SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
PENGELOLAAN GANGGUAN
PROSES MENYUSUI
HADINA, SST., M.KEB
Latar Belakang
 Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama,
utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat
alamiah.
 Hampir semua ibu dapat dengan sukses
menyusui, diukur dari permulaan pemberian ASI
dalam jam pertama kehidupan bayi, menyusui
secara eksklusif untuk 6 bulan pertama dan
meneruskan menyusui (bersama dengan
memberikan makanan pelengkap yang sesuai)
hingga usia 2 tahun atau lebih.
 Namun demikian, sejumlah kecil kondisi
kesehatan bayi atau ibu dapat membenarkan
alasan untuk ibu tidak menyusui sementara atau
Gangguan
Menyusui
Kondisi Ibu
Masa Antenatal
Masa pasca persalinan dini,
Masa pasca persalinan lanjut
Kondisi Bayi
Masalah Menyusui
pada Keadaan
Khusus
A. Gangguan Masa Antenatal
Puting terbenam (Retracted/Inverted Nipples) dan
Puting rata (Flat Nipples). Masalah ini diperbaiki dengan
meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari di daerah
payudara, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah
berlawanan (The Hoffman Technique),dll
Beberapa literatur merekomendasikan menggunakan pompa
payudara untuk menarik puting yang terbenam seperti
kondom puting dan rubber band
1. Metode kondom puting (supple
cup)
Horwitz JB. The Use of Supple Cups for Flat, Retracting, and Inverted Nipples. Clin Lac [serial online]
2011 [diunduh 31 Agustus 2015];2(3):[4 screens]. Tersedia dari: URL: www.clinicallactation.org.
 Ditemukan oleh Ron Daley. Supple cup berbentuk silikon kecil, digunakan oleh
ibu hamil dimulai pada usia kehamilan 37 minggu untuk menghindari
kemungkinan kontraksi selama 15 menit sampai 4 jam sehari didalam bra.
Diameter supple cup tersedia dalam empat ukuran mulai dari 12,5 mm sampai 16
mm.
 Cara: Oleskan sedikit lanolin ke tepi supple cup. Letakkan supple cup ke puting
dan remas dasar supple cup dengan lembut ke arah puting, supple cup spt
vakum lembut yang menarik puting ke dalam supple cup.
 Hasil: 10 dari 12 wanita (83%) mampu melakukan perlekatan dan menyusui
setelah menggunakan supple cup. Delapan wanita (67%) akhirnya ASI eksklusif
pada bayi mrka
2. Metode rubber band
 Penelitian ini dilakukan pada 19 ibu post partum yang mengalami
masalah putting datar dan terbenam selama periode 6 bulan. Ibu
post partum diintervensi untuk menggunakan rubber band selama
menyusui sampai mereka yakin bayi menempel tanpa rubber band.
Para ibu diberi pilihan untuk memberi makan ASI jika mereka
memiliki kesulitan dalam menyusui bayi pada payudara bahkan
setelah menggunakan band.
 Tindak lanjut dilakukan pada hari ke-3, hari 7, dan 4 minggu. Selama
periode tindak lanjut, informasi yang dikumpulkan mengenai praktik
menyusui, komplikasi (misalnya nyeri, band tergelincir, dll), dan
apakah ibu masih menggunakan metode atau tidak.Chakrabarti K, Basu S. Management of flat or inverted nipples with simple rubber bands. Breast Med. 2011;0(0):1─5.
 Proses ini pada dasarnya
menempatkan karet gelang
(lateks) sekitar pangkal puting,
sehingga membuatnya
menonjol.
 Rubber band ini dapat
dipasang dengan tangan, tapi
lebih nyaman menggunakan
jarum suntik. Standar keliling
tepi lateks yang dianjurkan
adalah sekitar 10 cm.
 Hasil: 3 % bayi pada ibu yang
dipasang rubber band bisa
mencapai perlekatan yang baik
dalam waktu 3 hari, dan
sisanya pada akhir bulan, tidak
ada komplikasi seperti sakit
atau tergelincir dari band yang
dilaporkan.
Chakrabarti K, Basu S. Management of flat or inverted nipples with simple rubber bands. Breast Med. 2011;0(0):1─5.
B. Gangguan Masa Pasca Persalinan Dini
1. Puting Lecet (Sore Nipples)
Dalam beberapa literatur, penelitian tentang
mencegah atau mengobati puting lecet :
Mohammad zadeh et al
ASI untuk penyembuhan yang lebih baik .
Tanchev et al
lanolin murni (Lansinoh) baik untuk
pencegahan dan pengobatan.
Kuscu et al
Air hangat dan sabun yang mirip dengan
dexpanthenol dapat mencegah nyeri puting.
Melli et al
Gel peppermint untuk puting lecet lebih efektif
bila dibandingkan dengan plasebo dan lanolin.
Oguz S, Isik S, Cakir Gungor AN, Seker M, Ogretmen Z. Protective efficacy of olive oil for sore
nipples during nursing. J Family Med Community Health. 2014;1(4):1021.
 Posisi menyusui yang benar.
 Kantong teh hijau yang direndam dengan air
hangat, minyak kelapa murni, madu dan
kompres air hangat membantu proses
penyembuhan puting lecet.
 Minyak zaitun terdiri dari flavonoid,
antioksidan, antibakteri, anti jamur, senyawa ini
juga telah teruji untuk berbagai gangguan kulit,
seperti dermatitis atopik, ruam popok, dan
perawatan kulit bayi prematur.
2. Bengkak pada Payudara (Engorgement)
Pengobatan untuk pembengkakan payudara
bisa dilakukan dengan akupuntur, daun kubis,
kompres gel dingin, pengobatan farmakologi.
Selain itu, pemijatan dengan lembut, sering
menyusui, posisi menyusui yang benar, dan
kompres hangat pada payudara bisa
meringankan nyeri.
3. Mastitis
 Penatalakasanaan mastitis:
 Pendidikan kesehatan dan peer support pada
waktu antenatal.
 Pengosongan ASI yang adekuat dengan
pompa atau manual.
 Pijatan sebelum dan selama menyusui untuk
memfasilitasi pengeluaran ASI dari payudara
dan melembutkan jaringan payudara ketika
mengalirkan ASI.
 Menghindari stress.
 Penggunaan antibiotic provilaksis.
Pada dasarnya ibu masih dapat melanjutkan proses menyusui ,
bila menyusui sangat menyakitkan, ASI harus tetap dikeluarkan
untuk mencegah progresivitas penyakit
4. Abses Payudara
Abses payudara disebabkan
oleh bakteri paling sering
staphylococcus aureus yang
masuk melalui laserasi kecil
pada kulit seperti puting retak,
puting lecet dan berkembang
biak di saluran laktiferus
stagnan. Tanda dan gejala
abses payudara adalah
terdapat benjolan, nyeri,
kemerahan, bengkak, demam
dan malaise, serta pembesaran
kelenjar getah bening aksila
Taylor dan Way menjelaskan tindakan
pengobatan abses payudara:
 Analgesik :
ibuprofen dianggap paling efisien membantu
untuk mengurangi peradangan dan edema.
Parasetamol sebagai alternatif. Tramadol dan
opioid lainnya dihindari karena memiliki efek
depresan sistem saraf pusat pada bayi baru
lahir.
 Menggunakan penyangga payudara yang
menopang untuk mengurangi pergerakan
organ sehingga rasa sakit dan edema dapat
berkurang.
 Peran daun kubis: kompres daun kubis efektif
mengurangi rasa sakit dan pembengkakan payudara.
 Mengosongkan payudara : pengosongan payudara
merupakan aspek penting dalam manajemen infeksi
payudara yang kadang-kadang diabaikan
Menyusui harus dilanjutkan pada payudara yang tidak terkena
abses, menyusui dari payudara yang
terkena dapat dilanjutkan setelah perawatan mulai.
Kataria K, Sriwastava A, Dhar A. Management of lactational mastitis and breast abscesses: review of current knowledge and
practice. Indian J Surg. (November–December 2013) 75(6):430–435. DOI 10.1007/s12262-012-0776-1.
Gangguan Masa Persalinan
Lanjut
Sindrom ASI Kurang
Penyebab ASI berkurang yaitu adanya
sumbatan pada payudara, posisi yang salah
saat menyusui, dan penggunaan alat
kontrasepsi.
Kenyataannya, ASI sebenarnya tidak kurang.
Sehingga terkadang timbul masalah bahwa
ibu merasa ASInya tidak mencukupi dan ada
keinginan untuk menambah dengan susu
formula.
Masalah Menyusui pada
Keadaan Khusus
1. Ibu Melahirkan
dengan Sectio
Caesarea (SC)
IMD bisa dilakukan
oleh ibu dengan
persalinan SC bila
kondisi fisik ibu
memungkinkan.
Selanjutnya segera
rawat gabung.
2. Ibu yang Sakit
 Ibu terinfeksi HIV diminta memilih ASI eksklusif
atau susu formula eksklusif. Sangat tidak
dianjurkan untuk menyusui campur (mix feeding)
karena berdampak kurang optimalnya
perlindungan yang diberikan ASI terhadap bayi.
Apabila ibu memilih memberikan susu formula
Eksklusif maka harus memenuhi persyaratan
AFASS: – Acceptable – Feasible–Affordable–
Sustainable–Safe.
 Menghentikan ASI sementara dibenarkan bila ibu
menderita penyakit yang sangat berat misalnya
sepsis, gagal jantung, gagal ginjal atau kanker.
 Ibu dengan penyakit Virus Herpes Simplex tipe 1
(HSV-1): kontak langsung antara luka pada
payudara ibu dan mulut bayi sebaiknya dihindari
sampai semua lesi aktif telah diterapi hingga
tuntas.
UNICEF/WHO. 2009. Alasan medis yang dapat diterima sebagai dasar penggunaan pengganti ASI. http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi-
bin/sis/ htmlgen?LACT. diakses tanggal 10 September 2015
Lanjutan…
 Ibu dalam pengobatan: Obat-obatan
psikoterapi jenis penenang, obat anti-epilepsi
dan opioid dan kombinasinya, Radioaktif iodin-
131 , Penggunaan yodium atau yodofor topikal
(misalnya povidone-iodine) secara berlebihan,
terutama pada luka terbuka atau membran
mukosa, dapat menyebabkan penekanan
hormon tiroid atau kelainan elektrolit pada bayi
yang mendapat ASI dan harus dihindari, dan
sitotoksik kemoterapi mensyaratkan bahwa
seorang ibu harus berhenti menyusui selama
terapi.
Lanjutan…
 Ibu dengan Tuberkulosis: ibu dan bayi harus
diterapi sesuai dengan pedoman tuberkulosis
nasional
 Penggunaan nikotin, alkohol, ekstasi, amfetamin,
kokain, dan stimulan sejenis oleh ibu telah terbukti
memiliki efek berbahaya pada bayi yang disusui;
 Alkohol, opioid, benzodiazepin dan ganja dapat
menyebabkan sedasi pada ibu dan bayi.
 Ibu harus didorong untuk tidak menggunakan zat-
zat tersebut, dan diberi kesempatan dan
dukungan untuk tidak lagi terlibat di dalamnya.UNICEF/WHO. 2009. Alasan medis yang dapat diterima sebagai dasar penggunaan pengganti ASI. http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi-
bin/sis/ htmlgen?LACT. diakses tanggal 10 September 2015
Depkes, RI, 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
IndonesiaNomor450/MENKES/IV/ Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di
Indonesia, Jakarta
3. Ibu Hamil
Kandungan ASI dari ibu hamil yang sedang
menyusui akan memiliki kuantitas dan kualitas
yang berkurang apalagi memasuki usia
kehamilan trimester kedua.
sepanjang ibu sehat tidak ada teori yang
membuktikan menyusui dapat memicu
keguguran atau persalinan prematur. Menyusui
dapat diteruskan jika kondisi kehamilan
dinyatakan sehat dan normal oleh dokter dan
usia bayi di bawah 6 bulan.
Masalah Menyusui Pada Bayi
1. Bingung Puting (Nipple confusion)
Neifert et.al membagi bingung puting menjadi
2 :
tipe A kesulitan neonatus dalam menempelkan
dan menghisap ASI dari payudara,
tipe B bayi yang menolak menyusu melalui
payudara ibu dan lebih memilih menyusu dari
botol karena bayi tidak mampu untuk
beradaptasi dengan mekanisme menghisap
yang berbeda antara payudara ibu dan botol.
Lanjutann…
Zimmerman E, Thompson K. Clarifying nipple confusion. J Perin. 2015:1─5.
 Tanda-tanda: mengisap puting seperti
menghisap dot, menghisap terbutus-putus dan
sebentar, bayi menolak menyusu.
 Tindakan: Membatasi penggunaan dot dalam
memberikan susu, jika terpaksa berikan
dengan sendok atau pipet.
 Bayi yang menggunakan dot pada 1 bulan
pertama ASI akan beresiko 4 kali lebih besar
untuk mengalami bingung puting.
2. Bayi Kembar
 Posisi yang
disarankan untuk
menyusui bayi kembar
adalah football hold,
Cradle hold, dan
kombinasi keduanya
(posisi sejajar)
Cinar DN, Alvur MT, Kose D, Nemut T.
Breastfeeding twins: a qualitative study. J health
popul nutr. 2013 Dec;3(1):504-509
3. Bayi dengan Lidah Pendek (Tongue-tie)
Kondisi ini terjadi jika
frenulum (jaringan ikat yang
menghubungkan dasar
lidah dengan ujung lidah
bagian bawah/ tali lidah)
lidah bayi terlalu pendek
sehingga mobilitas lidah
terbatas
 Cara menyusui :
Ibu membantu dengan menahan kedua bibir
bayi segera setelah bayi dapat menangkap
puting dan areola dengan benar.
Sebaiknya langsung menemui
konselor/konsultan laktasi untuk diperiksakan
dengan memperbaiki dulu posisi dan
perlekatan menyusui. Bila hal ini tidak
membantu, maka pada lidah bayi perlu
dilakukan tindakan frenotomi.
4. Bayi dengan Bibir Sumbing
 Bayi dengan bibir sumbing sulit
melekat di payudara ibu dan sulit
mengisap ASI
 Jika bayi tidak bisa menyusu,
perah ASI dan berikan dengan
menggunakan sendok, pipet,
atau dot panjang.
 Jika bibir yang sumbing tidak
parah, susui bayi. Masukkan
satu jari ibu untuk menutup
rongga di mulut bayi, agar
rongga itu “terisi” dan bayi bisa
mengisap normal.
5. Bayi Prematur
 Bayi yang lahir usia 28 minggu sudah dapat meraih
payudara ibu, usia 30 minggu dapat melekat dan
menyusu langsung, usia 32 minggu dapat menyusu
penuh.
 Bukti-bukti menunjukkan bahwa metabolisme bayi
prematur jauh lebih stabil ketika kontak kulit ke kulit di
bandingkan dalam inkubator.
 Ibu yang melakukan metode Kangguru ini dapat
memproduksi ASI lebih banyak, ia dapat menyusui
bayinya lebih segera dan bayi akan menyusu lebih
baik.
 Bayi-bayi di mana ASI tetap merupakan pilihan
makanan terbaik tetapi mungkin membutuhkan
makanan lain selain ASI untuk jangka waktu terbatas
Bayi yang seharusnya tidak menerima ASI atau
susu lainnya kecuali formula khusus:
 Bayi dengan galaktosemia klasik: diperlukan formula khusus
bebas galaktosa.
 Bayi dengan penyakit kemih beraroma sirup mapel/maple
syrup urine disease: diperlukan formula khusus bebas leusin,
isoleusin dan valin.
 Bayi dengan fenilketonuria: dibutuhkan formula khusus bebas
fenilalanin (dimungkinkan beberapa kali menyusui, di bawah
pengawasan ketat).
 Bayi baru lahir yang berisiko hipoglikemia berdasarkan
gangguan adaptasi metabolisme atau peningkatan
kebutuhan glukosa (seperti pada bayi prematur, kecil untuk
umur kehamilan atau yang mengalami stres iskemik /
intrapartum hipoksia yang signifkan, bayi-bayi yang sakit dan
bayi yang memiliki ibu pengidap diabetes) jika gula darahnya
gagal merespon pemberian ASI baik secara langsung
maupun tidak langsung.
UNICEF/WHO. 2009. Alasan medis yang dapat diterima sebagai dasar penggunaan pengganti ASI. http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi-
bin/sis/ htmlgen?LACT. diakses tanggal 10 September 2015
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamilHetty Astri
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanAnna Nisa
 
Komplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilanKomplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilanHetty Astri
 
Konsepsi dan kehamilan
Konsepsi dan kehamilanKonsepsi dan kehamilan
Konsepsi dan kehamilanChaicha Ceria
 
Aspek sosial budaya jawa tentang kehamilan, nifas dan bbl
Aspek sosial budaya jawa tentang kehamilan, nifas dan bblAspek sosial budaya jawa tentang kehamilan, nifas dan bbl
Aspek sosial budaya jawa tentang kehamilan, nifas dan bblTyas Mlik Dy S'org
 
Ppt 3 prof d4 oke
Ppt 3 prof d4 okePpt 3 prof d4 oke
Ppt 3 prof d4 okezikri afdal
 
Ppt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhanaPpt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhanalia lia
 
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan MedisKB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medispjj_kemenkes
 
Konsep kebidanan teori Ramona T Mercer
Konsep kebidanan teori Ramona T MercerKonsep kebidanan teori Ramona T Mercer
Konsep kebidanan teori Ramona T Mercerbettycan33
 
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluargaPemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluargaRahayu Pratiwi
 
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu sri wahyuni
 
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifasFaktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifasRahayu Pratiwi
 
Pemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang KehamilanPemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang KehamilanMelly anti
 

What's hot (20)

Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamilPerubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme Persalinan
 
Adaptasi bbl
Adaptasi bbl Adaptasi bbl
Adaptasi bbl
 
Sejarah pelayanan kebidanan diluar negri
Sejarah pelayanan kebidanan diluar negriSejarah pelayanan kebidanan diluar negri
Sejarah pelayanan kebidanan diluar negri
 
Komplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilanKomplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilan
 
Ppt nifas
Ppt nifasPpt nifas
Ppt nifas
 
Konsepsi dan kehamilan
Konsepsi dan kehamilanKonsepsi dan kehamilan
Konsepsi dan kehamilan
 
Aspek sosial budaya jawa tentang kehamilan, nifas dan bbl
Aspek sosial budaya jawa tentang kehamilan, nifas dan bblAspek sosial budaya jawa tentang kehamilan, nifas dan bbl
Aspek sosial budaya jawa tentang kehamilan, nifas dan bbl
 
Ppt 3 prof d4 oke
Ppt 3 prof d4 okePpt 3 prof d4 oke
Ppt 3 prof d4 oke
 
Ppt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhanaPpt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhana
 
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan MedisKB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
 
Kunjungan ulang hamil
Kunjungan ulang hamilKunjungan ulang hamil
Kunjungan ulang hamil
 
Konsep kebidanan teori Ramona T Mercer
Konsep kebidanan teori Ramona T MercerKonsep kebidanan teori Ramona T Mercer
Konsep kebidanan teori Ramona T Mercer
 
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluargaPemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
 
midwifery care
midwifery caremidwifery care
midwifery care
 
ASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILAN
ASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILANASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILAN
ASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILAN
 
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
 
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifasFaktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
 
Anfis payudara
Anfis payudaraAnfis payudara
Anfis payudara
 
Pemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang KehamilanPemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
Pemeriksaan Kunjungan Ulang Kehamilan
 

Similar to Pengelolaan gangguan proses menyusui ppt

PPT, Nifas_Pengelolaan Masalah Gangguan Proses Laktasi.pptx
PPT, Nifas_Pengelolaan Masalah Gangguan Proses Laktasi.pptxPPT, Nifas_Pengelolaan Masalah Gangguan Proses Laktasi.pptx
PPT, Nifas_Pengelolaan Masalah Gangguan Proses Laktasi.pptxevazulioktavia1998
 
Efek plasebo kompres daun kol dalam mengatasi pembengkakan payudara pada ibu ...
Efek plasebo kompres daun kol dalam mengatasi pembengkakan payudara pada ibu ...Efek plasebo kompres daun kol dalam mengatasi pembengkakan payudara pada ibu ...
Efek plasebo kompres daun kol dalam mengatasi pembengkakan payudara pada ibu ...bintunnahl501
 
Pelaksanaan asuhan Kebidanan ibu nifas
Pelaksanaan asuhan Kebidanan ibu nifas Pelaksanaan asuhan Kebidanan ibu nifas
Pelaksanaan asuhan Kebidanan ibu nifas pjj_kemenkes
 
Iniasi menyusu dini
Iniasi menyusu diniIniasi menyusu dini
Iniasi menyusu diniSidan Emozie
 
Indiv Nifas_Syafira Azzahra_66.pptx
Indiv Nifas_Syafira Azzahra_66.pptxIndiv Nifas_Syafira Azzahra_66.pptx
Indiv Nifas_Syafira Azzahra_66.pptxSyafiraAzzahra21
 
A.04.lailah fauziah.tugas4(perbaikan materi)
A.04.lailah fauziah.tugas4(perbaikan materi)A.04.lailah fauziah.tugas4(perbaikan materi)
A.04.lailah fauziah.tugas4(perbaikan materi)Lailah Fauziah
 
Metode kanguru
Metode kanguruMetode kanguru
Metode kangurunency2325
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Persalinan Kala I dan II
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Persalinan Kala I dan IIPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Persalinan Kala I dan II
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Persalinan Kala I dan IIpjj_kemenkes
 
PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...
PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...
PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...evazulioktavia1998
 
Susu Ibu
Susu IbuSusu Ibu
Susu Ibuchuai
 
Krem dan Coklat Lucu Estetik Makalah Presentasi.pdf
Krem dan Coklat Lucu Estetik Makalah Presentasi.pdfKrem dan Coklat Lucu Estetik Makalah Presentasi.pdf
Krem dan Coklat Lucu Estetik Makalah Presentasi.pdfSitinuraeniHamzah
 
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptx
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptxKELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptx
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptxmutiaramedika2
 
Materi 2 Konsep dan penilaian persalinan.pdf
Materi 2 Konsep dan penilaian persalinan.pdfMateri 2 Konsep dan penilaian persalinan.pdf
Materi 2 Konsep dan penilaian persalinan.pdfakeh2
 
Pelayanan kontrasepsi dan kb di masyarakat
Pelayanan kontrasepsi dan kb di masyarakatPelayanan kontrasepsi dan kb di masyarakat
Pelayanan kontrasepsi dan kb di masyarakatIinthane Permathe
 

Similar to Pengelolaan gangguan proses menyusui ppt (20)

PPT, Nifas_Pengelolaan Masalah Gangguan Proses Laktasi.pptx
PPT, Nifas_Pengelolaan Masalah Gangguan Proses Laktasi.pptxPPT, Nifas_Pengelolaan Masalah Gangguan Proses Laktasi.pptx
PPT, Nifas_Pengelolaan Masalah Gangguan Proses Laktasi.pptx
 
Efek plasebo kompres daun kol dalam mengatasi pembengkakan payudara pada ibu ...
Efek plasebo kompres daun kol dalam mengatasi pembengkakan payudara pada ibu ...Efek plasebo kompres daun kol dalam mengatasi pembengkakan payudara pada ibu ...
Efek plasebo kompres daun kol dalam mengatasi pembengkakan payudara pada ibu ...
 
Pelaksanaan asuhan Kebidanan ibu nifas
Pelaksanaan asuhan Kebidanan ibu nifas Pelaksanaan asuhan Kebidanan ibu nifas
Pelaksanaan asuhan Kebidanan ibu nifas
 
Iniasi menyusu dini
Iniasi menyusu diniIniasi menyusu dini
Iniasi menyusu dini
 
Proposal paket happy moms rs x
Proposal paket happy moms rs x Proposal paket happy moms rs x
Proposal paket happy moms rs x
 
Mastitis
MastitisMastitis
Mastitis
 
Mastitis
MastitisMastitis
Mastitis
 
Indiv Nifas_Syafira Azzahra_66.pptx
Indiv Nifas_Syafira Azzahra_66.pptxIndiv Nifas_Syafira Azzahra_66.pptx
Indiv Nifas_Syafira Azzahra_66.pptx
 
PERAWATAN PAYUDARA
PERAWATAN PAYUDARAPERAWATAN PAYUDARA
PERAWATAN PAYUDARA
 
A.04.lailah fauziah.tugas4(perbaikan materi)
A.04.lailah fauziah.tugas4(perbaikan materi)A.04.lailah fauziah.tugas4(perbaikan materi)
A.04.lailah fauziah.tugas4(perbaikan materi)
 
Metode kanguru
Metode kanguruMetode kanguru
Metode kanguru
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Persalinan Kala I dan II
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Persalinan Kala I dan IIPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Persalinan Kala I dan II
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Persalinan Kala I dan II
 
PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...
PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...
PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...
 
Susu Ibu
Susu IbuSusu Ibu
Susu Ibu
 
Materi peserta pmba new
Materi peserta pmba  newMateri peserta pmba  new
Materi peserta pmba new
 
Krem dan Coklat Lucu Estetik Makalah Presentasi.pdf
Krem dan Coklat Lucu Estetik Makalah Presentasi.pdfKrem dan Coklat Lucu Estetik Makalah Presentasi.pdf
Krem dan Coklat Lucu Estetik Makalah Presentasi.pdf
 
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptx
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptxKELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptx
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptx
 
Materi 2 Konsep dan penilaian persalinan.pdf
Materi 2 Konsep dan penilaian persalinan.pdfMateri 2 Konsep dan penilaian persalinan.pdf
Materi 2 Konsep dan penilaian persalinan.pdf
 
Asuhan keperawatan pada bendungan asi
Asuhan keperawatan pada bendungan asiAsuhan keperawatan pada bendungan asi
Asuhan keperawatan pada bendungan asi
 
Pelayanan kontrasepsi dan kb di masyarakat
Pelayanan kontrasepsi dan kb di masyarakatPelayanan kontrasepsi dan kb di masyarakat
Pelayanan kontrasepsi dan kb di masyarakat
 

Recently uploaded

presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 

Recently uploaded (20)

presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 

Pengelolaan gangguan proses menyusui ppt

  • 2. Latar Belakang  Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah.  Hampir semua ibu dapat dengan sukses menyusui, diukur dari permulaan pemberian ASI dalam jam pertama kehidupan bayi, menyusui secara eksklusif untuk 6 bulan pertama dan meneruskan menyusui (bersama dengan memberikan makanan pelengkap yang sesuai) hingga usia 2 tahun atau lebih.  Namun demikian, sejumlah kecil kondisi kesehatan bayi atau ibu dapat membenarkan alasan untuk ibu tidak menyusui sementara atau
  • 3. Gangguan Menyusui Kondisi Ibu Masa Antenatal Masa pasca persalinan dini, Masa pasca persalinan lanjut Kondisi Bayi Masalah Menyusui pada Keadaan Khusus
  • 4. A. Gangguan Masa Antenatal Puting terbenam (Retracted/Inverted Nipples) dan Puting rata (Flat Nipples). Masalah ini diperbaiki dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari di daerah payudara, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah berlawanan (The Hoffman Technique),dll Beberapa literatur merekomendasikan menggunakan pompa payudara untuk menarik puting yang terbenam seperti kondom puting dan rubber band
  • 5. 1. Metode kondom puting (supple cup) Horwitz JB. The Use of Supple Cups for Flat, Retracting, and Inverted Nipples. Clin Lac [serial online] 2011 [diunduh 31 Agustus 2015];2(3):[4 screens]. Tersedia dari: URL: www.clinicallactation.org.  Ditemukan oleh Ron Daley. Supple cup berbentuk silikon kecil, digunakan oleh ibu hamil dimulai pada usia kehamilan 37 minggu untuk menghindari kemungkinan kontraksi selama 15 menit sampai 4 jam sehari didalam bra. Diameter supple cup tersedia dalam empat ukuran mulai dari 12,5 mm sampai 16 mm.  Cara: Oleskan sedikit lanolin ke tepi supple cup. Letakkan supple cup ke puting dan remas dasar supple cup dengan lembut ke arah puting, supple cup spt vakum lembut yang menarik puting ke dalam supple cup.  Hasil: 10 dari 12 wanita (83%) mampu melakukan perlekatan dan menyusui setelah menggunakan supple cup. Delapan wanita (67%) akhirnya ASI eksklusif pada bayi mrka
  • 6. 2. Metode rubber band  Penelitian ini dilakukan pada 19 ibu post partum yang mengalami masalah putting datar dan terbenam selama periode 6 bulan. Ibu post partum diintervensi untuk menggunakan rubber band selama menyusui sampai mereka yakin bayi menempel tanpa rubber band. Para ibu diberi pilihan untuk memberi makan ASI jika mereka memiliki kesulitan dalam menyusui bayi pada payudara bahkan setelah menggunakan band.  Tindak lanjut dilakukan pada hari ke-3, hari 7, dan 4 minggu. Selama periode tindak lanjut, informasi yang dikumpulkan mengenai praktik menyusui, komplikasi (misalnya nyeri, band tergelincir, dll), dan apakah ibu masih menggunakan metode atau tidak.Chakrabarti K, Basu S. Management of flat or inverted nipples with simple rubber bands. Breast Med. 2011;0(0):1─5.
  • 7.  Proses ini pada dasarnya menempatkan karet gelang (lateks) sekitar pangkal puting, sehingga membuatnya menonjol.  Rubber band ini dapat dipasang dengan tangan, tapi lebih nyaman menggunakan jarum suntik. Standar keliling tepi lateks yang dianjurkan adalah sekitar 10 cm.  Hasil: 3 % bayi pada ibu yang dipasang rubber band bisa mencapai perlekatan yang baik dalam waktu 3 hari, dan sisanya pada akhir bulan, tidak ada komplikasi seperti sakit atau tergelincir dari band yang dilaporkan. Chakrabarti K, Basu S. Management of flat or inverted nipples with simple rubber bands. Breast Med. 2011;0(0):1─5.
  • 8. B. Gangguan Masa Pasca Persalinan Dini 1. Puting Lecet (Sore Nipples) Dalam beberapa literatur, penelitian tentang mencegah atau mengobati puting lecet : Mohammad zadeh et al ASI untuk penyembuhan yang lebih baik . Tanchev et al lanolin murni (Lansinoh) baik untuk pencegahan dan pengobatan.
  • 9. Kuscu et al Air hangat dan sabun yang mirip dengan dexpanthenol dapat mencegah nyeri puting. Melli et al Gel peppermint untuk puting lecet lebih efektif bila dibandingkan dengan plasebo dan lanolin.
  • 10. Oguz S, Isik S, Cakir Gungor AN, Seker M, Ogretmen Z. Protective efficacy of olive oil for sore nipples during nursing. J Family Med Community Health. 2014;1(4):1021.  Posisi menyusui yang benar.  Kantong teh hijau yang direndam dengan air hangat, minyak kelapa murni, madu dan kompres air hangat membantu proses penyembuhan puting lecet.  Minyak zaitun terdiri dari flavonoid, antioksidan, antibakteri, anti jamur, senyawa ini juga telah teruji untuk berbagai gangguan kulit, seperti dermatitis atopik, ruam popok, dan perawatan kulit bayi prematur.
  • 11. 2. Bengkak pada Payudara (Engorgement) Pengobatan untuk pembengkakan payudara bisa dilakukan dengan akupuntur, daun kubis, kompres gel dingin, pengobatan farmakologi. Selain itu, pemijatan dengan lembut, sering menyusui, posisi menyusui yang benar, dan kompres hangat pada payudara bisa meringankan nyeri.
  • 12. 3. Mastitis  Penatalakasanaan mastitis:  Pendidikan kesehatan dan peer support pada waktu antenatal.  Pengosongan ASI yang adekuat dengan pompa atau manual.
  • 13.  Pijatan sebelum dan selama menyusui untuk memfasilitasi pengeluaran ASI dari payudara dan melembutkan jaringan payudara ketika mengalirkan ASI.  Menghindari stress.  Penggunaan antibiotic provilaksis. Pada dasarnya ibu masih dapat melanjutkan proses menyusui , bila menyusui sangat menyakitkan, ASI harus tetap dikeluarkan untuk mencegah progresivitas penyakit
  • 14. 4. Abses Payudara Abses payudara disebabkan oleh bakteri paling sering staphylococcus aureus yang masuk melalui laserasi kecil pada kulit seperti puting retak, puting lecet dan berkembang biak di saluran laktiferus stagnan. Tanda dan gejala abses payudara adalah terdapat benjolan, nyeri, kemerahan, bengkak, demam dan malaise, serta pembesaran kelenjar getah bening aksila
  • 15. Taylor dan Way menjelaskan tindakan pengobatan abses payudara:  Analgesik : ibuprofen dianggap paling efisien membantu untuk mengurangi peradangan dan edema. Parasetamol sebagai alternatif. Tramadol dan opioid lainnya dihindari karena memiliki efek depresan sistem saraf pusat pada bayi baru lahir.  Menggunakan penyangga payudara yang menopang untuk mengurangi pergerakan organ sehingga rasa sakit dan edema dapat berkurang.
  • 16.  Peran daun kubis: kompres daun kubis efektif mengurangi rasa sakit dan pembengkakan payudara.  Mengosongkan payudara : pengosongan payudara merupakan aspek penting dalam manajemen infeksi payudara yang kadang-kadang diabaikan Menyusui harus dilanjutkan pada payudara yang tidak terkena abses, menyusui dari payudara yang terkena dapat dilanjutkan setelah perawatan mulai. Kataria K, Sriwastava A, Dhar A. Management of lactational mastitis and breast abscesses: review of current knowledge and practice. Indian J Surg. (November–December 2013) 75(6):430–435. DOI 10.1007/s12262-012-0776-1.
  • 17. Gangguan Masa Persalinan Lanjut Sindrom ASI Kurang Penyebab ASI berkurang yaitu adanya sumbatan pada payudara, posisi yang salah saat menyusui, dan penggunaan alat kontrasepsi. Kenyataannya, ASI sebenarnya tidak kurang. Sehingga terkadang timbul masalah bahwa ibu merasa ASInya tidak mencukupi dan ada keinginan untuk menambah dengan susu formula.
  • 18. Masalah Menyusui pada Keadaan Khusus 1. Ibu Melahirkan dengan Sectio Caesarea (SC) IMD bisa dilakukan oleh ibu dengan persalinan SC bila kondisi fisik ibu memungkinkan. Selanjutnya segera rawat gabung.
  • 19. 2. Ibu yang Sakit  Ibu terinfeksi HIV diminta memilih ASI eksklusif atau susu formula eksklusif. Sangat tidak dianjurkan untuk menyusui campur (mix feeding) karena berdampak kurang optimalnya perlindungan yang diberikan ASI terhadap bayi. Apabila ibu memilih memberikan susu formula Eksklusif maka harus memenuhi persyaratan AFASS: – Acceptable – Feasible–Affordable– Sustainable–Safe.  Menghentikan ASI sementara dibenarkan bila ibu menderita penyakit yang sangat berat misalnya sepsis, gagal jantung, gagal ginjal atau kanker.  Ibu dengan penyakit Virus Herpes Simplex tipe 1 (HSV-1): kontak langsung antara luka pada payudara ibu dan mulut bayi sebaiknya dihindari sampai semua lesi aktif telah diterapi hingga tuntas. UNICEF/WHO. 2009. Alasan medis yang dapat diterima sebagai dasar penggunaan pengganti ASI. http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi- bin/sis/ htmlgen?LACT. diakses tanggal 10 September 2015
  • 20. Lanjutan…  Ibu dalam pengobatan: Obat-obatan psikoterapi jenis penenang, obat anti-epilepsi dan opioid dan kombinasinya, Radioaktif iodin- 131 , Penggunaan yodium atau yodofor topikal (misalnya povidone-iodine) secara berlebihan, terutama pada luka terbuka atau membran mukosa, dapat menyebabkan penekanan hormon tiroid atau kelainan elektrolit pada bayi yang mendapat ASI dan harus dihindari, dan sitotoksik kemoterapi mensyaratkan bahwa seorang ibu harus berhenti menyusui selama terapi.
  • 21. Lanjutan…  Ibu dengan Tuberkulosis: ibu dan bayi harus diterapi sesuai dengan pedoman tuberkulosis nasional  Penggunaan nikotin, alkohol, ekstasi, amfetamin, kokain, dan stimulan sejenis oleh ibu telah terbukti memiliki efek berbahaya pada bayi yang disusui;  Alkohol, opioid, benzodiazepin dan ganja dapat menyebabkan sedasi pada ibu dan bayi.  Ibu harus didorong untuk tidak menggunakan zat- zat tersebut, dan diberi kesempatan dan dukungan untuk tidak lagi terlibat di dalamnya.UNICEF/WHO. 2009. Alasan medis yang dapat diterima sebagai dasar penggunaan pengganti ASI. http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi- bin/sis/ htmlgen?LACT. diakses tanggal 10 September 2015
  • 22. Depkes, RI, 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor450/MENKES/IV/ Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di Indonesia, Jakarta 3. Ibu Hamil Kandungan ASI dari ibu hamil yang sedang menyusui akan memiliki kuantitas dan kualitas yang berkurang apalagi memasuki usia kehamilan trimester kedua. sepanjang ibu sehat tidak ada teori yang membuktikan menyusui dapat memicu keguguran atau persalinan prematur. Menyusui dapat diteruskan jika kondisi kehamilan dinyatakan sehat dan normal oleh dokter dan usia bayi di bawah 6 bulan.
  • 23. Masalah Menyusui Pada Bayi 1. Bingung Puting (Nipple confusion) Neifert et.al membagi bingung puting menjadi 2 : tipe A kesulitan neonatus dalam menempelkan dan menghisap ASI dari payudara, tipe B bayi yang menolak menyusu melalui payudara ibu dan lebih memilih menyusu dari botol karena bayi tidak mampu untuk beradaptasi dengan mekanisme menghisap yang berbeda antara payudara ibu dan botol.
  • 24. Lanjutann… Zimmerman E, Thompson K. Clarifying nipple confusion. J Perin. 2015:1─5.  Tanda-tanda: mengisap puting seperti menghisap dot, menghisap terbutus-putus dan sebentar, bayi menolak menyusu.  Tindakan: Membatasi penggunaan dot dalam memberikan susu, jika terpaksa berikan dengan sendok atau pipet.  Bayi yang menggunakan dot pada 1 bulan pertama ASI akan beresiko 4 kali lebih besar untuk mengalami bingung puting.
  • 25. 2. Bayi Kembar  Posisi yang disarankan untuk menyusui bayi kembar adalah football hold, Cradle hold, dan kombinasi keduanya (posisi sejajar) Cinar DN, Alvur MT, Kose D, Nemut T. Breastfeeding twins: a qualitative study. J health popul nutr. 2013 Dec;3(1):504-509
  • 26. 3. Bayi dengan Lidah Pendek (Tongue-tie) Kondisi ini terjadi jika frenulum (jaringan ikat yang menghubungkan dasar lidah dengan ujung lidah bagian bawah/ tali lidah) lidah bayi terlalu pendek sehingga mobilitas lidah terbatas
  • 27.  Cara menyusui : Ibu membantu dengan menahan kedua bibir bayi segera setelah bayi dapat menangkap puting dan areola dengan benar. Sebaiknya langsung menemui konselor/konsultan laktasi untuk diperiksakan dengan memperbaiki dulu posisi dan perlekatan menyusui. Bila hal ini tidak membantu, maka pada lidah bayi perlu dilakukan tindakan frenotomi.
  • 28. 4. Bayi dengan Bibir Sumbing  Bayi dengan bibir sumbing sulit melekat di payudara ibu dan sulit mengisap ASI  Jika bayi tidak bisa menyusu, perah ASI dan berikan dengan menggunakan sendok, pipet, atau dot panjang.  Jika bibir yang sumbing tidak parah, susui bayi. Masukkan satu jari ibu untuk menutup rongga di mulut bayi, agar rongga itu “terisi” dan bayi bisa mengisap normal.
  • 29. 5. Bayi Prematur  Bayi yang lahir usia 28 minggu sudah dapat meraih payudara ibu, usia 30 minggu dapat melekat dan menyusu langsung, usia 32 minggu dapat menyusu penuh.  Bukti-bukti menunjukkan bahwa metabolisme bayi prematur jauh lebih stabil ketika kontak kulit ke kulit di bandingkan dalam inkubator.  Ibu yang melakukan metode Kangguru ini dapat memproduksi ASI lebih banyak, ia dapat menyusui bayinya lebih segera dan bayi akan menyusu lebih baik.  Bayi-bayi di mana ASI tetap merupakan pilihan makanan terbaik tetapi mungkin membutuhkan makanan lain selain ASI untuk jangka waktu terbatas
  • 30. Bayi yang seharusnya tidak menerima ASI atau susu lainnya kecuali formula khusus:  Bayi dengan galaktosemia klasik: diperlukan formula khusus bebas galaktosa.  Bayi dengan penyakit kemih beraroma sirup mapel/maple syrup urine disease: diperlukan formula khusus bebas leusin, isoleusin dan valin.  Bayi dengan fenilketonuria: dibutuhkan formula khusus bebas fenilalanin (dimungkinkan beberapa kali menyusui, di bawah pengawasan ketat).  Bayi baru lahir yang berisiko hipoglikemia berdasarkan gangguan adaptasi metabolisme atau peningkatan kebutuhan glukosa (seperti pada bayi prematur, kecil untuk umur kehamilan atau yang mengalami stres iskemik / intrapartum hipoksia yang signifkan, bayi-bayi yang sakit dan bayi yang memiliki ibu pengidap diabetes) jika gula darahnya gagal merespon pemberian ASI baik secara langsung maupun tidak langsung. UNICEF/WHO. 2009. Alasan medis yang dapat diterima sebagai dasar penggunaan pengganti ASI. http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi- bin/sis/ htmlgen?LACT. diakses tanggal 10 September 2015