuasi Ekonomi Volume
CO2 di dan Ruang Terbuka Hijau (Pemerintah dengan
Masyarakat) pada Lokasi Penelitian Terhadap Valuasi
Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan Bermotor Biaya Pemerintah
(Masyarakat) di Kota Samarinda............................................ 208
4.57. Kapasitas Asimilasi Lingkungan Valuasi Ekonomi Volume
CO2 di dan Ruang Terbuka Hijau Pemerintah Setiap Lokasi
Penelitian Terhadap Valuasi Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan
Bermotor Biaya Pribadi (Perorangan) di Kota Samarinda...... 212
4.58. Kapasitas Asimilasi Lingkungan Valuasi Ekonomi Volume
CO2 di dan Ruang Terbuka Hijau Masyarakat Setiap Lokasi
Penelitian Terhadap Valuasi Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan
Bermotor Biaya Pribadi (Perorangan) di Kota Samarinda...... 213
4.59. Kapasitas Asimilasi Lingkungan Valuasi Ekonomi Volume
CO2 di dan Ruang Terbuka Hijau (Pemerintah dengan
Masyarakat) pada Lokasi Penelitian Terhadap Valuasi
Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan Bermotor Biaya Pribadi
(Perorangan) di Kota Samarinda............................................ 214
4.60. Kapasitas Asimilasi Lingkungan Valuasi Ekonomi Volume
CO2 di dan Ruang Terbuka Hijau Pemerintah Setiap Lokasi
Penelitian Terhadap Valuasi Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan
Bermotor Biaya Pemerintah (Masyarakat) Dengan Pribadi
(Perorangan) di Kota Samarinda............................................ 219
4.61. Kapasitas Asimilasi Lingkungan Valuasi Ekonomi Volume
CO2 di dan Ruang Terbuka Hijau Masyarakat Setiap Lokasi
Penelitian Terhadap Valuasi Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan
xix
7. Bermotor Biaya Pemerintah (Masyarakat) Dengan Pribadi
(Perorangan) di Kota Samarinda............................................ 220
4.62. Kapasitas Asimilasi Lingkungan Valuasi Ekonomi Volume
CO2 di dan Ruang Terbuka Hijau Pemerintah dengan
Masyarakat Setiap Lokasi Penelitian Terhadap Valuasi
Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan Bermotor Biaya Pemerintah
(Masyarakat) Dengan Pribadi (Perorangan) di Kota
Samarinda.............................................................................. 221
4.63. Kapasitas Asimilasi Lingkungan Gabungan Ketiga lokasi
Penelitian Valuasi Ekonomi Volume CO2 di dan Ruang
Terbuka Hijau Pemerintah dengan Masyarakat Terhadap
Valuasi Ekonomi Emisi CO2 Kendaraan Bermotor Biaya
Pemerintah (Masyarakat) Dengan Pribadi (Perorangan) di
Kota Samarinda ..................................................................... 222
4.64. Tabel Data Biaya Pencemaran Beserta Marginal
(Pemerintah (Masyarakat) dan Pribadi (Perorangan) dan
Gabungan Biaya Penanggulangan Beserta Marginal
(Pemerintah Dengan Masyarakat) ......................................... 231
4.65. Tabel Data Biaya Pencemaran Beserta Marginal (Gabungan
Pemerintah (Masyarakat) Dengan Pribadi (Perorangan) dan
Gabungan Biaya Penanggulangan Beserta Marginal
(Pemerintah Dengan Masyarakat) ......................................... 232
4.66. Penjelasan Titik Perpotongan Biaya Pencemaran Marginal
(KSM dan KPM) Dengan Gabungan Biaya Penangulangan
Marginal Pemerintah Dengan Masyarakat (MCC dan MCCL)
di Lokasi Pertama Berdasarkan Gambar 4.28 ....................... 235
4.67. Penjelasan Titik Perpotongan Gabungan Biaya Pencemaran
Marginal Dengan Gabungan Biaya Penangulangan Marginal
Pemerintah Dengan Masyarakat (MCC dan MCCL) di Lokasi
Pertama Berdasarkan Gambar 4.29 ...................................... 235
4.68. Tingkat Emisi Yang Efesien Untuk Masing-masing Biaya
Pencemaran Marginal di Lokasi Penelitian Pertama.............. 236
4.69. Tingkat Emisi Yang Efesien Untuk Gabungan Biaya
Pencemaran Marginal di Lokasi Penelitian Pertama.............. 236
4.70. Penjelasan Titik Perpotongan Biaya Pencemaran Marginal
(KSM dan KPM) Dengan Gabungan Biaya Penangulangan
Marginal Pemerintah Dengan Masyarakat (MCC dan MCCL)
di Lokasi Kedua Berdasarkan Gambar 4.30........................... 239
xx
8. 4.71. Penjelasan Titik Perpotongan Gabungan Biaya Pencemaran
Marginal Dengan Gabungan Biaya Penangulangan Marginal
Pemerintah Dengan Masyarakat (MCC dan MCCL) di Lokasi
Kedua Berdasarkan Gambar 4.31.......................................... 239
4.72. Tingkat Emisi Yang Efesien Untuk Masing-masing Biaya
Pencemaran Marginal di Lokasi Penelitian Kedua................. 240
4.73. Tingkat Emisi Yang Efesien Untuk Gabungan Biaya
Pencemaran Marginal di Lokasi Penelitian Kedua ................. 240
4.74. Penjelasan Titik Perpotongan Biaya Pencemaran Marginal
(KSM dan KPM) Dengan Gabungan Biaya Penangulangan
Marginal Pemerintah Dengan Masyarakat (MCC dan MCCL)
di Lokasi Ketiga Berdasarkan Gambar 4.32........................... 243
4.75. Penjelasan Titik Perpotongan Gabungan Biaya Pencemaran
Marginal Dengan Gabungan Biaya Penangulangan Marginal
Pemerintah Dengan Masyarakat (MCC dan MCCL) di Lokasi
Ketiga Berdasarkan Gambar 4.33.......................................... 243
4.76. Tingkat Emisi Yang Efesien Untuk Masing-masing Biaya
Pencemaran Marginal di Lokasi Penelitian Ketiga ................. 244
4.77. Tingkat Emisi Yang Efesien Untuk Gabungan Biaya
Pencemaran Marginal di Lokasi Penelitian Ketiga ................. 244
4.78. Tabel Gabungan Data Ketiga Lokasi Penelitian Untuk
Masing-masing Biaya Pencemaran Beserta Marginal dan
Gabungan Biaya Penanggulangan Beserta Marginal ............ 248
4.79. Tabel Gabungan Data Ketiga Lokasi Penelitian Untuk
Gabungan Biaya Pencemaran Beserta Marginal dan
Gabungan Biaya Penanggulangan Beserta Marginal ............ 248
4.80. Penjelasan Titik Perpotongan Biaya Pencemaran Marginal
(KSM dan KPM) Dengan Gabungan Biaya Penangulangan
Marginal Pemerintah Dengan Masyarakat (MCC dan MCCL)
Pada Gabungan Ketiga Penelitian Berdasarkan Gambar
4.34 ........................................................................................ 251
4.81. Penjelasan Titik Perpotongan Gabungan Biaya Pencemaran
Marginal Dengan Gabungan Biaya Penangulangan Marginal
Pemerintah Dengan Masyarakat (MCC dan MCCL) Pada
Gabungan Ketiga Penelitian Berdasarkan Gambar 4.35 ....... 251
4.82. Tingkat Emisi Yang Efesien Untuk Masing-masing Biaya
Pencemaran Marginal Pada Gabungan Lokasi Penelitian ..... 252
xxi
9. 4.83. Tingkat Emisi Yang Efesien Untuk Gabungan Biaya
Pencemaran Marginal Pada Gabungan Lokasi Penelitian ..... 252
4.84. Selisih antara Ruang Terbuka Hijau Yang Ada Setiap
Lokasi Penelitian Terhadap Standar Luas Ruang Terbuka
HIjau Berdasarkan Jumlah Penduduk.................................... 257
4.85. Kesesuaian Luas Ruang Terbuka Hijau Yang Ada Pada
Lokasi Penelitian Terhadap Luas Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Emisi Karbon Dioksida (CO2) Kendaraan
Bermotor ................................................................................ 262
4.86. Selisih dan Kesesuaian Jumlah Kendaraan Bermotor
Berdasarkan Volume CO2 Vegetasi Pohon di Ruang
Terbuka Hijau Research at Existing Condition Lokasi
Pertama.................................................................................. 267
4.87. Selisih dan Kesesuaian Jumlah Kendaraan Bermotor
Berdasarkan Volume CO2 Vegetasi Pohon di Ruang
Terbuka Hijau Research at Existing Condition Lokasi Kedua 269
4.88. Selisih dan Kesesuaian Jumlah Kendaraan Bermotor
Berdasarkan Volume CO2 Vegetasi Pohon di Ruang
Terbuka Hijau Research at Existing Condition Lokasi ketiga . 271
4.89. Kesesuaian Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan
Volume CO2 pada Ruang Terbuka Hijau Research at
Existing Condition Gabungan Ketiga Lokasi Penelitian.......... 273
4.90. Tabel Gabungan Valuasi Ekonomi Pencemar Emisi
Kendaraan Bermotor dan Kapasitas Asimilasi Lingkungan
Ruang Terbuka Hijau Serta Tingkat Emisi Yang Efesien di
Kota Samarinda ..................................................................... 285
xxii